Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen mata pelajaran IPA siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 Sawangan semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B

SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun Oleh

SUPYANTINAH

NOMOR MAHASISWA 101132048

PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B

SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun Oleh

SUPYANTINAH

NOMOR MAHASISWA 101132048

PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

   

     

  

MOTTO

  Dari hari ke hari tiada hentinya Allah Subhanahuwata’ala melimpahkan karuniaNya, HidayahNya, RahmatNya dan lain-lainnya yang selalu memberikan kenikmatan bagi kita semua untuk memperoleh setitik tinta dalam jagat lautan tintaNya Belajar merupakan kewajiban bagi kita semua sebagai insan, tidak hanya untuk anak-anak atau orang dewasa, namun bagi orang tua atau gurupun perlu belajar juga

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk 1.

  Suamiku tercinta, yang telah ikut mendukung dan memotivasi dalam penulisan skripsi

2. Anak-anakku tersayang yang sangat aku banggakan 3.

  Bapak dan Ibu yang telah tulus mendo’akan saya 4. Teman-teman senasib seperjuangan 5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang ikut serta membantu demi terselesainya tugas skripsi ini

                             

   

  

ABSTRAK

  Materi gaya berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SD Banyuroto 1 Sawangan masih banyak yang kesulitan memahami materi mengenai gaya yang dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui percobaan.

  Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Banyuroto 1 Sawangan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas IV tentang gaya.

  Dari hasil refleksi diketahui bahwa dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran guru sudah menerapkan metode exsperimen tetapi guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, peran guru masih dominan, siswa belum semuanya aktif dalam proses pembelajaran. Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan prestasi siswa bertambah. Kemudian perbaikan pada siklus II memfokuskan penggunaan metode exsperimen dengan media nyata. Ternyata dengan menggunakan penerapan metode exsperimen untuk menyampaikan materi gaya dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda, dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

  

ABSTRACT

  Material style is closely related to a student's life since childhood because students are engaged in activities related to the style. Nevertheless, most students in Banyuroto 1 Sawangan elementary school still many who have difficulty understanding the material on the force can change the motion or shape of an object through a trial.

  Based on the above issues, the authors determine the purpose of the study to determine whether experiment method can improve student achievement grade

  IV Banyuroto 1 Sawangan elementary school. Procedures for implementing research based information about the initial conditions of student achievement and the many obstacles that experienced teachers in delivering learning material. Information was obtained by interview from the fourth grade teacher. Based on the interview data obtained about the value of class IV style.

  From the results it is known that the reflection in implementing learning improvements already implemented methods experiment teachers but teachers are less motivating to students, the teacher's role is dominant, not all students actively in the learning process. From the first cycle of corrective measures had findings on student achievement increases. Later improvements in cycle II focuses experiment method use with real media. Apparently using the application method to deliver material experiment force can change the motion or shape of an object, can improve students mastery of the learning materials.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan kondisi yang sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apapun.

  Laporan penelitian ini kami susun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Pelaksanaan kegiatan penelitian berpedoman pada buku panduan tugas akhir skripsi mahasiswa Program SKGJ PGSD dengan input lulusan SPG dan Program Diploma yang bertujuan mempersiapkan calon guru sekolah dasar yang kompeten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi Pendidik sebagai agen pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah serta pendidik anak usia dini meliputi : 1) Kompetensi Pedagogik; 2) Kompetensi kepribadian; 3) Kompetensi professional; 4) Kompetensi sosial

  Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas hingga pembuatan laporan skripsi tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik materi, moril maupun spiritual. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua puhak yang telah memberi bantuan dengan tulus ikhlas terutama kepada : 1.

  Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan skripsi

2. RM G Ari Nugrahanta, SJ, BST, MA selaku Ketua Program Studi Pendidikan

  Guru Sekolah Dasar 3. Bapak YB Adimasana, MA yang selaku manager Program SKGJ Program

  Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan penjelasan tentang isi buku panduan tugas akhir skripsi

  4. Bapak Drs. Paulus Wahama, M.Hum selaku pembimbing kami yang dengan penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu dan memberi pengarahan kepada kami 5. Bapak/Ibu Dosen dan segenap karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu

  Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi bantuan dalam pelaksanaan skripsi

  6. Bapak AM Rahmad Abadi, S.Pd yang telah memberi kritik, saran bimbingan selaku Kepala SDN Banyuroto 1 tempat kami melaksanakan penelitian

  7. Semua teman-teman guru SDN Banyuroto 1 yang telah memberikan kesempatan untuk kami melaksanakan tugas penelitian

  8. Suamiku yang telah memberikan do’a agar kami selalu dalam keadaan sehat dalam melaksanakan tugas

  9. Anak-anak kami terutama Novita yang telah membantu kami dalam penulisan laporan penelitian ini

10. Teman-teman kuliah kelompok Sawangan atas do’a dan kebersamaannya 11.

  Segenap pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian Tidak ada yang dapat kami perbuat sebagai tanda balas budi atas kebaikannya, kecuali hanya do’a semoga perbuatan baik itu tadi diberkahi Tuhan yang Maha Kuasa dan semoga yang kami terima selama kuliah dapat bermanfaat bagi anak didik kami, sekolah dan masyarakat serta pada diri kami dalam pengembangan pembelajan yang inovatif.

  Banyuroto, 24 November 2012 Penulis

  Supyantinah

  NIM. 101132048

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 2 C. Batasan Masalah .................................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ................................................................................. 3 E. Batasan Pengertian ................................................................................ 4 F. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 G. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa ........................................................................... 6 1. Pengertian Prestasi Belajar .............................................................. 6 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa......................... 9 B. Metode Pembelajaran ............................................................................. 10 1. Pengertian Metode Eksperimen ...................................................... 10 2. Langkah-langkah Metode Eksperimen ............................................ 12

  C.

  Kompetensi Dasar dalam IPA ............................................................... 15 1.

  Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ................................................... 15 2. Gaya Dorongan dan Tarikan dapat Mengubah Gerak

  Suatu Benda .................................................................................... 23 3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar ....................................... 29 D. Langkah Pembelajaran IPA Tentang Gaya dengan

  Metode Eksperimen ............................................................................... 30 E. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 31

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 32 B. Rencana Tindakan .................................................................................. 33 C. Pengumpulan Data dan Instrumen ........................................................ 41 D. Analisa Data ........................................................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi per Siklus ................................................................................ 44 B. Pembahasan ............................................................................................ 52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 59 B. Saran ....................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ......... 47 Tabel 2. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ......... 49 Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi ........................................................ 51

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan .................................................. 46 Gambar 2. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ............................. 48 Gambar 3. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ........................... 50 Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus I dan II ...................................... 52

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Permohonan Ijin 2. Pernyataan Kepala Sekolah 3. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I 4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II 5. Silabus 6. Kisi-kisi Soal Siklus I 7. Kisi-kisi Soal Siklus II 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 9. Lembar Kerja Siswa 10.

  Soal Evaluasi Siklus I dan II 11. Kunci Jawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu

  mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Materi di dalam pelajaran ini memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada siswa. Lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang nyata memberikan suatu manfaat yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam materi dalam mata pelajaran IPA.

  Kebanyakan materi dalam mata pelajaran IPA berhubungan erat dengan lingkungan sekitar siswa, salah satunya adalah gaya. Materi mengenai gaya berhubungan dengan perilaku yang dikerjakan siswa, misalkan saja mendorong meja, menarik kursi, membuka pintu, dan lain-lain. Kegiatan tersebut sangat sering dilakukan oleh para siswa. Sehingga secara tidak langsung, para siswa ini telah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya.

  Materi gaya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar dapat dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi pengetahuan alam selanjutnya. Dalam tiap tingkat pendidikan, materi ini akan terus digunakan. Oleh sebab itu, sejak dini siswa harus benar-benar mampu memahami gaya (dorongan dan tarikan) yang diterima di sekolah dasar hingga pada jenjang pendidikan berikutnya. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah menguasai yang berhubungan dengan gaya pada tingkat yang lebih rumit.

  Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa materi gaya berhubungan dengan kehidupan siswa. Sejak kecil, siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian, kebanyakan siswa di SDN Banyuroto 1 Kecamatan sawangan kesulitan dalam memahami materi mengani gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui percobaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan materi menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda yang memiliki rata-rata 6,7 sebanyak 60% siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 tidak tuntas pada KD ini. Nilai tersebut ternyata belum sesuai harapan, mengingat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Kompetensi Dasar 7.1 (menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda) adalah 75.

  Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Siswa hanya menghafalkan materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai materi yang ada. Sehingga siswa cenderung bersikap pasif ketika pembelajaran berlangsung B.

   Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil beberapa identifikasi masalah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Anak kurang aktif dalam pembelajaran IPA tentang materi gaya dorongan

2. Anak kurang memahami tentang gaya dorongan dan tarikan 3.

  Dalam mengerjakan tugas selalu individual 4. Upaya mengatasi kesulitan belajar IPA tentang gaya C.

   Batasan Masalah

  Mengingat banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa, serta untuk memfokuskan penelitian maka lalu penelitian ini dibatasi. Adapun pembatasan masalah yaitu pada penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I Sawangan dalam kegiatan belajar IPA tentang gaya yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda D.

   Rumusan Masalah

  Sesuai dengan batasan masalah diatas tentang cara mengatasi anak yang masih mengalami kesulitan dalam belajar IPA tentang gaya, maka masalah itu dirumuskan sebagai berikut : 1.

  Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda?

  2. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I Kecamatan Sawangan pada tahun ajaran 2011/2012?

E. Batasan Pengertian

  Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa definisi sebagai berikut, yaitu :

  1. Gaya adalah suatu besaran yang dapat menyebabkan perubahan pada benda yaitu perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan dan arah gerak benda.

2. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan/ titik awal/titik tempat pengamat.

  3. Metode eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk melakukan proses yang telah diamati.

  4. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

F. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka peneliti menentukan tujuan penelitian, yaitu :

  1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dengan baik

  2. Untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I Sawangan tahun ajaran 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1.

  Secara Teoritis Hasil penelitian merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah pengetahuan peneliti.

2. Secara Praktis a.

  Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan metode eksperimen di dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah pengetahuan.

  b.

  Bagi siswa, memberi pengalaman berharga sehingga siswa terlihat aktif dalam pembelajaran c.

  Bagi guru, dapat menjadi inspirasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA d.

  Bagi perpustakaan, dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan bagi guru sebagai contoh Penelitian Tindakan kelas.

BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai definisi mengenai prestasi dan belajar.

  a.

  Pengertian Belajar Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan, membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/ pengetahuan. Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit saja.

  Jika dicermati, kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23), belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

  Di dalam bukunya, Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku individu yang timbul akibat dari adanya proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh bukan merupakan proses belajar.

  Howard L. Kingsley (dalam Ahmadi dan Supriyono, 1991:120) mendefinisikan bahwa learning is the process by which

  behavior (in the boarder sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku

  (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

  Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif menuju kemajuan yang baik dari seorang individu. Perilaku yang negatif tidak dapat disebut sebagai proses belajar, misalkan malas, mencuri, membolos, mabuk dan sebagainya.

  b.

  Pengertian Prestasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan dikerjakan, dsb) Mahmud (1990 : 84 - 87) mengungkapkan bahwa prestasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : 1)

  Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan

  a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau motif untuk berprestasi dalam hal tertentu b)

  Takut gagal Perasaan cemas apabila menempuh ujian, mempelajari hal yang baru atau memecahkan masalah yang sulit dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Seseorang yang gugup dalam melakukan sesuatu akan memperoleh hasil yang tidak maksimal dibandingkan dengan mereka yang tenang dalam menghadapi sesuatu.

  c) Takut sukses

  Perasaan takut sukses dapat menyebabkan seseorang tidak mau berusaha melakukan hal yang terbaik demi keberhasilannya. 2)

  Faktor Eksternal seperti kesempatan Lingkungan berpengaruh dapat menentukan prestasi seseorang. Lingkungan yang mendukung baik dapat memotivasi orang yang ada didalamnya untuk.berkembang baik pula. Tetapi apabila lingkungan tidak mendukung, maka motivasi dalam mengejar prestasi juga kurang tinggi.

  Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2008:1101). Sedangkan Suratinah Tirtonegoro (1984 : 43) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

  Pernyataan tersebut hampir sama dengan pendapat Zahri Jas (1987) dalam (Triantoko, 1999) yang menyatakan bahwa prestasi belajar bisa dinyatakan sebagaimana yang tercantum dalam rapot/ ijazah. Di dalam bukunya, Mahmud (1990) menerangkan bahwa prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari, tes hasil belajar dan lamanya bersekolah.

  c.

  Pengertian Prestasi Belajar Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

  Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal) itu sendiri, keduanya berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ahmadi dan Supriyono (1991 : 130 - 131).

  Menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : a.

  Faktor internal, yang meliputi : 1)

  Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2)

  Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

  b.

  Faktor eksternal 1)

  Faktor sosial 2)

  Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi dan kesenian 3)

  Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim 4)

  Faktor lingkungan spiritual dan keamanan B.

   Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Eksperimen

  Metode eksperimen merupakan suatu cara (yang dilakukan oleh guru maupun siswa) dalam menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba, untuk mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad, 1973; 106). Dalam melakukan eksperimen guru dapat digantikan oleh siswa. Dengan petunjuk yang telah diberikan guru, siswa dapat melakukan eksperimen di depan teman-temannya, kemudian siswa lain melakukan eksperimen masing-masing.

  Pasaribu (1986) menyatakan bahwa Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar/ teknik dengan mengkombinasikan lisan dengan suatu pebuatan serta dipergunakan suatu alat untuk membuktikan suatu prinsip yang telah diajarkan dan melihat apa yang terjadi kemudian membandingkannya dengan teori yang telah diajarkan kepada siswa. Eksperimen tidak hanya terbatas di dalam kelas saja. Eksperimen dapat dilakukan diluar kelas, baik di pekarangan sekolah, sawah, maupun tempat yang lainnya.

  Sudirman (1987) mengatakan bahwa Metode eksperimen merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai penjelasan lisan kemudian siswa-siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membutikkan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami sendiri proses yang telah diamati.

  Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk melakukan proses yang telah diamati. Hasil dan proses yang telah dilakukan tersebut berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Langkah-langkah metode eksperimen

  Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan metode eksperimen dapat berjalan dengan baik, yaitu (Sudirman, 1987) a.

  Perencanaan dan Persiapan Eksperimen 1)

  Menetapkan tujuan eksperimen yang akan dilakukan 2)

  Mempersiapkan fasilitas yang menunjang eksperimen misalkan alat/bahan percobaan.

  3) Mempersiapkan tempat melakukan eksperimen

  4) Mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan yang ada (apakah alat, bahan, dan tempat sudah memadai atau belum)

  5) Memperhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil resiko yang merugikan atau membahayakan.

  6) Memperhatikan disiplin dan tata tertib dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan dan

  7) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan siswa dan tahapan yang mesti dilakukan termasuk yang dilarang atau yang membahayakan.

  b.

  Pelaksanaan Eksperimen 1)

  Memulai demonstrasi dengan seksama 2)

  Menyampaikan pokok-pokok materi yang dieksperimenkan agar mencapai sasaran

  3) Pada waktu eksperimen berjalan, sesekali memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik atau tidak

  4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar dalam bentuk pengajuan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain atau dengan pengalaman lain

  5) Setelah eksperimen selesai dilakukan, siswa memulai eksperimen sesuai dengan proses yang dicontohkan oleh guru.

  6) Pada waktu percobaan dilakukan siswa, guru mendekati siswa dalam melakukan proses percobaan, memberikan bantuan atau dorongan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehingga percobaan dapat diselesaikan dan

  7) Selama percobaan berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, barangkali ada sesuatu yang menghambat kelancaran percobaan, sehingga dapat diatasi atau dihindari sedini mungkin.

  c.

  Tindak lanjut eksperimen 1)

  Meminta siswa mengumpulkan laporan hasil percobaan untuk diperiksa guru 2)

  Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen dan 3)

  Memeriksa dan menyimpan kembali peralatan yang digunakan dengan bersih dan rapi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

  Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran di sekolah dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan. Berikut ini merupakan kelebihan penerapan metode eksperimen menurut Sudirman (1987:133 - 165) a.

  Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret karena siswa belajar dengan mengalami dan mengamati sendiri suatu proses atau kejadian sehingga dapat menghindarkan verbalisme.

  b.

  Proses pengajaran akan lebih menarik c. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri d.

  Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain e.

  Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku f. Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan, dari metode ini diharapkan akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

  g. realistis, dan h. Hasil belajar akan terjadi dalam bentuk retensi (tahan lama diingat) dan internalisasi (menyatu dengan jiwa raga siswa)

  Disamping memiliki beberapa kelebihan, penerapan metode eksperimen juga tak luput dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran yakni: a.

  Tahap persiapan dalam metode eksperimen memerlukan waktu yang cukup lama sehingga jika terpaksa dapat mengambil waktu pada mata pelajaran lain.

  b.

  Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini c. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan d. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah maupun di kelas e. Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukan berupa kebenaran mutlak.

C. Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

  Dari asal katanya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris "Natural Science". Natural berarti ilmiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan science artinya ilmu pengetahuan, (Srini, 1997 : 2). Secara Harfiah, IPA berarti ilmu pengetahuan yang alamiah, berhubungan dengan alam .

  Webater’s: New Collegiate Dictionary (1981) dalam Srini (1997 : 2) mengungkapkan bahwa "natural science is knowledge concerned with the physical world and its phenomena'".

  IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Kejadian yang berhubungan dengan alam merupakan salah satu obyek kajian dari IPA.

  Fisher (1975) dalam Amien (1987 : 4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Masih dalam buku yang sama, Carin (1985) juga menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

  Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

  Di dalam bukunya, Trianto (2010 : 136) menuliskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.

  Marsetio Donosepoetro memandang IPA sebagai proses, produk, dan prosedur (Trianto, 2010 137). IPA sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur, dimaksudkan sebagai metodologi atau cara yang dipakai untuk mengelahui sesuatu (riset pada umumya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).

  Secara umum, IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Ketiganya memiliki bidang kajian tersendiri yang meskipun berbeda tetapi masih saling berhubungan satu dengan lainnya.

  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Menurut Srini, ada tiga hakekat dari IPA, yaitu : a.

  IPA sebagai produk Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep, prinsip, hukum serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam

  IPA. 1)

  Fakta dalam IPA Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh fakta dalam IPA adalah : atom hydrogen memiliki satu elektron, air mendidih pada suhu 100° C tekanan 1 atm, meja adalah benda padat. 2)

  Konsep IPA Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta- fakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta yang ada hubungannya. Contoh konsep di dalam IPA, misalnya zat tersusun atas partikel, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi. 3)

  Prinsip IPA Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik. Prinsip bersifat tentatif (sementara), dapat berubah bila ada observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek / kejadian. Contoh prinsip dalam IPA : udara yang dipanaskan dapat memuai.

  4) Hukum-hukurn alam

  Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum dalam IPA, adalah energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya bisa berubah bentuk dari energi satu ke energi lainnya (Hukum Kekekalan Energi).

  5) Teori Ilmiah

  Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh teori IPA misalnya model atom (elektron berputar pada orbitnya di sekitar inti) diganti dengan teori kuantum (elektron seperti awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom).

  b.

  IPA sebagai proses Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui pengalaman (empirisme). Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah : 1)

  Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah 2)

  Pengamatan dan perumusan masalah yang relevan 3)

  Penyusunan dan klasifikasi data 4)

  Perumusan hipotesis 5)

  Deduksi dan hipotesis 6) Ketrampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti di bawah ini 1)

  Mengamati Mengamati merupakan proses mengumpulkan informasi dengan mempergunakan semua alat indera

  2) Mengukur atau menghitung

  Mengukur atau menghitung adalah suatu kegiatan membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan besaran lain yang sejenis, yang telah ditetapkan dengan satuan pengukuran. 3)

  Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan adalah menyusun atau mendistribusikan objek, kejadian atau informasi dalam golongan-golongan menurut sistem tertentu. 4)

  Mengendalikan Variabel Mengendalikan variabel adalah menandai karakteristik objek atau faktor dalam kejadian atau peristiwa yang tetap dan yang berubah di dalam kondisi yang berbeda. 5)

  Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang dugaan yang mungkin ditemukan dalam penelitian.

  6) Melakukan Eksperimen

  Melakukan eksperimen adalah suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan dengan kegiatan pengukuran 7)

  Menganalisis data adalah mengolah data yang telah diperoleh dan hasil percobaan.

  8) Membuat laporan penelitian

  Membuat laporan penelitian adalah menyusun data yang telah dianalisis kebenarannya, untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian.

  c.

  IPA sebagai sikap Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Misalnya : rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Ciri-ciri sikap ilmiah diantaranya adalah :

  1) Obyektif terhadap fakta

  Obyektif terhadap fakta adalah menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, misalnya jika fakta itu menunjuk pada sesuatu yang merah, maka ia harus mengatakan sesuatu itu merah walaupun menurut pendapatnya putih.

  2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

  3) Berhati terbuka

  Berhati terbuka berarti mau menerima pendapat orang lain, meskipun pendapat orang lain berbeda dengan pendapatnya.

  4)

  5) Bersifat hati-hati

  6) Ingin menyelidik

  Kartika Budi (1992) merumuskan ketiga hakekat IPA tersebut sebagai berikut: Proses keilmuan kadang-kadang sangat kompleks dan tidak sekali jadi. Untuk memperoleh hukum atau teori tertentu, memerlukan kaji ulang berkali-kali, pengulangan, pengakuan, dan penilaian. Untuk itu, pelaku atau peneliti harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat itu dapat berupa sikap teliti, terbuka untuk dikritik dan diuji orang lain, jujur, rasa ingin tahu yang kuat, kecenderungan bertanya yang besar, serta selalu menuntut data yang mendukung sebelum menyimpulkan sesuatu. Sikap seperti itu dinamakan sikap keilmuan.

  Sikap keilmuan harus dimiliki oleh ilmuwan sejati karena melandasi proses sehingga hasil keilmuan dapat diperoleh.

2. Gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda a. Pengertian gaya

  Di dalam ilmu pengetahuan, gaya diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Ketika melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga.

  Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan dynamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda. (Wahyono, 2008:90).

  Di dalam bukunya, Rositawaty (2008:111) menjelaskan bahwa gaya dapat berupa dorongan dan tarikan. Contoh gaya berupa dorongan adalah mendorong meja, tukang bakso mendorong gerobaknya, memencet bel, menutup pintu, mendorong mobil yang macet, dan sebagainya. Sedangkan contoh tarikan adalah membuka pintu, menarik laci, dan menarik mobil-mobilan. Gaya dapat bersumber dari hewan (kuda, sapi, kerbau), orang, mesin, dan angin. Pengaruh gaya terjadi pada benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi lebih cepat gerakannya, dan benda bergerak menjadi diam.

b. Jenis-jenis gaya

  Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik gaya dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga.

  Sulistyanto (2008:92-93) berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya adalah sebagai berikut (Sulistyanto, 2008:92-93). 1)

  Gaya Otot Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot.

  Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja, membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi termasuk gaya sentuh. 2)

  Gaya Gesek antara Dua Benda Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.

  3) Gaya Magnet

  Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat tertarik oleh magnet jika masih berada dalam medan magnet.

  4) Gaya Gravitasi

  Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi c.

   Pengertian Gerak

  Di dalam bukunya, Kanginan (1997:2) mendefinisikan bahwa sebuah benda disebut bergerak terhadap benda lain jika kedudukan antara kedua benda itu berubah. Setiap benda yang bergerak mengalami perubahan kedudukan terhadap titik acuan tertentu

Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas IV SD Permitan 1 Bondowoso, Mertoyudan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 117

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen mata pelajaran IPA siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 Sawangan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

0 2 112

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode eksperimen siswa kelas V Pasuruhan I Mertoyudan semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

0 1 2

Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 Muntilan Magelang

0 0 99

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 191

Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Bangunrejo I semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 106

Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 159

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen pada materi gaya mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Banyakan Mertoyudan Magelang semester genap - USD Repository

0 0 88

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

0 1 226

Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode Discovery-Inquiry Terbi Mbiing pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 243