HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI METODOLOGI PENGAJARAN TEKNIK DENGAN PRESTASI BELAIAR Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa TTUC ( Technical Teacher Upgrading Centre ) Bandung Angkatan VIII.
V,
HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA
MATERI BIDANG
TERHADAP
STUDI METODOLOGI PENGAJARAN
TEKNIK DENGAN PRESTASI BELAIAR
Studi
Deskriptif
( Technical
Terhadap
Teacher
Bandung
T
Diajukan
Institut
Mahasiswa TTUC
Upgrading
Angkatan
E
kepada
S
VIII
I S
panitia
Keguruan
Centre )
dan
ujian
llmu
tesis
Pendidikan
Bandung dalam rangka menyelesaikan studi
program S2 Bidang Pengembangan Kurikulum
A
L
E
No. Pokok
FAKULTAS
X
O
N
4)5 F/XVI-8
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
BANDUNG
1987
PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
KATA PEMGANTAR
i
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
v±±"
DAFTAR TABEL
r
DAFTAR BAGAN
xl
BAB
I. PERMASALAHAN
A. Pendahuluan
1
B. TTUC Sebagai Upaya Pemerintah Untuk
Meningkatkan Kualitas Guru Kejuruan
Teknologi
5
C. Metodologi Pengajaran Teknik Sebagai
Upaya Mengatasi Masalah Kondisi dan
Situasi Pengajaran Teknik
9
D. Sikap Sebagai Salah Satu Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
12
E. Perumusan dan Analisis Masalah
Ik
...
F. Kegunaan Penelitian
BAB
20
II. LANDASAN TEORETIS
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
23
2. Pengukuran Sikap
29
B* Metodologi Pengajaran Teknik
1. Apa itu Metodologi Pengajaran Teknik ?
36
2. Strategi Penyampaian
38
3. Materi Bidang Studi MPT
51
vii
C. Belajar dan Aspek-aspeknya
1. Pengertian Belajar
63
2. Proses dan Hasil Belajar
70
3. Kondisi yang Mempengaruhi Belajar .
73
k» Prestasi Belajar Mahasiswa dalam
Metodologi Pengajaran Teknik
.
.
D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Tentang
Pengaruh Sikap Terhadap Prestasi Belajar
,
77
78
BAB III. RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
80
B. Metoda Pendekatan
.
81
C. Asumsi-asumsi
.
.
©2
.
*
83
.
84
D. Hipotesis
.
E. Pengumpulan Data
BAB
F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
86,
G.
88
Populasi dan Sampel Penelitian
H. Uji-coba Alat Pengumpul Data
91
I.
99
Teknik Analisis Data
IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Data
100
B. Jadwall Pelaksanaan Pengumpulan Data
101
C. Langkah-langkah Pengolahan dan
Analisis Data . . .
.....
102
D, Pengujian Asumsi-asumsi Statistik .
108
E. Pengolahan Data
113
viii
BAB
V. DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL-HASIL
PENELITIAN
A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian . .
.
130
B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian
.
.
1^8
C. Iraplikasi Hasil-hasil Penelitian .
.
.
]k2
DAFTAR- KEPUSTAKAANi
l60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 2. PROSES PENGOLAHAN DATA
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 4. PERIZINAN; PENELITIAK
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaraan
1.
Kategori Jawaban Skala Sikap
34
2.
Kisi-kisi Skala Sikap
87
3.
Penyebaran Anggota Populasi Penelitian
i+.
Penyebaran Anggota Sampel Penelitian
5.
Perhitungan Nilai Skala Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
.
...
89
....
90
........
95
6.
Perhitungan Pengujian t Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
....
96
7.
Teknik-teknik Analisis Data Untuk Menguji
Hipotesis Penelitian
99
8.
Daftar Uji Bartlett
105
9.
Anava Untuk Uji Linieritas Regresi
106
10. Anava Untuk Menguji Perbedaan Lebih
dari Dua Rata-rata
108
11. Hasil Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap
Materi Bidang Studi MPT
12. Hasil Uji Signifikansi Sikap Mahasiswa
Terhadap Materi Bidang Studi MPT
121
122
13* Hasil Pengujian Perbedaan Dua atau Lebih
Rata-rata . . . . .
lif. Hasil Pengujian Korelasi
125
128
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
II. Pola Program Diploma III Guru Kejuruan
Teknologi Di TTUC Bandung
7
2. Konsep Sikap Sebagai Kercenderungan Tindakan . . .
27
3. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri
42
.
....
if. Strategi Penyampaian MPT Sistem Paralel
.
.
2+2
5. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri-paralel
.
.
42
...
54
.......
72
6. Analisis Tugas Dalam Pengajaran Teknik
7. Proses Belajar . . . . .
.
8. Paradigma Penelitian ...
9. Grafik Hasil Analisis Skor Sikap Mahasiswa
81
.
.
. \2"*>
BAB I
PERMASALAHAN
A. Pendahuluan
Kualitas lulusan pendidikan kejuruan teknologi (STM)
saat ini dikatakan rendah dan tidak siap pakai.
Mengapa
kualitas lulusan STM tersebut rendah ? Bagaimana cara
me-
ningkatkannya ? Dalam kaitan masalah inilah, walaupun
da
lam lingkup yang lebih kecil dan terbatas hanya pada aspek
sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan hubungannya dengan prestasi belajarnya,
penelitian ini dilaksanakan.
Memang kita sering mendengar kata-kata "tidak
siap
pakai" tersebut dilontarkan oleh kalangan industri pemakai
lulusan STM. Mereka secara finansial merasa dirugikan oleh
lulusan yang tidak siap pakai tersebut, karena sebelum menduduki jabatan-pekerjaan tertentu mereka harus "magang"
terlebih dahulu dan ini menuntut waktu dan dan
ua^g
yang
tidak sedikit.
Masalah *tidak siap pakai ini menyangkut masalah kua
litas pendidikan STM itu sendiri. Bicara tentang tinggirendahnya kualitas pendidikan, tergantung pada tinggi-rendahnya kualitas faktor-faktor yang mempengaruhinya.
satu indikator kualitas pendidikan adalah kualitas
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, bila
hasil
Salah
hasil-
belajar
siswa tinggi maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidik-
an yang ada juga tinggi, deraikian pula sebaliknya. Sedang-
kan hasil (prestasi) belajar siswa menurut teori konvergensi merupakan hasil interaksi antara faktor internal
siswa
dan faktor-faktor dari lingkungannya. Untuk itu, dalam upa
ya meningkatkan kualitas pendidikan (dalam hal ini presta
si belajar siswa) perlu dilakukan penelitian-penelitian
yang berhubungan dengan faktor internal siswa maupun fektor
di luar diri siswa.
Salah satu faktor di luar siswa tersebut adalah gu
ru. Rendahnya kualitas lulusan STM tak dapat dipisahkan de
ngan rendahnya kualitas mengajar guru. Oleh karenanya, peningkatan kualitas mengajar guru besar pengaruhnya
dap peningkatan kualitas lulusan STM yang ada.
terha
Salah sa
tu upaya untuk meningkatkan kualitas guru STM ini adalah
dengan memberikan penataran-penataran dalam jabatan sepertL
yang diselengarakan oleh TTUC (Technical Teacher Upgrading
Centre) Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran
Guru
Kejuruan Teknologi. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kua
litas mengajar guru, TTUC Bandung menyelengarakan bidang
studi Metodologi Pengajaran Teknik,. (MPT).
Studi ini berhubungan dengan faktor guru
STM
yang
sedang menjalani penataran di TTUC Bandung tersebut. Secara khusus, mereka yang mendapatkan penataran di TTUC
dung yang menjadi sasaran penelitian ini adalah
Ban
mahasiswa
angkatan VIII (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung mulai Juli 1984).
Dalam perkuliahannya di TTUC Bandung, para guru STM
yang sedang mendapatkan penataran ini (mahasiswa TTUC Ban
dung) memperoleh bidang studi MPT. Bidang studi MPT
meru-
pakan bidang studi yang mengajarkan cara-cara khusus dalam
mengajarkan materi keteknikan. Sedangkan materinya, bidang
studi MPT terdiri atas berbagai komponen. Khusus yang menjadi sasaran penelitian ini adalah sembilan komponen, yaitu Perpustakaan, Keselamatan Kerja, Pengelolaan
Bengkel,
Pengetahuan Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, Pengembangan Persiapan Pelajaran, Media Pendidikan, Penilaian dan Mi
cro Teaching.
i/Berbicara tentang prestasi belajar, yang
merupakan
salah satu indikator kualitas pendidikan, tak dapat
dile-
paskan dari proses belajar yang berarti membicarakan peru-
bahan perilaku manusia (dalam hal ini mahasiswa TTUC
dung). Adapun perbuatan manusia pada umumnya dibagi
Ban
dalam
tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan konatif (Sikun Pri-
badi, 1976 : 2). Setiap aspek dari perilaku di atas terbagi lagi dalam beberapa variabel.
Bertolak dari kategorisasi aspek perilaku di atas,
studi ini memilih variabel sikap mahasiswa yang
diasumsi-
kan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sikap mahasiswa ter
sebut adalah sikap mahasiswa TTUC Bandung (sebagai guru dan
calon guru STM) terhadap materi bidang studi Metodologi Pe
ngajaran Teknik, sedangkan prestasi belajarnya adalah pres
tasi belajar dalam bidang studi MPT.
Pokok masalah yang diteliti pada studi ini adalah :
"SeJauh mana hubungan antara sikap mahasiswa terhadap
ma
teri bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT)
de
ngan prestasi belajarnya ?"
ma
Atau, secara operasional
salah penelitian ini ada dua hal, yaitu sebagai berikut.
Pertama. bagaimanakah sikap mahasiswa TTUC
Bandung
terhadap materi bidang studi MPT ? Apabila dispesifikasikan
lagi masalah pertama ini terbagi lagi atas beberapa sub-masalah. Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar (in-service dan pre-service). maka timbul
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing
ma
status
belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah
ada perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar in-service
dan pre-service tersebut terha
dap materi bidang studi MPT 1 Apakah ada perbedaan yang
signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service
tersebut dalam
studi MPT ? Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung
bidang
terbagi
lagi atas beberapa jurusan (Bangunan, Elekteronika, Listrik,
Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), maka timbul
ma
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing jurusan
tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
Apakah ada
perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari
rusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC
ju
Ban
dung tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
Kedua. Masalah kedua penelitian ini berkaitan dengan
kualitas
pendidikan kejuruan teknologi, yaitu bagalmarakah
hubungan antara sikap mahasiswa dengan status belajar
in-s
terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi
service
belajarnya ? Bagaimanakah hubungan antara sikap
mahasiswa
dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang
studi MPT dengan prestasi belajarnya ? Dan secara keselurohan bagaimana hfljmngan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung
terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajar
nya ?
Studi ini akan menggunakan pendekatan deskriptif de
ngan skala sikap ala Likert sebagai alat pengumpul data si
kap mahasiswa sebagai variabel prediktor. Prestasi belajar
mahasiswa, sebagai variabel respon, akan diteliti
melalui
studi dokumenter, yakni penelaahan angka-angka akhir semes
ter mahasiswa dalam bidang studi MPT. Hasil penelitian ini
diolah dan dianalisis dengan teknik statistik-korelatif.
Namun angka-angka yang nantinya dihasilkan dari
pe
nelitian ini yang berbentuk angka statistik bukanlah meru-
pakan tujuan akhir penelitian ini. Yang paling penting ada
lah: apa makna yang ada dibalik angka-angka tersebut.
B. TTUC sebagai Upava Pemerintah untuk Meningkatkan Kuali
tas Guru Kejuruan Teknologi
Pembangunan dewasa ini semakin
banyak
membutuhkan
tenaga kerja, raulai dari yang tidak terlatih sampai dengan
tenaga ahli yang memerlukan masa persiapan pra-jabatan yang
panjang.
Pendidikan menengah kejuruan
diharapkan memberi
susunan yang strategis dalam penyediaan tenaga kerja mene
ngah yang benar-benar tangguh, dalam arti memiliki keterampilan serta sikap profesional yang mantap. Ini berarti bahwa pendidikan pra-jabatan harus dirangsang dan
dilaksana-
kan secara efektif.
Untuk mencapai ma^sud tersebut, lembaga
pendidikan
pra-jabatan yang dimaksud harus memiliki program, peralat-
an, personil, pembagian serta pengelolaan yang..baik.
Dan
selanjutnya, dari sekian faktor yang telah disebutkan, pe-
ranan staf, baik pengajar maupun yang bukan pengajar, ada
lah sangat menentukan. Dengan perkataan lain, guru-guru
lembaga pendidikan pra-jabatan tersebut, hendaknya memiliki.
derajat keprofesionalan yang tinggi, baik dalam bidang kejuruannya maupun dalam bidang keguruannya. Pada gilirannya
guru-guru kejuruan yang memiliki kepribadian serta kemampu-
an profesional yang tinggi hanya mungkin dibentuk di dalam
lembaga pendidikan guru yang berdisiplin profesional ting
gi pula.
