Pengaruh kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap pelaksanaan etika bisnis islam: studi kasus pada pedagang tradisional Kreo Tangerang

(1)

PENGARUH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM

(STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

NURMALA HAYATI NIM : 109046100027

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

SKRIPSI

PENGARUH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN

USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS

ISLAM

(STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (SE.Sy)

Disusun Oleh

NURMALA HAYATI

NIM:109046100027

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DiBawah Bimbingan

Pembiryping Skri


(3)

I

t-I

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh

Kondisi

Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha dan Pendidikan Agama terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis

rslam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo Tangerang) yung ditulis oleh Nurmala Hayati NIM 109045100027, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal

8

Mei 2014. Skdpsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi irluarnalat

(Ekonomi Islam).

Jakarta, 8 Mei 2014 Mengesahkan

Dekan Falanltas Syariah dan Hukum

H. JM. Muslimin, MA

IP. 196808 1 21999031014

PANITIA UJIAN MTINAQASYAH Ketua Dr. Euis Amalia. M.Ae

NrP. 1 9700 4161997 03 1004

Mu'min Rauf, M.A

NrP. 1 97004161997 03 1004

Fahmi Muhammad Ahniadi. M.Si

NIP. 1 9741 2132003 t21002

Dr. Hj. Isnawati Rais. MA. NrP. 19571 027 r98s03200r

Hermawan Setiawan. S.Si. M.TI

NtP. 19740 623 t993r 2 r 00 r

Sekretaris

Pembimbing

Penguji I


(4)

PENGARTIH KONDISI EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PALAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM

(STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGNRANG)

LEMBAR PERI\IYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

l.

Skripsi

ini

merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar shata

I

di Universitas

Islam Negeri (tm.Q Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (lm.D Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil kmya asli saya atau merupakan hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (IIIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

a J,


(5)

i ABSTRAK

NURMALA HAYATI. NIM: 109046100027. Pengaruh Kondisi Ekonomi,

Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha Dan Pendidikan Agama terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo, Tangerang) . Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Kreo, Tangerang. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di Pasar Kreo, Tangerang.

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor persaingan usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang, pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang, dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang.

Kata Kunci : Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha,

Pendidikan Agama, Pasar Tradisional, Etika Bisnis Islam

Pembimbing : Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “PENGARUH KONDISI

EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, PERSAINGAN USAHA DAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP PELAKSANAAN ETIKA BISNIS ISLAM (STUDI KASUS PADA PEDAGANG TRADISIONAL KREO TANGERANG)” telah penulis selesaikan. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari segala macam bantuan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Phil. JM Muslimin, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum;

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum;

3. Bapak Mu’min Rouf, S.Ag.,MA., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum;

4. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si.,sebagai Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dari mulai awal penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini, terima kasih untuk seluruh arahan dan masukan yang telah Bapak berikan; Sehat dan bahagia selalu untuk Bapak dan Keluarga.


(7)

iii

5. Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis. 6. Seluruh Responden (Pedagang di Pasar Kreo Tangerang), yang telah bersedia

mengisi kuesioner yang penulis ajukan;

7. Kedua Orang Tuaku (Ayahanda Fathul Arifin dan Ibunda Nani) dan Adik-adikku (Hilman Hidayat, Ummu Humaidah, Ahmad Bahroni, fachrul Azhari dan Rizqina Khairiyyah) yang selalu memberikan doa, semangat, serta dukungan moril yang sangat berarti bagi penulis, kalian adalah motivasi terbesar dalam hidup.

8. Sahabatku, Keluarga Besar PS-A 2009, sahabat-sahabat terbaikku untuk sekarang dan seterusnya. Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa, dan pelajaran yang selalu kalian berikan. Semoga Allah selalu menjaga persahabatan kita. Sukses untuk kita semua!

9. Seluruh Keluarga Besar Kahfi BBC khususnya Om Bagus dan Mbak wi,

terimakasih atas semua motivasi dan ilmu yang telah diberikan selama ini.

10. Sahabat Kahfi, terimakasih selalu memotivasi , membantu dan mendukung penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini speciall thanks too: My Lovely Teachers Kak Ibnu, Kak Ab, Kak Lina, Kak Icha Villa Andreass. My besties too: Azka, Pia,Dimas, Kak Umam, Kak Ridho Mufti, Arifin, Kak Lukman, kak Lingga, Herman, Fajar, salby dan seluruh team FRAME 12 Production House. Sukses untuk kita semua!

11. Speciall thanks too: Sahabat seperjuangan seangkatan (2009): Dina Raisa&Idea Sukma, Syafaat&Zahra serta Farhan Rabbani. Semoga keberkahan selalu menyertai kalian.


