BAB VII – RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509240940Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021

BAB VII – RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1.

Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan

program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam
rangka pencapaian gerakan nasional 100-0- 100.

7.1.1.

Kondisi Eksisting

A.

Isu Strategis Pembangunan Permukiman Kota Dumai

Isu strategis pembangunan Kota Dumai dapat dilihat dari karakteristik perkembangan

permukiman lama Kota Dumai yang awalnya merupakan kawasan permukiman nelayan tepian
yang berkembang di sepanjang garis pantai Kota Dumai. Seiring perjalanan waktu kota Dumai
telah berkembang dan berubah menjadi kawasan industri yang mana menguasai hampir
sebagian besar wilayah tepian pantainya. Secara geografis posisi Kota Dumai cukup strategis
sebagai salah satu pintu gerbang utama wilayah provinsi Riau melalui laut dan terhubung secara
langsung ke Selat Malaka yang merupakan jalur pelayanan internasional. Berdasarkan posisinya
ini melalui Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan sekaligus sebagai Pusat
Kegiatan Strategis Nasional.
Perubahan wajah Kota Dumai yang disebabkan oleh faktor industrialisasi dan letaknya
yang strategis dalam konstelasi wilayah diatas mendorong terjadinya proses urbanisasi yang
menyebabkan terjadi pergeseran perkembangan permukiman dikota dari yang awalnya
merupakan permukiman kota nelayan menjadi permukiman kota industri. Kondisi ini
menyebabkan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan ruang kota meningkat. Masyarakat
membutuhkan tempat tinggal yang layak dan terjangkau dengan dukungan infrastruktur
perkotaan yang memadai. Proses perkembangan ini telah berlangsung cukup lama dan
Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
VII - 1


Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
berlangsung secara alami tanpa melalui proses perencanaan tata ruang kota yang baik.
Percepatan pertumbuhan permukiman yang berlangsung secara sporadis melalui penguasaan
lahan yang tidak terkendali serta pembangunan sarana prasarana kota yang tidak memadai,
menimbulkan kesemrawutan (ketidakteraturan) pada perkembangan struktur ruang kota.
Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya lingkungan permukiman kumuh di Kota Dumai.
Dalam rangka mencapai target pembangunan permukiman 100-0-100 hingga 2019,
yaitu 100% akses air minum, 0% permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi yang layak yang
telah ditetapkan dalam RPJMN III 2015-2019 maka secara umum dapat dirumuskan beberapa
isu strategis pembangunan permukiman perkotaan di Kota Dumai, antara lain;
a. Penyediaan sanitasi yang layak dan memadai pada permukiman tepian dan permukiman
atas rawa.
b. Pengembangan sarana dan prasarana air minum perkotaan
c. Pengembangan jaringan drainase perkotaan yang terintegrasi
d. Pengelolaan persampahan dan air limbah terpadu perkotaan
e. Pengelolaan sungai dan daerah tangkapan air secara terpadu
f. Pengelolaan bencana banjir dan erupsi air laut.
g. Penataan struktur ruang perkotaan berkepadatan tinggi.

h. Penguasaan kepemilikan masyarakat terhadap lahan konsesi (eks. CPI)
i. Pengembangan RTH Lingkungan Permukiman
j. Pembangunan perumahan, infrastuktur permukiman, fasum dan fasos kawasan
permukiman perkotaan baru / sedang berkembang.
k. Pembangunan kawasan pengembangan baru (bagan besar

B.

Data Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Sebagai Baseline Perencanaan Pembangunan
Menuju 100-0-100
Dalam Pasal 97, Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 ditegaskan bahwa pada tahap

pelaksanaannya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
perlu didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
perkotaan. Penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi,
dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b) kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;


Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 2

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
c) kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan
tidak membahayakan penghuni;
d) tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e) kualitas bangunan; dan
f) kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Persyaratan dalam penetapan lokasi di atas memberikan landasan yang wajib dipatuhi,
bahwa lokasi perumahan dan permukiman kumuh sebaiknya:
a) Memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Propinsi serta RTRW Kabupaten/Kota, yang berarti
sesuai dengan arahan lokasi permukiman yang telah ditetapkan dalam RTRW terkait;
b) Sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah ditetapkan dalam rencana
detail tata ruang wilayah, maupun menurut Peraturan Menteri PU No. 06/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
c) Memiliki prasarana dan sarana dasar serta utilitas umum yang baik kondisi dan kualitasnya,

atau minimal memenuhi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d) Memenuhi kesesuaian koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB)
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh setiap daerah, atau berpedoman pada SNI 03 1733 - 2004 tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
e) Memenuhi kualitas bangunan yang balk sesuai dengan SNI yang terkait;
f) Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dapat berkesinambungan.

Kriteria dan indikator kawasan kumuh perkotaan Kota Dumai disusun berdasarkan
kriteria dan indikator yang terdapat pada rancangan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Terhadap Permukiman Kumuh Perkotaan.
Dalam indikator tersebut terdapat 3 aspek yang menjadi kriteria penilaian suatu kawasan
kumuh perkotaan yaitu; aspek identifikasi kondisi kekumuhan fisik dengan 7 (tujuh) aspek
penilaian kekumuhan, aspek identifikasi pertimbangan lain dengan penekanan pada nilai
strategis kawasan, kependudukan, kondisi sosial-ekononi serta yang terakhir aspek identifikasi
legalitas lahan. Selain 7(tujuh) aspek penilaian fisik diatas maka perlu ditambahkan 1 (satu) aspek
lagi terkait peningkatan kualitas lingkungan permukiman sehingga secara keseluruhan terdapat
8 (delapan) aspek penilaian fisik permukiman. Ke-8 (delapan) aspek penilaian fisik permukiman
tersebut antara lain ;
1. Kondisi Bangunan Gedung


Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 3

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
2. Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase Lingkungan
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
8. Kondisi Ruang Terbuka Hijau
Dari kajian aspek ke-8 lebih menekan pada kajian identifikasi keberadaan Ruang
Terbuka Hijau pada suatu kawasan / lingkungan permukiman. Untuk lebih jelasnya mengenai
kriteria, indikator dan indikator dari 8 aspek-aspek penilaian diatas telah tercantum pada
dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) Kota Dumai Tahun 2015
seperti yang terlihat pada tabel 7.1. di bawah ini:

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya


VII - 4

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Tabel 7.1. Kriteria, Indikator dan Parameter Penilaian Kawasan Penangan Prioritas Kota Dumai
No.
A.

1.