Berdasarkan hal di atas, sejak tanggal
1981 (sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal
12
Januari
Pendidik
an Dasar dan Menengah, dalam hal ini Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan, tanggal 15 September 1980 No. 122/C4/I/
80) didirikanlah Technical Teacher Upgrading Centre (TTUC)
Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan
Teknologi. Sedangkan program yang dilaksanakan ialah
pro
gram Diploma III Guru Kejuruan Teknologi yang diselenggara-
kan atas kerja-sama antara Dir. Jen. Pendidikan Tingggi de
ngan Dir. Jen. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pola pelaksanaan program Diploma III Guru
Kejuruan
Teknologi di TTUC Bandung ini adalah sandwich system (sistem berlapis) yang secara diagramatis dapat dilihat di bawah ini.
r-MCl/M \M [li r*r»'f, TKKNDf (ll,|
I'MIHiiiAM Ul SKKOI.AH'DAKltAII
If 111 (iK
r
m \ s
\
TKKNOI.OCI
\
III SKS
/
v K 111H
L
-SKMKSTF.H
VI
(20 mintCKvi « POO jam «
14 SKS)
S K M V.S T r K
V
• «HO j»ni «
13 SK.S)
SKMKSTKR
IV
(20 rnititxu • 800 jam 14 SKS)
SF.MKSTEK
II
(20 mlngftu - 800 jam -
MAS II.
14 SKS)
1KUMtL
\LATl"
SF.MESTT.K
(22 rr.ir.|t»u » H80 jam *
2 3 SKS)
/
• -V
/
PEM1LIHAN DAN
/
PF.NGIRIMAN CA— /
ION MAHASISWA
I
KR1TF.R1A
PF.MJLIHAN
CALON
MAHASISWA
ISI
1.
PROGRAM
ISI
Peicbentukan Sikap Profesional
aetMiai Tekniti dan Guru
1.
PROGRAM
Mcngat*r. memprakiekkan
haait pelajaran r«nit diperoleh
dari PPPG Tcknoloftl
2.
Prntruhvitn d*n Keterampilan
( J 80 jam per semester )
TrknolofL
2.
S.
FtnirUhu.n dan Krleiampllan
Kr|uru>*i
Memperdalam pengetahuan dan
ktterampilan teknoloti dan k«Ki>r\tan tnual denian luiut rani
dlMfrolch dari PPPO Trknulonl.
Pola Program Diploma III Guru Kejuruan Tekno
logi di TTUC Bandung (TTUC, 1984 : 2)
Bagan 1.
8
. Dengan pola program seperti gambar di atas, maka
TTUC Bandung diharapkan menghasilkan guru STM yang memiliki
persyaratan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut (TTUC,
1984 : 3).
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bidang keahliannya.
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar sesuai
dengan bidang keahliannya.
-Memiliki sikap profesional (sikap profesi sebagai gu
ru dan sebagai teknisi).
Bertitik tolak dari persyaratan kebutuhan guru
STM
di atas, maka TTUC Bandung menyelenggarakan 6 jurusan yang
masing-masing adalah Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam (Lafalo).
Rekrutmen mahasiswa.
mahasiswa
Pemilihan dan pengusulan calon
Diploma III Guru Kejuruan Teknologi di TTUC Ban
dung ini dilakukan oleh STM, BLPT atau STM Pembangunan dan
diajukan atas persetujuan Bidang Pendidikan Menengah Keju
ruan yang bersangkutan (sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, dan ter-
padu dengan kegiatan pengangkatan guru baru).
Mahasiswa program Diploma III Guru Kejuruan Teknolo
gi ini dibagi dalam dua status belajar, yaitu mahasiswa de
ngan status belajar in-service dan pre-service.
Mahasiswa
dengan status belajar* in-service adalah mereka yang
telah
menjadi pegawai negeri dengan masa kerja di atas 5 tahun
pada saat mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung.
Sedangkan mahasiswa dengan status belajar pre-service ada
lah mereka yang belum menjadi pegawai negeri atau calon pe-
gawai negeri, atau mereka yang sudah pegawai negeri dengan
masa kerja di bawah 5 tahun.
Mahasiswa yang gagal pada semester I akan dianggap
drop out. Sedangkan mereka yang gagal pada semester II,III,
IV, V dan VI akan diberi kesempatan mengulang dengan rekomendasi sekolah dan Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan se-
tempat, kecuali kalau gagal karena sikap (attitude).
Menyimak tujuan dan jenis program yang diselenggara-
kan TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru
Kejuruan Teknologi yang telah dibahas di atas, maka tak pe-
lak lagi tantangan yang akan dihadapinya dalam memenuhi kekurangan kualitas guru kejuruan teknologi cukup berat. Terutama bila mengingat kurikulum STM saat ini yang lebih besar proporsi prakteknya dari pada teori, sehingga perlu
adanya kajian khusus mengenai kondisi dan situasi pengajar
an teknik (khususnya pengajaran dalam bengkel) agar tercipta upaya untuk menghasilkan hasil belajar optimal.
C. Betodologi Pengajaran Teknik sebagai Upaya Mengatasi
Masalah Kondisi dan Situasi Pengajaran Teknik
Adanya pengkajian khusus tentang masalah kondisi dai
situasi pengajaran teknik bukanlah bertujuan agar profesi
guru teknik menyendiri (eksklusif) atau agar dianggap
le
bih dari profesi guru lainnya, tetapi kondisi dan situasinya baik secara psikologis maupun fisik yang harus dihadapl
guru teknik memang terdapat perbedaan.
10
Dari beban tugas mengajar yang dijabarkan dari
ku-
rikulum STM 1976 tampak bahwa kurang-lebih 70$ tugas meng-
a#wguru teknik adalah mengajar praktek dalam bengkel. Si
tuasi dan kondisi ruangan praktek berbeda jauh dari ruang-
an teori*(kelas). Suasana (atmosfir) belajar dalam ruangan
praktebi yang berbeda dengan ruangan teori tersebut
tentu-
nya akan menimbulkan efek-efek (dampak) yang berbeda pula.
Penyajian pelajaran secara klasikal hampir tak dapat dilaksanakan dalam pengajaran praktek,,
Dalam hal situasi perbedaan tersebut dan
dampaknya
terhadap kondisi pengajaran antara lain sebagai berikut.
1. Ruangan bengkel luasnya jauh lebih besar dari ke
las. Hal ini mengakibaxkan pengendalian kelas
akan
lebih
sulit.
2. Peralatan yang ada dalam bengkel mempunyai
tuk (tinggi dan lebar) tidak beraturan, sehingga
mengha--
langi pandangan dan mengurangi intensitas cahaya.
pada bengkel tertentu untuk berada di dalamnya
memakai kaca mata gelap. Situasi ini
ben-
Bahkan
diharuskan
mengakibatkan
tatap
muka di antara instruktur dan siswa yang sedang praktek su
lit dilakukan.
3. Peralatan yang ada dalam bengkel hampir semuanya
mengeluarkan bunyi, asap dan memancarkan panas,
suasana bengkel menjadi gaduh dan sering pula
sehingga
menimbulkan
ketidaknyamanan (sirkulasi udara dan suhu udara).
Bahkan
pada beberapa bengkel tertentu, untuk masuk atau berada di
dalamnya diharuskan memakai tutup telinga.
Situasi ini
11
mengakibatkan komunikasi lisan sulit dilaksanakan.
Ditinjau dari segi kompetensi (kognitif, afektif dan
performance) maka bagi gnru kejuruan teknik kriteria
formance
per
adalah lebih besar bobotnya. Performance yang di-
maksud adalah skill-performance.
Di lain pihak terdapat perbedaan konsekuensi pengelolaan kelas yang menuntut perlunya tambahan
pengetahuan
bagi seorang guru kejuruan teknik.
Karena adanya kekhususan dan perbedaan seperti yang
diuraikan di atas, komponen proses belajar-mengajar bagi
pendidikan guru kejuruan teknik perlu ditambah dengan •ke-
mampuan-kemampuan yang khusus pula.
Bertolak dari hasil pemikiran tersebut di atas, ma
ka TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran
Guru
Kejuruan Teknologi menganggap perlu mengkaji dan mengembangkan suatu mata tataran baru atau bidang studi baru
khusus
bagi peserta penataran guru teknik serta memasukkannya se
bagai salah satu bidang studi pada program Diploma III Gu
ru Kejuruan Teknologi. Bidang studi tersebut dinamakan Me
todologi Pengajaran Teknik (MPT). Bidang studi ini mulai
diimplementasikan sejak tahun 1981.
Bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
sebagai
mata tataran baru yang diharapkan terus dapat berkembang
dan akhirnya dapat diadopsikan pada pendidikan kejuruan
teknologi yang ada di Indonesia, bertujuan agar lebih mempergiat siswa belajar dan mempermudah penerimaan siswa pada materi yang diajarkan sehingga tercapai
hasil
belajar
12
yang optimal. Untuk mengetahui sampai
sejauhmana
tersebut telah dicapai setelah selama 5 tahun
tujuan
bidang stu
di MPT ini diimplementasikan memerlukan suatu studi.
Stu
di tersebut antara lain ditujukan kepada faktor dalam diri
mahasiswa sebagai penerima bidang studi tersebut dan diperkirakan mempengaruhi prestasi belajarnya. Salah satu
fak
tor internal mahasiswa tersebut ialah sikapnya terhadap ma
teri bidang studi MPT.
D. Sikap sebagai Salah-satu Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar merupakan output dari suatu proses di
mana terlibat sejuralah faktor yang masing-masing diasumsikan ikut berperan dan memberikan sumbangannya. Faktor-fak
tor tersebut antara lain berupa guru, materi pelajaran,
sistem penyampaian, alat-alat pelajaran, suasana kelas,
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
serta faktor siswa sendiri.
pada
umuranya
Dari faktor siswa sendiri
ka-
rakteristik yang berpengaruh terhadap prestasi belajar an
tara lain adalah karakteristik afektif yang
minat, motif, sikap, nilai-nilai dan
terdiri
ekspresi
atas
emosional
(Dadang Sulaeman, 1984 : 12-13).
Khusus mengenai sikap, Mar1 at (1981 : 20-21) menga-
takan sebagai berikut : (1) Sikap adalah hasil belajar;(2)
sikap selalu dihubungkan dengan objek (manusia, wawasan,
peristiwa dan ide); (3) sikap adalah kesiapan untuk bertin-
13
dak dengan cara tertentu terhadap objek;. (4) sikap adalah
afektif (perasaan dan emosi merupakan bagian dari sikap) ;
(5) sikap mempunyai intensitas tertentu (lemah atau kuat);
(6) sikap bersifat relatif menetap dan konsisten dalam di'ri individu; (7) sikap bersifat kompleks; (8) sikap
meru
pakan penilaian terhadap sesuatu.
Dari uraian di atas, di antaranya dapat ditegaskan
bahwa sikap merupakan hasil belajar di masa lampau atau
sikap merupakan produk dari pengalaman belajar individu.
Jika siswa mengalami pengalaman belajar
dengan gu-
runya dalam suatu interaksi proses belajar-mengajar
untuk
materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik pada masa
yang lalu, maka hal itu dapat memunculkan sikap positif pa
da diri siswa terhadap materi bidang studi MPT, dengan catatan pengalaman belajar materi bidang studi MPT tersebut
dirasakan menyenangkan. Sikap positif ini mendorong
maha
siswa untuk belajar dengan lebih efektif, sehingga memungkinkan tercapainya hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya, apabila pengalaman belajar materi bidang studi MPT di
masa lampau tersebut dirasakan mahasiswa kurang menyenang
kan, maka sikap belajar yang negatif akan muncul. Kenyataan ini menyebabkan mahasiswa belajar kurang efektif sehing
ga prestasi belajarnya pun akan menurun.
Untuk menftetahui sikap mahasiswa TTUC Bandung
ter
hadap materi bidang studi MPT yang telah dipelajarinya dan
hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa tersebut dibutuhkan penelitian. Thesis ini membahas masalah tersebut*
14
E. Perumusan dan Analisis Masalah
Pada bagian pendahuluan dari bab ini,
laskan bahwa pokok masalah yang diteliti
telah
pada
dije-
studi ini
adalah : "Sejauh mana hubungan antara sikap mahasiswa ter
hadap materi bicfang studi Metodologi Pengajaran Teknik
(MPT) dengan prestasi belajarnya ?"
Secara operasional masalah pokok di atas
dapat di-
jabarkan lagi menjadi beberapa sub-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sikap mahasiswa TTUC Bandung
terhadap
materi bidang studi MPT ?
Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar, yaitu in-service dan pre-service. maka
sub-
masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
2. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing sta
tus belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
3. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha
dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dengan
status
belajar in-service dan pre-service ?
4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar yang
sig
nifikan dalam bidang studi MPT antara mahasiswa dengan sta
tus belajar in-service dan pre-service ?
Mahasiswa TTUC Bandung juga terbagi atas 6
jurusan,
yaitu Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif
Las Fabrikasi Logam. Sesuai dengan pembagian jurusan
dan
ini,
maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
5. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing ju
rusan tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
15
6. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha
dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dari
jurusan
satu dan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung ?
Sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
7. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
8. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
9. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC
Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam penafsiran
terhadap permasalahan tersebut, ada beberapa istilah
yang
perlu dijelaskan.
1. Hubungan
Hubungan di sini dimaksudkan sebagai
statistik yang berbentuk persamaan matematik
suatu istilah
dan bertujuan
mencari suatu cara bagaimana variabel-variabel dari suatu
penelitian berhubungan. Mengenai hal ini Sudjana (1984 :
296) mengatakan sebagai berikut.
