BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI - DOCRPIJM 33e977c8db BAB VIBAB VI KELEMBAGAAN

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI RPIJM Kabupaten Barito Selatan Tahun 2017-2021 Tahun Anggaran 2016

6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN KABUPATEN BARITO SELATAN

6.1.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/Kota.

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas- luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/Kabupaten.

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

  4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

  Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

  5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

  Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

  Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

  1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

  2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

  3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

  4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

  5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

  6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

  7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

  8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kabupaten.

  9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

  6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta Kewenangan masing-masing.

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/Kabupaten. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kabupaten dengan Perbup/Perwali.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan PerKabupatenan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perKabupatenan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perKabupatenan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perKabupatenan merupakan tempat permukiman perKabupatenan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perKabupatenan, sedangkan Bupati melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perKabupatenan.

6.1.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan yang menangani bidang Cipta Karya.

A. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Selatan Nomor 11 Tahun 2008 tentang pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Barito Selatan. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan, Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah baik berupa azas desentralisasi, dekonsentrasi maupun tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintah daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:

  Pimpinan : Kepala Dinas Sekretariat : Sekretaris yang terdiri dari sub bagian-sub bagian Pelaksana : - Bidang-bidang yang terdiri dari seksi-seksi

  • Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
  • Kelompok Jabatan Fungsional Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan terdiri dari :

a. Sekretariat, terdiri dari :

  1. Subbagian Umum

  2. Subbagian Keuangan

  3. Subbagian Perencanaan

b. Bidang Bina Marga, terdiri dari :

  1.Seksi Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan

  2.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan

  3.Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

c. Bidang Sumber Daya Air terdiri dari

  1.Seksi Perencanaan Teknis Sumber Daya Air

  2.Seksi Operasi Pemeliharaan dan Bina Manfaat Sumber Daya Air

  3.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Sumber Daya Air

d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari:

  1.Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya

  2.Seksi Drainase dan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

  3.Seksi Air Minum

e. Bidang Penataan Ruang dan Bina Jasa Konstruksi, terdiri dari :

  1.Seksi Penataan Ruang dan Pemetaan Ruang

  2.Seksi Penataan Kota

  3.Seksi Bina Jasa Konstruksi

  f. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

  g. Jabatan Fungsional

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  • Fungsi dan Tugas Organisasi Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2008 tentang pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Barito Selatan, dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan dibentuk dengan uraian tugas dan fungsinya sebagai berikut;

  1. Kedudukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan sebagai unit teknis di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati barito selatan melalui sekretaris Daerah.

  2. Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan otonomi daerah di bidang Pekerjaan Umum.

  3. Fungsi Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

   Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Marga.  Penyiapan bahan perumusan kebijakan Teknis Tata Ruang dan Bina Jasa Konstruksi.  Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Sumber Daya Air.  Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang Bina Karya.  Melakukan bimbingan kepada cabang dan UPTD.  Melalukan tugas lain yang di berikan Bupati Barito Selatan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  Garis Komando Garis Koordinasi Administratif

  SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

  SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA AIR SEKSI AIR MINUM SEKSI BINA JASA KONSTRKSI KEPALA DINAS BIDANG BINA MARGA BIDANG SUMBER DAYA AIR BIDANG CIPTA KARYA BIDANG PENATAAN RUANG & BINA SEKSI PERENCANAAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PERENCANAAN TEKNIS SUMBER DAYA AIR SEKSI PERENCANAAN TEKNIS CIPTA KARYA SEKSI PENATAAN RUANG DAN PEMETAAN RUANG SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN JEMBATAN SEKSI OPERASI PEMELIHARAAN DAN BINA MANFAAT SEKSI DRAINASE DAN PLP SEKSI PENATAAN KOTA UPTD

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  • Potensi Organisasi

  Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan sampai akhir tahun 2014 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 87 orang Pegawai Negeri Sipil (data per 31 Desember 2014).

