HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF DENGAN TINGKAT PRESTASI TAEKWONDO : Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

(1)

Eki Maulani, 2013

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF DENGAN TINGKAT PRESTASI TAEKWONDO

(Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh EKI MAULANI

0907428

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Eki Maulani, 2013

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF DENGAN TINGKAT PRESTASI TAEKWONDO

(Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

Oleh Eki Maulani

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Eki Maulani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Eki Maulani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

EKI MAULANI 0907428

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF DENGAN TINGKAT PRESTASI TAEKWONDO

(StudiDeskriptifpadaAtlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing:

Pembimbing I

Dr. H. Yudha M. Saputra, M.Ed. NIP. 19630312 198901 1 002

Pembimbing II

Dra.Yati Ruhayati, M.Pd. NIP. 19631107 198803 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 19621222 198703 1 002


(4)

Eki Maulani, 2013

ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF DENGAN TINGKAT PRESTASI TAEKWONDO

(Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

EKI MAULANI 0907428

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo Pada Atlet Takwondo Sekolah Dasar Pecobaan Negeri (SDPN) Sabang Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional dengan populasi penelitiannya adalah anggota Taekwondo SDPN Sabang Bandung berjumlah 130 orang , dan sampel penelitiannya sebanyak 20 orang, dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan angket dan

dokumen. Maka hasil dari pengolahan data tingkat prestasi pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang dengan kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang, kriteria tinggi terdapat 4 orang, dan kriteria Tinggi Sekali hanya 1 orang. Sedangkan hasilnya dari pengolahan data tingkat perilaku agresif pada setiap individu atlet Taekwondo dapat disimpulkan bahwa dalam kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang dan kriteria tinggi terdapat 5 orang. Adapun hasil dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung, dengan tingkat hubungannya yaitu sebesar 34%.


(5)

Eki Maulani, 2013

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF AGGRESSIVE BEHAVIOR BY ACHIEVMENT LEVEL TAEKWONDO

(Descriptive Study On Taekwondo Athletes SDPN Sabang Bandung)

EKI MAULANI 0907428

This research is head for knowing the description about the connection between aggressive behavior with the level of achievement to Taekwondo athlete in SDPN Sabang (Sabang Elementary School). The method used in this research is correlation description with the 20 research sample using purposive sampling technique. The instrument in this research is inquiry questionnaire and documents. The analysis technique is using SPSS program with descriptive method to court the level of achievement and count the aggressive behavior level. From that point, the result of individual Taekwondo athlete achievement in SDPN Sabang with the lowest criteria 2 person, low criteria 3 person, average criteria 10 person, high criteria 4 person and the highest criteria only 1 person. For the aggressive behavior conclude that in lowest criteria 2 person, low criteria 3 person, average criteria 10 person and high criteria 5 person. The result of this research, the researcher concluded that there is a significant connection between aggressive behavior with level of achievements to Taekwondo athlete in SDPN Sabang Bandung, with the level of connection 34%.


(6)

Eki Maulani, 2013

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR

... Ii UCAPAN TERIMAKASIH ... Iii DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... Vii DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... Viii DAFTAR LAMPIRAN

... Ix BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Agresifitas ... 6

B. Ekstrakurikuler Olahraga ... 13

C. Taekwondo ... 15

D. Kerangka Pemikiran ... 17

E. Penelitian Terdahulu ... 18

F. Hipotesis . Penelitian ... 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 20

B. Desain dan Prosedur Penelitian ... 20

C. Metode Penelitian ... 22

D. Definisi Operasional ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Prosedur Pengembangan Instrumen ... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Analis Data ... 34

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 35


(7)

Eki Maulani, 2013

C. Diskusi Penemuan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN LAMPIRAN ... 50


(8)

Eki Maulani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sikap Agresifitas Dalam Olahraga ……… 12

3..1 Kisi-Kisi Angket Agresivitas Atlet Taekwondo ………26

3.2 Nilai Skala Sikap ………... 27

3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket Agresifitas Atlet Taekwondo ………29

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Agresifitas Atlet Taekwondo ………… 32

3.5 Kriteria Penafsiran Tingkat Perilaku Agresif Atlet Taekwondo ……... 32

3.6 Kriteria Penafsiran Tingkat Prestasi Atlet Taekwondo ………. 33

4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data Agresifitas dan Prestasi ………35

