PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Jurnal SOSIO e-KONS
Vol. III No.2 Mei-Juli 2011
T ak ada gading yang tak retak. Pada kesempatan ini penerbit jurnal SOSIO e-KONS sudah
SUSUNAN PENERBIT
semestinya meminta maaf kepada Anda semua Rektor UNINDRA
Pelindung:
(penulis dan pembaca). Pada edisi ini penerbitan Prof. Dr. H. Sumaryoto
mengalami keterlambatan, disebabkan kendala teknis dan ketidaksesuaian jadwal produksi.
Jurnal SOSIO e-KONS edisi Mei 2011 tetap Prof. Dr. Winarno Surakhmat
Dewan Penasehat :
mengangkat tema-tema penting baik dari hasil Drs. H. Achmad Sjamsuri, MM
penelitian, pemikiran, atau kajian analitis-kritis di bidang ekonomi dan atau pendidikan ekonomi;
sejarah dan atau pendidikan sejarah; serta topik- DEKAN FIPPS UNINDRA
Penanggung jawab :
topik yang berkaitan dengan bimbingan dan Dr. Heru Sriyono
konseling; sosial-budaya serta social-politik. Tulisan-tulisan terpilih hasil penelitian pustaka
dan penelitian lapangan yang berkaitan dengan Drs. H.A. Suwandi, M.Pd.Kons
Pimpinan Redaksi
masalah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan Bank Perkreditan Rakyat, kiranya menjadi topik
Wakil Pimpinan Redaksi
hangat untuk edisi ini. Karya lain seputar kajian Taufik, M.Hum
kependidikan kali ini diangkat ulasan deskriftif Kinerja Guru ditinjau dari Suasana Lingkungan
Kerja di Sekolah dan Kajian Pembelajaran Ahmad Kosasih, M.Pd
Sekretaris Redaksi
Organisasi dalam rangka Pengembangan SIM dan
Pelayanan Pelanggan di Perguruan Tinggi . Sajian
Bendahara
dilengkapi dengan sorotan terhadap masalah belajar A. Sefudin, MM siswa berdasarkan tinjauan bimbingan dan konseling
dalam dua tulisan, yakni Program Bimbingan untuk Dr. Sartini, Sumardi, MM, H.A.Suwandi,
Anggota Redaksi :
Membantu Meningkatkan Kemandirian Belajar M.Pd.Kons, A. Sefudin, MM, Taufik,
Siswa serta Strategi Bimbingan Kelompok untuk M.Hum, Dra. Sumaryati T., M.Pd. A.
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Kosasih, M.Pd., Dini Amaliah M.Pd
Mengelola Stres di Sekolah .
Semoga kehadiran edisi ini dapat menambah
Dewan Penyunting:
informasi dan layak untuk terus dikembangkan. Jurnal Prof. Dr. T. Zahara, M.Pd, SISIO e-KONS kiranya tetap dapat menjadi media Dr. Asmitar Machfoed, M.Pd., Dr. Hasan
Jafar, Dr. Suharto, Dr.Burhanuddin, Ph.D. yang efektif bagi para dosen dalam mengaplikasikan kreativitasnya, serta kemampuan mengembangkan
Dr. Suparman, M.Sc. atmosfir obyektif, kritis, dan konstruktif.
Demikianlah dengan segala kerendahan dan Prof. Dr. Wan Usman (UI)
Dewan Mitra Bestari
keterbatasan tulisan-tulisan yang disajikan pada edisi Dr. Saleh A. Djamhari (UI)
ini, mudah-mudahan dapat memberikan wawasan baru Prof. Dr. Sugeng Santoso (UNJ)
serta bermanfaat bagi masyarakat ilmiah. Prof. Dr. Prayitno (UNP)
Redaksi
Jurnal SOSIO e-KONS Vol. III No.1 Februari-April 2011
Jurnal SOSIO e-KONS
Vol. III No.2 Mei-Juli 2011
Tanggung jawab Sosial Perusahaan “Corporate Social Responsibility” 82-90
Dhian Tyas Untari
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) : Strategi dan Prospek Bisnis 91-100
Askardiya Mirza Gayatri
Kinerja Guru Ditinjau dari Suasana Lingkungan Kerja di Sekolah Yayasan 101-109 Al-Wathoniyah 4 Jakarta Timur
Munzir
Program Bimbingan untuk Membantu Meningkatkan Kemandirian Belajar 110-135 Siswa
Heru Sriyono
Strategi Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa 136-161 Dalam Mengelola Stres di Sekolah
Sangsang Sangabakti
Kajian Pembelajaran Organisasi Dalam Rangka Pengembangan Sistim 162-172 Informasi Manajemen untuk Peningkatan Pelayanan Pelanggan di Perguruan Tinggi
Adhi Susano
PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Heru Sriyono
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI
Abstract: The process of teaching and learning in the school aims to enable students to achieve maximum learning outcomes, so that future students can become independent and responsible individuals. In Junior High School (SMP) Orphanage Village Putera Jakarta found students who are less independent in their learning, they prefer to reflect, does not have a study plan, not pay attention when teachers teach, not do homework (PR), and often forget about the task - a task schools that can result in low student learning outcomes. With tutoring programs are well-structured, is expected to increase independence and improve student learning conditions in schools. Tutoring program designed in the form of a fun learning atmosphere for students, so as to stimulate independent student learning. The results are obtained illustrate that the junior high school students learn independence profile Desa Putera Jakarta independent attitude of the school year 2010/2011 57.65% student learning, abilities and needs in student learning needs and goals 45.97% - 54.88% of future goals , independence and learning ability of students 58.18%, fun activities while learning 57.18%. Key words: Independence student learning, tutoring.
PENDAHULUAN
merasa tidak pantas bergaul dengan yang Anak yang hidup di Panti Asuhan
lain.
adalah anak yang mengalami kekurangan Di sekolah, anak yang hidup di atau kehilangan kasih sayang yang
panti asuhan mendapatkan pelayanan berpengaruh terhadap kehidupannya
yang sama dengan yang lain. Kendatipun secara kompleks, baik sebagai makhluk
demikian, mereka pada umumnya masih individu maupun sebagai makhluk sosial.
sulit untuk membaur dengan anak-anak Disebutkan demikian karena anak yang
lain yang tidak bermasalah. Hal ini kurang kasih sayang mempunyai dampak
disebabkan oleh kondisi kehidupannya yang kurang baik terhadap perkembangan
yang berada di panti asuhan, mereka emosi dan perkembangan pribadinya.
merasa bahwa hidup di panti asuhan Dampak yang jelas dari anak
terkekang oleh lingkungan panti yang yang kurang kasih sayang dan perhatian
disiplin dan serba teratur. Anak yang adalah rendah diri, cemas dan merasa
hidup di panti asuhan seringkali malu yang berlebihan. Rasa malu, rendah
menunjukan sikap yang melawan dan diri, dan cemas disebabkan oleh
melanggar tata tertib panti yang sudah ketidaksiapan dalam menghadapi
disepakati, sehingga ada di antara mereka pergaulan. Hal tersebut karena mereka
yang lari meninggalkan panti, dan merasa dirinya tidak sama dengan anak
menjadi anak nakal yang tidak pernah lain yang hidup damai sejahtera dalam
mandiri dalam hidupnya. rumah tangga yang utuh. Mereka
Berdasarkan teori motivasi, kemudian mengisolasi diri, menarik diri
seseorang anak yang sering mendapat dalam pergaulan dan suka menyendiri.
motivasi yang kuat baik dari guru, orang sehingga aktivitas mereka terbatas karena
tua maupun orang lain akan menunjukan tua maupun orang lain akan menunjukan
dalam belajar, seperti mengatur waktu the individual which incites him to
belajar, mempersiapkan kelengkapan- action” (Heyell dalam Marihot. M,
kelengkapan belajar, buku-buku 2006:165). Artinya, motif sebagai suatu
pelajaran, belajar mandiri, belajar dorongan yang menjadi pangkal
kelompok, mempersiapkan diri seseorang melakukan sesuatu.
menghadapi ujian atau ulangan yang Pada kenyataannya, siswa SMP di
kesemuanya dilakukan sendiri tanpa Panti Asuhan Desa Putera Jakarta masih
diingatkan. Dengan mempunyai ada anak yang kurang mandiri dalam
kemandirian belajar yang baik seorang belajarnya seperti malas belajar, tidak
anak akan dapat berprestasi dan nilai - mengerjakan PR, tidak memiliki jadwal
nilai hasil belajarnya meningkat, belajar dan sebagainya, walaupun setiap
sehingga kelak mereka menjadi generasi saat diberi semangat dan motivasi oleh
penerus bangsa yang berkualitas. pengasuhnya dan pimpinan panti.
Di Panti Asuhan Desa Putera di Masalah ini perlu mendapatkan perhatian
Jakarta, sebagian dari mereka terdapat dan perlu diteliti.
anak-anak yang belum mempunyai Di dalam kehidupan, khususnya
kemandirian dalam belajar. Kemandirian di panti asuhan, anak berusaha untuk
belajar yang belum di miliki siswa memenuhi kebutuhannya, seperti
terlihat dari kegiatan belajarnya yang kebutuhan makan, minum, istirahat dan
tidak terjadwal, selalu diingatkan dalam belajar. Apabila belum terpenuhi maka
belajar, buku-buku pelajaran kurang anak berusaha keras untuk mendapatkan
diperhatikan, kurang mempersiapkan diri pemuasannya di luar panti dengan cara
dalam menghadapi ujian atau ulangan meminta orang lain membantunya.
dan tidak mempunyai kebiasaan Kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat
membaca. Masalah ini perlu mendapat mengakibatkan anak menjadi tidak
perhatian dari pihak sekolah dan panti, mandiri, baik menghadapi hidupnya
karena apabila dibiarkan berlarut-larut maupun belajarnya. Siswa yang kurang
akan mengganggu proses belajar anak mandiri cenderung menggantungkan diri
dan bahkan akan merugikan anak itu kepada orang lain.
sendiri, panti asuhan, serta masyarakat Begitu pula tentang
ditempat tinggalnya.
kemandiriannya dalam belajar, mereka Kegiatan bimbingan bagi siswa perlu mendapatkan bimbingan dan arahan
yang kemandirian belajarnya kurang yang baik. Karena kalau tidak mereka
perlu diprogramkan secara sistematis agar cenderung tidak pernah bertanggung
layanan yang diberikan benar-benar dapat jawab terhadap kualitas dirinya di masa
membantu menyelesaikan masalah yang depan. Anak-anak panti asuhan sikapnya
dihadapi siswa. Di samping itu, program selalu menunggu perintah yang mengasuh
yang baik diharapkan dapat mengarahkan seperti waktu istirahat, waktu makan,
mereka pada aktivitas-aktivitas yang belajar, tidur, perlu menunggu perintah.
memungkinkan mereka dapat Hal ini tentunya akan membuat
mengembangkan perilaku belajar yang kebiasaan-kebiasaan yang kurang
lebih baik dan bertanggung jawab. mandiri. Kemandirian belajar seorang
Kenyataan yang ada di Panti Asuhan anak sangat diperlukan, tidak hanya di
Desa Putera Jakarta, layanan bimbingan sekolah tetapi juga di rumah. Di panti
yang diberikan kepada anak-anak asuh asuhan mereka perlu diajarkan dan
hanya dilakukan apabila ada masalah hanya dilakukan apabila ada masalah
lingkungannya. Tujuan bimbingan dan panti dan kepala panti. Di samping itu,
konseling yang terkait dengan aspek kegiatan belajar dipanti lebih terfokus
belajar yaitu membantu individu (anak) kepada kegiatan belajar mengajar saja,
agar dapat mempunyai motivasi yang sementara bidang bimbingan belum
tinggi untuk belajar, memiliki kebiasaan berjalan sebagaimana mestinya.
belajar yang positif antara lain Berdasarkan permasalahan yang
mempunyai kebiasaan membaca buku, dialami anak asuh seperti yang
mempunyai perhatian kepada semua dikemukakan di atas belum adanya
pelajaran, aktif mengikuti pelajaran dan program bimbingan, maka kajian ini
disiplin dalam belajar. Di samping itu menghasilkan rumusan program
tujuan yang lain bimbingan dan konseling bimbingan belajar untuk meningkatkan
yang terkait dengan belajar yaitu agar kemandirian belajar siswa SMP di Panti
anak memiliki kesiapan mental dan Asuhan Desa Putera Jakarta.
kemampuan untuk menghadapi ujian, dan Bagaimana Program bimbingan
anak memiliki keterampilan belajar yang tepat untuk meningkatkan
merencanakan pendidikan seperti antara kemandirian belajar anak di panti
lain menyusun jadwal belajar, asuhan? Oleh karena itu, permasalahan
mengerjakan tugas yang diberikan guru, yang akan diuji dalam penelitian terkait
menguasai pelajaran tertentu dan persoalan-pesoalan 1) Seperti apa profil
berwawasan yang luas. kemandirian belajar siswa SMP panti
Usaha-usaha yang dapat asuhan ? 2) Seperti apa program hipotetik
membantu anak agar dapat bimbingan belajar untuk meningkatkan
mengembangkan kemampuan dalam kemandirian belajar siswa SMP panti
proses belajar yaitu membantu anak asuhan? Dan 3) Bagaimana keefektifan
dalam proses penyempurnaan program layanan dasar bimbingan belajar
penalarannya. Hal tersebut seperti yang yang mampu meningkatkan kemandirian
dinyatakan oleh Sunarto dan Hartono belajar siswa di panti asuhan?
(2002:114) bahwa “Para siswa mungkin mengalami kesulitan dalam menangkap
TINJAUAN PUSTAKA
dan memahami konsep konsep yang abstrak” pernyataan tersebut dapat
Konsep Dasar Bimbingan Belajar
diartikan bahwa anak dalam proses Bimbingan Belajar pada
belajar perlu mendapatkan arahan dan hakikatnya diperuntukkan bagi semua
bimbingan supaya ia mampu individu, dan bertujuan membantu
mengembangkan cara berfikirnya. individu agar dapat memahami dirinya
Dengan adanya bimbingan dan dapat bertindak secara wajar.
belajar diharapkan siswa dapat Pendekatan Bimbingan belajar adalah
melakukan penyesuaian yang baik salah satu pendekatan dasar bimbingan
dalam situasi belajar seoptimal dan konseling seperti yang dikemukakan
mungkin sesuai bakat dan kemampuan oleh Shertzer dan Stone (Yusuf dan
yang dimiliki siswa. Yusuf (2009:52) Nurihsan, 2009:6) yang mengemukakan
menyatakan bahwa “tujuan bimbingan bahwa “Process of helping an individual
konseling belajar adalah agar siswa to understand him self and his world”.
memiliki keterampilan untuk Artinya, bimbingan merupakan proses
menetapkan tujuan dan perencanaan pemberian bantuan kepada individu agar
pendidikan seperti membuat jadwal pendidikan seperti membuat jadwal
Hal-hal yang dikemukakan di atas dapat di artikan bahwa pelayanan bimbingan belajar adalah untuk membantu siswa yang mengalami masalah di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya. Didalam memasuki proses belajar dan situasi belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik, maka kebutuhan – kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi, yaitu antara lain siswa memiliki kondisi fisik yang tetap sehat, memiliki jadwal belajar yang teratur, disiplin dalam belajar, patuh dan taat dengan rencana belajar, Sukardi (1990:81) menyatakan bahwa “kebutuhan- kebutuhan yang diperlukan siswa dalam belajar yang harus dipenuhi adalah fisik siswa sehat, jadwal belajar siswa disusun dengan baik, siswa disiplin dalam belajar dan siswa menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum belajar”.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, guru bimbingan dan konseling berkewajiban membantu siswa agar mereka dapat memelihara konsentrasinya dengan tepat dan menggunakannya dengan baik pada saat sedang belajar serta siswa dapat menyadari bahwa di dalam belajar diperlukan self diciplin. Sukardi (1990:82) menjelaskan “Untuk dapat memberikan bantuan kepada siswa seoptimal mungkin dalam kegiatan belajarnya guru bimbingan dan konseling sekolah haruslah dapat memahami siswa – siswa dan membantunya agar kebutuhan sosialnya terpenuhi serta tercapai keseimbangan psikis dan fisiknya”.
Pendapat yang dikemukakan di atas dapat di artikan bahwa untuk dapat memberikan bantuan pelayanan terhadap siswa dengan baik, guru bimbingan dan konseling perlu memahami siswa- siswanya secara individual maupun secara kelompok dengan mempelajari data-data tentang siswa secara seksama.
Kemandirian Belajar Siswa
Dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sikap siswa diarahkan dan diharapkan untuk mampu belajar mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pembelajarannya yang menggunakan kurikulum tingkat satuan pelajar (KTSP). Dalam KTSP modul pembelajarannya dilakukan dengan tiga bentuk, yaitu : belajar tatap muka, belajar terstruktur dan belajar mandiri. Dalam proses pembelajaran KTSP, siswa tidak tergantung sepenuhnya kepada guru. Siswa harus diarahkan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan atas usahanya sendiri, sehingga dapat dicapai harapan bahwa siswa mempunyai kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar, seorang siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pelajarannya tanpa bergantung kepada guru maupun teman sekelasnya.
Dengan berbekal kemandirian dalam diri siswa akan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu yang lain. Sebagai suatu karakter atau kepribadian, maka kemandirian akan menjadi suatu kebutuhan psikologis siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kemandirian tinggi akan merasa puas dan bangga apabila oleh diri sendiri tanpa bantuan atau bergantung pada orang lain.
Kemandirian juga merupakan bentuk intelegensi atau kecerdasan . Orang yang berjiwa mandiri dapat menentukan pilihan sendiri secara Kemandirian juga merupakan bentuk intelegensi atau kecerdasan . Orang yang berjiwa mandiri dapat menentukan pilihan sendiri secara
kemandirian belajar” adalah situasi yang Ali Imron (1996:13) berpendapat”
memungkinkan seseorang memperoleh belajar dengan inisiatif sendiri
pengetahuan dan pemahaman serta sebenarnya menyiratkan tingginya
keterampilan atas prakarsa atau inisiatif motivasi internal yang dipunyai
dan kemampuan sendiri”. Hal ini pembelajar, yang banyak berinisiatif
mengidentifikasikan adanya faktor tatkala belajar senantiasa mencari cara-
internal dalam diri siswa seperti : cara hingga ia berhasil dalam belajarnya.
Motivasi, inisiatif, keyakinan dan Ia akan bebas melakukan apasaja dalam
kepercayaan diri serta konsep diri positif belajarnya, dan tidak terikat oleh
yang memberikan peluang untuk rekayasa-rekayasa yang berasal dari
meningkatkan hasil belajar. lingkungannya”.
Prawira Dilaga dan Siregar Belajar adalah proses aktivitas
(2008:190) menyatakan “model belajar yang dilakukan secara sadar oleh manusia
mandiri sangat bermanfaat karena dengan memberdayakan panca indra yang
dianggap luwes, tidak mengikat, serta dimilikinya untuk mendapatkan
melatih kemandirian siswa agar tidak perubahan tingkah laku, kemampuan,
bergantung pada kehadiran atau keterampilan maupun sifat – sifat yang
penjelasan materi dari guru”. ada dalam dirinya kearah yang lebih baik
Kemandirian belajar siswa dapat sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dibangun melalui pengembangan model – dan lingkungan.
model belajar mandiri. Esensi kemandirian belajar yaitu
Menurut Musyaffa (2010), belajar adanya aktivitas belajar yang di atur oleh
mandiri adalah “ Usaha individu untuk diri sendiri, kesadaran sendiri, dan
melakukan kegiatan belajar secara bersifat mandiri. Belajar mandiri
sendirian maupun dengan banyuan orang menekankan pada pengaturan kebutuhan
lain berdasarkan motivasinya sendiri sendiri atau sifat kemandirian belajar.
untuk menguasai suatu materi dan atau Menurut Kamita (2006) “
kompetensi tertentu sehingga dapat kemandirian belajar sebagai suatu
digunakan untuk memecahkan masalah keadaan aktivitas belajar dengan
yang dijumpainya di dunia nyata”. kemampuan sendiri tanpa adanya
Kemandirian belajar dapat ketergantungan kepada yang lain”.
terwujud apabila siswa dapat memiliki Dengan kemandirian belajar akan
motivasi belajar yang tinggi dan memiliki membuat seorang siswa selalu konsisten
keyakinan atau percaya diri yang tinggi. dan bersemangat belajar dimanapun dan
Agar dicapai hasil belajar yang tinggi, kapanpun. Hal tersebut dikarenakan
diperlukan adanya kesadaran dan dalam diri siswa sudah tertanamkan
tanggung jawab siswa. Dengan kesadaran kesadaran dan kebutuhan belajar melalui
dan tanggung jawab dari diri sendiri, tugas dan kewajiban.
tanpa adanya paksaan dari siapapun akan Dalam kemandirian belajar, siswa
mendorong siswa melakukan aktivitas tidak tergantung kepada orang lain
belajar secara mandiri untuk memperoleh sebagai sumber belajar dalam
pengetahuan dan keterampilan. menyelesaikan permasalahan belajarnya.
Dari teori dan uraian di atas Untuk mencapai tujuan belajar, siswa
disimpulkan bahwa kemandirian belajar dituntut aktif sebagai individu tanpa
adalah suatu kebutuhan psikologis yang bergantung kepada orang lain. Liang Gie
direfleksikan dalam bentuk aktivitas yang direfleksikan dalam bentuk aktivitas yang
Layanan Bimbingan dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
Dilihat dari masalah yang dihadapi siswa, ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah mencakup bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan bimbingan karir. Dari ruang lingkup bimbingan dan konseling tersebut, layanan bimbingan dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa merupakan bagian dari layanan bimbingan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2008:62), bahwa : Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran yaitu meliputi : a) Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemanpuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar ; b) Pengembangan motivasi sikap dan kebiasaan belajar yang baik; c) Pengembangan keterampilan belajar :membaca, mencatat, bertanya, dan menjawab dan menulis; d) Pengajaran perbaikan ; e) program pengayaan.
Berdasarkan observasi pendahuluan, layanan bimbingan dan konseling di SMP Panti Asuhan Desa Putera belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kegiatan bimbingan di sekolah ini belum dikelola oleh petugas yang profesional dan layanannya belum diprogramkan secara baik. Selain itu, layanannya belum terlaksana. Pada dasarnya layanan bimbingan di SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta memerlukan petugas yang menguasai tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Layanan bimbingan adalah salah satu komponen pendidikan yang
dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional tahun 2003 bab II, pasal 3 (Depdiknas, 2003:8), menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut, sekolah dituntut untuk memberikan layanan pendidikan yang baik sehingga peserta didik dapat mencapai perkembangan yang optimal. Layanan pendidikan yang optimal tidak cukup dengan pemberian pengajaran saja, tetapi juga didukung dengan pelayanan administrasi yang baik dan pemberian layanan bimbingan yang terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno ( 1994: 240-241 ). “Pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik- baiknya, untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara optimal dalam proses perkembangannya. Haruslah ada: 1). bidang kurikulum dan pengajaran; 2). bidang administrasi; 3). bidang kesiswaan sebagai pelayanan bimbingan dan konseling”. Pelayanan tersebut menunjukan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang intergral dalam program pendidikan di sekolah dan layanan bimbingan yang terarah dapat membantu anak atau siswa panti asuhan untuk mencapai kemandirian belajarnya yang optimal. Kegiatan layanan bimbingan khususnya bagi anak atau siswa panti asuhan merupakan tanggung jawab bersama baik Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut, sekolah dituntut untuk memberikan layanan pendidikan yang baik sehingga peserta didik dapat mencapai perkembangan yang optimal. Layanan pendidikan yang optimal tidak cukup dengan pemberian pengajaran saja, tetapi juga didukung dengan pelayanan administrasi yang baik dan pemberian layanan bimbingan yang terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno ( 1994: 240-241 ). “Pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik- baiknya, untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara optimal dalam proses perkembangannya. Haruslah ada: 1). bidang kurikulum dan pengajaran; 2). bidang administrasi; 3). bidang kesiswaan sebagai pelayanan bimbingan dan konseling”. Pelayanan tersebut menunjukan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang intergral dalam program pendidikan di sekolah dan layanan bimbingan yang terarah dapat membantu anak atau siswa panti asuhan untuk mencapai kemandirian belajarnya yang optimal. Kegiatan layanan bimbingan khususnya bagi anak atau siswa panti asuhan merupakan tanggung jawab bersama baik
menerapkannya di sekolah. anak (siswa). Perlu di selenggarakan pelayanan konseling individual, yakni
METODE PENELITIAN
pelayanan bimbingan dan konseling Metode Penelitian yang kepada siswa dengan guru Binbingan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah Konseling secara tatap muka, dalam
metode Collaborative Action Research rangka pengentasan masalah pribadi yang
(penelitian tindakan kolaboratif), yang dialami anak melalui tatap muka
bertujuan untuk menguji hipotesis dan langsung sehingga masalah siswa dapat
membangun teori yang bersifat umum. dibahas sekaligus dientaskan dari
Penelitian yang dilakukan peneliti ini masalah. Hal ini sesuai pendapat Sukandi
ditujukan untuk memperbaiki kondisi. (2008: 62), “Pelayanan konseling
Penyelenggaraan penelitian ini dilakukan individual yaitu pelayanan bimbingan dan
dengan bekerjasama para ahli, peneliti konseling yang memungkinkan peserta
dan praktisi.
didik mendapatkan pelayanan konseling Penelitian ini akan dilaksanakan tatap muka dengan guru pembimbing
dalam beberapa siklus kerja sesuai (konselor) dalam rangka pembahasan dan
dengan kebutuhan di sekolah, gambaran pengentasan pribadi yang dideritanya.
daur yang rinci, dapat dilihat pada bagan Dengan demikian setiap pendidik
3.1. sebagai berikut :
haruslah betul-betul memahami prinsip-
Bagan 3.1
Siklus Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan
Siklus I Refleksi 1
Penilaian hasil Materi,
Bimbingan
tindakan dan metode dan
secara
- Pengamatan pada
pengamatan 1 sarana yang
klasikal
hasil bimbingan
klasikal serta tindak lanjut untuk
akan dilaksanakan
siklus kedua
Siklus 2
Refleksi 2 Perencanaan
Penilaian hasil 2 persiapan
tindakan dan
1serta tindak
klasikal/
hasil bimb.
lanjut untuk
lanjutan
klasikal
siklus kedua
Siklus Berikutnya
Hasil penelitian
Sekolah, Guru Bimbingan dan Konseling, wali kelas dan Kepala (Pembina) panti asuhan.
penelitian dalam Panti Asuhan Desa Putera yang
Penelitian dilaksanakan di SMP
Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa (anak bertempat di Desa Putera Jakarta Selatan.
asuh) di SMP panti asuhan Desa Putera Desa Putera dikenal dengan sebutan SMP
yang berjumlah 28 anak, 1 orang Kepala Panti Asuhan Desa Putera. Responden
Sekolah, 1 orang orang guru bimbingan dalam penelitian ini adalah siswa SMP
dan konseling, 1 orang wali kelas dan 1 Panti Asuhan Desa Putera, Kepala
orang kepala panti.
Tabel 1. Responden Penelitian
No
Kelompok Responden
2 Kepala Sekolah
3 Guru Pembimbing
4 Wali Kelas
5 Kepala Panti
Jumlah
HASIL PENELITIAN DAN
memiliki sikap mandiri belajar, ini
PEMBAHASAN
berarti kemandirian dalam belajar kurang. Pada aspek kedua,
Deskipsi Profil Kemandirian Belajar
Kesanggupan dan Kebutuhan Belajar
SMP Panti Asuhan Desa Putera
(KB) hanya ada 45,97% siswa,
Jakarta
sedangkan 54,03% siswa menyatakan Di bagian ini diungkapkan dan
tidak meiniliki kesanggupan dan dibahas hasil penelitian yang
kebutuhan belajar. Hal ini juga menyangkut kemandirian belajar siswa
menunjukkan bahwa kesanggupan dan berdasarkan analisis terhadap lima
kebutuhan belajar pada para siswa aspek utama beserta indikatornya. Hasil
masih kurang, Pada aspek ketiga penelitian yang menjadi perhatian
keinginan cita-cita masa depan (KCM), tersebut diungkapkan dalam bentuk
hanya ada 54,88%, sedangkan 45,12% prosentase. Profil kemandirian belajar
siswa menyatakan kurang memiliki siswa yang didapat melalui hasil angket
keinginan cita-cita masa depan. Hal ini yang disebar pada sampel penelitian
juga menunjukkan bahwa keinginan sejumlah 28 siswa dengan hasil sesuai
dan cita–cita masa depan kurang, dengan katagori Amat baik (85% -
dikarenakan keinginan melanjutkan 100%), Baik (80% - 85%), Cukup
sekolah dan keinginan untuk hidup (70% - 80%) dan kurang (70% ke
lebih baik rendah. Pada aspek keempat bawah).
kemandirian dan kemampuan dalam Hasil data pada aspek yang
belajar (KKB) hanya ada 58,18% pertama Sikap Mandiri Belajar (SMB)
siswa, sedangkan 41,82% siswa sebesar 51,65% siswa, sedangkan
menyatakan kurang memiliki 48,35% siswa menyatakan tidak
kemandirian dan kemampuan dalam kemandirian dan kemampuan dalam
dijalani selama ini tidak menarik, (KMB) hanya ada 57,18% siswa yang
sehingga kemandirian belajar mereka tertarik dengan kegiatan belajar,
kurang. Kelima aspek di atas sedangkan 42,82% siswa yang
digambarkan dalam grafik 1. berikut.
Grafik 1. Profil Kemandirian Belajar Siswa
Grafik yang digambarkan di yang tepat untuk dapat berhasil dalam atas mengandung arti bahwa
belajar. Oleh karena itu perlu disusun kemandirian belajar siswa masih
suatu program bimbingan belajar yang kurang, yaitu aspek sikap mandiri
efektif dalam meningkatkan kemandirian dalam belajar (SMB), adanya
belajar siswa di SMP Panti Asuhan Desa kesanggupan dan kebutuhan dalam
Putera Jakarta.
belajar (KB), adanya keinginan dan cita-cita masa depan (KCM), adanya
Deskripsi Program Bimbingan Belajar
kemandirian dan kemampuan dalam
yang telah Dilaksanakan di SMP Panti
belajar (KKB), adanya kegiatan yang
Asuhan Desa Putera Jakarta
menyenangkan ketika belajar (KMB) Berdasarkan studi dokumentasi yang kesemuanya sesungguhnya adalah
tentang program layanan bimbingan aspek yang penting bagi diri individu
dan konseling secara umum, diperoleh siswa terutama dalam kemandirian
gambaran nyata layanan bimbingan dan belajar dan keberhasilan belajar siswa.
konseling di SMP Panti Asuhan Desa Berdasarkan hasil assesment
Putera Jakarta sebagai berikut : tersebut, maka peneliti sangat tertarik
a. Dasar Penyusunan Program untuk mengadakan penelitian melakukan
Binbingan dan Konseling di SMP kerjasama dengan guru bimbingan dan
Panti Asuhan Desa Putera mengikuti konseling
untuk meningkatkan kurikulum yang dirancang Dinas kemandirian belajar siswa melalui
Pendidikan Wilayah Jakarta Selatan. layanan bimbingan belajar sesuai dengan
Program Bimbingan dan Konseling tingkat perkembangan dan kebutuhan
yang digunakan mengacu pada siswa di sekolah tersebut. Melalui
program bimbingan dan konseling pemberian layanan bimbingan belajar,
pola 17-Plus, yang berdasarkan pada diharapkan siswa dapat berubah dan
kurikulum tahun 2004. Dan mampu memutuskan segala perbuatan
pembuatan program BK di sekolah pembuatan program BK di sekolah
penempatan dan penyaluran, layanan Pendidikan Nasional, dalam pasal 1
konseling individual, layanan butir 6, pasal 3 dan pasal 4 ayat 4.
konseling kelompok, bimbingan
b. Langkah – langkah menyusun kelompok, layanan konsultasi dan
program bimbingan
yang
mediasi.
digunakan adalah program yang
3) Fungsi konseling, meliputi fungsi disusun oleh guru Bimbingan dan
pemahaman, pencegahan, Konseling di bantu guru atau wali
pengentasan, pemeliharaan dan kelas di bawah pengawasan Kepala
pengembangan, serta advokasi. Sekolah dan Dinas Pendidikan
4) Strategi pelaksanaan layanan wilayah Jakarta Selatan, sehingga
Bimbingan dan Konseling BK tidak ada langkah-langkah khusus
dilaksanakan melalui : (a) Kegiatan dalam pengembangan program.
pendukung yaitu berupa : (1) Dalam menganalisis kebutuhan
Aplikasi instrumentasi seperti tes dilaksanakan secara teratur, sesuai
bakat dan minat selain itu instrumen rencana. Sedangkan materi tentang
non tes berupa angket. (2) bimbingan belajar belum
Himpunan data yang bersifat dikembangkan hanya berdasarkan
rahasia, (3) tampilan kepustakaan, kondisi dan kebutuhan yang di dapat
agar para siswa memiliki wawasan dari hasil observasi di sekolah.
lebih luas dalam pengembangan
c. Lingkup Program BK, ruang lingkup pribadinya, sosial, belajar maupun program BK meliputi bimbingan
karir/ jabatan. (b) Pengelompokan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
kegiatan yaitu: (1) Secara individual, belajar dan bimbingan karir.
yaitu pengelompokan kegiatan Bimbingan pribadi dan bimbingan
konseling yang melayani siswa sosial memiliki persentase layanan
secara perorangan, (2) Secara yang lebih besar dibandingkan dengan
kelompok, yaitu pengelompokan bimbingan lain yaitu sekitar 45%
kegiatan konseling bagi sejumlah sedangkan bimbingan belajar memiliki
siswa melalui dinamika kelompok, 15% dan bimbingan karir memiliki
(3) Secara klasikal, yaitu 10% sisanya adalah untuk kegiatan
pengelompokan kegiatan konseling administrasi bimbingan. Lingkup
yang melayani siswa dalam kelas. Program BK meliputi hal-hal sebagai
5) Personel yang terlibat dalam BK, berikut :
secara umum program bimbingan di
1) Prinsip dan Asas Konseling, meliputi; SMP Panti Asuhan Desa Putera (a) Prinsip-prinsip Bimbingan dan
kadang-kadang melibatkan wali Konseling berkenaan dengan sasaran
kelas dan guru mata pelajaran dalam layanan dan permasalahan yang
pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan dialami siswa. (b) asas-asas bimbingan
BK keterlibatan wali kelas dan guru meliputi kesukarelaan, kerahasiaan,
mata pelajaran sangat sedikit. Guru keterbukaan, kemandirian, kegiatan,
bimbingan dan konseling hanya kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
menerima alihtangan ketika anak kenormatifan, keahlian, alih tangan
yang mengalami masalah tertentu dan tutwuri handayani.
yang tidak dapat ditangani oleh guru
2) Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan mata pelajaran maupun wali kelas. Konseling, yaitu antara lain layanan
Dalam pemberian layanan secara
klasikal, guru bimbingan dan konseling menangani sendiri, yang kadang dibantu wali kelas. Wali kelas maupun mata pelajaran perannya sebagai mitra dan sumber referensi dalam penanganan siswa yang bermasalah dikelas. Suatu misal jika guru mendapatkan siswa yang memerlukan bimbingan khusus, guru dapat bekerjasama dengan guru bimbingan dan konseling untuk mencari solusi siswa tersebut. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama ini, wali kelas dan guru mata pelajaran perannya belum maksimal sehingga apa yang direncanakan guru bimbingan dan konseling dalam programnya belum dapat dilaksanakan secara optimal.
6) Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling, pembagian kerja program layanan bimbingan dan konseling hanya dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling personil sekolah lainnya dalam pelaksanaan program BK terlibatnya sangat terbatas.
7) Evaluasi Program, program yang dilaksanakan setiap semester, evaluasinya bersifat evaluasi proses dan melalui pengamatan (observasi) yaitu evaluasi perkembangan siswa setelah diberi layanan yang disampaikan. Evaluasi dilakukan secara tertulis dilaporkan kepada kepala sekolah. Untuk program bimbingan belajar di sekolah perlu adanya evaluasi tersendiri agar peneliti mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang program bimbingan belajar yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling di SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bimbingan dan konseling, yaitu
Ibu Theresia, S.Pd. mengenai program Bimbingan belajar, pada tanggal 2 Januari 2011 pukul 10.30 wib di ruang bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a) Materi bimbingan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa yang memerlukan layanan bimbingan belajar, tetapi tidak dapat diberikan sepenuhnya karena banyaknya materi bidang layanan lain yang harus disampaikan kepada siswa.
b) Sarana prasarana yang digunakan disesuaikan dengan kondisi seperti ketersediaan suatu layanan, hanya menggunakan sarana sederhana seperti papan tulis sesuai dengan materi.
c) Berhubungan dengan permasalahan kemandirian belajar siswa, telah diupayakan sesuai materi-materi, tetapi masih ada yang belum mandiri dalam belajar, misalnya tidak semangat dalam belajar, tidak mengerjakan tugas dan PR, tidak memperhatikan saat guru memberikan materi pelajaran.
d) Pemberian layanan bimbingan belajar diberikan secara klasikal. Jika ada permasalahan yang khusus ditangani secara individual
e) Berdasarkan hasil observasi, pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan cukup baik, terlihat dari perilaku para siswa dalam cara mereka memperhatikan penjelasan guru. Walaupun diantara mereka masih ada yang malas mengerjakan tugas atau PR, dan tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Manfaat yang didapat dari kegiatan bimbingan yang diberikan guru bimbingan e) Berdasarkan hasil observasi, pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan cukup baik, terlihat dari perilaku para siswa dalam cara mereka memperhatikan penjelasan guru. Walaupun diantara mereka masih ada yang malas mengerjakan tugas atau PR, dan tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Manfaat yang didapat dari kegiatan bimbingan yang diberikan guru bimbingan
f) sesuatu yang penting dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu persiapan satuan layanan yang sesuai seperti materi dan metode serta data akurat yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
g) perilaku lain yang perlu dikembangkan dalam kegiatan bimbingan belajar di sekolah yaitu metode yang lebih menarik. Di media yang menarik, karena guru bimbingan dan konseling belum memiliki media yang membuat siswa tertarik dalam belajar seperti penggunaan media visual. Sebagai guru bimbingan dan konseling di sekolah haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup, guru bimbingan dan konseling juga mengikuti beberapa kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kerampilan seperti mengikuti Musyawarah Guru bimbingan dan konseling wilayah Jakarta Selatan, serta mengikuti seminar-seminar BK.
h) Kesan guru bimbingan dan konseling mengenai kegiatan bimbingan belajar yang
dilaksanakan disekolah cukup baik walaupun masih banyak pembenahan materi dan media lain yang bisa lebih berhasil bimbingan belajar disekolah ini.
Yang dipaparkan oleh guru bimbingan dan konseling menunjukan bahwa bimbingan belajar, telah dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan kondisi yang ada. Mengenai hasil bimbingan yang kurang maksimal terjadi dikarenakan kurang khususnya kegiatan bimbingan belajar, dan kurangnya penggunaan metode serta media yang memadai. Juga, karena faktor dari siswa yang kurang mandiri dalam belajar.
