ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG.

(1)

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh

KUSWOYO 1102476

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)

Oleh Kuswoyo

1102476

Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

©

Kuswoyo 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Kuswoyo. 2015. “Analisis Visual Motif Batik Karawang (Studi Kasus di Sentra

Pengrajin Bale Batik Taza).

Keberadaan batik Karawang menjadi salah satu keberagaman budaya batik yang ada di Jawa Barat yang saat ini telah mengalami perkembangan. Batik Karawang merupakan salah satu keanekaragaman budaya dan menjadi identitas masyarakat Kabupaten Karawang. Batik Karawang menjadi salah satu budaya yang baru walaupun terdapat sejarah saat dulunya akan tetapi dalam rentang waktu yang sangat lama batik Karawang tidak lagi hidup dan hanya sebatas nama. Namun pada tahun 2011 batik karawang mulai kembali hidup dengan adanya masyarakat yang masih peduli terhadap kelestariannya. Maka dari itu, perlu ada kajian yang mendalam mengenai aspek sejarah perkembangan batik, makna simbolis dari penciptaan motif batik karawang dan visualisasi motif yang tujuannya melestarikan, mengembangkan dan mengenalkan motif batik karawang kepada masyarakat luas. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) Nama-nama motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza; 2) Makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza; 3) Unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual motif batik karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan dikarenakan penelitian ini membutuhkan data-data berupa bentuk tulisan, dokumentasi serta foto motif-motif batik karawang pada industri kerajinan yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan sumber pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Nama motif batik yang berkembang di Sentra Bale Batik Taza secara keseluruhan terinspirasi dari kekayaan alam dan kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Karawang; 2) Makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang lebih menyampaikan arti atau filosofis dari setiap keanekaragaman budaya maupun alam di Kabupaten Karawang; 3) Unsur visual yang digunakan pada motif batik Karawang antara lain garis lengkung dan lurus. Unsur visual bidang yang digunakan yaitu bidang organic. Unsur visual warna yang dipakai adalah warna analogus, monokromatik, dan komplementer. Batik karawang masih terbilang baru. Tujuan utama dari penelitian ini adalah memperkenalkan dan mengembangkan batik Karawang, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia.


(6)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Batik Karawang, Analisis Visual, Makna Simbolis Batik, Motif Batik.

ABSTRACT

Kuswoyo. 2015. “The Visual Analysis of the Karawang’s Batik’s Design (a case study in Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)”

Batik is considered one of the various culture’s Products in West Java which keeps

developing from time to time and becomes the symbolism of the identity of people in

Karawang. Historically speaking, Karawang’s batik has existed since the past time,

however in this present time; it leaves nothing but the name and the record in history.

However, starting in 2011, the efforts to keep Karawang’s Batik alive, has been

raised by some people who believe that Karawang’s batik must survive through

times. Therefore, the examination to aspects such as the historical development, the symbolic meaning of the batik, visualization of the design it self of which purposes

are to preserve, to develop and to introduce Karawang’s batik’s design to the people

must be further improved. The problems raised in this study are: 1) The names of

Karawang’s batik’s design in Sentra Pegrajin Bale Batik Taza; 2) The symbolic

meanings of such designs in Bale Batik Taza; 3) The visual aspects of Karawang’s batik in Bale Batik Taza. Furthermore, the method applied in this study is a descriptive-qualitative method since it is based on the theories and data such as pictures, documents, which are relevant to the study. This study also develops techniques to collect the data by using observation, interview, documentation and the library research. The results showed that: 1) The name of batik motifs that develops in Sentra Pengrajin Bale Batik Taza overall inspired by the natural and cultural riches contained in Karawang; 2) The symbolic meaning contained in the Karawang’s batik motif more convey the meaning or philosophical from any cultural and natural diversity in Karawang; 3) Visual elements that are used in batik motif Karawang include curved and straight lines. Field visual elements that used is the field of organic. Visual elements of color that used is analogus color, monochromatic and complementary. Karawang’s batik motif is still fairly new. The main objective of this study is to introduce and develop batik Karawang so that it can be known by Indonesian people.


(7)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Karawang’s batik, Visual analysis, Symbolic meanings, Batik’s design


(8)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

E. Struktur Organisasi 6

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Konsep Batik 7

1. Pengertian Batik 7

2. Sejarah Singkat Perkembangan Batik 9

3. Perkembangan Batik Jawa Barat 16

4. Fungsi Batik 25

5. Unsur-Unsur Visual Seni Rupa 28

6. Prinsip-Prinsip Visual Seni Rupa 42

7. Jenis-Jenis Teknik Batik 49

8. Alat dan Bahan 51

9. Proses dan Tahapan Membatik 59

B. Konsep Motif Hias Batik 61

1. Pengertian Motif Hias Batik 61

2. Unsur-Unsur Dasar Motif Batik 62

3. Jenis-Jenis Motif Hias Batik di Indonesia 64


(9)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

BAB III METODELOGI PENELITIAN 71

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 71

B. Lokasi Penelitian 73

C. Definisi Operasional 73

D. Instrumen Penelitian 74

E. Teknik Pengumpulan Data 78

F. Teknik Analisis Data 81

G. Pola Pikir Penelitian 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 85

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 85

1. Lokasi Kabupaten Karawang 85

2. Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Wilaya Kabupaten Karawang 86

3. Demografi dan Karakteristik Penduduk Kabupaten Karawang 86

4. Batik Karawang 87

B. Pengelompokan Nama dan Analisis Makna Simbolis Motif Batik Karawang 92

1. Objek Motif Batik Karawang Tempo Dulu 93

2. Objek Motif Batik Karawang Kontemporer 97

3. Objek Motif Batik Karawang Budaya Sunda 103

C. Visualisasi dan Pembahasan Ide Gagasan Motif Batik Karawang 101 1. Analisis Unsur-Unsur Visual Batik Karawang 109

2. Analisis Prinsip-Prinsip Visual Batik Karawang 149

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 172

A. Kesimpulan 172

B. Rekomendasi 174

DAFTAR PUSTAKA 176

GLOSARIUM 177


(10)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Teknik Rintang Warna di Indonesia 13

Tabel 2.2 Isian Bentuk Cecek 63

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 75

Tabel 4.1 Analisis Makna Simbolis Motif Pare Sagedeng 93

Tabel 4.2 Analisis Makna Simbolis Motif Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 94

Tabel 4.3 Analisis Makna Simbolis Motif Padi Cere Bulu 96

Tabel 4.4 Analisis Makna Simbolis Motif Cigentis 97

Tabel 4.5 Analisis Makna Simbolis Motif Citarum 98

Tabel 4.6 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Sawah 99

Tabel 4.7 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Padi 100

Tabel 4.8 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Kapas 101

Tabel 4.9 Analisis Makna Simbolis Motif Panen Raya 102

Tabel 4.10 Analisis Makna Simbolis Motif Bulir Padi dan Kupu-kupu 103

Tabel 4.11 Analisis Makna Simbolis Motif Leuit 104

Tabel 4.12 Analisis Makna Simbolis Motif Kembang Goyang Besar 105

Tabel 4.13 Analisis Makna Simbolis Motif Kembang Goyang Kecil 106

Tabel 4.14 Analisis Makna Simbolis Motif Bunga Tarum dan Padi 107

Tabel 4.15 Analisis Makna Simbolis Motif Keong Sawah 108

Tabel 4.16 Unsur Visual Pada Motif Batik Pare Sagedeng 110

Tabel 4.17 Unsur Visual Pada Motif Batik Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 113

Tabel 4.18 Unsur Visual Pada Motif Batik Padi Cere Bulu 115

Tabel 4.19 Unsur Visual Pada Motif Batik Cigentis 119

Tabel 4.20 Unsur Visual Pada Motif Batik Citarum 122

Tabel 4.21 Unsur Visual Pada Motif Batik Ceplok Sawah 125

Tabel 4.22 Unsur Visual Pada Motif Batik Ceplok Padi 127


(11)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

Tabel 4.24 Unsur Visual Pada Motif Batik Panen Raya 132 Tabel 4.25 Unsur Visual Pada Motif Batik Bulir Padi dan Kupu-kupu 134

Tabel 4.26 Unsur Visual Pada Motif Batik Leuit 137

Tabel 4.27 Unsur Visual Pada Motif Batik Kembang Goyang Besar 140 Tabel 4.28 Unsur Visual Pada Motif Batik Kembang Goyang Kecil 143 Tabel 4.29 Unsur Visual Pada Motif Batik Bunga Tarum dan Padi 145 Tabel 4.30 Unsur Visual Pada Motif Batik Keong Sawah 148


(12)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Proses Pembuatan Batik 8

Gambar 2.2 Contoh Batik Cirebon “ Motif Mega Mendung” 18

Gambar 2.3 Contoh Batik Garut “Motif Iwak Eton” 20

Gambar 2.4 Contoh Batik Indramayu “Motif Iwak Etong” 21

Gambar 2.5 Contoh Batik Tasikmalaya “Motif Melati Sukapura” 22

Gambar 2.6 Contoh Batik Sukabumi “Motif Pelabuhan Ratu Sukabumi” 23

Gambar 2.7 Contoh Batik Ciamis “Motif Pecah Kopi” 24

Gambar 2.8 Contoh Batik Cianjur “Motif Ayam Pelung Cianjur” 25

Gambar 2.9 Contoh Motif Batik Sebagai Fashion 26

Gambar 2.10 Contoh Motif Batik Sebagai Interior 27

Gambar 2.11 Contoh Motif Batik Sebagai Kerajinan Lain 28

Gambar 2.12 Pengaturan Titik pada sebuah Bidang 29

Gambar 2.13 Peran Garis pada sebuah Komposisi 30

Gambar 2.14 Peran Garis pada sebuah Komposisi 31

Gambar 2.15 Beberapa Bentuk Garis dengan Ketebalan serta Sifat Goresan yang Berbeda 33

Gambar 2.16 Beberapa Jenis Bidang 35

Gambar 2.17 Beberapa Jenis Raut Bidang 36

Gambar 2.18 Lingkaran Warna : Warna Primer, Sekunder dan Tersier ` 38

Gambar 2.19 Lingkaran Warna Panas dan Dingin 38

Gambar 2.20 Skema Warna Monokromik 39

Gambar 2.21 Skema Warana Analogus 40

Gambar 2.22 Skema Warna Komplementer 40

Gambar 2.23 Susunan Repitisi, Transisi dan Oposisi 45

Gambar 2.24 Corak Ragam Hias dengan Pola Langkah Pengulangan 45


(13)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Gambar 2.26 Komposisi Simetris 47

Gambar 2.27 Komposisi Simetris 47

Gambar 2.28 Komposisi Simetris 48

Gambar 2.29 Komposisi Simetris 48

Gambar 2.30 Proses Membatik Batik Tulis 49

Gambar 2.31 Proses Membatik Batik Cap 50

Gambar 2.32 Canting Tulis 51

Gambar 2.33 Canting Cap 52

Gambar 2.34 Wajan Malam 53

Gambar 2.35 Kompor 53

Gambar 2.36 Panci 54

Gambar 2.37 Tempat Pewarnaan Kain 55

Gambar 2.38 Kursi Kecil (Dingklik) 55

Gambar 2.39 Kuas 56

Gambar 2.40 Tempat Pencucian 57

Gambar 2.41 Lilin (Malam) 57

Gambar 2.42 Kain Mori 58

Gambar 2.43 Zat Pewarna 59

Gambar 2.44 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 59

Gambar 2.45 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 60

Gambar 2.46 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 60

Gambar 2.47 Proses Pewarnaan Kain 61

Gambar 2.48 Contoh Motif Tumbuhan dengan Bentuk Daun 66

Gambar 2.49 Contoh Motif Tumbuhan dengan Bentuk Bunga 67

Gambar 2.50 Contoh Motif Binatang 68

Gambar 2.51 Contoh Ragam Hias Manusia 69

Gambar 2.52 Contoh Ragam Hias Alam Benda 69

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Karawang 85

Gambar 4.2 Produk Kain Batik Karawang 91

Gambar 4.3 Karya Kemeja Batik Karawang 92

Gambar 4.4 Karya Busana Batik Karawang 92


(14)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Gambar 4.6 Motif Batik Padi Cere Bulu 112

Gambar 4.7 Motif Batik Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 114

Gambar 4.8 Motif Batik Cigentis 118

Gambar 4.9 Motif Batik Citarum 121

Gambar 4.10 Motif Batik Ceplok Sawah 124

Gambar 4.11 Motif Batik Panen Raya 126

Gambar 4.12 Motif Batik Ceplok Kapas 129

Gambar 4.13 Motif Batik Ceplok Padi 131

Gambar 4.14 Motif Batik Bulir Padi dan Kupu-kupu 133

Gambar 4.15 Motif Batik Leuit 136

Gambar 4.16 Motif Batik Bunga Tarum dan Padi 139

Gambar 4.17 Motif Batik Kembang Goyang Besar 142

Gambar 4.18 Motif Batik Kembang Goyang Besar 144

Gambar 4.19 Motif Batik Keong Sawah 147

Gambar 4.20 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Pare Sagedeng 149

Gambar 4.21 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Padi Cere Bulu 151

Gambar 4.22 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 152 Gambar 4.23 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Cigentis 154

Gambar 4.24 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Citarum 156

Gambar 4.25 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Ceplok Sawah 157

Gambar 4.26 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Panen Raya 159

Gambar 4.27 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Ceplok

Padi 160

Gambar 4.28 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Ceplok


(15)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Gambar 4.29 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Bulir

Padi dan Kupu-kupu 163

Gambar 4.30 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Leuit 165

Gambar 4.31 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif

Bunga Tarum dan Padi 166

Gambar 4.32 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Kembang Goyang Besar 167

Gambar 4.33 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Kembang Goyang Kecil 169

Gambar 4.34 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik


(16)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Pernyataan Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5. Lembar Observasi Lampiran 6. Hasil Wawancara Lampiran 7. Foto Lokasi Penelitian Lampiran 8. Narasumber


(17)

1

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik merupakan sebuah karya seni yang berasal dari budaya Indonesia dengan corak yang beragam dengan mengadaptasi berbagai bentuk dari eksplorasi alam maupun kebudayaan yang ada di Indonesia. Serta tata warna yang khas dari setiap daerah yang menunjukan identitas bangsa Indonesia. Batik juga merupakan sebuah ikon produk atau aset budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai historis serta memiliki kualitas dan dapat bersaing dengan kesenian tradisional negara lain. Seiring dengan perkembangan kebudayaan, itu tidak menghilangkan ciri khas batik yang memiliki nilai tradisional. Teknologi pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat terlihat dengan perkembangan pembuatan batik yang semakin mengalami pengembangan dimana batik saat ini memiliki berbagai banyak jenisnya dari mulai batik printing atau pembuatannnya menggunakan mesin cetak serta ada juga jenis canting elektronik. Pada masa ini, batik tidak hanya dinikmati atau dipakai oleh seorang bangsawan keraton akan tetapi batik pada masa kini bersifat universal artinya dapat dinikmati oleh setiap orang dari mulai anak-anak, remaja maupun dewasa tanpa melihat jabatan maupun kasta.

