Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam - USD Repository

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

  COMPETENCE, CONSCIENCE , DAN COMPASSION (3C)

PESERTA DIDIK KELAS II SD KANISIUS GAYAM

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh: Maria Margareta Lega Primasari

  NIM. 071134012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULKTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

  COMPETENCE, CONSCIENCE , DAN COMPASSION (3C)

PESERTA DIDIK KELAS II SD KANISIUS GAYAM

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh: Maria Margareta Lega Primasari

  NIM. 071134012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULKTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan Yang Maha Esa, Universitas Sanata Dharma, Bapak FA Kastono, S.Pd dan Ibu FA Sri Dasih, S.Pd. SD serta teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas dorongan dan dukungan, baik materi maupun spiritual.

  

MOTTO

“ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka

kamu akan mendapatkan, ketoklah, maka pintu akan

dibukakan.

  ” (Matius, 7:7)

  

“ Segala perkara dapat kutanggung

di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku

  

  (Filipi, 4:13)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence,

  

Conscience, dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas II SD Kanisius Gayam dapat

  selesai dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan skripsi ini.

  Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

  1. Drs. T Sarkim. M.Ed, Ph.D, Dekan FKIP yang telah mensyahkan skripsi ini 2. Drs. Puji Purnomo, M.Si, Kaprodi PGSD.

  3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dan B Indah Nugraheni, S.Pd, S.I.P, M.Pd, dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan sejak awal penulisan hingga skripsi ini selesai.

  4. Drs. J Sumedi, dosen penguji yang dengan teliti memberi masukan untuk perbaikan skripsi.

  5. Theresia Laksmi Widyarini, S.Pd, M.Hum yang telah membimbing untuk penyelesaian abstrack.

  6. Ch. Isminarti, S.Pd, Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam 7. Ant. Iswindarti, Ama.Pd, wali kelas II SD Kanisius Gayam.

  8. FA Kastono, S.Pd dan FA Sri Dasih, S.Pd.SD, orang tua yang telah memberi semangat, dukungan, doa, materi, dan menjadi tempat berkeluh kesah.

  9. Teman-teman satu kelompok bimbingan skripsi, terimakasih atas diskusi-diskusi kita yang panjang.

  10. Teman-teman dekat penulis, Budbud, Albertha Vera, Margaret Mahisa dan Sri Hartini Hadiah, serta kakak Dwi Nugraha Putra Susila dan Yulita Dwi Puspasari yang telah membantu dan memberi inspirasi dalam proses penulisan hingga skripsi selesai.

  11. Semua teman PGSD angkatan 2007, terimakasih atas kebersamaan yang indah selama ini.

  12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu perssatu, yang telah memberikan dukungan, semangat, fasilitas, baik spiritual maupun materi.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

  Yogyakarta, 25 Juli 2011 Penulis DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL …………….………………………………………… i LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……………………. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………… v HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. vi MOTTO …………………………………………………………………….. vii KATA PENGANTAR …………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv ABSTRAK ...................................................................................................... xvi ABSTRACK ………………………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1 B. Batasan Masalah ………………………………………………………… 4 C. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 4 D. Batasan Pengertian ……………………………………………………… 5 E. Pemecahan Masalah …………………………………………………….. 6 F. Tujuan …………………………………………………………………… 6 G. Manfaat …………………………………………………………………. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Paradigma Pedagogi Reflektif …………………………………………. 9 1. Pengertian PPR ……………………………………………………… 9

4. Dinamika dalam PPR ……………………………………………….. 14 5.

  Keunggulan PPR ……………………………………………………. 18 B. Pembelajaran Tematik ………………………………………………….. 20 1.

  Pengertian Pembelajaran Tematik ………………………………….. 20 2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ……………………………………. 21 3. Keuntungan Pembelajaran Tematik ………………………………… 23 C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik ………………………….. 26 D.

  Penelitian Tindakan Kelas ……………………………………………. 29 1.

