Pengaruh etnis, permodalan, dan pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha : studi kasus pada pedagang bumbon/craken di Pasar Beringharjo Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Do all the goods you can, All the best you can, In all

times you can, In all places you can, For all the creatures you can.

  • - Anonim-

   Laporan ini kupersembahkan untuk: Bunda maria ……..

Kedua orang tuaku yamg tercinta

Oom Joko, Mbak Andri, AdhikkuDonni, dan Keponakanku Chattra serta my love Mas Drajad.

  

ABSTRAK

PENGARUH ETNIS, PERMODALAN, DAN PENDIDIKAN TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN

EMOSIONAL DENGAN KEEFEKTIFAN MENGELOLA USAHA

  

Studi Kasus pada Pedagang Bumbon/Craken di Pasar Beringharjo

Daerah Istimewa Yogyakarta

Veronica Iin Marlinasari

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh etnis

terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha;

  

(2) ada pengaruh ernis terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan

keefektifan mengelola usaha; (3) ada pengaruh jumlah modal terhadap hubungan

antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha; (4) ada pengaruh

jumlah modal terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan

mengelola usaha; (5) ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha; (6) ada pengaruh tingkat

pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan

mengelola usaha.

  Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Beringharjo, Kodya Yogyakarta pada

bulan Januari sampai Februari 2007. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100

orang. Jumlah sampel adalah 78 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan

teknik simple random sampling.. Teknik pengumpulan data yang digunakan

observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan yang

dikembangkan oleh Chow.

  Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh negatif etnis terhadap

hubungan jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha (p = 0,000 < α

=0,050); (2) ada pengaruh negatif etnis terhadap hubungan kecerdasan emosional

dengan keefektifan mengelola usaha (p = 0,000 < α =0,050); (3) ada pengaruh

negatif permodalan terhadap hubungan jiwa kewirausahaan dengan keefektifan

mengelola usaha (p = 0,001 < α =0,050); (4) ada pengaruh negatif permodalan

terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha (p =

0,000 < α =0,050); (5) ada pengaruh negatif pendidikan terhadap hubungan jiwa

kewirausahan dengan keefektifan mengelola usaha (p = 0,001 < α =0,050); (6) ada

pengaruh negatif pendidikan terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan

keefektifan mengelola usaha (p = 0,000 < α =0,050).

  

ABSTRACT

  

INFLUENCES OF ETHNIC, BUSSINES CAPITAL, AND EDUCATION

TOWARD THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP

SPIRIT, THE EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS

MANAGEMENT EFFECTIVENES

  

(A case study of Spice Retailers in Beringharjo Market, DIY)

Veronica Iin Marlinasari

Sanata Dharma University

2007

  This study aims to find out whether: 1) there are ethnic influences toward the

relationship between entrepreneurship spirit and the business management

effectivenes; 2) there are ethnic influences toward the relationship between emotional

intelligence and the business management effectivenes; 3) there are influences of

bussines capital toward the relationship between entrepreneurship spirit and the

business management effectivenes; 4) there are bussines capital influences toward

relationship between emotional intelligence and the business management

effectivenes; 5) there are influences of education toward the relationship between

entrepreneurship spirit and the business management effectivenes; 6) there are

influences of education toward relationship between emotional intelligence and the

business management effectivenes.

  This study was conducted in Beringharjo Market in the City of Yogyakarta

from January to February 2007. The research population for this study was 100

people. 78 of them ware taken for research samples. The Researcher took the samples

by applying simple random sampling technique. Data gathering techniques used in

this study were observation and questionnaire. Data analysis technique employed in

this study was equation model which was developed by Chow.

  The result of this study shows that: 1) there are negative ethnic influences

toward the relationship between entrepreneurship spirit and the business management

effectivenes (p = 0.000 < α = 0.050); 2) there are negative ethnic influences toward

the relationship between emotional intelligence and the business management

effectiveness (p = 0.000 <

  α = 0.050); 3) there are negative capital influences toward

the relationship between entrepreneurship spirit and business management

effectivenes (p = 0.001 < α = 0.050); 4) there are negative capital influences toward

the relationship between emotional intelligence and the business management

effectivenes (p = 0.000 <

  α = 0.050); 5) there are negative educational influences

toward the relationship between entrepreneurship spirit and business management

effectivenes (p = 0.001 < α = 0.050); 6) there are negative educational influences

toward the relationship between emotional intelligence and business management

effectivenes (p = 0.000 <

  α = 0.050).

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan karunianya, sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH ETNIS, PERMODALAN, DAN PENDIDIKAN TERHADAP

HUBUNGNA ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN, DAN KECERDASAN

EMOSIONAL DENGANM KEEFEKTIFAN MENGELOLA USAHA” Studi Kasus

Pada Pedagang Bumbon/Craken di Pasar Beringharjo Daerah Istimewa Yogyakarta.

  

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan khususnya pendidikan akuntansi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengansegala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan rasa hormatdan terima kasih kepada:

  

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma

  

2. Y.Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma

  

3. L.Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma, dan selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dukungan, dan masukan dalam penyusunan

  

4. S.Widanarto P., S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

koreksi dan masukan yang berharga pada penulisan skripsi ini.

  

5. Natalina Premastuti. B, S.Pd., selaku dosen penguji terimakasih atas kritik dan

saran yang telah diberikan untuk menjadikan penulisan skripsiku menjadi lebih baik.

  6. Bapak dan Ibu, yang telah mendidik dan membesarkan aku.

  

7. Mbak Andri dan adikku Donni serta Oom Joko yang telah mendoakan dan

memberiku semangat.

  8. Keponakanku Chattra yang menbuatku tersenyum.

  9. Mas Drajad terima kasih untuk semuanya.

  

10. Teman-temanku, Dewi bulan“gembul”, Wiwin “suciprut”, Goris “cuki”, Muntari

“mumun”, Eri “kutil”. Kalian yang selalu membuat hari-hariku penuh dengan senyuman dan membantukku saat kesusahan.

  

11. Teman-teman team sukses; Yoyok, Harsoyo, Wisnu “kriwol”, Lusi, Dwi “dp”,

Lamdos, Gregoria “dawet”, Eli, Rena, Indri, Epi ‘fannya”, Bowo (pacar bulan), terimakasih untuk dukungannya.

  

12. Teman-teman PAK B angkatan 2002, thanks for All semoga sukses selalu, GBU.

  

13. Pedagang bumbon di Pasar Beringharjo yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk membantu mengisi kuesioner.

  

14. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan

peminjaman buku, skripsi.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................

  1 B. Batasan Masalah..............................................................................

  5 C. Perumusan Masalah.........................................................................

  5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ...........................................................................

  7

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................

  41 C. Subjek dan Objek Penelitian ...........................................................

  58 B. Fasilitas dan Sarana Pendukung.....................................................

  58 A. Sejarah Pasar Beringharjo..............................................................

  54 BAB IV GAMBARAN UMUM .....................................................................

  53 H. Teknik Analisis Data ......................................................................

  47 G. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

  42 F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas………… ................................

  42 E. Variabel Penelitian dan Pengukuran................................................

  41 D. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................

  41 B. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................

  8 A. Efektivitas Mengelola Usaha ..........................................................

  41 A. Jenis Penelitian................................................................................

  39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

  31 H. Perumusan Hipotesis .......................................................................

  29 G. Kerangka Berpikir ...........................................................................

  27 F. Pendidikan .......................................................................................

  22 E. Permodalan ......................................................................................

  18 D. Etnis.................................................................................................

  15 C. Kecerdasan Emosional ....................................................................

  8 B. Jiwa Kewirausahaan ........................................................................

  60

  BAB V ANALISIS DATA DAB PEMBAHASAN ........................................

  62 A. Deskripsi Data................................................................................ 62

  B. Analisis Data .................................................................................. 68 1. Pengujian Prasyarat Analisis....................................................

  68

  2. Pengujian Hipotesis.................................................................. 70

C. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................

  79 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.......................

  95 A. Kesimpulan .................................................................................... 95

  B. Keterbatasan................................................................................... 97

  C. Saran............................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 101

LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Klasifikasi Variabel Etnis ..........................................................

  62 Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Permodalan....................................................