Disisi lain masyarakat Indonesia merasa bangga bahwa karya seni Indonesia telah di akui oleh semua negara karena sebagai warisan dunia akan tetapi disisi lain dikhawatirkan dengan banyaknya negara-negara asing yang menciptakan batik akan tetapi masyarakat Indonesia semakin mengabaikan karya bangsanya sendiri. Sebagai contoh di setiap daerah di Indonesia pada saat ini semakin berlomba-lomba menciptakan batik ciri khas daerahnya masing-masing akan tetapi yang disayangkan masyarakat baik remaja maupun dewasa belum tahu bahwa daerahnya memiliki karya batik yang menjadi ikonnya. Problema yang terjadi adalah semakin tidak pedulinya masyarakat terhadap budaya batik didaerahnya dan dikhawatirkan semakin terkikisnya batik karena tidak ada upaya


(18)

2

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelestarian dari masyarakat. Padahal eksistensi batik sangat ditunjang oleh kepedulian masyarakat terhadap karya seni batik.

Salah satu yang menjadi harapan agar batik akan terus terjaga pelestariannya yaitu dengan adanya pengrajin batik. Pengrajin batik pada setiap daerah di Indonesia sudah semakin banyak akan tetapi jumlahnya belum merata pada setiap daerah di Indonesia dimana ada yang jumlahnya banyak maupun sedikit bahkan tidak sedikit daerah yang tidak mempunyai pengrajin batik. Pengrajin batik merupakan hal terpenting untuk keberlangsungannya budaya batik di Indonesia.

Ada hal yang perlu pengrajin batik indonesia lakukan yaitu mengembangkan kualitas batik Indonesia dari segi motif, warna, serta desain yang menarik dengan memperhatikan fashion pada masa ini agar produksi batik dapat menarik konsumen. Pengrajin batik harus banyak bereksplorasi dengan inovasi-inovasi yang menarik, unik serta bernilai tinggi agar setiap produksi batik dapat menarik konsumen serta dapat bersaing dengan fashion luar negeri yang semakin banyak. Untuk itu, inovasi batik diharapkan dapat mengembangkan budaya batik di Indonesia.

Di Provinsi Jawa Barat sudah semakin banyak terdapat motif batik. Ada beberapa kota di Jawa Barat yang saat ini sudah terkenal dengan karya-karya batiknya dan semakin mengembangkan motif batik daerahnya masing-masing seperti batik cirebon, batik Indramayu, batik Garut, batik Tasikmalaya, batik Sukabumi, batik Kuningan, batik Majalengka serta batik lainnya di daerah Jawa Barat. Sebagai contoh motif batik ciri khas daerah Corebon yaitu Motif Mega Mendung.

Namun baru-baru ini terdapat pengrajin di daerah di Jawa Barat akan tetapi belum dikenal oleh masyarakat luas namun sudah semakin mengembangkan motif batik didaerahnya yaitu Bale Batik Taza yang terdapat di kota Karawang. Bale Batik Taza merupakan salah satu sentra pengrajin batik yang karyanya membuat motif-motif khas Kabupaten Karawang dengan mengeksplorasi alam serta budaya yang ada di Kabupaten Karawang. Bale Batik Taza juga melakukan pelatihan terhadap masyarakat dan pelajar di kota Karawang yang tujuannya ingin


(19)

3

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melestarikan budaya batik sebagai leluhur bangsa Indonesia. Namun realitanya belum ada kepedulian dari masyarakat terhadap batik di Kabupaten Karawang.

Dari hal tersebut penulis sebagai masyarakat Karawang melihat potensi yang terdapat pada batik Karawang dan belum ada penelitian yang merujuk pada alasan mengenai inspirasi dan analisis visual motif batik Karawang. Maka dari itu penulis melakukan sebuah penelitian pada sentra Bale Batik Taza mengenai karya motif batik Karawang yang tujuannya memperkenalkan motif batik Karawang kepada masyarakat Karawang dan pula masyarakat luas, menambah keberagaman motif batik Jawa Barat dan batik Indonesia, serta mengembangkan motif batik Karawang dari mulai visual atau corak batik dan pemaknaannya sehingga kepercayaan bahwa Karawang mempunyai motif batik ciri khas daerahnya.

Dalam riset yang dilakukan, penulis akan lebih menitikberatkan pada dua unsur yaitu identitas motif batik dan visual pada motif batik Bale Batik Taza. Dari visual penulis akan melihat beberapa kategori dari mulai bentuk motif, estetika, nilai visual, dan lain-lain. Dengan menitikberatkan beberapa unsur yang dilakukan dalam penelitian, maka dari itu penulis memberi sebuah judul “Analisis Visual

Motif Batik Karawang (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza).

Semoga dengan dilaksanakan penilitian ini dapat diperoleh satu acuan sebagai bahan pembanding dari berbagai pemikiran yang muncul.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan atau menitikberatkan mengenai batik Karawang dimana menganalisis identitas dan visual dari motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza di kota Karawang. Dengan demikian rumusan masalahnya adalah bagiamana identitas motif batik yang telah dijadikan sebagai ciri khas dari Kabupaten Karawang dan visual motif batiknya.

Sejalan dengan fokus masalah di atas, pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


(20)

4

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza?

3. Bagaimana unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini di antaranya bertujuan untuk :

1. Mengetahui nama-nama motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

2. Mengetahui makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

3. Mendapatkan data-data dan informasi mengenai unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tentang Batik Karawang di harapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat utama yang diharapkan yaitu:

1. Manfaat Bagi Penulis :

a. Dapat memperoleh pengetahuan mengenai sejarah berdirinya batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

b. Dapat memperoleh pengetahuan tentang identitas motif batik dan visual motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

c. Dapat memperoleh pengalaman dan pembelajaran tentang batik batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

d. Dapat memperoleh pengetahuan baru tentang motif-motif batik yang ada di Indonesia.


(21)

5

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian semoga dapat menjadikan sebagai bahan dokumentasi dan keperluan-keperluan yang relevan untuk kedepannya.

b. Hasil penelitian semoga dapat memberikan informasi untuk menambah wawasan tentang kriya batik khas Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang.

3. Manfaat Bagi Pengrajin :

a. Untuk menambah pengetahuan bagi para pengrajin mengenai batik.

b. Untuk dijadikan sebagai motivasi dan inspirasi untuk bekerja secara optimal dalam menciptakan dan mengembangkan motif-motif batik yang lebih kreatif. c. Untuk memberikan motivasi agar saling peduli terhadap batik di daerahnya sendiri sehingga dapat memberikan ilmu mengenai batik kepada masyarakat disekitarnya.

4. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Seni Rupa.

a. Sebagai bahan kajian untuk mata kuliah batik sehingga dapat menularkan inovasi, motivasi, dan keberanian dengan berkarya batik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menanbah perkembangan ilmu pengetahuan untuk menjadikan salah satu sumber informasi yang relevan mengenai batik. c. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan tentang perkembangan

motif batik di Indonesia.

d. Hasil penelitian sebagai pedoman untuk menunjang proses pembelajaran kriya tekstil dan batik di Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Manfaat dari penelitian yang dilakukan dapat ditinjau secara teoritis dan praktis, diantaranya sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kriya batik Kabupaten Karawang, serta bermanfaaat bagi pengembangan dibidang pendidikan pada umumnya, dan bidang seni rupa pada khususnya.


(22)

6

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara Praktis

Melakukan observasi secara langsung serta berkala ketempat pembuatan batik Kabupaten Karawang secara langsung untuk mengetahui tetang bagaimana visualisasi motif yang ada pada batik Karawang dari mulai motif dan makna yang terkandung pada batik tersebut, sehingga dapat memperoleh informasi yang lengkap dan akurat serta jelas

E. Sturktur Organisasi

Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, pengumpulan data serta sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan diuraikan pula mengenai buku-buku yang relevan dan berhubungan dengan pembahasan masalah yang dikaji dalam skripsi ini.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara penulisan dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang dikaji

4. BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan hasil data mengenai nama-nama motif batik Karawang, makna simbolis motif batik Karawang, dan unsur visual serta prinsip visual pada industri kerajinan Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang berdasarkan penelitian yang digunakan.

5. BAB V PENUTUP


(23)

7

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG


(24)

71

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara yang bersifat ilmiah yang dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang nantinya memperoleh pencapaian dari sebuah tujuan. Dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan memerlukan pendekatan dimana diperlukan sebuah metode ataupun pendekatan yang sangat tepat sehingga mendapatkan data yang relevan dari pokok permasalahan yang diteliti.

Subjek dari penelitian ini adalah karya batik di sentra Bale Batik Taza. Adapun hal-hal yang di analisis yaitu visual dari motif batik Karawang karya Bale Batik Taza dengan melihat elemen-elemen pada batiknya. Unsur visual tersebut berupa corak batik, unsur-unsur dari dalam motif batik tersebut, dan aspek-aspek lainnya.

Dalam teknik penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan penelitian kualitatif hasil yang dikumpulkan berupa data yang dimana hasilnya tersebut berupa tulisan, foto, ataupun gambar yang diperoleh dari hasil wawancara. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini dapat mendeskripsikan tentang Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang. Data yang diperoleh disajikan dengan bentuk naratif dengan pemaparan yang sangat objektif dan menyeluruh dari data yang diperoleh. Semuanya berkaitan dengan analisis visual motif batik Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang.

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 9) menyatakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunkaan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.


(25)

72

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada dasarnya metode penelitian dapat di artikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan dengan berbagai cara dan bersifat rasional dengan melakukan pengamatan secara objektif sehingga memperoleh data yang relevan yang tujuannya memecahkan masalah. Pada umumnya masalah yang diteliti bertujuan untuk sebuah pengembangan, penemuan, maupun pembuktian.

Sugiyono (2011, hlm. 2) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,

data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Sebuah penelitian memiliki arah dan tujuan dimana dari hal tersebut memberikan hasil berupa data yang didapatkan yang dijadikan sebagai pembuktian yang relevan dan obyektif dari penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa:

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat

penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang

diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.

Penelitian pada dasarnya bertujuan menemukan solusi dari suatu masalah yang nantinya dibuat dalam bentuk data berupa tulisan. Dengan melakukan penelitian artinya telah memberikan transparansi berupa bukti yang sesungguhnya dari data yang telah dibuat. Berdasarkan penjelasan diatas pada umumnya penelitian harus memiliki tujuan yang berupa penemuan yang dijadikan tolak ukur bahwa penelitian yang dilakukan merupakan sesuatu yang baru. Kemudian dari data yang didapatkan harus berdasarkan informasi yang valid dari tempat yang diteliti agar menjadi bukti dan mulai memperdalam agar dihasilkan data yang objektif.


(26)

73

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Lokasi Penelitian

Dalam proses yang telah dilakukan dengan melalui tahap berpikir maupun melihat disekitar Kabupaten Karawang dimana penulis melakukan studi lapangan pada hari Senin, 20 April 2015 dan pada hari Rabu, tanggal 6 Mei 2015 melakukan penelitian pada satu sentra kerajinan batik yang bernama Bale Batik Taza di daerah kota Karawang yang terletak di Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 20 (Kaum I), Karawang.

Masyarakat didaerah Karawang sebagian adalah seorang petani karena potensi Kabupaten Karawang adalah pertanian dan industri. Persawahan merupakan sumber daya alam yang menjadi ciri khas daerah-daerah di Kabupaten Karawang karena setiap kampung sering terdapat area persawahan yang sangat melimpah.

C. Definisi Operasional

Dalam memperoleh dan memperjelas dari judul penelitian yang akan dilaksanakan, penulis merumuskan operasional yang diantaranya analisis visual, motif batik Bale Batik Taza, dan batik Karawang. Analisis visual yaitu proses melakukan penelitian terhadap objek visual yang akan kita teliti. Motif adalah pokok dasar sebuah pola gambar. Adapun rumusan operasional sebagai berikut: 1. Analisis Visual : Analisis visual dari pembahasan yaitu mengenai

unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual dari motif batik Bale Batik Taza.

2. Motif : Motif yang di analisis yaitu corak atau gambar yang terdapat pada permukaan batik.

3. Motif Batik Karawang : Batik yang di analisis yaitu batik dari karya Bale Batik Taza dengan motif khas daerah Karawang.


(27)

74

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah unsur yang dijadikan sebagai alat bantu untuk melakukan penelitian dalam dalam mengumpulkan. Dalam penelitian yang dilakukan yaitu penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel dimana sampel tersebut memiliki maksud dan tujuan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 183) menyatakan bahwa “Sampel bertujuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu ”. Pembuatan sampel bertujuan untuk menganalisis motif batik Bale Batik Taza dari elemen-elemen yang akan di teliti yang ditentukan oleh instrumen yang dibuat. Kemudian kualitas sebuah data pula ditentukan kualitas yang dibuat.

Banyaknya jumlah instrumen penelitian tergantung variabel yang dibuat yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan penelitian. Seorang peneliti diharuskan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas karena dalam penelitian instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus memahami metode dalam penelitian yang akan dilakukannya dari mulai pemahaman terhadap bidang yang akan diteliti, kemampuan untuk berinteraksi, menganalisis objek yang akan diteliti, kemudian kualitas wawancara dapat menentukan kualitas data yang akan dibuat dalam penelitiannya tersebut dan penulis pula harus menguasai teori dalam penelitian yang dibautnya.

Selain itu penelitian harus dapat memilih informan yang tepat sebagai sumber data dan berinteraksi secara langsung sehingga data yang dihasilkan benar-benar dapat dipercaya. Kemudian penulis juga harus mampu memilih atau menganalisis data dan menafsirkan data yang tujuannya dapat menentukan kualitas data yang akan diambil pada nantinya. Selain itu penulis pula dapat membuat kesimpulan atas penelitian yang dilakukannya.