(8)

iv

12. Serta Seluruh Pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT dengan Ridho-Nya membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 12 Mei 2014


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

E. Sistematika Penulisan 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pasar 8

1. Pengertian Pasar 8

2. Mekanisme Pasar 10

B. Etika Bisnis 12

1. Pengertian Etika Bisnis 12

2. Dasar-dasar Hukum Etika Bisnis Islam 14

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etika Bisnis islam 20

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis 33

1. Faktor Internal 20


(10)

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24

A. Ruang Lingkup Penelitian 24

B. Teknik Pengumpulan Data 25

C. Metode Analisis Data 26

1. Statistik Deskriptif 26

2. Uji Kualitas Data 26

3. Uji Asumsi Klasik 27

4. Uji Hipotesis 29

5. Operasional dan Pengukuran Variabel 31

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 36

1. Tempat dan Waktu Penelitian 36

2. Karakteristik Profil Responden 37

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 40

1. Hasil Uji Statistik Deskiptif 40

2. Hasil Uji Kualitas Data 41

3. Hasil Uji Asumsi Klasik 46

4. Hasil Uji Hipotesis 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 57

B. Implikasi 58

C. Keterbatasan 59

D. Saran 59


(11)

vii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha 27

3.2 Variabel, Indikator dan Butir Pertanyaan Kuesioner 34

4.1 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 37

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

terakhir 38

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis dagangan 39

4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif 40

4.5 Hasil Uji Validitas Persaingan Usaha 41

4.6 Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 42

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Kondisi ekonomi 42

4.8 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pendidikan 43

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Persaingan Usaha 44

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan Agama 44

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 43

4.12 Hasil Uji Multikolonieritas 46

4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 50


(12)

viii

4.15 Hasil Uji Statistik t 52

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

4.1 Gambar Hasil Uji Normalitas 58


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat Penelitian

2 Kuesioner Penelitian

3 Output Hasil Pengujian Data


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi Islam hadir sebagai bagian dari totalitas kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam harus dipeluk secara kaffah oleh umatnya, maka konsekuensinya umat Islam harus mewujudkan keislamannya dalam segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi. Karena sesungguhnya umat Islam telah memiliki system ekonomi tersendiri dimana garis-garis besarnya telah digambarkan secara utuh dalam al-Qur’an dan as-Sunah.

Haruslah diakui perkembangan peradaban hingga saat ini sangatlah luar biasa. Demikian pula pola kehidupan sangatlah kompleks. Sehingga umat Islam pada umumnya dan ilmuwan muslim pada khususnya perlu amat sangat proaktif dalam upaya melakukan revitalisasi konsep-konsep muamalah, melalui penggalian nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an dan as-Sunah.

Islam tidak hanya mengatur perihal shalat di masjid (ibadah) dengan berbagai bentuknya; akan tetapi juga memberikan pedoman yang jelas dan nyata tentang tata aturan muamalah dalam konteksnya yang sangat luas dan sekalipun luwes. Aturan muamalah ini di dalamnya termasuk dalam bidang ekonomi-bisnis dan keuangan yang menjadi salah satu pilar bagi kehidupan umat manusia. 1

11

DR. Husain shahatah dan DR. Shiddiq Muhammad al-Amin adh-Dharir, “Transaksi & Etika Bisnis Islam”, Visi


(15)

Bisnis berjalan sebagai proses yang telah menjadi kegiatan manusia sebagai individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan hidupnya. Namun saat ini, hanya konsep-konsep materialistiknya saja yang mendominasi kebanyakan orang, khususnya para pelaku bisnis. Kebanyakan mereka melupakan nilai-nilai moral dan perilaku yang sehat dalam berbisnis. Banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan guna mendapatkan keuntungan semata, mulai dari mengurangi atau mengakali timbangan untuk penjualan barang dagangannya, berbohong mengenai kualitas barang, melakukan penawaran atau permintaan palsu (bai’ul Najasy), bersaing secara tidak sehat dengan pedagang lain dan sebagainya. Keserakahan dan pola pikir yang negatif semakin mendominasi pebisnis dalam berperilaku. Karena itulah, setiap saat masalah bisnis seringkali bertambah, sedangkan keberkahan dalam berusaha menjadi berkurang.

Dalam islam, segala kegiatan bisnis atau perdagangan tidak dapat dipisahkan dari etika atau nilai-nilai moralitas. Perdagangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di seluruh Negara dan pada semua lapisan masyarakat. Sejak awal lahirnya, Islam mengizinkan adanya perdagangan, karena Rasulullah sendiri juga melakukan kegiatan bisnis/perdangangan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Etos kerja dan moralitas yang baik sudah seharusnya dimiliki oleh setiap pebisnis atau pedagang, mencakup pebisnis professional mau pun pedagang tradisional. Untuk pebisnis professional yang notabene rata-rata berpendidikan tinggi saja masih banyak yang minim dalam hal etos kerja dan moralitas dalam bersaing dengan lawan bisnisnya, apalagi dengan pedagang tradisional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa saat ini etos kerja


(16)

yang negative, terutama yang diterapkan para pedagang tradisional, menjadi salah satu masalah yang ada dalam masyarakat Indonesia. Bahkan, masalah ini seringkali menimbulkan kekhawatiran.