  69 Tabel 5.9 hasil Koefisien Regresi ...............................................................

  68 Tabel 5.8 Hasil Pengujian Linearitas ..........................................................

  67 Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas ........................................................

  66 Tabel 5.6 Deskripsi Variabel Keefektifan Mengelola Usaha......................

  65 Tabel 5.5 Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional.................................

  63 Tabel 5.4 Deskripsi Variabel Jiwa Kewirausahaan.....................................

  63 Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan.....................................................

  53 Tabel 5.1 Deskripsi Etnis ............................................................................

  43 Tabel 3.2 Klasifikasi Variabel Permodalan .................................................

  52 Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas ........................................................

  51 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Jiwa Kewirausahaan..........................

  50 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional ......................

  47 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Pengelolaan Usaha ............................

  45 Tabel 3.6 Opersionalisasi Variabel Pengelolaan Usaha..............................

  44 Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional......................

  44 Tabel 3.4 Operasionaisasi Variabel Jiwa Kewirausahaan...........................

  43 Tabel 3.3 Klasifikasi Variabel Pendidikan..................................................

  79

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................. 104

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas................................................. 114

Lampiran 3 Output Validitas dan Reliabilitas ............................................. 117

Lampiran 4 Data Penelitian ......................................................................... 121

Lampiran 5 Deskripsi Data.......................................................................... 135

Lampiran 6 Output Normalitas dan Linearitas ............................................ 139

Lampiran 7 Pengujian Korelasi Tanpa Variabel Kontrol............................ 140

Lampiran 8 Pengujian Regresi .................................................................... 141

Lampiran 9 Daftar Tabel ............................................................................. 147

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian ................................................................. 150

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang dialami Indonesia beberapa tahun yang lalu masih menyisakan

  permasalahan pelik hingga sampai saat ini. Permasalahan tersebut adalah masalah pengangguran. Jumlah pencari pekerjaan dari waktu ke waktu semakin meningkat, sedangkan jumlah lapangan pekerjaan semakin menyempit. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, para penganggur

membuka usaha kecil pada sektor informal. Ada beberapa macam usaha kecil

yang mereka jalankan antara lain kerajinan (gerabah, pandai besi, topeng), pertanian (salak, padi, jagung, tebu), peternakan (sapi, ayam, kambing), berdagang di pasar (bumbu dapur, konveksi, buah-buahan), dan lain-lain.

  

Bidang usaha kecil yang mereka rintis terbukti tangguh. Fakta menunjukkan

bahwa krisis ekonomi, sosial, politik yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 tidak membuat usaha mereka jatuh dan bahkan mereka dapat mengembangkan usaha yang mereka dirikan (Majalah Manajemen, 1999:14).

  Keberhasilan mereka dalam membuka usaha kecil tentu berhubungan dengan keefektifan pengelolaannya. Keefektifan dalam mengelola usaha merupakan indikator kesuksesan individu/organisasi dalam menyusun dan

  

keuletan, kegigihan, tegas dalam mengambil keputusan, memiliki rencana

bisnis, dana, tidak menggantungkan hidup pada nasib, keinginan untuk

mencapai hasil yang terbaik, memiliki etika moral merupakan dasar yang kuat

dalam mengelola usaha.

  Ada beberapa faktor yang diduga kuat berhubungan dengan keefektifan

mengelola usaha, diantaranya jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional.

  

Jiwa kewirausahaan merupakan rasa percaya diri, berinisiatif, berorientasi

hasil dan berwawasan ke depan, memiliki kepemimpinan, dan berani

mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2003:2). Cara untuk

mencapai sifat tersebut tentu saja membutuhkan kerja keras, disiplin, belajar,

memanfaatkan waktu, dan memperbaiki sikap mental. Sedangkan kecerdasan

emosional merupakan kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dan

hubungan kita dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan emosional

seseorang bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan jembatan antara apa yang

diketahui dengan apa yang dilakukannya.

  Seorang wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi akan

terdorong untuk melakukan kegiatan pengelolaan usaha secara efektif. Hal ini

disebabkan pengelolaan usaha secara efektif membutuhkan sikap wirausaha

yang kreatif, berorientasi ke depan, inovatif, dan rasa percaya diri yang tinggi.

  

Semakin tinggi jiwa kewirausahaan seseorang diduga semakin efektif dalam

mengelola usahanya. Selain jiwa kewirausahaan yang tinggi, keefektifan

  

tergantung pada kemajuan seseorang dilihat dari peluang bisnis, kepekaan,

dan strategi bisnis. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kecerdasan

emosional, diduga semakin efektif wirausaha dalam mengelola usahanya.

  

Derajat hubungan jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional dengan

keefektifan mengelola usaha diduga dipengaruhi oleh etnis, permodalan, dan

pendidikan. Etnis merupakan penggolongan manusia berdasarkan

kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma, bahasa, agama, sejarah,

geografis, dan hubungan kekerabatan (http://www.Lin.go.id). Dalam

penelitian ini penggolongan etnis difokuskan pada etnis Jawa dan etnis Cina.

  Ada perbedaan karakteristik pada masing-masing etnis. Etnis Jawa memiliki citra malas dan kurang ulet dan kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu usaha atau kerja. Sedangkan etnis Cina cenderung suka bekerja keras,

ulet, tekun, selain itu serius dalam bekerja. Seorang wirausaha yang suka

bekerja keras, ulet, dan serius dalam bekerja jika dibarengi dengan sikap

kreatif, percaya diri, berorientasi ke depan, maka akan mampu mengelola

usahanya secara efektif. Selain jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional juga diperlukan dalam menjalankan usaha. Jika kecerdasan emosional tinggi

maka seorang wirausaha akan berpeluang mencapai keberhasilan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga bahwa ada pengaruh etnis

terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha. pikiran, dan pengetahuan yang dimiliki juga penting dalam pengelolaan usaha.

Semakin besar modal, semakin besar pula kemungkinan usaha yang

dijalankan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada banyak wirausaha

yang tidak dapat mengembangkan usahanya dengan baik karena alasan

kekurangan modal. Modal memang bukanlah yang paling utama namun, seorang wirausaha harus memiliki sikap kreatif, berorientasi ke depan, dan juga rasa percaya diri agar dapat mengembangkan usahanya dengan baik.

  Bahkan agar berhasil, seseorang wirausaha juga harus memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi yakni dapat mengatur dirinya sendiri dan juga dalam berhubungan dengan orang lain. Keadaan tersebut akan memacu wirausaha melihat peluang bisnis yang ada. Dengan demikian diduga kuat,

semakin besar jumlah modal semakin tinggi derajat hubungan jiwa

kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola

usaha.

  Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan–kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama

manusia. Jika seseorang berpendidikan tinggi, maka yang bersangkutan diyakini memiliki wawasan yang luas. Wawasan seseorang akan mendukung sikap percaya diri seseorang, kreativitasnya, ketekunan dalam menjalankan usaha, keuletan, berorientasi ke depan, serta berani mengambil resiko dalam

mengelola usahanya secara efektif. Tingkat pendidikan seseorang juga dalam mengelola usaha. Dengan demikian diduga kuat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha.

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Etnis, Permodalan, dan Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan, dan Kecerdasan Emosional Dengan Keefektifan Mengelola Usaha”. Studi Kasus Pada Pedagang Bumbu/Craken di Pasar Beringharjo.

  B. Batasan Masalah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan mengelola usaha antar lain etnis, business entity, kultur, permodalan, pendidikan. Namun dalam penelitian ini penulis memfokuskan apakah ada pengaruh positif etnis, permodalan, dan pendidikan yang mempengaruhi hubungan antara jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha.

  C. Perumusan Masalah

  1. Apakah ada pengaruh etnis terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha?

2. Apakah ada pengaruh etnis terhadap hubungan antara kecerdasan

  3. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha?

  4. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha?

  5. Apakah ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha?

  6. Apakah ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh etnis terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha.

  2. Untuk mengetahui pengaruh etnis terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha.

  3. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifan mengelola usaha.

  4. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha.

  5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaandengan keefektifan mengelola usaha.

