IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DAN PENILAIAN OTENTIK (AUTHENTIC ASSESSMENT) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI KURIKULUM 2013 (Studi Kasus di SMK Telekomunikasi Tunas HarapanTengaran Kab. Semarang dan SMK
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH
(SCIENTIFIC APPROACH) DAN PENILAIAN
OTENTIK (AUTHENTIC ASSESSMENT) PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN BUDI PEKERTI DI KURIKULUM 2013
(Studi Kasus di SMK Telekomunikasi Tunas
HarapanTengaran Kab. Semarang dan SMK Negeri 1
Tengaran Kab. Semarang)
Oleh
ZAKIYAH WULANSARI, S.Ag
NIM. M1.12.018
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH
(SCIENTIFIC APPROACH) DAN PENILAIAN
OTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN BUDI PEKERTI DI KURIKULUM 2013
(Studi Kasus di SMK Telekomunikasi Tunas
HarapanTengaran Kab. Semarang dan SMK Negeri 1
Tengaran Kab. Semarang)
Oleh
ZAKIYAH WULANSARI, S. Ag
NIM. M1.12.018
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 28Pebruari 2015
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Dr. Zakiyuddin Baidhawy M.Ag NIP. 19670112199203 1 003 NIP. 197205212005011003
LEMBAR PENGESAHAN TESIS Nama : Zakiyah Wulansari NIM : M1.12.018 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Tanggal Ujian : 7 Maret 2015 Judul Tesis :IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DAN PENILAIAN OTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI KURIKULUM 2013 (Studi Kasus SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang dan SMK Negeri 1 Tengaran Kab. Semarang)
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji :Asfa Widiyanto, MA., Ph. D ______________
2. Sekretaris :Dr. Winarno, S.Si., M.Pd ______________
3. Penguji I :Dr. H. Sa’adi, M.Ag ______________
4. Penguji II :Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd ______________ 5. Penguji III :Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag ______________
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dari sepanjang sepengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 27 Pebruari 2015
Yang membuat pernyataan
Zakiyah Wulansari ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH DAN PENILAIAN OTENTIK
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI
PEKERTI DI KURIKULUM 2013 (Studi Kasus di SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan Tengaran Kab. Semarang dan SMK Negeri 1 Tengaran Kab. Semarang)
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan
agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Pada saat ini
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari KTSP 2006 dan KBK 2004.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendekatan
ilmiah (scientific) dan penilaian otentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di kurikulum 2013 (studi kasus di SMK Telekomunikasi
Tunas Harapan dan SMK Negeri 1 Tengaran). Penelitian ini membahas (1)
Pemahaman guru PAI dan Budi Pekerti terhadap kurikulum 2013 (2) Respon guru
(3) Implementasi pendekatan ilmiah (scientific) dan penilaian otentik pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti (4) Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013
yang diterapkan.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksploratif kualitatif. Subyeknya adalah guru pengampu mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti secara khusus. Instrumen yang digunakan adalah studi dokumentasi,
observasi, dan wawancara. Data yang dianalisis adalah Permendikbud No 65 dan
66, RPP, rekaman proses pembelajaran di kelas, penilaian yang digunakan, dan
hasil wawancaraHasil penelitian ini menunjukkan (1) G uru mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti memahami aturan yang tertera dalam PP No 65 dan 66, baik secara administratif berupa RPP, pendekatan ilmiah dan penilaian otentik. (2) Respon positif diberikan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap implementasi kurikulum 2013. Selain penambahan struktur kurikulum menjadi tiga jam, model pendekatan yang digunakan mampu menjadikan guru sebagai fasilitator bagi siswa dan sumber belajar bisa diambilkan dari berbagai pihak. Walaupun keluhan guru tentang implementasi penilaian otentik, karena dianggap merepotkan. (3) Guru telah melaksanakan pendekatan scientificyang meliputi mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Proses menanya yang idealnya dilakukan oleh siswa secara langsung, namun masih dibutuhkan stimulus dari guru. Implementasi penilaian otentik dilaksanakan, walaupun masih terdapat kebingungan dari guru ketika harus melakukan penilaian sikap dan ketrampilan secara utuh yang sesuai dengan permendikbud No 66 tentang penilaian. (4) Kelebihannya pendekatan yang dikembangkan mampu mengembangkan kreatifitas siswa dan penilaian yang digunakan menyeluruh tiga ranah. Hambatan yang ada diantaranya kurangnya
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH AND AUTHENTIC ASSESSMENT IN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AND BUDI PEKERTI’S
SUBJECTS IN THE CURRICULUM 2013 (A case study in SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaranand SMK Negeri 1 Tengaran)
Curriculum is an educational component that is used as a reference by the institution. Continuos curriculum improvement is imperative that the national education system is always relevant and competitive. The current curriculum used is the Curriculum 2013. Curriculum 2013 is the development of KTSP 2006 and KBK 2004.
Purpose of this study is to investigate the implementation of a scientific approach and authentic assessment in Pendidikan Agama Islam and Budi Pekerti’s subjects in the curriculum 2013 (a case study in SMK Telekomunikasi Tunas Harapan and SMK Negeri 1 Tengaran). This study discusses (1) Teachers understanding of the curriculum 2013. (2) Responses of teachers. (3) Implementation of a scientific approach and authentic assessment in Pendidikan Agama Islam and Budi Pekerti’s subject. (4) Advantages and disadvantages of curriculum 2013 that applied.
Research design used in this study is exploratory qualitative. The study subjects were the teachers of Pendidikan Agama Islam and Budi Pekerti’s subjects. The instrument used is the study of documentation, observation and interviews. The data analyzed were permendikud No 65 and 66, RPP, recording the learning process in the classroom, assessment is used and the results of intervie
The results of this study indicate (1) The subject teachers of PAI dan Budi Pekerti’s understand the rules contained in PP No 65 and No 66, administratively form of lesson plan, scientific approach and authentic assessment. (2) Positive Responses from subject teachers of PAI dan Budi Pekerti on the implementation of curriculum 2013. The eother than the addition of the structure the curriculum into 3 hours, a model approach that is used to make the teachers as a facilitator for students and learning resources that can be deducted from various parties. Thus, reducing the learning process lectures. Feedback on the assessment applied too troublesome. (3) The teachers have applied a scientific approach to the Pendidikan Agama Islam and Budi Pekerti’s subjects. Although there are some records that should be fixed. Such as, ask process should ideally be done by the students directly, but still needed the stimulus of teachers. The teachers have applied authentic assessment. Teachers feel confused when they have to make an assessment as a whole attitude and skills appropriate Permendikbud No 65 and 66. (4) The adventages of curriculum 2013 that the approach is able to develop students creativity and thorough assessment used include attitudes, knowledge and skills. The shortages include the lack of preparedness of teachers and students as
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya Tesis ini dapat selesai. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, disamping manfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan. Penulisan tesis ini merupakan kesempatan yang teramat berharga untuk mencoba menerapkan beberapa teori yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah dalam situasi dunia nyata.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.
Banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu melalui kata-kata ataupun dorongan semangat langsung atau tak langsung untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri Salatiga sekaligus dosen pembimbing utama yang telah mencurahkan perhatian dan tenaga serta dorongan kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga sekaligus dosen pembimbing kedua yang telah banyak dan penuh sabar membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
3. Para staff pengajar Program Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu Pendidikan Islam dan cabangnya melalui suatu kegiatan belajar mengajar dengan dasar pemikiran analitis dan pengetahuan yang lebih baik dan penuh kesabaran.
4. Para staf administrasi yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi di Program Pascasarjana STAIN Salatiga.
5. Mohamad Ibnu Nadhir, S.Pd, selaku Kepala SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kab Semarang.
6. Indrattuti, S.Pd, selaku Kepala SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
7. Semua rekan guru, karyawan, siswa dan komite sekolah, baik di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dan SMK Negeri 1 Tengaran yang telah banyak membantu dengan meluangkan waktu berharganya sehingga terselesaikannya tesis ini
8. Bapak (alm), Ibu, Ibu mertua, Suami (Mahbub, M.Pd.I), anak-anakku (Afuza Luqyanata Awwaly Al Emza, Beniah Efrem Tsania Al Emza dan Chamud Tsalitsa Musanned) dan saudara/keponakan, yang telah memberikan support, kasih sayang, dan bpk / ibu teman-teman pascasarjana angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan, semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama kuliah di Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Selain kepada pribadi-pribadi di atas, penulis ingin pula menorehkan catatan kepada pihak yang teramat besar pula perannya dalam membantu saya untuk menyelesaikan studi ini.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 27 Pebruari 2015
Zakiyah Wulansari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………......... i LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….......... ii LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………........... iii SURAT PERNYATAAN…………………………...................................... iv ABSTRAK……………………………………………………………….... v PENGANTAR…..………………………………………………………… vii DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 10 C. Signifikansi Penelitian…………………………………………….. 12 D. Kajian Pustaka…………………………………………………….. 15 E. Metode Penelitian…………………………………………………. 44 F. Sistematika Pembahasan………………………………………….. 52 BAB II GAMBARAN UMUM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN DAN SMK NEGERI 1 TENGARAN.………................. 54 A. SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kab. Semarang……………. 54 B. SMK Negeri 1 Tengaran…………………………………………… 65 BAB III PEMAHAMAN DAN RESPON GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013…………………………….
77 A. Pemahaman Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Implementasi Kurikulum 2013………….. ……………
77 B. Respon Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Implementasi Kurikulum 2013………………………..
87 BAB IV IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC) DAN AUTHENTHIC ASSESMENT (PENILAIAN OTENTIK) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI KURIKULUM 2013…………………….. 99
A. Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) pada MataPelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti……………………….............................................99
B. Implementasi Penilaian Otentik (Authentic Assesment) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti…………………………………………………….126
C. Kelebihan dan Hambatan Implementasi Kurikulum 2013………….143
BAB V PENUTUP………………………………………………………… 151 A. Kesimpulan………………………………………………………… 151 B. Saran……………………………………………………………….. 156 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.2 tentang Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Tengaran… 66
2. Tabel 2.1 tentang Struktur Organisasi SMK Telekomunikasi Tunas Harapan….…………………………………………………. 162
3. Tabel 4.1 tentang Hasil pemahaman, respon, implementasi pendekatan ilmiah dan penilaian otentik pada SMKTelekomunikasi Tunas Harapan dan SMK Negeri 1 Tengaran. …………….. 163
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengkodean pada metode pengumpulan data………………… 164
2. Catatan Observasi……………………………………………… 165
3. Catatan Wawancara……………………………………………..177
4. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Negeri1 Tengaran………………………………………………………. 216
5. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Telekomunikasi Tunas Harapan………………………………………………… 217
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum dipahami sebagai suatu rencana
1 yang sengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.
Sehingga berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang peserta didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan yang lebih tinggi yaitu tujuan pendidikan itu sendiri. Kurikulum dan pendidikan memiliki keterkaitan yang sangat erat yang teraplikasi dalam proses pendidikan atau pembelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan. Proses pembelajaran yang efektif dan dapat mencapai tujuan itulah yang dikehendaki dalam sebuah kurikulum.Sejalandenganitumenurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum adalah
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaransertacarayangdigunakansebagaipedomanpenyelenggaraankeg
2 iatan pembelajaran untuk mencapaitujuanpendidikantertentu.
Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya, maka setiap 1 Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah: Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan , Yogyakarta: BPFE, 1998,3. 2 kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Kementerian pendidikan dan kebudayaan juga secara teratur melakukan evaluasi terhadap peraturan yang terkait dengan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Sementara itu di sisi lain, prioritas kebijakan nasional ikut berubah. Begitu juga pola pembiayaan pendidikan serta kondisi sosial, termasuk perubahan pada tuntunan profesi serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Semua ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.
Secara historis-kronologis, kurikulum pendidikan di Indonesia sendiri telah mengalami berbagai revisi, tentu saja disesuaikan dengan mindstream yang berkembang pada saat itu. Perkembangan itu terbagi menjadi dua fase yaitu pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, dimana masing-masing memiki karakteristik tersendiri. Sejak 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu tahun 1947 dikenal dengan Rencana Pelajaran dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 dikenal dengan sebutan Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 dikenal dengan Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 dikenal dengan Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, 1975 dikenal dengan Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 yang dikenal Kurikulum 1984 dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), 1994 yang dikenal dengaan Kurikulum 1994, 1997 dikenal dengan Revisi Kurikulum 1994, 2004 dikenal dengan Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2006 dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3 (KTSP) dan tahun 2013 dikenal dengan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Penyempurnaan itu
terlihat dalam peraturan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang standar kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah/madrasah serta buku pembelajaran sebagai sumber utama.
Perubahan terhadap empat standar pendidikan pada kurikulum 2013 mengacu pada standar isi, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran dan standar kelulusan. Sementara itu, standar pembiayaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan dan standar sarana prasarana tidak mengalami perubahan.
Dari keempat perubahan pada standar pendidikan yang ada, pemerintah melahirkan berbagai peraturan pemerintah maupun peraturan menteri sehingga menjadi landasan yuridis implementasi kurikulum 2013. Peraturan pemerintah no 32 tahun 2013 tentang perubahan PP No 19 tahun 2005 tantang standar Nasional Pendidikan, peraturan menteri pendidikan dan 3 4 Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013, Bandung 16 Maret 2013.
kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 55 tahun 2013 tentang standar isi, peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia no 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 66 tahun 2013 tentang standar penilaian
5
pendidikan. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan, standar isi diturunkan dari standar kompentensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai, semua mata pelajaran diikat oleh
6 kompetensi inti (setiap kelas).
Kurikulum 2013 melahirkan beberapa kebijakan yang membedakan dengan kurikulum yang berlaku sebelumnya, penggunaan istilah kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran yang meliputi ranah sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Di dalam lampiran permendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar proses disebutkan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ilmiah (scientific) yang terdiri dari mengamati, menanya,
5 Modul pendidikan dan latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru PAI dan Budi
Pekerti di SD/SMP/SMA/SMK , Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo
7
menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Meskipun dikembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta, namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran scientific sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Selain pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmiah
(scientific) , dikenal juga istilah lain yang digunakan yaitu penilaian otentik.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untukmenilaimulaidarimasukan(input), proses,dan keluaran (output)
8
pembelajaran. Penilaian ini meliputi ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan, dimana masing-masing ranah terbagi menjadi beberapa kategori dengan karakteristiknya yang berbeda sehingga hasil pendidikan lebih komprehensif.
Sebagaibagiandaripendidikannasional,PendidikanAgamamempunyaipe ranyang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan PendidikanKeagamaanpasal2ayat(1)secarategasmenyatakanbahwa
PendidikanAgama berfungsimembentukmanusiaIndonesiayangberimandanbertakwakepadaT uhanYang MahaEsasertaberakhlakmuliadanmampumenjagakedamaiandankerukuna 7 Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses.
9 nhubungan interdanantarumat beragama.
Melihat demikian pentingnya pendidikan agama di sekolah dan perguruan tinggi sebagaimanadirumuskandalamperaturanperundang- undangandiatas,makaPendidikan Agama,khususnyaPendidikanAgamaIslam,memainkanperandantanggungjawa byang sangat besar dalam ikut serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional, terutama untuk mempersiapkanpesertadidikdalammemahamiajaran- ajaranagamadanberbagaiilmuyang dipelajari serta melaksanakannya dalamkehidupansehari-hari.
Aspek-aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan standar kurikulum 2013 yaitu aspek sikap yang terbagi menjadi sikap spiritual yang tertuang dalam kompetensi inti 1, sikap sosial yang tertuang dalam kompetensi inti 2, aspek pengetahuan yang tercakup dalam kompetensi inti 3 dan aspek ketrampilan yang tercakup dalam kompetensi inti 4. Hal ini, kiranya tidak ada perbedaan dengan tujuan dan ruang lingkup dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, terutama pada ranah aspek sikap spiritual dan sosial.
Keberhasilan suatu pendidikan, salah satu faktor penentunya adalah guru, selain sarana prasarana dan hal yang menunjang lainnya. Pelaku utama dalam proses belajar mengajar terletak di tangan guru, tentunya dibarengi dengan kesiapan siswa dalam menerima materi yang ada. Metode yang digunakan guru akan mempengaruhi proses transformasi ilmu dari guru kepada 9 siswa. Maka, guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam menggunakan metode dan cara mengajarnya, sehingga tujuan pendidikan dapat terpenuhi.
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Menurut Syaiful Bachri Jamarah, guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan
10 formal.
