PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 2 LEUWIGOONG GARUT.

(1)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 2 LEUWIGOONG GARUT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagai Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga Rekreasi

Oleh:

Iwa Siswandi

0900826

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Perbandingan Model Pembelajaran

Cooperative Learning dan Model

Pembelajaran Langsung Terhadap

Hasil Belajar Keterampilan Passing

Bawah Bolavoli di SMPN 2

Leuwigoong Garut

Oleh Iwa Siswandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Iwa Siswandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Iwa Siswandi

0900826

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 2 LEUWIGOONG GARUT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH,

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd. NIP.197101052002121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP.196508171990011001


(4)

ABSTRAK

Iwa Siswandi (2013). Perbandingan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Passing Bawah Bolavoli DI SMPN 2 Leuwigoong Garut. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK –UPI.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah pada umumnya menggunakan beberapa model pembelajaran, namun dua model yang sekarang akan diteliti yaitu model cooperative learning dan model pembelajaran langsung. Model cooperative learning meningkatkan interaksi antara para siswa, memberi mereka suatu dasar yang dibagi bersama dari keanggotaan kelompok, melibatkan mereka di dalam aktivitas yang menyenangkan bersama-sama, dan mempunyai mereka berkerja secara kelompok-kelompok kecil dan model langsung dimana pengarahan terpusat pada guru dengan jelas dan guru secara langsung memberikan pola pembelajaran secara terstruktur.

Metode penelitian yang digunakana dalah metode eksperimen, desain penelitian pretest and posstes control group design. Populasi smpn 2 Leuwigoong garut 80 siswa. Sampel penelitian siswa kelas 9 smpn 2 Leuwigoong Garut berjumlah 20 orang dipilih secara random. Instrumen penelitian yang digunakan tes keterampilan passing bawah bolavoli Nurhasan (182-183). Uji hipotesis penelitian menggunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t. Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model langsung terhadap hasil belajar bolavoli di smpn 2 leuwigoong garut. Sebagai saran proses pembelajaran passing bawah bolavoli sebaiknya menggunakan model pembelajaran cooperative learning.


(5)

ABSTRACT

Iwa siswandi (2013) Comparison of Learning Model of Cooperative Learning and Direct Learning Model Learning Outcomes Under Vollyball Passing Skills In SMPN 2 Leuwigoong Garut. This Paper Is Sumbmitted Is Are Of Rexuments. PJKR- FPOK- UPI

This learning proses of physical education at school used several model of learning. But the model that will generally be students are model cooperative learning and direct learning model. Model cooperative learning improve the interaction between the studens, give them a shared basis of group membership, Inovlue them in fun activitas together, and they work in small group next. Direct model focuses on teacher- centered with a clear instruction and teacher directly provide a structured learning pattern.

Methods of research used is experimental metdhos, research desigen uses pr-test and post-test control group at smpn 2 leuwigoong garut. With population of 80 students, the sample is grade 9 smpn 2 leuwigoong garut about 20 people where chosen randomly. Research instruments used under volleyball passing skill test ( Nurhasan – 182-183). Test hypothese use similarty of two test average of one party or thet t test. It’s conduded from the proseced data that cooperativeleraning instructional model provide a more significant effect than the direct model of the learning outcomes of volleyball in smpn 2 leuwigoong garut. As a result it is advised that cooperative learning teaching model is used in teaching volleyball passing skils.


(6)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMAKASIH………. i

PERNYATAAN………. iv

ABSTRAK………. v

KATA PENGANTAR……….. vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ………. 5

E. Batasan Masalah……….. 5

F. Definisi Oprasional……….. 6

G. Anggapan Dasar……….. 7

H. Hipotesis……….. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA………. 10

A. Model Pembelajaran ……….. 10

B. Model Pembelajaran Cooperative Learning………... 13

1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Learning………... 14 2. Landasan Teori Model Pembelajaran Cooperative Learning… 16


(7)

3. Tujuan Pembelajaran Cooperative learning………. 19

4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Cooperative learning…... 21

