PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI.

(1)

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Disusun oleh: Dwiwan Bagja Wiguna

(0807653)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

iv

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian... 7

F. Definisi Operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Sejarah Bolabasket... 9

B. Pengertian Dan Karakteristik Permainan Bolabasket... 9

C. Perkembangan Bolabasket Di Indonesia... 12

D. Faktor Penunjang Prestasi Olahraga... 13

1. Faktor Internal... 13

2. Faktor Eksternal... 13

E. Pelatih... 14

F. Kepemimpinan Dalam Coaching... 15

1. Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan... 15

2. Gaya Kepemimpinan Pelatih... 15

a. Gaya kepemimpinan Otokratis... 16

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis... 17

c. Gaya Kepemimpinan People Centered... 17


(3)

v

G. Anggapan Dasar... 22

H. Hipotesis... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 25

B. Populasi Dan Sampel... 25

1. Populasi... 26

2. Sampel ... 26

C. Desain Penelitian... 26

D. Variabel Penelitian... 28

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Teknik Pengumpulan data... 32

a. Penyusunan Kisi-kisi Angket... 33

b. Penyusunan Angket... 34

c. Uji Coba Angket... 36

d. Prosedur Pengambilan Data Penelitian... 40

1. Awal... 40

2. Inti... 41

3. Evaluasi... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Dan Pengolahan Data... 42

B. Analisis Data... 42

C. Diskusi Penemuan... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54


(4)

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Dwiwan Bagja Wiguna

Pembimbing : Drs. Yadi Sunaryadi M.Pd / Drs. Enjang Rahmat M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Klub-klub bolabasket di Kota Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai gaya kepemimpinan pelatih dan gaya kepemimpinan mana yang lebih dominan di terapkan oleh pelatih di klub-klub Kota Sukabumi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah atlet bolabasket yang tergabung dalam klub-klub bolabasket yang terdapat di Kota Sukabumi, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak/purposive

sampling, yang artinya teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Teknik pengumpulan data diperoleh dari penyeberan angket kepada setiap atlet yang termasuk kedalam keempat klub yang sudah di tentukan oleh peneliti sebagai sampel. Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti yaitu menghitung persentase setiap gaya kepemimpinan dan penghitungan persentase gaya kepemimpinan pelatih secara umum.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan otoriter secara umum termasuk dalam kategori rendah dengan perolehan sko sebesar 958, gaya kepemimpinan demokratis termasuk kategori tinggi dengan perolehan skor sebesar 1811, gaya kepemimpinan task-oriented termasuk dalam kategori tinggi dengan perolehan skor sebesar 2188 dan gaya kepemimpinan

people centered termasuk kedalam kategori tinggi dengan perolehan skor sebesar

2033. Dari penghitungan dapat disimpulkan bahwa Pelatih Klub-klub bolabasket di Kota Sukabumi banyak/dominan menerapkan gaya kepemimpinan people

centered dibandingan gaya kepemimpinan yang lain.


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Olahraga bola basket merupakan salah satu cabang olahraga berprestasi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia baik itu laki-laki maupun perempuan. Cabang olahraga bolabasket sudah banyak dikenal dari kalangan berbagai usia mulai anak-anak, remaja, dewasa, sampai usia tua pun ada yang menggemari cabang olahraga ini, ditandai dengan banyaknya fasilitas lapangan olahraga bolabasket dan banyaknya event-event yang diadakan.

Dalam pencapaian suatu prestasi di bidang olahraga pada dasarnya merupakan hasil penggabungan dari berbagai aspek/unsur yang mendukung terwujudnya prestasi. Selain unsur fisik, psikologis, dan strategi yang dimiliki atlet, peran pelatih pun sangat berhubungan dengan prestasi atlet, karakteristik pelatih akan berpengaruh pada gaya kepemimpinannya dalam melatih. Menurut Harsono (1988: 33)

Kepemimpinan dalam suatu tim adalah penting dan vital agar tim itu dapat berfungsi secara efektif. Tanpa seseorang yang dapat memberikan arahan kepada atlet dan mengkoordinasi para atlet, suatu tim akan sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan latihannya, menentukan tujuan-tujuan latihan, dan bagaimana tujuan-tujuan-tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai se-efektif dan se-efisien mungkin.

