PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN HIDROPONIK SELADA (LACTUVA SATIVA L).
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN HIDROPONIK SELADA (Lactuva sativa L.)
Oleh:
Apriyani Simanjuntak NIM 4103210002 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa NIM
Program Studi Juru'lan
: Pengaruh Pupuk 011:anik Cair Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Hidroponik Selada (Loctu•·o fotivo L\
Apriyani Simanjuntak
4103210002
Kimia Kimia
Menyetujui : Oosen Pembimbing Skripsi,
~
Or. Retno Dwi Suyanti, M.Si
'\IP: 19660126199103 2 OOJ
Mengctahui:
Juru;,an Kimia Ketua Juru~an,
.J~'-""
'\II': 1'11>41207 199103 I UU2
(3)
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa NIM
Program Studi Juru'lan
: Pengaruh Pupuk 011:anik Cair Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Hidroponik Selada (Loctu•·o fotivo L\
Apriyani Simanjuntak
4103210002
Kimia Kimia
Menyetujui : Oosen Pembimbing Skripsi,
~
Or. Retno Dwi Suyanti, M.Si
'\IP: 19660126199103 2 OOJ
Mengctahui:
Juru;,an Kimia Ketua Juru~an,
.J~'-""
'\II': 1'11>41207 199103 I UU2
(4)
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat menyelesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun tema penelitian yang penulis pilih yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014 ialah “Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Bibit
Tanaman Hidroponik Selada(Lactuva sativa L).
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi ini kepada: Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Drs. Bajoka Nainggolan, M.S dan Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si Dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan kritik dan saran yang membangun mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Kembaren S.Si, M.Si sebagi Dosen
Pembimbing Akademik yang telah bersedia membimbing penulis selama
perkuliahan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D. selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S.,M.Sc. Pembantu Dekan I, Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku ketua Prodi Kimia Nondik dan terkhusus Bapak Drs. Jamalum Purba selaku Ketua Jurusan yang sudah banyak memberikan bimbingan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini juga penulis persembahkan kepada ayahanda Sondang Simanjuntak dan ibunda Masra Siagian tercinta yang selalu sabar memberikan cinta kasih, motivasi dan dukungan doa selama penulis mengerjakan perkuliahan hingga akhir. Dan juga adik-adikku tersayang (Debora, Wandani dan Ebenezer) yang selalu
(5)
memberikan dukungan semangat dan doa. Penulis juga mengucapkan terima kasih buat teman-teman yang ikut membantu selama penelitian ( Bernadi, Berton, Marta, dan dek Robertus).
Kepada Small Group Teofilius (K’Romanti,Vince) yang selalu ada untuk membentengiku dalam doa, cinta kasih. Terima kasih juga untuk adik-adik small group Desiderio_Domini ( Beril, Ellen, Winda dan Robertus) dan El_Yoenai ( Banila, Echo, Elita dan Lambok) atas cinta kasih dan doa mereka. Kepada rekan-rekan pelayanan Pengurus UKMKP UP MIPA periode 2013 terima kasih atas dukungan doa dan dukungan semangat. Terkhusus untuk rekan-rekan pelayanan Pengurus UKMKP UP MIPA periode 2014 terima kasih untuk dukungan doa, peneguhan hati selama mengerjakan skripsi ini mulai dari awal hingga selasai { Oripha, dk Reni, Meyta, Pretty, Tahando, Rina Banjar, dk Rina Rumbo, Dewi, Hertiana, Marta, Lea,
Sulastry dan Berton yang selalu setia mendengar }. Terima kasih juga untuk
Sahabat Doa (Chandra Titius & adek Dwi Dian) yang selalu mendukung dan membantu baik memberi semangat dan doa. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk teman-teman seperjuangan NK 2010 (Sabarina, Carolina, Vince, Maria, Evi, Oliva, Josua, Randi, Sumitro) dan seluruh kelas NK’10 untuk dukungan dan turut membantu selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan bermanfaat pula bagi setiap pembaca.