C. Model Pembelajaran Langsung……….. 22

1. Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung………. 23

2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung……….. 25

3. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung....26

4. Hakikat Pembelajaran BolaVoli………... 27.

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran BolaVoli………... 28

6. Konsep-konsep Pembelajaran BolaVoli……….. 28

7. Teknik Dasar Permainan BolaVoli……….. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 31

B. Desain penelitian………... 31

C. Populasi……….. 34

D. Sampel……… 34

E. Instrumen Penelitian……….. 35

F. Pelaksanaan……… 36

G. Prosedur Pengolahan Data……… 38

H. Teknik Analisis Data………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ……… 41

B. Diskusi Penemuan ……… 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 50

B. Saran ………. 50


(8)

LAMPIRAN………... 53

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan nilai Rata-rata simpangan Baku……… 41 Tabel 4.2 Hasil pengujian Uji Normalitas Tes Awal Kedua Kelompok 43 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes akhir Kedua Kelompok…………. 43 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Dua varians Data Gain kedua Kelompok 44 Tabel 4.5 Hasil Uji signifikan Kedua Kelompok………... 45 Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikan Perbedaan peningkatan Kedua Bentuk


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain Penelitian ………... 32


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Berita Acara Penelitian………... 53

Lampiran B Jadwal Penelitian……….. 54

Lampiran C Latihan Program………. ... 55

Lampiran D Lampiraan Laporaan Penelitian Photo……….. .. 67

Lampiran E Pengolahan Analisis Data………. 73

Lampiran F Surat Keputusan……….. 88

Lampiran G Surat Izin Penelitian……….. 92

Lampiran H Surat keterangan telah mengadakan penelitian………… 93


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Disadari atau tidak pendidikan telah membuat perubahan terhadap perkembangan bangsa, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Seluruh warga Indonesia memiliki hak dan kedudukan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan

UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 yang berbunyi “ Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak.” Secara ringkas pendidikan pada hakekatnya memberikan pengaruh secara sengaja dan dilakukan dengan sadar untuk mengembangkan kepribadian jasmani dan rohani individu agar mencapai tingkat yang lebih tinggi dan menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 yaitu

“...untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Maka tiap institusi penyelenggara pendidikan harus mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas, sehingga tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terealisasi secara komperehensif. Pencapaian tujuan tersebut diwujudkan salah satunya melalui penyajian ragam mata pelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik.

Guru yang baik adalah guru yang mampu menyampaikan informasi pembelajaran secara baik agar siswa dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran, dan untuk dapat menyampaikan informasi secara baik, maka guru harus memiliki cara-cara untuk menyampaikan


(12)

2

materi pembelajaran supaya tujuan dapat tercapai, salah satu caranya adalah melalui penerapan model-model pembelajaran. Dalam pembelajaran penjas di kenal banyak model-model pembelajaran antara lain model cooperative learning dan model langsung.

Model Pembelajaran Cooperative Learning berajak dari dasar

pemikiran”getting better together”, yang menekankan pada pemberian

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Melalui model pembelajaran cooperative learning, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.

Pembelajaran Cooperative merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa berkerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen& Kauchak, 1996:279) dalam Juliantine, dkk (2011:52). Pembelajaran Cooperative disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar sama-sama, siswa yang berbeda berlatar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran cooperative siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa dan juga sebagai guru. Dengan berkerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Sedangkan model pembelajaran langsung menurut (Arend, 1997) dalam Juliantine, dkk (2011:31) salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan


(13)

3

deklaratif dan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap selangkah demi selangkah.

Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengajarkan tugas sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai penyampaian informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya, film, tape recorder, gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat di sampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.

Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefenisikan sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di strukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999) dalam Juliantine, dkk (2011:31).

Dari penjelasan di atas maka dapat disampaikan bahwa yang dimaksud dengan model pembelajaran langsung adalah:

1. Menyampaikan materi/informasi secara langsung dan bertahap untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa.


(14)

4

2. Suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

3. Suatu pendekatan mengajar yang direncanakan khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang terstruktur dengan baik yang diajarkan dengan pola yang bertahap.

4. Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997) dalam Juliantine, dkk (2011:31). Yang dimaksud pengetahuan deklaratif (dapat diungkap dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan procedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Pendidikan jasmani memiliki berbagai macam aktifitas gerak yang terkandung didalamnya, salah satunya adalah permainan bolavoli, Bolavoli adalah salah satu materi ajar dalam penjas yang terdiri dari beberapa unsur yaitu diantaranya lari, lompat dan keduanya berhubungan dengan aktifitas fisik. Dalam permainan bolavoli dimulai dari servis dan penerimaan servis. Ketika siswa tidak bisa memainkan dua keterampilan, yaitu servis dan penerimaan bolavoli maka permainan tidak akan terjadi. Oleh karena itu dalam penelitian menulis memfokuskan pada keterampilan penguasaan gerak dasar teknik passing bawah.

Mengacu kepada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penulis ingin meneliti tentang “ Perbandingan Model Pembelajaran Cooperative

Learning dan Model Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Passing Bawah Dalam Pembelajaran Bolavoli Di SMPN 2

Leuwigoong Garut”. B. Rumusan Masalah


(15)

5

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dapat diidentifikasi yakni:

1. Bagaimana pengaruh model cooperative learning terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut?

2. Bagaimana pengaruh model langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut?

3. Bagaimana perbandingan antara model cooperative learning dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut?

C. Tujuan Penelitian

Dalam peneliti ini, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran cooperative learning terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut. 3. Untuk mengetahui perbandingan antara model cooperative learning dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran permainan bolavoli pada siswa-siswi di SMP2 Leuwigoong Garut.


(16)

6

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani/guru untuk menyampaikan materi pembelajaran permainan bolavoli sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih baik

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah tentang pembatasan masalah ini, berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar perbandingan yang diberikan pada pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah dalam pembelajaran bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.

Yang menjadi variabel ini sebagai berikut:

a. Variabel bebas : Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan sebuah perubahan, variabel bebas dan penelitian ini adalah: b. Variabel terikat: Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi,

dalam hal variabel terikatnya adalah hasil belajar keterampilan ketika menerima passing bawah.

2. Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 9- A dan 9- B di SMPN 2 Leuwigoong Garut yang berjumlah 80 orang.

3. Instrumen untuk mengukur hasil belajar keterampilan passing bawah digunakan alat ukur berupa penguasaan gerak teknik dasar passing bawah (Nurhasan 182-183) tes penguasaan gerak teknik dasar passing bawah.

F. Definisi Operasional

1. Model Cooperative Learning Yuda (2007) dalam Juliantine, dkk (2011:58) Pembelajaran cooperative learning adalah salah satu strategi pembelajaran yang


(17)

7

berfungsi untuk potensi dan membagi-bagi ide pada anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kelompoknya dan sikap bertangung jawab terhadap dirinya sendiri. Maksud dalam penelitian ini adalah model cooperative learning bukan hanya menitik beratkan pada proses kerja kelompoknya saja, melainkan pada strukturnya.

2. Model Langsung Arends (1997) dalam Juliantine, dkk (2011:31) Pembelajaran langsung salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah. Maksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distruktur oleh guru.

3. Keterampilan Passing bawah Teknik dasar keterampilan passing bawah bolavoli dapat terkuasai, apabila dilaksanakan melalui kegiatan latihan dengan menerapkan berbagai bentuk variasi latihan. Latihan “passing bawah’’ berguna untuk menerima bola servis dan serangan spike lawan bermain, contoh bentuk-bentuk latihan adalah (1) Latihan Passing bawah ke dinding tembok dan lantai, (2) Latihan passing bawah dari sikap duduk dan lemparan teman, ke dinding tembok, (3) Latihan passing bawah dari bola pukulan teman latihan dan pantulan dinding tembok, (4) Latihan passing bawah dari bola teman latihan, (5) Latihan passing bawah untuk menerima bola dari pukulan servis dari teman latihan.

G. Anggapan Dasar

Sebagai upaya menentukan titik tolak yang memperkuat dan memberikan dukungan terhadap indentifikasi masalah peneliti ini, maka menulis menetapkan beberapa anggapan dasar.

