Analisis Metode EOQ (Economic Order Quantity) dalam Mengoptimalkan Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Clothing Company Life.Industries.
ABSTRACT
The problem is always faced by industrial companies is a matter of production. One way of cutting costs is to suppress the production of raw material inventory to a minimum, attempt to minimize the inventory cost by using analysis methods EOQ (Economic Order Quantity). The expected goal of this study was to determine whether the EOQ can optimize control of raw materials and optimize inventory control on Life.Industries clothing company. The method used by the researchers in this study is a descriptive method of analysis with a quantitative approach, and collecting data using interviews and documentation. The variable in this study is the use of supplies and raw materials. The analysis used is the EOQ method. From the research conducted, if the company uses the EOQ method in raw material
procurement cost savings that would be obtained in 2012 amounting to Rp 1,780,242, - and in 2013 amounted to Rp 2,172,289, -. Thus the EOQ method
needs to be applied to Life.Industries.
Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials
(2)
ABSTRAK
Masalah yang selalu dihadapi oleh perusahaan industri adalah masalah tentang produksi. Salah satu cara penekanan biaya produksi adalah dengan menekan persediaan bahan baku seminimal mungkin, upaya untuk meminimalkan biaya persediaan tersebut dengan menggunakan analisis metode EOQ (Economic Order Quantity). Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah EOQ dapat mengoptimalkan pengendalian bahan baku serta mengoptimalkan pengendalian persediaan pada clothing company Life.Industries. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, dan pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Variabel dalam penelitian ini adalah persediaan dan penggunaan bahan baku. Analisis yang digunakan adalah metode EOQ. Dari hasil penelitian yang dilakukan, apabila perusahaan menggunakan metode EOQ dalam pengadaan bahan
baku akan didapatkan penghematan biaya yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp 1.780.242,- dan tahun 2013 sebesar Rp 2.172.289,-. Maka dari itu metode EOQ
perlu diterapkan pada Life.Industries.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... iii
Kata Pengantar ... iv
Abstract ... vii
Abstrak ... viii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Grafik ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 6
2.1.1 Persediaan... 6
2.1.1.1 Pengertian Persediaan ... 6
2.1.1.2 Penyebab Timbulnya Persediaan ... 7
(4)
2.1.1.4 Jenis-jenis Persediaan... 9
2.1.2 Pengendalian Persediaan Bahan Baku ... 9
2.1.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku ... 9
2.1.2.2 Tujuan Pengendalian Persediaan ... 10
2.1.2.3 Sistem Pengendalian Persediaan ... 11
2.1.3 Penggunaan Bahan Baku ... 12
2.1.3.1 Pengertian Bahan Baku ... 12
2.1.3.2 Kebutuhan Bahan Baku ... 13
2.1.3.3 Tingkat Penggunaan Bahan Baku... ... 14
2.1.4 Metode EOQ (Economic Order Quantity)... 14
2.1.4.1 Pengertian EOQ (Economic Order Quantity)... 14
2.1.4.2 Penetapan EOQ (Economic Order Quantity)... 15
2.1.4.3 Biaya Dalam EOQ (Economic Order Quantity)... 16
2.1.4.4 Kebijakan-kebijakan EOQ (Economic Order Quantity)... 17
2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan ... 15
2.1.5.1 Langkah-lankah Proses pengambilan Keputusan .... 16
2.1.5.2 Jenis-jenis Alternatif Usulan Proyek Investasi ... 17
2.2 Kerangka pemikiran ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 24
3.1.1 Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab ... 24
(5)
3.3 Metode Penelitian ... 26
3.4 Variabel Penelitian ... 27
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 28
3.6 Metode Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Sejarah Singkat Life.Industries ... 32
4.1.2 Deskriptif Hasil Penelitian ... 32
4.1.2.1 Penelitian Bahan Baku ... 32
4.1.2.2 Penggunaan Bahan Baku. ... 35
4.1.2.3 Biaya Pemesanan ... 37
4.1.2.4 Biaya Penyimpanan ... 38
4.1.3 Analisis Data ... 39
4.1.3.1 Analisis Kebutuhan Bahan Baku ... 39
4.1.3.2 Perhitungan EOQ ... 42
