Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V SDN I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF ATAU INTERAKTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS V SDN I KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana PGSD
Oleh ROYYANI
0905371
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Instruction (ICI) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN I Karang Kendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, 24 Mei 2013 Yang membuat pernyataan
ROYYANI NIM. 0905371
(3)
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN I KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN
KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I,
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 19721226 200501 1 002
Pembimbing II
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd NIP. 19800929 200801 1 023
Mengetahui,
Ketua Program PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang.
Riana Irawati, M.Si NIP. 19801125 200501 2 002
(4)
KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
Oleh ROYYANI
0905371
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang.
Riana Irawati, M.Si NIP. 19801125 200501 2 002
Penguji III
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 19721226 200501 1 002 Penguji II
Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP. 19560602 198111 1 001 Penguji I
Drs. H. Ali Sudin, M.Pd NIP. 19570302 198003 1 006
(5)
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 10
1. Perumasan Masalah ... 10
2. Pemecahan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 16
1. Tujuan Penelitian ... 16
2. Manfaat Penelitian ... 17
D. Batasan Istilah ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Bahasa Indonesia ... 22
1. Pengertian Bahasa Indonesia ... 22
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 26
3. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ... 34
4. Fungsi Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 35
5. Ruang Lingkup Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 36
6. Program Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 36
7. Pembelajaran Keterampilan menulis Puisi di SD ... 39
8. Tujuan Pengajaran Puisi di Sekolah Dasar ... 48
9. Beberapa Teori Balajar Bahasa Indonesia ... 49
10. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif (ICI) ... 51
11. Keunggulan Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive conceptual Instruction (ICI) ... 54
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 54
(6)
3. Waktu Penelitian ... 59
B. Subjek Penelitian ... 59
C. Metode dan Desain Penelitian ... 61
1. Metode Penelitian ... 61
2. Desain Penelitian ... 62
D. Prosedur Penelitian ... 64
1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 64
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 66
3. Tahap Observasi ... 69
4. Tahap Analisis dan Refleksi... 70
E. Instrumen Penelitian ... 70
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 73
1. Teknik Pengolahan Data ... 73
2. Teknik Analisis Data ... 81
G. Validasi Data ... 83
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAAHASAN A. Paparan Data Awal ... 85
1. Deskripsi Hasil Tes Awal ... 85
2. Deskripsi Hasil Wawancara ... 90
3. Deskripsi Observasi Kegiatan Pembelajaran Pratindakan ... 92
4. Analisis dan Refleksi Kegiatan Pratindakan ... 93
B. Paparan Data Tindakan ... 95
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 95
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 95
b. Paparan Data Proses Siklus I ... 99
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 109
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 117
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 124
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 124
b. Paparan Data Proses Siklus II ... 128
c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 140
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 148
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 158
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 158
b. Paparan Data Proses Siklus III ... 161
c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 175
d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 184
(7)
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mampu memberikan penjelasan dan paparan tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan orang melalui bahasa pula, manusia berekspresi, menyampaikan pesan, ide, gagasan, pendapat, dan hasil karyanya. Mereka dapat saling mengenal lalu mengikuti dan mengemukakan segala hal yang ada dalam dirinya masing-masing. Dengan demikian terjadinya interaksi sosial antara manusia dan lingkungannya yang dihubungkan oleh bahasa sebagai alat komunikasi.
Setiap warga Negara dituntut untuk terampil menggunakan bahasa sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 BAB XV pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB VIII pasal 33 telah ditetapkan bahwa “Bahasa pengantar dalam pendidikan nasional adalah Bahasa Indonesia”. Untuk mengembangkan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi perlu adanya upaya pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia BAB II pasal 3 nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa :
(9)
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam pembelajaran bahasa, siswa memperoleh pembiasaan berupa empat aspek keterampilan bahasa. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis atau mengarang. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5).
Melatih kemampuan berbahasa pada dasarnya merupakan salah satu upaya mengembangkan kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan menyampaikan dan menerima pesan dalam arti luas. Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam kehidupan seorang individu supaya dapat mengembangkan kemampuan lainnya, khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Agar anak memiliki kemampuan dasar berkomunikasi yang baik, dibutuhkan pembelajaran sejak dini. Kemampuan berkomunikasi sebenarnya meliputi
(10)
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Secara keseluruhan, latihan pengembangan berkomunikasi secara lisan meliputi latihan berbicara atau pengucapan, latihan mendengarkan, latihan penanaman bahasa lisan dan berbahasa tubuh, latihan penyusunan kata, latihan intonasi, dan sebagainya. Pada dasarnya kemampuan berkomunikasi secara lisan termuat dalam tiga aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, mendengarkan, dan membaca. Sedangkan latihan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bentuk tulisan meliputi latihan menulis simbol atau huruf, latihan membaca simbol, latihan penggunaan kata dan tanda baca, latihan membuat rangkaian kalimat dari suatu pokok pikiran, latihan menyusun alur uraian dan masih banyak lagi. Semua latihan-latihan tersebut termuat di dalam keterampilan menulis.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulisan dan konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar mengajarkan empat keterampilan berbahasa. Keterampilan bahasa tersebut yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar.
(11)
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain adalah kemampuan berpikir secara teratur dan logis. Kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif. Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat diperoleh melalui proses yang panjang.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktek yang berulang-ulang dan teratur.
Dalam rangka membina kemampuan menulis siswa, guru hendaknya menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengajari anak atau siswa dapat berpartisipasi aktif dan mengembangkan beragam teknik menulis, serta upaya-upaya pelatihan yang dapat merangsang siswa aktif menulis sehingga siswa mendapat kesempatan latihan menulis. Pada akhirnya, siswa memiliki keterampilan menulis sebagai salah satu kiat berbahasa dan atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa ragam tulis.
Menurut H.G Tarigan (dalam Djuanda 2008:180), pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu. (2008:120)
Pengajaran menulis di SD merupakan salah satu komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar terutama dalam usaha menjadikan siswa SD memiliki kemampuan
(12)
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu ragam menulis adalah menulis puisi.
Menurut pendapat Watts yang dikutip oleh H.G Tarigan (dalam Depdikbud 1992: 360), “puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
Pembelajaran menulis puisi terdapat pada materi Bahasa Indonesia kelas V pada semester 2 yang tertuang dalam kurikulum dengan kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, perlu dikembangkan usaha perbaikan yang lebih mendasar, salah satunya adalah berhubungan menulis dengan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, melalui pelatihan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat .
Kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon masih rendah. Hal ini terlihat dari data awal hasil tes siswa, dari tes tersebut diperoleh data sebagian besar nilai hasil tes siswa di bawah KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Karang Kendal adalah 60. Kemampuan menulis puisi dapat dikembangkan melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Dari hasil observasi awal di kelas V SDN 1 Karang Kendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon ditemukan permasalahan yaitu Guru melakukan apersepsi secara langsung, kemudian guru menuliskan secara langsung sebuah puisi pada awalnya siswa tampak antusias mengikuti pelajaran selanjutnya guru
(13)
menerangkan materi dengan metode ceramah, sesekali guru memberi arahan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat tanpa melibatkan siswa secara langsung untuk menemukam sendiri isi puisi. Ditengah pembelajaran, siswa mulai terlihat jenuh karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam PBM. Siswa cenderung hanya mendengar saja, sehingga siswa mulai beralih pada kegiatan masing-masing seperti mengobrol dan mengganggu teman, bahkan ada siswa yang bolak-balik ke depan kelas untuk mengemukakan pendapatnya, siswa yang duduk dibelakang tampak kurang diperhatikan karena guru hanya berdiri di depan kelas. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Ketika ada siswa yang berpendapat, guru langsung menanggapinya, tidak memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memegang peran dominan dalam pembelajaran, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk membangun pengetahuan sendiri melalui keterampilan proses.
Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan tes tulis untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa pada materi menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, yaitu guru menugaskan kepada siswa untuk membuat puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Akan tetapi pada prakteknya siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan atau isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih, siswa mengalami kesulitan menentukan pilihan kata yang tepat, penulisan yang tidak rapi sulit untuk di baca sehingga puisi tersebut terlihat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.. Dengan pembelajaran yang demikian, siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi karena tidak disertai
(14)
bimbingan dari guru sehingga hasil pembelajaran yakni puisi siswa terlihat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari data tes awal yang dilaksanakan, siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dengan jumlah siswa yang diteliti sebanyak 30 siswa, hanya 8 siswa atau 26 % yang memperoleh sesuai dengan KKM, 22 orang siswa atau 74% memperoleh nilai dengan keterangan tidak tuntas atau di bawah KKM.
(15)
Tabel 1.1
Data Awal Perolehan Nilai Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Di Kelas V SDN 1 Karang Kendal
No Nama
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Ket Kesesuain Isi dengan Tema Pilihan Kata yang
Tepat T TT
4 3 2 4 3 2
1 Patimah √ √ 4 50 √
2 Arfan Burhanudin √ √ 4 50 √
3 Abdul Centris √ √ 6 75 √
4 Agus Solihin √ √ 4 50 √
5 Aji Sogintoka. D √ √ 4 50 √
6 Ahmad Maulana √ √ 4 50 √
7 Danda √ √ 4 50 √
8 Dewi Anjani √ √ 4 50 √
9 Dodi Febriyanto √ √ 6 75 √
10 Elawati √ √ 4 50 √
11 Endah Fauziah √ √ 4 50 √
12 Ernawati √ √ 5 62,5 √
13 Friska Indriyati √ √ 4 50 √
14 Iqbal Maulana √ √ 4 50 √
15 Jepri √ √ 4 50 √
16 Julfatul Saroya √ √ 6 75 √
17 Julika √ √ 4 50 √
18 Kameliya √ √ 4 50 √
19 Kiki Ameliya √ √ 6 75 √
20 Linda Febriyanti √ √ 4 50 √
21 Maya Syifa √ √ 5 62,5 √
22 Melan √ 4 50 √
23 Mohammad Aaparudin √ √ 6 75 √
24 Muhammad Rochim √ √ 4 50 √
25 Nufalia √ √ 4 50 √
26 Nunung Alfi √ √ 4 50 √
27 Sa’adah √ √ 4 50 √
28 Santi √ √ 4 50 √
29 Udiyono √ √ 4 50 √
30 Uu Sukarya √ √ 5 62,5 √
Jumlah 8 22
Rata-rata 0,26 0,74
(16)
Keterangan : T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal
Kriteria Ketuntasan:
Siswa dinyatakan “Tuntas” jika nilai siswa sama dengan atau diatas 60 (nilai KKM), dan siswa dinyatakan “Tidak Tuntas” jika nilai siswa di bawah 60 (nilai KKM).
Tuntas = Nilai siswa ≥ 60 (nilai KKM) Tidak Tuntas = Nilai siswa < 60 (nilai KKM)
Berdasarkan dari permasalahan yang terjadi di kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, maka akan diadakan penelitian tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI). Merupakan landasan pembelajaran keterampilan berpikir. Model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran konseptual yang berbasis kontruktivis.
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat mendukung perkembangan keterampilan berpikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi
(17)
peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. (dalam Santyasa, 2004)
Dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam pembelajaran menulis puisi maka diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas dengan melalui proses yang interaktif sehingga dapat memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya dalam menuangkan isi puisi dengan pilihan kata yang tepat melalui proses berpikir dan berdiskusi dengan teman. Dengan demikian diharapkan siswa mampu mendapat pengetahuan yang lebih luas sehingga mampu untuk mengatasi kesulitannya dalam menulis puisi dan dapat menulis puisi dengan sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Berdasarkan paparan di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan menulis puisi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dialami siswa dalam menulis Puisi yaitu antara lain:
(18)
1. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan untuk isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih.
2. Dalam menulis puisi, siswa menggunakan pilihan kata yang kurang tepat. Terbukti masih banyak siswa yang menulis puisi seperti menulis karangan dan menggunakan bahasa yang kurang tepat.
3. Penulisan puisi siswa yang tidak rapi dapat memberikan kesulitan untuk membacanya.
4. Perencanaan guru dalam menyiapkan materi menulis puisi belum begitu optimal, sehingga berdampak pada pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi hasilnya tidak optimal.
Permasalahan tersebut merupakan masalah pokok dalam penelitian ini dan merupakan fokus kajian dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan secara professional. Mengacu dari permasalahan tersebut, maka penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran kesulitan siswa dalam menulis puisi?
b. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan kapetakan Kabupaten Cirebon?
c. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
(19)
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon?
d. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih dan dengan pilihan kata yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon?
e. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih?
f. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat?
2. Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki permasalan dalam pembelajaran tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan penerapan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) adalah model pembelajaran yang menekankan pada keterampilan berpikir. Model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang berpayung pada pembelajaran konseptual berbasis konstruktivistik. (dalam Santyasa, 2004)
(20)
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) terdiri dari empat tahap pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
1. Conceptual Fokus, yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi tematik. Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian masalah-masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
2) Classroom Interaction, pada tahap ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
3) Research-Based Materials, pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual Fokus digunakan dalam pembuatan makna. Ulangan berbasis penelitian berfungsi mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian juga merupakan alat diagnostic, yaitu asesment yang dapat mengukur pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam pembelajaran lebih lanjut.
