Pengetahuan 2 orang guru fisika mengenai siswanya pada 2 SMA di Yogyakarta yang diduga berpengaruh terhadap aktivitas pembelajarannya - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PENGETAHUAN 2 ORANG GURU FISIKA MENGENAI SISWANYA PADA 2 SMA DI YOGYAKARTA YANG DIDUGA BERPENGARUH TERHADAP AKTIVITAS PEMBELAJARANNYA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika    

                 

  Oleh: 

  Nama : Eni Windiastuti NIM : 051424007

       

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Thanks To : My Saviour, Jesus Christ

    Aku bukanlah orang terpintar dan paling berbakat di dunia ini.

  Keberhasilan yang kucapai semata-mata karena aku terus berusaha, berusaha, dan berusaha …

  Keindahan dari sebuah kesuksesan bukanlah bagaimana kita tidak pernah gagal, tetapi pada bagaimana kita bangkit saat mengalami   kegagalan…

       

  Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:  

  Bapak, ibuku, dan keluarga besarku  

  Adikku Nining  

  Bp. Sarkim  

  Almamaterku  

  Temen-temen P. Fis’05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Pengetahuan 2 Orang Guru Fisika Mengenai Siswanya pada 2 SMA di

Yogyakarta yang Diduga Berpengaruh Terhadap Aktivitas Pembelajarannya

Eni Windiastuti

  

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

  Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan guru mengenai siswanya yang meliputi (1) bagaimana pengetahuan guru tentang kemampuan awal siswa; (2) bagaimana pengetahuan guru tentang motivasi siswa; (3) bagaimana pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa; (4) bagaimana pengetahuan guru tentang miskonsepsi siswa; dan (5) bagaimana pengetahuan guru tentang karakteristik siswa.

  Penelitian dilakukan pada dua Sekolah Menengah Atas yaitu di salah satu sekolah swasta dan salah satu sekolah negeri di Yogyakarta. Penelitian di SMA negeri dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2009 – 19 November 2009, sedangkan penelitian di SMA swasta dilaksanakan pada 22 Juli 2009 – 14 September 2009. Subyek dalam penelitian ini adalah guru fisika dari kedua sekolah tersebut dan objek penelitian ini adalah PCK khususnya pengetahuan guru mengenai siswanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan instrument pengumpulan data terdiri dari video hasil rekaman pada saat pembelajaran, field notes, dan wawancara guru.

  Video hasil rekaman dilihat berulang-ulang dan ditraskrip lalu dicari hal- hal unik baik umum maupun yang khusus dan berkaitan dengan pengetahuan guru mengenai siswanya. Dari hal-hal unik yang sama dari kedua guru digabungkan dalam satu tema atau kategori. Dari setiap peristiwa yang diambil sebagai data tentang pengetahuan guru mengenai siswanya tersebut dibahas dengan didukung oleh hasil wawancara guru.

  Hasil dari pengetahuan guru tentang siswa yang terungkap diantaranya: (a) siswa memiliki motivasi yang rendah; (b) siswa mengalami kesulitan pada saat membedakan persamaan matematika, memasukkan nilai x pada gelombang stasioner dan siswa memiliki kemampuan yang bervariasi; (c) mengetahui sifat siswa dan nama-nama siswa; (d) siswa mengalami miskonsepsi pada nilai n; dan (e) pengetahuan guru tentang kemampuan awal siswa tidak terungkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Two Physics Teachers Understanding about Their Students on 2 Senior High

Schools in Yogyakarta which is Expected Affecting Their Learning Activity

Windiastuti, Eni

  

Yogyakarta: Sanata Dharma University

2010

  In this study the researches discussed teachers’ understanding about their students which include (1) understanding about students’ prior understanding; (2) understanding about students’ motivation; (3) understanding about students’ learning difficulty; (4) understanding about students’ misconception; and (5) understanding about students’ characteristics.

  This study was carried out in two Senior High Schools in Yogyakarta. The first is at a state senior high school which was held on July 23, 2009 – November 19, 2009. The second is at a private senior high school in Yogyakarta which was held on July 22, 2009 – September 14, 2009. The subject of this study are the physics teachers in both schools and the object of this study is PCK, especially on teachers understanding about their students. This study is a descriptive qualitative research. Classroom video recording, field notes, and interviewing teachers were used as the data collecting instrument.

  Classroom video recording was transcribed and analysed. Some particular points whether general or particular point, which is related to teacher understanding about their students, were noted down. Some exclusive point’s similarities of these physics teachers were grouped in a category or theme. These points were used as the data which are supported by the result of interviewing teachers.