4.1.3.3 Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock) ... 44
4.1.3.4 Penentuan Pemesanan Kembali (Reorder Point) .. 47
4.1.3.5 Penentuan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)... 48
4.1.3.6 Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (Total Inventory Cost) ... 49
(6)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 61
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I Pesanan T-Shirt yang Dipesan Konsumen ... 33 Tabel II Pembelian Bahan Baku Kain Cotton Combed 30s ... 34 Tabel III Penggunaan dan Selisih (Pembelian dan Penggunaan)
Bahan Baku Kain Cotton Combed 30s... 36 Tabel IV Biaya Pemesanan ... 38 Tabel V Prosentase Biaya Simpan, Harga per Unit dan Biaya Penyimpanan
per unit ... 39 Tabel VI Rincian Biaya Penyimpanan ... 39 Tabel VII Perhitungan Bahan Baku Tahun 2012-2013 ... 40 Tabel VIII Pemakaian Bahan Baku, Harga per Unit, Total Biaya Pemakaian
dan Biaya Pemesanan Tahun 2012-2013 ... 42 Tabel IX Deviasi Tahun 2012 ... 45 Tabel X Deviasi Tahun 2013 ... 46 Tabel XI Besarnya EOQ, Safety Stock, Reorder Point dan Maximum Inventory
Bahan Baku Selama Tahun 2012-2013 ... 49 Tabel XII Penggunaan Rata-rata Bahan Baku Perusahaan
Tahun 2012-2013... 50 Tabel XIII TIC Menurut Life.Industries, TIC Menurut EOQ dan Penghematan
(8)
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik I Pembelian Bahan Baku ... 35 Grafik II Penggunaan Bahan Baku ... 37 Grafik III Hubungan Antara EOQ, Safety Stock, ROP dan Maximum
Inventory Bahan Baku Tahun 2012 ... 52 Grafik IV Hubungan Antara EOQ, Safety Stock, ROP dan Maximum
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
(10)
BAB I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Demi menjamin kelancaran produksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan diperlukan perencanaan dan pengendalian produksi. Jika proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba atau keuntungan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan lancar maka tujuan perusahaan tersebut tidak akan tercapai. Faktor ketersediaan bahan baku di dalam persediaan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang dimaksud.
Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Suatu persediaan merupakan investasi penting dari perusahaan sehingga harus benar-benar diperhatikan pengelolaannya terutama dalam memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Kesalahan menentukan besarnya investasi dalam mengontrol bahan baku pada persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya sewa gudang dan biaya yang terjadi sehubungan dengan kerusakan barang yang disimpan dalam gudang, sehingga semua ini akan mengurangi keuntungan perusahaan. Begitupun sebaliknya, apabila investasi terlalu kecil hal ini dapat menekan keuntungan perusahaan karena disebabkan adanya biaya stock out yaitu biaya yang terjadi akibat perusahaan kehabisan persediaan.
(11)
2 BAB I Pendahuluan
Pengelolaan persediaan tersebut dilakukan dengan cara pengendalian persediaan yang meliputi pengendalian kuantitas dan jumlah dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik persediaan. Dengan pengendalian persediaan diharapkan persediaan dapat mencapai tingkat yang optimum, yaitu dimana persediaan memiliki kuantitas yang wajar untuk memeuhi kebutuhan pengolahan atau produksi atas suatu dasar yang dijadwal dan sesuai dengan order pelanggan.
Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat ditekan seminimum mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat digunakan analisis
“Economic Order Quantity” (EOQ). EOQ adalah suatu metode untuk menentukan
berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk sekali pesan (Ridwan dan Inge, 2002:266). Dengan adanya EOQ perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang, seperti rusaknya bahan baku karena terlalu lama disimpan.
Perusahaan juga perlu menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi atau reorder point (ROP) agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran proses produksi. Yang dimaksud dengan reorder point (ROP) adalah tingkat
(12)
3 BAB I Pendahuluan
pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan haus diadakan kembali (Sofjan Assauri, 2004:196).
