Gaya kelekatan sebagai prediktor tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal - USD Repository

  

GAYA KELEKATAN SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT KEINTIMAN

DALAM HUBUNGAN BERPACARAN PADA INDIVIDU DI MASA

DEWASA AWAL

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Claresa Wahyu Vebrianingsih

NIM: 06 9114 047

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu

  

Hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan sakiti,

tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri,

tentang kepercayaan, kebahagiaan dan belas kasih.

Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa

tidak peduli, dan membina kepercayaan,

tentang apa yang kau katakan dan kau maksudkan,

tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang

dimilikinya.

Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih

menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan

cara yang tak bisa digantikan dengan cara lain.

  • Anonim-

  

Dengan rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan bagi:

Tuhanku Yesus Kristus Yang Maha Mulia,

Kedua orangtuaku Ignatius Wiyono dan Brigitta Sri Kartini,

Kedua saudaraku Mas Wahyu dan Hanes,

  

Dan orang-orang di sekitarku yang selalu mencintai dan memberikan

kepercayaan penuh padaku,

GAYA KELEKATAN SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT KEINTIMAN DALAM HUBUNGAN BERPACARAN PADA INDIVIDU DI MASA DEWASA AWAL

  Claresa Wahyu Vebrianingsih ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal dapat diprediksi oleh gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak. Variabel prediktor dalam penelitian ini adalah gaya kelekatan yang terdiri dari empat sub variabel, yaitu gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak. Variabel kriterumnya adalah tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah di Yogyakarta dan sedang menjalani hubungan berpacaran. Jumlah subjek penelitian adalah 64 mahasiswa yang sedang dalam hubungan berpacaran. Alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah skala gaya kelekatan aman, skala gaya kelekatan terpreokupasi, skala gaya kelekatan takut-menghindar, skala gaya kelekatan menolak, dan skala tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran yang dibuat sendiri oleh peneliti. Keempat skala gaya kelekatan disusun berdasarkan indikator gaya kelekatan menurut Bartholomew & Horowitz (1991), sedangkan skala tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran disusun berdasarkan aspek-aspek keintiman menurut Reis & Shaver (1988), Prager (1995), dan Clack & Wilkinson (2006). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi parsial yang dibantu dengan Software Statistical Package for

  Social Sciences (SPSS) versi 15,0 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa

  hipotesis 1 diterima, yaitu gaya kelekatan aman mampu memprediksi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu dewasa awal (p=0,010 ; p<0,05), sedangkan ketiga hipotesis yang lain, yang menyatakan bahwa gaya kelekatan terpreokupasi mampu memprediksi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal (p>0,05), gaya kelekatan takut-menghindar mampu memprediksi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal (p>0,05), dan gaya kelekatan menolak mampu memprediksi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal (p>0,05), ditolak.

  Kata kunci: gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut- menghindar, gaya kelekatan menolak, tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran, individu dewasa awal

ATTACHMENT STYLE AS PREDICTORS OF THE LEVEL OF

  

INTIMACY IN DATING RELATIONSHIPS ON INDIVIDUALS IN

EARLY ADULTHOOD

Claresa Wahyu Vebrianingsih

  

ABSTRACT

This study aimed to determine whether the level of intimacy in dating

relationships on individuals in early adulthood can be predicted by secure attachment,

preoccupied attachment, avoidant-fearful attachment, and dismissing attachment. The

Predictor variable in this study was the attachment style that consist of four sub-

variables, which included secure attachment, preoccupied attachment, avoidant-fearful

attachment, and dismissing attachment. The criterium variable was the level of intimacy

in dating relationships. The subjects of the study were university students who enrolled in

Yogyakarta and undergoing a dating relationships. The amount of subjects are 64

university students who are undergoing dating relationships. The instruments of the

measurement which used for collecting the data are secure attachment scale, preoccupied

attachment scale, avoidant-fearful attachment scale, dismissing attachment scale, and the

level of intimacy in dating relationship scale that made by researchers. The four

attachment style scale based on The Bartholomew & Horowitz attachment style

indicators (1991), while the level of intimacy in dating relationship scale based on

aspects of intimacy according to Reis & Shaver (1988), Prager (1995), and Clack &

Wilkinson (2006). Methods of data analysis used in this study is partial regression

analysis aided by Software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 15,0

for Windows. The analysis showed that only a secure attachmentis able to significantly

predict the level of intimacy in dating relationship on individuals in early adulthood. The

hypothesis one accepted, that was secure attachment can predict the level of intimacy in

dating relationships on individuals in early adulthood, while another three hypotheses,

which stated that preoccupied attachment able to predict the level of intimacy in dating

relationships on individuals in early adulthood (p>0,05), the avoidant-fearful attachment

able to predict the level of intimacy in dating relationships on individuals in early

adulthood (p>0,05), and the dismissing attachment able to predict the level of intimacy in

dating relationships on individuals in early adulthood (p>0,05), rejected.

  

Key words: secure attachment, preoccupied attachment, avoidant-fearful attachment,

dismissing attachment, level of intimacy in dating relationships, individuals in early

adulthood

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya yang telah dikaruniakan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsinya dengan judul “Gaya Kelekatan Sebagai Prediktor

Tingkat Keintiman Dalam Hubungan Berpacaran Pada Individu Di Masa Dewasa

Awal”. Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  Terselesaikannya penulisan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan

kritik yang membangun dari orang-orang disekitar penulis. Pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terimakasih yang kepada : 1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani. M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi.

  2. Ibu A. Tanti Arini, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dan dengan penuh kesabaran selalu membimbing penulis hingga proses penyelesaian skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si. dan Agnes Indar E., S.Psi., Psi., M.Si.

selaku d osen penguji yang telah memberikan saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.

  4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan selama proses kuliah.

  

5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi, terima kasih telah membantu penulis

dalam memberikan ilmu pengetahuan selama mengemban ilmu di Fakultas Psikologi tercinta ini.

  

6. Karyawan Fakultas Psikologi : Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Mbak

Nanik, dan Pak Giek, atas segala bantuan fasilitas selama proses perkuliahan.

  

7. Bapak, dan Ibu selaku orangtua yang telah membantuku tanpa pamrih dari

segi materil, maupun non materil, yang selalu memberikan semangat dan kepercayaan penuh padaku. Makasih ya Pak.. Bu..

  8. Mas Wahyu, Hanes, Mba Dewi, Rere. Makasih yee buat dukungannye.

  

9. Andreas ‘Ucoxs’ Tambunan yang telah menemani, membantu dan

mendukung selama lebih dari 3 tahun hidupku di Jogja, khususnya dalam proses menyusun skripsi ini. Terimakasih untuk cinta yang boleh ku terima selama ini.

  

10. Keluarga di Jogja, Titang, Ngering, Kintelan, Solo, Semarang, dan

Magelang untuk kasih sayang dan pengalaman yang begitu banyak sehingga aku tidak merasa sendirian di Jogja.

  

11. Mba Sisca, Bapak, dan Tresia. Terimakasih karena boleh menjadikan

Wisma Gorreti sebagai rumahku di Jogja.

  

12. Teman-teman Wisma Gorreti (Pipi, Puli, Bembi, Tella, Funny, dan Mba

Shinta, Mba Ina, Mba Tita, Mba Spa, Mba Frisca). Thanks guys, senang bisa menggila bersama kalian.

  13. Teman-teman belajar dan bermain bersama (Vivin, Nene’, Adel, Jean, Maria, Liem, Herman). Senang bisa mengenal kalian. Terimakasih atas dukungan dan kepercayaannya hingga aku bisa menyelesaikan ini. love u . all

  14. Teman-teman SMA (Liedya, Manyu, CA, Cocobi, Ririe, Junet$, Nindi, Rizky, Ervans, Coco) untuk dukungannya walau dari jauh. Makasih banyak guys. Akhirnya kita bisa kumpul lagi di Tangerang. ya

  15. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk seluruh pengalamannya berdinamika bersama.

  16. Terima kasih pula bagi semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian dan penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam skripsi

ini. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran

yang diberikan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membacanya.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ....................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

.................................................................................................... viii ABSTRACT

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxi

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxiii

  

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 8

  D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

  1. Manfaat teoritis ................................................................ 8

  2. Manfaat praktis ................................................................ 8

  

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

A. Masa Dewasa Awal ................................................................. 9

  1. Individu di masa dewasa awal ......................................... 9

  2. Karakteristik individu dewasa awal ................................. 10

  3. Tugas-tugas perkembangan dewasa awal ........................ 12

  B. Hubungan Berpacaran .............................................................. 15

  1. Pengertian hubungan berpacaran ..................................... 15

  2. Pentingnya hubungan berpacaran bagi individu masa dewasa awal ............................................................ 16

  3. Tahap-tahap berpacaran .................................................... 17

  a. Rapport ........................................................................ 17

  b. Pengungkapan diri........................................................ 18

  c. Ketergantungan satu sama lain .................................... 18

  d. Keintiman yang saling melengkapi .............................. 18

  C. Keintiman Dalam Hubungan Berpacaran ............................... 19

  1. Definisi keintiman dalam hubungan berpacaran .............. 19

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keintiman ................. 19

  a. Kualitas komunikasi ..................................................... 20

  b. Struktur keluarga .......................................................... 20

  c. Gender ......................................................................... 20

  3. Aspek-aspek keintiman .................................................... 21

  a. Intimacy goals ............................................................. 22

  b. Pengungkapan diri ....................................................... 23

  c. Responsivitas pasangan ............................................... 25

  d. Pengungkapan diri pasangan ....................................... 26

  e. Kehadiran .................................................................... 26

  4. Tujuan keintiman ............................................................. 26

  

D. Kelekatan ................................................................................. 28

  1. Definisi kelekatan ............................................................ 28

  2. Sikap yang membentuk kelekatan ................................... 29

  3. Gaya kelekatan ................................................................. 30

  a. Gaya kelekatan aman .................................................. 31

  b. Gaya kelekatan terpreokupasi ...................................... 32

  c. Gaya kelekatan takut-menghindar ............................... 34

  d. Gaya kelekatan menolak .............................................. 35

  4. Indikator gaya kelekatan .................................................. 37

  E. Prediksi Gaya Kelekatan bagi Tingkat Keintiman dalam Hubungan Berpacaran pad aIndividu di Masa Dewasa Awal ............................................................ 38

  

1. Prediksi gaya kelekatan aman bagi tingkat keintiman

dalam hubungan berpacaran pad individu di masa

dewasa awal ................................................................ 40

  2. Prediksi gaya kelekatan terpreokupasi bagi tingkat

  keintiman dalam hubungan berpacaran pad individu di masa dewasa awal .................................................... 41

  3. Prediksi gaya kelekatan takut-menghindar bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada Individu di masa dewasa awal ..................................... 43

  

4. Prediksi gaya kelekatan menolak bagi tingkat

keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal ................................................... 44

  F. Bagan Prediksi Gaya Kelekatan bagi Tingkat Keintiman Dalam Hubungan Berpacaran pada Indvidu di Masa Dewasa Awal .......................................................................... 46

  G. Hipotesis Penelitian ................................................................ 50

  

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 51

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 51 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 51 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 51

