BATIK PAYUNG PRIANGAN : Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

(1)

BATIK PAYUNG PRIANGAN

(Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Intan Pandini 1000025

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

BATIK PAYUNG PRIANGAN

(Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

Oleh Intan Pandini

1000025

Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

© Intan Pandini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

INTAN PANDINI

BATIK PAYUNG PRIANGAN (Analisis Visual Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Bandi Sobandi, M. Pd. NIP. 197206131999031001

Pembimbing II

Zakiah Pawitan, M.Ds. NIP. 198305052005012001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M. Pd. NIP. 197206131999031001


(4)

INTAN PANDINI

BATIK PAYUNG PRIANGAN (Analisis Bentuk Visual Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

disetujui dan disahkan oleh penguji:

Penguji I

Drs. Untung Supriyanto, M. Pd. NIP. 195210161986011001

Penguji II

Suryadi, S. Pd., M. Sn. NIP. 197307142003121001

Penguji III

Dewi M. Sya Bani, S. Pd. M. Ds. 197807222005012002


(5)

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 2

C. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Metode Penelitian... 3

F. Manfaat Penelitian ... 3

G. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Unsur dan Prinsip Seni Rupa dalam Kriya Batik ... 6

1. Unsur Seni Rupa dalam Kriya Batik ... 6

2. Prinsip Seni Rupa dalam Kriya Batik ... 17

B. Kajian Batik ... 31

1. Pengertian Batik... 31


(6)

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Fungsi Batik ... 33

4. Teknik Pembuatan Batik ... 35

C.Benda-benda Budaya Khas Kota Tasikmalaya ... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 72

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 72

1. Tempat Penelitian ... 72

2. Waktu Penelitian ... 75

B. Ruang Lingkup ... 76

C. Metode Penelitian ... 76

D. Instrumen Penelitian ... 76

E. Teknik Pengumpulan Data ... 78

1.Wawancara/Interview ... 78

2.Pengamatan/Observasi ... 79

3.Dokumentasi ... 80

4.Triangulasi ... 80

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 81

A. Sejarah Perkembangan Kain Motif Batik Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 81

1. Temuan Sejarah Perkembangan Kain Motif Batik Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 81

2. Pembahasan Sejarah Perkembangan Kain Motif Batik Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 84

B. Visualisasi Motif Batik Payung Priangan di Berbagai Perajin Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 91

1. Temuan Unsur Visual Motif Batik Payung Priangan di Berbagai Perajin Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 91


(7)

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Pembahasan Unsur Visual Batik Payung Priangan di Berbagai Perajin

Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 124

3. Temuan Prinsip Visual Batik Motif Payung Priangan di Berbagai Perajin Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 128

4. Pembahasan Prinsip Visual Batik Payung Priangan di Berbagai Perajin Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ... 142

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 145

A. Simpulan ... 145

B. Saran ... 147

DAFTAR PUSTAKA ... 149

DAFTAR ISTILAH ... 153

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 154


(8)

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BATIK PAYUNG PRIANGAN

(Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

2014/2015 Intan Pandini

ABSTRAK

BATIK PAYUNG PRIANGAN (Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya). Batik motif payung priangan merupakan salah satu industri disektor kerajinan yang sudah membudaya di Tasikmalaya. Perajin sentra batik ini berpusat di Jl. Cigeureung Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Melalui penelitian unsur visual motif payung priangan ini di harapkan dapat menjadi cara dalam menyadarkan generasi muda terhadap pelestarian dan pengembangan budaya batik itu sendiri maupun payung geulis atau payung priangan, yang sudah menjadi ciri identitas dari kota Tasikmalaya. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui sejarah awal mula terbentuknya motif payung priangan dan unsur visual yang digunakan pada batik motif payung priangan Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimaksudkan supaya lebih memahami secara rinci dan mendalam terhadap situasi dan kenyataan tentang permasalahan yang ada yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif, yang kedepannya bisa digunakan untuk keperluan evaluasi. Metode penelitian ini juga diperuntukan untuk dapat lebih memahami setiap hal yang belum banyak diketahui, dan menemukan pemikiran baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian, sejarah motif payung priangan yang diterapkan pada batik mulai mengalami masa kejayaannya sekitar tahun 1960-an, dengan adanya akulturasi dari pebatik dari daerah Jawa Tengah seperti Pekalongan, Tegal dan lain sebagainya. Titik yang mengisi pada batik payung priangan yang ada di Kecamatan Cipedes yaitu cecek dan cecek melik atau cecek pitu, sedangkan pada garis tegak melengkung, horizontal, vertikal, zigzag, meliuk-liuk, lengkung mengembang. Bentuk batik termasuk pada bidang geometri, organik dan gabungan, warna yang dipakai primer, sekunder, tersier bahkan kuarter. Tekstur yang terlihat yaitu kasar, licin, berat, ringan, dan halus. Teknik (irama) yang dipakai full repeat, half drop repeat, danfull drop repeat. Keseimbangan yang terlihat yaitu keseimbangan simetris, sederajat, tersembunyi dan radial, dan proporsi tidak terlihat. Saran dari penulis yang berminat dalam meneliti batik seperti ini disarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai makna, kajian produk, teknik pengembangan motif ini, dan lain sebagainya


(9)

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Batik Payung Priangan (Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamtan Cipedes Kota Tasikmalaya). Batik motif payung priangan is one industry in craft sector that has become a culture in Tasikmalaya. The centre of craftmen concentrate at Cigeureung street at the village of Nagarasari at the district of Cipedes in Tasikmalaya. Through the research of visual factor of this motif payung priangan is expented to be a way to remind young generation of conservation and development of batik culture it self as well as payung geulis or payung priangan, that has become identity of Tasikmalaya. This reserch had some goals that were expected to achieve, meinly to know the history of the of the originality of the forming of motif payung priangan and visual factor that is used on batik motif payung priangan Tasikmalaya. In this research the writer used qualitative approuch which was intended to comprehend more details and deeply on the situation and fact about existing problem that can not be examined through qualitative research, that can be used for evaluation need in the future. This research method was also intended to comprehend more each issue that hasn’tbeen known much, and to find new throught about issues that have been known much. The technique of collecting data was by interview, observation, documentation, and triangulation. Based on the resuet of the research, the history of motif payung priangan that has been applied on batik started getting glory in about 1960s, with the existance of aculturation of batik maker from central Java like Pekalongan, Tegal an so on. The dots that fill batik payung priangan existing at the district of Cipedes are cecek and cecek melik or cecek pitu, while on line, horisontal, vertical, zigzag, twigy, developing line. The form of batik belongs to geometry field organic and combination, the colour that are used are primer, sekunder, tersier, even kuarter. The texture displayed are hard, slippery, heavy, light and soft. The technique (rhythm) that are applied are full repeat, half drop repeat, and full drop repeat. The balances displayed are simetrical balance, of the same degree, hidden and radial, and proportion is not detected. The writer suggest the those who are interested in searching batik like this are recommended to examine more depply on the meaning, product analysis of the technique of developing of this motive and so forth.


(10)

1 Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak kebudayaan dari berbagai daerah yang salah satunya dalam bentuk kesenirupaan di bidang kriya, contohnya batik yang sudah dikenal sejak abad ke-16 M dan terus berkembang hingga saat ini. Di kota Tasikmalaya Jawa Barat, batik Tasik dipengaruhi oleh batik asal Jawa Tengah yaitu Pekalongan dan Tegal karena menurut sejarah dahulu di daerah Sukapura atau bertempat sebelah selatan kota ditempati oleh banyaknya penduduk asal Jawa Tengah (Pekalongan dan Tegal) diakibatkan daripeperangan yang terjadi semasa kerajaan di Jawa. Masyarakat Jawa ini pada prinsipnya tetap membawa kebiasaan membatiknya. Pada akhirnya, batik mulai berkembang di masyarakat Jawa barat, meskipun demikian Tasikmalaya mempunyai ciri khas sendiri, dilihat dari motif dan warna-warna cerahnya.

Umumnya warna-warna cerah yang biasa digunakan seperti oranye, kuning, hijau, biru. Sedangkan pada motifnya sendiri batik asal Tasikmalaya lebih mempunyai karakter dan filosofi tersendiri dilihat dari ragam hias flora dan fauna, yang mencerminkan kondisi lingkungan yang ada di Tatar Sunda.

Seiring kemajuan jaman variasi motif batik terus dikembangkan hingga sekarang di setiap daerah khususnya Kota Tasikmalaya. Motif kontemporer yang lebih bebas mengeksplor motif tidak terpaku pada aturan dalam pembuatan motifnya. Tetapi sentra batik asal Tasikmalaya tetap konsisten pada budaya yang mereka miliki, salah satu contohnya penerapan payung geulis yang kini mereka jadikan sebagai motif batik kontemporer mereka.

Penerapan payung geulis sebagai salah satu motif batik Tasikmalaya bisa menjadi cara dalam pelestarian dan pengembangan budaya batik itu sendiri maupun payung geulis, yang sudah menjadi ciri identitas dari kota Tasikmalaya.

Selain itu batik Tasikmalaya masih mempertahankan cara tradisional dalam pembuatannya sehingga masih terjaga keasliannya. Seperti yang kita ketahui


(11)

2

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

batik merupakan warisan budaya Indonesia yang harus kita lestarikan, dan batik merupakan seni yang mengandalkan cita rasa keindahan, kehati-hatian dan ketekunan saat pengerjaannya.

Sungguh miris ketika melihat masyarakat baik itu dari golongan pengrajin, pelajar, mahasiswa, wirausahawan maupun dari golongan lainnya di daerah tersebut pada kenyataannya tidak tahu akan makna ataupun sejarah dari potensi daerahnya. Berbanding terbalik dengan teknologi yang terus berkembang tentunya bisa menjadi salah satu cara untuk mempublikasikan batik motif payung ini yang tidak hanya sekedar kepentingan pribadi saja. Ketika suatu kaum atau masyarakat tidak lagi menghargai akan karya warisan budayanya sendiri, maka hilanglah identitas yang mereka miliki. Sehubungan dengan itu penulis memilih karya tulis yang berjudul “BATIK PAYUNG PRIANGAN (Analisis Bentuk Visual Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)” yang sedikitnya bisa menjadi acuan untuk keberlangsungan eksistensi batik motif payung priangan di masa yang akan datang.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah motif batik kontemporer Tasikmalaya yaitu motif payung priangan yang memiliki karakteristik dan ciri khas daerahnya mulai dari desain, warna, bentuk, dll. Dengan demikian, peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis visual estetis yang terdapat pada motif batik payung priangan Tasikmalaya.

C. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka ada sejumlah data yang dapat dikaji, di antaranya: motif batik kontemporer, teknik pembuatan, alat dan bahan pembuatan, dan lain–lain. Berdasarkan data tersebut maka pembatasan masalah yang diajukan adalah kain batik yang hanya bermotifkan payung geulis. Sejalan dengan batasan di atas rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah:


(12)

3

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana sejarah awal mula terbentuknya motif payung priangan Tasikmalaya?