Telah kita ketahui dalam setiap cabang olahraga yang di pertandingkan membutuhkan latihan juga seorang pelatih, pelatih diibaratkan sebagai arsitek karena tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga. Dalam buku metodologi kepelatihan olahraga menurut Satriya, et al

(2007:1) “Pelatih adalah seseorang memiliki keahlian di suatu bidang ilmu olahraga, dengan tingkat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang tinggi di cabang olahraganya”. Pernyataan tersebut maksudnya yaitu bahwa untuk menjadi seorang pelatih dalam suatu cabang olahraga tertentu harus memahami betul karakteristik olahraga tersebut dengan mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilannya dalam memperagakan teknik cabang olahraga itu sendiri, dikarenakan dalam melatih olahraga kita sebagai pelatih harus dapat


(6)

2

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperagakan minimal teknik dasar (fundamental) dari gerakan teknik cabang olahraga tersebut.

Menurut pandangan lain, seorang pelatih dalam wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/pelatih), “Pelatih adalah seseorang yang bertugas untuk mempersiapkan fisik dan mental olahragawan maupun kelompok

olahragawan”.

Pernyataan tersebut maksudnya adalah bahwa seorang pelatih tidak hanya membentuk segi fisik dan teknik suatu cabang olahraga saja, melainkan juga membentuk karakter dan mental seorang olahragawan yang dilatihnya tersebut.

Pencapaian suatu prestasi memerlukan proses latihan yang panjang, teratur, terarah dan berkesinambungan. Dimulai dari mencari bibit atlet yang berbakat, kemudian dibina melalui latihan yang teratur, terarah dan terencana dengan baik. Atlet dengan bakat pembawaannya merupakan modal besar lahirnya seorang juara, namun semua itu tidak cukup hanya dengan bermodalkan bakat, tetapi perlu bantuan pelatih yang menguasai ilmu kepelatihan.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi amat besar dalam olahraga bolabasket. Salah satu faktor pendukung hal tersebut adalah jumlah penduduk yang banyak yang membuat Indonesia bagaikan lumbung pemain bolabasket bertalenta yang tidak pernah habis.

Namun dalam situs resmi PERBASI berdasarkan Rancangan Petunjuk Pelaksanaan Camp Pemain Bolabasket yaitu “Satu kendala utama yang terpampang nyata adalah sampai saat ini belum ada sistem penanganan pemain

bolabasket usia muda yang terintegrasi dengan baik dari pusat hingga ke daerah”.

Melihat dari pernyataan tersebut peneliti mempunyai ide untuk meneliti gaya kepemimpinan pelatih beberapa klub di daerah Jawa Barat yaitu Kota Sukabumi.

Jika melihat kondisi bola basket sebelumnya Kota Sukabumi mencetak dua atlet bola basket yang sampai menjadi pemain profesional, misalnya Youbel Sondakh yang saat ini bermain membela klub papan atas asal Ibu Kota yaitu Satria Muda, kemudian ada Merio Ferdiansyah yang saat ini membela tim Stadium Jakarta, Adi Suranto sempat masuk dan membela klub Indonesia Muda,


(7)

3

kemudian Fajar Anugrah yang terpilih sebagai atlet bolabasket PON Papua. hal tersebut membuktikan bahwa pada masanya Kota Sukabumi mempunyai SDM yang bagus. Semua ini dicapai dengan adanya seorang pelatih dengan bermacam gaya kepemimpinan yang di terapkan pada atlet, sehingga dapat membentuk atlet yang dapat bermain sebagai pemain profesional dan dapat membela nama baik Tim Nasional Indonesia.

Dalam cabang olahraga bola basket banyak pelatih yang sukses dalam memimpin dan membina atletnya dengan berbagai macam gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan. Sifat dan kepribadian seorang pelatih akan banyak turut menentukan keberhasilan atau tidak tugas dan pengabdiannya. Kepribadian seorang pelatih tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinannya dalam melatih. Setiap pelatih mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri, ini dikarenakan setiap pelatih mempunyai kepribadian yang berbeda dan strategi untuk mencapai tujuan yang berbeda pula. Gaya kepemimpinan ini akan tercermin dari cara pelatih membina dan melatih atletnya dalam meningkatkan prestasi.