Medan, 18 Juli 2014 Apriyani Simanjuntak NIM 4103210002
(6)
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN HIDROPONIK SELADA (Lactuva sativa L)
Apriyani Simanjuntak (NIM 4103210002) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pupuk organik cair dengan mengukur jumlah kadar Kalium, Fosfor, Nitrogen yang terkandung pada pupuk organik cair tersebut sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan mengetahui pengaruhnya pada pertumbuhan
bibit tanaman hidroponik selada (Lactuva sativaa L) pada penerapan berbagai konsentrasi
EM4. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap ANAVA One Way. Dengan perlakuan pada penambahan EM4 aktif dari konsentrasi EM4 1%, 2%, 3% dan nutrisi hidroponik sebagai pembanding. Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah tinggi tanaman(cm) dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan pada pemberian EM4 3% memilki kadar Fosfor, Kalium dan Nitrogen yang lebih tinggi 0,21 % ; 0,86 % ; 0,46 %
dan sudah memenuhi SNI 19-7030-2004 pupuk kompos dengan kadar Fosfor (P2O5) 0,1%.
Kalium (K2O) 0,20% dan Nitrogen 0,4%. Berdasarkan daftar ANAVA yang diperoleh pada
perlakuan pupuk organik cair dan nutrisi hidroponik memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman selada dimana Fhitung (15,71) > Ftabel 0,01 (4,26) dan
Fhitung(15,71)>Ftabel0,05 (2,85). Dari uji BNT diperoleh bahwa BNT(0,05)= 0,69; BNT(0,01)=
0,92. Pemberian EM4 dengan konsentrasi 3% yang lebih berpengaruh bila dibandingkan dengan konsentrasi EM4 1%, 2% dengan rataan tinggi tanaman yang diperoleh 8,68 cm ; 7,64 cm ; 6,79 cm. Pada parameter hasil pengamatan jumlah daun tidak memberikan
pengaruh nyata karena Fhitung= 2,25 < Ftabel 5% (2,82) dan 1% (4,26). Pada tanaman tingkat
tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan
klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat
menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm). Cahaya berwarna biru diserap oleh
karotenoid. Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a terdapat
sekitar 75 % dari total klorofil. Kadar klorofil a, b dan total yang paling tinggi dari
perlakuan pada pemberian EM4 3% dengan absorbansi 645 nm yaitu 5,0564 ppm, 4,5560 ppm, dan 9,6094 ppm. Dengan adanya pupuk organik cair ini dapat dimanfaatkan oleh para petani tanaman hidroponik karena dapat meningkatkan unsur hara tanaman.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Pupuk 6
2.2. Klasifikasi Pupuk 7
2.2.1. Berdasarkan Asalnya 7
2.2.2. Berdasarkan Senyawanya 7
2.2.3. Berdasarkan Fasa-nya 7
2.2.4. Berdasarkan Cara Penggunaannya 8
2.2.5. Berdasarkan Reaksi Fisiologisnya 8
2.2.6. Berdasarkan Macam Hara Tanaman 8
2.3. Pengertian Pupuk Organik 9
2.3.1. Pupuk Kandang 9
2.3.2. Pupuk Hijau 14
2.3.3 . Kompos 14
2.3.4. Humus 18
2.3.5. Pupuk Organik Buatan 18
2.4. Pemanfaatan Pupuk 18
2.5. Unsur Hara Pupuk 19
2.5.1. Unsur Hara Makro 19
2.5.2. Unsur Hara Mikro 22
2.5.3. Kegunaan Unsur Hara bagi Tanaman 22
2.6. Effective Microorganisms 4 (EM-4 ) 24
(8)
2.7.1. Klasifikasi Selada 28
2.7.2. Jenis-jenis Selada 28
2.7.3. Syarat Tumbuh Selada 30
2.7.4. Nilai Gizi dan Manfaat 31
2.8. Hidroponik 32
2.8.1. Larutan Nutrisi Hidroponik 33
2.9. Spektrofotometri Serapan Atom 33
2.10. Spektrofotometri UV-Vis 35
2.10.1. Prinsip Dasar Spektrofotometer UV-Vis 36
2.11. Metode Analisa 37
2.11.1. Metode Analisa Kjedhal 37
2.11.2. Penentuan Kalium dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom 39
