BAB I PENDAHULUAN - Nike Nur Khasanah BAB I

  indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

  Kejadian kematian ibu yang tinggi ditemukan di Wilayah

  • – wilayah Indonesia, khususnyaProvinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,8 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkesprov Jawa Tengah, 2015).

  1 Kematian ibu di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 Per 100.000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun 2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup. Melihat kondisi diatas dapat dikatakan bahwa program Kesehatan Ibu belum berjalan optimal.

  Sedangkan kematian bayi di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup,kondisi tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup.

  Peningkatan AKB dari tahun sebelumnya menunjukkan menurunnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; serta perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (DKK Banyumas, 2014).

  Tingginya kematian ibu dan bayi mencerminkan risiko yang dihadapi ibu selama kehamilan sampai dengan pasca persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. Kematian Ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pelayanan kesehatan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu hamil itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahairkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (> 4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (< 2 tahun) (Dinkesprov Jawa Tengah, 2015).

  Kematian ibu juga dipengaruhi baik oleh penyebab langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu terbesar adalah komplikasi obstetrik (90 %) yang dikenal dengan Trias Klasik seperti perdarahan, infeksi dan preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran dan selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi (Dinkesprov Jawa Tengah, 2014).

  Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB dengan menggunakan pembangunan berkelanjutan SDGs ( Sustainable

  

Development Goals) adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru

  pengganti MDGs, masa berlaku 2015-2030. Jika MDGs hanya memiliki delapan tujuan dan 18 target, SDGs memiliki 17 tujuan dan 169 sasaran

  Sustainable Development Goals (SDGs) salah

  pembangunan. Target satunya adalah pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup. Program dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan proporsi kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil, ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

  Melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan kondisi fisiologis yang terkait dengan proses kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan kondisi fisiologis merupakan modal awal untuk mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kemampuan tersebut, yaitu seorang bidan atau tenaga kesehatan yang lainnya dapat mengambil tindakan yang tepat dan sesuai yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang optimal dari kehamilan dan persalinan (Prawirohardjo, 2010 : 213).

  Upaya Kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

  Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Pertolongan persalianan adalah proses pelayanan persalian dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator prosentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan). Indikator ini memperhatikan tingkat kemampun Pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh nakes terlatih (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2014)

  Mengingat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan keadaan fisiologis dan dapat berubah menjadi keadaan patologis, maka diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur pada masa kehamilan. Dalam praktik di lapangan masih banyak ditemui masalah

  • – masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan (Prawirohardjo, 2011:53).

  Demi meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dibutuhkan upaya upaya yang maksimal, karena jika tidak diperhatian maka akan menyebabkan kematian yang dapat menambah nilai AKI dan AKB di Indonesia. Sebenarnya kematian ibu dan bayi dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, seperti pemeriksaan kehamilan yang rutin dan berkualitas, kehadiran tenaga kesehatan yang terampil pada saat persalinan serta pemberian gizi yang memadai pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita (DKK Banyumas 2014).

  Sebagai seorang bidan untuk perbaikan dan demi penurunan angka kematian ibu dan bayi harus semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan yaitu dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkelanjutan yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

  Berdasarkan masalah uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun Laporan Tugas Akhir secara komprehensif dan berkelanjutan, dimulai dari masa kehamilan trimester II, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana (KB) menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP yang dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh RT02 RW02 Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.

  B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan kebidanan Komprehensif dan

  berkelanjutan pada Ny. I umur 32 tahun di desa Dukuhwaluh wilayah Puskesmas I Kembaran.

  C. Tujuan

  1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan berkelanjutan pada ibu dalam masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas danperencanaan Keluarga Berencana pada Ny.I umur 32 tahun sesuai dengan standar pelayanan asuhan kebidanan.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian data, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun prencanaan asuhan, melaksanakan perencanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan kehamilan menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP.

  b. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian data, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun prencanaan asuhan, melaksanakan perencanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan persalinan menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP.

  c. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian data, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun prencanaan asuhan, melaksanakan perencanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan bayi baru lahir menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP.

  d. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian data, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun prencanaan asuhan, melaksanakan perencanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan ibu nifas menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP.

  e. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan meliputi pengkajian data, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun prencanaan asuhan, melaksanakan perencanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan perencanaan keluarga berencana menggunakan manajemen kebidanan dengan pendekatan metode SOAP.

  D. Pembatasan Masalah

  1. Sasaran Sasaran asuhan kebidanan komprehensif ditujukan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas danperencanaan keluarga berencana (KB) pada Ny. I umur 32 tahun.

  2. Tempat Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh RT/02 RW/02 wilayah Puskesmas I Kembaran Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.

  3. Waktu

  a. Penysunan proposal dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2017.

  b. Waktu pendampingan dan pengambilan data kasus dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2017.

  c. Penyusunan laporan karya tulis ilmiah dari bulan Mei sampai bulan Juni 2017. E. Manfaat

  1. Manfaat Teoritis Untuk mengembangkan pengetahuan dan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa perencanaan keluarga berencana.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Penulis Penulis dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap ibu hamil, bersalinan, nifas, bayi baru lahir dan perencanaan keluarga Berencana (KB) dengan menerapkan manajemen Varney.

  b. Bagi Bidan Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan secara tepat, cepat dan komprehensif terhadap ibu hamil, nifas, bayi baru lahir dan perencanaan keluarga berencana (KB) dengan menerapkan manajemen Varney.

  c. Bagi Pasien dan Masyarakat Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. F. Metode Pengumpulan Data

  1. Data Primer

  a. Wawancara Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara bertanya langsung dengan pihak tersebut dan dilakukan ditempat tersebut dengan melakukan tanya jawab. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kekeliruan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan (Sugiyono, 2013 : 231).

  b. Observasi Observasi adalah salah satu metode yang mudah untuk melakukan pengumpulan data dan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami dengan cara melihat dan kemudian mengamati (Sugiyono, 2013 : 145) c. Pemeriksaan fisik

  Menurut Ambarwati (2011 : 119) Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. Ada empat unsur dasar yang digunakan yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultrasi. 1) Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa dengan menggunakan indera penglihatannya (Ambarwati, 2011 : 119). 2) Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakan tangan pada tubuh yang akan diperiksa dan dengan melakukkan sedikit penekanan (Ambarwati, 2011 : 120).

  3) Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu yang akan diperiksa (Ambarwati, 2011 : 120). 4) Auskultrasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yan dihasilkan tubuh pada bagian tubuh yang diperiksa (Ambarwati, 2011 : 121).

  2. Data sekunder

  a. Dokumentasi Pengumpulan data diperoleh dari catatan kesehatan pasien yang berasal dari dokumen asli, yaitu berupa gambar, tabel atau daftar periksa (Hidayat, 2011 : 100).

  b. Studi pustaka Penulis mencari danmenggunakan buku

  • –buku yang relevan berdasarkan kasus yang dibahas yaitu, kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan masa perencanaan keluarga berencana (Alimul, 2010 : 07).

  c. Metode elektronik Penulis memanfaatkan media elektronik untuk memperoleh referensi referensi dari jurnal

  • – jurnal kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan masa perencanaan keluarga berencana ( Arif, 2008 : 10).
G. Sistematika Penulisan Proposal

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berupa pendahuluan yang memberikan gambaran kepada pembaca tentang awal permasalahan yang akan dikupas. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang meliputi kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa perencanaan KB dan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan.

  BAB III : TINJAUAN KASUS Bab ini berisi tentang laporan penulis dari pengkajian sampai evaluasi yang menggunakan manajemen varney yaitu pengumpulan data, interpretasi data, diagnose potensial, antisipasi penanganan segera, intervensi, implementasi, evaluasi dan menggunakan data perkembangan dengan metode SOAP.

  BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini juga mengupas kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus sehingga penulis dituntut untuk mencermati dan mengamati keluhan yang muncul dari kliennya, sehingga penulis mampu memberikan asuhan yang komperhensif dan berkelanjutan untuk pendampingan kepada kliennya dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa perencanaan KB.

  BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan dalam studi kasus sedangkan saran adalah masukan berdasarkan pembahasan yang bersifat operasional atau dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN