SUSILOWATI R.0208084

(1)

commit to user

i

PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN OILTRAP

TERHADAP KADAR BOD DAN pH DI PT. ANTAM, Tbk UNIT

GEOMIN PONGKOR JAWA BARAT

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

SUSILOWATI R.0208084

PROGRAM DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user


(3)

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, ...

Nama... NIM...


(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Susilowati. R0208084, 2012. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan

Oiltrap terhadap Kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit

Geomin Pongkor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang : Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak terkecuali PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor, adalah potensi ancaman kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di sekitar lokasi penambangan. Dalam proses eksplorasi, PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor banyak menggunakan bahan bakar seperti solar, bahan kimia seperti polimer, bentonil, grease dan air. Secara kasat mata bisa dilihat, secara tidak langsung terjadi potensi pencemaran lingkungan dari limbah B3 di area kerja. Dari hasil uji coba pertama hasil output limbah setelah diolah menggunakan oiltrap menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan terjadi pada parameter BOD dan pH.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode Analisa Diskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian adalah Limbah Cair dari kegiatan pengeboran dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuran langsung di tempat penelitian. Sampel diambil dari lima titik yaitu empat titik pada masing-masing pojokan bak sump dan satu titik tengah bak sump. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan uji statistik paired t-test menggunakan program SPSS. Hasil : Hasil uji statistik Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Oiltrap terhadap Kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit Geomin Pongkor Jawa Barat menunjukkan hasil sangat signifikan yaitu nilai perhitungan BOD menunjukkan P = 0,000 dan nilai perhitungan pH menunjukkan P = 0,000 dimana (p < 0,01). Hipotesis Diterima.

Kesimpulan : Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan adanya Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Oiltrap terhadap Kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit Geomin Pongkor Jawa Barat.


(5)

commit to user

v ABSTRACT

Susilowati. R0208084, 2012. Differences Before and After Use Oiltrap of BOD and pH levels in the wastewater in the PT. Antam Tbk Unit Geomin Pongkor West Java. Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background: The biggest risk facing the mining business, not least the PT. Antam Tbk Pongkor Geomin unit, is the potential threat of environmental damage that could disrupt ecosystems around the mine site. In the process of exploration, PT. Antam Tbk Geomin unit Pongkor much use as diesel fuel, chemicals such as polymers, bentonil, grease and water. Can be seen by naked eye, occurs indirectly potential environmental pollution from waste B3 in the work area. From the results of the first test results of waste output after being processed using oiltrap showed that significant reductions occurred in the parameters of BOD and pH. Methods: The study used a descriptive analysis method with quantitative approach. Wastewater samples from the drilling activities using Simple Random Sampling technique. Data collection techniques to perform direct measurements in the study. Samples taken from five points is four points on each corner of the tub sump and a sump tub midpoint. Processing techniques and data analysis conducted by the statistical test paired t-test using SPSS program. Results:The results of statistical tests Differences Before and After Use Oiltrap of BOD and pH levels in wastewater at PT. Antam Tbk Unit Geomin Pongkor West Java showed very significant results of the calculation of BOD value indicates P = 0.000 and the pH value calculations which show P = 0.000 (p < 0.01). Hypothesis Received.

Conclusion: From the test results we can conclude the difference before and after use Oiltrap of BOD and pH levels in the wastewater in the PT. Antam Tbk Unit Geomin Pongkor West Java.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas rahmat, karunia serta segala kemudahan yang dilimpahkan-Nya sehingga Penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian ini tidak akan berhasil bila tidak ada campur tangan dari berbagai pihak dengan memberikan ide, kritikan dan saran. Oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra, M.Si. selaku Kepala Program Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak dukungan terhadap kegiatan Penelitian.

3. Ibu Sri Hartati Hadinoto, dra., Apth. SU selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan tak kenal lelah membantu menyelesaikan penelitian ini dengan segala ketelatenan dan kesabaran. Hingga pada akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

4. Bapak Sigit Fajar Suryanto, S.ST selaku Dosen Pembimbing II, yang sama halnya telah membimbing dan mengarahkan penelitian di sela-sela waktu sibuk. Terimakasih telah bersedia membimbing dengan segala sikapnya yang tidak pernah membuat peneliti merasa bimbang dan kesulitan.


(7)

commit to user

vii

5. Bapak Sarsono, Drs., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji penelitian ini ditengah-tengah kesibukan beliau. Terimakasih telah menyisihkan waktu bapak untuk menguji hasil penelitian ini.

6. Seluruh Dosen, tenaga pengajar dan staf Program Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, dukungan, dan kerjasama yang baik kepada peneliti.

7. Bapak Elwin Elbur, ST selaku Katua Tim Eksplorasi Emas Gunung Pongkor

unit Geomin telah berkenan menerima, memberikan waktu dan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Fajar Karuniawan dan Taufik Akbar selaku pembimbing dalam penelitian ini yang telah setia membimbing dan mendampingi penulis dalam pengambilan data penelitian.

9. Bundaku tercinta, yang selalu memberiku dukungan setiap waktu, yang tak

pernah luput menyebut nama saya dalam setiap doa’nya, terimakasih pada

wanita yang menyimpan tegas dimatanya dan lembut dihatinya, yang tak pernah henti mendukung dan mendoakan saya. Terimakasih Bunda.

Bapakku tercinta, seorang pendidik yang selalu mengajarkan saya tidak lewat kata namun lewat apa yang tertangkap oleh mata melalui teladan yang luarbiasa,

terimakasih untuk doa’, dukungan dan inspirasi tiada henti yang bapak berikan


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

A.Tinjauan Pustaka ... 6

B. Kerangka Pemikiran ... 27

C.Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

A.Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C.Populasi Penelitian ... 29

D.Tehnik Sampling ... 30

E. Sampel Penelitian ... 30

F. Desain Penelitian ... 31

G.IdentifikasiVariabel Penelitian ... 31

H.Definisi Operasional Variabel ... 32


(9)

commit to user

ix

J. Cara Kerja Penelitian ... 34

K.Tehnik Analisa Data ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 36

A.Gambaran Umum Perusahaan ... 36

B. Karakteristik Subjek Penelitian ... 38

C.Hasil Pengukuran Kadar BOD ... 39

D.Hasil Pengukuran Kadar pH ... 40

E. Uji Perbedaan ... 42

BAB V. PEMBAHASAN ... 45

A.Karakteristik Subjek Penelitian ... 45

B. Analisis Data dengan Uji Statistik ... 47

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 49

A.Simpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair ... 24

Tabel 2. Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap ... 39

Tabel 3. Hasil Pengukuran BOD sesudah melaui Oiltrap ... 40

Tabel 4. Hasil Pengukuran pH sebelum melalui Oiltrap ... 40

Tabel 5. Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap ... 41

Tabel 6. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD ... 42

Tabel 7. Hasil Perhitungan BOD dengan Program SPSS ... 43

Tabel 8. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD ... 43


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 . Skema Kerangka Pemikiran ... 27 Gambar 2. Skema Desain Penelitian ... 33


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 2. Laporan Data Hasil Pengukuran Laboratorium Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian


(13)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencemaran lingkungan akibat limbah industri pada tahun-tahun terakhir ini muncul ketengah-tengah masyarakat dengan sangat efektif terlihat dari pemberitaan media massa unjuk rasa maupun laporan-laporan masyarakat kepada lembaga-lembaga pemerintah. Bahkan diantaranya disertai tuntutan ganti rugi terhadap pengusaha industri yang diduga telah mencemarkan lingkungan. Limbah mencemarkan sungai-sungai, membuat udara pengap, menimbulkan kebisingan dan mencemarkan debu-debu serta sangat mengganggu bagi ketentraman masyarakat (Ginting, 2010).

Untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran akibat limbah industri pemerintah membuat konsep pembangunan industri

yang berwawasan lingkungan yang bermakna pembangunan

berkelanjutan yaitu suatu kegiatan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang maupun kebutuhan generasi sekarang. Salah satu aspek dari pembangunan industri yang berwawasan lingkungan adalah aspek pencemaran (Ginting, 2010).

Untuk dapat hidup dalam pembangunan berkelanjutan apabila pembangunan industri berada dalam kondisi industri yang berwawasan lingkungan yaitu industri berusaha memelihara kestabilan dan


(14)

commit to user

melestarikan ekosistemnya. Tindakan yang diperlukan untuk

melestarikan ekosistem industri adalah mencegah pencemaran,

mengurangi emisi-emisi, menggunakan sumber daya biologi

terpulihkan secara berkelanjutan dan mempertahankan keterpaduan ekosistem satu dengan ekosistem lainnya (Walhi dalam Ginting, 2010). Bila ditinjau dari aspek pencemaran maka kehadiran teknologi pengolahan limbah mempunyai peranan yang amat penting. Dengan teknologi pengolahan limbah maka pencemaran dapat ditekan seminimum mungkin. Untuk memilih proses yang sesuai diperlukan pengetahuan tentang limbah seperti karakteristik limbah dan sumber-sumber limbah. Karakteristik limbah ditandai dengan jenis parameter limbah atau semakin tinggi konsentrasi limbah semakin diperlukan teknologi yang lebih baik. Teknologi canggih sering membutuhkan biaya mahal baik pada infestasi maupun pada biaya operasional. Karena itu pilihan teknologi bukan hanya berdasarkan kecanggihan tapi kemampuannya mengolah limbah mencapai baku mutu (Ginting, 2010). Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak terkecuali PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor, adalah potensi ancaman kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di sekitar lokasi penambangan. Kenyataan ini harus disadari perusahaan sehingga harus ada upaya agar operasional penambangan di seluruh unit bisnis PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor dijalankan sesuai praktik


(15)

commit to user

penambangan yang baik dan sejalan peraturan yang berlaku, baik sejak perencanaan maupun setelah selesai/pascatambang.

Dalam proses eksplorasi, PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor banyak menggunakan bahan bakar seperti solar, bahan kimia seperti polimer, bentonil, grease dan air. Bahan bakar, bahan kimia dan air ini digunakan pada proses pengeboran. Secara kasat mata bisa dilihat, secara tidak langsung terjadi potensi pencemaran lingkungan dari limbah B3 di area kerja. Yang seharusnya jika bahan B3 tercampur dengan air apabila akan dibuang harus sudah tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan B3.

Oleh karena itu apabila air buangan dari proses kegiatan pengeboran ini dialirkan langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan merusak kehidupan yang ada di lingkungan tersebut.

Dari hasil uji coba pertama hasil output limbah setelah diolah menggunakan oiltrap menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan terjadi pada parameter BOD dan pH, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan sebelum dan sesudah pengolahan limbah dengan menggunakan oiltrap tersebut terhadap kedua parameter tersebut.

Dari pengukuran sebelumnya diketahui bahwa kadar BOD dan pH sebelum diolah dengan Oiltrap pada limbah cair di PT. Antam, Tbk Unit Geomin sebelumnya didapatkan hasil kadar BOD sebesar 1570


(16)

commit to user

mg/L dan kadar pH sebesar 8,9 mg/L. Kualitas tersebut bila dibandingkan dengan baku mutu yang disyaratkan maka masih terlalu tinggi atau belum memenuhi standart baku mutu lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut sudah dilakukan suatu usaha untuk menurunkan parameter pencemar dengan pengolahan secara fisik dengan menggunakan Oiltrap. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut dan memantau dua parameter air limbah yaitu kadar BOD dan pH setelah limbah diolah menggunakan teknologi Oiltrap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

“Apakah ada Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan

Oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam,

Unit Geomin Pongkor?“.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan Oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Unit Geomin Pongkor.


(17)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis :

Diharapkan sebagai pembuktian teori bahwa metode pengunaan Oiltrap berpengaruh terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair. 2. Aplikatif :

a. Bagi Pendidikan :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka guna pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan (K3L).

b. Bagi Penulis :

Dapat meningkatkan pengetahuan dan sarana pengembangan teori yang telah didapat dalam perkuliahan sehingga diperoleh pengalaman langsung khususnya mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) yang ditulis dalam bentuk tulisan ilmiah.

c. Bagi Tenaga Kerja :

Diharapkan tenaga kerja dapat terhindar dari pengaruh buruk lingkungan akibat limbah cair yang tidak dikelola dengan baik. d. Bagi Pihak Perusahaan :

Diharapkan dapat sebagai saran bagi pihak perusahaan agar dapat lebih meningkatkan upaya pengelolaan limbahnya supaya limbah


(18)

commit to user

yang dibuang ke lingkungan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan tersebut.


(19)

commit to user

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pencemaran

Berdasarkan UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.

Air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak ditentukan oleh kemurnian air (Siregar, 2005).

2. Oiltrap

Oiltrap adalah sebuah media pengolahan limbah cair yang menggunakan sistem filtrasi dan koagulasi yaitu penyaringan dan pengendapan dengan hasil akhir limbah minyak dan air yang terpisah dengan kadar polutan lebih rendah sehingga tidak melebihi baku mutu limbah yang disyaratkan (Fahruddin, 2010).


(20)

commit to user

Secara garis besar Oiltrap bertujuan untuk memisahkan limbah air dengan minyak. Tehnik pengolahan limbah menggunakan Oiltrap adalah tehnik pemisahan limbah yang berupa air dengan minyak sehingga minyak yang ada bisa terkumpul sendiri kemudian dapat digunakan kembali.

Oiltrap adalah media pengolahan yang terdiri dari beberapa sekat, sekat pertama adalah air limbah yang langsung dari sisa hasil proses, sedangkan sekat kedua adalah proses filtrasi antara minyak dengan air dipisahkan, sedangkan sekat ketiga adalah proses koagulasi dengan penggunaan tawas sebagai koagulannya sebagai proses akhir dari pengolahan limbah cair yang ada.

3. Lingkungan

Menurut Ananichev dalam Notohadipawiro (2006),

Lingkungan mencakup segala hal sekeliling kita, yang kita terkait kepadanya secara langsung atau tidak langsung, yang hidup dan kegiatan kita berhubungan dengannya dan bergantung padanya. Dapat juga dikatakan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor, kakas (force) atau keadaan yang mempengaruhi serta berperan atas hidup dan kehidupan kita. Boleh juga disebutkan, lingkungan adalah segala gatra ekologi ditinjau dari segi manusia.

Persoalan lingkungan terutama ditimbulkan oleh permukiman manusia dan industri. Secara potensial kedua macam kegiatan itu merupakan sumber dampak berat atas lingkungan karena:


(21)

commit to user

a. Manipulasi lingkungan sehingga menjauhi keadaan semula tanpa memberikan kompensasi yang sepadan.

b. Banyak menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan yang asing bagi lingkungan pada umumnya.

c. Limbah yang dihasilkan banyak yang tidak terdaur-ulangkan.

d. Intensitas kegiatan per satuan tempat dan/atau waktu tinggi. Faktor-faktor dampak ini saling berkaitan erat. Memakai dan membajak atau bahan yang asing bagi lingkungan menghasilkan limbah yang asing pula. Karena intensitas kegiatan tinggi maka laju penghasilan limbah menjadi tinggi pula. Mengingat ini semua maka persoalan dampak atas lingkungan dapat dikembalikan ke persoalan limbah (Notohadipawiro, 2006).