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau le
bih variabel, adalah sewajarnya untuk mencari suatu ca
ra bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubung
an yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional
antara veriabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah
ini dikenal dengan analisis regresi.
16
Menyimak kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan
hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara dua
variabel, yaitu sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu«
di Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya
dalam bidang studi tersebut. Melalui analisis regresi
ke
dua variabel ini akan dicari koefosien korelasinya sehing
ga dapat diketahui berapa besar pengaruh sikap mahasiswa
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
tersebut terhadap prestasi belajarnya.
2. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi Me
todologi Penga.iaran Teknik
Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan mental
in
dividu untuk merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
baik bersifat positif, netral maupun negatif yang meliputi
komponen kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembiraibing dan pengarah terhadap tindakan individu.
Sikap dapat diukur arah dan intensitasnya.
Likert
mengemukakan cara mengukur sikap ini dengan method of
summated ratings. Metoda ini merupakan skala yang
berisi-
kan seperangkat pernyataan yang merupakan pendapat
terha
dap objek sikap. Responden menilai pernyataan itu
dengan
salah satu jawaban berikut : (1) Sangat setuju; (2)
Setu-
ju; (3) Ragu-ragu; (4) Tidak setuju; (5) Sangat tidak
se
tuju. Masing-masing jawaban tersebut di atas berbobot
ni
lai 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan,0-1-2-3-4 untuk
pernyataan negatif.
17
Yang dimaksud dengan sikap dalam penelitian ini ada
lah sikap mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa TTUC
Bandung
angkatan VIII, terhadap materi bidang studi Metodologi Pe
ngajaran Teknik sebagai objek sikapnya. Mahasiswa yang men
jadi subjek penelitian ini memberikan responnya terhadap
seperangkat pernyataan yang berhubungan dengan materi bidang
studi Metodologi Pengajaran Teknik. Pernyataan - pernyataan
tersebut mencakup sembilan komponen materi bidang studi
Metodologi Pengajaran Teknik, yaitu (1) komponen Perpusta-
kaan; (2) Keselamatan Kerja; (3) Pengelolaan Bengkel;
(4)
Pengetahuan Kurikulum; (5) Proses Belajar Mengajar;
(6)
Pengembangan Persiapan Pelajaran; (7) Media Pendidikan; (8)
Penilaian; (9) Micro Teaching. Respon mahasiswa ini dinya-
takan dalam kategori sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-
ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
3» Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kecakapan nyata sisv/a
yang
didapat setelah siswa itu melakukan proses bela jar-mengajar
tertentu sesuai dengan kurikulum dan kriteria penilaian
tertentu pula, yang tercermin dalam penggunaannya terhadap
pengetahuan, sikap dan- keterampilan yang diberikan di
kolah. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam
se
angka-
angka (nilai) tertentu.
Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini,
yaitu nilai akhir semester mahasiswa TTUC Bandung angkatan -
VIII (mulai terdaftar menjadi mahasiswa TTUC Bandung bulan
18
Juli 1984) dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik,
khususnya Metodologi Pengajaran Teknik I yang diajarkan pa
da- semester I dan Metodologi Pengajaran Teknik II yang di
ajarkan pada semester III, yang menjadi sasaran penelitian
ini. Nilai tersebut berbentuk angka dari 0 - 100.
Angka-angka tersebut merupakan simbol hasil belajar
mahasiswa untuk dua semester dalam bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik, setelah dilakukan penilaian oleh
guru-
gurunya melalui ulangan akhir semester. Mungkin juga angkaangka tersebut gabungan antara hasil tugas mahasiswa seha-
ri-hari, keaktifannya dalam diskusi kelas, nilai
ulangan
tengah semester, nilai praktek dan nilai ujian akhir semes
ter.
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka diperlukan adanya pembatasan-pembatasan masalah. Masalah
dalam
penelitian ini dibatasi dengan :
1. Dalam suatu kurikulum, ada 4 komponen yang
kandung di dalamnya, yaitu tujuan, materi (content),
terpro
ses belajar-mengajar dan evaluasi. Dalam konteks peneliti
an ini, yang akan dijadikan objek penelitian hanya
kompo
nen materi. Dengan kata lain, objek penelitian ini adalah
materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik.
2. Sehubungan dengan sistem perkuliahan di TTUC Ban
dung yang menggunakan sandwich system, di mana mahasiswa
pada semester I, III dan V belajar di kampus TTUC (belajar
teori) sedangkan semester II, IV dan VI di lapangan
(ter-
19
sebar di STM di seluruh Indonesia), maka bidang studi
diberikan pada semester I, III dan V masing-masing
MPT
untuk
MPT I, MPT II dan MPT III. Dengan pertimbangan bahwa maha
siswa sebagai subjek penelitian ini yang telah menyelesai
kan perkuliahannya sampai MPT III adalah mereka yang
ter-
masuk ke dalam angkatan VII (mulai terdaftar sebagai maha
siswa TTUC Bandung sejak Januari 1984) dan pada saat pene
litian ini dilakukan sedang ada di lapangan sehingga akti-
vitasnya sulit diamati (di samping pertimbangan waktu
un-
menyelesaikan penelitian ini yang terbatas serta faktor
ekonomi), maka subjek penslitian ini diambil mahasiswa ang
katan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung
sejak Juli 1984)• Mahasiswa angkatan VIII ini telah menye
lesaikan perkuliahan MPT I dan MPT II serta saat peneliti
an ini dilakukan sedang menjalani perkuliahan MPT III.
Oleh karena itu objek penelitian ini hanya dibatasi
untuk
materi MPT I dan MPT II, serta prestasi belajarnya dalam
MPT I dan MPT II.
3. Dalam konteks pembatasan masalah seperti tertera
pada point (2) di atas, maka materi MPT I yang menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas materi Perpustakaan, Ke-
.selamatan Kerja, Pengetahuan Kurikulum I, Proses
Belajar
Mengajar I, Pengembangan Persiapan Pelajaran I, Media Pen
didikan I, Penilaian I dan Micro Teaching I. Materi MPT II
yang juga menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas
Pe-
ngelolaan Bengkel I, Pengetahuan Kurikulum II, Proses
Be-
20
lajar Mengajar II, Pengembangan Persiapan Pelajaran II, Me
dia Pendidikan II, Penilaian II dan Micro Teaching II. De
ngan demikian, materi MPT III yang di luar sasaran peneli
tian ini terdiri atas Pengelolaan Bengkel II,
Pengembangan
Kurikulum III, Proses Belajar Mengajar III,
Pengembangan
Persiapan Pelajaran III, Media Pendidikan III,
Penilaian
III, Micro Teaching III dan Projek Inovasi.
F. Kegunaan Penelitian
Dari kegiatan penelitian yang dilakukan
diharapkan
dapat diambil manfaat-manfaat antara lain :
1. Secara Teoretik
Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan pola si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi peng
ajaran
Teknik. Pola sikap di sini termasuk juga sikap ma
hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service .
Secara teoretis pola sikap mahasiswa dengan status
belajar
in-service dan pre-service tersebut dapat memberi makna
bahwa pengalaman dan usia subjek sikap mempengaruhi
kadar
sikapnya terhadap suatu objek tertentu.
Di samping itu, penelitian ini berguna untuk memperoleh pola hubungan antara sikap mahasiswa terhadap
bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan
materi
prestasi
belajarnya. Hubungan ini akan memberi aakna bahwa hasil bel
ajar yang didapat seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap
nya terhadap objek yang sedang dipelajari dan metoda
dipakai untuk mengajarkan materi tersebut.
yang
21
Selain kedua manfaat teoretis di atas, maka pada pe
nelitian ini diharapkan juga ditemukan alat ukur sikap ter
hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik yang
mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.
2. Secara Praktls
Penelitian ini secara praktis berguna untuk menda-
patkan informasi tentang sikap para mahasiswa (guru
STM )
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik
dan hubungannya dengan prestasi belajarnya. Informasi
ini
dapat menjadi bahan masukkan bagi para pengelola TTUC Ban
dung guna pengembangan materi bidang studi MPT ini di masa
yang akan datang.
Di samping penelitian ini berguna bagi pengembangan
materi bidang studi MPT, pengungkapan sikap mahasiswa
ini
juga berguna bagi para instruktur di TTUC Bandung guna le
bih meningkatkan kadar sikap tersebut agar hasil
belajar
yang dicapai juga bertambah tinggi.
Melalui penelitian ini juga diharapkan
terungkap
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan
service
terhadap materi bidang studi MPT. Informasi
pre-
ten
tang hal ini berguna bagi pengelola dan staf pimpinan TTUC
Bandung dalam mengambil kebijakan mengenai perlu atau
ti-
daknya pembedaan dalam pengajaran materi bidang studi
MPT
bagi kedua status belajar tersebut.
Penelitian ini juga berusaha untuk mengungkapkan
apakah ada perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT
22
dari mahasiswa jurusan satu dengan jurusan lainnya di TTUC
Bandung. Pengungkapan ini secara praktis berguna untuk mengetahui apakah pengajaran materi bidang studi MPT tersebut
menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing-masing jurusan
yang ada, serta sekaligus sebagai masukkan bagi
materi tersebut lebih lanjut.
penelaahan
•?7 !
BAB III
RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bagian ini akan dijelaskan
mengenai metoda,
langkah-langkah serta teknik yang akan digunakan
pada pe
laksanaan penelitian. Hal itu menyangkut paradigma peneli
tian, metoda pendekatan yang digunakan, asumsi-asumsi, hipotesis, pengumpulan data, kisi-kisi alat pengumpul data,
populasi dan sampel penelitian, uji-coba
alat
pengumpul
data serta teknik analisis data.
A. Paradigma Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini,
yaitu
si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan prestasi belajar. Di dalam variabel
sikap sendiri, karena mahasiswa TTUC Bandung apabila
di-
tinjau dari status belajar mahasiswa terdiri atas dua sta
tus belajar yaitu in-service dan pre-service. maka juga
dianalisis bagaimana sikap mahasiswa dari masing - masing
status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT.
Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung juga terdiri atas
beberapa jurusan (Bangunan, Elektronika, Listrik,
Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), sehingga sikap mahasis
wa dari masing-masing jurusan tersebut £e*hadap materi bi
dang studi MPT: juga dianalisis. Agar lebih jelas, maka
dikemukakan paradigma penelitian
80
sebagai berikut.
81
VARIABEL Y'
VARIABEL X
PRESTASI
SIKAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI MPT
BELAJAR
-In-service
j"""
Ditin-
,_! jau
dari
status
belajar
Materi
Bi
dang Studi
Metodologi
Pengajaran
Teknik
(MPT1)
. Pre-service
—1 1. PerpusMahasiswa
TTUC
_—i
takaan
• Bangunan
2. Kesela
matan
Kerja
Dltin-
jau
Elektronika
•4 dari
3. Pengelolaan
Jurusan
Bengkel
• Listrik
Prestasi
if. Pengeta
/
huan Ku
rikulum
• Mesin
Belajar
5. Proses
Belajar-
mengajar
• Otomotif
6. Pengem
bangan
Persiapan
Pelajaran
Las Fabrikasi
^jLogam
7. Media
Pendidikan
8.
Penilaian
9. Microteaching
3agan 8_. Paradigma Penelitian
B# Metoda Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif-anali-
tik dengan maksud agar memperoleh gambaran empirik menge
nai keadaan yang tengah berlangsung
pada
saat penelitian
82
ini dilaksanakan. Selanjutnya, data yang diperoleh di
la
pangan dianalisis, baik secara kuantitatif berdasarkan in
formasi statistik, maupun secara kualitatif berdasarkan in-
terpretasi terhadap hasil-hasilnya. Keadaan yang sedang ber
langsung tersebut berkenaan dengan variabel-variabel yang
menjadi pusat penelitian ini.
Dengan menggunakan metoda deskriptif-analitik,
di
harapkan memperoleh kesimpulan yang mungkin dapat diangkat
ke taraf generalisasi, berdasarkan hasil-hasil pengolahan
dan analisis data. Kemudian, dari kesimpulan dan generali
sasi itu, akan dapat ditarik implikasi yang bermakna untuk
kepentingan pendidikan umumnya dan pengajaran teknik khu
susnya.
C. Asumsi-asumsi
Suatu penelitian perlu dilandasi oleh asumsi-asumsi,
sebagai pangkal-tolak dalam penyusunan hipotesis. Penelaahan dalam penelitian ini, dilandasi oleh asumsi-asumsi
se
bagai berikut.
1. Sikap merupakan kesediaan mental individu
merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
untuk
baik bersi
fat positif, netral maupun negatif yang meliputi komponen
kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembim-
bing dan pengarah terhadap tingkah laku individu.
2. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini mem
punyai sikap tertentu terhadap materi bidang studi MPT.
83
3« MPT merupakan suatu pendekatan metodologik dalam
mengajarkan materi keteknikan, khususnya pada proses
bel
ajar-mengajar dalam bengkel. Pendekatan ini sebagai
bekal
yang bermanfaat bagi mereka yang akan terjun di dunia pen
didikan, khususnya guru kejuruan teknologi.
/+. Materi bidang studi MPT dapat dipahami
oleh pa
ra mahasiswa karena pengetahuan ini telah dipelajari
pada
semester-semester terdahulu.