  6. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara

E. Manfaat Penelitian

  a. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dapat menjadi salah satu bahan acuan bagi pelaksanaan penelitian yang relevan di masa datang.

  b. Bagi Wirausaha Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan sumbangan informasi

dalam langkah untuk meningkatkan efaktivitas pengelolaan usaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keefektifan Mengelola Usaha

  1. Pengertian Keefektifan Mengelola Usaha Mitsuyuki Masatsugu (1991) menjelaskan bagaimana cara menjalankan perusahaan antara lain dengan menjaga tujuan agar selalu terlihat jelas, memiliki gambaran transaksi keuangan, mengetahui titik impas, mengusahakan biaya semurah-murahnya, menghilangkan yang tidak diperlukan (membuang barang-barang yang tidak diperlukan) misal barang-barang bekas, efisiensi tinggi dan upah tinggi. Marbun (1986:49- 122) menjelaskan bagaimana memanajemeni perusahaan kecil supaya sukses.

  a. Analisis situasi dan diri yang tajam dan tepat Dalam mengelola perusahaan haruslah dimulai dengan perencanaan yang matang, penuh perhitungan tentang segala kemungkinan yang dapat mensukseskan usaha dan hal-hal yang dapat mengagalkan kegiatan usaha. Untuk itu seorang pengusaha perlu melakukan analisis kekuatan, kelemahan dan peluangnya. Pengkajian sebab-sebab kegagalan ini dimaksudkan sebagai cermin supaya pengusaha tahu persis siapa dirinya, mau ke mana, resiko-resiko apa yang perlu pengusaha harus memperhatikan beberapa hal seperti: peluang usaha, pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan, siapa pesaing dan

calon pesaing, seberapa besar pangsa pasar, pemasok, penentuan lokasi

usaha, dan kemungkinan mendapatkan tambahan modal.

  b. Perencanaan dan Pengendalian Yang Mantap Semua perusahaan, termasuk perusahaan kecil, harus memiliki perencanaan. Perencanaan adalah alat yang sangat ampuh untuk menentukan prioritas, mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan, dan kegagalan. Jika mengelola perusahaan tanpa perencanaan bagaimana perusahaan dapat mengetahui mau kemana, bagaimana sampai di sana, apa yang harus dilakukan sehubungan dengan keterlambatan, rintangan dan kelemahan yang lainnya. Perencanaan

adalah proses mulai dari mencari data, mengadakan analisis situasi dan analisis diri (SWOT) hingga penyusunan segala tindakan yang akan

diambil dalam periode tertentu untuk mencapai tujuan serta bagaimana proses evaluasinya sampai selesai akhir masa perencanaan. Rencana adalah uraian yang berisi segala hal yang akan dikerjakan serta uraian langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran dalam periode tertentu. Dari kedua rumusan tersebut menjadi jelas bahwa perencanaan adalah proses untuk mencapai tujuan yang dibagi dalam berbagai sasaran dan dituangkan serta dijabarkan dalam rencana rencana jangka pendek yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka

biasanya rupiah. Dalam praktiknya rencana anggaran adalah salah satu

alat kendali yang sangat berguna dan sangat membantu. Jenis anggaran

ini disesuaikan dengan bidang kegiatan perusahaan. Tetapi yang jelas setiap perusahaan termasuk perusahaan kecil harus memiliki anggaran pendapatan, anggaran penjualan, anggaran biaya, pegawai, dan biaya umum. Semua anggaran ini harus dicatat dan dikendalikan dengan cermat dan penuh disiplin. Kemudian jika dalam praktik terjadi penyimpangan, seorang pengusahan dapat langsung melakukan tindakan koreksi atau perbaikan menuju keefektivitas dan efisiensi

manajemen. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung

perusahaan telah mengadakan pengendalian berencana terhadap semua

kegiatan perusahaan.

  c. Perusahaan Kecil dan Pemasaran Semua perusahaan baik kecil maupun besar dari segala jenis usaha harus dapat mempraktikan manajemen pemasaran. Untuk dapat bertahan dan bertumbuh serta berkembang maka bagi perusahan kecil

tidak ada jalan lain kecuali harus mengerti, meresapi, dan menjalankan

dalam praktik aspek-aspek atau paling sedikit dasar-dasar manajemen pemasaran. Semakin besar ukuran suatu usaha, apabila mau bertahan dan bertumbuh, tidak ada jalan lain kecuali dengan mempraktikan