  The results of this study revealed that teachers understand that have :(a) students have low motivation; (b) students difficult in to differentiate mathematics formula, insert the value of x in stationary wave and students have variated knowledge; (c) students’ characteristic and name can be easily identified; (d) students have misconception on the value of n; and (e) teachers knowledge about students’ basic knowledge is undisclosed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Bapa di Surga yang telah melimpakkan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Pengetahuan Guru Fisika Mengenai Siswanya pada 2 SMA di Yogyakarta yang Diduga Berpengaruh Terhadap Aktivitas Pembelajarannya” dengan baik dan lancar.

  Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

  3. Bapak Drs. Rubiyatno, MM., selaku kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

  4. Ibu Dra. Sutilah, selaku guru fisika di SMA Santa Maria Yogyakarta, atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

  5. Bapak Drs. Gigih Kuncara, selaku guru fisika di SMA Negeri 6 Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

  6. Siswa-siswa kelas XII IA SMA Santa Maria Yogyakarta dan siswa-siswi kelas XII IA 4 SMA Negeri 6 Yogyakarta, terima kasih atas kerjasamanya.

  7. Drs. Severinus Domi, M.Si. dan Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku dosen penguji yang memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

  8. Mas Agus (lab) dan Mas Agus (dekanat) atas bantuannya dalam peminjaman handycam serta Pak Sugeng dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9. Para dosen Pendidikan Fisika USD (Pak Domi, Bu Maslichah, Pak Sarkim, Pak Kartika, Pak Atmadi, Rm. Paul, Pak Rohandi), atas segala ilmu yang telah diberikan selama ini.

  10. Bapak dan Ibuku atas dukungan baik berupa materi, spiritual, segalakasih dan doa yang tiada henti. Akhirnya selesai juga.

  11. Adikku Nining yang setia menemani bimbingan bolak-balik ke Jogja dan mas Andre dengan segala sindirannya yang memotivasiku untuk segera lulus.

  12. Sahabatku April dan Septi dengan jingle “kapan En nyusul kami?” Tuhan Memberkati.

  13. Agustinus Wahyu yang telah mendukung dan membantu menerjemahkan abstrak.

  14. M. Ari dan M. Bayu atas dukungannya dan bantuannya lembur ngeprint.

  Makasih ya…”ayo, kapan kalian nyusul??”

  15. Teman-teman seperjuangan dalam tim proyek PCK (Prapti, Nita, Nuning, Dhini, Wido, Agatha, Ambro, Yoyok, Indah, Made, Eva), terimakasih atas kerjasamanya.

  16. Teman-teman kost Green House makasih buat kebersamaannya selama ini.

  17. Teman-teman P.Fis ’05: Prapti, Nita K, Nita Sisil, Rita, Cici, Dhini, Nuning, Yosi, Era, Wisnu, Wido, Ferry, Vega, Ika, Agus, Arun, Ira, Maya, Khoti, Asih, Melly, Iren, Nori, Dinar, Helen, makasih atas kebersamaan selama kita menimba ilmu di Sanata Dharma… Sukses buat semua...

  18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuannya.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 29 Juli 2010 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Dasar Teori .............................................................................................. 4

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge) ....................................... 5

  3. Pedagogical Content Knowledge (PCK) .......................................... 6

  4. Pengetahuan Guru Tentang Siswa .................................................. 14

  4.1 Karakteristik dan Pengetahuan Konteks Siswa ......................... 15

  a. Karakteristik Siswa ............................................................. 15

  b. Konteks Siswa ..................................................................... 16

  4.2 Kemampuan Belajar dan Berfikir ............................................. 21

  a. Kesulitan Belajar Siswa ...................................................... 22

  b. Kemampuan Awal Siswa .................................................... 23

  c. Miskonsepsi Siswa .............................................................. 23

  C. Rumusan Masalah ................................................................................. 25

  D. Pembatasan Masalah ............................................................................. 25

  E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 26

  F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 26

  BAB II METODE PENELITIAN ..................................................................... 28 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 28 B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ................................................ 29 C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 29 D. Instrument ............................................................................................. 29 E. Data dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 30 F. Metode Analisis Data ............................................................................ 32 BAB III DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ...................................... 34

  A. Deskripsi Penelitian dan Diskripsi Guru ............................................... 34

  B. Data dan Analisis .................................................................................. 46

  C. Pembahasan ........................................................................................... 78

  1. Pengetahuan Guru tentang Kemampuan Awal Siswa ..................... 79

  2. Pengetahuan Guru tentang Motivasi Siswa .................................... 81

  3. Pengetahuan Guru tentang Kesulitan Belajar Siswa ....................... 88

  4. Pengetahuan Guru tentang Miskonsepsi Siswa ............................ 108

  5. Pengetahuan Guru tenang Karakteristik Siswa ............................. 110

  BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 119 A. KESIMPULAN ................................................................................... 119 B. SARAN ............................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123 LAMPIRAN-LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel Data yang Diperoleh dalam Penelitian.................................................. 30 Tabel Daftar Pelaksanaan Observasi, Pengambilan Data, dan Wawancara ................................................................ 35 Tabel Data dan Analisis .................................................................................. 46 Tabel Macam-macam Tindakan Guru Beserta Alasan ................................. 115

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA X .............................. 127

  Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA X .......... 128 Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA Y ............................... 129 Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Y .......... 130 Lampiran 5 : Field Notes Observasi di SMA X ................................................ 132 Lampiran 6 : Field Notes Observasi di SMA Y ................................................ 138 Lampiran 7 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru A ............................... 141 Lampiran 8: Transkrip Data Video Pembelajaran Guru B ................................ 163 Lampiran 9 : Topik Data ................................................................................... 192 Lampiran 10 : Transkrip Wawancara dengan Guru A ....................................... 199 Lampiran 11 : Transkrip Wawancara dengan Guru B ....................................... 205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengajar adalah sebuah aktivitas yang kompleks (Sarkim, 2006). Secara singkat mengajar adalah kegiatan menyampaikan materi pelajaran,

  melatih keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut kepada siswa (Muhibbin, 2002). Keberhasilan seorang siswa dalam belajar fisika dapat dilihat dari tingkat pemahaman konsep. Seorang guru fisika bertugas menanamkan konsep-konsep kepada siswa yang pada akhirnya nanti akan digunakan siswa untuk menyelesikan suatu masalah.

  Guru harus memahami model-model mengajar, metode-metode mengajar, dan strategi-strategi mengajar dalam mengajarkan materi pada siswa-siswanya. Dalam mengajar guru akan menggunakan kemampuannya dan pengetahuannya untuk menyampaikan materi ajar agar materi dapat tersampaikan kepada siswa secara optimal. Pengetahuan guru meliputi pengetahuan guru mengenai siswanya dan pengetahuan guru mengenai materi yang akan diajarkannya.

  Guru yang profesional harus memiliki dua keahlian, yaitu keahlian yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai bidang studi (mata pelajaran) yang diampunya (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan bidang keguruan (pedagogy knowledge) (Kartika Budi, 2005). Guru harus memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran baik pengetahuan mengenai materi maupun pengetahuan mengenai pemahaman serta kemampuan untuk memadukan pengetahuan materi, kurikulum belajar, pengajaran dan siswanya. Pengetahuan yang dimiliki tersebut akan muncul dan terlihat nyata dalam pemahaman dan keputusannya untuk melakukan suatu tindakan pada pembelajaran di kelas. Segala pengetahuan guru mengenai materi maupun siswa akan mempengaruhi keputusannya.

  Penelitian yang pernah dilakukan Shulman (1986) menunjukkan adanya suatu pengetahuan yang secara esensial sangat berperan dalam menentukan tindakan guru di dalam pembelajaran (Sarkim, 2006). Pengetahuan tersebut disebut PCK (pedagogical content knowledge).

  Pedagogical Content Knowledge (PCK) mencakup pengetahuan guru

  mengenai materi ajar dan juga pengetahuan pedagogis untuk menyampaikan materi tersebut. Menurut Shulman (1986) PCK dikelompokkan dalam tiga kategori, salah satunya adalah pengetahuan tentang para siswa.

  Pengetahuan guru mengenai siswa tidak kalah penting dalam proses pembelajaran. Pengetahuan guru tentang para siswanya akan sangat membantu guru untuk memutuskan tindakan-tindakannya yang akan diterapkan dalam kelas tersebut selama proses pembelajaran. Dengan mengenal dan mengetahui siswa guru dapat melakukan tindakan yang tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berbeda, berasal dari tempat dan lingkungan berbeda bahkan berasal dari budaya yang berbeda. Oleh karena itu guru tidak hanya cukup tahu materi namun juga perlu tahu siswanya.

  Guru harus memiliki pengetahuan mengenai karakteristik tertentu dari para siswanya dan melakukan pendekatan-pendekatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek karateristik siswa bisa berupa latar belakang ekonomi, sosial, kemampuan intelegensi, bakat, minat, sikap, gaya belajar, kemampuan berpikir, dan kemapuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Dengan mengenal karakteristik siswa maka dapat diketahui kualitas perseorangan dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran. (http.//thinktep.wordpress.com/2008/10/29/). Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengelola proses pembelajaran, memahami konteks siswa, mampu mengelola kelas, berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa terjalin baik sehingga pembelajaran dapat berjalan baik.

  Pengetahuan guru mengenai siswanya akan terlihat dalam tindakannya di kelas dan dapat dianalisa melalui perekaman proses pembelajaran di kelas melalui video mengunakan handycame. Hal tersebut yang menyebabkan penulis ingin tahu lebih banyak mengenai segala sesuatu yang dilakukan guru untuk menunjukkan pengetahuannya tentang siswanya. Dari situ maka penulis memilih Pengetahuan 2 Orang Guru Fisika Mengenai Siswanya

  Pada 2 SMA di Yogyakarta yang Diduga Berpengaruh Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Dasar Teori 1. Pedagogi

  Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru (http://id.wikipedia.org/wiki/pedagogi). Pedagogi juga diartikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru. Dalam suatu model pedagogi, guru memikul tanggung jawab untuk membuat keputusan tentang apa yang akan dipelajari, dan kapan ia akan dipelajari.

  (http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/). Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan (Supriadi, 2006). Kemampuan pedagogi juga termasuk bagaimana mengatur kelas – kelas atau bekerja dengan anak-anak secara efektif.

  Menurut Shulman kemampuan pedagogi termasuk topik-topik yang paling sering diajarkan di dalam area materi pokok, bentuk-bentuk paling bermanfaat dari berbagai representasi, analogi yang paling kuat, penjelasan formal dan juga termasuk pemahaman tentang apa yang membuat topik-topik yang sulit menjadi terasa mudah dipelajari.

  Ada dua alasan yang melandasinya diperlukannya pedagogi yaitu pertama bahwa pedagogi sebagai suatu sistem pengetahuan yang diperlukan dalam pendidikan anak, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogi sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.

  Untuk meyakinkan lebih jauh, pedagogi secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga dapat digunakan sebagai ajang untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri (http://7691an.wordpress.com/2009/03/08/pengertian-dan-perlunya- pedagogik/).

2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge)

  Pengetahuan materi (content knowledge) mengacu pada jumlah dan kesatuan pengetahuan yang pada hakikatnya berada dalam pikiran seorang guru. Hal-hal yang termasuk dalam pengetahuan materi diantaranya : pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur sintaktis dan substantif dari pengetahuan (Sarkim, 2005:42).

  Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik. Tugas mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.(http://www.jambiekspres.co.id) 3.

   Pedagogical Content Knowledge (PCK) Pedagogical Content Knowledge (PCK) mencakup pengetahuan guru

  akan bahan ajar atau materi dan juga pengetahuan pedagogis untuk membelajarkan materi/bahan ajar tersebut.

  Menurut Shulman (1986) PCK dikelompokkan dalam tiga kategori: 1) Pengetahuan tentang kurikulum 2) Pengetahuan tentang strategi pembelajaran 3) Pengetahuan tentang para siswa

  Menurut Shulman, para guru menggunakan kategori-kategori pengetahuan tersebut untuk memahami pengajaran, materi, dan konteks di mana pengajaran akan dilaksanakan, untuk mengembangkan persiapan- persiapan pengajaran dan melaksanakannya, untuk bertindak dan merespons dengan baik kepada para siswa, dan untuk merefleksikan dan menyediakan feedback kepada para siswa (dalam Sarkim, 2005:40).

  Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan perpaduan

  pengetahuan tentang materi mata pelajaran dengan pengetahuan pedagogi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang menghasilkan pemahaman guru mengenai bagaimana materi pengajaran dapat dikelola, diadaptasi, dan direpresentasikan kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan keinginannya (Shulman, 1987 dalam Sarkim 2006). Pada dasarnya seorang guru dalam mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu yang telah diperoleh namun guru dituntut untuk dapat menempatkan diri sebagai pengambil keputusan sehingga mampu mengelola tahap-tahap pengelolaan interaksi belajar mengajar akan berjalan dengan baik, terganggu atau bahkan akan gagal. Dalam artikel Robert V yang berjudul Pedagogical content

  knowledge circa 1907 and 1987:a study in the history of an idea disampaikan

  bahwa PCK mempunyai kaitan dengan cara para guru membuat pertimbangan secara pedagogis. Didasarkan pada kebijaksanaan praktis, PCK melibatkan pemahaman guru mulai dari memahami materi pokok untuk diri mereka sendiri, menuju kondisi mampu untuk menerangkan materi pokok dalam cara yang baru, menyusun kembali dan membagi, mengungkapkan dalam aktivitas dan emosi, di dalam latihan-latihan, contoh-contoh dan demonstrasi- demonstrasi, sehingga dapat diserap oleh para siswa. (h.13)

