PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif tentang Program Bimbingan Akademik di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015.

(1)

ABSTRAK

Sri Hartati. (2015). Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa (Studi Deskriptif tentang Program Bimbingan Akademik di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemandirian belajar untuk siswa. Kemandirian belajar erat kaitannya dengan kesiapan individu yang mau dan mampu untuk belajar atas inisiatif sendiri, baik dengan atau tanpa bantuan dari pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar. Fakta di lapangan ditemukan adanya gejala ketidakmandirian belajar siswa diantaranya yaitu kurangnya kemampuan siswa untuk mengendurkan simpul-simpul infantile dengan orang tua terkait kegiatan belajar, kemampuan untuk menentukan dan mengambil keputusan tanpa campur tangan orang lain, dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015. Data yang digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi kemandirian belajar dikumpulkan melalui instrumen kemandirian belajar berupa angket model likert. Hasil penelitian menunjukan: 1) secara umum kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 berada pada kategori sedang, 2) Program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara sistematis dan terprogram untuk meningkatkan kemandirian belajarnya. Rekomendasi ditujukan kepada guru BK dan peneliti selanjutnya.


(2)

ABSTRACT

Sri Hartati. (2015). Academic Guidance Program to Improve Student Independent Learning (Descriptive Study about Academic Guidance Program at SMP Negeri 10 Bandung Academic Year 2014-2015).

This research is motivated by the importance of the independent learning for students. Independent learning is closely related to the readiness of individuals who are willing and able to learn on their own initiative, either with or without the help of others in determining learning objectives, learning methods, and evaluation of learning outcomes. In fact discovered the existence of symptoms of lack independent learning for student, some of which lack the ability of students to loosen the knots infantile parents related learning activities, the ability to define and take decisions without the interference of others, and confidence in the values of learning. This study uses a quantitative approach. The method used is descriptive research. Subjects in this study were students of class VIII SMP Negeri 10 Bandung in academic year 2014-2015. The data used to describe the condition of independent learning collected through a questionnaire using Likert models. The results showed: 1) the general independent learning of class VIII student of SMPN 10 Bandung in the school year 2014-2015 in middle category, 2) academic guidance program to increase the independence of class VIII student of SMPN 10 Bandung is an effort assistance given to students who performed in a systematic and programmed to increase the independent learning. Recommendations addressed to the guidance and counseling teacher and further research.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GRAFIK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI BIMBINGAN AKADEMIK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR ... 8

2.1 Kemandirian Belajar ... 8

2.1.1 Konsep kemandirian ... 8

2.1.2 Konsep Belajar ... 11

2.1.3 Jenis-Jenis Belajar ... 13

2.1.4 Prinsip-Prinsip Belajar ... 14

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

2.1.6 Konsep Kemandirian Belajar ... 16

2.1.7 Aspek-Aspek Kemandirian Belajar ... 17

2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ... 19

2.2 Bimbingan Akademik ... 21

2.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Bimbingan ... 21

2.2.2 Pengertian Bimbingan Akademik ... 22

2.2.3 Tujuan Bimbingan Akademik ... 23

2.2.4 Fungsi Bimbingan Akademik ... 24

2.2.5 Manfaat Bimbingan Akademik ... 25

2.2.6 Unsur-Unsur Bimbingan Akademik ... 26

2.2.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Bimbingan Akademik ... 26

2.3 Peran Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar ... 27

2.4 Penelitian yang Relevan ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30


(4)

3.2 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3 Instrumen Penelitian ... 33

3.4 Proses Pengembangan Instrumen ... 38

3.5 Prosedur Penelitian ... 41

3.6 Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Gambaran Umum Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung ... 46

4.1.2 Gambaran Pencapaian Kemandirian Belajar Berdasarkan Aspek ... 48

4.1.3 Gambaran Pencapaian Kemandirian Belajar Berdasarkan Sub Aspek ... 50

4.1.4 Gambaran Pencapaian Kemandirian Belajar Berdasarkan Indikator ... 52

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.3 Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa ... 58