D. Hinotesis
Dari masalah yang diteliti pada penelitian ini, ada
enam masalah yang membutuhkan pengujian hipotesis, sedang
kan selebihnya hanya menganalisis data yang ada melalui
skor rata-rata yang diperoleh. Ke enam.liipotesis
tersebut
masing-masing sebagai berikut.,
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
service
antara
dan t>re-
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajar
an Teknik.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service
dan t>t«-service dalam bidang studi Metodologi
Teknik.
Pengajaran
84
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya
di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi Me
todologi Pengajaran Teknik.
if. Tidak terdapat hubungan positif yang
signifikan
antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
dengan prestasi belajarnya.
5. Tidak terdapat hubungan positif
antara sikap mahasiswa dengan
yang signifikan
status belajar
pre-service
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
dengan prestasi belajarnya.
6. Tidak terdapat hubungan positif
yang signifikan
antara sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan ter
hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik de
ngan prestasi belajarnya.
D.
Pengumpulan Data
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penyelidikan. Langkah atau prosedur
untuk menentukan apakah menerima atau menolak suatu
hipo
tesis dinamakan pengujian hipotesis.
Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang
tertera
di
05
atas, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari
variabel-
variabel sebagai berikut : (1) Sikap mahasiswa terhadap ma
teri bidang studi Metodologi Pengajaran teknik (X), dan (2)
prestasi belajar mahasiswa dalam bidang studi MPT.
1. Sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT
Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang mate
ri bidang studi MPT, 'khususnya materi bidang studi MPF I
dan MPT II yang menjadi objek penelitian ini, bahwa apabi
la dijabarkan terdapat sembilan komponen, yaitu (1) perpus
takaan, (2) keselamatan kerja, (3) pengelolaan bengkel, (i+)
pengetahuan kurikulum, (5) proses belajar-mengajar, (6) pe
ngembangan persiapan pelajaran, (7) media pendidikan,
(8)
penilaian, (9) micro teaching.
Komponen perpustakaan dijabarkan lagi menjadi
sub komponen, yaitu (a) peranan perpustakaan, (b)
sub-
katalog
perpustakaan, (c) bahan perpustakaan.
Komponen keselamatan kerja terdiri atas dua sub-kom-
ponen, yaitu (a) tujuan keselamatan kerja, (b) pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Komponen pengelolaan bengkel terdiri atas tiga sub-
komponen, yaitu (a) menejemen bengkel, (b)
perencanaan
penempatan peralatan, (c) pemeliharaan peralatan bengkel.
Komponen pengetahuan kurikulum terdiri a atas
sub-komponen, yaitu (a) pembinaan/pengembangan
tiga
kurikulum,
(b)1 analisis silabus, (c) merumuskan tujuan instruksional.
Komponen proses belajar-mengajar terdiri atas
tiga
86
sub-komponen, yaitu (a) peranan metoda mengajar dalam PBM,
(b) pemilihan metoda mengajar, (c) metoda mengajar praktek
bengkel.
Pengembangan persiapan pelajaran hanya terdiri atas
satu sub-komponen; yaitu penyusunan persiapan pelajaran.
Komponen media pendidikan terdiri atas dua sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan media pendidikan dalam PBM,
(b)
pemanfaatan media pendidikan.
Sedang komponen penilaian terdiri atas tiga sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan penilaian, (b) pembuatan tes
se
bagai alat ukur, (c) penilaian pekerjaan praktek.
Terakhir adalah komponen micro-teaching yang terdiri
atas tiga sub-komponen, yaitu (a) peranan pengajaran mikro,
(b) prosedur pelaksanaan pengajaran mikro, (c) pengelolaan
kelas.
2. Prestasi bela.iar mahasiswa dalam bidang studi MIT
Data skor prestasi belajar ini terdiri atas dua
ba
gian nilai, yaitu nilai prestasi belajar MPT I yang diberi
kan pada mahasiswa pada semester I dan nilai prestasi bel
ajar MPT II yang diberikan pada mahasiswa pada semester IIL
Kedua nilai prestasi belajar tersebut di atas dalam bentuk
angka (nilai mentah) dari 0 - 100.
F.
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
Untuk lebih memperjelas perincian alat pengumpul da
ta yang digunakan, maka pada bagian berikut ini akan dibe-
87
rikan kisi-kisi skala sikap mahasiswa terhadap materi
bi
dang studi MPT.
Tabel
2.
Kisi-kisi Skala Sikap
Ruang Llngkup
Koaponen
A. Perpustakaan
B.
Keselaaatan
Noaor
Kode
Noaor
Pernyataan
Pernyataan Positif
No. Baru
No, Laaa
1, P.ranan Perpustakaan
A 01
010 020
035 01,5
2. (Catalog Perpustakaan
A 02
050
006
3* Bahan Perpustakaan
A 03
057 068
052 057
Juitlah
r'ernyataa
No. Laaa
No.
01.0
002
083
1. Tujuan Keselanatan
Kerja
Kerja
B 01
081
015
009 01,5
Neratif
022
B 02
033 01.1 088 003 °25
1. M.aajeaen Bengkel
C 01
002
2. Perencanaan Pene.patan
Peralatan Bengkel
C 02
Pada Kecelak.an
Oil, 099
029 060
OM
Pengelolaan
020
Bengkel
3. Peseliharean Peralatan
Bengkel
D. Pengetahuan
I
-
!2
1
3
j1
0
1
1
3
1 2
i
j
;
1
013 050 ! 1 J2
2. Pertolongan Pertama
C.
71
Baru
}
! 3 |2
5
j 1 10
1
i
063 085
007 053
. 0 |2
'
01,9
2
i
i 0 |1
C 03
023
D 01
007 017
112
011, 033
0
3
i
D 02
031 031,
01,6
019 036
0
2
2
058
039
1
2
1l 1°
1
1
1. Peabinaan/pengeabangan
Kurlkulua
Kurlkulua
2. Analisis Sllabus
3. Meruauskan Tujuan
Instruksional
E.
Proses Belajar 1. Peranan Metoda Mengajar
Mengajar,
dale. PBM
2. P.nlllhan Metoda Meng
ajar
P.
0.
D 03
008
012
E 01
056
001
E 02
01)2 077
016 03U
022 052
008 01.2
j
2 j2
I
U
j
3. Metoda Mengajar Praktek
Bengkel
E 03
01,6 071
021. 030
028
Pengeabangan
Persiapan
Pelajaran
1. Penyusunan Persiapan
Pelajaran
F 01
087
001.
060
Media
1. Peranan Media Pandldlkan
G 01
039 01,8
037 051
069 115
016 062
2
027 098
028 059
006 065
031 01.7
056
005
2!}
5
031.
0
1
1
Pendidikan
dale.
P3K
Penilaian
027
j 2 |1
j Oil
i:
111
'i !I
J
2
1
2.
Peaanfaatan Media
Pendidikan
G 02
1.
P.ranan Penilaian
H 01
106
H.
1
1
2
i.
2. Peabuatan Tes sebagai
Alat Ukur
H 02
061 071*
010 01,3
096 116
055 021
2
2
u
H 03
013 051.
01,0 OUB
003 025
032 051,
2
2
i.
I 01
059
017
016 029
009 053
1
2
3
I 02
018 01.7
026 038
035 062
01,1. 061
2
2
u
076
023
0
1
1
3. Penilaian Pekerjaan
Praktek
I.
Micro
Teaching
1. Peranan Pengajaran
Mikro
2. Prosedur Pelaksanaan
Pengajaran Mikro
}. Pengelolaan Kelas
Total Pernyataan
I 03
23 ik 62
88
G.
Pbpulasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa TTUC Ban
dung angkatan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC
Bandung bulan Juli 198/+).
Salah satu alasan yang dijadikan dasar pertimbangan
untuk mengambil hanya mahasiswa angkatan VIII tersebut ia
lah mafepfiLswa yang menjadi populasi ini pada saat peneliti
an ini dilaksanakan sedang men^lani perkuliahan semester
V
dan ini berarti bahwa mereka ada di institusi (TTUC Ban
dung). Hal ini sesuai dengan sistem perkuliahan yang dilak
sanakan di TTUC Bandung bahwa untuk program Diploma III
Guru Kejuruan Teknologi perkuliahan terdiri atas enam
se
mester, yaitu tiga semester di institusi (semester I, III,
V) dan tiga semester lagi di STM tempat siswa mengajar (se
mester II, IV, VI) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masih berkaitan dengan pertimbangan di atas,
rusnya mahasiswa angkatan VO yang telah mengikuti
seha
perku
liahan MPT I (semester I), MPT II (semester II) dan MPT HI
(semester V). Namun karena saat penelitian ini
dilaksana
kan sedang berada di lapangan (tersebar di seluruh Indone
sia), maka populasi penelitian ini diambil angkatan
dahnya (angkatan VIII) yang sudah mendapatkan
sesu-
perkuliahan
MPT I dan MPT II serta saat ini sedang mengikuti MPT III.
Alasan lain ialah atas pertimbangan waktu,
tenaga
dan dana yang tersedia untuk mendukung penelitian ini
sa-
89
ngat terbatas. Keterbatasan dana, waktii dan tenaga
dengan
sendirinya turut mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Dana
yang mendukung penelitian sangat besar pengaruhnya
terha
dap pengadministerasian alat-alat penelitian serta persia
pan administrasi lainnya. Begitu juga waktu yang
dibutuh-
kan dan tenaga pelaksana penelitian mempengaruhi dana yang
tersedia yang nantinya secara tidak langsung
mempengaruhi
penyelesaian dan penulisan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil identifikasi penulis di TTUC Ban
dung terhadap mahasiswa angkatan VII yang menjadi
anggota
populasi penelitian ini, diperoleh penyebaran anggota
pulasi sebagai berikut.
Tabel 2.
PENYEBARAN ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
Jurusan
Status mahasiswa
In-service
Jumlah
Pre-service
Bangunan
38
73
111
Elektronika
10
17
27
Listrik
12
20
32
Mesin
28
12
i+0
Otomotif
19
28
k7
16
7
23
123
157
280-
Las Fabri
kasi Logam
Jumlah
po
90
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel, besarnya sampel belum cu-
kup menjamin derajat keandalan hasil penelitian. Di samping
jumlahnya yang meraadai, sampel juga harus mewakili
karak
teristik anggota populasi. Suatu sampel penelitian dapat
dikatakan mewakili populasi apabila karakteristik populasi
dimiliki pula oleh sampel. Untuk inilah sampel antara lain
dapat diambil secara proporsional.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak de
ngan prinsip proporsional. Dari 280 anggota populasi diam
bil untuk dijadikan sampel sebanyak 128 (45,71/0 yang distribusinyau untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut.
Tabel i*.
PENYEBARAN ANGGOTA SAMPEL PENELITIAN
Jurusan
Status mahasiswa
In-service
Bangunan
Jumlah
%
dari
popu
lasi
Pre-service
16
36
52
1+6,85%
Elektronika
4
7
11
40,74%
Listrik
6
9
15
46,88%
14
5
19
47,50%
Mesin
Otomotif
.
8
11
19
40,43%
8
k
12
52,17%
56
72
128
45,71%
Las Fabri
kasi Logam
Jumlah
91
H. UJi-coba Alat Pengumpul Data
Dalam upaya penyusunan instrumen untuk penelitian
ini, penulis telah menyusun pernyataan-pernyataan skala si
kap sebanyak 120 item yang mencakup seluruh aspek objek si-
kap yang akan diteliti. Dari 120 pernyataan yang ada 60 di
antaranya merupakan pernyataan positif, sedangkan 60 lain
nya pernyataan negatif. Untuk memilih pernyataan yang ber-
mutu memadai, seperti yang dikehendaki sesuai dengan
teria kebaikan skala sikap menurut Likert, maka
kri-
dilakukan
uji-coba.
1. Deskripsi Kegiatan Uji-coba
Setelah melalui proses konsultasi intensif
dengan
para pembimbing penelitian ini, Prof. Dr, S. Nasution
dan
Dr. Dadang Sulaeman, dan mengadakan perbaikan sesuai
de
ngan saran-saran beliau serta tak lupa pula konsultasi de
ngan para penyusun dan perencana materi bidang stusi Meto
dologi Pengajaran Teknik di TTUC Bandung, maka
instrumen
tersebut penulis uji-cobakan pada tanggal 18 Agustus
1986
dengan sampel uji-coba sebanyak 51 orang mahasiswa
TTUC
Bandung yang menjadi populasi penelitian ini,
Kegiatan uji-coba dilaksanakan dengan meminjam wak
tu perkuliahan yang ada, yaitu perkuliahan Ilmu Budaya Da
sar (kuliah umum) dari jam 9.40 sampai jam 13.30. Pada per
kuliahan umum ini responden uji-coba ada dalam satu ruang
an. Adapun langkah-langkah uji-cobanya sebagai berikut.
92
a. Menjelaskan kepada mahasiswa tentang maksud
dan
tujuan penelitian ini, dan bentuk informasi yang diinginten
dari para responden (dalam hal ini adalah kecenderungan
pendapat responden uji-coba tentang materi bidang studi Me-
todologi Pengajaran Teknik).
b. Membagikan angket. Angket skala sikap yang diba-
gikan berjumlah 51 buah,
c. Pengisian angket- skala sikap oleh responden
se
lama 45 menit.
d. Penarikan kembali angket. Jumlah angket yang da
pat dikumpulkan kembali sama banyaknya dengan yang dibagikan, yaitu 51 buah.
2. Analisis Data Uji-coba
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa
ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat
alat
ukur
yang disusun sendiri dalam bentuk skala sikap model Likert
dengan lima buah kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak
HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA
MATERI BIDANG
TERHADAP
STUDI METODOLOGI PENGAJARAN
TEKNIK DENGAN PRESTASI BELAIAR
Studi
Deskriptif
( Technical
Terhadap
Teacher
Bandung
T
Diajukan
Institut
Mahasiswa TTUC
Upgrading
Angkatan
E
kepada
S
VIII
I S
panitia
Keguruan
Centre )
dan
ujian
llmu
tesis
Pendidikan
Bandung dalam rangka menyelesaikan studi
program S2 Bidang Pengembangan Kurikulum
A
L
E
No. Pokok
FAKULTAS
X
O
N
4)5 F/XVI-8
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
BANDUNG
1987
PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
KATA PEMGANTAR
i
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
v±±"
DAFTAR TABEL
r
DAFTAR BAGAN
xl
BAB
I. PERMASALAHAN
A. Pendahuluan
1
B. TTUC Sebagai Upaya Pemerintah Untuk
Meningkatkan Kualitas Guru Kejuruan
Teknologi
5
C. Metodologi Pengajaran Teknik Sebagai
Upaya Mengatasi Masalah Kondisi dan
Situasi Pengajaran Teknik
9
D. Sikap Sebagai Salah Satu Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
12
E. Perumusan dan Analisis Masalah
Ik
...
F. Kegunaan Penelitian
BAB
20
II. LANDASAN TEORETIS
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
23
2. Pengukuran Sikap
29
B* Metodologi Pengajaran Teknik
1. Apa itu Metodologi Pengajaran Teknik ?
36
2. Strategi Penyampaian
38
3. Materi Bidang Studi MPT
51
vii
C. Belajar dan Aspek-aspeknya
1. Pengertian Belajar
63
2. Proses dan Hasil Belajar
70
3. Kondisi yang Mempengaruhi Belajar .
73
k» Prestasi Belajar Mahasiswa dalam
Metodologi Pengajaran Teknik
.
.
D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Tentang
Pengaruh Sikap Terhadap Prestasi Belajar
,
77
78
BAB III. RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
80
B. Metoda Pendekatan
.
81
C. Asumsi-asumsi
.
.
©2
.
*
83
.
84
D. Hipotesis
.
E. Pengumpulan Data
BAB
F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
86,
G.
88
Populasi dan Sampel Penelitian
H. Uji-coba Alat Pengumpul Data
91
I.
99
Teknik Analisis Data
IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Data
100
B. Jadwall Pelaksanaan Pengumpulan Data
101
C. Langkah-langkah Pengolahan dan
Analisis Data . . .
.....
102
D, Pengujian Asumsi-asumsi Statistik .
108
E. Pengolahan Data
113
viii
BAB
V. DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL-HASIL
PENELITIAN
A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian . .
.
130
B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian
.
.
1^8
C. Iraplikasi Hasil-hasil Penelitian .
.
.
]k2
DAFTAR- KEPUSTAKAANi
l60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 2. PROSES PENGOLAHAN DATA
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 4. PERIZINAN; PENELITIAK
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaraan
1.
Kategori Jawaban Skala Sikap
34
2.
Kisi-kisi Skala Sikap
87
3.
Penyebaran Anggota Populasi Penelitian
i+.
Penyebaran Anggota Sampel Penelitian
5.
Perhitungan Nilai Skala Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
.
...
89
....
90
........
95
6.
Perhitungan Pengujian t Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
....
96
7.
Teknik-teknik Analisis Data Untuk Menguji
Hipotesis Penelitian
99
8.
Daftar Uji Bartlett
105
9.
Anava Untuk Uji Linieritas Regresi
106
10. Anava Untuk Menguji Perbedaan Lebih
dari Dua Rata-rata
108
11. Hasil Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap
Materi Bidang Studi MPT
12. Hasil Uji Signifikansi Sikap Mahasiswa
Terhadap Materi Bidang Studi MPT
121
122
13* Hasil Pengujian Perbedaan Dua atau Lebih
Rata-rata . . . . .
lif. Hasil Pengujian Korelasi
125
128
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
II. Pola Program Diploma III Guru Kejuruan
Teknologi Di TTUC Bandung
7
2. Konsep Sikap Sebagai Kercenderungan Tindakan . . .
27
3. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri
42
.
....
if. Strategi Penyampaian MPT Sistem Paralel
.
.
2+2
5. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri-paralel
.
.
42
...
54
.......
72
6. Analisis Tugas Dalam Pengajaran Teknik
7. Proses Belajar . . . . .
.
8. Paradigma Penelitian ...
9. Grafik Hasil Analisis Skor Sikap Mahasiswa
81
.
.
. \2"*>
BAB I
PERMASALAHAN
A. Pendahuluan
Kualitas lulusan pendidikan kejuruan teknologi (STM)
saat ini dikatakan rendah dan tidak siap pakai.
Mengapa
kualitas lulusan STM tersebut rendah ? Bagaimana cara
me-
ningkatkannya ? Dalam kaitan masalah inilah, walaupun
da
lam lingkup yang lebih kecil dan terbatas hanya pada aspek
sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan hubungannya dengan prestasi belajarnya,
penelitian ini dilaksanakan.
Memang kita sering mendengar kata-kata "tidak
siap
pakai" tersebut dilontarkan oleh kalangan industri pemakai
lulusan STM. Mereka secara finansial merasa dirugikan oleh
lulusan yang tidak siap pakai tersebut, karena sebelum menduduki jabatan-pekerjaan tertentu mereka harus "magang"
terlebih dahulu dan ini menuntut waktu dan dan
ua^g
yang
tidak sedikit.
Masalah *tidak siap pakai ini menyangkut masalah kua
litas pendidikan STM itu sendiri. Bicara tentang tinggirendahnya kualitas pendidikan, tergantung pada tinggi-rendahnya kualitas faktor-faktor yang mempengaruhinya.
satu indikator kualitas pendidikan adalah kualitas
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, bila
hasil
Salah
hasil-
belajar
siswa tinggi maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidik-
an yang ada juga tinggi, deraikian pula sebaliknya. Sedang-
kan hasil (prestasi) belajar siswa menurut teori konvergensi merupakan hasil interaksi antara faktor internal
siswa
dan faktor-faktor dari lingkungannya. Untuk itu, dalam upa
ya meningkatkan kualitas pendidikan (dalam hal ini presta
si belajar siswa) perlu dilakukan penelitian-penelitian
yang berhubungan dengan faktor internal siswa maupun fektor
di luar diri siswa.
Salah satu faktor di luar siswa tersebut adalah gu
ru. Rendahnya kualitas lulusan STM tak dapat dipisahkan de
ngan rendahnya kualitas mengajar guru. Oleh karenanya, peningkatan kualitas mengajar guru besar pengaruhnya
dap peningkatan kualitas lulusan STM yang ada.
terha
Salah sa
tu upaya untuk meningkatkan kualitas guru STM ini adalah
dengan memberikan penataran-penataran dalam jabatan sepertL
yang diselengarakan oleh TTUC (Technical Teacher Upgrading
Centre) Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran
Guru
Kejuruan Teknologi. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kua
litas mengajar guru, TTUC Bandung menyelengarakan bidang
studi Metodologi Pengajaran Teknik,. (MPT).
Studi ini berhubungan dengan faktor guru
STM
yang
sedang menjalani penataran di TTUC Bandung tersebut. Secara khusus, mereka yang mendapatkan penataran di TTUC
dung yang menjadi sasaran penelitian ini adalah
Ban
mahasiswa
angkatan VIII (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung mulai Juli 1984).
Dalam perkuliahannya di TTUC Bandung, para guru STM
yang sedang mendapatkan penataran ini (mahasiswa TTUC Ban
dung) memperoleh bidang studi MPT. Bidang studi MPT
meru-
pakan bidang studi yang mengajarkan cara-cara khusus dalam
mengajarkan materi keteknikan. Sedangkan materinya, bidang
studi MPT terdiri atas berbagai komponen. Khusus yang menjadi sasaran penelitian ini adalah sembilan komponen, yaitu Perpustakaan, Keselamatan Kerja, Pengelolaan
Bengkel,
Pengetahuan Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, Pengembangan Persiapan Pelajaran, Media Pendidikan, Penilaian dan Mi
cro Teaching.
i/Berbicara tentang prestasi belajar, yang
merupakan
salah satu indikator kualitas pendidikan, tak dapat
dile-
paskan dari proses belajar yang berarti membicarakan peru-
bahan perilaku manusia (dalam hal ini mahasiswa TTUC
dung). Adapun perbuatan manusia pada umumnya dibagi
Ban
dalam
tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan konatif (Sikun Pri-
badi, 1976 : 2). Setiap aspek dari perilaku di atas terbagi lagi dalam beberapa variabel.
Bertolak dari kategorisasi aspek perilaku di atas,
studi ini memilih variabel sikap mahasiswa yang
diasumsi-
kan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sikap mahasiswa ter
sebut adalah sikap mahasiswa TTUC Bandung (sebagai guru dan
calon guru STM) terhadap materi bidang studi Metodologi Pe
ngajaran Teknik, sedangkan prestasi belajarnya adalah pres
tasi belajar dalam bidang studi MPT.
Pokok masalah yang diteliti pada studi ini adalah :
"SeJauh mana hubungan antara sikap mahasiswa terhadap
ma
teri bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT)
de
ngan prestasi belajarnya ?"
ma
Atau, secara operasional
salah penelitian ini ada dua hal, yaitu sebagai berikut.
Pertama. bagaimanakah sikap mahasiswa TTUC
Bandung
terhadap materi bidang studi MPT ? Apabila dispesifikasikan
lagi masalah pertama ini terbagi lagi atas beberapa sub-masalah. Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar (in-service dan pre-service). maka timbul
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing
ma
status
belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah
ada perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar in-service
dan pre-service tersebut terha
dap materi bidang studi MPT 1 Apakah ada perbedaan yang
signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service
tersebut dalam
studi MPT ? Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung
bidang
terbagi
lagi atas beberapa jurusan (Bangunan, Elekteronika, Listrik,
Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), maka timbul
ma
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing jurusan
tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
Apakah ada
perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari
rusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC
ju
Ban
dung tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
Kedua. Masalah kedua penelitian ini berkaitan dengan
kualitas
pendidikan kejuruan teknologi, yaitu bagalmarakah
hubungan antara sikap mahasiswa dengan status belajar
in-s
terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi
service
belajarnya ? Bagaimanakah hubungan antara sikap
mahasiswa
dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang
studi MPT dengan prestasi belajarnya ? Dan secara keselurohan bagaimana hfljmngan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung
terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajar
nya ?
Studi ini akan menggunakan pendekatan deskriptif de
ngan skala sikap ala Likert sebagai alat pengumpul data si
kap mahasiswa sebagai variabel prediktor. Prestasi belajar
mahasiswa, sebagai variabel respon, akan diteliti
melalui
studi dokumenter, yakni penelaahan angka-angka akhir semes
ter mahasiswa dalam bidang studi MPT. Hasil penelitian ini
diolah dan dianalisis dengan teknik statistik-korelatif.
Namun angka-angka yang nantinya dihasilkan dari
pe
nelitian ini yang berbentuk angka statistik bukanlah meru-
pakan tujuan akhir penelitian ini. Yang paling penting ada
lah: apa makna yang ada dibalik angka-angka tersebut.
B. TTUC sebagai Upava Pemerintah untuk Meningkatkan Kuali
tas Guru Kejuruan Teknologi
Pembangunan dewasa ini semakin
banyak
membutuhkan
tenaga kerja, raulai dari yang tidak terlatih sampai dengan
tenaga ahli yang memerlukan masa persiapan pra-jabatan yang
panjang.
Pendidikan menengah kejuruan
diharapkan memberi
susunan yang strategis dalam penyediaan tenaga kerja mene
ngah yang benar-benar tangguh, dalam arti memiliki keterampilan serta sikap profesional yang mantap. Ini berarti bahwa pendidikan pra-jabatan harus dirangsang dan
dilaksana-
kan secara efektif.
Untuk mencapai ma^sud tersebut, lembaga
pendidikan
pra-jabatan yang dimaksud harus memiliki program, peralat-
an, personil, pembagian serta pengelolaan yang..baik.
Dan
selanjutnya, dari sekian faktor yang telah disebutkan, pe-
ranan staf, baik pengajar maupun yang bukan pengajar, ada
lah sangat menentukan. Dengan perkataan lain, guru-guru
lembaga pendidikan pra-jabatan tersebut, hendaknya memiliki.
derajat keprofesionalan yang tinggi, baik dalam bidang kejuruannya maupun dalam bidang keguruannya. Pada gilirannya
guru-guru kejuruan yang memiliki kepribadian serta kemampu-
an profesional yang tinggi hanya mungkin dibentuk di dalam
lembaga pendidikan guru yang berdisiplin profesional ting
gi pula.
