Studi Deskriptif Mengenai Dimensi Iklim Sekolah pada Guru SMPN "X" Kota Cimahi.

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini berdasarkan pada teori iklim sekolah dari Hoy dan Miskel (1991) dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dimensi iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota Cimahi. Jumlah populasi di sekolah ini sebanyak 65 guru.

Penelitian ini menggunakan kuesioner iklim sekolah OCDQ-RS yang merupakan hasil revisi dari OCDQ yang disusun oleh Hoy dan Miskel (1991) yang mengacu pada teori Halpin dan Croft (1962). Kuesioner ini terdiri dari 34 item yang mengukur dimensi-dimensi yang ada dalam iklim sekolah. Berdasarkan uji validitas yang bersifat construct validity dengan mengunakan uji korelasi Spearman diperoleh hasil validitas dari masing-masing dimensi yaitu supportive principal behavior berkisar antara 0.214 - 0.810, directve principal behavior berkisar antara 0.311 - 0757, engaged teacher behavior berkisar antara 0.260-0.694, frustated teacher behavior berkisar antara 0.279 – 0.629 dan intimate teacher behavior berkisar antara 0.371 – 0.569. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach diperoleh hasil validitas dari masing-masing dimensi yaitu supportive principal behavior 0.803, directve principal behavior 0.651, engaged teacher behavior 0.608, frustated teacher behavior 0.511 dan intimate teacher behavior 0.014. Berdasarkan hasil validitas dan reliabilitas tersebut diperoleh 30 item valid. Data hasil penelitian ini diolah menggunakan deskriptif analitis. Berdasarkan hasil pengolahan data, mayoritas guru SMPN “X” kota Cimahi menghayati dimensi engaged teacher behavior tinggi pada rekan sesama guru.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran pada penelitian yang serupa selanjutnya agar meneliti korelasi variabel lain dengan dimensi iklim sekolah, serta melakukan penelitian dengan hasil berbentuk profil agar lebih terlihat dinamika iklim sekolah tersebut.


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha Abstract

The research is based on the theory of School Climate by Hoy and Miskel (1991) with the purpose of resulting description about school climate dimention of SMPN “X” Cimahi. All response are the population of 65 teachers.

The research used school climate OCDQ-RS questionnaire as the revision result of OCDQ by Hoy and Miskel (1991) that refers to Halpn and Croft theory (1962). This questionnaire consist of 34 items that measure dimensions of school climate. According to the construct validity test using Spearman’s correlation test, validity result from each dimension shows that supportive principal behavior ranged from 0.214 to 0.810, directive principal behavior ranged from 0.311 to 0.757, engaged teacher behavior ranged from 0.260 to 0.694, frustrated teacher behavior ranged from 0.279 to 0.629, and intimate teacher behavior ranged from 0.371 to 0.569. reliability test is performed using alpha cronbach and is gained result of validity from each dimension which are supported principal behavior 0.803, directive principal behavior 0.651, engaged teacher behavior 0.608, frustrated teacher behavior 0.511, and intimate teacher behavior 0.014. according to the validity and reliability results, it is obtained 30 valid items. Data from this research is processed using analytic descriptive method. Based on the data processing, the majority of teacher from SMPN “X” Cimahi highly appreciate the engaged teacher behavior dimension towards other teachers.

Resulting by this research, researcher propose suggestions to any other next same thopic research to investigate other variabel corelation with school climete dimention, and to perform research that will result profile in other to show the dynamic of the school climate itself.


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Maksud Penelitian ... 4

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 5

1.4.2Kegunaan Praktis ... 5

1.5 Kerangka Pikir ... 5


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim Sekolah ... 13

2.1.1 Sejarah Iklim Sekolah ... 13

2.1.2 Definisi Iklim Sekolah ... 15

2.1.2 Dimensi Iklim Sekolah ... 16

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Sekolah ... 18

2.3 Teori Perkembangan Dewasa ... 19

2.3.1 Masa Dewasa ... 19

2.3.1.1 Masa Dewasa Awal ... 20

2.3.1.2 Masa Dewasa Madya ... 20

2.3.2 Tahap Perkembangan ... 20

2.3.2.1 Tahap Perkembangan Kognitif ... 20

2.3.2.2 Tahap Perkembangan Karir ... 21

2.3.2.3 Tahap Perkembangan Sosisal ... 22

2.4 Guru ... 22

2.4.1 Hakekat Guru ... 22

2.4.2 Peran Guru di Pekembangan Dasar (SD dan SMP) ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 26

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 26

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 26

3.3.1 Variabel Penelitian ... 26

3.3.2 Definisi Konseptual ... 27


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

3.4 Alat Ukur ... 30

3.4.1 Alat Ukur Iklim Sekolah ... 30

3.4.2 Prosedur Pengisian Kuesioner ... 32

3.4.3 Cara Skoring ... 32

3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 34

3.4.5 Validitas Alat Ukur ... 34

3.4.6 Reliabilitas Alat Ukur Iklim Sekolah ... 35

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 36

3.6 Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 37

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Hasil Pengukuran Dimensi Alat Ukur ... 39

4.3 Pembahasan ... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

5.2.1 Saran Teoritis ... 53

5.2.2 Saran Praktis ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 1.5 Kerangka Pikir ... 11


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Iklim Sekolah ... 31

Tabel 3.2 Skor Jawaban ... 32

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja di SMPN “X” kota Cimahi ... 39


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Persentase Hasil Pengukuran Dimensi Iklim Sekolah ... L-1

Lampiran B Tabulasi Silang Iklim Sekolah ... L-2 Lampiran B.1 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Jenis Kelamin ... L-2 Lampiran B.2 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Usia ... L-2 Lampiran B.3 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Pendidikan ... L-3 Lampiran B.4 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Lama Bekerja ... L-3 Lampiran C Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Faktor yang

Mempengaruhi ... L-4 Lampiran C.1 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Struktur Formal ... L-4 Lampiran C.2 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Struktur Informal ... L-4 Lampiran C.3 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Kepribadian Guru .. L-5 Lampiran C.4 Tabulasi Silang antara Iklim Sekolah dan Kepemimpinan

Kepala Sekolah ... L-5 Lampiran D Kisi-kisi Alat Ukur ... L-6 Lampiran E Alat Ukur ... L-7 Lampiran F Validitas Alat Ukur ... L-12 Lampiran F.1 Hasil Uji Validitas Iklim Sekolah ... L-12 Lampiran F.2 Tabel Uji Validitas Menggunakan Rank Spearman... L-13 Lampiran G Rekiabilitas Alat Ukur ... L-18 Lampiran G.1 Reliabilitas Alat Ukur Iklim Sekolah ... L-18 Lampiran G.2 Reliabilitas Alat Ukur Masing-masing Dimensi ... L-18 Lampiran H Tabel Kategori ... L-19 Lampiran I Profil Sekolah... L-20


(9)

1

Universitas Krisen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (GBHN 1973). Salah satu sarana yang dapat mengembangkan kepribadian untuk keberhasilan anak di masa depan adalah sekolah. Menurut Soedjiarto (2000;46), sekolah sebagai pusat pembelajaran yang bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, nilai sikap, watak dan perilaku hanya dapat terjadi dengan kondisi infrastruktur, lingkungan yang sesuai, sistem kurikulum dan tenaga kependidikan.

SMPN “X” kota Cimahi adalah slah satu sekolah yang memiliki kondisi infrastruktur yang menunjang kegiatan belajar mengajar seperti perpustakaan, laboratorium, dapur seni, koprasi, peralatan olahraga, lapangan yang luas dan taman. Lingkungan SMPN “X” kota Cimahi juga memiliki lingkungan yang asri dengan banyak pepohonan yang rindang. Tenaga keendidikan yang terdiri dari kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan sebagai pendidik, pengelola, adminstrator, supervisior, pemimpin enterpreneur dan pencipta iklim. Selain kepala sekolah guru juga memiliki peran penting untuk menciptakan iklim sekolah (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 162/U/2003). Sanjaya (2007:21) di dalam buku strategi pembelajaran ia mengemukakan bahwa peran guru antara lain sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan sebagai evaluator.

SMPN ”X” kota Cimahi ini memiliki kepala sekolah yang menekankan kedisiplinan yang harus di patuhi baik oleh siswa maupun oleh guru. Sesuai dengan selogan dari SMPN “X” kota Cimahi yaitu “DIPUJA” yang berarti disiplin, profesional, unggul, jujur dan asri.


(10)

2

Universitas Krisen Maranatha Disiplin dalam menjalankan aturan dan norma yang ada di sekolah, kedisiplinan yang di berlakuakan sekolah kepada siswa berupa pelarangan membawa handphone saat sekolah agar lebih konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, razia kedisiplinan seperti pakaian dan rambut, buku saku yang dimiliki setiap siswa, jika siswa melanggar aturan atau norma maka poin yang dimiliki siswa akan di kurangi sesuai dengan pelanggaran kedisiplinan. Selain kepada siswa, kedisiplinan juga diberikan kepada guru yang akan langsung di awasi oleh kepala sekolah jika guru melanggar maka akan mendapatkan teguran langsung dari kepala sekolah. Profesional yang ditekankan pada selogan sekolah ini ditekankan untuk guru, guru akan diberikan seminar rutin untuk menunjang keterampilan dalam mendmpingi siswa. SMPN “X” kota Cimahi unggul dalam prestasi akademik dan non-akademik. Siswa SMPN “X” kota Cimahi banyak yang diterima di SMA unggulan dikota Cimahi dan kota Bandung melalui jalur prestasi dan jalur akademik. SMPN “X” kota Cimahi ini juga menekankan kepada siswa agar jujur dalam bertindak seperti saat ujian dan mengerjakan tugas. Terakhir asri, sekolah ini memiliki lingkungan yang dijaga oleh seluruh anggota sekolah, sekolah selalu mengadakan lomba kebersihan antar kelas agar siswa memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitar, membuat lubang biopori, memiliki ruang terbuka yang luas dan pengendalian kantong pelastik di lingkungan sekolah seperti pada pedagang di sekitar sekolah.

Sekolah ini juga memiliki selogan “DIPUJA” ini dapat terlaksana jika ada dukungan dari seluruh anggota sekolah seperti siswa, guru dan kepala sekolah agar tercipta iklim yang sekolah yang kondusif. Hoy dan Miskel (1991) menjelaskan bahwa iklim sekolah adalah persepsi kepala sekolah dan guru mengenai kualitas lingkungan sekolah yang relatif menetap dan mempengaruhi perilaku mereka. Hal ini menunjukan bahwa perilaku kepala sekolah dan rekan sesama guru akan mempengaruhi persepsi guru tersebut. Iklim sekolah dibagi menjadi dua kategori umum yaitu principal behavior dan teacher behavior. Kategori pertama adalah principal behavior yang dibagi menjadi dua dimensi yaitu supportive principal behavior dan


(11)

3

Universitas Krisen Maranatha directive principal behavior. Supportive principal behavior adalah persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah memperhatikan kebutuhan sosial dan pencapian tugas guru terhadap sekolah. Kepala sekolah juga peduli dan mau menolong guru-guru, serta memotivasi guru dengan memberikan kritik membangun dan menjadi teladan. Directive principal behavior adalah persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah yang dirasa kaku dan sangat memegang kontrol, secara konstan mengawasi semua guru dan semua kegiatan sekolah hingga hal yang detil.

Kategori kedua adalah teacher behavior yang dibagi dapat dikelompokkan menjadi tiga dimensi, yaitu : engaged teacher behavior, frustrated teacher behavior, dan intimate teacher behavior. Engaged teacher behavior adalah persepsi guru terhadap rekan sesama guru yang bangga terhadap sekolah tempat mereka mengajar, menikmati bekerja dengan guru dan staf sekolah, saling mendukung rekan sesama guru, dan berkomitmen untuk membuat siswa berprestasi. Frustrated teacher behavior adalah persepsi guru kepada rekan sesama guru yang merasa terbebani dengan tugas rutin, menyelesaikan tugas administrasi, dan mengerjakan tugas tambahan. Intimate teacher behavior adalah persepsi guru kepada rekan sesama guru yang mengambarkan hubungan guru yang dekat antar guru didalam sekolah diluar tugas mengajar.

Menurut survei awal yang dilakukan peneliti kepada 10 orang guru SMPN “X” kota Cimahi dapat dijelaskan bahwa, terdapat sebanyak 7 orang (70%) guru menyatakan bahwa kepala sekolah memberikan contoh kedisiplinan dengan datang lebih awal pada setiap harinya, bersedia memberikan motivasi saat guru mulai terlihat tidak bersemangat, kepala sekolah juga rutin mengadakan seminar untuk melatih keterampilan guru dalam mendampingi siswa, memberikan dukungan berupa reward jika guru disiplin hadir ke sekolah tepat waktu dan mengerjakan tugas administrasi guru. Sebanyak 6 orang (60%) guru menyatakan bahwa kepala sekolah SMPN “X” kota Cimahi sering menunut guru untuk menjalankan menerapkan


(12)

4

Universitas Krisen Maranatha aturan yang ada di sekolah tanpa memberi kesempatan guru untuk menjelaskan jika tidak sengaja melanggar.

Sebanyak 8 orang (80%) guru meyatakan bahwa rekan sesama guru tidak segan memberikan bantuan untuk menggantikan rekan guru mengajar jika berhalangan hadir ke sekolah, mau meluangkan waktu untuk membantu siswa yang memiliki kesulitan dalam mata pelajaran tertentu. Sebanyak 4 orang (40%) guru merasa terbebani oleh tugas rutin seperti terkadang ada rasa bosan mengajar di kelas, administrasi guru seperti laporan nilai dan laporan kehadiran siswa yang harus diserahkan setiap 6 bulan, yang dirasa berat sehingga terkadang guru tidak mengumpulkannya. Tugas tambahan yang diterima guru juga terkadang membuat guru merasa terbebani seperti kelas tambahan untuk anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran di kelas, pemantapan untuk kelas IX untuk persiapan mengikuti Ujian Nasional. Sebanyak 6 orang (60%) guru merasa memiliki hubungan yang dekat dengan rekan guru, sering berbagi cerita mengenai masalah yang dialami, mengajak rekan guru untuk berkunjung ke rumah.

Maka, berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh gambaran dimensi iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota Cimahi.

1.2Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui gambaran dimensi iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota Cimahi.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Memperoleh data dan gambaran mengenai iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota Cimahi.


(13)

5

Universitas Krisen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambarkan tentang dimensi iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota Cimahi.

1.4 Keguanaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

2. Menjadi bahan masukan bagi ilmu Psikologi khususnya dalam bidang Psikologi Pendidikan mengenai iklim sekolah pada guru SMP.

3. Memberikan sumbangan informasi kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai iklim sekolah khususnya iklim sekolah di SMP.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru SMPN “X” kota Cimahi mengenai dimensi iklim sekolah yang ada di SMPN “X” kota Cimahi, sehingga dapat mempertahankan dimensi iklim sekolah yang sudah tinggi.

2. Memberikan informasi kepada guru SMPN “X” kota Cimahi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi iklim sekolah di SMPN “X” kota Cimahi. Faktor ini dapat digunakan sebagai penilaian mengenai kepuasan guru terhadap sekolah.

1.5 Kerangka Pemikiran

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan


(14)

6

Universitas Krisen Maranatha dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005). Interaksi yang dilakukan guru dengan kepala sekolah dan rekan guru di dalam lingkungan sekolah, perlu adanya iklim sekolah. Iklim sekolah adalah persepsi guru mengenai kualitas lingkungan sekolah yang relatif menetap dan mempengaruhi perilaku mereka (Hoy dan Miskel, 1991).

Iklim sekolah dibagi menjadi dua kategori umum yaitu principal behavior dan teacher behavior yang diklasifikasikan lagi menjadi lima dimensi yang dapat mengukur iklim sekolah. Dua dimensi menjelaskan principal behavior dan tiga lainnya menjelaskan pada teacher behavior. Principal behavior dikelompokan menjadi dua dimensi yaitu supportive principal behavior dan directive principal behavior.

Principal behavior merupakan persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah. Supportive principal behavior adalah persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah memperhatikan kebutuhan sosial dan pencapain tugas guru terhadap sekolah. Kepala sekolah juga peduli dan mau menolong guru-guru jika mendapatlan kesulitan, serta memotivasi ketika guru mulai terlihat kurang bersemangat, memberikan kritik jika dengan alasan yang jelas sehingga perilakunya berubah, dan menjadi teladan dalam keseharian di dalam sekolah. Supportive principal behavior dikatakan tinggi jika guru memiliki persepsi bahwa kepala sekolah bersedia mengingatkan guru mengenai batas waktu suatu tugas, saat guru belum menyelesaikannya kepala sekolah menawarkan bantuan. Kepala sekolah memberikan kritik dan ide untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Kepala sekolah menawarkan bantuan kepada guru yang memerlukan bantuan. Kepala sekolah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi


(15)

7

Universitas Krisen Maranatha mengenai materi pembelajaran, sikap siswa di sekolah, serta kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar.

Supportive principal behavior dikatakan rendah jika guru memiliki persepsi bahwa kepala sekolah hanya mengingatkan batas waktu suatu tugas kepada guru, kepala sekolah hanya memberikan kritik kepada guru tanpa membantu guru, serta kepala sekolah hanya melihat tugas yang diberikan kepada guru selesai sesuai batas waktu. Kepala sekolah kurang menunjukkan kepedulian kepada guru, kurang memotivasi guru.

Directive principal behavior adalah persepsi guru terhadap perilaku kepala sekolah yang sangat kaku dalam menjalankan aturan dan sangat memegang kontrol, secara konstan mengawasi semua guru dan semua kegiatan sekolah hingga hal yang kecil. Directive principal behavior dikatakan tinggi jika guru memiliki persepsi kepala sekolah memeriksa kegiatan belajar mengajar dengan teliti, aturan yang berlaku tidak boleh dilanggar oleh guru, kepala sekolah mengutamakan tugas yang diberikan kepada guru selesai sesuai batas waktu. Kepala sekolah mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan guru saat mengajar. Kepala sekolah kurang mendengarkan masukkan dari guru dan hanya memberikan tugas kepada guru. Directive principal behavior dikatakan rendah jika guru memiliki persepsi bahwa kepala sekolah memberikan guru kebebasan dalam mengajar di kelas, kepala sekolah memberikan tugas dan memberikan motivasi untuk guru menyelesaikan tugasnya. Kepala sekolah bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan masukan dari guru.

Teacher behavior dapat dikelompokkan menjadi tiga dimensi, yaitu : engaged teacher behavior, frustrated teacher behavior, dan intimate teacher behavior. Teacher behavior adalah persepsi guru terhadap perilaku rekan guru.

Engaged teacher behavior adalah persepsi guru terhadap rekan sesama guru yang menikmati bekerja dengan guru dan staf sekolah, saling mendukung rekan sesama guru, dan berkomitmen untuk membuat siswa berprestasi. Engaged teacher behavior dikatakan tinggi


(16)

8

Universitas Krisen Maranatha jika guru memiliki persepsi bahwa rekan sesama guru bersedia memberikan pelajaran tambahan kepada siswa yang tidak masuk pelajaran. Guru bersedia membantu menyelesaikan masalah siswa seperti siswa yang memiliki masalah pribadi. Guru mengingatkan rekan guru yang melakukan kegiatan atau tindakan yang tidak sesuai dengan aturan sekolah. Guru bersedia membantu rekan guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar. Guru memberikan semangat dan dukungan kepada rekan guru yang belum menyelesaikan tugasnya serta menawarkan bantuan. Guru bersedia mengajar menggantikan rekan guru yang berhalangan hadir.

Engaged teacher behavior dikatakan rendah jika guru memiliki persepsi bahwa rekan sesama guru hanya menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa bersedia membantu rekan guru. Guru kurang bersedia saat diminta menggantikan rekan guru yang berhalangan hadir. Guru kurang menunjukkan dukungan kepada rekan guru yang belum menyelesaikan tugasnya. Guru akan memberikan pelajaran tambahan kepada siswa kelasnya saja.

Frustrated teacher behavior adalah persepsi guru kepada rekan sesama guru yang merasa terbebani dengan tugas rutin, menyelesaikan tugas administrasi, dan mengerjakan tugas tambahan. Frustrated teacher behavior dikatakan tinggi jika guru memiliki persepsi bahwa rekan sesama guru sering mengeluh ketika mendapatkan tugas tambahan seperti menjadi wali kelas, koordinator ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah, dan lain-lain. Guru merasa terbebani dengan adanya tugas tambahan karena dapat mengganggu tugas utama guru yaitu mengajar. Guru hanya mementingkan tugas yang dikerjakannya sudah selesai. Guru kurang bersedia berdiskusi dengan rekan guru mengenai tugas tambahan terutama rekan guru yang pernah mendapatkan tugas tambahan. Guru kurang bersedia membantu rekan guru untuk menyelesaikan tugas administrasi guru atau tugas tambahan lain.

Frustrated teacher behavior dikatakan rendah guru memiliki persepsi rekan sesama guru tidak terbebani dengan tugas tambahan seperti menjadi wali kelas, kordinator


(17)

9

Universitas Krisen Maranatha ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah, dan lain-lain. Guru berdiskusi dengan rekan guru mengenai tugas tambahan terutama rekan guru yang pernah mendapatkan tugas tambahan tersebut. Bersedia membantu rekan guru untuk menyelesaikan tugas tambahannya.

Intimate teacher behavior adalah persepsi guru kepada rekan sesama guru yang mengambarkan hubungan guru yang intim (dekat) antar guru diluar tugas mengajar. Intimate teacher behavior dikatakan tinggi jika guru memiliki persepsi rekan sesama guru memiliki hubungan yang dekat seperti pergi bersama dengan rekan guru di sepulang sekolah. Guru mengundang rekan guru untuk datang ke rumahnya. Guru bersedia mendengarkan cerita mengenai kehidupan pribadi rekan guru. Guru bersedia memberikan pendapat kepada rekan guru yang sedang mengalami masalah.

Intimate teacher behavior dikatakan rendah jika guru memiliki persepsi bahwa rekan sesama guru bersikap acuh kepada rekan guru yang memerlukan bantuan. Guru lebih banyak menghabiskan waktu sendiri daripada bersama dengan rekan guru. Guru merasa tidak nyaman saat rekan guru berkunjung ke rumahnya, menanyakan mengenai latar belakang guru tersebut atau membahas yang bukan menyangkut masalah pekerjaan.

Kelima dimensi iklim sekolah ini saling berkaitan, semakin kepala sekolah mendukung guru, rekan sesama guru bekerja sama dengan baik, dan memiliki hubungan yang intim (dekat) maka semakin rendah kekecewaan guru pada rekan sesama guru dan kepala sekolah. Kelima dimensi tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : (1) struktur formal dan informal, (2) kepribadian para guru, dan (3) perilaku kepemimpinan kepala sekolah (Hoy & Miskel, 1991). Faktor yang pertama adalah struktur formal dan informal, struktur formal adalah hubungan dalam kelompok kerja dan struktur informal adalah hubungan persahabatan atau kesamaan minat.

Struktur formal adalah hubungan dalam kelompok kerja. Interaksi guru dengan kepala sekolah dan guru dengan rekan guru adalah satu kelompok dalam sekolah. Guru melakukan


(18)

10

Universitas Krisen Maranatha interaksi dengan kepala sekolah seperti saat guru berdiskusi mengenai kurikulum yang digunakan di sekolah, materi pembelajaran yang akan diajarkan, aturan yang akan diberlakukan di sekolah. Guru melakukan interaksi dengan rekan guru seperti saat guru mendapatkan tugas tambahan, berdiskusi mengenai rencana pembelajaran, serta berdiskusi mengenai prestasi siswa.

Struktur informal adalah hubungan persahabatan atau kesamaan minat. Guru melakukan interaksi dengan kepala sekolah dan rekan guru di luar jam mengajar. Guru bersedia mendengarkan cerita atau masalah pribadi dari rekan guru atau kepala sekolah.

Faktor yang ke dua adalah kepribadian guru. Kepribadian guru pada penelitian ini adalah proses komunikasi yang dilakukan guru dengan rekan sesama guru. Semakin puasnya guru terhadap kepribadian guru lain dalam tindakan dan komunikasi yang menentukan keberhasilan atau gagalnya hubungan antar guru, maka akan menghasilkan iklim sekolah yang semakin positif pada guru dan sebaliknya.

Faktor yang ketiga adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah adalah aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, gaya komunikasi kepala sekolah dengan guru-guru, cara yang digunakan untuk memotivasi para guru, tindakan pendisiplinan, perhatian kepala sekolah pada permasalahan yang dimiliki guru, serta kebutuhan akan kesejahteraan para guru yang diberikan oleh kepala sekolah, maka akan menghasilkan iklim sekolah yang semakin positif pada guru dan sebaliknya.

Kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi interaksi guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah yang dapat mentoleransi keadaan guru mmebuat guru dapat terbuka untuk berdiskusi dengan kepala sekolah, menerima masukan dari kepala sekolah, begitu pula sebaliknya. Kepala sekolah yang hanya mementingkan hasil tugas yang dikerjakan guru akan mengarahkan guru untuk mengerjakan tugas sesuai keinginan kepala sekolah, mememeriksa


(19)

11

Universitas Krisen Maranatha hasil pekerjaan guru dengan teliti, serta memberikan tugas dan memberikan deadline tanpa melihat kondisi guru.

Adapun penjelasan mengenai kerangka pemikiran di atas dapat dilihat dalam bentuk bagan pada bagian berikut :

1.1Bagan Kerangka Pikir Dimensi :

Principal Behavior

- Supportive Principal Behavior - Directive Principal Behavior Teacher Behavior

- Enggage Teacher Behavior - Frustrated Teacher Behavior - Intimate Teacher Behavior

Guru SMPN “X” Kota Cimahi Faktor yang mempengaruhi :

1. Struktur formal dan informal sekolah

2. Kepribadian guru

3. Kepemimpinan kepala sekolah

Iklim Sekolah

Tinggi


(20)

12

Universitas Krisen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Setiap guru di SMPN “X” kota Cimahi memiliki derajat penghayatan yang berbeda mengenai dimensi iklim sekolah.

2. Tinggi rendahnya derajat iklim sekolah di pengaruhi oleh penghayatan guru terhadap kepala sekolah dan penghayatan guru terhadap rekan sesama guru.

3. Semakin tinggi derajat iklim sekolah pada dimensi supportive principal behavior, engaged teacher behavior, dan intimate teacher behavior maka semakin rendah dimensi directive principal behavior dan frustrated teacher behavior.

4. Fator-faktor berikut dapat meningkatkan atau menurunkan tinggi rendahnya derajat iklim sekolah di SMPN “X” kota Cimahi, yaitu : struktur formal dan informal, kepribadian guru, kepemimpinan kepala sekolah.


(21)

52

Universitas Krisen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dimensi iklim sekolah pada guru SMPN “X” kota

Cimahi serta pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar guru SMPN “X” kota Cimahi yang menjadi responden penelitian memiliki persepsi terhadap engaged teacher behavior yang tinggi.

2. Sebagian besar guru SMPN “X” kota Cimahi memiliki persepsi terhadap frustrated teacher behavior yang rendah.

3. Sebagian besar responden menghayati bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim sekolah yaitu struktur formal dan informal, kepribadian guru, dan kepemimpinan

kepala SMPN “X” kota Cimahi memiliki kecenderungan keterkaitan dengan terbentuknya dimensi supportive principal behavior yang tinggi, engaged teacher behavior yang tinggi dan intimate teacher behavior yang tinggi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, peneliti menganjurkan beberapa saran teoritis sebagai berikut:

1. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai dimensi iklim sekolah yang dikaitkan dengan variabel lain yang dapat memunculkan gambaran iklim sekolah yang lebih luas.


(22)

53

Universitas Krisen Maranatha 2. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan

hasil berbetuk profil mengenai dimensi-dimensi iklim sekolah.

3. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian hanya pada guru tetap karena tanggung jawab pada guru PTT (Pegawai Tidak Tetap) tidak sebanyak guru tetap dan interaksi di sekolah yang dilakukan oleh guru tetap lebih banyak dibandingkan guru PTT.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, peneliti menganjurkan beberapa

saran praktis sebagai berikut kepada SMPN “X” kota Cimahi :

1. Untuk kepala sekolah SMPN “X” kota Cimahi disarankan dapat lebih supportive, untuk membuat para guru merasa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, ide, kritik ataupun saran untuk kemajuan sekolah, dan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas belajar mengajar.

2.Bagi para guru SMPN “X” kota Cimahi disarankan untuk dapat memelihara iklim dimensi engaged teacher behavior yang tinggi dan intimate teacher behavior yang tinggi sehingga tetap terjalin hubungan yang harmonis antar rekan sesama guru, juga menjaga suasana hati guru tetap baik saat mengajar.


(23)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI IKLIM SEKOLAH PADA

GURU SMPN

“X” KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh : Silvia Fitriani NRP : 0930232

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(24)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Dimensi Iklim Sekolah Pada Guru SMPN ‘X’ Kota Cimahi” ini guna memenuhi persyaratan untuk sidang akhir.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti banyak menemui kesulitan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari pelbagai pihak semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Dra. Kuswardhini, Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang telah banayak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan dukungan kepada peneliti dengan penuh kesabaran dalam menyusun usulan penelitian hingga skripsi. 3. M. Yuni Megarini C.,M.Psi.,Psikolog, selaku pembimbing pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, penjelasan, pengarahan dan dukungan kepada peneliti dalam menyusun usulan penelitian hingga skripsi.

4. Dr. Ria Wardhani, M.Si., Psikolog selaku dosen wali yang telah meluangkan waktu untuk membantu menerjemahkan kuesioner dan Ellen Theresia, M.Psi., Psikolog yang banyak memberi dukungan dan semangat selama berkuliah khususnya saat menyusun usulan penelitian hingga skripsi.

5. SMPN “X” kota Cimahi yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian, khususnya kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala sekolah di bidang kurikulum Ibu Prapti.


(25)

6. Mama Nining Widaningsi, Ayah Rohmana, Sandra Amalliani, Sarah Nurlita dan kluarga tersayang yang selalu menjadi semangat dalam mengerjakan skripsi ini, terimakasih atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

7. Mama Lilis, Papa Dedi dan keluarga yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dorongan semangat serta dukungan yang diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dimas Septian Nugraha yang dengan sabar selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan mau mendengarkan semua keluhan peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan semangat khususnya Santa Angelica S, Susanti Rahayu, Rike, Ivani Sharen, Stefani Cecilia, Fegha Arvianti P, Nurul Handayani, Pipih Patimah, A. Rauf N, Rifan Meldiana, Candra Adrian, Ka Amanda Premita I, Ka Sri Mardhiani, Aswin Akhirta.

10.Teman-teman sepermainan dan seperjuangan yang selalu membantu dan menghibur yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Ucapan terimakasih yang tidak terhingga untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu sampai selesai. Akhir kata, peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu peneliti sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari pelbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dalam bidang Psikologi Indonesia.

Bandung, Mei 2017


(26)

54

Universitas Krisen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design,Analysis And Use. Boston: Allyn & Bacon.

Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistic In Psychology And Education 3rd Ed. New York : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Hoy, W.K., Tarter, C.J., & Kottkamp, R. B. (1991). Open School/Healthy School ; Measuring Organizational Climate. Thousand Oaks, CA: Sage.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, John. W.(2012). Life-Span Development. Jilid kedua. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga

Soedijarto. 2000. Metode Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Wina, Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(27)

54

Universitas Krisen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Psikologi. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi Juli 2015. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Garis Besar Haluan Negara 1973 Tentang Pendidikan (http://eprints.ung.ac.id/3369/5/2013-1-87205-221408062-bab2-01082013094906.pdf) (diakses mei 2017)

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Tentang PENUGASAN GURU SEBAGAI

KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

(https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/11/permendiknas-no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah.pdf)

Pemerintah Republik Indonesia, Undang - Undang Nomer : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen (http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf)


(1)

53

Universitas Krisen Maranatha 2. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan

hasil berbetuk profil mengenai dimensi-dimensi iklim sekolah.

3. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian hanya pada guru tetap karena tanggung jawab pada guru PTT (Pegawai Tidak Tetap) tidak sebanyak guru tetap dan interaksi di sekolah yang dilakukan oleh guru tetap lebih banyak dibandingkan guru PTT.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, peneliti menganjurkan beberapa

saran praktis sebagai berikut kepada SMPN “X” kota Cimahi :

1. Untuk kepala sekolah SMPN “X” kota Cimahi disarankan dapat lebih supportive, untuk membuat para guru merasa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, ide, kritik ataupun saran untuk kemajuan sekolah, dan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas belajar mengajar.

2.Bagi para guru SMPN “X” kota Cimahi disarankan untuk dapat memelihara iklim dimensi engaged teacher behavior yang tinggi dan intimate teacher behavior yang tinggi sehingga tetap terjalin hubungan yang harmonis antar rekan sesama guru, juga menjaga suasana hati guru tetap baik saat mengajar.


(2)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI IKLIM SEKOLAH PADA

GURU SMPN

“X” KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh : Silvia Fitriani NRP : 0930232

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Dimensi Iklim Sekolah Pada Guru SMPN ‘X’ Kota Cimahi” ini guna memenuhi persyaratan untuk sidang akhir.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti banyak menemui kesulitan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari pelbagai pihak semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Dra. Kuswardhini, Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang telah banayak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan dukungan kepada peneliti dengan penuh kesabaran dalam menyusun usulan penelitian hingga skripsi. 3. M. Yuni Megarini C.,M.Psi.,Psikolog, selaku pembimbing pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, penjelasan, pengarahan dan dukungan kepada peneliti dalam menyusun usulan penelitian hingga skripsi.

4. Dr. Ria Wardhani, M.Si., Psikolog selaku dosen wali yang telah meluangkan waktu untuk membantu menerjemahkan kuesioner dan Ellen Theresia, M.Psi., Psikolog yang banyak memberi dukungan dan semangat selama berkuliah khususnya saat menyusun usulan penelitian hingga skripsi.

5. SMPN “X” kota Cimahi yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian, khususnya kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala sekolah di bidang kurikulum Ibu Prapti.


(4)

6. Mama Nining Widaningsi, Ayah Rohmana, Sandra Amalliani, Sarah Nurlita dan kluarga tersayang yang selalu menjadi semangat dalam mengerjakan skripsi ini, terimakasih atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

7. Mama Lilis, Papa Dedi dan keluarga yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dorongan semangat serta dukungan yang diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dimas Septian Nugraha yang dengan sabar selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan mau mendengarkan semua keluhan peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan semangat khususnya Santa Angelica S, Susanti Rahayu, Rike, Ivani Sharen, Stefani Cecilia, Fegha Arvianti P, Nurul Handayani, Pipih Patimah, A. Rauf N, Rifan Meldiana, Candra Adrian, Ka Amanda Premita I, Ka Sri Mardhiani, Aswin Akhirta.

10.Teman-teman sepermainan dan seperjuangan yang selalu membantu dan menghibur yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Ucapan terimakasih yang tidak terhingga untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu sampai selesai. Akhir kata, peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu peneliti sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari pelbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dalam bidang Psikologi Indonesia.

Bandung, Mei 2017


(5)

54

Universitas Krisen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design,Analysis And Use. Boston: Allyn & Bacon.

Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistic In Psychology And Education 3rd Ed. New York : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Hoy, W.K., Tarter, C.J., & Kottkamp, R. B. (1991). Open School/Healthy School ; Measuring Organizational Climate. Thousand Oaks, CA: Sage.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, John. W.(2012). Life-Span Development. Jilid kedua. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga

Soedijarto. 2000. Metode Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Wina, Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

54

Universitas Krisen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Psikologi. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi Juli 2015. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Garis Besar Haluan Negara 1973 Tentang Pendidikan (http://eprints.ung.ac.id/3369/5/2013-1-87205-221408062-bab2-01082013094906.pdf) (diakses mei 2017)

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Tentang PENUGASAN GURU SEBAGAI

KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

(https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/11/permendiknas-no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah.pdf)

Pemerintah Republik Indonesia, Undang - Undang Nomer : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen (http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-dosen.pdf)