Tugas Akhir Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan HEC-RAS

Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Batas DAS
Dalam menentukan batas DAS Sengkarang dalam penelitian ini,
dibantu dengan data Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), software Universal
Map Downloader dan ArcMap 10.3.
4.1.1 Batas DAS Sengkarang
DAS Sengkarang dalam Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) terletak
pada lembar 1408-443 (Bandar), lembar 1408-441 (Batur), lembar 1409111 (Comal), lembar 1408-434 (Doro), lembar 1408-433 (Kajen), lembar
1408-432 (Kalibening), lembar 1409-114 (Panjang), dan lembar 1409-112
(Pekalongan) yang digunakan untuk menentukan batas DAS Sengkarang
dalam penelitian ini.
Lembar-lembar peta RBI tersebut masih dalam keadaan terpisah.
Untuk dapat menyatukan lembar peta tersebut perlu dilakukan registrasi
citra atau georeferencing terlebih dahulu dengan bantuan ArcMap 10.3.
Registrasi citra adalah proese penempatan objek berupa raster atau image
yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem koordinat

dan proyeksi tertentu. Pada registrasi citra ini menggunakan sistem
koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) WGS 1984. Sistem
koordinat UTM membagi bumi kedalam 60 zona. Sistem koordinat UTM
juga membagi bumi kedalam dua bagian yaitu belahan bumi utara (northern
hemisphere) dan belahan bumi selatan (southern hemisphere). DAS
Sengkarang yang terletak di daerah Jawa Tengah termasuk dalam zona 49S.
Proses selanjutnya adalah melakukan digitizing untuk menandai
lokasi penting, menandai alur atau jalur serta membentuk batas DAS pada
peta. Digitizing dimulai dengan menandai seluruh alur sungai dari hulu
hingga hilir dengan Bendung Pesantren Kletak sebagai titik kontrol.

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

66

67

Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Selanjutnya

menentukan

batas

DAS

Sengkarang.

Syarat

menentukan garis batas DAS adalah sebagai berikut :
a. Batas DAS terletak pada punggung bukit dan memotong kontur
(tidak sejajar kontur)
b. Batas DAS dapat menggunkan alur jalan, jika kontur tidak

terlalu jelas
c. Batas DAS tidak boleh memotong alur sungai.
Hasil dari proses digitizing dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Batas DAS Sengkarang

Garis-garis yang berwarna hitam pada gambar 4.1 merupakan alur
sungai yang ada di DAS Sengkarang. Sementara warna coklat adalah
gambar wilayah DAS Sengkarang dengan luas wilayah DAS Sengkarang
adalah 384,41 km2 .

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

68
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan

HEC-RAS

4.1.2 Area Pengaruh Poligon Thiessen
Setelah menentukan batas DAS Sengkarang, selanjutnya adalah
menentukan area pengaruh Poligon Thiessen yang berguna untuk
melakukan perhitungan curah hujan area. Penetuan area pengaruh poligon
berdasarkan pada jumlah dan lokasi stasiun hujan yang ada. Pada DAS
Sengkarang, stasiun hujan yang memberikan pengaruh ada 5, yaitu Stasiun
hujan Pekalongan, Stasiun hujan Ps.Kletak, Stasiun hujan Karangsari,
Stasiun Hujan Karanggondang, dan Stasiun hujan Kutosari.
Stasiun Hujan Pakalongan terletak pada 06°53.244' LS dan
109°40.246 BT. Stasiun Hujan Ps.Kletak terletak pada 06o 58' 761'' LS dan
109o 38' 897'' BT. Stasiun Hujan Karangsari terletak pada 07o 01' 870'' LS
dan 109o 37' 351'' BT. Stasiun Hujan Karanggondang terletak pada 07o 02'
790'' LS dan 109o 37' 654'' BT. Stasiun Hujan Kutosari terletak pada 07o 01'
220'' LS dan 109o 41' 33'' BT.

STA.Pekalongan

STA.Ps.Kletak


STA.Karangsari
STA.Ps.Kutosari

STA.karanggondang

Gambar 4.2 Lokasi Stasiun Hujan pada DAS Sengkarang

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

69
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Sesudah mengetahui dan menandai lokasi dari kelima stasiun hujan

tersebut pada gambar DAS Sengkarang, selanjutnya adalah proses
pembentukan area pengaruh Poligon Thiessen. Poligon Thiessen membagi
DAS berdasarkan pengaruh dari stasiun hujan yang ada. Hasil dari Poligon
Thiessen dapat dilihat pada Gambar4.3 . DAS Sengkarang terbagi menjadi
empat area pengaruh Poligon Thiessen. Area yang dipengaruhi Stasiun
Hujan Ps.Kletak adalah seluas 21,76 km2, area yang dipengaruhi Stasiun
Hujan Karangsari adalah seluas 12,56 km2, area yang dipengaruhi Stasiun
Hujan Karanggondang 167,35 km2, area yang dipengaruhi Stasiun Hujan
Kutosari ada seluas 183,14 km2. Total luas DAS Sengkarang dari hulu
hingga titik kontrol Bendung Pesantren Kletak adalah 384,41 km2.

Gambar 4.3 Area Pengaruh Poligon pada DAS Sengkarang

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

70

Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

4.1.3 Pembagian Sub DAS
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membagi DAS Sengkarang
ke dalam sub DAS-sub DAS. Pembagian sub DAS dilakukan dengan cara
menentukan terlebih dahulu titik-titik kontrol yaitu titik-titik percabangan
antara sungai utama dengan anak-anak sungai. Setelah penentuan titik
kontrol, selanjutnya adalah membuat batas sub DAS berdasarkan titik-titik
kontrol ini.
Berikut gambar pembagian Sub DAS berdasarkan titik kontrol
menggunakan Sofware ArcMap dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Pembagian Sub-DAS Sengkarang

Sehingga membagi DAS Sengkarang menjadi 11 sub DAS. Luas
masing-masing dari sub tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1

Johanes Baptista Among T

Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

71
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Tabel 4.1 Luas Sub DAS Sengkarang

Sub
DAS
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13

Luas
( km2)
27,7
48,04
16,02
24,246
19,03
14,35
8,17
13,14
17,09
22,82

14,33
32,014
16,838

4.2 Analisis Hujan Rencana
Analisis hujan rencana pada DAS Sengkarang menggunakan data
hujan yang diambil dari empat stasiun hujan yaitu Stasiun Hujan Ps.Kletak,
Stasiun hujan Karangsari, Stasiun Hujan Karanggondang, Stasiun hujan
Kutosari. Data hujan yang digunakan adalah data hujan harian dari tahun
2001 hingga tahun 2016.
4.2.1 Perhitungan Curah Hujan Area
Perhitungan curah hujan area atau curah hujan DAS menggunakan
Metode Poligon Thiessen. Setelah wilayah Das Sengkarang dibagi menjadi
tiga wilayah berdasarkan area pengaruh Poligon Thiessen, maka dapat
dihitung luas dan bobot atau koefisien Thiessen masing – masing diwilayah
tersebut. Hasil perhitungan Koefisien Thiessen dapat dilihat pada Tabel 4.2
dibawah ini.

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D


14.B1.0030
14.B1.0049

72
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Tabel 4.2 Hasil Pembagian Area Pengaruh Metode Poligon Thiessen

Stasiun Hujan
Sta Ps.Kletak
Sta Karangsari
Sta Karanggondang
Sta Kutosari
Jumlah ( A )

Luas (Ai)
(km2)
21,76
12,56
167,35
183,14
384,81

Koefisien
Thiessen(Pi) (%)
5,65
3,26
43,49
47,59
100,00

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mencari
nilai curah hujan maksimum antara tahun 2001 hingga tahun 20016 yang
tercatat di empat stasiun. Kemudian nilai curah hujan maksimim dikalikan
dengan koefisien Thiessennya masing – masing stasiun. Hasil analisis curah
hujan DAS dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Perhitungan Curah Hujan DAS Sengkarang

Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Ps.Kletak
P1=0,057

Karangsari Karanggondang
P2=0,033
P3=0,435

Kutosari
P4=0,476

d1(mm)

d2(mm)

d3(mm)

d4(mm)

122
166
154
153
81
127
120
95
87
75
102
69
95
216
119

145
155
167
140
110
171
275
125
120
231
84
76
192
174
100

141
142
141
136
113
128
280
170
120
261
105
77
141
175
110

135
209
96
113
82
199
222
145
201
128
114
85
106
285
200

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

Curah Hujan DAS
Pi =1,00
d = d1.P1 +
d2.P2+...+d4.P4 (mm)
137,334
175,831
121,32
126,289
96,434
163,286
243,387
152,51
156,795
186,361
108,525
80,396
123,542
229,839
153,133

73
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Tabel 4.3 Perhitungan Curah Hujan DAS Sengkarang (lanjutan)

