Tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran ditinjau dari durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri - USD Repository
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Jeanita Deli Widjaja069114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN
DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Jeanita Deli Widjaja
069114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN
DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI
Jeanita Deli Widjaja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui sumbangan durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran. Subyek penelitian ini adalah 130 orang mahasiswa USD Yogyakarta yang sedang menjalani hubungan pacaran lawan jenis. Koefisien reliabilitas skala kecemburuan sebesar 0,956 dan koefisien skala kepercayaan diri sebesar 0,950. Hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi ganda menyatakan bahwa probababilitas variabel durasi hubungan pacaran yang diperoleh adalah 0,669 (p > 0,05), artinya Ho diterima sedangkan probabilitas variabel tingkat kepercayaan diri adalah 0,022 (p < 0,05), artinya Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah durasi hubungan pacaran terbukti tidak signifikan menyumbang tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran sedangkan tingkat kepercayaan diri terbukti signifikan menyumbang tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran. Koefisien determinasi
2
yang diperoleh sebesar (R ) = 0,040. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri memberi sumbangan sebesar 4,0% bagi tingkat kecemburuan. Kata kunci: kecemburuan, durasi hubungan pacaran, kepercayaan diri,
mahasiswa
JEALOUSY LEVEL IN COLLEGE STUDENTS RELATIONSHIP VIEW
FROM RELATIONSHIP’S DURATION AND SELF CONFIDENCE
LEVEL : STUDY IN USD
Jeanita Deli Widjaja
ABSTRACT
The purpose of this study was to know the contribution of relationship’sduration and self confidence level for jealousy level in college students
relationship. The subjects are 130 students of Sanata Dharma University who are
in heterosexual relationship. Reliability coefficient for Jealousy Scale is 0,956 and
Self Confidence Scale is 0,950. The result which utilized double regression
analysis showed that the probability of relationship’s duration variable is 0,669
(p>0,05) and the probability of self confidence level is 0,022 (p<0,05). In
conclusion, relationship’s duration is not proof significantly contributes to
jealousy level, while self confidence level is proof significantly contributes to
2
jealousy level in college students relationship. Determinant coefficients (R =
0,040) showed that self confidence contributes for 4,0 % toward jealousy level.Key words : jealousy, relationship’s duration, self confidence, college students
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Kecemburuan Mahasiswa USD yang Berpacaran Ditinjau dari Durasi Hubungan Pacaran dan Tingkat Kepercayaan Diri Hubungan”. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan mempersembahkan karya ini kepada semua yang telah meninggalkan jejak di hati penulis:
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, Santa Theresia, dan malaikat pelindungku yang selalu menyertai hari-hariku dengan segala kasih dan berkat-Nya. Aku sangat mensyukuri hidup yang telah Kau berikan! ^_^
2. Papa dan Mama yang telah membentukku menjadi seorang fighter wanita yang unik, Dede tersayang yang selalu membuatku tersenyum ceria pada akhirnya. Kalian anugerah terindah dalam hidupku… Khusus untuk Oma, akan ku upayakan agar impian Oma untuk melihatku diwisuda dan menikah dapat terwujud… ^_^
3. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi., selaku pembimbing skripsi saya. Terima kasih banyak atas kerja keras dan kesabaran Ibu dalam membimbing saya. Anda mampu menjadi sosok yang bersahabat namun juga tegas (I like it ^_^). Saya bangga padamu, Bu.. Semoga terus menjadi terang bagi anak-anak bimbinganmu yah Bu!
4. Ibu A. Tanti Arini S.Psi., M.Si. dan Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S.Psi., M.Si. selaku penguji skripsi saya. Terima kasih Bu atas masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan karya saya..
5. Ibu Dr. C. Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Bapak V. Didik Suryohartoko, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih karena telah mendorong mahasiswa agar melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lain..
6. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma (saya doakan yang terbaik untuk Ibu dan selamat menempuh hidup yang baru!)
7. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik dari semester ganjil 2006/2007 hingga semester genap 2008/2009 yang telah memberikan nuansa keakraban dan tawa canda di fakultas ini... (pengalaman waktu lomba di Maranatha sangat berkesan di hati saya Pak, hehe.. terutama saat keluar masuk F.O. buat nemenin bapak hunting baju.. >,<)
8. Bapak H. Wahyudi, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik sejak semester ganjil 2009/2010 dan Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku mantan Dekan yang telah memberikan bantuan bagi kelancaran studi saya.