Berdasarkan hal di atas, sejak tanggal
1981 (sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal
12
Januari
Pendidik
an Dasar dan Menengah, dalam hal ini Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan, tanggal 15 September 1980 No. 122/C4/I/
80) didirikanlah Technical Teacher Upgrading Centre (TTUC)
Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan
Teknologi. Sedangkan program yang dilaksanakan ialah
pro
gram Diploma III Guru Kejuruan Teknologi yang diselenggara-
kan atas kerja-sama antara Dir. Jen. Pendidikan Tingggi de
ngan Dir. Jen. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pola pelaksanaan program Diploma III Guru
Kejuruan
Teknologi di TTUC Bandung ini adalah sandwich system (sistem berlapis) yang secara diagramatis dapat dilihat di bawah ini.
r-MCl/M \M [li r*r»'f, TKKNDf (ll,|
I'MIHiiiAM Ul SKKOI.AH'DAKltAII
If 111 (iK
r
m \ s
\
TKKNOI.OCI
\
III SKS
/
v K 111H
L
-SKMKSTF.H
VI
(20 mintCKvi « POO jam «
14 SKS)
S K M V.S T r K
V
• «HO j»ni «
13 SK.S)
SKMKSTKR
IV
(20 rnititxu • 800 jam 14 SKS)
SF.MKSTEK
II
(20 mlngftu - 800 jam -
MAS II.
14 SKS)
1KUMtL
\LATl"
SF.MESTT.K
(22 rr.ir.|t»u » H80 jam *
2 3 SKS)
/
• -V
/
PEM1LIHAN DAN
/
PF.NGIRIMAN CA— /
ION MAHASISWA
I
KR1TF.R1A
PF.MJLIHAN
CALON
MAHASISWA
ISI
1.
PROGRAM
ISI
Peicbentukan Sikap Profesional
aetMiai Tekniti dan Guru
1.
PROGRAM
Mcngat*r. memprakiekkan
haait pelajaran r«nit diperoleh
dari PPPG Tcknoloftl
2.
Prntruhvitn d*n Keterampilan
( J 80 jam per semester )
TrknolofL
2.
S.
FtnirUhu.n dan Krleiampllan
Kr|uru>*i
Memperdalam pengetahuan dan
ktterampilan teknoloti dan k«Ki>r\tan tnual denian luiut rani
dlMfrolch dari PPPO Trknulonl.
Pola Program Diploma III Guru Kejuruan Tekno
logi di TTUC Bandung (TTUC, 1984 : 2)
Bagan 1.
8
. Dengan pola program seperti gambar di atas, maka
TTUC Bandung diharapkan menghasilkan guru STM yang memiliki
persyaratan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut (TTUC,
1984 : 3).
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bidang keahliannya.
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar sesuai
dengan bidang keahliannya.
-Memiliki sikap profesional (sikap profesi sebagai gu
ru dan sebagai teknisi).
Bertitik tolak dari persyaratan kebutuhan guru
STM
di atas, maka TTUC Bandung menyelenggarakan 6 jurusan yang
masing-masing adalah Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam (Lafalo).
Rekrutmen mahasiswa.
mahasiswa
Pemilihan dan pengusulan calon
Diploma III Guru Kejuruan Teknologi di TTUC Ban
dung ini dilakukan oleh STM, BLPT atau STM Pembangunan dan
diajukan atas persetujuan Bidang Pendidikan Menengah Keju
ruan yang bersangkutan (sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, dan ter-
padu dengan kegiatan pengangkatan guru baru).
Mahasiswa program Diploma III Guru Kejuruan Teknolo
gi ini dibagi dalam dua status belajar, yaitu mahasiswa de
ngan status belajar in-service dan pre-service.
Mahasiswa
dengan status belajar* in-service adalah mereka yang
telah
menjadi pegawai negeri dengan masa kerja di atas 5 tahun
pada saat mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung.
Sedangkan mahasiswa dengan status belajar pre-service ada
lah mereka yang belum menjadi pegawai negeri atau calon pe-
gawai negeri, atau mereka yang sudah pegawai negeri dengan
masa kerja di bawah 5 tahun.
Mahasiswa yang gagal pada semester I akan dianggap
drop out. Sedangkan mereka yang gagal pada semester II,III,
IV, V dan VI akan diberi kesempatan mengulang dengan rekomendasi sekolah dan Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan se-
tempat, kecuali kalau gagal karena sikap (attitude).
Menyimak tujuan dan jenis program yang diselenggara-
kan TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru
Kejuruan Teknologi yang telah dibahas di atas, maka tak pe-
lak lagi tantangan yang akan dihadapinya dalam memenuhi kekurangan kualitas guru kejuruan teknologi cukup berat. Terutama bila mengingat kurikulum STM saat ini yang lebih besar proporsi prakteknya dari pada teori, sehingga perlu
adanya kajian khusus mengenai kondisi dan situasi pengajar
an teknik (khususnya pengajaran dalam bengkel) agar tercipta upaya untuk menghasilkan hasil belajar optimal.
C. Betodologi Pengajaran Teknik sebagai Upaya Mengatasi
Masalah Kondisi dan Situasi Pengajaran Teknik
Adanya pengkajian khusus tentang masalah kondisi dai
situasi pengajaran teknik bukanlah bertujuan agar profesi
guru teknik menyendiri (eksklusif) atau agar dianggap
le
bih dari profesi guru lainnya, tetapi kondisi dan situasinya baik secara psikologis maupun fisik yang harus dihadapl
guru teknik memang terdapat perbedaan.
10
Dari beban tugas mengajar yang dijabarkan dari
ku-
rikulum STM 1976 tampak bahwa kurang-lebih 70$ tugas meng-
a#wguru teknik adalah mengajar praktek dalam bengkel. Si
tuasi dan kondisi ruangan praktek berbeda jauh dari ruang-
an teori*(kelas). Suasana (atmosfir) belajar dalam ruangan
praktebi yang berbeda dengan ruangan teori tersebut
tentu-
nya akan menimbulkan efek-efek (dampak) yang berbeda pula.
Penyajian pelajaran secara klasikal hampir tak dapat dilaksanakan dalam pengajaran praktek,,
Dalam hal situasi perbedaan tersebut dan
dampaknya
terhadap kondisi pengajaran antara lain sebagai berikut.
1. Ruangan bengkel luasnya jauh lebih besar dari ke
las. Hal ini mengakibaxkan pengendalian kelas
akan
lebih
sulit.
2. Peralatan yang ada dalam bengkel mempunyai
tuk (tinggi dan lebar) tidak beraturan, sehingga
mengha--
langi pandangan dan mengurangi intensitas cahaya.
pada bengkel tertentu untuk berada di dalamnya
memakai kaca mata gelap. Situasi ini
ben-
Bahkan
diharuskan
mengakibatkan
tatap
muka di antara instruktur dan siswa yang sedang praktek su
lit dilakukan.
3. Peralatan yang ada dalam bengkel hampir semuanya
mengeluarkan bunyi, asap dan memancarkan panas,
suasana bengkel menjadi gaduh dan sering pula
sehingga
menimbulkan
ketidaknyamanan (sirkulasi udara dan suhu udara).
Bahkan
pada beberapa bengkel tertentu, untuk masuk atau berada di
dalamnya diharuskan memakai tutup telinga.
Situasi ini
11
mengakibatkan komunikasi lisan sulit dilaksanakan.
Ditinjau dari segi kompetensi (kognitif, afektif dan
performance) maka bagi gnru kejuruan teknik kriteria
formance
per
adalah lebih besar bobotnya. Performance yang di-
maksud adalah skill-performance.
Di lain pihak terdapat perbedaan konsekuensi pengelolaan kelas yang menuntut perlunya tambahan
pengetahuan
bagi seorang guru kejuruan teknik.
Karena adanya kekhususan dan perbedaan seperti yang
diuraikan di atas, komponen proses belajar-mengajar bagi
pendidikan guru kejuruan teknik perlu ditambah dengan •ke-
mampuan-kemampuan yang khusus pula.
Bertolak dari hasil pemikiran tersebut di atas, ma
ka TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran
Guru
Kejuruan Teknologi menganggap perlu mengkaji dan mengembangkan suatu mata tataran baru atau bidang studi baru
khusus
bagi peserta penataran guru teknik serta memasukkannya se
bagai salah satu bidang studi pada program Diploma III Gu
ru Kejuruan Teknologi. Bidang studi tersebut dinamakan Me
todologi Pengajaran Teknik (MPT). Bidang studi ini mulai
diimplementasikan sejak tahun 1981.
Bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
sebagai
mata tataran baru yang diharapkan terus dapat berkembang
dan akhirnya dapat diadopsikan pada pendidikan kejuruan
teknologi yang ada di Indonesia, bertujuan agar lebih mempergiat siswa belajar dan mempermudah penerimaan siswa pada materi yang diajarkan sehingga tercapai
hasil
belajar
12
yang optimal. Untuk mengetahui sampai
sejauhmana
tersebut telah dicapai setelah selama 5 tahun
tujuan
bidang stu
di MPT ini diimplementasikan memerlukan suatu studi.
Stu
di tersebut antara lain ditujukan kepada faktor dalam diri
mahasiswa sebagai penerima bidang studi tersebut dan diperkirakan mempengaruhi prestasi belajarnya. Salah satu
fak
tor internal mahasiswa tersebut ialah sikapnya terhadap ma
teri bidang studi MPT.
D. Sikap sebagai Salah-satu Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar merupakan output dari suatu proses di
mana terlibat sejuralah faktor yang masing-masing diasumsikan ikut berperan dan memberikan sumbangannya. Faktor-fak
tor tersebut antara lain berupa guru, materi pelajaran,
sistem penyampaian, alat-alat pelajaran, suasana kelas,
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
serta faktor siswa sendiri.
pada
umuranya
Dari faktor siswa sendiri
ka-
rakteristik yang berpengaruh terhadap prestasi belajar an
tara lain adalah karakteristik afektif yang
minat, motif, sikap, nilai-nilai dan
terdiri
ekspresi
atas
emosional
(Dadang Sulaeman, 1984 : 12-13).
Khusus mengenai sikap, Mar1 at (1981 : 20-21) menga-
takan sebagai berikut : (1) Sikap adalah hasil belajar;(2)
sikap selalu dihubungkan dengan objek (manusia, wawasan,
peristiwa dan ide); (3) sikap adalah kesiapan untuk bertin-
13
dak dengan cara tertentu terhadap objek;. (4) sikap adalah
afektif (perasaan dan emosi merupakan bagian dari sikap) ;
(5) sikap mempunyai intensitas tertentu (lemah atau kuat);
(6) sikap bersifat relatif menetap dan konsisten dalam di'ri individu; (7) sikap bersifat kompleks; (8) sikap
meru
pakan penilaian terhadap sesuatu.
Dari uraian di atas, di antaranya dapat ditegaskan
bahwa sikap merupakan hasil belajar di masa lampau atau
sikap merupakan produk dari pengalaman belajar individu.
Jika siswa mengalami pengalaman belajar
dengan gu-
runya dalam suatu interaksi proses belajar-mengajar
untuk
materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik pada masa
yang lalu, maka hal itu dapat memunculkan sikap positif pa
da diri siswa terhadap materi bidang studi MPT, dengan catatan pengalaman belajar materi bidang studi MPT tersebut
dirasakan menyenangkan. Sikap positif ini mendorong
maha
siswa untuk belajar dengan lebih efektif, sehingga memungkinkan tercapainya hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya, apabila pengalaman belajar materi bidang studi MPT di
masa lampau tersebut dirasakan mahasiswa kurang menyenang
kan, maka sikap belajar yang negatif akan muncul. Kenyataan ini menyebabkan mahasiswa belajar kurang efektif sehing
ga prestasi belajarnya pun akan menurun.
Untuk menftetahui sikap mahasiswa TTUC Bandung
ter
hadap materi bidang studi MPT yang telah dipelajarinya dan
hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa tersebut dibutuhkan penelitian. Thesis ini membahas masalah tersebut*
14
E. Perumusan dan Analisis Masalah
Pada bagian pendahuluan dari bab ini,
laskan bahwa pokok masalah yang diteliti
telah
pada
dije-
studi ini
adalah : "Sejauh mana hubungan antara sikap mahasiswa ter
hadap materi bicfang studi Metodologi Pengajaran Teknik
(MPT) dengan prestasi belajarnya ?"
Secara operasional masalah pokok di atas
dapat di-
jabarkan lagi menjadi beberapa sub-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sikap mahasiswa TTUC Bandung
terhadap
materi bidang studi MPT ?
Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar, yaitu in-service dan pre-service. maka
sub-
masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
2. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing sta
tus belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
3. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha
dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dengan
status
belajar in-service dan pre-service ?
4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar yang
sig
nifikan dalam bidang studi MPT antara mahasiswa dengan sta
tus belajar in-service dan pre-service ?
Mahasiswa TTUC Bandung juga terbagi atas 6
jurusan,
yaitu Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif
Las Fabrikasi Logam. Sesuai dengan pembagian jurusan
dan
ini,
maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
5. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing ju
rusan tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
15
6. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha
dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dari
jurusan
satu dan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung ?
Sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
7. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
8. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
9. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC
Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam penafsiran
terhadap permasalahan tersebut, ada beberapa istilah
yang
perlu dijelaskan.
1. Hubungan
Hubungan di sini dimaksudkan sebagai
statistik yang berbentuk persamaan matematik
suatu istilah
dan bertujuan
mencari suatu cara bagaimana variabel-variabel dari suatu
penelitian berhubungan. Mengenai hal ini Sudjana (1984 :
296) mengatakan sebagai berikut.
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau le
bih variabel, adalah sewajarnya untuk mencari suatu ca
ra bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubung
an yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional
antara veriabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah
ini dikenal dengan analisis regresi.