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Implikasi ... 85

5.3 Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1Populasi Penelitian Program Bimbingan Akademik untuk

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10

Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 32

3.2Pola skor pilihan respon kuesioner kemandirian belajar ... 33

3.3Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 (Sebelum Uji Coba) ... 34

3.4Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 (Setelah Uji Coba) ... 36

3.5Hasil Judgement Instrumen Kemandirian Belajar ... 38

3.6Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar ... 40

3.7Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 41

3.8Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar ... 41

3.9Kategoriasi tingkat kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung tahun pelajaran 2014-2015 ... 44

3.10 Kategori Pengelompokan Skor Kemandirian Belajar ... 44

3.11 Interpretasi Kategori Kemandirian Belajar Siswa ... 44

4.1Gambaran Umum Tingkat Kemandirian Belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 46

4.2Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek-Aspek Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 48

4.3Gambaran Tingkat Pencapaian Sub Aspek Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 50

4.4Gambaran Tingkat Pencapaian Indikator Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 52

4.5Deskripsi Kebutuhan Siswa ... 62

4.6Rencana Operasional Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 67

4.7Pengembangan Tema Layanan Bimbingan Klasikal ... 71


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman 4.1Gambaran Umum Tingkat Kemandirian Belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 47 4.2Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek-Aspek Kemandirian Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 48 4.3Gambaran Tingkat Pencapaian Sub Aspek Kemandirian Belajar Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 51 4.4Gambaran Tingkat Pencapaian Indikator Kemandirian Belajar Siswa


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administrasi Penelitian Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 4 Rancangan Program Bimbingan Akademik

dan RPLBK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian, meliputi desain penelitian, populasi dan sampel, pembahasan mengenai pengembangan instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data.

3.1Desain Penelitian

Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh yang kemudian digunakan untuk menyusun program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terdapat atau terjadi di lapangan atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau kondisinya dan ssudah lengkap kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010 hlm. 3). Pada penelitian deskriptif tidak dilakukan pengujian hipotesis, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan serta menggambarkan kondisi kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 yang kemudian dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan program hipotetik bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

3.2Lokasi, Populasi dan sampel 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian mengenai program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandung yang


(9)

31

berlokasi di Jl. Dewi Sartika No. 115 Bandung terdiri dari 32 kelas dan 11 kelas diantaranya merupakan kelas VIII.

3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan studi populasi atau studi sensus. Penelitian populasi dilakukan karena peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada dalam populasi. Oleh karena itu subjeknya meliputi semua yang terdapat dalam populasi (Arikunto, 2010 hlm. 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015.

Pertimbangan dalam menentukan populasi penelitian adalah sebagai berikut:

a. Ditemukan gejala-gejala ketidak mandirian belajar pada siswa di SMP Negeri 10 Bandung berdasarkan pelaksanaan studi pendahuluan diantaranya siswa masih tergantung pada orang tua dalam pengambilan keputusan belajar, harus selalu diperintah oleh orang tua dan guru dalam belajar, jika pergantian jam pelajaran banyak siswa kurang mempersiapkan bahan-bahan bidang studi yang sesuai jadwal dan berkeliaran di luar kelas, menyontek tugas atau pekerjaan rumah dari teman ketika jam pelajaran belum dimulai atau dikelas disaat guru yang bersangkutan akan mulai mengajar, bahkan diketahui pula siswa mengerjakan tugas tersebut pada jam mata pelajaran lain yang menyebakan ketidaknyamanan bagi guru dan siswa yang bersangkutan sendiri, dan pada saat pelaksanaan ulangan atau ujian siswa terlihat cemas dan cenderung meminta jawaban dari teman lain baik langsung maupun melalui HP seakan mereka tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.

b. Dari segi usia, siswa Sekolah Menengah pertama (SMP) termasuk kedalam fase remaja awal (13-14 tahun). Menjadi individu yang mandiri merupakan salah satu tugas perkembangan yang fundamental pada tahun-tahun perkembangan masa remaja karena merupakan kerangka untuk menjadi individu dewasa di masa depan.

c. Berdasarkan keterangan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 10 Bandung, sebagian besar siswa mengalami permasalahan dalam kemandirian terutama kelas VIII dan


(10)

d. Belum ada program atau treatment terhadap permasalahan rendahnya kemandirian belajar siswa serta belum ada yang melakukan penelitian mengenai program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian siswa di SMP Negeri 10 Bandung.

Objek pada populasi diteliti kemudian hasilnya dianalisis, lalu disimpulkan dan kesimpulan tersebut berlaku untuk seluruh populasi. Jumlah partisipan sebanyak 381 siswa yang terbagi ke dalam 11 kelas, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian Program Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10

Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015

No Kelas Jumlah

1 VIII A 35

2 VIII B 36

3 VIII C 35

4 VIII D 34

5 VIII E 31

6 VIII F 34

7 VIII G 33

8 VIII H 36

9 VIII I 35

10 VIII J 35

11 VIII K 37


(11)

33

3.3Instrumen Penelitian

3.3.1 Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemandiran belajar siswa adalah kuesioner (Angket) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari reponden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010 hlm. 194).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedmikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Penskalaan merupakan langkah dalam mengubah sifat kualitatif menjadi kuatitatif. Skala Likert menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang baik, yang netral dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti diatas (Nazir, 2005 : 338).

Alternatif respon pernyataan dalam skala likert yang digunakan terentang satu sampai lima. Kelima alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kesesuaian terendah, yaitu: (1) Sangat Sesuai (SS); (2) Sesuai (S); (3) Kurang Sesuai (KS); (4) Tidak Sesuai (TS); dan (5) Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pola Skor Pilihan Respon Angket Kemandirian Belajar Pernyataan Skor Lima Pilihan Alternatif Respon

SS S KS TS STS

Positif 5 4 3 2 1


(12)

3.3.2 Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk mengungkap tingkat kemandirian belajar siswa dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung komponen-komponen dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Kisi-kisi untuk mengungkap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Sebelum Uji Coba)

Kem

an

d

irian

B

elajar

Aspek Sub Aspek Indikator

Pernyataan

+ -

Emosional Tidak mengidealkan orang tua dalam belajar (De-Idealized)

1. Siswa tidak menganggap orang tua sebagai

sosok yang sempurna dalam belajar 1 2,3 3 Orangtua sama seperti orang lain pada

umumnya (Parents as people)

2. Siswa memandang orang tua sebagimana orang

lain pada umumnya 4 5 2

Tergantung pada diri sendiri daripada kepada orangtua atau orang dewasa lainnya (Non Dependency)

3. Siswa tidak tergantung kepada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam pengambilan keputusan belajar

6 7,8 3

Individuasi dalam hubungan dengan orang tua (Individuation)

4. Siswa melakukan individuasi dalam hubungan

dengan orang tua 9,10 11 3

Perilaku Kemampuan mengambil keputusan 5. Siswa menyadari resiko yang akan diterima dari keputusan yang diambil berkaitan dengan kegiatan belajar

12 13 2


(13)

35

alternatif pemecahan masalah belajar 16 7. Siswa mampu bertanggungjawab atas

konsekuensi dari keputusan yang diambilnya dalam kegiatan belajar

18,19, 20

21,2

2 5

Tidak mudah terpengaruh orang lain 8. Siswa tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas dengan kegiatan belajar

23,24 25 3 9. Siswa tidak mudah terpengaruh tekanan teman

sebaya dan orang tua dalam mengambil keputusan belajar

26 27 2

Kepercayaan diri 10.Siswa mampu memenuhi tanggungjawab di

sekolah 28,29

30,3 1,32 5 11.Siswa mampu mengatasi permasalahan

belajarnya sendiri 33,34 35 3

12.Siswa berani mengemukakan ide atau gagasan

berkaitan kegiatan belajar 36,37 38 3

Nilai Keyakinan akan nilai yang semakin abstrak (Abstract belief)