4. Limbah

Berdasarkan UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup mendefinisikan limbah sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Pengertian lain menyebutkan bahwa limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik, limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Sedangkan sesuai UU RI No. 32 Tahun 2009 tersebut didefinisikan pula bahwa yang dimaksud dengan limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut limbah B3


(22)

commit to user

adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

a. Air Limbah

1) Definisi Air Limbah

Air limbah juga dikenal sebagai sewage, mula-mula dari limbah rumah tangga, manusia dan binatang, tapi kemudian berkembang selain dari sumber-sumber tersebut juga air limbah berasal dari kegiatan industri, run off dan infiltrasi air bawah tanah. Air limbah pada dasarnya 99,94 % berasal dari sisa kegiatan sedang 0,06 % berasal dari material terlarut oleh proses alam. (Shundar, 2001).

2) Karakteristik Air Limbah

Menurut Donald W. Sundstromd dalam Mukimin (2006), untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah, maka perlu kiranya diketahui juga secara detail mengenai

kandungan yang ada didalam air limbah juga

karakteristiknya. Setelah diadakan analisis ternyata air limbah mempunyai karakteristik yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranya karakteristik fisika, karakteristik kimia, karakteristik biologis

a) Karakteristik Fisika

Karakter fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya:


(23)

commit to user (1) Total Solid ( TS )

Merupakan padatan didalam air yang terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air (Siregar, 2005).

(2) Total Suspende Solid ( TSS )

Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron (Siregar, 2005).

(3) Warna

Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari abu-abu menjadi kehitaman (Siregar, 2005).

(4) Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik (Siregar, 2005).

(5) Temperatur

Merupakan parameter yang penting dalam

pengoperasian unit pengolahan limbah karena berpengaruh terhadap proses biologi dan fisika


(24)

commit to user (Siregar, 2005). (6) Bau

Bau merupakan parameter yang subjektif.

Pengukuran bau tergantung pada sensitivitas indera penciuman seseorang. Kehadiran bau-bauan yang lain menunjukkan adanya komponen-komponen lain di dalam air. Misalnya, bau seperti bau telur busuk menunjukkan adanya hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat organik dalam kondisi anaerobik (Siregar, 2005).

b) Karakteristik Kimia

(1) Biological Oxygen Demand (BOD)

BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm (part per million) atau miligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali (Sugiharto, 2008).

(2) Chemical Oxygen Demand (COD)

Adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi. COD dinyatakan dalam ppm (part per million) atau ml /liter (Sugiharto, 2008).


(25)

commit to user (3) Dissolved Oxygen (DO)

DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan miligram per liter. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang. Semakin besar oksigen yang terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil (Sugiharto, 2008).

(4) Derajat keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman dari suatu zat, pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tingggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk kehidupan air adalah 6,0 – 8,0. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7,0 – 8,5. Nilai pH sangat

mempengaruhi proses biokimiawi perairan,

misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH

rendah. Toksisitas logam memperlihatkan

peningkatan pada pH rendah (Novotny dan Olem dalam Effendi, 2011).

(5) Ammonia (NH3)


(26)

commit to user

meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia, tergantung pada pH larutan.

(6) Sulfida

Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa

dan dapat merusak mesin (Soemirat, 1994). (7) Fenol

Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala gasterointestinal, sulit menelan dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian (Soemirat, 1994).

(8) Logam Berat

Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat (Soemirat, 1994).


(27)

commit to user c) Katakteristik Biologis

Mikroorganisme ditemukan ada dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dalam semua bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi 105 - 108 organisme/ml. Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan (Siregar, 2005). Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi proses biologis. Bakteri juga berperan penting untuk mengevaluasi kualitas air (Siregar, 2005).

3) Komponen Primer Air Limbah

Elemen biologis dalam sistem perairan berkaitan erat dengan komponen-komponen kimia. Pengetahuan mengenai komponen primer sangat penting untuk menganalisis elemen biologis dan menganalisis efek dari perubahan kualitas air (Siregar, 2005).

Komponen-komponen kimia dalam perairan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang disebut zat-zat organik yang terdiri atas senyawa-senyawa organik alam dan senyawa-senyawa organik sintetis, bahan-bahan anorganik, dan gas. Komponen dasar dari senyawa-senyawa organik adalah karbon, hidrogen, oksigen, organik adalah protein,


(28)

commit to user

karbohidrat, dan lipida. Protein merupakan bahan dasar dari sel-sel binatang, yakni sekitar 40-60%. Karakteristik yang diketahui dari protein adalah kandungan nitrogen di dalamnya. Karbohidrat merupakan bahan penyusun utama dalam sel tumbuhan dan meliputi selulosa, serat kayu, gula, dan tepung. Lipida tidak terlarut dalam air dan meliputi lemak, minyak, dan waxes (lilin). Saat ini, diproduksi berjuta-juta senyawa organik sintetis. Sebagian besar diantaranya ditemui dalam air alam dan keberadaannya harus diperhatikan karena kebanyakan senyawa organik sintetis bersifat racun dan berbahaya (Mukimin, 2006).

Zat-zat organik terdapat di dalam air dalam kadar yang rendah dan hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah padatan yang ada. Keberadaan senyawa organik di dalam air akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain masalah rasa dan bau. Keberadaan senyawa organik juga menyebabkan air memerlukan proses pengolahan air bersih yang lebih

kompleks, menurunkan kandungan oksigen, serta

menyebabkan terbentuknya substansi-substansi beracun (Mukimin, 2006).

4) Dampak Limbah Cair

Menurut Ginting (2010), Limbah cair mengakibatkan badan penerima menjadi kotor dan senyawa-senyawa


(29)

commit to user

pencemar yang terkandung membahayakan terhadap

lingkungan. Disamping itu perubahan air menjadi kotor perubahan air dilapisi bahan-bahan berminyak atau bahan padatan lain yang menyebabkan terjadinya penutupan permukaan air. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam limbah bila melebihi kadar yang ditentukan menyebabkan air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan sebagaimana mestinya.

Air tercemar bila salah satu atau lebih kondisi berikut ini terpenuhi yaitu:

a) Mengakibatkan naik turunnya keasaman air.

b) Akan terjadi perubahan sifat fisika air misalnya perubahan warna, air menjadi keruh, berbau, dan perubahan suhu air.

c) Permukaan air tertutup oleh lapisan terapung, berupa minyak, lemak dan bahan padat lainnya.

d) Peningkatan kandungan bahan-bahan organik maupun dan anorganik dalam air.

e) Meningkatkan zat-zat tersuspensi dalam air.

Menurut Ginting (2010), Terjadinya perubahan sifat-sifat dan kimia air disebabkan buangan/limbah dari industri mengandung bahan-bahan beracun dan berbahaya antara lain: merkuri, arsen, amoniak, barium, chromium, dan lain-lain.


(30)

commit to user

Bahan-bahan ini ada yang terlarut mengendap maupun tersuspensi. Dengan adanya senyawa-senyawa ini, melebihi ambang batas yang ditetapkan menyebabkan berbagai akibat antara lain:

a) Terganggunya kehidupan dalam air.

b) Cepat timbul karat pada permukaan yang kontak langsung dengan air.

c) Penurunan daya guna air dan lingkungannya.

d) Peningkatan pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan air. e) Terganggunya penggunaan air sebagai air minum, air

cuci, air untuk pertanian, air untuk perikanan, air untuk industri.