Banyak hal yang mungkin bisa dijadikan alasan seorang pebisnis atau pedagang melanggar etika dalam berbisnis, mulai dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak buruk yang nantinya akan terjadi, atau merasa tidak ingin kalah dengan kompetitor baru dengan produknya yang lebih menarik, ingin menguasai pasar, kurangnya pendidikan, pemahaman tentang ilmu agama atau pengetahuan mengenai etika itu sendiri dalam berbisnis, atau mereka banyak mengalami kegagalan dalam usaha yang membuatnya cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan, atau memang kurang adanya ketegasan dalam penegakan hukum yang bisa secara tegas memberikan sanksi atau hukuman kepada pelakunya.

Melihat hal ini, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Persaingan Usaha dan Pendidikan Agama Terhadap Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Tradisional Kreo Tangerang)”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi adalah sebagai berikut:

 Dalam berbisnis, mencari keuntungan adalah point utama yang menjadi alasan seseorang dalam berbisnis, ada pula yang memang berniat untuk mencari keberkahan dan ridho dari Allah, SWT. Namun, saat ini banyak ditemukan kecurangan atau


(17)

pelanggaran dalam berbisnis yang membuat keberkahan dalam mencari rezeki berkurang. Apakah yang salah dengan pola pikir masyarakat saat ini?

 Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi seorang pebisnis atau pedagang

melanggar etika dalam berbisnis, mulai dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak buruk yang nantinya akan terjadi, atau merasa tidak ingin kalah dengan kompetitor baru dengan produknya yang lebih menarik, ingin menguasai pasar, kurangnya pendidikan atau pengetahuan mengenai etika itu sendiri dalam berbisnis, atau mereka banyak mengalami kegagalan dalam usaha yang membuatnya cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan, atau memang kurang adanya ketegasan dalam penegakan hukum yang bisa secara tegas memberikan sanksi atau hukuman kepada pelakunya.

 Pelanggaran-pelanggaran etika dalam berbisnis ini menjadi suatu permasalahan besar yang ada dalam masyarakat Indonesia. Namun penyelesaian dan solusinya belum juga secara tegas diterapkan. Padahal sudah jelas, dalam Islam, segala macam etika dalam berbisnis sudah dijelaskan dan ada aturan yang mengaturnya, apakah tuntunan agama sendiri masih belum bisa dijadikan pengingat dan pengendali akhlak dalam berbisnis?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Ada banyak factor yang menyebabkan pelaku usaha dalam bisnis atau perdagangan melakukan kecurangan-kecurangan atau penyimpanganan dalam berbisnis.


(18)

Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis hanya membatasi penelitian ini pada pengaruh faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap perilaku pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berikut adalah rumusan masalahnya:

a) Apakah kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Tradisional Kreo Tangerang?

b) Manakah diantara kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang di Pasar Tradisional Kreo Tangerang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat bukti empiris mengenai pengaruh faktor kondisi ekonomi, pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama terhadap etika bisnis pedagang pasar tradisional Kreo kota Tangerang. 2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini disamping memberian dan menambah pengetahuan penulis tentang etika bisnis Islam, juga merupakan apresiasi terhadap teori-teori yang pernah penulis dapatkan selama menempuh pendidikan program strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, memberikan dan menambah wawasan para pengusaha tentang etika bisnis yang dapat memberikan


(19)

keuntungan bagi kelangsungan kegiatan perdagangan mereka, dan dapat menjadi sumber dan menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi dalam menunjang akademisnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub bab. Untuk menjadikan pembahasan ini lebih terarah dan mudah dipahami, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang pasar terlebih dahulu, yang didalamnya terdapat penjabaran mengenai definisi pasar dan mekanisme pasar. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang etika bisnis Islam yang di dalamnya terdapat penjabaran mengenai definisi etika bisnis islam dan dasar-dasar hukum Islam. Sub bab ketiga menjabarkan tentang


(20)

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan etika bisnis, yang di dalamnya menjabarkan faktor secara internal dan eksternal.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, sub bab yang kedua menjelaskan tentang metode pengumpulan data, sub bab yang ketiga menjelaskan tentang metode analisis data, sub bab yang keempat menjelaskan tentang uji hipotesis, dan sub bab yang kelima menjelaskan tentang operasional dan pengukuran variabel.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian. Bab ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama tentang gambaran umum objek penelitian dan sub bab kedua tentang hasil uji instrumen penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama yaitu kesimpulan, sub bab kedua berisi tentang implikasi, sub bab ketiga berisi tentang keterbatasan penelitian, dan sub bab keempat tentang saran. Bab ini juga disertai dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang dibutuhkan.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pasar

1. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau sumber daya.2

Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih luas daripada hanya sekadar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual-beli barang/jasa. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjualbelikan ada pasarnya; ada pasar ikan, pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal, dan pasar tenaga kerja.3

Berdasarkan segi fisiknya, pasar diklasifikasikan menjadi:

a. Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan

2

Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Edisi ketiga, hlm. 6.