  Jumlah pegawai pada masing-masing unit kerja (sekretaris, bidang, UPTD) disajikan pada gambar 1 berikut ini :

  

Gambar VI.1.

Grafik Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan pada Sekretariat

   Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

  Adapun jumlah pegawai berdasarkan jabatan struktural, tingkat pendidikan, pangkat/golongan dan jenis kelamin disajikan pada tabel sebagai berikut :

  Tabel VI.1 Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan berdasarkan Jabatan Struktural

  Jumlah No Jenis Jabatan

  Org

  1 Jabatan Struktural

  a. Eselon IIb

  1

  b. Eselon IIIa

  1

  c. Eselon IIIb

  4

  c. Eselon Iva

  14

  c. Eselon Ivb

  1

  2 Jabatan Fungsional Umum

  66

  3 Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah

  87 Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  Tabel VI.2 Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan berdasarkan Pangkat/Golongan

  3 Diploma IV

  1 Jumlah

  87 Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan Tabel VI.3

   Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  No Pangkat/Golongan Jumlah

  Org

  1 Pasca Sarjana

  5

  2 Sarjana

  30

  3

  2

  4 Diploma III

  8

  5 SLTA/Sederajat

  36

  6 SLTP/Sederajat

  4

  7 SD/Sederajat

  1 Jumlah

  87 Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

  12 Juru /I.c

  11 Juru Tingkat I / I.d

  No Pangkat/Golongan Jumlah

  5 Penata Muda Tingkat I / III.b

  Org

  1 Pembina Tingkat I / IV.b

  2

  2 Pembina / IV.a

  2

  3 Penata Tingkat I / III.d

  7

  4 Penata / III.c

  14

  18

  5

  6 Penata Muda / III.a

  10

  7 Pengatur Tingkat I / II.d

  4

  8 Pengatur / II.c

  8

  9 Pengatur Muda Tingkat I / II.b

  14

  10 Pengatur Muda / II.a

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Tabel VI.4 Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

  Jumlah No Gender

  Org

  1 Pria

  65

  2 Wanita

  22 Jumlah

  87 Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

  • Visi dan Misi Pembangunan infrastruktur Bidang Ke-PU-an diselenggarakan dalam rangka untuk mencapai tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan menetapkan Visinya sebagai berilut :

  “ Tersedianya infrastruktur yang andal untuk mendukung Barito Selatan

  

menuju DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS”

  Visi tersebut merupakan suatu gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2016 dimana infrastruktur Ke-PU-an yang terbangun telah memenuhi kualitas teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.

  Makna dari infrastruktur Bidang Ke-PU-an yang andal merupakan perwujudan dari tingkat ketersedian dan pelayanan Bidang Pekerjaann Umum yang penjabarannya meliputi :

  1. Kondisi dan fungsi sarana dan prasarana pengairan dapat memberikan pelayanan yang mendukung terwujudnya manfaat sumber daya air yang berkelanjutan;

  2. Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimum yang mencakup aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan dan keselamatan serta kecepatan tempuh rata-rata;

3. Pelayanan air minum yang memenuhi standar kualitas dan dengan jumlah sesuai kebutuhan masyarakat.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  4. Pelayanan sarana dan prasarana sanitasi yang terpadu dengan menggunakan metode ramah lingkungan serta sesuai standar teknis;

  5. Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan;

  6. Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan bidang ke-PU-an yang andal tersebut berbasis penataan ruang;

  7. Jasa Konstruksi yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan pekerjaan konstruksi yang efektif dan efisien. Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan infrastruktur ke-PU-an yang semakin luas, merata dan berkeadilan sehingga dapat mendukung Barito Selatan menuju Dahani Dahanai Tuntung Tulus. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan Sejalan dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan, maka untuk menjalankan

  Visi “ Tersedianya infrastruktur yang andal untuk

  

mendukung Barito Selatan menuju DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS” di

  tetapkan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan yaitu :

  1. Menyelenggarakan Pembangunan Sarana dan prasaran pengairan secara efektif dan optimal untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.

  2. Mewujudkan aksesbilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung petumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan;

  3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni melalui pembinaan dan fasilitas pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan;

  4. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur ke-PU- an berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan;

  Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan atau tuntutan masyarakat yang menginginkan penyelanggaraan pembangunan infrastruktur Ke-PU- an yang berkualitas, terencana dan berkelanjutan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  • Kebijakan Umum Pemerintah Kabupaten Barito Selatan telah menetapkan kebijakan umum yaitu “Pemihakan, Percepatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan di segala bidang”. Maka peran pembangunan infrastruktur di Kabupaten Barito Selatan pada dasarnya sangatlah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan. Dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya sebagai berikut :

  a. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesempatan kerja; b. Program

  • – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah kecamatan; dan

  c. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan dilaksanakan melalui upaya – upaya sebagai berikut : a. Penerapan prinsip

  • – prinsip Green Construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan infrastruktur;

  b. Mendorong pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan infrastruktur ke-PU-an yang berbasiskan penataan ruang; dan c. Pembangunan infrastruktur ke-PU-an dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim. Berdasarkan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Barito Selatan, maka arah kebijakan umum Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan adalah sebagai berikut :

  1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan infrastruktur di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya saing dan mendorong industry konstruksi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas.

  3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan public bidang ke-PU-an untuk mendukung otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan serta mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan Good Governance.

  • Kebijakan Operasional

  1. Kebijakan Pembangunan Pengairan  Pembangunan dan Peningkatan fungsi jaringan irigasi/saluran termasuk bangunan pelengkap yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan Pengairan;  Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir mengutamakan pendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan tata ruang wilayah.

  2. Kebijakan Pembangunan Prasarana Jalan  Mempertahankan kinerja pelayanan prasarana jalan yang telah terbangun dengan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana jalan melalui pengembangan teknologi jalan.

   Mengharminisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan kebijakan tata ruang wilayah yang merupakan acuan pengembangan wilayah.

   Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten untuk memperjelas hak dan kewajiban dalam penanganan prasarana jalan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam penyelanggaraan dan penyediaan prasarana jalan.

3. Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

  a. Air Minum dan Air Limbah  Meningkatkan Pembangunan sarana prasarana air minum yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi, rehabilitasi sarana prasarana air minum yang berfungsi yang mengalami kerusakan.

   Meningkatkan pembiayaan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membantu pembangunan pelayanan air minum perdesaan.  Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah yang dikelola langsung oleh masyarakat.

  b. Bangunan Gedung dan Lingkungan  Meningkatkan dan memeliharan sarana dan prasarana gedung dan fasilitas lingkungan.

   Meningkatkan pembinaan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan gedung.  Peningkatan pengawasan dan penertiban pelastarian bangunan gedung dan lingkungan.

  c. Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi  Mengembangkan mekanisme pelayanan teknis dan administrasi yang efektif, efisien dan terpadu dengan koordinasi antar bidang dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan, serta lembaga lain yang terkait dengan pengembangan jasa konstruksi.

   Melakukan pembinaan penyelenggaraan infrastruktur secara transparan dan terbuka dengan melibatkan masyarakat.  Meningkatkan penerapan teknologi konstruksi, penggunaan bahan dan peralatan konstruksi dalam system penyelenggaraan konstruksi yang menjamin kehandalan konstruksi.