2.12. Kerangka Konseptual 40
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41
3.2. Alat dan Bahan 41
3.3. Populasi dan Sampel 41
3.4. Parameter Pengamatan 42
3.5. Prosedur Penelitian 42
3.5.1. Penyediaan Sampel 42
3.5.2. Pembuatan EM Aktif 42
3.5.3. Pembuatan Pupuk Organik Cair 43
3.6. Pembuatan Larutan 43
3.6.1. Pembuatan Larutan untuk Penentuan Nitrogen Total 43
3.6.2. Pembuatan Larutan untuk Penentuan Kalium 44
3.6.3. Pembuatan Larutan untuk Penentuan Fosfor 44
3.7. Penentuan Kadar Fosfor sebagai K2O secara Spektrofotometri UV/Vis 45
3.7.1. Persiapan Larutan Sampel 45
3.7.2. Fosfor sebagai P2O5 46
3.7.3. Perhitungan 46
3.8. Penentuan Kadar Kalium sebagai K2O secara
Spektrofotometri Serapan Atom 46
3.8.1. Preparasi Larutan Sampel 47
3.8.2. Penentuan Kalium sebagai K2O 47
3.8.3. Perhitungan 47
3.9. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldal 47
3.9.1. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldal 47
3.9.2. Perhitungan 48
3.10. Uji Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Kehidupan Bibit
(9)
3.10.1. Rancangan Percobaan 48
3.10.2. Metode Analisis Data 49
3.10.3. Pengaplikasian Tanaman 52
3.11. Teknik Pengambilan Data 53
3.12. Analisa Penentuan Kadar Klorofil Daun Selada Metode Arnon (1949) 54
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 57
4.1.1. Hasil Pembuatan Pupuk Organik Cair 57
4.1.2. Hasil Pengukuran Kadar Fosfor ( P2O5) 58
4.1.3. Hasil Pengukuran Kadar K2O 58
4.1.4. Hasil Pengukuran Kadar Nitrogen 60
4.1.5. Hasil uji pengaruh pupuk organik cair terhadap bibit tanaman
hidroponik selada (Lactuca Sativa L.) 60
4.1.6. Hasil Pengukuran Kadar Klorofil 66
4.2. Pembahasan 68
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 75
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. SNI produk kompos 17
Tabel 2.2. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair 20
Tabel 2.3. Kandungan zat gizi selada 32
Tabel 3.1. Bahan-bahan untuk pembuatan EM aktif 42
Tabel 3.2. Ringkasan anova satu arah 51
Tabel 3.3. Pengamatan tinggi tanaman selada (cm) 53
Tabel 3.4. Pengamatan jumlah daun selada (cm) 53
Tabel 3.5. Kadar phospat pada pupuk organik cair 53
Tabel 3.6. Kadar kalium pada pupuk organik cair 54
Tabel 3.7. Kadar nitrogen pada pupuk organik cair 54
Tabel 3.8. Kadar klorofil daun selada 55
Tabel 4.1. Komposisi EM aktif 57
Tabel 4.2. Hasil pengukuran fosfor (P) secara spektrofotometri UV-Vis 58
Tabel 4.3. Kadar P sebagai P2O5pupuk organik cair 59
Tabel 4.4. Kadar K sebagai K2O pupuk organik cair 60
Tabel 4.5. Kadar nitrogen Total pupuk organik cair 61
Tabel 4.6. Pengaruh pemberian pupuk organik cair kotoran kambing
terhadap Tinggi tanaman bibit tanaman hidroponik selada
(Lactuca Sativa L.) 62
Tabel 4.7. Daftar analisis varian (ANAVA) untuk tinggi bibit tanaman
selada (Lactuca Sativa L) pada berbagai perlakuan 63
Tabel 4.8. Uji beda rata-rata tinggi bibit tanaman pada berbagai perlakuan 64
Tabel 4.9. Pengaruh pemberian pupuk organik cair kotoran kambing
terhadap jumlah daun tanaman bibit tanaman hidroponik selada
(Lactuca Sativa L.) 65
Tabel 4.10. Daftar analisis varian (ANAVA) untuk jumlah daun selada
(Lactuca Sativa L) pada berbagai perlakuan 66
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tanaman selada 28
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 56
Gambar 4.1. Kurva standart fosfor 59
Gambar 4.2. Rerata tinggi pada bibit tanaman selada 64