13.Siswa memiliki keyakinan yang di dasarkan atas benar atau salah dan baik atau buruk berkaitan dengan kegiatan belajar

39 40,4 1, 42 4 Keyakinan yang prinsipil tentang

belajar (Principal Belief)

14.Siswa memiliki keyakinan yang prinsipil

tentang belajar 43 44 2

Keyakinan terhadap nilai-nilai belajar sendiri (Independent belief)

15.Siswa memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai belajar yang dianut

45,46, 47

48,4 9,50 6


(14)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Setelah Uji Coba)

Kem

an

d

irian

B

elajar

Aspek Sub Aspek Indikator

Pernyataan

+ -

Emosional Tidak mengidealkan orang tua dalam belajar (De-Idealized)

1. Siswa tidak menganggap orang tua sebagai

sosok yang sempurna dalam belajar 1 2 2

Orangtua sama seperti orang lain pada umumnya (Parents as people)

2. Siswa memandang orang tua sebagimana

orang lain pada umumnya 3 4 2

Tergantung pada diri sendiri daripada kepada orangtua atau orang dewasa lainnya (Non Dependency)

3. Siswa tidak tergantung kepada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam pengambilan

keputusan belajar 5 6, 7 3

Individuasi dalam hubungan dengan orang tua (Individuation)

4. Siswa melakukan individuasi dalam

hubungan dengan orang tua 8, 9 10 3

Perilaku Kemampuan mengambil keputusan 5. Siswa menyadari resiko yang akan diterima dari keputusan yang diambil berkaitan dengan kegiatan belajar

11 12 2

6. Siswa mampu mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah belajar

13,14,

15 16 4

7. Siswa mampu bertanggungjawab atas

konsekuensi dari keputusan yang diambilnya

17,18,


(15)

37

dalam kegiatan belajar

Tidak mudah terpengaruh orang lain 8. Siswa tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas dengan kegiatan belajar

22,23 24 3 9. Siswa tidak mudah terpengaruh tekanan

teman sebaya dan orang tua dalam mengambil keputusan belajar

25 26 2

Kepercayaan diri 10.Siswa mampu memenuhi tanggungjawab di

sekolah 27,28

29,30, 31 5 11.Siswa mampu mengatasi permasalahan

belajarnya sendiri 32,33 34 3

12.Siswa berani mengemukakan ide atau

gagasan berkaitan kegiatan belajar 35,36 37 3 Nilai Keyakinan akan nilai yang semakin

abstrak (Abstract belief)

13.Siswa memiliki keyakinan yang di dasarkan atas benar atau salah dan baik atau buruk berkaitan dengan kegiatan belajar

38 39,40, 41 4 Keyakinan yang prinsipil tentang

belajar (Principal Belief)

14.Siswa memiliki keyakinan yang prinsipil

tentang belajar 42 43 2

Keyakinan terhadap nilai-nilai belajar sendiri (Independent belief)

15.Siswa memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai belajar yang dianut

44,45, 46

47,48, 49 6


(16)

3.4Proses Pengembangan Instrumen 3.4.1 Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen yang telah disusun, sebelum di uji cobakan terlebih dahulu di pertimbangkan oleh tiga orang dosen yang mengajar di jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Prof. Syamsu Yusuf LN., M.Pd., H. Nandang Budiman, S.Pd. M.Si., dan Dr. Amin Budiamin, M.Pd.

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk menguji kesesuaian butir-butir pernyataan. Instrumen yang ditimbang oleh para ahli di klasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu Memadai (M), dan Tidak Memadai TM. Pernyataan yang berkualifikasi M dapat langsung digunakan untuk menjaring data penelitian. Sementara dalam pernyataan TM terkandung dua kemungkinan, yaitu (a) pernyataan tersebut harus di revisi sehingga dapat terkelompokkan dalam kualifikasi M; atau (b) pernyataan tersebut harus dibuang. Selanjutnya hasil pertimbangan instrumen tersebut dijadikan landasan dalam penyempurnaan instrumen yang telah disusun.