  Pengertian PTK ……………………………………………………. 29 2. Tujuan PTK ………………………………………………………… 32 E. Kurikulum Kelas II Semester 2 ………………………………………… 32 F. Karaktristik Peserta Didik Kelas II SD ………………………………… 34 G.

  Kerangka Pikir …………………………………………………………. 37 H. Hipotesis Tindakan ……………………………………………………... 38

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………………… 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………….. 39 C. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………………… 40 D. Rancangan Penelitian ………………………………………………….. 40 E. Instrumen Penelitian …………………………………………………… 44 F. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………. 49 G. Teknik Analisis Data …………………………………………………… 51 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Deskripsi Sekolah ................................................................................... 53 B. Kurikulum Matematika dan PKn Kelas II Semester Genap ...................... 55 C. Kondisi Kelas II SD Kanisius Gayam ...................................................... 57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 113 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 114 C. Saran ......................................................................................................... 114 DAFTAR SUMBER ……………………………………………………….. 115 LAMPIRAN …………………………………………………………………. 118

  DAFTAR TABEL Halaman 1. Jadwal Penelitian ………………………………………………………. 39 2. Kisi-kisi Soal …………………………………………………………… 46 3. Target Pencapaian Rata-rata Nilai Tiap Akhir Siklus …………………. 52 4. Daftar Pendidik SD Kanisius Gayam ………………………………….. 55

  SK dan KD mata pelajaran Matematika dan mata pelajaran Pendidikan 5. Kewarganegaraan kelas II SD semester 2 ……………………………… 56

6. Daftar Peserta Didik Kelas II SD Kanisius Gayam ……………………. 57

  Jadwal Pelajaran Kelas II SD Kanisius Gayam ………………………… 58 7.

  8. Tabel 5.1 Hasil Wawancara dengan Pendidik …………………………. 60 9.

Tabel 5.2 Hasil Observasi Pendidik Pra Penelitian ……………………. 62 10.Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik ……………… 63 11.Tabel 5.4 Kondisi Awal Nilai Kognitif Matematika dan PKn…………… 65 12.Tabel 5.5 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I ………………………. 74 13.Tabel 5.6 Hasil Pengamatan terhadap Pendidik Siklus I ……………….. 75 14.Tabel 5.7 Daftar Nilai Competence PKn dan Matematika Siklus I ……... 77 15.Tabel 5.8 Daftar Nilai Conscience Penilaian Non Tes Siklus I ………… 78 16.Tabel 5.9 Banyaknya Respon pada Masing-masing Indikator

  Conscience Siklus I …………………………………………………….. 80 17.

Tabel 5.10 Daftar Nilai Compassion Penilaian Non Tes Siklus I ………. 80 18.

  Tabes 5.11 Banyaknya Respon pada Masing-masing Indikator

  Compassion Siklus I ……………………………………………..…….. 82 19.

Tabel 5.12 Nilai Akhir Masing-masing Peserta Didik Mata Pelajaran

  PKn Siklus I …………………………………………………………….. 83 20.

Tabel 5.13 Nilai Akhir Masing-masing Peserta Didik Mata Pelajaran

  Matematika Siklus I …………………………………………………… 85 21.

Tabel 5.14 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II ……………………. 93

  23. Tabel 5.16 Daftar Nilai Competence PKn dan Matematika Siklus II …... 97 24.

  Matematika Siklus II …………………………………………………… 104 30.

Tabel 5.26 Perbanndingan Nilai Akhir Masing-masing Peserta Didik

  Siklus I, dan Siklus II …………………………………………… 110 33.

Tabel 5.25 Perbandingan Rata-rata Nilai Akhir Peserta Didik Kondisi Awal,Tabel 5.24 Perkembangan Nilai Rata-rata pada Penilaian Non Tes ……. 108 32.

  Pelajaran PKn dan Matematika pada Penilaian Tertulis ……………….. 107 31.

Tabel 5.23 Perkembangan Nilai Rata-rata Competence Kelas MataTabel 5.22 Nilai Akhir Masing-masing Peserta Didik Mata PelajaranTabel 5.17 Daftar Nilai Conscience Penilaian Non Tes Siklus II ……… 99 25.

  PKn Siklus II…………………………………………………………….. 103 29.

Tabel 5.21 Nilai Akhir Masing-masing Peserta Didik Mata Pelajaran

  Compassion Siklus II ……………………………………………..…….. 102 28.

  Tabes 5.20 Banyaknya Respon pada Masing-masing Indikator

Tabel 5.19 Daftar Nilai Compassion Penilaian Non Tes Siklus II ..……. 100 27.

  Conscience Siklus II …………………………………………………….. 100 26.

Tabel 5.18 Banyaknya Respon pada Masing-masing Indikator

  Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ………………………………….. 110

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran 1 Catatan Anekdotal Pra penelitian ………………………….. 118 2. Lampiran 2 Catatan Anekdotal Siklus I ………………………………… 119 3. Lampiran 3 Catatan Anekdotal Siklus II ……………………………….. 120 4. Lampiran 4 Silabus Tema “Gejala Alam dan Peristiwa” ……………….. 121 5. Lampiran 5 Jaring-jaring Tema “Gejala Alam dan Peristiwa” ………… 125 6. Lampiran 6 Kisi-kisi Matematika …………………………………….. 127 7. Lampiran 7 Kisi-kisi PKn ……………………………………………… 129 8. Lampiran 8 RPPH Siklus I ……………………………………………… 131 9. Lampiran 9 Soal Evaluasi PKn Siklus I ………………………………… 137 10.

  Lampiran 10 Soal Evaluasi Matematika Siklus I ………………………. 139 11. Lampiran 11 Evaluasi Non Tes Siklus I ………………………………… 142 12. Lampiran 12 RPPH Siklus II …………………………………………… 143 13. Lampiran 13 Soal Evaluasi PKn Siklus II ………………………………. 149 14. Lampiran 14 Soal Evaluasi Matematika Siklus II ……………………… 151 15. Lampiran 15 Evaluasi Non Tes Siklus II ……………………………….. 153 16. Lampiran 16 Dokumentasi …………………………………………….. 154

  PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN

  

COMPETENCE, CONSCIENCE , DAN COMPASSION (3C)

  PESERTA DIDIK KELAS II SD KANISIUS GAYAM Maria Margareta Lega Primasari

  Universitas Sanata Dharma 2011

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan competence,

  

conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam melalui

  penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik mata pelajaran Matematika dan PKn.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode triangulasi, yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah panduan pertanyaan wawancara, lembar observasi, catatan anekdotal, dan soal tes tertulis. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah (1) mendeskripsikan kondisi awal, (2) mendeskripsikan proses siklus I, (3) mendeskripsikan proses siklus II, (4) membandingkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam sebelum dan sesudah penerapan PPR.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan competence,

  

conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam. Pada akhir

siklus I, competence dan conscience peserta didik telah mengalami peningkatan.

  Sedangkan compassion peserta didik belum mengalami peningkatan. Pada akhir siklus II, competence, conscience, dan compassion peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai akhir pada mata pelajaran PKn, yaitu sebesar 70,58 sebelum ada tindakan, menjadi 72,73 pada akhir siklus I, dan menjadi 82,59 pada akhir siklus

  II. Demikian juga dengan mata pelajaran Matematika terjadi peningkatan nilai, yaitu 66,38 sebelum ada tindakan, menjadi 70,22 pada akhir siklus I, dan menjadi 84,04pada akhir siklus II.

  THE APPLICATION OF REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM IN THEMATIC LEARNING TO INCREASE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION (3C)

  OF THE SECOND GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF SD KANISIUS GAYAM Maria Margareta Lega Primasari

  Sanata Dharma University 2011

  ABSTRACT This research was aimed to find out the increase in competence,

  

conscience, and compassion of the second grade elementary school students of SD

  Kanisius Gayam by the application of reflective pedagogy paradigm in thematic learning of Matematika and PKn courses.

