PROFIL GAYA MELATIH PARA PELATIH FUTSAL DI KOTA SERANG.

(1)

PROFIL GAYA MELATIH PARA PELATIH FUTSAL DI KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

DENI PAZRIANSYAH 0901494

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Deni Pazriansyah

NIM : 0901494

Program Study : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan ( FPOK )

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau berpendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Bandung, Agustus 2013 Yang menyatakan

Deni Pazriansyah Nim. 0901494


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DENI PAZRIANSYAH 0901494

PROFIL GAYA MELATIH PARA PELATIH FUTSAL DI KOTA SERANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Mulyana. M.Pd NIP. 197108041998021001

Pembimbing II Muhamad Tafaqur. M.Pd NIP. 197810052009121003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua

Dr. H. R. Boyke Mulyana. M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

ABSTRAK

Deni Pazriansyah Jurusan Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal di Kota Serang.

Pembimbing 1 : Dr. Mulayana. M.Pd, Pembimbing II : Muhamad Tafaqur. M.Pd Prestasi pada cabang olahraga futsal tidak bisa maksimal tanpa peran seorang pelatih yang handal, memiliki pengetahuan luas serta berpengalaman. Setiap pelatih menggunakan gaya melatih yang berbeda untuk mencapai tujuan pelatihan. Efektivitas gaya melatih menjadi salah satu alasan perbedaan digunakannya gaya melatih futsal terutama di klub-klub yang ada di kota Serang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah profil gaya melatih para pelatih futsal di kota Serang.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena masalah dan mencapai tujuan penelitian adalah teori tentang gaya melatih yang terdiri dari gaya melatih otoriter, orientasi tugas dan demokratis. Setiap gaya melatih memiliki perbedaan terutama dalam proses serta tujuan pelatihan. Masing-masing gaya melatih memiliki kelebihan dan kelemahan.

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian yaitu para pelatih dari 12 klub yang ada di kota Serang yang berjumlah 27. Semua pelatih menjadi sampel penelitian (total sampling).

Berdasarkan hasil uji analisis dengan menggunakan tes Krussal diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifkan gaya melatih futsal antar klub di kota Serang. Harga H hitung (130.8) tersebut ternyata lebih besar dari tabel (19.67). Gaya melatih cukup fleksibel dengan ciri dominan adalah orientasi tugas (40 % ) sangat tinggi, otoriter (33% ) nilai tinggi, sedangkan gaya demokratis 27% kelompok sedang.

Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih beragam dan populasi yang lebih besar


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..……… i

KATA PENGANTAR……….………..

UCAPAN TERIMAKASIH...

ii iii

DAFTAR ISI………...……… vi

DAFTAR TABEL………..………

DAFTAR GAMBAR……….………

viii ix DAFTAR DIAGRAM LINGKARAN... x

DAFTAR LAMPIRAN………..……… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ...………. 4 D. Manfaat Penelitian ………...

E. Struktur Organisasi Skripsi ………...

4 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Melatih... 1. Falsafah Melatih ..……….. 2. Tugas , Peran, dan Kepribadian Pelatih……….. 3. Profil Pelatih………... 4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Gaya Melatih…………. 5. Keuntungan dan Kerugian Gaya Melatih…………...

B. Permainan Olahraga Futsal………....

1. Karakteristik Olahraga Futsal………. 2. Teknik Dasar Permainan Futsal……….. C. Karakteristik Atlet Remaja………...

D.Kerangka Pemikiran………

6 6 8 12 14 19 23 23 25 27 28


(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian... B.Populasi dan Sampel Penelitian………. C.Operasionalisasi Variabel... D.Instrumen Penelitian... E. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen... F. Teknik Pengumpulan Data... G.Teknik Analisis dan Penyajian Hasil Penelitian... H.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………

30 31 32 32 37 38 40 43

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi DataGaya melatih Futsal... B. Pembahasan Hasil Penelitian...

46 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..

B. Saran ………....

57 57

DAFTAR PUSTAKA……….……….... 59

LAMPIRAN... 61 DAFTAR RIWAYAT HIDUP...


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 3.2

3.3 3.4

Sumber Data Penelitian……… Kisi – kisi Angket tentang Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal di Kota Serang – Banten……… Skala Likert... Hasil Uji Validitas………....

31

33 38 43

4.1 Profil Gaya Melatih Futsal Di Kota Serang... 46 4.2 Gaya Melatih Otoriter Secara Keseluruhan... 47 4.3

4.4

Gaya Melatih Orientasi Tugas... Gaya Melatih Demokratis...

48 48 4.5 Rata-rata, Simpangan Baku Serta Varians... 49 4.6 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors... 51 4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Test Masing – Masing Kelompok.... 52 4.8 Rangkuman Data Untuk Uji Anava Non Parametrik... 53


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Jati Diri Seorang Pelatih... 7 2.2 Piramida Aspek-aspek Latihan Secara Umum... 24 3.1. Langkah-langkah Penelitian ……….. 30


(9)

DAFTAR DIAGRAM Diagram


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Data Awal Angket 61

2 Hasil Penghitungan Normalitas 64

3 Hasil Penghitungan Homogenitas 77

4 Data Pembantu Uji Hipotesis 78

5 Hasil Penghitungan dan Pengujian 83

6 Foto Hasil Penelitian 84 7 SK Universitas Pendidikan Indonesia 88 8 SK Dari Setiap Club Futsal di Kota Serang 89


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini muncul beberapa tren cabang olahraga yang mulai banyak digemari oleh khalayak ramai, bahkan telah menjadi lifestyle bagi sebagian kalangan. Salah satu cabang olahraga yang mulai populer dan berkembang di era sekarang diantaranya adalah olahraga futsal. Futsal adalah alternatife bagi penggemar permainan sepakbola. Dengan keterbatasan lapangan bola maka futsal adalah salah satu alternatife yang bisa dipilih karena tidak membutuhkan lapangan besar.

Meskipun tergolong baru, perkembangan permainan futsal cukup pesat. Ini terlihat dari banyaknya klub futsal yang bermunculan dan kemudian diikuti dengan bisnis lapangan futsal yang mulai menjamur diberbagai pelosok, khususnya di kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota Serang, Banten. Futsal di kota Serang berkembang dengan pesat. perkembangan futsal di kota Serang ini diikuti dengan tumbuhya beberapa klub Futsal yang berasal dari berbagai jenjang. Sekolah futsal yang terdapat di kota serang diantaranya Bintara, Singadaru, Serang Pratama, Serang Raya, CJ, P-One, dan Smantir. Mulai dari pelajar, mahasiswa dan para pekerja kantor mulai menggandrungi olahraga ini untuk tetap menjaga kebugaran jasmani mereka. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, (2002:2).

Pemenuhan hasrat untuk bergerak, pengembangan kesegaran jasmani yang berkaitan dengan unsur keterampilan motorik dan kesehatan (komponen kebugaran fisik), pengembangan keterampilan, mentransformasikan nilai-nilai antara lain : apresiasi, percaya diri, harga diri, kooperatif, tanggung jawab, sportifitas, kompetitif dan budaya hidup sehat, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh yakni, kognitif, afektif dan psikomotorik.


(12)

2

Selain sebagai olahraga pengisi waktu luang atau untuk menjaga kebugaran jasmani, futsal kini menjadi salah satu olahraga kompetitif, ini terbukti dengan semakin maraknya diadakan pertandingan futsal, diantaranya pertandingan antar pelajar (SMA, SMP dan SD), kejuaraan nasional, Bahkan baru-baru ini sudah dipertandingkan secara internasional. Futsal merupakan olahraga yang perlu penanganan tepat terutama dalam pelaksanaannya. Penting untuk memperhatikan mulai dari kostum (terutama sepatu) pemanasan, permainan dan pendinginan sehingga nantinya tidak ada kesalahan dalam memainkannya.

Pengembangan dan pembinaan futsal secara umum dilakukan oleh lembaga KONI kota Serang. Salah satu fungsi KONI kota Serang adalah mengembangkan kualitas dan prestasi olahraga futsal. Pengembangan kualitas dan prestasi dilakukan melalui maksimalisasi potensi yang mendukung berkembangnya futsal. Salah satu faktor yang turut menentukan perkembangan futsal adalah pelatih. Rekruitmen pelatih dilakukan oleh masing-masing klub berdasarkan kriteria dan kualifikasi yang dipersyaratkan bagi pelatih. Pelatih futsal dikota Serang terdiri dari pelatih local dan pelatih non lokal.

Setiap cabang olahraga, terutama futsal tidak bisa berprestasi maksimal tanpa peran seorang pelatih yang handal dan memiliki pengetahuan luas serta berpengalaman. Berpengetahuan luas diartikan memiliki pemahaman praktis dan teoritis mengenai teknik-teknik dasar futsal, pemahaman kondisi fisik para atlet, masa depan olahraga futsal, olahraga professional futsal. Pengetahuan yang luas mengenai olahraga futsal baik strategi, teknik, kondisi fisik yang dibutuhkan, tipe permainan futsal akan mempermudah para pelatih untuk menyusun konsep pelatihan maupun konsep pelatihan yang mendukung tercapainya tujuan olahraga futsal. Pelatih yang berpengalaman memiliki kemampuan untuk menyusun taktik baik dalam permainan latihan maupun dalam pertandingan antar klub. Pengalaman mengarahkan para pelatih untuk berpikir lebih tepat dan taktis dalam menyusun strategi dalam permainan. Peran pelatih yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan tampak dari cara melatih dan mendorong agar para atlet untuk berprestasi.


(13)

3

Melatih futsal merupakan pekerjaan yang harus didasari pada filosofi dan nilai-nilai pendidikan. Etika yang ingin dibangun tercermin dari gaya melatih seorang pelatih. Penerapan nilai etika dan filosofi untuk mengembangkan potensi atlet pun dapat tercermin pada gaya melatih yang berbeda-beda dari setiap pelatih.Pelatih harus mampu mengimplementasikan metode latihan dengan gaya dan karakter yang sesuai baik filosofi dianut atau aneka keberagaman individu yang dihadapi. Gaya pelatih menunjang suksesnya sebuah metode latihan. Pelatih harus secara cermat memilih metode yang paling efektif dan efisisien dengan gaya melatih yang pas untuk meningkatkan kemampuan dasar dan mental bermain futsal atletnya.

Gaya melatih adalah sikap atau perilaku pelatih dalam memberikan latihan terhadap atlet-atletnya. Situasi dan tuntutan yang dihadapi akan menentukan penerapan gaya melatih yang berbeda. Penerapan gaya melatih futsal tidak hanya tertumpu pada satu gaya. Dimungkinkan penerapan lebih dari satu macam gaya untuk mendorong terciptanya efektifitas latihan.

Pelatih yang baik akan mengambil keuntungan-keuntungan pada masing-masing gaya tersebut. “Pelatih yang sukses biasanya menganut gaya kepemimpinan yang fleksibel yang memungkinkan pelatih untuk berbagai peran”(Harsono, 1988:38). Pada saat latihan tidak intensif maka gaya kepelatihan lebih condong pada gaya demokratis. Pada masa latihan yang pendek gaya tugas dan authoritarians lebih memungkinkan untuk diterapkan dan efektif untuk mencapai tujuan latihan. Seorang pelatih dituntut memiliki pengetahuan dan kecerdasan emosi untuk menyikapi keadaan yang dihadapi. Modifikasi gaya kepelatihan dibutuhkan bagi seorang pelatih agar olahraga tetap menjadi sarana hiburan, prestasi serta pendidikan pada saat yang sama.

Gaya melatih yang tepat merupakan entry point bagi pengembangan olahraga yang memiliki karakter, sportif, dan kreatif. Pemahaman gaya melatih akan membantu pelatih untuk memilih gaya yang tepat untuk diterapkan pada waktu dan individu yang tepat agar tujuan latihan dapat dicapai. Kombinasi beberapa gaya melatih dimungkinkan agar hasilnya maksimal. “Setiap pelatih mempunyai gaya kepemimpinan masing-masing dan sukses tidaknya


(14)

4

kepemimpinannya tidak ditentukan oleh satu gaya tertentu saja” (Harsono, 1988:34). Penelahaan ini akan memberikan ruang bagi evaluasi kepelatihan dalam upaya perbaikan dan pengembangan olahraga Futsal kota Serang. Menyadari hal ini, penulis mencoba mengadakan penelitian tentang “Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal di Kota Serang “

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimanakah Profil Gaya Pelatih Para Pelatih Futsal di Kota Serang ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil gaya melatih para pelatih futsal di kota Serang.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian nanti dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara Teoretis

Untuk mengembangkan teori pengajaran dan pembelajaran mengenai dunia kepelatihan. Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu acuan bagi pengembangan dan pengetahuan tentang futsal terutama tentang dunia kepelatihan.Secara ilmiah penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperkaya khasanah ilmu kepelatihan dalam permainan futsal.

2. Secara Praktis

Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar siswa terutama passing.Sebagai pertimbangan bagi guru atau pelatih olahraga futsal dalam memilih dan menerapkan gaya mengajar alternatif yang efektif untuk meningkatkan mutu hasil latihan keterampilan olahraga yang menjadi tanggung jawabnya.


(15)

5

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri darilima bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang didalamnya berisi tentang latar belakang dari penelitian mengenai profil gaya melatih para pelatih futsal di kota Serang. Selanjutnya merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi. Dalam bab ini juga dipaparkan tujuan penelitian dan pembuatan skripsi serta struktur organisasi skripsi. Bab kedua terdiri dari kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian sehubungan dengan profil gaya melatih para pelatih futsal di kota Serang. Bab ketiga menjabarkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini. Kemudian Bab keempat memaparkan mengenai hasil penelitian, dimana terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan dan analisis data yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab kelima merupakan kesimpulan dari pembahasan tentang profil gaya melatih para pelatih futsal di kota Serang.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian dipilih berdasarkan tujuan penelitian. Sugiyono (2010:3) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya melatih futsal di kota serang. Berdasarkan tujuan tersebut maka metode penelitian ini adalah deskriptif. Nazir (2003:54) menjelaskan bahwa: “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Guna mempermudah penelitian maka disusun langkah-langkah penelitian seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian (Sumber; Arikunto, 2006: 23)

Populasi

Sampel

Pengolahan Data

Pengambilan Data (kuestioner)

Kesimpulan


(17)

31

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sumber data penelitian. Furqon (2009:146) menyatakan bahwa: ” populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama”. Lutan et al (2011:83) menegaskan bahwa: ”Populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang, siswa, guru-guru, atau individu lain yang mempunyai karakteristik tertentu.” Ridwan (2009:6) menjelaskan bahwa: ”Populasi merupakan subjek atau objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.” berdasarkan pendapat para ahli maka disimpulkan bahwa Populasi dalam penelitian ini adalah para pelatih di 12 club yang ada di Kota Serang yang berjumlah 27 pelatih .

Untuk penelitian dengan jumlah populasi besar maka digunakan sampel yang diambil dari populasi. Menurut Sugiyono (2007: 73) bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi”. Peneliti menggunakan semua pelatih sebagai sampel penelitian karena kurang dari 100 atau disebut total sampling.

Guna mengetahui gambaran pelatih maka peneliti menggunakan data melalui kuisioner yang dibagikan kepada anggota club futsal yang berjumlah 185 anggota club yang tersebar di 12 club di kota serang seperti dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel.3.1

Sumber data Penelitian

No Nama Club Jumlah Anggota Club Jumlah Pelatih

1 Bintara 18 3

2 Singandaru 15 2

3 Serang Pratama 19 3

4 Serang Raya 16 2

5 CJ 17 2


(18)

32

7 SMANSA-Serang 17 2

8 SMANTIR 12 2

9 Ngeplex Futsal club 17 3

10 More-Idiot 14 2

11 Saputri Futsal club (SFC)

16 2

12 SMANCIK Futsal Club 13 2

Jumlah 185 27

C. Operasionalisasi Variabel

Agar tidak terjadi salah tafsir pada istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut ini :

1. Gaya melatih adalah sikap atau perilaku pelatih dalam memberikan latihan terhadap atlet-atletnya. Gaya melatih perlatih berbeda-beda dan terkadang pelatih memadukan beberapa gaya untuk meningkatkan hasil–hasil latihan (Harsono, 1988: 4).

2. Gaya melatih Authoitarians adalah pendekatan gaya melatih yang paling bergantung pada pelatih. (Harsono, 1988: 35)

3. Gaya melatih task-oriented adalah gaya yang fokus perhatiannya adalah lebih banyak pada memenangkan setiap pertandingan (Harsono, 1988: 38)

4. Gaya melatih demokratis yaitu gaya yang memberikan kesempatan kepada atlet untuk mengambil keputusan bersama dan atlet diajarkan untuk bertanggung jawab dengan membuat keputusan. (Harsono, 1988: 37).

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai pengumpulan datanya.


(19)

33

Dalam penelitian ini dipergunakan kuisioner berstruktur, karena dalam pelaksanaan dan pemberian skor kuisioner berstruktur bersifat langsung dan hasilnyapun langsung mengarah kepada analisis. Kuisioner ini akan diberikan kepada 185 anggota club futsal yang tersebar di 12 club secara bersama – sama pada saat kegiatan latihan berlangsung.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir – butir pertanyaan angket serta jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah – langkah dalam penyusunan angket. Langkah – langkah penyusunan angket pada Tabel berikut :

Tabel 3.2 Kisi – kisi Angket Tentang Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal di Kota Serang – Banten.

Sub Variabel Konsep Variabel Indikator Pertanyaan

Positif (+) Negatif ( - ) Gaya Melatih

Authoritarians

Gaya

Authoritarian adalah gaya melatih yang menekankan pada pola perilaku pelatih secara otoriter terhadap atlet di lapangan atau pada saat berlatih

1.Komunikasi satu arah

1. Dalam setiap latihan hanya pelatih yang boleh bicara

2. Kami boleh berbicara melebihi suara pelatih 2.Penekanan pada disiplin untuk melaksanakan perintah pelatih

3. Jika terlambat datang, pelatih memberi hukuman berat 4. Walaupun terlambat hadir kami tidak menerima hukuman 3.Sikap atlet penurut dan pendengar

5. Kami tidak boleh membantah apa yang dikatakan

6. Kami tidak perlu mengikuti kata pelatih

4.Persepsi bahwa pelatih

7. Pelatih akan marah jika kami membantah

8. Pelatih tidak keberatan jika


(20)

34 adalah yang paling tahu atau berpengalama n tertanam kuat.

apa yang dikatakan pelatih

kami membantah

5.Disiplin tinggi Tidak valid Tidak valid 6.Sikap pelatih

Otoriter

11.Kami tidak boleh berbicara pada saat latihan 12.Kami boleh berbicara bebas saat latihan 7.Atlet bersikap pasif 13.Kami mengikuti semua perkataan pelatih tanpa kecuali

14.Kami tidak mengikuti apa yang pelatih katakana 8.Menggunakan kekuasaan untuk mengendalika n orang lain

15.Apa yang dikatakan pelatih harus diikuti 16.Kami tidak perlu mengikuti instruksi pelatih 9.Memutuskan segala sesuatunya sendiri tanpa mempertimba ng kan pendapat atlet 17.Pelatih selalu memutuskan hal yang terkait dengan

kegiatan futsal tanpa meminta pendapat kami 18.Pelatih tidak boleh memutuskan bentuk kegiatan futsal 10.Adanya hukuman atas penyimpang an

19.Jika kami tidak mengikuti perintah maka kami akan

dihukum Tidak valid

11.Memutuskan kebenaran ide

21.Yang paling benar adalah pendapat

pelatih Tidak valid

12.Memerintah dalam kelompok.

23.Tidak ada yang memberi perintah kecuali pelatih

24.Kami boleh memberi perintah kepada anggota lain saat latihan


(21)

35 Gaya melatih Tugas (task-oriented) Gaya melatih yang menekankan pada penyelesaian tugas 1.Komunikasi dua arah

25. Kami boleh menyampaikan pendapat

26. Kami tidak boleh menyampaikan pendapat 2.Demontrasi tugas dan fungsi serta tujuan pemberian tugas 27. Sebelum memberikan tugas, pelatih mencontohkan lebih dulu sampai kami mengerti

28. Pelatih tidak pernah

memberikan mencontohkan lebih dulu sebelum memberi tugas 3.Penekanan pada penyelesaian tugas sangat tinggi

29. Setiap pertemuan kami selalu menerima tugas latihan yang

harus dilaksanakan Tidak valid

4.Pelatih memiliki kemampuan teknis yang baik

31. Pelatih dengan mudah mempraktekan bagaimana teknik dasar futsal yang baik

32. Pelatih tidak mampu

mempraktekan teknik dasar futsal

5.Pelatih berorientasi pada tugas sebagai upaya peningkatan kualitas

33. Selalu ada tugas untuk mempraktekan teknik-tknik dasar

pada setiap latihan Tidak valid

6.Fokus pada kemenangan sebagai tujuan utama

35. Tidak ada yang membuat senang pelatih kecuali kemenangan tim

36. Pelatih tidak menunjukanrasa senang ketika kami menang

7.Kuranng berinteraksi dengan atlit

37. kami tidak pernah berbicara dengan pelatih kecuali saat latihan

38. Kami sering berbicara dengan pelatih diluar latihan 8.Selalu sukses dalam tugasnya

39. Kami diarahkan agar selalu meraih kemenangan

40. Kami tidak pernah diarahkan untuk meraih kemenangan 9.Kuranng harmonis dengan

41. Kami sering berbeda pendapat dengan pelatih

42. Kami tidak boleh berbeda pendapat dengan


(22)

36

anggota tim pelatih

Gaya melatih demokratis Gaya melatih yang menekankan pada kesetaraan pelatih dan pemain dalam menentukan latihan, tujuan serta komunikasi dan kerjasama .

1.Mekanisme dan metode latihan disepakati bersama

43. Kami diminta pendapat jika ada tambahan jadwal

latihan Tidak valid

2.Lebih menekankan pada unsur kerjasama

Tidak valid

46. Pelatih tidak termasuk tim futsal

3.Komunikasi berjalan dua arah

47. Kami dengan mudah dapat berbicara dengan pelatih

walaupun diluar waktu latihan

Tidak valid 4.Atlet memiliki kebebasan untuk menentukan waktu dan jenis latihan Tidak valid

50. Kami tidak boleh merubah jadwal latihan

5.Pelatih lebih demokratis

Tidak valid

52. Pelatih tidak suka jika kami berbeda pendapat dengannya 6.Atlet lebih

aktif Tidak valid Tidak valid

7.Banyak memberikan kepuasan kepada atlet

Tidak valid Tidak valid

8.Hubungan pelatih dengan atlet

berlangsung


(23)

37

9.Pelatih bersikap ramah dan bersahabat

59. Pelatih selalu menyapa lebih dulu

jika bertemu Tidak valid

10.Membiarkan tim sebagai keseluruhan untuk membuat rencana

Tidak valid Tidak valid

11.Menerima

saran-sarankan Tidak valid

64. Pendapat kami tidak diterima pelatih 12.Berbicara lebih banyak dari rata-rata anggota

Tidak valid Tidak valid

13.Membiarkan anggota tim berinteraksi dengan yang lain tanpa izin

67. Kami tidak perlu meminta izin pelatih untuk berbicara dengan peserta latihan

68. Kami harus meminta izin jika mau berbicara dengan yang lain

E. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu tentang profil melatih futsal 2. Membuat kisi-kisi sesuai dengan variabel penelitian

3. Menyusun pernyataan-pernyataan sesuai indikator

4. Melakukan uji coba terhadap sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel sebenarnya sebanyak 30 orang

5. Menganalisis hasil angket berdasarkan uji validitas dan reliabilitas 6. membuang pernyatan yang tidak valid

7. Menyebarkan angket sebenarnya kepada sampel sebenarnya 8. Mengolah dan menganalisis hasil angket.


(24)

38

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner (Angket)

Untuk mengetahui bagaimana gaya kepelatihan futsal, peneliti menggunakan kustioner sebagai instrumen utama penelitian. Mc Millan dan Schumacher (2004:357) menjelaskan bahwa: ” kuestioner adalah teknik yang digunakan secara luas untuk memperoleh informasi dari subjek”. Sugiyono (2010: 142) bahwa: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. lebih lanjut dijelaskan “Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarah, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan” (Sugiyono, 2010: 142).

Kuestioner menggunakan skala liker untuk mengetahui jawaban responden atas pernyataan yang diajukan. Alternatif jawaban menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. seperti pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Skala Likert

NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif 1.

2. 3. 4. 5.

SS (Sangat Setuju) S (Setuju)

R (Ragu-ragu) TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5 Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)


(25)

39

a. Uji Angket

1) Uji Validitas Instrumen Data

Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli (judgement expert) seperti diungkapkan Hadi (1986) dalam Sugiyono (2010: 176) bahwa: “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat (instrument) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid“. Angket kemudian diujicobakan kepada sejumlah sampel yang mirip dan dihitung. Perhitungan dilakukan dengan membagi 27% kelompok tertinggi dan 27% kelompok terendah dengan rumus :

̅ 1- ̅2 T = S gab +

Keterangan : ̅ 1 : rata-rata jawaban skor kelompok tinggi ̅2 : rata-rata kelompok skor terendah

N1 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi N2 : jumlah sampel pada kelompok skor terendah

S gab diperoleh dari : √

Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tesebut diatas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.

2) Pengujian reliabilitas Instrumen

Pengujian dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisa konsisternsi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik belah dua dari spearman Brow (split half) (Sugiyono, 2010: 185).


(26)

40

n

x

x

= Keterangan :

r1 = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua

G. Teknik Analisis dan Penyajian Data hasil penelitian 1. Teknik analisis Data

Pengukuran gejala pusat menggunakan teknik statistik modus (nilai yang paling banyak muncul), Median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban dengan rumus sebagai berikut: Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :

a.

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari

 = Jumlah dari x = Skor mentah n = Jumlah sampel b. Mencari modus dengan rumus

Mo = b + P ( Dimana

Mo : modus

b : batas kelas dengan frekuensi terbanyak p : panjang Interval kelas

b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak)


(27)

41

c. Menghitung median dipergunakan rumus:

Md = b + P (

d. Menghitung simpangan baku untuk mngetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus yang terdapat pada halaman berikut :

1

2 1

    

 

n x x S

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

 = Jumlah dari x1 = Nilai data mentah

x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample e. Uji Normalitas

1) Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan mempergunakan rumus :

S x x Z  1

1

(xdan S merupakan rata-rat dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).

b) Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )


(28)

42

 

n

Z Z

BanyaknyaZ Z

S 1, 2... n

1 

c) Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:

d) Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. e) Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut

Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata  = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal ini hipotesis diterima.

f. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi yang sederhana karena cukup membandingkan variansi terbesar dengan variansi tekecil

F max =

Hasil F hitung (max) dibandingkan dengan F (max) tabel dengan kriteria sebagai berikut

Terima H0 jika F (Max) hitung < F (max)tabel Tolak H0 jika F (Max) hitung > F (max)tabel

H0 menyatakan variansi homogen, sedangkan H1 menyatakan variansi tidak homogen

g. Uji Beda dengan anava menggunakan uji parametrik atau nonparametrik tergantung pada jenis data dan uji normalitas serta homogenitas


(29)

43

2. Penyajian Data

Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang diperoleh baik yang diperoleh melalui observasi, kuestioner (angket) maupun dokumentasi (Sugiyono, 2010: 29). Beberapa penyajian data yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah

a. Tabel data interval (hasil angket).

b. Grafik Batang dan Lingkaran ( gambaran persentase hasil kuestioner).

H. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan terhadap 30 peserta club futsal yang mirip dengan sampel dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Pertanyaan Hasil pengujian ( T hitung ) keterangan

p1 5,15 Valid

p2 5,23 Valid

p3 5,58 Valid

p4 2,66 Valid

p5 3,16 Valid

p6 5,79 Valid

p7 3,41 Valid

p8 3,53 Valid

p9 -0,61 Tidak valid

p10 0 Tidak valid

p11 4,58 Valid

p12 2,64 Valid

p13 2,82 Valid

p14 3,14 Valid

p15 3,33 Valid

p16 2,34 Valid

p17 2,49 Valid

p18 5,23 Valid

p19 2,53 Valid

p20 0,32 Tidak valid


(30)

44

p22 1,99 Tidak valid

p23 2,7 Valid

p24 2,67 Valid

p25 3,56 Valid

p26 3,21 Valid

p27 2,26 Valid

p28 2,9 Valid

p29 2,99 Valid

p30 3,9 Tidak valid

p31 2,72 Valid

p32 4,78 Valid

p33 2,73 Valid

p34 1,82 Tidak valid

p35 4,24 Valid

p36 3,97 Valid

p37 3,19 Valid

p38 5,56 Valid

p39 4,58 Valid

p40 2,18 Valid

p41 7 Valid

p42 3,99 Valid

p43 2,53 Valid

p44 0 Tidak valid

p45 0,78 Tidak valid

p46 3,53 Valid

p47 2,49 Valid

p48 -0,33 Tidak valid

p49 -0,92 Tidak valid

p50 2,53 Valid

p51 -1,62 Tidak valid

p52 2,64 Valid

p53 3,03 Tidak valid

p54 0 Tidak valid

p55 -0,66 Tidak valid

p56 0 Tidak valid

p57 -1,04 Tidak valid


(31)

45

p60 -0,18 Tidak valid

p61 -0,52 Tidak valid

p62 0,23 Tidak valid

p63 -0,2 Tidak valid

p64 2,67 valid

p65 0 Tidak valid

p66 -1,27 Tidak valid

p67 2,89 Valid

p68 2,9 Valid

Hasil uji reliabilitas menggunakan bantuan SPSS.20 dan program excell Sedangkan hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,842 68

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan 0.842 artinya angket reliabel karena lebih besar dari 0.60.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian diperoleh kesimpulan Pelatih futsal di Kota Serang menerapkan gaya melatih yang fleksibel dengan ciri dominan adalah orientasi tugas (40 % ) sangat tinggi , otoriter (33% ) nilai tinggi sedangkan gaya demokratis 27% kelompok sedang . Penerapan gaya melatih yang berbeda disesuaikan dengan kondisi para atlet, target atau tujuan serta kelompok atlet ( pemula, mahir atau professional) serta keadaan mental dan kemampuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan , peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pelatih, Penggunaan gaya melatih sebaiknya mengedepankan pengembangan potensi para atlet terlebih usia remaja adalah usia pengembangan potensi . Sebagai club mandiri keikutsertaan atlet menentukan keberadaan club sehingga proses latihan, gaya melatih akan menentukan keikutsertaan para atlet dalam club. Pelatih harus memiliki kebebasan untuk menerapkan gaya latihan sesuai dengan profesi dan keilmuannya sebagai seorang pelatih. Independensi pelatih akan menentukan kelancaran dari program latihan yang dilakukan. Pelatih sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada aspek bakat dalam mengembangkan kemampuan individu namun lebih menekankan pada potensi bahwa semua pasti bisa mengembangan teknik, kualitas dan mental secara berkelanjutan asal berlatih. 2. Bagi klub

Pemilihan pelatih club tidak hanya didasarkan pada kemampuan danpengalaman bermain. Pemilihan pelatih perlu didasarkan pada kredibilitas serta integritas pelatih karena pelatih tidak hanya mengajarkan cara bermain


(33)

58

futsal, strategi atau teknik. Melatih futsal merupakan baguiandari upaya mendidik para generasi muda agar bersikap sportif, bertanggung jawab dan memiliki integritas

3. Bagi atlet

Bakat dalam bermain futsal yang dimiliki tidak akan berarti tanpa latihan yang disiplin dan sistematis. Olehkarena itu keikutsertaan pada latihan bukan didasarkan pada suka atau tidak suka terhadap gaya melatih namun lebih didasarkan pada kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki 4. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih beragam dan populasi yang lebih besar agar diperoleh ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan perkembangan prestasi futsal terutama usia remaja.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

American Sport Education Program. (2007). Melatih Futsal Remaja. Alih bahasa.Lestari. Yogyakarta: Citra Aji Parama

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Batius Matjan (2008). Materi SusFungJas Angkatan I Pusdikjas kodiklat TNI-AD angkatan I.Bandung.Secapa

Furqon (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung.Alfabeta

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:Tambak Kusuma

Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi Lutan et al.( 2007) Penelitian Pendidikan Dalam Olahraga. Bandung. FPOK Mc Milan , Schumacher J (2003).Research in Education. New York. Longman Megawangi, Ratna (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta.BPM Gas

Murhananto. (2006). Dasar-Dasar permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pate et al (2010). Gaya Kepemimpinan Dalam Olahraga. dialihbahasakan Dwijowinoto.