9. Dr. A. Priyono Marwan, S.J., selaku pengampu mata kuliah Seminar yang saya ambil. Terima kasih yah Mo atas waktunya beserta saran dan komentarnya terhadap proposal penelitian saya. Terima kasih pula untuk doanya, Mo.. (saya tahu pasti Romo mendoakan kami semua, hehe..)
10. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., M.A. yang telah mau meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membantu saya dalam hal perhitungan statistik (sudah bisa ditebak, haha..) Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya bahwa saya sungguh kagum pada semangat Bapak untuk terus belajar dan berkarya…
11. Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi., Psi. yang telah memberikan masukan mengenai judul skripsi ini agar lebih ‘manis’ dibaca hehe.. Terima kasih Pak atas sosokmu yang menginspirasi terutama dalam PPKM 1 dan 2.. Kata-kata yang paling saya ingat adalah : cinta bukanlah soal memilih tapi bagaimana kita menjalani pilihan itu…
12. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., M.Si., Psi. yang banyak berelasi dengan saya mulai dari relawan pasca gempa, lomba anak Dies Natalis, asisten tes kognitif, dan lainnya hingga asisten di unit konseling Psikologi. Terima kasih Bu untuk kepercayaan yang Ibu berikan pada saya. Saya amat menghargainya...
13. Ibu Maria Laksmi Anantasari, S.Psi., M.Si. yang selalu dapat menjadi ’malaikat’ di hati banyak orang... Terima kasih yah Bu atas semua pelajaran kehidupan yang Ibu sisipkan dalam materi perkuliahan... Syukur pada Tuhan saya dapat mempraktekkan ‘cinta tak bersyarat’.... ^_^ Terima kasih pula Bu atas semua SMS Ibu yang menguatkan saya dan upaya Ibu untuk terus memiliki kerendahan hati..
14. Dr. T. Priyo Widiyanto selaku pengampu mata kuliah Pendidikan Anak Luar Biasa. Terima kasih Pak karena telah diingatkan bahwa kita memang semestinya mensyukuri apapun keadaan kita karena bagaimanapun juga kita beruntung memiliki kesempurnaan fisik untuk mendukung kita berkarya lebih mulia lagi…
15. Bapak C. Wijoyo Adinugroho S.Psi. yang dulu sempat berelasi dengan saya dalam kelompok relawan pasca gempa, Ibu M. M. Nimas Eki S., S.Psi., M.Si., Bapak Prof. A. Supratiknya, Bapak Y. Cahyo Widiyanto, S.Psi., M.Si., Ibu Dr. Tjipto Susana, Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si., Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si., Ibu Ratri Sunar Astuti S. Psi, M. Si., Bapak C. Siswa Widyatmoko S.Psi., dan segenap dosen di Fakultas Psikologi USD yang memiliki keunikan dan keahliannya masing-masing. Terima kasih Pak, Bu, atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan kepada saya. Semoga saya dapat membagikan hal tersebut kepada orang lain sehingga kebaikan lebih terasa di dunia ini.
16. Mas Muji, Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, dan Pak Gie yang juga memberikan bantuan berarti serta iklim yang hangat pada saya. Semoga tetap gembira dalam berkarya di fakultas Psikologi USD, hehe…
17. Staff Humas, BAA, dan terutama Perpustakaan Universitas Sanata Dharma (terima kasih telah membuat saya betah dan serasa sedang berada di rumah saat mencari berbagai literatur penunjang kuliah..)
18. Teman-teman seperjuanganku dari semua angkatan terutama angkatan 2006 Psikologi, aku senang dengan iklim ‘mesra’ dalam angkatan kita hahaha..
Khusus untuk Liem dan Herman (makasih koko-kokoku untuk kemauan kalian dalam berbagi ilmu dan mau direpotkan oleh semua SMSku), Yaya, Adel, Clare, Nessya, dan Vivin (I’m glad to know you.. miss you girls..) Mari kita lanjutkan perjuangan kita masing-masing!
