Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

  DIDIK KELAS 1 SD KANISIUS GAYAM

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

  Oleh : Albertha Vera Kusmaningsih

  071134034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA

  DIDIK KELAS 1 SD KANISIUS GAYAM

  Oleh : Albertha Vera Kusmaningsih

  071134034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Aku persembahkan untuk ; Almamaterku tercinta Kedua Orang tuaku,i love you Kakak-kakakku tercinta

  Marianus Hendra Wijaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PESERTA

  

DIDIK KELAS 1 SD KANISIUS GAYAM

  Albertha Vera Kusmaningsih UniversitasSanata Dharma

  2011

  

ABSTRAK

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan.

  Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan pertanyaan wawancara, lembar observasi (check list), catatan anekdotal, dan soal tes. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data ada 4 yaitu (1) mendeskripsikan kondisi awal (pra penelitian) (2) mendeskripsikan proses pelaksanaan siklus I (3) mendeskripsikan proses pelaksanaan siklus 2 (4) membandingkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam sebelum dan sesudah penerapan PPR.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam. Pada akhir siklus I competence peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan competence pra penelitian, sedangkan

  

conscience 60,2 dan compassion 53,8. Pada akhir siklus II competence,

conscience , dan compassion peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan

  siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang mengalami perubahan yaitu 72,1 sebelum ada tindakan, pada akhir siklus I menjadi 76,9, dan menjadi 85 pada akhir siklus II. Demikian juga pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terjadi peningkatan nilai yaitu 68,1 sebelum ada tindakan, pada akhir siklus I menjadi 71,9, dan menjadi 83,9 pada akhir siklus II.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE IMPLEMENTATION OF REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM

  

IN THEMATIC LEARNING TO DEVELOP THE COMPETENCE,

CONSCIENCE, AND COMPASSION (3C) THE FIRST GRADE OF

GAYAM KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL OF STUDENTS.

  Albertha Vera Kusmaningsih Sanata Dharma University.

  2011

  

ABSTRACT

  This research was about Classroom Action Research (CAR). The objective of this research was to develop the Competence, Conscience, and Compassion (3C) of the first grade of Gayam Kanisius Elementary School students through Reflective Pedagogy Paradigm in the thematic learning process of Ilmu Pengetahuan Sosial and Pendidikan Kewarganegaraan courses.

  The data of this research were collected from documents, interview, and observation. The instruments of this research were guided-interview, observation sheets (check lists), anecdotal records, and test. There were 4 steps in analyzing the data. Those were (1) describing the preliminary condition (pre-research), (2) describing the process of first cycle, (3) describing the implementation of second cycle, and (4) comparing the students 3C (Competence, Conscience, and Compassion) before and after the implementation of Reflective Pedagogy Paradigm.

  The result of this research showed that the implementation of Reflective Pedagogy Paradigm in thematic learning process developed the student’s 3C (Competence, Conscience, and Compassion). At the end of the first cycle, the student’s competence increased . At the end of the second cycle, the student’s competence, conscience, and compassion increased than those of the first cycle. It showed from the point the students got for Ilmu Pengetahuan Sosial course which was 72.6 (before the implementation of Reflective Pedagogy Paradigm) increased to 76.7 (first cycle) and again to 85 at the end of the second cycle. Likewise, Pendidikan Kewarganegaraan course which was 68.1 (before the implementation of Reflective Pedagogy Paradigm) increased to 71.9 (first cycle) and to 83.9 at the end of second cycle.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan rahmad-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs.T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Puji Purnomo, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum. dan B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  4. Drs. J. Sumedi, dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran dalam merevisi skripsi ini.

  5. Theresia Laksmi Widyarini, S. Pd., M. Hum. yang berkenan mengoreksi abstrak dalam bahasa Inggris.

  6. Staff sekretariat PGSD, Ibu Tri dan Bapak Hermoyo atas bantuan dalam melayani mahasiswa.

  7. Kepala sekolah, M. Chandra Wahyu HP , dan guru-guru SD Kanisius Gayam atas bantuan dalam melakukan penelitian ini.

  8. Kedua orang tuaku (Paulus Soeyono dan Yustina Sugianti) atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang tiada henti.

  9. Kakak-kakak, Rm. Benediktus Mulyono SCJ, Antonius Subrata, dan CH. Sri Suyani atas segala perhatian, doa, cinta, dan dukungan kalian, serta ponakan Leonardo Chavin AP yang mendorongku menyelesaikan skripsi ini.