ASPEK

INDIKATOR

PARAMETER PENILAIAN

Kondisi Kekumuhan (Fisik)

Kondisi

Bangunan
Gedung

2.

Kondisi Jalan
Lingkungan

3.

Kondisi
Penyediaan Air
Minum

4.

KRITERIA

Kondisi
Drainase

Lingkungan

• Ketidakteraturan Bangunan (TT)

• Persentase bangunan pada lokasi tidak
memiliki keteraturan

• Tingkat Kepadatan Bangunan (PB)

• Persentase bangunan memiliki kepadatan tidak 0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5
sesuai ketentuan

• Ketidaksesuaian dengan Persyaratan
Teknis Bangunan (STB)

• Persentase bangunan pada lokasi non
permanen dan kurang layak

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =

3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
(LJL)

• Persentase area tidak terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
(MJL)

• Persentase area memiliki kualitas permukaan
jalan yang buruk

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5


• Ketidaktersediaan Akses Aman Air
Minum (AAM)

• Persentase populasi tidak dapat mengakses air
minum yang aman.

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air
Minum (BAM)

• Persentase populasi tidak terpenuhi kebutuhan
air minum minimalnya

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketidakmampuan Mengalirkan
Limpasan Air (ALA)

• Persentase area terjadi genangan > 30cm,
>2jam dan > 2x setahun

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketidaktersediaan Drainase (SD)

• Persentase area tidak tersedia drainase
lingkungan

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketidakhubungan dengan Sistem
Drainase
Perkotaan (HDK)

• Persentase drainase lingkungan tidak
terhubung dengan hirarki diatasnya

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Tidak terpeliharanya Drainase (PD)

• Persentase area memiliki drainase lingkungan
yang kotor dan berbau

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Kualitas Konstruksi Drainase (KD)

• Persentase area memiliki kualitas konstruksi
drainase lingkungan buruk

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

VII - 5

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

No.

ASPEK

5.

Kondisi
Pengelolaan Air
Limbah

6.

7.

Kondisi
Pengelolaan
Sampah

Kondisi Proteksi
Kebakaran

8. Kondisi RTH
B

8.

KRITERIA

INDIKATOR

PARAMETER PENILAIAN

• Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Sesuai Standar Teknis (KALST)

• Persentase area memiliki sistem air limbah
yang tidak sesuai standar teknis

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air
Limbah Tidak Sesuai Dengan
Persyaratan Teknis (PSALST)

• Persentase area memiliki sarana prasarana air
limbah tidak sesuai persyaratan teknis

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Prasarana dan Sarana Persampahan
Tidak Sesuai Dengan Persyaratan
Teknis (PSST)

• Persentase area memiliki sarana prasarana
pengelolaan persampahan yang tidak
memenuhi persyaratan teknis

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Sistem Pengelolaan Persampahan Yang
Tidak Sesuai Standar Teknis (KSST)

• Persentase area memiliki sistem persampahan
tidak sesuai standar

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Tidak Terpeliharanya Sarana dan
Prasarana Pengelolaan Persampahan
(PSPS)

• Persentase area memiliki sarana prasarana
persampahan yang tidak terpelihara

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
Kebakaran (PPK)

• Persentase area tidak memiliki prasarana
proteksi kebakaran

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketidaktersediaan Sarana Proteksi
Kebakaran (SPK)

• Persentase area tidak memiliki sarana proteksi
kebakaran

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

• Ketersediaan Prasaran Ruang Terbuka
Hijau

• Persentase area yang diperuntukan untuk
RTH

0%-20% = 1 ; 21%-40% = 2 ; 41%-60% =
3 ; 61%-80% = 4 ; 81%-100% = 5

1. Nilai Strategis Lokasi (NSL)

• Lokasi terletak atau tidak pada fungsi strategis
kota

• Lokasi Bernilai Strategis = 3
• Lokasi Tidak Bernilai Strategis = 1

2. Kependudukan (KP)

• Tingkat kepadatan penduduk pada
lingkungan permukiman kumuh > 100
jiwa/Ha

< 100 jiwa/Ha = 1 ; 101 - 150 jiwa/Ha = 2 ;
151-200 jiwa/Ha = 3 ; > 200 jiwa/Ha = 4

3. Kondisi Sosial\

• Tingkat partisipasi masyarakat dalam
mendukung pembangunan

Tinggi = 5 ; Sedang = 3 ; Rendah = 1

Identifikasi Pertimbangan Lain

Pertimbangan
Lain

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 6

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

No.

ASPEK

KRITERIA
4. Kondisi Ekonomi

C.

• Adanya kegiatan ekonomi tertentu yang
bersifat strategis bagi masy. setempat

PARAMETER PENILAIAN
• Ada Kegiatan Ekonomi Strategis = 3
• Tak Ada Kegiatan Ekonomi Strategis= 1

Identifikasi Legalitas Lahan
1. Kejelasan Stasus Penguasaan Lahan

9.

INDIKATOR

Legalitas Lahan



Memiliki kejelasan status penguasaan lahan,
baik milik sendiri atau milik pihak lain.

• Status Lahan Legal/Bisa Dikuasai = (+)
• Status Lahan Tidak Legal /Konsesi
= (-)

Sumber : Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) Kota Dumai, 2015

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 7

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Lokasi kawasan permukiman kumuh Kota Dumai telah ditentukan berdasarkan SK
Walikota Dumai Nomor 237/BAPPEDA/2014 tentang Lokasi Lingkungan dan Permukiman
Kumuh Kota Dumai. SK Walikota ini disusun berdasarkan data profil kumuh yang disusun oleh
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum melalui kegiatan permutakhiran data
kawasan permukiman kumuh yang dilaksanakan pada tahun 2012 yang lalu.
Dari SK tersebut dijelaskan bahwa lokasi lingkungan dan permukiman kumuh kota
Dumai terdapat 17 lokasi yang menyebar pada 6 kecamatan, yaitu;
a) 3 (tiga) Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Berat
b) 5 (lima) Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Sedang, dan
c) 9 (sembilan) Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Ringan.