2. Bagaimana visualisasi yang digunakan pada batik motif payung priangan Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya: 1. Memperoleh gambaran tentang sejarah awal terbentuknya motif payung

priangan Tasikmalaya

2. Menganalisis visualisasi motif payung priangan Tasikmalaya

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, seperti yang telah diungkapkan menurut Moleong (1989, hlm. 6) menyatakan bahwa:

...penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menggunakan metode ini penulis akan mendeskripsikan mengenai motif batik payung priangan yang diproduksi di berbagai perajin di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya di tinjau dari bentuk visual, kemudian penulis akan menganalisisnya.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat skripsi analisis bentuk visual motif payung priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khususnya. Menambah koleksi penulisan skripsi untuk prodi pendidikan seni rupa untuk meningkatkan keilmuan mahasiswa, masyarakat daerah Jl. Cigereung Kelurahan Nagarasari Kecamatan


(13)

4

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Cipedes Kota Tasikmalaya maupun pembaca lainnya terhadap motif payung priangan Tasikmalaya.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini terbagi kedalam lima BAB yakni: BAB I Pendahuluan, BAB II Kajian Pustaka, BAB III Metodelogi Penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, BAB V Simpulan dan Saran.

BAB I: Pendahuluan

Berupa uraian yang berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian atau signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka

Menjelaskan atau mengkaji kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori, konsep-konsep, serta segala yang berhubungan dengan bidang yang diteliti.

BAB III: Metode Penelitian

Berisi tentang penjelasan secara rinci mengenai metode penelitian yang secara garis besar telah dijelaskan pada bab I, dan termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel, serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel. Desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian itu. Metode penelitian dan jastifikasi pengguna metode penelitian tersebut. Definisi operasional; yang dirumuskan untuk setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Instrumen penelitian; misalnya tes, lembar observasi, angket, dan skala sikap/pendapat/pandangan. Proses pengembangan instrumen. Teknik pengumpulan data dan alasan rasional lainnya. Analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data itu.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang pengolahan dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan penulis, kemudian dikaitkan dengan teori-teori yang telah dibahas pada Bab kajian pustaka.


(14)

5

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V: Simpulan dan Saran

Menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab dari rumusan masalah. Saran yang diperuntukkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.


(15)

72 Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Kecamatan Cipedes merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Ibu kota dari Kecamatan ini yaitu Kelurahan Nagarasari, Luas wilayah Kecamatan 8,96 km2 yang terbagi kedalam empat Kelurahan. Tempat penelitian yang dilakukan untuk skripsi ini berlokasi yang tersebar di empat Kelurahan Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Empat Kelurahan tersebut antara lain Kelurahan Sukamanah, Nagarasari, Cipedes, dan Panglayungan. Namun yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu di daerah Kelurahan Nagarasari yang menjadi mayoritas perajin batik di Kota Tasikmalaya berada sering disebut juga dengan daerah sentra batik. Adapun peta lokasi beserta tabel industri batik di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes sebagai berikut:

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Nagarasari (Sumber:dokumentasi pribadi. 2014)


(16)

73

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Peta lokasi kawasan batik Kelurahan Nagarasari (Sumber: dokumentasi pribadi. 2014)

Industri batik yang berada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya berpusat dan tersebar hanya ada di Kelurahan Nagarasari. Kawasan batik ini berada di kampung Cicariu atau Parakanyasag, kampung Ciroyom, dan kampung Cigeureung. Nama-nama perusahaan batik tersebut antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar industri batik di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes

No. Nama Perusahaan Nama Pemilik

Alamat Keterangan

1. Batik Nagariharja Hj.Tien Kartini

Kp. Cicariu Rt.04/09

Produksi batik motif payung priangan

2. Batik Nanda Ade Kp. Cicariu

Rt.05/09

Produksi batik motif payung priangan 3. Batik Nizar Ujang Kirom Kp. Cicariu

Rt.05/09

Produksi batik motif payung priangan 4. Batik Rizqy Yuyun Kp. Cicariu Rt. Produksi batik


(17)

74

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

No. Nama Perusahaan Nama Pemilik

Alamat Keterangan

05/09 payung priangan

5. Batik W.D Wati Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Tidak produksi motif payung

priangan

6. Batik Tedi Uju Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 7. Batik Putri

Kembar

Yoyo Kp. Ciroyom Rt. 04/10

Produksi batik motif payung priangan 8. Batik Denok Hj. Yoyoh Kp. Ciroyom Rt.

01/10

Tidak produksi batik payung

priangan

9. Batik Yayat Hj.Ani

Sumarni

Kp. Ciroyom Rt. 04/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 10. Batik Elang Mas Didi Kp. Ciroyom Rt.

01/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 11. Batik Agnesa

Putra

H. Asep Kp. Ciroyom Rt. 02/10

Produksi batik motif payung priangan 12. Batik Agnesa H. Cacu Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Produksi batik motif payung priangan 13. Batik Rafsanjani Gani Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 14. Batik Sopiah Sopiah Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 15. Batik Mekar Jaya Tedi Kp. Ciroyom Rt.

06/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 16. Batik Deden H. Deden Kp. Cicariu Rt.

04/09

Produksi batik motif payung priangan 17. Batik Putra Ace Kp. Ciroyom Rt.

03/10

Tidak produksi batik motif payung

priangan 18. Batik Sukapura Encu Samsu Kp. Cigeureung

Rt. 03/11

Tidak produksi batik motif payung

priangan (Sumber: Data Kelurahan Nagarasari dan data pribadi, 2014)


(18)

75

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menetapkan sampel penelitian sebagai bahan untuk diteliti adalah analisis bentuk visual motif batik payung priangan di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Dimana batik motif payung priangan ini merupakan salah satu ciri khas dari Kota Tasikmalaya.

2. Waktu Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan dimulai pada tanggal 25 Maret 2014 hingga 06 Oktober 2014

Tabel 3. 2 Waktu Penelitian

No Waktu Kegiatan

1. 25 Maret 2014 Survei pertama lokasi tempat penelitian sentra batik Kota Tasikmalaya

2. 27 Maret 2014 Dokumentasi pendahuluan fashion outlet batik di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

3. 01 Agustus 2014 Perijinan ke dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tasikmalaya

4. 07 Agustus 2014 Perijinan dan Observasi ke Kecamatan Cipedes, Kelurahan Nagarasari, dan Disbudparpora Kota Tasikmalaya

5. 08 Agustus 2014 Observasi ke pengrajin batik Kelurahan Nagarasari, dan ke-tiga kantor kelurahan lainnya. 6. 02 Oktober 2014 Perijinan penambahan tempat penelitian ke dinas

Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tasikmalaya 7. 06 Oktober 2014 Perijinan dan observasi ke Dinas Koperasi


(19)

76

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B.RUANG LINGKUP

Penelitian ini mencangkup sejarah terbentuknya motif payung priangan, dan unsur visual yang tampak pada batik motif payung priangan. Motif batik payung priangan yang telah dihasilkan oleh para perajin batik di kecamatan Cipedes.

C.METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana menurut Moleong (1989, hlm. 6) menyatakan bahwa:

...penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penggunaan metode ini dimaksudkan supaya lebih memahami secara rinci dan mendalam terhadap situasi dan kenyataan tentang permasalahan yang ada yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif, yang selanjutnya bisa digunakan untuk keperluan evaluasi. Metode penelitian ini juga diperuntukan untuk supaya dapat lebih memahami setiap hal yang belum banyak diketahui, dan menemukan pemikiran baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.

D.INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah”. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, karena penelitian kualitatif merupakan studi kasus maka hanya peneliti yang dapat memahami segala sesuatu yang ada di lapangan atau dengan bantuan orang lain sebagai pengumpul data yang utama. Sedangkan alat pendukung lainnya seperti wawancara, pengamatan atau observasi, dan kamera atau foto untuk dokumentasi. Sehubungan dengan itu pengembangan instrumen berawal dari kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:


(20)

77

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Aspek Subjek Indikator Teknik

Pengumpulan Data

1. Sejarah terbentuknya motif payung priangan Tasikmalaya - Sejarah payung sebagai icon Tasikmalaya

 Wawancara  Kajian

Dokumentasi

- Awal terciptanya payung sebagai motif batik

Wawancara

2. Unsur visual yang tampak pada batik motif payung priangan Tasikmalaya

- Unsur rupa  Titik  Garis  Bidang  Warna  Tekstur

 Kajian

Dokumentasi  Observasi

- Prinsip rupa  Irama  Kesatuan  Dominasi  Keseimbangan  Proporsi

 Kajian

Dokumentasi  Observasi Wawancara atau interview ditujukan untuk mendapatkan informasi dari interviewer. Difokuskan dan dikhususkan pada perajin-perajin batik, budayawan, dan pihak-pihak instansi yang terkait. Cara untuk melakukan tahap ini yaitu peneliti menyiapkan sederetan pertanyaan secara lengkap dan terstruktur, dengan dalam bentuk pedoman wawancara (Lampiran ...).

Pengamatan atau observasi bisa dilakukan dengan mengamati sekaligus mencatat dari pengalaman secara langsung dengan tujuan peneliti dapat memahami jika terdapat situasi yang sulit, juga dapat menjadi alternatif jika dalam kasus tertentu teknik lain tidak dimungkinkan. Penulis mengembangkan ke dalam lembar observasi (Lampiran).

Foto dalam dokumentasi tidak kalah penting dengan instrumen lainnya, dari foto dapat menghasilkan data untuk ditelaah lebih jauh dan sebagai bukti nyata


(21)

78

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian. Seperti yang telah dijelaskan oleh Moleong (1989, hlm. 160) bahwa: “Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif”.

E.TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti dan memiliki waktu yang cukup lama dalam prosesnya. Cara supaya data yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diteliti, teknik yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara atau interview

Wawancara merupakan percakapan dari pertemuan kedua belah pihak antara pewawancara dan terwawancara dengan bertukar informasi dengan topik tertentu. Menurut Patton (dalam Moleong, 1989, hlm. 187) menyebutkan tiga jenis wawancara yaitu: “...(a) wawancara pembicaraan informal, (b) pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c) wawancara baku terbuka”. Jenis metode wawancara pada penelitian ini yaitu jenis wawancara terbuka dimana menurut Moleong (1989, hlm. 188) mengutarakan bahwa: “Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku”. Namun terkadang penulis menggunakan metode wawancara lainnya dikarenakan untuk situasi dan pewawancara tertentu yaitu dengan wawancara pembicaraan informal, yang merupakan pada percakapan ini bergantung pada pewawancara yang lebih spontanitas mengajukan pertanyaan.

Wawancara dilakukan pada beberapa nara sumber yaitu seperti yang tertera pada tabel berikut ini

Tabel 3.4

Fokus Penelitian atau Nara Sumber

No. Fokus Penelitian

1. Perajin Sentra Batik Kecamatan Cipedes 2. Instansi Terkait


(22)

79

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.5 Nama-nama informan

No. Informan Profesi Usia

1. Undang Muslih Sekretaris Kelurahan Nagarasari 54 tahun 2. Leni Rusanti Pelayanan Kelurahan Sukamanah 50 tahun

3. Dudu Pegawai Kelurahan Cipedes 54 tahun

4. Sule Sulaeman S Wiraswasta/budayawan 74 tahun

5. H. Cacu Pengusaha batik Agnesa 62 tahun

6. Encin Kuraesin Pengusaha/perajin batik Putri Kembar 73 tahun 7. Ujang Kirom Perajin /pengusaha batik Nizar 47 tahun 8. Hj. Tien Kartini Pengusaha batik Nagariharja 64 tahun

9. Yuyun Sri W Pengusaha batik Rizqy 46 tahun

10. Deden Supriadi Pengusaha batik Deden 50 tahun 11. Ade Suryana, SE.

MM

Pengusaha batik Nanda 57 tahun

12. Dra. Elis Sukmala, M.Si

Sekretaris Disbudparpora Kota Tasikmalaya

53 tahun

13. AranUtomo Wijayanti

Perencanaan evaluasi pelaporan Dinas Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya

32 tahun

14. Iyan A Gunawan Tenaga fungsional Dinas Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya

44 tahun

2. Pengamatan atau observasi

Menurut Dhohiri (dalam Banawati, 2010, hlm. 65) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan”. Ada beberapa alasan dalam memilih teknik penelitian ini seperti yang telah dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 1989, hlm. 174)

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.


(23)

80

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana telah disinggung di atas, maka pengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan langsung ke lokasi penelitian di sentra batik Kecamatan Cipedes yang tersebar di empat Kelurahan yaitu Kelurahan Sukamanah, Nagarasari, Cipedes, dan Panglayungan Kota Tasikmalaya. Di lokasi penelitian ini penulis mengamati karya batik bermotif payung priangan yang sudah menjadi ciri khas dari Kota Tasikmalaya.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian kualitatif. Seperti yang telah dikemukakan oleh Moleong (1989, hlm. 274) bahwa: “metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Dokumentasi yang didapat berupa foto dari pengambilan gambar sendiri dengan kamera maupun dokumentasi gambar dari sumber lain seperti foto perusahaan, internet, buku, dan lain-lain. Proses pemotretan atau pengambilan gambar oleh penulis sendiri dilakukan saat observasi berlangsung.

4. Triangulasi

Teknik ini digunakan dalam penelitian ini oleh penulis dimaksudkan untuk memperoleh keabsahan data dari berbagai sumber data yang nantinya merujuk pada satu kesimpulan yang sama. Cara ini baik digunakan ketika adanya perbedaan saat mengumpulkan data tentang pendapat seseorang dan kejadian tertentu.

F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Menurut Moleong (1989, hlm. 53) “...yang dimaksud pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna. Analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data”. Intinya dari pengumpulan data berbagai sumber dengan teknik metodenya maka data tersebut diolah dan dianalisis sehingga mendapat satu kesimpulan, sesuai dengan teknik triangulasi di atas.


(24)

81

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan


(25)

145 Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Batik Payung Priangan (Analisis Visual Batik Motif Payung Priangan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya), peneliti berkesimpulan sebagai berikut:

Kelurahan Nagarasari yang berada di Kecamatan Cipedes merupakan salah satu dari dua daerah penghasil batik di Kota Tasikmalaya setelah Kelurahan Parakanyasag Kecamatan Indihiang. Masa kejayaan motif batik payung priangan di Kota Tasikmalaya pada tahun 1960-an. Dipelopori oleh Alm. Wasdi perajin daerah Bojong yang membuat batik payung dengan menggunakan canting tulis dengan niat awal hanya untuk menambah jumlah barang yang diproduksi pada saat itu. Selang beberapa lama muncullah berbagai jenis motif payung priangan di setiap perajin batik di Kota Tasikmalaya dengan ciri khas pada masing-masing perajin batik.

Kini payung bukan hanya diterapkan pada batik melainkan menjadi simbol dari Kota Tasikmalaya yang berdiri pada tahun 2001. Payung yang merupakan icon Kota Tasikmalaya apabila diterapkan pada batik termasuk motif benda-benda teknologis, tidak memiliki perlambangan tertentu tetapi hanya merupakan informasi yang akan disampaikan. Jelas terlihat bahwa payung disini menyimbolkan sebagai wadah naungan untuk masyarakat Kota Tasikmalaya.

Ada masanya perajin batik khususnya batik payung priangan mengalami masa surut, hal ini diakibatkan minat konsumen dan trend mode yang begitu cepat berkembang, juga dalam pembuatan motif payung ini tidak seperti motif lainnya (motif sido mukti, sido asih dan sebagainya) yang mempunyai aturan maupun pemaknaan yang lebih mendalam pada setiap bentuk motifnya, setiap pemakaiannya pun disesuaikan dengan acara tertentu. Motif-motif payung priangan hasil cipta karya pebatik Tasikmalaya dari dulu pertama ada hingga


(26)

146

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sekarang belum ada satu pun yang sudah mencoba dipatenkan baik itu oleh orang yang mendesain atau pun dari pihak instansi terkait. Adapun kesimpulan dari analisis visual yang terlihat pada motif batik payung priangan adalah sebagai berikut:

1. Ragam motif payung priangan karya pebatik Kelurahan Nagarasari

Motif payung priangan yang dihasilkan pebatik Keluarahan Nagarasari cukup bervariasi meski penggayaan atau penyederhanaannya masih banyak yang hampir sama.

2. Unsur visual motif payung priangan karya pebatik Kelurahan Nagarasari Berdasarkan kajian pembahasan ini, peneliti menemukan beberapa unsur visual yang terlihat pada motif-motif payung priangan yaitu titk yang meliputi cecek ada 15 dari 19 (78,9), cecek melik ada 3 dari 19 (15,7). Pada garis meliputi: garis tegak melengkung 17 dari 19 (89,4), horizontal 4 dari 19 (21), vertikal 10 dari 19 (52,6), zigzag 2 dari 19 (10,5), meliuk-liuk 4 dari 19 (21), dan lengkung mengembang 18 dari 19 (94,7). Pada bidang adapun sebagai berikut: raut bidang geometri 6 dari 19 (31,5), raut bidang organik 5 dari 19 (26,3), raut bidang gabungan 18 dari 19 (94,7). Pada warna terdapat warna primer 14 dari 19 (73,6), sekunder 5 dari 19 (26,3), dan warna kuarter 2 dari 19 (10,5). Pada tekstur yang terlihat yaitu: kesan kasar 8 dari 19 (42,1), licin 3 dari 19 (15,7), berat 10 dari 19 (52,6), ringan 3 dari 19 15,7), dan halus 4 dari 19 (21).

3. Prinsip-prinsip visual motif payung priangan hasil karya pebatik Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes yaitu: pada irama atau ritme yang muncul seperti menggunakan pola teknik full repeat ada 14 dari 19 (73,6), full drop repeat 1 dari 19 (15,7), full half drop repeat 3 dari 19 (15,7). Kesamaan bentuk kemiripan hue (warna) pada Gambar 4.18, 4.19. penyelarasan-penyelarasan raut dengan penetralan-penetralan bentuk ada pada Gambar 4.1, 4.9, 4.10, 4.18, 4.19. Pengikatan dengan background warna netral yaitu pada Gambar 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.11, 4.12 dan pengikatan dengan kontur yang sama yaitu ada pada Gambar 4.1, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9,


(27)

147

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.10, 4.18, 4.19. Dominasi atau pusat perhatian yang sejalan dengan Sanyoto maka dominasi yang muncul pada motif payung priangan di Kecamatan Cipedes yaitu: dominasi kontras ekstrem (raut bentuk bidang) ada pada Gambar 4.1, dominasi kelainan (raut dan warna pada bentuk bidang) terdapat pada Gambar 4.9, 4.10, 4.18, 4.19, dan dominasi keunggulan (dominasi keistimewaan) ada pada Gambar 4.3, 4.4, 4.5. Pada keseimbangan terdapat keseimbangan simetris 9 dari 19 (47,3), keseimbangan sederajat 4 dari 19 (21). Proporsi tidak terlihat pada batik payung priangan di Kecamatan Cipedes.

B.Saran

Berdasar pada hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang dijelaskan pada skripsi ini perlu kiranya peneliti menyampaikan rekomendasi saran. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan tentang motif-motif payung priangan yang ada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, diharapkan dapat dijadikan referensi dalam kajian kriya tekstil dan batik.

3. Bagi peneliti lain, yang berminat dalam meneliti batik seperti ini penulis sarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai makna, kajian produk, teknik pengembangan motif ini, dan lain sebagainya.

4. Bagi perusahaan atau perajin batik, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau motivasi dalam pengembangan motif-motif payung priangan yang sudah ada dan coba untuk mempatenkannya. Penggunaan bahan pewarna alam untuk meminimalisir pencemaran air.

5. Bagi instansi terkait atau pemerintah daerah dan masyarakat, agar industri kerajinan batik ini terus berkembang maka sangat diperlukan daya dukung nyata dari berbagai pihak untuk melestarikan warisan budaya ini khususnya


(28)

148

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pada pemerintah daerah setempat seperti halnya program pelatihan yang sudah berjalan, lebih mempublikasikan kepada masyarakat pribumi tentang potensi-potensi budaya yang kita miliki, memfasilitasi dalam memperoleh hak cipta motif batik yang sudah diproduksi , dan lain-lain.


(29)

149

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber :

Darmaprawira, S. (2002) Warna teori dan kreativitas penggunaannya. Edisi ke-2, Bandung: ITB.

Handoyo, J. D. (2008) Batik dan jumputan. Edisi pertama, Sleman: PT Macana Jaya Cemerlang.

Hasanudin, (2001) Batik Pesisiran: Melacak pngaruh etos dagang santri pada ragam hias batik. Cetakan I, Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Haque, M. dan Thereskova, M. A. (2012) Batik Lukis Basu S D. Edisi pertama, Jakarta: Kakilangit Kencana.

Lisbijanto, H. (2013) Batik. Edisi pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, L. J. (2012) Metodologi penelitian kualitatif edisi rivisi. Cetakan ke-30, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Musman, A. dan Arini, A. B. (2011) Batik warisan adiluhung Nusantara. Yogyakarta: G-Media.

Sanyoto, S. E. (2010) Nirmana elemen-elemen seni desain. Edisi kedua, Yogyakarta: Jalasutra

Setiawati, P. (2004) Kupas tuntas teknik proses membatik dilengkapi teknik menyablon. Cetakan pertama, Yogyakarta: Absolut.

Sunaryo, A. (2010) Ornamen Nusantara kajian khusus tentang ornamen Indonesia. Cetakan II, Semarang: Dahara Prize.

Toekio, M. S. (1987) Mengenal ragam hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: (UPI).

Historia Soekapoera (2013) DINAMIKA PEREKONOMIAN TASIKMALAYA PADA ERA KOLONIAL. Tasikmalaya: Tasikmalaya


(30)

150

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Sumber Skripsi:

Banawati. (2010). KAJIAN VISUAL MOTIF “BATIK TRADISIKU” DI KOTA BOGOR. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Admin. (2014). BATIK JIROLUPAT. Online. Tersedia di : http://www.batikjirolupat.com/blog/mendapatkan-batik-pekalongan-grosir-di-toko-online/ Diakses 30 Oktober 2014

Admin. (2014). Batik Tumpal: Batik Unik dan Berbeda !!!Batik Jirolupat. Online. Tersedia di: http://www.batikjirolupat.com/blog/batik-tumpal-batik-unik-dan -berbeda/ Diakses 30 Oktober 2014

Ansyah. (2012). Lampung Culture Centre: April 2012. Online. Tersedia di: http://lampungzone.blogspot.com/2012-04-01_archive.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Apriando. (2012). Ayo, Kini Saatnya Berbatik Ramah Lingkungan...!. Online. Tersedia di: http://mongabay.co.id/2012/12/28/ayo-kini-saatnya-berbatik-ramah-lingkungan/ Diakses 30 Oktober 2014