4) Use of text, penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan buku teks dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan
(21)
menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan pengetahuan yang didapat dari buku.
Dalam pembelajarannya model Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) akan diterapkan sesuai dengan tahapan yang terdapat dalam ICI, yakni pada tahap Conceptual Fokus, Siswa diminta untuk mengamati benda konkret yang diperlihatkan oleh guru, kemudian siswa diminta mengungkapkan kesan visualnya terhadap benda tersebut. Kesan visual siswa ditulis di papan tulis, kemudian siswa bersama-sama dengan guru membuat puisi dari hasil kesan tersebut dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat. Setelah itu, guru memberikan contoh puisi sebanyak dua puisi hasil karya siswa pada data awal. Puisi yang dijadikan contoh ialah puisi siswa yang dianggap guru sebagai puisi yang benar dan puisi siswa yang dianggap guru masih memerlukan perbaikan. Dari kedua puisi tersebut, siswa diminta untuk mencermati, meneliti, dan memahaminya. Pada tahap Classroom Interaction, dalam penelitian ini siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen dengan melihat dari hasil data awal. Setiap kelompok diminta untuk menganalisis kedua contoh puisi yang telah diberikan oleh guru, mereka boleh merevisi puisi tersebut jika memang puisi tersebut dianggap masih memerlukan perbaikan dan disertakan penjelasan letak kesalahan pada puisi tersebut. Setiap kelompok menuliskan laporannya dalam bentuk puisi hasil perbaikan siswa yang telah dianggap benar dan tepat. Kemudian dibahas bersama-sama dengan saling memberikan tanggapan dari hasil revisi setiap kelompok. Pada tahap Research-Based Materials, masing-masing siswa diminta untuk membuat puisi dengan dengan memperhatikan kesesuaian isi
(22)
dengan tema yang dipilih, pilihan kata yang tepat, dan ketepatan penulisan (sesuai dengan kaidah penulisan puisi). Sebelum siswa menulis puisi yang benar, siswa harus saling bertukar pendapat dengan kelompoknya atau jika belum yakin dengan kelompoknya maka boleh bertukar pendapat lintas kelompok, namun setiap anggota kelompok wajib memberikan pendapatnya kepada anggota yang bertanya. Setelah puisi telah dianggap benar maka puisi tersebut boleh dikumpulkan kepada guru. Pada tahap Use of text, tahap ini dilakukan saat siswa sedang berdiskusi dengan kelompok dengan tujuan sebagai dasar pertimbangan dan pedoman agar dapat menulis puisi dengan benar dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru membagikan sejenis buku teks namun dalam penelitian ini buku teks diganti dengan buku dokumen puisi buatan guru yang di dalamnya berisi kumpulan contoh-contoh puisi yang memiliki pilihan kata yang tepat beserta gambar-gambar ilustrasi yang menarik dan tidak asing bagi siswa.
Dengan tahap-tahap tersebut, diharapkan dapat mempermudah siswa untuk menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat serta dapat meningkatkan keterampilannya dalam menulis puisi.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis puisi adalah: a. Menentukan Isi atau Tema
b. Menentukan Bentuk atau Struktur Puisi c. Pilihan kata (diksi)
d. Pengimajinasian
e. Penggunaan kata-kata konkret f. Pengisian dan gaya bahasa
(23)
Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 26 siswa yang dinyatakan Tuntas dari 30 siswa atau 86 % maka keterampilan menulis puisi sudah dianggap berhasil.
C. Tujuan P enelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menulis puisi.
b. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
c. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
d. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
(24)
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
e. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih.
f. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian terhadap peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon terhadap materi menulis puisi bebas dengan menngunakan pilihan kata yang tepat dengan menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI).
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu
a. Bagi Siswa
a) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
b) Dapat meningkatkan kemampuan mengeluarkan pendapat melalui kegiatan berdiskusi.
c) Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. d) Dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat.
e) Dapat menulis puisi dengan penulisan yang tepat (sesuai dengan kaidah penulisan puisi).
(25)
b. Bagi Guru
a) Melalui penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) diharapkan dapat member masukan khususnya bagi peneliti sendiri umumnya kepada guru tentang alternative model pembelajaran soal bahasa indonesia pada materi menulis puisi di SD, sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.
b) Dapat memberikan pengetahuan yang baru, bahwa dengan menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi . Selain itu penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) merupakan tambahan wawasan bagi guru yang dapat diterapkan pada setiap pembelajaran bahasa Indonesia, juga dapat diterapkan untuk mata pelajaran yang lainnya.
a. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat pendidikan.
b. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia.
d. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dalam pendidikan.
(26)
b. Sebagai alat untuk memperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI).
c. Dapat menjadi pedoman untuk pembelajaran selanjutnya. d. Dapat menjadi referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
D. Batasan Istilah 1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu strategi pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
Selain itu model pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
(27)
2. Keterampilan Menulis Puisi
Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan seseorang dalam mengungkapkan perasaan yang dirasakan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung sebagai ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
Menurut HG. Tarigan mengutip dari pendapat Watts, (dalam Depdikbud 1992:360), “Puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
3. Pengajaran Menulis Puisi
Pengajaran menulis puisi adalah suatu proses dimana kegiatan-kegiatan pembelajaran menulis atau membuat sebuah puisi yang disusun untuk pelajar-pelajar bertujuan untuk membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi (dari tidak bisa atau menjadi bisa atau memahami dalam memnulis atau membuat puisi).
Pengajaran adalah susunan maklumat dan suasana bagi memudahkan pembelajaran (Heinich, et al.,1996) Gagne (1985), menyatakan pengajaran sebagai set tatacara luaran yang menyokong proses-proses dalaman yang berkaitan bagi mencapai hasil pembelajaran. Wittrock(1979), mengatakan bahwa pengajaran ialah aktivitas yang melibatkan proses meransang pelajar untuk membina maksud atau berdasarkan pengalamannya, bukan merangsang mereka mengeluarkan semula pengetahuan orang lain .