3


(22)

menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

b. Pasar Raya

Pasar raya disebut juga dengan toko serba ada atau Toserba, dalam bahasa Inggris disebut dengan Department Store, yaitu suatu bentuk toko swalayan yang

menjual barang dagangan eceran. Pada umumnya Toserba lebih besar dari

supermarket. Suatu Toserba terdiri dari supermarket,department store, food court

serta sarana hiburan (game station) yang biasanya terdapat pada lantai yang terpisah.

c. Pasar Abstrak

Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung. Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan konsumen sekaligus.

d. Pasar Swalayan

pasar swalayan atau supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini


(23)

artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.Selain supermarket dikenal pula

minimarket, midimarket, dan hypermarket.

Perbedaan istilah minimarket, supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan. Contohnya

 Minimarket berukuran kecil (100m2 s/d 999m2)

 Supermarket berukuran sedang (1.000m2 s/d 4.999m2)

 Hypermarket berukuran besar (5.000m2 ke atas)

 Grosir berukuran besar (5.000m2 ke atas)

2. Mekanisme Pasar

Mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran yang akan menentukan tingkat harga tertentu. Sehingga dengan adanya transaksi tersebut akan mengakibatkan terjadinya proses transfer barang dan jasa yang dimiliki oleh setiap objek ekonomi tersebut. Dengan kata lain, adanya transaksi pertukaran yang kemudian disebut sebagai perdagangan adalah satu syarat utama dari berjalannya mekanisme pasar.4

Konsep penentuan harga dalam Islam dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran, pertemuan permintaan

4


(24)

dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pasar tingkat harga tersebut.5

Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang.6

1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampong akan harga yang berlaku dikota. Mencegah masuknya pedagang desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif.

2. Mengurangi timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.

3. Menyembunyikan barang cacat dilarang karena penjual

mendapatkan harga yang baik untuk kualitas yang buruk.

4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang karena takaran kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar.

5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang dilarang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya.

5

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

denga jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS 4:29) 6


(25)

6. Transaksi Najasy dilarang karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.

7. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.

8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual diatas harga pasar.

B. Etika Bisnis Islam

1. Definisi Etika Bisnis Islam

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos. Kata ethos

merupakan kata berbentuk tunggal mempunyai arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berpikir.7

Bentuk jamak kata ethos adalah ta etha. Kata inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika. Jadi, secara etimologis etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.8

Namun pengertian etimologis itu saja belum cukup untuk memahami istilah etika. Karena itu, kita perlu mencari pengertian etika yang sesungguhnya. Dalam bahasa Indonesia ada yang membedakan antara etik dan etika. Etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh

7

Sudirman Tebba, Berbisnis dengan Hati Nurani, Bisnis & Tasawuf. Yogyakarta: Penerit Scripta Perennia, 2005.

Hal. 7.

8


(26)

suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).9

Adapun dalam kaitan dengan penggunaan istilah, di Indonesia studi tentang masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah akrab dengan nama “etika bisnis”, sejalan dengan kebiasaan umum dalam istilah bahasa inggris yaitu “Business Ethics”. Namun dalam kawasan lain seringkali digunakan istilah yang lain, misalnya dalam bahasa belanda pada umumnya dipakai nama bedrijfsethiek (etika perusahaan) dan dalam bahasa Jerman unterbehmensethik (etika usaha). Dalam bahasa Inggris kadang-kadang dipakai istilah corporate ethics (etikaa korporasi). Variasi lain adalah “etika ekonomis” atau “etika ekonomi”. Selain itu ditemukan juga nama management ethics atau managerial ethics (etika manajemen), disamping nama organization ethics (etika organisasi). Namun demikian, pada dasarnya semua nama ini menunjuk kepada studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis.10

Bisnis berasal dari kata inggris, business (biznes), artinya: perusahaan atau usaha, seperti dalam ungkapan: “the grocery business” = perusahaan sayur-sayuran, dan ungkapan: “this store is going out of business” = toko ini akan menghentikan usahanya.11

Dalam bahasa Indonesia, bisnis diartikan dengan: “Usaha komersil dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang.”12

9

Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal. 271.

10

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: UIN-Malang press, 2007. Hal 9-10.

11

Jhon M. Echols and Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), hlm. 90.

12

Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996),


(27)

Selanjutnya kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.

Sedangkan titik sentral dari etika bisnis Islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Al-Qur’an, antara ekonomi dan akhlak yang islami tidak akan pernah terpisah sama sekali seperti halnya tidak pernah terpisah antara ilmu dan akhlak, antara politik dan akhlak, dan antara perang dan akhlak. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan Islami.13 Hubungan tasawuf, akhlak dan bisnis melahirkan etika bisnis dalam Islam. Hal ini terlihat pada penerapan ajaran akhlak dalam kegiatan-kegiatan bisnis, seperti investasi, produksi, distribusi, promosi, konsumsi dan juga hubungan karyawan dengan perusahaan tempat mereka bekerja harus berpegang kepada etika, yaitu mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjauhi akhlak yang tercela.14

2. Dasar-dasar Hukum Etika Bisnis Islam

Islam memiliki pedoman yang harus dipatuhi oleh pengikutnya, Pedoman inilah yang dijadikan petunjuk dan arahan untuk umatnya dalam melaksanakan setiap aktifitas/amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber ajaran islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan

13

Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Moral dalam Perekonomian Islam, 2001 (Jakarta: Robbani Press), hlm. 56.

14


(28)

zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dalam waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk pengembangan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan bisnis.

Al-Qur’an dalam mengajak manusia untuk mempercayai dan mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek kehidupan seringkali menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual-beli,

untung-rugi, dan sebagainya. Dalam konteks ini al-Qur’an menjanjikan dalam

surat At Taubah ayat 111 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka dan sebagai imbalannya mereka memperoleh surga. Siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah dengan Jual-Beli yang kamu lakukan itu.

Itulah kemenangan yang besar”.(QS At-Taubah :111)

Dan teradapat juga dalam surat Al Jumu’ah : 9 – 10 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang

pada hari jum’at. Maka bergegaslah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual -beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah:9-10)

Ayat tersebut memberi pengertian agar berbisnis dilakukan setelah melakukan shalat dan dalam pengertian tidak mengesampingkan tujuan keuntungan yang hakiki yaitu keuntungan yang dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong


(29)

melakukan kerja keras termasuk dalam berbisnis, Al-Qur’an menggaris bawahi bahwa dorongan yang seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis adalah memperoleh apa yang berada di sisi Allah.

Bisnis merupakan kegiatan muamalah. Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis, yaitu penerapan-penerapan ajaran akhlak dalam kegiatan yang berkaitan dengan bisnis, seperti investasi, produksi, distribusi, promosi, dan konsumsi.

a. Investasi

Investasi berarti pemupukan dan pendayagunaan dana dan sumber daya hari ini demi keuntungan hari esok15 Menurut Islam pada prinsipnya investasi dalam bisnis apa saja boleh, kecuali tidak untuk beberapa hal, yaitu bisnis daging babi dan barang konsumsi yang mengandung daging babi, bisnis minuman keras, perjudian dan seks.

Berinvestasi itu bagi orang yang memiliki modal. Sedang orang yang hanya memiliki tenaga tentu bekerja dengan tenaganya, seperti menjadi pegawai. Namun baik bagi orang yang melakukan investasi atau menjadi pegawai sama-sama bekerja, dan bekerja itu hukumnya wajib.16 Allah berfirman:

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”.(al-Balad:4)

15

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen (Jakarta: Taka Binaman Pressindo, 1994),

hlm. 72. 16


(30)

Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia memiliki konsekuensi sebagai makhluk Allah yang ditakdirkan sebagai makhluk yang mulia. Kemuliaan ini hanya dapat dicapai dengan ketekunan dan kerja keras.

b. Produksi

Produksi dapat dilihat dari dua segi, yaitu aspek teknis ekonomis dan normatif, yakni mengenai dorongan dan tujuan produksi.17

Pandangan Islam tentang produksi adalah menyangkut aspek normative. Dalam Islam, sebagaimana terlihat dalam Al-Qur’an, terdapat ajaran tentang dorongan dan tujuan produksi, yaitu:

“Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari)”. (al-Qashash:73).

Ayat tersebut mendorong umat manusia, khususnya umat Islam, untuk bekerja dan memproduksi segala hal keperluan hidup mereka agar bisa hidup makmur, bukannya miskin dan melarat. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa rezeki adalah karunia Allah yang harus diusahakan dengan cara produksi.

c. Distribusi

Distribusi meliputi distribusi barang dan kekayaan. Distribusi barang ialah proses penyebaran barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir, yang mencakup semua pemasaran dan penjualan.18 Barang yang telah diproduksi harus segera didistribusikan agar keperluan masyarakat tetap tersedia di pasar.

17Monzer Kahf, “The Thoery Of Production" dalam Rahman, sayyid Tahir, Aidit Ghazali, dan Syed Omar syed

Agil, ed., Reading in Microeconomicus: An Islamic Perspective (Kuala Lumpur: Longman Malaysia, 1992), hlm.

113.

18


(31)

Menimbun barang dengan tujuan agar barang itu langka di pasar hukumnya haram, sebab hal ini merugikan konsumen. Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang menimbun barang adalah orang yang bersalah

(berdosa)”. (HR. Muslim). d. Promosi

Promosi dapat berarti naik pangkat atau jabatan. Sedang dalam kehidupan bisnis promosi berarti pemasaran melalui periklanan dan penjualan berupa pemotongan harga, hadiah dan pajangan toko.

Promosi yang dimaksudkan disini adalah periklanan. Periklanan merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam bisnis atau pasar. Ekonomi pasar bebas ditandai dengan kompetisi yang kuat dalam persaingan pasar. Setiap perusahaan bersaing dalam menawarkan produknya kepada konsumen.

Menurut Sudirman Tebba, dalam bukunya yang berjudul Berbisnis dengan Hati Nurani (Bisnis dan Tasawuf), seringkali periklanan itu memamerkan pola hidup yang konsumeristis, hedonistis dan materialistis, sehingga dianggap tidak mendidik. Di lihat dari segi Islam pola hidup seperti ini dapat dikategorikan sebagai israf atau berlebih-lebihan dan tabzir, dan hal ini dilarang.