Gambar 8.1. Peneliti sedang membuat larutan EM4
dengan konsentrasi EM4 1 %, 2 %, dan 3 % 102
Gambar 8.2. Larutan Konsentrasi EM4 1 %, 2 %, dan 3 % 102
Gambar 8.3. Proses pembuatan pupuk organik cair 103
Gambar 8.4. Proses penanaman bibit selada 103
Gambar 8.5. Pengukuran tanaman 104
Gambar 8.6. Penyiraman tanaman 104
Gambar 8.7. Bibit tanaman hidroponik selada 105
Gambar 8.8. Analisis kadar nitrogen 105
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Larutan 79
Lampiran 2. Penentuan % P sebagai P2O5 85
Lampiran 3. Penentuan % K sebagai K2O 87
Lampiran 4. Penentuan % Nitrogen 88
Lampiran 5. Data Tinggi Tanaman 90
Lampiran 6. Data Jumlah Daun 96
Lampiran 7. Perhitungan Konsentrasi Klorofil 101
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 102
Lampiran 9. Tabel Nilai-Nilai Distribusi-t ( Tabel t) 107
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur haranya lebih satu unsur. Dengan mengekstrak sampah organik tersebut dapat mengambil seluruh nutriens yang terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens juga sekaligus menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa dan nematodoa. Pupuk organik cair mengandung unsur kalium yang berperan dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.
Pupuk organik cair akan dibuat dari campuran kotoran kambing dan dedak padi. Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai. Pada pembuatan pupuk organik cair ini diberikan aktivator yaitu EM4. Karena EM4 mengandung
Azotobacter sp, Lactobacillus sp, ragi, bakteri fotosintetik, dan jamur pengurai sellulosa. Yang mana keunggulan dari EM4 ini adalah akan mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung akan cepat terserap dan tersedia bagi tanaman (Hadisuwito, 2012). Pupuk cair dari kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran kambing bercampur dengan air seninya (mengandung unsur hara), hal tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti kotoran sapi (Parnata, 2010). Suasana sejuk serta hijau dengan tanaman di dalam maupun halaman rumah akan membuat penghuninya lebih sehat, nyaman, dan segar. Namun kendala
(14)
terutama di perkotaan adalah sistem penanaman yang sudah ada terkesan mahal dan rumit. Untuk mencari tanah sebagai lahan tanam saja cukup sulit, apalagi dalam memeliharanya sering menyita waktu.
Luas tanah sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu dan mutu yang tidak seragam. Semua keterbatasan tersebut bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik.
Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan medium tanah sebagai medium tumbuh atau dengan kata lain menggunakan medium tanam selain tanah. Beberapa keuntungan bercocok tanam secara hidroponik antara lain: kebersihan tanaman lebih mudah dijaga, tidak perlu melakukan pengolahan lahan dan pengendalian gulma, medium tanam steril, penggunaan air dan pupuk sangat efisien, tanaman dapat diusahakan terus tanpa medium anorganik adalah medium yang berasal dari benda mati seperti batu, kerikil, pasir, batu apung, pecahan genteng dan lain-lain.
Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan tambahan. Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman. Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik dan anorganik. Pada umumnya yang dipakai untuk keperluan tanaman hidroponik adalah pupuk majemuk yang mengandung larutan nutrisi unsur hara makro dan mikro (Tim Karya Tani, 2010).