19. Semua teman-teman yang pernah berelasi denganku dalam panitia AKSI, EKM, Scientific Day, Panggung Boneka, PPKM, EKSIS, asisten tes kognitif, asisten penelitian SRL relawan pasca gempa, volunteer guru di SD Kanisius, BEMF, dan workshop yang diadakan oleh unit konseling. Terima kasih atas kerja sama yang berguna bagi pengembangan diriku..
20. Teman-teman Unit Konseling : Mbak Puput, Mbak Karen, Mbak Wira (terima kasih atas canda tawanya!), Wayan, Erisa, Rara, Ike, Mas Yandu, Mbak Ika, dan Mbak Ndoel. Mari benahi sistem internal unit konseling haha..
21. Semua anak-anak kos 99999 baik yang sudah keluar maupun masih ‘setia’ tinggal di sana… khususnya kak Ratih, kak Welly, kak Iin… terima kasih sudah menjadi sosok ‘kakak’ dalam hidupku… Tak lupa untuk adik-adik kosku yang membuat suasana kos menjadi lebih hidup dan lebih ‘rusuh’ hahaha…
22. Sahabat-sahabat terbaik dan terlamaku : Erica-Summer, Agnes-Autumn, dan Deby-Spring… Terima kasih untuk kisah persahabatan kita dalam Season yang tak pernah lekang oleh waktu… >,<
23. Semua keluarga besar, saudara, om dan tante, kakak dan adik-adik sepupu… Akhirnya sebentar lagi aku akan melanjutkan perjuangan di tahap kehidupan yang berikutnya, hehehe..
24. Kenalanku, Rm. Martin Suhartono. S.J., tante Lian dan Om Thay, tante Epi, tante Remi, Om Agus, dan Kyana… Terima kasih atas penerimaannya sehingga aku merasa nyaman untuk bergabung dalam keluarga besar kalian… 25. Seluruh subyek penelitian yang telah bersedia mengisi skala dalam skripsi ini.
26. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
27. Dan yang terakhir, spesial untuk Martinus Albertus Eko Budi Setiawan yang tiada henti mendampingiku… Kamu memang akan jadi yang pertama sekaligus yang terakhir... (kita harap demikian dan aku akan mengupayakannya dengan melakukan bagianku ☺)
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Terima kasih.
Yogyakarta, 29 April 2010 Jeanita Deli Widjaja
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
iv HALAMAN MOTTO .............................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................
ABSTRACT ............................................................................................. viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xx
DAFTAR BAGAN ................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1 B. Rumusan Masalah .........................................................................
7 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................
7 BAB II. LANDASAN TEORI
A. Mahasiswa Pada Masa Dewasa Dini
9 1. Pengertian Masa Dewasa Dini ...................................................
9 2. Karakteristik Masa Dewasa Dini ...............................................
10 a. Masa Pengaturan ...................................................................
10 b. Masa Bermasalah ..................................................................
10 c. Masa Ketegangan Emosi .......................................................
11 3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini .......................
11
B. Berpacaran Sebagai Salah Satu Bentuk Hubungan Interpersonal
13 1. Pengertian Hubungan Interpersonal ...........................................
13 2. Ciri-ciri Hubungan Interpersonal ...............................................
13 3. Jenis-jenis Hubungan Interpersonal ..........................................
14 a. Hubungan Persahabatan ........................................................
14 b. Hubungan Pacaran ................................................................
15
c. Perbedaan Hubungan Persahabatan dan Hubungan Pacaran
17
4. Kedudukan Hubungan Pacaran Dalam Konteks Hubungan Interpersonal ..............................................................................
18 5. Jenis-jenis Cinta .......................................................................
18 a. Cinta Romantis .....................................................................
18 b. Cinta Memiliki .....................................................................
19 c. Cinta Kawan Baik ................................................................
19 d. Cinta Pragmatik ...................................................................
19 e. Cinta Altruistik ....................................................................
19 f. Cinta Main-main ..................................................................
19 g. Cinta Birahi .........................................................................
20 h. Cinta Persahabatan ..............................................................
20 i. Cinta Membara ....................................................................
20 C. Kecemburuan Dalam Pacaran
21 1. Pengertian Kecemburuan .........................................................
22 2. Ciri-ciri Kecemburuan .............................................................
23 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemburuan ..................
24 a. Budaya ................................................................................
24 b. Usia .....................................................................................
24 c. Status Hubungan .................................................................
24
b. Durasi Hubungan ................................................................
25 e. Kepercayaan Diri .................................................................
26 f. Jenis Kelamin ......................................................................
26 g. Kepuasan Hubungan ...........................................................
27 h. Daya Tarik Fisik Pasangan .................................................
28 D. Durasi Hubungan Pacaran ..................................................
28 E. Kepercayaan Diri ........................................................................
29 1. Pengertian Kepercayaan Diri ...................................................
29 2. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kepercayaan Diri ....................
30 F. Prediksi Durasi Hubungan Pacaran dan Tingkat Kepercayaan Diri Bagi Tingkat Kecemburuan ................................................
31
1. Prediksi Durasi Hubungan Pacaran Bagi Tingkat Kecemburuan .........................................................................
31
2. Prediksi Tingkat Kepercayaan Diri Bagi Tingkat Kecemburuan .........................................................................
33 G. Hipotesis Penelitian ....................................................................
34 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................
35 B. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................
35 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................
35 D. Alat Pengumpulan Data ..............................................................
37 E. Subyek Penelitian ........................................................................
39 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data .....................
40 G. Rencana Uji Coba Alat Pengumpulan Data ................................
41 H. Metode Analisis Data ..................................................................
41 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ........
42 1. Persiapan Penelitian ..................................................................
42
2. Uji Coba Alat Ukur Penelitian...................................................
43 3. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian..........................................
43 a. Skala Kecemburuan .............................................................
44 b. Skala Kepercayaan Diri .......................................................
47 B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................
49 C. Hasil Penelitian .............................................................................
50 1. Deskripsi Data Penelitian ...........................................................
50 2. Analisis Data ..............................................................................
57 a. Uji Asumsi .............................................................................
57 b. Uji Hipotesis ..........................................................................
58 c. Hasil Penelitian Tambahan ...................................................
60 D. Pembahasan ....................................................................................
61 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................
65 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................
66 C. Saran .............................................................................................
66
68 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
71 LAMPIRAN .............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Kecemburuan Sebelum Uji Coba ....................38 Tabel 2 Blue Print Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba ..............
39 Tabel 3 Blueprint Skala Kecemburuan Setelah Uji Coba .......................
46 Tabel 4 Blueprint Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba ………….
48 Tabel 5 Karakteristik Subyek Berdasarkan Usia ....................................
50 Tabel 6 Karakteristik Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin .....................
51 Tabel 7 Karakteristik Subyek Berdasarkan Fakultas …………….,…....
51 Tabel 8 Karakteristik Subyek Berdasarkan Durasi Hubungan Pacaran ..
52 Tabel 9 Karakteristik Subyek Berdasarkan Jenis Hubungan ………….
53 Tabel 10 Karakteristik Subyek Berdasarkan Frekuensi Pacaran ………..
54 Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Kecemburuan …………………………..
55 Tabel 12 Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri ………………………
56 Tabel 13 Mean Teoritik dan Empirik ………………………………...…
56 Tabel 14 Hasil Analisis Data ………………………………………....…
59
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Prediksi Durasi Hubungan Pacaran Bagi Tingkat Kecemburuan
32 Bagan 2 Prediksi Tingkat Kepercayaan Diri Bagi Tingkat Kecemburuan
33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba ……………………………………………….72 Lampiran 2 Skala Penelitian ........................................................................
78 Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Kecemburuan Tahap I ............................
85 Lampiran 4 Seleksi Aitem Skala Kecemburuan Tahap II ...........................
87 Lampiran 5 Seleksi Aitem Skala Kepercayaan Diri Tahap I ......................
89 Lampiran 6 Seleksi Aitem Skala Kepercayaan Diri Tahap II .....................
91 Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi dan Statistik .................................................
93 Lampiran 8 Input Data Hasil Uji Coba Skala Kecemburuan ...................... 110 Lampiran 9 Input Data Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri ................ 117 Lampiran 10 Input Data Hasil Penelitian Skala Kecemburuan .................... 124 Lampiran 11 Input Data Hasil Penelitian Skala Kepercayaan Diri .............. 127
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pengalaman-pengalaman dan tugas perkembangan baru selalu dialami
oleh tiap individu di sepanjang kehidupannya, tidak terkecuali mahasiswa yang sedang berada pada masa remaja akhir menuju dewasa awal.
