BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1504186817Draft 7. BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Laporan Akhir (rev)

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7. 1. KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1.1. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)

  Kondisi eksisting kewilayahan sektor pengembangan kawasan permukiman (PKP) di wilayah Kota Surakarta diantara terdiri dari:

1. Kawasan Kumuh Perkotaan

  Penetapan kawasan kumuh di Kota Surakarta dilakukan untuk daerah atau lokasi yang memiliki

permasalahan perumahan dan permukiman kumuh. Di Kota Surakarta sendiri berdasarkan data hasil

skoring dan pembobotan pada pekerjaan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP)

di tahun 2015 terdapat lokasi perumahan dan permukiman yang tergolong kumuh di Kota Surakarta

dengan klasifikasi yang berbeda-beda berdasarkan urutan prioritas penanganan kawasan.

  Beberapa lokasi kawasan kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta diantaranya adalah di

kawasan Semanggi dengan luas ± 76,03 ha, selanjutnya kawasan Bantaran Kali Anyar dengan luas ±

36,65 ha, kemudian Kawasan Danukusuman dengan luas ± 26,02 ha. Untuk lebih jelasnya terkait

dengan urutan prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta

dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.

  • 5 Kawasan Bantaran Rel KA

  • 10 Kawasan Panularan
  • 12 Kawasan Bantaran Sungai Bengawan Solo
  • 16 Kawasan Purwodiningratan
  • 19 Kawasan Pucangsawit
  • 22 Kawasan Kratonan
  • 25 Kawasan Banyuanyar

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  46 SEDANG

  15.59 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di bantaran rel KA

  Sebagian tidak jelas (sekaligus merupakan squatters di bantaran sungai dan rel)

  9 SEDANG (-) (+)

  46 SEDANG

  5.47 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  15 Kawasan Sondakan

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  47 SEDANG

  0.50 Kawasan kumuh padat perkotaan

  9 SEDANG + Status lahan jelas +

  14 Kawasan Kadipiro Barat

  48 SEDANG

  1.21 Kawasan kumuh padat perkotaan

  13 Kawasan Nusukan

  3 RENDAH + Status lahan jelas +

  54 SEDANG

  9.41 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  Sebagian tidak jelas (berada di atas saluran)

  3 RENDAH (-) (+)

  54 SEDANG

  9.81 Kumuh padat perkotaan

  11 Kawasan Timuran

  17 Kawasan Kadipiro Timur

  46 SEDANG

  0.54 Kumuh padat perkotaan

  Sebagian jelas +

  40 RINGAN

  35.73 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran Rel

  23 Kawasan Kestalan

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  40 RINGAN

  17.35 Kumuh padat perkotaan

  Sebagian tidak jelas (sekaligus merupakan squatters di bantaran rel)

  9 SEDANG (-) (+)

  40 RINGAN

  1.72 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di bantaran rel KA

  21 Kawasan Manahan

  11 TINGGI (-) (+)

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  40 RINGAN

  0.68 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  20 Kawasan Kerten

  13 TINGGI + Status lahan jelas +

  40 RINGAN

  17.62 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  Sebagian tidak jelas (sebagian sekaligus merupakan squatters di bantaran sungai dan rel)

  11 TINGGI (-) (+)

  42 RINGAN

  8.91 Kumuh padat perkotaan

  18 Kawasan Sumber

  5 RENDAH + Status lahan jelas +

  58 SEDANG

  0.51 Kumuh padat perkotaan

  15 TINGGI (-) (+)

  di bantaran sungai) (-) (+)

  squatters

  Sebagian tidak jelas (slums sekaligus

  15 TINGGI (-) (+)

  74 BERAT

  26.02 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh padat perkotaan

  3 Kawasan Danukusuman

  di bantaran sungai) (-) (+)

  squatters

  Sebagian tidak jelas (slums sekaligus

  76 BERAT

  14.64 Kawasan kumuh padat perkotaan

  36.65 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh padat perkotaan

  2 Kawasan Bantaran Kali Anyar

  (-) (+)

  squatters di bantaran sungai dan rel)

  Sebagian tidak jelas (slums sekaligus

  15 TINGGI (-) (+)

  80 BERAT

  76.03 Kumuh dan ilegal di bantaran rel KA; kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh padat perkotaan

  1 Kawasan Semanggi

  

TOTAL

SKOR

TINGKAT KEKUMUHA N TOTAL SKOR PERTIMBANG AN LAIN STATUS LAHAN KESESUAIAN RTR

Tabel 7.1. Urutan Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Surakarta URUTAN PRIORITA S KAWASAN LUAS KUMUH (Ha) TIPOLOGI KAWASAN ASPEK FISIK & LINGKUNGAN ASPEK PERTIMBANGAN LAIN ASPEK LEGALITAS LAHAN