Setiap model pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pembelajaran langsung mempunyai kelebihan serta kekurangan. Kita sering


(18)

8

menentukan bahwa guru pendidikan jasmani tidak akan dapat memperhatikan dan memberi pengarahan secara intensif kepada setiap siswa, salah satu kelebihan dari model pembelajaran langsung adalah siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas, waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. Sehingga dalam pembelajaran bolavoli dengan menerapkan model pembelajaran langsung ini akan memberikan pengaruh terutama dalam hasil belajar keterampilan passing bawah karena melalui model pembelajaran langsung ini, siswa-siswi bisa melakukan dengan mencatat atau mengamati gerakan yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran passing bawah. Sehingga diharapkan melalui proses mencatat, mengamati apa yang dicontohkan oleh guru serta siswa melakukan gerakan seperti apa yang mereka lihat dapat membantu siswa untuk memahami dan terampil dalam mempelajari passing bawah.

Selain mengulas tentang kelebihan pada model langsung, penulis akan memaparkan kelebihan yang dimiliki oleh model cooperative learning jika diterapkan dalam pembelajaran bolavoli. Dalam model cooperative learning ini sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa berkerja secara berkolaboratif untuk mencapai tujuan bersama dalam pembelajaran bolavoli. Maka dalam pembelajaran keterampilan passing bawah siswa-siswi membuat kelompok-kelompok dalam pembelajaran passing bawah dengan membentuknya sebuah kelompok maka pembelajaran keterampilan passing bawah akan terstruktur sehingga terciptalah pembelajaran yang kondusif dalam pembelajaran bolavoli

Dari pemaparan diatas, model pembelajaran langsung dan model pembelajaran cooperative learning merupakan kedua model yang dapat diimplikasikan oleh para penjas dalam setiap kegiatan pembelajaran bolavoli. Dan dapat meningkatkan hasil belajar. Kedua model pembelajaran tersebut disesuaikan dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah.


(19)

9

Namun dari kedua model tersebut, penulis berasumsi bahwa model cooperative memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model langsung

Dalam proses pembelajaran dengan model cooperative learning ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali potensi dan membagi-bagi ide pada anak untuk melakukan kegiatan dan bentuk kelompoknya dan juga sikap bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Adapun kelebihan dari model cooperative learning menurut Metzler (2000:178) dalam Sugih (2012:28) di antaranya :

a. Dengan model cooperative learning maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasakan terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas.

b. Pembelajaran cooperative untuk menyelesaikan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.

c. Pembelajaran cooperative memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.

Dari pemaparan di atas dapat kita tarik kesimpulan bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan dalam model pembelajaran cooperative learning, dimana setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu pada saat pembelajaran bolavoli. Hal ini saya yang menjadi landasan penulis untuk mengungkapkan bahwa model cooperative memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model langsung terhadap hasil belajar passing bawah dalam pembelajaran bolavoli.

H. Hipotesis

Hasil suatu penelitian hakekatnya adalah hasil suatu jawaban atas pernyataan penelitian yang telah dirumuskan di dalam proses penelitian untuk mengarahkan kepada hasil penelitian itu maka di dalam perencanan penelitian perlu dirumuskan hipotesis.


(20)

10

Hipotesis menurut pengertianya adalah dugaan atau jawaban sementara dari suatu masalah yang akan diteliti, berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini penulis memiliki hipotesis sebagai berikut :

1. Model cooperative learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut. 2. Model pembelajaran langsung memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.

3. Model cooperative learning memberikan pengaruh yang lebih signifikan di badingkan model langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.


(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode ini Nazir (2005:63) dalam Maulina (2011:56)

menjelaskan, „„eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana

kondisi tersebut diatur dan di buat oleh peneliti.‟‟ Metode eksperimen sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimen yaitu mencoba sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, Dalam hal ini faktor yang akan dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran langsung untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli di SMPN 2 Leuwigoong Garut.

B. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2005) dalam Maulina (2011:56) desain penelitian adalah

„„semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.‟‟ Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut disesuikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang diinginkan.

Penulis menggunakan desain Pres-tes Post-tes desain sebagai desain penelitianya. Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh menggunakan teknik pengambilan random atau secara acak dari populasi. Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan cara masing-masing siswa mengambil kertas yang sudah


(22)

32

disediakan dalam kotak, isi kotak tersebut terdapat dua lembar kertas yang telah diberi tanda hitam dan sisanya hanya kertas kosong. Setelah semua siswa mengambil kertas pada kotak tersebut. Siswa yang mendapatkan gulungan kertas yang didalamnya bertanda hitam maka dia yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Setelah sampel terkumpul kemudian diadakan tes awal atau pre-tes. Tes awal disini berfungsi untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemain bolavoli yang di kuasai siswa sebelum diberikan treatment, selain itu dalam tahap tes awal ini siswa akan diberikan rengking, mulai dari rengking satu sampai rengking akhir. Lalu sampel dibagi rata menggunakan sytem zig-zag secara rengking yang telah didapat dari hasil tes awal yang telah dilakukan. Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok, kelompok A pembelajaran bolavoli menggunakan model

cooperative learning, dan kelompok B pembelajaran bolavoli menggunakan model langsung. Kemudian setiap kelompok diberikan treatment atau perlakuan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setelah masa perlakuan berakhir maka penelitian melakukan tes akhir atau pos-tes. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut diolah, disusun dan di analisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan peningkatan hasil latihan yang dilakukan uji signifikansi perbedaan peningkatan hasil pembelajaran.

Maka desain penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

E1 O1 X1 O2

E2 O3 X2 O4 Gambar 3.1


(23)

33

Keterangan:

E1 adalah kelompok eksperimen 1 E2 adalah kelompok eksperimen 2 O1 dan O3 adalah tes awal

X1 adalah pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning. X2 adalah pembelajaran dengan menggunakan model langsung.

O2 dan O4 adalah tes akhir

Adapun langkah-langkah penelitian penulis mendeskripsikan dalam bentuk sebagai berikut:

Langkah langkah penelitian

Gambar 3.2 SAMPEL

TES AWAL : PENGUASAAN GERAK DASAR PASSING BAWAH

KELOMPOK B

PEMBELAJARAN BOLA VOLI MENGGUNAKAN MODEL LANGSUNG

KELOMPOK A

PEMBELAJARAN BOLAVOLI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TES AKHIR : PENGUASAAN DASAR PASSING BAWAH

PENGOLAHAN DATA


(24)

34

C. Populasi

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian. Setiap penelitian memerlukan sejumlah objek yang akan diteliti, populasi merupakan sumber data yang sangat penting. Populasi memegang peran penting dalam suatu penelitian. Karena populasi merupakan keseluruhan sumber data atau objek yang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (1997) dalam Maulina (2011:60) menjelaskan :

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan peneliti populasi.

Selain itu, menurut Sudjana (1993) dalam Maulina mengatakan Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi.Adapun sebagai yang diambil dari populasi disebut sampel.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai populasi. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari sekumpulan objek peneliti, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai ciri atau karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Yang


(25)

35

dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 9 SMPN 2 Leuwigoong Garut yang berjumlah 80 siswa.

D. Sampel

Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004) bahwa: „„Sampel adalah

sebagai dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.

Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) bahwa “Jika kita

hanya akan meneliti sebagai dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagai atau wakil populasi yang

diteliti.”Mengingat terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya, maka penulis

mengambil sebagai dari populasi atau sampel menggunakan teknik pengambilan random sebanyak 20 siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan bermain bolavoli menggunakan cara skor penguasaan gerak teknik dasar bolavoli. Adapun bentuk tes keterampilan bolavoli yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan penguasaan teknik dasar passing bawah bolavoli Nurhasan (2013:182-183) bentuk tesnya adalah sebagai berikut :

Bentuk tes dan pemberian skor tes keterampilan bermain bolavoli dengan cara semua sampel bermain bolavoli kemudian diberi skor sesuai penampilannya dalam bermain, adapun penilainya adalah sebagai berikut:

Instrumen Penilaian Penguasaan Gerak Dasar Passing Bawah Bolavoli Tahapan

gerak

No Kriteria Penilaian SKOR

1 2 3 4 Persiapan 1

2.

Posisi kaki dibuka selebar bahu dengan jari tangan tergenggam.

Membentuk landasan penerimaan bola dengan kedua tangan dan kedua ibu jari sejajar.


(26)

36 Pelaksan aan Gerak Lanjutan( Follow Trought) 3 4 5 6 7 8 9 10

Kedua siku lurus dan kedua lengan sejajar.

Kedua lutut ditekuk posisi badan ditahan agak rendah Pandangan kedepan kearah bola.

Menerima bola di depan badan dengan memindahkan kaki sedikit kedepan.

Jari tangan tetap tergenggam dan memperhatikan bola pada saat menyentuh lengan.

Kedua lengan bergerak dan mengikuti kearah sasaran.

Memperhatikan bola kearah sasaran. Bola bergerak kearah sasaran.

Nilai Proses (Jumlah Skor Siswa)

Skor Maksimal 40

Kriteria Normal Penilaian Passing Bawah BolaVoli

Presentase Renta Skor Nilai Produk Passing Bawah

80-100 32-40 Baik sekali

66-79 26-31 Baik

56-65 22-25 Cukup

41-55 16-21 Kurang

0-40 0-15 Kurang Sekali

F. Pelaksanaan

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMPN 2 Leuwigoong Garut, dilaksanakan selama 1 bulan. Dan penelitian eksperimen ini menulis mengacu kepada kurikulum yang ada disekolah. Dalam


(27)

37

oleh karena itu penulis melalui penelitian selama 12 kali pertemuan. Dengan 12 kali pertemuan yang dilakukan dalam frekuensi 3 kali pertemuan dalam seminggu untuk frekuensi latihan pembelajaran mengacu pada pendapat Harsono (1988:194) dalam Riyan (2012:61) „„Sebaiknya latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu.’’

Setiap minggu pembelajaran di lakukan sebanyak 3 kali di SMPN 2 Leuwigoong Garut. Pada hari senin, rabu, jumatpukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Mengenai hal ini penulis mengacu pada Bompa (1991:86) dalam Riyan yang menyatakan: „„During this time athleties should trening 3-5 time for week depending on their of development in athietes.’’ Maksudunya adalah atlet perlu berlatih 3-5 kali dalam seminggu tergantung dari tingkat kebutuhanya sebagai atlet dalam olahraga.

Pembelajaran yang dilakukan terdiri dari bagian yaitu pemanasan/ pembukaan, inti materi, pendinginan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Pemanasan / pembukaan

Sebelum melakukan materi inti dari kegiatan pembelajaran dari kegiatan pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru menjelaskan materi apa yang akan di bahas pada setiap pertemuan, serta indicator apa saja yang hendak dicapai. Setelah penjelasan dari guru subjek diintruksikan untuk melakukan pemanasaan. Siswa harus melakukan peregangan pada bagian-bagian tubuh yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak mengalami cedera saat bermain. Cara terbaik untuk meningkatkan kelenturan tubuh adalah dengan meregangkan otot dan menahannya selama 5-8 detik. Peregangan yang baik dapat ditandai, yaitu bila dapat meraskan otot meregang pada bagian tangan, punggung, leher, dan kaki.

2. Inti materi

Materi inti dalam setiap kegiatan pembelajaran diberikan kepada siswa sesuai dengan rencana pengajaran pembelajaran yang disusun sebelumnya. Materi dalam pembelajaran tersebut meliputi dasar-dasar teknik dalam bermain bolavoli,


(28)

38

yaitu passing bawah. 3. Pendinginaan

Ketika aktifitas bermain bolavoli berakhir, subjek juga harus melakukan pendinginan.Tindakan ini berguna untuk melakukan detak jantung dan meregangkan otot yang telah banyak dipergunakan selama bermain. Pada pendinginan ini sebaiknya dibantu oleh temankarena perlu adanya peregangan otot yang maksimal, biasanya pelatih menyerahkan untuk melakukan streaching

pasif. Setelah itu diadakan evaluasi dan diskusi hasil kegiatan pembelajaran tersebut.

G.Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut dengan statistik. Langkah- langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur menggunakan rumus dari Sudjana (2001:242-446) sebagai berikut:

1). Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai berikut

̅ =

Arti dari tanda –tanda dalam rumus tersebut adalah

̅= skor rata-rata yang dicari

= jumlah nilai data n = jumlah sampel

2). Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut:


(29)

39

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑ ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3). Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors.

Prosedur yang digunakan sebagai berikut :

̅

a. (x dan S masing- masing merupakan rata-rata simpangan baku dari sampel) b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( Z1) = P ( ZZ1).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung Jika proporsi ini dinyatakan S (Zi), maka:

S(Zi) =

d. Mengitung selisih F (Zi- S (Zi) Kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hypothesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang

diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih.

