PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON.

(1)

PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

FUJI DZULHIJAH 0904621

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON

Oleh

FUJI DZULHIJAH 0904621

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I

Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd. NIP. 195606021981111001

Penguji II

Drs. Dadan Djuanda M.Pd. NIP. 196311081988031001

Penguji III

Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002 Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 19801125 200501 2 002


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

FUJI DZULHIJAH 0904621

PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I,

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd. NIP. 195703021980031002

Pembimbing II,

Drs. Dadan Djuanda M.Pd. NIP. 196311081988031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 19801125 200501 2 002


(4)

PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON

Oleh

FUJI DZULHIJAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

©Fuji Dzulhijah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Permainan Kartu Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon” adalah benar – benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang diajtuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saat ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

FUJI DZULHIJAH NIM. 0904621


(6)

i DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9


(7)

ii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Hakikat Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 12

2. Menulis ... 12

a. Pengertian Menulis... 12

b. Tujuan Menulis ... 13

c. Jenis – jenis Menulis di Sekolah Dasar ... 14

3. Puisi ... 15

a. Pengertian Puisi ... 15

b. Macam – macam Puisi ... 16

c. Penyimpangan Bahasa dalam Puisi ... 17

4. Menulis Puisi ... 18

a. Pengertian Menulis Puisi ... 18

b. Teknik Penulisan Puisi ... 19

5. Permainan Kartu Kata ... 21

a. Pengertian Permainan ... 21

b. Pengertian Kartu Kata ... 22

c. Permainan Kartu Kata dalam Menulis Puisi... 22

B. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

1. Lokasi Penelitian ... 24


(8)

iii

B. Subjek Penelitian ... 25

C. Metode dan Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian... 29

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 29

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 29

3. Tahap Observasi ... 31

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 32

E. Instrumen Penelitian... 33

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

G. Validasi Data ... 42

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Paparan Data Awal ... 44

1. Paparan Data Proses ... 44

2. Paparan Data Hasil ... 46

B. Paparan Data Tindakan ... 50

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 50

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 50

b. Paparan Data Proses Siklus I... 53

c. Paparan Data Hasil Siklus I... 62

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 68

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 71

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 71


(9)

iv

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 83

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 87

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 89

D. Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 101 RIWAYAT HIDUP ...


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kemampuan komunikasi siswa, karena pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan. Keempat aspek tersebut adalah keterampilan menulis, membaca, berbicara dan menyimak. Keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif, dikatakan demikian dikarenakan keterampilan tersebut digunakan seseorang untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Menurut Akhaidah (1991:64) menyatakan bahwa “dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalaman ke berbagai pihak terlepas dari ikatan waktu dan tempat”.

Keterampilan menulis merupakan suatu proses untuk menghasilkan gagasan, pikiran, perasaan kepada orang lain atau dirinya berupa tulisan. Pembelajaran menulis di sekolah dasar pada hakikatnya bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan sehingga pengetahuan dan pengalamannya dapat dikembangkan dalam bentuk tulisan. Disini, peranan guru dalam mencapai tujuan tersebut sangatlah besar. Hal itu dikarenakan dalam pembelajaran dituntut kreatifitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya. Cara mengajar guru dalam pembelajaran mempengaruhi cara belajar siswa, ketika guru kreatif dalam mengajar maka cara belajar siswa pun akan lebih aktif.

Salah satu ragam menulis adalah menulis sastra. Dalam menulis sastra, siswa perlu dikenalkan dengan karya-karya sastra, sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dalam mengapresiasi sebuah karya sastra. Kemampuan anak dalam mengapresiasikan sebuah karya sastra, dapat


(11)

2

memberikan manfaat bagi pendidikan anak itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (1995:11) menyatakan bahwa”Sastra dapat berfungsi untuk menunjang perkembangan bahasa anak, merangsang dan menunjang perkembangan kognitif atau penalaran anak, mengembangkan kepribadian anak serta bermanfaat bagi perkembangan sosial anak”.

Salah satu pembelajaran menulis sastra adalah keterampilan menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan di Sekolah Dasar, dimana siswa menjadi penyair pemula untuk mengenal maksud dari puisi. Saini (1993:154) menyatakan bahwa “… penyair pemula (siswa) berusaha sebaik-baiknya menuliskan apa yang ada dalam hatinya dengan jelas dan kongkrit”. Artinya apa yang ditulis harus jelas bagi dirinya sehingga jelas pula bagi orang lain. Kesimpulannya dalam pembelajaran menulis puisi Sekolah Dasar, diawali dengan menggambarkan keadaan kongkrit (nyata). Contohnya siswa dapat mengungkapkan isi gambar yang ia lihat lalu dideskripsikan ke dalam tulisan.

Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan keterampilan menulis puisi. Peneliti mengadakan observasi di SDN 1 Beber sebagai objek yang diambil peneliti dalam penelitian ini. Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 1 November 2012. Hasilnya, observasi dilaksanakan terhadap siswa kelas V SDN 1 Beber kecamatan Beber kabupaten Cirebon yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 11 siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan, pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai menulis puisi diperoleh hasil tes awal seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Evaluasi Kemampuan Menulis

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Skor Nilai

Tafsiran Majas Rima

T TT 3 2 1 3 2 1

1 Erik Pratama 2 33.33


(12)

3

3 Eti Rohaeti 2 33.33

4 Elka Nurindah 4 66.67

5 Enjay 3 50.00

6 Dila Nurdila 3 50.00

7 Febri. R 4 66.67

8 Fikri Cahyono 3 50.00

9 Gyfari Farhan. N 4 66.67

10 Inayah Dwi Putri 4 66.67

11 Ilva. M 3 50.00

12 Irna Lestari 2 33.33

13 Khoerunnisa 3 50.00

14 Khomsah 3 50.00

15 Laelasari 2 33.33

16 Lela Fadilah 2 33.33

17 Lidiya. S 3 50.00

18 Lisnawati 4 66.67

19 Feyonita. O 3 50.00

20 Kamelia 5 83.33

21 Maesaroh 4 66.67

22 Muh. Akbar 2 33.33

23 Muh. Jamaludin 4 66.67

24 Muh. Abidin 2 33.33

25 Nina Mariana 3 50.00

26 Fauziah 2 33.33

27 Pipit 3 50.00


(13)

4

29 Rima Suryani 2 33.33

30 Sinta. N 5 83.33

Jumlah 0 11 19 1 19 10 93 1549.99 10 20

Rata – rata 3.1 51.67

Persentase (%) 0 37 63 3 63 34 33.33 66.67

Dari perolehan data tersebut, dapat diketahui bahwa dari jumlah 30 siswa , terdapat 10 siswa atau 33.33% yang dapat mencapai aspek penilaian dengan tepat, dan sisanya 20 siswa atau 66.67% belum dapat mencapai aspek penilaian dengan tepat. Maka siswa yang dapat dinyatakan lulus sebanyak 10 siswa dan sebanyak 20 siswa masih dinyatakan belum lulus.

Dari data yang diuraikan di atas, ternyata ditemukan adanya permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon dalam keterampilan menulis puisi.

Permasalahan tersebut :

1. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan ide/gagasan dalam menulis puisi.

2. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memilih dan menggunakan kata-kata untuk dibuat menjadi kalimat yang menarik dan indah dalam sebuah puisi.

Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut :

1. Guru hanya menjelaskan materi secara teoritis dan kurang memberikan latihan menulis puisi sehingga siswa tidak terampil atau kreatif.

2. Guru hanya menugaskan siswa untuk menyalin puisi yang telah ditentukan atau yang telah dipilih oleh guru tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk mencurahkan ide atau gagasannya.

3. Guru tidak menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat memunculkan ide atau gagasan siswa untuk menulis puisi.


(14)

5

4. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tidak variatif, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan kurang memperhatikan pembelajaran.

Sedangkan aktifitas siswa pada saat pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa kesulitan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menulis puisi.

2. Kurangnya kepercayaan diri untuk menulis serta penguasaan perbendaharaan kata masih belum banyak, sehingga masih lemah dalam hal pemilihan kata yang tepat dan menarik.

3. Siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan, karena metode dan media pembelajaran yang tidak menarik dan bervariatif. Hal itu disebabkan guru tidak menggunakan metode atau media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Sebagian besar siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis sebuah puisi hasil karyanya, karena siswa merasa kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan sebagai bahan untuk menulis puisi.

Dari analisis hasil dan proses tentang kinerja guru dan aktivitas siswa di atas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi adalah dengan menerapkan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi. Permainan kartu kata merupakan permainan berupa potongan – potongan kata yang harus disusun kembali sehingga membentuk suatu kalimat yang utuh, baik, serta bermakna. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan menerapkan permainan melalui kartu kata dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi, karena permainan tersebut dapat mengasah imajinasi siswa untuk dapat menuangkan ide/gagasan dalam keterampilan menulis puisi. Permainan kartu kata adalah permainan dengan media berupa potongan kertas karton yang berisi kata-kata kunci untuk membuat puisi. Dari kata kunci tersebut dapat dikembangkan menjadi kalimat dalam puisi. Dengan menerapkan


(15)

6

permainan kartu kata diharapkan dapat menumbuhkan rangsangan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi.

Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan judul “Penerapan Permainan Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 1 Beber kecamatan Beber kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana proses penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 1 Beber kecamatan Beber kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 1 Beber kecamatan Beber kabupaten Cirebon?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas penerapan teknik atau media sangat berpengaruh dalam pembelajaran terhadap motivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran menulis puisi yang menarik dan memudahkan siswa untuk lebih memahami penggunaan pilihan kata yang sesuai dalam menulis puisi salah satunya dengan penerapan permainan kartu kata yaitu sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu yang tertulis kata majemuk atau tunggal. Permainan kartu kata ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Permainan kartu kata ini bertujuan agar siswa mudah dan senang dalam


(16)

7

memahami kata melalui proses yang dialaminya sendiri. Permainan kartu kata mempunyai keunggulan yaitu menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar dan memacu kreatifitas siswa.

Permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi diharapkan mampu merangsang keatifitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang mengandung majas dan rima yang tepat. Sehingga pembelajaran menulis puisi tidak dijadikan pembelajaran yang ditakutkan melainkan pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dilatih menulis puisi dalam bentuk permainan yang akan mengarahkan siswa untuk mengembangkan pikiran, perasaan, dan ide yang dimilikinya dalam bentuk puisi dengan menggunakan pilihan kata yang mengandung majas dan rima yang tepat.

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan kartu kata adalah sebagai berikut :

1) Guru mengarahkan percakapan siswa yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.

2) Guru menugaskan siswa berkumpul / bergabung dengan kelompok masing-masing.

3) Guru menjelaskan teknik permainan.

4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai peraturan permainan maupun materi pelajaran yaitu mengenai puisi.

5) Setelah kelompok sudah terbentuk, guru memberikan instruksi mengenai peraturan permainan. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a) Guru membagikan gambar dan lembar kerja siswa pada tiap kelompok. b) Setiap kelompok harus menentukan tema berdasarkan gambar yang didapat. c) Kelompok yang sudah menentukan tema mengambil kartu kata untuk

menyusun puisi.

d) Siswa berkerjasama dalam kelompoknya mengembangkan kata-kata yang ada pada kartu kata menjadi sebuah kalimat yang bermakna sehingga menghasilkan bentuk puisi.


(17)

8

e) Kelompok yang sudah selesai membentuk puisi, hasilnya diperlihatkan kepada guru untuk dikoreksi atau diperbaiki bersama-sama sehingga pilihan katanya tepat dan keterkaitan antar kalimat (keruntutan) dan bermakna sehingga membentuk puisi yang indah.

f) Setiap kelompok selesai memperbaiki hasil puisinya yang sudah dikoreksi bersama-sama, guru meminta salah satu perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk membacakan puisi yang telah dibuat secara berkelompok, didepan kelas.

