Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan

(1)

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI DARATAN

SKRIPSI

Disusun oleh :

Maria Magdalena Ika Kurniastuti

(091134179)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014


(2)

i

PENINGKATAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA

PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI DARATAN

SKRIPSI

Disusun oleh :

Maria Magdalena Ika Kurniastuti

(091134179)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014


(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENINGKATAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA

PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI DARATAN

Oleh:

Maria Magdalena Ika Kurniastuti 091134179

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(4)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA

PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI DARATAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Magdalena Ika Kurniastuti

091134179

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 10 Juni 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, S.J.S.S.,B.S.T.,M.A . . . Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A.,Ed.D . . . Anggota : Dra Ignatia Esti Sumarah, M.Hum . . .

Anggota : Galih Kusuma, S.Pd.,M.Pd . . .

Anggota : Luisa Handoyo, M.Si . . .

Yogyakarta, 10 Juni 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan


(5)

iv

PERSEMBAHAN

Sebagai rasa terima kasih, kupersembahkan skripsi sederhana ini untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku.

Kedua orangtuaku, yang telah membimbing dengan penuh cinta .

Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Mei 2014 Peneliti


(7)

vi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Maria Magdalena Ika Kurniastuti

Nomor Mahasiswa : 091134179

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA Peserta Didik Kelas II SD Negeri Daratan

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Mei 214

Yang menyatakan


(8)

vii

PENINGKATAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IPA

PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI DARATAN Maria Magdalena Ika Kurniastuti

Universitas Sanata Dharma 2014

ABSTRAK

Dari hasil wawancara dengan pendidik kelas II, peneliti memperoleh informasi data jika Kelas II mengalami hambatan dalam competence, conscience, dan compassion (3C). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan 3C peserta didik kelas II SD Negeri Daratan dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian peserta didik kelas II SD Negeri Daratan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan instrumen berupa lembar pengamatan, panduan wawancara, dan catatan anekdotal. Data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan data pra penelitian, mendeskripsikan proses dan hasil 3C yang dicapai pada siklus I, mendeskripsikan proses dan hasil 3C dicapai pada siklus II, serta membandingkan 3C sebelum dan sesudah penerapan PPR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 3C peserta didik kelas II SD Negeri Daratan mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik. Pada pra penelitian prosentase perolehan nilai di atas KKM aspek

competence peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 50% sedangkan akhir siklus I sebesar 30% dan siklus II menjadi 100%. Untuk mata pelajaran IPA pra penelitian sebesar 40%, siklus I 80% dan siklus II 100%.

conscience dan compassion juga mengalami peningkatan dimana pada pra penelitian prosentase perolehan nilai di atas KKM aspek conscience sebesar 40%, akhir siklus I 70% dan akhir siklus II menjadi 100%, sedangkan prosentase perolehan nilai di atas KKM compassion pra penelitian sebesar 50%, akhir siklus I 80%, dan akhir siklus II menjadi 100%.

Kata kunci: Peningkatan Competence, Conscience, Compassion, Paradigma Pedagogik Reflektif, Pembelajaran Tematik, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA.


(9)

viii

SUBJECT TO INDONESIAN AND SAINS STUDENTS CLASS II SD NEGERI DARATAN

Maria Magdalena Ika Kurniastuti Sanata Dharma University

2014

ABSTRACT

From interviews with class II educators, researchers obtained data information if Class II experienced a bottleneck in competence, conscience, and compassion (3C). Therefore, the purpose of this research is to improve students 3C second grade Daratan’s Elementary School by applying Reflective Pedagogical Paradigm (PPR) in a thematic study on Indonesian subjects and Sains. To achieve these objectives, the research carried out by using action research with research

subjects learners Daratan’s Elementary School second grade. Techniques of data

collection using interviews, observation, and documentation, with instruments such as observation sheets, interview guides, and anecdotal records. Data were analyzed with the data describing pre-study measures, describe the process and outcomes (competence, conscience, and compassion) is achieved in the first cycle, describes the process and outcomes (competence, conscience, and compassion ) are achieved in the second cycle, as well as comparing the Competence, Conscience and Compassion before and after application of the PPR. Based on the survey results revealed that competence, conscience, and compassion learners class II Daratan’s Elementary School PPR increased after applying the thematic learning. In the study the percentage of pre-acquisition value above KKM aspects of learners competence in Indonesian subjects by 50 % while at the end of the first cycle of 30 % and the second cycle to 100 %. For teaching science in pre-research by 40 % in the first cycle is 80 % and 100 % in the second cycle. conscience and compassion also increased the percentage of studies in which the pre- acquisition value above KKM aspect of conscience by 40 %, at the end of the first cycle and 70 % at the end of the second cycle to 100 %, while the percentage gain in value over the pre KKM compassion on research by 50 %, at the end of the first cycle to 80 %, and at the end of the second cycle to 100 % .

Key word: Improvement of Competence, Conscience, Compassion, Reflective Pedagogical Paradigm, Thematic Study, Indonesian Subject and Sains.


(10)

ix

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA Peserta Didik Kelas II SD Negeri Daratan”. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Disamping itu, skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan, salah satunya yaitu SD Negeri Daratan. Peneliti menyadari bahwa terselesainya penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.S.S.,B.S.T.,M.A, Kaprodi Program Studi PGSD.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusuma, S.Pd.,M.Pd dan Ibu Luisa Diana Handoyo,M.Si, dosen penguji yang telah meluangkan waktu dengan tulus untuk membimbing, mendampingi, dan memberikan saran kepada peneliti.


(11)

x

tidak langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga peneliti dapat menemukan buku sumber untuk penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SD Negeri Daratan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Guru-guru di SD Negeri Daratan yang telah memberikan dorongan dan semangat.

8. Peserta didik Kelas II SD Negeri Daratan.

9. Bapak, ibu yang telah mendoakan, mencintai dan mendukung peneliti. 10.Teman-teman mahasiswa PGSD SI angkatan 2009.

11.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat bersama peneliti baik dukungan moril maupun waktunya.

Walaupun skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta, 20 Mei 2014


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………

HALAMAN PENGESAHAN……… PERSEMBAHAN……….. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. ABSTRAK………. ABSTRACT……….

KATA PENGANTAR………..

DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL………. DAFTAR LAMPIRAN………. i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiv xvi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Batasan Masalah... C. Rumusan Masalah... D. Definisi Operasional... E. Pemecahan Masalah... F. Tujuan Penelitian... G. Manfaat Penelitian...

1 3 3 3 4 5 5


(13)

xii BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif... B. Model Pembelajaran Tematik... C. Kurikulum Semester 2 Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia Kelas II... D. Karakteristik Peserta Didik Kelas II Sekolah Dasar...

F. Penelitian Sebelumnya yang Relevan……….

I. Kerangka Berpikir... J. Hipotesis Tindakan...

7 14

17 19 19 21 22

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... B. Setting Penelitian...

C. Persiapan Penelitian………...

D. Rencana Setiap Siklus... E. Teknik Pengumpulan Data... F. Instrumen Penelitian...

G. Teknik Pengujian Instrumen………

H. Teknik Analisis Data………

I. Indikator Keberhasilan……….

23 25 26 27 33 34 36 39 40


(14)

xiii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data... B.Pembahasan Komparasi tentang Competence,Conscience,

dan Compassion Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)...

41

62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...

B. Keterbatasan Penelitian………. C. Saran………..

66 67 67

DAFTAR PUSTAKA……… 68


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Competence, Conscience, dan Compassion Soal

Bahasa Indonesia Tema Lingkungan Sekitar……….. 37 Tabel 2 Kisi-kisi Competence, Conscience, dan Compassion Soal IPA

Tema Lingkungan Sekitar……… 38 Tabel 3 Indikator Keberhasilan Penelitian……… 40 Tabel 4.1

Tabel 4.2

Hasil Observasi Pendidik pada Pra Penelitian……….. Hasil Wawancara dengan Pendidik Kelas II……….