  

jumlah calon pembeli dan jumlah pesaing, barang yang disukai dan

yang tidak disukai, tempat usaha yang strategis, memberikan

pelayanan yang simpatik (pembungkusan barang yang menarik, bahasa

yang simpatik, dan strategi harga), melakukan promosi sederhana

seperti penawaran langsung kepada konsumen yang datang, dekorasi

dan penataan barang yang menarik, memberikan potongan khusus, dan

memasang iklan di surat kabar atau membuat selebaran.

d. Perusahaan Kecil dan Keuangan Semua perusahaan seharusnya mempunyai manajemen keuangan.

  

Karena hanya dengan pembukuan yang rapih dan teratur serta

berdisiplin, perusahaan dapat mengukur kegagalan dan

keberhasilannya serta bagaimana prospeknya. Perusahaan kecil demi

eksistensi dan masa depannya harus mengelola keuangannya secara

ketat dan berdisiplin. Perusahaan minimal harus mempunyai rencana

pemasukan dan pengeluaran. Adanya rencana keuangan yang

sederhana ini memungkinkan perusahaan mengendalikan keuangannya

dengan berencana demi mencapai hasil perusahaan yang maksimal.

  

Perencanaan dan pengendalian keuangan sangat vital bagi eksistensi

dan terlebih-lebih bagi masa depan perusahaan. Seorang pengusaha

harus tahu dan mengerti serta mampu menerapkan pedoman-pedoman

dasar dalam keuangan. Adapun pokok-pokok yang perlu dicatat

  Semua catatan tersebut harus dikelola dengan penuh disiplin sehingga menjadi sumber informasi yang paling penting untuk mengambil kebijakan dan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini apakah laba, rugi atau impas, dan tindakan apa yang perlu segera dilakukan untuk mengatasinya.

  e. Perusahaan Kecil, Organisasi dan Personalia Pada dasarnya setiap organisasi bagaimanapun kecilnya harus menjalankan prinsip-prinsip organisasi. Perusahaan kecil pun juga satu organisasi. Perusahaan kecil, terutama mereka yang sudah mempunyai 1 atau 2 karyawan atau lebih, ada baiknya sejak semula telah mengenal prinsip-prinsip organisasi yaitu bersama-sama dengan orang lain lewat kerjasama yang efektif dan efisien demi mencapai tujuan. Dengan demikian ada pembagian kerja, ada pembagian wewenang dan tanggung jawab demi melancarkan usaha untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Yang jelas orang dalam perusahaan tahu tugas dan tanggung jawabnya, siapa yang memberi perintah, kapan dilakukan dan bagaimana sistem evaluasinya. Dari segi personalia, hubungan kerja yang baik terjadi apabila antara majikan dan karyawan terdapat saling pengertian mau mencapai apa, kapan, caranya bagaimana, serta berapa imbalan yang mereka dapat. Ada baiknya pemilik perusahaan kecil menggariskan kebijakan personalia yang matap berupa:

  

1. Pedoman jam kerja per hari, per mingu, masa cuti, cuti sakit, dan

lain-lain.

  

2. Adanya gaji minimum dan tunjangan yang minimal cukup untuk

hidup wajar karyawan yang bersangkutan.

  3. Memperhatikan ketentuan yang terdapat dalam peraturan perburuhan.

  

4. Menetapkan cara seleksi dan persyaratan penerimaan karyawan.

  5. Menetapkan syarat-syarat naik pangkat dan hukuman.

  Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa

hasil, berhasil guna. Keefektifan berarti keberhasilan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:250). Menurut Anthony (1992:14) dalam bukunya