(28)
4. Evaluasi Menulis Puisi
Evaluasi menulis puisi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar siswa dalam menulis puisi baik yang menggunakan tes maupun nontes. Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan evaluasi atau penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
(29)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SDN 1 Karangkendal yang beralamat di Desa Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, dalam menentukan lokasi penelitian, hal yang sangat dipertimbangkan adalah efektivitas dan efesiensi dalam akomodasi pencarian data. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan di SDN1 Karangkendal yang dipimpin oleh Bapak. Supardi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Karangkendal. Letak bangunan SD ini beralamat di jalan Syekh Magelungsakti Desa Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, SD ini termasuk salah satu dari beberapa SD yang yang tergolong sebagai SD yang berada di daerah terpencil karena letaknya berbatasan dengan kecamatan lain .
Adapun pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut. Pertama, karena adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas V SDN 1 Karangkendal khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis puisi.
Kedua, peneliti merupakan salah seorang guru tidak tetap (GTT) atau guru sukwan SDN 1 Karangkendal, sehingga peneliti lebih memahami keadaan sekolah maupun karakter siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
(30)
Ketiga, meskipun penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara intensif, tetapi tidak mengganggu tugas utama peneliti sebagai guru, sehingga peneliti tetap dapat melaksanakan tugas mengajar sebagaimana mestinya.
2. Keadaan Guru
Guru merupakan pejabat fungsional yang berperan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu lembaga pendidikan. Guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar, artinya memegang peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Tabel 3.1
Keadaan guru SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupatern Cirerbon Tahun Ajaran 2012/2013
No Nama Guru dan
Tempat Tgl. Lahir NIP. L/P
Pendid
ikan Jabatan 1. SUPARDI, S.Pd
Cirebon, 06-06-1959 19590606 198109 1 001 L S1 Kepsek 2. SUDARTO
Cirebon, 04-05-1959 19590504 198109 1 003 L S1 Guru Penjas 3 PARSITO
Blitar, 06-05-1959 19590506 198304 1 003 L D2 Guru Kelas 4 ANWAR HIDAYAT
Cirebon, 13-08-1961 19610813 198412 1 002 L D2 Guru PAI 5 TOBRONI
Cirebon, 09-06-1966 19660609 198803 1 009 L D2 Guru Kelas 6 SUGANDI, S.Pd
Cirebon, 12-04-1967 19670412 199103 1 012 L S1 Guru Kelas 7 MUHYATI, S.Pd
Cirebon, 25-10-1965 19651025 199203 2 006 P S1 Guru Kelas 8 TUNIAH, S.Pd
Cirebon, 10-05-1969 19690510 199202 2 001 P S1 Guru Kelas 9 AMINAH
Cirebon, 12-09-1966 19660912 199212 2 001 P D2 Guru Kelas 10 ALIF, S.Pd
Cirebon, 20-05-1975 19750520 200003 1 003 L S1 Guru Kelas 11 LELI FITRIYAH, S.Pd
Cirebon, 07-11-1975 19751107 200103 2 001 P S1 Guru Kelas 12 RUMYATI
Cirebon, 04-09-1971 19710904 200801 2 002 P D2 Guru Kelas 13 TORI RAHMATULLAH
(31)
14 NUNUNG HARYATI
Cirebon, 12-09-1986 - P D2 Guru Kelas
15 GALANG SF., S.Pd
Cirebon, 05-08-1987 - L S1 Guru Kelas
16 IZAH FAIZAH
Cirebon, 10-12-1978 - P D2 Guru Kelas
17 ROYYANI
Cirebon, 01-04-1980 P SMA Guru Kelas
18 SAHRON
Cirebon, 29-09-1977 - P SMA Penjaga SD
Tabel 3.2
Keadaan Siswa SDN 1 Karangkendal Kec. Kapetakan Kab. Cirebon Tahun Ajaran 2012/201
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 I 30 15 45
2 II 26 25 51
3 III 29 33 62
4 IV 27 24 51
5 V 29 49 78
6 VI 45 42 87
Jumlah 186 189 374
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/2013. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah semester II tahun ajaran 2012/2013
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatana Kapetakan Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari 18 siswa perempuan, 12 orang siswa laki-laki dan seluruhnya berjumlah 30 siswa.
(32)
Tabel 3.3
Siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon Tahun ajaran 2012/2013
No Nama Siswa Jenis
Kelamin Keterangan
1 Patimah P
2 Arfan Burhanudin L
3 Abdul Centris L
4 Agus Solihin L
5 Aji Sogintoka. D P
6 Ahmad Maulana L
7 Danda P
8 Dewi Anjani P
9 Dodi Febriyanto L
10 Elawati P
11 Endah Fauziah P
12 Ernawati P
13 Friska Indriyati P
14 Iqbal Maulana L
15 Jepri L
16 Julfatul Saroya P
17 Julika P
18 Kameliya P
19 Kiki Ameliya P
20 Linda Febriyanti P
21 Maya Syifa P
22 Melan P
23 Mohammad Aaparudin L
24 Muhammad Rochim L
25 Nufalia P
26 Nunung Alfi P
27 Sa’adah P
28 Santi P
29 Udiyono L
30 Uu Sukarya L
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari 18 siswa perempuan, 12 orang siswa laki-laki dan seluruhnya berjumlah 30 siswa.
(33)
Adapun alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa berdasarkan hasil observasi pemahaman siswa dalam menulis puisi pada mata pelajaran bahasa indonesia, diperoleh hasil tingkat pemahaman siswa kelas V SDN 1 Karangkendal pada materi tersebut masih rendah dan tidak mencapai KKM yang sudah ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga diperlukan upaya perbaikan pada proses maupun hasil pembelajaran.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Seperti telah dikemukakan pada bagian latar belakang, bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas yaitu masalah pemahaman siswa tentang menulis puisi yang masih rendah, sehingga diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian yang relevan dengan permasalahan ini adalah melalui metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis dan carr (Kasbolah, 1998: 198) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Berdasarkan pendapat dari Wardhani (2007: 115), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
(34)
Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga penelitian tindakan kelas berfokus pada permasalahan praktis yaitu permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas pada aspek-aspek pembelajaran seperti suasana kelas yang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang mendukung, pendekatan pembelajaran yang tidak sesuai atau sistem penelitian yang tidak tepat.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini adalah praktik pembelajaran dengan memfokuskan pada model pembelajaran yaitu model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction)
2. Desain Penelitian
Bentuk penelitian ini bersifat reflektif yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pembelajaran menulis puisi serta upaya-upaya perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran. Penelitian kelas bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru (Suyanto, 1997: 7).
Dalam penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998: 114). Yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang,
(35)
hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Penelitian dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali untuk persiapan perbaikan. Seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005: 66)
Tahap awal (tahap perencanaan) yaitu membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersusun kemudian melakukan tindakan. Ketiga, bersamaan dengan dilakukannya tindakan, dilakukan pula pengamatan proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan teresbut maka dilakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil observasi.