  10. Marianus Hendra Wijaya yang selalu memberikan perhatian, cinta, saran, dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... vi ABSTRAK................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................. viii KATA PENGANTAR................................................................................. ix DAFTAR ISI................................................................................................ xi DAFTAR TABEL........................................................................................ ivx DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN............................................................................

  1 A. Latar Belakang.................................................................................

  1 B. Pembatasan Masalah........................................................................

  5 C. Perumusan Masalah.........................................................................

  5 D. Batasan Pengertian...........................................................................

  6 E. Pemecahan Masalah.........................................................................

  6 F. Tujuan Penelitian.............................................................................

  6 G. Manfaat (kontribusi) Penelitian.......................................................

  7 BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................

  8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Paradigma Pedagogi Reflektif.........................................................

  8 1. Sejarah PPR...............................................................................

  8 2. Pengertian PPR..........................................................................

  9 3. Roh dalam PPR.........................................................................

  11 4. Ciri-ciri PPR..............................................................................

  12 5. Langkah PPR.............................................................................

  14 6. Tujuan PPR...............................................................................

  17 B. Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran SD Kelas Rendah..........

  18 1. Hakekat Pembelajaran Tematik.................................................

  18 2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik.................................................

  20 3. Strategi Pembelajaran Tematik..................................................

  20 4. Keuntungan Pembelajaran Tematik...........................................

  21 5. Peran Tema................................................................................

  22 6. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik....

  23 7. Tahap Persiapan dalam Pembelajaran Tematik.........................

  24 C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas I SD Kanisius Gayam...............................................................................

  27 D. Penelitian Tindakan Kelas...............................................................

  31 1. Pengertian..................................................................................

  31 2. Tahap.........................................................................................

  33 3. Tujuan........................................................................................

  33 4. Manfaat......................................................................................

  34 E. Karakteristik Peserta Didik Kelas I (6-7 tahun)...............................

  35 F. Kerangka Pikir.................................................................................

  37 G. Hipotesis Tindakan..........................................................................

  38 BAB III METODE PENELITIAN..............................................................

  39 A. Jenis Penelitian.................................................................................

  39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................

  39 C. Subjek dan Objek Penelitian............................................................

  39 D. Prosedur Penelitian...........................................................................

  40

  E. Instrumen Penelitian........................................................................

  43 F. Metode Pengumpulan Data..............................................................

  46 G. Teknik Analisis Data........................................................................

  47 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH..............................................

  49 A. Deskripsi Sekolah............................................................................

  49 B. Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas I SD Kanisius Gayam Semester 2...............................

  51 C. Kondisi Kelas I SD Kanisius Gayam...............................................

  53 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................

  57 A. Deskriptif Data.................................................................................

  57 B. Pembahasan Komparasi Tentang Competence, Conscience, dan

  Compassion (C3) Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Penerapan

  Paradigma Pedagogi Reflektif......................................................... 93

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 98 A. Kesimpulan...................................................................................... 98 B. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 98 C. Saran................................................................................................. 99 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 101 LAMPIRAN................................................................................................. 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata

  Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan….....…………………………………....

  28 Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal.......................................................................

  45 Tabel 3.2 Target Pencapaian Akhir Siklus..........................................

  48 Tabel 4.1 Nama-nama Pendidik SD Kanisius Gayam Tahun Pelajaran 2010/2011………………………………………..

  50 Tabel 4.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan Semester II…………………………......

  52 Tabel 4.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial Semester II…………………………....

  52 Tabel 4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Semester II…………………………………………….......

  53 Tabel 4.5 Nama Peserta Didik Kelas I SD Kanisius Gayam Tahun Pelajaran 2010/2011………………………………………..

  54 Tabel 4.6 Jadwal Pelajaran Kelas I SD Kanisius Gayam Tahun Pelajaran 2010/2011……………………………………….

  56 Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Pendidik Pra Penelitian………...

  58 Tabel 5.2 Hasil Wawancara…………………………………………...

  59 Tabel 5.3 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Pra Penelitian……

  61 Tabel 5.4 Nilai Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Penelitian…………………………………………………..

  63 Tabel 5.5 Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pra Penelitian…………………………………………………..

  64 Table 5.6 Nilai Peserta Didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan Siklus I…………

  71 Table 5.7 Hasil Evaluasi Conscience dan Compassion Siklus I……..

  72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.8 Nilai Akhir Peserta Didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus I……………………………………………....