Dengan penerapan permainan kartu kata pada siswa kelas V memungkinkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Melalui aktifitas permainan kartu kata, siswa lebih dapat dengan mudah menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembelajaran akan lebih berkesan dan lebih bermakna.

Target yang diharapkan pada penelitian ini adalah memperbaiki proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon. Adapun rincian target yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Target Proses a. Kinerja Guru

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

2) Pembelajaran menulis puisi divariasikan dengan penerapan permainan kartu kata sehingga dengan siswa menulis puisi sesuai dengan karyanya sendiri mempermudah dan dapat membermaknakan pembelajaran menulis puisi itu sendiri, karena di sana siswa merasa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran yang menyenangkan. 3) Kinerja guru dapat dikatakan tuntas jika mencapai 80% dari skor

ideal.

b. Aktivitas Siswa

1) Siswa menunjukan sikap dan motivasi belajarnya dalam pembelajaran menulis puisi.


(18)

9 2) Terlibat aktif dalam pembelajaran.

3) Dengan dilibatkan siswa secara langsung pada pembelajaran menulis puisi.

4) Aktifitas siswa dikatakan tunta jika mencapai 70% dari skor ideal. 2. Target Hasil

Sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon yakni siswa mencapai target hasil belajar (nilai) minimal 60.00. Adapun target dari penelitian tindakan kelas ini adalah 21 siswa atau 70% dapat dinyatakan tuntas dari 30 siswa, maka kemampuan siswa dalam menulis puisi dikatakan berhasil.

Oleh karena itu alternatif dari permasalahan ini adalah dengan penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon.

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui perencanaan penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon.

b. Mengetahui proses penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon.

c. Mengetahui gambaran peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan penerapan permainan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon.


(19)

10 2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan motivasi siswa untuk menyiapkan diri untuk menjadi penulis yang baik.

2) Dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar khususnya dalam aspek keterampilan menulis dengan inovasi pembelajaran guru.

b. Bagi Guru

1) Menambah wawasan guru tentang penerapan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi.

2) Dapat merancang pembelajaran menulis puisi yang menarik dan menyenangkan.

c. Bagi Sekolah Dasar

1) Dapat meningkatkan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan kartu kata.

2) Memberikan kontribusi untuk pendidik dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis puisi.

d. Bagi Peneliti

1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat wawasan kepada peneliti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Meningkatkan kualitas dalam pengembangan teknik pembelajaran.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesan ambigu dari pembaca, istilah yang digunakan dalam penulisan ini dibatasi definisinya : .

1. Permainan kartu kata yaitu sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu yang tertulis kata majemuk atau tunggal. Permainan ini dapat dilakukan secara individu atau berkelompok. Permainan ini bertujuan agar


(20)

11

siswa dapat dengan mudah, senang berlatih mengembangkan ide dari sebuah kata dan melatih keterampilan siswa.

2. Pembelajaran menulis puisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi yang dipusatkan dalam pilihan kata yang mengandung majas dan rima yang tepat, sehingga siswa dapat menulis puisi yang indah sebagai media penyampaian untuk membuahkan imajinasi tertentu bagi pembacanya.

3. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penyair dalam membuat sebuah karya sastra.

4. Rima adalah persamaan bunyi dalam karya sastra yang membangun karya sastra tersebut.


(21)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, dengan jumlah siswa seluruhnya 422 siswa, yang terdiri dari 222 siswa laki-laki dan 203 siswa perempuan. Adapun kelas yang menjadi sampel penelitian adalah kelas V B dengan jumlah murid 30 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

a. Siswa SDN 1 Beber tidak dapat mengembangkan potensi pembelajaran menulis puisi dengan sempurna jika penyampaian materi pelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan media kartu kata.

b. SDN 1 Beber merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga peneliti merasa bertanggung jawab secara moral untuk meningkatkan mutu pembelajaran sekolah tersebut.

c. SDN 1 Beber dalam pembelajaran menulis puisi belum pernah menerapkan penerapan permainan kartu kata, sehingga kemampuan siswa dalam menulis puisi tergolong rendah.

d. Permasalahan yang muncul dalam setiap proses pelaksanaan pembelajaran mendapat perhatian yang cukup serius dari guru-guru beserta kepala sekolah sehingga penelitian ini memperoleh dukungan yang besar dari kepala sekolah dan guru-guru untuk bekerja sama dan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN 1 Beber.


(22)

25

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian ini diperkirakan sekitar 6 (enam) bulan terhitung dari bulan November 2012 sampai dengan bulan Juni 2013.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Beber tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua siswa, rata-rata menengah ke bawah. Pendidikan orang tua siswa rata-rata lulusan SMP dengan mata pencaharian pedagang asongan, buruh petani dan buruh bangunan.

Adapun alasan memilih kelas V sebagai subjek dalam melakukan penelitian, karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan ide/gagasan serta memilih kata yang tepat untuk menulis puisi. Permasalahan tersebut memerlukan tindakan perbaikan secepatnya agar kesulitan siswa kelas V dapat segera diatasi. Hal tersebutlah yang melatar belakangi memilih kelas V sebagai subjek penelitian.

1. Data siswa

Pada tahun ajaran 2012/2013 siswa SDN I Beber berjumlah 422 orang, terdiri dari 222 siswa laki-laki dan 200 siswa perempuan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Data Siswa SDN I Beber

Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 44 36 80

2. II 40 36 76

3. III 26 27 53

4. IV 45 34 79


(23)

26

6. VI 32 27 59

Jumlah 222 200 422

2. Data Guru

Adapun tenaga pendidik SDN I Beber semuanya berjumlah 15 orang, terdiri dari seorang kepala sekolah, 2 orang guru laki-laki (PNS) dan 11 orang guru perempuan (7 orang guru PNS dan 4 orang guru sukarelawan) ditambah satu orang penjaga sekolah dan satu orang tenaga perpustakaan. Secara rinci mengenai data guru dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Data Guru SDN I Beber

Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013

No Nama L/P Pend.