Apabila dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu, proses pembelajaran yang ada pada saat itu masih belum mencerminkan adanya pembelajaranyangberpusatpadasiswa(studentcentered) Pembelajaranyang sering diterapkan di sekolah-sekolah pada waktu itu adalah pembelajaran konvensional.Guruadalahsumberinformasiutamabagisiswa. Gurumerupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, sedangkansiswahanyapasifkarenatugasmerekahanyamenampungapasaja yang diberikan guru ke dalam pikirannya. Akibatnya, komunikasi hanya berlangsungsatu arah saja yaitu hanyadari gurukesiswa. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling ampuh dalam melakukan proses belajar mengajar.
Kurikulum 2013 menawarkan suatu regulasi dan kebijakan yang berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan. Student centered menjadi salah satu metode dan cara, yang idealnya digunakan oleh para guru dalam 10 mengelola proses belajar mengajar, namun itu belum sepenuhnya terpenuhi. Perubahan mindsetcara menyampaikan materi kepada siswa, merupakan suatu pekerjaan besar bagi guru untuk merubahnya, karena hampir menjadi budaya bahwa siswa hanya dianggap botol kosong yang boleh diisi apapun oleh guru. Kurangnya kreatifitas guru memilih metode dalam proses belajar mengajar pun akhirnya menjadi bumerang bagi dunia pendidikan.
Kesiapan belajar siswa pun dibutuhkan, baik sebelum pembelajaran di mulai maupun tugas-tugas dan pekerjaan tambahan yang harus dilakukan siswa. Rasa ingin tahu, budaya gemar menelaah dan membaca, sangat minim dimiliki oleh siswa. Kecenderungan untuk mengerjakan tugas dengan meminta dan mengandalkan teman yang mampu menjadi pemandangan sehari-hari. Pekerjaan rumah dan tugas yang diberikan guru, yang seharusnya dikerjakan di rumah, yang sedianya diberikan kepada guru untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa, ternyata pekerjaan dan tugas itu dikerjakan secara instan sebelum pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa tidak terpenuhi.
Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan, merupakan salah satu faktor keberhasilan dari sebuah kurikulum. Walaupun tidak bisa dijadikan patokan utama, bahwa terpenuhinya sarana prasarana pendidikan menjadikan tolok ukur sebuah keberhasilan pendidikan. Namun, kekurangan sarana prasana yang ada, menjadi salah satu factor penyebab ketidakberhasilan suatu pendidikan.
Pengawasan baik secara langsung maupun tidak langsung dari pemerintah terhadap implementasi kurikulum 2013, agak kurang. Berbagai perbedaan pendapat dari pemangku jabatan untuk menyelesaikan beragam persoalan di lapangan sering kali muncul. Sehingga, hal ini berpengaruh terhadap kebijakan yang ada di sekolah sebagai pelaksananya.
Model penilaian otentik dewasainibanyak dibicarakan diduniapendidikankarenamodel inidirekomendasikan,ataubahkan harusditekankan,penggunaannyadalam kegiatan menilai hasil belajar.Salahsatupermasalahanyang munculadalahbelumtentusemuagurumemahami konsepdanpelaksanaanpenilaianotentik.Jikasebuah konsep belumterpahami,bagaimana mungkinkitamaumempergunakannya untukkeperluanpraktispadakegiatan pembelajaran?Mungkinsajaorangmenyangka ataumengatakan telahmempergunakanpenilaian otentik untuk menilai hasil belajarsiswa, tetapipada kenyataannya tidakdemikian, dimana penilaian hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja.
Di wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, sebagai tempat uji coba pelaksanaan kurikulum 2013 meliputi lima sekolah, diantaranya SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, SMK N 1 Tengaran, SMK N 1 Bawen, SMK Widya Praja Ungaran dan SMK NU Ungaran.
Dari uraian di atas peneliti ingin mengamati bagaimana implementasi pendekatan ilmiah (scientific) dan penilaian otentik yang menjadi arahan dari kurikulum 2013 terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti khusus kelas X. Sehingga peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul “Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Penilaian Otentik (Authentic Assessment) dalam Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Studi kasus di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang dan SMK N 1 Tengaran Kab.Semarang)
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah Beberapa persoalan muncul dengan diberlakukannya regulasi kurikulum 2013, di antaranya: a. Pemahaman guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, baik di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab.