  4 Kawasan Pasar Kliwon

  74 BERAT

  7 SEDANG + Kumuh sedang, pertimbangan lain tinggi, status lahan jelas

  7 Kawasan Tegalharjo

  58 SEDANG

  12.84 Kumuh padat perkotaan

  9 Kawasan Laweyan

  Sebagian tidak jelas (tidak bersertifikat) +

  7 SEDANG (-) (+)

  58 SEDANG

  13.24 Kumuh padat perkotaan

  8 Kawasan Karangasem

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  64 SEDANG

  20.53 Kumuh padat perkotaan

  13 TINGGI + Status lahan jelas +

  15 TINGGI (-) (+)

  68 SEDANG

  11.89 Kumuh perkampungan

  6 Kawasan Mojosongo

  di bantaran sungai) (-) (+)

  squatters

  Sebagian tidak jelas (slums sekaligus

  11 TINGGI (-) (+)

  72 BERAT

  7.53 Kawasan kumuh dan ilegal di bantaran rel KA

  Kadipiro

  Sebagian tidak jelas , menempati tanah Magersari

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  URUTAN PRIORITA S KAWASAN LUAS KUMUH (Ha) TIPOLOGI KAWASAN ASPEK FISIK & LINGKUNGAN ASPEK PERTIMBANGAN LAIN ASPEK LEGALITAS LAHAN

TOTAL

SKOR

TINGKAT KEKUMUHA N TOTAL SKOR PERTIMBANG AN LAIN STATUS LAHAN KESESUAIAN RTR

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  3 RENDAH + Status lahan jelas +

  36 RINGAN

  0.23 Kumuh padat perkotaan

  28 Kawasan Punggawan

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  36 RINGAN

  1.20 Kumuh padat perkotaan

  27 Kawasan Penumping

  36 RINGAN

  24 Kawasan Sudiroprajan

  2.31 Kumuh padat perkotaan

  26 Kawasan Pajang

  7 SEDANG + Status lahan jelas +

  40 RINGAN

  5.28 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  7 SEDANG + Tidak jelas (sebagian menempati bantaran sungai dan berada di lahan keraton)

  40 RINGAN

  6.11 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran sungai

  Sumber: RKP-KP Kota Surakarta, 2015

2. Kawasan Rawan Bencana

  Beberapa permukiman di wilayah Kota Surakarta yang menempati daerah rawan bencana tersebar

di berbagai wilayah Kota Surakarta. Salah satu bencana alam yang sering terjadi diwilayah Kota Surakarta

adalah kejadian bencana banjir, hal ini dikarenakan Kota Surakarta termasuk salah satu Wilayah Aliran

Sungai (WAS) Bengawan Solo di bagian hulu. Sesuai kedudukannya, bencana banjir yang diakibatkan oleh

meluapnya air Sungai Bengawan Solo sering melanda Kota Surakarta, yaitu sejak tahun 1863.

  Namun selain potensi terjadinya bencana banjir, Kota Surakarta juga memiliki kerawanan terhadap

bencana kekeringan, angin topan, dan bencana kebakaran. Beberapa angka kejadian bencana banjir di Kota

Surakarta dari tahun ke tahun dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.

Tabel 7.2. Sejarah Banjir di DAS Bengawan Solo Dari Hulu Hingga Hilir Tahun 1986-2007

  No. Tahun Wilayah dan Dampak yang diakibatkan Bencana Banjir

  1. 1863 Bengawan Solo sudah menimbulkan banjir 2. 1966 Banjir bandang melanda Kota Solo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, dan

  Kabupaten Lamongan dengan jumlah korban 168 jiwa tewas, 182.000 rumah rusak, 142.000 Ha lahan pertanian di 93 Kecamatan terendam. Infrastruktur rusak 42 jembatan rusak besar dan kecil, 19 fasilitas irigasi, 5 km rel kereta api, 3,8 km tanggul

  3. 1982 129 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir, 7.298 rumah dan 917.376 ha lahan tergenang. 4. 1991 27.000 Ha sawah, perkebunan dan permukiman di Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan terendam banjir 5. 1993 Kerugian sekitar 13,29 miliar, 200.000 petani rugi karena 15.000 ha lahan tergenang air. Daerah yang dilanda banjir 220 desa 36 kecamatan di Kabupaten

  Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. 6. 1994 Banjir melanda Kabupaten Blora, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan 7. 2002 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro diterjang banjir. 8. 2005 71 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir. 443 ha sawah, 1.149 rumah dan 19 km jalan desa di Kabupaten Gresik terendam.

  9. 2007 Banjir melanda Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan 10.253 rumah, 3.225 ha tanaman padi, 22 ha tanaman jagung dan 1.195 ha palawija terendam. Banjir juga merendam 20 mesjid dan 11 gedung sekolah.

  Sumber : RP3KP Kota Surakarta, 2013

7.1.2. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

7.1.2.1. Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung

  Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kota Surakarta terkait pada Bidang Cipta Karya mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembangunan, rehabilitasi atau pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas serta perumahan dan permukiman sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatas, bidang Cipta Karya mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

  a. melaksanakan rencana kerja Bidang Cipta Karya berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas; b. mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas; c. melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundang-undangan; d. menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;

  e. merumuskan kebijakan teknis di bidang gedung pemerintahan dan rumah dinas;

  f. merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman;

  g. melaksanakan penyusunan sistem informasi pengembangan perumahan dan permukiman;

  

h. melaksanakan penyusunan masterplan pengembangan perumahan dan permukiman;

i. melaksanakan kegiatan perencanaan teknis, pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan pada bangunan-bangunan pemerintah;

j. melaksanakan pengaturan dan pembinaan pembangunan perumahan dan permukiman;

k. melaksanakan pengelolaan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan perumahan dan permukiman; l. memberikan pertimbangan teknis perizinan sewa gedung pemerintah; m. melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang cipta karya; n. melaksanakan penyiapan bahan sosialisasi di bidang cipta karya. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Cipta Karya dibantu oleh:

A. Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas

  Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas, meliputi: pelaksanaan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas.