Pengalaman-pengalaman dan tugas perkembangan baru yang dimaksud yaitu hal-hal yang berkaitan dengan lawan jenis seperti hubungan pacaran. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada (Hurlock, 1999).
Hubungan pacaran yang dijalani oleh mahasiswa umumnya bermula dari perasaan cinta yang muncul di antara keduanya. Cinta yang cenderung dialami oleh orang pada masa ini adalah jenis cinta romantis. Menurut penelitian Berscheid, Otomo, & Snyder (dalam Santrock, 2002), lebih dari separuh mahasiswa dan mahasiswi yang belum menikah dan terlibat dalam hubungan cinta romantis menyebutkan pacar atau kekasihnya daripada menyebut orang tua, saudara kandung, atau teman saat diminta untuk mengidentifikasikan hubungan dekat mereka dengan orang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pacar menjadi lebih penting bagi mereka daripada keluarga atau teman. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cinta romantis sangat penting khususnya bagi mahasiswa dalam peralihan masa remaja akhir- dewasa awal. Dalam cinta romantis, terdapat beberapa emosi seperti ketakutan, kemarahan, gairah, seksual, kesenangan, dan kecemburuan.
Selain cinta romantis, dalam hubungan pacaran, terdapat jenis cinta yang lain yaitu cinta membara. Clark & Collins (dalam Baron & Byrne, 2005) menyatakan bahwa orang yang sedang mengalami cinta membara biasanya bereaksi berlebihan, menggelora, menghabiskan energi untuk memikirkan pacarnya atau terobsesi terhadap pacarnya, dan hanya dapat sedikit memikirkan hal lainnya.
Cinta membara dapat berujung pada cinta memiliki. Orang yang terlibat dalam bentuk cinta memiliki merasakan pengalaman emosi yang kuat, mudah cemburu, dan sangat terobsesi pada pacarnya. Biasanya mereka sangat tergantung kepada pacarnya sehingga takut tersisih (Freedman, Peplau, & Sears, 1988).
Selain cinta romantis, cinta membara, cinta memiliki, dapat pula muncul cinta birahi dalam hubungan pacaran. Cinta birahi biasanya merupakan hasil perpaduan antara cinta romantis dan cinta memiliki. Bercheid & Walter melukiskan cinta birahi sebagai keadaan emosi yang menggebu- gebu antara lain perasaan seksual, perasaan lembut, rasa nyeri, kecemasan, perasaan lega, altruisme, dan kecemburuan (Freedman, Peplau, & Sears, 1988).
Kecemburuan merupakan salah satu pengalaman yang biasanya dialami oleh mahasiswa yang terjalin dalam hubungan pacaran. Ketika mengalami kecemburuan yang berlebihan, mahasiswa tidak dapat mengendalikan dirinya untuk tetap berpikir jernih. Pikirannya dikuasai oleh hal-hal negatif dan kecurigaan terhadap pacarnya. Perasaannya pun menjadi buruk dan menjadi sangat terobsesi kepada pacarnya. Hal ini menyebabkannya kurang dapat berkonsentrasi dan bersemangat melakukan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Akibatnya, aktivitas lain seperti mengikuti kuliah, menyelesaikan tugas-tugas kuliah, dan berelasi dengan teman-teman menjadi terbengkalai. Hal ini tentunya amat mengganggu prestasi akademik dan relasi sosial mahasiswa.
Dampak kecemburuan yang lebih parah yaitu terjadinya tindak kriminal seperti aksi teror, melabrak pihak ketiga yang dicurigai, bahkan sampai pembunuhan. Seperti yang diungkapkan oleh Felson (dalam Firestone, Firestone, Catlett 2006), ancaman kehilangan pacar akibat hadirnya pihak ketiga dalam suatu hubungan seringkali menimbulkan kecemburuan yang berlebihan. Hal ini memicu munculnya pikiran pribadi yang merusak sehingga dapat berujung pada pikiran untuk melukai diri atau bunuh diri. Selain itu, timbul pula keinginan kuat untuk balas dendam yang mungkin berakibat pada perilaku kasar atau bahkan pembunuhan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti kepada 28 orang mahasiswa di salah satu PTS di Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober 2008, ’kecemburuan’ merupakan istilah yang familiar dengan keseharian mahasiswa yang sedang berpacaran, tidak terkecuali mahasiswa PTS tersebut.