42 43 Tabel 5 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Peserta Didik……… 44 Tabel 6 Kondisi Awal Nilai Competence Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia dan IPA………. 45 Tabel 7

Tabel 8

Kondisi Awal Nilai Conscience………

Kondisi Awal Nilai Compassion………

46 47 Tabel 9 Skor Akhir Competence Bahasa Indonesia, Conscience,

Compassion pada pertemuan I Siklus I………. 51 Tabel 10 Skor Akhir Competence IPA, Conscience, Compassion pada

pertemuan Kedua Siklus I……….. 54 Tabel 11 Skor Akhir Competence Bahasa Indonesia, Competence IPA,

Conscience, Compassionpada pertemuan Pertama Siklus II… 58 Tabel 12 Skor Akhir Competence Bahasa Indonesia, Competence IPA,


(16)

xv

Tabel 13 Perkembangan Peningkatan Prosentase Perolehan Nilai di Atas KKM pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II... 63


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jaring-jaring Tema………. 69

Lampiran 2 Kisi-kisi soal Bahasa Indonesia………. 70

Lampiran 3 Kisi-kisi soal IPA……….. 71

Lampiran 4 RPP Siklus I……….. 72

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Pertemuan Pertama Siklus I……… 80

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Pertemuan Kedua Siklus I……… 85

Lampiran 7 Lembar Evaluasi Siklus I……….. 89

Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Siklus I………... 91

Lampiran 9 RPP Siklus II………. 92

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan Pertama Siklus II……… 100

Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa Pertemuan Kedua Siklus II……… Lembar Evaluasi Pertemuan pertama Siklus II……… Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Pertemuan Pertama Siklus II……….. Lembar Evaluasi Pertemuan kedua Siklus II………. Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Pertemuan kedua Siklus II……… 104 109 111 113 115 Lampiran 16 Rubrik pengamatan dan penilaian Conscience………. 116 Lampiran 17

Lampiran 18 Lampiran 19

Rubrik pengamatan dan penilaian Compassion………. Silabus……… Dokumentasi……….

117 118 122


(18)

xvii


(19)

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SD Negeri Daratan adalah sebuah SD yang terletak di Desa Daratan 3, Sendangarum, Minggir, Sleman, D.I. Yogyakarta. Selama empat tahun ini, peneliti diberi kesempatan untuk mengabdi di SD tersebut di atas. Dalam jangka waktu yang belum cukup lama ini, peneliti menemui berbagai masalah ang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di SD Negeri Daratan. Salah satunya adalah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas, peneliti menemukan adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas II SD Negeri Daratan. Dari hasil wawancara dengan pendidik kelas II, peneliti memperoleh informasi data jika kelas II mengalami hambatan dalam

competence, conscience, dan compassion (3C). Pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, prestasi belajar yang dicapai oleh beberapa peserta didik masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65 dan untuk mata pelajaran IPA adalah 67. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dari 10 peserta didik kelas II, yang mencapai nilai di atas KKM ada 5 peserta didik (50%), dan yang masih di bawah KKM 5 peserta didik (50%). Sedangkan untuk mata pelajaran IPA, yang mencapai nilai di atas KKM 4 peserta didik (40%), dan yang masih di bawah KKM 6 peserta didik (60%). Hal ini berhubungan dengan

competence (C1).


(21)

Pada saat proses pembelajaran, peserta didik cenderung kurang serius dalam mengerjakan tugas. Mereka dari 10 peserta didik kelas II, 6 peserta didik (60%) belum menunjukkan keseriusan dalam mengerjakan tugas, dan yang sudah menunjukkan keseriusan ada 4 peserta didik (40%). Hal ini berhubungan dengan conscience (C2). Indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur conscience peserta didik adalah menyiapkan semua alat tulis yang dibutuhkan, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, aktif mengerjakan tugas, dan tidak menganggu teman lain sewaktu mengerjakan tugas. Nilai KKM untuk conscience adalah 3,00.

Sedangkan yang berhubungan dengan compassion (C3) adalah adanya beberapa peserta didik yang tidak mau aktif dan bekerja sama dalam kelompoknya. Indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur compassion

adalah mau bekerja kelompok, aktif dalam kelompok, berani mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat teman lain. Nilai KKM untuk compassion

adalah 3,00. Dari 10 peserta didik kelas II, 5 peserta didik (50%) mau aktif bekerja sama dengan temannya untuk menyelesaikan tugasnya, dan 5 peserta didik (50%) lainnya belum mau bekerjasama secara aktif dengan temannya. Inilah sebabnya peneliti terdorong untuk membantu pendidik dalam upaya meningkatkan 3C.

Dari adanya masalah di atas, maka peneliti akan mencoba menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik Kelas II SD N Daratan. Dengan penggunaan metode tersebut diharapkan peserta didik mampu meningkatkan competence, conscience, dan compassion yang


(22)

mengarah pada pembentukan pribadi secara utuh dan menyeluruh sehingga prestasi belajar peserta didik kelas II SD N Daratan Semester Genap tahun ajaran 2013/3014 diharapkan dapat meningkat dan visi SD N Daratan dapat tercapai.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada masalah peningkatan competence,

conscience, dan compassion (3C) peserta didik kelas II SD Negeri Daratan dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dengan tema

“Lingkungan Sekitar” di semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana penerapan PPR dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion (3C) Peserta Didik Kelas II SD Negeri Daratan?

2. Apakah penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan

competence, conscience, dan compassion (3C) peserta didik kelas II SD Negeri Daratan?

D. Definisi Operasional

Dengan maksud agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai istilah-istilah kunci dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan seperti di bawah ini:


(23)

1. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu paradigma pendidikan dengan dinamika yang bergerak secara timbal balik dalam gerak spiral yang dinamis antara konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi, yang bertujuan untuk mangarahkan peserta didik menjadi pribadi manusia yang utuh dan mengarah pada integralitas pribadi yang competence, conscience, and

compassion.

2. Competence adalah kompetensi yang dimiliki setiap orang,yang dapat diketahui dari prestasi belajar peserta didik.

3. Conscience adalah kepekaan dan ketajaman hati nurani, yang meliputi perilaku disiplin, keseriusan, ketelitian, dan kejujuran.

4. Compassion adalah sikap penuh bela rasa bagi sesama, yang memuat kepedulian dan kerja sama.

5. Pembelajaran temati adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

6. SD Negeri Daratan adalah sebuah SD yang terletak di Dataran 3, Sendangarum, Minggir, Sleman, Yogyakarta, yang mempunyai Visi

“Berprestasi, Terdidik, dan Berbudaya”. E. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, masalah rendahnya prestasi belajar, kepekaan dan kerja sama peserta didik kelas II SD N Daratan dalam mata pelajaran IPA KD ”Menceritakan adanya hubungan matahari dengan bayang-bayang yang terbentuk” dan KD “Mendeskripsikan kegunaan


(24)

panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari”, serta mata pelajaran

Bahasa Indonesia KD “ Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat)

yang dibaca dalam hati” akan diatasi dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik. Dengan metode ini diharapkan peserta didik dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion (3C). F. Tujuan

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan

competence, conscience, dan compassion (3C) Peserta Didik Kelas II SD Negeri Daratan.

2. Meningkatkan competence, conscience, dan compassion (3C) peserta didik kelas II SD Negeri Daratan tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan PPR dalam pembelajaran tematik.

G. Manfaat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Secara teoritis hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang metode

pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Secara praktis : a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya dengan menerapkan Paradigma


(25)

pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA untuk meningkatkan competence,

conscience, dan compassion Peserta Didik Kelas II SD Negeri Daratan. b. Pendidik

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, pendidik dapat mengetahui model pembelajaran yang inovatif. Muaranya, masalah yang dihadapi guru yang berhubungan dengan pembelajaran dapat diminimalkan.


(26)

(27)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dikembangkan dari Paradigma Pedagogi Ignasian. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu paradigma pendidikan dengan dinamika yang bergerak secara timbal balik dalam gerak spiral yang dinamis antara konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi, yang bertujuan untuk mangarahkan peserta didik menjadi pribadi manusia yang utuh dan mengarah pada integralitas pribadi yang

competence, conscience, and compassion.