Pada saat dilapangan peneliti akan memberikan kuesioner/angket mengenai gaya kepemimpinan pelatih bola basket yang sebelum diberikan kepada populasi/sampel sudah diuji validitasnya yang kemudian baru disebar kepada atlet yang mengikuti kegiatan di masing-masing klubnya. Sampel yang diambil untuk penelitian yaitu 12 orang dari masing-masing klub bola basket di Kota Sukabumi. Klub yang masuk dalam daftar penelitian ada empat, yaitu SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, SMA Kristen BPK Penabur Kota Sukabumi, SMA Negeri 3 Kota Sukabumi, dan SMK Negeri 1 Kota Sukabumi. Keempat klub tersebut termasuk dalam divisi 1 di kota Sukabumi menurut pengurus daerah Kota Sukabumi.

Dalam dunia olahraga banyak pelatih yang sukses dalam memimpin dan membina atletnya dengan berbagai macam gaya kepemimpinannya. Cratty (dalam Harsono, 1988: 34) mengemukakan bahwa:

Pada umumnya ada empat jenis gaya kepemimpinan yang standard dan yang dianut oleh para pelatih, yaitu gaya autoritarian (otokrasi, otoriter), gaya demokratis, gaya yang lebih memperhatikan anak buah/atlet


(8)

(people-4

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

centered/person-centered), dan gaya yang lebih menekankan pada tugas(task-oriented).

Berikut karakteristik gaya kepemimpinan menurut Harsono (1988: 35) berdasarkan pernyataan diatas:

Karakteristik pelatih gaya otoriter pada umumnya lebih banyak

menggunakan gaya otoriter dalam pembinaan atletnya, sifatnya “perintah”,

dan menuntut agar perintah-perintahnya dipatuhi dan diselesaikan sesuai dengan kehendaknya, bertindak kurang “manusiawi” (impersonal) dan kurang acuh akan hubungan yang akrab dan hangat dengan atlet, menentukan sendiri tugas-tugas, bagaimana tugas-tugas itu harus dilaksanakan dan diselesaikan, dan menghukum atlet yang tidak menuruti perintahnya.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa gaya kepemimpinan otoriter karakteristiknya egois, kurang bisa bernegosiasi dalam memilih jenis latihan dan kurang dekat dengan atlet. Kepemimpinan otoriter dibutuhkan pada saat situasi serius dan disiplin, tugas-tugas yang harus dijalankan atlet sangat kompleks, dan diterapkan bagi atlet yang merasa kurang percaya diri dan ragu-ragu. Dalam gaya kepemimpinan otoriter juga banyak atlet yang merasa kurang puas karena seringkali memberikan terlalu banyak tugas kepada atlet sehingga menurunkan kualitas latihan (Harsono, 1988: 36).

Selanjutnya karakteristik gaya kepemimpinan demokratis menurut Harsono (1988: 35) yaitu:

Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis pada umumnya lebih akrab dengan atlet, membuka kesempatan kepada atlet untuk turut serta dalam menyusun program latihan, mengijinkan setiap atlet untuk saling berinteraksi tanpa harus meminta izin kepada pelatih, menerima usul-usul, saran-saran dari atlet dan pembantunya, dan tidak banyak memberikan instruksi atau perintah.

Dari pernyataan diatas maksudnya bahwa gaya kepemimpinan ini dapat membuat atlet merasa diakui dan dihargai sebagai insan sosial karena atlet merasa bukan diperlakukan sebagai seseorang yang harus tunduk pada perintah-perintah pelatih, dan memberi kepuasan atlet dimana atlet dapat berunding dalam membuat program latihan dan memilih jenis latihan yang akan dilakukan dalam latihan, sehingga gaya kepemimpinan ini tidak efektif bila waktu yang tersedia untuk latihan terlampau singkat dan kurang menanamkan sifat–sifat agresif dan disiplin.


(9)

5

Selanjutnya karakteristik gaya kepemimpinan people-centered/lebih memperhatikan anak buah menurut Cratty (Harsono, 1988: 38) menjelaskan

bahwa „gaya kepemimpinan people-centred adalah gaya yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan pribadi para atlet.‟

Maksud penjelasan diatas yaitu kepemimpinan dalam melatih lebih mengutamakan kebutuhan atlet dalam situasi latihan, pertandingan, dan kehidupan sehari-harinya, seperti berunding saat atlet mendapatkan masalah saat berada dalam situasi pertandingan dan berunding dalam menyusun program latihan.

Satriya, et al. (2007: 9) menjelaskan karakteristik gaya kepemimpinan

people-centered adalah sebagai berikut :

a. Penekanan utama memenuhi kebutuhan atlet. b. Selalu berinteraksi dengan atlet dan orang sekitar. c. Akan berhasil dalam tingkat kesulitan yang sedang. d. Kurang mendorong semangat tempur kepada atlet.

Selanjutnya gaya kepemimpinan task oriented lebih menekankan pada tugas menurut Cratty (Harsono 1988: 38) menjelaskan bahwa „Gaya kepemimpinan task-oriented adalah gaya yang fokus perhatiannya lebih banyak pada memenangkan setiap pertandingan.‟ Maksudnya adalah pelatih dengan gaya kepemimpinan ini tidak memperhatikan pemenuhan kebutuhan atlet, tujuannya hanya pada tugas-tugas dalam latihan agar tujuannya tercapai sebagai pemenang.

Adapun pelatih yang menerapkan salah satu gaya kepemimpinan secara ekstrim, maksudnya yaitu terus-menerus menerapkan salah satu gaya kepemimpinan tanpa menyesuaikan dengan situasi yang terjadi dalam tim, maka tindakan tersebut akan berdampak buruk pada penampilan atlet itu sendiri.

Dari penjelasan latar belakang, dapat disimpulkan bahwa tidak semua pelatih cabang olahraga kompetitif dapat dipimpin oleh gaya yang sama. Hal itu disebabkan keempat gaya kepemimpinan pelatih tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, selain itu cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.


(10)

6

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Atas dasar latar belakang masalah tersebut penulis ingin mengetahui mana yang lebih dominan gaya kepemimpinan yang dianut oleh pelatih-pelatih klub di kota sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis mencoba merumuskan masalah umum dari penelitian sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan manakah yang dominan diterapkan oleh pelatih klub-klub bolabasket Kota Sukabumi?

2. Bagaimanakah gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bolabasket Kota Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pelatih yang dominan diterapkan oleh klub-klub bola basket kota sukabumi.

2. Untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bola basket di Kota Sukabumi.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi keilmuan bagi para pelatih sebagai masukan pada saat akan menangani seorang atlet dalam menerapkan gaya melatihnya.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis khususnya dan para pelatih pada umumnya dalam menentukan dan menerapkan gaya melatih.


(11)

7

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan untuk mendapatkan data yang akurat, maka dalam hal ini peneliti akan membatasi agar dapat diperoleh hasil yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan tujuan.

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu meluas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah profil gaya kepemimpinan empat orang pelatih klub bola basket kota sukabumi yaitu klub SMAN 1, klub SMAK BPK Penabur, klub SMAN 3, dan klub SMKN 1.

2. Populasi/Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 12 atlet dari masing-masing klub bolabasket Kota Sukabumi, secara keseluruhan menjadi 40 orang yang dijadikan sampel penelitian.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profil gaya kepemimpinan pelatih.

4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atlet klub bola basket Kota Sukabumi

5. Instrumen penelitian menggunakan angket tertutup.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk menghindari kesalaharti penggunaan istilah-istilah yang penulis gunakan.

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Profil adalah pandangan dari samping (wajah orang), lukisan (gambar) orang dr samping, sketsa biografis, penampang (tanah, gunung, dsb), grafik atau ikhtisar yg memberikan fakta tentang hal-hal khusus”. Penyataan tersebut bila dikaitkan dengan penelitian maka profil itu adalah suatu gambaran yang memberikan fakta mengenai gaya kepemimpian yang dianut dari seorang pelatih yang akan di teliti.

2. Kepemimpinan menurut Soewarno Handoyo (1980:64) “Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi


(12)

8

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang laindalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.


