PENGARUH LATIHAN DISKRIMINASI F0NEM BILABIAL TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI.

(1)

PENGARUH LATIHAN DISKRIMINASI F0NEM BILABIAL TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT

DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh : Nursyah Amiati

1004962

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH LATIHAN DISKRIMINASI FONEM BILABIAL TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT

DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

Oleh Nursyah Amiati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nursyah Amiati2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LATIHAN DISKRIMINASI FONEM BILABIAL

TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT

DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Oleh:

Nursyah Amiati 1004962

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. HM. Sugiarmin, M.Pd NIP. 195405271987031002 Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

LATIHAN DISKRIMINASI FONEM BILABIAL

TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT

DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Oleh:

Nursyah Amiati 1004962

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Dudi Gunawan , M.Pd NIP. 196211211984031002 Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(5)

(6)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN DISKRIMINASI FONEM BILABIAL TERHADAP KEMAMPUAN PERSEPSI BUNYI KATA PADA ANAK TUNARUNGU PENGGUNA ALAT BANTU DENGAR KOHLEA IMPLANT

DI SDN CIBABAT MANDIRI 2 CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

Nursyah Amiati (1004962)

Berdasarkan persoalan yang terjadi di lapangan bahwa masih kurangnya persepsi dengar yang dialami anak tunarungu penggguna alat bantu kohlea implant, yang ditunjukan dengan pada pengguna alat natu yang selalu mengandalkan alat bantu dengar, sehingga alat bantu yang digunakan menjadi kurang peka terhadap rangsang suara yang di dengar, tidak terlatih untuk mau mengoptimalkan pengunaan alat bantu dengar, sulit untuk berkomunkasi jika tidak berhadapan dengan lawan bicara, dan memulai berkomunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan persepsi dengar pada anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant. Latihan ini merupakan bentuk atihan dengan memperdengarkan bunyi bahasa sedang anak akan mendengarkan dari arah belakang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran dengan pendekatan eksplanatori sekuensial. Data kuantitatif diolah dengan desain penelitian subjek tunggal, dan data kualitatif dengan metode triangulasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan latihan menggunakan instrumen berupa lembar pencatatan latihan yang dikembangkan dari indikator persepsi dengar yang ingin dicapai, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di pada 1 orang anak dengan hambatan mendengar yang menggunakan alat bantu dengar kohlea implant. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan mean level pada indikator imitasi dari 60% pada kondisi awal 90% pada fase intervensi dan 90% pada kondisi akhir, sedang pada indikator disriminasi bunyi menunjukan peningkatan pada kondisi awal 30% pada kondisi awal pada fase intervensi 56,25% sdang pada kondisi akhir 70% . Hasil penelitian kualitatif menunjukkan adanya perubahan perilaku yang mengarah pada kesadaran bunyi dan lebih peka terhadap suara yang di dengar. Hal ini berarti bahwa latihan dapat digunakan untuk meningkatkan persepsi bunyi pada anak tunarungu pengguna alat bantu kohlea implant.

Kata Kunci : Latihan persepsi bunyi, Anak dengan Hambatan Pendengaran dan, diskriminasi bunyi.


(7)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C.Batasan Masalah.. ... 4

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Tunarngu ... 7

1. Pengertian Tunarungu……….7

a. Klasifikasi Tunarungu ... 8

B. Kemampuan Persepsi Bunyi Kata pada Anak Tunarungu……….. ... 9

1. Konsep dasar persepsi bunyi dalam kata ... 10

1). Tahapan –tahapan Bunyi ... 11

2). Sifat Bunyi ... 12

2) Huruf Bilabial………...13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Persepsi Bunyi dalam Kata a. Kemampuan Bahasa …………..………..…….. …. 13


(8)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu pada Anak

Tunarungu dan Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar..13

C.Latihan diskriminasi bunyi dalam kata……….…16

1. Konsep diskriminasi bunyi……….16

2. Konsep Dasar Diskriminasi bunyi………..17

3. Latihan Diskriminasi bunyi Dalam kata……….…………17

a) Tujuan Latihan………....17

b) Materi atihan………..17

c) Media Latihan……….18

d) Prosedur Latihan………...18

e) Alat Bant Dengar………18

D.Penelitian Sebelumnya Yang Relevan ... 20

E. Kerangka Berpikir . ... 21

F. Hipotesis ………. 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Variabel Penelitian ... 26

1.Definisi Konsep Variabel326 a. Latihan Diskriminasi Bunyi ... 26

b. Kemanpuan Persepsi Bunyi Kata ... 27

2. Definisi Operasional Variabel ... 27

a. Latihan Diskriminasi Bunyi ... 27

b. Kemampuan Persepsi Bunyi... 28

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 28

1. Subjek Penelitian ... 28

2. Lokasi Penelitian ... 29

D. Instrumen Penelitian... 30

1. Instrumen Kuantitatif ... 30


(9)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

1. Analisis Data Kuantitaitf ... 32

2. Analisis data Kualitatif ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Imitasi Kata ... 35

1. Analisis Dalam Kondisi ... 41

a. Panjang Kondisi ... 41

b. Estimasi Kecenderungan Arah ... 42

c. Kecenderungan Stabilitas ... 43

d. Jejak Data ... 47

e. Level Stabilitas dan Rentang ... 48

f. Perubahan Level ... 48

2. Analisi Antar Kondisi ... 51

a. Jumlah Variabel yang di Ubah ... 51

b. Perubahan Kecenderungan dan Efeknya ... 55

c. Perubahan Stabilitas ... 52

d. Perubahan Level ... 53

e. Data Overlap ... 54

B. Hasil Penelitian Diskriminasi Kata ... 58

1. Analisis Dalam Kondisi ... 64

a. Panjang Kondisi ... 64

b. Estimasi Kecenderungan Arah ... 65

c. Kecenderungan Stabilitas ... 66

d. Jejak Data ... 70

e. Level Stabilitas dan Rentang ... 71

f. Perubahan Level ... 71

2. Analisi Antar Kondisi ... 73


(10)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perubahan Kecenderungan dan Efeknya ... 74

c. Perubahan Stabilitas ... 74

d. Perubahan Level ... 75

e. Data Overlap ... 75

3. Hasil Data Kualitatif ... 79

a. Hasil Pengamatan ... 79

b. Hasil Wawancara ... 81

4. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 86

B. Rekomendasi ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(11)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

A Data kemampuan kuantitatif diskriminasi bunyi

Tabel 2.1 Klasifikasi Ketunarunguan ... 7

Tabel 4.1 Data Baseline 1 (A-1)……….……….35

Tabel 4.2 Intervensi (B)……….……….37

Tabel 4.3 Baseline 2(A-2) ... 38

Tabel 4.4 Data Baseline (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2)…………....40

Tabel 4.5 Data Panjang Kondisi ... 42

Tabel 4.6 Data Estimasi Kecenderungan Arah ... 43

Tabel 4.7 Banyak Data dalam Rantang Kondisi Baseline-1………..44

Tabel 4.8 Banyaknya Data dalam Rentang pada kondisi baseline- (B).…….46

Tabel 4.9 Banyaknya Data dalam Rentang pada kondisi baseline-5 (A-2)….47 Tabel 4.10 Data Kecenderungan .. ... .47

Tabel 4.11 Jejak Data ... 48

Tabel 4.12 Level dan Stabilitas ... 48

Tabel 4.13 Data Level Perubahan ... 49

Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 50

Tabel 4.15 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 51

Tabel 4.16 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 51

Tabel 4.17 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 52


(12)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19 Data Presentasi Overlap ... 55

Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 56

B Data kemampuan kuantitatif diskriminasi bunyi Tabel 4..20 Data Baseline 1 (A-1)……….……….58

Tabel 4.2 1 Intervensi (B)……….………59

Tabel 4.22 Baseline 2(A-2) ... 60

Tabel 4.23 Data Baseline (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2)…………....61

Tabel 4.24 Data Panjang Kondisi ... 64

Tabel 4.25 Data Estimasi Kecenderungan Arah ... 65

Tabel 4.26 Banyak Data dalam Rantang Kondisi Baseline-1………..66

Tabel 4.27 Banyaknya Data dalam Rentang pada kondisi baseline- (B).…….67

Tabel 4.28 Banyaknya Data dalam Rentang pada kondisi baseline-5 (A-2)….68 Tabel 4.29 Data Kecenderungan .. ... .69

Tabel 4.30 Jejak Data ... 70

Tabel 4.31 Level dan Stabilitas ... 70

Tabel 4.32 Data Level Perubahan ... 71

Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 71

Tabel 4.34 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 73

Tabel 4.35 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 73

Tabel 4.36 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 74

Tabel 4.37 Data Perubahan Level ... 74

Tabel 4.38 Data Presentasi Overlap ... 77

Tabel 4.39 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 77

Tabel 4.40 nilai rata-rata frekuensi test……… 78


(13)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

A. Imitasi Kata

Grafik 4.1 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kataA-1 ... 36

Grafik 4.2 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kata B ... 37

Grafik 4.3 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kataA-2 ... 39

Grafik 4.4 Kondisi A-B-A….………....40

Grafik 4.5 kemampuan imitasi kata ………..41

Grafik4.6 Estimasi Kecenderungan Arah ... 42

Grafik 4.7 batas atas batas bawah………..43

Grafik 4.8 stabilitas data ………. 45

Grafik4.9 stabilitas baseline A-2………. 47

Grafik 4.10 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 54

Grafik 4.11 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A-2) ... 55


(14)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 4.12 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kataA-1 ... 58

