BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI - DOCRPIJM 1502707479BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI
6.1 Kerangka Kelembagaan
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
6.1.1 Struktur Organisasi, tugas dan fungsi masing-maing unit bidang Cipta Karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Di Kota Bukittinggi pembangunan prasarana bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya melibatkan beberapa instansi / Dinas, yaitu :
A. Dinas Pekerjaan Umum
a. Kepala Dinas;
VI-1 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
b. Sekretariat: 1) Sub Bagian Umum dan kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan.
3) Sub Bagian Alat dan Perlegkapan
c. Bidang-bidang terdiri dari: 1) Bidang Perencanaan, membawahi;
a. Seksi Perencanaan Jalan, Jembatan dan Pengairan
b. Seksi Perencanaan Keciptakaryaan
c. Seksi Perencanaan Tata Ruang 2) Bidang Perencanaan Jalan dan Jembatan, membawahi;
a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
b. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan
c. Seksi Penerangan Jalan Umum 3) Bidang Cipta Karya, membawahi;
a. Seksi Perumahan dan Permukiman
b. Seksi Bangunan Gedung
c. Seksi Teknik Penyehatan 4) Bidang Tata Ruang, membawahi;
a. Seksi Tata Kota
b. Seksi Pendataan dan Pengukuran
c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian 5) Bidang Pengairan dan Drainase, membawahi:
a. Seksi Pembangunan Jaringan Irigasi
b. Seksi Pemeliharaan Jaringan Irigasi
c. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Irigasi dan Drainase (c) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi sebagaimana tercantum dalam gambar 6.1 di bawah ini.
VI-2 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016
VI-3
Gambar 6.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota BukittinggiSumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi SEKRETARIAT Ka. Sub. Bag
PERENCANAAN DAN EVALUASI Ka. Sub. Bag KEUANGAN
Ka. Sub. Bag UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA DINAS
JABATAN FUNGSIONAL KABID CIPTA KARYA KASIE PEMB. DAN PEMELIHARAAN SARPRASKASIE PERUM, PERMUKIMAN, PENATAAN LINGK & AIR BERSIH KASIE PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KABID PENGAIRAN KABID PERENCANAAN KABID TATA RUANG KASIE PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG KASIE PEMB. DAN PEMELIHARAAN SARPRAS
KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
(a) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKota Bukittinggi adalah sebagai berikut :
1. Kepala;
2. Sekretariat, membawahi
a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
b) Sub Bagian Keuangan; c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahi :
a) Sub Bidang Pemerintahan Umum; b) Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pendidikan.
4. Bidang Ekonomi, membawahi :
a) Sub Bidang Sarana Prasarana Ekonomi; b) Sub Bidang Produksi.
5. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, membawahi :
a) Sub Bidang Prasarana Wilayah; b) Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Alam.
6. Bidang Perencanaan, Pengendalian, Evaluasi Program dan Statistik, membawahi : a) Sub Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Program;
b) Sub Bidang Statistik dan Pelaporan 7. UPTB.
8. Kelompok Jabatan Fungsional. (b) Tugas Pokok dan Fungsi
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis perencanaan; Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. (c) Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum pada gambar 6.2 sebagai berikut : Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016
VI-6
Gambar 6.2 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota BukittinggiSumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi SEKRETARIAT Ka. Sub. Bag
PERENCANAAN DAN EVALUASI Ka. Sub. Bag KEUANGAN
Ka. Sub. Bag UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEPALA JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PEMERINTAHAN DAN SOSIAL BUDAYA BIDANG EKONOMI BIDANG PRASARANA DAN PENGEMBANGAN WILAYAH SUB BIDANG PEMERINTAHAN UMUM SUB BIDANG SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN SUB BIDANG PRODUKSI SUB BIDANG SARANA PRASARANA EKONOMI SUB BIDANG PRASARANA WILAYAH SUB BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SDA
BIDANG PERENC, PENGEND, EVALUASI PROG & STATISTIK SUB BIDANG PERENC, PENGEND, EVALUASI PROG
SUB BIDANG STATISTIK DAN PELAPORAN UPTB Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
C. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(a) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahi:
a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
b) Sub Bagian Keuangan; c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
1. Bidang Pendapatan, membawahi :
a) Seksi Penatapan Pajak;
b) Seksi Penagihan dan Pelaporan Pajak;
c) Seksi Penetapan, Penagihan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lain- lain.
