PENERAPAN MODEL CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP IPA.

(1)

PENERAPAN MODEL

CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE

(CLIS)

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP IPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Annis Desiliani

0904088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Penerapan Model

Children’s Learning In Science

(CLIS)

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA

Oleh Annis Desiliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Annis Desiliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP IPA

Oleh Annis Desiliani

0904088

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA pada materi perubahan kenampakan bulan yaitu sebesar 61, selain itu dalam penyampaian konsep IPA yang abstrak diatasi dengan penjelasan guru dengan bantuan media gambar saja padahal pembelajaran IPA sebaiknya melalui proses penemuan. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan penguasaan konsep IPA melalui penerapan model Children’s Learning in Science (CLIS). Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan peningkatan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen melalui penerapan model CLIS dan kelas kontrol melalui penerapan model konvensional, (2) mendeskripsikan perbedaan peningkatan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui instrumen tes tertulis. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental

dengan Nonequvalent Control Group Design. Sampel untuk kelas eksperimen adalah SDN Buahbatu dan kelas kontrol adalah SDN Suntenjaya 1. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil tes penguasaan konsep yang signifikan pada kelas yang menerapkan model CLIS dan model konvensional. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mampu meningkatkan penguasaan konsep lebih optimal melalui penerapan model CLIS sebaiknya tes tertulis mengarah kepada penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari, serta penggunaan LKS sebaiknya mampu merubah konsepsi awal siswa.


(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF CHILDREN'S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) MODELS TO IMPROVE THE MASTERY OF SCIENCE CONCEPT

by Annis Desiliani

0904088

This research is motivated by the lack of science learning outcomes in moon phases matery in the amount of 61, as well as in the delivery of the abstract science concepts addressed by the teacher's explanations with the help of picture when learning science should be through the discovery process. This study focused on improving the mastery of science concepts through the application of the Children's Learning in Science (CLIS). Goals to be achieved in this study are: (1) describe the increasing mastery of science concepts through the application of the experimental class and the control class CLIS models through the application of conventional models, (2) describe the differences increased mastery of science concepts in the experimental class and the control class through the written test instrument. The research method used is Nonequvalent Quasi-Experimental Control Group Design. Samples for the experimental class is SDN Buahbatu and the control class is SDN Suntenjaya 1. The results showed an increase mastery of science concepts are significant in experiment class and control class. But, there is no significant difference increase in mastery of science concepts experiment class and control class.To be able improve optimal the mastery of concepts through the application of CLIS written test should lead to the application of the concept in everyday life, as well as the use of worksheets should be able to change the students initial conceptions.


(6)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

F. Hipotesis ... 4

G. Definisi Operasional ... 5

BABIIIIHUBUNGAN PENERAPAN MODEL CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DAN MODEL KONVENSIONAL DENGAN PENGUASAAN KONSEP IPA DI SEKOLAH DASAR A. Model Pembelajaran Children’s Learning in Science (CLIS) .... 6

B. Model Pembelajaran Konvensional ... 11

C. Penguasaan Konsep ... 13

D. Tinjauan Pembelajaran Konsep Perubahan Kenampakan Bulan . 14 E. Penelitian yang Relevan ... 18


(7)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 19

B. Subyek Penelitian ... 20

C. Instrumen Penelitian ... 20

D. Tahap Pengembangan Instrumen ... 22

E. Prosedur Penelitian ... 26

F. Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... .. 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 73


(8)

vi

DAFTAR TABEL

2.1 Tahapan, Tujuan, dan Metode yang Digunakan CLIS dalam

Kegiatan Pembelajaran ... 10

2.2 SK dan KD Materi Perubahan Kenampakan Bulan ... 15

3.1 Kisi-kisi Soal Pretest Perubahan Kenampakan Bulan ... 20

3.2 Kisi-kisi Soal Posttest Perubahan Kenampakan Bulan ... 21

3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Model CLIS ... 21

3.4 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ... 23

3.5 Koefisien Reliabilitas ... 23

3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ... 24

3.7 Kategori Tingkat Kesukaran ... 25

3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 25

3.9 Interpretasi Indeks Gain ... 30

4.1 Deskripsi Statistik Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 35

4.2 Data Gain Ternormalisasi Penguasaan Konsep IPA Kelas Eksperimen ... 36

4.3 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 37

4.4 Uji Perbedaan Dua Rerata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .. 38

4.5 Deskripsi Statistik Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 39

4.6 Data Gain Ternormalisasi Penguasaan Konsep IPA Kelas Kontrol . 39 4.7 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 40

4.8 Uji F Varians Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 41

4.9 Uji Perbedaan Dua Rerata Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 42

4.10 Deskripsi Statistik Data Pretest ... 43

4.11 Uji Normalitas Data Pretest ... 44

4.12 Uji Perbedaan Dua Rerata Data Pretest ... 45

4.13 Deskripsi Statistik Data Posttest ... 46

4.14 Uji Normalitas Data Posttest ... 47

4.15 Uji F Varians Data Posttest ... 48


(9)

vii

4.17 Rerata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol untuk Setiap Indikator ... 50 4.18 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Sumber Cahaya

Bulan ... 51 4.19 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Bentuk Muka

Bulan dan Perubahannya dari Hari ke Hari ... 51 4.20 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Kenampakan

Bulan Berdasarkan Posisinya ... 52 4.21 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menggambarkan

Bentuk-bentuk Fase Bulan ... 53 4.22 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ... 53 4.23 Rekapitulasi Observasi Keterlaksanaan RPP ... 55


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tahapan Model Pembelajaran CLIS ... 9

2.2 Kedudukan Bumi, Bulan, dan Matahari pada Fase Bulan ... 16

2.3 Perubahan Kenampakan Bulan ... 17

3.1 Diagram Nonequivalent Control Group Design ... 19

3.2 Model Kotak Fase Bulan ... 28

3.3 Media Gambar Perubahan Kenampakan Bulan ... 28

4.1 Rerata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

4.2 Rekapitulasi Rerata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Setiap Indikator ... 62

4.3 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Sumber Cahaya Bulan ... 63

4.4 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Bentuk Muka Bulan dan Perubahannya dari Hari ke Hari ... 63

4.5 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menjelaskan Kenampakan Bulan Berdasarkan Posisinya ... 65

4.6 Rerata Pretest dan Posttest Indikator Menggambarkan Bentuk-bentuk Fase Bulan ... 66


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A1. Analisis Mata Pelajaran ... 73

A2. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 75

A3. RPP Kelas Eksperimen ... 76

A4. RPP Kelas Kontrol ... 81

A5. LKPD Kelas Eksperimen ... 86

A6. LKPD Kelas Kontrol ... 88

A7. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ... 89

A8. Kisi-kisi Instrumen Pretest ... 94

A9. Kisi-kisi Instrumen Posttest ... 98

A10. Soal Uji Coba Instrumen ... 102

A11. Soal Pretest ... 104

A12. Soal Posttest ... 105

A13. Angket Siswa ... 106

A14. Lembar Observasi terhadap Guru Kelas Eksperimen ... 107

A15. Lembar Observasi terhadap Siswa Kelas Eksperimen ... 112

A16. Lembar Observasi terhadap Guru Kelas Kontrol ... 116

A17. Lembar Observasi terhadap Siswa Kelas Kontrol ... 120

LAMPIRAN B B1. Penyajian Data Uji Coba Instrumen ... 124

B2. Data Hasil Uji Validitas Instrumen ... 125

B3. Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 129

B4. Penyajian Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Soal Keseluruhan 130

B5. Data Hasil Daya Pembeda Instrumen ... 132

B6. Data Hasil Indeks Kesukaran Instrumen ... 132


(12)

x

LAMPIRAN C

C1. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 134

C2. Data Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 138

C3. Analisis Data Peningkatan Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen . 140 C4. Analisis Data Peningkatan Penguasaan Konsep Kelas Kontrol ... 145

C5. Analisis Data Pretest... 151

C6. Analisis Data Posttest ... 152

C7. Analisis Data Per Indikator ... 154

LAMPIRAN D D1. Foto Penelitian ... 159


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan upaya penguasaan kumpulan pengetahuan mengenai alam yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip, serta sebagai suatu proses penemuan. Penguasaan konsep-konsep ilmiah IPA merupakan landasan untuk melakukan proses penemuan yang nantinya akan memunculkan konsep-konsep baru dalam diri siswa. Seperti yang diungkapkan oleh James Conant (Samatowa, 2010:

1) „sains merupakan suatu deretan konsep serta skema konseptual yang

berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan

dieksperimentasikan lebih lanjut‟.

Dahar (1996: 79) menyatakan bahwa “belajar konsep merupakan

hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi”. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, salah satu konsep yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran IPA sekolah dasar adalah perubahan kenampakan bulan. Konsep ini bersifat konkret karena fase-fase bulan dapat dilihat siswa ketika malam hari namun penyebab terjadinya fase bulan tersebut masih bersifat abstrak. Konsep perubahan kenampakan bulan akan sulit dipahami siswa apabila pembelajaran hanya berpusat pada guru saja, jadi perlu dirancang pembelajaran yang memberi kesempatan agar siswa lebih aktif. Konsep ini merupakan prasyarat untuk memahami konsep lain seperti revolusi dan rotasi benda langit, tata surya.