Luas total kawasan permukiman kumuh berdasarkan SK Walikota tersebut adalah
127,60 Ha dengan rincian kategorisasi yaitu untuk tingkat kekumuhan berat seluas 14,51 Ha,
untuk tingkat kekumuhan sedang seluas 35,14 Ha dan untuk tingkat kekumuhan ringan seluas
77,95 Ha.
Setelah dilakukannya penyusunan dokumen RKPKP Kota Dumai, dilakukan identifikasi
kembali terkait lokasi permukiman kumuh di Kota Dumai. Berdasarkan hasil survey dan
observasi yang dilakukan ditemukan beberapa permasalahan mengenai ketidaksinkronan data
yang terdapat dalam dokumen awal profil kumuh dengan kondisi di lapangan sehingga perlu
ditemukan lokasi permukiman kumuh yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil identifikasi awal ini ditemukan 14 lokasi kawasan permukiman kumuh
yang menyebar pada 14 kelurahan di Kota Dumai. Tahap selanjutnya adalah melakukan
delineasi kawasan dan menetapkan sementara nama kawasan kumuh sesuai nama kelurahan
sebagai langkah awal untuk menentukan batas wilayah kajian lingkungan permukiman kumuh
Kota Dumai. Sesuai arahan dari Satker PKP-PB Provinsi Riau maka luasan total lokasi kumuh di
SK Walikota Dumai tetap di pertahankan meskipun lokasi dan luasan setiap kawasan
permukiman kumuh berubah.

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 8

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 9

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kegiatan verifikasi dan justifikasi lokasi merupakan bagian dari proses pemutakhiran
profil permukiman kumuh. Hasil dari verifikasi dan justifikasi adalah data update lokasi-lokasi
permukiman kumuh serta daftar kawasan prioritas penanganan. Verifikasi terhadap
permukiman kumuh Kota Dumai dilakukan dalam rangka menghasilkan profil kawasan
permukiman kumuh Kota Dumai yang baru dan justifikasi dilakukan dalam rangka menentukan
daftar kawasan prioritas penanganan. Beberapa langkah yang dilakukan dalam verifikasi ini
antara lain;
 Melakukan kajian batas wilayah dan pemetaan terhadap lokasi kawasan permukiman kumuh
yang telah teridentifikasi
 Merumuskan kembali data profil baru kawasan permukiman kumuh Kota Dumai
berdasarkan data baseline P2KP
 Melakukan sinkronisasi kembali data profil dengan kondisi lapangan dibantu oleh Faskel dan
Tim Korkot P2KP Kota Dumai.

Berdasarkan kegiatan verifikasi yang telah dilakukan bersama Pokjanis maka dihasilkan
lokasi baru kawasan permukiman kumuh Kota Dumai yang baru, dari yang awalnya berjumlah
17 lokasi menurut SK Walikota, hasil identifikasi di peroleh 14 lokasi dan setelah diverifikasi
menjadi 10 lokasi kawasan permukiman kumuh. Adapun ke-10 lokasi kawasan permukiman
kumuh baru Kota Dumai dapat dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 7.2. Lokasi dan Luasan Kawasan Kumuh Kota Dumai Berdasarkan Hasil Verifikasi
No.

KAWASAN KUMUH

KELURAHAN

KECAMATAN

SAT

Dumai Kota

Ha

LUAS
KAWASAN

1.

Laksamana Rimbas

Laksamana & Rimba
Sekampung

2.

Dumai Kota

Dumai Kota

Dumai Kota

Ha

6,61

3.

Buluh Kasap

Buluh Kasap

Dumai Timur

Ha

7,01

4.

Bukit Bintan Jadi

Bukit Datuk, Bintan dan
Sukajadi

Dumai Kota

Ha

5.

Mukti Palas

Jaya Mukti dan Tanjung
Palas

Dumai Timur

Ha

6.

Teluk Binjai

Teluk Binjai

Dumai Timur

Ha

4,86

7.

Pangkalan Sesai

Pangkalan Sesai

Dumai Barat

Ha

11,30

8.

Stdi Rimba Pangkalan

Simpang Tetap Darul
Ihsan, Rimba Sekampung
dan Pangkalan Sesai

Dumai Barat

Ha

15,09

9.

Bumi Ayu

Bumi Ayu

Dumai Selatan

Ha

5,12

10.

Ratu Sima

Ratu Sima

Dumai Selatan

Ha

10,49

Ha

127,60

TOTAL

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

21,11

16,27
29,74

VII - 10

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

SD

HDK

PD

KD

AAM

BAM

KALST

PSALST

PSST

KSST

PSPS

PPK

SPK

NSL

KP

SEB

Pertimbangan

Legalitas Lahan

PRIORITAS

21,11

ALA

Ha

MJL

LUAS

LJL

LAKSAMANA RIMBAS

SAT

Air
Air
Kondisi
Proteksi
Minum Limbah Persampahan Kbakarn

STB

1.

KAWASAN KUMUH

Kondisi Drainase
Lingkungan

PB

No.

Kondisi
Jalan

TT

Kondisi
Bangunan

5

2

4

4

5

5

4

4

3

3

5

1

5

4

4

4

5

5

5

77

Berat

3

2

2

7

Tinggi

(+)

1

Lainnya
TOT

Tingkat
Kekumuhan

TOT

2. DUMAI KOTA

Ha

6,61

3

1

1

2

2

1

1

1

2

2

5

1

1

1

1

4

5

5

5

44

Ringan

3

2

1

6 Sedang

(+)

4

3. BUKIT BINTAN JADI

Ha

16,27

3

1

1

3

3

1

3

3

4

4

5

5

5

1

3

5

5

5

5

65

Sedang

1

3

1

5 Sedang

(+)

6

4. BULUH KASAP

Ha

7,01

2

2

2

1

2

2

1

2

3

3

5

2

4

3

1

5

5

5

5

55

Sedang

3

3

1

7 Sedang

(+)

2

5. MUKTI PALAS

Ha

29,74 4

2

2

4

3

2

3

3

3

5

4

4

2

3

5

5

5

5

5

69

Sedang

1

1

1

3 Rendah

(+)

8

6. TELUK BINJAI

Ha

3

1

1

4

5

1

5

5

5

5

5

5

5

1

4

4

5

5

5

74

Berat

1

3

1

5 Sedang

(-)

5

7. PANGKALAN SESAI

Ha

11,30

1

1

1

2

2

1

2

2

2

2

5

1

5

1

3

5

5

5

5

51

Sedang

3

2

1

6 Sedang

(+)

3

8. STDI RIMBA PANGKALAN

Ha

15,09

5

1

1

2

3

3

4

4

3

3

5

5

5

1

3

3

5

5

5

65

Sedang

1

3

1

5 Sedang

(+)

6

9. BUMI AYU

Ha

5,12

3

1

1

4

4

1

3

3

2

2

5

1

4

3

5

5

5

5

5

62

Sedang

1

3

1

5 Sedang

(-)

7

10. RATU SIMA

Ha

10,49

1

1

1

1

2

2

2

2

1

1

5

1

5

1

1

5

5

5

5

47

Ringan

1

1

1

3 Rendah

(+)

9

Ha

127,60

4,86

Berdasarkan Penilaian diatas, maka kawasan prioritas penanganan adalah;
1. Prioritas 1 : Laksamana Rimbas
2. Prioritas 2 : Buluh Kasap
3. Prioritas 3 : Pangkalan Sesai
4. Prioritas 4 : Dumai Kota
5. Prioritas 5 : Teluk Binjai
6. Prioritas 6 : Bukit Bintan Jadi ; STDI Rimba Pangkalan
7. Prioritas 7 : Bumi Ayu
8. Prioritas 8 : Mukti Palas
9. Prioritas 9 : Ratu Sima

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Kawasan Kumuh Prioritas :
-

Laksamana Rimbas
Buluh Kasap
Pangkalan Sesai
Dumai Kota

VII - 11

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Dari kegiatan verifikasi ini kemudian dilakukan kajian justifikasi untuk menentukan
kawasan permukiman kumuh prioritas penanganan. Kegiatan justifikasi dilakukan berdasarkan
rumusan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kawasan permukiman kumuh perkotaan Kota Dumai berdasarkan hasil verifikasi
terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai tahun 2014-2034 merupakan
kawasan permukiman perkotaan dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Utama Kota yang
mana beberapa kawasan terindikasi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan fungsi lain
sebagai Pusat Lingkungan. Kawasan perkotaan yang menjadi Pusat Kegiatan Nasional berada di
Kelurahan Pangkalan Sesai, Kelurahan Laksamana, Kelurahan Dumai Kota dan Kelurahan Buluh
Kasap. Sedangkan rencana pusat lingkungan terdapat pada setiap kelurahan dengan fungsi
sebagai pusat pelayanan yang berorientasi pada kegiatan sosial budaya dan pemerintahan di
tingkat lingkungan bagi permukiman yang berada di sekitarnya.
Dilihat dari posisi dan orientasi kawasan terhadap wilayah, kawasan permukiman
kumuh perkotaan yang berada pada wilayah perkotaan lama Kota Dumai berorientasi dan
berbatasan langsung dengan zona pengembangan pelabuhan yang merupakan wilayah garis
pantai Kota Dumai ke arah laut. Kawasan ini merupakan kawasan pusat perkotaan lama dengan
fungsi sebagai kawasan permukiman dan perdagangan. Sebagian yang lainnya merupakan
kawasan pinggiran kota lama yang menjadi daerah pusat pengembangan baru kawasan pusat
perkotaan Kota Dumai yang akan datang. Kawasan pusat perkotaan lama ini secara wilayah
diapit oleh 3 (tiga) zona dengan fungsi berbeda yaitu; Zona permukiman pertanian yang berada
di kelurahan Purmana dan kelurahan Bagan Keladi, Zona permukiman Industri yaitu Komplek
Perumahan Pertamina RU II Dumai termasuk dalam kelurahan Bukit Datuk dan Zona
permukiman Agro yaitu bagian dari kawasan permukiman perkotaan baru Kota Dumai yang
saat ini masih bernuansa permukiman pertanian dengan tingkat kepadatan sangat rendah.

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 12

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Gambar 7.1. Peta Overview Spasial Kawasan Permukiman Kumuh Terhadap RTRW Kota Dumai

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 13

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Gambar 7.2. Peta Dasar Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Kota Dumai

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 14

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Sebaran kawasan permukiman adalah konfigurasi lokasi beberapa kawasan permukiman
terhadap suatu wilayah perkotaan. Sebaran kawasan permukiman kumuh Kota Dumai
merupakan plotting kawasan permukiman kumuh dalam konfigurasinya terhadap wilayah
perkotaan Kota Dumai sebagai hasil dari proses kegiatan identifikasi dan verifikasi kawasan
permukiman kumuh perkotaan Kota Dumai yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tiap-tiap
kawasan kumuh perkotaan yang telah terverifikasi diidentifikasi secara berbeda baik bentuk
maupun warna identitas masing-masing kawasan untuk mempermudah dalam mengenali
hubungan dan keterkaitan masing-masing kawasan.

PROFIL KAWASAN KUMUH KOTA DUMAI
1. Kawasan Permukiman Laksamana Rimbas
Kawasan permukiman kumuh Laksamana Rimbas terletak di kelurahan Laksamana dan
kelurahan Rimba Sekampung. Kelurahan Laksamana terdiri dari 7 (tujuh) RT dan kawasan
permukiman kumuh berada di RT 01; RT.02; RT.03; RT;06, RT.07. Sedang untuk kelurahan
Rimba Sekampung yang termasuk dalam delineasi kawasan permukiman kumuh Laksamana
Rimbas adalah RT.03 & RT.04. Kawasan permukiman kumuh Laksamana Rimbas ini memiliki
luas wilayah sebesar 21,11 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
 Utara : Laut dan Pelabuhan Pelindo
 Selatan : Kelurahan Rimba Sekampung
 Barat : Kelurahan Dumai Kota
 Timur : Sungai Dumai dan Kelurahan Pangkalan Sesai
Total jumlah penduduk yang tinggal di dalam kawasan permukiman kumuh ini ±2691
jiwa, yang terdiri dari ±1315 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan ±1376 jiwa jumlah penduduk
perempuan. Jumlah keluarga yang tinggal dikawasan ini ±652 KK dan jumlah rumah tangga
dan bangunannya adalah ±650 unit, sehingga terdapat backlog kekurangan hunian di kawasan
ini sebesar ±2 KK. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah 127 jiwa /
ha sedangkan kepadatan bangunan di kawasan ini adalah 31 unit/Ha.
Kondisi

sebagian

bangunan

di

kawasan

permukiman

kumuh

ini

memiliki

ketidakteraturan dimana sebanyak ± 497 RT berada pada tempat yang tidak layak huni
disebabkan karena berdiri diatas tanah rawa dan memiliki akses jalan lingkungan yang kurang
layak berupa pelantar kayu dan tidak sesuai spesifikasi teknis seperti; jalan sempit, jalan tanah,
dll. Selain itu juga sebagian besar bangunan hunian berbentuk non permanen (±127 RT) dan
termasuk kategori rumah tidak layak huni. Kondisi jaringan jalan lingkungan sebagian besar

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 15

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
masih berupa jalan pelantar meskipun terhubung dengan jaringan jalan kawasan yang telah
terbangun secara permanen (semenisasi). Jumlah jaringan jalan lingkungan yang belum
terbangun (termasuk jalan pelantar kayu) tersebut adalah ± 3588 meter. Dari total panjang
jalan terbangun, terdapat beberapa ruas jalan yang telah rusak, menipis karena sering tergenang
banjir yang diperkirakan sepanjang ± 988 meter sehingga perlu dilakukan overlay untuk
peningkatan kualitasnya.