Ps.Kletak
P1 0,057

Karangsari Karanggondang
P2 = 0,033
P3 = 0,435

Kutosari
P4 = 0,476

Tahun

2016
Rerata
Std. Dev
Co. Variance
Co. Kurtosis
Co. Skewness

d1 (mm)

d2 (mm)

d3 (mm)

d4 (mm)

106
117,938
38,789
1504,6
1,290
1,095

146
150,688
52,199
2724,8
0,927
0,845

137
148,563
53,287
2839,5
2,390
1,577

125
152,813
58,873
3466,03
-0,222
0,753

Curah Hujan DAS
Pi = 1,00
d = d1.P1 +
d2.P2+...+d4.P4
(mm)
129,955
149,059
44,265
1959,4
0,399
0,744

Dari perhitungan curah hujan DAS, dapat digambarkan sebuah grafik
yang menunjukkan hubungan antara waktu (tahun) dengan curah hujan harian
maksimum dari Stasiun Hujan Ps.Kletak, Stasiun Hujan Karangsari, Stasiun
Hujan Karanggondang, dan Stasiun Hujan Kutosari. Grafik tersebut dapat
dilihat pada gambar.

Gambar 4.5 Grafik Hujan Harian Maksimum

Curah hujan pada gambar 4.5 merupakan curah hujan harian
maksimum yang terjadi dengan rentang data dari tahun 2001 sampai dengan
2016. Pada grafik tersebut dapat dilihat curah hujan harian maksimum dari
Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

74
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

setiap stasiun hujan. Pada Stasiun Hujan Pesantren Kletak, curah hujan
harian maksimum terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 216 mm dan yang
paling rendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 69 mm. Pada Stasiun
Hujan Karangsari, curah hujan harian maksimum terjadi pada tahun 2007
yaitu sebesar 275 mm dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2012 yaitu
sebesar 76 mm. Pada Stasiun Hujan Karanggondang , curah hujan harian
maksimum terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 280 mm dan yang paling
rendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 77 mm. Pada Stasiun Hujan
Kutosari, curah hujan harian maksimum terjadi pada tahun 2014 yaitu
sebesar 285 mm dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu
sebesar 85 mm. Untuk curah hujan DAS, nilai tertinggi ada pada tahun 2007
yaitu sebesar 243,19 mm, sedangkan nilai terendah pada tahun 2012 yaitu
sebesar 80,32 mm.

4.2.1.1 Perhitungan Data Hujan yang Hilang
Perhitungan data hujan yang hilang digunakan untuk mengisi curah
hujan harian maksimum yang kosong, yaitu data di Stasiun Hujan Kutosari
pada tahun 2001. Berikut perhitungan untuk mencari data hujan yang hilang
dengan menggunakan metode inversed square distance :

Px

=

1
7,362
1
1442

+
+

1
7,42
1
1452

+
+

1
6,372
1
1222

= 134,58 mm
=

135 mm

Dari perhitungan tersebut didapat data hujan harian maksimum pada
tahun 2001 di Stasiun Hujan Kutosari adalah sebesar 135 mm.

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

75
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

4.2.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Perhitungan curah hujan rencana digunakan untuk menghitung
intensitas hujan yang melalui beberapa langkah, yaitu pengukuran dispersi,
pemilihan jenis distribusi dan pengujian kecocokan distribusi.
4.2.2.1 Pengukuran Dispersi
Setelah didapatkan curah hujan area, maka selanjutnya adalah
pengukuran dispersi. Curah hujan DAS atau data hujan harian maksimum
(R24) diurutkan terlebih dahulu mulai dari nilai terbesar ke terkecil atau
sebaliknya. Untuk perhitungan ini dipilih pengurutan dari yang terbesar ke
terkecil. Hitungan statistik dari hujan harian maksimum DAS Sengkarang
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Perhitungan Statistik

Probabilitas
m
(P)
Tahun
P=m/(N+1)
1
0,0588
2007
2
0,1176
2014
3
0,1765
2010
4
0,2353
2002
5
0,2941
2006
6
0,3529
2009
7
0,4118
2015
8
0,4706
2008
9
0,5294
2001
10
0,5882
2016
11
0,6471
2004
12
0,7059
2013
13
0,7647
2003
14
0,8235
2011
15
0,8824
2005
16
0,9412
2012
Jumlah Data (N)
Nilai Rerata (Mean)
Nilai Tengah (Median)

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

d
(mm)

Ln d
(mm)

243,387
229,839
186,361
175,831
163,286
156,795
153,133
152,51
137,334
129,955
126,289
123,542
121,32
108,525
96,434
80,396
16
149,059
144,922

5,495
5,437
5,228
5,170
5,096
5,055
5,031
5,027
4,922
4,867
4,839
4,817
4,798
4,687
4,569
4,387
16
4,964
4,975

76
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Tabel 4.4 Perhitungan Statistik (lanjutan)

Standar Deviasi (δx)
Koefisisen Skewness (Cs)
Koefisien Kurtosis (Ck)
Koefisien Variasi (Cv)

44,265
0,744
0,399
0,297

0,294
0,001
0,033
0,059

Penentuan jenis distribusi dilakukan dengan mencocokan parameter
statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi. Hasil pencocokan
parameter statistik dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Syarat Jenis Distribusi

Jenis
Distribusi
Normal
Log-Normal
Gumbel
Log-Person III

Syarat
Cs ≈ 0
Ck ≈ 3
Cs ≈ 3Cv + (Cv2) = 3
Ck = 5,383
Cs ≈ 1,1396
Ck ≈ 5,4002
Cs ≠ 0

Hasil
Perhitungan
Cs = 0,744
Ck = 0,399
Cs = 0,744
Ck = 0,399
Cs = 0,744
Ck = 0,399
Cs = 0,744
Ck = 0,399

Keterangan
Tidak
Memenuhi
Tidak
Memenuhi
Tidak
memenuhi
Memenuhi

Sumber : Adisusanto, 2011
Berdasarkan

kecocokan parameter statistik dengan syarat masing-

masing jenis distribusi, maka jenis distribusi yang cocok adalah Log-Person
III. Namun, pemilihan jenis distribusi ini masih harus diuji lagi dengan Uji
Chi-Kuadrat dan Uji-Kolmogorov.
4.2.2.2 Pemilihan Jenis Distribusi
Jenis distribusi yang dihitung dalam penelitian ini adalah Distribusi
Normal, Distribusi Log-Normal, Distribusi Gumbel, dan Distribusi LogPerson III. Perhitungan distribusi ini bertujuan untuk mencari nilai curah
hujan rencana dengan kala ulang tertentu. Dalam penelitian ini jumlah kala
ulang yang dikehendaki ada 5 yaitu 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan
50 tahun. Rumus perhitungan mencari R24 rencana :
XT
Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

= μ + KT ∙ σ
14.B1.0030
14.B1.0049

77
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

dengan:
XT

= curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun

KT

= nilai faktor frekuensi dengan periode ulang T tahun

μ

= nilai rata-rata

σ

= deviasi standar nilai variat

Hasil perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan 4
macam distribusi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Distribusi
T

P(x >=

Kala-

Xm)

Ulan

Probabil

g

itas

2
5

Karakteristik Debit (m3/dt) Menurut Probabilitasnya
NORMAL

LOG-NORMAL

GUMBEL

LOG-PEARSON III

XT

KT

XT

KT

XT

KT

XT

KT

0,5

149,059

0,000

143,167

-0,133

141,787

-0,164

143,162

0,000

0,2

186,313

0,842

183,304

0,774

180,905

0,719

183,302

0,842

10

0,1

205,786

1,282

208,581

1,345

206,805

1,305

208,586

1,282

25

0,04

226,552

1,751

239,388

2,041

239,529

2,044

239,407

1,751

50

0,02

239,967

2,054

261,668

2,544

263,806

2,592

261,701

2,054

100

0,01

252,034

2,326

283,474

3,037

287,904

3,137

283,524

2,327

1000

0,001

285,847

3,090

354,756

4,647

367,530

4,936

354,876

3,091

4.2.2.3 Pengujian Kecocokan Distribusi
Pengujian kecocokan distribusi dalam penelitian ini terdiri dari
dua jenis pengujian menggunakan dua metode pengujian yaitu ChiKuadrat dan Smirnov-Kolmogorov.

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

14.B1.0030
14.B1.0049

78
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

1. Uji Chi-Kuadrat
Pengujian

dengan

uji

Chi-kuadrat

dimulai

dengan

menentukan banyaknya kelas dalam data frekuensi dan derajat
kebebasan.
N (Jumlah data)

= 16

K (Jumlah kelas)

= 1 + (3,322 × Log n )
= 1 + (3,322 × Log 16)
= 4,8773 ≈ 5 kelas

Ef

=
=

R (Banyaknya parameter)

𝑁
𝐾

16
5

= 3,200

= 2 (ditetapkan untuk Uji Chi
Kuadrat)
= K – (R + 1)

DK (Derajat Kebebasan)

= 5 – (2 +1) = 2
Distribusi χ2

= 0,05

Nilai Chi-Kritik dapat dilihat pada di Tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Chi-Kuadrat Kritik
Distribusi χ2

DK
0,99

0,95

0,90

0,80

0,30

0,20

0,10

0,05

0,01

0,001

1

,000157

,00393

,0158

,0642

,148

,455

1,074

1,642

2,706

3,841

6,635

10,827

2

,0201

,103

,211

0,446

0,713

1,386

2,408

3,219

4,605

5,991

9,210

13,815

3

,115

,352

,584

1,005

1,424

2,366

3,665

4,642

6,251

7,815

11,345

16,268

4

,297

,711

1,064

1,649

2,195

3,357

4,878

5,989

7,779

9,488

13,277

18,465

5

,554

1,145

1,610

2,343

3,000

4,351

6,064

7,289

9,236

11,070

15,086

20,517

6

,872

1,635

2,204

1,070

3,828

5,348

7,231

8,558

10,645

12,592

16,812

22,457

7

1,239

2,167

2,833

3,822

4,671

6,346

8,383

9,803

12,017

14,067

18,475

24,322

8

1,646

2,733

3,290

4,594

5,527

7,344

9,524

11,030

13,362

15,507

20,909

26,425

9

2,088

3,325

4,168

5,380

6,393

8,343

10,656

12,242

14,684

16,919

21,666

27,877

10

2,558

3,940

6,179

6,179

7,267

9,342

11,781

13,442

15,987

18,307

23,209

29,588

Johanes Baptista Among T
Abraham Daksa B D

0,70

14.B1.0030
14.B1.0049

0,50

79
Tugas Akhir
Kajian Kapasitas Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan dengan Menggunakan
HEC-RAS

Tabel 4.7 Nilai Chi-Kuadrat Kritik (Lanjutan)
Distribusi χ2
DK

0,99

0,95

0,90

0,80

0,70

0,50

0,30

0,20

0,10

0,05

0,01

0,001

11

3,053

4,575

5,578

6,989

8,184

10,341

12,899

14,631

17,275

19,675

24,725

31,264

12

3,571

5,226

6,304

7,807

9,034

11,340

14,011

15,812

18,549

21,026

26,217

32,909

13

4,107

5,892

7,042

8,634

9,926

12,340

15,119

16,985

19,812

22,362

27,688

34,528

14

4,660

6,571

7,790

9,467

10,821

13,339

16,222

18,151

21,064

23,685

29,141

36,123

15

5,229

7,261

8,547

10,307

11,721

14,339

17,322

19,311

22,307

24,996

30,578

37,697

16

5,812

7,926

9,312

11,152

12,624

15,338

18,418

20,465

23,542

26,296

32,000

39,252

17

6,408

8,672

10,085

12,002

13,531

16,338

19,511

21,615

24,769

27,587

33,409

40,790

18

7,015

9,390

10,865

12,857

14,440

17,338

20,601

22,760

25,989

28,869

34,805

42,312

19

7,633

10,117

11,651

13,716

15,352

18,338

21,689

23,900

27,204

30,144

36,191

43,820

20

8,260

10,851

12,443

14,578

16,266

19,377

22,775

25,038

28,412

31,410

37,566

45,315

21

8,897

11,501

13,240

15,445

17,182

20,377

23,858

26,171

29,615

32,671

38,932

46,797

22

9,542

12,338

14,041

16,314

18,101

21,337

24,939

27,301

30,813

33,924

40,289

48,268

23

10,196

13,091

14,848

17,187

19,021

22,337

26,018

28,429

32,007

35,172

41,638

49,728

24

10,856

13,848

15,659

18,062

19,943

23,337

27,096

29,553

33,196

36,415

42,980

51,179

Sumber: Harto, 1991

Selanjutnya dilakukan pengujian pada masing-masing jenis
distribusi menggunakan tabel perhitungan Chi-Kuadrat. Suatu jenis
distribusi dapat diterima apabila memenuhi persyaratan nilai ChiKuadrat lebih kecil dari nilai Chi-Kritik.
 Uji Chi-Kuadrat untuk Distribusi Normal
Proses dan tahapan perhitungan uji chi-kuadrat untuk distribusi normal
dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8 Uji Chi-Kuadrat untuk Distribusi Normal
Kelas
5

P(x >= Xm)

Ef

R24
(mm)

Of

Ef - Of

( Ef-Of )2 /
Ef

0,2

0 < P