Nasution (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 223) menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan


(28)

75

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kualitatif artinya dengan memecahkan suatu masalah yang belum dipecahkan yang menjadi instrumennya ialah peneliti itu sendiri dimana peneliti harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sangat baik karena kualitas data ditentukan instrumen yang dia buat. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun desain susunan penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Item

1 Sejarah

Perkembangan Batik

Kabupaten Karwang

Waktu berdirinya perusahaan Karawang di Bale Batik Taza

Wawancara

dan Observasi A. 1 Latar belakang berdirinya

perusahaan Bale Batik Taza dan asal mula adanya batik di Kabupaten Karawang

A. 2

Didirikannya perusahaan Bale Batik Taza.

A. 3

Faktor pendorong didirikannya

perusahaan Bale Batik Taza. A. 4

Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik Karawang di Bale Batik Taza

A. 5


(29)

76

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Item

dalam pembuatan batik Karawang di Bale Batik Taza.

A. 6

Dukungan lingkungan sekitar dan masyarakat terhadap

keberadaan batik Karawang. A. 7

Pengenalan batik di

masyarakat. A. 8

Hambatan atau kesulitan yang

dihadapi. A. 9

Produk yang dihasilkan oleh

perusahaan Bale Batik Taza A. 10

Jumlah produk yang dihasilkan oleh perusahaan Bale Batik

Taza. A. 11

Jumlah semua motif batik

Karawang di Bale Batik Taza A. 12

Nama motif batik Karawang di

Bale Batik Taza A. 13

Perancang pembuatan motif batik Karawang di Bale Batik

Taza. A. 14

2 Makna

simbolis yang terdapat pada batik

Karawang di sentra

Sumber inspirasi penciptaan motif batik Karawang di Bale Batik Taza.


(30)

77

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan Data Item pengrajin Bale Batik Taza. 3 Visualisasi

motif batik Karawang di sentra

pengrajin Bale Batik Taza.

Ragam hias yang digunakan pada motif batik Karawang di Bale Batik Taza.

Observasi dan Kajian

Dokumentasi A. 16

Bentuk cecek yang muncul pada motif batik Karawang di Bale Batik Taza

A. 17 Bentuk garis yang muncul

pada batik Karawang di Bale Batik Taza.

Bentuk bidang pada motif batik Karawang di Bale Batik Taza.

Warna yang digunakan pada latar batik Karawang di Bale Batik Taza

Penerapan prinsip irama pada motif batik Karawang di Bale Batik Taza.

A. 18 Penerapan prinsip komposisi

pada batik Karawang di Bale Batik Taza.

Penerapan prinsip

keseimbangan pada motif batik Karawang di Bale Batik Taza.


(31)

78

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data merupakan suatu langkah yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian yang tujuannya mendapatkan data dari hasil penelitian tersebut melalui struktur dan tahapan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam melakukan pengumpulan data dilaksanakan dengan berbagai cara yang diantaranya yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi merupakan serangkaian proses pengamatan langsung ke lapangan atau tempat yang akan di teliti untuk mendapatkan data-data yang kongkrit dengan proses memahami, mencatat, dan merancang beberapa hal berkaitan dengan permasalahan yang akan di angkat. Dalam observasi, peneliti harus mengenal dan berinteraksi secara berkala dengan tempat yang akan diteliti baik narasumber maupun orang-orang yang mungkin ada kaitannya dengan tempat yang akan diteliti. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat terbiasa berinteraksi, serta mudah beradaftasi dengan tempat yang akan diteliti yang nantinya mempermudah peneliti dalam proses pengumpulan data.

Teknik observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan teknik wawancara karena observasi dapat dikatakan sebagai wadah dalam melakukan wawancara. Observasi dilaksanakan secara berkala agar data yang didapatkan lebih lengkap dan tajam. Nasution (dalam Sugiyono, hlm. 226) menyatakan bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.

Dalam teknik observasi memilki beberapa fungsi yang diantaranya peneliti akan memahami konteks data dari situasi lapangan serta memperoleh pandangan yang menyeluruh, memperoleh gambaran yang komperhensif, dan memperoleh kesan-kesan pribadi serta situasi sosial tempat yang diteliti. Keunggulan tersebut


(32)

79

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan dampak yang baik bagi peneliti agar pada penelitiannya memperoleh data yang lengkap.

Dalam observasi obyek penelitiannya yaitu tempat yang dijadikan sebagai situasi sosial penelitian yang sedang berlangsung, narasumber dari temapat yang diteliti, dan kegiatan dari narasumber pada tempat yang diteliti dari situasi sosial yang berlangsung. Observasi terdiri dari beberapa macam-macam dimana setiap jenisnya memiliki karakter dalam melakukan pengumpulan data. Observasi terbagi dari beberapa jenis yaitu obervasi partisipasi, observasi terus terang dan tersamar, dan observasi tak terstruktur.

Observasi pastisapasi merupakan kegiatan penelitian yang bersifat aktif dengan terlibat pada kegiatan sehari-hari pada temapat yang diamati atau sebagai sumber yang diamati. Observasi terus terang dan tersamar merupakan kegiatan penelitian yang sifatnya memperlihatkan aktivitas peneliti ketika berlangsungnya penelitian dan peneliti juga bersifat merahasiakan data yang dilakukan dalam kegiatan observasinya. Kemudian yang terakhir yaitu observasi tak terstruktur, dimana observasi ini dilakukan dengan cara acak atau tidak teratur ketika observasi berlangsung akan tetapi ketika data di dapat seluruhnya secara otomatis observasi dapat dilakukan berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi pada akhirnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian pengamatan terhadap objek penelitian dengan menggunakan teknik observasi partisipasi pasif yaitu peneliti tidak sepenuhnya mengikuti kegiatan sehari-hari narasumber. Namun peneliti melakukan observasi terhadap perusahaan Bale Batik Taza hanya pada beberapa aspek yaitu mengetahui secara jelas mengenai sejarah batik Karawang, mengamati visualisasi batik Karawang di perusahaan, dan mengetahui jumlah produksi batik Karawang di perusahaan. Secara keseluruhan dilakukan dengan melihat, mengamati, dan menganalisis karya batik Karawang yang ada di perusahaan.


(33)

80

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog dalam penelitian yang fungsinya mengumpulkan data dengan cara bertukar informasi antara dua orang yaitu peneliti dan informan untuk bertukar ide dan informasi melalui proses tanya jawab sehingga didapatkan data secara mendalam. Dalam wawancara peneliti harus bisa mendeskripsikan hasil wawancaranya yang dihasilkan dari pengetahuan dan keyakinan dirinya.

Wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara dengan mengumpulkan data dimana mengetahui pasti informasi apa yang akan diperoleh dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara semiterstruktur adalah wawancara dengan menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang akan diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Yang terakhir wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang dilaksanakan dengan tidak menggunaka pedoman wawancara yang tidak terstruktur dan sistematis. Esterberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 233).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur artinya penelitian dilakukan dengan proses yang telah dirancang sedemikian rupa yang dimana peneliti telah mengetahui cara dalam memperoleh informasi data, dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanya-pertanyaan mengenai informasi batik Karawang pada perusahaan Bale Batik Taza secara langsung.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data dengan bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang monumental. Bentuk tulisan dapat digambarkan seperti catatan harian, biografi, sejarah kehidupan dan sebagainya. Gambar berupa karya foto, sketsa, dan lainnya serta karya monumental berupa karya seni berupa gambar ataupun film. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dalam penelitian kualitatif.