Tabel 7.3. Profil Kawasan Kumuh Laksamana Rimbas, Kota Dumai
No

INDIKATOR

A

FISIK

1

Keteraturan Bangunan

2

Kepadatan Bangunan

3

Kelayakan Fisik Bangunan

4

Aksesibilitas Lingkungan

PARAMETER

497

Unit bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
Kepadatan bangunan 31 unit/ha (masih sesuai
ketentuan)

127

Unit bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis

3.588 Meter jaringan jalan lingkungan belum diperkeras
998

Meter kualitas permukaan jalan yang buruk

20,40 Ha merupakan kawasan genangan banjir >
30cm,>2jam, >2x setahun
2.509 Meter drainase lingkungan belum terbangun
5

Drainase Lingkungan

20,40 Ha drainase lingkungan tidak terhubung dengan
hirarki diatasnya
1.745

Meter memiliki drainase lingkungan yang kotor dan
berbau

1.745

Meter drainase memiliki kualitas konstruksi yang
buruk

650
6

7

8

9

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya Kebakaran

Kategori Kumuh
B

Rumah Tangga Masyarakat tidak dapat mengakses
air minum yang aman

55

Rumah Tangga terpenuhi kebutuhan air minum
minimal dengan cara membeli

291

Rumah Tangga memiliki sistem air limbah tidak
sesuai persyaratan teknis

236

Rumah Tangga telah memiliki sarpras air limbah
sesuai persyaratan teknis

347

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan

354

Rumah Tangga tidak terlayani layanan angkutan
sampah

650

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan
terpelihara

100% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
100% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
Berat

PERTIMBANGAN LAIN

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 16

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No

INDIKATOR

PARAMETER

1

Nilai Strategis Lokasi

Merupakan kawasan pendukung Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) Kota Dumai terkait dengan rencana pengembangan
kawasan pelabuhan barang dan pergudangan.

2

Kepadatan penduduk

131

3

Kondisi Sosial Ekonomi

Secara umum tidak ada potensi bidang sosial ekonomi yang
perlu dikembangkan. Sebagian besar (71%) mata
pencaharian penduduk dibidang perdagangan/jasa (guru,
tenaga kesehatan, hotel), dan lainnya dibidang konstruksi
bangunan, industri dan pegawai/PNS.

C

LEGALITAS LAHAN

1

Kejelasan Status Penggunaan
Lahan

Lahan hunian milik masyarakat dimana 67% lahan milik
sendiri, 19% menyewa dan sisanya (13%) menumpang
lahan milik orang lain.

2

Kesesuaian RTR

Peruntukan kawasan permukiman

jiwa/ha (kepadatan sedang)

Rekomendasi Penanganan

Peremajaan

Prioritas Penanganan

Tinggi

Seperti yang dapat dilihat pada tabel 7.3. di atas bahwa Kawasan permukiman kumuh
Laksamana Rimbas merupakan kategori berat, karena kondisi eksisting infrastruktur di kawasan
ini belum memadai. Kawasan Laksamana Rimbas ini belum dilewati jaringan air perpipaan.
Kebutuhan akan air bersih dan air minum diperoleh hampir sebagian besar masyarakat dengan
cara membeli air bersih, membeli air minum isi kemasan/ulang, air hujan (PAH) dan air sumur
baik sumur dangkal maupun sumur dalam (deep well). Sedangkan untuk sarana dan prasarana
air limbah rumah tangga sebagian besar belum terbangun dengan baik dan masih terdapat ±236
RT yang memiliki sarana dan prasarana air limbah yang bermasalah dan juga sebanyak ±291
RT memiliki sistem pengolahan limbah rumah tangga bermasalah seperti tidak memiliki septic
tank, masih dibuang ditanah rawa dan terhubung dengan saluran drainase. Kondisi ini
menyebabkan air di drainase menjadi berwarna hitam dan berbau sehingga mencemari
lingkungan.
Hanya sebagian kecil saja dari kawasan ini terlayani jaringan drainase lingkungan dan
sebagian besar belum memiliki saluran terutama permukiman yang berada diatas tanah rawa.
Kawasan permukiman ini termasuk rawan banjir. Meskipun terdapat drainase sekunder / primer
besar yang berada di ujung jalan Kaswari namun terhubung dengan jaringan jalan lingkungan
yang telah terbangun dikawasan sekitar. Area genangan banjir di kawasan ini seluas ± 20,40
Ha, dan panjang drainase lingkungan yang belum terbangun ± 2509 meter x 2 sisi dengan
kualitas drainase buruk dan tidak standar ± 1745 meter.

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 17

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kawasan ini sebagiannya telah dilalui layanan angkutan sampah skala lingkungan
permukiman dan masih terdapat ± 354 RT yang belum terlayani. Sebagian masyarakat yang
masih membuang sampah di pinggir jalan, halaman rumah dan saluran air. Masih terdapat ±
347 RT yang belum memiliki tempat pembuangan sampah /tong sampah standar dan tempat
penampungan sampah sementara juga belum tersedia. Selain itu kawasan permukiman belum
memiliki sarana dan prasarana pengolahan sampah skala lingkungan permukiman.

2. Kawasan Permukiman Dumai Kota
Kawasan permukiman kumuh Dumai Kota yang terletak di RT. 01, RT.02, RT.05, RT.06
dan RT.07 kelurahan Dumai Kota merupakan kawasan permukiman lama dengan tingkat
kepadatan hunian sedang dan tinggi. Kawasan permukiman ini dahulunya merupakan bagian
dari kawasan pasar lama dan permukiman tepian nelayan yang seiring pertumbuhan kota,
berkembang dan berubah menjadi salah satu kawasan permukiman padat perkotaan. Kawasan
permukiman kumuh yang berbatasan langsung dengan jalan utama kawasn yaitu Jl. Datuk
Laksamana ini memiliki luas sebesar ±6,61 Ha dengan batas-batas sebagai berikut;


