OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

i

Wiwin Rahayuningsih, 2013

OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF

SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS

PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH

KABUPATEN BANDUNG BARAT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister Pendidikan Seni

Oleh :

WIWIN RAHAYUNINGSIH NIM 1101211

PROGRAM PENDIDIKAN SENI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

Wiwin Rahayuningsih, 2013

2013

OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF

SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS

PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh :

Wiwin Rahayuningsih S.Pd IKIP Bandung, 1994

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Wiwin Rahayuningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

iii

Wiwin Rahayuningsih, 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Ayat Suryatna, M.Si NIP. 196403011989011001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Dr. Sukanta, S. Kar, M.Si NIP. 196207191989031001


(4)

iv

Wiwin Rahayuningsih, 2013

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul : “ OPTIMALISASI

LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER

PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN 1 NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan terhadap saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Mei 2013 Yang membuat Pernyataan,

Wiwin Rahayuningsih, S.Pd NIM. 1101211


(5)

v

Wiwin Rahayuningsih, 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan curahan kasih sayang, rahmat dan hidayah, sumber dari segala ilmu dan kebenaran, yang telah memberikan ketenangan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk tesis ini.

Shalawat dan salam kita limpahkan terhadap junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada kita semua ajaran Iman dan Islam yang sudah terbukti kebenarannya dan semakin terus abadi sampai akhir zaman.

Tesis yang berjudul : “OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT” Merupakan hasil pemahaman dan inspirasi selama mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung. Bahwa siswa-siswi SMP Negeri di Kabupaten Bandung di dalam pembelajaran menggambar desain seni ragam hias masih cukup terampil, sehingga perlu mengoptimalkan pembelajaran seni desain ragam hias tersebut agar kemampuan para siswa didalam mendesain dapat meningkat. Sebagai acuan dalam pengelolaan pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1 Ngamparah, maka dalam hal ini peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian.

Jika di lihat dari isinya, tesis ini memang terlihat sederhana walaupun tidak sedikit andil yang ikut terlibat dalam penulisan tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagi penulis, mulai dari matrikulasi, perkuliahan sampai penulisan tesis ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menyenangkan sehingga betul-betul, memberikan wawasan serta pemikiran baru


(6)

vi

Wiwin Rahayuningsih, 2013

dalam berbuat dan bertindak terutama yang berkaitan langsung dengan tugas peneliti sebagai guru.

Penghargaan dan rasa terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam, peneliti sampaikan kepada Dr. Sukanta, S. Kar, M.Si., dan Dr. Ayat Suryatna, M.Si., selaku pembimbing pada penulisan tesis ini yang masih penuh semangat disela-sela kesibukan beliau berdua memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi. Terima kasih juga untuk kesabaran dan pengertiannya pada saat peneliti merasa lelah dan menemukan kesulitan dalam penulisan. Jika masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan tesis ini, hal ini tiada lain akibat dari kekurangpahaman peneliti dalam mencerna, dan menyerap segala, sesuatu yang disampaikan oleh kedua pembimbing tersebut.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti sampaikan pula, kepada Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed sebagai Direktur SPs UPI Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Pascasarjana UPI Bandung, kepada Dr. Sukanta, S. Kar, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni serta para dosen di Pascasarjana UPI Bandung yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga, telah mewarnai pola pikir peneliti sehingga sangat membantu dalam penulisan tesis ini. Tidak lupa pula kepada seluruh staf dan karyawan yang bertugas terutama karyawan di lingkungan Pascasarjana, dan umumnya di lingkungan Kampus UPI Bandung.

Penghargaan dan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Ngamprah di Kabupaten Bandung Barat juga kepada Staf Tata Usaha yang telah memberikan penjelasan dengan setulus hati memberikan waktu dan tempatnya kepada peneliti.

Terima kasih juga untuk seluruh rekan-rekan satu angkatan 2011 yang tidak lepas-lepasnya memberikan dukungan kepada peneliti, teman dalam suka maupun duka, peneliti merasa senang menjadi bagian dari angkatan 2011.


(7)

vii

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Terima kasih juga penghargaan yang di berikan oleh H. Andi Suhaya M.MPd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngamprah yang telah memberi dukungan dan memotivasi kepada peneliti.

Spesial untuk kedua orang tua peneliti yang tercinta yang tiada henti-hentinya mendoakan penulis mulai dari lahir sampai sekarang. Mudah-mudahan Allah SWT selalu melindungi beliau. Teristimewa kepada Suamiku tercinta, Dede Suparjo, M.M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada istri untuk melanjutkan studinya, memberikan pengertian dan kesabaran dorongan dan rasa cinta yang tiada hentinya, sehingga penulis selalu ada yang melindungi dalam susah maupun senang, juga kepada anaku tersayang yaitu Zachra Galuhani dan Ilma Rahmatillah Sa‟hadah karena dengan keiklasan dan rasa sayang mereka tunjukan dengan tetap melakukan aktivitasnya walaupun mereka sibuk dengan studinya namun tetap membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya, dengan penuh Kesadaran diri dan kerendahan hati, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang peneliti miliki, karena peneliti sadar bahwa kelebihan dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT, peneliti memohon kritik dan sarannya sehingga kajian yang ditampilkan dapat disempurnakan lagi demi pendidikan yang lebih baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.


(8)

viii

Wiwin Rahayuningsih, 2013


(9)

Wiwin Rahayuningsih, 2013

ABSTRAK

Banyaknya tantangan menyebabkan kreativitas muncul dan berkembang. Dalam pembelajaran guru seni rupa, Guru profesional harus mencoba membuat desain pembelajaran yang melibatkan para siswa SMP untuk memanfaatkan industri kreatif. Fokus penelitiannya, yakni Bagaimana mengoptimalisasi

lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran seni hias pada siswa SMPN Ngamprah Bandung Barat?. Tujuan penelitiannya adalah menemukan

konsep pembelajaran Seni Rupa, khususnya Seni Hias dengan memanfaatan lingkungan industri kreatif.

Industri kreatif harus menjadi kebijakan pemerintah, karena terbukti melahirkan produk-produk unngulan yang inovatif. Desain adalah bagian dari industri kreatif yang menekankan pada kekriyaan, fungsi dan ragam hias. Ragam hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk memperindah bangunan. Pendidikan seni akan berkontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik. Untuk itu perlu disusun sumber pembelajaran seni rupa industri kreatif dalam pembelajaran Seni Hias di SMP.

Metoda penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan situasi atau kejadian. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian ini yaitu adalah pendekatan budaya. Teknik pengumpulan datanya, yakni teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan Checking data, organizing dan coding

data, dimaksudkan untuk mengurangi jumlah data menjadi bagian kecil unit-unit

analisis untuk memudahkan peneliti memfokuskan pengumpulan data berikutnya . Hasil penelitiannya. Perkembangan Kota Cimahi dan sekitarnya telah tumbuh dan berkembang industri kreatif Seni Rupa dengan beragam bentuknya. Salah satunya adalah industri kreatif Maika. Jenis desain yang diproduksi industri kreatif Maika, yakni bentuk motif tumbuh-tumbuhan, motif bentuk hiasan geometris dan pemaduan berbagai bentuk geometris; bentuk motif hewan, khususnya capung, kupu-kupu, burung, dan bentuk motif hias bagian-bagian badan manusia. Sedangkan aplikasi desain utamanya digunakan untuk tas, busana muslim, penutup kepala, kerudung, sajadah, dll. Langkah-langkah penyususnan sumber pembelajaran, yakni: Melakukan persiapan; Menetapkan jenis-jenis materi ragam hias Maika; Merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran ragam hias Maika; Menentukan berbagai sumber belajar lain yang menunjang. Dampak pemanfaatan industri kreatif Maika untuk pembelajaran ragam hias adalah kemampuan penambahan pengetahuan yang mendorong untuk mengekpresikan diri dengan berbagai ragam motif hias yang sesuai dengan gagasan. Sedangkan peningkatan apresasi ragam hias tampak dari kemampuan menjelaskan keunikan dan kelebihan karya desain Seni Hias.

Rekomendasi bagi guru, kepala sekolah di SMPN 1 Ngamrah, sebaiknya pembelajaran seni hias didasarkan atas pendekatan kontekstual, yakni dengan memanfaatkan lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran dan bagi pihak Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.


(10)

Wiwin Rahayuningsih, 2013

ABSTRACT

Many challenges causing emerging and developing creativity. In art teacher learning, Professional teachers should try to make learning design involving junior high students to take advantage of the creative industry. The focus of her research, which is How to optimize the environment of creative industries as a source of decorative arts learning on students of SMP Ngamprah West Bandung?. Research goal is to find the concept of learning art, especially the decorative arts creative utilization of industrial environments.

Creative industries according should be the policy of the government, because it proved superior products spawned innovative. Design is the creative part of the industry that emphasizes kekriyaan, function and ornaments. Ornaments are all forms of decoration used to embellish the building. Art education will contribute to the development of individuals between helping the development of mental, emotional, creative, aesthetic, social and physical. For it is necessary to develop sources of learning in the creative arts industry, decorative arts learning in junior high.

Research method used is descriptive research is a research method that describes a situation or event. While the research approach used in this study is the cultural approach. Data collection techniques, namely observation, interviews and document research. Data analysis was carried out by checking the data, organizing and coding the data, intended to reduce the amount of data into a small part units of analysis to facilitate data collection researchers for the next focused.

Research results. Cimahi development and surrounding area has been growing and developing the creative industries with a variety of art forms. One is a creative industry Maika. This type of design produced Maika creative industry, which forms the motive of herbs, geometric motifs form of decoration and matching geometric shapes; forms of animal motifs, especially dragonflies, butterflies, birds, and decorative motifs form of human body parts. While the application is mainly used for bag design, muslim clothing, head covering, veil, mat, etc.. Steps arranging learning resources, namely: How to get started; Define the types of decorative material Maika; Formulate learning principles decorative Maika; Specify various other learning resources that support. The impact of the utilization of creative industry Maika for learning decorative additions knowledge is the ability to express themselves encouraged with various decorative motifs which fits the idea. While a growing appreciation decorative look of the ability to explain the uniqueness and advantages of the design work of decorative art.

Recommendations for teachers, principals SMP 1 Ngamprah, decorative arts learning should be based on a contextual approach, ie, by utilizing the environment of creative industries as a source of learning and for the Education and Culture of the Government of West Bandung regency and Cimahi.


(11)

vii Wiwin Rahayuningsih, 2013

DAFTAR ISI

Hal ABSTRAK ...

ABSTRACT ...

KATA PENGANTAR ………..

i ii iii

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……….……... 1

B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

F. Kajian Terdahulu ... 7

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Konsep-konsep Kunci ... 8

1. Konsep Industri Kreatif ... 8

2. Konsep Seni Rupa dan Disain ... 13

a. Konsep Seni Rupa ... 13

b. Konsep Disain ... 18

3. Konsep Ragam Hias ... 21

4. Konsep Pendidikan Seni Rupa ... 44

a. Konsep Pembelajaran ... 44

b. Konsep Sumber Pembelajaran ... 52

B. Kerangka Pemikiran ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 57

B. Tehnik Pengumpulan Data ... 61

C. Sumber Data Penelitian ... 63

D. Instrumen Penelitian ... 64

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 65

F. Analisis Data ... 67

G. Pengujian Tingkat Validitas Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 72

1.Gambaran Umum Kota Cimahi ... 72

2.Gambaran Khusus Industri ‘Maika’ ... 77


(12)

viii Wiwin Rahayuningsih, 2013

B. Kreasi Motif Hias ‘Maika’Cimahi ... 89

1. Desain Motif Hias Industri Kreatif ‘Maika’ ... 89

2. Aplikasi Motif Hias Produksi Industri Kreatif Maika ... 107

C. Motif Hias Industri Kreatif ‘Maika’ Cimahi sebagai Sumber

Pembelajaran di SMPN Ngamprah ... 113 1. Persiapan Rumusan Bahan dan Sumber Pembelajaran

Industri Kreatif ‘Maika’... 114 2. Langkah-langkah Merumuskan Bahan dan Sumber

Pembelajaran Seni Hias Industri Kreatif ‘Maika’... 123

D.

Dampak Pembelajaran Disain Seni Hias dengan Menggunakan Sumber Industri Kreatif Maika di SMPN

Ngamprah ... 135 1. Dampak Pengetahuan dalam Pembelajaran Disain Seni

Hias Melalui Sumber Belajar Industri Kreatif Maika ... 136 2. Dampak Hasil Ekspresi Diri dalam Pembelajaran Disain

Seni Hias melalui Sumber belajar Industri Kreatif

Maika ... 149 3. Dampak Apresiasi dalam Pembelajaran disain Seni Hias

Melalui Sumber belajar Industri Kreatif ‘Maika’... 162

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 178 B. Rekomendasi ... 180 Daftar Pustaka ... 181


(13)

ix Wiwin Rahayuningsih, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

4.1 Sumber Daya Guru dan Administrasi SMPN 1

Ngamprah... 84

4.2 Perkembangan Jumlah Siswa SMPN 1 Ngamprah ... 86

4.3 Standar Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Seni Rupa tentang Materi Ragam Hias di SMPN Ngamprah ... 88

4.4 Motif Maika Tahun 2010... 97

4.5 Motif Maika Tahun 2011... 100

4.6 Motif Maika Tahun 2012... 103

4.7 Aplikasi Motif Hias Kreasi Industri Kreatif Maika dalam Tas Ukuran... 109

4.8 Aplikasi Motif Hias Kreasi Industri Kreatif Maika dalam Tas Ukuran Kecil... 111

4.9 Sub Bagian Sumber Pembelajaran... 113

4.10 Urutan Materi Pembelajaran Seni Hias Secara Prosedural... 119

4.11 Urutan Materi Pembelajaran Seni Hias Secara Hirarkhis... 119

4.12 Kedalaman dan Keluasan Materi Motif Hias... 122


(14)

x Wiwin Rahayuningsih, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Gambar Pola Ulang ... 30

2.2 Gambar Motif Ulang ... 31

2.3 Gambar Motif Ulang ... 31

2.4 Gambar Ragam Hias Bangunan ... 37

2.5 Gambar Ragam Hias Tumbuhan ... 38

2.6 Gambar Ragam Hias Binatang ... 40

2.7 Gambar Ragam Hias Figure Manusia ... 42

2.8 Gambar Ragam Hias Figure Manusia ... 42

2.9 Gambar Kondisi Pembelajaran ... 45

2.10 Gambar Kerangka Berpikir ... 56

4.1 Gambar Peta Wilayah Kota Cimahi ... 73

4.2 Gambar Masyarakat Sekitar Perusahaan ... 74

4.3 Gambar Kesenian (Band)………... 76

4.4 Gambar Seni Tari ... 76

4.5 Gambar karya Seni Kerajinan ... 77

4.6 Gambar Rumah Tempat Disain ‘Maika’ ... 78

4.7 Gambar Bagian Pola ... 80

4.8 Gambar Bagian Administrasi ‘ Maika’ ... 82

4.9 Gambar Kreasi ‘Maika’ ... 91

4.10 Gambar Kreasi Maika Marbel & Lotus ... 98

4.11 Gambar Kreasi ‘Maika’ motif abstrak ... 101

4.12 Gambar Kreasi ‘Maika’ Spiro Cream ... 104

4.13 Gambar Kreasi ‘Maika’ Sea Food ... 105

4.14 Gambar Kreasi ‘Maika’ Ginger Lyly ... 106

4.15 Gambar Kreasi ‘Maika’ Retro ... 107

4.16 Gambar Kreasi ‘Maika’ Brownis ... 110

4.17 Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Disain Ragam Hias ... 135

4.18 Gambar Disain Motif Hias Karya Ade Margono ... 138

4.19 Gambar Disain Motif Hias Karya Nadia ... 138

4.20 Gambar Disain Motif Hias Karya Ulfa Nuriana ... 139

4.21 Gambar Disain Motif Hias Karya Ayu Rahayu ... 140

4.22 Gambar Disain Motif Hias Karya Fitri S.R ... 140

4.23 Gambar Disain Motif Hias Karya Iin Inten ... 141


(15)

xi Wiwin Rahayuningsih, 2013

4.25 Gambar Disain Motif Hias Karya Mia Lestari ... 142

4.26 Gambar Disain Motif Hias Karya Irma Ashari ... 143

4.27 Gambar Disain Motif Hias Karya Rindiana ... 144

4.28 Gambar Disain Motif Hias Karya Anugrah Wardani ... 144

4.29 Gambar Disain Motif Hias Karya Rezky Putri ... 145

4.30 Gambar Disain Motif Hias Karya Lidya Widyawati ... 145

4.31 Gambar Disain Motif Hias Karya Syara Nuryasin ... 146

4.32 Gambar Disain Motif Hias Karya Indriani ... 147

4.33 Gambar Disain Motif Hias Karya Reva Meilianti ... 147

4.34 Gambar Disain Motif Hias Karya Rinaldi Fajar ... 148

4.35 Gambar Disain Motif Hias Karya Pina Septiani ... 148

4.36 Gambar Disain Motif Hias Karya Rindiana G. Brata ... 150

4.37 Gambar Disain Motif Hias Karya M. Fiqri ... 151

4.38 Gambar Disain Motif Hias Karya Indriani Laswati ... 151

4.39 Gambar Disain Motif Hias Karya Attiyah Salsabila ... 152

4.40 Gambar Disain Motif Hias Karya Irma ... 152

4.41 Gambar Disain Motif Hias Karya Tedi Ramadhan ... 153

4.42 Gambar Disain Motif Hias Karya Syara Nuryasin ... 154

4.43 Gambar Disain Motif Hias Karya Aura ... 154

4.44 Gambar Disain Motif Hias Karya Dita N.S ... 155

4.45 Gambar Disain Motif Hias Karya Ira Anggareni ... 156

4.46 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurapipah ... 156

4.47 Gambar Disain Motif Hias Karya Agus Andriana ... 157

4.48 Gambar Disain Motif Hias Karya Elin Marlina ... 157

4.49 Gambar Disain Motif Hias Karya Winda ... 158

4.50 Gambar Disain Motif Hias Karya Resti. L ... 158

4.51 Gambar Disain Motif Hias Karya Dita M.S ... 159

4.52 Gambar Disain Motif Hias Karya Rise Setiary ... 159

4.53 Gambar Disain Motif Hias Karya Taufik ... 160

4.54 Gambar Disain Motif Hias Karya Melly Novianti ... 160

4.55 Gambar Disain Motif Hias Karya N. Sarah ... 161

4.56 Gambar Disain Motif Hias Karya Maruli ... 161

4.57 Gambar Disain Motif Hias Karya Nuryanti ... 164

4.58 Gambar Disain Motif Hias Karya Iis. F ... 164

4.59 Gambar Disain Motif Hias Karya Dias ... 165

4.60 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurajijah ... 165

4.61 Gambar Disain Motif Hias Karya Lilis Lina ... 166

4.62 Gambar Disain Motif Hias Karya Annisa ... 166

4.63 Gambar Disain Motif Hias Karya Astuti ... 167

4.64 Gambar Disain Motif Hias Karya Raihan ... 167

4.65 Gambar Disain Motif Hias Karya Ira. H ... 168

4.66 Gambar Disain Motif Hias Karya Annisa. M ... 168

4.67 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurajijah ... 169

4.68 Gambar Disain Motif Hias Karya Salma ... 170


(16)

xii Wiwin Rahayuningsih, 2013

4.70 Gambar Disain Motif Hias Karya Sivi Anjani ... 171

4.71 Gambar Disain Motif Hias Karya Annisha ... 171

4.72 Gambar Disain Motif Hias Karya Salma ... 172

4.73 Gambar Disain Motif Hias Karya Ahmad ... 172

4.74 Gambar Disain Motif Hias Karya Vira ... 173

4.75 Gambar Disain Motif Hias Karya Siska ... 174

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ... 185

Lampiran 2 ... 186

Lampiran 3 ... 188

Lampiran 4 ... 190

Lampiran 5 ... 199

Lampiran 6 ... 216


(17)

1

Wiwin Rahayuningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara kelembagaan, sekolah memiliki otoritas formal dalam melaksanakan tugasnya yang berperan sebagai agency yakni bertindak sebagai pengemban misi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara yang intinya Pemerintah akan mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan perhatian utama pada kecukupan kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tersebut diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang mengarah pada usaha merancang pembelajaran dipersekolahan yang lebih efektif dan menyenangkan serta disesuikan dengan konteks lingkungan masing-masing. Dalam kaitan itu Pendidikan seni budaya sebagai pembelajaran yang wajib diajarkan di sekolah mengasah pada usaha menciptakan para peserta didik memiliki kompetensi dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap menghargai seni budaya yang ada di daerahnya, Nusantara dan Mancanegara.

Dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada peluang bagi setiap lingkungan sekolah untuk mengembangkan silabus berdasarkan kebutuhan masing-masing. Setiap sekolah memiliki lingkungan dan sumber daya masing-masing yang dapat menyesuaikan kurikulum tersebut,


(18)

2

Wiwin Rahayuningsih, 2013

dengan cara memilah dan memilih setiap kompetensi dasar yang disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap berpegang pada kurikulum inti yang sudah ditetapan, yakni kurikulum 2006.

Meski demikian, diterapkannya KTSP seni budaya bukan tanpa masalah, Setiap sekolah memiliki sumber daya yang berbeda, termasuk penyediaan sarana dan prasarana yang menjadi pendukung proses pembelajaran. Diperlukan usaha-usaha ke arah yang lebih baik untuk bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dan mencapai kompetensi yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal itu kemampuan dalam berkreasi dalam pembelajaran kesenian dipandang sangat penting, khususnya bagi guru untuk memanfaatkan lingkungan sekitar dalam mengatasi masalah pembelajaran seni yang akan berdampak pada meningkatnya kreativitas siswa.

Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seringkali guru berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran ke arah tersebut, namun tetap masih banyak peserta didik yang tidak mampu memahami pembelajaran seni yang diberikan guru. Pada akhirnya para siswa tidak bisa melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Fenomena umumnya para siswa sering mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya untuk membuat tugas yang diberikan itu seperti ketidak mampuan menggoreskan pinsilnya diatas kertas untuk menggambarkan salah satu motif hias misalnya.

Pada umumnya para siswa SMP belum banyak mengenal tentang ragam hias. Apalagi siswa yang baru masuk di kelas VII, dan baru meninggalkan bangku sekolah dasar. Pembelajaran ragam hias di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bagian dari Kompetensi Dasar yaitu Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat dengan materi pembelajaran yang terdiri dari materi teknik-teknik pembuatan benda pakai dan corak-corak ragam hias daerah setempat.


(19)

3

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Saat ini kehidupan penuh persaingan sementara pola pembelajaran di sekolah umumnya kurang memadai dalam mempersiapkan pada kehidupan yang penuh persaingan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu profesionalitas guru seni budaya ditantang untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan potensi seni budaya siswa untuk menjadi bekal dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.

Banyak bukti bahwa kreativitas ternayata lebih mampu menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga bisa menolong sebagian anggota masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Dalam hal ini sebagai guru seni budaya mencoba membuat desain pembelajaran yang melibatkan para siswa SMP untuk mengunjungi suatu sentra industri yang yang bergerak dibidang industri pakaian jadi untuk menjadi materi pembelajaran seni budaya, khususnya pembelajaran motif hias yang bisa diaplikasikan dalam berbgai benda kerajinan.

Membawa para siswa ke lingkungan perajin akan menambah motivasi dan wawasan pada siswa dan sekaligus menjadi pengalaman berharga tentang kehidupan sebagian masyarakat yang merusaha meningkatkan kualitas kehidupannya dengan menekuni bidang seni rupa. Dengan kreativiatas, kemauan serta semangat untuk belajar dan bekerja keras adalah tiga hal yang bisa memberikan motivasi kepada siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki kemampuan, kemauan dan motivasi untuk bisa menjadi siswa yang berhasil dikemudian hari.

Desain ragam hias memang tidak banyak siswa yang mengenal karena guru jarang memberikan pembelajaran desain tersebut. Melalui pembelajaran seni budaya di SMP materi disain ragam hias diberikan untuk mata pelajaran pembelajaran seni rupa, khususnya seni kriya. Salah satu desain yang mendapat penghargaan dunia yakni sebagai warisan budaya oleh UNESCO, yakni desain


(20)

4

Wiwin Rahayuningsih, 2013

seni kriya. Setelah itu, pemerintah, masyarakat dan sekolah mulai beramai-ramai mengajarkan membatik pada siswa.

Dimulai dari desain terlebih dahulu tentang batik diperkenalkan siswa. Sebenarnya pembelajaran tentang batik sudah lama diperkenalkan kepada siswa melalui kurikulum. Namun desain ragam hias itu sendiri jarang diberikan kepada siswa. Sedangkan batik merupakan bagian dari ragam hias yang ada di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk menjadikan masalah ragam hias yang diambil dari lingkungan sekitar, khususnya lingkungan industri kreatif dalam pembelajaran seni rupa di SMP Ngamprah. Peneliti tertarik dengan masalah tersebut karena berkaitan dengan profesi yang selama ini digeluti dan studi yang telah dijalani dalam pembelajara seni budaya. Dengan demikian judul penelitian yang peneliti tetapkan adalah: “OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Peran dan perkembangan INDUSTRI dalam pembelajaran seni budaya, khususnya desain seni hias memiliki banyak factor yang bisa diangkat. Akan tetapi penulis akan memfokuskan pada kontribusi sebagai sumber pembelajaran seni rupa, dimana pada mata pelajaran seni rupa mengharuskan para siswa SMP memiliki kemampuan dalam karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat. Untuk itu penulis membatasi masalah penelitian menjadi

Bagaimana mengoptimalisasi lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran seni hias pada siswa SMPN Ngamprah Kabupaten Bandung


(21)

5

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Barat?. Permasalahan ini akan diturunkan dalam tiga pertanyaan penelitian,

yakni :

1. Jenis desain motif hias dan aplikasinya pada industri kreatif keluarga Maika Kota Cimahi?

2. Bagaimana Industri Kreatif Maika dijadikan sumber pembelajaran seni hias di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimana dampak pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber pembelajaran lingkungan industri kreatif Maika dalam mencari keberhasilan pembelajaran siswa di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menemukan konsep pembelajaran seni rupa, khususnya seni hias dengan memanfaatkan lingkungan industri kreatif. Sedangkan tujua khususnya, yakni :

1. Mendeskripsikan jenis desain motif hias dan aplikasinya pada industri kreatif Maika Cimahi.

2. Menganalisis peran industri kreatif Maika dijadikan sumber pembelajaran seni hias di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

3. Menemukan dampak pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber pembelajaran lingkungan industri kreatif Maika dalam mencari keberhasilan pembelajaran siswa di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, sebagai berikut: 1. Secara Akademik

Untuk menemukan konsep baru berkenaan dengan upaya mengoptimalkan pembelajaran seni rupa dan dampaknya pada siswa,


(22)

6

Wiwin Rahayuningsih, 2013

khususnya seni hias dengan cara memanfaatkan lingkungan industri kreatif yang ada di sekiar sekolah.

2. Secara Praktis.

a. Bagi Guru Seni budaya, yakni dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan profesionalitas dan peran sebagai pendidik melayani siswa SMPN 1 Ngamprah dalam mencapai standar kompetensi seni budaya.

b. Bagi sekolah, yakni dapat meningkatkan prestasi SMPN 1 Ngamprah Bandung Barat dalam pembelajaran seni budaya.

c. Bagi perusahaan menjadikan kontribusi yang kongkrit, khususnya menjadi sumber pembelajaran bagi sekolah di sekitar lingkungannya dalam meningkatkan prestasi sekolah dan prestasi mata pelajaran Seni budaya di SMPN I Ngamprah.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan tesis tentunya harus mengacu pada aturan yang telah ditetapkan di dalam Akademik masing-masing Perguruan Tinggi. Adapun sistematika yang telah ditetapkan ialah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN : a) Latar Belakang b) Batasan dan Rumusan Masalah c) Tujuan Penelitian d) Manfaat Penelitian e) Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI : Teori-teori yang dipakai mengacu pada konsep-konsep yang berhubungan dengan pembelajaran, konsep disain, konsep serta teori yang berhubungan dengan ragam hias, konsep Industri.

BAB III METODE PENELITIAN : a) Metode penelitian b) Teknik Pengumpulan data c) Teknik Analisis Data d) Lokasi Penelitian.


(23)

7

Wiwin Rahayuningsih, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : a) Gambaran Umum Lokasi Penelitian b) Hasil Penelitian c) Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI : a) Kesimpulan b) Rekomendasi.

F. Kajian Terdahulu

Tesis terdahulu yag relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan judul : “Pengembangan Model Pembelajaran Konstekstual Pada Pembejaran Muatan Lokal Kriya Batik Dalam Upaya Penanaman Nilai Kreativitas Siswa Kelas VIII DI SMPN 1 Ciamis Tahun. Ajaran 2010 – 2011 yang dilakukan oleh Aan Sukmana”.

Fokus penelitian dalam tesis ini perihal keefektifan dan relevansi model pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada mata pelajaran seni rupa, khususnya disaian seni hias pada siswa SMPN 1 Ngamprah. Adapun tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk menemukan dan mengembangkan model pembelajaran kontekstual. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kontekstual

3. Mengetahui hasil pembelajaran kontekstual yang dapat menanamkan nilai kretivitas.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode deskriptif kualitatif untuk menghasilkan dan menguji keefektifan serta relevansi model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran lokal desain hias. Adapun teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuisioner, dan analisis penilaian kriya batik.


(24)

8

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kontekstual, tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar dan lebih bebas dalam mengembangkan kompetensi masing-masing. Model pembelajaran kontekstual relevan diterapkan pada mata pelajaran muatan local kriya batik, serta efektif dalam upaya penanaman nilai kreatifitas siswa.


(25)

57

Wiwin Rahayuningsih, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini berkenaan dengan Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa Smpn Ngamprah Bandung Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.Penelitian menurut Sugiyono (2006:10) merupakan ”suatu cara atau suatu proses pengkajian mengenai suatu kebenaran yang sedang diteliti”. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan suatu metode penelitian yang tepat dan relevan, sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai ”lingkungan industri sebagai sumber pembelajaran” sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman penyelidikan yang terarah.

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian tentang Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa SMPN Ngamprah Bandung Barat digunakan pendekatan kualitatif. ”Penelitian kualitatif berarti menyelidiki atau mempersoalkan kualitas suatu objek atau kegiatan. Penelitian kualitatif tersebut digunakan dalam penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan dan memahami kenyataan-kenyataan-kenyataan-kenyataan tersebut”. (Syaodih, 2006:93).

Pertama dasar kenyataan-kenyataan yang ada, termasuk hal-hal yang ada di balik kenyataan-kenyataan tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan penafsiran data hasil penelitian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh temuan penelitian.


(26)

58

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik. Menurut Bogdan dan Biklen (1982:27-30) karakteristik penelitian ini meliputi :

a. Mempunyai latar alami dengan adanya sumber data langsung dan perisetnya sebagai instrumen utama.

b. Bersifat deskriptif.

c. Memperhatikan proses ketimbang hasil. d. Analisis data secara induktif.

e. Mengutamakan makna.

Menurut Moleong (2001:5) bahwa ”pendekatan kualitatif dianggap sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dengan pertimbangan, yaitu 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dan responden, 3) lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi”. Argumen yang sama dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:196) bahwa ada beberapa alasan penelitian kualitatif sering dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumerasi empiris sering merupakan indeks-indeks kasar, padahal justru inti yang sebenarnya berada dalam konsep-konsep yang timbul dari data

b. Penggunaan statistik seperti digunakan dalam penelitian kuantitatif, banyak informasi yang hilang sehingga intisari konsep yang ada dalam data tidak dapat diungkapkan

c. Adanya hipotesis yang telah disusun sebelumnya berdasarkan berpikir deduktif, cenderung menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis. Metode statistik akhirnya diupayakan sedemikian rupa untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif, semata-mata untuk menguji hipotesis.

d. Variabel yang diungkap dalam penelitian kuantitatif dibpertamai sesuai dengan masalah dan hipotesis yang telah disusun sebelumnya, padahal permasalahan dan variabel dalam ilmu-ilmu sosial tidak terlepas dari konteks lingkungannya secara keseluruhan.

Pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:197), ciri-ciri pokok dari pendekatan kualitatif, yaitu:

a. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.


(27)

59

Wiwin Rahayuningsih, 2013

c. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. d. Penelitian kualitatif sifatnya induktif.

e. Penelitian kualitatif mengutamakan makna

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di pertama dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif lebih memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama yang kemudian ditafsirkan dan diberi makna sesuai apa adanya dan berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan di pertama. Penggunaan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan suatu gambaran mengenai permasalahan yang terjadi didalam Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa SMPN Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sedalam-dalamnya secara utuh.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Untuk mempermudah metode penelitian, maka diperlukan langkah-langkah penelitian, agar pemecahan permasalahan penelitian dapat diselesaikan dengan mudah. Sugiyono (2006:11) mengemukakan bahwa metode penelitian, yaitu:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan ciri ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Selain itu tingkat eksplanasinya harus dapat menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel lainnya.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang cocok bila pokok


(28)

60

Wiwin Rahayuningsih, 2013

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “what”, bila peneliti hanya

memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.

Metode studi deskriptif ini digunakan untuk mengungkapkan kenyataan yang ada atau terjadi dan untuk dipahami secara mendalam, sehingga pada akhirnya diperoleh temuan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode studi deskriptif. Alasan menggunakan metode deskriptif karena melihat adanya kesesuaian antara sifat penelitian dengan permasalahan yang diungkapkan. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif

Ide

Sumber Pembelajaran

Material Desain Seni

Hias Maika


(29)

61

Wiwin Rahayuningsih, 2013

merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Selanjutnya seperti dikemukakan Sudjana (2001:65) bahwa “penelitian deskriptif sesuai sifat dan karakteristiknya memiliki langkah -langkah tertentu dalam pelaksanaannya”. Langkah-langkah tersebut adalah:

a. Perumusan masalah.

Metode penelitan mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai pembelajaran desain ragam hias dengan sumber belajar industri kreatif yang jawabannya harus dicari peneliti di lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. b. Menentukan jenis informasi yang diperlukan.

Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di pertama. Penelitian deskriptif lebih memusatkan perhatian pada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian.Oleh karena itu, yang harus digali adalah informasi yang berkenaan dengan kondisi kegiatan industri kreatif, peristiwa, gejala yang ada pada saat penelitian dilaksanakan.

c. Menentukan prosedur pengumpulan data.

Setelah informasi yang diperlukan ditetapkan, langkah berikutnya menentukan cara-cara pengumpul data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel, yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa, observasi langsung dengan mendatangi tempat penelitian yang didokumentasikan dengan bantuan kamera digital dan tape recorder. d. Menentukan prosedur pengolahan informasi dan data.


(30)

62

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dari sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

e. Menarik kesimpulan penelitan.

Berdasarkan hasil pengolahan data di pertama, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.

Dengan menggunakan metode studi deskriptif ini, peneliti berupaya untuk memperoleh dan mengumpulkan serta mendeskripsikan data sebagaimana yang terjadi secara alami.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara dengan apa data yang diperlukan dapat diperoleh, mengingat dalam penelitian ini diperlukan lebih banyak data untuk mendukung kesempurnaan penelitian, sesuai dengan karakteristik dari penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti langsung terjun ke sekolah untuk memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berkenaan permasalah. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah suatu proses dari mulai melihat, mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya serta menemukan makna yang sangat berarti didalamnya. Untuk memperoleh karakteristik yang sesuai dan makna yang diharapkan dapat dikemukakan, maka teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan melalui beberapa cara yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai berikut:

1) Observasi, yaitu salah satu upaya aktif peneliti dalam teknik pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan dengan maksud untuk melihat secara nyata tentang optimalisasi pembelajaran seni rupa dalam lingkungan industri kreatif. Upaya ini dilakukan untuk memperjelas perolehan data dari hasil wawancara. Taylor dan Bogdan (1984:15) mengemukakan bahwa “pada saat observasi, peneliti terlibat dalam


(31)

63

Wiwin Rahayuningsih, 2013

interaksi sosial dengan responden selama data dikumpulkan secara sistematik”. Dengan observasi ini, data dapat dikumpulkan lebih objektif sesuai dengan setting yang sesungguhnya dimana data dan informasi berkenaan dengan tujuan penelitian. Hasil observasi diharapkan dapat memperkuat dan memperkaya data, sehingga peneliti dapat memahami dan dapat menghimpun informasi mengenai industri kreatif sebagai sumber pembelajaran desain ragam hias.

2) Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat efektif dalam sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara ini dipergunakan untuk memperoleh informasi verbal secara langsung dari wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa dengan, dengan fokus wawancara, yakni: (1) indikator sekolah menengah pertama yang bermutu dan (2) kendala apa yang dihadapi para kepala sekolah menengah pertama dalam mewujudkan sekolah menengah pertama yang bermutu. Melalui wawancara ini lebih memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan kepada subyek peneliti. Wawancara dilakukan wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang telah disusun.

3) Studi Dokumentasi, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data-data mengenai program kerja kepala sekolah da guru seni budaya termasuk nilai (hasil belajar siswa) dalam seni rupa. Studi Dokumentasi pada hakekatnya dalam proses pengumpulan data dengan menelusuri, mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat permanen dan tertulis agar memperoleh data yang absah dan akurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Studi dokumentasi ini dituangkan dalam suatu ringkasan tertulis dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses analisis, penarikan


(32)

64

Wiwin Rahayuningsih, 2013

kesimpulan, sehingga dapat memperkuat keabsahan penelitian mengenai manajemen kursus wirausaha desa. Dalam mengumpulkan data, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa kamera dan perekam suara (tape

recorder), sehingga data yang terkumpul dapat lebih lengkap.

C. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini memusatkan perhatian pada industri kreatif sebagai sumber pembelajaran. Melalui penelitian ini pula akan diungkap bagaimana industri kreatif dijadikan sebagai sumber pembelajaran desain ragam hias di SMPN 1 Ngamprah, sehingga pembelajaran desain ragam hias lebih optimal, serta bagaimana dampak dari pembelajaran melalui lingkungan industri kreatif tersebut.

Objek penelitian, menurut Arikunto (1993:102) ialah “suatu benda, hal atau tempat data untuk variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat”.Kemudian dijelaskan perbedaan antara objek penelitian dan sumber data.Obyek penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian.Sedangkan sumber data adalah benda, hal atau orang atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data yang diperlukan.

Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa SMPN Ngamprah dan kendala yang dihadapi oleh para kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah menengah pertama yang bermutu.

Data penelitian ini diambil dari para kepsek, guru dan komite sekolah, yang menjadi lokasi penelitian, yakni wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa SMPN Ngamprah Kabupaten Bandung Barat yang masuk pada kategori Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan


(33)

65

Wiwin Rahayuningsih, 2013

dengan indikator sekolah-sekolah tersebut prestasi akademik dan non akademik atau lulusannya dapat diterima di perguruan tinggi negri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) yang meiliki kualitas tinggi.

D. Instrumen Penelitian

Peneliti sebagai instrumen penelitian sangat menentukan kelancaran, keberhasilan, hambatan atau kegagalan dalam pengumpulan data yang diperlukan.Dalam hal ini Moleong (2001:102-114) “peneliti sebagai instrumen harus berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu peneliti harus memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan di lapangan dan melibatkan diri sambil mengumpulkan data”.Rambu-rambu dalam penelitian ini yaitu pemertamaan studi, pertanyaan penelitian dan penentuan subyek penelitian sehingga dalam penelitian ini, peneliti berupaya semaksimal mungkin mempelajari, mendalami, memahami dan menerapkan rambu-rambu dengan ketentuan yang telah ditetapkan seperti telah dikemukakan di pertama.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (manusia sebagai instrumen) dengan cara melakukan observasi, wawancara, mengkaji dokumen-dokumen di lapangan. Setelah melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam memperoleh data diharapkan dapat menumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi dan meyakinkan peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh, betul-betul dapat memenuhi persyaratan penelitian kualitatif.

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Prosedur penelitian kualitatif menurut Nasution (1991:3) “meliputi tiga tahapan yaitu 1) tahap orientasi untuk mendapatkan infomasi tentang apa yang penting untuk ditemukan, 2) tahap eksplorasi untuk menentukan sesuatu secara terfokus, dan 3) tahap member check untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir”. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian yang dilalui sesuai dengan pendapat di pertama sebagai berikut: 1) Tahap Orientasi


(34)

66

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Orientasi dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Guna menjajagi lapangan dan mencari informasi awal untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian.Selama itu pula peneliti dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing, menyusun dan memantapkan desain penelitian untuk dijadikan arahan kerja pada tahap selajutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Melakukan studi pendahuluan dan penjajagan ke industri kreatif Meika Cimahi untuk mengidentifikasi permasalahan atau fokus penelitian b. Mempersiapkan berbagai referensi seperti buku, dan referensi lainnya

yang berkaitan dengan fokus permasalahan penelitian yaitu mengenganai peran kepemimpinan kepsek dalam perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, motivasi dan pengawasan.

c. Menyusun pra-desain penelitian.

d. Menyusun kisi-kisi penelitian dan pedoman wawancara. e. Mengurus perijinan.

2) Tahap Eksplorasi

Tahap ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang sesungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari instansi yang berwenang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan sumber data yang representatif berlandaskan pada rancangan pedoman wawancara sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar dalam wawancara dapat lebih terarah dan tetap dalam konteks fokus penelitian yaitu fokus permasalahan penelitian yaitu mengenai optimalisasi industry kreatif sebagai sumber pembelajaran.

Selain itu dengan melengkapi data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan observasi, dan untuk dapat merekam data atau informasi yang lengkap digunakan alat perekam/ tape recorder dan buku catatan, serta kamera foto.


(35)

67

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis data dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah diperoleh, yakni dengan cara menyeleksi catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting secara sistematis agar ditemukan polanya dan mempermudah peneliti untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.

3) Tahap Member Check

Untuk mengecek kebenaran mengenai informasi-informasi yang telah dikumpulkan, sehingga hasil penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu dilakukan member check.Pengecekan terhadap informasi tersebut dilakukan setiap kali peneliti selesai mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan para siswa SMPN Ngamprah dengan mengkonfirmasikan kembali catatan hasil wawancara tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudian dimintakan kembali koreksi dari sumber data yang bersangkutan.Untuk memantapkan lagi, kemudian dilakukan observasi dan triangulasi kepada sumber data dan pihak yang lebih berkompeten.Tahap ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran data.Setiap data yang telah diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti kembali kepada sumber aslinya, Kepala Sekolah wakil kepala guru dan komite.Selanjutnya data yang sudah dicek lalu diolah dan ditafsirkan selama penelitian berlangsung sampai penelitian dianggap selesai.

F. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memiliki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiatan analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang penelitian itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan apabila ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain. Peneliti melakukan analisis data untuk memberi makna terhadap data yang sudah terkumpul sesuai dengan fokus penelitian yaitu : industri kreatif sebagai sumber pembelajaran desain ragam hias. Oleh karena itu, menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat penting di dalam


(36)

68

Wiwin Rahayuningsih, 2013

penelitian. Analisis data menurut Patton (Moleong, 2001:103) adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Hal ini berarti bahwa analisis data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data.Data yang terkumpul yang terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya diatur, diurutkan, dikelompokkan, diberikan kode dan dikategorikan.Tujuan pengorganisasian dan pengolahan data untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

Model analisis yang digunakan mengacu pada model yang dibuat oleh yaitu “model analisis interaktif”. Langkah-langkahnya seperti dikemukakan Nasution (1991:129) yaitu meliputi :” 1) koleksi data (data collection), 2)

penyederhanaan data (data reductional), 3) penyajian data (data display) dan 4) pengambilan kesimpulan serta verifikasi (decision making and also

verification)”.

Berdasarkan pendapat di pertama, maka peneliti menganalisis data hasil lapangan melalui tahap-tahap berikut:

1) Koleksi data

Pada tahap ini data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian dan sumber informasi, merupakan langkah awal dalam pengolahan data.Dalam mengkoleksi data, peneliti melakukan observasi, wawancara yang mendalam dengan subjek penelitian dan sumber informasi serta mencari dokumentasi kegiatan industri kreatif. Hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan segera dituangkan peneliti dalam bentuk tulisan dan dianalisis.

2) Reduksi data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data.Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap kreasi karya industri kreatif serta dampak industri


(37)

69

Wiwin Rahayuningsih, 2013

kreatif teerhadap pembelajaran desain ragam hias, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan langkah-langkah analisis berikutnya.

3) Kesimpulan dan verifikasi

Pada tahap ini merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan dan memantapkan kesimpulan dengan cara member check atau triangulasi yang dilakukan selama dan sesudah data dikumpulkan. Dengan demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul dan lain sebagainya.

Langkah terakhir dari kegiatan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambilan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap ini berarti memaknai terhadap data yang telah terkumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada maslaah pembelajran seni rupa di SMPN 1 Ngamprah Bandung Barat.

Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan secara bertahap, yaitu pertama-tama menyusun kesimpulan sementara, dan setelah data bertambah dilakukan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan cara mempelajari data yang telah direduksi maupun data yang telah disajikan. Di samping itu kegiatan ini dilakukan dengan cara meminta pertimbangan kepada orang yang berkompeten misalnya pengawas seni budaya ataupun akademisi bidang pendidikan seni rupa. Kesimpulan sementara dan verifikasi ini perlu dilakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesimpulan akhir.

G. Pengujian Tingkat Validitas Data

Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil penelitian kualifikatif sangat tergantung kepada beberapa hal. Hal tersebut menurut Nasution (1991:114-124) sangat tergantung kepada kredibilitas (validitas internal),


(38)

70

Wiwin Rahayuningsih, 2013

dependabilitas (realibilitas), transferabilitas (validitas eksternal) dan konfirmabilitas (objektivitas).

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada sumber data. Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara antara lain:

a) Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data dari sumber lain. Sumber data dalam penelitian ini yakni kepala sekolah dan guru, maka untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, dilakukan wawancara dengan komite sekolah Penggunaan bahan perekam, yaitu menggunakan tape recorder. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh informasi secara lengkap dari sumber data dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.

b) Mengadakan member chek, yakni pada setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru, sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi dan jika ada kesalahan dapat diperbaiki.

Menurut Lincoln dan Guba (1985:210), kredibilitas adalah “mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dan sumber lain yang tidak menjadi sampel penelitian”. Kredibilitas proses dan hasil penelitian artinya kebenaran proses dan hasil penelitian dapat diterima oleh pembaca yang mempelajarinya. Untuk mencapai kredibilitas maka: 1) proses penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup sehingga pengumpulan data dapat maksimal, 2) observasi dilakukan secara mendetail, 3) hasil informasi dilakukan triangulasi, 4) hasil pengumpulan data dilaksanakan

peer-debriefing, 5) melakukan analisis kasus-kasus negatif atau kasus yang

belum terliput, 6) mencheck hasil penelitian lain sebagai pembanding dan 7) melakukan member check.


(39)

71

Wiwin Rahayuningsih, 2013

2. Transferabilitas

Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi yaitu berkaitan dengan pertanyaan sampai sejauhmana hasil penelitian ini dapat diaplikasikan atau dimanfaatkan dalam situasi lain. Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergantung pada si pemakai. Oleh karena itu tranferabilitas penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pemakai melihat terdapat situasi yang sama dengan permasalahan tentang dampak pembelajaran pada industri kreatif dalam mengoptimalkan pembelajaran desain ragam hias.

Untuk memahami hal ini peneliti merujuk pada apa yang disampaikan Nasution (1991:25) yaitu “bagi peneliti naturalistic transferability

bergantung pada si pemakai, yakni hingga sejauhmana hasil penelitian ini dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu”. Peneliti sendiri tidak dapat menjamin “validitas eksternal” ini.Ia hanya melihat “transferability” sebagai suatu kemungkinan. Ia telah memberikan deskripsi yang terinci bagaimana ia mencapai hasil penelitiannya. Apakah hasil penelitiannya itu dapat diterapkan, diserahkan pada pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada dalam penelitian ini serasi bagi situasi yang dihadapinya, maka situasi nampak adanya transfer, walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama, sehingga masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah penelitian ini dapat diulangi atau direplikasi dengan hasil yang sama. Sedangkan konfirmabilitas berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.

Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat direkontruksi sepenuhnya seperti semula, maka sangat sulit untuk mengukur konsistensi hasil penelitian ini. Namun, untuk menjaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini dilakukan “audit trail”,


(40)

72

Wiwin Rahayuningsih, 2013

yang dilaporkan memang demikian adanya. Untuk itu dilakukan dengan cara:

a. Mencatat dan merekam seteliti mungkin hasil wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk kepentingan analisis selanjutnya. b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah tersebut

di pertama, kemudian menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis.

c. Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.

d. Melaporkan seluruh proses penelitian, mulai dari pra survey sampai pengolahan data.

Demikian langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini.Kebermaknaan data yang terkumpul sudah selayaknya terbpertama dalam penelitian ini.Kebermaknaan tersebut berlaku pada kesamaan situasi dan kondisi yang ada. Pada Bab III Metode Penelitian yang diuraikan di pertama, menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan data dari responden sebagai subjek penelitian.Prosedur dalam penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan member check. Data yang diperoleh, dianalisis lebih lanjut melalui beberapa tahapan yaitu tahap reduksi, tahap display data dan tahap kesimpulan dan verifikasi. Hasil pengolahan data akan disajikan pada Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan.


(41)

178

Wiwin Rahayuningsih, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian yang berkenaan dengan optimalisasi lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran ragam hias pada siswa SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dapat disimpulkan, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Perkembangan Kota Cimahi dan sekitarnya telah tumbuh dan berkembang industri kreatif seni rupa dengan beragam bentuknya. Salah satunya adalah industri kreatif Maika yang pada awalnya perusahaan keluarga, kini berkembang dan menjadi salah satu UKM yang memiliki julukan sucses

story dan berbagai penghargaan.

Jenis Desain yang diproduksi industri kreatif Maika mengambil bentuk-bentuknya dapat dikategorikan empat bagian, yakni: a) Motif bentuk tumbuh-tumbuhan, khususnya berbagai jenis bunga, tangkai dan daun-daunnya; 2) Motif bentuk hiasan geometris (oval, lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, segi enam, dll) dan pemaduan berbagai bentuk geometris; 3) Bentuk motif hewan, khususnya capung, kupu-kupu, burung, dll. Serta 4) Bentuk motif hias bagian-bagian badan manusia, seperti tangan dan kaki. Gaya motif cenderung stilasi atau penyederhanaan bentuk. Sedangkan aplikasi desain hiasan utamanya digunakan untuk hiasan tas dengan berbagai ukuran (besar, sedang dan kecil). Selain itu diaplikasikan juga untuk kepentingan hiasan busana muslim (baik pria maupun wanita), penutup kepala, kerudung, sajadah, hiasan untuk sepatu, gordeng, berbagai penutup meja dan peralatan elektronik, dan lain-lain.


(42)

179

Wiwin Rahayuningsih, 2013

2. Pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran ragam

hias menjadi keharusan dalam pembelajaran seni rupa. Selain bersifat kontekstual juga akan memotivasi siswa untuk mengenal ragam hias yang ada di lingkungannya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran, yakni: 1) Melakukan persiapan yang berupa perencanaan pembelajaran, 2) Menetapkan jenis-jenis materi ragam hias Maika untuk pembelajaran seni rupa, 3) Merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran seni rupa mengenai ragam hias, 4) Menentukan cakupan materi pembelajaran seni rupa mengenai ragam hias, dan 5) Menentukan berbagai sumber belajar lain yang menunjang. Sedangkan langkah-langkah merumuskan dilakukan dengan cara : Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran seni hias, Strategi penyampaian materi desain seni hias melalui industri kreatif Maika, dan Strategi pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber industri kreatif Maika Cimahi.

3. Hasil pengumpulan data dan analisis data dapat dikatakan, pemanfaatan industri kreatif Maika untuk pembelajaran ragam hias telah berdampak pada peningkatan pengetahuan, kemampuan mengekspresi diri dan juga sikap apresiasi pada sebagian besar kelas VII-E, VII-F, VII-G, VII-H dan kelas VII-I. Dampak penambahan pengetahuan tampak pada jenis-jenis ragam hias dan penerapannya, proses mendesian dan aplikasi dalam kehidupan. Pengetahuan mereka juga mendorong dirinya untuk mengekpresikan diri dengan berbagai ragam motif hias yang sesuai dengan gagasannya. Sedangkan peningkatan apresasi ragam hias tampak dari kemampuan mengamati dan menjelaskan keunikan dan kelebihan karya desain seni hias yang diproduksi industri kreatif Maika.


(43)

180

Wiwin Rahayuningsih, 2013

B. Rekomendasi

Rekomendasi atau saran hasil penelitian mengenai pemanfaatan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran ragam hias di SMPN I Ngamprah dapat disampaikan rekomendasi ke beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi pihak guru Seni Budaya, khususnya seni rupa di SMPN Bandung

Barat dan Cimahi, sebaiknya pembelajaran seni hias didasarkan atas pendekatan kontekstual, yakni dengan memanfaatkan lingkungan industry kreatif sebagai sumber pembelajaran. Untuk itu harus dilakukan langkah-langkah perumusan sesama profesi dalam forum MGMP Seni Budaya Bandung Barat dan Kota Cimahi untuk merealisasikan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

2. Bagi pihak pimpinan SMPN Bandung Barat dan Kota Cimahi, sebaiknya diberi kewenangan untuk guru seni budaya untuk memanfaatkan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran berikut dengan pembiayaannya agar sumber belajar industri kreatif Maika memiliki seperangkat pengetahuan, kemapuan mengekspresi diri dan sikap apresiasi terhadap ragam hias yang menjadi kekayaan budaya di lingkungannya.

3. Bagi pihak Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, untuk mendukung kebijakan pengembangan industri kreatif seni rupa dengan berbagai bentuknya, baik dalam bidang seni hias, seni patung, gambar, seni kriya dan yang lainnya. Hal ini selain meningkatkan pendapatan ekonomi bagi pelaku industri dan pemerintah juga akan dijadikan sumber pembelajaran seni rupa untuk jenis materi lainnya.


(44)

181

Wiwin Rahayuningsih, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Ainurahman. 2009 Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta Arikunto. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Bogdan Robert, C. Participant Observation in Organizational Setting, New York: University Syracuse Press, 1972.

Gustami.1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : STSRI

Kartiwa, Suwanti. 2007. Ragam Kain Tradisional Indonesia. Tenun Ikat Jakarta : Gramedia

Maryati, Yati. 2009 Pola Ragam Hias Untuk Melukis. Jakarta: Dian Rakyat

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, Surimuda. 1995 Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sachari, Agus. 2005 Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Bandung. Erlangga. Sagala, Syaeful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Prenada Media Group.

Saodih. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Soemantri, Bambang. 2005. Pola Ragam Hias Corak Bunga Besar. Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soemantri, Bambang. 2005. Pola Ragam Hias Corak Batik. Jogjakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(45)

182

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Sudarso. 1973. Pengantar Seni. Yogyakarta ; ASRI.

Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini di Eropa. Makalah Seminar Pendidikan Bahasa dan Seni , 27-28 Januari. FPBS: IKIP Semarang. Sudjana, Djudju H. Metoda dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipas, Bandung:

Theme 76, l983.

Sudjana, Djudju H. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Nusantara Press, l993.

Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif Kualitati Dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornament Nusantara Semarang. Dahara Prize. Tjahyadi, Stephani. 2011. Pola Log Labin. Jakarta: Dian Rakyat

Toekio, Soegeng. 1987. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung. Angkasa. Toekio, Soegeng. 2000. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa. Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Jurnal :

Kusuma, Atmaja. Dkk. (Editor). 1990-1991. Perjalanan Seni Rupa Indonesia, dari

Zaman-zaman Prasejarah Hingga Masa Kini. Panitia Pameran KIAS.

Seminar Pendidikan Bahasa dan Seni , 27-28 Januari. FPBS: IKIP Semarang. Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini Sudarso. 1973. Pengantar

Seni. Jogyakarta ; ASRI.

Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini di Eropa. Makalah Susanto, Sewan. SK. 2002. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.


(46)

183

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Tim Abdi Guru . 2007 Seni Budaya. Demak: Erlangga.

Tim PLPG. 2012. Panduan PLPG Seni Rupa Rayon 10 UPI Bandung: UPI Majalah :

Ihsan. 2010. Maika Etnik. Maika Ihsan. 2011. Maika Etnik. Maika Ihsan. 2012. Maika Etnik. Maika

Internet :

Ekonomi Kreatif. (2013, Maret 2). Dapat diakses di ekonomi.compasiana.com

Karakter Sosial Masyarakat Cimahi Tengah. (2013, Februari : 3). Dapat diakses di elib.unikom.ac.id

Konsep Seni Rupa.(2013, Februari 10). Dapat diakses di jauharieffendy.blogspot.com Pengertian industry. (2013, Februari 5). Dapat diakses di www.slideshare.net

Ragam Hias Tumbuhan. (2013, Maret 4). Dapat diakses di sanggarbatikatura.com Ragam Hias Tumbuhan. (2013, Maret 4). Dapat diakses di gobatik.com

Ragam Hias Bali. (2013, Maret 4). Dapat diakses di imagebali.net

Ragam Hias. (2013, Maret 4). Dapat diakses di parasakti 7970.blogspot.com Ragam Hias. (2013, Maret 4). Dapat diakses di hurahura.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 5). Dapat diakses di kevinfarell.blogspot.com Ragam Hias. (2013, Maret 5). Dapat diakses di wisnujadmika.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 10). Dapat dikases di jasaukirjepara.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 10). Dapat diakses di nadiarayani.wordpress.com

Ragam Hias Bangunan (2013, Mei 9) Dapat diakses di maulanageng.blog.stisitelkom Ragam Hias Bangunan. (2013, Mei 9 ). Dapat diakses di wewarahblog.blogspot.com Ragam Hias Bangunan. ( 2013, Mei 9). Dapat diakses di busantara.blogspot.com Ragam Hias Bangunan. ( 2013, Mei 9). Dapat diakses di blogartikelonline.blogspot .com


(47)

184

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Susanto. 2002. Tersedia di Competency. Based HRM. Htt: // www. JakartaConsulting.com

Wilayah Cimahi. (2013. Februari.2). Dapat diakses di info.cimahi.blogspot.com Wilayah Cimahi Tengah. (2013. Februari.2). Dapat diakses di id.wikipedia.org

Wilayah Kabupaten Bandung Barat. (2013. Februari.3) Dapat diakses di wikipedia.org


(1)

179

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Disain Seni Hias Pada Siswa SMPN 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran ragam hias menjadi keharusan dalam pembelajaran seni rupa. Selain bersifat kontekstual juga akan memotivasi siswa untuk mengenal ragam hias yang ada di lingkungannya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran, yakni: 1) Melakukan persiapan yang berupa perencanaan pembelajaran, 2) Menetapkan jenis-jenis materi ragam hias Maika untuk pembelajaran seni rupa, 3) Merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran seni rupa mengenai ragam hias, 4) Menentukan cakupan materi pembelajaran seni rupa mengenai ragam hias, dan 5) Menentukan berbagai sumber belajar lain yang menunjang. Sedangkan langkah-langkah merumuskan dilakukan dengan cara : Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran seni hias, Strategi penyampaian materi desain seni hias melalui industri kreatif Maika, dan Strategi pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber industri kreatif Maika Cimahi.

3. Hasil pengumpulan data dan analisis data dapat dikatakan, pemanfaatan industri kreatif Maika untuk pembelajaran ragam hias telah berdampak pada peningkatan pengetahuan, kemampuan mengekspresi diri dan juga sikap apresiasi pada sebagian besar kelas VII-E, VII-F, VII-G, VII-H dan kelas VII-I. Dampak penambahan pengetahuan tampak pada jenis-jenis ragam hias dan penerapannya, proses mendesian dan aplikasi dalam kehidupan. Pengetahuan mereka juga mendorong dirinya untuk mengekpresikan diri dengan berbagai ragam motif hias yang sesuai dengan gagasannya. Sedangkan peningkatan apresasi ragam hias tampak dari kemampuan mengamati dan menjelaskan keunikan dan kelebihan karya desain seni hias yang diproduksi industri kreatif Maika.


(2)

180

B. Rekomendasi

Rekomendasi atau saran hasil penelitian mengenai pemanfaatan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran ragam hias di SMPN I Ngamprah dapat disampaikan rekomendasi ke beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi pihak guru Seni Budaya, khususnya seni rupa di SMPN Bandung

Barat dan Cimahi, sebaiknya pembelajaran seni hias didasarkan atas pendekatan kontekstual, yakni dengan memanfaatkan lingkungan industry kreatif sebagai sumber pembelajaran. Untuk itu harus dilakukan langkah-langkah perumusan sesama profesi dalam forum MGMP Seni Budaya Bandung Barat dan Kota Cimahi untuk merealisasikan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

2. Bagi pihak pimpinan SMPN Bandung Barat dan Kota Cimahi, sebaiknya diberi kewenangan untuk guru seni budaya untuk memanfaatkan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran berikut dengan pembiayaannya agar sumber belajar industri kreatif Maika memiliki seperangkat pengetahuan, kemapuan mengekspresi diri dan sikap apresiasi terhadap ragam hias yang menjadi kekayaan budaya di lingkungannya.

3. Bagi pihak Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, untuk mendukung kebijakan pengembangan industri kreatif seni rupa dengan berbagai bentuknya, baik dalam bidang seni hias, seni patung, gambar, seni kriya dan yang lainnya. Hal ini selain meningkatkan pendapatan ekonomi bagi pelaku industri dan pemerintah juga akan dijadikan sumber pembelajaran seni rupa untuk jenis materi lainnya.


(3)

181

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Disain Seni Hias Pada Siswa SMPN 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Ainurahman. 2009 Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta Arikunto. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Bogdan Robert, C. Participant Observation in Organizational Setting, New York: University Syracuse Press, 1972.

Gustami.1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : STSRI

Kartiwa, Suwanti. 2007. Ragam Kain Tradisional Indonesia. Tenun Ikat Jakarta : Gramedia

Maryati, Yati. 2009 Pola Ragam Hias Untuk Melukis. Jakarta: Dian Rakyat

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, Surimuda. 1995 Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sachari, Agus. 2005 Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Bandung. Erlangga. Sagala, Syaeful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Prenada Media Group.

Saodih. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Soemantri, Bambang. 2005. Pola Ragam Hias Corak Bunga Besar. Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soemantri, Bambang. 2005. Pola Ragam Hias Corak Batik. Jogjakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(4)

182

Sudarso. 1973. Pengantar Seni. Yogyakarta ; ASRI.

Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini di Eropa. Makalah Seminar Pendidikan Bahasa dan Seni , 27-28 Januari. FPBS: IKIP Semarang. Sudjana, Djudju H. Metoda dan Teknik Kegiatan Belajar Partisipas, Bandung:

Theme 76, l983.

Sudjana, Djudju H. Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Nusantara Press, l993.

Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif Kualitati Dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornament Nusantara Semarang. Dahara Prize. Tjahyadi, Stephani. 2011. Pola Log Labin. Jakarta: Dian Rakyat

Toekio, Soegeng. 1987. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung. Angkasa. Toekio, Soegeng. 2000. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa. Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Jurnal :

Kusuma, Atmaja. Dkk. (Editor). 1990-1991. Perjalanan Seni Rupa Indonesia, dari

Zaman-zaman Prasejarah Hingga Masa Kini. Panitia Pameran KIAS.

Seminar Pendidikan Bahasa dan Seni , 27-28 Januari. FPBS: IKIP Semarang. Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini Sudarso. 1973. Pengantar

Seni. Jogyakarta ; ASRI.

Sudarso. 1986. Perkembangan Seni Rupa Masa Kini di Eropa. Makalah Susanto, Sewan. SK. 2002. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.


(5)

183

Wiwin Rahayuningsih, 2013

Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai Sumber Pembelajaran Disain Seni Hias Pada Siswa SMPN 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tim Abdi Guru . 2007 Seni Budaya. Demak: Erlangga.

Tim PLPG. 2012. Panduan PLPG Seni Rupa Rayon 10 UPI Bandung: UPI Majalah :

Ihsan. 2010. Maika Etnik. Maika Ihsan. 2011. Maika Etnik. Maika Ihsan. 2012. Maika Etnik. Maika

Internet :

Ekonomi Kreatif. (2013, Maret 2). Dapat diakses di ekonomi.compasiana.com

Karakter Sosial Masyarakat Cimahi Tengah. (2013, Februari : 3). Dapat diakses di elib.unikom.ac.id

Konsep Seni Rupa.(2013, Februari 10). Dapat diakses di jauharieffendy.blogspot.com Pengertian industry. (2013, Februari 5). Dapat diakses di www.slideshare.net

Ragam Hias Tumbuhan. (2013, Maret 4). Dapat diakses di sanggarbatikatura.com Ragam Hias Tumbuhan. (2013, Maret 4). Dapat diakses di gobatik.com

Ragam Hias Bali. (2013, Maret 4). Dapat diakses di imagebali.net

Ragam Hias. (2013, Maret 4). Dapat diakses di parasakti 7970.blogspot.com Ragam Hias. (2013, Maret 4). Dapat diakses di hurahura.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 5). Dapat diakses di kevinfarell.blogspot.com Ragam Hias. (2013, Maret 5). Dapat diakses di wisnujadmika.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 10). Dapat dikases di jasaukirjepara.wordpress.com Ragam Hias. (2013, Maret 10). Dapat diakses di nadiarayani.wordpress.com

Ragam Hias Bangunan (2013, Mei 9) Dapat diakses di maulanageng.blog.stisitelkom Ragam Hias Bangunan. (2013, Mei 9 ). Dapat diakses di wewarahblog.blogspot.com Ragam Hias Bangunan. ( 2013, Mei 9). Dapat diakses di busantara.blogspot.com Ragam Hias Bangunan. ( 2013, Mei 9). Dapat diakses di blogartikelonline.blogspot .com


(6)

184

Susanto. 2002. Tersedia di Competency. Based HRM. Htt: // www. JakartaConsulting.com

Wilayah Cimahi. (2013. Februari.2). Dapat diakses di info.cimahi.blogspot.com Wilayah Cimahi Tengah. (2013. Februari.2). Dapat diakses di id.wikipedia.org

Wilayah Kabupaten Bandung Barat. (2013. Februari.3) Dapat diakses di wikipedia.org