Dari perhitungan EOQ dan ROP dapat ditentukan titik minimum dan maksimum persediaan bahan baku. Persediaan yang diadakan paling banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat bahan baku yang dibeli datang. Tujuan penentuan titik maksimum adalah agar dana yang tertanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan, karena pada saat bahan baku yang dibeli datang besarnya bahan di gudang perusahaan sama dengan persediaan pengaman atau safety stock.
Berdasarkan penelitian Rike (2007) menunjukkan total biaya persediaan bahan baku yang harus dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar bila dibandingkan dengan total biaya persediaan bahan baku yang dihitung menurut EOQ, sehingga dapat disimpulkan bahwa EOQ dapat meningkatkan efisiensi persediaan bahan baku dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Metode EOQ (Economic Order Quantity) dalam Mengoptimalkan Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Clothing Company Life.Industries”.
1.2Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan EOQ (Economic Order Quantity) dapat mengoptimalkan pengendalian persediaan bahan baku?
(13)
4 BAB I Pendahuluan
2. Bagaimana analisis pada kebutuhan bahan baku menurut EOQ (Economic Order Quantity) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan pada clothing company Life.Industries?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penggunaan EOQ (Economic Order Quantity) dapat mengoptimalkan pengendalian bahan baku.
2. Mengetahui analisis pada kebutuhan bahan baku menurut EOQ (Economic Order Quantity) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan pada clothing company Life.Industries.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta mempraktekkan teori-teori yang didapat dari bangku kuliah agar dapat melakukan riset ilmiah dan menyajikan dalam bentuk tulisan dengan baik.
2. Bagi perusahaan
Dapat memberikan masukan pada perusahaan untuk solusi optimal dalam hal jumlah pesanan (order quantity) dan titik pemesanan kembali (reorder point), sehingga biaya persediaan bahan baku dapat ditekan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk bahan
(14)
5 BAB I Pendahuluan
pertimbangan dalam penentuan kebijaksanaan pengadaan bahan baku kedepan sehingga akan lebih efektif dan efisien.
3. Bagi pihak lain
Sebagai referensi dalam pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan.
(15)
BAB V Simpulan dan Saran
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada clothing company Life.Industries, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Penggunaan EOQ (Economic Order Quantity) dapat mengoptimalkan pengendalian persediaan bahan baku. Apabila dilihat dari hasil penelitian, total biaya persediaan bahan baku (total inventory cost) yang dihitung menggunakan metode EOQ menunjukkan jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan Life.Industries.
2. Hasil analisis kebutuhan bahan baku menurut EOQ (Economic Order Quantity) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan menunjukkan bahwa Life.Industries pada tahun 2012 melakukan pembelian bahan baku pada saat persediaan sebesar 22 kg dengan lead time selama 2 hari, safety stock berada pada 18 kg sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 31 kg agar tidak melebihi maximum inventory sebesar 50 kg. Sedangkan di tahun 2013 pesanan t-shirt mengalami kenaikan, maka pada tahun tersebut perusahaan melakukan pembelian bahan baku pada saat persediaan sebesar 24 kg, dengan lead time yang masih sama pada tahun sebelumnya safety stock pada tahun
(16)
57
BAB V Simpulan dan Saran
2013 berada pada 20 kg, dan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku jumlah pembelian yang harus dilakukan adalah sebesar 35 kg agar tidak melebihi maximum inventory sebesar 55 kg. Dengan adanya pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ maka akan menghasilkan penghematan biaya persediaan, hal ini dapat dilihat dari perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.025.811,- sedangkan menurut perhitungan Life.Industries sebesar Rp 2.806.053,-. Maka pada tahun 2012 terdapat penghematan total biaya persediaan sebesar Rp 1.780.242,-. Untuk tahun 2013 perhitungan total biaya persedian menurut EOQ adalah sebesar Rp 1.292.349,- sedangkan perhitungan menurut Life.Industries sebesar Rp 3.464.638,-. Maka pada tahun 2013 terdapat penghematan total biaya sebesar Rp 2.172.289,-.