Utara

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Datuk Laksamana



Selatan

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Sultan Syarif Kasim



Barat

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Pattimura



Timur

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Teratai

Total jumlah penduduk yang tinggal di dalam kawasan permukiman kumuh ini ±932
jiwa, yang terdiri dari ±482 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan ±450 jiwa jumlah penduduk
perempuan. Jumlah keluarga yang tinggal dikawasan ini ±236 KK dan jumlah rumah tangga
dan bangunannya adalah ±229 unit, dimana terdapat backlog kekurangan hunian di kawasan
ini sebesar ±8 KK. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah 141 jiwa /
ha sedangkan kepadatan bangunan di kawasan ini adalah 35 unit/Ha.
Kondisi sebagian besar bangunan di kawasan permukiman ini telah memiliki keteraturan
hanya sebagian kecil (±13KK) yang tidak memiliki keteraturan yang disebabkan karena akses
jalan yang tersedia kurang layak, tidak standar dan berada diatas tanah rawa/genangan air.
Selain itu juga terdapat beberapa bangunan hunian non permanen (±44KK) dan termasuk
kategori rumah tidak layak huni. Kondisi jaringan jalan lingkungan yang ada sebagian besar telah
dibangun permanen (semenisasi) dan hanya sebagian kecil yang masih berupa jalan tanah
dengan panjang ± 357meter. Dari total panjang jalan telah terbangun, terdapat beberapa ruas

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 18

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
jalan yang telah rusak, menipis karena sering tergenang banjir yang diperkirakan sepanjang ±
555 meter sehingga perlu dilakukan overlay untuk peningkatan kualitasnya.

Tabel 7.4. Profil Kawasan Kumuh Dumai Kota
NO.
A

KRITERIA/INDIKATOR

PARAMETER

FISIK
1

Keteraturan Bangunan

13

Unit bangunan hunian tidak memiliki keteraturan

2

Kepadatan Bangunan

3

Kelayakan Fisik Bangunan

44

4

Aksesibilitas Lingkungan

357 Meter jaringan jalan lingkungan belum diperkeras

Kepadatan bangunan 35 unit/ha (masih sesuai ketentuan)
Unit bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis

555 Meter kualitas permukaan jalan yang buruk
4

Ha merupakan kawasan genangan banjir > 30cm,>2jam,
>2x setahun

895 Meter drainase lingkungan belum terbangun
5

Drainase Lingkungan

4

Ha drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki
diatasnya

385 Meter memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
385 Meter drainase memiliki kualitas konstruksi yang buruk

6

Pelayanan Air Minum/Baku

136 Rumah Tangga Masyarakat tidak dapat mengakses air minum
yang aman
136 Rumah Tangga terpenuhi kebutuhan air minum minimal
dengan cara membeli
83

7

8

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Rumah Tangga memiliki sistem air limbah tidak sesuai
persyaratan teknis

136 Rumah Tangga telah memiliki sarpras air limbah sesuai
persyaratan teknis
14

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan

88

Rumah Tangga tidak terlayani layanan angkutan sampah

136 Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan
terpelihara

9

Pengamanan Bahaya
Kebakaran
Kategori Kumuh

B

PERTIMBANGAN LAIN

1

Nilai Strategis Lokasi

2

Kepadatan penduduk

3

Kondisi Sosial Ekonomi

100 Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
%
100 Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
%
Ringan

Merupakan kawasan pendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kota Dumai terkait dengan rencana pengembangan kawasan
pelabuhan barang dan pergudangan.
141

jiwa/ha (kepadatan sedang)

Secara umum tidak ada potensi bidang sosial ekonomi yang perlu
dikembangkan. Sebagian besar (89%) mata pencaharian penduduk

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 19

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
NO.

KRITERIA/INDIKATOR

PARAMETER
dibidang perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel), dan
lainnya dibidang konstruksi bangunan, industri dan pegawai /PNS.

C

LEGALITAS LAHAN

1

Kejelasan Status Penggunaan Lahan hunian milik masyarakat dimana 70% milik sendiri, 24%
Lahan
menyewa dan sisanya (6%) menumpang lahan milik orang lain.

2

Kesesuaian RTR

Peruntukan kawasan permukiman

Rekomendasi Penanganan

Pemugaran

Prioritas Penanganan

Rendah

Jika dilihat pada tabel 7.4. di atas, Kawasan Kumuh di Dumai Kota merupakan kawasan
kumuh dengan kategori Ringan. Kawasan permukiman kumuh Dumai Kota ini sebagiannya telah
dilalui jaringan air perpipaan dari PDAM. Dikarenakan kualitas air PDAM masih belum layak
minum makan sebagian besar masyarakat masih mendapatkan air bersih dan air minum dengan
cara membeli air bersih, membeli air minum isi kemasan/ulang, air hujan (PAH) dan air sumur.
Sedangkan untuk sarana dan prasarana air limbah rumah tangga sebagian telah terbangun
dengan baik dan permasalahan yang muncul adalah masih banyaknya prasarana air limbah
rumah tangga yang masih terhubung dengan saluran drainase. Kondisi ini menyebabkan air di
drainase menjadi berwarna hitam dan berbau sehingga mencemari lingkungan.
Sebagian besar kawasan ini meskipun telah terlayani jaringan drainase lingkungan yang
memadai namun masih saja terjadi banjir. Hal ini dikarenakan sebagian besar jaringan drainase
belum saling terintegrasi dan terhubung dengan saluran sekunder perkotaan, meskipun pada
setiap jalan utama kawasan telah memiliki saluran sekunder perkotaan yang cukup besar. Area
genangan banjir di kawasan ini seluas ± 2,45 Ha, dan panjang drainase lingkungan yang belum
terbangun ± 892 meter x 2 sisi dengan kualitas drainase buruk dan tidak standar ± 385 meter.
Kawasan ini telah dilalui layanan angkutan gerobak sampah di lingkungan permukiman. Namun
masih terdapat sebagian kecil masyarakat yang masih membuang sampah di pinggir jalan dan
halaman

rumah. Kawasan ini juga belum memiliki sistem pengolahan sampah 3R skala

lingkungan.