PLAN REFLECTION
OBSERVATIO
N ACTION
PLAN REFLECTION
OBSERVATIO
(36)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian dalam pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas adalah bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran (Kasbolah, 1999: 15).
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus, yang dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan pada langkah-langkah penerapan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction)
Sebelum tahapan siklus dimulai, terlebih dahulu diadakan tes dan observasi awal. Tes fungsinya sebagai evaluasi awal, sedangkan observasi awal untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam menulis puisi. Hasil tes dan observasi awal dijadikan indikator dalam penyusunan tindakan selanjutnya yang berupa refleksi awal.
Berdasarkan refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur yang dikemukakan oleh (Kasbolah, 1999: 78) adalah sebagai berikut: (1) merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melaksanakan observasi, (4) melakukan refleksi, sedangkan untuk siklus selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan pelaksanaan perbaikan terhadap kondisi awal yang dinilai kurang baik dalam
(37)
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis puisi.
Perencanaan tindakan merupakan langkah awal dalam penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi peningkatan dalam kualitas pembelajaran.
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Permintaan izin dari kepala sekolah SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
b. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi. Pada tahap ini dilakukan tahap observasi pada pembelajaran, wawancara dengan rekan guru dan siswa serta mangadakan tes menulis puisi. c. Membuat lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu membuat pedoman wawancara untuk guru dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui segala hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction) d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus dengan
menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
e. Menyediakan alat bantu atau peraga berupa album dokumen puisi bantuan guru, atau gambar yang untuk menyusun dan membuat puisi.
f. Membuat alat evaluasi yang sesuai, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa yang dialami siswa tentang materi yang
(38)
dipelajari setelah menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction), yaitu lembar kerja siswa (LKS), lembar tes hasil belajar siswa, dan lembar aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Menyusun dan menyiapkan alat pengumpul data yaitu lembar observasi, catatan lapangan, format wawancara, dan lembar evaluasi siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahapan pelaksanaan praktik pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama antara praktisi dan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan ini dilaksanakan secara kolaboratif. Dalam hal ini agar dalam tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan yang telah disusun. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada rancangan siklus pertama adalah untuk menjawab permasalahan yang didapat pada sebelum pembelajaran yaitu yang diperoleh dari data awal, dengan menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction). Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu pada kejadian yang disebabkan pada siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kegiatan siklus sebelumnya.
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan setelah rencana disusun secara matang. Pelaksanaan tindakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
(39)
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Tahap awal pembelajaran
a) Mengkondisikan ke arah pembelajaran yang kondusif b) Membaca doa dan mengabsen siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran menulis puisi
d) Melakukan tanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai apersepsi
2) Tahap inti pembelajaran
a) Siswa menyimak penjelasan guru tentang puisi yang pernah dipelajari dengan puisi bebas yang akan dipelajari.
b) Siswa memperhatikan benda yang diperlihatkan oleh guru.
c) Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu benda yang diperlihatkan dengan menggunakan kata-kata konkret. d) Siswa dan guru besama-sama membuat puisi dengan melihat hasil
kesan siswa tentang benda yang dipilih.
e) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami.
f) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
g) Siswa dalam kelompoknya diminta untuk mengamati dan mengoreksi dua contoh puisi yang diberikan oleh guru dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan tema, pilihan kata yang tepat dan penulisan yang
(40)
tepat. Siswa boleh merevisi puisi tersebut jika puisi tersebut dianggap masih butuh perbaikan dan disertakan penjelasan letak kesalahan pada puisi yang telah direvisi tersebut.
h) Secara bergiliran, setiap kelompok diminta untuk menuliskan hasil revisinya di depan papan tulis dan menjelaskannya kepada kelompok lain.
i) Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapannya. j) Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan setiap kelompok. k) Siswa diminta mencari objek disekitar atau pengalaman sebagai tema
atau topik yang dipilih kemudian menentukan isi puisi yang sesuai dengan tema yang dipilih dengan tepat.
l) Siswa membuat konsep (draf) puisi dari topik yang dipilih.
m) Secara berpasangan dalam kelompok, siswa diminta untuk sharing (bertukar pikiran) untuk saling memberikan masukan dan koreksi terhadap puisi yang ditulisnya.
n) Setiap kelompok dibagikan album dokumen puisi buatan guru sebagai bahan pertimbangan.
o) Siswa memperbaiki puisinya berdasarkan masukan temannya dan menuliskan kembali puisi yang telah dianggap benar dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penggunaan penulisan yang tepat (sesuai dengan kaidah penulisan puisi).
(41)
3) Tahap akhir pembelajaran
a) Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi) diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk mendapatkan penilaian.
b) Guru menilai puisi siswa.
c) Siswa dan guru menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
4) Tahap Tindak Lanjut
Puisi yang sudah dinilai akan dipublikasikan melalui majalah dinding kelas.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi pada penelitian ini mengacu pada pengertian observasi bahwa observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya (Kasbolah, 1999: 91).
Adapun kegiatan tersebut pada waktu praktisi melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif (Interaktive Conceptual Instruction) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi. Adapun dengan melakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah disiapkan.
(42)
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kemudian dilakukan wawancara dengan siswa dan praktisi. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi merupakan kegiatan akhir penelitian. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh pada tahap refleksi ini akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya. Yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang baik dalam pelaksanaaan tindakan.
Adapun langkah-langkah refleksi yang akan dilakukan sebagai berikut ini: a. Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh
dalam pelaksanaan tindakan.
b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
c. Memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan pembelajaran
secara berkelanjutan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Lembar pengamatan (observasi), observasi dilakukan untuk mengamati dan merekam seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pembelajaran tentang penjumlahan . (format observasi terlampir).
(43)
b. Pedoman wawancara, Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan dari pihak yang terkait tentang penerapan model pembelajaran Konseptual Interaktif (Interaktive Conceptual Instruction) untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam proses belajar mengajar, pertanyaan disesuaikan dengan fakta yang terjadi dilapangan, bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
Menurut Esterberg (Sugiono, 2007: 316), wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu, wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan dari pihak yang terkait dalam proses belajar- mengajar. Pertanyaan disesuaikan dengan fakta yang terjadi di lapangan, bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
c. Angket (Kuesioner)
Angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi secara tertulis dengan sumber data.
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007: 199).