4. Bidang Anggaran, membawahi :
a) Seksi Perencanaan Anggaran Daerah ; b) Seksi Belanja.
5. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, membawahi :
a) Seksi Perbendaharaan;
b) Seksi Verifikasi;
c) Seksi Kas Daerah
6. Bidang Akuntansi dan Aset Daerah, membawahi :
a) Seksi Akuntansi;
b) Seksi Perencanaan dan Pemeliharaan Aset;
c) Seksi Pengendalian dan Mutasi Aset 7. Kelompok Jabatan Fungsional. (b) Tugas Pokok dan Fungsi
(1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. (2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
Gambar 6.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota BukittinggiKEPALA SEKRETARIAT JABATAN FUNGSIONAL Ka. Sub. Bag Ka. Sub. Bag Ka. Sub. Bag PERENCANAAN DAN KEUANGAN UMUM DAN
EVALUASI KEPEGAWAIAN BIDANG BIDANG BIDANG PERBENDAHARAAN BIDANG DAN KAS DAERAH PENDAPATAN ANGGARAN AKUNTANSI DAN ASET DAERAH SEKSI SEKSI PERENCANAAN SEKSI SEKSI ANGGARAN DAERAH PENETAPAN PAJAK
PERBENDAHARAAN AKUNTANSI SEKSI PENAGIHAN DAN SEKSI SEKSI SEKSI PERENCANAAN DAN PELAPORAN PAJAK PEMELIHARAAN ASET BELANJA
VERIFIKASI SEKSI PENETAPAN PENAGIHAN, SEKSI SEKSI PENGENDALIAN DAN PELAPORAN RETRIBUSI DAN
MUTASI ASET KAS DAERAH
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Sumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi
VI-9 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021
E. Kantor Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup, dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
(a) Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup, berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut :
1. Kepala;
2. Sekretariat , membawahi
a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Analisis dan Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahi :
a. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan; b. Sub Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
4. Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pemulihan, membawahi:
a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; b. Sub Bidang Pengendalian dan Konservasi Lingkungan.
5. UPTB; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. (b) Tugas Pokok dan Fungsi
(1) Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah serta membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan Hidup. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
VI-10 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi (RPIJM) 2017-2021 Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016
VI-11
Gambar 6.4 Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota BukittinggiSumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi UPTB SEKRETARIAT
Ka. Sub. Bag PERENCANAAN DAN EVALUASI Ka. Sub. Bag
KEUANGAN Ka. Sub. Bag UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEPALA JABATAN FUNGSIONAL BIDANG ANALISIS DAN PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN
BIDANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PEMULIHAN SUB BIDANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN (AMDAL) SUB BIDANG PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN SEKSI PENGENDALIAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
F. Perusahaan Daerah Air Minum
PDAM Kota Bukittinggi dipimpin oleh Direktur Utama dengan dibantu oleh 4 (empat) Kepala Bagian.
(a) Susunan Organisasi Badan Pengelola Perusahaan Daerah Air Minum terdiri dari 2 (dua) struktur organisasi, yaitu Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Surat Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000, tanggal 10 Agustus 2000 Pasal 6 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 yang mengatur tentang Susunan Direksi PDAM menyebutkan bahwa PDAM Tipe B (10.000 s/d 30.000 pelanggan), seperti PDAM Kota Bukittinggi, jumlah anggota direksi hanya 1 (satu) orang dan dibantu oleh 4 (empat) Kepala Bagian, yaitu Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Teknik dan Kepala Bagian Hubungan Langganan.
Sedangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998, tanggal 5 November 1998 Tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum yang telah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum Bagian Ketiga Pasal 18 Ayat 1 yang mengatur tentang Badan Pengawas PDAM menyebutkan bahwa Dewan Pengawas berasal dari unsur Pejabat Pemerintah Daerah, Profesional dan/atau Masyarakat Konsumen yang diangkat oleh Kepala Daerah.
6.1.2 Potensi dan persoalan terkait dengan organisasi dan tata laksana pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya Permasalahan yang dihadapi kaitannya dengan kelembagaan pelaksanapembangunan bidang Cipta Karya antara lain masih terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kota Bukittinggi. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM yang menangani Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.
VI-12 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
Secara khusus, permasalahan yang menimbulkan terhambatnya pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya terutama yang menyangkut kelembagaan daerah di Kota Bukittinggi antara lain:
1. Kendala koordinasi. Proses koordinasi antara Instansi di Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait dengan penyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik, sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;
2. Kendala keterbatasan sumberdaya. Randahnya kualitas/kapasitas SDM jelas merupakan factor yang dominan dalam ketidakmampuan memberdayakan kapasitasnya.
6.1.3 Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya
Jumlah pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi sebanyak 133 orang dengan perincian Pegawai yang berstatus PNS berjumlah 100 orang (75 %), dan Pegawai Harian Lapangan (PHL) berjumlah 33 orang (25%). Untuk lebih jelasnya sebaran pegawai per bidang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 6.1 Matriks Kebutuhan Sumber Daya ManusiaTingkat Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai
No. Instansi Pendidikan yang Ada yang Diperlukan
1. Bappeda SMA/Sederajat 1 orang 10 orang Diploma
- D3 2 orang 8 orang S1/Sederajat 20 orang 15 orang S2 1 orang 2 orang S3 0 orang 0 orang
2. Dinas PU SMA/Sederajat 32 orang 0 orang Diploma
- D3 15 orang 5 orang S1/Sederajat 36 orang 10 orang S2 5 orang 2 orang S3 5 orang
Keterangan : Bukittinggi dalam Angka 2016
VI-13 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
6.2 Kerangka Regulasi
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan, keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
7 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada PemerintahKabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7
Bab III, yang berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan
dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya
adalah bidang pekerjaan umum ”.Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM bidang
VI-14 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
8 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing - masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 6.6 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/KotaWalikota DPRD Sekertaris Daerah
Dinas Lembaga/ Badan Sumber: PP 41/2007
9 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010
- – 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
VI-15 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
10 Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja
VI-16 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 6.7 berikut ini.
Gambar 6.7 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta KaryaPOLA PIKIR PENYUSUNAN REFORMASI BIROKRASI PU 2010-2014 9 PROGRAM 1. REFORMASI BIROKRASI KEBERHASILAN 3 SASARAN 2.
Manajemen perubahan 1. Penataan peraturan Birokrasi bersih & per bebas KKN RPJPN 2002-2025 RENSTRA PU 2010 -14 EVALUASI UU 17/2007 PERMEN PU 2/2010 KINERJA Penguatan & Peningkatan kualitas ORGANISASI 4. 3. penataan org pelayanan – U – Uan 3. 2. RPJMN 2010-2014 PP 5/2010 PERMEN PU 3/2010 IKU PU 2010 - 14 PERMENPAN 19/2008 5. birokrasi Penataan tata Peningkatan & laksana akuntabilitas kinerja 6. Penataan sistem manajemen SDM aparatur PERPRES 81/2010 KEBERHASILAN RB 2014 PROGRAM & GDRB 2010-2025 SASARAN INDIKASTOR CAPAIAN 7. Penguatan pengawasan RMRB 2010-2014 9 PROGRAM & 27 SD 2010 KEGIATAN RB 8. Penguatan akuntabilitas PERMENPAN KEGIATAN RB 20/2010 9. Peningkatan pelayanan Dit Bina Program Monitoring, evaluasi & pelaporan
Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi PBL : P2KP SPPIP Dit Dit. Bangkim Minum : PAMSIMAS RPJMN Dit Air
11 Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing – masing.
VI-17 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
Terkait PUG, Kementrian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiaop program/ kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
12 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
13 Peraturan Menteri Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
14 Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang
VI-18 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Bukittinggi 2017-2021
Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
15 Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
VI-19