2. Langkah-langkah Paradigma Pedagogik Reflektif

Paradigma pedagogi Ignasian yang menyeluruh, harus memperhatikan baik konteks belajar maupun pedagogisnya. Selain itu, mereka harus menunjukkan cara-cara mendukung keterbukaan kepada pertumbuhan, juga setelah si peserta didik menyelesaikan suatu siklus belajar tertentu. Jadi terdapat lima langkah: KONTEKS, PENGALAMAN, REFLEKSI, AKSI, dan EVALUASI.

a. Konteks Belajar

Sebagai pendidik, kita perlu memahami dunia peserta didik, termasuk cara-cara hidup keluarga, teman-teman, kelompok sebaya, kebudayaan kaum muda dan adat, dan juga tekanan sosial, kehidupan


(28)

sekolah, politik, ekonomi, agama, media, seni, musik, dan hal lain yang berdampak pada dunia si peserta didik dan mempengaruhinya ke arah baik atau buruk.

Baik para pendidik maupun anggota-anggota lain dari komunitas sekolah harus memperhatikan hal-hal berikut:

Konteks nyata dari kehidupan pelajar yang mencakup keluarga, kelompok baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan dan pengajaran, politik, ekonomi, suasana kebudayaan, media, musik dan kenyataan-kenyatan hidup lain.

Konteks sosio-ekonomi, politis dan kebudayaan yang merupakan lingkungan hidup peserta didik dapat amat mempengaruhi perkembangan peserta didik sebagai orang demi orang lain.

Suasana kelembagaan sekolah sebagai pusat belajar, yaitu jaringan kompleks terdiri dari norma-norma, harapan-harapan, dan lebih-lebih hubungan-hubungan yang mencipatkan suasana kehidupan sekolah.

Pengertian-pengertian yang dibawa seorang peserta didik ketika memulai proses belajar.

b. Pengalaman

Pengalaman dipakai untuk menunjuk pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afektif. Pengalaman terdiri dari:


(29)

Pengalaman langsung di dalam suatu situasi akademik biasa berlangsung lewat pengalaman-pengalaman interpersonal, seperti pembicaraan atau diskusi, penelitian dalam laboratorium, kegiatan lintas alam, proyek pelayanan, mengambil bagian dalam olah raga, dan sebagainya.

 Pengalaman Tidak Langsung

Dalam situasi belajar, pengalaman langsung tidak selalu mungkin. Belajar biasanya berlangsung lewat pengalaman pengganti yang tidak langsung lewat membaca dan mendengarkan.

c. Refleksi

Refleksi adalah menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul, atau reaksi spontan, supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi:

 dengan memahami kebenaran yang dipahami secara lebih baik.

 dengan mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam menelaah sesuatu.

 dengan memperdalam pemahaman tentang implikasi-implikasi yang telah dimengerti bagi diri sendiri dan orang lain.

 dengan berusaha menemukan makna dari diri pribadi tentang kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran.

 dengan memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap bagi orang lain.


(30)

d. Aksi

Istilah “aksi” dipakai untuk menunjuk pertumbuhan batin

seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya. Aksi mencakup dua langkah:

 Pilihan-pilihan batin

 Pilihan yang dinyatakan secara lahir e. Evaluasi

Semua pendidik menyadari bahwa kadang-kadang mengevaluasi kemajuan akademik peserta didik memang penting. Evaluasi berkala mendorong pengajar maupun pelajar memperhatikan pertumbuhan intelektual dan juga apakah ada kekurangan-kekurangan yang perlu ditangani. Pedagogi Ignasian bermaksud mewujudkan pembentukan peserta didik yang menyeluruh sebagai pribadi dan sesama. Jadi evaluasi berkala perkembangan peserta didik dalam sikap, prioritas-prioritas, dan kegiatan-kegiatan selaras dengan sikap menjadi orang demi orang lain

(man for others), amat penting.

Cara bertindak seperti di atas dapat menjadi sebuah pola efektif yang dipakai terus-menerus, baik untuk belajar maupun untuk merangsang kesediaan untuk tetap berkembang sepajang hidup.


(31)

3. Tujuan Paragigma Pedagogik Reflektif

Tujuan dari Paradigma Pedagogik Reflektif adalah

a. Membentuk pria dan wanita untuk orang lain (men and women for others). b. Membentuk pria wanita yang:

1) Kompeten dalam bidang bidangnya (competence). 2) Memiliki hati nurani yang benar (conscience).

3) Memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama

(compassion).

4. Competence, Conscience, Compassion dalam PPR

Ciri khas PPR adalah bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion. Competence adalah kemampuan penguasaan

KONTEKS

AKSI RFLEKSI


(32)

dalam hal kognitis. Kemampuan kognitif berarti kemampun peserta didik untuk memecahkan soal dan mendapat nilai tinggi. Indikator competence

Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Ketajaman hati nurani dapat berupa kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan hal yang berlaku, misalnya disiplin, keseriusan, ketelitian, dan jujur. Teliti berarti cermat, saksama. Sedangkan ketelitian mempunyai arti kesaksamaan dan ketelitian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1480)

Sedangkan compassion mempunyai arti aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin yang disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008:704)

5. Teori Bloom

Klasifikasi tujuan pembelajaran menurut Bloom, meliputi (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah psikomotorik. Ranah kognitif bersangkutan dengan daya pikir, pengetahuan, atau penalaran yang terdiri atas berturut-turut dari yang paling sederhana sampai kompleks (1) ingatan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi.


(33)

Ranah afektif berhubungan dengan perasaan atau kesadaran, seperti senang atau tidak senang, terdiri atas diurutkan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (1) penerimaan, (2) penanggapan, (3) penilaian, (4) organisasi, (5) pemeranan.

Ranah psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan fisik, ketrampilan motorik, dan ketrampilan tangan. Ranah psikomotorik dibedakan menjadi tujuh, yaitu (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terpimpin, (4) mekanisme, (5) respon yang komplek, (6) penyesuaian, dan (7) mencipta (Subiyanto,1988).

6. Kekuatan dan Kelemahan PPR a. Kekuatan dari PPR

1) Pemerataan perhatian oleh semua guru kepada setiap pribadi peserta didik.

2) Setiap peserta didik mempunyai hak untuk dihargai dan dihormati. 3) Peserta diddik mampu memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat

menemukan solusi atas bimbingn guru.

4) Memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh dengan cinta kasih.

5) Menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagi dalam proses pembelajaran.


(34)

b.Kelemahan dari PPR

1) Hambatan pada jumlah peserta didik yang banyak dikarenakan guru kurang bisa memberikan perhatian secara menyeluruh pada peserta didik. 2) Tidak mudah menjalankan tugas sebagai guru sesuai dengan tujuan PPR

yaitu guru merupakan panggilan hidup. B. Model Pembelajaran Tematik

1. Konsep Dasar Model Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran tematik

Pengertian pembelajaran tematik adalah 1) Menurut Trianto, M.Pd

Model Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. (Trianto, 2010: vi)

2) Menurut Depdikbud

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik (Depdiknas, 2006: 5 dalam Trianto, 2010: 79).


(35)

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi:

1)Prinsip penggalian tema

Tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.

2)Prinsip pengelolaan pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

3)Prinsip evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus pada setiap kegiatan termasuk pembelajaran tematik.

4)Prinsip reaksi

Guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (2006:6), pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak tingkat sekolah dasar.


(36)

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembangkan ketrampian berpikir peserta didik

5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya. 6) Mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 2. Desain Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di Kelas

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi:

a. Pemetaan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator

b. Menetapkan Jaringan Tema

c. Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik d. Penyusunan RPP

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik a. Kelebihan Pembelajaran Tematik

1) Memudahkan pemusatan perhatian pada suatu tema tertentu.

2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan Kompetensi Dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3) Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan.


(37)

4) Kompetensi Dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mangaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.

5) Labih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.

7) Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan.

b. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

C. Kurikulum Semester II Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia Kelas II

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia Kelas II Semester 2

Dalam satu tahun pelajaran, Kurikulum IPA di SD kelas II terdiri dari empat Standar Kompetensi, yang dijabarkan menjadi sebelas Kompetensi Dasar (dua Standar Kompetensi dan tujuh Kompetensi Dasar di semester 1; dua Standar Kompetensi dan empat Kompetensi Dasar di semester 2). Berikut ini tabel SK dan KD semester 2 yang digunakan peneliti dalam penelitiannya:


(38)

Tabel 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Energi dan Perubahannya

Bumi dan Alam Semesta 4. Memahami peristiwa

alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari

4.1

4.2

Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari

Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari

Sedangkan Kompetensi Dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah KD 4.1 Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari KD 4.2. Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam satu tahun pelajaran, Kurikulum Bahasa Indonesia di SD kelas II terdiri dari delapan Standar Kompetensi, yang dijabarkan menjadi enam belas Kompetensi Dasar (empat Standar Kompetensi dan delapan Kompetensi Dasar di semester 1; empat Standar Kompetensi dan delapan Kompetensi Dasar di semester 2). Berikut ini tabel SK dan KD semester 2, yang digunakan peneliti dalam penelitiannya:

Tabel 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

Membaca

7. Memahami ragam wahana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati

7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati


(39)

Sedangkan Kompetensi Dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah KD 7.2 “ Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat)

yang dibaca dalam hati”.

D. Karakteristik Peserta Didik Kelas II SD

Karakter perkembangan anak usia kelas awal SD (6-7 tahun)Pada ciri khas secara jasmani ditunjukkan dengan koordinator otot-otot kecilnya bertambah, meskipun kadang-kadang terasa janggal, masa pertumbuhannya lebih lambat, anak perempuan cenderung lebih cepat dari pada anak laki-laki, tidak bisa diam, selalu bergerak., senang membuat sesuatu.

Sedangkan ciri khas secara mental ditunjukkan dengan selalu ingin belajar, menanyakan berbagai pertanyaan, konsep yang dimiliki masih dalam jangka waktu yang terbatas, memiliki berbagai variasi dalam membaca, cenderung fokus hanya pada satu atau dua detail dari cerita atau pengalaman yang dialami, dan jangka perhatian terbatas, tujuh sampai sepuluh menit.

F. PENELITIAN SEBELUMNYA YANG RELEVAN

Peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh Helena Tiwi Indrayati pada tahun 2011 tentang “Efektivitas Perkembangan Nilai Kemanusiaan dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma

Pedagogi Reflektif pada Siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan”. Penelitian

tersebut dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran PPR


(40)

dapat meningkatkan efektivitas perkembangan nilai-nilai kemanusiaan peserta didik.

Penelitian kedua yang ditemukan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Karma Tresnamurti pada tahun 2011 tentang

“Efektivitas Pengembangan Kompetensi Matematika dalam Pembelajaran

Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada Peserta Didik Kelas

VB SD Kanisius Sengkan Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematikan berbasis PPR dapat meningkatkan efektivitas pengembangan kompetensi matematika dalam pembelajaran matematika topik keliling bangun datar pada peserta didik kelas V SD Kanisius Sengkan tahun pelajaran 2010/2011.

Selain kedua penelitian di atas, peneliti juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh Feronika Natalia Susanti tahun 2012 tentang

“Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Menulis Karangan Melalui Penggunaan

Media Gambar Seri dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Minggir Semester genap tahun ajaran

2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi

dan prestasi menulis karangan melalui penggunaan gambar seri siswa kelas IV SD Kanisius Minggir, dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif.

Dengan adanya hasil ketiga penelitian di atas, peneliti melihat adanya peningkatan kompetensi, efektivitas pekembangan nilai-nilai kemanusiaan dan motivasi peserta didik dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif


(41)

(PPR). Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti akan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA untuk meningkatkan competence, conscience, compassion peserta didik kelas II SD Negeri Daratan. Khusunya dalam pembelajaran mata pelajaran IPA KD 4.1 ”Menceritakan adanya hubungan matahari dengan bayang-bayang yang terbentuk” dan KD 4.2

“Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dan mata dalam kehidupan sehari-hari”, serta pelajaran Bahasa Indonesia KD “ Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati”

G. KERANGKA BERPIKIR

Secara singkat, kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Matematika Nilai

Kemanusiaan Tematik:

IPA & Bhs. Indonesia

PPR

PPR

PPR

Matematika

Bhs. Indonesia

Kompetensi

Motivasi

PPR

Competence

Conscience


(42)

H. HIPOTESIS TINDAKAN

1. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan

competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD Negeri Daratan dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dalam dua siklus tersebut, menunjukkan peningkatan competence, conscience, dan compassion

peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.

2. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan

competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.


(43)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nana Syaodih (2008: 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi ini dapat secara individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan dan kedua menggambarkan dan menjelaskan. (Nana Syaodih, 2008: 60)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriprif kualitatif adalah suatu penelitian untuk menggambarkan, mengungkapkan, menjelaskan, dan menganalisis fenomena-fenomena yang ada baik secara kelompok atau individu yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.


(45)

Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1, peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran yang terencana sebagai upaya untuk meningkatkan

competence, compassion, dan conscience peserta didik pada mata pelajaran IPA KD 4.1 ”Menceritakan adanya hubungan matahari dengan bayang-bayang yang

terbentuk” dan KD 4.2 “Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dan mata dalam kehidupan sehari-hari”, serta pelajaran Bahasa Indonesia KD “ Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati” dengan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Tematik. Kegiatan perbaikan ini dilakukan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Menurut Kasbolah (2001: 10) tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I Siklus II

Rencana tindakan

Observasi

Pelaksanaan tindakan Refleksi

Rencana tindakan

Refleksi Pelaksanaan tindakan


(46)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Daratan, Daratan 3, Sendangarum, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua kelas II SD Negeri Daratan yang terdiri dari satu kelas, dengan sampel seluruh peserta didik kelas II SD Daratan Sleman, DIY yang berjumlah 10 peserta didik, laki-laki 4 peserta didik dan perempuan 6 peserta didik.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan competence, compassion,

dan conscience peserta didik pada mata pelajaran IPA KD 4.1

”Menceritakan adanya hubungan matahari dengan bayang-bayang yang

terbentuk” dan KD 4.2 “Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya

matahari dan mata dalam kehidupan sehari-hari”, serta pelajaran Bahasa

Indonesia KD “ Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang

dibaca dalam hati” peserta didik kelas II SD Daratan tahun ajaran 2013/2014.

4. Waktu Penelitian

Jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(47)

Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Pengumpulan data

kondisi awal 

2 Observasi 

3 Ijin pengambilan data 

4 Pengambilan data 

5 Analisis data 

6 Penyusunan laporan 

7 Ujian skripsi 

8 Revisi laporan skripsi 

C. Persiapan Penelitian

Yang pertama dilakukan peneliti pada tahap pra penelitian adalah meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan Pendidik Kelas untuk melakukan PTK di Kelas II SD Negeri Daratan. Permintaan ijin di sini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yang sesuai.

Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan keadaan kelas pada saat proses pembelaran Bahasa Indonesia dan IPA di kelas II. Selain itu, peneliti melakukan wawancara kepada pendidik. Wawancara di sini dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal prestasi peserta didik, nilai kognitif, dan pengembangan 3C.


(48)

D. Rencana Setiap Siklus a. Siklus I

1) Pertemuan I a) Perencanaan

Melaksanakan proses pembelajaran tematik untuk meningkatan competence (C1) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca, conscience, dan compassion. Oleh karena pada penelitian ini, Bahasa Indonesia berkaitan dengan IPA tema

“Lingkungan Sekitar”, maka peneliti menyiapkan materi bacaan

berjudul “ Matahariku” dengan media teks bacaan dan gambar

tempel. b) Tindakan

i. Konteks

Matahari sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal itu berkaitan dengan adanya satu bacaan yang berjudul

“Matahariku”. Isinya menggambarkan tentang ciri-ciri matahari dan kedudukannya dari pagi sampai malam.

ii. Pengalaman

Pendidik mengajak siswa membaca teks bacaan yang

berjudul “Matahariku”, dilanjutkan tanya jawab tentang isi teks bacaan. Kemudian, peserta didik mengerjakan tugas di LKS


(49)

iii.Refleksi

Pendidik mengajak peserta didik untuk bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan tugas mengisi dan menempel gambar.

iv. Aksi

Pendidik mengajak peserta didik untuk bekerjasama (compassion) dengan teman, dalam mengerjakan tugas mengisi dan menempel gambar secara serius (conscience). Kemudian peserta didik membaca hasil kerja tersebut dengan baik dan benar (competence).

v. Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia,

conscience (C2), dan compassion (C3). c) Observasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia,

conscience (C2), dan compassion (C3), dengan menggunakan alat ukur tes dan non tes.

d) Refleksi

Peneliti melihat apakah ada peningkatan pada hasil competence (C1)

Bahasa Indonesia, conscience (C2), dan compassion (C3)

2) Pertemuan II a) Perencanaan

Melaksanakan proses pembelajaran tematik untuk meningkatan


(50)

materi kedudukan matahari dengan menggunakan media matahari, tongkat dan jam.

b) Tindakan i) Konteks

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” membahas tentang ketergatungan manusia terhadap matahari sebagai sumber energi yang utama. Bumi mengelilingi matahari selama 24 jam. Itulah sebabnya dari waktu ke waktu, kedudukan matahari selalu berubah.

ii) Pengalaman

Pendidik mengajak siswa ke halaman sekolah untuk melakukan percobaan sederhana dengan tujuan untuk mengetahui kedudukan matahari. Peserta didik melakukan tugas pengamatan tersebut, dengan mengerjakan tugas di LKS.

iii)Refleksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” hendak

menyadarkan peserta didik untuk selalu bersyukur atas keberadaan matahari.

iv)Aksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” mengajak peserta didik untuk mengucap syukur atas keberadaan matahari dengan


(51)

v) Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) IPA, conscience (C2), dan compassion (C3).

c) Observasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) IPA, conscience (C2), dan compassion (C3), dengan menggunakan alat ukur tes dan non tes.

d) Refleksi

Peneliti melihat apakah ada peningkatan pada hasil

competence (C1) IPA, conscience (C2), dan compassion (C3.

b.Siklus II Pertemuan I 1) Perencanaan

Mengintegrasikan mata.pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA

dalam satu pertemuan dengan tema “Lingkungan Sekitar”.

Penekanannya pada materi salah satu manfaat matahari dalam proses pembuatan garam. Media yang disiapkan berupa teks bacaan dan gambar.

2) Tindakan a) Konteks

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” membahas

tentang salah satu kegunaan matahari bagi petani garam, yaitu dalam proses pembuatan garam


(52)

b) Pengalaman

Pendidik mengajak peserta didik untuk membaca teks yang

berjudul “Pembuatan Garam”. Kemudian, peserta didik mengamati

gambar pembuatan garam. Peserta didik mengerjakan tugas dalamLKS. Selanjutnya peserta didik memeragakan cara menghindari bahaya panas matahari.

c) Refleksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” hendak

menyadarkan peserta didik bahwa selain bermanfaat, matahari juga berbahaya bagi manusia.

d) Aksi

Pembelajaran dengan tema “ Lingkungan Sekitar” mengajak

peserta didik untuk memeragakan cara menghindari bahaya panas matahari .

e) Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) IPA, conscience (C2), dan compassion (C3).

3) Observasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia dan IPA, conscience (C2), dan compassion (C3), dengan menggunakan alat ukur tes dan non tes.


(53)

4) Refleksi

Peneliti melihat apakah ada peningkatn pada hasil competence (C1)

Bahasa Indonesia dan IPA, conscience (C2), dan compassion (C3)

Pertemuan II 1) Perencanaan

Mengintegrasikan mata.pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dalam satu

pertemuan dengan tema “Lingkungan Sekitar”. Penekanannya pada materi

salah satu manfaat matahari dalam proses mengeringkan bulir-bulir padi. Media yang disiapkan berupa keadaan di sekitar sekolah.

2) Tindakan a) Konteks

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” membahas tentang salah satu kegunaan matahari bagi petani, yaitu mengeringkan bulir-bulir padi.

b) Pengalaman

Pendidik mengajak peserta didik untuk membaca teks yang berjudul

“Kegunaan Matahari”. Kemudian, peserta didik diajak ke luar sekolah

untuk mengamati masyarakat sekitar yang sedang menjemur padi. Peserta didik dipandu untuk melakukan tanya jawab dengan masyarakat tentang cara mengeringkan padi. Peserta didik mengerjakan soal dalam LKS.


(54)

c) Refleksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” hendak

menyadarkan peserta didik bahwa matahari mempunyai banyak manfaat bagi manusia.

d) Aksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” mengajak peserta

didik untuk memeragakan cara menjemur padi yang baik . e) Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) IPA, conscience (C2), dan compassion (C3).

3) Observasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia dan IPA, conscience (C2), dan compassion (C3), dengan menggunakan alat ukur tes dan non tes.

4) Refleksi

Peneliti melihat apakah ada peningkatan pada hasil

competence (C1) Bahasa Indonesia dan IPA, conscience (C2), dan

compassion (C3)

E. Teknik Pengumpulan Data


(55)

1. Wawancara dengan pendidik

Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data kondisi awal hasil prestasi belajar peserta didik kelas II semester 2 SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013.

2. Pengamatan (observasi) pendidik dan pengamatan peserta didik

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan secara langsung, dengan tujuan agar dapat mengerti adanya permasalahan di kelas yang berkaitan dengan competence, conscience, dan compassion. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan adalah lembar pengamatan dan catatan anekdotal.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melihat daftar yang dimiliki oleh pendidik, kelas, atau sekolah. Data yang dikumpulkan berupa jumlah peserta didik dalam satu kelas, fasilitas yang ada di dalam kelas, dan nilai angka yang tergolong rendah.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Nana Syaodih (2008: 222) teknik pengukuran bersifat mengukur karena menggunakan instrumen standar atau distandardisasikan, dan menghasilkan data dari hasil pengukuran yang berbetuk angka-angka. Instrumen yang bersifat mengukur secara umum dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu tes dan skala.


(56)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran dengan tes. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar dan tes psikologi. Tes hasil belajar mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu, misalnya tes akhir pertemuan, tes mingguan, tes akhir pokok bahasan, tes tengah semester, tes semester, tes-tes jenjang pendidikan, dan tes-tes lainnya. Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes akhir pertemuan.

Dalam kegiatan pengukuran ini peneliti menggunakan tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar peserta didik kelas II semester 2 SD Negeri Daratan tahun ajaran 2013/2014. Jumlah soal tes tertulis tersebut adalah lima soal isian singkat.

Pada dasarnya instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Dalam pendidikan, instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau non tes. Instrumen-instrumen yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Penelitian

Instrumen yang disiapkan yaitu menyusun daftar pertayaan wawancara, lembar pengamatan aktivitas peserta didik, lembar pengamatan aktivitas pendidik, dan lembar pengamatan untuk mengamati nilai competence.


(57)

2. Tahap Penelitian

Instrumen yang digunakan pada tahap penelitian adalah silabus, jaring-jaring tema, RPP, LKS, kisi-kisi soal mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, lembar refleksi, lembar evaluasi untuk mengukur

competence, dan lembar observasi conscience dan compassion.

Dalam penelitian ini, instrumen untuk mengukur competence

berupa tes tertulis dengan bentuk tes isian singkat. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur conscience dan compassion berupa non tes dengan bentuk daftar skala pengamatan. Instrumen yang digunakan untuk melihat keadaan kelas adalah catatan anekdotal. Instrumen lain yang digunakan pada tahap penelitian adalah lembar pengamatan untuk pendidik dan lembar pengamatan peserta didik. Lembar pengamatan tersebut digunakan untuk mengamati kondisi serta sikap pendidik dan peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Validitas suatu instrumen adalah suatu derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Syaodih, 2008: 156). Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seorang guru seharusnya melakukan tes untuk melakukan penilaian apakah para peserta didik dapat menguasai pengetahuan telah diberikan di kelas, sehingga guru dapat membuat tes yang cocok dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.


(58)

Instrumen penilaian soal tes tertulis dan non tes daftar skala pengamatan dibuat berdasar indikator yang telah ditetapkan, kemudian dikonsultasikan dengan pendidik kelas II SD Negeri Daratan. Validitas dikonsultasikan kepada pendidik sebagai ahli yang telah mengenal karakteritik peserta didik dan mengenal kondisi sehari-hari yang terjadi di kelas II SD Negeri Daratan. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tertulis dan non tes daftar skala pengamatan.