  This research applied a qualitative Classroom Action Research (CAR) design. Data collection was done by triangulation method which consisted of observation, interview, and documentation. The instruments used in this research were guided interview, observation, anecdotal notes, and written test. Procedures in analyzing the data were (1) describing the preliminary condition, (2) describing the process of cycle I, (3) describing the process of cycle II, (4) comparing the competence, conscience, and compassion of the second grade students of SD Kanisius Gayam before and after the application of reflective pedagogy paradigm.

  The result of this research showed that the application of reflective pedagogy paradigm in thematic learning was able to increase the competence, conscience, and compassion of the second grade students of SD Kanisius Gayam. In the end of cycle I, the competence and conscience of the student increased. In the other hand, compassion of the students had not increased yet. In the end of cycle II, competence, conscience, and compassion of the students increased as compared to that of the cycle I. It was showed by the increasing of the final mark of PKn course; 70,58 before having an action; 72,73 in the end of cycle I, and increased to 82,59 in the end of cycle II. The final mark of Matematika course also increased; 66, 38 before having an action; 70,22 in the end of cycle I, and increased to 84,04 in the end of cycle II.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang membantu peserta

  didik untuk memahami pengetahuan yang disampaikan pendidik. Model pembelajaran inovatif merupakan bentuk pembelajaran yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata yang dialami peserta didik. Proses pembelajaran seperti itulah yang dapat memberikan pelayanan mengarah pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). “Kemampuan menerapkan pembelajaran PAIKEM tersebut diperlukan penguasaan model pembelajaran yang memadai” (Sugiyanto,2010:2). Salah satu contoh pembelajaran inovatif adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

  PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang dilandaskan pada nilai- nilai kristiani. Subagya (2010:42) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan PPR membawa peserta didik untuk menyelesaikan satu siklus yang berkesinambungan, yaitu konteks  pengalaman  refleksi  aksi  evaluasi. Setiap aspek selalu berkaitan dan tidak boleh dipisah- pisahkan. Proses pembelajaran menggunakan PPR bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik yang utuh, yang berprestasi dalam nilai kognitif (competence), mempunyai hati nurani yang tajam (conscience), dan

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses Program Pengalaman Lapangan (PPL), prestasi belajar peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam yang berupa nilai kognitif (competence) pada mata pelajaran Matematika dan PKn masih tergolong rendah. Hal itu dibuktikan dengan nilai sebagian peserta didik kelas II pada ujian akhir sekolah masih dibawah standar ketuntasan minimal mata pelajaran, yaitu 70. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan pendidik, mata pelajaran PKn termasuk mata pelajaran yang sulit diajarkan. Hal itu disebabkan melalui mata pelajaran ini pendidik merasa mempunyai tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik, namun di sisi lain pendidik mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan materi ajar. Kesulitan yang dialami pendidik untuk menanamkan nilai-nilai moral tercermin pada rendahnya keisiplinan peserta didik dan kurangnya kerja sama antar peserta didik pada saat proses pembelajaran. Rendahnya kedisiplinan pada saat proses pembelajaran dibuktikan dengan keinginan untuk maju ke depan yang tidak terkendali. Mereka saling berebut untuk bisa maju ke depan. Selain itu, mereka tidak mau membuang sampah yang bukan miliknya. Rendahnya kerja sama terbukti dengan peserta didik tidak mau diminta untuk kerja sama, mereka memilih mengerjakan tugas sendiri, atau memilih-milih teman dalam bekerjasama.

  Sebagai calon pendidik, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diharapkan dapat meningkatkan nilai kognitif, disiplin, dan kerja sama pada peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam. Penelitian yang dilakukan

  (2006:107) PTK memungkinkan pendidik mengenali karakteristik kelas dan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi di kelas. PTK yang dilakukan diterapkan pada proses pembelajaran berbasis PPR, karena sebagai sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Kanisius, SD Kanisius Gayam menerapkan proses pembelajaran bebasis PPR.

  Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas II SD Kanisius Gayam merupakan pembelajaran tematik. Oleh karena itu, PPR di kelas II SD Kanisius Gayam diterapkan dalam proses pembelajaran tematik. Depdiknas dalam Trianto (2009:79) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tematik karena peserta didik kelas II belum mampu berpikir secara terpisah, segala sesuatu masih harus berhubungan satu sama lain. Depdiknas (2003:28) menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran tematik bertujuan agar pelaksanaan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh. Depdiknas (2003:26) juga menyatakan bahwa peserta didik pada usia kelas I dan II pada umumnya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion Kelas II SD Kanisius Gayam” melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Matematika.

  B. Batasan Masalah

  Proses penelitian penerapan Paradima Pedagogi Reflektif tidak mungkin dilakukan secara keseluruhan dari kelas I sampai kelas III dan pada seluruh mata pelajaran, karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu, penelitian dibatasi pada proses pembelajaran tematik di kelas II pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Matematika dalam tema “gejala alam dan peristiwa”.

  C. Rumusan Masalah 1.

  Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan

  competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD

  Kanisius Gayam? 2. Bagaimana meningkatkan competence peserta didik kelas II SD Kanisius

  Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika? 3. Bagaimana meningkatkan conscience peserta didik kelas II SD Kanisius

  Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika? 4. Bagaimana meningkatkan compassion peserta didik kelas II SD KAnisius

  Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan

D. Batasan Pengertian 1.

  Paradigma Pedagogi Reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang membawa peserta didik terjun langsung dalam pengalamannya, tidak sekedar menerima informasi dari pendidik. Proses pembelajaran dengan pendekatan PPR merupakan siklus konteks  pengalaman  refleksi  aksi  evaluasi. Paradigma Pedagogi Reflektif dalam penelitian ini merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan di kelas II SD Kanisius Gayam.

2. Pembelajaran Tematik

  Pembelajaran Tematik merupakan salah satu bentuk pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran berdasar suatu tema yang telah ditentukan. Pembelajaran tematik dalam penelitian merupakan pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika di kelas II SD kanisius Gayam.

  3. Competence, Conscience, Compassion Competence, conscience, dan compassion merupakan tujuan yang

  akan dicapai dalam proses pembelajaran berbasis PPR. Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif. Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani.

  Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret

  compassion dalam penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas II SD Kanisius Gayam.

4. Peserta Didik Kelas II SD

  Peserta didik adalah anak-anak yang menerima pelajaran dari pendidik. Peserta didik kelas II berarti anak yang menerima pelajaran dari pendidik di tingkat II pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam penelitian ini, peserta didik berarti anak yang melakukan proses pembelajaran bersama pendidik di tingkat dua (2) Sekolah Dasar Kanisius Gayam.

  E. Pemecahan Masalah

  Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya competence, conscience, dan

  

compassion peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam pada mata pelajaran

  PKn dan matematika. Rendahnya competence, conscience, dan compassion akan diatasi dengan melakukan proses pembelajaran tematik berbasis PPR..

  F. Tujuan 1.

  Untuk meningkatkan competence peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.

  2. Untuk meningkatkan conscience peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.

3. Untuk meningkatkan compassion peserta didik kelas II SD Kanisius

  Gayam dengan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.

G. Manfaat 1.

  Manfaat Teoritis Secara teoritis, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Peneliti Manfaat yang dapat diambil peneliti dari penelitian ini adalah pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya dalam pembelajaran tematik berbasis PPR pada mata pelajaran PKn dan Matematika.

  b.

  Bagi Pendidik Penelitian ini dapat menjadi inspirasi dalam penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.

  c.