5.2 Saran
Berikut ini beberapa saran yang peneliti berikan untuk Life.Industries yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity):
1. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya persediaan pengaman (Safety Stock), pemesanan kembali (Reorder Point), dan persediaan maksimum (Maximum Inventory) untuk menghindari resiko kehabisan bahan baku juga kelebihan bahan baku sehingga dapat meminimalisasi biaya bahan baku bagi perusahaan.
(17)
58
BAB V Simpulan dan Saran
2. Apabila dilihat dari selisih antara pembelian dan penggunaan bahan baku, perusahaan dapat mempergunakan kembali sisa bahan baku tersebut daripada terbuang dengan percuma.
3. Perusahaan sebaiknya memperhatikan unsur biaya yang mungkin timbul akibat dari adanya pengadaan persediaan bahan baku, karena kemungkinan adanya peningkatan kebutuhan bahan baku di tahun yang akan datang maka biaya-biaya yang mungkin timbul akibat dari adanya pengadaan persediaan bahan bakupun ikut meningkat.
4. Perencanaan pembelian bahan baku yang tepat mungkin dibutuhkan oleh perusahaan, karena dengan perencanaan pembelian bahan baku yang tepat maka penghematan biaya mungkin akan terwujud. Untuk merencanakan pembelian bahan baku yang tepat, perusahaan dapat menggunakan metode EOQ karena dengan penggunaan metode EOQ, terdapat keseimbangan pada biaya persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien.
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi & Perencanaan Sistem Produksi Buku I. BPFE. Yogyakarta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi / Teguh Baroto; Editor: Akhria N dan Lolita Krisnawati. Ghalia Indonesia. Bogor.
Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Hansen dan Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen: Cost Management Accounting & Control. Alih Bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Salemba Empat. Jakarta.
Indrayati, Rike. 2007. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT. Tipota Furnishings Jepara. Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi-Universitas Negeri Semarang. Dikutip dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH80d8/fdf33943.di r/doc.pdf
Meilianasari, Mela. 2010. Analisis Peranan Penerapan Metode Economic Order Quantity Dalam Meningkatkan Inventory Turnover Pada PT. Agronesia Divisi
Industri Teknik Karet “Inkaba” Bandung. Jurnal Penelitian Fakultas
Ekonomi-Universitas Komputer Indonesia. Dikutip dari
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-melameilia-211778-unikom_m-r
Prawirosentono, Sujadi. 2001. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Bumi Aksara. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Ruauw, Eyverson. 2011. Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Contoh Pengendalian pada Usaha Grenda Bakery Lianli, Manado). Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi – Universitas Sam Ratulangi. Dikutip dari
http://repo.unsrat.ac.id/6/1/PENGENDALIAN_PERSEDIAAN_BAHAN_BAK U.pdf
(19)
Suadi, Arif. 2000. Akuntansi Biaya. BP STIE YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketujuh. CV Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Sundjaja, R., dan Barlian, I. 2002. Manajemen Keuangan 1. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. BPFE. Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
(1)
5 BAB I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
pertimbangan dalam penentuan kebijaksanaan pengadaan bahan baku kedepan sehingga akan lebih efektif dan efisien.
3. Bagi pihak lain
Sebagai referensi dalam pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan.
(2)
BAB V Simpulan dan Saran
56
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada clothing company Life.Industries, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Penggunaan EOQ (Economic Order Quantity) dapat mengoptimalkan pengendalian persediaan bahan baku. Apabila dilihat dari hasil penelitian, total biaya persediaan bahan baku (total inventory cost) yang dihitung menggunakan metode EOQ menunjukkan jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan Life.Industries.
2. Hasil analisis kebutuhan bahan baku menurut EOQ (Economic Order Quantity) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan menunjukkan bahwa Life.Industries pada tahun 2012 melakukan pembelian bahan baku pada saat persediaan sebesar 22 kg dengan lead time selama 2 hari, safety stock berada pada 18 kg sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 31 kg agar tidak melebihi maximum inventory sebesar 50 kg. Sedangkan di tahun 2013 pesanan t-shirt mengalami kenaikan, maka pada tahun tersebut perusahaan melakukan pembelian bahan baku pada saat persediaan sebesar 24 kg, dengan lead time yang masih sama pada tahun sebelumnya safety stock pada tahun
(3)
57
BAB V Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
2013 berada pada 20 kg, dan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku jumlah pembelian yang harus dilakukan adalah sebesar 35 kg agar tidak melebihi maximum inventory sebesar 55 kg. Dengan adanya pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ maka akan menghasilkan penghematan biaya persediaan, hal ini dapat dilihat dari perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.025.811,- sedangkan menurut perhitungan Life.Industries sebesar Rp 2.806.053,-. Maka pada tahun 2012 terdapat penghematan total biaya persediaan sebesar Rp 1.780.242,-. Untuk tahun 2013 perhitungan total biaya persedian menurut EOQ adalah sebesar Rp 1.292.349,- sedangkan perhitungan menurut Life.Industries sebesar Rp 3.464.638,-. Maka pada tahun 2013 terdapat penghematan total biaya sebesar Rp 2.172.289,-.
5.2 Saran
Berikut ini beberapa saran yang peneliti berikan untuk Life.Industries yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity):
1. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya persediaan pengaman (Safety Stock), pemesanan kembali (Reorder Point), dan persediaan maksimum (Maximum Inventory) untuk menghindari resiko kehabisan bahan baku juga kelebihan bahan baku sehingga dapat meminimalisasi biaya bahan baku bagi perusahaan.
(4)
58
BAB V Simpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
2. Apabila dilihat dari selisih antara pembelian dan penggunaan bahan baku, perusahaan dapat mempergunakan kembali sisa bahan baku tersebut daripada terbuang dengan percuma.
3. Perusahaan sebaiknya memperhatikan unsur biaya yang mungkin timbul akibat dari adanya pengadaan persediaan bahan baku, karena kemungkinan adanya peningkatan kebutuhan bahan baku di tahun yang akan datang maka biaya-biaya yang mungkin timbul akibat dari adanya pengadaan persediaan bahan bakupun ikut meningkat.
4. Perencanaan pembelian bahan baku yang tepat mungkin dibutuhkan oleh perusahaan, karena dengan perencanaan pembelian bahan baku yang tepat maka penghematan biaya mungkin akan terwujud. Untuk merencanakan pembelian bahan baku yang tepat, perusahaan dapat menggunakan metode EOQ karena dengan penggunaan metode EOQ, terdapat keseimbangan pada biaya persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien.
(5)
59 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi & Perencanaan Sistem Produksi Buku I. BPFE. Yogyakarta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi / Teguh Baroto; Editor: Akhria N dan Lolita Krisnawati. Ghalia Indonesia. Bogor.
Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Hansen dan Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen: Cost Management Accounting & Control. Alih Bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Salemba Empat. Jakarta.
Indrayati, Rike. 2007. Analisi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT. Tipota Furnishings Jepara. Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi-Universitas Negeri Semarang. Dikutip dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH80d8/fdf33943.di r/doc.pdf
Meilianasari, Mela. 2010. Analisis Peranan Penerapan Metode Economic Order Quantity Dalam Meningkatkan Inventory Turnover Pada PT. Agronesia Divisi
Industri Teknik Karet “Inkaba” Bandung. Jurnal Penelitian Fakultas
Ekonomi-Universitas Komputer Indonesia. Dikutip dari
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-melameilia-211778-unikom_m-r
Prawirosentono, Sujadi. 2001. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Bumi Aksara. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Ruauw, Eyverson. 2011. Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Contoh Pengendalian pada Usaha Grenda Bakery Lianli, Manado). Jurnal Penelitian Fakultas
Ekonomi – Universitas Sam Ratulangi. Dikutip dari
http://repo.unsrat.ac.id/6/1/PENGENDALIAN_PERSEDIAAN_BAHAN_BAK U.pdf
(6)
60 Universitas Kristen Maranatha
Suadi, Arif. 2000. Akuntansi Biaya. BP STIE YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketujuh. CV Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Sundjaja, R., dan Barlian, I. 2002. Manajemen Keuangan 1. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. BPFE. Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.