5) Faktor-Faktor yang mempengaruhi kadar BOD dan pH di Lokasi pengeboran di PT. Antam, Tbk Unit Geomin Pongkor. a) Faktor Exsternal:

(1) Terkendali : Air kencing dan air liur babi hutan Lumpur merupakan faktor yang

dapat dikendalikan dengan

dibuatnya pagar dipinggiran bak penampung limbah dan disekitar oiltrap agar babi hutan tidak dapat masuk ke area sekitar pengolahan air limbah.


(31)

commit to user

(2) Tidak terkendali : Air hujan

Air hujan merupakan faktor yang

tidak dapat di kendalikan

mengingat hal tersebut merupakan kondisi lingkungan yang tidak dapat kita atur kapan datangnya. b) Faktor Internal:

(1) Terkendali : Lumpur

Lumpur merupakan faktor yang dapat dikendalikan dengan cara

perluasan bak samp maupun

memperdalam sekat pada oiltrap. (2) Tidak terkendali : Debit limbah

Debit limbah merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan

mengingat jumlah air yang

dibutuhkan dalam proses produksi dan berbagai macam kegiatan selama pengeboran yang tidak dapat dipastikan jumlahnya.


(32)

commit to user

5. Baku Mutu Lingkungan

a. Pengertian Baku Mutu Lingkungan

Menurut Tripurwanto (2000), Semua kegiatan ataupun aktifitas manusia baik itu yang berhubungan dengan dunia industri, pekembangan penduduk, kemajuan teknologi maupun kegiatan ekonomi hampir bisa dipastikan akan menghasilkan limbah. Keadaan ini lambat laun akan menyebabkan penumpukan limbah yang berakibat munculnya dampak negatif bagi kehidupan. Oleh karenanya dibutuhkan standar tertentu untuk mengeliminir jumlah buangan limbah terhadap lingkungan, yang kemudian dikenal dengan istilah Baku Mutu Lingkungan (BML).

UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup mendefinisikan baku mutu lingkungan sebagai ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Dengan kata lain, baku mutu lingkungan adalah ambang batas atau batas kadar maksimum suatu zat atau komponen yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Baku mutu lingkungan mencakup baku mutu limbah padat, baku mutu air laut, baku mutu udara emisi, baku mutu limbah cair dan baku mutu air pada sumber air (Mukimin, 2006).


(33)

commit to user b. Baku Mutu Air pada Sumber Air

Baku mutu air pada sumber air, yaitu batas kadar yang diperbolehkan untuk suatu zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air tetapi air tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. Menurut kegunaannya, air pada sumber air dibedakan menjadi empat golongan, yaitu golongan A, B, C dan D. Air golongan A adalah air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu. Air golongan B adalah air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air golongan C adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Air golongan D adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan tenaga listrik (Mukimin, 2006).

c. Baku Mutu Limbah Cair

Baku mutu limbah cair adalah batas yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke badan air sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Peraturan perundangan dan ketentuan lain tentang lingkungan hidup untuk penetapan baku mutu lingkungan tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/10/95. Untuk baku mutu emisi sumber


(34)

commit to user

tidak bergerak tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/MENLH/3/1995 (Mukimin, 2006). d. Fungsi Baku Mutu Lingkungan

Menurut Mukimin (2006), Adapun fungsi dari Baku Mutu Lingkungan diantaranya :

1) Indikator/ petunjuk yang menyatakan bahwa suatu

lingkungan tercemar.

2) Hubungan BML terhadap nilai ambang batas yakni batas daya dukung, daya toleransi atau kemampuan lingkungan. 3) Lingkungan yang tercemar jika kondisi suatu lingkungan

telah melewati nilai ambang batas yang telah ditentukan.

4) Sebagai penilai bahwa lingkungan telah mengalami

pencemaran.

e. Sistem Baku Mutu Lingkungan

Menurut Mukimin (2006), Sistem Baku Mutu Lingkungan (SBML) dipergunakan sebagai instrumen untuk mengetahui apakah telah terjadi pencemaran dari suatu kegiatan industri. SBML sendiri secara umum dibagi menjadi dua :

1) Effluent Standard, merupakan kadar maksimum limbah yang

diperbolehkan untuk dibuang ke suatu lingkungan.

2) Stream Standard, merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu, seperti sungai, danau, atau bendungan. Sedangkan kadar yang ditetapkan disesuaikan dengan peruntukannya.


(35)

commit to user

f. Baku Mutu berdasarkan Perundang-undangan.

1) Keputusan Menteri Negara Kependudukan Lingkungan

Hidup

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya No. KEP-03/MENKLH/II/1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair dan baku mutu air laut sebagai berikut: a) Baku mutu air pada sumber air, adalah batas kadar yang

diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

b) Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga sehingga tidak meyebabkan dilampauinya baku mutu air.

c) Baku mutu air laut adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.


(36)

commit to user

2) Undang-undang RI No. 32 tahun 2009.

UU RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan Baku mutu lingkungan sebagai berikut:

Baku mutu adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

g. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 dalam Tim Redaksi Nuansa Aulia (2008), bahwa nilai Baku Mutu Limbah Cair bagi kawasan industri untuk kadar BOD dan pH adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair

Parameter Kadar Maximum

Mg/L

Beban Pencemaran Maximum (kg/hari/ha)

BOD 50 4,3


(37)

commit to user 6. Tujuan Pemantauan Kualitas Air

Effendi (2003), menyebutkan bahwa pada hakekatnya, pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia dan biologi.

b. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan peruntukkannya, menurut Peraturan Pemerintah RI No.22 tahun 1990.

c. Menilai kelayakan suatu sumber daya air untuk kepentingan tertentu.

Sedangkan pemantauan kualitas air pada saluran pembuangan limbah industri pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Mengetahui karakteristik kualitas limbah cair yang dihasilkan. b. Membandingkan nilai kualitas limbah cair dengan baku mutu

kualitas limbah industri dan menentukan beban pencemaran menurut Kep.No.51/MenLH/10/1995.

c. Menilai efektivitas instalasi pengolahan limbah industri yang dioperasikan.

d. Memprediksi pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh limbah cair tersebut terhadap komponen lingkungan lainnya.


(38)

commit to user

Kep.No.51/MenLH/10/1995 pasal 6 mencantumkan beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh penanggungjawab kegiatan industri, antara lain sebagai berikut :

a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke dalam lingkungan tidak melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan.

c. Memasang alat ukur debit atau laju aliran limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut.

d. Tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk

mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair.

e. Memeriksa kadar parameter baku mutu limbah cair sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan, sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.

f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.

g. Melakukan pencatatan produksi bulanan.

h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter baku mutu limbah cair dan produksi bulanan yang sesungguhnya kepada Kepala BAPEDAL, Gubernur, instansi teknis yang membidangi industri dan instansi lain yang dianggap


(39)

commit to user

perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Mesin Pengeboran Bahan Bakar: 1. Solar 2. Polimer 3. Bentonil 4. Grease 5. Air

Kegiatan Pengeboran Emas Parameter

Limbah yang

diukur:

1. BOD

2. pH Limbah

Diolah: Oiltrap

Limbah setelah diolah. Variabel Exsternal:

1. Terkendali: Air kencing dan liur Babi hutan. 2. Tak terkendali: Air

Hujan

Variabel Internal: 1. Terkendali: Lumpur 2. Tidak terkendali:

Debit limbah

Output Limbah Cair sesuai Baku Mutu Limbah Cair.


(40)

commit to user C. Hipotesis

Ada perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan Oiltrap dalam pengolahan limbah cair terhadap kadar BOD dan pH di PT. Antam, Tbk. Unit Geomin, Pongkor.


