Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta serta pengetahuan guru yang diduga mendasarinya - USD Repository

  

BENTUK-BENTUK REPRESENTASI BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN

OLEH GURU FISIKA PADA DUA SMA DI YOGYAKARTA SERTA

PENGETAHUAN GURU YANG DIDUGA MENDASARINYA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidkan Fisika

  Oleh: Nama : Supraptiningsih NIM : 051424009

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  Thanks To : My Saviour, Jesus Christ… Jangan tunda sampai besok, apa yang bisa dikerjakan hari ini

  Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: Bapak & ibuku serta seluruh keluarga besarku Ms. Theo

  Bp. Sarkim Almamaterku Teman-teman P.Fis’05

  Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian oranglain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan di dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Maret 2010 Penulis

  Supraptiningsih

  

ABSTRAK

Supraptiningsih. 2010. Bentuk-bentuk Representasi Bahan Ajar yang

Digunakan Oleh Guru Fisika pada Dua SMA Di Yogyakarta serta

Pengetahuan Guru yang Diduga Mendasarinya. Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui / mengidentifikasi bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru Fisika yang meliputi (1) media apa yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar; (2) metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan ajar; (3) bagaimana cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa; (4) bagaimana alur penyampaian materi dari guru, serta pengetahuan-pengetahuan apa yang mendasari tindakan guru.

  Penelitian dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Atas yaitu di salah satu sekolah negeri di Yogyakarta dan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Penelitian di SMA negeri dilaksanakn pada tanggal 23 Juli 2009 – 19 November 2009, sedangkan penelitian di SMA swasta dilaksanakan pada 22 Juli 2009 – 14 September 2009. Subjek penelitian adalah Guru Fisika dan objek dalam penelitian ini adalah PCK guru tentang bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen pengumpulan data terdiri dari field notes, video rekaman proses pembelajaran dan rekaman wawancara.

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang meliputi media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi dari tiap guru berbeda-beda. Hal itu karena PCK yang mendasari tindakan tiap-tiap guru berbeda-beda. Pengetahuan-pengetahuan guru yang diduga mendasari tindakannya dalam merepresentasikan bahan ajar di kelas yaitu pengetahuan guru tentang media dan metode pembelajaran, pengetahuan tentang materi, pengetahuan tentang kurikulum, pengetahuan guru tentang konteks pembelajaran (kondisi dan latar belakang siswa, fasilitas sekolah), pengetahuan tentang tujuan mengajar, serta latar belakang dan pengalaman guru.

  

ABSTRACT

Supraptiningsih. 2010. Representation Forms of Subject Matter which

are Used by Physics Teacher on Two Senior High Schools in Yogyakarta and

also The Teacher’s Knowledge which is Thought as The Basis. Physics

Education Study Program, Math and Science Education Departement,

Faculty of Math and Science, Sanata Dharma University.

  The purpose of this research was to find / identify the representation forms of subject matter which where used by the physics teacher and consisted of (1.) what media which are used by the teacher to convey the subject matter; (2) what method which is used by teacher to convey the subject matter; (3) how does the teacher convey the material to the student; (4) how the way of conveying material and what knowledge which teacher is based on

  The research was carried out in two senior high schools, one of them is Yogyakarta state senior high school and the other is private school. The research in

  rd th

  state senior high school is done on July, 23 2009 – November, 19 2009, while

  nd th the research in private school is done on July, 22 2009 – September, 14 2009.

  The subject of the research itself is physics teacher and the object is teacher’s PCK about representation forms of subject matter which are used by teacher. This research is a descriptive qualitative research which has data collecting instrument such as field notes, learning process video record and interview record.

  The result of the research shows the representation forms of subject matter which consists of learning media and method used by the teacher, the teacher’s way to deliver the material to the student, and the way of delivering material are different each other. Its because PCK teacher’s basis in each teacher is different. The teacher’s knowledge which become the basis of what is done on represented subject matter in the class are teacher’s knowledge about learning media and method, knowledge about the material, knowledge about the curriculum, knowledge about learning context (student’s condition and background, school facilities), knowledge of teaching purposes, also teacher’s background and experiences.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas segala limpahan kasih dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Bentuk-bentuk Representasi Bahan Ajar yang Digunakan Oleh Guru Fisika pada Dua SMA Di Yogyakarta serta Pengetahuan Guru yang Diduga Mendasarinya” dengan baik.

  Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Bapak Drs. Rubiyatno, MM., selaku kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

  3. Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

  4. Bapak Drs. Gigih Kuncara, selaku guru fisika di SMA Negeri 6 Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

  5. Ibu Dra. Sutilah, selaku guru fisika di SMA Santa Maria Yogyakarta, atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

  6. Drs. A. Atmadi, M.Si. dan Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

  7. Siswa-siswa kelas XII IA 4 SMA Negeri 6 Yogyakarta dan siswa – siswi kelas

  XII IA SMA Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas kerjasamanya. Sukses buat kalian!

  8. Mas Agus (lab), atas bantuannya dalam peminjaman handycam serta Pak Sugeng dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA atas segala bantuannya.

  9. Para dosen Pendidikan Fisika USD (Pak Domi, Bu Maslichah, Pak Sarkim, Pak Kartika, Pak Atmadi, Rm. Paul, Pak Rohandi), atas segala ilmu yang telah diberikan.

  10. Bapak dan Ibuku, serta keluarga atas dukungan materi dan spiritual, atas segala kasih dan doa yang tiada henti. Tuhan Memberkati ....

  11. Mas Theo yang dengan penuh cinta dan kesabaran telah mendukung dan memberi semangat serta banyak memberi masukan.

  12. D’Chen yang telah memberi dukungan dan membantu menerjemahkan abstrak.

  13. Eni & Nuning atas kebersamaan dan segala bantuannya terutama dalam hal transportasi, thank’s ya..

  14. Teman-teman seperjuangan dalam tim proyek PCK (Eni, Nuning, Nita, Dhini, Wido, Agatha, Ambro, Yoyok, Indah, Made, Eva), terimakasih atas kerjasamanya.

  15. Teman-teman kost Green House makasih buat dukungan & kebersamaannya.

  16. Teman-teman P.Fis ’05: Nita K, Nita Sisil, Eni, Rita, Cici, Dhini, Nuning, Yosi, Era, Wisnu, Wido, Ferry, Vega, Ika, Agus, Arun, Ira, Maya, Khoti, Asih, Meli, Iren, Nori, Dinar, Helen, makasih buat semuanya… SEMANGAT!!! Sukses buat semua...

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuannya.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 21 April 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Dasar Teori ............................................................................................... 3

  1. Pengetahuan isi/materi (Content Knowledge) .................................... 3

  2. Pengetahuan Pedagogi (Pedagogical Knowledge)............................. 3

  3. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ........................................... 4

  4. Sumber-sumber dan Pengembangan PCK ......................................... 8

  5. Basis Pengetahuan untuk Mengajar ................................................. 10

  6. Bentuk-bentuk Representasi ............................................................ 11

  C. Batasan Istilah ........................................................................................ 17

  1. Bahan Ajar ........................................................................................ 17

  2. Representasi ...................................................................................... 17

  D. Rumusan Masalah .................................................................................. 18

  E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 18

  F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 19

  BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 21 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 21 B. Subjek Penelitian .................................................................................... 22 C. Objek Penelitian ..................................................................................... 22 D. Data Penelitian ....................................................................................... 22 E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 23 F. Instrumen ............................................................................................... 23 G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 24 H. Metode Analisis Data ............................................................................ 26 BAB III DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ....................................... 28 A. DATA .................................................................................................... 28

  1. Deskripsi Penelitian ......................................................................... 28

  2. Hasil Penelitian ................................................................................ 31

  a. Data Penelitian ........................................................................... 31

  b. Transkripsi ................................................................................. 35

  B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36

  1. Topik Data ...................................................................................... 37

  2. Kategori Data .................................................................................. 37

  3. Analisis ........................................................................................... 38

  a. Media Pembelajaran yang Digunakan Guru ............................. 39

  b. Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru ........................... 46

  c. Cara Guru Menyampaikan Materi Agar Mudah Dipahami Oleh siswa ................................................................................. 55

  d. Alur Penyampaian Materi dari Guru ........................................ 82

  4. Pembahasan .................................................................................. 101

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 108 A. Kesimpulan .......................................................................................... 108 B. Saran ..................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 111 LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA N ............................. 113 Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA N ........ 116 Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA S .............................. 117 Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA S ......... 118 Lampiran 5 : Field Notes Observasi di SMA N ............................................... 120 Lampiran 6 : Field Notes Observasi di SMA S................................................ 124 Lampiran 7 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru P .............................. 126 Lampiran 8 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru W ............................ 159

  Lampiran 9 : Topik Data .................................................................................. 184 Lampiran10: Transkrip Data wawancara Guru P ............................................. 206 Lampiran11: Transkrip Data wawancara Guru W ........................................... 219 Lampiran12: Pertanyaan Wawancara dengan Guru P ..................................... 226 Lampiran13: Pertanyaan Wawancara dengan Guru W .................................... 229

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks karena melibatkan

  berbagai variabel antara lain: gaya mengajar guru, gaya belajar siswa, lingkungan fisik kelas, prioritas dan tekanan masyarakat serta pemerintah, dan sumber–sumber belajar yang terlibat. Saat ini guru dituntut untuk menjadi guru yang profesional yaitu memiliki kompetensi di bidang ilmu (bahan ajar) serta pedagogi. Kedua kompetensi yang harus dimiliki guru di bidang ilmu serta pedagogi di kenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).