(14)

2

Pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya di Gugus VI Cibodas Suntenjaya Kecamatan Lembang masih berpusat pada guru dan jarang melibatkan aktivitas siswa. Keterbatasan sarana dan waktu menjadi alasan kurangnya kegiatan siswa untuk melakukan pengamatan atau percobaan. Penyampaian konsep IPA yang abstrak diatasi dengan menunjukkan gambar saja dan dilanjutkan dengan penjelasan serta terkadang mengadakan diskusi kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki wawasan yang terbatas dalam hal variasi pendekatan dan metode mengajar, akibatnya kemampuan yang dimiliki siswa kebanyakan didapat dari proses menghafal bukan dari proses pemahaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Dahar (1996: 114) yang menjelaskan bahwa masih banyak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang menolong siswa untuk menentukan dan menggunakan konsep-konsep yang mereka miliki sebelumnya untuk diasimiliasikan dengan pengetahuan yang baru, akibatnya siswa hanya belajar hafalan.

Keadaan tersebut merupakan salah satu faktor belum optimalnya hasil belajar siswa yang juga mengindikasikan penguasaan konsep siswa yang belum tuntas. Berdasarkan observasi awal didapatkan bahwa rata-rata hasil belajar IPA khususnya materi perubahan kenampakan bulan siswa adalah 61 dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah sebesar 65, tampak perlu ada perbaikan pembelajaran agar pencapaian siswa meningkat.

Untuk meningkatkan penguasaan konsep secara optimal diperlukan sebuah model pembelajaran yang memperhatikan pengetahuan awal siswa sebagai proses awal dari sebuah kegiatan belajar dan keterlibatan siswa dalam menemukan konsep melalui pengamatan. Model pembelajaran yang karakteristiknya mencakup hal-hal tersebut adalah Children’s Learning in

Science (CLIS).

Model CLIS yang dikembangkan oleh Needham (Asshabag, 2012: 5) merupakan model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dengan memperhatikan konsep awal siswa, pembelajaran


(15)

3

berpusat pada siswa melalui aktivitas hands-on/minds-on dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Diharapkan penerapan model ini dikaitkan dengan konsep perubahan kenampakan bulan dapat membantu siswa memahami konsep lebih baik.

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model

Children’s Learning in Science (CLIS) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan model

Children’s Learning in Science (CLIS) dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA?”

Agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen dengan menggunakan model CLIS dan kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen yang menggunakan model CLIS dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan yang dilakukan tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada model konvensional yang dimaksud adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan guru di sekolah yang tahapannya terdiri dari (a) kegiatan pendahuluan melalui kegiatan tanya jawab, (b) inti pembelajaran yaitu siswa menyimak informasi yang diberikan guru dan berdiskusi, (c) penutup yaitu guru mengajak siswa


(16)

4

D. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model CLIS dan kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional.

2. Mendeskripsikan perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model CLIS dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Bagi siswa

Siswa mampu memiliki penguasaan konsep yang lebih baik yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Siswa mampu belajar bekerja sama dalam kelompok.

2. Bagi guru

Model CLIS dapat dijadikan alternatif pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran IPA dapat lebih bermakna.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi penelitian selanjutnya.

F. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Penerapan model Children’s Learning in Science (CLIS) dapat meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan bulan lebih baik dibandingkan penerapan model konvensional”.


(17)

5

G. Definisi Operasional

1. Model CLIS adalah model pembelajaran yang berusaha menggali pengalaman siswa untuk pembentukan konsep baru dengan tahapan berikut: (1) orientasi melalui pemusatan perhatian siswa, (2) pemunculan gagasan dengan meminta siswa menuliskan pemahaman awal mereka mengenai materi perubahan kenampakan bulan, (3) penyusunan ulang gagasan dengan melakukan percobaan, (4) penerapan gagasan melalui kegiatan menjawab pertanyaan yang terkait dengan percobaan, dan (5) pemantapan gagasan melalui peninjauan ulang gagasan ulang siswa dan membandingkannya dengan gagasan baru berkaitan dengan materi perubahan kenampakan bulan untuk menguatkan siswa terhadap konsep yang mereka dapatkan. Model ini diterapkan di kelas eksperimen.

2. Model konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan guru di sekolah yang tahapannya terdiri dari (a) kegiatan pendahuluan melalui kegiatan tanya jawab, (b) inti pembelajaran yaitu siswa menyimak informasi yang diberikan guru melalui ceramah dan berdiskusi, (c) penutup yaitu guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberikan tes. Model ini diterapkan di kelas kontrol.