  73 Tabel 5.9 Nilai Akhir Peserta Didik Mata Pelajaran Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siklus I…………………….

  74 Tabel 5.10 Hasil Observasi Kegiatan Pendidik Siklus I……………….

  76 Tabel 5.11 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I…………..

  77 Table 5.12 Nilai Peserta Didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan Siklus II………..

  85 Table 5.13 Hasil Evaluasi Conscience dan Compassion Siklus II……

  86 Tabel 5.14 Nilai Akhir Peserta Didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus II……………………………………………..

  87 Tabel 5.15 Nilai Akhir Peserta Didik Mata Pelajaran Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siklus II……………………

  88 Tabel 5.16 Hasil Observasi Kegiatan Pendidik Siklus II……………...

  90 Tabel 5.17 Hasil Observasi Kegiatan Pendidik Siklus II……………...

  91 Table 5.18 Nilai Rata-rata Competence Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus dan Pendidikan Kewarganegaraan………………………………………….. 93

Tabel 5.19 Nilai Rata-rata Conscience dan Compassion

  Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan ………………………………………..….….. 94

Tabel 5.20 Pencapaian Target Siklus I dan Siklus II………………….. 96

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lamp. 1 : Lembar Observasi Kegiatan Pendidik Pra Penelitian............. 104 Lamp. 2 : Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Pra Penelitian...... 105 Lamp.3 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian.................. 106 Lamp. 4 : Lembar Observasi Kegiatan Pendidik Siklus I....................... 107 Lamp. 5 : Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I................ 108 Lamp. 6 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus I............................ 109 Lamp. 7 : Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siklus I.................... 110 Lamp. 8 : Lembar Observasi Kegiatan Pendidik Siklus II..................... 111 Lamp. 9 : Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus II.............. 112 Lamp. 10 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus II........................... 113 Lamp. 11 : Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siklus II................... 114 Lamp. 12 : Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.......... 115 Lamp. 13 : Jaringan Tema......................................................................... 120 Lamp. 14 : Silabus..................................................................................... 122 Lamp. 15 : Kisi-kisi Soal........................................................................... 127 Lamp. 16 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.......................... 129 Lamp. 17 : Soal Tes, Non Tes Siklus I dan Kunci Jawaban...................... 135 Lamp. 18 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II......................... 139 Lamp. 19 : Soal Tes, Non Tes Siklus I dan Kunci Jawaban...................... 145 Lamp. 20 : Foto kegiatan pembelajaran...................................…………. 149

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran inovatif yang mulai dikembangkan di sekolah-sekolah Kanisius yakni Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Subagya (2008:4) menjelaskan yang di maksud paradigma adalah pola

  pikir yang melekat atau dihidupi oleh para pendidik yang menjadi fasilitator. Pedagogi maksudnya cara pendidik mendampingi peserta didik selama tumbuh dan berproses. Dan refleksi merupakan internalisasi nilai yang terjadi pada peserta didik. Tujuan dari pembelajaran tersebut yakni mengembangkan sikap, cara pandang, dan perilaku baru demi perkembangan peserta didik dan kebaikan masyarakat. Jadi pembelajaran PPR adalah pembelajaran untuk meningkatkan 3C peserta didik (competence, conscience, dan compassion ). Competence adalah mengembangkan kompetensi secara maksimal, utuh, dan berkelanjutan.

  Conscience adalah mengasah dan melatih kepekaan dan ketajaman suara

  hati. Sedangkan compassion adalah mengembangkan sikap peduli terhadap sesama makhluk hidup. Langkah pembelajaran PPR meliputi

  konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

  Peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Kanisius Gayam. SD Kanisius Gayam adalah SD di bawah naungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengembangkan atau menerapkan metode pembelajaran PPR. Selama melaksanakan kegiatan PPL selama kurang lebih 3 bulan, dari hasil wawancara dengan pendidik kelas I SD Kanisius Gayam, peneliti mendapatkan data bahwa kelas I SD Kanisius Gayam mengalami kesulitan dalam menangkap materi pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal itu ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas dari kedua mata pelajaran tersebut yang masih rendah apabila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 76,3, sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan 68,1. Hal tersebut berkaitan dengan competence. Selain itu, peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam kurang tertarik untuk memperhatikan penjelasan pendidik. Misalnya, saat pendidik menjelaskan materi, peserta didik suka berbicara sendiri. Berarti peserta didik tidak bisa berkonsentrasi (tidak fokus), maka permasalahan ini berkaitan dengan conscience. Selain itu, peserta didik kurang bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Hal tersebut berkaitan dengan compassion.