  Untuk mengembangkan kemampuan di bidang ilmu, guru harus terus menekuni/mempelajari bahan ajar sehingga guru sungguh menguasai bahan ajar agar tidak terjadi salah konsep saat menyampaikan materi kepada siswa. Sementara itu, untuk mengembangkan kemampuan di bidang pedagogi, guru harus terus melatih diri dan mengembangkan praktek mengajar sesuai dengan perkembangan jaman dan konteks pembelajaran sehingga dapat merepresentasikan bahan ajar dengan baik.

  PCK penting bagi guru karena untuk menjadi seorang guru yang

  profesional, tidak cukup hanya dengan menguasai materi/bahan ajar saja tetapi harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara merepresentasikan pengetahuannya kepada siswa agar pengetahuan tersebut benar-benar dapat dimengerti oleh siswa. PCK dapat dibangun melalui pengalaman mengajar, sehingga pengalaman pembelajaran dari guru di sekolah dapat menjadi salah

  2 satu sumber belajar bagi calon guru untuk membangun dan meningkatkan

  PCK . Calon guru dapat memperoleh sumber belajar tersebut melalui observasi

  langsung pada saat pembelajaran atau melalui video rekaman proses pembelajaran.

  Shulman mengelompokkan PCK ke dalam dua kategori yaitu pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan, serta pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui PCK yang dimiliki oleh guru partisipan. PCK merupakan sesuatu yang ada di dalam pikiran seseorang yang tidak dapat dilihat secara langsung. Sehingga dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi PCK guru dilakukan melalui salah satu kategori PCK yang dibuat oleh Shulman yaitu dengan mengamati bentuk- bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru di kelas dan mendalami pengetahuan yang mendasarinya melalui wawancara dengan guru yang bersangkutan. Hal itu dilakukan peneliti karena terkadang apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat tercermin dari tindakannya.

  Dengan melihat aktivitas guru melalui video yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan peneliti (sebagai calon guru) dan calon guru yang lain dapat belajar mengenai bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa. Hal-hal diatas menjadi latarbelakang bagi peneliti untuk memilih “Bentuk-bentuk Representasi

  Bahan Ajar yang Digunakan Oleh Guru Fisika pada Dua SMA di Yogyakarta serta Pengetahuan Guru yang Diduga Mendasarinya” sebagai judul skripsi.

  3

B. Dasar Teori 1. Pengetahuan Materi (Content Knowledge)

  Content Knowledge adalah pengetahuan tentang materi pelajaran

  (subject matter) yang dipelajari atau diajarkan. Guru harus mengetahui materi yang mereka ajarkan termasuk pengetahuan dari fakta, konsep, teori, dan pengetahuan pada kerangka berpikir yaitu mengatur dan menghubungkan ide-ide, dan pengetahuan dari fakta-fakta dan bukti-bukti (Shulman, 1986). Guru yang tidak memiliki pengetahuan-pengetahuan tersebut dapat salah/kurang tepat dalam merepresentasikan materi ke siswa mereka (McDiarmid & Ball, 1990 dalam http://www.tpck.org/tpck/index.php?title=Content_(CK)).

2. Pengetahuan Pedagogi (Pedagogical Knowledge)

  Mengajar tidak hanya melibatkan pengetahuan materi tetapi juga pengetahuan tentang proses untuk mengajarkan materi dan menterjemahkan materi ke dalam sebuah bentuk yang mudah untuk dipahami. Pedagogi adalah ilmu atau seni mendidik. Istilah tersebut merujuk pada strategi pembelajaran. Sehubungan dengan strategi pembelajaran, filosofi mengajar dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalaman guru, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran (http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Preferensi).