Ardi. (2011). Perjalanan Seni Rupa Indonesia: Mei 2011. Online. Tersedia di: http://ardicandiago.blogspot.com/2011_05_01_archive.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Debatik. (2010). de-batik. Online. Tersedia di:

http://debatik.blogspot.com/2010/03/batik-tulis-wayang-rp-165000.html?m=1Diakses 30 Oktober 2014

Elenta. (2013). Gawangan Kayu Jati. Online. Tersedia di: http://batik-elenta.blogspot.in/2013/06/gawangan-kayu-jati.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014


(31)

151

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Fitinline. (2011). Batik Indramayu. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/batik-indramayu Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Kawung. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-kawung Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Sidoasih. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-sidoasih Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Sidomukti. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-sidomukti Diakses 30 Oktober 2014

Gugus. (2012). Batik Mega Mendung Khas CirebonMedogh. Online. Tersedia di: http://www.medogh.com/blog/artikel-batik-mega-mendung-khas-cirebon/?wprptest2=0 Diakses 30 Oktober 2014

Hermansyah. (2009). Batik Motifsanhe51’sblog. Online. Tersedia di: http://anhe51.wordpress.com/2009/10/01/batik-motifs/ Diakses 30 Oktober 2014

Johannes. (2010). Membatik, Melukis Budaya. Online. Tersedia di: https://blog.djarumbeasiswaplus.org/alfonsusdellyjohannes/2010/09/09/me mbatik-melukis-budaya/ Diakses 30 Oktober 2014

Lek iwon. (2011). Batik Painting Saint Noveni. Online. Tersedia di:

http://saintnovenibatik.blogspot.in/2011/02/lek-iwon-batik-art-gallery.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Listyadewi. (2010). Peralatan Batik CantingBUDAYA JAWA. Online. Tersedia di: http://ikeretna.wordpress.com/peralatan-batik-canting/ Diakses 30 Oktober 2014


(32)

152

Intan Pandini, 2014

Batik Payung Priangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pemerintah Kota Tasikmalaya. (2013). Lambang. Online. Tersedia di: http://www.tasikmalayakota.go.id/statis-92lambangdaerah.html. Diakses 27 Oktober 2014

Prasetyo. (2013). 10 ALAT DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS. Online. Tersedia di: http://batikriau.com/10-alat-dan-bahan-untuk-membuat-batik-tulis/ Diakses 30 Oktober 2014

Prasetyo. (2013). Batik Prasetyo. Online. Tersedia di: http://www.batikprasetyo.com/2013/11/baju-batik-pria-kombinasi-tulis-cap-kode-gf-21.html Diakses 30 Oktober 2014

Radjah. (2013). SABRINA RAMBU SUMBA: Kain Tenunan Sumba Timur.

Online. Tersedia di:

http://sabrinarambusumba.blogspot.com/2013/04/kain-tenunan-sumba-timur.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Sarinastiti. (2010). A glimpse of Batik Indonesia: Jenis Canting. Online. Tersedia di: http://sekilasbatik.blogspot.in/2010/10/canting-adalah-peralatan-utama-yang.html?m1 Diakses 30 Oktober 2014

Setiadi. (2010). Seragam Batik. Online. Tersedia di: http://www.solopos.com/2012/05/07/seragam-batik-183842 Diakses 30 Oktober 2014


(1)

4.10, 4.18, 4.19. Dominasi atau pusat perhatian yang sejalan dengan Sanyoto maka dominasi yang muncul pada motif payung priangan di Kecamatan Cipedes yaitu: dominasi kontras ekstrem (raut bentuk bidang) ada pada Gambar 4.1, dominasi kelainan (raut dan warna pada bentuk bidang) terdapat pada Gambar 4.9, 4.10, 4.18, 4.19, dan dominasi keunggulan (dominasi keistimewaan) ada pada Gambar 4.3, 4.4, 4.5. Pada keseimbangan terdapat keseimbangan simetris 9 dari 19 (47,3), keseimbangan sederajat 4 dari 19 (21). Proporsi tidak terlihat pada batik payung priangan di Kecamatan Cipedes.

B.Saran

Berdasar pada hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang dijelaskan pada skripsi ini perlu kiranya peneliti menyampaikan rekomendasi saran. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan tentang motif-motif payung priangan yang ada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, diharapkan dapat dijadikan referensi dalam kajian kriya tekstil dan batik.

3. Bagi peneliti lain, yang berminat dalam meneliti batik seperti ini penulis sarankan untuk mengkaji lebih dalam mengenai makna, kajian produk, teknik pengembangan motif ini, dan lain sebagainya.

4. Bagi perusahaan atau perajin batik, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau motivasi dalam pengembangan motif-motif payung priangan yang sudah ada dan coba untuk mempatenkannya. Penggunaan bahan pewarna alam untuk meminimalisir pencemaran air.


(2)

pada pemerintah daerah setempat seperti halnya program pelatihan yang sudah berjalan, lebih mempublikasikan kepada masyarakat pribumi tentang potensi-potensi budaya yang kita miliki, memfasilitasi dalam memperoleh hak cipta motif batik yang sudah diproduksi , dan lain-lain.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber :

Darmaprawira, S. (2002) Warna teori dan kreativitas penggunaannya. Edisi ke-2, Bandung: ITB.

Handoyo, J. D. (2008) Batik dan jumputan. Edisi pertama, Sleman: PT Macana Jaya Cemerlang.

Hasanudin, (2001) Batik Pesisiran: Melacak pngaruh etos dagang santri pada ragam hias batik. Cetakan I, Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Haque, M. dan Thereskova, M. A. (2012) Batik Lukis Basu S D. Edisi pertama, Jakarta: Kakilangit Kencana.

Lisbijanto, H. (2013) Batik. Edisi pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, L. J. (2012) Metodologi penelitian kualitatif edisi rivisi. Cetakan ke-30, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Musman, A. dan Arini, A. B. (2011) Batik warisan adiluhung Nusantara. Yogyakarta: G-Media.

Sanyoto, S. E. (2010) Nirmana elemen-elemen seni desain. Edisi kedua, Yogyakarta: Jalasutra

Setiawati, P. (2004) Kupas tuntas teknik proses membatik dilengkapi teknik menyablon. Cetakan pertama, Yogyakarta: Absolut.

Sunaryo, A. (2010) Ornamen Nusantara kajian khusus tentang ornamen Indonesia. Cetakan II, Semarang: Dahara Prize.

Toekio, M. S. (1987) Mengenal ragam hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: (UPI).

Historia Soekapoera (2013) DINAMIKA PEREKONOMIAN TASIKMALAYA PADA ERA KOLONIAL. Tasikmalaya: Tasikmalaya


(4)

Sumber Skripsi:

Banawati. (2010). KAJIAN VISUAL MOTIF “BATIK TRADISIKU” DI KOTA BOGOR. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Admin. (2014). BATIK JIROLUPAT. Online. Tersedia di : http://www.batikjirolupat.com/blog/mendapatkan-batik-pekalongan-grosir-di-toko-online/ Diakses 30 Oktober 2014

Admin. (2014). Batik Tumpal: Batik Unik dan Berbeda !!!Batik Jirolupat. Online. Tersedia di: http://www.batikjirolupat.com/blog/batik-tumpal-batik-unik-dan -berbeda/ Diakses 30 Oktober 2014

Ansyah. (2012). Lampung Culture Centre: April 2012. Online. Tersedia di: http://lampungzone.blogspot.com/2012-04-01_archive.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Apriando. (2012). Ayo, Kini Saatnya Berbatik Ramah Lingkungan...!. Online. Tersedia di: http://mongabay.co.id/2012/12/28/ayo-kini-saatnya-berbatik-ramah-lingkungan/ Diakses 30 Oktober 2014

Ardi. (2011). Perjalanan Seni Rupa Indonesia: Mei 2011. Online. Tersedia di: http://ardicandiago.blogspot.com/2011_05_01_archive.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Debatik. (2010). de-batik. Online. Tersedia di:

http://debatik.blogspot.com/2010/03/batik-tulis-wayang-rp-165000.html?m=1Diakses 30 Oktober 2014

Elenta. (2013). Gawangan Kayu Jati. Online. Tersedia di: http://batik-elenta.blogspot.in/2013/06/gawangan-kayu-jati.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014


(5)

Fitinline. (2011). Batik Indramayu. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/batik-indramayu Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Kawung. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-kawung Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Sidoasih. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-sidoasih Diakses 30 Oktober 2014

Fitinline. (2013). Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik: Motif Sidomukti. Online. Tersedia di: http://fitinline.com/article/read/keunikan-makna-filosofi-batik-klasik-motif-sidomukti Diakses 30 Oktober 2014

Gugus. (2012). Batik Mega Mendung Khas CirebonMedogh. Online. Tersedia di: http://www.medogh.com/blog/artikel-batik-mega-mendung-khas-cirebon/?wprptest2=0 Diakses 30 Oktober 2014

Hermansyah. (2009). Batik Motifsanhe51’sblog. Online. Tersedia di: http://anhe51.wordpress.com/2009/10/01/batik-motifs/ Diakses 30 Oktober 2014

Johannes. (2010). Membatik, Melukis Budaya. Online. Tersedia di: https://blog.djarumbeasiswaplus.org/alfonsusdellyjohannes/2010/09/09/me mbatik-melukis-budaya/ Diakses 30 Oktober 2014

Lek iwon. (2011). Batik Painting Saint Noveni. Online. Tersedia di:

http://saintnovenibatik.blogspot.in/2011/02/lek-iwon-batik-art-gallery.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Listyadewi. (2010). Peralatan Batik CantingBUDAYA JAWA. Online. Tersedia di: http://ikeretna.wordpress.com/peralatan-batik-canting/ Diakses 30 Oktober 2014


(6)

Pemerintah Kota Tasikmalaya. (2013). Lambang. Online. Tersedia di: http://www.tasikmalayakota.go.id/statis-92lambangdaerah.html. Diakses 27 Oktober 2014

Prasetyo. (2013). 10 ALAT DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS. Online. Tersedia di: http://batikriau.com/10-alat-dan-bahan-untuk-membuat-batik-tulis/ Diakses 30 Oktober 2014

Prasetyo. (2013). Batik Prasetyo. Online. Tersedia di: http://www.batikprasetyo.com/2013/11/baju-batik-pria-kombinasi-tulis-cap-kode-gf-21.html Diakses 30 Oktober 2014

Radjah. (2013). SABRINA RAMBU SUMBA: Kain Tenunan Sumba Timur.

Online. Tersedia di:

http://sabrinarambusumba.blogspot.com/2013/04/kain-tenunan-sumba-timur.html?m=1 Diakses 30 Oktober 2014

Sarinastiti. (2010). A glimpse of Batik Indonesia: Jenis Canting. Online. Tersedia di: http://sekilasbatik.blogspot.in/2010/10/canting-adalah-peralatan-utama-yang.html?m1 Diakses 30 Oktober 2014

Setiadi. (2010). Seragam Batik. Online. Tersedia di: http://www.solopos.com/2012/05/07/seragam-batik-183842 Diakses 30 Oktober 2014