Kriteria adalah : tolak hipotesis nol jika Lo diperoleh dari data

pengamatan melebihi Lo dari daftar table. Dalam hal lainnya nol diterima.

4). Menguji homogenitas. Menggunakan α rumus sebagai berikut :


(30)

40

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari f table distribusi dengan derajat kebebasaan = (v1,V2) dengan taraf nyata ( ) = 0.01

5). Untuk menguji hipotesis satu pihak dengan menggunakan rumus :

=

̅ ̅ √

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

S = simpangan baku

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2

̅̅̅= rata-rata kelompok 1

̅̅̅= rata-rata kelompok 2

Uji t kriteria pengujianya adalah tolak hipotesis, jika t >t 1-α. Untuk harga

lainya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dengan derajat

kebebasan (dk) = (n1+n2-2). H. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t arah ( Sudjana, 1992:242) yang lebih dahulu dilakukan satu pihak atau uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas populasi dengan uji liliefors (Sudjana, 1992:466) dan uji homogenitas populasi dengan uji kesamaan dua variasi (


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Beradasarkan hasil penelitian yang telah didapat dari berbagai sumber dan data yang telah diolah secara ilmiah menggunakan hasil penghitungan statistik, maka dapat beberapa kesimpulan:

1. Model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

2. Model pembelajaran langsung memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

3. Model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolvoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut.

1. Kepada para guru pendidkan jasmani, hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan model cooperative learning memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli, sehingga penulis menyerahkan untuk menggunakan model pembelajaran cooperative learning pada pembelajaran pendidkan jasmani.


(32)

51

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan model pembelajaran cooperative learning, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidkan jasmani. 3. Perlu di adakan publikasi penggunaan model pendekataan cooperative

learning kepada para guru penjas dan orang-orang yang terkait dengan dunia pendidikan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar B dan Kusumah D J (2010) Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas, Bandung. FPOK UPI.

Abduljabar.(2009) Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.FPOK UPI. Afnil Guza. SS. (2003) Badan Hukum Pendidikan Dan Sistem Pendidikan Nasional.

Maulina (2011) Perbandingan Model Pembelajaran Pertiching dengan Model Pembelajaran Inquri Terhadap Hasil Belajar Bola Voli. Bandung. FPOK UPI. Metzler (2000).Intructional Models For Physical Education. USA: Allyn And Bacon.

Nurhasan (2013), Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. STKIP.

Riyan (2012) Pengaruh Model pembelajaran Pendekatan Taktis terhadap

Keterampilan Bermain Bola Voli berdasarkan Nilai GPAI. Bandung. FPOK UPI. Sudjana (1992) Metoda Statistik. Bandung. FPOK UPI.

Sugih (2012) Perbandingan antara Model Pembelajaran Langsung Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan gerak Seni Tunggal PencakSilat. Bandung. FPOK UPI.

Sugiono . (2008) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan R/D. Bandung Alfabet

Toto,Yunyun,Tite (2011) Model-model pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung. FPOK UPI.

Yunyun, Yudiana (2010) Peraturan Permainan BolaVoli, Jakarta: Dewan dan Bidang Perwasitan PP, PBVSI


(1)

yaitu passing bawah. 3. Pendinginaan

Ketika aktifitas bermain bolavoli berakhir, subjek juga harus melakukan pendinginan.Tindakan ini berguna untuk melakukan detak jantung dan meregangkan otot yang telah banyak dipergunakan selama bermain. Pada pendinginan ini sebaiknya dibantu oleh temankarena perlu adanya peregangan otot yang maksimal, biasanya pelatih menyerahkan untuk melakukan streaching

pasif. Setelah itu diadakan evaluasi dan diskusi hasil kegiatan pembelajaran tersebut.

G.Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut dengan statistik. Langkah- langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur menggunakan rumus dari Sudjana (2001:242-446) sebagai berikut:

1). Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai berikut

̅ =

Arti dari tanda –tanda dalam rumus tersebut adalah ̅= skor rata-rata yang dicari

= jumlah nilai data n = jumlah sampel


(2)

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑ ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3). Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors.

Prosedur yang digunakan sebagai berikut : ̅

a. (x dan S masing- masing merupakan rata-rata simpangan baku dari sampel) b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( Z1) = P ( ZZ1).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung Jika proporsi ini dinyatakan S (Zi), maka:

S(Zi) =

d. Mengitung selisih F (Zi- S (Zi) Kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hypothesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih.

Kriteria adalah : tolak hipotesis nol jika Lo diperoleh dari data

pengamatan melebihi Lo dari daftar table. Dalam hal lainnya nol diterima. 4). Menguji homogenitas. Menggunakan α rumus sebagai berikut :


(3)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari f table distribusi dengan derajat kebebasaan = (v1,V2) dengan taraf nyata ( ) = 0.01 5). Untuk menguji hipotesis satu pihak dengan menggunakan rumus :

=

̅ ̅ √

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

S = simpangan baku

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2 ̅̅̅= rata-rata kelompok 1 ̅̅̅= rata-rata kelompok 2

Uji t kriteria pengujianya adalah tolak hipotesis, jika t >t 1-α. Untuk harga lainya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dengan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).

H. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t arah ( Sudjana, 1992:242) yang lebih dahulu dilakukan satu pihak atau uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas populasi dengan uji liliefors (Sudjana, 1992:466) dan uji homogenitas populasi dengan uji kesamaan dua variasi ( Sudjana, 1992:249). Semua pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Beradasarkan hasil penelitian yang telah didapat dari berbagai sumber dan data yang telah diolah secara ilmiah menggunakan hasil penghitungan statistik, maka dapat beberapa kesimpulan:

1. Model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

2. Model pembelajaran langsung memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

3. Model pembelajaran cooperative learning memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar keterampilan passing bawah bolvoli siswa SMPN 2 Leuwigoong Garut.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut.

1. Kepada para guru pendidkan jasmani, hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan model cooperative learning memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan passing bawah bolavoli, sehingga penulis menyerahkan untuk menggunakan model pembelajaran cooperative learning pada pembelajaran pendidkan jasmani.


(5)

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan model pembelajaran cooperative learning, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidkan jasmani. 3. Perlu di adakan publikasi penggunaan model pendekataan cooperative

learning kepada para guru penjas dan orang-orang yang terkait dengan dunia pendidikan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar B dan Kusumah D J (2010) Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas, Bandung. FPOK UPI.

Abduljabar.(2009) Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.FPOK UPI. Afnil Guza. SS. (2003) Badan Hukum Pendidikan Dan Sistem Pendidikan Nasional.

Maulina (2011) Perbandingan Model Pembelajaran Pertiching dengan Model Pembelajaran Inquri Terhadap Hasil Belajar Bola Voli. Bandung. FPOK UPI. Metzler (2000).Intructional Models For Physical Education. USA: Allyn And Bacon.

Nurhasan (2013), Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. STKIP.

Riyan (2012) Pengaruh Model pembelajaran Pendekatan Taktis terhadap

Keterampilan Bermain Bola Voli berdasarkan Nilai GPAI. Bandung. FPOK UPI. Sudjana (1992) Metoda Statistik. Bandung. FPOK UPI.

Sugih (2012) Perbandingan antara Model Pembelajaran Langsung Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan gerak Seni Tunggal PencakSilat. Bandung. FPOK UPI.

Sugiono . (2008) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan R/D. Bandung Alfabet

Toto,Yunyun,Tite (2011) Model-model pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung. FPOK UPI.

Yunyun, Yudiana (2010) Peraturan Permainan BolaVoli, Jakarta: Dewan dan Bidang Perwasitan PP, PBVSI


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING ATAS BOLAVOLI DI SMAN 1 CINIRU KUNINGAN.

0 1 29

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLAVOLI.

0 2 36

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETEPATAN LEMPARAN ATAS DALAM PERMAINAN SOFTBALL.

0 1 32

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI.

0 0 63

PERBANDINGAN APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 21

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING ATAS BOLAVOLI DI SMAN 1 CINIRU KUNINGAN - repository UPI S POR 0900578 title

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PERMAINAN BOLAVOLI - repository UPI T POR 1301740 Title

0 0 2

PENGARUH KETERAMPILAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TINGGIMONCONG

0 9 303

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TINGGIMONCONG

0 0 303