(15)
Penggunaan pupuk anorganik menjadi hal yang sulit dipisahkan dalam
kegiatan budidaya tanaman. Dampak dari penggunaan pupuk anorganik
menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi, namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk, meninggalkan residu pada produksi tanaman, dan tidak ramah lingkungan.
Penggunaan pupuk kandang atau kompos selama ini diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit (Prihmantoro, 1996). Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair. Pupuk organik cair dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pupuk cair merupakan larutan mudah larut berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman. Kelebihannya adalah dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman (Indrakusuma, 2000). Kelebihan dari pupuk organik cair juga adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu menyediakan cepat. Dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin (Nugroho, 2012). Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak diantaranya yaitu nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Unsur-unsur hara yang harus terpenuhi untuk pertumbuhan tanaman, ialah nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur N digunakan tanaman untuk membantu dalam pertumbuhan, terutama batang dan daun. Fosfor tergolong unsur hara makro utama diserap tanaman umumnya dalam bentuk
(16)
dan asimilasi tanaman. Kalium adalah unsur hara yang berasal dari mineral yang melapuk dan melepaskan ion kalium. Unsur kalium membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat selain itu juga berfungsi memperkuat bunga dan buah. Dengan adanya kelengkapan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang ”Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik dengan Aktivator EM4 dan Analisis NPK pada Pupuk Cair Organik”, maka peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian tentang “ Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Hidroponik Selada”. Pada penelitian sebelumnya juga tentang
“Efektivitas Pupuk Bokhasi pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Selada (Lactuva sativa
L)” yang menggunakan proses pembuatan pupuk bokashi padat dengan penambahan
variasi EM4 1%, 1,5%, dan 2% mengasilkan kadar pupuk N, P, K yang sesuai SNI sehingga peneliti juga tertarik dengan menambahkam variasi EM4 pada penelitian ini. Kandungan unsur-unsur mineral seperti fosfor, nitrogen, kalium dan yang terkandung dalam pupuk organik cair nantinya sesuai dengan standar kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004.
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah yang hanya membatasi :
1) Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Hidroponik
Selada(Lactuva sativa L.)
2) Pengukuran fosfor, nitrogen, kalium yang terkandung dalam pupuk organik cair sesuai dengan standar kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004 yang mengacu pada unsur hara terpenting.
(17)
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah :
1) Apakah kualitas pupuk organik cair dari kotoran kambing dan dedak padi pada tanaman hidroponik selada merujuk pada SNI?
2) Bagaimana pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Bibit Tanaman
Hidroponik Selada(Lactuva sativa L.)pada berbagai konsentrasi EM4?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui kualitas pupuk organik cair dengan mengukur jumlah kadar Kalium, Fosfor, Nitrogen yang terkandung pada pupuk organik cair tersebut sesuai dengan SNI 19-7030-2004.
2) Mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan bibit tanaman
hidroponik selada (Lactuva sativa L) pada penerapan berbagai konsentrasi
EM4 yang mengacu pada unsur hara terpenting.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Sebagai dasar rujukan tentang kualitas pupuk organik cair terhadap
implementasi tanaman hidroponik selada dengan menggunakan aktivator EM4.
2) Pupuk organik cair yang dihasilkan dapat diaplikasikan pada tanaman bibit
tanaman hidroponik selada yang sesuai dengan SNI.
3) Memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan pupuk organik
(18)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisa mineral pupuk organik cair dengan penambahan konsentrasi EM4 1%, 2%, dan 3% dapat diketahui untuk kadar Nitrogen 0,21% ; 0,31% dan 0,46% untuk kadar Kalium berturut-turut 0,73% ; 0,77% dan 0,86% dan untuk kadar Fosfor 0,14% ; 0,17% dan 0,21%. Dari ketiga hasil analisis ini yang sudah memenuhi SNI 19-7030-2004 adalah penambahan EM4 3% pada pembuatan pupuk organik cair. Hasil analisis kadar total klorofil untuk setiap perlakuan penambahan EM4 1%, 2% dan 3% berturut-turut 8,5220 ppm, 9,3221 ppm dan 9,6094 ppm. Kadar klorofil total pada perlakuan kontrol tanpa pupuk organik cair adalah 9,1518 ppm. Kadar klorofil yang paling tinggi adalah pada pupuk organik cair penambahan EM4 3%.