16
Menyimak kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan
hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara dua
variabel, yaitu sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu«
di Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya
dalam bidang studi tersebut. Melalui analisis regresi
ke
dua variabel ini akan dicari koefosien korelasinya sehing
ga dapat diketahui berapa besar pengaruh sikap mahasiswa
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
tersebut terhadap prestasi belajarnya.
2. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi Me
todologi Penga.iaran Teknik
Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan mental
in
dividu untuk merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
baik bersifat positif, netral maupun negatif yang meliputi
komponen kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembiraibing dan pengarah terhadap tindakan individu.
Sikap dapat diukur arah dan intensitasnya.
Likert
mengemukakan cara mengukur sikap ini dengan method of
summated ratings. Metoda ini merupakan skala yang
berisi-
kan seperangkat pernyataan yang merupakan pendapat
terha
dap objek sikap. Responden menilai pernyataan itu
dengan
salah satu jawaban berikut : (1) Sangat setuju; (2)
Setu-
ju; (3) Ragu-ragu; (4) Tidak setuju; (5) Sangat tidak
se
tuju. Masing-masing jawaban tersebut di atas berbobot
ni
lai 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan,0-1-2-3-4 untuk
pernyataan negatif.
17
Yang dimaksud dengan sikap dalam penelitian ini ada
lah sikap mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa TTUC
Bandung
angkatan VIII, terhadap materi bidang studi Metodologi Pe
ngajaran Teknik sebagai objek sikapnya. Mahasiswa yang men
jadi subjek penelitian ini memberikan responnya terhadap
seperangkat pernyataan yang berhubungan dengan materi bidang
studi Metodologi Pengajaran Teknik. Pernyataan - pernyataan
tersebut mencakup sembilan komponen materi bidang studi
Metodologi Pengajaran Teknik, yaitu (1) komponen Perpusta-
kaan; (2) Keselamatan Kerja; (3) Pengelolaan Bengkel;
(4)
Pengetahuan Kurikulum; (5) Proses Belajar Mengajar;
(6)
Pengembangan Persiapan Pelajaran; (7) Media Pendidikan; (8)
Penilaian; (9) Micro Teaching. Respon mahasiswa ini dinya-
takan dalam kategori sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-
ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
3» Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kecakapan nyata sisv/a
yang
didapat setelah siswa itu melakukan proses bela jar-mengajar
tertentu sesuai dengan kurikulum dan kriteria penilaian
tertentu pula, yang tercermin dalam penggunaannya terhadap
pengetahuan, sikap dan- keterampilan yang diberikan di
kolah. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam
se
angka-
angka (nilai) tertentu.
Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini,
yaitu nilai akhir semester mahasiswa TTUC Bandung angkatan -
VIII (mulai terdaftar menjadi mahasiswa TTUC Bandung bulan
18
Juli 1984) dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik,
khususnya Metodologi Pengajaran Teknik I yang diajarkan pa
da- semester I dan Metodologi Pengajaran Teknik II yang di
ajarkan pada semester III, yang menjadi sasaran penelitian
ini. Nilai tersebut berbentuk angka dari 0 - 100.
Angka-angka tersebut merupakan simbol hasil belajar
mahasiswa untuk dua semester dalam bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik, setelah dilakukan penilaian oleh
guru-
gurunya melalui ulangan akhir semester. Mungkin juga angkaangka tersebut gabungan antara hasil tugas mahasiswa seha-
ri-hari, keaktifannya dalam diskusi kelas, nilai
ulangan
tengah semester, nilai praktek dan nilai ujian akhir semes
ter.
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka diperlukan adanya pembatasan-pembatasan masalah. Masalah
dalam
penelitian ini dibatasi dengan :
1. Dalam suatu kurikulum, ada 4 komponen yang
kandung di dalamnya, yaitu tujuan, materi (content),
terpro
ses belajar-mengajar dan evaluasi. Dalam konteks peneliti
an ini, yang akan dijadikan objek penelitian hanya
kompo
nen materi. Dengan kata lain, objek penelitian ini adalah
materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik.
2. Sehubungan dengan sistem perkuliahan di TTUC Ban
dung yang menggunakan sandwich system, di mana mahasiswa
pada semester I, III dan V belajar di kampus TTUC (belajar
teori) sedangkan semester II, IV dan VI di lapangan
(ter-
19
sebar di STM di seluruh Indonesia), maka bidang studi
diberikan pada semester I, III dan V masing-masing
MPT
untuk
MPT I, MPT II dan MPT III. Dengan pertimbangan bahwa maha
siswa sebagai subjek penelitian ini yang telah menyelesai
kan perkuliahannya sampai MPT III adalah mereka yang
ter-
masuk ke dalam angkatan VII (mulai terdaftar sebagai maha
siswa TTUC Bandung sejak Januari 1984) dan pada saat pene
litian ini dilakukan sedang ada di lapangan sehingga akti-
vitasnya sulit diamati (di samping pertimbangan waktu
un-
menyelesaikan penelitian ini yang terbatas serta faktor
ekonomi), maka subjek penslitian ini diambil mahasiswa ang
katan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung
sejak Juli 1984)• Mahasiswa angkatan VIII ini telah menye
lesaikan perkuliahan MPT I dan MPT II serta saat peneliti
an ini dilakukan sedang menjalani perkuliahan MPT III.
Oleh karena itu objek penelitian ini hanya dibatasi
untuk
materi MPT I dan MPT II, serta prestasi belajarnya dalam
MPT I dan MPT II.
3. Dalam konteks pembatasan masalah seperti tertera
pada point (2) di atas, maka materi MPT I yang menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas materi Perpustakaan, Ke-
.selamatan Kerja, Pengetahuan Kurikulum I, Proses
Belajar
Mengajar I, Pengembangan Persiapan Pelajaran I, Media Pen
didikan I, Penilaian I dan Micro Teaching I. Materi MPT II
yang juga menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas
Pe-
ngelolaan Bengkel I, Pengetahuan Kurikulum II, Proses
Be-
20
lajar Mengajar II, Pengembangan Persiapan Pelajaran II, Me
dia Pendidikan II, Penilaian II dan Micro Teaching II. De
ngan demikian, materi MPT III yang di luar sasaran peneli
tian ini terdiri atas Pengelolaan Bengkel II,
Pengembangan
Kurikulum III, Proses Belajar Mengajar III,
Pengembangan
Persiapan Pelajaran III, Media Pendidikan III,
Penilaian
III, Micro Teaching III dan Projek Inovasi.
F. Kegunaan Penelitian
Dari kegiatan penelitian yang dilakukan
diharapkan
dapat diambil manfaat-manfaat antara lain :
1. Secara Teoretik
Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan pola si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi peng
ajaran
Teknik. Pola sikap di sini termasuk juga sikap ma
hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service .
Secara teoretis pola sikap mahasiswa dengan status
belajar
in-service dan pre-service tersebut dapat memberi makna
bahwa pengalaman dan usia subjek sikap mempengaruhi
kadar
sikapnya terhadap suatu objek tertentu.
Di samping itu, penelitian ini berguna untuk memperoleh pola hubungan antara sikap mahasiswa terhadap
bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan
materi
prestasi
belajarnya. Hubungan ini akan memberi aakna bahwa hasil bel
ajar yang didapat seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap
nya terhadap objek yang sedang dipelajari dan metoda
dipakai untuk mengajarkan materi tersebut.
yang
21
Selain kedua manfaat teoretis di atas, maka pada pe
nelitian ini diharapkan juga ditemukan alat ukur sikap ter
hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik yang
mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.
2. Secara Praktls
Penelitian ini secara praktis berguna untuk menda-
patkan informasi tentang sikap para mahasiswa (guru
STM )
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik
dan hubungannya dengan prestasi belajarnya. Informasi
ini
dapat menjadi bahan masukkan bagi para pengelola TTUC Ban
dung guna pengembangan materi bidang studi MPT ini di masa
yang akan datang.
Di samping penelitian ini berguna bagi pengembangan
materi bidang studi MPT, pengungkapan sikap mahasiswa
ini
juga berguna bagi para instruktur di TTUC Bandung guna le
bih meningkatkan kadar sikap tersebut agar hasil
belajar
yang dicapai juga bertambah tinggi.
Melalui penelitian ini juga diharapkan
terungkap
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan
service
terhadap materi bidang studi MPT. Informasi
pre-
ten
tang hal ini berguna bagi pengelola dan staf pimpinan TTUC
Bandung dalam mengambil kebijakan mengenai perlu atau
ti-
daknya pembedaan dalam pengajaran materi bidang studi
MPT
bagi kedua status belajar tersebut.
Penelitian ini juga berusaha untuk mengungkapkan
apakah ada perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT
22
dari mahasiswa jurusan satu dengan jurusan lainnya di TTUC
Bandung. Pengungkapan ini secara praktis berguna untuk mengetahui apakah pengajaran materi bidang studi MPT tersebut
menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing-masing jurusan
yang ada, serta sekaligus sebagai masukkan bagi
materi tersebut lebih lanjut.
penelaahan
•?7 !
BAB III
RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bagian ini akan dijelaskan
mengenai metoda,
langkah-langkah serta teknik yang akan digunakan
pada pe
laksanaan penelitian. Hal itu menyangkut paradigma peneli
tian, metoda pendekatan yang digunakan, asumsi-asumsi, hipotesis, pengumpulan data, kisi-kisi alat pengumpul data,
populasi dan sampel penelitian, uji-coba
alat
pengumpul
data serta teknik analisis data.
A. Paradigma Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini,
yaitu
si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan prestasi belajar. Di dalam variabel
sikap sendiri, karena mahasiswa TTUC Bandung apabila
di-
tinjau dari status belajar mahasiswa terdiri atas dua sta
tus belajar yaitu in-service dan pre-service. maka juga
dianalisis bagaimana sikap mahasiswa dari masing - masing
status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT.
Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung juga terdiri atas
beberapa jurusan (Bangunan, Elektronika, Listrik,
Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), sehingga sikap mahasis
wa dari masing-masing jurusan tersebut £e*hadap materi bi
dang studi MPT: juga dianalisis. Agar lebih jelas, maka
dikemukakan paradigma penelitian
80
sebagai berikut.
81
VARIABEL Y'
VARIABEL X
PRESTASI
SIKAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI MPT
BELAJAR
-In-service
j"""
Ditin-
,_! jau
dari
status
belajar
Materi
Bi
dang Studi
Metodologi
Pengajaran
Teknik
(MPT1)
. Pre-service
—1 1. PerpusMahasiswa
TTUC
_—i
takaan
• Bangunan
2. Kesela
matan
Kerja
Dltin-
jau
Elektronika
•4 dari
3. Pengelolaan
Jurusan
Bengkel
• Listrik
Prestasi
if. Pengeta
/
huan Ku
rikulum
• Mesin
Belajar
5. Proses
Belajar-
mengajar
• Otomotif
6. Pengem
bangan
Persiapan
Pelajaran
Las Fabrikasi
^jLogam
7. Media
Pendidikan
8.
Penilaian
9. Microteaching
3agan 8_. Paradigma Penelitian
B# Metoda Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif-anali-
tik dengan maksud agar memperoleh gambaran empirik menge
nai keadaan yang tengah berlangsung
pada
saat penelitian
82
ini dilaksanakan. Selanjutnya, data yang diperoleh di
la
pangan dianalisis, baik secara kuantitatif berdasarkan in
formasi statistik, maupun secara kualitatif berdasarkan in-
terpretasi terhadap hasil-hasilnya. Keadaan yang sedang ber
langsung tersebut berkenaan dengan variabel-variabel yang
menjadi pusat penelitian ini.
Dengan menggunakan metoda deskriptif-analitik,
di
harapkan memperoleh kesimpulan yang mungkin dapat diangkat
ke taraf generalisasi, berdasarkan hasil-hasil pengolahan
dan analisis data. Kemudian, dari kesimpulan dan generali
sasi itu, akan dapat ditarik implikasi yang bermakna untuk
kepentingan pendidikan umumnya dan pengajaran teknik khu
susnya.
C. Asumsi-asumsi
Suatu penelitian perlu dilandasi oleh asumsi-asumsi,
sebagai pangkal-tolak dalam penyusunan hipotesis. Penelaahan dalam penelitian ini, dilandasi oleh asumsi-asumsi
se
bagai berikut.
1. Sikap merupakan kesediaan mental individu
merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
untuk
baik bersi
fat positif, netral maupun negatif yang meliputi komponen
kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembim-
bing dan pengarah terhadap tingkah laku individu.
2. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini mem
punyai sikap tertentu terhadap materi bidang studi MPT.
83
3« MPT merupakan suatu pendekatan metodologik dalam
mengajarkan materi keteknikan, khususnya pada proses
bel
ajar-mengajar dalam bengkel. Pendekatan ini sebagai
bekal
yang bermanfaat bagi mereka yang akan terjun di dunia pen
didikan, khususnya guru kejuruan teknologi.
/+. Materi bidang studi MPT dapat dipahami
oleh pa
ra mahasiswa karena pengetahuan ini telah dipelajari
pada
semester-semester terdahulu.
D. Hinotesis
Dari masalah yang diteliti pada penelitian ini, ada
enam masalah yang membutuhkan pengujian hipotesis, sedang
kan selebihnya hanya menganalisis data yang ada melalui
skor rata-rata yang diperoleh. Ke enam.liipotesis
tersebut
masing-masing sebagai berikut.,
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
service
antara
dan t>re-
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajar
an Teknik.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service
dan t>t«-service dalam bidang studi Metodologi
Teknik.