3. Penguasaan konsep adalah hasil tes uraian siswa mengenai konsep perubahan kenampakan bulan yang terdiri dari sumber cahaya bulan, kenampakan bulan, dan posisi bulan dengan indikator menjelaskan sumber cahaya bulan, menjelaskan bentuk muka bulan dan perubahannya dari hari ke hari, menjelaskan kenampakan bulan berdasarkan posisinya, dan menggambarkan bentuk-bentuk fase bulan.


(18)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 77).

Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design dimana kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih

secara random (Sugiyono, 2011: 79). Diagramnya tampak seperti gambar berikut:

Pretest Posttest

Eksperimen O X O

Kontrol O O

Gambar 3.1

Diagram Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

- Pada kelas eksperimen diambil data mengenai penguasaan konsep awal siswa sebelum diberi perlakuan melalui pretest dan diberikan perlakuan model Children’s Learning in Science (CLIS) lalu diambil data kembali untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa melalui posttest setelah diberikan perlakuan.

- Pada kelas kontrol diambil data mengenai penguasaan konsep awal siswa sebelum diberi perlakuan melalui pretest dan diberikan perlakuan model konvensional lalu diambil data kembali untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa melalui posttest


(19)

20

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Gugus VI Cibodas Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012-2013. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester Genap. Adapun sampel yang diambil sebanyak dua kelas yaitu SDN Buahbatu sebagai kelas eksperimen dan SDN Suntenjaya I sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Penguasaan Konsep Perubahan Kenampakan Bulan

Tes yang digunakan berbentuk soal uraian untuk mengukur penguasaan konsep perubahan kenampakan bulan yang dimiliki siswa. Tes ini diujikan sebelum dan setelah pembelajaran.

- Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

penguasaan konsep yang dimiliki siswa sebelum diberikan tindakan. Soal yang diberikan ketika pretest sejumlah 8 soal uraian. Kisi-kisi dari butir soal pretest perubahan kenampakan bulan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Soal Pretest Perubahan Kenampakan Bulan

No. Indikator No Soal

1 Menjelaskan sumber cahaya bulan 1,2 2 Menjelaskan bentuk muka bulan dan

perubahannya dari hari ke hari

3,4,5

3 Menjelaskan kenampakan bulan berdasarkan posisinya

6 4 Menggambarkan bentuk-bentuk fase bulan 7,8

Jumlah butir soal 8


(20)

21

kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol. Soal yang diberikan ketika posttest sejumlah 10 soal uraian. Kisi-kisi dari butir soal posttest perubahan kenampakan bulan dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Posttest Perubahan Kenampakan Bulan

No. Indikator No Soal

1 Menjelaskan sumber cahaya bulan 1,2 2 Menjelaskan bentuk muka bulan dan

perubahannya dari hari ke hari

3,4,5,6

3 Menjelaskan kenampakan bulan berdasarkan posisinya

7 4 Menggambarkan bentuk-bentuk fase bulan 8,9,10

Jumlah butir soal 10

2. Angket

Angket dibuat untuk mengetahui respon siswa tentang penggunaan model pembelajaran CLIS di kelas. Jadi angket ini hanya diberikan pada siswa di kelas eksperimen. Pengisian angket oleh siswa dilaksanakan setelah semua kegiatan pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup yang terdiri dari beberapa pernyataan dengan pilihan jawaban “ya”

atau “tidak”. Kisi-kisi pertanyaan yang diajukan dalam angket dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Model CLIS

No Aspek yang Ditanyakan Nomor Soal 1 Pembelajaran dengan model CLIS 1, 2, 3 2 Keberanian mengungkapkan ide 4, 5, 6 3 Kegiatan pembelajaran melalui percobaan dan

pengamatan

7, 8, 9, 10, 11, 12 4 Kegiatan belajar secara berkelompol 13, 14 5 Kelebihan dan kekurangan model CLIS 15, 16, 17, 18


(21)

22

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan tahapan pembelajaran guru dan siswa. Lembar observasi guru bertujuan untuk mengamati kesesuaian tahapan pembelajaran yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, sedangkan lembar observasi siswa bertujuan untuk mengamati respon siswa terhadap tahapan pembelajaran yang dilakukan guru.