Dalam Islam, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam hal promosi, diantaranya:

1. Promosi atau periklanan tidak boleh mengumbar aurat, teruma aurat wanita.


(32)

2. Promosi atau periklanan tidak boleh mengiklankan barang dan jasa yang diharamkan, seperti makanan yang mengandung unsur babi, minuman keras, perjudian dan prostitusi.

3. Promosi atau periklanan tidak berlebih-lebihan. e. Konsumsi

Konsumsi adalah jumlah pembelanjaan dan perekonomian atas barang dan jasa yang digunakan pada periode tertentu, biasanya dalam jangka pendek. Pembelanjaan konsumsi ini tidak hanya meliputi barang-barang konsumsi saja, tetapi juga bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Konsumsi juga berarti proses fisik factual pemakaian barang dan jasa.19

Mengenai hal konsumsi ini Islam menentukan bahwa dalam melakukan kegiatan konsumsi hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang halal dan baik, serta dilakukan secara wajar, tidak berlebihan dan tidak bakhil atau kikir, sebagaimana dengan firman Allah dalam surat Al-Furqan: 67 yang artinya:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian”.

Ketentuan-ketentuan dalam melakukan kegiatan konsumsi ini juga terdapat pada Surat Al-Araaf: 31 yang artinya:

“Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

19


(33)

f. Hubungan Antara Pedagang

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri, dalam menjalankan kehidupan manusia menjalin hubungan baik dengan pencipta-Nya maupun dengan sesamanya. Hubungan manusia dalam berbisnis tidak hanya terhadap konsumen tetapi juga terhadap sesama pengusaha mereka menjalin hubungan. Hubungan yang harmonis antar sesama pedagang dalam berkompetisi perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam.

Dalam perkembangannya, etika bisnis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal (dalam diri manusia) daneksternal (di luar diri manusia). Faktor internal diantaranya adalah agama (ketuhanan) serta tingkat pendidikan lalu faktor eksternal diantaranya adalah kondisi ekonomi, dan persaingan usaha.

1. Faktor Internal a. Agama

Perdagangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di seluruh negara dan pada semua lapisan masyarakat. Pelaku bisnis yang Muslim tidak boleh berpendirian bahwa bisnis itu amoral atau tidak berkaitan dengan moral, sebab moralitas merupakan bagian dari ajaran agama Islam.


(34)

Pendidikan agama merupakan pondasi yang utama dalam setiap kegiatan bermuamalah. Demikian pula, pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap perilaku pedagang.20

b. Pendidikan

Dalam proses produksi sebagai suatu struktur dasar aktivitas perekonomian, tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting, karena tenaga kerja tersebut bertindak sebagai pelaku ekonomi, berbeda dengan faktor produksi lainnya yang bersifat pasif (seperti : modal, bahan baku, mesin, dan tanah). Tenaga kerja berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan manajemen terhadap faktor produksi lainnya yang terlibat dalam proses produksi (Sonny Sumarsono, 2003).21

Dalam bisnis yang baik, seorang pengusaha yang berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan manajemen merupakan faktor penentu keberhasilan dari kegiatan bisnis dengan jalan yang benar dan baik. Salah satu faktor yang membentuk kemampuan bertindak aktif tersebut adalah pendidikan. Pendidikan punya peranan sangat penting dalam Innovation Driven Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu

20

Ahmad Faiz, “Pengaruh Tingkat Keagamaan terhadap Perilaku Pedagang Pasar Kebayoran Lama

Jakarta Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif hidayatullah Jakarta, 2009).

21

Satrio Adi Setiawan, “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja, dan Jenis Kelamin

Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga kerja Terdidik di Kota Magelang”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2010), h. 19.


(35)

munculnya inovasi dalam bisnis.22 Adanya inovasi-inovasi di dalam bisnis tersebut, tentunya akan mengurangi bahkan menghilangkan segala macam kecurangan-kecurangan dalam persaingan usaha.

2. Faktor Eksternal a. Ekonomi

Perekonomian yang sifatnya terbuka saat ini disamping memberikan manfaat positif bagi perkembangan dunia usaha, sebaliknya dapat memberikan pengaruh yang negatif. Pengaruh negatif ini dalam banyak hal, berupa ancaman dan dampak yang merugikan pada para pedagang, terutama pedagang tradisional yang belum siap menghadapi persaingan global dalam berbagai hal salah satunya kualitas etos kerja yang mereka lakukan. Tentunya, kondisi ekonomi, baik secara makro ataupun mikro, dan khususnya kondisi ekonomi pedagang sendiri, memiliki keberpengaruhan terhadap pelaksanaan etika bisnisnya. 23

b. Sosial

Faktor sosial merupakan salah satu bagian dari dimensi eksternal dalam kegiatan usaha atau berbisnis. Dimensi sosial yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu perilaku etnis dan adat istiadat, pola gaya hidup

22Sandiago Uno, “

Entrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 25 november 2013

dari http://sandiaga-uno.com/enterpreneurship-in-indonesia-financial-club/ 23

Popon Herawati, “Bisnis dan Etika Lingkungan”, hal.5, artikel diakses pada 17 oktober 2013 dari http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31001-4-323350081917.doc


(36)

masyarakat, perubahan persepsi dan pola pembelian konsumen, lokasi geografi, agama, dan persaingan antar pedagang itu sendiri.24

Dalam penulisan ini,kami membagi bagian dimensi eksternal ini kedalam dimensi persaingan usaha. Yakni mengenai kebersaingan antar pedagang. Bagaimana pedagang bersikap dan bagaimana pola pikirnya mengenai persaingan yang sehat tersebut.