Pengajaran
84
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya
di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi Me
todologi Pengajaran Teknik.
if. Tidak terdapat hubungan positif yang
signifikan
antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
dengan prestasi belajarnya.
5. Tidak terdapat hubungan positif
antara sikap mahasiswa dengan
yang signifikan
status belajar
pre-service
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran
Teknik
dengan prestasi belajarnya.
6. Tidak terdapat hubungan positif
yang signifikan
antara sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan ter
hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik de
ngan prestasi belajarnya.
D.
Pengumpulan Data
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penyelidikan. Langkah atau prosedur
untuk menentukan apakah menerima atau menolak suatu
hipo
tesis dinamakan pengujian hipotesis.
Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang
tertera
di
05
atas, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari
variabel-
variabel sebagai berikut : (1) Sikap mahasiswa terhadap ma
teri bidang studi Metodologi Pengajaran teknik (X), dan (2)
prestasi belajar mahasiswa dalam bidang studi MPT.
1. Sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT
Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang mate
ri bidang studi MPT, 'khususnya materi bidang studi MPF I
dan MPT II yang menjadi objek penelitian ini, bahwa apabi
la dijabarkan terdapat sembilan komponen, yaitu (1) perpus
takaan, (2) keselamatan kerja, (3) pengelolaan bengkel, (i+)
pengetahuan kurikulum, (5) proses belajar-mengajar, (6) pe
ngembangan persiapan pelajaran, (7) media pendidikan,
(8)
penilaian, (9) micro teaching.
Komponen perpustakaan dijabarkan lagi menjadi
sub komponen, yaitu (a) peranan perpustakaan, (b)
sub-
katalog
perpustakaan, (c) bahan perpustakaan.
Komponen keselamatan kerja terdiri atas dua sub-kom-
ponen, yaitu (a) tujuan keselamatan kerja, (b) pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Komponen pengelolaan bengkel terdiri atas tiga sub-
komponen, yaitu (a) menejemen bengkel, (b)
perencanaan
penempatan peralatan, (c) pemeliharaan peralatan bengkel.
Komponen pengetahuan kurikulum terdiri a atas
sub-komponen, yaitu (a) pembinaan/pengembangan
tiga
kurikulum,
(b)1 analisis silabus, (c) merumuskan tujuan instruksional.
Komponen proses belajar-mengajar terdiri atas
tiga
86
sub-komponen, yaitu (a) peranan metoda mengajar dalam PBM,
(b) pemilihan metoda mengajar, (c) metoda mengajar praktek
bengkel.
Pengembangan persiapan pelajaran hanya terdiri atas
satu sub-komponen; yaitu penyusunan persiapan pelajaran.
Komponen media pendidikan terdiri atas dua sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan media pendidikan dalam PBM,
(b)
pemanfaatan media pendidikan.
Sedang komponen penilaian terdiri atas tiga sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan penilaian, (b) pembuatan tes
se
bagai alat ukur, (c) penilaian pekerjaan praktek.
Terakhir adalah komponen micro-teaching yang terdiri
atas tiga sub-komponen, yaitu (a) peranan pengajaran mikro,
(b) prosedur pelaksanaan pengajaran mikro, (c) pengelolaan
kelas.
2. Prestasi bela.iar mahasiswa dalam bidang studi MIT
Data skor prestasi belajar ini terdiri atas dua
ba
gian nilai, yaitu nilai prestasi belajar MPT I yang diberi
kan pada mahasiswa pada semester I dan nilai prestasi bel
ajar MPT II yang diberikan pada mahasiswa pada semester IIL
Kedua nilai prestasi belajar tersebut di atas dalam bentuk
angka (nilai mentah) dari 0 - 100.
F.
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
Untuk lebih memperjelas perincian alat pengumpul da
ta yang digunakan, maka pada bagian berikut ini akan dibe-
87
rikan kisi-kisi skala sikap mahasiswa terhadap materi
bi
dang studi MPT.
Tabel
2.
Kisi-kisi Skala Sikap
Ruang Llngkup
Koaponen
A. Perpustakaan
B.
Keselaaatan
Noaor
Kode
Noaor
Pernyataan
Pernyataan Positif
No. Baru
No, Laaa
1, P.ranan Perpustakaan
A 01
010 020
035 01,5
2. (Catalog Perpustakaan
A 02
050
006
3* Bahan Perpustakaan
A 03
057 068
052 057
Juitlah
r'ernyataa
No. Laaa
No.
01.0
002
083
1. Tujuan Keselanatan
Kerja
Kerja
B 01
081
015
009 01,5
Neratif
022
B 02
033 01.1 088 003 °25
1. M.aajeaen Bengkel
C 01
002
2. Perencanaan Pene.patan
Peralatan Bengkel
C 02
Pada Kecelak.an
Oil, 099
029 060
OM
Pengelolaan
020
Bengkel
3. Peseliharean Peralatan
Bengkel
D. Pengetahuan
I
-
!2
1
3
j1
0
1
1
3
1 2
i
j
;
1
013 050 ! 1 J2
2. Pertolongan Pertama
C.
71
Baru
}
! 3 |2
5
j 1 10
1
i
063 085
007 053
. 0 |2
'
01,9
2
i
i 0 |1
C 03
023
D 01
007 017
112
011, 033
0
3
i
D 02
031 031,
01,6
019 036
0
2
2
058
039
1
2
1l 1°
1
1
1. Peabinaan/pengeabangan
Kurlkulua
Kurlkulua
2. Analisis Sllabus
3. Meruauskan Tujuan
Instruksional
E.
Proses Belajar 1. Peranan Metoda Mengajar
Mengajar,
dale. PBM
2. P.nlllhan Metoda Meng
ajar
P.
0.
D 03
008
012
E 01
056
001
E 02
01)2 077
016 03U
022 052
008 01.2
j
2 j2
I
U
j
3. Metoda Mengajar Praktek
Bengkel
E 03
01,6 071
021. 030
028
Pengeabangan
Persiapan
Pelajaran
1. Penyusunan Persiapan
Pelajaran
F 01
087
001.
060
Media
1. Peranan Media Pandldlkan
G 01
039 01,8
037 051
069 115
016 062
2
027 098
028 059
006 065
031 01.7
056
005
2!}
5
031.
0
1
1
Pendidikan
dale.
P3K
Penilaian
027
j 2 |1
j Oil
i:
111
'i !I
J
2
1
2.
Peaanfaatan Media
Pendidikan
G 02
1.
P.ranan Penilaian
H 01
106
H.
1
1
2
i.
2. Peabuatan Tes sebagai
Alat Ukur
H 02
061 071*
010 01,3
096 116
055 021
2
2
u
H 03
013 051.
01,0 OUB
003 025
032 051,
2
2
i.
I 01
059
017
016 029
009 053
1
2
3
I 02
018 01.7
026 038
035 062
01,1. 061
2
2
u
076
023
0
1
1
3. Penilaian Pekerjaan
Praktek
I.
Micro
Teaching
1. Peranan Pengajaran
Mikro
2. Prosedur Pelaksanaan
Pengajaran Mikro
}. Pengelolaan Kelas
Total Pernyataan
I 03
23 ik 62
88
G.
Pbpulasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa TTUC Ban
dung angkatan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC
Bandung bulan Juli 198/+).
Salah satu alasan yang dijadikan dasar pertimbangan
untuk mengambil hanya mahasiswa angkatan VIII tersebut ia
lah mafepfiLswa yang menjadi populasi ini pada saat peneliti
an ini dilaksanakan sedang men^lani perkuliahan semester
V
dan ini berarti bahwa mereka ada di institusi (TTUC Ban
dung). Hal ini sesuai dengan sistem perkuliahan yang dilak
sanakan di TTUC Bandung bahwa untuk program Diploma III
Guru Kejuruan Teknologi perkuliahan terdiri atas enam
se
mester, yaitu tiga semester di institusi (semester I, III,
V) dan tiga semester lagi di STM tempat siswa mengajar (se
mester II, IV, VI) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masih berkaitan dengan pertimbangan di atas,
rusnya mahasiswa angkatan VO yang telah mengikuti
seha
perku
liahan MPT I (semester I), MPT II (semester II) dan MPT HI
(semester V). Namun karena saat penelitian ini
dilaksana
kan sedang berada di lapangan (tersebar di seluruh Indone
sia), maka populasi penelitian ini diambil angkatan
dahnya (angkatan VIII) yang sudah mendapatkan
sesu-
perkuliahan
MPT I dan MPT II serta saat ini sedang mengikuti MPT III.
Alasan lain ialah atas pertimbangan waktu,
tenaga
dan dana yang tersedia untuk mendukung penelitian ini
sa-
89
ngat terbatas. Keterbatasan dana, waktii dan tenaga
dengan
sendirinya turut mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Dana
yang mendukung penelitian sangat besar pengaruhnya
terha
dap pengadministerasian alat-alat penelitian serta persia
pan administrasi lainnya. Begitu juga waktu yang
dibutuh-
kan dan tenaga pelaksana penelitian mempengaruhi dana yang
tersedia yang nantinya secara tidak langsung
mempengaruhi
penyelesaian dan penulisan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil identifikasi penulis di TTUC Ban
dung terhadap mahasiswa angkatan VII yang menjadi
anggota
populasi penelitian ini, diperoleh penyebaran anggota
pulasi sebagai berikut.
Tabel 2.
PENYEBARAN ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
Jurusan
Status mahasiswa
In-service
Jumlah
Pre-service
Bangunan
38
73
111
Elektronika
10
17
27
Listrik
12
20
32
Mesin
28
12
i+0
Otomotif
19
28
k7
16
7
23
123
157
280-
Las Fabri
kasi Logam
Jumlah
po
90
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel, besarnya sampel belum cu-
kup menjamin derajat keandalan hasil penelitian. Di samping
jumlahnya yang meraadai, sampel juga harus mewakili
karak
teristik anggota populasi. Suatu sampel penelitian dapat
dikatakan mewakili populasi apabila karakteristik populasi
dimiliki pula oleh sampel. Untuk inilah sampel antara lain
dapat diambil secara proporsional.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak de
ngan prinsip proporsional. Dari 280 anggota populasi diam
bil untuk dijadikan sampel sebanyak 128 (45,71/0 yang distribusinyau untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut.
Tabel i*.
PENYEBARAN ANGGOTA SAMPEL PENELITIAN
Jurusan
Status mahasiswa
In-service
Bangunan
Jumlah
%
dari
popu
lasi
Pre-service
16
36
52
1+6,85%
Elektronika
4
7
11
40,74%
Listrik
6
9
15
46,88%
14
5
19
47,50%
Mesin
Otomotif
.
8
11
19
40,43%
8
k
12
52,17%
56
72
128
45,71%
Las Fabri
kasi Logam
Jumlah
91
H. UJi-coba Alat Pengumpul Data
Dalam upaya penyusunan instrumen untuk penelitian
ini, penulis telah menyusun pernyataan-pernyataan skala si
kap sebanyak 120 item yang mencakup seluruh aspek objek si-
kap yang akan diteliti. Dari 120 pernyataan yang ada 60 di
antaranya merupakan pernyataan positif, sedangkan 60 lain
nya pernyataan negatif. Untuk memilih pernyataan yang ber-
mutu memadai, seperti yang dikehendaki sesuai dengan
teria kebaikan skala sikap menurut Likert, maka
kri-
dilakukan
uji-coba.
1. Deskripsi Kegiatan Uji-coba
Setelah melalui proses konsultasi intensif
dengan
para pembimbing penelitian ini, Prof. Dr, S. Nasution
dan
Dr. Dadang Sulaeman, dan mengadakan perbaikan sesuai
de
ngan saran-saran beliau serta tak lupa pula konsultasi de
ngan para penyusun dan perencana materi bidang stusi Meto
dologi Pengajaran Teknik di TTUC Bandung, maka
instrumen
tersebut penulis uji-cobakan pada tanggal 18 Agustus
1986
dengan sampel uji-coba sebanyak 51 orang mahasiswa
TTUC
Bandung yang menjadi populasi penelitian ini,
Kegiatan uji-coba dilaksanakan dengan meminjam wak
tu perkuliahan yang ada, yaitu perkuliahan Ilmu Budaya Da
sar (kuliah umum) dari jam 9.40 sampai jam 13.30. Pada per
kuliahan umum ini responden uji-coba ada dalam satu ruang
an. Adapun langkah-langkah uji-cobanya sebagai berikut.
92
a. Menjelaskan kepada mahasiswa tentang maksud
dan
tujuan penelitian ini, dan bentuk informasi yang diinginten
dari para responden (dalam hal ini adalah kecenderungan
pendapat responden uji-coba tentang materi bidang studi Me-
todologi Pengajaran Teknik).
b. Membagikan angket. Angket skala sikap yang diba-
gikan berjumlah 51 buah,
c. Pengisian angket- skala sikap oleh responden
se
lama 45 menit.
d. Penarikan kembali angket. Jumlah angket yang da
pat dikumpulkan kembali sama banyaknya dengan yang dibagikan, yaitu 51 buah.
2. Analisis Data Uji-coba
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa
ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat
alat
ukur
yang disusun sendiri dalam bentuk skala sikap model Likert
dengan lima buah kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak