EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP.

(1)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP (Penelitian Quasi-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al-Yusufiyah

Garut Tahun Ajaran 2012/2013).

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh Devia Nurbaeti

NIM. 1103156

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP (Penelitian Quasi-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al-Yusufiyah

Garut Tahun Ajaran 2012/2013).

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta didik SMA di Kabupaten Bandung)

Oleh Devia Nurbaeti

S.Pd UPI Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling SPS UPI

© Devia Nurbaeti2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al-Yusufiyah Garut Tahun Ajaran 2012/2013) beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada gugatan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2013 Yang Membuat Pernyataan


(4)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP


(5)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP


(6)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Purpose of this research is to get an effective counselling in improving students courageous. This study used a quantitative analysis method by using a quasi-experimental design. The population of the study was the student of the MTs Al-Yusufiyah Garut. The sample of the study was the eighth grade students. Data were collected through ‘courageous’ questionnaires, pretest-posttest and student questionnaire responses to the implementation of transactional analysis .The result from the research show that there was significant difference between the mean of control groups post – test and experimental group’s score, whereas mean of the experimental control groups post-test was higher than the mean of control group’s post-test. This mean that the implementation of transactional analysis was effective in

improving student’s courageous. Result of the research is recommended for

counsellor or teacher of guidance and counselling implement transactional analysis as one of technique guidance and counselling service. Specifically in improving courage

character since it gives benefit to student’ courage character. Then, as for further

study, the future are suggested to conduct further studying transactional analysis.


(7)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh layanan konseling yang efektif dalam meningkatkan karakter keberanian siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al-Yusufiyah Garut dengan sample kelas 8 MTs Al-Yusufiah. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner karakter keberanian, pretes-postes dan respon siswa terhadap implemetasi konseling analisis transaksional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata – rata nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana skor rata – rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada skor rata – rata kelompok kontrol. Hal tersebut berarti bahwa bahwa implementasi dari konseling analisis transaksional efektif dalam meningkatkan keberanian siswa. Konseling analisis transaksional direkomendasikan untuk digunakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan bimbingan dan konseling. Khususnya dalam meningkatkan karakter keberanian.


(8)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Asumsi Penelitian ... 9

F. Hipotesis Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN KONSEPTUAL KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL DAN KEBERANIAN ... 10

A. Konseling Analisis Transaksional ... 10

1. Konsep dasar Konseling Analisis Transaksional ... 10

2. Teknik – Teknik dalam Konseling Analisis Transaksional ... 21

3. Kaitan Konseling Analisis Transaksional dengan Keberanian Remaja ... 24

B. Karakter Keberanian ... 27

1. Definisi Karakter ... 27

2. Definisi kekuatan karakter (Character Strenght)... 27

3. Perbedaan antara Virtues, kekuatan karakter dan situasional themes ... 28

4. Karakteristik kekuatan karakter ... 29

5. Klasifikasi Kekuatan Karakter ... 30

6. Pengertian karakter keberanian (Courage) ... 33

7. Dimensi – dimensi dalam kekuatan karakter ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 39

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40


(9)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... 44

1. Kisi – kisi Instrumen Pengumpul Data ... 44

2. Pedoman Penilaian ... 45

3. Uji Validitas Instrumen Karakter Keberanian ... 46

4. Uji Reliabilitas Instrumen Karakter Keberanian... 50

E. Prosedur dan Teknik Analisis Data ... 51

1. Prosedur Penelitian... 51

2. Teknik Pengolahan Data ... 52

BAB IV ... 55

A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 72

BAB V ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Rekomendasi ... 105

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP


(10)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa remaja merupakan salah satu fase hidup manusia yang selalu menarik untuk diamati karena merupakan sebuah periode yang penting baik dari sisi fisik maupun psikologis. Dalam fase ini remaja mengalami periode peralihan seorang anak menuju orang dewasa. Sebagaimana pengertian remaja yang diungkapkan oleh Santrock (2003:26) remaja (adolescence) merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Masa remaja juga dikenal sebagai masa perubahan. Ada empat perubahan yang sama, hampir bersifat universal yang terjadi pada remaja yaitu pertama, intensitas meningginya emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan,menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. (Hurlock, 1986:203).

Semua perubahan tersebut itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya pembentukan kekuatan karakter yang baik. Menurut Peterson dan Seligman (2004:15) Tingkat Character Strenght (selanjutnya disebut kekuatan karakter) mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang. Kekuatan karakter menyediakan penjelasan yang dibutuhkan untuk menjalani stabilitas kehidupan yang baik dan menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan remaja. Dalam konteks kehidupan di remaja, remaja yang memiliki kekuatan karakter rendah akan sulit untuk mengatasi hambatan dan tantangan dalam studinya. Dengan berbagai tekanan yang ada, remaja berusaha mengatasi permasalahannya dengan cara negatif dan destruktif. Sedangkan remaja yang memiliki kekuatan karakter tinggi, mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cara yang postif dan kostruktif.


(11)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berbicara mengenai kekuatan karakter, tidak bisa terlepas dari konsep kebajikan (Virtues). Peterson dan Seligman mendefiniskan kebajikan sebagai “the core characteristic valued by moral philoshoper and religious thinkers”(Peterson dan Seligman , 2004 :13). Kebajikan yang ada pada diri manusia dibagi menjadi enam kategori yaitu wisdom, courage, humanity, justice, temperance, dan transendence (Peterson dan Seligman, 2004 : 15). Dari enam kategori tersebut terdapat satu kebajikan yang sangat erat kaitannya dengan permasalahan remaja yaitu kebajikan keberanian (Courage).

Keberanian merupakan kekuatan emosional yang melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi walaupun terdapat halangan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam pencapaiannya (Peterson dan Seligman, 2004 : 199). Menurut Irons (2003 : 5) keberanian adalah suatu tindakan memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya meskipun terdapat halangan karena percaya kebenarannya. Adapun pengertian keberanian menurut Findley, Paul (1995: 10) adalah suatu sifat mempertahankan dan memperjuangkan sesuatu yang dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain. Seorang pribadi yang berani bukan seseorang yang tidak mempunyai ketakutan, dan bukan pula seseorang yang dikalahkan oleh ketakukan. Melainkan seseorang yang mampu mengendalikan ketakutan dan bertindak selaras dengan rasa kewajiban atau putusan rasional.

Istilah keberanian merupakan sebuah kebajikan yang terdiri dari beberapa karakter : Bravery, Integrity, Vitality dan Persistance (Peterson dan Seligman 2004: 199). Bravery adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang benar meskipun mengandung resiko. Remaja memiliki keberanian menghadapi dan membela kebenaran. Bertingkah laku dengan integritas berarti bertanggung jawab bagi diri sendiri tanpa menyalahkan orang lain apabila terdapat kegagalan. Vitality menggambarakan cara seseorang dalam memenuhi sebuah tugas. Remaja akan membawa antusiasme dan energi pada pekerjaan mereka. Mereka fokus pada hal –


(12)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hal baik dan tidak berkecil hati pada kesalahan. Dan remaja yang memiliki sikap persistent akan bertahan menghadapi rintangan, teguh dengan tujuan mereka dan memperjuangkanya hingga selesai.

Lemahnya karakter keberanian pada remaja mendapat sorotan tajam seiring dengan maraknya berbagai kasus yang terjadi di Indonesia. Berbagai laporan menunjukkan kualitas karakter keberanian yang semakin merosot, seperti: (a) Penggunaan rokok dan obat – obatan yang terlarang, (b) Kasus Bullying di sekolah, dan (c) perilaku mencontek.

Hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes-UI) pada tahun 2011 menunjukkan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba sebesar 2,2% atau setara dengan 3,8 - 4,2 juta orang. Angka tersebut berada di bawah proyeksi angka prevalensi internasional saat ini, yaitu 2,32%. Sedangkan dari hasil survei tahun 2012, prevalensi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba sebesar 4,7%, dengan perbandingan 5,4% laki-laki dan 3,6% perempuan.

Hasil studi oleh ahli intervensi bullying, Huneck (dalam Yayasan Semai Jiwa Amini, 2008) mengungkapkan bahwa 10-60% siswa Indonesia melaporkan mendapat ejekan, cemoohan, pengucilan, pemukulan, tendangan, ataupun dorongan, sedikitnya sekali dalam seminggu. Remaja yang tertindas umumnya tidak mempunyai keberanian untuk melawan temannya yang lebih kuat sehingga mereka lebih banyak diam ketika dijahili, diejek, atau ketika mendapat kekerasan dari temannya (Coloroso, 2007). Hasil studi pendahuluan oleh Edmonton (dalam Saripah, 2010) juga memperlihatkan korban bullying cenderung memiliki ketidakpercayaan diri yang tinggi. Pada diri korban, aspek percaya diri ini yang tidak mampu mereka tampilkan sehingga mereka menjadi target dari pelaku. Menurut Rigby (dalam Riauskina, 2006) penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang menjadi korban akan mengalami kesulitan dalam bergaul, merasa takut datang ke sekolah sehingga absensi mereka tinggi dan ketinggalan pelajaran, tak jarang anak yang menjadi korban


(13)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bullying melakukan bunuh diri karena tidak punya cukup keberanian untuk mengkomunikasikan apa yang dialaminya.

Karakter integritas yang diabaikan ketika di bangku sekolah dapat menyebabkan maraknya penyimpangan yang dilakukan di dunia kerja. Kecenderungan perilaku „menyimpang‟ para pejabat kita saat ini dengan indikasi semakin maraknya pemberitaan korupsi di berbagai media merupakan indikasi bahwa kesadaran masyarakat untuk mewujudkan integritas sehingga terbentuk sebuah pribadi yang matang dan berkarakter serta jujur masih belum cukup (Online). Sebagaimana hasil studi yang dilakukan oleh Whitley dan Keight (2001) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang curang (cheat) saat sekolah / kuliah juga akan berbuat serupa dalam berbagai aspek kehidupan mereka yang lain. Hal tersebut senada dengan hasil studi Smith et al (2002) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang secara akademis tidak jujur seringkali akan mentransfer perilaku tersebut ke dalam dunia kerja setelah lulus.

Perilaku remaja seperti disebutkan diatas juga terjadi pada siswa di Madrasah Tsanawiyah MTs Al-Yusufiyah Garut. Menurut guru Bimbingan dan konseling di sekolah tersebut terdapat beberapa kasus yang terkait dengan permasalah karakter keberanian. Diantaranya siswa yang menjadi korban bullying, merokok dan membolos untuk bermain game karena dipengaruhi oleh teman, sering ketahuan mencontek serta permasalahan lainnya. Hasil observasi awal peneliti menunjukkan beberapa siswa yang menarik diri baik dalam pergaulan maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara dengan beberapa siswa bahwa mereka mengalami masalah – masalah diantaranya konflik dengan teman namun tidak berani untuk menyelesaikan, merasa diri tidak mampu menyelesaikan test / tugas sehingga memilih untuk menyontek, merasa diri banyak kekurangan dan merasa tidak bersemangat dalam mengejar menggapai cita – cita .

Gambaran rendahnya karakter keberanian siswa di MTs tersebut juga terlihat berdasarkan hasil instrumen pengungkap keberanian remaja. Berdasarkan hasil tes diperoleh perolehan skor tertinggi adalah 297 sedangkan skor terendah adalah 188.


(14)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skor rata-rata yaitu 250 berada pada kategori sedang. Skor tersebut menunjukkan bahwa mayoritas karakter keberanian siswa MTS Al-Yusufiyah Garut kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 30 orang (42,86%). Adapun siswa yang memiliki karakter keberanian pada kategori sangat tinggi sebanyak 10% (7 orang). Sebanyak 18,57% (13 orang) siswa memiliki karakter keberanian tinggi. Sebanyak 21,43% (15 orang) memiliki karakter keberanian rendah dan 7,14% (5 orang) siswa yang memiliki karakter keberanian sangat rendah.

Dengan adanya sejumlah fenomena tersebut diatas, peneliti berasumsi bahwa kesulitan siswa untuk mengatasi permasalahan dan tantangan di lingkungan sekolah tersebut dikarenakan karakter keberanian dalam diri siswa yang masih rendah. Siswa yang memiliki nilai – nilai keberanian rendah pada dasarnya membutuhkan perhatian dan penanganan khusus dari tenaga pengajar serta konselor karena mereka mengalami keresahan dalam hidup mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan konseling Analisis Transaksional sebagai salah satu pendekatan dalam konseling.

Analisis transaksional (AT) merupakan teori kepribadian dan sistem yang terorganisir dari terapi interaksional. AT memiliki anggapan bahwa disaat kita membuat keputusan berdasarkan premis premis masa lalu yang pada suatu waktu sesuai dengan kebutuhan kelangsungan hidup kita tetapi yang mungkin tidak lagi berlaku (Corey 2010 : 157). Menurut Gerald Corey (210 : 158) AT mengakui bahwa manusia dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dulu telah dibuat pada masa hidupnya mereka pada saat mereka sangat tergantung pada orang lain. Tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan ditantang, dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan baru.

Peneliti memilih pendekatan konseling AT untuk meningkatkan keberanian siswa berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu: (1) Analisis transaksional memandang bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dalam menghadapi persoalan – persoalan hidupnya. AT memiliki pandangan optimis dan realistis tentang


(15)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

manusia dan memandang manusia dapat berubah bila dia mau. Sehingga siswa yang memiliki keberanian yang rendah sekalipun dapat berubah lebih baik, bila kemauannya dapat tumbuh. (2) Tujuan pokok terapi AT adalah mengatasi masalah konseli agar dia punya kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk menentukan pilihannya. Tujuan tersebut sesuai dengan harapan peneliti bahwa siswa yang memiliki nilai keberanian rendah dapat memiliki kemampuan untuk terbebas dari tekanan diantaranya tekanan dari teman sebaya. Hal ini dimulai dengan mennganalisis interaksinya dengan terapis. (3) Fokus AT terpusat pada cara bagaimana konseli berinteraksi, Status Ego yang dimiliki oleh konseli, dan posisi dasar psikologis konseli yang berpengaruh pada kesadaran konseli untuk dapat lebih berani selain itu treatment juga mengacu pada interaksi, cara berbicara, kata-kata yang dipergunakannya dalam berkomunikasi. Analisis terhadap interaksi konseli pada ruangan konseling, memberi kesempatan kepada konseli untuk memperbaiki cara interaksinya dan komunikasinya baik di dalam ruangan Konseling. Karena itu, AT tidak hanya berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau pemahamannya tentang dirinya tetapi sekaligus mempunyai sumbangan positif terhadap keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Hal semacam ini tidak dimilliki oleh pendekatan lainnya. (4) Analisis Transaksioanl merupakan metode yang dapat menganalisis dan memahami pikiran perasaan dan perilaku konseli dengan berbasiskan teori psikologis yang mudah dipahami. (5) Terbentuknya perhimpunan AT, ITAA, dan terbitnya jurnal AT membuktikan bahwa AT sebagai suatu pendekatan yang sudah besar dan berkembang luas dikalangan ahli terapi. keberhasilan AT di klinik-klinik psikoterapi mungkin sekali kita rekrut ke sekolah sebagai salah satu tekhnik konseling yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling khususnya untuk layanan responsif menangani siswa yang memiliki nilai keberanian yang rendah.

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini difokuskan pada “Efektivitas Konseling Analisis Transaksional untuk Meningkatkan Karakter Keberanian Remaja”.


(16)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Identifikasi Masalah dan rumusan masalah

Kekuatan karakter mengarahkan individu pada pencapaian kebajikan (Virtues). Seligman menambahkan kekuatan karakter dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang. Masih menurut Seligman, kekuatan karakter menyediakan penjelasan yang dibutuhkan untuk menjalani keseluruhan dan stabilitas kehidupan yang baik tersebut.

Bukti secara empiris menunjukkan masih banyak siswa yang belum memiliki karakter keberanian yang kuat. Keberanian seseorang sangat terkait dengan status ego yang dominan dalam diri. Seseorang yang memiliki status ego anak yang tertekan cenderung akan menjadi seseorang yang penakut dan demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki status ego dan posisi dasar psikologis yang baik akan memiliki karakter keberanian yang baik pula. Untuk itu diperlukan sebuah layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada perubahan status ego dan posisi psikologis remaja dari tidak sehat menjadi sehat.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan utama yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah efektifitas konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian remaja?”

Rumusan masalah penelitian dijabarkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran karakter keberanian siswa sebelum diberikan layanan konseling Analisis Transaksional?

2. Bagaimana rumusan program konseling analisis transaksional untuk

meningkatkan karakter keberanian siswa?

3. Bagaimana gambaran karakter keberanian siswa setelah diberikan layanan konseling Analisis Transaksional?

4. Bagaimana efektivitas konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa?


(17)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas konseling analisis transaksional dalam meningkatkan karakter keberanian (courage) siswa Kelas VIII MTs Alyusufiah Garut tahun ajaran 2012/2013. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah memperoleh kajian teoritis dan empiris mengenai:

1. Gambaran karakter keberanian siswa sebelum diberikan layanan konseling Analisis Transaksional.

2. Rumusan program konseling analisis transaksional untuk meningkatkan

karakter keberanian siswa.

3. Gambaran karakter keberanian siswa setelah diberikan layanan konseling Analisis Transaksional.

4. Efektivitas konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mendapatkan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis

Dapat memperkaya khasanah teori tentang character strength dan melengkapi berbagai bentuk layanan bimbingan pribadi untuk meningkatkan karakter keberanian remaja.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, mendapatkan fasilitas untuk dapat meningkatkan nilai – nilai keberanian dalam diri dan mengaktualisasikannya dalam menyelesaikan masalah pribadi, social, akademik dan karir.

b. Bagi guru bimbingan dan konseling, dengan memberikan layanan konseling, guru BK dapat meningkatkan kekuatan karakter keberanian (Courage) siswa.


(18)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan penelitian lebih lanjut mengenai konseling analisis transaksional untuk meningkatkan keberanian remaja.

E. Asumsi Penelitian

1. Pendidikan karakter berdampak pada kesehatan fisik, keberhasilan

akademik, dan perilaku proposial (Megawangi, 2004: 46).

2. Posisi hidup yang dipilih berkaitan langsung dengan struktur kepribadian atau ego states yang bersangkutan (Haris, 1967: 21).

3. Terapi dengan menggali status ego dapat digunakan untuk semua kasus yan berkaitan dengan gangguan di pikiran manusia, beberapa diantaranya masalah – masalah personal development khusunya mental block, trauma, obsessive compulsive behavior dan perasaaan yang terus dirundun kesedihan dan kehilangan (Arif, 2002:4)

4. AT menekankan aspek – aspek kognitif rasional –behevioral dan berorientasi kepada peningkatkan kesadaran sehingga konseli akan mampu membuat putusan – putusan baru dan mengubah cara hidupnya (Corey, 2005 : 157).