Semarang maupun SMK N 1 Tengaran terhadap munculnya kurikulum 2013 terkesan hanya berjalan secara administratif.
b. Respon guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan regulasi baru, masih dipertanyakan.
c. Implementasi kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menjadi hal yang harus ditangani lebih serius, karena untuk menghilangkan metode mengajar ceramah bukanlah hal yang mudah dan melakukan penilaian yang mencakup tiga ranah, juga membutuhkan waktu tersendiri. d. Masih terdapat kekurangan dengan diberlakukannya kurikulum 2013, baik dari sisi kesiapan pemerintah sampai kepada pelaksana di lapangan
2. Pembatasan Masalah Untuk membatasi agar pembahasan dalam tesis ini tidak terlalu luas, serta untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas, maka ruang lingkup pembahasan dalam penulisan tesis ini ialah sebagai berikut:
Penelitian ini, dibatasi pada implementasi kurikulum 2013 dalam ranah pendekatan ilmiah (scientific approach) yang meliputi langkah- langkah diantaranya mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi serta penilaian otentik (authentic assessment) meliputi penilaian sikap baik spiritual maupun sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Implementasi kurikulum 2013 ini, penulis batasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, karena implementasi kurikulum 2013 baru diterapkan pada siswa kelas X sehingga akan terlihat pada peran guru dan siswa dalam melaksanakannya.
Kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan kurikulum 2013 kami tambahkan sehingga memudahkan para pengguna untuk memanfaatkan penelitian ini sebagai referensi ke depan.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana pemahaman guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengenai pendekatan ilmiah (scientific approach) dan penilaian otentikdalam kurikulum 2013?
b. Bagaimana respon guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, baik di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dan SMK N 1 Tengaran terhadap kurikulum 2013?
c. Sejauh mana implementasi pendekatan ilmiah dan penilaian otentik untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMK N 1 Tengaran dan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kab Semarang?
d. Bagaimana kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 yang sedang diterapkan di SMK N 1 Tengaran dan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kab Semarang?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pemahaman guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti dengan adanya pendekatan ilmiah (scientific approach) dan penilaian otentik (authentic assessment) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kurikulum 2013.
b. Untuk mengetahui respon guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan adanya regulasi di kurikulum 2013.
c. Untuk mengetahui implementasi pendekatan ilmiah (scientific
approach ) dan penilaian otentik (authentic assessment) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari implementasi kurikulum 2013 di lapangan.
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah suatu rumusan tehadap perlunya penelitian dan pembahasan yang dilakukan berkenaan dengan karya tulis yang dibahas, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain :
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pendekatan ilmiah dan penilaian otentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti serta dapat menjadi bahan masukan bagi siapapun yang berminat menindaklanjuti.
b. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi:
1) Bagi penulis, hal ini bisa menambah wawasan dan cakrawala keilmuan khususnya yang berkaitan dengan aturan dan implementasi kurikulum 2013. 2) Bagi lembaga yang bersangkutan khususnya guru sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat menambah khazanah ilmiah yang konstruktif, baik dalam rangka peningkatan profesionalitas guru, menyangkut aspek pedagogik, profesional, kepribadian maupun sosial, yang perlu dikembangkan kedepan sehingga harapan seluruh bangsa Indonesia terwujud terutama menyangkut output dan outcome yang dihasilkan yaitu melahirkan generasi yang berkualtas.