Riduwan (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta Satria (2010). Psikologi Kepelatihan. Bandung.FPok

Sucipto. dkk, (1999). Sepak Bola. FPOK UPI : Bandung. Sugiyono (2010). Statistik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya


(35)

60

Peraturan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, (2002). Jakarta.Depdikbud


(1)

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

| |

p22 1,99 Tidak valid

p23 2,7 Valid

p24 2,67 Valid

p25 3,56 Valid

p26 3,21 Valid

p27 2,26 Valid

p28 2,9 Valid

p29 2,99 Valid

p30 3,9 Tidak valid

p31 2,72 Valid

p32 4,78 Valid

p33 2,73 Valid

p34 1,82 Tidak valid

p35 4,24 Valid

p36 3,97 Valid

p37 3,19 Valid

p38 5,56 Valid

p39 4,58 Valid

p40 2,18 Valid

p41 7 Valid

p42 3,99 Valid

p43 2,53 Valid

p44 0 Tidak valid

p45 0,78 Tidak valid

p46 3,53 Valid

p47 2,49 Valid

p48 -0,33 Tidak valid

p49 -0,92 Tidak valid

p50 2,53 Valid

p51 -1,62 Tidak valid

p52 2,64 Valid

p53 3,03 Tidak valid

p54 0 Tidak valid

p55 -0,66 Tidak valid

p56 0 Tidak valid

p57 -1,04 Tidak valid

p58 -0,68 Tidak valid


(2)

45

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

| |

p60 -0,18 Tidak valid

p61 -0,52 Tidak valid

p62 0,23 Tidak valid

p63 -0,2 Tidak valid

p64 2,67 valid

p65 0 Tidak valid

p66 -1,27 Tidak valid

p67 2,89 Valid

p68 2,9 Valid

Hasil uji reliabilitas menggunakan bantuan SPSS.20 dan program excell Sedangkan hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,842 68

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0 Excludeda 0 0,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan 0.842 artinya angket reliabel karena lebih besar dari 0.60.


(3)

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian diperoleh kesimpulan Pelatih futsal di Kota Serang menerapkan gaya melatih yang fleksibel dengan ciri dominan adalah orientasi tugas (40 % ) sangat tinggi , otoriter (33% ) nilai tinggi sedangkan gaya demokratis 27% kelompok sedang . Penerapan gaya melatih yang berbeda disesuaikan dengan kondisi para atlet, target atau tujuan serta kelompok atlet ( pemula, mahir atau professional) serta keadaan mental dan kemampuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan , peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pelatih, Penggunaan gaya melatih sebaiknya mengedepankan pengembangan potensi para atlet terlebih usia remaja adalah usia pengembangan potensi . Sebagai club mandiri keikutsertaan atlet menentukan keberadaan club sehingga proses latihan, gaya melatih akan menentukan keikutsertaan para atlet dalam club. Pelatih harus memiliki kebebasan untuk menerapkan gaya latihan sesuai dengan profesi dan keilmuannya sebagai seorang pelatih. Independensi pelatih akan menentukan kelancaran dari program latihan yang dilakukan. Pelatih sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada aspek bakat dalam mengembangkan kemampuan individu namun lebih menekankan pada potensi bahwa semua pasti bisa mengembangan teknik, kualitas dan mental secara berkelanjutan asal berlatih. 2. Bagi klub

Pemilihan pelatih club tidak hanya didasarkan pada kemampuan danpengalaman bermain. Pemilihan pelatih perlu didasarkan pada kredibilitas serta integritas pelatih karena pelatih tidak hanya mengajarkan cara bermain


(4)

58

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

futsal, strategi atau teknik. Melatih futsal merupakan baguiandari upaya mendidik para generasi muda agar bersikap sportif, bertanggung jawab dan memiliki integritas

3. Bagi atlet

Bakat dalam bermain futsal yang dimiliki tidak akan berarti tanpa latihan yang disiplin dan sistematis. Olehkarena itu keikutsertaan pada latihan bukan didasarkan pada suka atau tidak suka terhadap gaya melatih namun lebih didasarkan pada kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki 4. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih beragam dan populasi yang lebih besar agar diperoleh ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan perkembangan prestasi futsal terutama usia remaja.


(5)

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

DAFTAR PUSTAKA

American Sport Education Program. (2007). Melatih Futsal Remaja. Alih bahasa.Lestari. Yogyakarta: Citra Aji Parama

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Batius Matjan (2008). Materi SusFungJas Angkatan I Pusdikjas kodiklat TNI-AD angkatan I.Bandung.Secapa

Furqon (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung.Alfabeta

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:Tambak Kusuma

Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi

Lutan et al.( 2007) Penelitian Pendidikan Dalam Olahraga. Bandung. FPOK

Mc Milan , Schumacher J (2003).Research in Education. New York. Longman

Megawangi, Ratna (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta.BPM Gas

Murhananto. (2006). Dasar-Dasar permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pate et al (2010). Gaya Kepemimpinan Dalam Olahraga. dialihbahasakan Dwijowinoto.

Riduwan (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta

Satria (2010). Psikologi Kepelatihan. Bandung.FPok

Sucipto. dkk, (1999). Sepak Bola. FPOK UPI : Bandung.

Sugiyono (2010). Statistik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa.


(6)

60

Deni Pazriansyah, 2013

Profil Gaya Melatih Para Pelatih Futsal Di Kota Serang

Peraturan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, (2002). Jakarta.Depdikbud