24


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kreo, Tangerang, dengan objek penelitian yaitu pedagang muslim di pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen (kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan persaingan usaha) terhadap variable dependen (pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang) di Pasar Kreo, Tangerang.

B. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, penentuan sampel menggunakan Purposive Sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti.25

Penulis meneliti pedagang pasar tradisional Kreo Tangerang, yang terdaftar di Kantor Pemasaran Kios Pasar Kreo Tangerang, yaitu sejumlah 100 peserta. Kemudian dari 100 peserta tersebut diambil 80 peserta yang beragama Islam untuk dijadikan sampel pada penelitian ini, hal tersebut dilakukan karena penelitian ini berfokus

25


(38)

terhadap pelaksanaan etika bisnis Islam yang dilakukan oleh pedagang Muslim, jadi diharapkan data-data yang didapatkan bisa lebih terarah.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori, yaitu:

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara dengan para pedagang yang beragama Islam dan para pihak lainnya yang dapat membantu penelitian ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dijadikan instrumen pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administrated questionnaries, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.

Model jawaban dalam kuesioner menggunakan skala likert yang merupakan metode untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert menggunakan lima angka penilaian dari gradasi sangat positif sampai sangat negative atau sebaliknya. Adapun pemberian skor dari setiap pernyataan yang digunakan dalam peneltian ini ditentukan sebagai berikut:

a. Sangat tidak setuju skornya satu b. Tidak setuju skornya dua


(39)

c. Ragu-ragu skornya tiga d. Setuju skornya empat e. Sangat setuju skornya lima

C. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtois, dan skewness (kemencengan distribusi).26

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.27 Uji validitas

digunakan dengan menggunakan Person Correlation dengan cara menghitung

korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai, dinyatakan valid jika signifikan > 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal

26

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2011), h. 19

27


(40)

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS 16 akan menghasilkan Cronbach Alpha,

yaitu di ukur berdasarkan skala tersebut dan dikelompokkan ke dalam lima kelas dan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti table berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabel

0,00 s/d 0,20 > 0,20 s/d 0,40 > 0,40 s/d 0,60 > 0,60 s/d 0,80 > 0,80 s/d 1,00

Kurang Reliable Agak Reliabel Cukup Reliabel

Reliabel Sangat Reliabel

3. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variable independen dan dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji statistic. Uji statisktik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non parametric Kolmorgov – Smirnov (K-S). Uji K-S


(41)

dengan arti signifikansi > 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan signifikansi dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.28

b. Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengkaji apakah model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas (independen). Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis nilai

tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieriats adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.29

c. Heteroskedestisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual/pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi varibel terikat (dependen) yaitu ZPERD dengan SRESID. Dasar analisinya adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.30

28

Ibid., 2011, h. 163

29

Ibid., h. 108

30


(42)

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini menggunakan model empiris yaitu metode statistik regresi berganda (multiple regression) dengan persamaan sebagai berikut:31

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+e

Dimana:

Y = Pelaksanaan Etika Bisnis Islam

a = Konstanta (tetapan)

b1 – b4 = Koefisien Regresi

x1 = Kondisi Ekonomi

x2 = Tingkat Pendidikan

x3 = Persaingan Usaha

x4 = Pendidikan Agama

e = Error

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui R2(koefisien determinasi). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika R2adalah sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen.32

31

Ibid., h. 99

32


(43)

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.33

Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik t ini adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05, maka variabel independen

secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.

2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.34

Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F ini adalah sebagai berikut:

33

Ibid., h. 98

34


(44)

1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05, maka semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.

2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05, maka semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.

5. Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (lima) poin skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada lima variabel yaitu kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pelaksanaan etika bisnis islam. Dimana faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan dan persaingan usaha sebagai variabel independen sedangkan pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang sebagai variabel dependen.