Sistem Pengendalian Manajemen keefektifan diartikan sebagai

kemampuan suatu unit untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan. Arifin Sitio (http://www.smecda.com/deputi7/file8infokop/edisi%2024/

arifin) mengungkapkan definisi menurut Roulette dan Hodge. Roulette

(1991:1) mendefinisikan keefektifan adalah dengan melakukan hal yang benar pada saat yang tepat untuk jangka waktu yang panjang, baik pada organisasi tersebut dan pelanggan. Hodge (1984:299) menguraikan bahwa

keefektifan sebagai ukuran suksesnya organisasi didefinisikan sebagai

kemampuan organisasi untuk mencapai segala keperluannya. Hal ini

berarti bahwa organisasi mampu menyusun dan mengorganisasikan keefektifan. Efisiensi berarti melakukan sesuatu secara benar (do thing

right ), sedangkan keefektifan adalah melakukan sesuatu yang benar (do

the right thing ). Efisiensi ditekankan pada penghematan dalam penggunaan input untuk menghasilkan suatu output tertentu. Upaya ini diwujudkan melalui beberapa penerapan konsep dan teori manajemen yang tepat. Sedangkan keefektifan ditekankan pada tingkat pencapaian

atas tujuan yang diwujudkan melalui penerapan leadership dan pemilihan

strategi yang tepat (http://www.tazkiaonline.com/article.php?sid=416).

  Jadi keefektifan mengelola usaha dikatakan baik jika suatu usaha berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh usaha itu sendiri.

  

Sebaliknya keefektifan mengelola usaha dikatakan kurang baik jika suatu

usaha tidak berhasil dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dimensi Mengelola Usaha Siti Adiprigandari A Suprapto mengungkapkan (www.republika.

  com), seorang pengusaha harus memiliki dasar yang kuat agar dapat mengelola usahanya dengan baik. Dasar-dasar tersebut antara lain: a. Semangat kerja. Mencintai apa yang harus dikerjakan sehingga membuatnya terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.

  

b. Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud

dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan mencapai apa yang diinginkan.

  c. Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan kerugian bagi pengusaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dan keputusan harus

d. Dedikasikan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran untuk pekerjaan.

  Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impiannya segera terwujud.

  e. Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail dari proses produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian, ia bisa mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mudah dibohongi bawahannya.

  f. Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan apa yang ingin Anda kerjakan dan hidup Anda tidak ditentukan oleh atasan melainkan diri sendiri adalah Anda sendiri.

  g. Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan. Uang hanya ukuran keberhasilan. Bila sukses uang akan datang dengan sendirinya.

  h. Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan-karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, karyawan harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan. i. Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Moralitas ini menjadi penting karena berfungsi sebagai kendali diri agar tidak terjebak kepada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara. j. Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak tergantung pada bakat alam. Berbagi ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahuan di bidangnya. k. Rencana bisnis. Seorang pengusaha selalu memiliki rencana bisnis yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ketika menyusun rencana bisnis biasanya seseorang pengusaha melibatkan konsultan bisnis professional. l. Hasil terbaik. Pengusaha sukses selalu ingin mencapai prestasi terbaiknya. Prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun.

B. Jiwa Kewirausahaan

  1. Pengertian Jiwa Kewirausahaan Jiwa kewirausahaan adalah rasa percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif

  

penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003:2).

Jiwa kewirausahaan didefinisikan sebagai rasa tanggung jawab, kreativitas dan mampu mengambil keputusan (http://www.pikiran-rakyat.com).

  Sementara itu Eri Sudewo (Media Akuntansi, 1999:16-17) dalam ceramah

lokakarya yang diadakan di kantor IAI mengatakan bahwa

enterpreneurship mempunyai arti keberanian dalam mengambil resiko

yang bersumber pada kemampuan sendiri untuk berkarya dan berusaha.

  

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jiwa

kewirausahaan merupakan rasa percaya diri dalam mengelola usaha,

kreatif, ketekunan, keuletan, berorientasi ke depan dan berani mengambil

resiko dengan penuh perhitungan.

  Untuk mencapai entrepreneur yang ideal, seseorang harus mau meningkatkan lagi kemampuan yang ada dalam dirinya. Di antara upaya-

upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan enterpreneurship adalah dengan:

a. Kerja keras. Kerja keras adalah kunci untuk mencapai sesuatu agar

mendapat hasil yang maksimal. Menjalani pekerjaan dengan tekun,

tidak mudah menyerah tetapi selalu kreatif menemukan pemecahan

masalah yang dihadapi, tidak takut bersaing untuk kemajuan agar

dapat menciptakan kreasi-kreasi baru yang berguna bagi kemajuan diri. masalah yang dihadapi, berusaha untuk selalu jujur dalam bertindak, dan berani bertangung jawab pada setiap tindakan yang telah dilakukan.

  c. Belajar. Ilmu selalu berkembang, maka untuk mengimbanginya kita dituntut untuk belajar terus-menerus guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kita.

  d. Memanfaatkan waktu. Dalam menggunakan waktu kita dituntut untuk seefisien mungkin, jangan membuang-buang waktu untuk pekerjaan yang tidak bermanfaat. Gunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kemampuan diri.

  e. Memperbaiki sikap mental. Tumbuhkan sikap mental maju dan buang jauh-jauh sikap mental yang menghambat. Sikap mental maju yang dapat meningkatkan enterprenership adalah sigap, cekatan, tak menunda, tanggap, aktif, rajin, telaten, tekun, jujur dan bertangung jawab, disiplin, teliti, kerja baik, berjiwa besar, dan mempunyai sikap wira. Sementara sikap mental yang dapat menghambat adalah malas, enggan, menunda, diam, pasif, masa bodoh, apatis, tak peduli, culas dan curang, seenaknya, ceroboh, asal jadi, iri, dengki, dan sangat personal.

  2. Dimensi Jiwa Kewirausahaan Menurut Eri Sudewo (Media Akuntansi, 1999:16-17) untuk dapat

  Percaya diri yang tinggi. Seorang enterpreneur mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri dan tidak bergantung para

orang lain serta memandang masalah dengan kaca mata optimisme.

  Selalu berorientasi pada tugas dan hasil. Seorang enterpreneur selalu haus dengan prestasi dan dalam bekerja mengorientasikan seluruhnya kepada pencapaian laba yang sebesar-besarnya. Dia melaksanakan pekerjaannya dengan tekun dan jika mengahadapi kendala dia akan tabah, selalu menguatkan tekadnya untuk terus maju dari dalam dirinya terus dikobarkan dorongan yang kuat, dia selalu bersemangat dalam bekerja dan selalu penuh dengan pemikiran-pemikiran yang mengarah kepada kemajuan.

  Tidak ragu dalam mengambil resiko. Seorang enterpreneur menyukai tantangan yang ada dihadapannya. Tantangan itu membuatnya semakin bersemangat untuk dapat menaklukkannya. Dia selalu berpikir sematang mungkin sebelum bertindak.

  Jiwa kepemimpinan. Seorang enterpreneur dapat menjadi jembatan bagi terciptanya hubungan yang baik dalam lembaga maupun lingkungan tempat tinggalnya. Dia tidak kaku atau mau menang sendiri tapi mau bermusyawarah dalam memutuskan suatu masalah, mempunyai jiwa yang arief bijaksana, mau mendengarkan keluhan orang lain, bisa menerima kritik orang lain yang sifatnya membangun dirinya kearah yang lebih baik, dan mampu memotivasi orang lain untuk bersama-sama mencapai tujuan.

  Berpikir orisinil. Seorang entrepreneur mempunyai pemikiran yang inovatif, kreatif, banyak ilham dalam menyelesaikan pekerjaannya untuk hasil yang lebih baik. Suka bereksperimen mencari yang baru untuk mendapatkan produk yang lebih kompetitip dan dengan mudah diterima ditengah masyarakat.

  Visi yang jelas. Seorang entrepreneur dalam setiap tindakan yang dibuatnya selalu berorientasi masa depan.

C. Kecerdasan Emosional

  1. Pengertian Kecerdasan Emosional Josh Hammond menyatakan bahwa emosi adalah sesuatu yang mempunyai makna penting bagi perusahaan. Menurutnya, emosi adalah pengorganisasian yang hebat dalam bidang pikiran dan perbuatan.

  Dalam bahasa Latin emosi dikatakan sebagai motus anima, yang

artinya “jiwa yang menggerakkan kita” (http://www.purdiecandra.

com/jm/content/view/94/46). Lebih lanjut dalam kamus bahasa inggris

Oxford mendefinisikan emosi sebagai suatu kegiatan atau pergolakan

pikiran, suatu keadaan biologis dan psokologis dan serangkaian