Tabel 1

KISI-KISI COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SOAL BAHASA INDONESIA TEMA LINGKUNGAN SEKITAR

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk Soal Tes/

Non tes

Pil

Ganda Isian Essay

Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati Peserta didik menjawab pertanyaan tentang bacaan yang berjudul “Kedudukan Matahari”.

√ Tes Tertulis

Peserta didik

membaca dengan

serius bacaan yang berjudul

“Kedudukan

Matahari”.

Non Tes: Daftar skala pengam atan

Peserta didik

memecahkan masalah

bersama-sama untuk

menjawab

pertanyaan dari teks

bacaan tentang

“Kedudukan matahari”. Non Tes: Daftar skala pengam atan


(59)

Tabel 2

KISI-KISI COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SOAL IPA TEMA LINGKUNGAN SEKITAR

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk Soal Tes/

Non tes

Pil

Ganda Isian Essay

Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifik asi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari.

Peserta didik

mendeskripsikan kedudukan

matahari pada pagi hari (pukul 08.10-10.45)

√ Tes Tertulis

Peserta didik

menggambar dengan tepat, letak

dan panjang

bayang-bayang hasil percobaan.

√ Tes Tertulis

Peserta didik

menunjukkan keseriusan dalam melakukan

percobaan tentang kedudukan matahari. Non Tes: Daftar skala pengam atan

Peserta didik

menunjukkan keseriusan dalam melakukan

percobaan tentang kedudukan matahari. Non Tes: Daftar skala pengam atan Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan

pengaruhny

a bagi

manusia, serta hubunganny

a dengan

Mendeskripsik an

kenampakan permukaan

bumi di

lingkungan sekitar.

Peserta didik

menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari.

√ Tes Tertulis

Peserta didik

mendeskripsikan pengaruh panas dan cahaya matahari

Non Tes: Daftar skala


(60)

cara manusia memelihara dan melestarika n alam.

terhadap manusia. pengam

atan

Peserta didik

memeragakan cara yang aman untuk menghindari pengaruh panas dan cahaya matahari.

Non Tes: Daftar skala pengam atan

H. Teknik Analisis Data

Berdasar instrumen penelitian di atas, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa tes. Teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes dilaksanakan setiap akhir pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat tentang peningkatan competence, conscience dan compassion peserta didik dalam pembelajaran tematik dengan model PPR.

Competence dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan nilai dan jumlah peserta didik yang tuntas belajar yang diukur dengan tes tertulis. Sedangkan untuk conscience dan compassion, peneliti menggunakan alat ukur non tes.


(61)

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan seperti tabel berikut: Tabel 3

Indikator Keberhasilan penelitian

Catatan :

KKM untuk C1 adalah 65 KKM untuk C2 adalah 3,00 KKM untuk C2 adalah 3,00

No Peubah Indikator

Kondisi Awal Kondisi Akhir Siklus Siklus I Siklus II <

KKM > KKM

> KKM

> KKM 1 C1 Bahasa

Indonesia Prosentase 50% 50% 70% 90%

2 C1IPA Prosentase 60% 40% 70% 90%

3 C2 Prosentase 60% 40% 70% 90%


(62)

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Pra Penelitian

Tahap pra penelitian dilakukan peneliti untuk mengetahui masalah yang terjadi di kelas, dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian. Peneliti mencari permasalahan yang terjadi di kelas II dengan cara wawancara dengan pendidik kelas II, observasi pendidik kelas II, observasi peserta didik kelas II dan observasi kelas. Instrumen yang digunakan peneliti berupa lembar pengamatan, panduan wawancara dan catatan anekdot semuanya itu akan peneliti uraikan sebagai berikut:

a. Observasi dan Wawancara Pendidik Kelas II

Peneliti melkukan wawancara dengan pendidik kelas II SD Negeri Daratan untuk memperoleh data mengenai masalah yang terjadi di kelas, khususnya mengenai mata pelajaran yang dianggap bermasalah di kelas. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa mata pelajaran yang bermasalah adalah Bahasa Indonesia dan IPA. Observasi pendidik Kelas II dilakukan peneliti pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Berikut ini adalah hasil observasi dan wawancara kepada pendidik yang dilakukan oleh peneliti:


(64)

Tabel 4.1

Hasil Observasi Pendidik Pada Pra Penelitian

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

1. Pendidik memeriksa kesiapan belajar peserta didik.

√ Dengan bertanya langsung. 2. Pendidik memeriksa

kelengkapan alat tulis (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket) peserta didik.

Langsung memulai pelajaran.

3. Pendidik melakukan

apersepsi. (Konteks) √

Langsung masuk ke pelajaran inti.

4. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.

√ Langsung pelajaran. memulai 5. Pendidik mengaitkan mata

pelajaran dengan pengalaman peserta didik. (Pengalaman)

Menanyakan yang dialami peserta didik berkaitan dengan materi.

6. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.

Tugas dikerjakan secara individu.

7. Pendidik memberi umpan balik atas jawaban peserta didik.

√ Pendidik jawaban peserta didik. melengkapi 8. Pendidik memberi

pertanyaan panduan untuk direfleksikan peserta didik. (Refleksi)

Tidak melakukan refleksi.

9. Pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan tindakan tertentu sesuai materi. (Aksi)

Peserta didik diminta belajar di rumah mengulangi materi pelajaran.

10. Pendidik memberi soal

evaluasi (Evaluasi) √

Tidak ada evaluasi.

Selain data hasil observasi pra penelitian, peneliti juga memperoleh data dari hasil wawancara dengan pendidik yang dijuntukkan pada tabel berikut ini:


(65)

Tabel 4.2

Hasil Wawancara dengan Pendidik Kelas II

No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa lama mengajar di SD Negeri Daratan?

6 tahun 2. Berapa lama mengampu di kelas

II?

1 tahun 3. Berapa jumlah peserta didik

Kelas II pada Tahun Ajaran 2013/2014?

10 peserta didik

4. Berapa jumlah peserta didik laki-laki dan berapa jumlah peserta didik perempuan?

6 peserta didik laki-laki dan 4 peserta didik perempuan

5. Mata pelajaran apa yang nilainya di bawah KKM?

Bahasa Indonesia dan IPA 6. Berapa KKM untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia?

65 7. Berapa KKM untuk mata

pelajaran IPA?

67 8. Bagaimana antusiasme peserta

didik dalam pembelajaran?

Ada beberapa yang antusias, yang lain diam dan bermalas-malasan.

9. Apa yang biasanya dilakukan peserta didik, ketika Ibu menjelaskan materi?

Ada yang mendengarkan, tetapi ada yang ramai dan sibuk sendiri. 10. Apa yang biasanya dilakukan

peserta didik ketika mengerjakan tugas?

Tergesa-gesa dan kurang serius . ada beberapa peserta didik yang tidak mau bekerja sama.

11. Bagaimana usaha yang dilakukan supaya 3C dapat seimbang?

Dengan diskusi, ada yang berhasil tapi ada yang memilih-milih teman.

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa competence

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA, Conscience

khususnya adalah hal keseriusan, dan compassion dalam hal kerjasama masih perlu ditingkatkan.

b. Observasi Peserta Didik

Observasi peserta didik merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan peserta


(66)

didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati meliputi competence, conscience, dan compassion. Berikut ini adalah tahap observasi terhadap peserta didik yang dijadikan sebagai kondisi awal:

Tabel 5

Hasil Pengamatan Kondisi Awal Competence, Conscience, dan

Compassion Peserta Didik

No. Aspek yang Diamati Ya Tidak Keterangan

1. Peserta didik menyiapkan alat tulis lengkap (pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku paket) (Conscience)

√ Ada beberapa peserta

didik yang tidak

membawa, sehingga

meminjam teman. 2. Peserta mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh. (Conscience)

√ Beberapa peserta didik, ada yang melamun dan sibuk sendiri.

3. Peserta didik aktif mengerjakan tugas(Conscience)

√ Beberapa peserta didik, ada yang melamun dan sibuk sendiri.

4. Peserta didik mau menjawab

pertanyaan dari pendidik.