4.2 Hasil Pengujian Homogenitas Data Agresifitas dan Prestasi ………… 36

4.3 Hasil Skor Angket Agresifitas Atlet Taekwondo ………. 38

4.4 Hasil Kriteria Tingkat Perilaku Agresif Atlet Taekwondo ………39

4.5 Hasil Skor Tingkat Prestasi Atlet Taekwondo ……….. 41

4.6 Hasil Kriteria Tingkat Prestasi Atlet Taekwondo ………. 42

4.7 Hasil Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo ………... 43


(9)

Eki Maulani, 2013

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Gambar Halaman

2.1 Daerah Bermakna Ganda (Areas of Ambiguity) ... 10

3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2011: 97) ... 21

3.2 Prosedur Penelitian ... 22

4.1 Frequency Hasil Skor Angket Agresif Atlet Taekwondo ... 37


(10)

Eki Maulani, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Angket Uji Coba ... 50

2. Uji Validitas Angket Tingkat Agresifitas Atlet Taekwondo ... 55

3. Uji Reliabilitas Angket Agresifitas Atlet Taekwondo . ... 76

4. Angket Penelitian .... ... 59

5. Hasil Output Sub Menu Explore (Uji Normalitas) ... 62

6. Output Independent Sample T test (Uji Homogenitas) ... ... 65

7. Output Frequencies Agresifitas dan Prestasi ... 66

8. Output Correlation dan Regresion ... ... 70

9. Dokumentasi Penelitian ... 71

10. Surat Keputusan …. ... 74

11. Surat Permohonan Izin Penelitian …. ... 77


(11)

Eki Maulani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berasal dari Korea yang populer di Indonesia, dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti menendang atau menghancurkan dengan kaki, Kwon berarti tinju, dan Do berarti jalan atau seni. Jadi “Taekwondo adalah cara mendisiplinkan diri atau seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong” (Suryadi, 2002:15).

Kepopuleran Taekwondo di Indonesia diungkapkan dalam website resmi museum rekor dunia Taekwondo indonesia yang menjelaskan bahwa Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan terdiri dari 33 Pengurus Provinsi dan diikuti lebih dari 200.000 anggota aktif. Taekwondo juga telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi baik di arena PON, SEA GAMES, ASIAN GAMES, maupun OLIMPIADE.

Selain itu Taekwondo banyak kelebihanya tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, tetapi aspek seperti keahlian bertarung dan aspek disiplin mental juga di didik. Dengan demikian Taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar, serta Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam dengan mempelajari Taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dikembangkan.

Di kota Bandung sendiri partisipasi anak usia dini di dalam bidang olahraga Taekwondo semakin terlihat, terbukti dengan semakin banyaknya dibuka dojang atau ekstrakulikuler Taekwondo bagi anak usia Sekolah Dasar, misalnya saja di Sekolah Dasar SDPN Sabang Bandung. Di Sekolah Dasar ini banyak siswa yang megikuti ekstrakulikuler Taekwondo bahakan jumlahnya mencapi kurang lebih 130 orang seperti yang di cantumkan dalam dokumen SDPN Sabang Bandung, tetapi di antara meraka hanya ada beberapa yang memiliki prestasi dalam bidang Taekwondo.


(12)

2

Eki Maulani, 2013

Di antara yang berprestasi itu peneliti melihat ada beberapa atlet yang memiliki prilaku agresif yang di tunjukan seperti menolak melakukan tugas-tugas yang pelatih berikan atau orang tua berikan, mengejek teman, menyebarkan gosip atau rumor yang jahat tentang orang lain dan menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll. Semuanya itu termasuk dalam prilaku agresif menurut Menurut Berkowitz (Sukadiyanto, 2005:377).

Menurut Berkowitz (Sukadiyanto, 2005:377) „agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain‟. Agresif secara fisik meliputi kekerasan yang dilakukan secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang dan lain sebagainya. Selain itu agresif secara verbal adalah penggunaan kata-kata kasar seperti bego, tolol. Selain bentuk agresif tersebut, ada faktor yang mempengaruhinya dalam perbuatan agresif diantaranya faktor belajar, faktor imitasi,dan faktor penguatan.

Selanjutnya Baron (Akbar Pitriadi, 2011:31) „membedakan perilaku agresif menjadi dua macam tipe yaitu: Hostility Aggresion, dan Instrumental

Agression. Dua jenis agresi ini di bedakan dengan penguatan (assertiveness)’. Dalam keduanya menjelaskan jika tujuan itu untuk merugikan orang lain, maka perilaku itu bersifat agresi, untuk pemaparannya yaitu:

1. Hostile Aggression,

Istilah hostile aggression menurut Anshel et al (Casmadi Adi, 2011:14) adalah „Intentional infliction of injury against another person with purpose of

causing physical harm(injury of pain). Usually accompanied by anger’. Agresi hostile termasuk tindakan menyerang dengan tujuan utama membua orang lain menderita secara fisik. Tipe agresi ini disertai dengan rasa marah pada orang yang melakukannya. Selanjutnya Buss (Akbar Pitriadi, 2011:32) mengatakan bahwa „agresi bermusuhan (hostile) bertujuan utamanya itu membuat orang lain


(13)

3

Eki Maulani, 2013

2. Instrumental Aggression

Instrumental Aggression, yaitu prilaku agresif yang dijadikan sebagai alat

untuk memenangkan pertandingan, tanpa bermaksud melukai orang lain atau kawan bertanding. Lebih lanjut Cox (Akbar Pitriadi, 2011:34) „menyebutkan bahwa agresif Instrumental bertujuan untuk memperoleh kemenangan, uang, dan prestasi. Tindakan agresif yang demikian, jelas bukan disebabkan karena frustasi‟. Tindakan agresif yang bukan karena frustasi diantaranya dapat terjadi berupa gejala, sebagai berikut:

a.Tindakan agresif Instrumental, tindakan agresif yang tidak disertai rasa marah.

b.Tindakan agresif karena meniru, misalnya tindakan agresif karena meniru tokoh gangster yang suka menyerang dan melukai orang lain.

c.Tindakan agresif karena atas dasar perintah, sering terjadi dalam olahraga beladiri misalnya karena inisiatip menyerang akan mendapat penilaian lebih dari wasit.

d.Tindakan agresif dalam hubungannya dengan peran sosial; dapat dilihat pada tindakan agresif yang dilakukan penjaga keamanan yang harus bertindak tegas, dan jika perlu dengan agak keras.

e.Tindakan agresif karena pengaruh kelompok, pengaruh penonton atau tim juga dapat merangsang dan menimbulkan gejala agresif. Tindakan agresif pemain karena pengaruh penonton sering terjadi dari uraian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa tindakan agresif seseorang atau atlet tidak harus dihubungkan dengan gejala frustasi.

Menurut Cratyy (Akbar Piriadi, 2011:31) „kebutuhan perilaku agresif pada setiap cabang olahraga sangat berbeda tergantung dari tingkat pertandingan dan jenis olahraganya. Selanjutnya Cratyy membuat skala tingkat agresif yang diperlukan menurut jumlah dan jenis olahraganya‟, sebagai berikut:

1. Peningkatan agresif langsung dalam olahraga tinju dan American football, 2. Agresif terbatas dalam olahraga bola basket dan sepak bola,


(14)

4

Eki Maulani, 2013

4. Agresif terhadap benda dalam olahraga golf dan senam alat, 5. Agresif ringan dalam olahraga selancar es dan olahraga bebas.

Cretty (Berkah Sanjaya, 2012:19) mengatakan bahwa „olahraga kontak fisik baik pria maupun wanita lebih berkeinginan berperilaku agresif di bandingkan olahraga bukan kontak fisik‟, tetapi menurut Akbar, Pitriadi (2011:99), “mengatakan terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran pencak silat terhadap tingkat agresivitas siswa di SMK Negeri 7 Bandung tentang tindakan agresif yang tidak disertai rasa marah atau rasa frustrasi”. Bangun Setia Hasibuan (2010) menyebutkan juga dalam hasil penelitiannya yaitu “Ada hubungan antara agresivitas dengan prestasi olahraga beladiri Tarung Derajat pada atlet petarung putra. Atlet petarung yang memiliki agresivitas yang tinggi, maka prestasinya akan lebih baik dari pada atlet petarung yang memiliki tingkat agresifitas yang rendah”.

Dari beberapa teori dan penelitian sebelumnya juga masih terdapat kesimpang siuran antara olahraga atau prestasi olahraga dengan perilaku agresif. Peneliti juga belum menemukan penelitian atau teori yang mengkaji lebih dalam mengenai olahraga atau prestasi olahraga Taekwondo dengan perilaku agresif. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin pengkajian mendalam mengenai prestasi Taekwondo dengan perilaku agresif, oleh karena itu penelitian ini berjudul “Hubungan Perilaku Agresif dengan Tingkat Prestasi Taekwondo Pada Atlet Taekwondo Sekolah Dasar Pecobaan Negeri (SDPN) Sabang Bandung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perilaku agresif pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat prestasi Taekwondo pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung?


(15)

5

Eki Maulani, 2013

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku agresif pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat prestasi Taekwondo pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, maka manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti-bukti empiris mengenai tingkat prestasi Taekwondo dengan perilaku agresif, sehingga hasilnya dapat berguna bagi :

1. Peneliti, menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu psikologi (kejiwaan) dan Aggression Behavior (Prerilaku agresif). Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti lain.

2. Lembaga Fakultas pendidikan olahraga dan kesehatan umum dan Ilmu Keolahrgaan khusunya, menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber atau rincian untuk menambah penelitian ilmiah dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

3. Para pelatih, dapat menambah wawasan para pelatih dalam membina para atletnya Sebagai masukan untuk dijadikan wawasan para pelatih dalam membina para atletnya.


(16)

Eki Maulani, 2013

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian mengenai perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet takwondo Sekolah Dasar Pecobaan Negeri (SDPN) Sabang Bandung dilaksanakan pada:

a. Tempat : SDPN Sabang Bandung b. Waktu : 21 dan 27 September 2013

2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011:118) ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota Taekwondo SDPN Sabang Bandung dan teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling menurut Bamabang dan Jajat (2010:46) adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, jadi samplenya adalah atlet Takwondo SDPN Sabang Bandung yang memiliki prestasi minimal tingkat Provinsi Sebanyak 20 orang.

B. Desain Penelitian dan Prosedur Penelitian

Menurut Nazir (Oktaviana, 2013:42) „desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian‟. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

21

Eki Maulani, 2013

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2011: 97) Keterangan :

X = Angket Agresif (aggression)

Y = Documen Tingkat Prestasi Atelt Taekwondo r = Hubungan

Selain penjelasan desain penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

2. Setelah itu menentukan sampel sejumlah 20 orang atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung dengan menggunakan teknik purposive

sampling.

3. Selanjutnya melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 20 sampel atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

4. Kemudian mengobservasi sample dengan mencari data yang berupa dokumen atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung.

5. Setelah itu melakukan penelitian dengan memberikan angket agresif. 6. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data dan menganalisa 7. Menarik kesimpulan yang berdasarkan hasil pengolahan dan analisis

data.

Y

X


(18)

22

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Sudjana dan Ibrahim (1984:64) yang menjelaskan “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. “Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi

POPULASI

Angket Agresif

Sampel

Analisis

Kesimpulan Data


(19)

23

Eki Maulani, 2013

variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable” (Faenkel dan Wallen, 2008:328), jadi penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua atau lebih variabel tanpa ada usaha untuk mempengaruhi variabel-variabel tersebut.

Menurut Kerlinger (Sugiyono, 2011: 38) „variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari‟. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku agresif atlet Taekwondo SDPN Sabang.

2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi atlet Taekwondo SDPN Sabang.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 2011: 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo Sekolah Dasar Pecobaan Negeri Sabang Bandung.

D. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah tidak sama, sehingga bisa menghasilkan salah pengertian, oleh karena itu untuk menghindari kesimpang siura penafsiran istilah dalam penulisan ini, penulis menggunakan definisi operasional yang di gunakan sebagai berikut :


(20)

24

1. Prestasi dalam penelitian ini adalah anggota Taekwondo SDPN sabang yang telah mengikuti kejuaraan minimal tingkat kota dan memperoleh medali. Sesuai dengan teori Prestasi menurut Djamarah (1994:19) adalah” hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok”.

2. Baron (dalam Koeswara,1998) mengatakan „agresif adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan tujuan untuk melukai atau mencelakakan individu lain‟. Sedangkan Agresif dalam penelitian ini adalah perilaku agresif yang berupa agresif fisik salah satu contohnya berkelahi, perilaku agresif verbal salah satu contohnya sering bersilang pendapat dengan orang lain, rasa marah, dan rasa tidak bersahabat

(hostility).

3. Ekstrakulikuler menurut Panjaitan (1992:9) adalah “kegiatan di luar jam biasa dan juga dilakukan pada jam libur tempatnya dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa, sedangkan maksud ekstrakulikuler dalam penelitian ini adalah Taekwondo.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan poin penting dalam sebuah penelitian, instrumen berfungsi untuk memperoleh data yang dinginkan dari sebuah penelitian seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011: 102) bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrument adalah alat untuk memperoleh informasi . instrument ini banyak ragamnya, sesuai dengan jenis informasi yang akan dikumpulkan. Suatu syarat yang harus diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliabel (ketetapan hasil) dan dalam penelitian ini instrument yang dipakai adalah angket serta teknik obeservasi, sesuai dengan penjelasan sebagai berikut:


(21)

25

Eki Maulani, 2013

1. Observasi

“Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sitematis untuk mengetahui tentang fenomena dana gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan pencatatan. Teknik ini dipengaruhi pula untuk studi pendahuluan, yakni mengenal dan mengidentifikasi permasalahan yang di teliti” (Sanjaya, 2012;48). Observasi dalam penelitian ini yaitu melihat dan mencari document tentang prestasi atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung, dengan memberikan bobot nilai sesuai dengan expert justment Saboem nim Divie Sekertaris Umum Pengurus Provinsi Taekwondo Indonsia Jawa Barat (2013) sebagai berikut:

Bobot nilai untuk kelas Super Prajunior dalam tingkat daerah mempunyai bobot nilai 1 untuk perunggu, 2 untuk perak, dan 3 untuk medali emas. Sedangkan untuk tingkat provinsi mempunyai bobot nilai 1 untuk perunggu, 2 untuk perak, dan 3 untuk medali emas.

2. Angket

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan penggunaan. Tujuan memberikan angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Angket yag digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran tentang perilaku agresif.

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan sistematis, maka langkah-langkah menyusun angket sebagai berikut :

a. Melakukan Spesifikasi Data

Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam kisi-kisi sebagai berikut :


(22)

26

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Agresivitas Atlet Taekwondo

Variabel Sub Variabel Indikator Sub indikator Soal pertanyaan

Positif Negatif Ada dua macam

agresi, yaitu: Aggression hostile dan aggression instrumental. Kedua macam agresi tersebut dibedakan dengan penguatannya (assertivenees), di dalam keduanya menjelaskan jika tujuan itu untuk merugikan orang lain maka perilaku tersebut bersifat agresi (Bandru, 1973; dalam Cox, 1985:212)

1. Aggression Hostile,

Agresi ini bertujuan utamanya itu untuk membuat orang lain menderita, agresi semacam ini biasanya disertai oleh rasa marah (Buss, 1871; dalam Cox 1987:212).

a. Rasa

Marah

- Cepat Marah 1, 3 2, 4

- Emosi 5, 7 6, 8

- Frustasi 9, 11 10, 12

b. Rasa Tidak Bersaha bat - Merasa diperlakukan tidak adil

13, 15 14, 16

- Curiga 17, 19 18, 20

- Cemburu 21, 23 22, 24

- Merasa tidak

enak

25, 27 26, 28

2. Agresi instrumental ,

Agresi instrumental ditandai dengan tindakan keras yang ekstrim, tanpa menyertakan keinginan untuk melukai atau merugikan orang lain (Cox, 1985:212)

c. Agresi

Verbal

- Bersilang

pendapat

29, 31 30, 32

- Membentak 33, 35 34, 36

- Berdebat 37, 39 38, 40

- Mengancam 41, 43 42, 44

3. Asertivitas, Asertivitas memerlukan pengeluaran energi dan usaha yang luar biasa tanpa bermaksud merugikan. Kalaupun kerugian itu terjadi maka hanyalah kebetulan saja (Silva, 1980; dalam Cox, 1985:214)

d. Agresi

Fisik

- Memukul 45, 47 46, 48

- Menendang 49, 51 50, 52


(23)

27

Eki Maulani, 2013

b. Penyusunan Angket

Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi terebut di atas, selanjutnya dijadikan ancuan untuk menyusun suatu pernyataan yang akan disebarkan dalam suatu kuesioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket penulis menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Sesuai dengan skala Likert yang dijelaskan oleh Bambang dan Jajat (2011:98) bahwa:

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian.

Dalam skala Likert, pernyataann- pernyataann yang diajukan baik pernyataann positif maupun pernyataann nilai negative dinilai subjek sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, dan tidak sangat setuju. Menurut Bambang dan Jajat (2011:99) dijelaskan bahwa responden menilai pernyataan itu dengan salah satu dan skor aternatif sesuai tabel berikut:

Tabel 3.2 Nilai Skala Sikap

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5


(24)

28

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penyusunan instrumen peneliti harus mengembangkan instrumen agar memudahkan pengolahan data, adapun pengembangan intrumennya sebagi berikut:

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Setelah disusunnya angket, tidak langsung diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket, oleh karena itu penulis menguji coba angket untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas angket tersebut. Tidak semua pernyataan dalam angket akan kembali diberikan pada angket sebenarnya. Hanya pernyataan-pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mengetahui pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat validitasnya. Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah, sesuai dengan pernyataan Masri (1987:97).

Konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk melakukan salah ukur. 2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh data soal yang abasah peneliti perlu melakukan uji coba angket. Dari uji coba tersebut penulis dapat mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Uji angket ini dilaksanakan kepada sampel yang telah ditentukan.

Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and

Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.

Pada uji validitas dan reliabilitas, angket agresifitas. Kemudian soal angket diujikan terhadap 20 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian.


(25)

29

Eki Maulani, 2013

Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan. Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Validitas Angket Agresifitas Atlet Taekwondo

Item

Corrected Item-Total Correlation

Status

Q1 0.380 Valid

Q2 0.317 Valid

Q3 0.139 Tidak Valid

Q4 0.123 Tidak Valid

Q5 0.358 Valid

Q6 0.084 Tidak Valid

Q7 0.385 Valid

Q8 0.193 Tidak Valid

Q9 0.293 Valid

Q10 0.036 Tidak Valid

Q11 0.002 Tidak Valid

Q12 0.237 Valid

Q13 0.607 Valid

Q14 0.021 Tidak Valid

Q15 0.116 Tidak Valid

Q16 0.511 Valid

Q17 0.385 Valid

Q18 0.156 Tidak Valid


(26)

30

Lanjutan Tabel 3.3

Q20 0.489 Valid

Q21 0.007 Tidak Valid

Q22 0.220 Valid

Q23 0.172 Tidak Valid

Q24 0.126 Tidak Valid

Q25 0.513 Valid

Q26 0.369 Valid

Q27 0.012 Tidak Valid

Q28 0.018 Tidak Valid

Q29 0.125 Tidak Valid

Q30 0.509 Valid

Q31 0.630 Valid

Q32 0.602 Valid

Q33 0.514 Valid

Q34 0.233 Valid

Q35 0.335 Valid

Q36 0.335 Valid

Q37 0.237 Valid

Q38 0.378 Valid

Q39 0.153 Tidak Valid

Q40 0.127 Tidak Valid

Q41 0.188 Tidak Valid

Q42 0.326 Valid

Q43 0.021 Tidak Valid

Q44 0.627 Valid

Q45 0.184 Tidak Valid

Q46 0.165 Tidak Valid


(27)

31

Eki Maulani, 2013

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total

Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad

(2009: 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 30 butir pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak valid meliputi terdapat 26 butir pertanyaan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Angket Agresifitas Atlet Taekwondo Reliability Statistiks

Cronbach's Alpha

N of Items

.800 30

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket agresifitas atlet atlet taekwondo yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat

Lanjutan Tabel 3.3

Q48 0.087 Tidak Valid

Q49 0.589 Valid

Q50 0.092 Tidak Valid

Q51 0.069 Tidak Valid

Q52 0.412 Valid

Q53 0.520 Valid

Q54 0.799 Valid

Q55 0.772 Valid


(28)

32

reliabilitas yang signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha > 0,600.

3. Kriteria Tingkat Perilaku Agresif Atlet Taekwondo

Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif atlet Taekwondo, peneliti membuat kriteria penafsiran tingkat perilaku agresif atlet Taekwondo yang berpedoman pada norma penilaian Nurhasan (2000:416), seperti tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.5

Kriteria Penafsiran Tingkat Perilaku Agresif Atlet Taekwondo

Skala Batas Skor Rentang Skor Kriteria

Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) 131 ke atas Tinggi Sekali Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) 117 - 130 Tinggi

Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) 105 - 116 Sedang Rata-rata - 1,2 (S) Rata-rata - 1,2 (S) 99 – 104 Rendah

Di bawah 99 Rendah Sekali

4. Kategori Tingkat Prestasi

Setelah memberikan bobot nilai untuk prestasi, peneliti selanjutnya menghitung jumlah dan mepersentasikan nilai prestasi untuk diberikan kategori kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam Kriteria Penafsiran tingkat prestasi atlet Taekwondo yang dibuat oleh peneliti dengan berpedoman pada norma penilaian Nurhasan (2000:416), seperti tabel 3.6 dibawah ini:


(29)

33

Eki Maulani, 2013

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Tingkat Prestasi Atlet Taekwondo

Skala Batas Skor Rentang Skor Kriteria

Rata-rata + 1,8 (S) Rata-rata + 1,8 (S) 24 ke atas Tinggi Sekali Rata-rata + 0,6 (S) Rata-rata + 0,6 (S) 16 – 23 Tinggi

Rata-rata - 0,6 (S) Rata-rata - 0,6 (S) 7 - 15 Sedang Rata-rata - 1,2 (S) Rata-rata - 1,2 (S) 3 – 6 Rendah

Di bawah 2 Rendah Sekali

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket dan observasi. Cara penyampaian angket, angket diisi oleh sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Menurut Riduwan (Oktaviana, 2013:48), „teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai suatu objek penelitian‟. Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan bisa melalui komunikasi secara langsung atau tidak langsung. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :

1. Studi dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan informasi-informasi yang berupa catatan, laporan, serta dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Studi literatur, yaitu dengan memperoleh data dari buku, laporan penelitian para ahli, majalah, media cetak lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Observasi , yaitu pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa judul) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidik, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan situasi buatan yang khusus diadakan.


(30)

34

H.Analisi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi pengamatan merupakan data masih mentah, sehingga diperlukan pengolahan atau analisis data untuk membakukannnya. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut dengan teknik pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistikal Product

and Service Solution). Adapun langkah pengolahan tersebut sebagai berikut:

1. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap data yang akan dianalisis berdistribusi normal tidak normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Data berdistribusi normal menjadi salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik.

2. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sample T test . Data berdistribusi normal menjadi salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik. 3. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai tingkat perilaku

agresif atlet Taekwondo SDPN Sabang dan tingkat pretasi Taekwondo. Analisis menggunakan descriptive statistik dengan sub menu AnalyzeDescriptive Statistics Frequencies.

4. Analisis menggunakan statistik parametrik menu Correlate, sub menu Bivariate untuk menguji Hubungan, yaitu tentang perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo.


(31)

Eki Maulani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah peneliti lakukan, maka di dapat hasil dari tingkat prestasi pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang dengan kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang, kriteria tinggi terdapat 4 orang, dan kriteria Tinggi Sekali hanya 1 orang. Sedangkan hasil dari pengolahan data tingkat perilaku agresif pada setiap individu atlet Taekwondo dapat disimpulkan bahwa dalam kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang dan kriteria tinggi terdapat 5 orang. Adapun hasil dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung, dengan tingkat hubungannya yaitu sebesar 34%.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah di lakukan, selanjutnya peneliti mengajukan beberapa yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan acuan bagi pelaku olahraga khususnya cabang olahraga Taekwondo:

1. Bagi para pelatih Taekwondo khususnya usia dini peneliti berharap untuk setiap pelatih memberikan pemahaman kepada atletnya tentang perilaku agresif, sehingga menghasilkan para atlet-atlet yang bisa mengontrol akan perilaku agresif dan dapat mesesuaikan perilaku tersebut.

2. Bagi lembaga peneliti berharap, penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua kalangan.


(32)

47

Eki Maulani, 2013

3. Bagi mahasiswa olahraga diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian yang lebih luas lagi populasinya dan varibel penelitiannya ditambah lagi.


(33)

48

Eki Maulani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Pitriadi. (2011). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Tingkat

Agresivitas Siswa di SMK Negeri 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkah, Sanjaya. (2012). Pengaruh Sepak Bola Terhadap Sosial Agresif di SMPN

7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Oktaviana Candra. (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran

Penjas Antara Siswa-siwi Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosisial. Yogyakarta: Pustaka.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV Bintang WarliArtika.

Lutan, Rusli. (2001). Pengengbangan Sistem Pembelajaran Modul Maka Kuliah

Penelitian Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Mulyana. 2004. Kecenderungan Perilaku Agresif Atlet Pencak Silat. Tesis PPS

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI. Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah

untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Suryadi, V.Y. (2003). Taekwondo Poomsae Taegeuk. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(34)

49

Eki Maulani, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI.

Yusuf, Bara S.P. (2013). Tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin pertandingan. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Wirawan, Sarlito S. (2002). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

SUMBER INTERNET

Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia. [Online]. Sejarah Singkat


(35)

Eki Maulani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Pitriadi. (2011). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Tingkat

Agresivitas Siswa di SMK Negeri 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkah, Sanjaya. (2012). Pengaruh Sepak Bola Terhadap Sosial Agresif di SMPN

7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Oktaviana Candra. (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran

Penjas Antara Siswa-siwi Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosisial. Yogyakarta: Pustaka.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV Bintang WarliArtika.