Terakhir Jabatan Gol

Mengajar di Kelas

1. Sunengsih, S.Pd P S I Kepsek IV/a -

2. Drs. H. Syaproni L S I Guru

Kelas

IV/a IV B

3. Hj. Sri Mulyamah, S.Pd.SD P S I Guru Kelas

IV/a I AB

4. Narjaya, A.Ma.Pd L D 2 Guru

Penjas

IV/a I-VI

5. Y. Yuliyatun,S.Pd P S I Guru

Kelas

IV/a II AB

6. Juninah, A.Ma.Pd P D 2 Guru

Kelas

IV/a -

7. Siti Hadiah,S.Pd.SD P S I Guru

Kelas

IV/a V B

8. Siti Jumiah, S.Pd P S I Guru

Kelas

III/c VI A

9. Nurmiyati P SMA Guru

Kelas


(24)

27

10. Achmaludin L SMA Penjaga

Sekolah

II/c -

11. Fuji Dzulhijah, A.Ma.Pd P D 2 Guru Kelas

- V B

12. Yeni Wahyuningsih, A.Md P D 2 Guru Kelas

- IV A

13. Anis Damayanti, S.Pd P S I Guru Kelas

- VI B

14. Legius Kaisar L SMA Tenaga

Perpus

- -

15. Fitria Fauziah,S.Pd.I P S I Guru Kelas

- III B

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya dilaksanakan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan suatu tindakan kepada subjek penelitian untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut McNiff (Hermawan, dkk, 2007: 79) memandang PTK

adalah “Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijabarkan mengenai karakteristik PTK secara khusus, diantaranya adalah:

a. PTK muncul karena adanya kesadaran guru bahwa selama ini di dalam kelasnya terdapat masalah yang harus diselesaikan.

b. PTK merupakan penelitian melalui refleksi diri. c. PTK dilaksanakan di dalam kelas.

d. PTK bertujuan memperbaiki pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.


(25)

28

Metode penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Metode ini dianggap sesuai digunakan karena model ini lebih mudah dipahami, sederhana, karena satu siklus dianggap satu kali pembelajaran. Selain itu, waktu yang tersedia untuk peneliti sangat terbatas sehingga dalam pelaksanaan penelitian model Kemmis dan Taggart dapat menunjang proses penelitian.

2. Desain Penelitian

Pada model penelitian ini terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


(26)

29

D.Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan berdasar tahap-tahap yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, 1988 (dalam Wiriatmaja, 2005: 66)

adalah sebagai berikut: “(1) merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melaksanakan observasi, (4) melaksanakan refleksi tindakan.” Sedangkan

untuk siklus selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang. Tahap pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Tindakan

Secara operasional langkah-langkah kegiatan perencanaan dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan izin kepada Kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di kelas V SDN I Beber. Permohonan izin ini dengan mudah diperoleh, karena kepala sekolah dan para guru menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan membantu proses penelitian.

b. Mengadakan penelitian awal yang bertujuan menentukan permasalahan yang terjadi dan perlu dipecahkan melalui penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan melalui pelaksanaan observasi ketika proses pembelajaran menulis puisi berlangsung.

c. Menyampaikan informasi kepada guru (praktisi) mengenai cara melakukan tindakan dan sekaligus memperkenalkan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V SDN I Beber.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal ± 10 menit

1) Guru masuk kelas dan mengucapkan salam pembuka.

2) Guru memimpin do’a.


(27)

30

4) Guru mengarahkan siswa pada pembelajaran yang kondusif. Guru melakukan apersepsi pada siswa kearah materi yang akan disampai kan. Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalaman siswa.

5) Setelah siswa menceritakan pengalamannya, guru menunjukan gambar kupu-kupu yang ada di halaman rumah ibu guru, kemudian guru membacakan puisi berdasarkan gambar yang disajikan.

b. Kegiatan Inti ± 50 Menit.

1) Memberikan motivasi atau rangsangan pada siswa.

2) Guru membagi siswa ke 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggota 5 siswa.

3) Setelah kelompok sudah terbentuk, guru memberikan instruksi mengenai peraturan permainan. Adapun langkah-langkah permainan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Guru membagikan gambar dan lembar kerja siswa pada tiap kelompok. b) Setiap kelompok harus menentukan tema berdasarkan gambar yang

didapat.

c) Kelompok yang sudah menentukan tema mengambil kartu kata untuk menyusun puisi.

d) Siswa berkerjasama dalam kelompoknya mengembangkan kata-kata yang ada pada kartu kata menjadi sebuah kalimat yang bermakna sehingga menghasilkan bentuk puisi.

e) Kelompok yang sudah selesai membentuk puisi, hasilnya diperlihatkan kepada guru untuk dikoreksi atau diperbaiki bersama-sama sehingga pilihan katanya tepat dan keterkaitan antar kalimat (keruntutan) dan bermakna sehingga membentuk puisi yang indah.

f) Setiap kelompok selesai memperbaiki hasil puisinya yang sudah dikoreksi bersama-sama, guru meminta salah satu perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk membacakan puisi yang telah dibuat secara berkelompok, didepan kelas


(28)

31

4) Siswa berkerjasama dalam kelompoknya mengembangkan kata-kata yang sudah ditulis menjadi sebuah kalimat yang bermakna sehingga menghasilkan bentuk puisi.

c. Kegiatan Akhir ±10 Menit

1) Setelah perwakilan kelompok membacakan puisinya, kemudian puisi yang di buat beserta gambarnya di tempelkan pada tempat yang sudah disediakan oleh guru.

2) Siswa menempelkan hasil karyanya. 3) Guru mengucapkan salam.

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Pertama, dilakukan observasi selama kegiatan menulis puisi dengan media balok kata. Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Kedua, peneliti merekam data dan membuat catatan lapangan secara lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini diharapkan tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan poisitif dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan.