(13)

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analsis data mengenai profil gaya kepemimpinan pelatih di klub-klub bolabasket di Kota Sukabumi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelatih-pelatih klub bolabasket di kota Sukabumi banyak menganut atau dominan menerapkan gaya kepemimpinan people centered secara umum berdasarkan perhitungan persentase dan termasuk kedalam kategori tinggi, dengan perolehan skor sebesar 2033 dan persentase 77,01%.

2. Secara umum pelatih bolabasket di semua klub tidak hanya menggunakan satu gaya kepemimpinan saja dalam proses latihannya, akan tetapi menggabungkan dari beberapa gaya. Hal ini terlihat dari perhitungan jawaban responden terhadap angket gaya kepemimpinan pelatih, berikut gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bolabasket kota Sukabumi:

a) Kategori gaya kepemimpinan otoriter di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kedalam kategori rendah, dengan perolehan skor 958 dan persentase 49,90%.

b) Kategori gaya kepemimpinan demokratis di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kategori tinggi, dengan perolehan skor 1811 dan persentase 68,60%.

c) Kategori gaya kepemimpinan task-oriented di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kedalam kategori tinggi, dengan perolehan skor sebesar 2188 dan persentase 70,13%.


(14)

53

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Seorang pelatih bolabasket seharusnya tidak hanya berfokus hanya pada satu gaya kepemimpinan saja, melainkan menggabungkan dari keempat gaya kepemimpinan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dalam latihan maupun pertandingan.

2. Untuk kedepannya agar setiap atlet daapt menghargai keputusan pelatih dalam memilih dan menerapkan gaya kepemimpinannya dalam melatih, karena setiap bentuk gaya kepemimpinan yang diterapkan tersebut terdapat kebaikan dalam upaya pencapaian tujuan latihan tersebut.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai gambaran gaya kepemimpinan pelatih dengan melibatkan jumlah sampel yang lebih banyak dan tidak hanya mengambil sampel dari Kota Sukabumi saja.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Kamus Besar Bahsa Indonesia. Profil. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/ [3 Mei 2013].

Mc Clenaghan, Rottela Patte, R . (1993). terjemahan Drs. Kasiyo Dwijowinoto.

Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan.Semarang: IKIP Semarang Press.

Nurhasan, Hasanudin, C.D. (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung:FPOK UPI Bandung.

PB PERBASI. 2006. Peraturan permainan Bola Basket. Jakarta: Perbasi.

PERBASI. Petunjuk Pelaksanaan Camp Pemain. [Online]. Tersedia: http://www. perbasi.or.id/index.php?ref=peraturan&kat=kepelatihan. [1 Mei 2013]. Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Satriya, Zafar, D.S, dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Handayaningrat, S. (1980). Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya

Suryabrata, S. 1984. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Edisi II. Yogyakarta: Raka Press

Wikipedia. Pelatih. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pelatih. [3 Mei 2013].

Wikipedia. Sejarah Bolabasket. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/ wiki/Pelatih. [3 Mei 2013].


(1)

6

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Atas dasar latar belakang masalah tersebut penulis ingin mengetahui mana yang lebih dominan gaya kepemimpinan yang dianut oleh pelatih-pelatih klub di kota sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis mencoba merumuskan masalah umum dari penelitian sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan manakah yang dominan diterapkan oleh pelatih klub-klub bolabasket Kota Sukabumi?

2. Bagaimanakah gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bolabasket Kota Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pelatih yang dominan diterapkan oleh klub-klub bola basket kota sukabumi.

2. Untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bola basket di Kota Sukabumi.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi keilmuan bagi para pelatih sebagai masukan pada saat akan menangani seorang atlet dalam menerapkan gaya melatihnya.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis khususnya dan para pelatih pada umumnya dalam menentukan dan menerapkan gaya melatih.


(2)

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan untuk mendapatkan data yang akurat, maka dalam hal ini peneliti akan membatasi agar dapat diperoleh hasil yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan tujuan.

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu meluas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah profil gaya kepemimpinan empat orang pelatih klub bola basket kota sukabumi yaitu klub SMAN 1, klub SMAK BPK Penabur, klub SMAN 3, dan klub SMKN 1.