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pedagogi adalah ilmu pendidikan; ilmu pengajaran yang berarti menguasai pengetahuan tertentu

  4 dan merupakan salah satu syarat yang penting bagi guru. Sedangkan menurut National Board for Professional Teaching Standards (1998), pedagogi merupakan pengetahuan tentang proses dan praktek atau metode mengajar yang meliputi tujuan, nilai, dan maksud pendidikan secara keseluruhan. Pengetahuan pedagogi sangat mempengaruhi keberhasilan guru dalam pengajaran di kelas karena strategi dan prinsip tersebut merupakan langkah serta ketentuan yang harus ditempuh dalam menyampaikan materi. Seorang guru yang memiliki pengetahuan pedagogi yang mendalam, mengetahui bagaimana caranya agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan dan memperoleh keterampilan- keterampilan. Jadi pengetahuan pedagogi adalah pengetahuan tentang metode atau strategi yang dapat digunakan guru dalam praktek mengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa.

3. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

  Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan integrasi

  antara pengetahuan isi (Content Knowledge) dengan pengetahuan pedagogi (Pedagogical Knowledge). Pedagogical Content Knowlege (PCK) untuk pertama kali dikemukakan oleh Lee Shulman pada tahun 1986 dalam artikel yang berjudul: Those Who Understand: Growth of

  Knowledge in Teaching . PCK adalah akumulasi dari :

  • Pengetahuan dan keyakinan tentang mata pelajaran
  • Pengetahuan dan keyakinan tentang pedagogi (strategi mengajar)

  5

  • Pengetahuan dan keyakinan tentang para siswa
  • Pengetahuan dan keyakinan tentang kurikulum
  • Pengetahuan dan keyakinan tentang penilaian pembelajaran PCK menjadi sebuah pengetahuan yang sangat penting bagi guru.

  Tugas guru bukan memindahkan isi buku ke siswa tetapi guru harus menguasai bahan ajar, mengetahui latar belakang, kemampuan atau tingkat berpikir siswanya agar memiliki cara yang tepat untuk menyampaikan materi/pengetahuannya kepada siswa. Dengan demikian diharapkan materi yang disampaikan dapat dipahami dan diserap oleh para siswa. Setiap guru memiliki dasar pada setiap tindakannya dan PCK merupakan dasar bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

  Menurut van Driel, Nico Verloop, & Wobbe, 1998 h.674, tindakan guru akan ditentukan dari PCK mereka. Menurut Beijaard & Verloop (dalam van Driel, Verloop, dan Wobbe, 1998 h.674), pengetahuan tentang kemampuan guru meliputi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan yang ditempuh sebelumnya dan juga dari kegiatan pengajaran di sekolah. Selain itu, mereka menduga bahwa pengetahuan tentang kemampuan guru juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan latar belakang pribadi guru dan oleh konteks di mana guru mengajar. Menurut Sockett (Sarkim, 2005 h.46), ada dua komponen yang mempengaruhi PCK guru yaitu:

  • Pemahaman guru tentang pengetahuan yang dibentuk yang berhubungan dengan materi (bahan ajar) dan pedagogi

  6

  • Pemahaman guru tentang konteks di mana pembelajaran berlangsung.

  Salah satu yang mendasari PCK adalah gagasan dari John Dewey yang dikemukakan tahun 1902-1976 (Sarkim, 2005 h.43). Dewey menyatakan bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki dua aspek yaitu satu untuk ilmuwan dan satu untuk guru. Kedua aspek tersebut berbeda tetapi tidak bertentangan. Bagi ilmuwan, ilmu pengetahuan lebih dipandang sebagai sebuah kebenaran dalam kerangka memahami fakta-fakta, merumuskan masalah baru, memandu penelitian, dan mendapatkan pengetahuan baru. Sedangkan bagi guru, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang harus dipahami dan direpresentasikan kepada siswa agar pengetahuan yang dipahami tersebut dapat dipelajari dan dimengerti oleh para siswa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. PCK mempunyai kaitan dengan cara para guru membuat pertimbangan secara pedagogis.

  PCK melibatkan suatu pergeseran dramatis dalam pemahaman guru dari

  mampu memahami materi pokok untuk diri mereka sendiri, menuju kondisi mampu untuk menerangkan materi pokok dalam cara yang baru, menyusun kembali dan mengungkapkan dalam aktivitas dan emosi, dalam kiasan-kiasan dan latihan-latihan, serta di dalam contoh-contoh dan demonstrasi-demonstrasi, sehingga dapat diserap oleh para siswa.

  Shulman (dalam Sarkim, 2005 h.45), mendefinisikan PCK sebagai gabungan dari content knowledge dan pedagogical knowledge. Menurut definisi tersebut, PCK adalah sebuah perpaduan dari dua kategori pengetahuan yaitu content knowledge dan pedagogical knowledge yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir

  7 sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan murid, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung. Penggabungan tersebut menghasilkan sebuah pemahaman tentang materi pelajaran (subject matter ) untuk mengajar.

  Menurut Shulman (1986), PCK dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : 1) Pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh sebagian besar siswa.

  2) Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, termasuk pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, pra- konsepsi dan konsepsi yang dibawa oleh siswa dari berbagai tingkat usia dan latar belakang terkait dengan materi ajar.

  Menurut Lee Shulman (dalam Kartika Budi, 2005 h.102), hakikat

  PCK adalah suatu integrasi antara keahlian yang berkaitan dengan materi

  (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan pedagogi (pedagogical knowledge). Menurut Kartika Budi (2005 h.104), PCK merupakan kemampuan atau keterampilan guru mengintegrasikan materi pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa tertentu pada kondisi sekolah tertentu, yang akan direalisasikan dalam struktur materi yang sesuai dengan kemampuan dan kerangka berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya.

  Grossman (dalam van Driel, Verloop, & Wobbe 1998 h.675), berpendapat bahwa PCK terdiri dari pengetahuan tentang strategi dan representasi

  8 untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan akan pemahaman siswa, konsepsi, dan miskonsepsi dari suatu topik. Selain itu, PCK terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang tujuan untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan tentang bahan kurikulum yang tersedia untuk mengajar.

  Jadi PCK adalah suatu pengetahuan yang merupakan integrasi dari pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi yang perlu dimiliki oleh para guru dalam tugas mengajarnya agar dapat memilih bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah sehingga materi yang disampaikan dapat dipelajari dan dimengerti oleh para siswa.

4. Sumber-sumber dan Pengembangan PCK

  Ada banyak sumber yang bisa digunakan guru untuk mengembangkan PCK mereka, di antaranya yaitu sumber disiplin ilmu, studi bidang pendidikan, dan pengalaman (Sarkim, 2006 h. 2). Studi disiplin ilmu adalah studi pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dipelajari di sekolah. Studi disiplin ilmu menyediakan suatu dasar pengetahuan tentang materi. Jadi pemahaman terhadap materi dapat diperoleh dari studi disiplin ilmu. Menurut Grossman (dalam Sarkim, 2006 h. 2), pemahaman disiplin ilmu mempengaruhi keputusan-keputusan guru tentang pemilihan kepentingan relatif dari materi tertentu dan pemilihan urutan materi. Berdasarkan penelitian dari Adams dan Crockover, 1997 (Sarkim, 2006 h.2), ditemukan bahwa para guru bersandar pada pengetahuan kurikuler mereka yang berdasar disiplin ilmu

  9 mereka yang mencakup rangkaian pelajaran di perguruan tinggi dan sekolah menengah atas, serta buku teks perguruan tinggi dan sekolah menengah atas.

  Sumber kedua adalah studi bidang pendidikan yang meliputi poses mengajar, belajar, dan pengembangan siswa. Studi pendidikan menyediakan suatu dasar bagi pengetahuan dan keterampilan- keterampilan para guru dalam strategi pengajaran, pengelolaan kelas, dan model-model penilaian (Sarkim, 2006 h.3).

  Sumber ketiga adalah pengalaman guru. Para guru perlu terus- menerus merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman mengajar mereka melalui proses reflektif. Dari riset yang dilakukan oleh Adam dan Krockover (Sarkim, 2005 h.56) menunjukkan bahwa guru yang berpengalaman memiliki pemahaman tentang PCK yang lebih dari guru pemula. Mereka juga menemukan bahwa strategi instruksional yang digunakan oleh para guru, berdasar pada pengalaman-pengalaman dan pelajaran materi bukan hanya sebagai pengetahuan tentang materi saja, tetapi juga mendasari bagaimana materi-materi tersebut disampaikan kepada siswa.

  Pengalaman mengajar dari guru dapat dijadikan sumber belajar bagi calon guru dalam membangun PCK mereka. Para calon guru dapat memperoleh sumber belajar tersebut melalui pengamatan/observasi langsung di kelas maupun tidak langsung yaitu melalui video rekaman proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

  10

5. Basis Pengetahuan untuk Mengajar

  Para guru terus-menerus menghadapi beragam pilihan di dalam kegiatan pembelajaran dan dituntut untuk membuat keputusan-keputusan dalam situasi-situasi yang berbeda serta menentukan aktivitas apa saja yang harus dikerjakan. Selain itu, guru juga harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah tercapai. Dengan demikian, pembelajaran melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan, dan refleksi (Barnes, dalam Sarkim, 2005 h.39). Menurut Bollough (dalam Sarkim, 2005 h.39) basis pengetahuan untuk mengajar adalah suatu kesatuan dari pengetahuan, keterampilan, pemahaman, teknologi, dan juga dari etika serta tanggung jawab, sejalan dengan bagaimana merepresentasikan dan mengkomunikasikan materi kepada siswa.

