PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI.

(1)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMETAAN DESTINASI WISATA DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh

Seli Yulianti (1100259) Enok Maryani 1)

Lili Somantri 2)

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satuwilayah administratif Provinsi Banten yang sedang melakukan pembangunan dalam sektor pariwisata, karena dianggap memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan dalam sektor tersebut. Sejumlah besar potensi daya tarik wisata di Kabupaten Pandeglang belum seluruhnya dikelola secara optimal dan dikenalkan ke publik, sehinggga diperlukan alat bantu untuk menangani masalah ini. Pengunaan aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam bidang pariwisata dapat dijadikan pilihan terutama untuk pengelolaan daerah tujuan wisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memetakan persebaran objek wisata,mengetahui aksesibilitas dan sarana prasarana wisata serta memetakan regionalisasi destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang melalui sistem informasi geografis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tetangga terdekat dan penskoran. Hasil penelitian menggunakan analisis tetangga terdekat menunjukan bahwa sebaran objek wisata di Kabupaten Pandeglang memiliki pola menggerombol, pengelompokan terutama di wilayah utara dan pesisir barat Kabupaten Pandeglang. Hasil penskoran terhadap aspek aksesibilitas dan sarana prasarana wisata di setiap kecamatan di Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa tingkat aksesibilitas di wilayah selatan Kabupaten Pandeglang masih rendah, begitupula dengan ketersediaan sarana prasarananya. Regionalisasi yang dilakukan menghasilkan tujuh kawasan yaitu: kawasan Pandeglang Kota, kawasan Gunung Pulosari, kawasan Cikedal, kawasan Pandeglang Barat, kawasan Tanjung Lesung, kawasan Pantai Sumur dan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.


(2)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

TOURISM SITE MAPPING OF PANDEGLANG DISTRICT IN BANTEN PROVINCE USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

By

Seli Yulianti (1100259) Enok Maryani 1)

Lili Somantri 2)

District Pandeglang is one of the administrative areas in Banten that hold the

development in tourism sector which considered because of its nature’s potential

to be developed. Most of the interesting sites in Pandeglang District have not yet to be optimized developed leaving the public unknown to the sites which the helping tool is needed to overcome the issue. The use of this application, Geographic Information System in tourism can be an option to the development of tourism sites. The objective of this experiment is to map the tourism object , exploring the accessibility of infrastructure, also to map the regionalization of tourism site in Pandeglang District by using geographical information system. The method used in the experiment is the descriptive. The analysis is neighbor analysis and scoring. The result by using the neighboring analysis shows a cluster pattern, the grouping especially placed in the northern and west coast of Pandeglang District. The scoring result of accessibility aspect and infrastructure in every tourism site in Padeglang sites indicates the accessibility of the southern of Pandeglang District area still low, as well as the infrastructure. The conducted regionalization developed seven areas; western Pandeglang, Tanjung Lesung Area, Sumur Beach area, and Ujung Kulon National Park


(3)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A.Latar Belakang Penelitian………. 1

B.Rumusan Masalah Penelitian………... 7

C.Tujuan Penelitian………. 7

D.Manfaat Penelitian………... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 8

F. Keaslian Penelitian...………... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN……… 14

A.Destinasi Wisa ……….… 14

B.Komponen Pariwisata...………. 17

C.Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Destinasi Wisata .. 24

D.Konsep Geografi dalam Kepariwisataan ...………... 27

BAB III METODE PENELITIAN………. 32

A.Metode dan Dsain Penelitian……….. 32

1. Lokasi Penelitian... 33

2. Variabel Panelitian... 35

B.Pendekatan Penelitian………... 35

C.Populasi dan Sampel………... 36

D.Definisi Operasional………. 38


(4)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan ...………...….. 41

G.Teknik Analisis Data... 42

H.Kerangka Alur panelitian... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 50

A.Hasil Penelitian………...……… 50

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian……….. 50

a. Letak dan Luas……… 50

b. Penggunaan Lahan……….. 51

c. Iklim……… 53

d. Hidrologi………. 53

e. Topografi……… 55

f. Geologi ...………... 55

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian……… 59

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………... 59

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis kelamin... 60

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……. 61

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian.. 61

3. Gambaran Umum Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang…... 64

a. Wisata Alam... 65

b. Wisata Sosial Budaya... 75

c. Wisata Minat Khusus... 85

4. Sebaran Objek wisata di Kabupaten Pandeglang ...……… 89

a. Analisis Pola Persebaran Lokasi Objek Wisata... 89

b. Pemetaan Potensi Data Tarik Wisata... 98

5. Aksesibilitas dan Sarana Prasarana di Kabupaten Pandeglang... 105

a. Aksesibilitas Wisata……….. 105

b. Sarana dan Prasarana Wisata …...……...………... 115

6. Pemetaan Regionalisasi Destinasi Wisata ... 132

B.Pembahasan Hasil Penelitian... 142

C.Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Geografi... 145


(5)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A.Kesimpulan………..……. 148

B.Rekomendasi………...……. 149

DAFTAR PUSTAKA………... 150

LAMPIRAN –LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 1.1 Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa ...………... 1

1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Provinsi di Pulau Jawa... 2

1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Pandeglang Tahun 2010- 2013...……….… 4

1.4 Perbandingan Jumlah Wisatawan ke Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang……….… 4

1.5 Keaslian Penelitian...……... 11

2.1 Kemampuan SIG..……….… 26

3.1 Penjabaran Dsain Penelitian...………. 33

3.2 Variabel Penelitian...………...….. 35

3.3 Populasi Penelitian...….... 37

3.4 Teknik Pengumpulan dan Sumber Data Penelitian... ... 42

3.5 Penskoran Jumlah Daya Tarik... 45

3.6 Penskoran Parameter Variasi Wisata... 45

3.7 Penskoran Jenis Daya Tarik Wisata... 45

3.8 Penskoran Jarak Terhadap Pusat Kota... 45

3.9 Penskoran Kondisi Jalan... 46

3.10 PenskoranTransportasi Umum... 46

3.11 Penskoran Waktu Tempuh... 46

3.12 Penskoran Akomodasi... 46


(6)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.14 Penskoran Sarana Kesehatan... 47

3.15 Penskoran Sarana Keamanan... 47

3.17 Penskoran Toko Cinderamata... 47

3.18 Faktor Pembobot Indikator Pemetaan Destinasi Wisata... 47

4.1 Luas Kecamatan di Kabupaten Pandeglang... . 50

4.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Pandeglang...…. . 51

4.3 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pandeglang ………... 59

4.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin………... 60

4.5 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2013... 61

4.6 Persentase Penduduk usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Pandeglang Tahun ....……. 62

4.7 Daftar Objek wisata di Kabupaten Pandeglang... 64

4.8 Letak Koordinat Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang... 90

4.9 Pengelompokan Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Administratif Kecamatan... 93

4.10 Jarak Antar Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang... 94

4.11 Nilai Skor Parameter Daya Tarik Wisata... 98

4.12 Hasil Pengukuran Untuk Parameter Aksesibilitas Tiap Kecamatan... 106

4.13 Hasil Pengukuran Parameter Sarana Prasarana Wisata Tiap Kecamatan 116 4.14 Nilai Skor Parameter Destinasi Wisata... 132

4.15 Regionalisasi Destinasi Wisata di Kabupaten Pandeglang... 137

4.16 Daya Tarik Wisata Kawasan Pandeglang Kota... 137

4.17 Objek Wisata di Kawasan Gunung Pulosari... 138

4.18 Objek Wisata di Kawasan Cikedal... 140


(7)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran………... 53

3.1 Peta Lokasi Penelitian………... 31

4.1 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pandeglang....……….. 52

4.2 Peta Hidrologi Kabupaten Pandeglang... 54

4.3 Peta Geologi Kabupaten Pandeglang……… 56

4.4 Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 62

4.5 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Pandeglang….………... 63

4.6 Curug Putri... 65

4.7 Pantai Karoeng... 70

4.8 View Pantai Tanjung Lesung... 70

4.9 Pulau Umang... 71

4.10 Dermaga Pulau Handeuleum... 72

4.11 Dermaga Pulau Peucang... 74

4.12 View di Kampung Domba... 75

4.13 Salah Satu Kolam di Arta Tirta Lebak Seureh... 76

4.14 Pohon Buah Naga di Gandamanis Green Golden... 76

4.15 Eks Gedung Pendopo Kewadenan Pandeglang... 77


(8)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.17 Menara Air Kota Pandeglang... 78

4.18 Cas Waterpark... 78

4.19 Kolam Rendam di Pemandian Air Panas Pemda... 79

4.20 Kolam Renang Cikoromoy... 80

4.21 Kolam Renang DM Tirta Persada... 80

4.22 Gerbang Masuk Cihunjuran... 81

4.23 Salah Satu Kolam Batu di Pemandian Citaman... 83

4.24 Batu Goong... 83

4.25 Masjid As-Salafiah Caringin... 85

4.26 Batu Pahoman Pasir Peutey... 86

4.27 Peziarahan Abuya Cidahu... 88

4.28 Peziarahan Situs Batu Quran... 88

4.29 Makam Syekh Mansyur Cikaduen... 89

4.30 Peziarahan Makam Syekh Asnawi Caringin... 89

4.31 Peta Sebaran Lokasi Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang...…... 91

4.32 Peta Jaring-Jaring Tetangga Terdekat Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang...……... 95

4.33 Peta Persebaran Objek Wisata Kabupaten Pandeglang... 97

4.34 Peta Jenis Atraksi Wisata Kabupaten Pandeglang... 100

4.35 Peta Variasi Daya Tarik Wisata Kabupaten Pandeglang... 102

4.36 Peta Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Pandeglang... 104

4.37 Peta Jarak Kecamatan dari Pusat Kota Kabupaten Pandeglang... 108

4.38 Peta Kondisi Jalan Kabupaten Pandeglang... 110

4.39 Peta Ketersediaan Kendaraan Umum kabupaten Pandeglang... 112

4.40 Peta Tingkat Aksesibilitas Kabupaten Pandeglang...……... 114

4.41 Peta Sebaran Akomodasi di Kabupaten Pandeglang... 118

4.42 Peta Potensi Akomodasi di Kabupaten Pandeglang... 119

4.43 Peta Potensi Rumah Makan/Restoran Kabupaten Pandeglang... 121

4.44 Peta Potensi Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pandeglang... 123

4.45 Peta Potensi Fasilitas Keamanan Kabupaten Pandeglang... 125


(9)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.47 Peta Ketersediaan Toko Cinderamata Kabupaten Pandeglang... 129 4.48 Peta Potensi Sarana Prasarana Wisata Kabupaten Pandeglang…….... 131 4.49 Peta Potensi Destinasi Wisata Kabupaten Pandeglang... 133 4.50 Peta Regionalisasi Destinasi Wisata di Kabupaten Pandeglang....…... 136

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Dokumentasi Penelitian 2 Lembar Observasi


(10)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan teknik survei. Penelitian deskriptif menurut Suryabrata (1997, hlm.16) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang ada dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Sementara menurut Tika (2005, hlm. 4) penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu yang bersamaan. Tujuan survei untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. Survei bukan hanya dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan saja, tetapi juga untuk menjelaskan hubungan antara berbagai variabel yang diteliti.

Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu: pertama dilakukannya studi kepustakaan, untuk mencari literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang dijadikan sebagai tolak ukur penyelesaian masalah, kemudian dilakukan observasi lapangan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diangkat, lalu dilakukan pengukuran titik koordinat terhadap beberapa objek yang diperlukan, setelah itu dilakukan penyusunan basis data yang nantinya diolah dengan menggunakan sistem informasi geografis untuk menjawab masalah-masalah penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Fokus penelitian ini mengacu pada tiga rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, yang dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini :


(11)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Penjabaran Desain Penelitian Rumusan

Masalah

Data yang

dibutuhkan Analisis Data

Analisis SIG Pemetaan Destinasi Wisata Sebaran objek wisata di Kabupaten Pandeglang -Peta administratif -Titik sebaran objek wisata -Data jarak

antar objek wisata Titik-titik objek wisata akan menampilkan beberapa informasi tematik dalam beberapa peta tematik berkaitan dengan data-data untuk memvisualisasikan sebaran objek wisata. Pemetaan dan Klasifikasi Aksesibilitas wisata di Kabupaten Pandeglang -Peta Administratif -Peta jaringan

transportasi -Titik sebaran

objek wisata -Data

aksesibilitas

Hasil dari beberapa parameter mengenai kondisi aksesibilitas akan melalui proses penskoran Sarana dan prasarana wisata di Kabupaten Pandeglang -Peta administratif -Titik sebaran objek wisata -Data sarana

prasarana wisata -Titik sebaran

fasilitas wisata

titik-titik sebaran fasilitas wisata akan di buatkan peta tematik lalu akan melalui proses penskoran

Sumber : hasil analisis 2015

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, yangterdiri atas 35 kecamatan dan 339 desa, dan luas sebesar 2.747 km2 atau sebesar 29,98 % dari luas wilayah Provinsi Banten. Kabupaten Pandeglang terletak antara 6o21’ – 7o10’ LS dan 104o 48’ - 106o11’ BT secara administratif berbatasan dengan :


(12)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Utara : Kabupaten Serang Selatan : Samudera Indonesia


(13)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI


(14)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI


(15)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Variabel penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm.11), adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Sedangkan menurut Kerlinge(dalam Sugiyono 2013, hlm.10) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

Variabel dalam penelitian ini adalahvariabel tunggal, yaitu variabel yang tidak mempengaruhi atau dipengaruhi variabel lain.

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Pemetaan Destinasi Wisata

Daya Tarik Wisata

a. Jenis atraksi wisata b. Variasi wisata

Aksesibilitas :

 Jarak dari pusat kota  Waktu tempuh  Jenis transportasi  Kondisi jalan

Sarana Prasarana:

Akomodasi/penginapan Restoran/rumah makan  Sarana Kesehatan  Sarana perbankan  Sarana keamanan  Cindramata Sumber : Hasil Analisis, 2015

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini memiliki tujuan untuk membedakan penelitian geografi dengan penelitian keilmuan lain, maka pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan.

Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam penelitian geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi


(16)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

harus berdasarkan pada prinsip geografi yang berlaku. Prinsip tersebut yaitu prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi.

Menurut Maryani (2011, hlm. 16) ruang menjadi sumber daya yang paling penting bagi pariwisata, karena dalam ruang selalu berisi komponen-komponen 1) alami : berupa iklim dan cuaca, pegunungan, bukit, dataran, tanah, bentang air, hewan, dan tumbuhan. 2) manusia dengan segala aspek budayanya. Chapman (1979 dalam Maryani 2011, hlm. 17) menyatakan bahwa dalam membahas ruang terdapat tiga konsep yang saling terkait yakni :

1. Spatial context (konteks keruangan), dalam konteks keruangan berhubungan

dengan isi (content) dan dimensi (dimension) ruang.

2. Spatial pattern (pola keruangan), pola merupakaan hasil dari keberulangan

suatu objek yang mempunyai karakter sama dalam lokasi berbeda sehingga membentuk distribusi keruangan (spatial distribution). Tugas geografi pariwisata adalah menata distribusi dan pola keruangan tersebut sehingga efisien, efektif dan optimal.Dalam penelitian ini digunakan sistem informasi geografis untuk membantu tugas geografi pariwisata tersebut.

3. Spatial process, proses keruangan merupakan hubungan timbal-balik antara spatial context, gerakan, dan waktu.

Analisis keruangan tersebut sangat penting untuk memahami potensi pariwisata suatu wilayah, proses pengembangan objek dan kawasan wisata, serta dampak pengembanganya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurutSumaatmadja (1998, hlm.112) adalah semua kasus, individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. Kemudian menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.Jadi, berdasarkan pengertian populasi dari beberapa para ahli tersebut penulis


(17)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengambil asumusi bahwa populasi adalah seluruh komponen yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah administratif Kabupaten Pandeglang yang memiliki objek wisata dan seluruh wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Pandeglang.

Tabel 3.3 Populasi Penelitian

No Wilayah Populasi

Kecamatan Objek Wisata yang tercatat

1 Pandeglang Utara

Karang Tanjung

Kolam Renang Atlit, Kampung Domba Cadasari Batu Tapak Pasir Peutey, Wisata Alam

Kaduengang, Peziarahan Abuya Cidahu

Keroncong Gandamanis Green Golden

Majasari CAS waterpark dan Sumur Tujuh

Kaduhejo Pemandian Air Panas Cisolong, Air panas Alam Sari, Pemandian Gunung Torong

Cimanuk Pemandian Cikoromoy, Peziarahan

Cibulakan dan Batu Quran.

Cipeucang Peziarahan Makam Syekh Mansyur

Cikaduen

Saketi MenhirSanghyang Heleut, Menhir

Sanghiyang Dengdek, Situs Sanghiyang Dengdek dan eks Gedung Kecamatan Saketi.

Menes Eks Pendopo Kecamtan Menes dan Eks

Sipir Belanda

Mandalawangi Wisata Air Tirta Persada, Cihunjuran Pulosari Curug Putri, Kawah Gunung Pulosari,

Pemandian Citaman dan Batu Goong Carita Pantai Pasir Putih, Perkemahan

Perhutani, Curug Gendang, Pantai Karangsari, Pantai Matahari, Sea Park, Masjid Carita

Labuan Komplek Peziarahan Caringin, Pantai

Bama, Masjid Caringin, Pulau Popole 2 Pandeglang

Tengah

Pagelaran Pantai Kharisma dan Pantai Karoeng Panimbang Pantai Kalica ,pantai Tanjung Lesung 3 Pandeglang

Selatan

Sumur Pantai Ciputih, Pulau Oar, Taman

Nasional Ujung Kulon (Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Padang Pengembalaan Cidaon, Gua Sanghiyang, Padang


(18)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber Air Panas Cibiuk) P.Umang

Sumber : hasil analisis 2011

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sementara menurut Sumatmaadja (1988, hlm. 112) sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili sifat atau karakter populasi yang bersangkutan. Kriteria mewakili tersebut diambil dari keseluruhan sifat-sifat yang ada pada populasi.

Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah kecamatan yang memiliki objek wisata di wilayahnya. Sementara sampel wisatawan diambil dengan cara

accsidental sampling. Menurut sugiyono (2011, hlm. 67), “sampling aksidental

atau sampel insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan , yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

Tidak terdapat aturan yang mutlak dalam menentukan jumlah sampel yang diambil dari populasi, keabsahan sampel yang akan diambil terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2006, hlm. 134), bahwa banyaknya sampel bergantung pada (1) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. (2)sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek. (3) besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Penentuan sampel Tika (2005, hlm. 25) juga berpendapat “sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti, namun dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil akan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Dengan mempertimbangkan hal tersebut sampel wisatawan dalam penelitian ini berjumlah 68 orang.


(19)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Definisi oprasional adalah suatu informasi ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel yang merupakan hasil penjabaran dari sebuah konsep (Wardiyanta, 2006, hlm.13). Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi oprasional dalam penelitian ini yaitu :

1. Pemetaan

Pemetaan adalah kegiatan penggambaran sebuah ruang dengan metode tertentu sesuai dengan kebutuhan, untuk menghasilkan sebuah informasi baru biasanya berupa peta.

2. Destinasi wisata

Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: objek wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan. 3. Sistem Informasi Geografi

Sistem informasi geografis digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pemecahan berbagai masalah yang berkaitan dengan ruang, karena SIGadalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis (Arnoff dalam Iwan Setiawan 2010, hlm.9).

4. Objek dan Daya Tarik Wisata

Keberadaan objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (destinasi wisata). Semakin banyak jumlah objek wisata dengan jenis dan variasi wisata yang beragam akan semakin mendukung suatu daerah untuk dijadikan destinasi wisata. Tingkat daya tarik wisata dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Penilaian tersebut diperoleh dari total skor yang didapatkan dari hasil skoring dan pembobotan dari jenis atraksi, variasi atraksi dan jumlah objek wisata unit kajian (kecamatan)


(20)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 5. Sarana dan Prasarana Wisata

Hal lain yang menjadi kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah ketersediaan sarana prasarana yang layak dengan jumlah yang memadai, sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata. Sarana prasarana wisata yang menjadi indikator yaitu Akomodasi, rumah makan, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, fasilitas perbankan dan toko cindramata. Tingkat keberadaan sarana prasarana wisata dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah, yang merupakan hasil akumulasi dari skor dan bobot yang diperoleh oleh indikator sarana prasarana.

6. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan salah satu kebutuhan utama suatu daerah tujuan wisata atau destinasi wisata (Sumarwoto, 2002, hlm 23). aksesibilitas wisata yang diukur dalam penelitian ini yaitu jarak terhadap pusat kota, kondisi jalan, jenis dan jumlah kendaraan, serta waktu tempuh. Semakin dekat jarak dengan kondisi jalan dan ketersediaan jenis kendaraan maka akan semakin baik aksesibilitas menuju objek wisata. Tingkat aksesibilitas wisata dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah, yang merupakan hasil akumulasi dari skor dan bobot yang diperoleh oleh indikator aksesibilitas.

E.Alat dan Bahan

1. Alat

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti akan dibantu beberapa alat baik saat proses pengumpulan data sampai tahap analisis. Alat-alat tersebut yaitu:

a. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras yang dimaksud adalah satu set komputer yang digunakan untuk keperluan pengolahan data dan digitasi peta, printer yang digunakan untuk proses output hasil pengolahan dan peta.


(21)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Perangkat lunak yang dimaksud adalah berupa program SIG yaitu map info yang digunakan untuk proses digitasi dan analisis data hasil observasi.

c. Alat lapangan

Alat lapangan yang dimaksud terdiri atas : (1) GPS (Global Postioning

sistem) garmin 60 CS yang digunakan untuk mengetahui titik koordinat dari

objek wisata yang ada, untuk selanjutnya dimasukan kedalam peta digital yang akan dibuat, (2) Alat tulis kantor yang terdiri atas pulpen, pensil dan tipex. (3) Instrumen observasi digunakan untuk mengumpulan data langsung di tempat penelitian. (4) Kamera yang digunakan untuk mengambil foto sebagai salah satu dokumentasi di tempat penelitian.

2. Bahan Dalam

sebuahpenelitiansangatdiperlukanbeberapabahanuntukmenunjangpenelitianterseb

ut, begitu pula denganpenelitianini. Berikutmerupakanbahan

yangpenelitigunakandalammelakukanpenelitian : a. Peta administratif Kabupaten Pandeglang. b. Peta Pariwisata Kabupaten pandeglang. c. Peta jaringan jalan Kabupaten Pandeglang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan datayang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan cara-cara berikut :

1. Observasi Lapangan

Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengambil dan mengumpulkan data lapangan melalui pengamatan dan pencatatan fenomena yang terjadi secara langsung ditempat penelitian, terutama untuk melihat keadaan yang nyata dan terbaru mengenai kondisi aksesibilitas dan sarana prasarana wisata di Kabupaten Pandeglang.

2. Kuesioner/angket

Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun responden dalam penelitian


(22)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ini adalah wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata di Kabupaten Pandeglang yang ditujukan untuk memperoleh fakta dan mengungkapkan pandangan responden mengenai kemenarikan objek wisata di Kabupaten Pandeglang.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi ialah cara pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari informasi-informasi mengenai variabel yang di cari melalui transkrip dokumen-dokumen ,foto-foto ,peta dll. Studi dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya di Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.

4. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian untuk landasan dalam penulisan penelitian. Adapun studi literatur yang berkaitan antara lain buku, e-book dan hasil penelitian pihak lain.

Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan dan Sumber Data Penelitian

No Data Pengumpulan data

Sumber

Primer Sekunder

1 Peta administratif Kabupaten Pandeglang

Studi

dokumentasi

-

BAPPEDA 2 Data koordinat lokasi

Objek wisata

Observasi lapangan

Hasil

Pengukuran -

3 Data jaringan transportasi Kabupaten Pandeglang

Studi

dokumentasi -

BAPPEDA 4 Data kondisi asksesibiitas

 Kondisi Jalan  Waktu tempuh  Kondisi jalan  Jenis transportasi

Observasi lapangan Hasil Pengamatan BPS, DISBUDPAR

5 Data jumlah dan jenis akomodasi yang tersedia

Studi dokumentasi Hasil Pengamatan BPS, DISBUDPAR 6 Data jumlah restoran/

rumah makan

Studi

dokumentasi

- BPS,

DISBUDPAR 7 Data jumlah dan jenis

sarana kesehatan

Studi

dokumentasi

- Monografi

Desa 8 Data jumlah dan jenis

sarana keamanan

Studi

dokumentasi

- BPS


(23)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

toko cinderamata dokumentasi

dan Observasi lapangan

pengamatan

10 Data kemenarikan destinasi wisata menurut persepsi wisatawan

Angket Angket -

Sumber : hasil analisis 2015 G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Analisis yang akan diterapkan dalam penelitian ini secara fundamental memanfaatkan SIG sebagai alat. Selain itu digunakan analisis dengan analisis tetangga terdekat untuk mengetahui pola persebaran objek wisata, penskoran untuk memberikan penilaian pada masing-masing indikator dari variabel.

1. Sebaran lokasi objek wisata di Kabupaten Pandeglang

Analisis kajian distribusi spasial dalam penelitian ini adalah distribusi spasial lokasi objek wisata dan fasilitas wisata. Distribusi lokasi objek wisata dan fasilitas wisata dapat ditinjau dari lokasi absolut. Pengumpulan data spasial atau ruang terdiri atas data titik, yaitu lokasi objek wisata dan sarana prasarana. Data absolut diperoleh dari hasil lapangan dengan menggunakan GPS dan kemudian diolah menjadi peta melalui SIG (Sistem Informasi Geografis) dengan program Map info 10.1 melalui analisis overlay. Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta. Melalui lokasi absolut dapat diketahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Pengolahan data dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) tersebut menghasilkan peta lokasi objek wisata, fasilitas wisata dan aksesibilitas.

 Analisis Tetangga terdekat untuk mengetahui pola persebaran objek wisata. Tahapan yang dilakukan dalam analisis tetangga terdekat dalam rangka mengatahui pola sebaran objek wisata adalah sebagai berikut :


(24)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Mengubah pola penyebaran daya tarik wisata menjadi pola penyebaran titik;

c. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah cara menganalisisnya;

d. Mengukur jarak terdekat, yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan mencatat ukuran jarak tersebut.

e. Menghitung besar parameter tetangga terdekat (nearest-neighbour

statistic) dengan menggunakan rumus : =�� �ℎ

T = indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik tetangganya yang terdekat

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh apabila titik mempunyai pola

random.

= 1

2√�

P = kepadatan titik dalam tiap kilmeter persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi

� �

Untuk model penyebaran analisis tetangga terdekat ini berkisar diantara nol (0) dengan (2.1491) atau jika dijadikan suatu matriks :

Keterangan :

I = Pola bergerombol (cluster pattern)

II= pola tersebar tidak merata (random pattern) III= pola tersebar merata (dispersed pattern)

2. Penskoran

Analisis selanjutnya mempergunakan penskoran, tujuanya untuk menyetarakan variabel yang diamati, yaitu keberadaan objek, aksesibilitas dan fasilitas wisata. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai pengamatan


(25)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

terbaik dan terjelek, atau tertinggi dan terendah, sehingga diperoleh gambaran ekstrim kelompok yang dikaji. Rumus yang digunakan adalah rumus penskalaan dari Dajan (dalam Maryani, 2012, hlm. 5) sebagai berikut :

=

1− �

� − �× 100

S : Nilai skala

R : Data mentah dari data pengamatan yang diskalakan Rb : Data mentah terbaik dari pengamatan yang di skalakan Rj : Data mentah terjelak dari data pengamatan yang diskalakan Pengamatan terbaik diberi nilai 100, dan terjelak 0.

Dari nilai total, dicari nilai rata-rata (uf) dan deviasi standar (of) dengan mempergunakna skala lokasi.

 Potensi tinggi atau potensi I, jika memiliki nilai total skor > uf +of/2  Potensi sedang atau potensi II, jika memiliki nilai antara uf =of/2 dan

uf-of/2

 Potensi rendah atau potensi III, jika memiliki nilai < uf -of/2

a. Penskoran untuk Aspek Daya Tarik Wisata Daerah

Daya tarik wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata atau kawasan dinilai dari jenis, variasi dan jumlah objek wisata yang ada pada masing-masing kecamatan.

Tabel 3.5

Penskoran Jumlah Daya Tarik

Kelas Kriteria Jumlah Daya Tarik Skor

Tinggi Terdapat >3 daya tarik wisata 3

Sedang Terdapat 1-3 daya tarik wisata 2

Rendah Tidak terdapat objek wisata 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.6

Penskoran Parameter Variasi Wisata

Kelas Kriteria Variasi Daya Tarik Skor

Tinggi Terdapat lebih dari 1 Variasi wisata 3

Sedang Tidak Terdapat Variasi wisata 2

Rendah Tidak terdapat daya tarik wisata 1


(26)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Penskoran jenis Daya Tarik Wisata

Kelas Jenis Daya Tarik Skor

Tinggi Terdapat jenis wisata alam, sosial budaya

dan minat khusus

3

Sedang Terdapat 2 dari salah satu jenis wisata 2

Rendah Terdapat 1 dari salah satu jenis wisata 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 b. Penskoran untuk Aksesibilitas

Nilai skor paramater aksesibilitas terdiri dari 4 sub parameter yaitu jarak terhadap pusat kota, kondisi jalan, jumlah kendaraan umum dan waktu tempuh. Tabel 3.8, 3.9, 3.10 dan 3.11 menyajikan skor tiap parameter dari aksesibilitas.

Tabel 3.8

Penskoran Jarak Terhadap Pusat Kota

Kelas Kriteria Jarak terhadap Pusat Kota Skor

Tinggi <20 km 3

Sedang 20 – 60 km 2

Rendah >60 km 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

Tabel 3.9 Penskoran Kondisi Jalan

Kelas Kriteria Indeks Kondisi Jalan Skor

Tinggi >0,65 3

Sedang 0,31- 0,64 2

Rendah <0,30 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.10

PenskoranTransportasi Umum

Kelas Kriteria Transportasi Skor

Tinggi > 80 unit 3

Sedang 11 – 79 unit 2

Rendah <10 unit 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.11

Penskoran Waktu Tempuh


(27)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tinggi Waktu tempuh < 1 jam dari pusat kota 3

Sedang Waktu tempuh 1-2 jam dari pusat kota 2

Rendah Waktu tempuh > 2jam dari pusat kota 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

c. Penskoran untuk Aspek Sarana Prasarana

Parameter sarana dan prasarana terdiri dari enam sub parameter yaitu akomodasi, rumah makan/restoran, sarana kesehatan, sarana keamanan, sarana perbankan, dan toko cinderamata. Masing-masing sub parameter ini dinilai per kecamatan.

Tabel 3.12 PenskoranAkomodasi

Kelas Kriteria Akomodasi Skor

Tinggi Terdapat >5 akomodasi 3

Sedang Terdapat 1-4 akomodasi 2

Rendah Tidak terdapat akomodasi 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.13

Penskoran Rumah Makan/Restoran

Kelas Kriteria Rumah Makan/Restoran Skor

Tinggi Terdapat >2 Rumah Makan/Restoran 3

Sedang Terdapat 1-2 Rumah Makan/Restoran 2

Rendah Tidak terdapat Rumah Makan/Restoran 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

Tabel 3.14

Penskoran Sarana Kesehatan

Kelas Kriteria Fasilitas kesehatan Skor

Tinggi Terdapat >5 fasilitas kesehatan 3

Sedang Terdapat 3-5 fasilitas kesehatan 2

Rendah Terdapat <3 fasilitas kesehatan 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.15

Penskoran Sarana Keamanan

Kelas Kriteria Fasilitas Keamanan Skor

Tinggi Terdapat 2 Fasilitas Keamanan 3

Sedang Terdapat 1Fasilitas Keamanan 2

Rendah Tidak erdapat Fasilitas Keamanan 1


(28)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.16

Penskoran Sarana Perbankan

Kelas Kriteria Fasilitas Perbankan Skor

Tinggi Terdapat >5 Fasilitas Perbankan 3

Sedang Terdapat 3-5Fasilitas Perbankan 2

Rendah Terdapat 0-3 Fasilitas Perbankan 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.17

Penskoran Toko Cinderamata

Kelas Kriteria Toko Cinderamata Skor

Tinggi Terdapat >2 Toko Cinderamata 3

Sedang Terdapat 1-2 Toko Cinderamata 2

Rendah Tidak Terdapat Toko Cinderamata 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2015

3. Pembobotan

Adapun untuk menentukan potensi destinasi wisata dilakukan pembobotan pada setiap variabel, yaitu :

Tabel 3.18

Faktor Pembobot Indikator Pemetaan Destinasi Wisata

No Parameter Bobot

1 Daya Tarik 40

2 Aksesibilitas 30

3 Sarana Prasarana 30

Sumber : Analisis data skunder, 2015

Skor total minimal = (Sdmin.Bdmin) + (SSPmin.BSPmin)+ (SAmin. BAmin )

Skor total maksimal = (Sdmax.Bdmax) + (SSPmax.BSPmax)+ (SAmax. BAmax)

Keterangan : S = skor B = bobot

D = daya tarik wisata SP = sarana prasarana A = Aksesibilitas min= Minimal max= Maksimal


(29)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Pemprosesan Data dengan SIG

a. Pemasukan Data

Subsistem pemasukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data dan mengubah bentuk data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data pada penelitian ini berupa data spasial (data yang menggambarkan lokasi geografis atau topologi kenampakan yang berupa titik, garis atau area yang dapat dinyatakan dalam bentuk koordinat x,y atau lintang bujur) yang didapatkan dari hasil survey lapangan dan data atribut (informasi dari suatu data grafis titik, area, garis yang disimpan dalam format data tabuler) yang didapatkan dari data hasil studi dokumentasi, dan data statistik. b. Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi sumua oprasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali pemasukan semua data. Komponen SIG ini memudahkan pengguna untuk penyimpanan dan pemanggilan kembali arsip data yang tersimpan dalam basis data digital (file) pengolahan data semacam inilah yang sulit dilakukan secara manual.

c. Pemprosesan Data

Pengolahan data meliputi langkah-langkah yaitu pembuatan stuktur data, topologi, pengeditan dan koreksi data, transformasi koordinat, pengukuran jarak dan luas, penskoran dan pembobotan, pemberian notasi sesuai kaidah kartografi.

d. Keluaran Data

Keluaran yang dapat dihasilkan oleh SIG meliputi tiga jenis format penyajian, yakni : tampilan cetak, tampilan layer dan elektronik. Tampilan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tampilan cetak berupa peta.Data yang telah di skoring dan bobot selanjutnya diolah dan dimasukan sebagai atribut dalam Map info Profesional 10.0 kemudian diolah kembali dan di layout sehingga mendapatkan tampilan peta.

Interval Kelas = skor total maksimal-skor total minimal Jumlah kelas


(30)

Seli Yulianti, 2015

PEMETAAN DESTINASI WISATA DIKABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

H. Bagan Alur Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian pemetaan destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang melalui sistem informasi geografis adalah sebagai berikut :

Peta Rupabumi

Skala 1:25.000 Data Primer Data Skunder

Jenis Atraksi wisata Variasi Wisata Waktu Tempuh Akomodasi/Penginapan Restoran/Rumah Makan Cinderamata

Jarak dari Pusat Kota Jenis Transportasi Kondisi Jalan Sarana Kesehatan Sarana Perbankan Sarana Keamana

Skoring Skoring

Pemetaan

Peta Administratif Kabupaten Pandeglang

Peta Daya Tarik Wisata

Peta Aksesibilitas

Peta Sarana Prasarana

Peta Potensi Destinasi Wisata Kabupaten Pandeglang

Peta Regionalisasi Destinasi Wisata Kabupaten Pandeglang

Peta Jenis Atraksi Wisata

Peta Variasi Wisata

Peta Jarak dari Pusat Kota

Peta Waktu Tempuh

Peta Jenis Transportasi

Peta Kondisi Jalan

Peta Akomodasi/Penginapan

Peta Restoran/Rumah Makan

Peta Sarana Kesehatan

Peta Sarana Perbankan

Peta Sarana Keamanan


(1)

terbaik dan terjelek, atau tertinggi dan terendah, sehingga diperoleh gambaran ekstrim kelompok yang dikaji. Rumus yang digunakan adalah rumus penskalaan dari Dajan (dalam Maryani, 2012, hlm. 5) sebagai berikut :

=

1− �

� − �× 100

S : Nilai skala

R : Data mentah dari data pengamatan yang diskalakan Rb : Data mentah terbaik dari pengamatan yang di skalakan Rj : Data mentah terjelak dari data pengamatan yang diskalakan Pengamatan terbaik diberi nilai 100, dan terjelak 0.

Dari nilai total, dicari nilai rata-rata (uf) dan deviasi standar (of) dengan mempergunakna skala lokasi.

 Potensi tinggi atau potensi I, jika memiliki nilai total skor > uf +of/2  Potensi sedang atau potensi II, jika memiliki nilai antara uf =of/2 dan

uf-of/2

 Potensi rendah atau potensi III, jika memiliki nilai < uf -of/2 a. Penskoran untuk Aspek Daya Tarik Wisata Daerah

Daya tarik wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata atau kawasan dinilai dari jenis, variasi dan jumlah objek wisata yang ada pada masing-masing kecamatan.

Tabel 3.5

Penskoran Jumlah Daya Tarik

Kelas Kriteria Jumlah Daya Tarik Skor

Tinggi Terdapat >3 daya tarik wisata 3

Sedang Terdapat 1-3 daya tarik wisata 2

Rendah Tidak terdapat objek wisata 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.6

Penskoran Parameter Variasi Wisata

Kelas Kriteria Variasi Daya Tarik Skor

Tinggi Terdapat lebih dari 1 Variasi wisata 3

Sedang Tidak Terdapat Variasi wisata 2

Rendah Tidak terdapat daya tarik wisata 1


(2)

Tabel 3.7

Penskoran jenis Daya Tarik Wisata

Kelas Jenis Daya Tarik Skor Tinggi Terdapat jenis wisata alam, sosial budaya

dan minat khusus

3

Sedang Terdapat 2 dari salah satu jenis wisata 2

Rendah Terdapat 1 dari salah satu jenis wisata 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

b. Penskoran untuk Aksesibilitas

Nilai skor paramater aksesibilitas terdiri dari 4 sub parameter yaitu jarak terhadap pusat kota, kondisi jalan, jumlah kendaraan umum dan waktu tempuh. Tabel 3.8, 3.9, 3.10 dan 3.11 menyajikan skor tiap parameter dari aksesibilitas.

Tabel 3.8

Penskoran Jarak Terhadap Pusat Kota

Kelas Kriteria Jarak terhadap Pusat Kota Skor

Tinggi <20 km 3

Sedang 20 – 60 km 2

Rendah >60 km 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

Tabel 3.9 Penskoran Kondisi Jalan

Kelas Kriteria Indeks Kondisi Jalan Skor

Tinggi >0,65 3

Sedang 0,31- 0,64 2

Rendah <0,30 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.10

PenskoranTransportasi Umum

Kelas Kriteria Transportasi Skor

Tinggi > 80 unit 3

Sedang 11 – 79 unit 2

Rendah <10 unit 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.11

Penskoran Waktu Tempuh


(3)

Tinggi Waktu tempuh < 1 jam dari pusat kota 3

Sedang Waktu tempuh 1-2 jam dari pusat kota 2

Rendah Waktu tempuh > 2jam dari pusat kota 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

c. Penskoran untuk Aspek Sarana Prasarana

Parameter sarana dan prasarana terdiri dari enam sub parameter yaitu akomodasi, rumah makan/restoran, sarana kesehatan, sarana keamanan, sarana perbankan, dan toko cinderamata. Masing-masing sub parameter ini dinilai per kecamatan.

Tabel 3.12 PenskoranAkomodasi

Kelas Kriteria Akomodasi Skor

Tinggi Terdapat >5 akomodasi 3

Sedang Terdapat 1-4 akomodasi 2

Rendah Tidak terdapat akomodasi 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.13

Penskoran Rumah Makan/Restoran

Kelas Kriteria Rumah Makan/Restoran Skor

Tinggi Terdapat >2 Rumah Makan/Restoran 3

Sedang Terdapat 1-2 Rumah Makan/Restoran 2

Rendah Tidak terdapat Rumah Makan/Restoran 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015

Tabel 3.14

Penskoran Sarana Kesehatan

Kelas Kriteria Fasilitas kesehatan Skor

Tinggi Terdapat >5 fasilitas kesehatan 3

Sedang Terdapat 3-5 fasilitas kesehatan 2

Rendah Terdapat <3 fasilitas kesehatan 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.15

Penskoran Sarana Keamanan

Kelas Kriteria Fasilitas Keamanan Skor

Tinggi Terdapat 2 Fasilitas Keamanan 3

Sedang Terdapat 1Fasilitas Keamanan 2

Rendah Tidak erdapat Fasilitas Keamanan 1


(4)

Tabel 3.16

Penskoran Sarana Perbankan

Kelas Kriteria Fasilitas Perbankan Skor

Tinggi Terdapat >5 Fasilitas Perbankan 3

Sedang Terdapat 3-5Fasilitas Perbankan 2

Rendah Terdapat 0-3 Fasilitas Perbankan 1

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2015 Tabel 3.17

Penskoran Toko Cinderamata

Kelas Kriteria Toko Cinderamata Skor

Tinggi Terdapat >2 Toko Cinderamata 3

Sedang Terdapat 1-2 Toko Cinderamata 2

Rendah Tidak Terdapat Toko Cinderamata 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2015 3. Pembobotan

Adapun untuk menentukan potensi destinasi wisata dilakukan pembobotan pada setiap variabel, yaitu :

Tabel 3.18

Faktor Pembobot Indikator Pemetaan Destinasi Wisata

No Parameter Bobot

1 Daya Tarik 40

2 Aksesibilitas 30

3 Sarana Prasarana 30

Sumber : Analisis data skunder, 2015

Skor total minimal = (Sdmin.Bdmin) + (SSPmin.BSPmin)+ (SAmin. BAmin )

Skor total maksimal = (Sdmax.Bdmax) + (SSPmax.BSPmax)+ (SAmax. BAmax)

Keterangan : S = skor B = bobot

D = daya tarik wisata SP = sarana prasarana A = Aksesibilitas min= Minimal max= Maksimal


(5)

4. Pemprosesan Data dengan SIG a. Pemasukan Data

Subsistem pemasukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data dan mengubah bentuk data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data pada penelitian ini berupa data spasial (data yang menggambarkan lokasi geografis atau topologi kenampakan yang berupa titik, garis atau area yang dapat dinyatakan dalam bentuk koordinat x,y atau lintang bujur) yang didapatkan dari hasil survey lapangan dan data atribut (informasi dari suatu data grafis titik, area, garis yang disimpan dalam format data tabuler) yang didapatkan dari data hasil studi dokumentasi, dan data statistik. b. Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi sumua oprasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali pemasukan semua data. Komponen SIG ini memudahkan pengguna untuk penyimpanan dan pemanggilan kembali arsip data yang tersimpan dalam basis data digital (file) pengolahan data semacam inilah yang sulit dilakukan secara manual.

c. Pemprosesan Data

Pengolahan data meliputi langkah-langkah yaitu pembuatan stuktur data, topologi, pengeditan dan koreksi data, transformasi koordinat, pengukuran jarak dan luas, penskoran dan pembobotan, pemberian notasi sesuai kaidah kartografi.

d. Keluaran Data

Keluaran yang dapat dihasilkan oleh SIG meliputi tiga jenis format penyajian, yakni : tampilan cetak, tampilan layer dan elektronik. Tampilan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tampilan cetak berupa peta.Data yang telah di skoring dan bobot selanjutnya diolah dan dimasukan sebagai atribut dalam Map info Profesional 10.0 kemudian diolah kembali dan di layout sehingga mendapatkan tampilan peta.

Interval Kelas = skor total maksimal-skor total minimal Jumlah kelas


(6)

H. Bagan Alur Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian pemetaan destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang melalui sistem informasi geografis adalah sebagai berikut :

Peta Rupabumi

Skala 1:25.000 Data Primer Data Skunder

Jenis Atraksi wisata

Variasi Wisata

Waktu Tempuh

Akomodasi/Penginapan

Restoran/Rumah Makan

Cinderamata

Jarak dari Pusat Kota

Jenis Transportasi

Kondisi Jalan

Sarana Kesehatan

Sarana Perbankan

Sarana Keamana

Skoring Skoring

Pemetaan Peta Administratif

Kabupaten Pandeglang

Peta Daya Tarik Wisata

Peta Aksesibilitas

Peta Sarana Prasarana

Peta Potensi Destinasi Wisata Kabupaten Pandeglang

Peta Regionalisasi Destinasi Wisata Kabupaten Pandeglang

Peta Jenis Atraksi Wisata

Peta Variasi Wisata

Peta Jarak dari Pusat Kota

Peta Waktu Tempuh

Peta Jenis Transportasi

Peta Kondisi Jalan

Peta Akomodasi/Penginapan

Peta Restoran/Rumah Makan

Peta Sarana Kesehatan

Peta Sarana Perbankan

Peta Sarana Keamanan