Menurut mereka, arti kecemburuan terkait dengan iri hati, perasaan negatif tidak menyenangkan, prasangka berlebihan, ingin diperhatikan, posesif, takut tersaingi, dan cinta. Mereka menyatakan bahwa penyebab kecemburuan adalah iri hati, perasaan kekurangan dari diri sendiri, tidak memperoleh perhatian yang diinginkan, egois, terlalu sensitif, terlalu cinta, orang ketiga, pikiran negatif, dan kecurigaan.
Akibat dari kecemburuan meliputi perasaan negatif (kesal, marah, sedih, takut), hati tidak tenang, pikiran negatif, persaingan, pertengkaran, posesif, putus hubungan, dan melukai diri sendiri. Dalam menindaklanjuti perasaan cemburu tersebut, ada beberapa mahasiswa yang hanya sampai pada tahap kognitif dan emosi semata seperti diam dalam hati, berusaha berpikir positif, memotivasi diri, suasana hati menjadi buruk, dan menangis. Beberapa lainnya menyatakan bahwa mereka tidak sekedar mengalami kecemburuan dari aspek kognitif dan emosi, tapi juga telah melibatkan aspek behavioral seperti mencari informasi terkait dengan orang ketiga, berbicara dengan pacar dan orang ketiga, memukul tembok, marah-marah, mendiamkan pacar, melakukan koping stres dengan menyendiri dan tidur.
Implikasi jangka panjang dari kecemburuan sampai sejauh itu dan merugikan diri sendiri serta orang lain. Hal ini menarik untuk ditelusuri lebih jauh karena implikasi jangka panjang tersebut seringkali tidak disadari oleh pasangan mahasiswa.
Menurut Aune dan Comstock (dalam Demirtas & Donmez, 2006), kecemburuan merupakan salah satu perasaan yang paling kuat, lazim, dan menjemukan dalam hubungan yang intim. Parrot & Smith (dalam Faturochman, 2006) menyatakan bahwa kecemburuan terjadi ketika perasaan negatif muncul pada relasi romantis dua orang karena kehadiran orang ketiga.
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemburuan, Demirtas & Donmez (2006) menemukan bahwa kecemburuan merupakan variabel yang multidimensional. Faktor-faktor yang mampu memprediksi kecemburuan adalah jenis kelamin, usia, durasi hubungan, status pernikahan, harga diri, trauma masa lalu, kepuasan hubungan, dan strategi koping (Demirtas & Donmez, 2006).
Terkait dengan durasi hubungan pacaran, Knox (1999) mengemukakan bahwa ketika durasi hubungan meningkat, kecemburuan menurun. Buunk (dalam Demirtas & Donmez, 2006) juga menemukan hubungan yang negatif antara kecemburuan dan lamanya hubungan. Semakin lama pasangan menjalin hubungan romantis, maka semakin rendah tingkat kecemburuannya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bercheid (dalam Freedman, Peplau, & Sears, 1988) bahwa sejalan dengan waktu, masing-masing pihak mulai memahami bahwa pacar mereka tidak sesempurna yang mereka bayangkan. Pasangan ini mulai mengembangkan bentuk interaksi yang rutin dan pola kehidupan bersama menjadi semakin mantap.
Di sisi lain, Bercheid juga berpendapat bahwa sejalan dengan berlanjutnya hubungan dalam waktu yang lama dan tumbuhnya interdependensi, potensi timbulnya emosi yang kuat akan semakin meningkat. Situasi yang dapat membangkitkan emosi yang kuat dalam suatu hubungan yang telah berlangsung lama adalah ancaman karena salah seorang terlibat dalam hubungan dengan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Knox (1999) dan Buunk (dalam Demirtas & Donmez, 2006), dapat diketahui bahwa durasi hubungan pacaran memprediksi tingkat kecemburuan. Namun, Bercheid (dalam Freedman, Peplau, & Sears, 1988) memiliki pendapat yang berbeda dari Knox (1999) dan Buunk (dalam Demirtas & Donmez, 2006). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah durasi hubungan pacaran benar-benar mampu memprediksi tingkat kecemburuan.
Salah satu hasil penelitian Demirtas & Donmez adalah tingkat kecemburuan meningkat ketika harga diri berkurang. McIntosh (dalam Knox, 1999) menemukan bahwa seseorang yang memiliki harga diri yang rendah cenderung memiliki perasaan tidak aman yang tinggi. Hal ini menyebabkan semakin tingginya kecenderungan untuk cemburu. Senada dengan penelitian McIntosh, Knox (1999) menemukan bahwa individu yang merasa lebih aman cenderung mengalami kecemburuan yang sedikit berkurang. Berdasarkan uraian tersebut mengenai prediksi harga diri bagi tingkat kecemburuan tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah kepercayaan diri juga mampu memprediksi tingkat kecemburuan.
Alasan pentingnya meneliti faktor-faktor yang memprediksi tingkat kecemburuan adalah agar mahasiswa dapat semakin memahami dirinya dalam menjalin hubungan pacaran dan mengurangi kadar kecemburuannya dalam rangka mengembangkan hubungan pacaran yang berkualitas.
Durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri diduga sebagai faktor-faktor yang memprediksi tingkat kecemburuan. Oleh karena kecemburuan bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai prediksi durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : ”Seberapa besar prediksi durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran melalui durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri.
D. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis Penelitian ini menyumbang teori-teori Psikologi Kepribadian
(faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku manusia), Psikologi Perkembangan (tahap-tahap perkembangan mahasiswa pada usia dewasa dini), dan Psikologi Sosial (faktor-faktor yang mempengaruhi relasi individu dengan pacarnya dan pihak ketiga sebagai saingan). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmiah untuk peneliti lain yang ingin menyelidiki permasalahan yang sama sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian yang dilakukan.
b. Secara Praktis Penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat maupun pasangan mahasiswa atas mitos, stereotipe, dan kecenderungan kecemburuan yang selama ini terjadi terkait dengan durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri.
BAB II Dasar Teori A. Mahasiswa Pada Masa Dewasa Dini Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi setelah
berhasil menyelesaikan tugas pendidikannya di SLTA. Lazimnya, mahasiswa berada pada masa remaja akhir atau masa dewasa dini. Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah mahasiswa yang berada pada masa dewasa dini.
1. Pengertian Masa Dewasa Dini Menurut Santrock (2002) masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak-anak.
Menurut Hurlock (1999), masa dewasa dini dimulai saat manusia berusia 18 hingga kira-kira 40 tahun. Masa ini merupakan periode bagi orang dewasa untuk menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru serta siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
2. Karakteristik Masa Dewasa Dini Menurut Hurlock (1999), terdapat beberapa karakteristik masa dewasa dini, antara lain : a. Masa Pengaturan
Masa pengaturan merupakan masa dimana wanita dan pria muda mulai mengatur hidupnya secara mandiri termasuk mengenai pekerjaan dan pasangan hidup. Masa dewasa dini identik dengan penerimaan tanggung jawab sebagai orang dewasa. Berpacaran seringkali dijalani oleh pria dan wanita muda. Biasanya, mereka berganti-ganti pacar agar dapat memilih pasangan hidup yang dirasa paling sesuai. Hal ini dilakukan untuk mencoba berbagai pola kehidupan agar memperoleh kepuasan dan kebahagiaan sepanjang hidup. Maka, tahap perkembangan ini identik dengan salah satu tugas perkembangan masa dewasa dini yaitu memilih seorang teman hidup.
b. Masa Bermasalah Dalam tahun-tahun awal masa dewasa, banyak masalah baru dan berbeda yang harus dihadapi seseorang. Dalam tahun-tahun sejak usia dewasa secara hukum sampai usia tiga puluh tahun, kebanyakan laki- laki dan wanita berupaya menyesuaikan diri dalam kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir mereka. Berbagai penyesuaian diri tidak akan dilakukan pada waktu yang bersamaan karena masalah-masalah tersebut memerlukan waktu serta energi untuk diatasi.
c. Masa Ketegangan Emosi Perubahan tanggungjawab dan peran yang baru dalam identitas yang baru pula seringkali menimbulkan kebingungan dan ketegangan emosi bagi kaum dewasa dini. Bila individu tidak mampu mengatasi masalah-masalah utama dalam kehidupan mereka, seringkali mereka terganggu secara emosi bahkan dapat berujung pada tindakan ekstrim yaitu memikirkan atau mencoba bunuh diri. Hal ini terjadi bila kepribadian individu belum matang sehingga keadaan emosinya menjadi tidak stabil.
3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini Menurut Santrock (2002), tugas perkembangan baru pada masa dewasa dini adalah membentuk relasi yang akrab dengan orang lain.
Menurut Hurlock (1999), orang dewasa diharapkan dapat memainkan peran baru (seperti peran pencari nafkah, pembentukan keluarga) dan mengembangkan sikap-sikap baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Adapun tugas-tugas perkembangan masa dewasa dini yang dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat adalah : a. Mendapatkan suatu pekerjaan
b. Memilih seorang teman hidup c. Belajar hidup bersama dengan suami atau isteri membentuk sebuah keluarga d. Membesarkan anak-anak
e. Mengelola sebuah rumah tangga
f. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok Erikson (dalam Santrock, 2002) mengungkapkan bahwa tugas perkembangan pada masa awal dewasa adalah pembentukan relasi intim dengan orang lain. Keintiman digambarkan sebagai penemuan diri sendiri pada diri orang lain. Saat seorang dewasa awal mampu membentuk relasi akrab yang intim dengan orang lain, ia akan mencapai keintiman. Bila tidak, isolasi akan terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masa dewasa dini merupakan masa penghubung antara masa remaja menuju masa dewasa madya. Tugas perkembangan masa dewasa dini ditekankan pada penyesuaian pribadi dan sosial. Orang-orang yang berada pada masa dewasa dini harus menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan karir mereka. Di samping itu, mereka juga harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan berpacaran menuju ke arah yang lebih serius yaitu memilih seorang teman hidup dan membentuk sebuah keluarga.
B. Berpacaran Sebagai Salah Satu Bentuk Hubungan Interpersonal
Berpacaran dilakukan oleh orang muda untuk memenuhi salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa dini, yaitu memilih seorang teman hidup. Hubungan pacaran dalam usia dewasa dini merupakan salah satu bentuk hubungan interpersonal yang terbentuk di antara wanita dan pria.
Berikut penjelasan mengenai hubungan interpersonal dan kedudukan hubungan pacaran dalam konteks hubungan interpersonal :
1. Pengertian Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal adalah suatu hubungan yang mencirikan proses-proses yang timbul sebagai hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya (Chaplin, 2005). Effendi (1984) mengemukakan bahwa isi dari hubungan interpersonal bukan sekedar komunikasi biasa, bukan hanya merupakan suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan ini mengandung unsur-unsur kejiwaan yang mendalam (dalam Sukmono, 2000).
2. Ciri-ciri Hubungan Interpersonal Menurut Verdeber & Verdeber, hubungan interpersonal memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu : a. Kepercayaan yaitu sikap berani untuk saling memberi dan menerima, empati, dan jujur di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi atau hubungan. b. Suportif yaitu sikap yang membangun dan mengurangi sikap pertahanan diri dalam komunikasi.
c. Sikap terbuka yaitu menilai pesan secara obyektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika serta berorientasi pada isi (dalam Sukmono, 2000).
3. Jenis-jenis Hubungan Interpersonal Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal antar manusia, di antaranya hubungan persahabatan dan hubungan pacaran. Berikut uraian mengenai hubungan persahabatan dan hubungan pacaran :
a. Hubungan Persahabatan Umumnya, persahabatan timbul karena adanya persamaan. Kurth mengemukakan persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang intim sebagai suatu kesatuan (dalam Ahmadi, dkk., 1991). Ciri- ciri hubungan persahabatan adalah: 1) Menghargai satu sama lain sebagai pribadi yang unik, bukan karena keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari persahabatan itu. 2) Lebih menekankan pada kualitas yang obyektif satu sama lain. 3) Saling bertukar barang tidak didasarkan pada nilai ekonomis tapi pada kesukaan, harapan, keinginan di antara mereka.