2. Aplikasi pupuk organik cair dari kotoran kambing dengan penambahan EM4 terhadap bibit tanaman hidroponik memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman selada dimana Fhitung (15,71) >
Ftabel0,01 (4,26) dan Fhitung(15,71)>Ftabel0,05 (2,85) yang lebih berpengaruh
yaitu dengan pemberian pupuk organik cair dengan penambahan 3 % dan
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun dimana Fhitung2,25 <
(19)
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan hasil kadar kualitas pupuk organik cair perlu dilakukan proses fermentasinya lebih lama lagi untuk lebih memgoptimalkan proses fermentasi yang lebih baik.
2. Dalam membudidayakan bibit tanaman hidroponik selada perlu diperhatikan kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan bibit tanaman hidroponik selada dan perawatan dan penyiraman yang lebih rutin.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lily, 2004, Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta : PT Rineka Cipta
Anonim, 2012, Komposisi Kimia dari Dedak Padi : http://chapter-II/2012/dedak-padi.html diakses pada tanggal 20 juli 2012
Budiana. N.S, 2007, Memupuk Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya
Dwijoseputro, 1994, Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia
Hadisuwito, Sukamto, 2012, Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta : Agro Media
Haryanto, Eko, 2007, Sawi dan selada. Jakarta : Penebar swadaya
Indrakusuma, 2000, Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari.
PT Surya Pratama Alam. Yogyakarta
Indriani, Y. H, 2001, Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya : Jakarta.
IPSA, 2007, Semua tentang EM. http://em.indonesia.otg/category/semua tentang
em/ap-itu-em/. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014.
Khopkar SM, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarat: UI Press
Kurniawan, Daniel , 2008, Pengaruh volume penambahan Efffective Microorganism
(EM4) 1% dan lama fermentasi terhadap kualitas pupuk bokashi dari kotoran kelinci dan limbah nangka. Jurnal Industria Bokashi kotoran kelinci Vol 2 No 1: 57 – 66. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Tek. Pertanian Universitas Brawijaya
Lingga, P. dan Marsono, 2007, Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya, Jakarta
Manurung, Damaris, 2012, Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik
dengan Aktivator EM4 dan analisis NPK pada pupuk cair Organik. FMIPA. Unimed. Skripsi. FMIPA.Unimed. Medan.
(21)
Maspary, 2011,Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik
Cair. http://www.
gerbangpertanian.com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi untuk.html. Diakses pada hari Rabu, 19 Februari 2014.
Munawaroh, Ulum, 2013, Penyisihan parameter pencemar lingkungan pada limbah cair industri tahu menggunakan efektif Mikroorganisme 4 (EM4) serta
pemanfaatannya. Jurnal Institut Teknologi Nasional Vol.1 No.2
[September 2013] 9-11.Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April
2012] 27-33. Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
Novizan, 2005, Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta : Agro Media Pustaka
Nugroho, Panji, 2012,Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Parman, 2008, Pertumbuhan, Kandungan Klorofil dan Serat Kasar pada Defoliasi
Pertama Alfalfa (Medicago sativa L) Akibat Pemupukan Mikorisa.
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2
Parnata, Ayub, 2010, Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta :
Agro Media Pustaka
Prihmantoro, H, 1996, Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Purwanti, Esti, 2008, Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk dan Konsentrasi EM-4
terhadap Pertumbuhan Bibit Stek Tebu (Saccharum officinarum L.) . Habitat. 10(60): 22-24.