Menurut Kasihani Kasbolah (1998: 74) berkaitan dengan tahap observasi ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan kedudukannya dengan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah observasi lebih sering dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas, karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran, walaupun data tenttang hasil kegiatan pembelajaran juga diperlukan. Observasi dikatakan sebagai teknik yang paling tepat pada penelitian tindakan kelas, karena observasi mengumpulkan data tentang kegiatan. Penelitian tindakan kelas lebih cenderung disebut penelitian kualitatif, sehingga datanya pun cenderung kualitatif.

Dengan melakukan observasi, maka semua kemungkinan dapat terdeteksi lebih awal. Hal tersebut disebabkan karena selama penelitian, peneliti melakukan


(29)

32

observasi bersamaan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah dirancang.

Adapun sasaran yang akan dituju dalam melaksanakan observasi ini diantaranya adalah:

a. Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan .

c. Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif walaupun tidak direncanakan.

d. Apakah ditemukan dampak negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya (Sumarno (dalam Kasbolah, 1998:93)).

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Informasi yang diperoleh peneliti dikaitkan dengan teori yang relevan, yang dianalisis kembali dan ditarik kesimpulan penelitian. Refleksi merupan tahap yang sanyat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Dalam hal ini akan dikaji, dilihat dan dipertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan tersebut dari berbagai kriteria. “Pada dasarnya refleksi

merupakan analisis-sintetis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap

semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan” (Kasbolah, 1998: 74).

Pada pelaksanaannya, peneliti bersama praktisi dan teman sejawat yang telah memahami permasalahan yang diteliti melakukan analisis, interpretasi dan evaluasiatas data yang berhasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data yang berhasil diperoleh perlu diurai, dipahami, diuji, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dicarikan keterkaitannya dengan teori tertentu yang relevan.

Tahap refleksi sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas tentang hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi juga bermanfaat untuuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.


(30)

33

Refleksi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengecekan kelengkapan data yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung.

b. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara peneliti dan pihak lain yang terlibat dalam proses tindakan yang dilakukan.

c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya.

Melalui kegiatan refleksi ini semua unsur yang terlibat (peneliti, praktisi, siswa, rekan guru dan kepala sekolah) mempunyai banyak kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Hasil tahap refleksi ini dijadikan sumber untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan sebelumnya. Pada akhirnya refleksi akan menghasilkan dan mendorong dalam merancang rencana baru untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

E.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen penelitian yaitu instrumen penelitian kualitatif dan instrument penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian kualitatif berupa lembar observasi dan pedoman wawacara. Sedangkan instrumen penelitian kuantitatif berupa tes hasil belajar. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan atau pengideraaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atu prilaku (Arikunto, 1997: 133). Dalam pelaksanaan pengamatan yang bertindak sebagai praktikan adalah peneliti sendiri dan yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas V SDN 1 Beber. Observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan diadakan observasi itu sendiri adalah memperoleh data, sehingga didapatkan sebuah data tentang aktifitas guru dan siswa dalam proses kegitan pembelajaran. Format observasi penelitian terdapat pada lampiran.


(31)

34

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari interview (Arikuntoro, 1997: 132). Kegiatan wawancara ini dilakukan kegiatan belajar mengajar berlangsung dan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Adapun tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah sebagai upaya untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru tentang penyebab kesulitan siswa dalam menulis puisi terkait keterampilan menulis. Sehingga dapat diperoleh data tentang proses pembelajaran menulis puisi dikelas V SDN 1 Beber. Format wawancara penelitian terdapat pada lampiran. 3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki masing-masing individu maupun kelompok (Arikonto, 1997:127). Tes dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. Adapun tujuan diadakannya tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa mengenai cara penulis puisi. Lembaran tes yang digunakn berupa tugas yang harus dikerjakan siswa yaitu membuat puisi.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Proses

Pengolahan data proses terdiri dari observasi proses kinerja guru, aktivitas siswa, lembar wawancara dan catatan lapangan.

1) Kinerja Guru

Deskriptor Penilaian a) Kegiatan Awal

(1) Melakukan apersepsi

B : Guru Melakukan apersepsi sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan

C : Guru melakukan apersepsi namun kurang sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan


(32)

35

K : Guru tidak melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulia.

(2) Menjelaskan tujuaj pembelajaran dan penilaian yang akan dicapai B : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. C : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tetapi tidak jelas. K : Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(1) Memulai Kegiatan pembelajaran

B : Guru memulai pembelajaran dengan cara memotivasi siswa agar siswa siap untuk belajar.

C : Guru memulai pembelajaran hanya dengan mengatur tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai

K : Guru tidak memotivasi siswa maupun tempat duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai.

(2) Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan siswa, situasi dan lingkungan.

B : Guru menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

C : Guru menggunakan media pembelajaran namun kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

K : Guru tidak menggunakan media pembelajaran.

(3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok atau klasikal.

B : Guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran baik secara kelompok maupun individu.

C : Guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tetapi hanya secara individu

K : Guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tetapi hanya secara kelompok.


(33)

36

B : Guru memberikan dua keterampilan berbahasa (menulis dan membaca) dalam proses pembelajaran.

C : Guru hanya memberikan satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis.

K : Guru tidak memberikan satupun keterampilan berbahasa dalam pembelajaran.

(5) Menjelaskan peraturan permainan

B : Guru menjelaskan peraturan permainan kartu kata dengan jelas.

C : Guru menjelaskan peraturan permainan kartu kata kurang jelas. K : Guru tidak menjelaskan peraturan permainan kartu kata.

(6) Membagi kelompok

B : Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari siswa berkemampuan baik, sedang dan yang berkemampuan kurang.

C : Guru membagi siswa ke dalam kelompok tetapi tidak memperhatikan kemampuan siswa.