Berdasarkan hasil penilaian dari tiga orang dosen penimbang, instrumen kemandirian belajar yang berjumlah 50 item hanya perlu di revisi saja dan tidak ada item yang dibuang. Berikut tabel hasil judgement instrumen kemandirian belajar:

Tabel 3.5

Hasil Judgement Instrumen Kemandirian Belajar

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 4,5,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,21,22,23,24,26,27, 28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41

34 Revisi 1,2,3,6,13,20,25,42,43,44,45,46,47,48,49,50 16

Buang - 0

Jumlah 50

3.4.2 Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan kepada enam siswa SMP Negeri 10 Bandung yaitu tiga orang siswa laki-laki dan tiga orang siswa perempuan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat dipahami dan di mengerti oleh siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut:


(17)

39

b. Pernyataan pada setiap item mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa Berdasarkan hasil uji keterbacaan pada keenam siswa kelas VIII secara umum siswa memahami setiap pernyataan yang ada di dalam instrumen. Selanjutnya hasil uji keterbacaan tersebut diuji cobakan pada subjek penelitian sebenarnya dan dihitung secara statistik untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

3.4.3 Uji Validitas Item

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto, 2010 hlm. 211).

Untuk mengetahui validitas, sebelumnya instrumen diujicobakan terhadap 140 orang siswa. Data yang yang diperoleh merupakan data dalam bentuk ordinal sehingga dilakukan uji skala untuk mengubah data ordinal menjadi data interval (Terlampir). Pengolahan uji validitas dilakukan dengan prosedur pengolahan product moment pearson dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21. Menguji validitas instrument kemandirian belajar adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2010 hlm. 213) Keterangan:

rhitung : Koefisien korelasi

n : Jumlah responden X : Skor item

Y : Skor total

Σ X : Jumlah skor item


(18)

Berdasarkan hasil dari penghitungan tersebut didapatkan hasil sebanyak 49 item penyataan valid dan 1 item pernyataan tidak valid. Berikut hasil uji validitas instrument kemandirian belajar:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrument Kemandirian Belajar

Kesimpulan Item Jumlah

Memadai 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21 ,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,3

8,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50

49

Tidak Memadai 2 1

3.4.4 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (Arikunto, 2010 hlm. 221).

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0.60 maka reliabel. Dengan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2010 hlm. 239) Keterangan:

r = Kofisien reliability instrumen (Cronbach alpha)

k = Banyaknya butir pertanyaan

= Total varians butir = Total varians


(19)

41

Arikunto (2006, hlm 276) merumuskan kriteria reliabilitas instrumen yang klasifikasinya adalah sebagai berikut:.

Tabel 3.7

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Kriteria Kategori

0,81 - 1,00 Derajat keterandalan Sangat Tinggi 0,60 - 0,799 Derajat keterandalan Tinggi

0,40 - 0,599 Derajat keterandalan Sedang 0,20 - 0,399 Derajat keterandalan Rendah

0,00 - 0,199 Derajat keterandalan Sangat Rendah

Berdasarkan perhitungan tingkat reliabilitas dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21 diketahui bahwa keterandalan instrumen kemandirian belajar adalah 0.943 dengan kategori keterandalan sangat tinggi sehingga dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut tabel hasil pengolahan uji reliabilitas instrumen kemandirian belajar:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.943 49

3.5Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

3.5.1 Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian, konsultasi proposal dan disahkan oleh dosen pengampu mata kuliah metode riset bimbingan dan konseling.

b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing srkripsi.

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta SMP Negeri 10 Bandung.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan studi pendahuluan terhadap siswa di SMP Negeri 10 Bandung untuk mengetahui fenomena terkait kemandirian belajar siswa.