(34)

81

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, pengumpulan data lewat dokumen-dokumen, laporan-laporan penelitian, foto-foto dan gambar serta karya orang lain yang relevan. Objek penelitian dilakukan pada berupa dokumentasi tempat penelitian, visualisasi batik Karawang, produk-produk motif batik Karawang, alat dan bahan, dan dokumentasi bagaimana teknik membatik dilengkapi dengan langkah-langkah tertulis.

4. Studi Pustaka

Dalam memperdalam materi yang berkaitan dengan penelitian peneliti melakukan studi pustaka yang digunakan untuk memperoleh wawasan secara teoritis. Selain itu studi pustakan dipakai untuk mendeskripsikan data, analaisis data, serta membandingkan data yang ada dilapangan.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis mendapatka sumber dari beberapa tempat diantaranya ke perpustakaan UPI, perpustakaan Jawa Barat (BAPUSIPDA), beberapa referensi dari toko buku, dan melakukan browsing untuk memperoleh data yang menunjang skripsi. Teknik pengumpulan data merupakan alat penunjang dalam mengumpulkan data yang lebih banyak dan akurat serta dapat mendeskripsikan hasil dari penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai proses menyusun data secara sistematis dari data yang didapat dari hasil observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Beberapa bagian tersebut dibuat sistematika dengan cara mengorganisasikannya dari mulai menyusun, menjabarkan, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 244) mengungkapkan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarka kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,


(35)

82

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritrakan kepada orang lain.

Dalam tahap analisis data dilakukan dengan bentuk penulisan laporan yang dikemas menjadi karya tulis. Data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka di periksa kembali kelengkapannya dan dipilih yang paling penting dan relevan yang kemudian dibuat menjadi karya tulis yang sistematis. Adapun kegiatan analisis data dilakukan dalam penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi berupa catatan, gambar, foto, dan karya yang dihasilkan serta studi pustaka. 2. Mengelompokan data-data yang diperoleh dengan cara menyusun secara

sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. 3. Melakukan analisis data satu dengan data yang lainnya.

4. Melakukan pengecekan ulang apabila ada data yang kurang lengkap.

5. Melakuakan bimbingan dengan dosen pembimbing I dan II terhadap data yang diperoleh.

6. Mendeskripsikan data-data dari hasil penelitian menjadi laporan karya ilmiah yang layak di baca.


(36)

83

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pola Pikir Penelitian

Berikut ini merupakan bagan proses atau pola pikir dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis:

Bagan 3.1

Proses Penelitian Motif Batik Karawang Pada Bale Batik Taza

Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang

Proses penelitian pada Bale Batik

Taza

Observasi Dokumentasi

Wawancara Studi Pustaka

Data-data yang terkumpul:

1. Nama-nama motif batik Karawang 2. Makna simbolis batik Karawang 3. Analisis visual motif batik Karawang

Verifikasi terhadap data yang sudah terkunpul dari hasil penelitian.

Analisis data dari data yang telah di verifikasi

Kesimpulan dari semua data yang terkumpul dari mulai sejarah, visualisasi motif batik Karawang di Sentra Pengrajin


(37)

84

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan gambar tersebut memperjelaskan tahapan-tahapan dalam memperoleh data yang harus ditempuh oleh penulis dalam proses penelitian dengan judul Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang. Adapun literatur dalam penelitian ini berawal dari tahapan identifikasi atau proses penelitian secara langsung pada tempat penelitian yaitu perusahaan Bale Batik Taza yang terletak di kota Karawang, Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 20 (Kaum I), Karawang. Tahap tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dari mulai observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Kemudian dari tahap proses penelitian diperoleh data-data yang lengkap yaitu sejarah mengenai batik Karawang dan analisis dari visualisasi batik Karawang yang didapat dari perusahaan Bale Batik Taza. Setelah data terkumpul dari proses penelitian dilakukan verifikasi dengan cara mengklasifikasikannya agar data mudah untuk di analisis. Berikutnya data di analisis yang tujuannya mengetahui keabsahan datanya dengan mengecek, membandingkan dengan literatur yang ada atau dengan hasil pengamatan dari karya ilmiah orang lain sehingga menghasilkan data yang relevan.

Kemudian data yang masih meragukan akan dilakukan proses analisis ulang sedangkan data yang sudah relevan akan disusun secara sistematis dengan pola pembuatan karya tulis ilmiah dan tahap terakhir membuat kesimpulan dari semua data.


(38)

172

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza Di Kabupaten Karawang yang telah di uraikan, akhirnya peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah Perkembangan Batik Karawang di Industri Kerajinan Bale Batik Taza Batik Karawang merupakan batik yang dibuat dengan tujuan mengenalkan budaya batik terhadap masyarakat Karawang itu sendiri serta melestarikan kebudayaan maupun kekayaan alam yang ada di Kabupaten Karawang. Batik Karawang pada dasarnya mengadaftasi semua kekayaan alam dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Karawang. Secara umum batik di Kabupaten Karawang sudah ada sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda dan motif batik khas nya adalah motif tarum yang mengeksplorasi dari tumbuhan bunga tarum namun seiring waktu berjalan batik sudah semakin menghilang di Kabupaten Karawang karena tidak ada kepedulian dari masyarakat yang ingin melestarikan batik Karawang tersebut pada era nya tersebut.

Dengan perkembangan batik yang semakin maju pada saat ini ada rasa keinginan dari salah satu masyarakat di Kabupaten Karawang untuk membangkitkan kembali batik yang dulu pernah ada dan batik Karawang di rintis pada tahun 2011 oleh Bu Hj. Istiqomah sebagai pemilik industri kerajinan Bale Batik Taza yang ada di Kabupaten Karawang. Bale Batik Taza merupakan salah satu industri kerajinan batik yang lahir pada tahun 2011 yang seluruh karya batiknya yaitu motif batik khas Kabupaten Karawang.

Batik Karawang pada industri kerajinan Bale Batik Taza sudah menciptakan 15 motif Batik Karawang yang dibuat menggunakan tiga teknik pembuatan batik yaitu teknik batik tulis, cap, dan kombinasi. Proses pewarnaannya menggunakan teknik pencelupan dengan pewarna sintetis. Dari 15 motif batik Karawang hanya 4 motif yang di pavoritkan oleh masyarakat Kabupaten Karawang terdiri dari motif Cigentis, motif Citarum, motif Pare Sagedeng dan motif panen raya. Motif


(39)

173

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batik Karawang yang ada pada industri kerajinan Bale Batik Taza sebenarnya sudah melakuakan pengajuan mengenai hak paten namun sampai saat ini belum ada informasi dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Nama –nama motif batik Karawang terinspirasi dari kebudayaan dan kekayaan alam Kabupaten Karawang.

2. Visualisasi Ide Gagasan Motif Batik Karawang

Karakteristik motif batik Karawang memiliki pola ragam hias batik dengan cara pengulangan motif,. Outline yang digunakan pada motif batik Karawang secara keseluruhan cenderung berwarna putih. Batik Karawang sering melakuakan perubahan warna sehingga warna kain berbeda. Perkembangan batik Karawang cenderung mengikuti selera pasar sehingga warnanya beraneka ragam.

a. Ragam Hias Motif Batik Karawang

Pada bentuk motif batik Karawang mengadaftasi ragam hias geometris dan non geometris seperti hewan, tumbuhan, manusia, dan alam benda. Secara keseluruhan dari motif batik Karawang ragam hias tumbuhan sangat mendominasi karena motif batik Karawang kebanyakan terinspirasi dari kekayaan lam yang ada di Kabupaten Karawang.

b. Unsur Visual Motif Batik Karawang

Motif batik Karawang secara keseluruhan memiliki unsur-unsur visual yang tedapat pada motif batiknya dari mulai garis, bidang, dan warna. Dapat disimpulkan bahwa motif batik Karawang cenderung banyak menerapkan unsur garis dan warna sebagai unsur visualnya.

c. Prinsip Visual Motif Batik Karawang

Prinsip-prinsip visual yan terdapat pada motif batik Karawang memiliki komposisi, keseimbangan dan irama yang dimana semua prinsip tersebut saling keterkaitan. Pola pengulangan pada prisip irama selalu terdapat unsur visual yang terlibat didalamnya seperti garis, bidang, dan warna. Sehingga motif batik Karawang memiliki keunikan dan berkarakter.


(40)

174

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motif batik Karawang ini menfokuskan pada bidang kesenirupaan tentang motif batik hias batik, unsur visual serta prinsip-prinsip visual, namun perlu hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut dan teliti untuk mengembangkan motif batik Karawang karena masih terbilang baru.

Ragam hias yang terdapat pada motif batik Karawang megadaftasi dari kekayaan alamnya seperti tumbuhan padi, bunga tarum, sungai citarum dan sebagainya serta kebudayaannya seperti panen raya dan leuit. Dalam skripsi tentang analisis motif batik Karawang ini dapat dijadikan sebagai sumber yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi seni rupa, dapat dijadikan sumber informasi mengenai batik Karawang bagi pemda, menambah wawasan bagi pengrajin. Dibawah ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan motif batik Karawang:

1. Rekomendasi Teoritis

a. Untuk dunia pendidikan

1) Batik Karawang dapat dijadikan referensi kepustakaan dan pengetahuan baru dalam dunia kependidikan seni rupa, khususnya dalam mata kuliah kriya tekstil dan batik serta mata kuliah ornamen nusantara.

2) Batik Karawang dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran bagi siswa siswi tingkat SD, SMP, maupun SMA atau SMK dengan memasukan kedalam kurikulum. Hal tersebut dapat mendukung perkembangan batik Karawang dan menambahkan bagi siswa-siswi tentang cara membatik.

2. Rekomendasi Parktis

a. Untuk Peneliti Lain

1) Motif batik Karawang merupakan batik yang berasal dari kondisi alam yang ada di Kabupaten Karawang baik potensi daerah, kesenian, budaya, artefak, dan kekayaan alam yang ada di Kabuapaten Karawang itu bisa menjadi garapan yang dapat di kaji lebih lanjut.


(41)

175

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagi para peneliti, dengan adanya analisis mengenai batik Karawang, bisa menjadi sumber saran, gagasan yang bisa ditinjau lebih lanjut mengenai batik Karawang.

b. Untuk Industri Kerajinan Bale Batik Taza

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi informasi dalam mengembangkan motif batik Karawang dari segi desain motif dan membuat inovasi-inovasi yang baru. Dan pula dapat menfokuskan pada nilai filosofis, kualitas,. maupun visual dalam pembuatan motif-motif selanjutnya

c. Untuk masyarakat umum

Diharapkan menjadi sumber pengetahuan untuk masyarakat khususnya di Kabupaten Karawang, umumnya di seluruh Indonesia sehingga batik Karawang dapat dikenal oleh masyarakat luas dan ikut melestarikan batik Karawang.

d. Untuk Pemda setempat

Dapat menjadi bahan masukan untuk Pemda setempat sebagai tambahan referensi tentang potensi budaya yang ada di Kabupaten Karawang. Kemudian diharapkan ada kepedulian dari Pemda terhadap motif batik Kabupaten Karawang agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dengan mempatenkannya. Dengan adanya motif batik Karawang dapat menjadi potensi pariwisata Kabupaten Karawang agar dapat menambah devisa daerahdan dikenal masyarakat luas.


(42)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Atik, S., K., dkk. (2014). Batik Pesisir Selatan Jawa Barat. Bandung : Yayasan Batik Jawa Barat.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Darmaprawira, S. (2002). Warna. Bandung : ITB.

Dharsono, S., K. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayasa Sains. Hasanudin. (2001). Batik Pesisiran. Bandung : PT Kiblat Utama Bumi.

Heru S, B. 1987. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.

Ismiyanto, PC. 2010. Strategi dan Model Pembelajaran Seni. Semarang: UNNES.

Lisbijanto, H. (2013). Batik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.

Musman, A. & B, Arini, A. (2011). Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : G-Media.

Sanyoto, S., E. (2010). Nirmana. Yogyakarta : Jalasutra.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara (Kajian Khusus Tentang Ornamen

Indonesia). Semarang : Dahara Prize.

Susanto, S., S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Departemen Industri R.I.

Syafii. (2006). Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang: UNNES. Toekio, S. (2000). Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung : Angkasa.

Wardhani & Pangabean. (2004). Tekstil. Jakarta : Pendidikan Seni Rupa.

Wijayanti, L. & Pratiwi, R. (2013). Menjadi Perancang dan Perajin Batik. Solo : Metagraf.


(43)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet:

http://madenurbawa.com/article/147232/suakan--satu-sigih-dua-pejangan.html, [5 Oktober 2015]

https://tondoktorayaku.wordpress.com/2015/08/, [5 Oktober 2015]

https://dyaiganov.wordpress.com/2015/03/14/curug-cigentis/, [5 Oktober 2015] https//yunifatmaroyani18.wordpress.com/, [5 Oktober 2015]

https//berasdeh.wordpress.com/tag/padi/, [5 Oktober 2015] http://fitinline.com/article/read/batik-karawang, [5 Oktober 2015]


(1)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza Di Kabupaten Karawang yang telah di uraikan, akhirnya peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah Perkembangan Batik Karawang di Industri Kerajinan Bale Batik Taza Batik Karawang merupakan batik yang dibuat dengan tujuan mengenalkan budaya batik terhadap masyarakat Karawang itu sendiri serta melestarikan kebudayaan maupun kekayaan alam yang ada di Kabupaten Karawang. Batik Karawang pada dasarnya mengadaftasi semua kekayaan alam dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Karawang. Secara umum batik di Kabupaten Karawang sudah ada sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda dan motif batik khas nya adalah motif tarum yang mengeksplorasi dari tumbuhan bunga tarum namun seiring waktu berjalan batik sudah semakin menghilang di Kabupaten Karawang karena tidak ada kepedulian dari masyarakat yang ingin melestarikan batik Karawang tersebut pada era nya tersebut.

Dengan perkembangan batik yang semakin maju pada saat ini ada rasa keinginan dari salah satu masyarakat di Kabupaten Karawang untuk membangkitkan kembali batik yang dulu pernah ada dan batik Karawang di rintis pada tahun 2011 oleh Bu Hj. Istiqomah sebagai pemilik industri kerajinan Bale Batik Taza yang ada di Kabupaten Karawang. Bale Batik Taza merupakan salah satu industri kerajinan batik yang lahir pada tahun 2011 yang seluruh karya batiknya yaitu motif batik khas Kabupaten Karawang.