3. Kawasan Permukiman Buluh Kasap
Kawasan permukiman kumuh Buluh Kasap yang terletak di RT. 01, RT.05, RT.06 dan
RT.11 kelurahan Buluh Kasap merupakan kawasan permukiman lama dengan tingkat kepadatan
hunian tinggi. Kawasan permukiman ini merupakan bagian dari kawasan pasar lama Kota Dumai
yang seiring pertumbuhan kota, berkembang menjadi salah satu kawasan permukiman padat

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 20

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
perkotaan. Kawasan permukiman kumuh yang dilalui oleh Jl. Hangtuah dan berbatasan
langsung dengan jalan utama kawasan yaitu Jl. Hayam Wuruk dan Jl. Gajah Mada ini memiliki
luas sebesar ±7,01 Ha dengan batas-batas sebagai berikut;


Sebelah Utara

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Hayam Wuruk



Sebelah Selatan

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Sultan Syarif Kasim



Sebelah Barat

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Jendral Sudirman



Sebelah Timur

: berbatasan dengan jalan utama yakni Jl. Gajah Mada

Total jumlah penduduk yang tinggal di dalam kawasan permukiman kumuh ini ±1681
jiwa, yang terdiri dari ±848 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan ±833 jiwa jumlah penduduk
perempuan. Jumlah keluarga yang tinggal dikawasan ini ±425 KK dan jumlah rumah tangga
dan bangunannya adalah ±381 unit, sehingga terdapat backlog kekurangan hunian di kawasan
ini sebesar ±44 KK. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah 240 jiwa
/ ha sedangkan kepadatan bangunan di kawasan ini adalah 54 unit/Ha.
Kondisi sebagian besar bangunan di kawasan permukiman ini telah memiliki keteraturan
hanya sebagian kecil (±18 KK) yang tidak memiliki keteraturan yang disebabkan karena akses
jalan lingkungan yang kurang layak dan tidak sesuai spesifikasi teknis (jalan sempit). Selain itu
juga terdapat beberapa bangunan hunian non permanen (±105 KK) dan termasuk kategori
rumah tidak layak huni. Kondisi jaringan jalan lingkungan sebagian besar telah disemenisasi dan
terdapat banyak jalan kecil & sempit sehingga hanya dapat dilalui kenderaan roda 2. Dari total
panjang jalan telah terbangun, terdapat beberapa ruas jalan yang telah rusak, karena sering
tergenang banjir yang diperkirakan sepanjang ± 927 meter sehingga perlu overlay untuk
peningkatan.

Tabel 7.5. Profil Kawasan Kumuh di Kawasan Buluh Kasap
No

KRITERIA / INDIKATOR

A

FISIK

1

Keteraturan Bangunan

2

Kepadatan Bangunan

3

Kelayakan Fisik Bangunan

4

Aksesibilitas Lingkungan

5

PARAMETER

85

Unit bangunan hunian memiliki ketidakketeraturan
Kepadatan bangunan 54 unit/ha (masih sesuai ketentuan)

105

Unit bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis

0

Meter jaringan jalan lingkungan belum diperkeras

927

Meter kualitas permukaan jalan yang buruk

5,48

Ha merupakan kawasan genangan banjir >
30cm,>2jam, >2x setahun

492

Meter drainase lingkungan belum terbangun

Drainase Lingkungan

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 21

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No

KRITERIA / INDIKATOR

PARAMETER
6

6

7

8

9

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya
Kebakaran

Kategori Kumuh
B

PERTIMBANGAN LAIN

1

Nilai Strategis Lokasi

2

Kepadatan penduduk

Ha drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki
diatasnya

1.034

Meter memiliki drainase lingkungan yang kotor dan
berbau

1.034

Meter drainase memiliki kualitas konstruksi yang buruk

381

Rumah Tangga Masyarakat tidak dapat mengakses air
minum yang aman

381

Rumah Tangga terpenuhi kebutuhan air minum minimal
dengan cara membeli

105

Rumah Tangga memiliki sistem air limbah tidak sesuai
persyaratan teknis

381

Rumah Tangga telah memiliki sarpras air limbah sesuai
persyaratan teknis

209

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan

381

Rumah Tangga telah terlayani layanan angkutan sampah

381

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan
terpelihara

100% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
100% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
Sedang
Merupakan kawasan pendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kota Dumai terkait dengan rencana pengembangan kawasan
pelabuhan barang dan pergudangan
240

jiwa/ha (kepadatan tinggi)

Secara umum tidak ada potensi bidang sosial ekonomi yang perlu
dikembangkan. Sebagian besar (67%) mata pencaharian
penduduk dibidang perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan,
hotel), 28% bidang konstruksi, dan sisanya industri dan pegawai
/PNS.

3

Kondisi Sosial Ekonomi

C

LEGALITAS LAHAN

1

Kejelasan Status Penggunaan
Lahan

Lahan hunian milik masyarakat dimana 46% milik sendiri, 33%
menyewa dan sisanya (21%) menumpang lahan milik orang lain.

2

Kesesuaian RTR

Peruntukan kawasan permukiman

Rekomendasi Penanganan

Pemugaran

Prioritas Penanganan

Sedang

Jika dilihat pada tabel 7.5. di atas Kawasan Buluh kasap termasuk kategori kumuh
sedang. Kawasan permukiman kumuh Buluh Kasap ini sebagian besar belum dilalui jaringan air
perpipaan dari PDAM. Sebagian besar masyarakat masih mendapatkan air bersih dan air minum
dengan cara membeli air bersih, membeli air minum isi kemasan/ulang, air hujan (PAH) dan air
sumur. Sedangkan untuk sarana dan prasarana air limbah rumah tangga sebagian telah
terbangun dengan baik dan permasalahannya adalah masih banyaknya prasarana air limbah

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 22

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
rumah tangga yang masih terhubung dengan saluran drainase. Kondisi ini menyebabkan air di
drainase menjadi berwarna hitam dan berbau sehingga mencemari lingkungan.
Sebagian besar kawasan telah terlayani jaringan drainase lingkungan meskipun masih
merupakan kawasan rawan banjir. Banyaknya saluran drainase yang rusak, terputus, tersumbat/
tidak mengalir dan tertutup atau dilewati oleh bangunan diatasnya mempersulit pemeliharaan
dan pemeriksaan apabila terjadi penyumbatan oleh sampah. Sebagian besar jaringan drainase
belum terintegrasi dengan saluran sekunder perkotaan, meskipun telah memiliki saluran
sekunder perkotaan yang cukup besar dijalan utama. Area genangan banjir di kawasan ini seluas
± 5,48 Ha, dan panjang drainase lingkungan yang belum terbangun ± 492 meter x 2 sisi dengan
kualitas drainase buruk dan tidak standar ± 1034 meter. Kawasan ini telah dilalui layanan
angkutan gerobak sampah di lingkungan permukiman. Namun masih terdapat sebagian kecil
masyarakat yang masih membuang sampah di pinggir jalan, halaman rumah dan saluran air.
Kawasan ini juga belum memiliki sistem pengolahan sampah 3R skala lingkungan.