Adapun angket yang digunakan adalah angket Skala Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
(44)
Angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan, sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran tentang diterapkannya pendekatan teori Bruner dalam meningkatkan pemahaman siswa untuk menemukan rumus luas daerah persegipanjang. Angket selanjutnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
d. Tes Hasil Belajar (THB)
Tes yang digunakan adalah tes subyektif yang dilaksanakan pada tiap tindakan pembelajaran. Tes subyektif ini diberikan kepada tiap-tiap siswa dalam bentuk soal isian. Tes ini dsilakukan untuk mngetahui kemampuan siswa, tingkat penguasaan dan pemahaman siswa setelah pembelajaran. Tes hasil belajar selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
e. Lembar Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar, dan diamati selama kegiatan tindakan berlangsung. Catatan lapangan ini berisi fokus, deskripsi proses pembelajaran, komentar atau interpretasi, dan kesimpulan. Pada kolom fokus berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kolom deskripsi proses pembelajaran berisi catatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh praktisi dan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir, sedangkan pada kolom komentar atau interpretasi berisi komentar berdasarkan deskripsi proses pembelajaran. Selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan pada isi dari fokus, deskripsi, dan interpretasi dalam suatu siklus.
(45)
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut selanjutnya diberi kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya, untuk memudahkan penyusunan kategori data dan perumusan sejumlah hipotesismengenai rtencana dan program tindakan, selanjutnya melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian.
Proses pengolahan dan analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber seperti lembar observasi kinerja guru dan siswam wawancara dengan siswa dan guru, angket, tes hasil belajar dan catatan lapangan.
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan pengumpulan, kondifikasi dan kategori data. Pada tahap ini aaaakan dikumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian, kemudian diberi kode-kode tertentu sesuai dengan jenis dan sumbernya. Untuk memudahkan penyusunan kategori data dan perumusan sejumlah hipotesis mengenai rencana tindakan selanjutnya. Peneliti akan melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data peneliti. Hal ini sesuai dengan teknik pengolahan data dari ( Supranata, 2004).
a. Pengolahan data proses 1) Kinerja Guru
Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran pembelajaran konseptual interaktif (ICI) sebagai upaya
(46)
meningkatkan keterampilan menulis puisi, dari mulai perencanaan (100%), pelaksanaan (90%), dan evaluasi (100%).
Aspek yang Diamati adalah: Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan ke arah pembelajaran yang kondusif b. Menyampaikan tujuan pembelajaran menulis puisi
c. Melakukan tanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai apersepsi
Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Guru memberikan penjelasan tentang puisi yang pernah dipelajari dengan puisi bebas yang akan dipelajari.
b. Guru memperlihatkan benda kepada siswa dan melakukan tanya jawab. c. Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu benda
yang diperlihatkan dengan menggunakan kata-kata konkret.
d. Siswa dan guru besama-sama membuat puisi dengan melihat hasil kesan siswa tentang benda yang dipilih.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami.
f. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
g. Siswa dalam kelompoknya diminta untuk mengamati dan mengoreksi dua contoh puisi yang diberikan oleh guru dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan tema, pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat. Siswa boleh merevisi puisi tersebut jika puisi tersebut dianggap
(47)
masih butuh perbaikan dan disertakan penjelasan letak kesalahan pada puisi yang telah direvisi tersebut.
h. Secara bergiliran, setiap kelompok diminta untuk menuliskan hasil revisinya di depan papan tulis dan menjelaskannya kepada kelompok lain.
i. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapannya. j. Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan setiap kelompok. k. Siswa diminta mencari objek disekitar atau pengalaman sebagai tema
atau topik yang dipilih kemudian menentukan isi puisi yang sesuai dengan tema yang dipilih dengan tepat.
l. Siswa membuat konsep (draf) puisi dari topik yang dipilih.
m. Secara berpasangan dalam kelompok, siswa diminta untuk sharing (bertukar pikiran) untuk saling memberikan masukan dan koreksi terhadap puisi yang ditulisnya.
n. Setiap kelompok dibagikan album dokumen puisi buatan guru sebagai bahan pertimbangan.
Aspek yang diamati
a. Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi) diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk mendapatkan penilaian.
b. Guru menilai puisi siswa.
Guru dan siswa menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
(48)
c. Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi) diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk mendapatkan penilaian.
d. Guru menilai puisi siswa.
e. Guru dan siswa menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Keterangan:
Kegiatan Awal 3 poin, kegiatan Inti 14 poin, dan kegiatan Akhir 3 poin, jadi jumlah keseluruhan poin adalah 20 poin. Sehingga penilaiannya adalah sebagai berikut:
Skor Ideal = 20 x 3 = 60
Nilai Akhir = Jumlah Skor yang diperoleh x 100
Skor Ideal
2) Aktivitas Siswa
Deskriptor penilaian aktivitas siswa: 1. Pemahaman
a. Siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat
b. Siswa dapat menuangkan isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih dengan tepat
c. Siswa dapat menulis puisi dengan penulisan yang tepat. 2. Kedisiplinan
a. Siswa tidak bermain waktu pembelajaran b. Siswa tidak mengantuk waktu pembelajaran
(49)
d. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh 3. Keaktifan
b. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya. c. Siswa menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa lainnya d. Siswa memberikan saran/pendapat
e. Siswa menyelesaikan tugas tepat waktu 4. Keterampilan
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa b. Siswa dapat menjelaskan hasil pengamatan
c. Siswa dapat mengerjakan tugas menulis puisi. Deskriptor indikator
1. Pemahaman
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak 2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak 3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak 2. Kedisiplinan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak 2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak 3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak 3. Keaktifan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak 2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak 3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak 4. Keterampilan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak 2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak 3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak
(50)
b. Pengolahan Data Hasil
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebagai kriteria tuntas dan tidak tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi adalah sebagai berikut:
1) Komponen atau aspek yang dinilai adalah menulis puisi dengan kesesuaian isi dengan tema dan pilihan kata yang tepat dengan menerapkan Model Pembelajaran interaktif konseptual atau ICI.
2) Nilai maksimal = Skor ideal = 100 3) Nilai ketuntasan minimal = 60 a) Kriteria Penetapan KKM (1) Kompleksitas Indikator
Tingkat kompleksitas indikator adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang akan dicapai oleh siswa, termasuk tingkat kesulitan bagi guru dalam menyampaikannya.
(2) Daya Dukung
Daya dukung merupakan kemampuan sumber daya pendukung yang dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya pengelolaan atau manajemen sekolah, peran komite sekolah serta lingkungan sekolah dalam mendukung pencapaian pembelajaran.