(41)

commit to user

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang melakukan analisis hanya sampai pada taraf diskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Perusahaan tambang PT. Antam, Tbk. Unit Geomin, Pongkor Jawa Barat. Pengembalian sampel di lakukan di perusahaan tersebut mengingat adanya limbah cair yang dapat diolah dengan menggunakan Oiltrap, di samping kemudahan di dalam perijinan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 1 Juni - 12 Juni 2012.

C. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan menurut Arief (2008), populasi adalah keseluruhan kelompok subjek dapat berupa manusia, hewan, percobaan, data laboratorium dan lain-lain yang ciri-cirinya akan diteliti. Dalam penelitian ini populasi adalah limbah cair, kemudian diambil sampel. Subjek penelitian adalah air limbah pada bak sump sebelum melalui oiltrap dan


(42)

commit to user

pada bak sump sesudah melalui oiltrap di bagian pengeboran di PT. Antam, Tbk. Unit Geomin.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010) dan teknik yang dipilih dari salah satu teknik yang termasuk probability sampling adalah teknik simple random sampling yaitu sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sumardiyono, 2010).

E. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini sampel yang dimaksud adalah Limbah cair dari bak sump sebelum melalui oiltrap dan pada bak sump sesudah melalui oiltrap hasil sisa kegiatan pengeboran emas di PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor.


(43)

commit to user F. Desain Penelitian

Gambar 2. Skema Desain Penelitian

G. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Oiltrap.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah BOD dan pH.

Sampel Air limbah

Data hasil ukur BOD dan pH sebelum penggunaan Oiltrap

Uji Statistik Sampel


(44)

commit to user 3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Variabel pengganggu terkendali; Air kencing dan liur babi hutan

b. Variabel pengganggu tidak terkendali; Air Hujan

H. Definisi Operasional Variabel 1. Oiltrap

Oiltrap portable adalah sebuah media pengolahan limbah cair yang menggunakan sistem filtrasi dan koagulasi yaitu penyaringan dan pengendapan dengan hasil akhir limbah yang kadar polutannya menjadi lebih rendah sehingga tidak melebihi baku mutu limbah yang disyaratkan. Oiltrap yang baik mampu menurunkan kadar parameter air limbah sampai dibawah nilai baku mutu lingkungan yang disyaratkan.

2. BOD

BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali (Sugiharto, 2010). Kadar maximum BOD sesuai baku mutu lingkungan yang disebutkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995


(45)

commit to user

adalah 50 mg/l, sedangkan untuk beban maximum pencemarannya 4,3 kg/hari/ha.

a. Cara ukur : menggunakan BOD meter.

b. Hasil pengukuran : kadar BOD dengan satuan mg/l

c. Skala pengukuran : rasio 3. pH

pH adalah drajat keasaman dari suatu zat, pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tingggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk kehidupan air adalah 6,0 – 8,0. Sedangkan kadar pH yang sesuai baku mutu lingkungan yang disebutkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 adalah 6,0 – 9,0.

a. Cara ukur : menggunakan pH meter.

b. Hasil pengukuran : kadar pH c. Skala pengukuran : rasio

I. Alat dan Bahan Penelitian 1. pH meter

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar kadar pH. 2. BOD meter

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kadar BOD. 3. Botol pengambil sampel


(46)

commit to user 4. Sampel air limbah

Air limbah yang mewakili dari keseluruhan populasi air limbah yang diteliti.

5. Alat tulis

Seperangkat alat yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

J. Cara Kerja Penelitian 1. Tahap persiapan:

a. Menyiapkan wadah berupa tabung erlenmeyer yang bersih untuk mengambil sampel.

2. Tahap pelaksanaan:

a. Mendatangi lokasi pengeboran

b. Melakukan pengambilan sampel limbah dari bak sump sebelum melalui oiltrap dan limbah dari bak sump sesudah melalui proses pengolahan dengan oiltrap, pengambilan sampel dilakukan pada satu lokasi yaitu LY 38.4 sebanyak 10x, setiap hari sebanyak 1x pada pukul 13.00 selama 10 hari. Sampel diambil dari lima titik, empat titik pada setiap pojok bak sump yang berbentuk persegi ditambah dengan titik tengah dari bak sump kemudian dari kelima titik tersebut limbah dicampur menjadi satu kemudian dijadikan sampel untuk diuji kadar BOD dan pH nya oleh petugas laboratorium di PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor.


(47)

commit to user c. Tahap penyelesaian:

Pengolahan data dari hasil pengukuran sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap dari hasil pengukuran laboratorium.

K. Tehnik Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH dilakukan uji statistik Paired sample t-test yaitu suatu uji yang digunakan untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan (Riwidikdo, 2008). Sedangkan menurut Isnaeni (2009), uji statistik Paired sample t-test adalah uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan dari data dependent (sampel terikat).

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar BOD dan pH sebelum penggunaan oiltrap dan sesudah penggunaan oiltrap semua data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

Menurut Hastono (2001) interpretasi hasil uji statistik Paired sample t-test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 adalah sebagai berikut :

1). Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2). Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.


(48)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Antam Tbk Pongkor merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Perusahaan ini mengoperasikan enam unit penambangan yang salah satunya adalah PT. Antam Tbk UPBE Pongkor yang bergerak dibidang pertambangan, pengolahan emas dan perak. Berlokasi di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung yang dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan jarak 54 Km dari pusat kota Bogor dan 150 Km ke arah Barat Daya dari Jakarta.

Secara geografis PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor mempunyai Kuasa penambangan (KP) 6.047 Ha dan berada di kaki bukit Taman Nasional Gunung Halimun, dengan rincian Kawasan Taman Nasioanal 105 Ha, hutan lindung 275 Ha Produksi 2.025 Ha dan selebihnya merupakan tanah milik di luar kawasan.

Berdasarkan data Klimatologi yang diperoleh PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor memiliki relief permukaan perbukitan sedang sampai terjal dengan kemiringan lereng dari 15 % hingga 60%. Curah hujan rata-rata tahunan 3200-4229 mm dengan suhu 21.2°C - 29,5°C serat kelembaban udara rata-rata 86 %. Penyinaraan matahari rata-rata 5 sampai 7 jam.


(49)

commit to user

PT. Aneka Tambang Tbk merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia dengan pengoperasian enam unit penambangan. Perusahaan beroperasi secara terpadu mulai dari kegiataan eksplorasi, penambangan, peleburan, pemurnian dan pemasaran. Keberadaan Tambang Emas Pongkor dimulai dengan dilakukannya eksplorasi logam dasar timbal dan seng (Pb dan Zn) dibagian utara gunung Pongkor oleh para geologiawan Antam pada tahun 1974, yang dilanjutkan dengan survey pendahuluan di daerah pongkor oleh tim eksplorasi dan menemukan endapan quart kwara (quatrz vein) berkadar 4 GTP Au dan 126 GTP Ag.

Sekitar tahun 1982-1988 kegiatan survey tersebut ditangguhkan karena seluruh kegiatan PT. Antam difokuskan pada unit pertambangan emas Cikotok. Pada tahun 1988, kegiatan dilanjutkan kembali dengan lebih sistematis dan lengkap, dibuatkan studi kelayakan dan terbit kuasa pertambangan eksploitasi yang pertama KP. DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha diperoleh tahun .

Penelitian studi kelayakan (feasibility study) pada tahun 1991 dilakukan oleh Kailborn Engeneering Pacific Canada, sedangkan study desain pengolahan penambangan oleh PT. Nedpac yang bekerjasama dengan Signet Engeneering Pty, Ltd, Dames MooreLtd Australia dan jim Mining co. Ltd.