K : Guru tidak membagi siswa ke dalam kelompok. (7) Membagikan media pembelajaran (kartu kata)

B : Guru membagikan kartu kata ke masing-masing kelompok dan gambar yang berbeda, serta Lembar Kerja Siswa yang harus diisi masing-masing kelompok.

C : Guru membagikan kartu kata ke masing-masing kelompok dan lembar kerja siswa untuk diisi.

K : Guru tidak membagikan media pembelajaran. (8) Memeriksa hasil pekerjaan siswa

B : Guru melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan seluruh siswa.

C : Guru melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan sebagian siswa.


(34)

37

K : Guru tidak melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa.

c) Kegiatan Akhir

Menyimpulkan materi pembelajaran.

B : Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran

C : Guru menyimpulkan materi namun tidak melibatkan siswa. K : Guru tidak menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Kinerja Siswa a) Kerjasama

3 = Bila semua anggota kelompok terlibat aktif dan saling membentu dalam mengerjakan tugas.

2 = Bila hanya sebagian siswa yang terlibat aktif dalam mengerjakan tugas.

1 = Bila hanya seorang saja yang mengerjakan tugas.

b) Tanggung Jawab

3 = Bila dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. 2 = Bila dapat menyelesaikan tugas dengan baik tetapi tidak tepat

waktu.

1 = Bila tidak dapat menyelesaikan tugas. Kriteria Penskoran :

Pada kolom format aktivitas siswa diisi dengan menggunakan tanda (√) sesuai dengan indikator yang dilaksanakan.

Skor Ideal = 6

Nilai = � � � � � ℎ

� � x 100

Berdasarkan perhitungan di atas maka ditafsirkan sebagai berikut: Baik (B) : jika nilai siswa berkisar antara 80-100

Cukup (C) : jika nilai siswa berkaisar antara 60-79 Kurang (K) : jika nilai siswa berkaisar antara 40-59


(35)

38

b. Data Hasil

Kegiatan evaluasi untuk masing-masing aspek penilaian di atas, diawali dengan memeriksa seluruh hasil kerja siswa tentang pembelajaran menulis puisi dengan penerapan permainan kartu kata yang dilakukan oleh guru berdasarkan aspek-aspek yang dinilai serta kriterianya. Kemudian hasil pekerjaan siswa untuk siap aspek penilaian dimasukkan kedalam kategori tertentu yang sesuai dengan kualifikasi dan deskripsinya. Selanjutnya dihitung jumlah siswa yang termasuk salah satu kategori tyersebut, kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan siswa dan dikalikan dengan 100% sehingga menghasilkan persentase. Untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi untuk masing-masing aspek penilaian dilakukan dengan menghiung selisih prosentase pada kriteria untuk setiap hasil pelaksanaan tidakan.

Setelah hasil data tes evaluasi menulis puisi terkumpul, selanjutnya data diolah dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Berikut ini petunjuk pengisian penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kabupaten Cirebon :

Rambu-rambu:

1) KKM dinyatakan dalam bentuk presentase berkisar 0-100

2) Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkaisar 75% (Standar Nasional)

3) Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kriteria ideal

Dalam penentuan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas indikator dan kemampuan sumber daya dukung.

Kriteria Penetapan KKM 1) Kompleksitas Indikator

Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang akan dicapai oleh siswa, termasuk juga tingkat kesulitan bagi guru dalam menyampaikannya.


(36)

39

Tingkat kompleksitas tinggi bila dalam pelaksanaannya: a) SDM

(1) Memerlukan kemampuan guru dalam memahami indikator yang harus dicapai siswa.

(2) Memerlukan kreativitas siswan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.

(3) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kompetensi dari indikator yang disampaikan.

b) Waktu

(1) Memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan-pengulangan.

(2) Sering kali terbuang percuma karena banyaknya kesibukan atau kegiatan lain.

c) Penalaran dan Kecermatan

(1) Memerlukan penalaran yang tinggi baik dari guru maupun siswa. (2) Memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kecermatan yang tinggi.

2) Daya dukung

Kemampuan sumber daya pendukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana, dan prasarana pendidikan, biaya, pengelolaan/manajemen sekolah, peran komite sekolah dan stakeholder serta lingkungan sekolah dalam mendukung pencapaian pembelajaran.

3) Intake siswa

Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya.

Intake siswa dapat diperoleh melalui :

a) Hasil seleksi penerimaan siswa baru b) Raport kelas terakhir dari tahu sebelumnya c) Tes seleksi masuk atau psikotes


(37)

40

Mentafsirkan KKM

Dapat diperoleh dengan dua alternatif, yaitu :

1) Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan dengan menggunakan bobot.

a) Kompleksitas : - tinggi = 1 - sedang = 2

- rendah = 3 b) Daya Dukung : - tinggi = 3 - sedang = 2 -rendah = 1 c) Intake Siswa : - tinggi = 3 - sedang = 2 -rendah = 1

2) Dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria. a) Kompleksitas : - tinggi = 50-64

- sedang = 65-80 - rendah = 81-100 b) Daya Dukung : - tinggi = 81-100

- sedang = 65-80

- rendah = 50-64

c) Intake Siswa : - tinggi = 81-100 - sedang = 65-80 - rendah =50-64

Adapun penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Beber berdasarkan ketentuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria. a) Kompleksitas rendah 60

b) Daya Dukung sedang 57 c) Intake Siswa rendah 63 Maka KKM Indikator = (60 +57 +63 )


(38)

41

Jadi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon adalah 60.00.

Data pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi data proses dan data hasil.

2. Analisis Data

Menurut pendapat Patton dan Moleong (2005:103), “ Analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori

dan uraian dasar”. Dalam penelitian ini, kegiatan pelaksanaan analisis data adalah

dengan menelaah atau menganalisa data, baik dari hasil observasi, wawancara maupun hasil tes belajar siswa yang berkaitan dengan kemampuan menulis puisi siswa.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian tersebut, kemudian dibuat kesimpulan. Kesimpulan yang diambil berdasarkan pernyataan-perntaan mengenai masalah pokok yang timbul dalam pembelajaran menulis puisi.