(3) Intake Siswa
Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada sebelumnya. Intake siswa dapat diperoleh melalui:
(51)
(a) Hasil seleksi penerimaan siswa (b) Raport kelas terakhir
(c) Tes seleksi masuk atau psikotes (d) Nilai ujian nasional (UAS/UASBN)
(e) Tes awal, atau hasil UTS atau UAS semester satu berjaln bagi kelas I, intake siswa dipertimbangkan dari hasil tes awal (bila memungkinkan) atau hasil UTS atau UAS semester I (satu) tahun berjalan.
b) Menafsirkan KKM
Teknik pengolahan data hasil belajar yang dipakai ialah dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria “Tuntas” atau “Tidak Tuntas” dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut. a. Komponen atau aspek yang dinilai adalah kesesuain isi dengan tema, pilihan kata yang tepat, ketepatan penulisan. Setiap aspek memiliki skor tertinggi 4, dalam pengolahan data hasil dalam penelitian ini terdapat 3 aspek yang dinilai maka diperoleh skor ideal 8.
b. Skor Ideal = 8, nilai 100 c. Nilai Ketuntasan minimum
Skor Ideal = 8
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
(52)
d. KKM Bahasa Indonesia
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL Kriteria Penetapan
Ketuntasan KKM %
Komplek sitas Daya Duku ng Intake
Siswa KKM
KKM KD
KKM-SK Menulis
1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, puisi bebas.
59,76
2. Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat. 59,94
3. Menulis puisi berdasarkan
gagasan pokok atau tema S = 2 S = 2 S = 2 66,6 4. Menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat T = 1 S = 2 R = 1 44,4
KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 60
Menafsirkan KKM
Dapat diperoleh dengan beberapa alternative, antara lain:
1. Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan dengan bobot. a. Kompleksitas : Tinggi = 3
Sedang = 2 Rendah = 1 b. Daya Dukung : Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1 c. Intake Siswa : Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1
2. Dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria a. Kompleksitas : Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80 Rendah = 50-64 b. Daya Dukung : Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80 Rendah = 50-64 c. Intake Siswa : Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80 Rendah = 50-64
(53)
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan perhitungan pesentase. Data diperoleh dari hasil tes dan LKS, hasil observasi aktivitas siswa, observasi guru dan hasil angket. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
1) Data Hasil Tes dan LKS
Data hasil tes dan LKS dianalisis yang dilakukanpada setiap tindakan. Suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar bila kelas tersebut telah mencapai 75% siswa memperoleh nilai diatas KKM menurut KTSP SD/MI.
SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon menetapkan KKM sebesar 60 pemahaman dan penguasaan siswa terhadap hasil tes dalam menulis puisi harus dapat mencapai nilai 60 atau melebihinya. Bagi siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM harus perbaikan. Untuk menghitung persentase di atas menggunakan persentase sebagai berikut:
Tingkat Penguasaan = Jumlah Skor Total Subjek Jumlah Skor Total Maksimal
= TB= ( Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM) x 100% Jumlah siswa
Nilai rata-rata (X) = N N
Keterangan : N = Jumlah nilai N = Jumlah siswa Persentase hasil : skor tindakan x 100% skor maksimal 2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2002: 103). Teknik
(54)
analisis data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan hal tersebut yaitu data yang ada hasil dari pengumpulan data dianalisis untuk tindakan selanjutnya. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, pemaknaan data, dan penyimpulan.
Pada tahap reduksi data dilakukan penyeleksian dan memfokuskan data, menyederhanakan data, kemudian memformulasikan data untuk siap disajikan. Tahap penyajian data adalah pengorganisasian data hasil reduksi, tahap ini dilakukan untuk menghasilkan sajian data yang lengkap dan tertata. Kedua kegiatan tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut: Misalnya dari data yang terkumpul, diseleksi seluruh data yang terkumpul termasuk pengajaran. Data yang tidak relevan dibuang, sehingga data tersebut menjadi tefokus dan sederhana.
Tahap pemaknaan adalah memeriksa kesesuaian informasi data yang dikumpulkan dengan target yang telah ditentukan sehingga dapat menentukan rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan penyimpulan dilakukan setelah penyajian data, analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengambilan data.
G. Validasi Data
Pada penelitian ini validasi data berpedoman pada pada pendapat Hopkin (Wiriatmadja, 2005: 168-171) yaitu:
1. Member chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
(55)
mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dalam penelitian dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra dalam penelitian secara kolaboratif. Penelitian ini untuk mengecek keabsahan data dengan menggunakan triangulasi.
Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yag diperoleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi dalam kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan reflektif-kolaboratif antara guru dengan yang melakukan penelitian tindakan kelas tersebut. Selain itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif (Interaktive Conceptual Instruction). Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam bentuk catatan lapangan. Menurut Elliot (Wiriatmadja, 2005: 169) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan yaitu sebagai berikut:
Sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi, bagaimana mereka dipilih, bagaimana membandingkannya, sangat tergantung dengan permasalahan yang sedang digarap.
Setiap sudut pandang mempunyai kedudukan yang unik dalam kaitan dengan akses data mengenai situasi pembelajaran, karena guru berada dalam posisi yang baik untuk menjelaskan bagaimana tindakan guru dan bagaimana
(56)
respon siswa terhadapnya, bagi yang melakukan penelitian tindakan kelaspun berada dalam posisi yang baik dalam pengumpulan data dari situasi yang sedang diamati terutama dalam interaksi antara guru dengan siswa. Dengan membandingkan apa yang diamati, dengan demikian kesempatan untuk menghanalisis dan melakukan perubahan berdasarkan data yang baru dan lengkap.
3. Audit trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan guru, pemmbimbing, peneliti senior dan rekan-rekan peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi tinggi.
4. Expert opinion, dilakukan untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam kegiatan pengumpulan data pada saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk meningkatkan derajat kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
(57)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengolahan data, analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN I Karang Kendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kesulitan Siswa dalam Menulis Puisi
Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan siswa melalui soal pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok menulis puisi, ditemukan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan untuk menulis puisi siswa tidak memahami bagaimana cara menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau sesuai dengan tema yang dipilih, dan dengan pilihan kata yang tepat. Hal tersebut dikarenakan dalam proses belajar mengajar siswa langsung diberi materi menulis puisi, tanpa memberi kesempatan berpikir bagi siswa untuk mengetahui konsep awal dalam menulis puisi, sehingga pembelajaran menulis puisi bagi siswa sangat membosankan, yang pada akhirnya siswa kesulitan dalam menulis puisi yang sesuai dengan tema dan dengan pilihan kata yang tepat.
(58)
2. Perencanaan Penelitian
Perencanaan penelitian dilakukan berdasarkan hasil observasi awal sebagai langkah awal dalam penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi peningkatan dalam kualitas pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2012/2013 pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan merupakan pelaksanaan praktik pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama antara praktisi dengan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada rancangan siklus pertama adalah untuk menjawab permasalahan yang didapat pada sebelum pembelajaran yaitu yang diperoleh dari data awal, dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa Kelas V SDN I Karang Kendal. Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu pada kejadian yang disebabkan pada siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya yaitu siklus tiga dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kegiatan siklus sebelumnya.
(59)
3. Kinerja Guru
Target untuk kinerja guru yang diharapkan 80% berada dalam kategori baik dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.
Pada siklus I dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru beberapa aspek sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pada siklus I untuk indikator perencanaan 70,75% sudah tercapai, pelaksanaan 91,66% dan untuk evaluasi 62,5%.
Pada siklus II untuk indikator perencanaan mencapai 91,6%, indikator pelaksanaan 87,5% dan indikator evaluasi mencapai 87,5%.
Pada siklus III semua indikator mengalami nilai cukup baik untuk indikator perencanaan 100%, pelaksanaan 100%, dan evaluasi 100%.
4. Aktivitas Siswa
Untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) target yang diharapkan 80% siswa berada dalam kategori B (Baik) untuk aspek keaktifan, aspek kedisiplinan dan aspek keterampilan. Hasil perolehan nilai pada siklus I kategori baik (B) 30%, kategori cukup (C) 43,33%, dan kategori kurang (K) 26,67%.
Pada siklus II perolehan nilai untuk kategori baik (B) sebanyak 60%, kategori cukup (C) sebanyak 26,67%, dan kategori kurang (K) 13,33%.
(60)
Pada siklus III perolehan nilai aktivitas siswa untuk kategori baik (B) sebanyak 96,7%, kategori cukup (C) sebanyak 3,3%, dan tidak ada siswa yang memperoleh kategori kurang (K).
Dari hasil perolehan nilai aktivitas siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan hasil yang lebih baik dan melebihi target yang diinginkan.
5. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Gagasan Pokok atau Tema yang dipilih.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, Siswa mengalami kesulitan menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih, hal tersebut dapat dilihat dari data tes awal siswa yang menunjukan masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah atau dibawah KKM yang ditentukan. Dari jumlah 30 siswa hanya 8 siswa atau 26% siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan, 22 siswa atau 74% siswa memperoleh nilai rendah atau dabawah KKM yang ditentukan. Dengan penerapan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) yang terdiri empat tahapan penting yaitu Conceptual Fokus,Classroom Interaction, Researc-Based Materials, dan Use of text, kemampuan siswa dalam menulis puisi berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih meningkat dari siklus ke siklus.
6. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Pilihan Kata yang tepat. Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat pada siswa kelas V SDN I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
(1)
yang terdiri dari empat tahapan penting yaitu tahap conceptual focus,tahap use of texts , tahap research-based materials dan tahap Classroom interactions, serta memberikan contoh. Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) , siswa sebagai pusat pembelajaran, siswa memanipulasi objek atau media yang disediakan dalam pembelajaran, selain itu guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami siswa. Guru juga menyarankan kepada siswa yang mempunyai kemampuan kurang untuk belajar dan menanyakan sesuatu yang belum jelas kepada teman sekelompok atau teman yang lainnya, dan sebaliknya membimbing dan mengarahkan siswa yang pandai untuk memberiakn bantuan atau membantu temannya yang memiliki kemampuan kurang mengenai pembelajaran menulis puisi.
B. Saran / Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru Sekolah Dasar
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengelola kelas dan menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, kondusif dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) akan terpenuhi.
(2)
Model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) ini tepat digunakan untuk guru kelas V dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa .
b. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI), terlebih dahulu menyiapkan media pembelajaran untuk siswa, karena dengan media pembelajaran yang sesuai akan mempermudah bagi siswa dalam meningkatkan pemahamanya dalam menulis puisi.
c. Guru hendaknya temotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya dalam upaya meningkatkan dan membantu siswa mempermudah materi yang diajarkan. Karena itu hendaknya guru memilih model pembelajaran, metode serta media pembelajaran yang tepat dan sesuai bagi siswa dalam setiap pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI), sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu mempersipkan alat-alat berupa buku-buku sumber tentang puisi, contoh-contoh puisi agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik.
(3)
b. Hendaknya siswa lebih memperhatikan dan lebih fokus pada materi pembelajaran ketika guru sedang menjelaskan materi yang sedang dibahas. Penerapan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) yang terdiri dari empat tahapan penting yaitu tahap conceptual focus, tahap use of texts, tahap research-based materials dan tahap Classroom interactions, memudahklan siswa dalam pembelajaran mengenai keterampilan menulis puisi, sehingga pemahaman siswa meningkat.
c. Model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) sangat tepat diterapkan bagi siswa kelas V SD sesuai dengan perkembangan mental dan berpikir siswa, karena dapat membantu siswa untuk menemukan konsep dasar dan berfikir bagi siswa sehingga dapat mempermudah siswa dalam menulis puisi dalam konteks soal yang berbedapun siswa akan memahami serta dapat membina sikap belajar yang positif, kreatif, dan inovatif, karena belajar sambil berfikir dan berbuat. Oleh karena itu siswa harus memanfaatkan betul-betul kesempatan pada pembelajaran tersebut dengan menggunakan waktu sebaik mungkin selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) sangat baik diterapkan kepada siswa, karena gairah belajar siswa akan meningkat, siswa belajar sambil berbuat, sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal atau tugas dalam menulis
(4)
puisi dalam pembelajaran akan lebih lama tersimpan dalam ingatannya. Karena itu siswa harus terlibat langsung dalam pembelajaran.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa. Jakarta: Depdiknas. Djuanda Dadan, dkk. (2009) Model Pembelajaran di Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Sumedang.
Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Tim Pustaka Latifah.
Djamarah Syaiful. (2002), Stragi Belajar Mengajar, Cetakan II, Riene Cipta, Jakarta.
Cahyani, Isah dkk, 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia. Upi Press.
Farika, Edi warsisi. 2009. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Depdikbud.
Muchlisoh, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Moh. Surya (2009) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Soppeng: Remaja Rosdakarya
Moleong, lexy. (2004), Meteologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Resmini Novi, dkk, 2006, Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung, UPI PRESS.
Santyyasa I W.2003, Pendidikan Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Kompetensi, Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
(6)
Usman. (2009). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar ( Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Soppeng: Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Romansdakarya.
Wibowo, 2001, Manajemen Bahasa, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/model-pembelajaran- interaktif.html