PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG.
TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA
SISWA DI SMPN 9 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh
Fajri Utami Meylestari 1100750
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESA
2015
(2)
DI SMP NEGERI 9 BANDUNG
Oleh
Fajri Utami Meylestari
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari
© Fajri Utami Meylestari Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
(3)
SKRIPSI
PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9
BANDUNG Oleh:
FAJRI UTAMI MEYLESTARI 1100750
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Desfina, M.Hum NIP. 196102201990032001
Pembimbing II
Ayo Sunaryo,M.Pd NIP. 197708042005011001
Mengetahui,
KetuaDepartemenPendidikanSeniTari
Dr. FrahmaSekarningsih, S.Sen.,M.Si NIP. 195710181985032001
(4)
Fajri Utami Meylestari,2015
PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Pembelajaran seni tari sangat menuntut siswa untuk aktif bergerak dan bekerjasama tetapi yang terjadi di lapangan tingkat kerjasama siswa sangat lemah. Rumusan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu bagaimana tingkat kerjasama siswa sebelum, proses, dan setelah di terapkannya tari Rantak. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan tari Rantak untuk meningkatkan kerjasama siswa pada saat sebelum, proses, dan setelah diadakan treatment dalam pembelajaran seni tari. Manfaat dalam penelitian ini dapat menambah ilmu mengenai tari Rantak untuk meningkatkan kerjasama siswa. metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan jenis Pre-Eksperimental (One-Group Pretest-Posttest Design), karena dalam penelitian ini tidak memakai kelas pembanding. Hasil penelitian di lapangan menunjukan nsetelah diterapkannya tari Rantak, kerjasama siswa meningkat dengan signifikan. Hasil uji kerjasama dari tiga aspek keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan hasil uji analisis data yang di dapatkan setelah dilakukannya perhitungan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa
t
hitung>t
tabeldengan nilait
hitung 60,94 lebih besar dibandingkant
tabel dengan nilai 1,690. Berdasarkan hal tersebut kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan tari Rantak dapat meningkatkan kerjasama siswa.(5)
Fajri Utami Meylestari,2015
DAFTAR ISI
hal PERNYATAAN ... i ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN ...
ii iii iv vi 1 A.LatarBelakang... 1 B.IdentifikasiMasalah...
C.RumusanMasalah...
6 7 . D.TujuanPenelitian ... 7 1. Tujuan Umum... 7 2. TujuanKhusus...
E. Manfaat Penelitian ...
7 7 1. Siswa ... 7
2. Peneliti... 3. Sekolah... 4. Lembaga UPI... E. StrukturOrganisasiSkripsi ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
A.PenelitianTerdahulu... B.KarakteristikSiswa ... C.PembelajaranSenitari ... D.TariRantak di DalamMasyarakatMinangkabau.... E. KonsepTariKelompok... F. SikapKerjasamaSiswa... BAB III MetodePenelitian ...
8 8 8 8 10 10 10 11 13 19 22 24
(6)
Fajri Utami Meylestari,2015
A.MetodePenelitian ... B.DesainPenelitian ... C.Lokasi, PopulasidanSampelPenelitian ... D.InstrumenPenelitan... E. TeknikPengumpulanData ... F. ProsedurPenelitian ... G.DefinisiOperasional... H.VariabelPenelitian... I. Asumsi ... J. Hipotesis ... K.TeknikAnalisisData ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A.HasilPenelitian...
1. Tingkat KerjasamaSiswa di SMP Negeri 9 Bandung SebelumPenerapanTariRantakdalamPembelajaranSeni Tari...
2. Proses
PenerapanTariRantakdalamPembelajaranSeniTariUntu kMeningkatkanKerjasamaSiswa di SMP Negeri 9 Bandung... 3. HasilPembelajaranSeniTariTerhadap Tingkat
KerjasamaSiswaSetelahPenerapanTariRantak di SMP Negeri 9 Bandung...
B.Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN
IMPLIKASI ...
A.Kesimpulan ... B.RekomendasidanImplikasi ... DAFTAR PUSTAKA ... RIWAYAT HIDUP 24 26 27 29 37 38 40 41 41 41 42 44 44 44 57 72 96 10 1 10 1
(7)
Fajri Utami Meylestari,2015
10 2 10
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana untuk menyiapkan generasi masa kini sekaligus masa depan. Hal ini dapat diartikan bahwa proses pendidikan yang dilakukan saat ini bukan semata-mata untuk hari ini, melainkan untuk masa depan. Seperti yang ada dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pernyataan di atas menerangkan bahwa pendidikan di sekolah tidak hanya ditentukan oleh proses belajar mengajar yang telah dilakukan, tetapi ditentukan pula oleh guru sebagai media dan fasilitator pembelajaran. Guru menjadi pemimpin belajar yang memberi fasilitas belajar dan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan nyaman dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal, termasuk pada pembelajaran seni tari.
Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari pembelajaran seni budaya yang memiliki peran dalam membina peserta didik untuk mengembangkan logika, estetika, dan etika melalui pengenalan materi seni baik itu tradisi maupun non tradisi. Pemebelajaran seni tari juga merupakan salah satu pemebelajaran yang memiliki kunci utama dalam mengembangkan potensi untuk berkreativitas. Mengapa demikian karena pembelajaran seni tari memiliki sifat yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Pembelajaran seni tari diberikan karena mempunyai makna,
(9)
Fajri Utami Meylestari,2015
keunikan dan manfaat terhadap peserta didik berupa pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berkreasi dan berekspresi.
Proses pembelajaran seni tari disekolah tempat kita mengajar harus sesuai dengan kurikulum yang didalamnya menjelaskan bahwa sebaiknya guru selain membina keaktifan dan kreativitas siswa. kegiatan pembelajaran seni tari juga bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Berkaitan dengan hal tersebut apabila diaplikasikan dalam proses belajar mengajar disekolah, peserta diarahkan ke suasana demokrasi agar potensi siswa dapat berkembang dengan baik. Menurut Dewey and Thelan (dalam Trianto, 2007, hlm. 45) “...sekolah dipandang sebagai
laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi”. Suasana demokrasi
yaitu suasana yang memungkinkan untuk tumbuh kembangnya potensi-potensi siswa yang positif dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa, seperti halnya mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan berfikir, dan mengembangkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan. Melalui pembelajaran seni tari diharapkan peserta didik dapat membangun kerjasama antar siswa baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran seni tari sangat menuntut siswa untuk aktif begerak dan bekerjasama, tetapi yang terjadi di lapangan siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran seni tari, terutama bagi siswa laki-laki. Mereka beranggapan bahwa tari hanya untuk perempuan saja, karena sifatnya yang lemah gemulai. Selain itu tari sulit untuk dipelajari apalagi materi tarian yang diajarkan merupakan materi tari bentuk yang geraknya lebih luwes. Dilihat dari cara siswa dalam bersosialisasi masih ada yang acuh terhadap teman sekelasnya. Bahkan dalam kelompok belajar pun mereka masih milih-milih mana teman yang paling dekat, biasanya itu masuk ke dalam kelompok belajarnyanya, dan pada akhirnya ada beberapa siswa yang tidak kebagian kelompok. Baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki tidak mau saling membaur dalam kegiatan belajar di kelas. Bagaimana siswa bisa bekerjasama dalam kelompok belajar kalau sosialisasi mereka terhadap teman sekelasnya kurang atau tidak ada sama sekali. Jika dilihat dari psikologi perkembangan peserta didik ada beberapa karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 Tahun) menurut Desmita (2011, hlm. 36)
(10)
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orangtua”. Hal ini dapat terjadi karena materi yang disampaikan oleh guru
terkadang kurang dapat dipahami oleh siswa.
Ketepatan pemilihan materi menjadi faktor yang sangat penting dan berpengaruh dalam proses belajar mengajar, hal ini yang kurang diperhatikan oleh guru pada saat menentukan materi pembelajaran. Ada baiknya guru saat akan memberikan materi disesuaikan dengan silabus mata pelajaran seni tari di sekolah tersebut. Adapun metode dan model pembelajaran yang kurang tepat diajarkan oleh guru dikelas sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.Untuk mengantisipasi permasalahan pembelajaran tersebut peran guru sangatlah penting. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan akademik dalam menentukan materi yang akan diajarkan. Materi yang diberikan guru kepada siswa sangat mempengaruhi suasana belajar di kelas.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan kerjasama antara siswa dalam pembelajaran seni tari dengan pemilihan materi tarian yang cocok untuk diterapkan kepada siswa. Salah satunya yaitu tari rantak sebagai salah satu pemilihan materi ajar yang dianggap oleh peneliti cocok di terapkan di kelas VII dalam pembelajaran seni tari. Tari Rantak dapat mengembangkan kerjasama diantara murid-murid, karena tari Rantak mudah dan gerakannya rampak sehingga murid-murid dapat mempelajarinya. Terlihat rampak pada gerak tangan dan rampak pada gerak kaki. Contohnya seperti saat gerak menepuk tangan dan gerak menghentakkan kaki ke lantai. Agar suaranya terdengar rampak maka dibutuhkan kerjasama. Berikut hal-hal yang terdapat dalam tari kelompok yang sesuai dengan tari Rantak.
1. Musik dinamis 2. Gerak energik 3. Mudah dicerna 4. Gerak rampak
5. Dibawakan oleh laki-laki dan perempuan 6. Pola lantai mudah
Jika dikaitkan dalam bentuk kerjasama dalam musik dan gerak terdapat satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan,yaitu musik tari rantak sendiri sangatlah dinamis sudah bisa membangun suasana untuk bekerjasama. Dengan gerak penari yang energik dan rampak, agar bisa bekerjasama sehingga gerak yang dibawakan terlihat indah. Karena
(11)
Fajri Utami Meylestari,2015
dalam tari kelompok itu geraknya haruslah rampak, mulai dari ketukan / tempo, pengolahan tenaga, ruang, dan level. Murgiyanto (1986, hlm. 38) mengatakan bahwa :
Sebuah komposisi kelompok, bukanlah sekedar sebuah tarian tunggal yang dilakukan oleh dua, tiga, empat, atau lebih penari, dimana setiap gerakan selalu dilakukan secara serempak. Dengan perkataan lain sebuah kelompok bukanlah
bentuk “penggandaan” tarian tunggal.
Kemudian Murgiyanto (1986, hlm. 39) juga menambahkan bahwa:
Dalam sebuah komposisi kelompok, setiap pola atau rangkaian gerak dapat dilakukan secara: serempak, berimbang, berseling-seling, terpecah-pecah dan berurutan, dengan pola lantai yang dapat dibuat tetap di temapt atau berpindah tempat.
Soedarsono (1986, hlm. 113) mengatakan bahwa :
...untuk koreografi kelompok masih memerlukan satu desain lagi yaitu desain kelompok. Desain kelompok ini bisa digarap dengan menggunakan desain lantai, desain atas atau desain musik sebagai dasarnya, atau dapat pula didasari oleh ketiga-tiganya. Desain lantai yang digunakan sebagai dasar dari desain kelompok dapat merupakan desain lantai yang tidak bergerak dan dapat pula yang bergerak. Kemudian Soedarsono (1986, hlm. 113) menambahkan bahwa :
Ada lima bentuk desain kelompok, yaitu unision atau serempak, balanced atau berimbang, broken atau terpecah, alternate atau selang seling dan canon atau bergantian. Sudah barang tentu perpaduan antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lain akan lebih memaniskan koreografi. Selain itu bentuk-bentuk desain kelompok tersebut masing-masing memiliki kekuatan menyentuh perasaan penonton yang khas.
Bentuk desain ini terlihat pada gerak dalam tari rantak dimana dalam satu jeda ada perbedaan gerak antara penari laki-laki dan perempuan, namun perbedaan gerak itu jika dilakukan bersama-sama akan terlihat indah. Jadi penari dituntut untuk saling bekerjasama saat menarikan tari rantak, karena tari rantak merupakan sebuah tari kelompok yang geraknya haruslah rampak.
Tari rantak merupakan tarian Minangkabau yang sangat dinamis, gerakan-gerakannya penuh gerakan yang terinspirasi dari pencak silat. Pencak silat merupakan seni bela diri yang tertanam sangat kuat dalam tradisi rakyat Minangkabau Sumatera Barat hinga mengilhami salah satu gerakan seni tarian yang disebut tari rantak. Semua tarian rakyat Minangkabau sangat dinamis, namun tari rantak luar biasa
(12)
dinamis dan unik untuk dilihat karena menampilkan gerakan-gerakan dinamis yang terinspirasi dari pencak silat. Yang membuat menarik tarian ini lebih „ramai‟ karena selain musik, sesekali ada suara keras saat para penari menghentakkan kaki di lantai.Tarian rantak ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang pria dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah serta emas. Dengan kombinasi pakaian yang warnanya cerah, kostum laki-laki dan perempuan sama, musik yang dinamis dan gerakan-gerakan yang kuat dan tajam plus hentakan kaki, tari rantak merupakan pertunjukan yang mengagumkan untuk dilihat. Selain itu tari ini bisa dibawakan secara kelompok atau berpasangan antara putra dan putri. Tari ini tidak menggunakan media handproperty, hanya mengandalkan hentakan kaki ke bumi. Tari rantak memiliki gerakan yang energik dan ritme yang dinamis. Tari ini sering di tampilkan dengan berbagai variasi gerak dan variasi jumlah penari. Sehingga dirasa cocok untuk dapat meningkatkan kerjasama siswa saat menarikannya. Kesederhanaan dan semangat yang terkandung dalam tari rantak ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII ditingkat SMP.
Masalah yang terjadi di lapangan adalah kurangnya kerjasama antar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas. Lebih dominannya siswa perempuan dari pada siswa laki-laki yang mau menari, karena tari identik dengan perempuan, kemudian siswa laki-laki banyak yang merasa gengsi karena mereka menganggap bahwa tari itu hanya untuk perempuan saja sehingga siswa laki-laki lebih pasif untuk kerjasama dalam pembelajaran seni tari di kelas. Padahal masih banyak tari nusantara yang bisa dibawakan dan dipelajari secara berkelompok oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan untuk membangun kerjasama antar siswa. Salah satunya tari Rantak dari Minangkabau tarian ini sangat energik dan dinamis juga mudah dipahami oleh siswa baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki. Selain itu gerak tari Rantak merupakan gerak pencak silat yang dimana siswa laki-laki dan siswa perempuan bisa menarikanya bersama-sama karena tidak ada gerak yang membedakan atara perempuan dan laki-laki memungkinkan untuk meningktakan kerjasama.
Permasalahan diatas banyak cara untuk membangun kerjasama siswa di dalam kelas salah satunya dengan pemilihan materi tarian yang tepat untuk diterapkan kepada siswa di dalam kelas. Salah satu tari nusantara yang bisa dibawakan secara berpasangan atau berkelompok yaitu tari Rantak. Alasan peneliti memilih tari Rantak
(13)
Fajri Utami Meylestari,2015
karena Rantak itu rampak sama dengan kerjasama, di dalam tari Rantak selalu dituntut kerjasama. Seperti saat melakukan rentak kaki bersama-sama, jika tidak ada kerjasama tidak akan rantak bunyi yang terdengar. Di dalam tari Rantak juga ada gerak menepuk tangan yang harus dilakukan bersama-sama agar bunyinya terdengar rampak untuk meningkatkan kerjasama. Musik tari Rantak dinamis mudah dicerna oleh siswa. Antar gerak dan musik harus saling menyatu jika tidak ada kesatuan tidak akan ada kerjasama. Musik itu harus dilakukan sesuai ketukan yang sudah ada agar rampak jika tidak dilakukan sesuai dengan ketukan tentu tidak rampak agar rampak maka dibutuhkan kerjasama antar siswa. Selain itu tari tersebut merupakan jenis tari kelompok yang jumlah penarinya lebih dari dua orang. Bisa dibawakan oleh beberapa orang laki-laki dan perempuan. Sehingga siswa laki-laki dan siswa perempuan bisa menarikan tarian ini karena tidak ada batasan gerak antara laki-laki dan perempuan. Dalam tari kelompok geraknya harus rampak supaya bisa bekerjasama, kerena kalau tidak ada kerjasama yang baik didalam kelompok, maka tidak akan tercipta gerak tari yang rampak dan indah. Maka dari itu perlu adanya hubungan kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok, walaupun latar belakang mereka berbeda-beda. Perbedaan disini bisa terjadi karena jenis kelamin laki-laki dan perempuan, faktor pandai dan kurang pandai, faktor lingkungan keluarga, agama, suku maupun budaya. Perbedaan yang seperti ini peneliti temui di dalam kelas dan ini sangat terlihat jelas antara kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan, ada siswa yang mau berbaur dengan teman sesama jenisnya ada juga yang tidak mau berbaur, bahkan ada diskriminasi sehingga menurut peneliti tari Rantak cocok untuk diterapkan agar kerjasama siswa lebih meningkat. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII 9 di SMP Negeri 9 Bandung. Alasan memilih SMP tersebut dikarenakan sekolah tersebut cukup representatif untuk dijadikan tempat penelitian. Selain itu karena karakteristik siswa SMP yang cenderung senang bergerombol dengan teman-temanya, tingkat emosi yang masih labil, dan memiliki sifat egosentrisme yang mempengaruhi tingkat kerjasama.
Selain itu siswa mendapatkan wawasan baru mengenai tari nusantara tari Rantak.
Maka peneliti mengambil judul “Penerapan Tari Rantak Dalam Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Meningkatan Kerjasama Siswa Di SMPN 9 Bandung.
(14)
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi di lapangan yaitu:
1. Kurangnya kerjasama antar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas. 2. Siswa laki-laki lebih pasif dari pada siswa perempuan untuk bekerjasama
dalam pembelajaran seni tari di kelas.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung sebelum penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?
2. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung saat proses penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?
3. Bagaimana tingkat kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung setelah penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yatiu sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat kerjasama siswa dengan media pembelajaran tari berkelompok melalui tari Rantak .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan gambaran tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung dalam pembelajaran seni tari sebelum penerapan tari Rantak.
b. Untuk mendeskripsikan data tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung melalui proses penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari.
(15)
Fajri Utami Meylestari,2015
c. Untuk memperoleh data tentang kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung setelah penerapan tari Rantak dalam pembelajaran seni tari.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai kalangan, seperti berikut :
1. Siswa
a. Meningkatkan kerjasama siswa dalam tim
b. Memberikan pengalaman kepada siswa menjadi aktif dan kreatif
c. Membantu siswa untuk dapat berinteraksi antar sesama teman dan melatih tanggung jawab individu.
2. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam mengembangkan proses pembelajaran seni tari. Selain itu dapat pula menjadikan karya tulis ini sebagai bahan diskusi maupun referensi untuk acuan penelitian lanjutan.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan acuan dan memberikan kontibusi konkrit dalam mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia dan kualitas pembelajaran seni tari.
4. Lembaga UPI
Menambah catatan dan dokumentasi kepustakaan di UPI dalam mengembangkan inovasi pembelajaran sehingga mampu memberikan dukungan nyata dalam menjaga dan meningkatkan kualitas UPI sebagai perguruan tinggi yang konsisten pada wilayah pendidikan.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang permasalahan pada penelitian ini. Adapun lima bab tersebut meliputi :
(16)
Bab I pada skipsi ini berisi tentang uraian pendahuluan yang terdiri dari sub bab-sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, hipotesis penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka
Bab II pada skripsi ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini sebagai teori yang dijadikan oleh peneliti. Adapun sub bab-sub pada bab II ini yaitu telaah penelitian sebelumnya penelitian terdahulu, karakteristik siswa,pembelajaran seni tari, tari Rantak di dalam masyarakat Minangkabau , konsep tari kelompok, sikap kerjasama siswa.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III pada skripsi ini menguraikan tentang metode penelitian dan beberapa komponen pada penelitian ini. Adapun sub bab-sub bab pada bab III ini yaitu metode penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, asumsi, hipotesis, teknik analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berupa pembahasan dan jawaban dari rumusan masalah yang sudah peneliti lakukan.
5. Bab V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya, apakah hasilnya berhasil atau tidak. Kemudian peneliti juga memberikan saran kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian eksperimen. Selain itu pada bab ini peneliti menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.
(17)
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian Pre-Experimental. Mengenai pengertian ekperimen, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm. 74) mengemukakan bahwa:
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa ?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk penelitian yang di pakai oleh peneliti adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Peneliti mengambil bentuk penelitian ini karena tidak adanya kelas pembanding dan peneliti hanya memberikan sebuah penerapan tari Rantak pada satu kelompok.
Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu : One-Shot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparasion. Menurut Sugoiyono (2011, hlm.74)
Metode ini digunakan untuk menerapkan tari rantak sebagai media untuk mengukur kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari melalui tari berkelompok. Tari rantak tersebut dijadikan sebagai media untuk diujicobakan pada peningkatan kerjasama siswa terhadap pembelajaran seni tari yang terangkap dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SMP Negeri 9 Bandung pada kelas VII 9.
Desain penelitian merupakan rumusan dari rancangan yang dibuat sedemikian rupa agar arah penelitian jelas dan mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam desain penelitian seorang peneliti harus memaparkan berbagai macam bentuk susunan kerangka penelitian yang akan dibuat.
(19)
Desain penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design dari Pre-eksperimental. Artinya pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan treatment. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sugiyono (2011, hlm.74). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :
Keterangan :
Oı
= nilai pretest (sebelum diberikan treatment)X
= treatmentO
2 = nilai postest (setelah diberi treatment)(20)
B. Desain Penelitian
Bagan 3.1
Kerangka Desain Penelitian Kurikulum
Siswa
Pembelajaran Seni Tari Melalui Tari Rantak
(Variabel X)
Kerjasama Siswa (Variabel Y)
Lingkungan
Sosial Hasil :
Siswa mau bersosialisasi
Indikator dalam tari :
a. Keterampilan Berkomunikasi, dimana siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika berdiskusi, siswa yang terampil dalam berkomunikasi bisa bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang paif untuk berbaur.
b. Meningkatkan Kerjasama, dimana siswa mampu bekerjasama dalam mengeksplor gerak tari, menyusun gerak tari dan berlatih.
c. Tolong Menolong, dimana melalui penerapan tari Rantak diharapkan siswa memilki rasa empati terhadap teman sekelompoknya, membantu temanya ketika menemukan kesulitan, dan bisa menghargai pendapat temanya.
(21)
Sumber : Amir, dkk (2002, hlm. 34-35)
C. Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian 1. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Bandung yang bertempat di Jalan Semar no. 5 Bandung. Alasan memilih SMP tersebut dikarenakan sekolah ini memiliki kriteria yang sesuai dengan keinginan peneliti.
2. Populasi
Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi objek dari sebuah penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 117). Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 9 Bandung yang berjumlah 432 orang siswa. Pemilihan populasi pada penelitian ini karena di kelas ini pembelajaran seni tari diberikan. Peneliti memilih kelas VII 9 yang berjumlah 36 orang, seluruh populasi merupakan sampel dari penelitian ini.
3. Sampel
Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 85).
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 118). Sampel dalam penelitian ini peneliti memilih satu kelas dari keseluruhan kelas VII yang terdiri dari 12 kelas, yaitu kelas VII 9 yang berjumlah 36 orang, yaitu 21 orang siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pemilihan sampel kelas ini karena VII 9 karena karakteristik siswa laki-laki yang pasif dalam pembelajaran sehingga peneliti menilai akan sangat berpengaruh terhadap proses kerjasama antar siswa dalam PBM. Selama ini kelas tersebut memang bukan kelas unggulan
(22)
begitu pun dengan siswa laki-laki yang dinilai kurang memiliki minat terhadap pembelajaran seni tari, mereka cenderung malu jika harus menari apalagi dengan jumlah siswa perempuan yang lebih banyak dari pada siswa laki-laki, sehingga tingkat kerjasama antar siswa pun cenderung kurang. Hal-hal ini terbukti pada saat observasi awal siswa merasa merasa keberatan dengan pemilihan kelompok secara acak, dan lebih menyukai satu kelompok dengan teman-teman yang memiliki kedekatan khusus ( teman bermain ).
Tabel. 3. 1
Daftar Nama Siswa Kelas VII 9 Tahun Ajaran 2014/2015 No Nomor Induk
Siswa
Nama L/P
1. 1415. 07.005 ADELLIA KANIA SUWANDIE P
2. 1415.07.008 ADINDA HASNA FADHILAH P
3. 1415.07.012 ADRIAN FAJAR RAMDHANI L
4. 1415.07.016 AFINA RANDHANTYA RACHMAN P
5. 1415.07.025 AJI WIBOWO L
6. 1415.07.032 ALPIAN GALIH HARDIYANTO L
7. 1415.07.043 ANDHIKA TAUFIK NUR RAHMAN L
8. 1415.07.054 ARDIAN FEBRIANSYAH L
9. 1415.07.060 ATHAR FASYA QINTHARA L
10. 1415.07.062 AULIA NUR FEBRIYANTI P
11. 1415.07.083 CLARISA AMELIA PUTRI P
12. 1415.07.109 DIYANG WULANDARI RUSI P
13. 1415.07.110 DWI SEFTIAN SETIAJI L
14. 1415.07.162 GHANI IRFAN BRILLIANDRI L
15. 1415.07.163 GHINA KHAIRA P
16. 1415.07.173 HANDY SETIAWAN L
17. 1415.07.175 HANIPAH P
18. 1415.07.191 ISMI PUTRI ASIH P
19. 1415.07.194 JANETHA SYAWALINA P
20. 1415.07.205 LARAS AJENG PUSPAWATI P
(23)
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat instrumen yang mendukung dan memperkuat informasi untuk penelitian ini, antara lain studi pustaka, observasi secara langsung, wawancara, tes, dan dokumentasi. Bentuk instrumen penelitian ini berupa pedoman-pedoman, baik pedoman observasi, wawancara, maupun tes yang dituangkan ke dalam benntuk catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
a. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi adalah kegiatan melihat objek yang akan diteliti yang memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan pengumpulan data dalam sebuah penelitian. Observasi dilakukan dengan mengambil informasi yang hendak diambil berupa/ fakta, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi di kelas VII 9 SMP Negeri 9 Bandung mengenai tingkat kerjasama antar siswa. Untuk mempermudah pengumpulan data, maka peneliti menuliskan alat bantu berupa buku catatan dan sebelumnya membuat pedoman observasi untuk
22. 1415.07.209 LIVIANA NANDAWATI P
23. 1415.07.213 MARSHANDA LUTFIAH PUTRI P
24. 1415.07.243 MUHAMMAD FADHIL AKMAL SAPUTRA L
25. 1415.07.257 MUHAMMAD TEGAR JAROSMAN L
26. 1415.07.278 NAJWA NURHAFSAH P
27. 1415.07.297 PUTRI IDAMBA P
28. 1415.07.304 RADEN MUHAMMAD IRFAN MARTASUTA L
29. 1415.07.309 RAHMADI L
30. 1415.07.342 RIVALDI FARWAN L
31. 1415.07.369 SEPTIANA AULIA NUR FADUNA P
32. 1415.07.381 SILVI HERLIANI P
33. 1415.07.383 SINTIA NATALIA P
34. 1415.07.385 SIITI FADILATUNNISA AULIA P
35. 1415.07.402 TIARA NISA NURIYAH P
(24)
memudahkan proses kegiatan observasi. Observasi ini dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung.
b. Tes
Tes merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, baik secara lisan, tulisan, maupun tes perbuatan. Dalam penelitian ini menggunakan tes perbuatan yaitu tes yang dilakukan dalam penerapan tari rantak untuk menigkatkan kerjasama siswa. Tes yang dilakukan terdiri dari tes awal (pre-test) sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuan. Berikut ini adalah aspek yang terdapat dalam kerjasama.
a. Keterampilan Berkomunikasi (Aspek 1):
Keterampilan siswa dalam berkomunikasi dapat terlihat bagaimana siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika diminta untuk mendiskusikan gerak tari yang akan dieksplorasi, disusun, dan berlatih dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu siswa yang terampil dalam berkomunikasi bisa bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak apa saja yang belum dikuasai dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya.
b. Meningkatkan kerjasama (Aspek 2):
Dikarenakan tari rantak ini merupakan tari kelompok, diharapkan kerjasama antar anggota kelompok dapat terjalin. Baik dalam melakukan gerak menghentak kaki sesuai ketukan, melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan, bahkan berlatih tentu diperlukan sebuah kerjasama antara anggota kelompok tersebut sehingga tercipta kekompakan dan keharmonisan gerakan. Misalnya ketika melakukan gerak rampak apabila terjalin kerjasama yang baik maka akan tercipta gerakan yang dinamis. Serta diskusi dalam pembagian tugas kelompok untuk penampilan tari. c. Saling tolong menolong (Aspek 3) :
(25)
Melalui penerapan tari rantak ini diharapkan siswa memiliki rasa empati terhadap teman sekelompoknya, bersedia membantu temannya ketika menemui kesulitan saat pembelajaran, dan bisa menghargai pendapat teman sekelompoknya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Tabel 3.2
Data Pretespada Aspek Keterampilan Berkomunikasi
No Nama
Siswa
Aspek 1 (KB) Skor X X2 Ket
Menuangkan ide /gagasan besama kelompok Bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang
belum dikuasai
Mengajak siswa yang pasif untuk berbaur
dengan anggota kelompoknya
1
Tabel 3.3
Data Pretes pada Aspek Meningkatkan Kerjasama
No Nama
Siswa
Aspek 2 (MK) Skor X X2 Ket
Melakukan gerak menghentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok Melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok Berlatih bersama kelompok Pembagian tugas kelompok 1 Tabel 3.4
Data Pretestpada Aspek Tolong Menolong
No Nama
Siswa
Aspek 3 (TM) Skor X X2 Ket
Memiliki rasa empati
Membantu teman yang kesulitan
Menghargai pendapat teman
1
Tabel 3.5
Data Pretest pada Aspek Keseluruhan
No Nama
Siswa
Nilai Keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek1 (KB) Aspek 2 (MK) Aspek 3 (TM) 1
(26)
Tabel 3.6
Data Proses pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi
Tabel 3.7
Data Proses pada Aspek Meningkatkan Kerjasama
No Nama
Siswa
Aspek 2 (MK) Skor X X2 Ket
Melakukan gerak menghentak kaki sesuai dengan kelompok Melakukan gerak menepuk tangan sesuai dengan kelompok Berlatih bersama kelompok Pembagian tugas kelompok 1 Tabel 3.8
Data Proses pada Aspek Tolong Menolong
No Nama
Siswa
Aspek 3 (TM) Skor X X2 Ket
Memiliki rasa empati Membantu teman yang kesulitan
Menghargai pendapat
teman
1
No Nama
Siswa
Aspek 1 (KB) Skor X X2 Ket
Menuangkan ide /gagasan bersama kelompok Bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang
belum dikuasai
Mengajak siswa yang pasif untuk
berbaur dengan anggota kelompoknya
(27)
Tabel 3.9
Data Proses Keseluruhan Tiga Aspek (keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong)
No Nama Siswa
Nilai Keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek1 (KB) Aspek 2 (MK) Aspek 3 (TM) 1 Tabel 3.10
Data Posttest pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi No Nama
Siswa
Aspek 1 (KB) Skor X X2 Ket
Menuangkan ide /gagasan bersama kelompok Bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai
Mengajak siswa yang pasif untuk berbaur
dengan anggota kelompoknya
1
Tabel 3.11
Data Posttest pada Aspek Meningkatkan Kerjasama
Tabel 3.12
Data Posttest pada Aspek Tolong Menolong
Tabel 3.14
Data Posttes Keseluruhan Tiga Aspek (keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong)
No Nama
Siswa
Aspek 2 (MK) Skor X X2 Ket
Melakukan gerak mengehentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok Melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok Berlatih bersama kelompok Pembagian tugas kelompok 1
No Nama
Siswa
Aspek 3 (TM) Skor X X2 Ket
Memiliki rasa empati
Membantu teman yang kesulitan
Menghargai pendapat teman
(28)
Tabel 3.15
Dtaa Uji
t
pada Aspek Keterampilan BerkomunikasiNo Nama Aspek 1 (KB) D d²
Pre-test Post-test 1
Tabel 3.16
Data Uji
t
pada Aspek Meningkatkan KerjasamaNo Nama Aspek 1 (MK) D d²
Pre-test Post-test 1
Tabel 3.17
Data Uji
t
pada Aspek Tolong MenolongNo Nama Aspek 1 (TM) D d²
Pre-test Post-test 1
Tabel 3.18
Data Uji
t
Pretes dan PosttestNo Nama Aspek 1 (TM) D d²
Pre-test Post-test 1
KKM = 75
Keterangan : Bobot nilai 86-95 = A (Sangat Baik) Bobot nilai 76-85 = B (Baik)
Bobot nilai 66-75 = C (Cukup) Bobot nilai < 65 = D (Kurang)
Tabel 3.19 No Nama
Siswa
Nilai Keseluruhan Skor X X2 Ket
Aspek1 (KB)
Aspek 2 (MK)
Aspek 3 (TM)
(29)
Rentang Nilai pada Aspek Keterampilan Berkomunikasi
No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan
1. 2. 3. 4. 86-95 76-85 66-75 < 65 Sangat Baik(A) Baik(B) Cukup (C) Kurang(D)
1) Jika siswa dapat menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya.
2) Jika siswa dapat menuangkan ide/gagasan, dan bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai.
3) Jika siswa hanya dapat menuangkan ide/gagasanya.
4) Jika siswa belum dapat menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya.
Tabel 3.20
Rentang Nilai pada Aspek Meningkatkan Kerjasama
No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan
1. 2. 3. 4. 86-95 76-85 66-75 < 65 Sangat Baik(A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
1) Jika siswa dapat melakukan gerak menghentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok, melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok, pembagian tugas kelompok, dan berlatih dengan kelompok.
2) Jika siswa dapat melakukan gerak menghentak kaki sesuai ketukan dengan kelompok, melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok, dan pembagian tugas kelompok.
3) Jika siswa dapat berlatih dengan kelompok saja.
4) Jika siswa belum dapat melakukan gerak menghentak kaki susuai
ketukan dengan kelompok,
melakukan gerak menepuk tangan sesuai ketukan dengan kelompok,
(30)
pembagian tugas kelompok, dan berlatih.
Tabel 3.21
Rentang Nilai pada Aspek Tolong Menolong
No Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan
1.
2.
3. 4.
86-95
76-85
66-75 < 65
Sangat Baik (A)
Baik (B)
Cukup (C) Kurang (D)
1) Jika siswa dapat memeliki rasa empati, membantu teman yang kesulitan, dan menghargai pendapat teman.
2) Jika siswa dapat memiliki rasa empati, dan membantu teman yang kesulitan.
3) Jika siswa dapat menghargai pendapat teman saja.
4) Jika siswa belum dapat memiliki rasa empati, membantu teman yang kesulitan, dan menghargai pendapat teman.
c. PedomanWawancara
Wawancara yang dilakukan dalam pengumpul data pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, yakni dengan pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya dan setiap responden diberikan pertanyaan yang sama. Sehingga peneliti dapa mengetahui bermacam-macam jawaban yang dikemukakan oleh responden sebagai sampel penelitian.
d. Dokumentasi
Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan unruk mendukung kelengkapan data yang lain dalam penelitian.
(31)
Pedoman ini digunakan untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah yang diajukan seperti mencatat kegiatan guru, mencatat bagaimana siswa merspon pelajaran seni tari dengan penerapan tari rantak dan mencatat kerjasama siswa dalam proses pembelajaran seni tari.
e. Studi Pustaka
Kegiatan ini meliputi kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku bacaan kemudian bisa sebagai referensi penulisan laporan penelitian. Data dan informasi dalam langkah ini dapat diperoleh dari hasil membaca majalah, skripsi, artikel, dan sumber lain yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, yakni pada proses penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung.
E. Teknik Pengumpul Data
Dalam penelitian ini, teknik yang penulis gunakan diantaranya : a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sesuai melalui pengamatan awal (observasi awal), peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap tingkat kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari sebelum. Kemudian peneliti melihat proses pembelajaran seni tari mengenai tari yang diterapkan di sekolah tersebut dan tingkat kerjasama siswa sebelum peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
b. Wawancara
Peneliti melakukan proses wawancara sebagai berikut : 1. Wawancara kepada guru yang bersangkutan
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa khususnya siswa kelas VII.9 yang merupakan kelas eksperimen, proses belajar mengajar, metode dan strategi yang dipakai oleh guru yang bersangkutan, dan pendapat tentang judul dan masalah penelitian yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.
(32)
2. Wawancara kepada siswa
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran seni tari, dan sejauh mana siswa memahami pembelajaran seni tari yang telah diberikan dengan tari Rantak, apakah tingkat kerjasama antar siswa meningkat atau tidak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data secara akurat dengan mendokumentasikan dari awal proses pembelajaran seni tari berlangsung hingga hasil akhir pembelajaran. Dokumentasi tersebut berupa foto pada proses pembelajaran tari rantak mengenai tingkat kerjasama siswa.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mempelajari dari sumber-sumber kepustakaan yang ada baik berupa buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dikaji pada penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti dalam menentukan landasan berpikir yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian selain itu juga agar peneliti mempunyai pijakan yang cukup kuat untuk membangun kerangka berpikir.
Studi pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data informasi yang di perlukan dari berbagai sumber bacaan baik yang bersifat dokumen sumber lainnya. Pada intinya stidi pustaka dilakukan agar peneliti mempunyai pedoman, pengetahuan pandangan dan pemahaman yang luas terhadap masalah yang diteliti yaitu untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep yang diinginkan landasan pemikiran dalam penlitian ini. Jenis studi pustaka dalam penelitian ini berupa buku-buku, skripsi artikel, internet, dan sumber yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan penelitian
(33)
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengamati bagaimana proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung. Kemudian peneliti mendapat ide untuk melakukan penelitian. b. Pengajuan judul penelitian
Setelah melakukan observasi pada pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung, selanjutnya peneliti mengajukan judul untuk penelitian kepada dewan skripsi dengan judul penerapan tari rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung.
c. Membuat proposal
Setelah disetujui judul yang peneliti ajukan kepada dewan skripsi, peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan dan disahkan oleh dewan skripsi.
d. Menentukan instrumen
Instrumen dalam penelitian ini merupakan alat untuk mengumpulkan data-data tentang hasil kerjasama siswa dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 9 Bandung.
e. Pelaksanaan penelitian a. Pengumpulan data
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data yang menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu peneliti melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan.
b. Pengolahan data
Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses pembelajaran yang dilakukan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang akurat.
(34)
c. Penyusunan Laporan a. Penyusunan Data
Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah melalui tahap pengolahan data. Langkah penyusunan data ini dilaksanakan agar laporan penelitian menjadi sistematis.
b. Pengetikan Data
Proses ini dilakukan oleh peneliti setelah data tersusun dengan sistematis melalui proses bimbingan terlebih dahulu.
c. Penggandaan Laporan Penelitian
Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah dilaksanakan sidang skripsi. Penggandaan ini dilakukan setelah melalui tahap-tahap yang dilakukan dengan pengawasan yang telah disetujui oleh pembimbing 1 dan 2.
G. Definisi Operasional
Pembahasan mengenai definisi operasional, perlu mengetahui mengenai variabel penelitian terlebih dahulu. Seperti penjabaran berikut ini. Definisi operasional dalam judul skripsi penerapan tari rantak dalam pembelajaran seni tari sabagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMPN 9 Bandung adalah, bahwa dengan tari rantak sebagai media dalam pembelajaran seni tari sikap kerjasama siswa dapat ditingkatkan. Tari Rantak itu rampak sama dengan kerjasama, didalam tari Rantak kerjasama selalu dituntut. Seperti saat melakukan rentak kaki bersama-sama, jika tidak ada kerjasama tidak akan rantak bunyi yang terdengar. Didalam tari Rantak juga ada gerak menepuk tangan yang harus dilakukan bersama-sama agar bunyinya terdengar rampak untuk meningkatkan kerjasama. Gerak dan musik dalam tari Rantak harus dilakukan sesuai ketukan yang sudah ada rampak jika tidak dilakukan sesuai ketukan tentu suara yang terdengar tidaklah rampak jika tidak rampak maka
(35)
bukan tari Rantak namanya, yang menjadi khas dari tari Rantak adalah “ramai” karena selain musik, sesekali ada suara keras saat penari menghentakan kaki di lantai dan suara menepuk tangan. Selain itu gerakanya penuh dengan gerak pencak silat. Maka dari itu sangat dibutuhkan kerjasama dalam melakukanya.
Kerjasama disini adalah supaya siswa mau bersosialisasi, berbaur, mempunyai rasa empati, saling tolong-menolong terhadap temanya. Jika dihubungkan dengan kerjasama di dalam tari Rantak ini tidak ada perbedaan gerak antara laki-laki dan perempuan semuanya sama. Sehingga memungkinkan siswa laki-laki dan perempuan untuk menarikanya, dan dari segi kostum tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki semuanya sama. Jadi siswa laki-laki dan perempuan bisa saling bekerjasama melalui tari Rantak ini.
H. Variabel Penelitian
Variabel penenelitian yang berjudul “Penerapan Tari Rantak Pada Pembelajaran Seni
Tari Sebagai Upaya Meningkatkan Kerjaasama Siswa di SMP N egeri 9 Bandung”
yaitu :
Bagan 3.2 Variabel X dan Y
a. Variabel bebas ( independent variabel ) adalah penerapan tari Rantak. Tari Rantak di sini berperan sebagai media dalam pembelajaran seni tari. Variabel bebas ini adalah perlakuan (treatment) yang mempengaruhi variabel lain.
b. Variabel terikat ( dependent variabel ) dalam penelitian ini adalah kerjasama, karena tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kerjasma siswa dengan
Variabel X
“Penerapan Tari Rantak”
Variabel Y
(36)
menerapkan tari Rantak. Variabel terikat ini adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
I. Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah: penerapan tari rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama dipresepsikan akan terdapat hasil meningkatan kerjasama siswa.
J. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai tingkat keberhasilan atau tolak ukur dari hasil penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 64). Pengujian dapat dilakukan pada satu pihak atau dua pihak. Pengujian satu pihak adalah pengujian sampel penelitian yang tidak memakai sampel sebagai pembanding, sedangkan pengujian dua pihak adalah sampel yang menggunakan sampel lain sebagai pembanding.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis uji satu pihak, karena subjek yang menjadi sampel penelitian hanya ada satu sampel dan tidak ada pembanding dengan sampel lain. Maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : terdapat peningkatan terhadap kerjasama siswa setelah dilakukan treatment tari Rantak pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 9 Bandung .
Ho : tidak terdapat peningkatan terhadap kerjasama siswa setelah dilakukan treatment tari Rantak pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 9 Bandung.
(37)
Setelah dilakukannya observasi, wawancara, tes dan dokumentasi, hasil dari penelitian tersebut digabungkan lalu dianalisis untuk mendapatkan hasil yang benar sesuai dengan kebutuhan. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan uji hipotesis dengan rumus :
a. Menentukan nilai rata-rata Md = Ʃ�
�
Md = nilai rata-rata selisih
x
2-x
1 Ʃd = Ʃ (x
2-x
1)N = Jumlah siswa
b. Menentukan standar deviasi S = Ʃ�²− (Ʃ�)²
�
S = Standar deviasi/ Simpangan Baku
Ʃd² = Ʃ (
x
2-x
1)²Ʃd = Ʃ (
x
2-x
1) n = Jumlah Siswa c. Menentukant
hitungt =
��( −1)
Md = nilai rata-rata selisih X2-X1
S = Standar deviasi/ Simpangan Baku n = Jumlah siswa
(38)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung. Sebelum menerapkan tari Rantak peneliti melakukan Pretest atau tes awal terhadap kerjasama siswa dengan mengacu pada tiga aspek yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong. Hasilnya menunjukan siswa masih acuh dalam melakukan kerjasama bahakan tidak perduli terhadap teman kelompoknya, siswa mengandalkan salah satu temannya yang pandai dikelompoknyadalam kerjasama. Hal ini menjadi faktor lemahnya tingkat kerjasama siswa. Pemahaman siswa mengenai kerjasama sangatlah kurang. Siswa hanya mengetahui bahwa kerjasama hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, tanpa mengetahui dan memahami kerjasama yang sesungguhnya dalam pembelajaran seni tari.
Pada saat proses penerapan tari Rantak berlangsung siswa sangat antusias. Terlihat sedikit peningkatan terhadap kerjasama dalam aspek keterampilan berkomunikasi, siswa mampu menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya, dan pada aspek meningkatkan kerjasama siswa mampu mengeksplor gerak tari, menyusun gerak tari, berlatih, dan pembagian tugas kelompok. Namun tetap saja dalam asspek tolong menolong siswa masih terlihat sangat lemah. Walaupun begitu tetap saja peneliti merasa puas karena hasil yang di dapat siswa meningkat dari Pretest.
Pada hasil Posttest menunjukan bahwa tari Rantak berhasil dalam meningkatkan kerjasama siswa. Setelah di terapkannya tari Rantak kerjasama siswa meningkat dengan signifikan. Siswa laki-laki dan perempuan yang tadinya pasif menjadi aktif sudah mau berbaur dengan teman sekelompoknya, siswapun mau bekerjasama dan menolong temanya saat diskusi dan latihan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji
t
. Nilai rata-rata Pretest hanya mendapat(39)
67, sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh saat Posttest yaitu 88. Selain itu, hasil meningkatnya kerjasama siswa dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan uji
t
menghasilkan
thitung
>ttabel
, yang mana thitung dengan nilai 60,94 dan nilai ttabel yaitu 1,690. Oleh karena itu tari Rantak mampu meningkatkan kerjasama siswa. B. Implikasi dan RekomendasiBerdasarkan dengan kesimpulan di atas, penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari telah berhasil meningkatkan kerjasama siswa, maka pembelajaran seni tari melalui media tari Rantak ini disarankan:
1. Bagi para pembuat kebijakan
Peran pimpinan sekolah sangat diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah. Maka dari itu dengan adanya peran pimpinan sekolah di harapkan dapat mensosialisasikan terhadap para tenaga pengajar untuk menggunakan media tari Rantak, karena media tari Rantak ini terbukti mampu untuk meningkatkan kerjasama siswa khususnya untuk pembelajaran seni tari.
2. Bagi para pengguna hasil penelitian
Guru mempunyai peran penting dalam pembelajaran, maka dari itu hal utama yang perlu di perhatikan dengan adanya peran guru diharapkan menjadi guru yang berkompetensi yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menguasai berbagai media pembelajaran, dan metode pembelajaran khususnya cara mengajar untuk meningkatkan kerjasama siswa.
3. Bagi para pengguna berikutnya
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan media yang di anggap mampu dan berhasil meningkatkan kerjasama siswa, demikian yang peneliti harapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk di jadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kerjasama siswa atau pun mengenai tari Rantak. 4. Bagi para pemecahan masalah di lapangan ataupun Follow-up dari hasil
penelitian.
Penerapan media pembelajaran pembelajaran yang baik adalah media pemebalajaran yang mampu meningkatkan kerjasama siswa. maka dari itu, media
(40)
pembelajaran tari Rantak memang cocok dalam pembelajaran seni tari, khususnya untuk meningkatkan kerjasama siswa.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Arifin. (2012).Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Yogyakarta : Pedagogia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : CV. Sandang Mas
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986). Pengetahuan elementer tari dan beberapa masalah tari.Jakarta : Depdikbud
Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung : Rosdakarya.
Ensiklopedi Profil Propinsi Republik Indonesia. Sumatra Barat. PT intermasa, Jakarta.
Isdiyahtuti. (2010). “Metode Cooperative Learning untuk Meningkatkan Sikap
Kebersamaan dalam Pembelajaran Seni Budaya (Studi kasus pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Plimanan-Cirebon)”. Skripsi. UPI.
Komalasari Kokom. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung : Aditama.
Masunah juju dan tati narawati. (2003). Seni dan pendidikan seni. Bandung : P4st UPI.
Soedarsono. (1997). Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Depdikbud
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
(42)
Syaodih. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka
Sumber Lain:
Holidaypelangi. (2014, Januari). Tari Rantak Dinamis Dengan Gerakan. [Online]. Diakses dari http://www.pelangiholiday.com/2014/01/tari-rantak-dinamis-dengan-gerakan.html
Joean. (2013, September). Pengertian Kerjasama. [Online]. Diakses dari http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html.
Shinta dewi. (2014, 21 Januari). Kerjasama di Lingkungan Rumah Sekolah. [Online]. Diakses dari http://www.slideshare.net/dewikshinta/kerja-sama-di-lingkungan-rumah-sekolah.
(1)
Setelah dilakukannya observasi, wawancara, tes dan dokumentasi, hasil dari penelitian tersebut digabungkan lalu dianalisis untuk mendapatkan hasil yang benar sesuai dengan kebutuhan. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan uji hipotesis dengan rumus :
a. Menentukan nilai rata-rata Md = Ʃ�
�
Md = nilai rata-rata selisih
x
2-x
1Ʃd = Ʃ (
x
2-x
1) N = Jumlah siswab. Menentukan standar deviasi S = Ʃ�²− (Ʃ�)²
�
S = Standar deviasi/ Simpangan Baku Ʃd² = Ʃ (
x
2-x
1)²Ʃd = Ʃ (
x
2-x
1) n = Jumlah Siswa c. Menentukant
hitungt =
��( −1)
Md = nilai rata-rata selisih X2-X1
S = Standar deviasi/ Simpangan Baku n = Jumlah siswa
(2)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari sebagai upaya meningkatkan kerjasama siswa di SMP Negeri 9 Bandung. Sebelum menerapkan tari Rantak peneliti melakukan Pretest atau tes awal terhadap kerjasama siswa dengan mengacu pada tiga aspek yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu keterampilan berkomunikasi, meningkatkan kerjasama, dan tolong menolong. Hasilnya menunjukan siswa masih acuh dalam melakukan kerjasama bahakan tidak perduli terhadap teman kelompoknya, siswa mengandalkan salah satu temannya yang pandai dikelompoknyadalam kerjasama. Hal ini menjadi faktor lemahnya tingkat kerjasama siswa. Pemahaman siswa mengenai kerjasama sangatlah kurang. Siswa hanya mengetahui bahwa kerjasama hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, tanpa mengetahui dan memahami kerjasama yang sesungguhnya dalam pembelajaran seni tari.
Pada saat proses penerapan tari Rantak berlangsung siswa sangat antusias. Terlihat sedikit peningkatan terhadap kerjasama dalam aspek keterampilan berkomunikasi, siswa mampu menuangkan ide/gagasan, bertanya kepada anggota kelompoknya mengenai gerak yang belum dikuasai, dan mengajak siswa yang pasif untuk berbaur dengan anggota kelompoknya, dan pada aspek meningkatkan kerjasama siswa mampu mengeksplor gerak tari, menyusun gerak tari, berlatih, dan pembagian tugas kelompok. Namun tetap saja dalam asspek tolong menolong siswa masih terlihat sangat lemah. Walaupun begitu tetap saja peneliti merasa puas karena hasil yang di dapat siswa meningkat dari Pretest.
Pada hasil Posttest menunjukan bahwa tari Rantak berhasil dalam meningkatkan kerjasama siswa. Setelah di terapkannya tari Rantak kerjasama siswa meningkat dengan signifikan. Siswa laki-laki dan perempuan yang tadinya pasif menjadi aktif sudah mau berbaur dengan teman sekelompoknya, siswapun mau bekerjasama dan menolong temanya saat diskusi dan latihan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji
t
. Nilai rata-rata Pretest hanya mendapat(3)
67, sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh saat Posttest yaitu 88. Selain itu, hasil meningkatnya kerjasama siswa dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan uji
t
menghasilkan
t
hitung>t
tabel, yang mana thitung dengan nilai 60,94 dan nilai ttabelyaitu 1,690. Oleh karena itu tari Rantak mampu meningkatkan kerjasama siswa.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan dengan kesimpulan di atas, penerapan tari Rantak pada pembelajaran seni tari telah berhasil meningkatkan kerjasama siswa, maka pembelajaran seni tari melalui media tari Rantak ini disarankan:
1. Bagi para pembuat kebijakan
Peran pimpinan sekolah sangat diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah. Maka dari itu dengan adanya peran pimpinan sekolah di harapkan dapat mensosialisasikan terhadap para tenaga pengajar untuk menggunakan media tari Rantak, karena media tari Rantak ini terbukti mampu untuk meningkatkan kerjasama siswa khususnya untuk pembelajaran seni tari.
2. Bagi para pengguna hasil penelitian
Guru mempunyai peran penting dalam pembelajaran, maka dari itu hal utama yang perlu di perhatikan dengan adanya peran guru diharapkan menjadi guru yang berkompetensi yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menguasai berbagai media pembelajaran, dan metode pembelajaran khususnya cara mengajar untuk meningkatkan kerjasama siswa.
3. Bagi para pengguna berikutnya
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan media yang di anggap mampu dan berhasil meningkatkan kerjasama siswa, demikian yang peneliti harapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk di jadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kerjasama siswa atau pun mengenai tari Rantak. 4. Bagi para pemecahan masalah di lapangan ataupun Follow-up dari hasil
penelitian.
Penerapan media pembelajaran pembelajaran yang baik adalah media pemebalajaran yang mampu meningkatkan kerjasama siswa. maka dari itu, media
(4)
pembelajaran tari Rantak memang cocok dalam pembelajaran seni tari, khususnya untuk meningkatkan kerjasama siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Arifin. (2012).Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Yogyakarta : Pedagogia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : CV. Sandang Mas
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986). Pengetahuan elementer tari dan beberapa masalah tari.Jakarta : Depdikbud
Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung : Rosdakarya.
Ensiklopedi Profil Propinsi Republik Indonesia. Sumatra Barat. PT intermasa, Jakarta.
Isdiyahtuti. (2010). “Metode Cooperative Learning untuk Meningkatkan Sikap Kebersamaan dalam Pembelajaran Seni Budaya (Studi kasus pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Plimanan-Cirebon)”. Skripsi. UPI.
Komalasari Kokom. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung : Aditama.
Masunah juju dan tati narawati. (2003). Seni dan pendidikan seni. Bandung : P4st UPI.
Soedarsono. (1997). Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Depdikbud
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
(6)
Syaodih. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka
Sumber Lain:
Holidaypelangi. (2014, Januari). Tari Rantak Dinamis Dengan Gerakan. [Online]. Diakses dari http://www.pelangiholiday.com/2014/01/tari-rantak-dinamis-dengan-gerakan.html
Joean. (2013, September). Pengertian Kerjasama. [Online]. Diakses dari http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html.
Shinta dewi. (2014, 21 Januari). Kerjasama di Lingkungan Rumah Sekolah. [Online]. Diakses dari http://www.slideshare.net/dewikshinta/kerja-sama-di-lingkungan-rumah-sekolah.