2. Populasi/Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 12 atlet dari masing-masing klub bolabasket Kota Sukabumi, secara keseluruhan menjadi 40 orang yang dijadikan sampel penelitian.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profil gaya kepemimpinan pelatih.

4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atlet klub bola basket Kota Sukabumi

5. Instrumen penelitian menggunakan angket tertutup.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk menghindari kesalaharti penggunaan istilah-istilah yang penulis gunakan.

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Profil adalah pandangan dari samping (wajah orang), lukisan (gambar) orang dr samping, sketsa biografis, penampang (tanah, gunung, dsb), grafik atau ikhtisar yg memberikan fakta tentang hal-hal khusus”. Penyataan tersebut bila dikaitkan dengan penelitian maka profil itu adalah suatu gambaran yang memberikan fakta mengenai gaya kepemimpian yang dianut dari seorang pelatih yang akan di teliti.

2. Kepemimpinan menurut Soewarno Handoyo (1980:64) “Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi


(3)

8

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang laindalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.


(4)

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analsis data mengenai profil gaya kepemimpinan pelatih di klub-klub bolabasket di Kota Sukabumi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelatih-pelatih klub bolabasket di kota Sukabumi banyak menganut atau dominan menerapkan gaya kepemimpinan people centered secara umum berdasarkan perhitungan persentase dan termasuk kedalam kategori tinggi, dengan perolehan skor sebesar 2033 dan persentase 77,01%.

2. Secara umum pelatih bolabasket di semua klub tidak hanya menggunakan satu gaya kepemimpinan saja dalam proses latihannya, akan tetapi menggabungkan dari beberapa gaya. Hal ini terlihat dari perhitungan jawaban responden terhadap angket gaya kepemimpinan pelatih, berikut gambaran gaya kepemimpinan pelatih klub bolabasket kota Sukabumi:

a) Kategori gaya kepemimpinan otoriter di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kedalam kategori rendah, dengan perolehan skor 958 dan persentase 49,90%.

b) Kategori gaya kepemimpinan demokratis di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kategori tinggi, dengan perolehan skor 1811 dan persentase 68,60%.

c) Kategori gaya kepemimpinan task-oriented di klub-klub bolabasket Kota Sukabumi secara umum termasuk kedalam kategori tinggi, dengan perolehan skor sebesar 2188 dan persentase 70,13%.


(5)

53

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, selanjutnya penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Seorang pelatih bolabasket seharusnya tidak hanya berfokus hanya pada satu gaya kepemimpinan saja, melainkan menggabungkan dari keempat gaya kepemimpinan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dalam latihan maupun pertandingan.

2. Untuk kedepannya agar setiap atlet daapt menghargai keputusan pelatih dalam memilih dan menerapkan gaya kepemimpinannya dalam melatih, karena setiap bentuk gaya kepemimpinan yang diterapkan tersebut terdapat kebaikan dalam upaya pencapaian tujuan latihan tersebut.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai gambaran gaya kepemimpinan pelatih dengan melibatkan jumlah sampel yang lebih banyak dan tidak hanya mengambil sampel dari Kota Sukabumi saja.


(6)

54

Dwiwan Bagja Wiguna, 2014

PROFIL GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH KLUB-KLUB BOLABASKET KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Kamus Besar Bahsa Indonesia. Profil. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/ [3 Mei 2013].

Mc Clenaghan, Rottela Patte, R . (1993). terjemahan Drs. Kasiyo Dwijowinoto.

Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan.Semarang: IKIP Semarang Press.

Nurhasan, Hasanudin, C.D. (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung:FPOK UPI Bandung.

PB PERBASI. 2006. Peraturan permainan Bola Basket. Jakarta: Perbasi.

PERBASI. Petunjuk Pelaksanaan Camp Pemain. [Online]. Tersedia: http://www. perbasi.or.id/index.php?ref=peraturan&kat=kepelatihan. [1 Mei 2013]. Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Satriya, Zafar, D.S, dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Handayaningrat, S. (1980). Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya

Suryabrata, S. 1984. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Edisi II. Yogyakarta: Raka Press

Wikipedia. Pelatih. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pelatih. [3 Mei 2013].

Wikipedia. Sejarah Bolabasket. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/ wiki/Pelatih. [3 Mei 2013].