Batik Karawang pada industri kerajinan Bale Batik Taza sudah menciptakan 15 motif Batik Karawang yang dibuat menggunakan tiga teknik pembuatan batik yaitu teknik batik tulis, cap, dan kombinasi. Proses pewarnaannya menggunakan teknik pencelupan dengan pewarna sintetis. Dari 15 motif batik Karawang hanya 4 motif yang di pavoritkan oleh masyarakat Kabupaten Karawang terdiri dari motif Cigentis, motif Citarum, motif Pare Sagedeng dan motif panen raya. Motif


(2)

173

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batik Karawang yang ada pada industri kerajinan Bale Batik Taza sebenarnya sudah melakuakan pengajuan mengenai hak paten namun sampai saat ini belum ada informasi dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Nama –nama motif batik Karawang terinspirasi dari kebudayaan dan kekayaan alam Kabupaten Karawang.

2. Visualisasi Ide Gagasan Motif Batik Karawang

Karakteristik motif batik Karawang memiliki pola ragam hias batik dengan cara pengulangan motif,. Outline yang digunakan pada motif batik Karawang secara keseluruhan cenderung berwarna putih. Batik Karawang sering melakuakan perubahan warna sehingga warna kain berbeda. Perkembangan batik Karawang cenderung mengikuti selera pasar sehingga warnanya beraneka ragam.

a. Ragam Hias Motif Batik Karawang

Pada bentuk motif batik Karawang mengadaftasi ragam hias geometris dan non geometris seperti hewan, tumbuhan, manusia, dan alam benda. Secara keseluruhan dari motif batik Karawang ragam hias tumbuhan sangat mendominasi karena motif batik Karawang kebanyakan terinspirasi dari kekayaan lam yang ada di Kabupaten Karawang.

b. Unsur Visual Motif Batik Karawang

Motif batik Karawang secara keseluruhan memiliki unsur-unsur visual yang tedapat pada motif batiknya dari mulai garis, bidang, dan warna. Dapat disimpulkan bahwa motif batik Karawang cenderung banyak menerapkan unsur garis dan warna sebagai unsur visualnya.

c. Prinsip Visual Motif Batik Karawang

Prinsip-prinsip visual yan terdapat pada motif batik Karawang memiliki komposisi, keseimbangan dan irama yang dimana semua prinsip tersebut saling keterkaitan. Pola pengulangan pada prisip irama selalu terdapat unsur visual yang terlibat didalamnya seperti garis, bidang, dan warna. Sehingga motif batik Karawang memiliki keunikan dan berkarakter.


(3)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motif batik Karawang ini menfokuskan pada bidang kesenirupaan tentang motif batik hias batik, unsur visual serta prinsip-prinsip visual, namun perlu hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut dan teliti untuk mengembangkan motif batik Karawang karena masih terbilang baru.

Ragam hias yang terdapat pada motif batik Karawang megadaftasi dari kekayaan alamnya seperti tumbuhan padi, bunga tarum, sungai citarum dan sebagainya serta kebudayaannya seperti panen raya dan leuit. Dalam skripsi tentang analisis motif batik Karawang ini dapat dijadikan sebagai sumber yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi seni rupa, dapat dijadikan sumber informasi mengenai batik Karawang bagi pemda, menambah wawasan bagi pengrajin. Dibawah ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan motif batik Karawang:

1. Rekomendasi Teoritis

a. Untuk dunia pendidikan

1) Batik Karawang dapat dijadikan referensi kepustakaan dan pengetahuan baru dalam dunia kependidikan seni rupa, khususnya dalam mata kuliah kriya tekstil dan batik serta mata kuliah ornamen nusantara.

2) Batik Karawang dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran bagi siswa siswi tingkat SD, SMP, maupun SMA atau SMK dengan memasukan kedalam kurikulum. Hal tersebut dapat mendukung perkembangan batik Karawang dan menambahkan bagi siswa-siswi tentang cara membatik.

2. Rekomendasi Parktis

a. Untuk Peneliti Lain

1) Motif batik Karawang merupakan batik yang berasal dari kondisi alam yang ada di Kabupaten Karawang baik potensi daerah, kesenian, budaya, artefak, dan kekayaan alam yang ada di Kabuapaten Karawang itu bisa menjadi garapan yang dapat di kaji lebih lanjut.


(4)

175

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagi para peneliti, dengan adanya analisis mengenai batik Karawang, bisa menjadi sumber saran, gagasan yang bisa ditinjau lebih lanjut mengenai batik Karawang.

b. Untuk Industri Kerajinan Bale Batik Taza

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi informasi dalam mengembangkan motif batik Karawang dari segi desain motif dan membuat inovasi-inovasi yang baru. Dan pula dapat menfokuskan pada nilai filosofis, kualitas,. maupun visual dalam pembuatan motif-motif selanjutnya

c. Untuk masyarakat umum

Diharapkan menjadi sumber pengetahuan untuk masyarakat khususnya di Kabupaten Karawang, umumnya di seluruh Indonesia sehingga batik Karawang dapat dikenal oleh masyarakat luas dan ikut melestarikan batik Karawang.

d. Untuk Pemda setempat

Dapat menjadi bahan masukan untuk Pemda setempat sebagai tambahan referensi tentang potensi budaya yang ada di Kabupaten Karawang. Kemudian diharapkan ada kepedulian dari Pemda terhadap motif batik Kabupaten Karawang agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dengan mempatenkannya. Dengan adanya motif batik Karawang dapat menjadi potensi pariwisata Kabupaten Karawang agar dapat menambah devisa daerahdan dikenal masyarakat luas.


(5)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Atik, S., K., dkk. (2014). Batik Pesisir Selatan Jawa Barat. Bandung : Yayasan Batik Jawa Barat.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Darmaprawira, S. (2002). Warna. Bandung : ITB.

Dharsono, S., K. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayasa Sains. Hasanudin. (2001). Batik Pesisiran. Bandung : PT Kiblat Utama Bumi.

Heru S, B. 1987. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.

Ismiyanto, PC. 2010. Strategi dan Model Pembelajaran Seni. Semarang: UNNES.

Lisbijanto, H. (2013). Batik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.

Musman, A. & B, Arini, A. (2011). Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : G-Media.

Sanyoto, S., E. (2010). Nirmana. Yogyakarta : Jalasutra.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara (Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia). Semarang : Dahara Prize.

Susanto, S., S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Departemen Industri R.I.

Syafii. (2006). Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang: UNNES. Toekio, S. (2000). Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung : Angkasa.

Wardhani & Pangabean. (2004). Tekstil. Jakarta : Pendidikan Seni Rupa.

Wijayanti, L. & Pratiwi, R. (2013). Menjadi Perancang dan Perajin Batik. Solo : Metagraf.


(6)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet:

http://madenurbawa.com/article/147232/suakan--satu-sigih-dua-pejangan.html, [5 Oktober 2015]

https://tondoktorayaku.wordpress.com/2015/08/, [5 Oktober 2015]

https://dyaiganov.wordpress.com/2015/03/14/curug-cigentis/, [5 Oktober 2015] https//yunifatmaroyani18.wordpress.com/, [5 Oktober 2015]

https//berasdeh.wordpress.com/tag/padi/, [5 Oktober 2015] http://fitinline.com/article/read/batik-karawang, [5 Oktober 2015]