  Bagi Peserta Didik Peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran yang dapat meningkatkan nilai competence, kedisiplinan dan kerjasama. d.

  Bagi Sekolah Penelitian ini dapat meningkatkan banyaknya pendidik yang menggunakan PPR dalam melakukan proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Paradigma Pedagogi Reflektif 1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif Paradigma dalam PPR merupakan pola pikir untuk berubah

  menjadi individu yang tumbuh dan berkembang dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pedagogi merupakan cara mendampingi untuk tumbuh berkembang secara utuh sesuai dengan kepribadian. Dalam hal ini, Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) menekankan bahwa pedagogi memiliki arti bukan sekedar cara atau metode, namun memiliki visi dan misi menuju pembentukan peserta didik yang ideal. Reflektif berarti menengok ke belakang. Dalam PPR, reflektif mengajak peserta didik untuk melihat kembali tindakan yang telah dilakukan untuk menata rencana tindakan, dengan berpikir, bersikap, dan berperilaku.

  “Padagogi merupakan seni dan ilmu mengajar” (Subagya, 2010:22). Dalam PPR, pedagogi bukan sekedar metode, namun meliputi visi sebagai individu yang terpelajar. PPR merupakan pendekatan untuk meningkatkan cara pendidik mendidik dan peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang.

  “…PPR yaitu pola pembelajaran yang mengintegrasikan pemahaman masalah dunia dan kehidupan serta pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses yang terpadu, sehingga nilai-nilai yang muncul itu dari kesadaran dan kehendak peserta didik melalui refleksinya. Hasil refleksi itu tercermin dalam perubahan perilaku sehari-hari” (Nota Pastoral Konferensi Waligereja

  Menurut pandangan gereja (Nota Pastoral tentang Pendidikan), PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang tidak sekedar mentransfer pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, tetapi merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut memungkinkan terjadinya penanaman nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik.

  Melalui refleksi yang dilakukan dalam PPR, peserta didik diajak untuk menyadari dampak positif terhadap masyarakat yang timbul dari proses pembelajaran, mengasah hati nurani dan meningkatkan kepedulian sosial (Suparno, 2001:43). PPR merupakan suatu model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk berefleksi agar dapat menemukan nilai- nilai kehidupan dalam suatu proses pembelajaran, sehingga bisa merencanakan tindakan yang berguna untuk menjadi lebih baik. Tindakan yang kemudian dilakukan, bukan karena kepatuhan dan tradisi, namun lebih pada karena kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan. Tentu saja tindakan yang dilakukan tidak bisa meninggalkan aspek kognitif sebagai tuntutan utama hasil belajar di jenjang sekolah.

  Selain memberikan refleksi untuk melihat kembali hal-hal yang sudah dilakukan, ciri khas PPR adalah bertujuan untuk meningkatkan tiga aspek competence, conscience, dan compassion. Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah mendapatkan nilai yang tinggi. Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani.

  Ketajaman hati nurani dapat berupa kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan tauran yang berlaku, missal berbuat disiplin, teliti, atau jujur.

  Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret

  maupun batin disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peservta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Competence, conscience, dan compassion dalam penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas II SD Kanisius Gayam.

2. Roh Dalam Paradigma Pedagogi Reflektif

  Poerwadarminta (1984:830) mengartikan roh adalah sesuatu yang hidup. Roh dalam PPR merupakan semangat yang menghidupkan PPR.

  Roh berfungsi untuk memberi kekuatan dan arah dalam mencapai tujuan, serta memberi dorongan batin untuk bertindak.

  Roh yang hidup dalam PPR adalah semangat magis. Magis berasal dari bahasa Latin yang berarti lebih (Tim Ignatius dalam modul seminar PPR). “Semangat magis mengandung dua unsur yang harus ada dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yakni peningkatan diri dan cinta kepada Dalam pandangan Ignasian, semangat magis tidak mengarah pada kuantitas, tetapi pada kualitas. Kualitas yang diinginkan lebih pada kualitas hubungan personal dan cinta kepada Tuhan. Rasa cinta kepada Tuhan dapat diwujudkan dengan meningkatkan segala aspek kehidupan secara optimal.