Kegiatan selanjutnya dalah membandingkan, membedakan dan mengklasifikasikan data. Seluruh koleksi data dianalisis menurut isinya, kemudian dipila-pilah menjadi unit-unit data berdasarkan dimensi ruang, waktu, fisik, filosofis, bahasa atau sosial.

G.Validasi Data

Kegiatan validasi dilakukan untuk menguji derajat kebenaran penelitian tindakan kelas. Validasi dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005: 168-171) menyatakan bahwa untuk mengetahui validasi sebuah data dapat menggunakan :

1. Member Check

2. Triangulasi

3. Saturasi

4. Eksplorasi

5. Audit Trail


(39)

42

Member Check yaitu memeriksa keterangan-keterangan atau informasi yang

diperoleh dalam observasi/wawancara. Dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa serta mendiskusikannya pada saat akhir pembelajaran.

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

Saturasi yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh atau tidak ada lagi data lain

yang berhasil dikumpulkan.

Eksplanasi Saingan yaitu dengan cara menggunakan perbandingan, tidak

melakukan upaya untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan mendukungnya.

Auditrail yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur

yang dipakai peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Audit Trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti dalam penelitian.

Expert Opinion yaitu meminta nasihat kepada pakar, yang dalam hal ini

pembimbing pakar atau pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgement terhadap masalah-masalah yang dikemukakan.

Berdasarkan validasi data tersebut, peneliti akan menggunakan validasi data

berupa Member Check, Triangulasi dan Expert Opinion.

Validasi data Member Check akan peneliti gunakan setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa, selain itu peneliti melakukan observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Peneliti memeriksa kembali hasil observasi, apakah hasil tersebut benar-benar akurat dengan permasalahan yang terjadi.

Validasi data Triangulasi dilakukan peneliti terhadap kinerja guru dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, peneliti membandingkan dan mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru yang menjadi observer pada saat pembelajaran menulis puisi.


(40)

43

Sedangkan validasi data Expert Opinion dilakukan peneliti untuk mengkonsultasikan hasil pertemuan di setiap siklusnya secara bertahap kepada dosen pembimbing sehingga mendapat arahan dan masukan terhadap hasil pembelajaran.


(41)

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan data-data yang dihasilkan melalui proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan kartu kata untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas V SDN I Beber.

a. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan kinerja guru kelas V SDN I Beber dalam pembelajaran menulis.

1) Perencanaan, dalam hal perencanaan guru telah membuat perencanaan berupa RPP dengan baik dan sistematis sesuai dengan panduan dari kurikulum KTSP 2006 yang dibuat oleh BNSP.

2) Pelaksanaan, pada dasarnya semua aspek dilaksanakan, akan tetapi ada beberapa aspek yang kurang tepat dilaksanakan karena beberapa hal. Pada siklus I guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan penilaian yang ingin dicapai. Selain itu, guru tidak menyimpulkan di akhir pembelajaran dikarenakan waktu yang tidak mencukupi dan belum dapat mengelola kelas dalam pembagian kelompok. Pada siklus II seluruh aspek telah dilaksanakan.

3) Evaluasi, mulai siklus I sampai dengan siklus II guru sudah melaksanakan aspek dengan baik.

b. Pembelajaran menerapkan permainan kartu kata dapat meningkatkan aktivitas siswa yang terdiri dari aspek kerjasama dan tanggung jawab. 1) Aspek kerjasama mendapat kriteria baik, mengalami peningkatan dari

siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I skor yang didapat dari aspek kerjasama adalah 21 (70%). Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 13% sehingga skor yang didapat adalah 25 (83%). Hal ini disebabkan oleh penggunaan media balok kata yang digunakan guru dengan cara


(42)

97

berkelompok sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, permainan kartu kata dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam proses belajar.

2) Aspek tanggung jawab yang mendapat kriteria baik mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I aspek tanggung jawab mendapat skor 17 (57%), sedangkan pada siklus II mendapat skor 23 (77%). Peningkatan ini disebabkan oleh rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang dikerjakan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penerapan kartu kata dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam proses belajar.

c. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi yang terdiri dari aspek majas dan rima.

1) Aspek majas terus mengalami peningkatan dari tes awal hingga tes siklus II. Pada tes awal aspek majas hanya mencapai skor 40 atau 44%. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi 52%. Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 8% menjadi 60%.

2) Aspek rima pada tes awal mencapai skor 53 atau 59%. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 9% menjadi 68%. Dan pada siklus II mencapai skor 67 atau 74.4%.

B. Saran 1. Bagi Guru

a. Penelitian ini dapat dijadikan kontribusi bagi guru dalam pembelajaran ketika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan sehingga akan dapat membantu meningkatkan keterampilan proses siswa.

b. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif agar proses belajar yang mereka alami lebih bermakna juga sebagai inovasi dalam meningkatkan pembelajaran menulis puisi.


(43)

98

2. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman belajar menulis puisi dan sebagai langkah mengembangkan potensi yang ada pada siswa sehingga termotivasi untuk terus belajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dijadikan sebuah masukan dan pengembangan wawasan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memberi kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penerapan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, maka peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah:

1. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menyajikan proses pembelajaran yang dapat memberi motivasi dan kesenangan kepada siswa pada saat pembelajaran, sehingga hal tersebut akan membentuk siswa yang berprestasi. Selain itu, guru juga harus dapat memilih dan mengembangkan model-model dan media pembelajaran lainnya yang sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebaiknya guru menyajikan contoh puisi yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dan juga kemampuan siswa dalam menulis puisi.

3. Penerapan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia perlu disosialisasikan. Hal ini dapat dilakukan karena permainan kartu kata dapat meningkatkan pembelajaran menulis puisi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(44)

99

DAFTAR PUSTAKA

Akhaidah, S, et al. (1991). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Aminuddin. (2004). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Depdiknas. (2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Djuanda, D. dan Iswara, D.P. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Djuanda, Dadan. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Latifah.