Kegiataan pembangunan tambang pongkor dimulai awal tahun 1992 dengan pembuatan jalan masuk dari Parempeng menuju Sorongan sepanjang 12,5 km yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah (PEMDA) Bogor dan Program Karya Bhakti Angkatan Bersenjata


(50)

commit to user

Republik Indonesia (ABRI). Tahun 1993 dilakukan pembangunan fisik pabrik dan tailing dam, sedangkan tahun 1994 commissioning pabrik pengolahan dan menjadi salah satu unit produksi ANTAM dengan nama Unit Pertambangan Emas (UPE) Pongkor.

Perluasan tambang Ciurugan juga pembangunan pabrik II, untuk peningkatan kapasitas produksi dimulai pada tahun 1997, tetapi pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 3 Desember terjadi kerusuhan dan pengerusakan yang dipicu oleh masalah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) mengakibatkan rusaknya beberapa instalasi pabrik sehingga produksi terhenti 10 hari.

Tanggal 1 Agustus 2000 perusahaan mendapat kuasa

pertambangan eksploitasi kw 98 0138 seluas 6.074 hektar. UPE Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan PT. Antam Tbk.

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Air Limbah pada Bak Sump Sebelum Melalui Oiltrap

Air limbah yang diambil adalah air limbah dari bak sump sebelum melalui oiltrap, diambil dari 5 titik yaitu 4 titik pada setiap pojokan bak sump yang berbentuk persegi dan 1 titik pada bagian tengah bak sump, limbah yang diambil adalah limbah yang masih langsung dari hasil kegiatan, limbah cair yang diambil sebelum melalui oiltrap adalah limbah yang masih tercampur dengan minyak.


(51)

commit to user

2. Limbah Cair pada Bak Sump Sesudah Melalui Oiltrap

Air limbah yang diambil adalah air limbah pada bak sump yang sudah melalui oiltrap, tehnik pengambilan limbah yang dilakukan sama dengan pengambilan limbah sebelum melalui oiltrap. Limbah yang diambil pada bak ini sudah tidak mengandung minyak. Warna limbah lebih jernih dari limbah sebelum melalui oiltrap.

C. Hasil Pengukuran Kadar BOD

1. Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap

Tabel. 2 Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap

No. Tanggal Waktu Satuan Kadar BOD

1. 2 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1740

2. 3 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1810

3. 4 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1540

4. 5 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1770

5. 6 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1310

6. 7 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1680

7. 8 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1630

8. 9 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1480

9. 10 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1290

10. 11 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1750

Rerata (Mean) 1600

Std. Deviasi 1887


(52)

commit to user

2. Hasil Pengukuran Kadar BOD sesudah melalui Oiltrap Tabel. 3 Hasil Pengukuran BOD sesudah melalui Oiltrap

No. Tanggal Waktu Satuan Kadar BOD

1. 2 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6

2. 3 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 8

3. 4 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 5

4. 5 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7

5. 6 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7

6. 7 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6

7. 8 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7

8. 9 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 9

9. 10 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 8

10. 11 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6

Rerata (Mean) 6,9

Std. Deviasi 1,2

Sumber: Data Primer 2012

D. Hasil Pengukuran Kadar pH

1. Hasil Pengukuran Kadar pH sebelum melalui Oiltrap Tabel. 4 Hasil Pengukuran pH sebelum melalui Oiltrap

No. Tanggal Waktu Kadar pH

1. 2 - 6 – 2012 12.30 9,3

2. 3 - 6 – 2012 12.30 8,9

3. 4 - 6 – 2012 12.30 9,6

4. 5 - 6 – 2012 12.30 9,1

5. 6 - 6 – 2012 12.30 8,3

6. 7 - 6 – 2012 12.30 8,6

7. 8 - 6 – 2012 12.30 7,8

8. 9 - 6 – 2012 12.30 9,4


(53)

commit to user sambungan

9. 10 - 6 – 2012 12.30 9,9

10. 11 - 6 – 2012 12.30 9,6

Rerata (Mean) 8,5

Std. Deviasi 0,7

Sumber: Data Primer 2012

2. Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap

Tabel. 5 Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap

No. Tanggal Waktu Kadar pH

1. 2 - 6 – 2012 12.30 8,1

2. 3 - 6 – 2012 12.30 7,8

3. 4 - 6 – 2012 12.30 8,6

4. 5 - 6 – 2012 12.30 8,9

5. 6 - 6 – 2012 12.30 7,5

6. 7 - 6 – 2012 12.30 7,8

7. 8 - 6 – 2012 12.30 7,1

8. 9 - 6 – 2012 12.30 8,7

9. 10 - 6 – 2012 12.30 8,9

10. 11 - 6 – 2012 12.30 8,7

Rerata (Mean) 7,6

Std. Deviasi 0,5


(54)

commit to user

E. Uji Perbedaan Kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah Penggunaan

Oiltrap.

1. Uji BOD

a. Tabel 6. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD

No. BOD sebelum BOD sesudah Selisih % Penurunan

1. 1740 6 1734 99,66

2. 1810 8 1802 99,56

3. 1540 5 1535 99,68

4. 1770 7 1763 99,60

5. 1310 7 1303 99,47

6. 1680 6 1674 99,64

7. 1630 7 1623 99,57

8. 1480 9 1471 99,40

9. 1290 8 1282 99,38

10. 1750 6

Rerata (Mean)

1744 1593

99,66 99,56 Sumber: Data Primer 2012

b. Perhitungan BOD sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap dengan menggunakan program SPSS versi 16.0

Tabel 7. Hasil Perhitungan BOD dengan program SPSS

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 BOD 1.6000E3 10 188.73850 59.68435


(55)

commit to user 2. Uji pH

a. Tabel 8. Tabel Kerja Persentase Penurunan pH

No. pH sebelum pH sesudah Selisih % Penurunan

1. 9,3 8,1 1,2 12,90

2. 8,9 7,8 1,1 12,36

3. 9,6 8,6 1,0 10,42

4. 9,1 8,9 0,2 2,20

5. 8,3 7,5 0,8 9,64

6. 8,6 7,8 0,8 9,30

7. 7,8 7,1 0,7 8,97

8. 9,4 8,7 0,7 7,45

9. 9,9 8,9 1,0 10,10

10. 9,6 8,7

Rerata (Mean)

0,9 9,38

9,27 Sumber: Data Primer 2012

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 BOD & BOD2 10 -.290 .416

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 BOD -


(56)

commit to user

b. Tabel 9. Hasil Perhitungan pH dengan program SPSS

Uji perbedaan kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap setelah dilakukan dengan menggunakan uji statistik Paired Sample T-test didapatkan nilai yang sangat signifikan.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa nilai adalah 0.000 atau kurang dari 0.01 (p < 0,01), maka Hipotesis diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor Jawa Barat.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Ph 8.5000 10 .70711 .22361

pH2 7.6000 10 .51640 .16330

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pH & pH2 10 .913 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper


(57)

commit to user BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Air Limbah pada Bak Sump Sebelum melalui Oiltrap

Air limbah yang diambil adalah air limbah dari bak sump sebelum melalui oiltrap, diambil dari 5 titik yaitu 4 titik pada setiap pojokan bak sump yang berbentuk persegi dan 1 titik pada bagian tengah bak sump, limbah yang diambil adalah limbah yang masih langsung dari hasil kegiatan, limbah cair yang diambil sebelum melalui oiltrap adalah limbah yang masih tercampur dengan minyak.

Berdasarkan hasil pengukuran sampel dari limbah pada bak sump sebelum melalui oiltrap didapatkan hasil kadar BOD dengan jumlah ribuan dan kadar pH dengan jumlah cukup tinggi yang bersifat basa, hal ini masih belum sesuai jika dibandingkan dengan kadar maximum yang disyaratkan pada baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 50 mg/l untuk kadar BOD maximum dan 6,0 – 9,0 untuk kadar pH maximum.

2. Limbah Cair pada Bak Sump Sesudah melalui Oiltrap

Air limbah yang diambil adalah air limbah pada bak sump yang sudah melalui oiltrap, tehnik pengambilan limbah yang dilakukan sama dengan pengambilan limbah sebelum melalui oiltrap. Limbah


(58)

commit to user

yang diambil pada bak ini sudah tidak mengandung minyak. Warna limbah lebih jernih dari limbah sebelum melalui oiltrap.

Berdasarkan uji statistik samples paired t-test dengan menggunakan SPSS, hasil output SPSS diketahui bahwa berdasarkan harga signifikasi (p), nilai p = 0,000, dimana nilai tersebut (p < 0.01), yang menunjukkan hasil sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rerata persentase penurunan kadar BOD mencapai 99,56 % dan rerata persentase pH sebesar 9,27%, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah minyak dan bahan pencemar lain yang dapat tersaring dengan baik oleh oiltrap. Dari data pengukuran yang ada diketahui bahwa kadar BOD yang sebelumnya sangat tinggi dan jauh melebihi kadar maximum jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, tetapi setelah penggunaan oiltrap kadar BOD menurun sampai pada kadar sangat rendah dibawah kadar yang disyaratkan, begitu juga dengan kadar pH yang menurun sampai pada dibawah kadar yang disyaratkan pada baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 50 mg/l untuk kadar BOD maximum dan 6,0 – 9,0 untuk kadar pH maximum.


(59)

commit to user B. Analisis Data dengan Uji Statistik

Dari Uji normalitas dengan SPSS diketahui bahwa data berdistribusi normal karena data yang ada telah memenuhi kriteria distribusi normal sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Riwidikdo (2008), bahwa beberapa kriteria distribusi normal adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai 2 parameter populasi yang lengkap yaitu mean dan

standar deviasi.

2. Kurva mempunyai bentuk seperti lonceng dan simetris terhadap mean. 3. Mean, median dan modus dari seluruh distribusi adalah sama.

4. Total daerah dibawah kurva nilainya adalah satu.

5. Mempunyai ekor yang panjang di kedua sisi sumbu x sesuai dengan frekuensi distribusi.

Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4. Perhitungan SPSS pada perhitungan uji normalitas. Dapat dilihat seluruh ciri – ciri dari data yang ada memenuhi kriteria distribusi normal sesuai dengan teori yang disebutkan Riwidikdo (2008).

Hasil dari pengukuran laboratorium menunjukkan bahwa ada perbedaan penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar BOD dan pH menurun setelah penggunaan oiltrap pada pengolahan limbah cair. Rerata persentase penurunan untuk kadar BOD sebesar 99,56% sedangkan untuk pH rerata persentase penurunan sebesar 9,27%.


(60)

commit to user

Penggunaan oiltrap dimaksudkan untuk menurunkan kadar BOD dan pH sampai memenuhi kriteria baku mutu yang ada sesuai ketentuan

yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Kep.51/MENLH/10/1995.

Analisis data dengan menggunakan Samples Paired T-test diketahui bahwa terdapat perbedaan sangat signifikan sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH dengan nilai p untuk kedua parameter tersebut sebesar 0,000 (p < 0.01). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sangat signifikan sebelum penggunaan oiltrap dan sesudah penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor Jawa Barat.


(61)

commit to user BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sangat signifikan sebelum dan sesudah penggunaan

oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Tbk

unit Geomin Pongkor Jawa Barat, dimana nilai p (harga signifikan) untuk kedua parameter tersebut sebesar 0,000 (p < 0,01). Dari hasil perhitungan didapatkan persentase rerata penurunan BOD sebesar 99,56% dari rerata awal jumlah kadar BOD sebesar 1600 mg/l menjadi 6,9 mg/l hal ini menunjukkan bahwa kadar BOD telah sesuai dengan kadar maximum baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 50 mg/l. Persentase penurunan pH sebesar 9,27% dari rerata awal jumlah kadar pH sebesar 8,5 menjadi 7,6 hal ini menunjukkan bahwa kadar pH telah sesuai dengan kadar maximum baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 6,0 – 9,0.


(62)

commit to user B. Saran

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pihak perusahaan perlu meningkatkan atau setidaknya mempertahankan berfungsinya oiltrap dengan baik dan optimal pada masing-masing titik lokasi dilakukannya kegiatan eksplorasi emas.

2. Diadakannya monitoring terhadap optimalnya fungsi oiltrap pada masing-masing titik lokasi dilakukannya kegiatan pengeboran.

3. Ditingkatkannya fungsi oiltrap dengan penambahan bahan-bahan khusus sebagai penjernih air limbah seperti sekat tambahan dengan diberi batu kerikil sebagai filter yang dapat meningkatkan kejernihan air.

4. Perluasan bak sump baik sebelum melalui oiltrap maupun setelah melalui oiltrap agar daya tampung limbah cair lebih besar sebagai antisipasi peningkatan debit limbah cair akibat air hujan maupun kemungkinan lainnya.


(63)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS press.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Fahruddin, 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfabeta.

Ginting, P. 2010. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung : Yrama Widya.

Hastono, 2001. Analisis Data, Jakarta: FKM UI.

Isnaeni, 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Malang: Graha Ilmu.

Mukimin, A. 2006. Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam dengan Teknologi Elektrokoagulasi Flotasi. Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notohadipawiro, T. 2006. Ilmu Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Press.

Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Shundar, L. 2001. Water and Wastewater Calculation Manual. USA:

McGraw-Hill.

Siregar, S. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius.

Soemirat, J. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.


(64)

commit to user

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumardiyono. 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. Surakarta : UNS Press.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2008. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. Bandung: Nuansa Aulia.


(65)

commit to user

ENVIRONMENTAL TEST REPORT

Mr. Ir. I Made Surata, M.Si PT. Antam, Tbk Unit Geomin

Job Number : 118354EV Data Received : Client Ref : 937/2411/PUG/2012 Data Reported : #####

Report Comprising : Cover sheet, Sample Information, Result Note : N A = Not Analyzed

I S = Insufficient Sample * = Non Accredited test ** = Sub Contacted test

1) = Field Measurement

I P = In Progress Project Name : Analisis Sampel Approved Signature for :

Reginald C. De Wit

Technical Advisor Environtmental

This Report relates specifically to the sample(s) tested in so far as that the sample(s) is truly representative of the sample source as received.


