IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN DESTINASI WISATA CAGAR BUDAYA BANTEN LAMA DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI BANTEN

  

IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI

PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN

DESTINASI WISATA CAGAR BUDAYA

BANTEN LAMA DI DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program

  Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh :

FANI MUTIA HANUM

NIM. 6661101182

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

  Gantungkan azam dan semangatmu Setinggi bintang di langit Dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan

  You never fail Until you stop trying (Albert Einstein) Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua Orang Tuaku dan untuk orang-orang yang kusayangi dan untuk mereka yang selalu mendukungku

  

ABSTRAK

Fani Mutia Hanum. NIM. 6661101182. Skripsi. Implementasi Rencana

Strategis Pengembangan dan Pelestarian Banten Lama di Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten. Pembimbing I: Yeni Widyastuti S.sos, M.si

dan Pembimbing II: Arenawati S.sos, M.si

  Pariwisata memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk perolehan devisa negara dan dengan alasan tersebut pemerintah begitu memperhatikan sektor wisata. Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan sektor wisata, salah satunya pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten Lama yang dilakukan oleh Disbudpar Provinsi Banten, namun sampai saat ini kondisi Banten Lama belum memiliki infrastruktur, sarana dan prasarana yang belum memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi wisata Banten Lama di Disbudpar Provinsi Banten. Penelitian ini bertitik tolak pada teori Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan strategis dari Fred R David. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif eksploratif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi, Wawancara, dan Studi Dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan cara Triangulasi Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten Lama belum baik, Disbudpar Provinsi Banten hanya memprioritaskan Banten Lama dalam renstra dinas 2012-2017, namun dalam pelaksanaannya sejak 2012- 2014 belum ada kegiatan kearah pengembangan Banten Lama karena masalah kepemimpinan, kewenangan dan masalah anggaran. Pengembangan Banten Lama oleh Disbudpar Provinsi Banten baru akan dilakukan pada tahun 2015 saja.

  

Kata Kunci : Pariwisata, Implementasi, rencana strategis, Pengembangan,

pelestarian, Banten Lama, Disbudpar

  

ABSTRACT

Fani Mutia Hanum. NIM. 101182. The Implementation of Strategic Planning

for The Development and Preservation of Banten Lama in Disbudpar Banten

Province, The Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan

Ageng Tirtayasa, Serang 2014. Advisor Yeni Widyastuti S.sos, M.si. Advisor

Arenawati S.sos, M.si

Tourism has a high enough to foreign exchange revenue country and by the

government so that reason to pay attention to tourism sector. Much effort

undertaken by governments to tourism sector development, one of them is the

development and preservation of cultural heritage tourism destination Banten

Lama conducted by Disbudpar Banten Province, but so far the condition of old

.

banten not have infrastructure, facility inadequate The purpose of this research is

to know the strategic plan for the development and preservation of Banten Lama

tourist destinations in the Disbudpar of Banten Province. The research on the

theory of decline dotted aspects to note in strategic planning from Fred R David.

  

We based the research used a qualitative explanatory approach is the method and

technique of data collection is done through observation and interview study

documentation. The validity of the data obtained by means of triangulation data.

The result showed that the implementation of the strategic plan for the

development and preservation of cultural heritage tourism destination Banten

Lama yet either Disbudpar Banten Province just prioritized Banten Lama in the

2012-2017 renstra, but in its implementation since the 2012-2017 has been no

activities towards the development of Banten Lama due to problems of

leadhership, authority and budget issue. Development of Banten Lama by

Disbudpar Bantten Province recently will be undertaken by just 2015.

  

Keyword: Tourism, Implementation, Strategic Plan, Development,

Preservation, Banten Lama, Disbudpar

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah irobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

  SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

  

“Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi

Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten ”.

  Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Mia Dwianna M., S.Sos., M.I.Kom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Ismanto, S.Sos.,MM sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Rina Yulianti, S.IP, M.Si, Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Anis Fuad, S.Sos, M.Si, Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Yeni Widyastuti, S.sos, M.Si, Dosen Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir

  9. Arenawati, S.Sos., M.Si sebagai Pembimbing II yang membantu dan memberikan masukan bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir.

  10. Titi Stiawati, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran dan masukan dalam hal perkuliahan.

  11. Dr. Ayuning Budiarti, selaku penguji I seminar skripsi, yang telah memberikan masukan, saran, dan bimbingannya

  12. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  13. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk menempuh gelar strata satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan selama ini.

  14. Adik-adikku Wahyu dan Miftah yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

  15. Fityan Ahdiyat, terima kasih telah banyak membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini

  16. Sahabat-sahabatku Richa Septiawan, Mutiah Purnama Sari, Sonia Novita, Dwi Rahayu, Dilla Azizah, Yuanita Rahmi, Haerul Umam, Muhammad Nurdin, Siska Aulia, terimakasih selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler kelas B angkatan 2010 yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.

  18. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler dan non Reguler angkatan 2010

19. Kawan-kawan Kostan Nur Hp yang telah bersama sejak pertama kali masuk kuliah dan saling memberikan semangat.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

  Serang, Februari 2014 Fani Mutia Hanum

  

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul Lembar Persetujuan

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

Daftar Gambar ............................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Lampiran

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

  1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 19

  1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 19

  1.4 Perumusan Masalah ................................................................................ 20

  1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 20

  1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 20

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Definisi Teori ............................................................................................. 22

  2.3 Pengertian Implementasi ........................................................................... 27

  2.3.1 Tahapan Implementasi ......................................................................... 28

  2.4 Konsep Pariwisata ..................................................................................... 30

  2.4.1 Pengertian Pariwisata ............................................................................. 30

  2.4.2 Pengertian Wisatawan ............................................................................ 32

  2.4.3 Kawasan Wisata ..................................................................................... 33

  2.4.4 Pengelolaan Pariwisata .......................................................................... 34

  2.4.5 Pengembangan Destinasi Pariwisata ..................................................... 36

  2.5 UU No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya ........................................ 39

  2.5.1 Pengelolaan Cagar Budaya ................................................................... 41

  2.5.2 Pengembangan Cagar Budaya ............................................................... 42

  2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 46

  2.7 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 48

  2.8 Asumsi Dasar ............................................................................................ 51

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ....................................................................................... 52

  3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 53

  3.3 Lokus Penelitian ........................................................................................ 53

  3.4 Fenomena yang diamati ............................................................................. 54

  3.4.1 Definisi Konsep ....................................................................................... 54

  3.4.2 Definisi Operasional................................................................................... 55

  3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 56

  3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 57

  3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ........................................... 59

  3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 59

  3.7.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 66

  3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 68

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 70

  4.1.1 Provil Disbudpar Provinsi Banten ........................................................... 70

  4.1.2 Gambaran Umum Banten Lama .............................................................. 72

  4.2 Pembahasan ................................................................................................ 80

  4.2.1 Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama ............................................................................. 80

  4.2.2 Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Cagar Budaya Banten Lama di Disbudpar Provinsi Banten ........................... 88

  4.2.2.1 Visi Misi ............................................................................................... 88

  4.2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................ 94

  4.2.2.3 Analisis Lingkungan Internal ............................................................... 107

  4.2.2.4 Tujuan Sasaran Jangka Panjang ........................................................... 114

  4.2.2.5 Strategi ................................................................................................. 122

  4.2.2.6 Sasaran Tahunan .................................................................................. 129

  4.2.2.4 Tujuan Sasaran Jangka Panjang ........................................................... 113

  4.2.2.5 Strategi ................................................................................................. 121

  4.2.2.6 Sasaran Tahunan .................................................................................. 128

  4.2.2.7 Kebijakan ............................................................................................ 134

  4.2.3 Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama ................................................................ 149

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 169

  5.2 Saran .......................................................................................................... 171

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kawasan Mesjid Agung Banten Lama ...................................... 10Gambar 1.2 Kawasan Jembatan Rantai ......................................................... 11Gambar 1.3 Kawasan Mesjid Pecinan .......................................................... 13Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................... 50Gambar 3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan ....................................... 68Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Disbudpar Provinsi Banten ............ 72

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa tahun 2011-2012

  (dalam miliar USD) ....................................................................... 1

Tabel 1.2 Jumlah Wisman yang datang ke Indonesia Tahun 2011-2013 ....... 2Tabel 1.3 Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2011 ............................ 6Tabel 1.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Menurut Lokasi di Banten ...... 7Tabel 1.5 Cagar Budaya yang ada di Kawasan Wisata Banten Lama ........... 9Tabel 1.6 Data Pengunjung Museum 2012 dan 2013 ...................................... 14Tabel 3.1 Kategori Informan ......................................................................... 58Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 64Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................... 71Tabel 4.1 Perbandingan Visi dan Misi .......................................................... 89Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Personil .................................................... 108Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ............ 110Tabel 4.4 Jabaran Tujuan dari Misi Disbudpar Provinsi Banten .................. 115Tabel 4.5 Jabaran Strategi Berdasarkan Misi ................................................ 123Tabel 4.6 Rencana Program, Kegiatan, Indikator

  Kinerja untuk Cagar Budaya ........................................................................... 129

Tabel 4.7 Jabaran Kebijakan Berdasarkan Misi ........................................... 135Tabel 4.8 RAB Indikasi Program Zoning I ................................................... 156Tabel 4.9 Perlindungan yang telah dilakukan untuk Banten Lama ............... 161Tabel 4.10 Upaya Pengembangan Banten Lama oleh Berbagai Pihak ........... 164Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 165

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal akan keragaman budaya dan keindahan alamnya.

  Indonesia juga menyediakan tempat-tempat yang sangat menarik untuk di kunjungi, sekedar berekreasi atau untuk mempelajari tempat yang indah dan penuh budaya. Dari tempat-tempat yang menarik itu Indonesia mampu menarik semua wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk datang dan berwisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Tahun 2012 sektor pariwisata menyumbang devisa bagi Negara sebesar 9.120,89 juta dolar Amerika Serikat dengan total jumlah wisatawan sebesar 8 juta lebih. Untuk lebih lengkapnya mengenai Kontribusi sektor Pariwisata dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Kontribusi Pariwisata dalam perolehan devisa Tahun 2011-2012

  

(dalam miliar USD)

  No Tahun Jumlah 1 2011 8,554 2 2012 9.120,89

  Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2012 Dari data di atas menunjukan bahwa kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa Negara meningkat dengan cukup baik dan juga mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Lalu dibawah ini adalah tabel jumlah wisman tahun 2011-2013.

Tabel 1.2 Jumlah Wisman yang datang ke Indonesia Tahun 2011-2013

  No Tahun Jumlah 1 2011 7. 649. 731 2 2012 8.044. 462 3 2013 8.802. 129

  Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2013 Data di atas memberikan gambaran bahwa setiap tahunnya ada jutaan wisatawan mancanegara yang berwisata ke Indonesia, dan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi di sektor pariwisata, bagaimana tidak. Tempat-tempat wisata di Indonesia memiliki daya tarik yang kuat terhadap wisatawan, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata religi. Selain mampu menarik wisatawan, Indonesia juga begitu kaya, ada ribuan bahkan puluhan ribu objek wisata yang tersedia di Indonesia. Menurut data dalam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Tahun 2010-2025 dari Kementrian Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Indonesia memiliki 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di 50 Destinasi Pariwisata Nasional, dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

  Hal di atas memberikan gambaran bahwa pemerintah begitu memperhatikan sektor pariwisata. Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan sektor pariwisata yang mampu menyumbang pertambahan devisa Negara. Suatu Negara yang mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri di negaranya, maka lalu lintas orang-orang (wisatawan) tersebut ternyata memberi keuntungan dan memberi hasil yang tidak sedikit dan bahkan tambang yang di hasilkan Negara tersebut. (Muljadi, 2012:110). Usaha yang dilakukan pemerintah di sektor wisata salah satunya adalah semakin gencarnya pemerintah mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia atau visit Indonesia guna menarik wisatawan dan juga semakin gencarnya pemerintah melakukan pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata.

  Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata atau destinasi wisata kini banyak menjadi prioritas pembangunan guna mendatangkan kembali wisatawan yang telah berkunjung, dan semakin menarik minat wisatawan yang belum berkunjung, selain itu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 mengatakan bahwa visi pembangunan kepariwisatan adalah terwujudnya pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 Tentang Kepariwisataan dalam Bab I pasal 3 yang berbunyi kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

  pasal 4 juga menyatakan bahwa kepariwisataan bertujuan beberapa hal yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan lain-lain.

  Pembangunan kawasan wisata atau destinasi wisata menurut Undang- undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan meliputi Industi Pariwisata, pariwisata dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan pariwisata dan rencana-rencana strategis yang telah dibuat sebelumnya yaitu Rencana Strategis Kementrian Pariwisata dan Ekonomi 2010-2014. Melakukan pembangunan pariwisata tentu tidak semudah membuat teori dan peraturan yang ada, dalam kenyataannya pembangunan pariwisata memiliki permasalahan baik yang bersifat eksternal maupun internal. Namun masalah utama kepariwisataan Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI adalah Pengembangan Industri Kepariwisataan Indonesia belum optimal, Pengembangan Destinasi Wisata belum optimal, kurangnya perluasan dan penetrasi Pasar Wisata di dalam dan luar Negeri, lemahnya kelembagaan dan investasi kepariwisataan dan rendahnya kualitas SDM Pariwisata dan Kesiapan Masyarakat.

  Permasalahan kepariwisataan yang telah disebutkan dalam Renstra (Rencana Strategis) di atas merupakan masalah yang dihadapi di seluruh destinasi pariwisata nasional, namun yang terlihat dengan jelas adalah masalah pengembangan destinasi wisata belum optimal, dengan masalah utama pemberdayaan masyarakat di daerah destinasi Indonesia belum optimal dan ketersediaan dan konektivitas infrastruktur destinasi Indonesia. Masalah tersebut terjadi di daerah-daerah salah satunya di Provinsi Banten. Provinsi Banten merupakan sebuah provinsi yang mana di provinsi ini terdapat berbagai tempat wisata dan sangat terkenal dengan wisata religinya dan wisata Cagar Budayanya.

  Dalam undang-undang Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya sebagai pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfataan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Cagar Budaya terdiri dari dua jenis yaitu Cagar Budaya bergerak dan tidak bergerak. Cagar Budaya bergerak adalah cagar budaya yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain contoh seperti alat upacara keagamaan, mata uang, perhiasan, Sedangkan Cagar Budaya tidak bergerak adalah cagar budaya yang tidak dapat berpindah tempat contohnya bangunan dan hunian. (Pratiwi:2013). Dari penjelasan mengenai cagar budaya baik yang bergerak dan tidak bergerak, di bawah ini disajikan data cagar budaya yang tidak bergerak tahun 2011 yang dimiliki oleh provinsi Banten.

Tabel 1.3 Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2011

  KLASIFIKASI PROPINSI KABUPATEN/KOTA KODE

  JUMLAH BELUM SUDAH PENGUSULAN BELUM DIREGISTRASI

  01

  2

  22

  • 5

  29 Kab. Serang

  02

  5

  3

  18

  11

  37 Kab. Pandeglang

  03

  3

  2

  30

  10

  45 Kab. Lebak

  04

  1

  8

  1 10 - BANTEN Kota Cilegon

  05 - -

  11

  8

  19 Kab. Tangerang

  06

  • Kota Tangerang

  2

  7

  5

  14

  07

  10

  4

  53

  67 Kota Serang

  J u m l a h

  24 13 149 35 221

  Sumber : BPCB Jabar, Banten, Lampung, DKI Jakarta Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten 2013

  Data di atas menunjukkan betapa kayanya Banten dengan cagar budaya dengan jumlah total 221 cagar budaya dengan yang sudah ada sekitar 24 cagar budaya dan terindikasi ada sekitar 149, jumlah tersebut hanya jumlah cagar budaya yang tidak bergerak, belum termasuk dengan cagar budaya yang bergerak.

  Walaupun masih banyak yang belum ditemukan namun ini tetap saja jumlah yang cukup banyak untuk suatu daerah masih memiliki peninggalan sejarah. Dari data diatas juga kita dapat simpulkan bahwa daerah di Banten yang paling banyak memiliki benda cagar budaya adalah Kota Serang dengan total jumlah cagar budaya sekitar 67, lebih banyak dari yang lainnya, dengan 10 cagar budaya yang sudah ada 4 dalam pengusulan dan 53 terindikasi. Banyaknya cagar budaya yang dalam melakukan pendataan cagar budaya dan masih minimnya sumber daya seperti arkeolog menyebabkan masih banyaknya pula cagar budaya yang sudah terindikasi namun belum ditemukan, menurut wawancara peneliti dengan Bapak Tasrif selaku Kepala Seksi Pengelolaan Museum Negeri Banten. (07 Oktober 2013 Pukul 10.00 WIB, Museum Negeri Banten, Kota Serang)

  Keanekaragaman Potensi yang dimiliki di Banten tentunya bukan hanya tentang cagar budaya seperti yang telah disampaikan pada data di atas, namun keanakaragaman potensi di Banten meliputi potensi cagar budaya, suaka alam, pantai dan yang lainnya, dari masing-masing kategori lokasi wisata tersebut menghasilkan jumlah wisatawan sebagai di bawah ini adalah tabel jumlah pengunjung wisata menurut lokasinya:

  Tabel 1.4

  

Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Menurut Lokasi di Banten

  Wisata Wisata Obyek Wisata Tahun Pantai Tirta Sejarah Suaka Alam Lainnya

  2008

  72 84 109

  5

  95 2009

  72 85 109

  5

  95 2010 85 115 185 7 134 2011 85 138 185 7 155

  Sumber : Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten 2013 Data di atas memiliki keterkaitan yang erat dengan data sebelumnya yaitu data pada tabel 1.3. Data ini menunjukkan ada 185 pengunjung atau wisatawan dengan tujuan wisata sejarah. Hal ini sesuai dengan data pada tabel 1.3 yang mana data ini menunjukkan bahwa ada sekitar 221 cagar budaya atau ini dapat di simpulkan bahwa daya tarik utama pada provinsi Banten adalah Cagar Budaya atau peninggalan bersejarah, kedua wisata lainnya, ketiga wisata kolam renang dan ketiga wisata pantai. Ini menunjukkan betapa Banten sangat kaya akan tempat-tempat wisata.

  Menurut RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Pariwisata tahun 2006 dalam website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten yang tersebar diseluruh wilayah Provinsi Banten. Terdiri dari 84 obyek wisata alam, 34 obyek wisata sejarah dan Budaya, 24 obyek wisata buatan, 9 obyek wisata Living Culture dan 48 obyek wisata atraksi kesenian. Menurut sumber data dari website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten jumlah Obyek Daya tarik Wisata (ODTW) Banten berdasarkan data Tahun 2012 telah tercatat sebanyak 526 obyek yang terbagi kedalam beberapa kategori. Yaitu: Wisata marina, wisata sejarah, suaka alam, dan obyek wisata lainnya.

  Provinsi Banten memiliki 71 Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) atau (34,8%) merupakan kawasan wisata yang telah berkembang baik dalam skala nasional maupun Internasional, Sementara itu sekitar 100 Obyek Daya tarik Wisata atau (49,0%) merupakan obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan. Salah satunya yang paling menarik adalah Kawasan Peninggalan Perkotaan Lama Zaman Islam terlengkap yaitu Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Kawasan ini terdiri dari banyak cagar budaya yang akan dirinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.5 Cagar Budaya yang ada Di Kawasan Wisata Banten Lama

  10 Kherkof

   Sumber: Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan

  17 Komplek Pemakaman Maulana Yusuf

  16 Masjid Kenari

  15 Keraton Kaibon

  14 Karang Antu

  13 Tasikardi

  12 Pengindelan Abang

  11 Masjid Pecinan

  9 Klenteng Avalokitesvara

  No Nama Cagar Budaya

  8 Benteng Spelwijk

  7 Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama

  6 Jembatan Rantai

  5 Keraton Surosowan

  4 Tiyamah

  3 Menara Masjid Agung Banten

  2 Alun-alun Masjid Agung Kesultanan Banten

  1 Masjid Agung Banten Lama

  Provinsi Banten 2012 kawasan ini menjadi situs berskala nasional. Memang Situs ini telah ditetapkan menjadi situs Nasional namun bila dilihat secara jelas ataupun kasat mata situs ini seperti kurang layak untuk dijadikan situs berskala nasional, karena menurut pengamatan situs ini kurang terawat layaknya situs-situs besar

  Situs ini terlihat kurang rapih dalam penataannya, dan terlihat kumuh. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang menggambarkan kondisi cagar budaya yang kondisinya lebih parah dari yang lainnya .

Gambar 1.1 Kawasan Mesjid Agung Banten Lama

  Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014) Mesjid Agung Banten dan kawasan Sekitarnya menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan khususnya para peziarah. Di kawasan Mesjid Agung

  Banten Lama ini terdiri dari Komplek Pemakaman Kesultanan, Tiyamah, Menara Mesjid Agung Kasultanan Banten, dan Alun-alun Mesjid Agung Banten Lama. Walaupun ini merupakan kawasan wisata yang paling sering dan paling banyak didatangi pengunjung namun tempat ini memiliki sapta pesona yang kurang baik dapat dilihat digambar bahwa pedagang kaki lima berada di Zona Inti tempat dimana cagar budaya berada.

  Undang-undang Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 dijelaskan bahwa Zona inti adalah area pelindung utama untuk menjaga bagian terpenting cagar budaya. Ini menunjukkan bahwa seharusnya tidak ada kegiatan pengembangan potensi cagar budaya di dalam zona inti, melainkan di zona pengembangan, namun yang terlihat pada gambar pengembangan seperti pedagang kaki lima berada di zona inti, ini menyebabkan cagar kehilangan sapta pesonanya. Selain itu kekumuhan semakin terlihat saat hujan datang, kondisinya yang kurang terawat menyebabkan genangan air hujan terlihat dimana-mana, di tambah lagi akses jalan yang rusak, semakin membuat tempat ini terlihat memprihatinkan.

  Kondisi yang sama juga terjadi di Jembatan Rantai yang tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Kawasan Jembatan Rantai

  Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014)

  Gambar di atas merupakan gambar jembatan rantai letaknya berada di sebelah Timur Masjid Agung Banten Lama, dahulu jembatan ini digunakan sebagai “Tol Perpajakan” untuk perahu Asing, namun jembatan ini kehilangan kejayaannya dan kini terlihat kumuh dipenuhi oleh eceng gondok, dan masyarakat yang memancing, tidak ada bentuk perawatan sama sekali, Sebelumnya Jembatan Rantai ini pernah di normalisasi bersih tidak ada eceng gondok, namun secara tiba-tiba banyak masyarakat yang berdatangan ke tempat itu dan mendirikan pemukiman ditempat itu, dan tempat itu kembali tidak terawat dan menjadi seperti itu kondisinya. Bapak Tasrif selaku Kepala Seksi Pengelolaan Museum Negeri Banten. (03 Februari 2014 Pukul 10.00 WIB, Museum Negeri Banten, Kota Serang). Selain itu yang lebih mengenaskan lagi adalah Masjid Pecinan Tinggi yang kondisinya juga terlihat kumuh dan tidak terawat. Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 Kawasan Mesjid Pecinan

  Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014) Gambar kawasan Mesjid Pecinan Tinggi menggambarkan bahwa kawasan ini tidak terawat, dilihat dari papan nama dan papan cagar budayanyapun sudah terlihat usang, belum lagi bila dilihat dari kondisi bangunannya yang kumuh kotor seperti tidak terawat, di tambah dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung, bila hujan kawasan ini digenangi air yang kotor, selain itu kawasan ini dekat dengan rel kereta api dan tempat pembuangan sampah warga sekitar, kondisi demikian semakin membuat kawasan ini semakin kumuh. Selain kekumuhan yang terjadi di Mesjid Pecinan ini, mesjid ini juga letaknya kurang strategis dan kurangnya sosialisasi sehingga mesjid ini jarang disambangi oleh wisatawan. Ketiga gambaran tempat di Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, yang mana 3 dari 17 merupakan kawasan yang tidak digambarkan memiliki kondisi yang hampir sama, kumuh, dan tidak terawat baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar, namun kondisi yang paling parah adalah tiga kawasan yang telah dijabarkan diatas.

  Hal demikian sangat disayangkan karena Menurut catatan pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata Banten Lama cukup banyak, ini dilihat dari tabel jumlah pengunjung di bawah ini yaitu:

Tabel 1.6 Data Pengunjung Museum 2012 dan 2013

  No Bulan Tahun 2012 2013

  1 Januari 1.751 2.356

  2 Februari 2.379 5.991

  3 Maret 3.119 5.585

  4 April 1.728 4.684

  5 Mei 2.060 4.463

  6 Juni 1.957 5.329

  7 Juli 1.591 2.575

  8 Agustus 3.243 7.234

  9 September 2.213 2.467

  10 Oktober 2.619 1.328

  11 November 4.060 -

  12 Desember 2.487 - Total 29.207 42.012

  Sumber: Data Museum Kepurbakalaan Banten Lama 2013

  Data Pengunjung di atas menunjukkan bahwa wisatawan cukup antusias untuk mengunjungi kawasan wisata cagar budaya di kawasan wisata Banten Lama karena bila dilihat dari tahun 2012 dengan tahun 2013 perbedaannya cukup signifikan. Pertumbuhan pengunjung mulai antusias sejak 2010, hingga sekarang, namun sekarang museum sedang melakukan renovasi gedung sehingga di bulan November dan Desember sampai Februari 2014 tidak akan dibuka wawancara dengan Bapak Slamet selaku Pegawai Museum Kepurbakalaan Banten Lama (08 Oktober 2013 Pukul 10.00 WIB, Museum Kepurbakalaan Banten Lama). Jumlah data di atas hanya data yang berkunjung ke museum belum jumlah data yang datang ke Mesjid agung, menurut Informasi yang diperoleh dari narasumber, bahwa setiap malam jumat atau kamis malam kawasan ini ramai didatangi oleh peziarah jumlahnya bisa ribuan, dan dapat menguntungkan dari sisi keuangan, karena memiliki potensi keuangan yang besar maka terjadilah perebutan kewenangan pengelolaan baik dari pihak kenadziran, masyarakat, dan pemerintah. Sehingga diperlukan Manajemen Strategi dalam pengembangan dan penataan kawasan wisata Banten Lama agar potensi yang ada dapat dinikmati dan di manfaatkan oleh seluruh pihak.

  Pemerintah daerah setempat yaitu Kota Serang, dan pemerintah Provinsi Banten. Mereka melakukan segala upaya dan memiliki rencana strategis dalam penataan dan pengembangan kawasan tersebut. Pemerintah Provinsi Banten memiliki rencana merevitalisasi Kawasan Banten Lama ini tertera dalam pernyataan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah yang dikutip dari “untuk melakukan revitalisasi Banten Lama harus di lakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada

  ”, ungkapnya.(Hikmat, 2010)

  Pemerintah memang melakukan berbagai cara dan strategi dalam Pengembangan dan penataan kawasan Wisata Banten Lama, namun dari pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti sejak bulan Oktober 2013 dan wawancara awal ke beberapa sumber terkait yaitu Pegawai Museum Kepurbakalaan Banten Lama, Kepala Seksi Pengelola Museum Negeri Banten.

  Pengamatan, observasi dan wawancara ditujukan untuk mencari identifikasi masalah yang sebenarnya terjadi dalam Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. maka terdapat masalah yaitu sebagai berikut:

  Pertama , belum optimalnya pengembangan destinasi Kawasan Wisata

  Cagar Budaya Banten Lama, hal ini terlihat dari sarana dan prasarana yang tersedia kurang mendukung, selain itu ketersediaan infrastruktur yang masih kurang seperti, fasilitas umum yang bersih, pedagang kaki lima yang teratur, mesjid yang teratur, angkutan wisata keliling yang bersih, masih sulit ditemui, selain itu sapta pesona yang kurang terawat (sampah berserakan, kios kaki lima yang tergeletak tidak terurus) dari situs-situs di sana membuat ke indahan dan nilai sejarah situs tersebut memudar (Sumber: Peneliti 2014).

  Kedua , lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten.

  lemahnya kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten seperti BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) serang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dan Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Serang, Museum Negeri Banten, Museum Kepurbakalaan Banten Lama, masing-masing instansi mengatakan mereka hanya mendukung saja keputusannya ada di pemerintah pusat. Belum jelasnya siapa yang bertanggung jawab penuh dalam pengembangan dan penataan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, masih dalam tahap penelitian oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) wawancara dengan Bapak Juliadi selaku Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang bagian Pemugaran (10 Februari 2014 Pukul 13.30 WIB, Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang).

  Ketiga , Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi

  Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Dari observasi yang dilakukan peneliti, peneliti melihat belum adanya kesadaran masyarakat sekitar dalam menjaga situs-situs cagar budaya yang ada di lingkungannya, hal ini terlihat dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam merawat destinasi yang ada seperti bermain bola di komplek Benteng Surosowan, membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya, dan juga eksploitasi berlebihan dari destinasi tersebut yaitu seperti berdagang di Zona Inti.

  Keempat , kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga kenadziran, dan pihak masyarakat, dari tahun 2002 hingga sekarang 2014 instasi pemerintah dan pihak-pihak terkait di Kawasan Wisata Banten Lama baru satu kali duduk bersama menyatukan visi dan misi untuk mengembangkan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, yaitu pada tahun 2010 dengan tema “Sosialisasi Master Plan Kawasan Banten Lama” setelah itu tidak ada lagi sosialisasi atau duduk bersama kembali menyatukan tujuan untuk Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama lebih baik.

  Kelima , Strategi yang belum berjalan dan kurang tepat dalam pengembangan dan penataan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

  Strategi dibangun untuk menghasilkan suatu tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya, seperti yang telah terjadi di Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, pada tahun 2010 pedagang kaki lima yang kini ada di zona inti telah dipindahkan ke bagian belakang, namun karena pemindahan pedagang tidak mengikuti jalur wisatawan masuk dan keluar sehingga pedagang tidak mendapatkan untung, sehingga lama kelamaan pedagang kembali masuk ke zona inti, selain itu tempat parkir yang telah menghabiskan jutaan rupiah di sia- siakan begitu saja dan menjadi tidak terawat.

  Kondisi-kondisi seperti itulah yang melatarbelakangi penelitian dalam penelitian yang berjudul: “Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian

  Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

  ”

1.2 Identifikasi Masalah

  Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai permasalahan yang ada pada objek penelitian yang akan diteliti. Seperti yang telah disinggung di dalam latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan di atas, Peneliti menyimpulkan ada beberapa masalah dalam Implementasi Rencana Strategi Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten : 1.

  Belum Optimalnya Pengembangan Destinasi Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

  2. Lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten dalam menangani Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

  3. Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

  4. Kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga kepariwisataan milik pemerintah dengan pihak terkait dalam pengembangan dan pelestarian Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

  5. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang telah di buat oleh pemerintah Provinsi banten

1.3 Pembatasan Masalah

  Dalam penelitian ini Peneliti mencoba membatasi ruang lingkup permasalahan karena keterbatasan peneliti sendiri dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuannya. Maka, penelitian ini fokus pada objek penelitian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

  1.4 Perumusan Masalah

  Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten ?”.

  1.5 Tujuan Penelitian