Program yang direkomendasikan untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa di SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta.
Program bimbingan belajar dilihat berdasarkan profil kemandirian belajar siswa yang didapat melalui kemandirian belajar dari hasil analisis angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi dan hasil validasi program yang telah dilaksanakan di SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta. Program yang dimaksud strukturnya adalah sebagai berikut:
a. Rasional
Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP), sesuai dengan fasenya yaitu masa remaja awal usia 12-15 tahun yang secara emosional termasuk dalam tahap usia tidak stabil, usia awal penyesuaian sosial. Siswa SMP merupakan kelompok individu yang sedang dalam proses berkembang, berkembang ke arah kematangan atau kemandirian yang diharapkan, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berpengetahuan dan berketerampilan; sehat jasmani dan Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP), sesuai dengan fasenya yaitu masa remaja awal usia 12-15 tahun yang secara emosional termasuk dalam tahap usia tidak stabil, usia awal penyesuaian sosial. Siswa SMP merupakan kelompok individu yang sedang dalam proses berkembang, berkembang ke arah kematangan atau kemandirian yang diharapkan, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berpengetahuan dan berketerampilan; sehat jasmani dan
siswa secara optimal. Pelayanan jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
bimbingan dan konseling di sekolah Yusuf (2009;26) menyatakan
mempersyaratkan penerapan kaidah bahwa masa remaja di dalam dirinya
psikologi sebagai alat untuk memahami tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan
perilaku siswa latar belakang dan akan adanya teman yang dapat
perkembangan siswa, lingkungannya, dan memahami dan menolongnya, teman
arah dan proses pengembangan untuk yang dapat turut merasakan suka
mengarahkan tingkah laku yang lebih dukanya. Pada masa ini sebagai masa
baik.
mencari sesuatu yang dapat di pandang Masalah yang ditemukan di bernilai, pantas dijunjung tinggi dan di
sekolah yaitu kurangnya kemandirian puja-puja di sebut masa merindu puja
belajar siswa. Dari hasil persentase setiap sebagai gejala remaja, Sehingga perlu
aspek kemandirian belajar siswa SMP arahan yang baik. Sekolah dengan
Panti Asuhan Desa Putera Jakarta yaitu pembimbing, bertugas memberi arahan
sebagai berikut (Tabel 2) yang efektif yang di harapkan dapat
Tabel 2.
Rangkuman Analisis Profil Kemandirian Belajar Siswa SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta
No
Aspek – Aspek Kemandirian Belajar
Persentase
1 Adanya sikap mandiri belajar 51,65%
2 Adanya kesanggupan dan kebutuhan dalam belajar 45,97%
3 Adanya keinginan dan cita-cita masa depan 54,88%
4 Adanya kemandirian dan kemampuan dalam belajar 58,18%
5 Adanya kegiatan yang menyenangkan ketika belajar 57,18% Berdasarkan hasi tabel tersebut di
jadwal belajar yang teratur, tidak atas, dapat disimpulkan bahwa profil
konsentrasi belajar saat guru kemandirian belajar siswa SMP Panti
menjelaskan. Sehingga permasalahan Asuhan Desa Putera Jakarta cenderung
seperti ini harus segera di pecahkan oleh kurang. Oleh karena itu para siswa sangat
sekolah melalui kerjasama yang baik. Hal membutuhkan layanan bimbingan belajar
tersebut yang mendorong peneliti yang dapat meningkatkan kemandirian
mengadakan penelitian tentang program belajarnya. Kondisi kemandirian belajar
layanan bimbingan belajar untuk yang cenderung kurang yang dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa mempengaruhi nilai hasil belajar mereka.
di SMP Panti Asuhan Desa Putera Berdasarkan hasil penelitian yang
Jakarta.
ditemukan di sekolah terutama di SMP Masalah kemandirian belajar ini Panti Asuhan Desa Putera Jakarta,
siswa hendaknya menjadi fokus dalam ditemukan bahwa masalah belajar yang
layanan bimbingan belajar dalam rangka dialami siswa merupakan masalah yang
membantu perkembangan akademik belum dapat di pecahkan dengan baik.
siswa, salah satu yaitu melalui bimbingan Hal ini terlihat dari kemandirian belajar
belajar. Bimbingan belajar merupakan siswa menunjukkan kurang, hal ini
upaya guru bimbingan dan konseling terlihat semangat belajar rendah, PR
untuk membantu siswa memahami sering tidak dikerjakan, tidak punya
potensi dirinya, kekurangan dan potensi dirinya, kekurangan dan
adalah bimbingan klasikal dan strategi kemandirian dalam belajar.
yang terintegrasi dalam program Yusuf, LN (2006:37) berpendapat
bimbingan dan konseling secara bahwa bimbingan belajar merupakan
keseluruhan. Yang meliputi ceramah, bimbingan yang diarahkan untuk
observasi, stimulasi, diskusi, demonstrasi membantu siswa dalam mengembangkan
dan kegiatan kelompok. Materi dan pemahaman dan keterampilan dalam
kegiatan bimbingan untuk meningkatkan belajar, dan memecahkan masalah-
kemadirian belajar siswa secara garis masalah belajar dan akademik. Strategi
besar digambarkan melalui tabel 3. yang akan digunakan dalam kegiatan
berikut.
Tabel 3.
Garis Besar Materi dan Kegiatan Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta
No Aspek
Kompetensi
Nama
Topik Strategi
Kegiatan
1 Sikap
a) Permainan Simulasi mandiri
Mengembangka
a) Cara
dan belajar
n kemauan
mengatur
cara
untuk mengatur
waktu
mengatur Diskusi
jadwal belajar
b) Kiat – kiat
waktu
belajar
b) Membuat jadwal belajar yang efektif
2 Adanya
a) Permainan Simulasi kesanggup
Meningkatkan
a) “Semangat
Kemandirian dan an dan
semangat dan
belajar
b) Short movie diskusi kebutuhan
kemandirian
yuuk”
kemandirian dalam
belajar
b) Saya
belajar belajar Adanya
mampu
a) Meningkatkan
a) Cara belajar
1) Cara belajar Simulasi
yang efektif dan dan cita –
3 keinginan
cara belajar
yang baik
2) Menentukan diskusi cita masa
yang efektif
b) “Setelah
pendidikan depan
b) Merencanaka
tamat
n pendidikan
Cara–cara
Cara
Observa
berkonsentrasi si dan an dan
4 kemandiri
cara belajar
menghadapi
diskusi kemampua
menghadapi n dalam
menghadapi
ulangan
ujian
belajar
Adanya kegiatan yang menarik ketika belajar
Meningkat kemampuan dan memanfaatkan sumber belajar
Cintailah materi pelajaran
Pemanfaatan perpustakaan dan sumber belajar
Diskusi dan observas i
Materi semangat kemandirian belajar, didasari dengan teori Pavplove yang berkaitan dengan pemaknaan dan peranan kognisi dalam perilaku individu seperti minat dan keingintahuan, sehingga seseorang tidak lagi bersemangat insentif atau hukuman. Sementara pada materi meningkatkan cara belajar yang efektif, cara belajar untu menghadpi ulangan dan pemanfaatan sumber belajar, diambil dari teori belajar Thorndike melalui tiga hukum yang mempengaruhi efektivitas belajar anak, yaitu hukum kesiapan (law of readiness), hukum pengulangan (law of exercise) dan hukum dampak (law of effect).
Strategi dasar bimbingan ini terdiri dari (a) Bimbingan Klasikal, bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang dilaksanakan guru pembimbing melalui kontak langsung dengan siswa dikelas. Dengan menjadwalkan, guru bimbingan dan konseling
memberikan layanan bimbingan kepada seluruh siswa dengan cara informasikan tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi siswa. Materi bimbingan belajar yang disampaikan dalam penelitian ini dilaksanakan melalui bimbingan klasikal; (b) Berkolaborasi dengan wali kelas. Program bimbingan yang efektif apabila mendapat dukungan semua pihak, diantaranya wali kelas. Guru bimbingan dan konseling seyogiyanya berkolaborasi dengan wali kelas dalam upaya mendapatkan informasi tentang prestasi dan keadaaan pribadi setiap siswa. Yaitu dengan memadukan data pribadi siswa dengan data yang ada pada wali kelas selain itu juga dalam rangka mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan belajar, yang dapat melalui wali kelas; (2) Layanan Responsif, layanan responsif adalah layanan bimbingan bagi siswa yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan segera. Layanan responsif bertujuan membantu siswa dalam
memenuhi kebutuhan yang dirasakan saat ini, atau siswa yang mengalaini hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari hambatan itu berupa ketidak sanggupan untuk menyesuaikan diri, atau maladjustment dalam belajar. (3) Layanan Perencanaan Individual, yaitu sebagai bantuan kepada siswa agar mampu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan perencanaan masa depan didasarkan atas pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya, dan pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang ada dilingkungannya. Layanan orientasi, layanan informasi, layanan konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi sangat dibutuhkan dalam implementasi pelayanan ini. Pelayanan melalui materi-materi yang disampaikan, dan melalui pelayanan perencanaan individual tersebut diharapkan siswa dapat merencanakan dan mengatur waktu belajar, serta menyiapkan diri untuk pendidikan lanjutan, pemilihan karir, dan mengembangkan kemampuan pribadi sosial, berdasarkan pemahaman terhadap dirinya, informasi tentang sekolah dan dunia kerja. Materi-materi
yang diberikan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, BAB II, pasal 3,
Pendidikan Nasional berfungsi kegiatan manajemen yang dimaksud mengembangkan kemampuan dan
meliputi pengembangan program membentuk watak serta peradapan
bimbingan belajar melalui pemberian bangsa yang bermartabat dalam rangka
kemandirian belajar siswa, memanfaatkan mencerdaskan kehidupan bangsa,
sumber daya yang ada dan melakukan bertujuan untuk berkembangnya potensi
kerjasama dengan guru-guru (wali kelas) peserta didik agar menjadi manusia yang
unruk mensukseskan kegiatan bimbingan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
belajar, dan menggunakan media yang Yang Maha Esa,berakhlak mulai, sehat,
sudah disediakan yaitu papan tulis dan berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
papan pengumuman sekolah untuk menjadi warga negara yang demokratis
kelancaran dan mendorong semangat serta bertanggung jawab untuk
belajar siswa.
mewujudkan ciri-ciri tersebut dibutuhkan seorang guru bimbingan dan konseling
Deskripsi Program Bimbingan
dalam upaya memberikan arahan kepada
Belajar
untuk Meningkatkan
siswa dalam menentukan masa depannya.
Kemandirian Belajar Siswa SMP
Tanpa pengarahan dari guru bimbingan
Panti Asuhan Desa Putera Jakarta
dan konseling siswa akan mengalami Program bimbingan belajar dilihat kesulitan untuk mendapat gambaran
berdasarkan profil kemandirian belajar tentang masa depannya yang sesuai
siswa yang didapat melalui kemandirian dengan bakat, dan kemampuannya, Bimo
belajar dari hasil analisis angket, Walgito (2005: 197) menyatakan
wawancara, observasi, studi dokumentasi gambaran tentang kesulitan yang
dan hasil validasi program yang telah dihadapi siswa dalam pemilihan karir
dilaksanakan di SMP Panti Asuhan Desa dimasa mendatang “ suatu kenyataan
Putera Jakarta program yang dimaksud bahwa para siswa sedang dalam masa
strukturnya adalah sebagai berikut; (1). remaja yang merupakan masa peralihan
Penyusunan Program Bimbingan Belajar, dari masa anak ke masa dewasa. Pada
program BK untuk kemandirian belajar umumnya mereka belum dapt mandiri,
disusun mengikuti kurikulum yang telah mereka memerlukan bantuan dari orang
dirancang Dinas Pendidikan Wilayah lain unutk menuju kemandirian. Dalam
Jakarta Selatan, berdasarkan Undang- kaitannya dengan hal ini maka mereka
undang nomor 20 tahun 2003 tentang memerlukan bimbingan, termasuk
Sistem Pendidikan nasional, dalam pasal bimbingan karir untuk menyiapkan
1 bab 6, pasal 3 ayat 4 dan berdasarkan kemandirian kemandirian dalam segi
hasil program yang telah diujicobakan di karir oleh sebab itu dibutuhkan arahan
sekolah menengah pertama Panti Asuhan dari guru bimbingan dan konseling.
Desa Putera Jakarta. (2) Langkah-langkah (4) Dukungan Sistem, program
penyusunan program yang dibuat bimbingan belajar membutuhkan
berdasarkan analisis kebutuhan sesuai dukungang sistem yang memadai.
rencana yaitu program untuk Dukungan sistem tersebut terdiri dari dua
meningkatkan kemandirian belajar siswa aspek yaitu pemberian layanan dan
di sekolah. (3) Lingkup program kegiatan manajemen. Pemberian layanan
Bimbingan Belajar meliputi bimbingan tersebut meliputi; konsultasi dan
pribadi, bimbingan sosial dan bimbingan kerjasama guru pembimbing dengan wali
belajar. Program tersebut meliputi hal-hal kelas dalam penyelesaian masalah-
sebagai berikut :