  Itulah sebabnya peneliti terdorong untuk membantu pendidik dalam upaya meningkatkan competence, conscience, dan compassion. Hal tersebut juga menggugah naluri peneliti sebagai calon pendidik, yang ingin memberikan pelayanan yang baik demi perkembangan peserta didik, supaya peserta didik bertumbuh menjadi pribadi yang baik, sopan, pandai, dan peduli terhadap sesama. Dengan adanya permasalahan tersebut, peneliti mencoba mengatasi permasalahan tersebut melalui Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tindakan Kelas, dengan menerapkan PPR menggunakan pendekatan tematik. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas I SD Kanisius Gayam.

  Dalam menerapkan PPR di SD Kanisius Gayam, peneliti menggunakan pendekatan tematik. Menurut Poerwadarminta (1984:1040), tema berarti “pokok pikiran, dasar cerita”. Dalam modul Pembelajaran Tematik, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:5), yang di maksud pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Persiapan yang dilakukan dalam pendekatan tematik adalah membuat pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, membuat jaringan tema, membuat silabus, membuat pemetaan rencana pelaksanaan pembelajaran harian, dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006)). Pembelajaran tematik terkait dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi rumah sehat dan tidak sehat serta mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi aturan yang berlaku di masyarakat, menggunakan tema “Rekreasi” melalui Penelitian Tindakan Kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Peneliti melaksanakan pembelajaran secara tematik di kelas I karena peserta didik kelas I pada umumnya melihat segala sesuatu sebagai satu keseluruhan, perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Selain itu, peneliti mencoba mempelajari karakteristik yang terdapat dalam pembelajaran tematik. Salah satu karakteristik pembelajaran tersebut dapat menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain, serta pembelajaran dikembangkan dengan mengaitkan mata pelajaran dan pengalaman pribadi anak (Zulkifli, 2009:19). Karakteristik tersebut juga terdapat pada PPR, yang termasuk kedalam conscience (toleransi dan tanggap terhadap gagasan orang lain) dan compassion (bekerja sama). Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik.

  Dalam penelitian ini, peneliti mencoba meningkatkan competence,

  conscience, dan compassion peserta didik. Peneliti menerapkan PPR

  untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion tersebut dengan menggunakan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan tema “Rekreasi”. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Pembatasan Masalah

  Peneliti dalam pembelajaran menerapkan PPR untuk meningkatkan

  competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius

  Gayam. Dalam melakukan pembelajaran peneliti menggunakan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan tema “Rekreasi”.

  C. Perumusan Masalah 1.

  Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik SD Kanisius Gayam? 2. Bagaimana meningkatkan competence peserta didik kelas I melalui

  PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan? 3.

  Bagaimana meningkatkan conscience peserta didik kelas I melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan? 4.

  Bagaimana meningkatkan compassion peserta didik kelas I melalui PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D.

   Batasan Pengertian 1.

  PPR adalah salah satu pembelajaran inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik.

  2. Pendekatan tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik.

  E. Pemecahan Masalah

  Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya competence,

  conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam

  pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan. Rendahnya competence, conscience, dan compassion akan diatasi dengan menggunakan pendekatan PPR pada pembelajaran tematik sebagai kekhasan pembelajaran kelas rendah, dengan tema “Rekreasi”.

  F. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan competence melalui PPR dalam pembelajaran tematik kelas 1 SD Kanisius Gayam.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan conscience melalui PPR dalam pembelajaran tematik kelas 1 SD Kanisius Gayam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.

  Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan compassion melalui PPR dalam pembelajaran tematik kelas 1 SD Kanisius Gayam.

G. Manfaat (kontribusi) Penelitian 1.

  Secara teoritis hasil penelitian tersebut menambah wawasan bagi pendidik tentang salah satu metode pembelajaran inovatif dengan PPR yang dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion.

2. Secara praktis, bagi : a.

  Peneliti, dapat menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan PPR untuk meningkatkan competence,

  conscience, dan compassion.

  b.

  Pendidik, dapat memberikan inspirasi untuk menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif.

  c.

  Peserta didik, dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion.

  d.

  Sekolah, menjadi inspirasi supaya semakin banyak pendidik yang mau menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Paradigma Pedagogi Reflektif 1. Sejarah PPR Subagya (2010:3-6) menuliskan secara singkat awal mula

  terbentuknya PPR, ada seorang bernama Ignatius yang mendirikan Serikat Jesus pada tahun 1540. PPR merupakan pendekatan pembelajaran jelmaan dari Paradigma Pedagogi Ignasian (PPI).

  Kelompok Ignatius pada waktu itu terdesak oleh kepentingan masyarakat untuk memilih pendidikan sebagai cara yang efektif untuk menjadi manusia yang unggul dalam iman serta mempunyai karakter yang baik. Keberhasilan pendidikan yang didirikan Serikat Jesus menjadi kebanggaan banyak orang.

  Keprihatinan dan semangat Ignatius untuk mendidik orang muda juga dimiliki oleh banyak orang. Oleh karena itu, bukan sesuatu hal yang asing jika PPI diminati oleh banyak orang. Riyo Mursanto mengatakan “meskipun mereka tidak berkaitan langsung dengan Jesuit, ternyata cukup banyak yang menyatakan minatnya untuk mengetahui dan menerapkan model pendidikan Jesuit” (Subagya, 2010:7). Paradigma Pedagogi Ignasian dikenalkan kepada masyarakat dengan nama PPR agar bisa diterima oleh semua kalangan, termasuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kalangan yang jauh dengan Jesuit. Pengubahan nama PPI menjadi PPR tidak disertai dengan pengubahan aspek yang terkandung di dalamnya.

2. Pengertian PPR

  PPR terdiri dari tiga kata yakni Paradigma, Pedagogi, dan Reflektif. Paradigma berarti suatu perubahan (Poerwadarminta, 1984:711). Menurut Subagya (2010:22) Pedagogi adalah cara pandang pendidik dalam mendampingi peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya, atau bisa dikatakan seni dalam mengajar. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Reflektif adalah proses internalisasi nilai yang terjadi pada peserta didik.

  PPR adalah suatu pola pikir untuk mewujudkan pendidikan kristiani (Asosiasi Sekolah Jesuit Indonesia, 2010). PPR adalah suatu cara pandang pendidik dalam mendampingi peserta didik supaya mempunyai tujuan yang jelas serta menjadi pribadi yang tahu akan apa yang harus dilakukan, dan melakukan internalisasi terhadap apa yang telah dilakukannya sehingga memberikan pengalaman yang berharga bagi peserta didik.

  Menurut pandangan gereja (Nota Pastoral tentang Pendidikan), PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang tidak sekedar memberikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, tetapi juga merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  didik. Interaksi tersebut memungkinkan terjadinya penanaman nilai- nilai kemanusiaan kepada peserta didik.

  PPR suatu pembelajaran yang menanamkan 3 aspek melalui kegiatan pembelajaran. Ketiga aspek tersebut adalah :

  1) Competence Competence kemampuan individu yang mencakup aspek

  pengetahuan, keterampilan, yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Robert (2009) menjelaskan competence adalah kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berdasarkan pengalaman belajar yang dilakukan. Competence adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi secara maksimal, utuh, dan berkelanjutan.

  2) Conscience

  Suseno (1989) menjelaskan conscience adalah kesadaran dalam batin manusia bahwa manusia berkewajiban mutlak untuk melakukan hal-hal yang benar sesuai dengan tanggungjawabnya dalam situasi yang konkret.

  Dalam Katekismus Gereja Katolik No. 1778

  conscience adalah keputusan akal budi dimana manusia

  mengerti apakah suatu perbuatan konkret yang dia rencanakan, sedang dilaksanakan atau sudah dilaksanakan bersifat baik atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  buruk secara moral. Conscience adalah kemampuan mengasah dan melatih kepekaan dan ketajaman suara hati.

  3) Compassion Compassion adalah minat atau ketertarikan kita untuk

  membantu orang lain atau sikap peduli terhadap sesama makhluk hidup. Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial kita.

  Compassion adalah kemampuan untuk mengembangkan sikap peduli terhadap sesama makhluk hidup.