4. Kawasan Permukiman Bukit Bintan Jadi
Kawasan permukiman kumuh Bukit Bintan Jadi terletak di kelurahan Bukit Datuk,
kelurahan Bintan dan kelurahan Sukajadi. Kawasan permukiman kumuh di kelurahan Bukit
Datuk berada di 2 (tiga ) RT yaitu RT.04; dan RT.05. Sedang kawasan permukiman kumuh di
kelurahan Bintan berada di RT. 16; RT.17 dan RT.18 serta kelurahan Sukajadi berada di RT.021
& RT.023. Kawasan permukiman kumuh yang dipisahkan oleh jalur Sungai Dumai dan dapat
diakses secara langsung melalui Jl. Pulau Payung dan Jl. Raya Bukit Datu di Kelurahan Bukit
Datuk dan Jl. Bintan di kelurahan Bintan dan kelurahan Sukajadi ini memiliki luas sebesar ±16,27
Ha dengan batas-batas sebagai berikut;


Sebelah Utara

: berbatasan dengan Jl. Paris



Sebelah Selatan

: berbatasan dengan Jl. Bumi Ayu dan Sungai Dumai



Sebelah Barat

: berbatasan dengan Jl. Pulau Payung



Sebelah Timur

: berbatasan dengan Jl. Bintan & Jl. Bakti

Total jumlah penduduk yang tinggal di dalam kawasan permukiman kumuh ini ±1756
jiwa, yang terdiri dari ±899 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan ±857 jiwa jumlah penduduk
perempuan. Jumlah keluarga yang tinggal dikawasan ini ±447 KK dan jumlah rumah tangga
dan bangunannya adalah ±404 unit, sehingga terdapat backlog kekurangan hunian di kawasan
ini sebesar ±43 KK. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah 108 jiwa
/ ha sedangkan kepadatan bangunan di kawasan ini adalah 25 unit/Ha.

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 23

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kondisi

sebagian

bangunan

di

kawasan

permukiman

kumuh

ini

memiliki

ketidakteraturan dimana sebanyak ± 87 RT berada pada tempat yang tidak layak huni
disebabkan karena berada dalam wilayah tepian / sempadan sungai dan memiliki akses jalan
lingkungan yang kurang layak dan tidak sesuai spesifikasi teknis (jalan sempit). Selain itu juga
terdapat beberapa bangunan hunian non permanen (±95 RT) yang termasuk kategori rumah
tidak layak huni. Kondisi jaringan jalan lingkungan yang ada sebagian besar telah terbangun
secara permanen (semenisasi) namun masih terdapat sebagian lagi masih berupa jalan tanah
sepanjang ± 1695 meter. Dari total panjang jalan terbangun, terdapat beberapa ruas jalan yang
telah rusak, menipis karena sering tergenang banjir yang diperkirakan sepanjang ± 1527 meter
sehingga perlu dilakukan overlay untuk peningkatan kualitasnya.

Tabel 7.6. Profil Kawasan Kumuh Bukit Bintan Jadi
No

KRITERIA / INDIKATOR

A

FISIK

1

Keteraturan Bangunan

2

Kepadatan Bangunan

3

Kelayakan Fisik Bangunan

4

Aksesibilitas Lingkungan

PARAMETER

87

Unit bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
Kepadatan bangunan 25 unit/ha (masih sesuai ketentuan)

95

Unit bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis

1.695

Meter jaringan jalan lingkungan belum diperkeras

1.527

Meter kualitas permukaan jalan yang buruk

9,7

Ha merupakan kawasan genangan banjir >
30cm,>2jam, >2x setahun

2.375 Meter drainase lingkungan belum terbangun
5

Drainase Lingkungan

9,7

Ha drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki
diatasnya

2.355 Meter memiliki drainase lingkungan yang kotor dan
berbau
2.335 Meter drainase memiliki kualitas konstruksi yang buruk

6

7

8

9

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

404

Rumah Tangga Masyarakat tidak dapat mengakses air
minum yang aman

404

Rumah Tangga terpenuhi kebutuhan air minum minimal
dengan cara membeli

163

Rumah Tangga memiliki sistem air limbah tidak sesuai
persyaratan teknis

29

Rumah Tangga memiliki sarpras air limbah tidak sesuai
persyaratan teknis

299

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan

342

Rumah Tangga tidak terlayani layanan angkutan sampah

404

Rumah Tangga tidak memiliki sarpras persampahan
terpelihara

100% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

VII - 24

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No

KRITERIA / INDIKATOR
Pengamanan Bahaya
Kebakaran

Kategori Kumuh
B

PERTIMBANGAN LAIN

1

Nilai Strategis Lokasi

2

Kepadatan penduduk

3

Kondisi Sosial Ekonomi

C

LEGALITAS LAHAN

1

Kejelasan Status Penggunaan
Lahan

2

Kesesuaian RTR

PARAMETER
100% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
Sedang
Tidak memiliki nilai strategis khusus dan berada dekat/berbatasan
dengan kawasan sempadan sungai dumai.
108

jiwa/ha (kepadatan sedang)

Secara umum tidak ada potensi bidang sosial ekonomi yang perlu
dikembangkan. Sebagian besar (69%) mata pencaharian
penduduk dibidang perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan,
hotel), dan lainnya dibidang konstruksi bangunan, industri serta
pegawai /PNS.
Lahan hunian milik masyarakat dimana 62% milik sendiri, 30%
menyewa dan sisanya (9%) menumpang lahan milik orang lain.
Peruntukan kawasan permukiman

Rekomendasi Penanganan

Pemugaran

Prioritas Penanganan

Sedang

Jika dilihat dari tabel 7.6. kawasan Bukit Jadi termasuk kategori kumuh sedang. Kawasan
permukiman kumuh Bukit Bintan Jadi belum dilewati jaringan air perpipaan. Kebutuhan akan
air bersih/air minum diperoleh dengan cara membeli air bersih, membeli air minum isi
kemasan/ulang, air hujan (PAH) dan air sumur baik sumur dangkal maupun sumur dalam (deep
well). Sedangkan untuk sarana dan prasarana air limbah rumah tangga sebagian besar telah
terbangun dengan baik namun masih terdapat ±29 RT yang memiliki sarana dan prasarana air
limbah yang bermasalah dan juga sebagian besar RT yang memiliki sistem pengolahan limbah
rumah tangga yang bermasalah seperti masih terhubung dengan saluran drainase. Kondisi ini
menyebabkan air di drainase menjadi berwarna hitam dan berbau sehingga mencemari
lingkungan.
Sebagian kawasan telah terlayani ja