Ini, Chuwi. (2010). Pengertian Menulis Puisi. [online]. Tersedia :

http://inichuwi.blogspot.com/2010/10/pengertian-menulis-puisi-menulis.html

Hermawan, R. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Sumedang : UPI Press.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Moleong, L. (1994). Metode Penilaian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Resmini, N, Churiyah, Y. Dan Sundari, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI Press.

Sumarjo dan Saini. (1991). Apresiasi Kesustraan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Supriyadi. (1996). Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah

Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka

Suriamiharja, et al. (1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud

Tarigan, D. (1979). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1995). Menulis. Jakarta : Erlangga


(45)

100

Wiriatmadja, R. (1997). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya


(1)

Sedangkan validasi data Expert Opinion dilakukan peneliti untuk mengkonsultasikan hasil pertemuan di setiap siklusnya secara bertahap kepada dosen pembimbing sehingga mendapat arahan dan masukan terhadap hasil pembelajaran.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan data-data yang dihasilkan melalui proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan permainan kartu kata untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas V SDN I Beber.

a. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan kinerja guru kelas V SDN I Beber dalam pembelajaran menulis.

1) Perencanaan, dalam hal perencanaan guru telah membuat perencanaan berupa RPP dengan baik dan sistematis sesuai dengan panduan dari kurikulum KTSP 2006 yang dibuat oleh BNSP.

2) Pelaksanaan, pada dasarnya semua aspek dilaksanakan, akan tetapi ada beberapa aspek yang kurang tepat dilaksanakan karena beberapa hal. Pada siklus I guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan penilaian yang ingin dicapai. Selain itu, guru tidak menyimpulkan di akhir pembelajaran dikarenakan waktu yang tidak mencukupi dan belum dapat mengelola kelas dalam pembagian kelompok. Pada siklus II seluruh aspek telah dilaksanakan.

3) Evaluasi, mulai siklus I sampai dengan siklus II guru sudah melaksanakan aspek dengan baik.

b. Pembelajaran menerapkan permainan kartu kata dapat meningkatkan aktivitas siswa yang terdiri dari aspek kerjasama dan tanggung jawab. 1) Aspek kerjasama mendapat kriteria baik, mengalami peningkatan dari

siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I skor yang didapat dari aspek kerjasama adalah 21 (70%). Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 13% sehingga skor yang didapat adalah 25 (83%). Hal ini disebabkan oleh penggunaan media balok kata yang digunakan guru dengan cara


(3)

berkelompok sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, permainan kartu kata dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam proses belajar.

2) Aspek tanggung jawab yang mendapat kriteria baik mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I aspek tanggung jawab mendapat skor 17 (57%), sedangkan pada siklus II mendapat skor 23 (77%). Peningkatan ini disebabkan oleh rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang dikerjakan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penerapan kartu kata dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam proses belajar.

c. Penerapan permainan kartu kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi yang terdiri dari aspek majas dan rima.

1) Aspek majas terus mengalami peningkatan dari tes awal hingga tes siklus II. Pada tes awal aspek majas hanya mencapai skor 40 atau 44%. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi 52%. Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 8% menjadi 60%.

2) Aspek rima pada tes awal mencapai skor 53 atau 59%. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 9% menjadi 68%. Dan pada siklus II mencapai skor 67 atau 74.4%.

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Penelitian ini dapat dijadikan kontribusi bagi guru dalam pembelajaran ketika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan sehingga akan dapat membantu meningkatkan keterampilan proses siswa.

b. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif agar proses belajar yang mereka alami lebih bermakna juga sebagai inovasi dalam meningkatkan pembelajaran menulis puisi.


(4)

2. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman belajar menulis puisi dan sebagai langkah mengembangkan potensi yang ada pada siswa sehingga termotivasi untuk terus belajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dijadikan sebuah masukan dan pengembangan wawasan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memberi kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penerapan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas V SDN I Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, maka peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah:

1. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menyajikan proses pembelajaran yang dapat memberi motivasi dan kesenangan kepada siswa pada saat pembelajaran, sehingga hal tersebut akan membentuk siswa yang berprestasi. Selain itu, guru juga harus dapat memilih dan mengembangkan model-model dan media pembelajaran lainnya yang sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebaiknya guru menyajikan contoh puisi yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dan juga kemampuan siswa dalam menulis puisi.

3. Penerapan permainan kartu kata dalam pembelajaran menulis puisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia perlu disosialisasikan. Hal ini dapat dilakukan karena permainan kartu kata dapat meningkatkan pembelajaran menulis puisi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhaidah, S, et al. (1991). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Aminuddin. (2004). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Depdiknas. (2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Djuanda, D. dan Iswara, D.P. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Djuanda, Dadan. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Latifah.

Ini, Chuwi. (2010). Pengertian Menulis Puisi. [online]. Tersedia :

http://inichuwi.blogspot.com/2010/10/pengertian-menulis-puisi-menulis.html

Hermawan, R. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Sumedang : UPI Press. Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Moleong, L. (1994). Metode Penilaian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Resmini, N, Churiyah, Y. Dan Sundari, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI Press.

Sumarjo dan Saini. (1991). Apresiasi Kesustraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Supriyadi. (1996). Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah

Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka

Suriamiharja, et al. (1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud

Tarigan, D. (1979). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1995). Menulis. Jakarta : Erlangga


(6)

Wiriatmadja, R. (1997). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya


Dokumen yang terkait

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA KELAS V Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Kelas V MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 11

PENEREPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Kelas V MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Gringging 2 Sambungmacan Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 13

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Gringging 2 Sambungmacan Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 15

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 6 36

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 2 36

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS V SDN 4 CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 2 44

PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG.

3 49 45

Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V SDN I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

0 0 68

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI WUDHU MELALUI MEDIA GAMBAR VISUAL KELAS II SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 2 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON TAHUN AJARAN 2014/2015 - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 36