  PCK pada awalnya diperkenalkan oleh Lee Shulman dalam 1986 di dalam artikelnya yang berjudul: “Those Who Understand: Growth of

  Knowledge in Teaching ” (Shulman, 1986 dalam Sarkim 2005:42). Salah satu

  keyakinan yang mendasari PCK itu sudah pernah dikemukakan oleh ahli pendidikan John dewey pada abad ke-20. John Dewey menyatakan bahwa setiap studi atau subyek pada prinsipnya mempunyai dua aspek untuk ilmuwan sebagai seorang ilmuwan dan untuk guru sebagai seorang guru. Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  aspek ini tidak dalam pengertian saling menentang ataupun berlawanan. Tetapi tidak juga dengan seketika menjadi serupa. (h.285) (Dewey, 1902 seperti dikutip di dalam Sarkim 2005:43).

  Perbedaan antara ilmu pengetahuan sebagai suatu disiplin ilmu dan ilmu pengetahuan untuk pengajaran dapat juga ditemukan dalam model- model penjelasan. Seperti dituliskan dalam Sarkim (2005:44) bahwa Treagust dan Harrison (1999) membagi penjelasan menjadi tiga kategori : penjelasan- penjelasan ilmiah, penjelasan-penjelasan pedagogis efektif, dan penjelasan- penjelasan sehari-hari.

  Dalam hal ini, penjelasan pedagogis dirancang untuk membantu para siswa mempelajari ilmu pengetahuan, untuk mengembangkan pemahaman- pemahaman mereka dan untuk menimbulkan keingintahuan serta untuk memberikan motivasi. Berlawanan dengan penjelasan yang ilmiah, penjelasan-penjelasan pedagogis dipengaruhi oleh konteks-konteks di mana para siswa belajar (Treagust & Harrison, 2000 dalam Sarkim 2005:45).

  Dalam artikelnya yang diterbitkan tahun 1987 yang dikutip dari Sarkim (2005:45), Shulman tidak menggambarkan PCK sebagai suatu bentuk khusus dari pengetahuan materi, malahan menggambarkannya sebagai satu penggabungan pengetahuan materi dan pengetahuan bersifat pendidikan. ia menulis:

  It (PCK) represents the blending of content and pedagogy into an understanding of how particular topics, problems, or issues are

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  organised, represented, and adapted to the diverse interests and abilities of learners, and presented for instruction, (p.8)

  PCK merepresentasikan campuran materi dan pedagogi ke dalam satu

  pemahaman bagaimana topik-topik tertentu, permasalahan, atau isu-isu diorganr, direpresentasikan, dan disesuaikan dengan berbagai kepentingan dan kemampuan-kemampuan yang berbeda dari para siswa, dan yang diperkenalkan untuk instruksi, (h8)

  Berdasarkan definisi tersebut, PCK merupakan campuran dari dua kategori pengetahuan: pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi. Hasil campuran tersebut adalah pemahaman tentang pokok materi pengajaran. Pokok materi dipahami dalam konteks pengajaran dan siap untuk dieksekusi dalam pengajaran (Sarkim, 2005:46).

  Menurut Bromme (1995), pertama-tama haruslah dicatat bahwa PCK adalah suatu konstruksi psikologis dari pengetahuan guru. Ini berarti bahwa percampuran tersebut mengacu pada proses kognitif, pengintegrasian atau campuran dari pengetahuan tentang materi dan pengetahuan pedagogis dieksekusi secara kognitif oleh para guru. Pengintegrasian pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogis adalah suatu adaptasi dari pengetahuan ini menuju keadaan yang spesifik dari pekerjaan para guru (Sarkim, 2005 h:46).

  Menurut Jan H. Van Driel dkk, dalam artikelnya yang berjudul

  Developing Science Teachers’ Pedagogical Content Knowledge ( 1998:675),

  PCK mengacu kepada interprestasi guru dan transformasi dari pengetahuan tentang subyek-materi dalam konteks memfasilitasi pembelajaran siswa. PCK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyiratkan transformasi subjek-materi pengetahuan, sehingga dapat digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi antara guru dan peserta didik selama praktek di kelas. Dengan demikian, guru akan dapat memperoleh PCK dari praktek mengajar yang mereka lakukan sendiri dan ketika berhadapan dengan materi pelajaran, tindakan atau keputusan guru ditentukan dari PCK yang mereka miliki.

  Sebagai hasil pengetahuan, PCK merupakan bangunan pengetahuan yang terdiri dari topik-topik khusus yang dikemas sebagai materi pembelajaran bagi siswa, yang merupakan integrasi materi dari materi pembelajaran dan metode pembelajarannya, yang tercermin dalam bagaimana topik-topik, dan masalah-masalah direpresentasikan dan diorganisasikan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa (Kartika Budi, 2005).

  Sebagai kemampuan atau keterampilan, PCK merupakan ”teacher’s

  ability to convey the constructs underlying elements of the content knowledge in manner that assesible to students” (Kartika Budi, 2005 seperti yang dikutip

  dalam Spendro-Mineo at all, www.phys.uu.nl./essera2003/programme, Maret 2004:104). Jadi PCK merupakan kemampuan atau keterampilan guru mengintegrasikan materi pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa tertentu sesuai dengan kondisi dan kerangka berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya.

  Pada dasarnya para guru memperoleh pemahaman dari berbagai sumber untuk mengembangkan PCK yang dimiliki. Sarkim (2005) dituliskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ada tiga sumber dan pengembangan PCK. Sumber pertama dari PCK adalah disiplin ilmu. Disiplin ilmu ini menyediakan suatu dasar pengetahuan tentang materi, struktur sintaktik, maupun pemahaman-pemahaman struktur substantif. Menurut Grossman, pemahaman kedisplinan mempengaruhi keputusan-keputusan guru sekitar seleksi kepentingan relatif dari materi tertentu dan seleksi dan peruntunan (Sarkim, 2005:55).

  Sumber kedua dari PCK adalah pembelajaran bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan ini termasuk pembelajaran tentang mengajar, belajar, pengembangan siswa, dan dasar etis dan filosofis pendidikan. Studi ini disebut sebagai 'ilmu pengetahuan bidang pendidikan formal (h : 10) oleh Shulman (1987), dan sebagai coursework profesional (h.12) oleh Grossman (1990) (Sarkim, 2005:55).

  Sumber ketiga dari PCK adalah pengalaman. Shulman (1987) menyampaikan pentingnya pengalaman di dalam pengembangan PCK para guru. Ia mempertahankan bahwa kebijaksanaan praktis (h.11) menyediakan rasionalisasi reflektif bagi para guru. Suatu basis pengetahuan untuk pengajaran tidak pernah selesai atau bukanlah suatu hal yang final. Para guru perlu terus-menerus merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman mengajar mereka melalui proses reflektif (Sarkim, 2005:55).

  PCK diperoleh dan berkembang melalui kedisiplinan pembelajaran, pendidikan, maupun pengalaman- pengalaman pembelajaran yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  guru. Para guru terus menerus merekontruksi dan mengembangkan pemahaman mereka tentang pengajaran. Guru yang berpengalaman akan memperhatikan hal-hal yang menghambat guru dalam pengambilan keputusan seperti yang di sampaikan Muhibbin (2002) di bawah ini, antara lain :

  • Kurangnya kesadaran guru terhadap masalah-masalah belajar yang mungkin sedang dihadapi para siswa;
  • Kesetiaan terhadap gagasan lama yang sebenarnya sudah tak dapat diberlakukan lagi;
  • Kurangnya sumber-sumber informasi yang diperlukan; dan • Ketidakcermatan observasi terhadap situasi belajar-mengajar.

  Karakteristik-karakteristik PCK yang berbeda dari pengetahuan lainnya telah ditekankan oleh Shulman dalam satu artikel untuk menanggapi kritik proposisi yang dikemukakan oleh Sockett (Shulman, 1987b; Sockett, 1987). Pertama, PCK adalah suatu konstruksi kognitif yang mengacu pada suatu akibat dari penggabungan beberapa kategori pengetahuan dalam bentuk pemahaman pengetahuan pokok untuk mengajar dalam konteks pengajaran tertentu, fitur dari PCK bisa berbeda dari konteks pengajaran yang satu dengan pengajaran yang lain. Hal ini menyiratkan bahwa fitur dari PCK guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dalam satu negara (yang mempunyai sistem pendidikan sekolah, latar belakang budaya tertentu, dll.) bisa berbeda dengan mereka yang berada di negara yang lain (Sarkim 2005:46).

  Kedua, meskipun fakta bahwa praktek pengajaran sangat dipengaruhi oleh konteks-konteks dimana situasi belajar mengajar berlangsung, ada beberapa penggunaan komponen sama berkenaan dengan profesi pengajaran, dan di sana dibentuk pengetahuan yang dihubungkan dengan pedagogi dan pokok materi. Pengetahuan ini dapat dilihat sebagai bahan baku atau komponen-komponen yang membaur dalam PCK. Oleh karena itu, ada dua komponen utama yang mempengaruhi PCK para guru:

  1) Pemahaman guru tentang pengetahuan yang dibentuk yang berhubungan dengan pengajaran termasuk pokok materi, pedagogi, dll., 2) Pemahaman guru akan konteks dimana pengajaran berlangsung.

  Shulman telah memperkenalkan dua kategori pengetahuan luas yang berperan untuk pembentukan PCK: pengetahuan tentang mengajar dan pengetahuan pedagogi (Shulman, 1987a, dalam Sarkim 2005). Sebenarnya ia juga memperkenalkan pengetahuan tentang:

  1) Topik-topik yang diajarkan secara reguler; 2) Bentuk-bentuk paling bermanfaat dari representasi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3) Analogi-analogi yang paling kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh-contoh, penjelasan-penjelasan, dan demonstrasi-demonstrasi; 4) Prasangka-prasangka siswa sebagai komponen-komponen PCK (Shulman, 1986).

  Komponen-komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga kategori. Pertama adalah pengetahuan tentang kurikulum. Pengetahuan ini termasuk pengetahuan tentang atau materi pokok dan pengetahuan tentang dokumen kurikulum (atau kurikulum yang tercetak) dimana perkara materi pokok diorganisir untuk tujuan pengajaran. Kedua merupakan pengetahuan tentang strategi pengajaran. Pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari pengetahuan prosedural atau teknis tentang presentasi tetapi juga mencakup pengetahuan tentang teori-teori yang mendasari prosedur-prosedur teknis.

  Contohnya, pengetahuan tentang bagaimana cara memeriksa pengetahuan terdahulu dari siswa didasarkan pada teori kognitif. Kategori yang ketiga adalah pengetahuan tentang para siswa. Dalam penelitian ini, gagasan Shulman mengenai pengetahuan tentang pemahaman siswa terdahulu diperluas pada pengetahuan tentang para siswa secara umum.

4. Pengetahuan Guru Tentang Siswa

  Grossman (dalam Sarkim, 2005) menyatakan bahwa pengetahuan mengenai para siswa tidak hanya terdiri dari pengetahuan tentang pemahaman siswa terdahulu tapi juga pengetahuan tentang siswa secara umum, termasuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  guru untuk memutuskan tindakan-tindakan mana yang sesuai diterapkan dalam kelas. Pengetahuan guru tentang siswa dapat dilihat dari berbagai hal namun peneliti membatasi pengamatan dan pembahasan pada hal-hal di bawah ini :

4.1 Karakteristik dan Pengetahuan Konteks Siswa a. Karakteristik Siswa

  Secara alamiah siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan ragam karakteristik ini ternyata mempengaruhi bagaimana hasil implementasi desain pembelajaran yang akan dirancang. Oleh karena itu mengenal karakteristik siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Dengan mengenal karakteristik siswa, maka dapat diketahui kualitas perseorangan dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran. Penyusunan rancangan pembelajaran selain mempertimbangkan teori belajar juga semestinya memperhatikan karakteristik siswa yang akan menjadi sasarannya.

  Dalam pengambilan keputusan (menurut Forrest, 2008), guru harus waspada pada hal-hal yang menjadi pengembangan pembelajaran bagi siswa dalam konteks pertumbuhan pikiran, variasi cara belajar, pengaruh bahasa dan budaya, watak individu, hobi dan pendekatan belajar. Karakter-karakter siswa seperti keterampilan, bakat, gaya belajar, tingkat perkembangan dan kesiapan untuk mempelajari hal baru adalah sebagian dari pengetahuan penting yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pengidentifikasian tingkah laku dan karakteristik siswa sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan untuk dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam mendeskripsikan startegi pengelolaan pembelajaran (Hamzah, 2006). Aspek-aspek karakteristik siswa dapat diketahui dari : keterampilan, bakat, gaya belajar, tingkat perkembangan dan kesiapan untuk mempelajari hal- hal yang baru, motivasi, kemampuan berpikir, dan kemapuan awal yang telah dimiliki siswa (namun untuk motivasi, kemampuan berfikir dan kemampuan awal akan di bahas tersediri). Oleh karena itu sebagai seorang guru harus mengetahui variasi cara belajar dan mengajar dalam kelas, pengaruh bahasa dan budaya, watak individu, hobi dan pendekatan belajar. Untuk lebih mengenal atau mengetahui karakteristik siswa guru juga harus melakukan pendekatan- pendekatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

b. Konteks Siswa

  Grossman (1990) (dalam Sarkim, 2005) mengidentifikasi pengetahuan tentang para siswa sebagai bagian dari pengetahuan tentang konteks. Menurutnya, pengetahuan tentang konteks juga termasuk pengetahuan tentang sekolah, komunitas, dan daerah.

  Lebih dari itu, ia juga berpendapat bahwa pengetahuan tentang para siswa tidak dibatasi pada pengetahuan tentang pemahaman siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terdahulu tentang pengajaran materi. Hal itu juga mencakup pengetahuan tentang perbedaan aspek pembelajaran siswa.

  Konteks pembelajaran mempunyai beraneka aspek berbeda termasuk fasilitas-fasilitas fisik, politis, dan sistem pendidikan.

  Aspek-aspek ini berpengaruh pada pembelajaran pendidikan yang diterima di sekolah melalui beberapa cara termasuk kebijakan- kebijakan pendidikan seperti: sasaran hasil pendidikan, penilaian kurikulum dan pembelajaran. Sebenarnya, pengetahuan mengenai kurikulum, pengetahuan penilaian pembelajaran, dan pengetahuan tentang sasaran hasil pengajaran dikenal sebagai tiga kategori pengetahuan yang khusus berperan untuk PCK (Magnusson et al., 1999, dalam Sarkim 2005:51)

  Kebijakan-kebijakan pendidikan akan mempengaruh kebijakan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Dengan melihat konteks individu siswa seorang guru dapat memberikan suatu bentuk tindakan berupa motivasi. Motivasi sangat penting bagi siswa. Menurut Ivor K. Davies (1987) motivasi merupakan kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kekuatan berpangkal pada suatu keputusan rasional tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari dua proses tersebut.

  Motivasi terbagi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dari dalam yaitu tersirat dalam tugas itu sendiri atau dari siswa. Sedangkan motivasi estrinsik mengacu pada faktor luar dan ditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau orang lain berupa penghargaan, pujian, hukuman atau bahan berupa celaan.

  Motivasi yang disampaikan guru kepada siswa memiliki fungsi sebagai berikut :

  • Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
  • Sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan kepada pencapaian yang diinginkan.
  • Sebagai penggerak yang menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan.

  Pemberian motivasi di luar individu dilakukan oleh guru dengan ciri- ciri sebagai berikut (Forrest, 2008):

  • Bagaimana guru-guru menunjukkan persetujuan mereka kepada siswa-siswa?
  • Kalimat-kalimat apa yang guru-guru gunakan dalam pujian mereka?
  • Jenis penghargaan apa yang guru berikan?
  • Peringatan-peringatan apa yang guru berikan?
  • Hukuman apa yang diberikan kepada siswa?
  • Bagaimana guru membangkitkan kepedulian siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Bagaimana guru menaikan antusiasme dalam mengerjakan suatu tugas?
  • Bagaimana guru membangkitkan semangat kelas?
  • Bagaimana guru-guru melibatkan siswa-siswa pendiam didalam diskusi-diskusi kelas?
  • Bagaimana guru-guru melibatkan siswa-siswa yang tidak aktif dalam pekerjaan mereka?
  • Dengan cara-cara apa guru memberikan apresiasi pada pencapaian-pencapaian siswa?

  Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa (http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam- membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html) : 1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

  Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

  2) Hadiah.

  Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3) Saingan atau kompetisi.

  Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4) Pujian.

  Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5) Hukuman.

  Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

  6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.

  Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

  7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik. 8) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.

  9) Menggunakan metode yang bervariasi. 10) Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Kemampuan belajar dan berfikir

  Belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku dengan serangkaian kegiatan yaitu mengamati, membaca, meniru, mempelajari sesuatu dari lingkungan, mendengarkan, dan diikuti dengan perubahan. Belajar yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa, baik itu kemampuan kognitif, afektif, maupun kemampuan psikomotorik. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir siswa yang lebih diarahkan pada pencapaian kemampuan bahasa dan kemampuan logika (Suryawahyuni, 2010). Dalam hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan kognitif merupakan prioritas utama dalam keberhasilan belajar.

  Peran guru sebagai tenaga pendidik adalah untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui materi-materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Materi pelajaran di sekolah merupakan wahana bagi siswa untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Semua materi pelajaran yang diberikan di sekolah tidak hanya merupakan penguasaan sekumpulan pengetahuan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip saja, namun merupakan suatu proses penemuan sehingga menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kritis dan kreatif.