B. Seksi Perumahan dan Permukiman

  Seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perumahan dan pemukiman, meliputi:

pelaksanaan pengaturan,penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman.

7.1.2.2. Permasalahan Dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  

Permasalahan dan tantangan dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan untuk wilayah

Kota Surakarta adalah :

Tabel 7.3. Permasalahan dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  

No Kewenangan Progam Kegiatan Permasalahan Faktor Yang Mempengaruhi

  1 Penyiapan perumusan Program  Masih belum  Kawasan kumuh perkotaan kebijakan teknis, Wilayah Strategis dan terpenuhinya sarana akibat urbanisasi yang pembinaan dan cepat tumbuh dan prasaran kawasan cukup luas pelaksanaan di bidang permukiman,

   Pertumbuhan penduduk pembangunan, rehabilitasi ditunjukkan dengan  Lahan perkotaan yang atau pemeliharaan luas kawasan kumuh semakin sempit gedung pemerintah dan yang belum tertangani rumah dinas serta perumahan dan

   Masih rendahnya permukiman sesuai tingkat pemenuhan dengan kebijakan teknis kebutuhan perumahan yang ditetapkan oleh yang layak huni Kepala Dinas. danterjangkau

   Menurunnya kualitas permukiman sehingga tumbuh kawasan kumuh diperkotaan  Belum optimalnya penanganan PSU kawasan permukiman  Kawasan ekonomi kreatif yang belum tertata

  Progam Lingkungan  Belum optimalnya  Permasalahan lahan Sehat Perumahan pemenuhan

  

No Kewenangan Progam Kegiatan Permasalahan Faktor Yang Mempengaruhi

  kebutuhan dasar (air  Jaringan air bersih masih bersih dan sanitasi, terbatas dll)  Belum ada jaringan air

   Belum optimalnya limbah pelayanan air minum  Belum optimalnya layanan cakupan Air Limbah  Belum optimalnya pengembangan pelayanan Pengolahan air limbah terpusat (Sistem sewerage)

7.1.3. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Air Minum (SPAM)

7.1.3.1. Tingkat Pelayanan (Coverage Area) dan Kebocoran Air

A. PDAM

  Jumlah pelanggan aktif PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta tahun 2015 mencapai 60.921 sambungan, yang terdiri dari jenis pelanggan sosial, rumah tangga, sekolah, usaha, instansi dan pemerintah/ABRI. Jumlah pelanggan paling banyak jenis pelanggan rumah tangga sebesar 87,58% dan paling sedikit pelanggan pemerintahan sebesar 0,50%. Lebih jelasnya cakupan pelayanan masing-masing jenis pelanggan PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7.4. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015 No Jenis Pelanggan Jumlah %

  1 Sosial 1.003 1,65

  2 Rumah Tangga 53.357 87,58

  3 Sekolah 390 0,64

  4 Usaha 5.866 9,63

  5 Instansi Pemerintah/ABRI 305 0,50

  Jumlah 43.236 100 Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016

  Cakupan pelayanan PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut:

Tabel 7.5. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2011-2015

  Jenis 2012 2013 2014 2015

  Sosial

  • Umum 478 469 447 436
  • Khusus 550 550 555 567 Sub Jumlah I 1028 1019 1002 1003 Non Niaga - Rumah Tangga 1 492 484 481 111
  • Rumah Tangga 2 34.136 34.859 37.459 32.635
  • Rumah Tangga 3 9.117 9.988 10.523 14.078
  • Rumah Tangga 4 6233 6165 6082 6533 Sub Jumlah II 49.978 51.496 54.545 53.357 Niaga - Niaga 2 300 292 283 343
  • Niaga 1 4767 4790 4709 5523 Sub Jumlah III 5067 5082 4992 5866 Instansi Pemerintah/HANKAM 267 266 269 305

  

Sub Jumlah V 267 266 269 305

TOTAL 112.680 115.726 121.616 121.062

  Jumlah Penduduk (jiwa) 505.413 507.825 510.077 512.226 Penduduk Terlayani (jiwa) 396.446 404.483 412.856 417.259

  

Cakupan Pelayanan (%) 78,44% 79,65% 80,94% 81,46%

Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016

  B. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) /BLU (Badan Layanan Umum) Saat ini, pelayanan air minum yang dilakukan oleh UPTD atau dinas yang ada di Kota Surakarta hanya bersifat sebagai pembinaan dan pengawasan terhadap KSM yang melaksanakan program sumur dalam. Dinas teknis yang terkait program sumur dalam ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya.

  C. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dibawah pembinaan dan pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya berupa adanya program pengelolaan sumur air dalam. Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penyediaan pengelolaan dan pemelihraan air bersih sumur dalam Kota Surakarta dengan baik, Pemerintah membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) supaya pengelolaan dan pemeliharaannya baik, benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan adanya KSM di Kota Surakarta diharapkan wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh air berish PDAM Kota

  Surakarta dan jika saat musim kering sering kekurangan air bersih dapat di nikmati dijaga dan dikelola sendiri oleh wakilnya/KSM Se- Kota Surakarta. Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya berupa pemanfaatan sumur dalam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat melalui jaringan perpipaan. Pengelolaannya dikelola oleh masyarakat di bawah pengawasan DPU Bidang Cipta Karya. Program ini sudah dilaksanakan sejala tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 ini direncanakan terdapat 21 lokasi yang mendapatkan program sumur dalam melalui dana DAK. Program sumur dalam yang sudah terlaksana melalui DAK oleh DPU Bidang Cipta Karya dapat dilihat pada tabel berikut:

  16 KSM 28 Ngipang, RT 1,2,5,6,7,RW 28 Kadipiro

  Serengan 2013 40 100

  13 KSM Blumbang Makmur (Kp.Sewu)

  RT.1,5,6 ,RW 8 Sewu Jebres 2014 40 160

  14 KSM Tirta Mulya (Sibela) RW 24 , Mojosongo Jebres 2014 50 198

  15 KSM Tirta Barokah Busukan RT.1,2,3./ RW.27.Mojosongo

  Jebres 2014 50 180

  Banjarsari 2016 50 180

  12 KSM Tirta Wening (Dipotrunan)

  17 Tirta Pelangi Pelangi RT 1,2,3,4, RW 28 Mojosongo

  Jebres 2016 50 128

  18 Tirta Amanah Badran RT 1,2,3,RW 11 Mojosongo

  Jebres 2016

  45

  98

  19 Sari Tirta Randusaru RT 4 RW 30 Mojosongo

  Dipotrunan RT.1,2,3 / RW.13 ,Tipes

  Jebres 2013 50 150

Tabel 7.6. Program Sumur Dalam Kota Surakarta No Pengelola/Pemakai Lokasi/ Kelurahan Kecamatan Tahun Anggaran Pengambilan (m3 / hari ) Pengguna (SR)

  Jebres 2010 50 112

  1 KSM PanggungRejo Panggungrejo,Jebres Jebres 2007 50 200

  2 KSM Mipitan Mipitan RT 3/29, Mojosongo Jebres 2007 50 1.120

  3 KSM WARIH TOMO Ngemplak RT 5/29, Mojosongo Jebres 2008 50 116

  4 KSM Joyotakan Joyotakan Serengan 2009 50 200

  5 KSM Lemah Abang RT.2,3,4,5,Kadipiro Banjarsari 2010 50 200

  6 KSM Ngemplak Sutan2 NgemplaRT.04,07/29 Mojosongo

  7 KSM Ngemplak3 RT. 01/29 Mojosongo Jebres 2011

  11 KSM Tirto Sari Tawangsari RT. 01/34 Mojosongo

  50

  90

  8 KSM Randusari Randusari RT.01,02,03, RW 30 , Mojosongo

  Jebres 2011 50 160

  9 KSM Kendalrejo Kendalrejo,RW 26 Mojosongo

  Jebres 2012 65 160

  10 KSM Kp.Sewu RT.1.2.3 RW.7 Sewu Jebres 2012 50 120

  Jebres 2016 50 140

  No Pengelola/Pemakai Lokasi/ Kelurahan Kecamatan Tahun Anggaran Pengambilan (m3 / hari ) Pengguna (SR)

  13 Timuran 417 472 295 74% 397 96%

  7 Manahan 2.080 2.585 1.628 81% 2.071 100%

  8 Mangkubumen 1.721 2.123 1.229 71% 1.721 100%

  9 Nusukan 4.627 5.870 2.861 64% 4.624 100%

  10 Punggawan 696 842 471 73% 692 99%

  11 Setabelan 700 827 472 75% 699 99%

  12 Sumber 2.894 3.503 1.884 65% 2.855 99%

  3 Jebres

  5 Kestalan 554 675 358 67% 554 100%

  1 Gandekan 1.465 1.801 981 67% 1.442 98%

  2 Jagalan 1.857 2.445 1.452 78% 1.650 92%

  3 Jebres 4.505 5.142 3.422 70% 4.356 95%

  4 Kepatihan kulon 401 463 216 61% 401 100%

  5 Kepatihan wetan 458 576 313 66% 455 94%

  6 Mojosongo 10.217 11.807 9.452 93% 10.083 99%

  7 Pucangsawit 2.617 3.334 1.863 72% 2.437 91%

  6 Ketelan 640 741 374 64% 636 100%

  4 Keprabon 545 712 317 58% 545 100%

  20 Kurnia Cipta Tirta RT 2,3, RW 34 Mojosongo

Tabel 7.7. Program Kotaku Kota Surakarta Tahun 2015 No Kecamatan No Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Kepala Keluarga PELAYANAN AIR MINUM

  Jebres 2016 50 100

  21 Tirta Yasa Kampungsewu RT 1,2,3,RW 4 Sewu Jebres

  Jebres 2016 50 100

  Sumber: DPU Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Program sumur dalam yang dilaksanakan DPU Bidang Cipta Karya saat ini melayani 15 KSM di 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Jebres, Serengan dan Banjarsari. Total sambungan rumah yang terbangun 3.266 SR.

  Selain melalui Asosiasi KSM Air Bersih Surakarta Indonesia (AKABSI), pelayanan air bersih oleh KSM juga diselenggarakan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui program “Kotaku” di Kota Surakarta. Program “Kotaku” ini dimulai pada tahun 2015 yang merupakan program lanjutan dari program PNPM.

  Secara rinci pelayanan air bersih oleh BKM program “Kotaku” di Kota Surakarta sebagai berikut.

  1

  3 Kadipiro 8.082 9.919 5.675 70% 8.041 99%

  2

  3

  4

  1 Pasarkliwon 1 Baluwarti 1.143 1.491 895 78% 1.143 100%

  2 Banjarsari

  1 Banyuanyar 2.398 2.723 1.788 74% 2.388 100%

  2 Gilingan 3.589 4.625 2.030 60% 3.589 100%

  8 Purwodiningratan 652 852 462 69% 598 89%

  No Kecamatan No Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Kepala Keluarga PELAYANAN AIR MINUM

  6 Serengan

  3 Kampung baru 438 624 373 83% 438 100%

  4 Kauman 435 618 217 62% 435 100%

  5 Kedung Lumbu 907 1.293 779 87% 881 93%

  6 Pasar kliwon 737 1.017 601 85% 737 100%

  7 Sangkrah 2.415 3.487 1.941 83% 2.394 99%

  8 Semanggi 7.231 10.041 5.548 80% 7.070 98%

  1 Danukusuman 1.777 2.195 1.530 83% 1.723 98%

  5 Pasarkliwon 1 Gajahan 682 887 583 85% 625 92%

  2 Jayengan 609 879 499 82% 609 100%

  3 Joyotakan 1.592 2.105 1.138 73% 1.535 96%

  4 Kemlayan 411 582 285 72% 407 99%

  5 Kratonan 891 1.477 812 90% 848 96%

  6 Serengan 1.534 2.026 1.054 67% 1.534 100%

  7 Tipes 1.692 2.453 1.112 67% 1.692 100%

  Sumber : Baseline Data Kotaku, 2015 Keterangan : 1 adalah: Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci

  2 Joyosuran 2.159 2.997 2.048 94% 2.157 100%

  11 Sriwedari 576 701 331 60% 576 100%

  1

  1 Bumi 819 1.130 415 55% 690 85%

  2

  3

  4

  9 Sewu 1.281 1.752 1.015 76% 912 73%

  10 Sudiroprajan 580 726 354 59% 552 96%

  11 Tegalharjo 870 1.175 654 72% 644 76%

  4 Laweyan

  2 Jajar 1.294 1.748 884 69% 1.278 99%

  10 Sondakan 2.076 2.892 1.231 56% 2.075 100%

  3 Karangasem 1.845 2.258 445 25% 1.845 100%

  4 Kerten 1.586 2.270 1.157 71% 1.540 97%

  5 Laweyan 314 431 43 15% 314 100%

  6 Pajang 4.220 5.256 3.304 76% 4.215 100%

  7 Panularan 1.460 1.848 901 59% 1.443 98%

  8 Penumping 535 652 516 96% 520 96%

  9 Purwosari 1.601 2.227 1.080 70% 1.559 97%

  (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (Unit rumah tangga) 2 adalah: Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (%) 3 adalah: Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60 liter/org/hari) (Unit rumah tangga)

  4 adalah: Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60 liter/org/hari) (%) Program pelayanan air bersih yang dilakukan oleh PNPM dan Kotaku dapat dilihat pada tabel berikut:

  Sumber : Baseline Data PNPM dan Kotaku, 2009-2016

  3

  ) 23.799.386 24.360.217 23.582.654 23.512.293 23.282.039 Penjualan Air (m

  3

  Produksi Air (m

  Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Tabel 7.9. Data Produksi, Penjualan Air Dan Kehilangan Air Tahun 2011-2015

  PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta masih terdapat permasalahan adanya tingkat kehilangan

air/kebocoran air baik volume yang diproduksi maupun yang terdistribusi. Pada tahun 2015 tingkat kebocoran

air mencapai 34,69%. Perbandingan data produksi, penjualan air dan kehilangan air tahun 2011-2015 adalah

sebagai berikut:

  E. Koperasi Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang disediakan oleh Koperasi.

  D. BUS (Badan Usaha Swasta) Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang disediakan oleh BUS (Badan Usaha Swasta).

  3 Kegiatan (Pengadaan air bersih , Sumur dan Tandon) Jebres

Tabel 7.8. Program Pelayanan Air Bersih (Pnpm Dan Kotaku)

  3 Kegiatan (Pengadaan air bersih, Pengadaan Instalasi Tandon, perpipaan) Jebres 7 2016

  4 Kegiatan (Pengadaan air bersih Pengadaan Instalasi Tandon) Laweyan, Pasar Kliwon, Serengan, Jebres 6 2015

  3 Kegiatan (Instalasi air bersih, Pengadaan Tandon Air) Pasar Kliwon, Serengan 5 2014

  1 Kegiatan (hidran) Pasar Kliwon 4 2013

  Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon 3 2012

  7 Kegiatan (pompa dan Tandon Air, Pembuatan sumur, Hidrant, Renovasi Sumur)

  Laweyan, Pasar Kliwon, Serengan, Jebres, Banjarsari 2 2011

  10 Kegiatan (Rehab MCK (SUmur Pompa), Perbaikan Sumur Pompa Tangan, Pembuatan Sumur, Hidran Air Bersih, Pembuatan Sumur Resapan)

  1 2009

  No Tahun Kegiatan Lokasi

  ) 15.114.607 15.418.527 15.503.454 15.399.906 15.305.624 Kehilangan Air (m

  3

  ) 8.337.610 8.271.076 7.665.433 7.745.802 7.648.068 Kehilangan Air (%) 35,35 34,34 33,06 33,47 33,27

  Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015 Sedangkan secara rinci jumlah volume dan prosentase kehilangan air untuk PDAM Kota Surakarta Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7.10. Jumlah Volume dan Prosentase Kehilangan Air Tahun 2011-2015

  No Tahun Kehilangan Air Volume (m

  3 ) Prosentase (%)

  1 2011 8.337.610 35,35 2 2012 8.271.076 34,34 3 2013 7.665.433 33,06 4 2014 7.745.802 33,47 5 2015 7.648.068 33,27

  Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015 Sampai dengan saat ini, beberapa sumber air belum terpasang meter induk atau meter induk dalam

keadaan rusak. Dalam rangka memantau kehilangan air, perlu adanya pemasangan meter induk pada setiap

sumber air dan reservoir untuk mengetahui secara pasti jumlah air yang diproduksi dan jumlah air yang

didistribusikan.

7.1.3.2. Jaringan Perpipaan (JP)

A. PDAM 1. Unit Air Baku

  Unit air baku jaringan perpipaan (JP) SPAM Kota Surakarta digambarkan melalui beberapa kondisi, sebagai berikut.

  a. Kondisi Sumber Air Baku Sumber air baku yang digunakan PDAM adalah air baku mata air Cokrotulung sebesar 387 l/det, 28 sumur dalam dengan 5 sumur dalam tidak beroperasi, 23 sumur dalam yang aktif sebesar 337,80 l/det dan 3 buah IPA (Instalasi Pengolahan Air Bengawan Solo) sebesar 201,36 l/det. Pemanfaatan sumber air baku yang dimiliki PDAM tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Secara rinci sumber air PDAM Kota Surakarta sebagai berikut:

Tabel 7.11. Sumber Air Baku PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta Kapasitas Produksi (m3) Kapasitas Volume Terpasang Instalasi

  Menganggur Terpasang Tidak Dapat Riil Produksi

  3 (Idle) (m ) Dimanfaatkan

  MA Cokrotulung 13.932.000 13.932.000 12.204.432 1.727.568

  IPA Jurug 3.600.000 3.600.000 3.322.829 277.171

  IPA Jebres 1.800.000 1.800.000 1.566.401 233.599 Sumur Dalam 8.684.419 8.684.419 6.188.377 2.496.042

  Jumlah 28.016.419 28.016.419 23.282.040 4.734.379 Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PADM Kota Surakarta, 2015

  Secara rinci gambaran terkait nama sumber air dan kapasitas produksi air baku di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7.12. Kapasitas Sumber Air Baku PDAM Kota Surakarta Tahun 2015 No Air Baku Kapasitas Sumber (Ltr/detik) A Kawasan Utara

  1 Mojosongo I 10,28

  2 Mojosongo II 4,67

  3 Mojosongo III 3,62

  4 Kadipiro I 11,67

  5 Kadipiro II 39,28

  6 Kadipiro III 17,88

  7 Randusari I 0 (tidak berproduksi)

  8 Randusari II 20,77

  9 Randusari III 3,09

  10 Ngadisono 36,29

  11 Plesungan I 0 (tidak berproduksi)

  12 Plesungan I 16,33

  13 Plesungan I 11,72

  14 Sibela 2,33

  15 Tirtanadi 12,62

  Jumlah SD 190,55 B Kawasan Timur

  1 Jebres I 17,41

  2 Jebres I 26,63

  3 Pedarlingan 5,07

  4 Jurug 1 16,35

  5 Jurug 2 Masuk ke reservoir IPA Jurug

  Jumlah SD 65,46 C Kawasan Barat

  1 Manahan 1 19,76

  2 Manahan 2 9,82

  3 Sumber 0 (tidak berproduksi)

  4 Banyuanyar 6,85

  No Air Baku Kapasitas Sumber (Ltr/detik)

  5 Banjarsari 19,61

  Jumlah SD 56,04 D Kawasan Selatan

  1 Karangasem 25,72

  2 Semanggi 0 (tidak berproduksi)

  3 Sriwedari 0 (tidak berproduksi)

  Jumlah SD 25,72 Total SD 337,77

  E MA. Cokrotulung 387

  F

  IPA 201,36

  TOTAL 926,13

Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015

  Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi

  3 sebanyak 4.734.379,29 m atau 16,90% dari kapasitas produksi riil. Kapasitas produksi menganggur tersebut disebabkan air tanah penduduk di Sukakarta cukup baik dan pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam, sehingga valume produksi air PDAM Kota Surakarta pada tahun 2015 hanya sebesar 23.282.039,93 atau sebesar 83,19% dari kapasitas produksi riil.

  b. Kondisi Pipa Transmisi Kondisi pipa transmisi digambarkan pada beberapa kondisi yaitu jenis pipa, panjang pipa, diameter pipa dan tahun pemasangan pipa yang terdapat di PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta. Kondisi pipa transmisi PDAM Kota Surakarta secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.13. Kondisi Jenis, Panjang, Diameter Pemasangan Pipa Transmisi

  

PDAM Kota Surakarta

Pipa Transmisi No

  

Dia. (mm) Jenis Panjang (m)

  1 600 DCIP 8.375 2 500 DCIP 17.941 3 500 STEEL 3.000 4 450 DCIP 9.950 5 450 Cl 14.400 6 400 Cl 18.868

  PVC 1.576

  Total 74.110

  Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016 c. Kondisi Foto Intake Bangunan Kondisi bangunan intake yang terdapat di PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7.1. Foto Intake

  Intake Jurug

  • – Jebres Intake Semanggi 2.

  Unit Produksi Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi sebanyak 4.4734.379,29 m

  3 (16,90%) yang disebabkan oleh kondisi air tanah penduduk di Surakarta cukup baik dan pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam.