(66)

commit to user

SAMPLE INFORMATION

Job Number : 118354EV Customer : Unit Geomin Project Name : Analisis Sampel Customer Ref : 937/2411/PUG/2012

No. Laboratory Sample I.D Customer Sample I.D Test Description Sample Matrix Date Sample Sampled by

1. 118354EV-B1 Before 1 BOD Waste water 2/06/2012 Customer

2. 118354EV-B2 Before 2 BOD Waste water 3/06/2012 Customer

3. 118354EV-B3 Before 3 BOD Waste water 4/06/2012 Customer

4. 118354EV-B4 Before 4 BOD Waste water 5/06/2012 Customer

5. 118354EV-B5 Before 5 BOD Waste water 6/06/2012 Customer

6. 118354EV-B6 Before 6 BOD Waste water 7/06/2012 Customer

7. 118354EV-B7 Before 7 BOD Waste water 8/06/2012 Customer

8. 118354EV-B8 Before 8 BOD Waste water 9/06/2012 Customer

9. 118354EV-B9 Before 9 BOD Waste water 10/06/2012 Customer

10. 118354EV-B10 Before 10 BOD Waste water 11/06/2012 Customer

11. 118354EV-A1 After 1 BOD Waste water 2/06/2012 Customer

12. 118354EV-A2 After 2 BOD Waste water 3/06/2012 Customer

13. 118354EV-A3 After 3 BOD Waste water 4/06/2012 Customer

14. 118354EV-A4 After 4 BOD Waste water 5/06/2012 Customer

15. 118354EV-A5 After 5 BOD Waste water 6/06/2012 Customer

16. 118354EV-A6 After 6 BOD Waste water 7/06/2012 Customer

17. 118354EV-A7 After 7 BOD Waste water 8/06/2012 Customer

18. 118354EV-A8 After 8 BOD Waste water 9/06/2012 Customer

19. 118354EV-A9 After 9 BOD Waste water 10/06/2012 Customer


(67)

commit to user

SAMPLE INFORMATION

Job Number : 118354EV Customer : Unit Geomin Project Name : Analisis Sampel Customer Ref : 937/2411/PUG/2012

No. Laboratory Sample I.D Customer Sample I.D Test Description Sample Matrix Date Sample Sampled by

1. 118354EV-b1 Before 1 pH Waste water 2/06/2012 Customer

2. 118354EV-b2 Before 2 pH Waste water 3/06/2012 Customer

3. 118354EV-b3 Before 3 pH Waste water 4/06/2012 Customer

4. 118354EV-b4 Before 4 pH Waste water 5/06/2012 Customer

5. 118354EV-b5 Before 5 pH Waste water 6/06/2012 Customer

6. 118354EV-b6 Before 6 pH Waste water 7/06/2012 Customer

7. 118354EV-b7 Before 7 pH Waste water 8/06/2012 Customer

8. 118354EV-b8 Before 8 pH Waste water 9/06/2012 Customer

9. 118354EV-b9 Before 9 pH Waste water 10/06/2012 Customer

10. 118354EV-b10 Before 10 pH Waste water 11/06/2012 Customer

11. 118354EV-a1 After 1 pH Waste water 2/06/2012 Customer

12. 118354EV-a2 After 2 pH Waste water 3/06/2012 Customer

13. 118354EV-a3 After 3 pH Waste water 4/06/2012 Customer

14. 118354EV-a4 After 4 pH Waste water 5/06/2012 Customer

15. 118354EV-a5 After 5 pH Waste water 6/06/2012 Customer

16. 118354EV-a6 After 6 pH Waste water 7/06/2012 Customer

17. 118354EV-a7 After 7 pH Waste water 8/06/2012 Customer

18. 118354EV-a8 After 8 pH Waste water 9/06/2012 Customer

19. 118354EV-a9 After 9 pH Waste water 10/06/2012 Customer


(68)

commit to user

RESULT

Job Number : 118354EV Customer : Unit Geomin Project Name : Analisis Sampel Customer Ref : 937/2411/PUG/2012

No. Laboratory Sample I.D

Tes Description Unit Result

1. 118354EV-B1 BOD mg/l 1740

2. 118354EV-B2 BOD mg/l 1810

3. 118354EV-B3 BOD mg/l 1540

4. 118354EV-B4 BOD mg/l 1770

5. 118354EV-B5 BOD mg/l 1310

6. 118354EV-B6 BOD mg/l 1680

7. 118354EV-B7 BOD mg/l 1630

8. 118354EV-B8 BOD mg/l 1480

9. 118354EV-B9 BOD mg/l 1290

10. 118354EV-B10 BOD mg/l 1750

11. 118354EV-A1 BOD mg/l 6

12. 118354EV-A2 BOD mg/l 8

13. 118354EV-A3 BOD mg/l 5

14. 118354EV-A4 BOD mg/l 7

15. 118354EV-A5 BOD mg/l 7

16. 118354EV-A6 BOD mg/l 6

17. 118354EV-A7 BOD mg/l 7

18. 118354EV-A8 BOD mg/l 9

19. 118354EV-A9 BOD mg/l 8


(69)

commit to user

RESULT

Job Number : 118354EV Customer : Unit Geomin Project Name : Analisis Sampel Customer Ref : 937/2411/PUG/2012

No. Laboratory Sample I.D

Tes Description Unit Result

1. 118354EV-b1 pH - 9,3

2. 118354EV-b2 pH - 8,9

3. 118354EV-b3 pH - 9,6

4. 118354EV-b4 pH - 9,1

5. 118354EV-b5 pH - 8,3

6. 118354EV-b6 pH - 8,6

7. 118354EV-b7 pH - 7,8

8. 118354EV-b8 pH - 9,4

9. 118354EV-b9 pH - 9,9

10. 118354EV-b10 pH - 9,6

11. 118354EV-a1 pH - 8,1

12. 118354EV-a2 pH - 7,8

13. 118354EV-a3 pH - 8,6

14. 118354EV-a4 pH - 8,9

15. 118354EV-a5 pH - 7,5

16. 118354EV-a6 pH - 7,8

17. 118354EV-a7 pH - 7,1

18. 118354EV-a8 pH - 8,7

19. 118354EV-a9 pH - 8,9


(70)

commit to user Bak Sump sebelum melalui oiltrap

Gambar 1. Bak Sump sebelum melalui Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 22 Maret 2012


(71)

commit to user

A. Sampel Limbah

Gambar 2. Sampel Air Limbah

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 2 Juni 2012

Sumber : Data Primer

B. Oiltrap

Gambar 3. Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha


(72)

commit to user

Sumber : Data Prime

C. Bak Sump setelah melalui Oiltrap

Gambar 4. Bak Sump setelah melalui Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 7 Juni 2012


(73)

commit to user

D. Pengambilan Sampel

Gambar 5. Pengambilan Sampel

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 3 - 4 Juni 2012


(74)

(1)

commit to user

RESULT

Job Number : 118354EV Customer : Unit Geomin Project Name : Analisis Sampel Customer Ref : 937/2411/PUG/2012

No. Laboratory Sample I.D

Tes Description Unit Result

1. 118354EV-b1 pH - 9,3

2. 118354EV-b2 pH - 8,9

3. 118354EV-b3 pH - 9,6

4. 118354EV-b4 pH - 9,1

5. 118354EV-b5 pH - 8,3

6. 118354EV-b6 pH - 8,6

7. 118354EV-b7 pH - 7,8

8. 118354EV-b8 pH - 9,4

9. 118354EV-b9 pH - 9,9

10. 118354EV-b10 pH - 9,6

11. 118354EV-a1 pH - 8,1

12. 118354EV-a2 pH - 7,8

13. 118354EV-a3 pH - 8,6

14. 118354EV-a4 pH - 8,9

15. 118354EV-a5 pH - 7,5

16. 118354EV-a6 pH - 7,8

17. 118354EV-a7 pH - 7,1

18. 118354EV-a8 pH - 8,7

19. 118354EV-a9 pH - 8,9


(2)

commit to user

Bak Sump sebelum melalui oiltrap

Gambar 1. Bak Sump sebelum melalui Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 22 Maret 2012


(3)

commit to user

A. Sampel Limbah

Gambar 2. Sampel Air Limbah

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 2 Juni 2012

Sumber : Data Primer

B. Oiltrap

Gambar 3. Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha


(4)

commit to user

Sumber : Data Prime

C. Bak Sump setelah melalui Oiltrap

Gambar 4. Bak Sump setelah melalui Oiltrap

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 7 Juni 2012


(5)

commit to user

D. Pengambilan Sampel

Gambar 5. Pengambilan Sampel

Lokasi : LY 38.4 Ciguha

Tanggal : 3 - 4 Juni 2012


(6)