  Triyono (dalam majalah EDUCARE edisi Juni 2010 no 3 : 44) mengatakan, “butir refleksi semangat magis adalah: menghidupkan rasa syukur atas bakat yang dimiliki, mengembangkan bakat seoptimal mungkin, mempersembahkan diri demi besarnya kemuliaan Tuhan”. Bakat yang dimiliki seseorang merupakan anugerah dari Tuhan, oleh karena itu harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan baik. Wujud syukur atas bakat dilakukan dengan mengembangkannya secara optimal yang didasari oleh hasrat untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, demi kemuliaan Tuhan.

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif a.

  Bagi Peserta Didik Subagya (2010:24) menyatakan bahwa pada dasarnya PPR menuntut pembentukan pribadi manusia secara utuh melalui proses yang unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat berkembang optimal. Aspek kehidupan yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran adalah prestasi belajar yang berupa competence (kognitif) yaitu kemampuan penguasaan kompetensi mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani, dan compassion yaitu aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama.

  Pengetahuan kognitif yang baik, diimbangi dengan hati nurani yang tajam, dan kepekaan sosial yang tinggi dapat menjadikan peserta didik memiliki pengetahuan dan sikap batin untuk menyadari hubungan antara ilmu pengetahuan dengan sesama dan lingkungannya. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki motivasi untuk bertindak berdasar ilmu dan pengetahuannya, yang diwujudkan dalam aksi yang bermanfaat bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan. Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) mengemukakan bahwa PPR membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang utuh, berprestasi, mau berkembang, mempunyai hati nurani yang tajam, berjiwa sosial, dan religius. PPR juga membentuk peserta didik yang berkomitmen menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain dan membentuk pemimpin yang melayani seperti sikap Yesus Kristus.

  b.

  Bagi Pendidik Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) mengemukakan bahwa PPR membantu pendidik untuk mengenal karakter masing- masing peserta didiknya, sehingga dapat menentukan teknik-teknik yang tepat dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan menyajikan karakter masing-masing peserta didiknya akan dapat mendampingi peserta didiknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain membantu peserta didiknya menjadi manusia yang utuh, PPR dapat membantu pendidik untuk mengembangkan daya reflektif, agar dapat menjdi pendidik yang berkualitas dan berkembang.

4. Dinamika Dalam Paradigma Pedagogi Reflektif

  P3MP dan LPM USD (2009:8) merumuskan siklus PPR yang menekankan langkah-langkah berurutan, sebagai berikut: Subagya (2010:42) mengemukakan dinamika pelaksanaan PPR meliputi lima langkah yang berkesinambungan dimulai dari konteks  pengalaman  refleksi  aksi  evaluasi. Hasil evaluasi dijadikan titik tolak untuk melanjutkan proses pembelajaran yang berikutnya.

  a.

  Konteks Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) menyebutkan bahwa konteks merupakan segala kemungkinan yang dapat membantu atau menghalangi proses pembelajaran. Konteks merupakan keadaan awal

  Konteks meliputi keadaan keluarga, teman sebaya, lembaga pendidikan (sekolah), keadaan sosial, ekonomi, budaya, pengetahuan awal, dan peristiwa nyata yang dialami yang terangkum dalam kehidupan pribadi peserta didik. Konteks berpengaruh terhadap sikap, tanggapan, penilaian, dan pilihan peserta didik.

  Subagya (2010:43) menyatakan bahwa kehidupan pribadi peserta didik sehari-hari dijadikan sebagai titik tolak proses pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh karena itu, konteks dalam PPR dimulai dari pengalaman hidup peserta didik. Memulai proses pembelajaran dengan pengalaman nyata menunjukkan adanya perhatian dan kepedulian terhadap peserta didik.

  b.

  Pengalaman Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) menyebutkan pengalaman dalam PPR memuat pemahaman competence, conscience, dan compassion yang diperoleh secara seimbang. Subagya (2010:51) membedakan pengalaman menjadi dua, yaitu: (1)

  Pengalaman langsung Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang benar-benar dialami oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran pengalaman langsung berupa diskusi, olahraga, penelitian di laboratorium, kegiatan alam, dan proyek pelayanan. Keadaan tersebut membuat peserta didik merasakan secara langsung materi yang diajarkan.

  (2) Pengalaman tidak langsung

  Pengalaman tidak langsung dalam proses pembelajaran berarti proses yang menuntut peserta didik untuk berimajinasi untuk bisa mengerti dan menyelami materi pembelajaran. Pengalaman tidak langsung berupa kegiatan melihat, membaca atau mendengarkan.

  Dalam PPR, pendidik berperan sebagai fasilitator untuk memberikan pengalaman pada peserta didik. Pengalaman yang diberikan melibatkan seluruh pikiran, hati, perasaan, dan pribadi peserta didik. Pengalaman memungkinkan peserta didik dapat menemukan hal- hal baru yang sesuai maupun yang bertentangan dengan pengetahuan awal mereka. Subagya (2010:51) menyatakan, dengan pengalaman, peserta didik dapat terdorong untuk mencari pemahaman lebih lanjut dengan menganalisis, membandingkan, dan mengevaluasi sehingga membentuk peserta didik yang berpengetahuan secara utuh.

  c.

  Refleksi Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) mengartikan refleksi sebagai kegiatan meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi spontan, maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional. Subagya (2010:54) menyatakan bahwa refleksi berarti menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan belajar, pengalaman, ide, usul, atau reaksi spontan agar mendapat makna secara mendalam. Dengan refleksi, peserta didik dapat melewati tahap kehidupan nyata. Subagya (2010:57) menyatakan bahwa refleksi untuk peserta didik dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan dari pendidik, sehingga pendidik harus mampu merumuskan pertanyaan refleksi yang dapat menggugah batin peserta didik.

  d.

  Aksi Aksi dalam PPR merupakan komitmen pada kebaikan yang akan diwujudkan berdasar hasil refleksi. Subagya (2010:61) menyatakan bahwa aksi merupakan pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Aksi meliputi dua hal, yaitu: (1)

  Pilihan batin Pilihan ini didasari oleh keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah benar dan dapat membawa pada pribadi yang lebih baik.

  Aksi dalam pilihan batin berupa kemauan, perasaan, dan niat-niat yang telah dimatangkan dalam pikiran.

  (2) Pilihan lahir

  Setelah niat-niat yang dirumuskan diolah dalam pikiran, peserta didik akan terdorong untuk berbuat secara konsisten sesuai dengan prioritas yang telah dibuatnya. Jika menemukan makna yang positif, maka perbuatan akan menjadi kebiasaan yang menguntungkan. “Misalnya sekarang ia insaf akan sebab-sebab hasil belajarnya yang buruk, ia akan mengubah cara belajar untuk menghindari kegagalan lagi” (Subagya, 2010:63). e.

  Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran dalam bentuk penilaian. Tim Ignatius (dalam modul seminar PPR) menyatakan bahwa fokus penilaian tidak hanya pada akademiknya, tetapi juga memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Oleh karena itu, penilaian dalam PPR tidak hanya berupa soal, tetapi juga meliputi skala pengukuran untuk mengukur kepekaan hati nurani dan jiwa sosial peserta didik.

Dokumen yang terkait

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III reflektif di SD Kanisius Kintelan.

7 53 249

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.

0 5 175

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran siswa kelas IVB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

2 18 118

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan

0 1 173

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran dalil pythagoras di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 139

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Kenteng semester 2 - USD Repository

0 6 240

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Kegiatan guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di SMP Kanisius Tirtomoyo - USD Repository

0 3 232