Tabel 7.14. Kapasitas Sumber Air Baku Pdam Kota Surakarta Tahun 2015 No Air Baku Kapasitas Sumber (Ltr/detik)

  1 Kawasan Utara 190,55

  2 Kawasan Timur 65,46

  3 Kawasan Barat 56,04

  4 Kawasan Selatan 25,72

  5 MA. Cokrotulung 387

  6 IPA 201,36

  TOTAL 926,13 Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015 Kondisi IPA PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7.2. Foto Bangunan IPA

  IPA Fiber

  IPA Jebres

  IPA Jurug 3.

  Unit Distribusi

  Air Minum Kota Surakarta dibangun Tahun 1929 oleh PB X. Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan dilakukan NV Hoogdruk Water Leiding Hoofplaats Surakrta en mstreken. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, pengelolaannya diambil alih Pemerintah Republik Indonesia. Tanggal 9 April 1960 pengelolaan dialihkan ke Seksi Air Minum pada Dinas Penghasilan Daerah Kotamadya Tingkat II Surakarta. Guna memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kota Surakarta baik wilayah perkotaan dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Untuk wilayah perkotaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta sedangkan untuk wilayah perdesaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh DPU Cipta Karya melalui program DAK, ZPOA dan bantuan-bantuan lain. Sedangkan sistem non perpipaan dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat. Kondisi jaringan pipa transmisi dan distribusi yang mengalirkan air dari sumber ke unit pelayanan yang dikelola PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta saat ini sebagai berikut:

Tabel 7.15. Kondisi, Jenis, Diameter Pemasangan Pipa Distribusi Pdam Kota Surakarta

  

Pipa Distribusi

No

Pipa (mm) Jenis Panjang (m)

  1 300 ACP 22.680 2 250 ACP 4.400 3 200 ACP 18.824 PVC 4 150 PVC 65.012 CIP 12.159 5 125 CIP 14.175 6 100 CIP 16.545 PVC 167.183

  7

  80 CIP 44.116

  8

  75 PVC 93.230

  9

  60 CIP 90.946 PVC 2.727

  10

  50 PVC 255.915

  Total 807.912 Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016 4.

  Unit Pelayanan Kuantitas air yang didistibusikan oleh PDAM Kota Surakarta tahun 2015 sebanyak 15.305.724

  3

  

3

m untuk 60.787 pelanggan atau 20,98 m /pelanggan/bulan. Jumlah tersebut telah dapat

  • Umum 436
  • Khusus 567

  Sub Jumlah II 53.357

  Jumlah penduduk yang terlayani menurut wilayah teknis maupun administratif adalah sebanyak 425. Jiwa atau 81,46% dari jumlah penduduk sebanyak 510.077 jiwa. Cakupan pelayanan tersebut naik sebesar 0,52% dari tahun 2014 sebesar 80,94% dan telah melampaui target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87%, serta target pelayanan untuk penduduk sektor perkotaan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 1999 sebesar 80%.

  Cakupan Pelayanan (%) 81,46% Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016

  Jumlah Penduduk (jiwa) 512.226 Penduduk Terlayani (jiwa) 417.259

  Sub Jumlah V 305 TOTAL 121.062

  Instansi Pemerintah/HANKAM 305

  Sub Jumlah III 5866

  Niaga

  Non Niaga

  Sub Jumlah I 1003

  Sosial

  

Jenis 2015

Tabel 7.16. Jumlah Sambungan Pelanggan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015

  3 /kk/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau sebesar satuan volume lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri yang menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air.

  3 atau 109,17 liter/orang/hari. Pemakaian rata-rata tersebut telah melebihistandar minimal kebutuhan air yang ditetapkan oleh Pemerintah Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pasal 1 ayat 8 tentang Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 m

  memenuhi kebutuhan rata-rata per bulan per rumah tangga sebesar 19,97 m

  • Rumah Tangga 1 111
  • Rumah Tangga 2 32.635
  • Rumah Tangga 3 14.078
  • Rumah Tangga 4 6533
  • Niaga 2 343
  • Niaga 1 5523

B. Non PDAM

  SPAM Kota Surakarta non PDAM dilayani melalui Jaringan Perpipaan (JP) yang dikelola oleh UPTD dan KSM yang mengikutsertakan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan pengelolaan SPAM. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program SPAM ini adalah: 1.

  Meningkatkan akses air minum bagi masyarakat utamanya yang belum terjangkau pelayanan BUMD

  • – PDAM; 2.

  Menciptakan hidup bersih melalui promosi kesehatan; 3. Pembangunan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pemberdayaan Masyarakat);

4. Pembangunan berkelanjutan yang mampu diadaptasi Pemerintah Kabupaten; 5.

  Menuju tercapainya target RPJMN di bidang air minum mengikat komitmen pemerintah untuk dapat mencapai cakupan pelayanan 100% penduduk pada tahun 2019 dalam memperoleh akses air minum layak dan aman; dan 6. Memperbaiki kualitas hidup masyarakat menuju sehat, produktif dan kualitas hidup masyarakat (miskin) lebih meningkat, melalui perubahan perilaku sehat dan pelayanan kesehatan. Sumber air baku yang digunakan dalam pelayanan air minum oleh Non PDAM berupa sumur dalam. Rata-rata kapasitas sumber air yang digunakan adalah 6 lt/detik. dengan kapasitas terpasang rata-rata 2,2 lt/dt. Sistem distribusinya menggunakan jaringan perpipaan dengan diameter pipa yang digunakan 6” 100 meter.

7.1.3.3. Bukan Jaringan Perpinaan (BJP)

  Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan di Kota Surakarta disediakan oleh

instansi pemerintah, kerjasama dengan swasta, maupun oleh masyarakat atau Kelompok Keswadayaan

Masyarakat. Beberapa bentuk SPAM bukan jaringan perpipaan antara lain : hidran umum, penampung air

hujan, sumur dalam, sumur pompa, sumur gali, dan instalasi pengolahan air sederhana.

  Kondisi sistem penyediaan air minum Bukan Jaringan Perpipaan berupa hidran umum jauh

dibawah rata-rata. Pemakaian per bulan per orang pelanggan rumahtangga dan jumlah hidran umum

semakin berkurang. Akibat pemutusan sambuhngan rumah (SR) sebesar 1.318 unit melebihi jumlah

sambungan rumah baru 946 unit dan kecepatan penyambungan SR rata-rata melebihi 20 hari jauh dari

  

standar pelayanan yang ditetapkan yaitu 6 hari. Kondisi tersebut pemakai hidran umum beralih menjadi

pelanggan PDAM. Penertiban rekening air yang menunggak dan belum tersedianya jaringan distribusi untuk

SR serta keterbatasan dana. Akibatnya cakupan pelayanan hidran umum sebesar 120 jiwa per hidran umum

sulit terwujud dan capaian kinerja pertumbuhan pelangan menjadii turun.

7.1.3.4. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM

  Permasalahan secara umum yang terkait dalam penyelenggaraan SPAM di Kota Surakarta sebagai berikut:

  1. Menurunnya capaian kinerja tahun 2015 sebesar 0,89 yang disebabkan menurunnya Rasio

  Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar, Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas dan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang;

  2. Menurunnya tingkat kesehatan sebesar 0,37 dari capaian kinerja tahun 2014 sebesar 3,54

  yang disebabkan turunnya nilai rasio solvabilitas, rasio kas, kualitas air pelanggan, efisiensi produksi, dan penggantian meter air;

  3. Belum tercapainya kontinuitas air. Kontinuitas air yang terdistribusikan berkisar 21,49 jam per

  hari atau belum 24 jam. Hal ini disebabkan adanya kekurangan reservoir dan pemerataan tekanan air yang masih kurang;

  4. Tingkat kehilangan air fisik dan non fisik mencapai 40%; 5.

  Semakin menurunnya debit produksi pada sumur dalam, yang semula ada 28 sumur dalam saat ini tinggal 22 sumur dalam aktif;

  6. Sumber air baku yang digunakan memiliki tingkat pemanfaatan yang belum maksimal; 7.

  Penggunaan sumur dangkal warga khususnya daerah pelayanan Wilayah Selatan sehingga cakupan pelayanan di Wilayah Selatan masih cukup rendah;

  8. Tidak adanya sumber air lain selain pemanfaatan air permukaan dari Sungai Bengawan Solo

  

yang sudah tercemar dan membutuhkan biaya tinggi dalam pengolahannya;

9. Pemakaian hidran umum semakin berkurang.

7.1.4. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)

7.1.4.1. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Kota Surakarta Pengelolaan air limbah (sanitasi) pada rumah tangga di Kota Surakarta tergolong cukup baik.

  

Berdasarkan data yang didapat dari Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dapat diketahui

bahwa persentase tingkat rumah tangga bersanitasi sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami

pengingkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, jumlah rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta

adalah 80 %, sedangkan pada tahun 2015 jumlahnya meningkat sampai 97,1 %. Untuk lebih jelasnya,

perkembangan persentase rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta pada tahun 2011-2015 dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Gambar 7.3. Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi Kota Surakarta tahun 2011 - 2015

  

Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi

Kota Surakarta Tahun 2011-2015 (%)

120

  97,1 96,1

  87 100

  85

  80

  80

  60

  40

  20 2011 2012 2013 2014 2015 Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi

  Sumber: Diolah dari Renstra Dinas PU dan Penataan Ruang, 2017 Selain menunjukkan perkembangan yang positif, grafik perekembangan rumah tangga bersanitasi

diatas juga menjelaskan bahwa peningkatan terbesar terjadi diantara tahun 2013 dan tahun 2014 dimana

tingkat pertumbuhan yang ada mencapai 9,1 %. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2012-2014 Kota

Surakarta mendapatkan bantuan SPBM USRI yang terdapat di 50 lokasi. Sementara itu, tingkat

perkembangan paling rendah terjadi diantara tahun 2014 dan tahun 2015 yakni hanya sebesar 1 %.

  Perencanaan pembangunan sarana prasarana pendukung pengolahan sanitasi baik dalam skala

rumah tangga maupun skala kota merupakan hal yang perlu dilakukan dengan optimal dan dilaksanakan

sesegera mungkin karena mengacu pada RPJM Nasional yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2019,

seluruh kawasan permukiman ditargetkan 100 % memiliki sanitasi baik sistem sanitasi secara on-site

muapun off-site. Dalam mendukung terwujudnya program tersebut, Kota Surakarta terus berupaya untuk

dapat meingkatkan pelayanan kepada masyarakat terkait pembangunan sarana prasarana pendukung

pengolahan air limbah. Namun demikian, terdapat beberapa isu dan faktor penghambat yang ada dalam