5. Analisis transaksional merupakan bentuk penanganan masalah-masalah psikologis yang didasarkan atas hubungan antara klien dan terapis demi mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan diri. Kesejahteraan diri dimaksud meliputi : terbebas dari keadaan tertekan, gangguan alam perasaan, kecemasan, berbagai gangguan perilaku khas serta masalah-masalah ketika membangun hubungan dengan orang lain (Spenceley, Online).


(19)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Hipotesis penelitian

Asumsi tersebut di atas menjadi landasan dirumuskannya hipotesis penelitian : “Konseling Analisis Transaksional Efektif Untuk


(20)

41

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008:8) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian non-equivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok). Desain non-equivalent pretest-posttest control group design merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok dikenakan pengukuran sebanyak dua kali yakni sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan konseling analisis transaksional dan pada kelompok control diberikan perlakuan konvensional yang diberlakukan di sekolah. Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

KE


(21)

42

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

KE : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

: Pretest : Postest

: Konseling Analisis Transaksional : Perlakuan konvensional

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Al-Yusufiyah Garut yang beralamat di Jalan Raya Leuwigoong no 68 Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Adapun subjek dalam penelitian ini meliputi siswa - siswi kelas VIII MTs Alyusufiyah, guru pembimbing di Mts Al-yusufiah dan berbagai pihak yang terkait baik langsung maupun tidak langsung.

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono : 2008:215). Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII MTs Al-Yusufiah Tahun ajaran 2012 - 2013).

Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan Nonprobability Sampling Design yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Pengertian Nonprobability Sampling Design menurut Sugiyono (2008:218) adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu penarikan


(22)

43

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sample dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan tertentu (Sugiyono,2008 :218). Dalam penelitian ini dipilih subjek yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah berdasarkan hasil skor angket keberanian.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana merumuskan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah konseling analisis transaksional, sedangkan variabel terikat adalah karakter keberanian siswa SMP. Variabel bebas dan variabel terikat dlaam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Keterangan:

Variabel X mempengaruhi Variabel Y. Program Konseling Analisis Transaksional sebagai variabel bebas (X), karakter keberanian siswa sebagai variabel terikat (Y).

Adapun definisi operasional variabel sebagai berikut : 1. Karakter Keberanian (Courage)

Definisi operasional Keberanian (Courage) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: kekuatan emosional pada siswa kelas VIII MTs Al-yusufiyah yang melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi walaupun terdapat halangan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam pencapaiannya. Rumusan aspek dan indikator keberanian siswa berlandaskan kepada teori character strength yang dikemukakan Peterson & Seligman (2004). Aspek dan indikatonya adalah sebagai


(23)

44

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berikut :

1) Bravery (valor) : Kemampuan untuk melakukan sesuatu yang benar meskipun mengandung resiko. Karakter ini ditandai dengan 4 indikator yaitu :

a. Individu berani mengutakan kebenaran walaupun bertentangan dengan orang lain

b. Individu berani melakukan kebenaran dan tidak takut terhadap ancaman, tantangan, atau kesulitan

c. Individu berani tampil berbeda walaupun tidak popular (Seligman 2004) 2) Persistence ( perseverance, industriousness): Kemampuan untuk dapat gigih

dan tekun dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Indikator dari persisten adalah :

a. Individu mampu menyelesaikan semua pekerjaan yang telah dimulai

b. Individu merasa senang atau puas apabila telah merampungkan semua tugas

c. Individu mampu merampungkan semua tugas walaupun terdapat hambatan

dan kesulitan (Seligman, 2004)

3) Integrity (authencity, honesty) : Kemampuan konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integrity memiliki indokator sebagai berikut :

a. Individu menampilkan yang sebenarnya, menampilkan diri apa adanya atau autentik

b. Individu bertanggung jawab atas perasaan dan tingkah laku

c. Individu tidak menyalahkan orang lain apabila terdapat kegagalan (Seligman, 2004)

4) Vitality (zest, enthusiasm, vigor, energy): Kemampuan untuk merasakan semangat dan energi dalam menjalani kehidupan. Karakter ini ditandai dengan empat indikator yaitu :

a. Individu menjalani hidup dengan penuh semangat, kegembiraan dan berenergi


(24)

45

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Individu menjalani hidup sebagai seorang petualang

c. Individu merasakan hidup bahagia dan aktif (Seligman, 2004)

2. Konseling Analisis Transaksional

Konseling Analisis Transaksional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada siswa kelas VIII MTS Alyusufiah Garut tahun ajaran 2012-2013 yang dilakukan secara berkesinambungan agar para siswa dapat meningkatkan karakter keberanian sehingga mereka sanggup mengarahkan diri dan bertindak secara wajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Bentuk aktivitas konseling ini adalah para siswa kelas VIII mengikuti tahapan - tahapan yang telah disiapkan oleh guru.

Tahapan konseling kelompok analisis transaksional dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, mengadopsi dari beberapa karya Gouldings (Corey, 2010:347), yaitu :

1). Tahap Inisiasi (Initial Stage)

Pada tahap awal, konseling kelompok berada dalam tahap memperkenalkan, melibatkan dan memasukkan para anggota kedalam kehidupan suatu kelompok. Selain itu pada tahap ini konseling terfokus pada “pengeratan” atau penormaan yang dapat didefinisikan sebagai suatu semangat “kekitaan”. Pada tahap ini para anggota menjadi lebih dekat secara psikologis dan kecenderungan berbagi mulai timbul. Pada tahap ini, juga disampaikan aturan main selama proses konseling, seperti pembahasan tentang hak dan kewajiban peserta, dan peraturan dan norma yang diberlakukan selama kegiatan

3).Tahap Kerja (the working stage)

Konseling kelompok pada tahap kerja meliputi diskusi, saling berbagi pendapat dan pengalaman, memecahkan permasalahan dan mengerjakan tugas - tugas. Pada tahap ini, peneliti akan menggunakan tekhnik dalam konseling analisis transaksional yaitu analisis struktural, analisis transaksional, analisis permainan dan analisis skenario.


(25)

46

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4). Tahap Akhir ( the final stage)

Pada tahap penutupan ini proses konseling berlangsung dengan merangkum dari fase terdahulu (tahap awal dan tahap pertengahan). Selanjutnya pada tahap akhir anggota kelompok atau konseling juga berupaya merealisasikan rencana - rencana tindakan dan keputusan - keputusan hingga dapat mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang diharapkan.

D. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data 1. Kisi - Kisi Instrumen pengumpulan data

Kisi - kisi instrumen pengumpul data dibuat untuk menyusun perangkat instrumen penelitian, yaitu skala pengukuran tingkat keberanian siswa yang digunakan untuk menjaring data tentang tingkat keberanian sebelum dan sesudah mengikuti konseling analisis transaksional. Indikator - indikator keberanian diturunkan dari karakter - karakter yang terdapat pada keutamaan keberanian menurut Peterson dan Seligman. Konstruk yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah sikap, yaitu seberapa sesuai sikap para siswa kelas VIII MTs Alyusufiah Garut, tahun ajaran 2012-2013 dengan konsep keberanian.

Kisi-kisi instrumen karakter keberanian remaja Sebelum Uji Coba ditampilkan pada Tabel 3.1. berikut ini.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Karakter Keberanian

Aspek Indikator Nomor Item

(+) (-)

Courage (kekuatan emosional yang melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi walaupun

a. Bravery (tidak takut terhadap ancaman, tantangan, kesulitan, atau rasa sakit, berani

mengutarakan kebenaran walaupun bertentangan dengan

1, 2, 6,7, 8, 10, 12

3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 14, 15


(26)

47

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terdapat halangan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam pencapaian)

orang lain, berani tampil berbeda walaupun tidak popular,

b. Persistence ( menyelesaikan semua pekerjaan yang telah dimulai, merasa senang atau puas apabila telah

merampungkan semua tugas walaupun terdapat hambatan dan kesulitan)

16, 17, 20, 21, 24, 28, 29 , 30

18, 19, 22, 23, 25, 26, 27

c. Integrity ( menampilkan yang sebenarnya, menampilkan diri apa adanya atau autentik,

bertanggung jawab atas perasaan dan tingkah laku

31, 32, 34, 35, 39, 40, 41, 42

33, 36, 37,38, 43

d. Vitality ( menjalani hidup dengan penuh semangat, kegembiraan dan berenergi, tidak melakukan sesuatu setengah - setengah, menjalani hidup sebagai seorang petualang, merasakan hidup bahagia dan aktif

44,45,46,47, 51,52,53,54, 56, 59, 60, 61, 62, 64, 66, 67, 72, 73, 74, 75, 77, 79, 80, 81

48, 49, 50, 55, 57, 58,63,65, 68, 69, 70, 71, 76, 78


(27)

48

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skala yang digunakan dalam angket karakter keberanian ini mengacu pada prinsip-prinsip Skala Likert. Stimulus dari item-item instrumen ini adalah perilaku yang menggambarkan karakter responden. Respon dari stimulus ini adalah memilih jawaban yang telah disediakan. Jawaban-jawaban tersebut akan menggambarkan karakter keberanian siswa diri responden.

Instrumen karakter keberanian yang disusun peneliti memiliki lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Adapun penentuan skor untuk jawaban terhadap pernyataan positif (vaforeble) adalah Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4, Ragu-Ragu = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan untuk skor jawaban item pernyataan negatif (unvaforeble) adalah: Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Ragu-Ragu = 3, Tidak Sesuai = 4, Sangat Tidak Sesuai = 5.

3. Uji Validitas Instrumen Karakter Keberanian Remaja

Untuk mendapat item - item instrumen yang valid dilakukan uji validitas terhadap instrumen karakter keberanian. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevitalan atau kesahajaan suatu instrumen. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008: 173).

Uji validitas dilakukan dengan penimbangan instrumen. Instrumen penelitian ditimbang oleh tiga orang pakar sebagai hasil kajian dan telaah terhadap dari segi isi redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek - aspek yang akan diungkapkan. Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari ketiga pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbangan tersebut.

Instrumen yang sudah dinilai dan direvisi kembali diteladani oleh 6 responden dari kalangan siswa SMP untuk mengetahui apakah setiap item dapat dan mudah dipahami oleh responden. Instrumen kemudian diuji kepada siswa Kelas VIII Mts Alyusufiah. Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan pengolahan data uji validitas untuk mendapatkan daya beda secara empiris. Uji validitas dilakukan


(28)

49

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan mengkodifikasikan nilai butir pertanyaan dengan jumlah total nilai. rumus yang digunakan adalah product moment dari Pearson dengan rumus :

xy r =

  

  

2 2 2 2 .

 

   Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

r =Koefisien korea Perasa antara item dengan variabel yang bersangkutan X = Skor Item dalam variabel

Y = Skor semua item dalam variabel N = Jumlah Responden

Pengambilan keputusan mengenai signifikan validitas instrumen tes dengan kriteria :

a. Instrumen tes valid (memiliki korelasi yang signifikan jika rhitung>rtabel)

b. Instrumen tidak valid (tidak memiliki korelasi yang signifikan) jika rhitung<rtabel

Proses perhitungan dan pengolahan uji instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer yakni program Microsoft Excel.

Hasil perhitungan terhadap 72 butir soal untuk angket karakter keberanian siswa SMA, diperoleh item soal yang tidak valid sebanyak 12, sehingga total item soal yang valid adalah 60. Berikut ini disajikan hasil uji validitas angket karakter keberanian remaja dalam Tabel 3.3 di bawah ini.


(29)

50

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai 3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,2

4,25,26,27,28,29,31,32,33,35,36,38,39,40,42,43,44,46, 47,48,49,50,51, 52,53,

54,55,56,58,59,60,61,62,64,65,66,67,68,69,70,71

60

Tidak Memadai

1,3,30,37,41,45,50,52,54,58,63,72 12

Tabel 3.4 di bawah ini menampilkan distribusi item-item pada Skala character strength yang dinyatakan valid setelah dilakukan penomoran ulang.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Karakter Keberanian Siswa SMP

Variabel Aspek Indikator Nomor Item

(+) (-)

Karakter Keberanian

a. Bravery Individu berani

mengutarakan kebenaran walaupun bertentangan dengan orang lain

1 2,3,4 4

Individu berani melakukan kebenaran dan tidak takut


(30)

51

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap ancaman, tantangan, atau kesulitan Individu berani tampil berbeda walaupun tidak popular

11,12,13 14,15,16 6

b.

Persistence

individu mampu

menyelesaikan semua

pekerjaan yang telah dimulai

17,18,19 20,21,22 6

Individu merasa senang atau puas apabila telah

merampungkan semua tugas

23,24,25 26,27 5

Individu

mampu

merampungkan semua tugas walaupun terdapat hambatan dan kesulitan


(31)

52

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Integrity Individu menampilkan yang

sebenarnya

34 35,36,37 4

Bertanggung

jawab atas perasaan dan tingkah laku

38,39,40 41,42 5

Individu tidak

menyalahkan orang lain apabila terdapat kegagalan

43 44,45 3

d. Vitality Individu

menjalani hidup dengan penuh semangat, kegembiraan dan berenergi

46,47 48,49,50 5

Individu

menjalani hidup sebagai seorang petualang

51,52 53,54,55 5

Individu

merasakan hidup bahagia dan aktif


(32)

53

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Uji Reliabilitas Instrumen Karakter Keberanian Remaja

Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Hasil penelitian dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,2008:172).

Untuk menghitung koefesien reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item

n2 = Jumlah varian butir t2 = Varians total

dengan :

n2 = Varians butir tiap item

n = Jumlah responden uji coba instrumen

2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus :

Dengan:

t2 = Varians total

n = Jumlah responden uji coba instrumen

2

11 1 2

1 n t k r k            2 2 2 ( ) n X X n n      2 2 2 ( ) t Y Y n n     


(33)

54

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item

2

= Jumlah kuadrat skor responden

Sebagai tolak ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari Sugiyono dan Wibisono (2001: 172) sebagai berikut :

0,00 - 0,19 Derajat keterandalan sangat rendah. 0,20 - 0,39 Derajat keterandalan rendah. 0,40 - 0,59 Derajat keterandalan cukup. 0,60 - 0,79 Derajat keterandalan tinggi. 0,80 - 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi.

Berdasarkan pada tolak ukur di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reliabilitas angket keberanian siswa SMP sebesar 0.787 berada pada kategori tinggi, artinya instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

E. Prosedur dan Teknik Analisis data 1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Tahap persiapan

1) Menyusun prososal penelitian dan mengikuti ujian proposal tesis. Dalam proses ini peneliti melakukan perbaikan atas koreksi dan saran dari penguji ujian proposal.

2) . Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing tesis pada

Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun dosen pembimbing dalam tesis ini adalah Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN M.Pd sebagai pembimbing 1 dan Dr. Mubiar Agustin M.Pd sebagai pembimbing 2.

3) Melakukan studi pendahuluan dengan melalukan oservasi dan wawancara

kepada civitas akademika di lokasi penelitian akan dilaksanakan.


(34)

55

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UPI kepada Kepala Sekolah MTs Al-Yusufiyah Garut.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pemberian kuesioner awal (Pre-Test). Kuesioner diberikan kepada

seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Yusufiyah, untuk mengetahui profil umum karakter keberanian siswa.

2) Melakukan analisis hasil instrumen karakter keberanian siswa untuk mendapatkan data mengenai karakter keberanian sebelum diberikan perlakuan.

3) Membuat program bimbingan dan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa berdasarkan data yang diperoleh pada hasil pre-test yang telah diberikan.

4) Melakukan uji rasional kepada para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling untuk mendapatkan judgment bahwa program telah layak untuk digunakan.

5) Melakukan uji keterbacaan program agar program tersebut dapt dipahami

dengan baik oleh pengguna program yakni konselor sekolah atau guru BK.

6) Menyempurnakan program konseling analisis transaksional

7) Melakukan perlakuan konseling analisis transaksional kepada kelompok eksperimen. Program ini terdiri dari enam kali pertemuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan perlakuan konvesional.

8) Memberikan kuesioner ( post test) pada kelompok eksperimen dan

kelompok control untuk mengetahui karakter keberanian siswa setelah mendapatkan perlakuan pada masing – masing kelompok.

c. Tahap pelaporan hasil penelitian

2. Teknik pengolahan data

Langkah analisis untuk memperoleh gambaran umum tingkat karakter keberanian siswa SMP dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.


(35)

56

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Kategorisasi Karakter Keberanian siswa SMP

Skala Sigma

Skala Angka Keterangan

+1,5 µ +1,5σ < X Kategori sangat tinggi

+0,5 µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi

-0,5 µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori Sedang

-1,5 µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah

X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah

Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh kategori karakter keberanian siswa MTs Al-Yusufiyah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kategorisasi Character Strength Siswa SMP

Skala Angka Keterangan

> 245 Kategori sangat tinggi

223 - 244 Kategori tinggi

201 - 222 Kategori Sedang

179 - 200 Kategori rendah

< 178 Kategori sangat

rendah

Keterangan:

X maksimum teoritik : Skor tertinggi yang mungkin diperoleh dalam skala X minimum teoritik : Skor terendah yang mungkin diperoleh dalam skala


(36)

57

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

σ : Standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum

Untuk melihat gambaran tingkat karakter keberanian siswa pada setiap aspek dan indikator, dipergunakan teknik menghitung persentase. Rumus persentase yang digunakan sebagai berikut:

Persentase aspek = x 100%

Persentase indikator = ∑ x 100%

Rumusan penelitian kedua difokuskan ke dalam hipotesis sebagai berikut: “konseling analisis transaksional efektif untuk meningkatkan karakter keberanian remaja”. Teknik statistik yang digunakan untuk uji hipotesis penelitian adalah uji dua data sampel independen, uji t independen digunakan untuk menganalisis keefektifan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa SMP antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tujuan uji T adalah untuk membandingkan kedua data pra-layanan dan pasca layanan tersebut sama atau berbeda. Adapun untuk perhitungan uji T akan


(37)

92

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Secara umum, tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas program konseling analisis transaksional yang dapat meningkatkan karakter Keberanian siswa Kelas VIII MTs Al-Yusufiyah Garut tahun ajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas karakter Keberanian siswa MTS Al-Yusufiyah Garut kelas VIII Tahun

Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Gambaran setiap aspek pada karakter Keberanian yang meliputi aspek bravery, persistence, integrity dan vitality.

2. Pengembangan program konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa terdiri dengan memperhatikan aspek – aspek yang membentuk karakter keberanian.

3. Konseling analisis transaksional efektif untuk meningkatkan karakter Keberanian siswa kelas VIII MTs. Al-Yusufiyah terutama pada indikator Persistent, Integrity dan vitality.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diberikan rekomendasi kepada pihak sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

a. Penerapan Konseling Analisis transaksional memerlukan fasilitas – fasilitas yang mendukung diantaranya ruangan konseling yang memadai digunakan baik untuk konseling individual maupun konseling kelompok. untuk itu pihak sekolah direkomendasikan untuk menyediakan fasilitas dan aspek penunjang lainnya.


(38)

93

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Pihak sekolah memberikan kesempatan kepada Guru BK untuk mengikuti pelatihan, khususnya pelatihan penerapan konseling Analisis Transaksional c. .

2. Guru Bimbingan dan Konseling

a. Guru bimbingan dan konseling mengimplementasikan konseling analisis transaksional sebagai salah satu layanan utuk meningkatan karakter siswa. Pelaksanaan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter Keberanian siswa akan lebih efektif jika dilaksanakan secara berkelanjutan karena menekankan kepada kebiasaan siswa yang terus menerus dilakukan dan dipraktikan .

b. Guru bimbingan dan konseling memahami konseling analisis transaksional baik dalam hal konsep maupun teknik konseling.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Mengujicobakan konseling AT untuk meningkatkan karakter keberanian

siswa pada jenjang pendidikan lain.

b. Memperluas tahap pelaksanaan layanan, dan metode penelitian yang dapat disesuaikan seperti menggunakan metode studi kasus, studi deskruptif, pengembangan model dan lain – lain.

c. Menyesuaikan variabel terikat selain keberanian misalnya self- regulation, motivasi belajar dan self-concept.

d. Selain itu patut diperhatikan kontrol yang baik terhadap variabel-variabel yang dapat mengancam proses pelaksanaan layanan seperti kompetensi peneliti, kondisi siswa, serta proses pemberian konseling.


(39)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Coloraso,B (2007). Stop Bullying:Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta : PT Serambi Ilmu.

Corey, Gerald (2010).Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama.

Creswell, John.(2008). Educational Research. New Jersey : Pearson Merill Prentice Hall Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Doni Koesoema. (2007). Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Furqon, (2002) Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Gede Raka. 1997. Makalah Seminar Nasional Pendidikan Karakter di Universitas Negeri Yoyakarta. Pendidikan Membangun karakter. Guru Besar, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.

Geldard, Kathyrin dkk.2011. Konseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Harris, Thomas. (1967). I’m OK You’re OK : A Practical Guide to Transactional Analysis. New York : Harpew dan Row Publication Inc.


(40)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jahja, Adi. Integritas akademik dalam membangun SDM Profesional di Perguruan Tinggi : Kasus Academy Dishonesty STIE PERBANAS. Jurnal Ilmu Pendidikan,

Jilid 14 Nomor 1, Februari 2007 hlm 46-61.

Johnsson, Roland.(2011).Transactional analysis psychotherapy : Three methods describing a transactional analysis group therapy. Sweden : Lund Univercity

Mashudi, Farid.(2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta : Ircisod.

Megawangi, Ratna. (2010). Pendidikan Karakter Solusi Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta : IHF

Mudjijono, dkk. (2013). Penerapan Konseling Analisis Transaksional dengan Teknik Role Playing Untuk Meminimalisasi Perilaku Bullying Siswa. Singaraja : UPG

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurjanah, Neneng.(2010). Efekivitas konseling analisis transaksional untuk

meningkatkan self esteem siswa (studi kasus terhadap siswa SMAN 1

Cikalongwetan kabupaten Jawa Barat). Tesis. Bandung : UPI tidak diterbitkan.

Palmer, Stephen (2000). Introduction to councelling and psychotherapy.The Essential Guide.London : Sage Publication Ltd

Findley, Paul. 1995. Mereka Berani Bicara. Bandung: Mizan

Pautina, Amalia.(2012).Bimbingan kelompok dengan pendekatan analisis transaksional untuk mengembangkan konsep diri siswa : studi eksperimen semu di kelas X SMA


(41)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peterson,C & Seligman.(2004). Character Strength And Virtues ; A Handbook & Classificaton. New York : Oxford University Press, Inc.

Philips, Simon.(2008).Refleksi Karakter Bangsa.Jakarta: Bumi Aksara

Rusmana, Nandang.(2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok Di Sekolah (Metode, Tekhnik dan Aplikasi. Bandung : Rizki

Saripah, I.(2010). Model Konseling Kognitif Untuk Menanggulangi Bullying Siswa. Jurnal Psikologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Spenceley, Dave.(____). History / Philosophy / Approaches Of Transactional Analysis. [Onlien]. Tersedia : http://www.ta-psychotherapy.co.uk/pdf/101.pdf (5 Februari 2013)

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengatar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Syamsu, Yusuf.(2012).Model Bimbingan dan Konselig untuk mengembangkan Character Strenght Pada Jalur Pendidikan Formal.Makalah.Bandung:UPI. Tidak

Diterbitkan

Revel, Fleming H. 2006 Berani Hidup Total Merenda Iman. Yogyakarta: Penerbit Andi Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan


(1)

57

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

σ : Standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum

Untuk melihat gambaran tingkat karakter keberanian siswa pada setiap aspek dan indikator, dipergunakan teknik menghitung persentase. Rumus persentase yang digunakan sebagai berikut:

Persentase aspek = x 100%

Persentase indikator = ∑ x 100%

Rumusan penelitian kedua difokuskan ke dalam hipotesis sebagai berikut: “konseling analisis transaksional efektif untuk meningkatkan karakter keberanian remaja”. Teknik statistik yang digunakan untuk uji hipotesis penelitian adalah uji dua data sampel independen, uji t independen digunakan untuk menganalisis keefektifan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa SMP antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tujuan uji T adalah untuk membandingkan kedua data pra-layanan dan pasca layanan tersebut sama atau berbeda. Adapun untuk perhitungan uji T akan menggunakan software SPSS.16.


(2)

92

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Secara umum, tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas program konseling analisis transaksional yang dapat meningkatkan karakter Keberanian siswa Kelas VIII MTs Al-Yusufiyah Garut tahun ajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas karakter Keberanian siswa MTS Al-Yusufiyah Garut kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Gambaran setiap aspek pada karakter Keberanian yang meliputi aspek bravery, persistence, integrity dan vitality.

2. Pengembangan program konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter keberanian siswa terdiri dengan memperhatikan aspek – aspek yang membentuk karakter keberanian.

3. Konseling analisis transaksional efektif untuk meningkatkan karakter Keberanian siswa kelas VIII MTs. Al-Yusufiyah terutama pada indikator Persistent, Integrity dan vitality.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diberikan rekomendasi kepada pihak sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

a. Penerapan Konseling Analisis transaksional memerlukan fasilitas – fasilitas yang mendukung diantaranya ruangan konseling yang memadai digunakan baik untuk konseling individual maupun konseling kelompok. untuk itu pihak sekolah direkomendasikan untuk menyediakan fasilitas dan aspek penunjang lainnya.


(3)

93

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Pihak sekolah memberikan kesempatan kepada Guru BK untuk mengikuti pelatihan, khususnya pelatihan penerapan konseling Analisis Transaksional c. .

2. Guru Bimbingan dan Konseling

a. Guru bimbingan dan konseling mengimplementasikan konseling analisis transaksional sebagai salah satu layanan utuk meningkatan karakter siswa. Pelaksanaan konseling analisis transaksional untuk meningkatkan karakter Keberanian siswa akan lebih efektif jika dilaksanakan secara berkelanjutan karena menekankan kepada kebiasaan siswa yang terus menerus dilakukan dan dipraktikan .

b. Guru bimbingan dan konseling memahami konseling analisis transaksional baik dalam hal konsep maupun teknik konseling.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Mengujicobakan konseling AT untuk meningkatkan karakter keberanian siswa pada jenjang pendidikan lain.

b. Memperluas tahap pelaksanaan layanan, dan metode penelitian yang dapat disesuaikan seperti menggunakan metode studi kasus, studi deskruptif, pengembangan model dan lain – lain.

c. Menyesuaikan variabel terikat selain keberanian misalnya self- regulation, motivasi belajar dan self-concept.

d. Selain itu patut diperhatikan kontrol yang baik terhadap variabel-variabel yang dapat mengancam proses pelaksanaan layanan seperti kompetensi peneliti, kondisi siswa, serta proses pemberian konseling.


(4)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Coloraso,B (2007). Stop Bullying:Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari Prasekolah

Hingga SMU. Jakarta : PT Serambi Ilmu.

Corey, Gerald (2010).Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika

Aditama.

Creswell, John.(2008). Educational Research. New Jersey : Pearson Merill Prentice Hall

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Doni Koesoema. (2007). Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.

Jakarta: Grasindo.

Furqon, (2002) Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Gede Raka. 1997. Makalah Seminar Nasional Pendidikan Karakter di Universitas Negeri

Yoyakarta. Pendidikan Membangun karakter. Guru Besar, Fakultas Teknologi

Industri, Institut Teknologi Bandung.

Geldard, Kathyrin dkk.2011. Konseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda.

Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Harris, Thomas. (1967). I’m OK You’re OK : A Practical Guide to Transactional Analysis. New York : Harpew dan Row Publication Inc.


(5)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jahja, Adi. Integritas akademik dalam membangun SDM Profesional di Perguruan

Tinggi : Kasus Academy Dishonesty STIE PERBANAS. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 14 Nomor 1, Februari 2007 hlm 46-61.

Johnsson, Roland.(2011).Transactional analysis psychotherapy : Three methods

describing a transactional analysis group therapy. Sweden : Lund Univercity Mashudi, Farid.(2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta : Ircisod.

Megawangi, Ratna. (2010). Pendidikan Karakter Solusi Tepat Untuk Membangun

Bangsa. Jakarta : IHF

Mudjijono, dkk. (2013). Penerapan Konseling Analisis Transaksional dengan Teknik

Role Playing Untuk Meminimalisasi Perilaku Bullying Siswa. Singaraja : UPG Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurjanah, Neneng.(2010). Efekivitas konseling analisis transaksional untuk meningkatkan self esteem siswa (studi kasus terhadap siswa SMAN 1 Cikalongwetan kabupaten Jawa Barat). Tesis. Bandung : UPI tidak diterbitkan. Palmer, Stephen (2000). Introduction to councelling and psychotherapy.The Essential

Guide.London : Sage Publication Ltd

Findley, Paul. 1995. Mereka Berani Bicara. Bandung: Mizan

Pautina, Amalia.(2012).Bimbingan kelompok dengan pendekatan analisis transaksional

untuk mengembangkan konsep diri siswa : studi eksperimen semu di kelas X SMA Negeri 6 Bandung.Tesis,Bandung : UPI. Tidak diterbitkan.


(6)

Delvia Nurbaeti,2014

EFEKTIVITAS KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEBERANIAN SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peterson,C & Seligman.(2004). Character Strength And Virtues ; A Handbook &

Classificaton. New York : Oxford University Press, Inc. Philips, Simon.(2008).Refleksi Karakter Bangsa.Jakarta: Bumi Aksara

Rusmana, Nandang.(2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok Di Sekolah (Metode,

Tekhnik dan Aplikasi. Bandung : Rizki

Saripah, I.(2010). Model Konseling Kognitif Untuk Menanggulangi Bullying Siswa.

Jurnal Psikologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Spenceley, Dave.(____). History / Philosophy / Approaches Of Transactional Analysis.

[Onlien]. Tersedia : http://www.ta-psychotherapy.co.uk/pdf/101.pdf (5 Februari

2013)

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengatar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Syamsu, Yusuf.(2012).Model Bimbingan dan Konselig untuk mengembangkan Character

Strenght Pada Jalur Pendidikan Formal.Makalah.Bandung:UPI. Tidak Diterbitkan

Revel, Fleming H. 2006 Berani Hidup Total Merenda Iman. Yogyakarta: Penerbit Andi

Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL BERBASIS KARAKTER DI SD NEGERI BEDORO 3 KECAMATAN SAMBUNGMACAN Pengembangan Konseling Analisis Transaksional Berbasis Karakter Di SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012

0 1 11

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN Efektivitas Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Siswa Smk.

0 3 15

PENDAHULUAN Efektivitas Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Siswa Smk.

0 1 12

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA SMK Efektivitas Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Siswa Smk.

0 1 12

TEKNIK KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENGUBAH PERILAKU ANAK NAKAL DI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Teknik Konseling Analisis Transaksional Untuk Mengubah Perilaku Anak Nakal Di Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Pada Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar N

0 0 14

TEKNIK KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENGUBAH PERILAKU ANAK NAKAL DI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Teknik Konseling Analisis Transaksional Untuk Mengubah Perilaku Anak Nakal Di Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Pada Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar N

0 0 14

KONSELING SPIRITUAL TEISTIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER TRANSENDENSI SISWA SMA.

10 30 58

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING KELUARGA INTEGRATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGASUHAN ANAK OLEH ORANG TUA SISWA SMP.

2 4 64

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2016 2017

0 1 184

PENDEKATAN KONSELING KELOMPOK ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17