Purwo, 2007, Petunjuk Pemupukan. Jakarta: Agro Media Pustaka
Pustaka Haryanto, Eko, 2007, Sawi dan selada. Jakarta : Penebar swadaya
R.A. Day JR/ A. L. Underwood, 1994, Analisa Kimia Kualitatif. Erlangga : Jakarta
Ricobain, 2011, Pupuk dari Urine kelinci dan Sapi. http://www.
Ricostrada.com/agribisnis/pupuk-dari-urin-kelinci-dan sapi.
(22)
Silitonga, P.M, 2011,Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan : FMIPA UNIMED
Siti Umniyatie, 1999, Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif
(Effective Microorganisms 4). Laporan PPM UNY: Karya Alternatif Mahasiswa
Sitompul, S. M, 1995, Analisa Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Subandi, Aan, 2008, Metabolisme. http://metabolisme.blogspot.com/2007/09. 06
April 2008.
Sumekto, Riyo, 2006, Pupuk Organik. PT Intan Sejati : Klaten
Turnip , Suman, 2013,Efektivitas Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan Bibit Tanaman
Selada (Lactuva Sativa L. FMIPA. Unimed. Skripsi. FMIPA.Unimed. Medan
Vincent E. Rubtzky & Mas Yamaguchi, 1998, Sayuran Duniaedisi kedua. Penerbit
(1)
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah :
1) Apakah kualitas pupuk organik cair dari kotoran kambing dan dedak padi pada tanaman hidroponik selada merujuk pada SNI?
2) Bagaimana pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Hidroponik Selada(Lactuva sativa L.)pada berbagai konsentrasi EM4?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui kualitas pupuk organik cair dengan mengukur jumlah kadar Kalium, Fosfor, Nitrogen yang terkandung pada pupuk organik cair tersebut sesuai dengan SNI 19-7030-2004.
2) Mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan bibit tanaman hidroponik selada (Lactuva sativa L) pada penerapan berbagai konsentrasi EM4 yang mengacu pada unsur hara terpenting.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Sebagai dasar rujukan tentang kualitas pupuk organik cair terhadap implementasi tanaman hidroponik selada dengan menggunakan aktivator EM4.
2) Pupuk organik cair yang dihasilkan dapat diaplikasikan pada tanaman bibit tanaman hidroponik selada yang sesuai dengan SNI.
3) Memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan pupuk organik cair dibandingkan dengan pupuk organik lainnya untuk tanaman hidroponik.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisa mineral pupuk organik cair dengan penambahan konsentrasi EM4 1%, 2%, dan 3% dapat diketahui untuk kadar Nitrogen 0,21% ; 0,31% dan 0,46% untuk kadar Kalium berturut-turut 0,73% ; 0,77% dan 0,86% dan untuk kadar Fosfor 0,14% ; 0,17% dan 0,21%. Dari ketiga hasil analisis ini yang sudah memenuhi SNI 19-7030-2004 adalah penambahan EM4 3% pada pembuatan pupuk organik cair. Hasil analisis kadar total klorofil untuk setiap perlakuan penambahan EM4 1%, 2% dan 3% berturut-turut 8,5220 ppm, 9,3221 ppm dan 9,6094 ppm. Kadar klorofil total pada perlakuan kontrol tanpa pupuk organik cair adalah 9,1518 ppm. Kadar klorofil yang paling tinggi adalah pada pupuk organik cair penambahan EM4 3%.
2. Aplikasi pupuk organik cair dari kotoran kambing dengan penambahan EM4 terhadap bibit tanaman hidroponik memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman selada dimana Fhitung (15,71) >
Ftabel0,01 (4,26) dan Fhitung(15,71)>Ftabel0,05 (2,85) yang lebih berpengaruh
yaitu dengan pemberian pupuk organik cair dengan penambahan 3 % dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun dimana Fhitung2,25 <
(3)
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan hasil kadar kualitas pupuk organik cair perlu dilakukan proses fermentasinya lebih lama lagi untuk lebih memgoptimalkan proses fermentasi yang lebih baik.