(Competence) √

Ada beberapa anak

yang mengangkat

tangan untuk

menjawab. Yang lain diam saja.

5. Peserta didik mengajukan

pertanyaan kepada pendidik. (Competence)

√ Diam, tidak ada yang bertanya. 6. Peserta didik tidak mengganggu

teman lain (Conscience) √

Ada peserta didik yang tidak mengerjakan. 7. Peserta didik dapat bekerja sama

dalam kelompok. (Compassion) √

Beberapa peerta didik tidak mau bekerjasama dengan kelompoknya.

8. Peserta didik aktif dalam

kelompok. (Compassion) √

Ada peserta didik yang tidak aktif dalam kelompok.

9. Peserta didik berani

mengemukakan pendapat.

(Compassion)

√ Tidak mengemukakan ada yang pendapat.

10. Peserta didik dapat menyelesaikan

tugasnya. (Compassion) √

Ada dua peserta didik yang belum selesai tugasnya.


(67)

c. Observasi kelas

Observasi kelas merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengamati kondisi kelas II SD Negeri Daratan pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagai lokasi penelitian. Instrument yang digunakan adalah catatan anekdot. Berdasarkan observasi, kelas II SD Negeri Daratan merupakan kelas yang layak untuk melakukan proses pembelajaran.

Selain catatan anekdot, dalam observasi kelas peneliti juga melihat dokumentasi nilai kognitif yang terdapat dalam daftar laporan pendidik. Nilai yang dilihat adalah nilai Bahasa Indonesia dan IPA karena kedua mata pelajaran tersebut menurut pendidik perlu mendapat perhatian lebih. Berikut ini adalah data nilai kognitif mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA:

Tabel 6

Kondisi Awal Nilai Competence

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA

No Nama Nilai Competence

B. Indonesia IPA

1 A 60 54

2 B 70 68

3 C 84 78

4 D 60 50

5 E 74 56

6 F 80 82

7 G 62 56

8 H 60 64

9 I 62 60

10 J 86 84

Jumlah 716 654


(68)

Dari tabel 6 di atas, terlihat ada beberapa peserta didik yang nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia masih berada di bawah KKM. Begitu juga dengan mata pelajaran IPA, masih ada peserta didik yang nilainya berada di bawah KKM. Peserta didik yang nilai Bahasa Indonesianya berada di bawah KKM ada 5 peserta didik. Sedangkan 5 peserta didik yang lain, nilainya sudah memenuhi KKM. Untuk Mata Pelajaran IPA, peserta didik yang nilainya di bawah KKM ada 6 dan 4 peserta didik yang lain nilainya sudah di atas KKM. Sedangkan untuk tabel kondisi awal consciencenya adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Kondisi Awal Nilai Conscience

No Nama

kelompok

Aspek yang dinilai

Jumlah Nilai

Rata-rata Siap alat tulis

Mengerjakan Tugas sungguh-sungguh Aktif mengerjakan tugas Tidak mengganggu teman lain

1 A 4 4 4 4 16 4

2 B 4 5 5 4 18 4,5

3 C 2 3 2 2 9 2,25

4 D 2 2 2 2 8 2

5 E 2 2 2 2 8 2

6 F 4 5 4 5 18 4.5

7 G 1 2 2 2 7 1.75

8 H 1 2 2 2 7 1,75

9 I 2 2 3 2 8 2,25

10 J 5 4 5 4 18 4,5

Dari tabel di atas, terlihat sebagian besar peserta didik belum menunjukkan keseriusan dalam mengerjakan tugas. Hal ini ditunjukkan


(69)

dengan nilai rata-ratanya yang masih di bawah 3,00. Dari 10 peserta didik, 6 peserta didik masih belum menunjukkan keseriusan, sedangkan 4 peserta didik lainnya sudah menunjukkan keseriusan. Untuk kondisi awal Compassion peseta didik, tabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Kondisi Awal Nilai Compassion

No. Nama Peserta Didik

Aspek yang dinilai

Jumlah Rata-rata Mau bekerja

kelompok

Aktif dalam kelompok

Berani mengemukakan

pendapat

Menghargai pendapat Orang lain

1. A 4 4 4 4 16 4

2. B 4 5 5 4 18 4,5

3. C 2 2 3 2 9 2,25

4. D 2 2 2 2 8 2

5. E 4 5 4 5 18 4,5

6. F 4 5 4 4 17 4.25

7. G 2 2 1 2 7 1.75

8. H 1 2 2 2 7 1,75

9. I 2 2 2 2 8 2

10. J 4 4 4 4 16 4

Berdasarkan tabel di atas, 5 peserta didik menujukkan adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya, sedangkan 5 peserta didik yang lain, belum menunjukkan adanya kerjasama dengan teman sekelompoknya.


(70)

2. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Tematik Kelas II SD Negeri Daratan dengan Menggunakan PTK

a.Siklus I Pertemuan I

a) Perencanaan

Pendidik akan melaksanakan proses pembelajaran tematik untuk meningkatan competence (C1) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca, conscience, dan compassion. Oleh karena pada penelitian ini, Bahasa Indonesia berkaitan dengan IPA tema

“Lingkungan Sekitar”, maka peneliti menyiapkan materi bacaan berjudul “Matahariku” dengan media teks bacaan dan gambar

tempel.

Selain itu, Pada tahap perencanaan pertemuan pertama siklus pertama ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran tematik dengan menerapkan PPR, lembar kerja siswa, media pembelajaran, lembar evaluasi, dan lembar observasi. Perangkat pembelajaran tersebut dikonsultasikan kepada pendidik kelas II SD Negeri Daratan dan juga kepada dosen pembimbing. b) Tindakan

i. Konteks

Matahari sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal itu berkaitan dengan adanya satu bacaan yang berjudul


(71)

“Matahariku”. Isinya menggambarkan tentang ciri-ciri matahari dan kedudukannya dari pagi sampai malam.

ii. Pengalaman

Pendidik mengajak siswa membaca teks bacaan yang

berjudul “Matahariku”, dilanjutkan tanya jawab tentang isi teks

bacaan. Kemudian, peserta didik mengerjakan tugas di LKD. iii. Refleksi

Pendidik mengajak peserta didik untuk bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan tugas mengisi dan menempel gambar. iv. Aksi

Pendidik mengajak peserta didik untuk bekerjasama (compassion) dengan teman, dalam mengerjakan tugas mengisi dan menempel gambar secara serius (conscience). Kemudian peserta didik membaca hasil kerja tersebut dengan baik dan benar (competence).

v. Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia, conscience (C2), dan compassion (C3).

c) Observasi

Observasi pada pertemuan pertama siklus pertama dilakukan untuk mengamati penerapan PPR dalam rangka meningkatkan aspek

competence Bahasa Indonesia, conscience dan compassion. Adapun data hasil observasi dapat peneliti paparkan sebagai berikut:


(72)

Pada pertemuan pertama siklus pertama, skor rata-rata kelas peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 74. Peserta didik yang memperoleh nilai Bahasa Indonesia di atas KKM sebanyak 7 dari 10 peserta didik atau mencapai 70%. Sedangkan peserta didik yang belum tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 3 dari 10 peserta didik atau 30%. Hal yang berhubungan dengan competence ini perlu diperbaiki supaya pada pertemuan kedua siklus pertama hasilnya lebih baik.

Aspek conscience pertemuan pertama siklus pertama ini menunjukkan hasil dari 10 peserta didik, 7 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM atau mencapai 70%. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 3 peserta didik atau 30%. Untuk aspek

compassion, peserta didik yang mencapai KKM juga ada 7 peserta didik atau 70%. Yang belum mencapai nilai KKM 3 peserta didik atau 30%. d) Refleksi

Skor akhir untuk mata pelajaran Bahasa Indonsia yang meliputi


(73)

Tabel 9

Skor Akhir Competence Bahasa Indonesia, Conscience,

Compassion pada Pertemuan I Siklus I

Berdasarkan tabel 9 maka diketahui bahwa competence untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia masih belum maksimal dan masih harus ditingkatkan lagi pada pertemuan kedua siklus pertama. Conscience pada pertemuan pertama siklus pertama juga belum terlaksana secara maksimal.