D. Tahap Pengembangan Instrumen

1. Tes Penguasaan Konsep

Pengujian instrumen menggunakan kelas V SDN Harapan 1 Cimahi dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang dengan waktu yang disediakan sebanyak 2x35 menit. Data uji coba yang diperoleh melalui tes diolah dengan beberapa tahapan. Sebelum tes diberikan kepada siswa maka instrumen ini perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian yang akan dilakukan adalah uji validitas instrumen, uji reliabilitas instrumen, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Uji coba dilakukan kepada kelas yang telah mempelajari konsep Perubahan Kenampakan Bulan. Berikut adalah tahapan dalam proses pengembangan instrumen:

a. Uji validitas instrumen

Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur (Surapranata, 2006: 50). Untuk menentukan validitas alat ukur digunakan korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Pearson (Surapranata, 2006: 58) seperti berikut:

r

xy

=

∑ ∑ ∑


(22)

23

(Surapranata, 2006: 58) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = Jumlah responden

x = Jumlah skor total (seluruh item)

y = Jumlah skor item

∑ = Jumlah perkalian antara x dengan y Tabel 3.4

Makna Koefisien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat rendah

(Surapranata, 2006: 59)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu (Surapranata, 2006: 49). Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan software AnatesV4.

Interpretasi harga koefisien reliabilitas yang menggunakan kategori perbaikan dari Guilford dalam Komalasari (2012: 42) disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kategori

0,80 < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < 0,80 Tinggi 0,40 < 0,60 Sedang 0,20 < 0,40 Rendah


(23)

24

c. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu (Surapranata, 2006: 23). Untuk mencari kelompok atas dan kelompok bawah, siswa diurutkan berdasarkan skor yang diperoleh. Lalu diambil 27% sebagai kelompok atas dan 27% sebagai kelompok bawah. Untuk menghitung indeks daya pembeda soal digunakan rumus berikut:

DP =

̅ ̅

(Suherman dan Sukjaya, dalam Susanto: 2008: 29) Keterangan :

DP = Daya Pembeda

̅ A = Rata-rata skor kelompok atas tiap butir soal ̅ B = Rata-rata skor kelompok bawah tiap butir soal

= Skor maksimum ideal

Interpretasi didasarkan pada klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (dalam Komalasari, 2012: 44) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Klasifikasi

0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik Sekali

d. Indeks Kesukaran

Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah:


(24)

25

(Surapranata, 2006: 17) Keterangan:

p = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ∑ = Jumlah skor x

Sm = Skor maksimum tiap soal

N = Jumlah peserta tes

Adapun kategori tingkat kesukaran dibedakan menjadi tiga kategori seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.7

Kategori Tingkat Kesukaran

Nilai p Kategori

p < 0,3 0,3 p 0,7

p > 0,7

Sukar Sedang Mudah

(Surapranata, 2006: 21) Berdasarkan hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran diperoleh kesimpulan bahwa instrumen tes yang digunakan dalam penelitian sejumlah 11 soal. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen

No

soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda

Indeks

Kesukaran Keterangan

2 Rendah

Sedang

Cukup Sukar Direvisi 4 Cukup Baik Sedang Dipakai 5 Cukup Cukup Sedang Dipakai 10 Cukup Baik Sedang Dipakai 11 Rendah Baik Sukar Direvisi 12 Rendah Cukup Sukar Direvisi 14 Rendah Cukup Sangat Sukar Direvisi 15 Rendah Baik Sedang Direvisi 16 Cukup Cukup Sedang Dipakai 17 Rendah Cukup Sangat Sukar Direvisi


(25)

26

18 Rendah Baik Sedang Direvisi Berdasarkan tabel 3.8 terdapat beberapa soal yang perlu dilakukan revisi sebelum dipakai dalam soal sebagai instrumen penguasaan konsep. Revisi yang dilakukan adalah dengan mengubah bentuk kalimat pertanyaan agar soal tersebut lebih jelas dipahami siswa dan mampu mengukur penguasaan konsep.

Soal pretest berjumlah delapan soal dengan menggunakan soal nomor 4, 5, 10, 11, 12, 15, 16, dan 17. Sedangkan untuk posttest

berjumlah 10 soal dengan menggunakan soal nomor 2, 4, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, dan 18. Soal untuk pretest dan posttest dibuat berbeda tetapi masih dalam indikator yang sama.

2. Angket

Pengembangan instrumen angket melalui pertimbangan (judgement) ahli yang sebelumnya di analisis terlebih dahulu aspek-aspek yang hendak diajukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model CLIS.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dikembangkan berdasarkan tahapan yang terdapat di dalam RPP yang sebelumnya telah melalui pertimbangan ahli. Lembar observasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dibedakan berdasarkan tahapan pembelajaran yang dilakukan. Lembar observasi kelas eksperimen dibuat berdasarkan tahapan pada model CLIS sedangkan lembar observasi kelas kontrol dibuat berdasarkan tahapan pada model konvensional.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan


(26)

27

a. Melakukan analisis kurikulum KTSP Sekolah Dasar, mempelajari teori belajar tentang CLIS dan mengkaji kedalaman serta keluasan materi Perubahan Kenampakan Bulan.

b. Melakukan observasi awal untuk mengetahui model pembelajaran yang biasa dilakukan guru, kondisi kelas dan fasilitas pembelajaran mengenai IPA pada materi perubahan kenampakan bulan dan hasilnya adalah pembelajaran sering menggunakan ceramah, jumlah siswa lebih dari 30 orang, serta fasilitas pembelajaran hanya tersedia gambar serta poster di dalam kelas. c. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian. Perangkat pembelajaran yang dibuat adalah: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dibuat untuk dua pertemuan, masing-masing di kelas eksperimen dengan menggunakan model CLIS dan kelas kontrol menggunakan model konvensional.