Lutan, Rusli. (2001). Pengengbangan Sistem Pembelajaran Modul Maka Kuliah

Penelitian Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Mulyana. 2004. Kecenderungan Perilaku Agresif Atlet Pencak Silat. Tesis PPS

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI. Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah

untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Suryadi, V.Y. (2003). Taekwondo Poomsae Taegeuk. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(36)

47

Eki Maulani, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI.

Yusuf, Bara S.P. (2013). Tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin pertandingan. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Wirawan, Sarlito S. (2002). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

SUMBER INTERNET

Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia. [Online]. Sejarah Singkat


(1)

Eki Maulani, 2013

Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah peneliti lakukan, maka di dapat hasil dari tingkat prestasi pada setiap individu atlet Taekwondo SDPN Sabang dengan kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang, kriteria tinggi terdapat 4 orang, dan kriteria Tinggi Sekali hanya 1 orang. Sedangkan hasil dari pengolahan data tingkat perilaku agresif pada setiap individu atlet Taekwondo dapat disimpulkan bahwa dalam kriteria rendah sekali terdapat 2 orang, kriteria rendah terdapat 3 orang, kriteria sedang terdapat 10 orang dan kriteria tinggi terdapat 5 orang. Adapun hasil dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara perilaku agresif dengan tingkat prestasi Taekwondo pada atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung, dengan tingkat hubungannya yaitu sebesar 34%.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah di lakukan, selanjutnya peneliti mengajukan beberapa yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan acuan bagi pelaku olahraga khususnya cabang olahraga Taekwondo:

1. Bagi para pelatih Taekwondo khususnya usia dini peneliti berharap untuk setiap pelatih memberikan pemahaman kepada atletnya tentang perilaku agresif, sehingga menghasilkan para atlet-atlet yang bisa mengontrol akan perilaku agresif dan dapat mesesuaikan perilaku tersebut.

2. Bagi lembaga peneliti berharap, penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua kalangan.


(2)

47

3. Bagi mahasiswa olahraga diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian yang lebih luas lagi populasinya dan varibel penelitiannya ditambah lagi.


(3)

Eki Maulani, 2013

Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Pitriadi. (2011). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Tingkat Agresivitas Siswa di SMK Negeri 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkah, Sanjaya. (2012). Pengaruh Sepak Bola Terhadap Sosial Agresif di SMPN 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Oktaviana Candra. (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran

Penjas Antara Siswa-siwi Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosisial. Yogyakarta: Pustaka.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV Bintang WarliArtika.

Lutan, Rusli. (2001). Pengengbangan Sistem Pembelajaran Modul Maka Kuliah Penelitian Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Mulyana. 2004. Kecenderungan Perilaku Agresif Atlet Pencak Silat. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI. Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Suryadi, V.Y. (2003). Taekwondo Poomsae Taegeuk. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(4)

49

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Yusuf, Bara S.P. (2013). Tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wirawan, Sarlito S. (2002). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

SUMBER INTERNET

Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia. [Online]. Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia. Tersedia : http://murti.or.id/tkd-kita [21 Juni 2013]


(5)

Eki Maulani, 2013

Hubungan Perilaku Agresif Dengan Tingkat Prestasi Taekwondo (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo SDPN Sabang Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Pitriadi. (2011). Pengaruh Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Tingkat Agresivitas Siswa di SMK Negeri 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkah, Sanjaya. (2012). Pengaruh Sepak Bola Terhadap Sosial Agresif di SMPN 7 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Oktaviana Candra. (2013). Perbedaan Nilai Kerjasama Dalam Pembelajaran

Penjas Antara Siswa-siwi Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Taekwondo dan Bola Basket. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosisial. Yogyakarta: Pustaka.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: CV Bintang WarliArtika.

Lutan, Rusli. (2001). Pengengbangan Sistem Pembelajaran Modul Maka Kuliah Penelitian Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Mulyana. 2004. Kecenderungan Perilaku Agresif Atlet Pencak Silat. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI. Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Suryadi, V.Y. (2003). Taekwondo Poomsae Taegeuk. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(6)

47

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Yusuf, Bara S.P. (2013). Tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wirawan, Sarlito S. (2002). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

SUMBER INTERNET

Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia. [Online]. Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia. Tersedia : http://murti.or.id/tkd-kita [21 Juni 2013]