Peserta didik membaca teks bacaan “Matahariku” kurang menunjukkan

keseriusan. Pada pertemuan kedua siklus pertama harus ditingkatkan supaya peserta didik mempunyai kepekaan dan ketajaman suara hati khususnya tentang keseriusan. Caranya dengan membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat.

No Nama Aspek

Competence Consciene Compassion

1 ADK 80 4 4,5

2 AB 80 4,5 4

3 ASP 100 3,75 4

4 CGPH 40 2 2,25

5 DK 80 4 4

6 FNK 80 4,25 4,25

7 HSI 40 2,25 2

8 NAW 80 4 3,75

9 RVEP 60 2 2

10 WNS 100 4 4

Jumlah 740 34,75 34,75


(74)

Compassion pada pertemuan pertama siklus pertama ini juga belum terlaksana secara maksimal khususnya dalam hal kerjasama. Masih ada peserta didik yang tidak mau bekerjasama dengan temannya dalam kelompok. Hal ini perlu ditingkatkan pada pertemuan kedua siklus pertama dengan cara melakukan percobaan tentang kedudukan matahari. Pertemuan II

a) Perencanaan

Pendidik akan melaksanakan proses pembelajaran tematik untuk meningkatan competence (C1) pada mata pelajaran IPA, conscience, dan

compassion. Pada penelitian ini, peneliti mempersiapkan halaman sekolah dan mengamati posisi matahari untuk pelaksanaan percobaan pengamatan posisi matahari.

Selain itu, pada tahap perencanaan pertemuan kedua siklus pertama ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran tematik dengan menerapkan PPR, lembar kerja siswa, media pembelajaran, lembar evaluasi, dan lembar observasi. Perangkat pembelajaran tersebut dikonsultasikan kepada pendidik kelas II SD Negeri Daratan dan juga kepada dosen pembimbing.

b) Tindakan i. Konteks

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” membahas tentang ketergatungan manusia terhadap matahari sebagai sumber energi yang


(75)

utama. Bumi mengelilingi matahari selama 24 jam. Itulah sebabnya dari waktu ke waktu, kedudukan matahari selalu berubah.

ii. Pengalaman

Pendidik mengajak siswa ke halaman sekolah untuk melakukan percobaan sederhana dengan tujuan untuk mengetahui kedudukan matahari. Peserta didik melakukan tugas pengamatan tersebut, dengan mengerjakan tugas di LKS.

iii. Refleksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” hendak menyadarkan peserta didik untuk selalu bersyukur atas keberadaan matahari.

iv. Aksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” mengajak peserta

didik untuk mengucap syukur atas keberadaan matahari dengan

mewarnai matahari dan menulis “Terima Kasih Matahari”.

v. Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) IPA, conscience (C2), dan

compassion (C3). c) Observasi

Pada pertemuan kedua siklus pertama skor rata-rata kelas peserta didik pada mata pelajaran IPA adalah 72. Peserta didik yang memperoleh nilai IPA di atas KKM sebanyak 8 dari 10 peserta didik atau mencapai 80%. Sedangkan peserta didik yang belum tuntas pada mata pelajaran IPA


(76)

sebanyak 2 dari 10 peserta didik atau 20%. Hal ini perlu diperbaiki supaya pada siklus kedua hasilnya lebih baik.

Aspek conscience pertemuan pertama siklus pertama ini menunjukkan hasil dari 10 peserta didik, 7 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM atau mencapai 70%. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 3 peserta didik atau 30%. Untuk aspek

compassion, peserta didik yang mencapai KKM juga ada 8 peserta didik atau 80%. Yang belum mencapai nilai KKM 2 peserta didik atau 20%.

d) Refleksi

Skor akhir untuk mata pelajaran IPA yang meliputi competence, conscience dan compassion adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Skor Akhir Competence IPA, Conscience, Compassion

Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Nama Aspek

Competence Consciene Compassion

1 ADK 80 4,5 4

2 AB 80 4 4

3 ASP 100 4 3,75

4 CGPH 50 2,75 2

5 DK 70 4 3,75

6 FNK 80 4,25 4

7 HSI 40 2,5 2,25

8 NAW 90 4 4

9 RVEP 80 2,5 4,5

10 WNS 80 4,5 4,5

Jumlah 750 37 36,75


(77)

Berdasarkan tabel 10 maka diketahui bahwa competence untuk mata pelajaran IPA masih belum maksimal dan masih harus ditingkatkan lagi pada siklus kedua. Conscience pada pertemuan kedua sudah menunjukkan kenaikan namun belum maksimal. Peserta didik menggambar hasil pengamatan kurang menunjukkan keseriusan. Pada siklus kedua harus ditingkatkan supaya peserta didik mempunyai kepekaan dan ketajaman suara hati khususnya tentang keseriusan. Caranya dengan membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Compassion pada pertemuan kedua siklus pertama ini juga sudah menunjukkan kenaikan, walaupun belum terlaksana secara maksimal khususnya dalam hal kerjasama. Masih ada peserta didik yang tidak mau bekerjasama dengan temannya dalam kelompok. Hal ini perlu ditingkatkan pada siklus kedua

dengan cara menjawab pertanyaan dari bacaan yang berjudul “Pembuatan Garam”.

b. Siklus II Pertemuan I a) Perencanaan

Mengintegrasikan mata.pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dalam

satu pertemuan dengan tema “Lingkungan Sekitar”. Penekanannya pada

materi salah satu manfaat matahari dalam proses pembuatan garam. Media yang disiapkan berupa teks bacaan dan gambar.

Selain itu, Pada tahap perencanaan pertemuan pertama siklus kedua ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran tematik


(78)

dengan menerapkan PPR, lembar kerja siswa, media pembelajaran, lembar evaluasi, dan lembar observasi. Perangkat pembelajaran tersebut dikonsultasikan kepada pendidik kelas II SD Negeri Daratan dan juga kepada dosen pembimbing.

b) Tindakan i.Konteks

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” membahas

tentang salah satu kegunaan matahari bagi petani garam, yaitu dalam proses pembuatan garam.

ii.Pengalaman

Pendidik mengajak peserta didik untuk membaca teks yang

berjudul “Pembuatan Garam”. Kemudian, peserta didik mengamati gambar pembuatan garam. Peserta didik mengerjakan tugas dalam LKS. Selanjutnya peserta didik memeragakan cara menghindari bahaya panas matahari.

iii.Refleksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” hendak

menyadarkan peserta didik bahwa selain bermanfaat, matahari juga berbahaya bagi manusia.

iv.Aksi

Pembelajaran dengan tema “Lingkungan Sekitar” mengajak

peserta didik untuk memeragakan cara menghindari bahaya panas matahari .


(79)

v. Evaluasi

Peneliti mengamati hasil competence (C1) Bahasa Indonesia,

conscience (C2), dan compassion (C3). c) Observasi

Pada pertemuan pertama siklus kedua, skor rata-rata kelas peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 84. Peserta didik yang memperoleh nilai Bahasa Indonesia di atas KKM sebanyak 10 dari 10 peserta didik atau mencapai 100%. Hasil nilai peserta didik ini sudah cukup memuaskan karena tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Sedangkan untuk mata pelajaran IPA, skor rata-rata kelas peserta didik adalah 84. Peserta didik yang memperoleh nilai IPA di atas KKM sebanyak 10 dari 10 peserta didik atau mencapai 100%. Hasil nilai peserta didik ini sudah cukup memuaskan karena tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM. Akan tetapi, untuk memantapkan hasil penelitian ini, akan melanjutkan ke pertemuan kedua siklus II.

Aspek conscience pertemuan pertama siklus kedua ini menunjukkan hasil dari 10 peserta didik, 9 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM atau mencapai 90%. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 1 peserta didik atau 10%. Untuk aspek compassion, peserta didik yang mencapai KKM ada 9 peserta didik atau 90%. Yang belum mencapai nilai KKM 1 peserta didik atau 10%.


(1)

143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

147 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

148 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.

0 5 175

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Kenteng semester 2 - USD Repository

0 6 240

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 2 176

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 0 167

Penerapan Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Maria Assumpta Klaten tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 1 214

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 168

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II A SD Kanisius Demangan Baru semester II tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 212