Grafik 4.13 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kata B ... 39

Grafik 4.14 Kondisi Baseline Data melakukan imitasi kataA-2 ... 61

Grafik 4.15 Kondisi A-B-A….………...62

Grafik 4.16 kemampuan imitasi kata ………...63

Grafik 4.17 Estimasi Kecenderungan Arah ... 64

Grafik 4.18 batas atas batas bawah………..66

Grafik 4.19 stabilitas data ………. 67

Grafik4.20 stabilitas baseline A-2………. 68

Grafik 4.21 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 75

Grafik 4.22 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A-2) ... 76

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 35

Gambar 3.1 Desain Explanatory Mixed Methods ... 37


(15)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya sudah pasti akan melakukan interaksi dan komunikasi, dan dalam berkomunikasi dan berinteraksi manusia menggunakan bahasa sebagai simbol dari komunikasinya itu. Ide-ide maupun gagasan manusia serta ekspresi disampaikan melalui bahasa, manusia mengekspresikan pengalamannya, baik bahasa lisan, tulisan, gerak maupun tanda–tanda yang dapat mewakilinya. Bahasa merupakan alat bergaul dengan lingkungan, seseorang dapat mengenal identitas orang lain melalui bahasa yang diekpresikannya bukan hanya itu, Bahasa merupakan jendela dalam masuknya informasi pembuka jalan untuk mengerti ilmu pegetahuan, sehingga manusia dalam keseluruhan hidupnya tidak mungkin terlepas dari komunikasi yang di simbolkan dalam bahasa. Proses penangkapan bunyi dan proses pemahaman merupakan dua proses yang berlangsung secara bersamaan (Stimultan). Pada saat mendgarkan mentalnya bekerja aktif dan menafsirkan apa yang dimaksud oleh pembicara, dan pada waktu yang sama pula seseorang akan memberikan respon (menanggapi).

Dilihat dari peran dan fungsinya menunjukan bahwa bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, Melkybust (1964, dalam

Sadja’ah 3:2002 ) mengatakan bahwa:

“ . . . anak dapat menghubungkan lambang bahasa dengan suara/bunyi yang didengarnya pertama kali sebelum bahasa manusia belajar melalui bahasa pengalamannya dalam berbahasa itu sendiri diawali sewaktu terjadi proses pertama kali anak dapat


(16)

2

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejak seorang anak dapat merespon bunyi yang bisa dia dengar maka dia akan tertarik untuk mengekspresikaan apa yang dia dengar ataupun yang dia lihat yang berupa bahasa. Anak pada umumnya, memperoleh bahasa dimulai dengan memfungsikan pendengarannya pada saat bayi, yang selanjutnya bayi akan memperoleh pengalaman berbahasa ketika kebersamaan dengan ibunya atau orang lain. Dalam memperoleh pengetahuan bahasa yang terjadi pada anak umumnya mungkin tidak sesulit pada anak yang memiliki hambatan pada alat sensoris motoriknya, sehingga anak dapat berbahasa lisan, mewujudkan kata-kata yang berisikan maksud tertentu. Dalam kehidupannya anak penyandang tunarungu dengan anak pada umumnya dalam kemampuan berbahasa lisan mereka tidak terlepas dari kegiatan interaksi berbahasa dengan lingkungannya, untuk itu anak tunarungu-pun di tuntut untuk mampu mengekspresikan keinginannya, baik berbahasa secara lisan, gesture , isyarat , dan mimik.

Penyandang tunarungu adalah seorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar, baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari – hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks. Penyandang tunarungu memiliki beberapa tingkatan ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), Ketunarunguan sedang (moderat hearing impairment), Ketunarunguan berat (severe hearing

impairment), Ketunarunguan sangat berat (profound hearing impairment),

Pada penyandang tunarungu dengan tingkatan profound sangat sulit untuk dapat menangkap serta membedakan bunyi bahasa yang dilambangkan dan mentransfernya menjadi sebuah kosa kata. Sedangkan setiap anak


(17)

3

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

termasuk anak tunarungu memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dan interaksi yang sama dengan anak pada umumnya. Untuk membantu kemampuan mendengarnya anak tunarungu profound membutuhkan alat bantu salah satunya berupa Kohlea Implant yaitu alat bantu dengar yang dapat menghantarkan bunyi suara yang secara langsung tersampaikan pada otak, Kohlea implant sangat berbeda dengan alat bantu dengar lainnya , alat bantu dengar lain memperbesar suara, maka kohlea implant memberikan solusi pada bagian-bagian yang tidak berfungsi. Kohlea Implant digunakan untuk menyediakan suara bagi mereka yang sangat sulit mendengar. Pengguna alat bantu dengar kohlea implant ini pada umumnya dapat mendengar suara dengan jelas walaupun suara yang dihasilkan berada diarah yang tidak sama. Pengguna alat bantu dengar kohlea implant pada umumnya dapat membedakan diskriminasi kata, melakukan imitasi kata serta imitasi kalimat.

Berangkat dari hal diatas peneliti menemui permasalahan yang berbeda pada pengguna alat bantu kohlea implant SDN Cibabat Mandiri 2 Kota Cimahi, siswa tunarungu berinisial NFN pengguna alat bantu kohlea implant di kelas III SDN Cibabat Mandiri 2 , yang memiliki kemampuan persepsi bunyi yang belum optimal meskipun anak sudah menggunakan alat bantu dengar kohlea implant. Hal ini terlihat dari kebiasaan yang tetap memanfaatkan membaca ujaran jika sedang berkomunikasi dengan teman atau-pun guru. Siswa tersebut tidak dapat memberikan respon jawaban ketika dipanggil dari arah yang tidak berhadapan, atau dalam posisi bersampingan. Dalam berkomuikasi arah masih harus selalu berhadapan dengan lawan bicara, begitupun dalam membedakan bunyi kata, siswa tersebut masih bingung serta sering keliru dalam melakukan imitasi kata yang di ucapkan


(18)

4

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh orang lain. Misal ketika guru mengucapkan kata “dalam” siswa tersebut

mengulang kata yang di ucapkan oleh guru menjadi “talam”.

Melihat latar belakang tersebut, peneliti mengamati bahwa anak dengan penggunaan alat bantu kohhlea implant ini-pun harus tetap mendapatkan pelatihan secara berkesinambungan, sehingga peneliti akan mencoba melakukan penelitian mengenai latihan membedakan bunyi kata terhadap kemampuan persepsi dengar diskriminasi bunyi `kata serta melakukan imitasi kata, sehingga sebagai pendidik kita akan mengetahui cara memberikan latihan pada peserta didik pengguna alat bantu kohlea implant yang akan mengakibatkan terjadinya pengoptimalan penggunaan alat bantu dengar pada anak tunarungu khususnya untuk pengguna alat bantu kohlea implant, yang diharapkan dengan latihan diskriminasi bunyi ini pengguna alat bantu kohlea implant dapat berkomunikasi dan membedakan bunyi kata tanpa harus mengandalkan bahasa isyrat, membaca ujaran, atau-pun dengan membaca gesture tubuh.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan persepsi bunyi pada anak tunarungu yang sudah menggunakan alat bantu kohlea implant antara lain :

1. Kemampuan peserta didik penyandang tunarungu dalam persepsi bunyi kurang mendapat pelatihan secara berkesinambungan.

2. Peserta didik penyandang tunarungu masih mengalami hambatan dalam membedakan dan kosa kata yang di ucapkan oleh lawan bicara.


(19)

5

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, jelas dan terarah maka peneliti membatasi masalah pada kemampuan persepsi diskriminasi bunyi fenom bilabial dalam kata pada anak tunarungu, serta melakukan imitasi kata yang diucapkan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah latihan diskriminasi bunyi huruf bilabial pada awal kata dapat memberikan pengaruh pada kemampuan persepsi bunyi anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant?

2. Bagaimanakah perubahan perilaku pada saat berkomunikasi yang ditunjukan anak tunarungu pengguna kohlea implant sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui latihan diskriminasi bunyi kata?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian a) Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk, Meningkatkan kemampuan persepsi bunyi pada peserta didik penyandang tunarungu melalui penerapan latihan diskriminasi serta melakukan imitasi bunyi dalam kata pada peserta didik penyandang tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant

b) Tujuan Khusus


(20)

6

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Memberikan stimulasi dan intevensi menggunakan latihan membedakan bunyi dalam kata untuk melatih persepsi bunyi kata pada peserta didik penyandang tunarungu.

2) Mengoptimalkan penggunaan alat bantu kohlea implant pada peserta didik penyandang tunarungu.

3) Meningkatkan kemampuan dalam persepsi bunyi pada peserta didik penyandang tunarungu.

4) Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah diberikan intervensi.

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Praktis

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pendidik dalam meningkatkan kemampuan persepsi bunyi pada siswa tunarungu.

2) Sebagai bahan acuan bagi orangtua dan guru, bahwa persepsi dengar harus tetap dilatih meskipun anak tunarungu telah menggunakan alat bantu dengar kohlea implant.

b. Secara teoritis

1) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengoptimalkan alat bantu


(21)

7

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengar khususnya alat bantu dengar kohlea implant kepada siswa tunarungu.

2) Memberikan reverensi kepada guru dalam memberikan pembelajaran persepsi bagi peserta didik penyandang tunarungu dengan menggunakan latihan membedakan bunyi dalam kata.


(22)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat, Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti, agar mencapai target yang diharapkan. Pemilihan metode didasarkan pada rumusan masalah yang jawabannya akan dicari dan dibuktikan melalui penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods research design). Metode campuran (Mixed methods research design) adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan "mencampur" metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu kajian untuk memahami sebuah masalah penelitian (Creswell, 2010,hlm.21). Asumsi dasarnya adalah bahwa penggunaan metode kuantitatif dan metode kualitatif, yang dikombinasikan, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian dan pertanyaan penelitian daripada hanya menggunakan salah satu metode saja.

Secara umum, sebuah penelitian dilaksanakan menggunakan metode campuran apabila kita mempunyai data kualitatif maupun data kuantitatif, dan kedua jenis data tersebut secara bersama-sama memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian itu daripada jika kita hanya mempunyai salah satu dari kedua jenis data tersebut. Penelitian dengan metode campuran merupakan suatu desain yang baik digunakan jika kita ingin memanfaatkan kelebihan dari data


(23)

24

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif maupun data kuantitatif. Data kuantitatif, seperti skor pada suatu instrumen, menghasilkan angka-angka yang spesifik yang dapat dianalisis secara statistik, dapat memberikan hasil untuk mengukur frekuensi dan besarnya kecenderungan, dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat jika kita perlu mendeskripsikan kecenderungan tentang sejumlah besar orang. Di pihak lain, data kualitatif, seperti wawancara mendalam yang menghasilkan kata-kata yang sesungguhnya diucapkan oleh partisipan dalam penelitian, menawarkan bermacam-macam perspektif tentang topik penelitian dan memberikan gambaran yang kompleks tentang situasi yang diteliti. Apabila kita mengkombinasikan data kuantitatif dan kualitatif, maka data yang diperoleh dari penelitian akan lebih valid, karena data yang kebenarannya tidak dapat divalidasi dengan metode kuantitatif akan divalidasi dengan metode kualitatif atau sebaliknya (Sugiyono, 2013,hlm.48).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi design triangulasi dimana data kuantitatif dan data kualitatif diolah secara bersamaan, kemudian dijabarkan dan dikuatkan dengan data kualitatif dari hasil pengamatan peneliti terhadap perilaku anak sebelum dan setelah diberi perlakuan dalam waktu yang bersamaan. Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan data kualitatif sebelum diberikan perlakuan kemudiam mengambil data kuantitatif dilakukan bersamaan dengan perubahan perilaku siswa. Alasan untuk pendekatan ini adalah bahwa data dan hasil-hasil kuantitatif menyediakan sebuah gambaran umum mengenai masalah penelitian lebih banyak analisis, khusunya melalui pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk memperbaiki, memperluas,


(24)

25

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau menjelaskan gambaran umum Secara visual, bagan desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1.1

Desain Metode Campuran Triangulasi

+

Interpretasi

Penelitian kuantitatif dilakukan melalui metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Research) dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain A-B-A’. Desain A-B-A’ merupakan penelitian yang pengolahan datanya diharapkan dapat dipergunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis terjadinya perubahan. Prosedur dasarnya adalah pengukuran pada kondisi Baseline1 (A-1) kemudian pada kondisi intervensi (B) dan pengukuran kembali pada kondisi Baseline 2 (A-2).

Desain yang digunakan adalah A-B-A’. Dimana (A-1) adalah kondisi baseline, (B) adalah intervensi dan (A-2) adalah pengulangan kondisi baseline.

KUAN (data dan

hasil-hasil)

KUAL (data dan


(25)

26

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Hari / Sesi

Desain A-B-A’ merupakan pengembangan dari desain dasar A-B dengan pengukuran kondisi baseline diulang dua kali (Sunanto, 2006,hlm.49)

Gambar 1.2 Desain A-B-A

A-1 B A-2

Keterangan :

A-1 = Pada baseline 1 subjek peneliti tidak sama sekali diberikan intervensi, subjek peneliti diberikan pengenalan kata. Pada tahap ini dilakukan satu sebanyak satu sesi.

B = Subjek peneliti diberikan perlakuan atau intervensi, intervensi yang diberikan berupa latihan diskriminasi bunyi dalam kata. Latihan ini dilakuan sebanyak empat kali hingga terjadi perubahan perilaku persepsi dengar dimana anak sudah membedakan bunyi dalam kata.

A-2 = Merupakan pengulangan kondisi awal atau kemampuan dasar subjek peneliti dalam mengenal aturan kelas, pada tahap ini pula diberikan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana intervensi dapat berpengaruh terhadap perubahan persepsi bunyi anak.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan metode studi kasus (Case study). Sugiyono, (2011,hlm.14) mengemukakan bahwa

studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan


(26)

27

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.

Penelitian kualitatif dilakukan untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan menggugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal. Penggunaan metode kualitaitf ini berangkat dari data hasil penelitian kuantitatif.

B. Variabel Penelitian

1. Definisi Konseptual Variabel

a. Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial.

Latihan diskriminasi bunyi fonem adalah salah satu cara yang digunakan untuk melatih persepsi bunyi kata pada anak tunarungu. Latihan diskriminasi fonem bilabial bertujuan agar anak tunarungu dapat berbahasa dengan baik. Latihan diskriminasi bunyi dalam kata ini diberikan pada anak tunarungu yang sudah menggunakan alat bantu dengar.

b. Kemampuan Persepsi Bunyi Kata.

Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris atau kemampuan untuk menyarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera, (Leaner, 1988,hlm.282 dalam Sugiarmin, 2010,hlm.10) .

Bunyi kata adalah bunyi yang dilafalkan berupa kata berpasangan dengan tujuan bahwa kata yang diucapkan secara berpasangan.


(27)

28

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Definisi Operasional Variabel

a. Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud latihan diskrimainasi fonem bilabial adalah latihan membedakan bunyi bilabial pada awal kata yang bertujuan melatih persepsi bunyi kata. Latihan ini diberikan agar anak mampu membedakan pasangan kata yang di perdengarkan.

Berikut adalah prosedur latihan diskriminasi fonem bilabial.. 1) Memastikan alat bantu dengar terpasang dengan baterai penuh. 2) Memposisikan posisi duduk siswa tidak berhadapan dengan

guru.

3) Kelompok pasangan kata yang sama dan pasangan kata yang berbeda pada bunyi awal kata.

4) Perdengarkan kelompok pasangan kata.

5) Pada setiap pasangan kata yang diperdengarkan harus menanggapi sama atau tidak sama

6) Tangggapan dari anak berupa bentuk ucapan ataupun motorik. 7) Anak mengulang kembali kata yang telah peneliti ucapkan

b. Kemampuan Persepsi Bunyi

Dalam penelitian ini diskriminasi bunyi dalam kata adalah tpemaknaan seorang penyandang tunarungu dapat memahami berbagai macam bunyi terutama bunyi bahasa. Konsep diskriminasi disini adalah ketika seorang penyandang tunarungu dapat mendiskriminasi/ membedakan bunyi bahasa


(28)

29

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diucapkan, pada tahap ini seorang tunarungu mampu melakukan diskriminasi kata dengan menggunakan alat bantu.

Diskriminasi bunyi dalam kata anak tunarungu akan diperdengarkan pasangan kata-kata yang miliki haruf awal bilabial P-B-M-W. contoh pada kata pita – biru. Penelitian ini akan melatih persepsi siswa dalam melakukan persepsi dengar bunyi kata dengan menggunakan skala pengukuran persentase dengan cara test lisan yang akan dilakukan setelah diberikan latihan.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah seorang anak usia sekolah di SDN Cibabat Mandiri 2 kota Cimahi, Cimahi Utara.

Nama : NFN

Usia : 9 tahun 8 bulan

Karakteristik : Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan, terlihat bahwa anak sudah dapat berkomunikasi dengan membaca ujaran, anak enggan berlatih mengoptimalkan alat bantu yang digunakan sehingga alat bantu yang di gunakan belum terlihat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anak, dalam berkomunikasi dengan lingkungan anak masih harus selalu membaca ujaran dan harus selalu berhadapan dalam berkomunikasi, pemahaman kata pada anak terbatas anak seringkali keliru dalam


(29)

30

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan makna pada suatu kata kerja, seperti pada kata membaca anak mengartikan kata membaca adalah menulis.

Dalam membedakan bunyi dalam kata anak harus selalu diberikan contoh berupa perbuatan ataupun isyarat serta gesture. Menurut pengakuan dari guru kelas NFN harus selalu berhadapan jika sedang berkomunikasi dengan teman-teman, jika anak dipanggil dari arah saping atau belakang anak tidak memberikan respon. Menurut orang tua dari NFN bahwa anak cenderung malas untuk berlatih mengoptimalkan alat bantu dengar yang di gunakan.

Anak belum dapat membedakan bunyi kata dalam kalimat sehingga anak memerlukan latian membedakan bunyi dalam kata agar dalam berkomunikasi anak dapat memahami bunyi kata yang diucapkan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di klelas III-A SDN Cibabat Mandiri 2, Jalan Pesantren no 107 Cimahi Utara , Kota Cimahi.

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Kuantitatif

Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini berupa tes lisan melakukan imtasi kata serta membedakan kata yang diucapkan. Instrumen ini digunakan untuk latihan membedakan bunyi dalam kata setelah pemberian treatmen.


(30)

31

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Catatan perkembangan kemampuan bahasa meliputi daftar kemampuan bahasa yang dikembangkan dari aspek dan indikator kemampuan siswa dalam bahasa. Dalam instrumen ini penskoran dalam bentuk persentase dimana. Persen menunjukan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan seluruh kemungkinanterjadinya peristiwa tersebut dikalikan 100%. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen penelitian.

a. Menentukan Kata yang Akan dikenalkan

Kata yang dikenalkan disesuaikan dengan lingkungan tempat anak belajar, dan disesuaikan dengan kemampuan anak untuk melakukan praktik dari kata yang akan digunakan.

b. Mengenalkan Kata yang akan digunakan

Kegiatan mengenalkan kata yang memiliki bunyi hampir sama ini dimulai pada saat kegiatan intervensi dilakukan, sehingga subjek penelitian dapat membedakan bunyi dalam kata serta melakukan imitasi kata.

c. Penyusunan Catatan Perkembangan Perilaku

Penyusunan catatan perkembangan perilaku ini didasarkan pada aspek pemahaman dan indikator membedakan bunyi dalam kata yang telah ditentukan dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dari subjek penelitian.

d. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (construct validity) dengan meminta


(31)

32

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat para ahli (judgment experts). Penilaian validitas instrument dilakukan oleh seorang dosen dan dua orang guru . Penilai tersebut mencocokkan indikator yang ada dalam kisi-kisi instrumen dengan butir pernyataan yang dibuat oleh peneliti. Apabila penilai menilai cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0, kemudian dihitung dengan rumus :

(Susetyo, 2010,hlm. 92)

Keterangan :

P = Skor / presentase

f = frekuensi cocok menurut penilai.

∑f = Jumlah Penilai

(perhitungan validitas instrumen terlampir)

Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50% (Susetyo, 2010, hlm. 92). Dari hasil penilaian butir pernyataan dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 butir pernyataan instrument penelitian tersebut dikatakan valid karena penilaian banyak memberikan kriteria cocok, ada pun ditambahkan perubahan diksi pada butir pernyataan, sesuai dengan saran para penilai.

2. Instrumen Kualitatif

Dalam pengumpulan data kualitatif, peneliti menggunakan uji keabsahan data. Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur. Artinya wawancara yang dilakukan tidak berdasarkan pada pedoman


(32)

33

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang baku. Pertanyaan yang akan diajukan berisi seputar perkembangan perilaku pemahaman kata anak di lingkungan sekolah. Observasi dilakukan secara langsung. Peneliti turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas di lokasi penelitian. Dengan membawa pedoman pencatatan perilaku.

Dokumentasi dilakukan menggunakan alat visual dengan data berupa foto. Instrumen yang digunakan berupa sebuah kamera digital yang dapat memotret dan merekam serangkaian kegiatan penelitian.

E.Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis data kuantitatif

Setelah semua data yang terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan analisis grafik diharapkan akan lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan membedakan bunyi dalam kata, sebelum diberikan perlakuan ataupun sesudah.

Komponen-komponen penting dalam grafik menurut Sunanto (2006, hlm.41) adalah :

a. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya; sesi, hari, dan tanggal).

b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya; persen, frekuensi, dan durasi).

c. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala.


(33)

34

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Skala adalah garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50% dan 75%).

e. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

f. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi lainya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus. g. Judul grafik adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar

segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Sedangkan langkah-langkah yang dapat diambil dalam pengolahan data sebagai berikut :

1) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline -1 dari setiap subjek pada setiap sesi

2) Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari setiap subjek pada setiap sesi

3) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline -2 dari setiap subjek pada setiap sesi

4) Membuat tabel perhitungan skor-skor pada fase baseline -1, fase intervensi, dan fase baseline -2 dari setiap subjek pada setiap sesi

5) Menjumlah semua skor yang pada fase baseline -1, fase intervensi, dan fase baseline -2 dari setiap subjek pad setiap sesi.

6) Membandingkan hasil skor-skor pada fasebaseline -1. Fase intervensi, dan fase baseline -2 dari setiap subjek pada setiap sesi.

7) Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.


(34)

35

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapatdiinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, dan membuat kesimpulan.

Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian, sedangkan analisi data akan memberi kehidupan dalam penelitian. Analisis merupakan usaha untuk memilih dan memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2002, hlm.132). Data yang diambil merupakan data kualitatif yakni data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat. Analisis data dilakukan segera setelah data diperoleh.

Sugiyono (2010, hlm.246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawin/

verification.

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi pemfokusan dan pengabstraksian data mentah mwnjadi informasi yang bermakna.

b.Paparan data (data display)

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif.


(35)

36

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c.Penyimpulan (conclusion drawing)

Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.


(36)

87

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mixed methods

research design dimana data kuantitatif disajikan terlebih dahulu, kemudian

dilengkapi dengan data kualitatif.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan membedakan bunyi dalam kata memiliki dampak positif kemampuan imitasi dan diskriminasi bunyi dalam kata pada anak tunanrungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant. latihan membedakan bunyi dalam kata membiasakan anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant menjadi lebih peka terhadap bunyi kata yang di dengar oleh anak, anak menjadi lebih peka terhadap bunyi suara yang berada di sekitar

Latihan membedakan bunyi kata tidak hanya melatih diskriminasi bunyi akan tetapi membiasakan anak melakukan imitasi kata dalam berkomunikasi, latihan membiasakan anak untuk selalu memanfaatkan alat bantu dengar yang digunakan.

Hasil penelitian menunjukan kemampuan anak dalam melakukan imitasi kata meningkat pada tahap Base line (B) sedangkan pada kemampuan diskriminasipun menunjukan peningkatkan dalam kemampuan anak dalam melakukan diskriminasi bunyi,

Pada kemampuan imitasi pada baseline 1 (A-1) adalah 60% sedang pada kondisi baseline 2 (A-2) meningkat menjadi 90% . Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, latihan persepsi bunyi dalam kata secara umum dapat meningkatkan kemampuan imitasi kata pada anak tunarungu penggguaalat antu dengar kohlea implant. sedangkan dalam kemampuan melakukan


(37)

88

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diskriminasi bunyi dalam kata pada berdasarkan hasil pengamatan memperoleh hasik kondisi pada baseline 1 (A-1) adalah 30% dan meningkat hal ini dapat terlihat dalam baseline 2 (A-2) adalah 56,25%.

Secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa cara komunikasi anak tunarungu pengguna alat antu dengar kohlea implat memmbuat anak menjadi lebih peka terhadap suala dengan dilakukannnya latihan persepsi bunyi dalam kata menjadi lebih positif seiring pemberian intervensi. Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya kepekaan subjek terhadap penangkapan bunyi bahasa yang di dengar.

Latihan persepsi bunyi dalam kata merupakan suatu bentuk latihan yang memberikan pengaruh positif terhadap pengembangancara berkomunikasi anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant, dan dapat dijadikan suatu rekomendasi kegiatan untuk mengembangkan kemampuan komuikasi pada anak pengguna alat bantu dengar, sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk guru pembimbing dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rekomendasi

.

1. Bagi Guru Pembimbing

Latihan persepsi bunyi harus tetap dilakukan untuk melatih kemampuan imitasi serta diskriminasi bunyi , terutama bunyi bahasa, anak harus tetap mendapatkan latihan meskipun anak sudah menggunakan alat bantu dengar, sehingga anak menjadi lebigh peka terhadap suara yang di dengar. 2. Bagi Orang Tua Peserta Didik

Denganlatihan persepsi bunyi dalam kata orang tua diharapkan dapat memiasakan latihan pada anak agar anak menjadi lebih peka terhadap


(38)

89

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rangsang suara yang di dengar sehingga anak diharapkan dapt berkomunikasi dan melakaukan diskriminasi bunyi dalam kata dngan tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian ini dengan subjek dan variabel yang berbeda, dapat dilakukan dengan single subject research atau dengan one group pre test post test. agar dapat memperkaya kajian dengan adanya perbedaan pengaruh yang ditunjukkan. Selain itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan lain seperti aspek kognitif, aspek interpersonal pada anak, latihan persepsi bunyi dalam kata merupakan materi yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada anak dan dapat diberlakukan di `dalam dan di luar proses pembelajaran.


(39)

Nursyah Amiati, 2014

Pengaruh Latihan Diskriminasi Fonem Bilabial Terhadap Kemampuan Persepsi Bunyi Kata Pada Anak Tunarungu Pengguna Alat Bantu Dengar Kohlea Implant di SDN Cibabat Mandiri 2 Cimahi Utara Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Bunawan L . (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.Jakarta: Santi Rama. Creswell, W.J. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

I enjoy sound (2005). Makalahcohlear implant .Jakarta: Lazuard

Kemis, & H eryati,I.S (2011).Media Pembelajaran Untuk Anak Dengan GangguanPendengaran: Bandung. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sunanto, J. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI PRESS.

Sunanto, J. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung : UPI PRESS

Susetyo, B.(2010). Statistika Untuk Analisa Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prinandyo,K.(2001).Latihan Persepsi Pendengaran.Klinik bina bicara Mandira, Jakarta Pusat


(1)

Analisis data kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapatdiinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, dan membuat kesimpulan.

Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian, sedangkan analisi data akan memberi kehidupan dalam penelitian. Analisis merupakan usaha untuk memilih dan memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2002, hlm.132). Data yang diambil merupakan data kualitatif yakni data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat. Analisis data dilakukan segera setelah data diperoleh.

Sugiyono (2010, hlm.246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawin/ verification.

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi pemfokusan dan pengabstraksian data mentah mwnjadi informasi yang bermakna.

b.Paparan data (data display)

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif.


(2)

c.Penyimpulan (conclusion drawing)

Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mixed methods research design dimana data kuantitatif disajikan terlebih dahulu, kemudian dilengkapi dengan data kualitatif.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan membedakan bunyi dalam kata memiliki dampak positif kemampuan imitasi dan diskriminasi bunyi dalam kata pada anak tunanrungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant. latihan membedakan bunyi dalam kata membiasakan anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant menjadi lebih peka terhadap bunyi kata yang di dengar oleh anak, anak menjadi lebih peka terhadap bunyi suara yang berada di sekitar

Latihan membedakan bunyi kata tidak hanya melatih diskriminasi bunyi akan tetapi membiasakan anak melakukan imitasi kata dalam berkomunikasi, latihan membiasakan anak untuk selalu memanfaatkan alat bantu dengar yang digunakan.

Hasil penelitian menunjukan kemampuan anak dalam melakukan imitasi kata meningkat pada tahap Base line (B) sedangkan pada kemampuan diskriminasipun menunjukan peningkatkan dalam kemampuan anak dalam melakukan diskriminasi bunyi,

Pada kemampuan imitasi pada baseline 1 (A-1) adalah 60% sedang pada kondisi baseline 2 (A-2) meningkat menjadi 90% . Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, latihan persepsi bunyi dalam kata secara umum dapat meningkatkan kemampuan imitasi kata pada anak tunarungu penggguaalat antu dengar kohlea implant. sedangkan dalam kemampuan melakukan


(4)

diskriminasi bunyi dalam kata pada berdasarkan hasil pengamatan memperoleh hasik kondisi pada baseline 1 (A-1) adalah 30% dan meningkat hal ini dapat terlihat dalam baseline 2 (A-2) adalah 56,25%.

Secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa cara komunikasi anak tunarungu pengguna alat antu dengar kohlea implat memmbuat anak menjadi lebih peka terhadap suala dengan dilakukannnya latihan persepsi bunyi dalam kata menjadi lebih positif seiring pemberian intervensi. Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya kepekaan subjek terhadap penangkapan bunyi bahasa yang di dengar.

Latihan persepsi bunyi dalam kata merupakan suatu bentuk latihan yang memberikan pengaruh positif terhadap pengembangancara berkomunikasi anak tunarungu pengguna alat bantu dengar kohlea implant, dan dapat dijadikan suatu rekomendasi kegiatan untuk mengembangkan kemampuan komuikasi pada anak pengguna alat bantu dengar, sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk guru pembimbing dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rekomendasi

.

1. Bagi Guru Pembimbing

Latihan persepsi bunyi harus tetap dilakukan untuk melatih kemampuan imitasi serta diskriminasi bunyi , terutama bunyi bahasa, anak harus tetap mendapatkan latihan meskipun anak sudah menggunakan alat bantu dengar, sehingga anak menjadi lebigh peka terhadap suara yang di dengar. 2. Bagi Orang Tua Peserta Didik

Denganlatihan persepsi bunyi dalam kata orang tua diharapkan dapat memiasakan latihan pada anak agar anak menjadi lebih peka terhadap


(5)

rangsang suara yang di dengar sehingga anak diharapkan dapt berkomunikasi dan melakaukan diskriminasi bunyi dalam kata dngan tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian ini dengan subjek dan variabel yang berbeda, dapat dilakukan dengan single subject research atau dengan one group pre test post test. agar dapat memperkaya kajian dengan adanya perbedaan pengaruh yang ditunjukkan. Selain itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan lain seperti aspek kognitif, aspek interpersonal pada anak, latihan persepsi bunyi dalam kata merupakan materi yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada anak dan dapat diberlakukan di `dalam dan di luar proses pembelajaran.


(6)

Creswell, W.J. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

I enjoy sound (2005). Makalahcohlear implant .Jakarta: Lazuard

Kemis, & H eryati,I.S (2011).Media Pembelajaran Untuk Anak Dengan GangguanPendengaran: Bandung. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sunanto, J. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI PRESS.

Sunanto, J. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung : UPI PRESS

Susetyo, B.(2010). Statistika Untuk Analisa Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Prinandyo,K.(2001).Latihan Persepsi Pendengaran.Klinik bina bicara Mandira, Jakarta Pusat