  Selain itu organisasi instansi yang menangani urusan bidang CK di Kabupaten Barito Selatan adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, BLHD, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jumlah pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dilihat berdasarkan gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 50 orang yang terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 30 orang sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 20 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai di dinas Bappeda Kabupaten Barito Selatan

  Jumlah pegawai di Badan Lingkungan Hidup Daerah dilihat berdasarkan gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 37 orang yang terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 26 orang sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 11 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Selatan

  37 Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Barito Selatan

  11 Jumlah

  2 Wanita

  26

  1 Pria

  Org

  No Gender Jumlah

  

Tabel VI.6

Jumlah Pegawai BLH Kab.Barito Selatan

Berdasarkan Gender

  Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

  Tabel VI.5

  50 Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Barito Selatan

  20 Jumlah

  2 Wanita

  30

  1 Pria

  Org

  No Gender Jumlah

   Jumlah Pegawai Bappeda Kab.Barito Selatan

Berdasarkan Gender

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Dinas Kebersihan dan Pertamanan Jumlah pegawai di Badan Lingkungan Hidup Daerah dilihat berdasarkan gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 84 orang yang terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 72 orang sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 12 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Selatan

  Tabel VI.7

   Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

  Jumlah No Gender

  Org

  1 Pria

  72

  2 Wanita

  12 Jumlah

  84 Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Barito Selatan

B. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan diuraikan sebagai berikut:

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  Tabel VI.8 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No. Instansi

Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

  3. Melaksanakan pembangunan

  4 Dinas Menyusun kebijakan kebersihan tempat- Bidang Pertamanan

  Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan & Pengelolaan Kualitas

  3. BLHD merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan.

  2.) Seksi Drainase dan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) 3.) Seksi Air Minum

  1.) Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya

  

perumahan, prasarana lingkungan

permukiman, air bersih, drainase,

sanitasi dan prasarana lingkungan

  air bersih, drainase, sanitasi dan prasarana lingkungan;

  Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

  prasarana lingkungan permukiman,

  2. Menyusun konsep kebijakan pembinaan teknis dibidang penataan bangunan Kabupaten dan kawasan khusus, pembangunan perumahan,

  

pengembangan perumahan dan

permukiman;

  1. Menyusun program atau rencana guna melakukan pengembangan

  2. Dinas PU

  Bidang Sarana & Prasarana Komunikasi

  1. Bappeda Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

  Kebersihan & Pertamanan tempat umum dan melaksanakan pembangunan sarana kebersihan, mencegah pencemaran lingkungan melalui pemanfaatan sampah, tinja dan air kotor; menyusun kebijakan pertamanan Kabupaten serta memelihara, memantau dan mengendalikan pembangunan sarana prasaran pertamanan, penerangan jalan umum

  & Bidang Pengolahan Sampah

  Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Namun SOP dari masing-masing instansi terkait belum didata, sehingga belum bisa diuraikan lebih lanjut.

C. Kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

  Secara umum kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya sudah memnuhi spesifikasi dan sudah berjalan berdasarkan tupoksi, jumlah pegawai yang ada belum cukup memenuhi kebutuhan. Namun secara keseluruhan masih ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai tertentu yang bukan menjadi tugasnya.

6.1.3 Analisis Kelembagaan

  Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, maka diuraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan yang menangani bidang Cipta Karya.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

A. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Sejak Pemerintah Kabupaten Barito Selatan di beri keleluasaan membentuk Lembaga Daerah Otonom menurut kebutuhannya, muncullah lembaga-lembaga daerah menurut kebutuhan masing-masing daerah. Kemudian Terjadi Penggabungan maupun pemisahan lembaga-lembaga daerah agar sinkron dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban maupun hubungan hierarkhi dengan instansi pada level yang lebih tinggi. Dampak dari hal membuat semakin menguatnya koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembangunan.

  Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Keorganisasian perangkat kerja bidang Cipta Karya daerah di Kabupaten Barito Selatan saat ini dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, dimana tugas dan fungsi organisasi ini dikerjakan sesuai pembagian masing-masing tanggungjawab, namun masih ada masalah umum terkait dengan kinerja kelembagaan ini seperti Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia yang ada masih jauh dari kebutuhan riil dalam mengemban tugas pokok dan fungsi dinas / lembaga terkait, Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis dll .

  Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

  1. Struktur Organisasi  Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito Selatan.

   Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan

  2. Tugas dan Fungsi Organisasi  Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

  3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi  Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.

   Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Barito Selatan sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

  4. Permasalahan Dalam Keorganisasian  Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

   Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang  Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis  Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan  Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan  Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum  Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi  Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

B. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Dalam ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya, Perda Penetapan Organisasi Pemerintah Kabupaten Barito Selatan dapat dikatakan berjalan sesuai dengan tupoksi dari masing-masing dinas. Hal ini sejalan dengan mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait bidang CK yang struktural sesuai tupoksi. Keorganisasian bidang CK di Kabupaten Barito Selatan sudah berjalan sesuai ketentuan dalam PP 41 tahun 2007 dimana Dinas PU terdiri dari 1 sekretariat dan 4 bidang. Namun bila dicermati, maka sektor bidang CK yakni : Pengembangan Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan belum semuanya tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk.

  Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito Selatan adalah sebagai berikut:

  1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah  Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

  2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal  Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

  3. Acuan PP No. 41 Tahun 2007  Organisasi bidang ke Cipta Karya-an sudah mengacu pada PP No. 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang pengembangan permukiman, penataan lingkungan permukiman, sektor air minum, sektor PLP (air limbah, persampahan dan drainase)

  4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah  Struktur kelembagaan yang ada belum sepenuhnya mengakomodir tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh dinas / lembaga terkait.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

   Koordinasi antar instansi/lembaga dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan sumber daya manusia, serta prasarana pendukungnya.  Adanya kesenjangan kemampuan sumber daya manusia antar intansi/lembaga terkait menghambat terjadinya koordinasi. Demikian pula halnya dengan keterbatasan prasarana mengakibatkan koordinasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

   Struktur kelembagaan yang ada pada prinsipnya sudah memenuhi standar minimal kelembagaan daerah di Kabupaten Barito Selatan. Yang perlu dikembangkan adalah unit-unit pengelola kegiatan seperti Satuan Kerja (Satker) menurut spesifikasi kegiatannya sehingga pengelolaan kegiatan akan lebih efektif.

5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

   Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

  C.Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Sumber Daya Manusia di bidang cipta karya sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Namun sampai saat ini SDM yang ada di Kabupaten Barito Selatan khususnya perangkat kerja daerah bidang CK belum memenuhi kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Karena terbatasnya tenaga teknis yang ada maka tenaga-tenaga tersebut umumnya melaksanakan tugas rangkap disemua Bidang yang ada. Disamping kurang terselenggaranya pelatihan-pelatihan teknis yang relevan dengan bidang tugas para pengelola kegiatan membuat pelaksanaan tugas menjadi tidak optimal. Selain itu disiplin dan etos kerja yang rendah disertai kurangnya sarana penunjuang menambah terhambatnya kenerja. Akibatnya dampak yang ditimbulkan adalah bahwa produk yang dihasilkannya pun tentunya kurang maksimal Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kabupaten Seruyan adalah sebagai berikut:

  1. Ketersediaan SDM  SDM sudah tersedia namun belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

  2. Permasalahan dalam manajemen SDM  Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas  Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas  Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga  Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.

   Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan  Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.  Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain  Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

  3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

   Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru  Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat terkait dengan penerimaan PNS yang memprioritaskan tenaga honor serta pengadaan tenaga medis dan tenaga guru

D. Analisis Swot Kelembagaan

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T). Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, beberapa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan adalah sebagai berikut ;

  • Kekuatan (S)

  a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK,

  SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll

  c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas d. Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

  • Kelemahan (W) a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

  b. Kurangnya koordinasi antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan, penanganan dan pengelolaan kawasan masih kurang.

  c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal

  d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

  f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase.

  g. Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.

  h. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas

i. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

  j. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga k. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai. l. Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan m. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan. n. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain. o. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

  • Peluang (O)