  1. Tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ............... 51

  2. Gaya kelekatan .................................................................. 53

  a. Gaya kelekatan aman .................................................. 53

  b. Gaya kelekatan terpreokupasi ..................................... 53

  c. Gaya kelekatan takut-menghindar .............................. 54

  d. Gaya kelekatan menolak ............................................. 55

  D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................... 55

  1. Metode pengumpulan data ............................................... 55

  2. Alat pengumpulan data .................................................... 56

  E. Subjek Penelitian .................................................................... 59

  F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ................. 60

  1. Uji coba alat pengumpulan data ...................................... 60

  2. Validitas ........................................................................... 61

  3. Reliabilitas ....................................................................... 62

  4. Uji analisis butir ............................................................... 62

  G. Hasil Uji Coba ........................................................................ 64

  1. Hasil uji coba skala gaya kelekatan aman ....................... 64

  2. Hasil uji coba skala gaya kelekatan terpreokupasi .......... 65

  3. Hasil uji coba skala gaya kelekatan takut-menghindar .... 66

  4. Hasil uji coba skala gaya kelekatan menolak .................. 68

  5. Hasil uji coba skala tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ......................................................................... 70 H. Metode Analisis Data .............................................................. 72

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 73

A. Orientasi Kancah ..................................................................... 73 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 73 C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 74 D. Analisis Data ........................................................................... 75

  1. Uji asumsi ........................................................................ 75

  a. Uji normalitas .............................................................. 75

  b. Uji linearitas ................................................................ 76

  c. Uji kolinearitas ............................................................ 78

  d. Uji homokedastisitas ................................................... 79

  e. Uji non autokorelasi .................................................... 80

  2. Uji hipotesis ..................................................................... 81

  E. Pembahasan ............................................................................ 83

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 94

A. Kesimpulan ............................................................................. 94 B. Saran ....................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96

LAMPIRAN ................................................................................................. 100

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Cetak Biru Skala Gaya Kelekatan Aman ....................................... 57

Tabel 2 Cetak Biru Skala Gaya Kelekatan Terpreokupasi .......................... 58

Tabel 3 Cetak Biru Skala Gaya Kelekatan Takut-Menghindar .................... 58

Tabel 4 Cetak Biru Skala Gaya Kelekatan Menolak .................................... 58

Tabel 5 Cetak Biru Skala Tingkat Keintiman dalam Hubungan Berpacaran .................................................................... 59 Tabel 6 Distribusi Skala Gaya Kelekatan Aman dengan Nomor Butir Baru ....................................................................................... 64 Tabel 7 Distribusi Skala Gaya Kelekatan Terpreokupasi dengan Nomor Butir Baru ........................................................................... 65 Tabel 8 Distribusi Skala Gaya Kelekatan Takut-Menghindar dengan Nomor Butir Baru ............................................................... 67 Tabel 9 Distribusi Skala Gaya Kelekatan Menolak dengan Nomor Butir Baru ........................................................................................ 68 Tabel 10 Distribusi Skala Tingkat Keintiman dalam Hubungan Berpacaran dengan Nomor Butir Baru ............................................ 71 Tabel 11 Jumlah Subjek, Standar Deviasi, Data Minimum, Data Maksimum, dan Range .......................................................... 74

Tabel 12 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .............................. 75

Tabel 13 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Pacaran ................. 75

Tabel 14 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .............................................. 76

  

Tabel 15 Rangkuman Hasil Uji Linearitas .................................................... 78

Tabel 16 Collinearity ...................................................................................... 79

a

  

Tabel 17 Coefficients ...................................................................................... 81

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Uji Linearitas ................................................................................. 77

Gambar 2 Uji Homokedastisitas .................................................................... 80

  

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Bagan prediksi gaya kelekatan aman bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ........................................ 46 Bagan 2 Bagan prediksi gaya kelekatan terpreokupasi bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ............................ 47 Bagan 3 Bagan prediksi gaya kelekatan takut-menghindar bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ............................ 48 Bagan 4 Bagan prediksi gaya kelekatan menolak bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran ........................................ 49

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba ......................................................................... 101

Lampiran 2 Skala Penelitian ....................................................................... 110

Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Gaya Kelekatan Aman .......................... 117

Lampiran 4 Seleksi Aitem Skala Gaya Kelekatan Terpreokupasi ............... 119

Lampiran 5 Seleksi Aitem Skala Gaya Kelekatan Takut-Menghindar ........ 123

Lampiran 6 Seleksi Aitem Skala Gaya Kelekatan Menolak ....................... 125

Lampiran 7 Seleksi Aitem Skala Tingkat Keintiman dalam Hubungan Berpacaran ............................................................................... 127

Lampiran 8 Uji Asumsi dan Statistik .......................................................... 131

Lampiran 9 Input Data Hasil Uji Coba ....................................................... 137

Lampiran 10 Input Data Hasil Penelitian ..................................................... 150

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu di masa dewasa awal memiliki tugas perkembangan, yaitu

  membentuk relasi yang intim dengan orang lain (Erikson, 1968, dalam Santrock, 2002). Keberhasilan individu dalam menjalani tugas perkembangan ini akan mempengaruhinya dalam menjalani tugas-tugas hidup selanjutnya. Oleh sebab itu, mereka akan menjalin hubungan intim dengan lawan jenis yang dimulai dengan menjalani hubungan berpacaran sebelum mereka melanjutkan ke tahap pernikahan.

  Keintiman merupakan kemampuan untuk mengembangkan kedekatan dalam hubungan cinta (Erickson dalam Halonen & Santrock, 1999). Erikson menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri tanpa kehilangan diri sendiri pada orang lain (Erikson, 1968, dalam Santrock, 2002). Sepasang kekasih yang memiliki keintiman akan merasakan adanya kedekatan di antara mereka dan kekuatan dari ikatan yang menahan mereka bersama. Pasangan yang memiliki derajat keintiman yang tinggi, mempedulikan kesejahteraan dan kebahagiaan satu sama lain, saling menghargai, menyukai, bergantung, dan memahami satu sama lain (Baron & Byrne, 2003).

  Keintiman merupakan hal yang penting untuk dibangun dalam hubungan berpacaran. Keintiman yang dibangun saat menjalin hubungan berpacaran akan membantu individu dan pasangannya untuk mengembangkan diri. Hal tersebut diperkuat oleh adanya tujuan-tujuan keintiman yang ingin dicapai dalam suatu hubungan, yaitu mendapatkan kepuasan secara emosional

bagi kedua individu yang berpasangan, mendapatkan dukungan dalam

mengatasi krisis diri sendiri, mendapat dukungan agar dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang utuh, belajar mengenali diri sendiri, belajar

mendengar aktif, dan menjadikannya sebagai pengalaman yang

menyenangkan dan mengesankan (Cox, 1984).

  Individu cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mencapai keintiman dengan pasangan mereka. Suatu kasus di Cina yang dilaporkan oleh

Antara News, pada Sabtu, 6 Februari 2010, menyebutkan bahwa seorang

perempuan Cina rela melakukan operasi plastik besar agar terlihat seperti

aktris Amerika Serikat, Jessica Alba, idola kekasihnya. Hal ini dilakukan oleh

perempuan tersebut agar ia dapat memperoleh kembali kekasihnya. Apabila

operasi plastik ini tidak berhasil membuat pacarnya kembali padanya, ia akan memilih untuk hidup melajang . Dari kasus

ini, terlihat adanya ketakutan dalam diri perempuan tersebut bila ia

ditinggalkan oleh kekasihnya sehingga ia melakukan usaha-usaha tertentu agar ia dapat kembali kepada kekasihnya tersebut.

  Usaha-usaha yang dilakukan perempuan Cina ini adalah bentuk

harapannya untuk mendapatkan respon dari pacarnya kembali. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada keinginan dari perempuan Cina ini untuk

membangun hubungan yang intim dengan pasangannya. Di sisi lain, usahanya tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan Cina ini memiliki

  

ketidakpercayaan baik terhadap dirinya maupun pada pasangan.

Ketidakpercayaan inilah yang dapat mengganggu tingkat keintiman dalam

hubungan berpacaran yang mereka jalani.

  Pada kasus yang lain, ada pula sepasang kekasih yang dapat mempercayai dan tidak khawatir bahwa pasangannya akan meninggalkannya sehingga mereka dapat membangun hubungan yang intim dengan pasangan

mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Shaver dan Brennan (1992, dalam

Baron & Byrne, 2003) menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi terhadap pasangan, mampu membangun keintiman

dan komitmen dengan pasangan sehingga mereka dapat membentuk hubungan

yang berlangsung lama dan mencapai kepuasan dalam hubungan. Penelitian

yang lain mengatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan pada

pasangannya juga akan merasakan kepuasan yang tinggi hingga tahap

pernikahan (Banse, 2004).

  Kepercayaan atau ketidakpercayaan pada diri sendiri dan orang lain

adalah hal yang mendasari pembentukan gaya kelekatan pada diri individu.

  Gaya kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang dibentuk sejak kecil antara bayi dan pengasuhnya (Bowbly, 1991). Ikatan emosional ini dihasilkan

dari evaluasi diri anak mengenai sejauh mana dirinya dicintai dan dihargai

orang lain serta penilaian anak mengenai sejauh mana orang lain dapat

dipercaya dan diharapkan. Hal tersebut didukung oleh teori Bartholomew & Horowitz (1991) yang mengatakan bahwa perasaan aman atau nyaman yang

  

dirasakan seseorang ditentukan oleh bagaimana ia mempersepsikan dirinya

maupun orang lain, apakah positif atau negatif.

  Seseorang dengan gambaran diri yang positif mengharapkan agar

disukai dan diterima sehingga merasa mudah untuk menjalin relasi. Gambaran

diri yang negatif mendorong ke arah harapan bahwa orang lain akan merespon

secara negatif. Di sisi lain, gambaran yang positif mengenai orang lain

mengakibatkan harapan yang positif mengenai kepercayaan terhadap orang

lain. Sebaliknya, gambaran negatif mengenai orang lain mengakibatkan

harapan yang negatif mengenai apa yang diinginkan oleh orang lain, yaitu

ketidakpercayaan. Kombinasi yang terjadi antara sikap terhadap diri yang

positif-negatif dan sikap terhadap orang lain yang positif-negatif

menghasilkan empat gaya kelekatan. Keempat gaya kelekatan tersebut adalah

gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-

menghindar dan gaya kelekatan menolak (Bartholomew & Horowitz, 1991).

  Individu dengan gaya kelekatan aman memiliki pandangan yang positif

mengenai diri sendiri dan harapan yang positif juga pada orang lain. Individu

ini memiliki harga diri yang tinggi dan positif terhadap orang lain, mencari

kedekatan interpersonal tetapi juga memberikan otonomi pada pasangannya

(Baron & Byrne, 2003).

  Gaya kelekatan terpreokupasi dimiliki oleh individu yang memiliki

pandangan yang negatif mengenai diri tetapi memiliki harapan yang positif

bahwa orang lain akan mencintai dan menerima mereka. Individu dengan gaya

kelekatan ini akan mencari kedekatan dalam hubungan tetapi mereka juga

  

memiliki kecemasan dan rasa malu karena mereka merasa tidak pantas

menerima cinta dari orang lain (Lopez dkk, 1997, dalam Baron & Byrne,

2003).

  Individu dengan gaya kelekatan takut-menghindar memiliki harga diri

yang rendah dan pandangan yang negatif mengenai orang lain. Individu ini

sangat menginginkan kedekatan dengan orang lain tetapi memiliki ketakutan

yang sangat tinggi akan disakiti dan mendapat penolakan dari orang lain

(Feneey & Noller, 1996).

  Individu dengan gaya kelekatan menolak memiliki karakteristik

gambaran diri yang sangat positif dan terkadang tidak realistis. Orang-orang

dengan gaya kelekatan ini akan menjaga dirinya dari kekecewaan akan

hubungan romantis dengan cara menghindari hubungan romantis dan menjaga

kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan diri sendiri sehingga tak

mudah disakiti oleh orang lain (Baron & Byrne, 2003).

  Beberapa peneliti di bidang Psikologi telah melakukan berbagai studi

mengenai keintiman dan masing-masing gaya kelekatan dalam relasi antar

individu. Di Australia, Clack dan Wilkinson (2006) melakukan penelitian

mengenai aspek-aspek keintiman dan gaya kelekatan pada hubungan remaja

dengan subjek sebanyak 265 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa keintiman pada remaja dipengaruhi oleh kelekatan yang dipahami

melalui konsep model kerja dari hubungan dengan diri dan orang lain. Model

yang positif atau negatif mengenai orang lain berpengaruh pada pencapaian

tujuan keintiman dan keterbukaan diri. Model yang positif atau negatif

  

mengenai diri mempengaruhi keterbukaan dari orang lain dan persepsi

mengenai reaksi dari pasangan.

  Penelitian yang dilakukan Clack & Wilkinson (2006) tersebut secara

khusus mengukur hubungan setiap aspek keintiman pada masing-masing gaya

kelekatan sehingga belum dapat menggambarkan bagaimana tingkat keintiman

dari suatu hubungan berdasarkan seluruh aspek dari keintiman tersebut. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai tingkat keintiman dan

masing-masing gaya kelekatan, yaitu gaya kelekatan aman, gaya kelekatan

terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak.

  Beberapa penelitian lain juga telah dilakukan di Indonesia. Salah

satunya yaitu studi deskriptif yang dilakukan oleh Purba (2006) mengenai

tingkah laku intim dari empat pola kelekatan dewasa pada individu menikah

dengan usia pernikahan di bawah lima tahun di Bandung. Subjek dalam

penelitian Purba ini berjumlah 59 orang. Hasil dari penelitian Purba (2006)

adalah tingkah laku yang ditampilkan oleh keempat pola kelekatan dewasa

dalam pernikahan ternyata tidak jauh berbeda. Pola aman menampilkan

tingkah laku intim yang paling optimal. Pola terpreokupasi, menolak, dan

takut-menghindar menunjukkan tingkah laku intim yang cukup baik dalam

pernikahannya karena pada ketiga pola ini sebagian besar dimensi tingkah

laku intim memiliki persentasi skor yang besar dalam kategori tinggi.

  Penelitian yang dilakukan Purba (2006) secara khusus melihat tingkah

laku intim pada kelompok subyek yang telah menikah. Tingkah laku intim

yang dimiliki pada saat menikah merupakan bagian dari keintiman yang dibangun sejak masa pacaran. Oleh sebab itu, penelitian selanjutnya perlu dilakukan pada kelompok subjek yang sedang menjalani masa berpacaran untuk mengetahui bagaimana prediksi masing-masing gaya kelekatan pada keintiman di individu yang sedang menjalani hubungan pacaran.

  Kedua penelitian di atas merupakan penelitian yang sudah dilakukan untuk melihat interaksi yang terjadi antara keintiman dan masing-masing gaya kelekatan pada individu yang berpasangan. Akan tetapi, peneliti masih merasa perlu untuk menambah kajian tentang keintiman dan masing-masing gaya kelekatan pada individu yang berpasangan. Kontribusi khusus yang ingin

diberikan oleh peneliti adalah penelitian ini khusus memprediksi masing-

masing gaya kelekatan, yaitu gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak terhadap tingkat keintiman pada individu yang berada dalam tahap dewasa awal yang sedang menjalani hubungan berpacaran.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak dapat menjadi prediktor bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal.

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah apakah gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan takut-menghindar, dan gaya kelekatan menolak dapat menjadi prediktor bagi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal.

  D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan di bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan, khususnya mengenai gaya kelekatan dan keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu di masa dewasa awal.

2. Manfaat Praktis

  Manfaat praktisnya adalah sebagai bahan evaluasi dan refleksi bagi individu yang sedang menjalani hubungan berpacaran sehingga mereka dapat memahami gaya kelekatan yang mereka miliki dan dapat membangun hubungan yang lebih intim dengan pasangan mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Dewasa Awal 1. Individu di masa dewasa awal Masa dewasa awal merupakan masa transisi dari masa remaja

  menuju masa dewasa. Hurlock (1980) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada usia delapan belas tahun sampai dengan empat puluh tahun. Oleh karena itu, menurut Daylan (dalam Santrock, 2000), masa dewasa awal menjadi masa untuk bekerja dan masa untuk percintaan dengan menyisakan sedikit waktu untuk hal-hal lainnya. Santrock (2002) memperkuat hal ini dengan menyatakan bahwa individu yang termasuk dalam masa dewasa awal adalah mereka yang telah lulus sekolah menengah atas dan langsung bekerja atau melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Pada masa ini individu akan mencari pasangan hidup dan membentuk keluarga karena ini adalah masa bagi individu untuk menjalin percintaan.

  Pada masa dewasa awal ini, individu menghadapi tahap keintiman versus keterkucilan (Erikson dalam Santrock, 2002). Pada tahap ini individu dewasa awal akan membuat komitmen dengan orang lain atau mereka akan menghadapi rasa terisolasi dan keterpakuan pada kegiatan dan pikiran sendiri. Di sisi lain, individu dewasa awal juga pada dasarnya membutuhkan kesendirian (isolasi) sebagai upaya merefleksikan

  

kehidupan mereka. Ketika mereka menghadapi pertentangan ini, individu

masa dewasa awal akan mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap

Erikson sebagai tanda kedewasaan (Erikson dalam Papalia, et. al, 2008).

  Dari uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil untuk mendefinisikan individu dewasa awal adalah individu yang berada pada masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa yang dimulai dari usia delapan belas tahun sampai empat puluh tahun yang telah lulus sekolah menengah atas dan sedang dalam tugas perkembangan menghadapi masa bekerja dan menjalin hubungan percintaan dengan membuat komitmen dengan pasangan.

2. Karakteristik individu dewasa awal

  Individu yang berada dalam masa dewasa awal memiliki karakteristik tertentu yang membedakan diri mereka dengan individu yang berada pada tahap perkembangan yang lain. Menurut Arnett (dalam Santrock, 2009), 5 kunci yang mencirikan masa dewasa awal, yaitu: a.

  Eksplorasi identitas, terutama dalam cinta dan pekerjaan. Dewasa awal merupakan kunci perubahan identitas bagi banyak individu (Cote, 2006; Kroger, 2007, dalam Santrock, 2009). Pria dewasa awal akan mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai kariernya sedangkan wanita dewasa muda akan mulai mempersiapkan diri untuk menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga (Hurlock, 1980). Baik pria maupun wanita di masa dewasa awal ini berada dalam usia produktif (Hurlock, 1980). Oleh karena itu, mereka akan membuat komitmen dengan pasangan mereka dan mengambil peran sebagai orang tua.

  b.

  

Ketidakstabilan. Puncak perubahan-perubahan dalam hidup terjadi

pada masa dewasa awal. Pada masa ini sering terjadi ketidakstabilan dalam hal cinta, pekerjaan, dan pendidikan. Hal ini dikarenakan individu pada masa dewasa awal menghadapi penyesuaian terhadap pola hidup yang baru. Penyesuaian yang dilakukan antara lain ialah penyesuaian pada pekerjaan, kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua, atau hubungan dalam keluarga (Hurlock, 1980).

  c.