3. Roh dalam PPR

  Roh yang hidup dalam PPR adalah semangat magis. Magis berasal dari bahasa Latin yang berarti lebih. “Semangat magis mengandung dua unsur yang harus ada dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yakni peningkatan diri dan cinta kepada Tuhan” (Triyono dalam majalah EDUCARE edisi Juni 2010 no 3: 43). Triyono (dalam majalah EDUCARE edisi Juni 2010 no 3 : 44) mengatakan, “butir refleksi semangat magis adalah menghidupkan rasa syukur atas bakat yang dimiliki, mengembangkan bakat seoptimal mungkin, mempersembahkan diri demi besarnya kemuliaan Tuhan”. Bakat yang dimiliki oleh masing-masing orang berbeda-beda. Kita patut mensyukuri bakat yang kita miliki, dan harus mengembangkan bakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.

   Ciri-ciri PPR

  PPR memberikan suatu cara bertindak yang dirancang dengan hati-hati, dirumuskan secara logis dan dijabarkan dengan meyakini nilai-nilai spiritualitas Ignasian dan pendidikan serta pengajaran Jesuit.

  Subagya (2010:66-70) menjabarkan ciri-ciri PPR, sebagai berikut: a.

  PPR dapat diterapkan di semua kurikulum.

  Tidak menuntut tambahan apapun, selain pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata pelajaran yang ada.

  b.

  PPR fundamental dalam proses belajar mengajar.

  Paradigma ini juga dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Untuk suatu bidang studi paradigma ini merupakan pandangan untuk mempersiapkan pengajaran, memilih kegiatan untuk pekerjaan rumah, dan kegiatan mengajar lainnya.

  c.

  PPR menjamin para pendidik menjadi pendidik yang baik.

  Menuntut peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap hasil studi mereka, serta menumbuhkan inisiatif untuk belajar.

  Paradigma ini juga membantu pendidik memotivasi peserta didik dengan menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d.

  PPR mempribadikan proses belajar dan mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti dari apa yang dipelajari.

  Melibatkan peserta didik untuk berperan secara kritis dalam proses belajar mengajar, membuat proses belajar lebih bersifat pribadi karena mendekatkan pengalaman pendidik dengan peserta didik. Mendukung integrasi antara pengalaman di rumah, sekolah, teman sebaya, dan sebagainya.

  e.

  PPR menekan matra sosial belajar maupun mengajar.

  Mendorong kerja sama dan berbagi pengalaman serta dialog reflektif peserta didik. Menghubungkan pembelajaran dengan pertumbuhan peserta didik dengan interaksi pribadi dan hubungan insani. Mendorong untuk terus menerus bergerak maju ke arah kegiatan yang bersifat positif dan berdampak baik bagi orang lain. Refleksi harus selalu mengantar peserta didik untuk semakin menghargai hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.

   Langkah PPR

  Terdapat lima langkah dalam PPR, sebagai berikut : a.

  Konteks Subagya (2010:43) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran menuntut pendidik untuk sungguh-sungguh mengetahui sejauh mana peserta didik memahami tentang salah satu mata pelajaran yang akan diajarkan, karena merupakan titik tolak dalam PPR, pendidik harus mengetahui banyak hal tentang konteks tempat mengajar dan belajar berlangsung. Pendidik harus memahami dunia peserta didik, cara hidup keluarga, teman-teman, kebudayaan dan adat, kehidupan sekolah, ekonomi, agama dan hal lain yang berdampak positif dan negatif bagi peserta didik. Bahan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b.

  Pengalaman Subagya (2010:48) menguraikan pengalaman berarti

  “mengenyam sesuatu dalam batin”. Pengalaman menunjuk pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Pada setiap pengalaman ada informasi yang ditangkap oleh peserta didik. Pengalaman yang diterima peserta didik dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung dapat berupa diskusi, penelitian, lintas alam, olah raga, dan sebagainya. Sedangkan pengalaman tidak langsung, pendidik merangsang peserta didik untuk berimajinasi sehingga mereka dapat masuk ke dalam kenyataan yang sedang mereka pelajari.