  Dalam artikel yang terbaru, Shulman memasukkan PCK ke dalam “ basis pengetahuan untuk mengajar (van Driel, Verloop, dan Wabbe, 1998 h.675).” Basis pengetahuan tersebut terdiri dari tujuh kategori yaitu :

  1. Pengetahuan Materi ( Content Knowledge ),

  2. Pengetahuan Pedagogi ( Pedagogical Knowledge ),

  3. Pengetahuan Kurikulum ( Curriculum Knowledge),

  4. Pedagogical Content Knowledge (PCK),

  5. Pengetahuan Tentang Para Siswa,

  6. Pengetahuan dari Konteks Pendidikan, 7. Pengetahuan dari Tujuan Pendidikan.

  11 Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005 h. 40), guru menggunakan pengetahuan tersebut untuk memahami pengajaran, materi, dan konteks dimana pembelajaran akan dilaksanakan, untuk membuat dan mengembangkan persiapan mengajar, untuk bertindak dan merespon siswa dengan tepat, serta untuk memberikan refleksi dan umpan balik (feedback) kepada siswa. Jadi hal itu menunjukkan bahwa PCK menjadi dasar bagi guru dalam merepresentasikan bahan ajar.

6. Bentuk-bentuk Representasi

  PCK berkaitan dengan cara guru membuat pertimbangan secara

  pedagogis yaitu yang tampak dalam bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru. Representasi bahan ajar adalah penyajian atau penyampaian bahan ajar dari guru dalam proses pembelajaran agar materi dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Menurut Oxford English

  Dictionary (dalam Marie Baldonado, 1996), representasi diartikan sebagai

  “kehadiran” atau “penampilan.” Representasi juga dapat diartikan sebagai tindakan menempatkan atau menyatakan fakta dalam rangka mempengaruhi orang lain atau mempengaruhi tindakan orang lain (Marie Baldonado, 1996). Salah satu kategori PCK yang di buat oleh Shulman adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh sebagian besar siswa. Representasi meliputi pengetahuan tentang strategi atau cara tertentu yang digunakan untuk membantu siswa memahami

  12 suatu konsep (Hallim & Meerah, 2002 h. 206). Menurut Shulman, 1986 dalam Baker & Chick, 2006 h. 60, representasi meliputi pengetahuan untuk mentransformasi pengetahuan materi ke dalam suatu bentuk pembelajaran di mana siswa akan memahaminya.

  Menurut Van der Valk dan Broekman, 1999 (dalam Baker & Chick, 2006), representasi meliputi penyajian materi yang relevan atau sesuai, strategi-strategi pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan siswa.

  Menurut Backer & Chick (2006), bentuk-bentuk representasi meliputi strategi/cara guru untuk membantu para siswa mengorganisir kembali pemahaman mereka serta bagaimana metode-metode pembelajaran yang digunakan guru agar siswa memahami materi yang diajarkan. Termasuk di dalamnya adalah bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan media seperti media gambar, power point, alat peraga, papan tulis. Sedangkan menurut Geddis, 1993; Magnusson, Borko, dan Krajcik, 1998 dalam Halim (2002) representasi meliputi ilustrasi, contoh, analogi dan model pembelajaran. Menurut Halim (2002) kemampuan untuk merumuskan atau memilih bentuk- bentuk representasi yang meliputi analogi, penjelasan, demonstrasi dan contoh dalam memberikan suatu topik pembelajaran sangat diperlukan oleh guru. Hal itu karena bentuk-bentuk representasi yang tepat sangat bermanfaat dalam membantu para siswa untuk memahami konsep secara spesifik dan untuk memudahkan siswa dalam belajar.

  Agar isi materi dapat dipahami oleh siswa, maka guru harus bisa mentransformasi pengetahuannya tentang materi ke dalam bentuk

  13 kegiatan pembelajaran. Dalam Sarkim (2005), proses transformasi dari pengetahuan isi materi menjadi bentuk pembelajaran meliputi:

  • Memilih/menentukan konsep-konsep yang dipandang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan tersebut dapat di dasarkan pada kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, kaitannya dengan konsep-konsep lain, atau karena sering ditanyakan dalam soal-soal tes.

  Menyusun alur penyampaian bahan ajar. Mungkin guru akan - menyampaikan bahan ajar mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, mengikuti alur pada buku pelajaran, atau alur penyampaian bahan ajar disusun oleh guru sendiri dengan alasan-alasan tertentu.

  • Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang disampaikan kepada siswa. Penjelasan dapat disampaikan secara logis- struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lain yang memudahkan siswa dalam memahami bahan ajar.
  • Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen, atau metode-metode lain yang dipilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

  Menurut Trowbridge & Bybee, 1996 h.2-5 dalam Paul Suparno (2007), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru fisika secara terus-menerus agar menjadi guru profesional sehingga dapat merepresentasikan bahan ajar dengan baik, yaitu:

  14 a. Menguasai bahan ajar fisika

  Guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan fisika sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

  Untuk mengembangkan pengetahuannya terhadap bahan ajar, maka guru harus terus belajar dan tidak boleh lekas puas.

  b. Mengerti tujuan pengajaran Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari pembelajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa pada tujuan yang ingin di capai secara lebih efektif dan efisien. Misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pembelajaran fisika seperti:

  • Mengerti dan menggunakan metode ilmiah
  • Mengetahui pengetahuan fisika (materi / konsep)
  • Menggunakan sikap ilmiah
  • Kebutuhan akan karier masa depan

  c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika Guru fisika harus dapat mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Ia juga harus mengerti cara menyampaikan bahan ajar, dapat memilih alat atau sarana pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan diberikan kepada siswa. Selain itu, guru juga harus memiliki perencanaan mengenai berapa waktu yang digunakan dan tugas apa yang harus dilakukan siswa.

  d. Mengerti situasi siswa Guru harus memperhatikan dan mengerti situasi/keadaan siswa agar dapat terjadi proses belajar pada siswa. Beberapa situasi siswa yang

  15 perlu diperhatikan misalnya kosep awal siswa, pemikiran siswa, tingkah laku, perkembangan kognitif, dan situasi psikologis siswa.

  e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa Guru perlu melatih diri untuk dapat berkomunikasi dengan siswa sehingga bisa akrab dengan siswa. Guru juga perlu melatih kemampuan memotivasi siswa, mengaktifkan siswa, menegur tanpa membuat siswa down atau malu, mengerti kesulitan belajar siswa, serta mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa.

  f. Guru menguasai berbagai metode Situasi siswa yang bermacam-macam membuat guru perlu menguasai berbagai metode dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat konsep / bahan ajar yang disampaikan diterima dan diserap oleh siswa dengan baik dan dapat membuat siswa menyukai belajar fisika atau materi yang diajarkan. Beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu proses belajar pada siswa antara lain:

  • Ceramah siswa aktif, yaitu model pembelajaran di mana guru menjelaskan materi dengan kata-kata kemudian diantara penjelasannya, guru memberi pertanyaan dan siswa diberi waktu untuk berpikir dan menjawab pertanyaan. Dalam metode ini, kadang guru juga mengajak siswa untuk berdiskusi atau meminta siswa mengerjakan soal sehingga siswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga ikut aktif melalui diskusi, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal.

  Jadi, hal-hal yang dapat mempengaruhi PCK guru dalam merepresentasikan bahan ajar antara lain pengetahuan guru tentang bahan ajar, metode dan media pembelajaran, konteks pembelajaran (situasi siswa, situasi lingkungan termasuk fasilitas sekolah), kurikulum, serta tujuan pembelajaran. Bentuk-bentuk representasi bahan ajar dapat di identifikasi dari hal-hal yang tampak dalam proses pembelajaran seperti media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi.

  16

  • Demonstrasi, yaitu model pembelajaran dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa dalam pembelajaran.
  • Diskusi, yaitu model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, dan terstruktur. Dalam hal ini antara siswa yang satu dengan yang lain dapat saling tukar pikiran atau pendapat.
  • Eksperimen, yaitu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan pada suatu teori.
  • Simulasi Komputer, yaitu model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika atau peristiwa yang terjadi melalui monitor komputer.

  17

C. Batasan Istilah 1. Bahan Ajar

  Menurut Tim Peneliti Studi Pengembangan Buku Pegangan SMK, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  Dalam penelitian ini, yang dimaksud bahan ajar yaitu seperangkat materi fisika yaitu materi tentang Getaran dan Gelombang yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa, yang disusun secara sistematis.

2. Representasi

  Dalam penelitian ini, representasi diartikan sebagai penyajian. Jadi dalam penelitian ini representasi bahan ajar diartikan sebagai penyajian bahan ajar (materi fisika) dari guru dalam proses pembelajaran di kelas agar materi dapat dipahami oleh siswa. Bentuk-bentuk representasi dalam penelitian ini merupakan bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi tentang Getaran dan Gelombang.

  18

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh guru fisika partisipan penelitian untuk menyampaikan materi getaran dan gelombang serta pengetahuan apa yang mendasari tindakan guru dalam merepresentasikan materi tersebut? Permasalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Media apa yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang?

  2. Metode apa yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang?

  3. Bagaimana cara guru menyampaikan materi getaran dan gelombang agar mudah dipahami oleh siswa?

  4. Bagaimana alur penyampaian materi getaran dan gelombang dari guru?

  5. Pengetahuan-pengetahuan apa yang mendasari tindakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang?

  E. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru fisika SMA yang menjadi partisipan penelitian dan mengetahui pengetahuan yang mendasari tindakan guru dalam merepresentasikan bahan ajar.

  19 Secara lebih rinci, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. media yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang, 2. metode yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang, 3. cara guru menyampaikan materi getaran dan gelombang agar mudah dipahami oleh siswa 4. alur penyampaian materi getaran dan gelombang dari guru, 5. pengetahuan-pengetahuan yang mendasari tindakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan gelombang.

F. Manfaat Penelitian

  1. Bagi peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu peneliti dapat mengetahui bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh dua guru fisika yang menjadi partisipan dalam penelitian serta pengetahuan guru yang mendasarinya. Peneliti dapat mengetahui media dan metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk merepresentasikan materi fisika dan cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi. Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru tersebut dapat dijadikan sebagai inspirasi dan salah satu sumber belajar bagi peneliti untuk menyiapkan diri menjadi seorang guru yang baik/profesional.

  20

  2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan penelitian tentang PCK guru yang lebih kompleks.

  3. Bagi guru yang diteliti Bagi guru yang diteliti, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi sehingga guru dapat meningkatkan PCK yang dimiliki dan merancang model pembelajaran yang lebih baik lagi.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,

  yaitu menekankan pada kenyataan yang sebenarnya dan berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang seadanya. Penelitian kualitatif tidak mencari data/bukti untuk membuktikan hipotesis yang dimiliki sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh dua guru fisika SMA di Yogyakarta. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata dan gambar yang meliputi field notes, transkrip video proses pembelajaran, transkrip wawancara, serta foto peristiwa.

  Bentuk dari penelitian kualitatif ini adalah Nonparticipant Observation yaitu peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti. Peneliti tidak melibatkan diri secara aktif dalam situasi yang diteliti tetapi hanya menjadi pengamat yang mengumpulkan data (Paul Suparno, 2007 h.154). Sedangkan tipe dari bentuk penelitian ini adalah naturalistic observation, yaitu peneliti meneliti subjek dalam seting yang natural, tidak membuat manipulasi apapun tetapi hanya mengamati, mencatat, dan merekam apa yang terjadi. Perspektif partisipan (guru yang diteliti) dalam penelitian ini dikaji dengan multi strategi yaitu observasi langsung, rekaman video, dan wawancara.

  22

  B. Subjek penelitian

  Subjek penelitian yaitu kepada siapa penelitian dilakukan. Subjek dari penelitian ini adalah guru fisika pada salah satu SMA negeri di Yogyakarta dan guru fisika pada salah satu SMA swasta di Yogyakarta.

  C. Objek Penelitian

  Objek penelitian mengacu pada apa yang diteliti. Sehingga, objek dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru fisika di SMA yang menjadi partisipan penelitian serta pengetahuan guru yang diduga mendasarinya.

  D. Data Penelitian

  Data penelitian berupa field notes, transkrip rekaman video proses pembelajaran, dan transkrip wawancara. Field notes diperoleh dari observasi langsung, transkrip rekaman video proses pembelajaran diperoleh dari observasi tidak langsung yaitu dengan menggunakan handycam, dan transkrip wawancara diperoleh dari rekaman wawancara bersama guru yang bersangkutan.

  23

E. Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian dilakukan di dua sekolah yaitu SMA negeri dan SMA swasta di Yogyakarta Kelas XII IA.

  Kegiatan Keterangan SMA negeri SMA swasta Observasi awal

  Tanpa handycam

  16 Juli 2009 14 & 15 Juli 2009 Menggunakan handycam