(20)

b. Menyusun instrumen kemandirian belajar yang kemudian dipertimbangkan kelayakannya oleh tiga dosen ahli di departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

c. Melakukan perizinan penyebaran instrumen kepada pihak SMP Negeri 10 Bandung

d. Melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan angket kemandirian belajar kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung.

e. Mengolah dan menganalisis data dari hasil instrumen yang telah disebarkan untuk mendapatkan gambaran unum kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung

f. Menyusun program hipotetik bimbingan akademik terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung.

3.5.3 Tahap Pelaporan

Pengolahan dan analisis data tentang program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 serta kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi).

3.6Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

3.6.1 Verifikasi Data

Verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksai data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul

b. Memberikan nomor urut pada setiap instrumen untuk menghindari kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data

c. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari siswa dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah


(21)

43

ditetapkan. Setelah dilakukan tabulasi data, maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

Dari 381 responden yang mengisi instrumen kemandirian belajar, semuanya dinyatakan layak untuk dilakukan tabulasi data dan penyekoran karena semua responden mampu mengisi instrumen kemandirian belajar dengan baik tanpa ada pernyataan yang terlewat.

3.6.2 Pedoman Penskoran

Angket kemandirian belajar yang disusun menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban. Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dengan kemungkinan kesesuaian tertinggi hingga kesesuaian terendah yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Jawaban setiap item dalam instrumen kemandirian belajar memiliki gradasi sangat positif hingga sangat negatif.

Setiap alternatif jawaban mengandung arti dan nilai skor tertentu sebagaimana kriteria berikut:

a. Untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif

c. Untuk pilihan jawaban Kurang Sesuai (KS) memiliki skor 3 pada pernyataan positif dan negatif

d. Untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif

e. Untuk pilihan jawaban Sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negative

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian setiap item nya dilakukan uji skala dengan menggunakan skor Z+ lalu skor awal yang menggunakan skala likert diubah sesuai dengan hasil penghitungan uji skala.


(22)

3.6.3 Pengelompokan Skor

Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang dicapai siswa dalam pendistribusian responnya terhadap istrumen.

Data hasil penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS 21.00 dan Microsoft Excel 2013. Kategorisasi kemandirian belajar yaitu tinggi, sedang dan rendanh dengan mengunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategoriasi Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015

No Kriteria Kategori

1 x > (µ + 1.0σ) Tinggi

2 (µ - 1.0σ) ≤ x ≤ (µ + 1.0σ) Sedang

3 x < (µ - 1.0σ) Rendah

(Azwar, 2012 hlm 149) Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi merujuk pada tabel diatas didapatkan hasil yaitu rata-rata (µ) sebesar 95.10 dan standar deviasi (σ) sebesar 22.20. Sehingga di dapatkan hasil kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kategori Pengelompokan Skor Kemandirian Belajar

No Kriteria Hasil Perhitungan Kategori

1 x > (95.10 + 22.20) x > 117.31 Tinggi 2 (95.10 - 22.20) ≤ x ≤ (95.10 + 22.20) 72.90 ≤ x ≤ 117.31 Sedang 3 x < (95.10 - 22.20) x < 72.90 Rendah

Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka interpretasi dari kategorisasi kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Interpretasi Kategori Kemandirian Belajar Siswa Rentang

skor

Kategori Interpretasi

> 117.31 Tinggi Siswa pada kategori tinggi telah memiliki kemandirian belajar yang sangat baik. Baik dalam aspek emosional, perilaku maupun nilai. Aspek emosional yaitu siswa mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua,


(23)

45

memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.

72.90-117.31 Sedang Siswa pada kategori sedang memiliki kemandirian belajar yang cukup baik dan masih perlu untuk dikembangkan baik dalam aspek emosional, perilaku dan nilai. Aspek emosional yaitu siswa cukup mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua, memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa cukup mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa cukup memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.

< 72.90 Rendah Siswa pada kategori rendah memiliki kemandirian belajar yang kurang baik dan perlu untuk ditingkatkan baik dalam aspek emosinal, perilaku dan nilai. Pada aspek emosional yaitu siswa belum mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua, memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa belum mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa belum memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.