  Pengalaman yang tidak langsung diciptakan misalnya dengan membaca dan/atau mempelajari suatu kejadian. Selanjutnya pendidik (fasilitator) memberi sugesti agar peserta didik mempergunakan imajinasi mereka, mendengar cerita dari pendidik, melihat gambar sambil berimajinasi, bermain peran, atau melihat tayangan film/video.

  c.

  Refleksi Subagya (2010:55-56) menjelaskan refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi dengan memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik, dengan mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan memperdalam pemahaman tentang implikasi yang telah dimengerti bagi dirinya sendiri dan orang lain, dengan berusaha menemukan makna bagi diri sendiri tentang kejadian-kejadian yang dialaminya, dengan mulai memahami siapa dirinya dan bagaimana harus bersikap terhadap orang lain, dan sebagainya.

  Pendidik dan peserta didik juga dapat saling bertukar pikiran tentang apa yang telah direfleksikannya. Hal tersebut bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan bagian yang mudah dipelajari, membantu mengenali tantangan tersembunyi yang dapat menghambat perkembangan peserta didik. Merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan dapat di lakukan dengan pertanyaan refleksi yang difasilitasi oleh pendidik. Pertanyaan yang dibuat harus sesuai dengan nilai kemanusiaan yang diharapkan dicapai oleh peserta didik.

  d.

  Aksi Subagya (2010:61-62) menguraikan bahwa aksi digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Mencakup dua, hal yang pertama pilihan-pilihan batin dapat berupa prioritas yang diputuskan, sambil membiarkan diri ke arah mana ia melangkah diiringi oleh kebenaran itu. Yang kedua, pilihan yang dinyatakan secara lahir, nilai yang telah menjadi bagian dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  baru. Apabila nilai itu positif, maka peserta didik juga akan menimbulkan pengalaman yang bermakna positif.

  Internalisasi nilai yang berupa niat-niat yang dibangun oleh peserta didik. Aksi nyata merupakan penghayatan nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembentukan pribadi peserta didik secara perlahan tetap dapat terwujud sesuai tujuan yang diharapkan.

  e.

  Evaluasi Subagya (2010:63) menjabarkan bahwa bagi para pendidik mengevaluasi kemajuan peserta didik merupakan hal yang sangat penting. Evaluasi mendorong pendidik maupun peserta didik memperhatikan pertumbuhan intelektual dan dapat mendiagnosa kekurangan-kekurangan yang perlu untuk ditingkatkan. Selain itu, juga berguna untuk perbaikan dalam cara belajar peserta didik.

  Evaluasi mata pelajaran hendaknya dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Evaluasi penghayatan nilai, dilakukan dengan mengamati seluruh proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

6. Tujuan PPR a.

  Peter Arrupe (Subagya, 2010:23) menyebutkan bahwa PPR membentuk “pria dan wanita bagi orang lain”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b.

  Pater Kolvenbach (Subagya, 2010:24) menjelaskan bahwa PPR membentuk pemimpin yang dapat melayani dengan meneladani Yesus Kristus, pria dan wanita yang berkompeten dalam bidangnya, memiliki hati nurani yang benar dan memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama.

  c.

  Bagi pendidik, PPR dapat membantu dalam proses mengenal pribadi masing-masing peserta didik, sehingga pendidik dapat menggunakan teknik yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.

  d.

  Bagi peserta didik, PPR membantu peserta didik untuk mempunyai hati nurani yang tajam dan kepekaan sosial yang tinggi dan dapat menjadikan peserta didik memiliki pengetahuan serta sikap batin untuk menyadari hubungan antara ilmu pengetahuan dengan sesama dan lingkungannya.

B. Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran SD Kelas Rendah 1. Hakekat Pembelajaran Tematik

  Pembelajaran tematik dimaknai sebagai suatu pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema ditunjau dari berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema yang telah ditentukan. Pembelajaran tematik juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

  Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran.

  Dalam modul Pembelajaran Tematik, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:5), “pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik”. Dalam Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus, Departemen Pendidikan Nasional (2003:26) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Keterpaduan antar mata pelajaran dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, kurikulum, dan belajar mengajar. Pembelajaran tematik dalam penelitian ini merupakan pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Penelitian Tindakan Kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.

   Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.

0 5 175

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan

0 1 173

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran dalil pythagoras di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 139

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Kenteng semester 2 - USD Repository

0 6 240

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Kegiatan guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 232

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 2 176

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan compentence, conscience dan compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I - USD Repository

0 3 196