2. Dalam membudidayakan bibit tanaman hidroponik selada perlu diperhatikan kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan bibit tanaman hidroponik selada dan perawatan dan penyiraman yang lebih rutin.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lily, 2004, Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta : PT Rineka Cipta
Anonim, 2012, Komposisi Kimia dari Dedak Padi : http://chapter-II/2012/dedak-padi.html diakses pada tanggal 20 juli 2012
Budiana. N.S, 2007, Memupuk Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya
Dwijoseputro, 1994, Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia
Hadisuwito, Sukamto, 2012, Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta : Agro Media
Haryanto, Eko, 2007, Sawi dan selada. Jakarta : Penebar swadaya
Indrakusuma, 2000, Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama Alam. Yogyakarta
Indriani, Y. H, 2001, Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya : Jakarta.
IPSA, 2007, Semua tentang EM. http://em.indonesia.otg/category/semua tentang em/ap-itu-em/. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014.
Khopkar SM, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarat: UI Press
Kurniawan, Daniel , 2008, Pengaruh volume penambahan Efffective Microorganism (EM4) 1% dan lama fermentasi terhadap kualitas pupuk bokashi dari kotoran kelinci dan limbah nangka. Jurnal Industria Bokashi kotoran kelinci Vol 2 No 1: 57 – 66. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Tek. Pertanian Universitas Brawijaya
Lingga, P. dan Marsono, 2007, Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta
Manurung, Damaris, 2012, Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik dengan Aktivator EM4 dan analisis NPK pada pupuk cair Organik. FMIPA. Unimed. Skripsi. FMIPA.Unimed. Medan.
(5)
Maspary, 2011,Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik Cair. http://www. gerbangpertanian.com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi untuk.html. Diakses pada hari Rabu, 19 Februari 2014.
Munawaroh, Ulum, 2013, Penyisihan parameter pencemar lingkungan pada limbah cair industri tahu menggunakan efektif Mikroorganisme 4 (EM4) serta pemanfaatannya. Jurnal Institut Teknologi Nasional Vol.1 No.2 [September 2013] 9-11.Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 27-33. Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
Novizan, 2005, Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta : Agro Media Pustaka
Nugroho, Panji, 2012,Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Parman, 2008, Pertumbuhan, Kandungan Klorofil dan Serat Kasar pada Defoliasi Pertama Alfalfa (Medicago sativa L) Akibat Pemupukan Mikorisa. Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2
Parnata, Ayub, 2010, Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta : Agro Media Pustaka
Prihmantoro, H, 1996, Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Jakarta : Penebar Swadaya.
Purwanti, Esti, 2008, Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk dan Konsentrasi EM-4 terhadap Pertumbuhan Bibit Stek Tebu (Saccharum officinarum L.) . Habitat. 10(60): 22-24.
Purwo, 2007, Petunjuk Pemupukan. Jakarta: Agro Media Pustaka
Pustaka Haryanto, Eko, 2007, Sawi dan selada. Jakarta : Penebar swadaya
R.A. Day JR/ A. L. Underwood, 1994, Analisa Kimia Kualitatif. Erlangga : Jakarta
Ricobain, 2011, Pupuk dari Urine kelinci dan Sapi. http://www. Ricostrada.com/agribisnis/pupuk-dari-urin-kelinci-dan sapi.
(6)
Silitonga, P.M, 2011,Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan : FMIPA UNIMED
Siti Umniyatie, 1999, Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif (Effective Microorganisms 4). Laporan PPM UNY: Karya Alternatif Mahasiswa
Sitompul, S. M, 1995, Analisa Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Subandi, Aan, 2008, Metabolisme. http://metabolisme.blogspot.com/2007/09. 06 April 2008.
Sumekto, Riyo, 2006, Pupuk Organik. PT Intan Sejati : Klaten
Turnip , Suman, 2013,Efektivitas Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Selada (Lactuva Sativa L. FMIPA. Unimed. Skripsi. FMIPA.Unimed. Medan
Vincent E. Rubtzky & Mas Yamaguchi, 1998, Sayuran Duniaedisi kedua. Penerbit ITB. Bandung.