3) Bagi guru sebagai subjek penelitian, diharapkan mampu meningkatkan aspek profesionalitasnya sehingga perannya sebagai transformer ilmu dan fasilitator siswa tidak terputus. 4) Bagi pemerintah dinas Pendidikan, diharapkan mampu mengakomodasi segala kekurangan baik berupa pemenuhan sarana prasarana pendidikan yang menunjang maupun dukungan secara moral sehingga kurikulum 2013 tetap berjalan sesuai aturan yang telah ditentukan. 5) Bagi seluruh pembaca, sebagai pengetahuan atau informasi untuk menambah partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan karena dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu dan menjanjikan.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang implementasi kurikulum sudah sering dilakukan, baik tentang kurikulum KBK maupun KTSP, seperti penelitian yang
dilakukan Nur Faiko yang berjudul “Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kompetensi Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII DI SMP Negeri 1Gresik” yang menyoroti tentang penerapan KTSP pada perencanaan, penerapan dan penilaian pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kompetensi menulis laporan perjalanan di SMP Negeri 1 Gresik, serta faktor pendukung dan penghambat penerapan KTSP pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kompetensi menulis laporan perjalanan di SMP Negeri 1 Gresik.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 1 Gresik yang berjumlah dua orang. Instrumen yang digunakan adalah studi dokumentasi, observasi/pengamatan, dan wawancara. Data yang dianalisis adalah silabus, RPP, rekaman proses pembelajaran di kelas, penilaian yang digunakan, dan hasil wawancara.Hasil penelitian ini menunjukkan , Guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 1 Gresik telah menggunakan silabus dan RPP yang sesuai dengan KTSP. Akan tetapi guru belum melakukan pengembangan terhadap silabus dan RPP yang disusun oleh Depdiknas; Guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 1 Gresik melakukan proses pembelajaran sesuai dengan KTSP, yaitu melakukan tahap-tahap kegiatan, yaitu pre test (kegiatan awal), kegiatan inti, dan post test (kegiatan akhir); (3) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri
1 Gresik menggunakan rubrik penilaian untuk menilai hasil laporan perjalanan siswa, aspek yang dinilai dalam rubrik penilaian mencakup bahasa (baik, benar, komunikatif, dan efektif), keruntutan ruang dan waktu, kelengkapan Isi (5W + 1H), sistematika laporan (pendahuluan, isi, penutup); (4) Guru merasa merasa kesulitan dalam membuat RPP; (5) Guru tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar secara utuh pada kegiatan melakukan perjalanan, karena siswa mengadakan perjalanan secara
11 berkelompok-kelompok dengan tujuan yang berbeda. Walaupun titik temu diantara keduanya terletak pada kajian implementasi kurikulum, namun fokus implementasinya yang berbeda, dimana peneliti menggunakan kurikulum 2013, sementara penelitian ini menggunakan kurikulum KTSP. Perbedaan yang lain terletak di rumusan masalah yang akan diteliti, Nur Faiko mencari bagaimana dengan perencanaan, penerapan, penilaian serta faktor pendukung dan penghambatnya, sementara peneliti lebih menitikberatkan pada implementasi proses dan penilaian serta hasil yang diharapkan. 11 Nur Faiko, Penerapan KTSP pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Muh taufiq tentang : Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kendala yang Dihadapi Pengelola Madrasah Aliyah Nahdatul Wathan (NW)Pancor Lombok Timur. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui kesiapan pengelola
Madrasah dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK), pelaksanaan KBK pada pembelajaran, berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan KBK di Madrasah Aliyah NW
12 Pancor serta upaya yang dilakukan untuk menaggulanginya. Rumusan
masalah ini pula yang membedakan penelitian. Begitu juga dengan metode penelitiannya yang menggunakan deskriptif kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode eksploratif.
Penelitian yang dilakukan oleh Resti fauziah yang berjudul
Pendekatan Saintifik Pembelajaran Elektronika Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pendekatan Saintifik yang digunakan
sama dengan salah satu implementasi kurikulum 2013, yang meliputi Observing, Questioning, Experimenting, Associating dan
13 Communicating. Namun, banyak perbedaan yang muncul, diantaranya
metode yang dipakai adalah campuran antara kualitatif dan kuantitaf dengan model penelitian tindakan kelas, dimana salah satu langkah untuk menambah semangat pembelajaran salah satunya digunakan metode 12 Mut Taufiq, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kendala
yang Dihadapi Pengelola Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, Lombok Timur ,
Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2010. 13 Resti Fauziah, Pendekatan Saintifik Pembelajaran Elektronika Dasar Melaluipembelajaran berdasarkan masalah. Sementara, penelitian ini, kami fokuskan ke metode eksploratif kualitatif, yang menggambarkan respon dan pemahaman warga sekolah, proses pembelajaran dan penilaian dan hasil pembelajaran serta kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.
2. Kerangka Teori
a. Pendekatan Ilmiah (Scientific) Metode scientific pertama kali diperkenalkan ke ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke 19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistic yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah. Discovery Education menyebutkan bahwa