2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS diberikan satu kali selama pembelajaran. Pada kelas eksperimen LKS dirancang agar siswa mampu menemukan konsep berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan, sedangkan pada kelas kontrol LKS dirancang agar siswa mampu menerapkan kembali konsep yang telah didapatkan berdasarkan penjelasan guru.

3) Media pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah gambar perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari yang digunakan pada kelas eskperimen dan kelas kontrol, serta kotak fase bulan yang digunakan pada kelas eksperimen.


(27)

28

Gambar 3.2 Model Kotak Fase Bulan (Sumber: http://www.experiland.com)

Gambar 3.3

Media Gambar Perubahan Kenampakan Bulan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

d. Menyusun instrumen penelitian berupa soal uraian yang digunakan untuk pretest dan posttest yang sebelumnya telah dilakukan judgement dan uji coba.

e. Melakukan analisis data hasil uji coba instrumen dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 secara manual dan AnatesV4

untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.


(28)

29

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pretest pada pertemuan pertama di kelas kontrol dan kelas eksperimen selama 2x35 menit.

b. Melaksanakan proses pembelajaran melalui penerapan model CLIS pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pembelajaran pada masing-masing kelas dilaksanakan selama dua kali pertemuan masing-masing pertemuan adalah 2x35 menit. Pertemuan pertama pada kelas eksperimen digunakan siswa untuk membuat kotak fase bulan dan pertemuan kedua digunakan untuk melakukan pengamatan fase bulan serta penguatan konsep melalui media gambar yang ditunjukkan guru. Sedangkan pertemuan pertama pada kelas kontrol guru menjelaskan materi tentang perubahan kenampakan bulan dengan bantuan media gambar dan pertemuan kedua siswa melakukan diskusi kelompok tentang materi perubahan kenampakan bulan.

c. Melakukan observasi terhadap guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer untuk melihat kesesuaian RPP yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Pelaksanaan observasi dibantu lembar observasi.

d. Melaksanakan posttest pada pertemuan keempat di kelas kontrol dan kelas eksperimen selama 2x35 menit.

e. Pengambilan data respon siswa terhadap penerapan model CLIS pada kelas eksperimen melalui angket pada pertemuan kelima selama 1x35 menit.

3. Tahap Pengolahan Data

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengolahan data mencakup analisis data hasil penelitian dan penarikan kesimpulan. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deksriptif untuk melihat


(29)

30

kecenderungan yang muncul dalam proses penelitian. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan uji statistik.

F. Analisis Data

Proses analisis data untuk menguji hipotesis dilakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung skor jawaban pretest dan posttest siswa secara manual lalu diolah dalam bentuk softfile pada program Microsoft Excel 2007. Penentuan skor siswa adalah sebagai berikut:

Skor siswa = x 100

dan dilanjutkan dengan menghitung rerata dan standar deviasi skor

prestest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan

kelompok data skor siswa.

4. Menghitung besarnya peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui persamaan nilai gain ternormalisasi (Melzer dalam Nurani, 2011: 48).

Gain ternormalisasi =

Berdasarkan nilai gain ternormalisasi kemudian diterjemahkan sesuai kategori perolehan skor Hake (dalam Komalasari, 2012: 53 )yang terdapat di dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9

Interpretasi Indeks Gain

Gain Normalisasi <g> Interpretasi

<g> > 0,7 Tinggi 0,3 <g> 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah

5. Uji Normalitas

Untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak digunakan Chi kuadrat (X2). Uji normalitas untuk data pretest dan posttest


(30)

31

sedangkan uji normalitas untuk nilai setiap indikator penguasaan konsep menggunakan program SPSS 17.0 yaitu Shapiro Wilk-Test. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas secara manual (Riduwan, 2011: 121):

a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil c. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Strugess) d. Mencari nilai panjang kelas (i)

i =

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong f. Mencari rata-rata

̅

=

g. Mencari simpangan baku (standard deviasi)

s =

∑ ∑

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan

1) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: Z = ̅

3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada


(31)

32

baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n). i. Mencari chi-kuadrat hitung ( )

Rumus dari Chi Kuadrat hitung (X2).