(24)

(25)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENTASI

Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Rekomendasi dalam bab ini ditujukan untuk Guru BK dan peneliti selanjutnya

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai, yaitu dengan diperolehnya gambaran tingkat kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 dan program bimbingan bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015. Lebih rinci, beberapa kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kemandirian belajar merujuk pada aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Siswa dikatakan memiliki kemandirian belajar apabila ia mampu mengelola dirinya baik dari aspek emosional, perilaku dan nilai. Secara keseluruhan, lebih dari setengah populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 berada pada kategori sedang. Artinya kemandirian belajar siswa masih perlu dikembangkan untuk membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar.

2. Program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara sistematis dan terprogram untuk meningkatkan kemandirian belajarnya guna mempersiapkan siswa dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan.


(26)

5.2Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya Guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajar agar siswa mampu melakukan aktivitas belajar atas inisiatif atau kemauan sendiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain serta mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur kegiatan belajarnya sendiri, memanfaatkan waktu dengan baik, mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak. Selain itu penelitian ini memiliki implikasi bagi sekolah agar menyelenggarakan pendidikan yang memandirikan siswa. Implikasi penelitian ini penting pula bagi peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada kemandirian belajar siswa untuk mengembangkan atau menindak lanjuti isu-isu yang terdapat pada perkembangan kemandirian belajar siswa.

5.3Rekomendasi

5.3.1 Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Upaya yang dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa yaitu dengan melaksanakan layanan bimbingan akademik dengan tujuan agar siswa mampu meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga memiliki kesiapan dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelaahan lebih lanjut dengan melakukan treatment melalui berbagai teknik konseling untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajarnya.


(27)

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ali. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Bumi Aksara: Jakarta Alwisol. 2004. Psikologi Keperibadian.Malang : UMM Press

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rhineka Cipta.

Atmoko, Y. T. 2012. Layanan Konseling Kelompok (Behavioral) dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII H SMP N 1 Bawen Kabupaten Semarang. Skripsi Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana: Tidak diterbitkan

Azwar, 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: Dvid McKay

Budiman, N. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagnѐ, R. 1977. The Conditionsof Learning Third Edition. United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hurlock, B. E. 1980. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kartadinata, S., Farozin, M., dkk. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Pujiati, I. N. 2010. Hubungan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar

siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan: Tidak diterbitkan.

Slameto. 2003. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(28)

Suherman, U. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press Suherman. 2012. Bimbingan belajar. [pdf] Repositori Universitas Pendidikan

Indonesia Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sukamidanata, N. S. 2005. Landasan psikologi proses belajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Sumarmo, U. 2004. “ Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan Bagaimana

Dikembangkan Pada Peserta Didik”. Makalah Disampaikan pada Seminar

Tanggal 8 Juli di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tahar & Enceng. 2006. Hubungan kemandirian belajar dan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 2 September 2006, 91-101.

Widodo, F. W. 2009. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.

Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia

Winkel, W. S. 2013. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Yusuf, S. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya


(1)

45

Sri Hartati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.

72.90-117.31 Sedang Siswa pada kategori sedang memiliki kemandirian belajar yang cukup baik dan masih perlu untuk dikembangkan baik dalam aspek emosional, perilaku dan nilai. Aspek emosional yaitu siswa cukup mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua, memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa cukup mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa cukup memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.

< 72.90 Rendah Siswa pada kategori rendah memiliki kemandirian belajar yang kurang baik dan perlu untuk ditingkatkan baik dalam aspek emosinal, perilaku dan nilai. Pada aspek emosional yaitu siswa belum mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua, memandang orang tua sebagaimana orang lain pada umumnya, tergantung pada kemampuan sendiri dan melakukan individuasi dalam hubungannya dengan orang tua. Kemudian dalam aspek perilaku yaitu siswa belum mampu mengambil keputusan, ketahanan terhadap pengaruh orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Aspek nilai yaitu siswa belum memiliki keyakinan yang abstrak, keyakinan yang prinsipil tentang belajar dan keyakinan terhadap nilai-nilai belajarnya sendiri.


(2)

(3)

Sri Hartati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENTASI

Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Rekomendasi dalam bab ini ditujukan untuk Guru BK dan peneliti selanjutnya

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai, yaitu dengan diperolehnya gambaran tingkat kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 dan program bimbingan bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015. Lebih rinci, beberapa kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kemandirian belajar merujuk pada aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Siswa dikatakan memiliki kemandirian belajar apabila ia mampu mengelola dirinya baik dari aspek emosional, perilaku dan nilai. Secara keseluruhan, lebih dari setengah populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 berada pada kategori sedang. Artinya kemandirian belajar siswa masih perlu dikembangkan untuk membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar.

2. Program bimbingan akademik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara sistematis dan terprogram untuk meningkatkan kemandirian belajarnya guna mempersiapkan siswa dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan.


(4)

85

5.2Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya Guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajar agar siswa mampu melakukan aktivitas belajar atas inisiatif atau kemauan sendiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain serta mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur kegiatan belajarnya sendiri, memanfaatkan waktu dengan baik, mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak. Selain itu penelitian ini memiliki implikasi bagi sekolah agar menyelenggarakan pendidikan yang memandirikan siswa. Implikasi penelitian ini penting pula bagi peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada kemandirian belajar siswa untuk mengembangkan atau menindak lanjuti isu-isu yang terdapat pada perkembangan kemandirian belajar siswa.

5.3Rekomendasi

5.3.1 Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Upaya yang dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa yaitu dengan melaksanakan layanan bimbingan akademik dengan tujuan agar siswa mampu meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga memiliki kesiapan dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelaahan lebih lanjut dengan melakukan treatment melalui berbagai teknik konseling untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajarnya.


(5)

Sri Hartati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ali. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Bumi Aksara: Jakarta Alwisol. 2004. Psikologi Keperibadian.Malang : UMM Press

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rhineka Cipta.

Atmoko, Y. T. 2012. Layanan Konseling Kelompok (Behavioral) dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII H SMP N 1 Bawen Kabupaten Semarang. Skripsi Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana: Tidak diterbitkan

Azwar, 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: Dvid McKay

Budiman, N. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagnѐ, R. 1977. The Conditionsof Learning Third Edition. United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hurlock, B. E. 1980. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kartadinata, S., Farozin, M., dkk. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Pujiati, I. N. 2010. Hubungan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar

siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan: Tidak diterbitkan.

Slameto. 2003. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Suherman, U. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press Suherman. 2012. Bimbingan belajar. [pdf] Repositori Universitas Pendidikan

Indonesia Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sukamidanata, N. S. 2005. Landasan psikologi proses belajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Sumarmo, U. 2004. “ Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik”. Makalah Disampaikan pada Seminar Tanggal 8 Juli di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tahar & Enceng. 2006. Hubungan kemandirian belajar dan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 2 September 2006, 91-101.

Widodo, F. W. 2009. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.

Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia

Winkel, W. S. 2013. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Yusuf, S. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kematangan Karir Peserta Didik : Studi deskriptif tentang program bimbingan karir di kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 22

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR : Studi Pengembangan Program Bimbingan Belajar di SMP Labotarorium Percontohan UPI Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 7 53

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP HIDUP BERKELUARGA : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015.

0 1 11

PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN ACADEMIC SELF-EFFICACY PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 50

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK: Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun Akademik 2012/2013.

0 0 42

Jadwal bimbingan Akademik Semester I Tahun Akademik 2016 Program S1

0 0 1

Jadwal bimbingan Akademik Semester I Tahun Akademik 2016 Program D3

0 0 1

PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 - repository UPI S BK 1006161 Title

0 0 3

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 14

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 29