X

2

=

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012: 49) Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat Hitung

fh = Frekuensi yang diharapkan

fi = Frekuensi/jumlah data hasil observasi

j. Membandingkan dengan

1) Menentukan tingkat kepercayaan sebesar 0,05

2) Derajat kebebasan (dk) = k – 1 lalu dicari pada tabel chi kuadrat maka di dapat

3) Kriteria :

> maka data tidak berdistribusi normal < maka data berdistribusi normal

Jika data berdistribusi normal maka selanjutnya digunakan uji homogenitas sedangkan jika data tidak berdistribusi normal menggunakan statistik non parametrik.

6. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas pada dua data sampel menggunakan program Microsoft Excel 2007 yaitu F-Test

Two-Sample for Variances. Lalu membandingkan nilai dengan

,

d

engan kriteria pengujian sebagai berikut (Riduwan, 2011: 120):


(32)

33

Jika berarti tidak homogen Jika berarti homogen 4. Uji Perbedaan Rerata Statistik Parametris

Statistik parametris digunakan untuk menguji hipotesis beda dua rata-rata sampel dengan syarat data berdistribusi normal. Untuk pengujian perbedaan rerata ini menggunakan program Microsoft Excel

2007 yaitu t-Tes: Paired Two Sample for Means untuk data

berdistribusi normal dengan jumlah n1=n2, t-Test: Two-Sample

Assuming Equal Variances untuk data yang homogen dengan jumlah

n1 n2 dan t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances untuk

data yang tidak homogen dengan jumlah n1 n2. Kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

-ttabel thitung ttabel maka Ho diterima

thitung memiliki harga lain maka Ho ditolak

5. Uji Perbedaan Rerata Statistik Non parametrik

Untuk melakukan uji perbedaan pada statistik non parametrik dapat digunakan uji Mann-Whitney dan Uji Wilcoxon.

a. Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney digunakan untuk sampel yang saling bebas dan tidak bergantungan. Uji Mann-Whitney ini menggunakan program SPSS 17.0 dengan derajat kebebasan = 0,05 dan menetukan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima

Jika nilai signifikansi (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak

b. Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon adalah uji perbedaan rerata sebagai pengganti uji-t apabila datanya tidak memenuhi syarat uji-t. Bedanya dengan Uji Mann-Whitney, uji Wilxocon ini digunakan untuk dua sampel bergantungan, berhubungan, atau berkorelasi (Ruseffendi, 1998: 402). Untuk uji Wilcoxon ini menggunakan


(33)

34

program Microsoft Excel 2007 yaitu z-Test: Two Sample for

Means dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

-Zkritis < Z < Zkritis maka Ho diterima

Z > Zkritis atau Z < - Zkritis maka Ho ditolak

6. Pengolahan Data Angket

Pengolahan data angket mengenai respon siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model CLIS. Pengolahan angket dihitung persentasenya dan dijelaskan dalam bentuk deskripsi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Sudjana dalam Fatimah, 2010: 50):

Persentase =

x100%

7. Pengolahan Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar Observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Sedangkan pengolahannya adalah sebagai berikut:

Keterlaksanaan RPP=


(34)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Children’s Learning in

Science (CLIS) dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA. Secara

khusus kesimpulan dalam penelitian ini sesuai dengan pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA secara signifikan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA secara signifikan pada kelas kontrol.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen yang menggunakan model CLIS dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian maka peneliti memberikan saran agar penerapan model CLIS lebih optimal sebagai berikut:

1. Tes tertulis yang diberikan kepada siswa sebaiknya mengarah kepada penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

2. LKS yang diberikan sebaiknya mampu mengubah konsepsi awal siswa menjadi konsep yang sesuai dengan kaidah keilmuan melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar dan informasi yang tersedia di dalam lingkungan siswa.

3. Sebaiknya guru mempersiapkan tahapan dalam model pembelajaran secara matang terutama pada waktu dan fasilitas pembelajaran di setiap tahapannya agar keterlaksanaan pembelajaran lebih optimal.


(35)

69

4. Diharapkan dilakukan penelitian selanjutnya yang mengkaji penerapan model CLIS pada tingkatan kelas atau konsep lain di sekolah dasar.


(36)

70

DAFTAR PUSTAKA

Asshabag, S. M. N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning

in Science (CLIS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan

Pemahaman Konsep Hukum Newton Siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Mendiknas.

Devi, P.K., dan Anggraeni, S. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, S. 2008. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing. Experiland. 2013. Learn About The Phases of The Moon With Your Own Moon

Box [Online]. Tersedia : http://www.experiland.com/html_projects/EA/10111802_EA_Learn%20ab out%20the%20phases%20of%20the%20moon%20with%20your%20own %20moon%20box.htm [15 April 2013]

Fatimah, Yusinta Annisa. 2012. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa yang Melakukan Praktikum Virtual dan Siswa yang Melakukan

Praktikum Konvensional. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Harlen, W. 1992. The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London: David Fulton Publisher.

Ismail, A. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis pada SPS UPI Bandung. tidak

diterbitkan.

Joyce, B., Marsha W. & Emily C. 2011. Models of Teaching: Model-Model


(37)

71

Komalasari. 2012. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang

Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak

diterbitkan.

Moestofa, M., dan Sondang, M. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Radio Penerima di SMK Negeri 3 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro [Online], Vol 2 (1), 7 halaman. Tersedia: http://www.scribd.com/mobile/doc/122898602/width=240 [4 Juli 2013] Nuraeni, R. 2011. Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD

Tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf Siswa SMA.

Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi, E. T. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhartanti, D., dan Susantiningsih. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV

SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, H., dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan

MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Surapranata, S. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes:

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanto, F. H. 2008. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 40 Bandung. Skripsi pada FKIP UNPAS. Tidak diterbitkan.

Sutarno, N. 2009. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


(38)

72

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat. Jakarta: Gramedia.

Wati. 2010. Penggunaan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SD pada Konsep


(1)

program Microsoft Excel 2007 yaitu z-Test: Two Sample for Means dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

-Zkritis < Z < Zkritis maka Ho diterima Z > Zkritis atau Z < - Zkritis maka Ho ditolak 6. Pengolahan Data Angket

Pengolahan data angket mengenai respon siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model CLIS. Pengolahan angket dihitung persentasenya dan dijelaskan dalam bentuk deskripsi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Sudjana dalam Fatimah, 2010: 50):

Persentase =

x100%

7. Pengolahan Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar Observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Sedangkan pengolahannya adalah sebagai berikut:

Keterlaksanaan RPP=


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Children’s Learning in

Science (CLIS) dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA. Secara khusus kesimpulan dalam penelitian ini sesuai dengan pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA secara signifikan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA secara signifikan pada kelas kontrol.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen yang menggunakan model CLIS dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian maka peneliti memberikan saran agar penerapan model CLIS lebih optimal sebagai berikut:

1. Tes tertulis yang diberikan kepada siswa sebaiknya mengarah kepada penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

2. LKS yang diberikan sebaiknya mampu mengubah konsepsi awal siswa menjadi konsep yang sesuai dengan kaidah keilmuan melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar dan informasi yang tersedia di dalam lingkungan siswa.

3. Sebaiknya guru mempersiapkan tahapan dalam model pembelajaran secara matang terutama pada waktu dan fasilitas pembelajaran di


(3)

4. Diharapkan dilakukan penelitian selanjutnya yang mengkaji penerapan model CLIS pada tingkatan kelas atau konsep lain di sekolah dasar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asshabag, S. M. N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning

in Science (CLIS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Hukum Newton Siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Mendiknas.

Devi, P.K., dan Anggraeni, S. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, S. 2008. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing. Experiland. 2013. Learn About The Phases of The Moon With Your Own Moon

Box [Online]. Tersedia :

http://www.experiland.com/html_projects/EA/10111802_EA_Learn%20ab out%20the%20phases%20of%20the%20moon%20with%20your%20own %20moon%20box.htm [15 April 2013]

Fatimah, Yusinta Annisa. 2012. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa yang Melakukan Praktikum Virtual dan Siswa yang Melakukan Praktikum Konvensional. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Harlen, W. 1992. The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London: David Fulton Publisher.

Ismail, A. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis pada SPS UPI Bandung. tidak diterbitkan.

Joyce, B., Marsha W. & Emily C. 2011. Models of Teaching: Model-Model Pembelajaran (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Komalasari. 2012. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Moestofa, M., dan Sondang, M. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Radio Penerima di SMK Negeri 3 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro

[Online], Vol 2 (1), 7 halaman. Tersedia:

http://www.scribd.com/mobile/doc/122898602/width=240 [4 Juli 2013] Nuraeni, R. 2011. Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD

Tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf Siswa SMA.

Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi, E. T. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhartanti, D., dan Susantiningsih. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, H., dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Surapranata, S. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes:

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanto, F. H. 2008. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 40 Bandung. Skripsi pada FKIP UNPAS. Tidak diterbitkan.

Sutarno, N. 2009. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


(6)

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Wati. 2010. Penggunaan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SD pada Konsep Cahaya. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.