(45)

a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini ada empat, yaitu faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama. Variabel yang pertama, yaitu kondisi ekonomi. Faktor kondisi ekonomi yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu kepemilikan harta dan benda, mengenai modal awal dan modal sekarang dan lain sebagainya.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

Variabel independen yang kedua yakni tingkat pendidikan. Pendidikan

diidentifikasi dengan kemampuan para pedagang untuk melakukan Innovation Driven

Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu munculnya inovasi dalam bisnis.35 Dengan munculnya inovasi-inovasi ini, maka pelaku bisnis tidak perlu lagi untuk melakukan cara-cara kotor demi memajukan bisnisnya, mereka hanya perlu melakukan inovasi yang tepat untuk dapat bersaing dengan rivalnya. Tentunya untuk mencapai inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan pengalaman dan juga pendidikan. dalam penulisan ini, pendidikan pedagang diukur dari tingkat pendidikan yang telah dilalui, baik tingkat pendidikan secara formal maupun informal pedagang.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

35 Sandiago Uno, “

ntrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 16 Mei 2012 dari


(46)

Variabel independen yang ketiga adalah persaingan usaha. Faktor persaingan usaha yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah mengenai teknik pemasaran, pelayanan, kejujuran pedagang dalam melayani dan bersaing dengan pedagang lainnya di pasar tersebut.

Variabel independen yang empat adalah pendidikan agama. Faktor pendidikan agama yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah mengenai pendidikan keagamaan yang telah didapatkan baik dari sekolah formal maupun kegiatan informal seperti mengaji, pesantren dan lain sebagainya.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen diwakili oleh pelaksanaan etika bisnis Islam. Yang dimaksud dengan etika bisnis islam atau etika bisnis dalam Islam, ialah ilmu yang membahas perihal usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta salah dan benar menurut standar akhlak Islam.36

36

Prof. Dr. Drs. H. Amin Suma, SH., MA., MM, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan


(47)

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Ragu-ragu, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju

Tabel 3.2

Variabel, Indikator, dan Butir Pertanyaan untuk Kuesioner

Variabel Indikator Butir pertanyaan

Kondisi Ekonomi

(X1)

Pola pikir terhadap modal yang dimiliki untuk membangun sebuah usaha dan mengenai

kepemilikan harta-benda

 Perasaan dan pola pikir mengenai modal

yang sedikit

 Seberapa cukup keuntungan yang didapat

untuk memenuhi kebutuhan

 Seberapa banyak aset yang dimiliki

Tingkat Pendidikan (X2) Pengalaman mengenyam pendidikan secara informal maupun nonformal

 Jenjang pendidikan yang telah diselesaikan

 Database lain mengenai informasi yang

telah didapat

 Pemahaman mengenai jual-beli yang baik

dan benar Persaingan Usaha (X3) Mengenai teknik pemasaran, pelayanan, kejujuran pedagang dalam melayani dan bersaing dengan pedagang lainnya

 Pola pikir mengenai pembeli yang

berdagang di toko lain

 Strategi dalam bersaing dengan pedagang

lain

 Pemahaman dan pengaplikasian sistem

diskon untuk menarik pelanggan

 Pelayanan terhadap pembeli atas sebuah

komplain

 Pelayanan yang ramah, sopan, dan akrab


(48)

Pendidikan Agama (X4) Etika Bisnis Islam (Y) Pengalaman mengenyam pendidikan baik formal maupun informal Perihal usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta salah dan benar menurut standar akhlak Islam

 Pernah menjadi santri di pondok pesantre  Mengikuti pengajian atau organisasi

keagamaan

 Pemahaman dan aplikasi mengenai sholat

dan berzakat

 tidak menjual barang yang kotor,

memabukkan dan haram

 menjaga hubungan baik dengan pelanggan

ataupun pedagang lain

 tidak menjual barang yang belum jelas

kualitas dan kuantitasnya

 tidak melakukan ikhtikar (penimbunan

barang;untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya)

 tidak pernah menipu pembeli dengan

menyuruh orang untuk berpura-pura membeli agar dagangan terlihat bagus atau lebih murah.

 Pola pikir mengenai keberkahan yang


(49)

BAB IV PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Kreo, Tangerang, Banten. Pasar Kreo dikelola oleh badan swasta. Pemilik Pasar Kreo ini adalah Bapak H. Mastur. Terdapat 100 kios pedagang yang tercatat di Kantor Pemasaran Kios Pasar Kreo, Tangerang..

Pedagang yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi pedagang sayur-mayur, pedagang buah, pedagang sembako, pedagang pakaian, pedagang tahu-tempe, pedagang daging, pedagang emas dan perhiasan, pedagang elektronik, pedagang ikan dan pedagang kosmetik.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, yaitu pedagang yang terdaftar di Pasar Kreo, Tangerang. Penyebaran kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret 2014 hingga 23 Maret 2014.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 80 pedagang dari 100 pedagang yang ada. Sampel pada penelitian tersebut adalah pedagang yang beragama Islam. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 80 buah kuesioner atau 100%.


(50)

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di Pasar Kreo, Tangerang. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan jenis barang dagangan.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.1

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Persentase

Pria 46,2%

Wanita 53,8%

Total 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 43 orang atau 53,8% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 37 orang atau 46,2% responden berjenis kelamin perempuan.


(51)

b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.2 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMP sebanyak 46,2%, dan sebanyak 38,8% responden berpendidikan terakhir SMA, 12,5% responden berpendidikan terakhir SD, dan sisanya sebanyak 2,5% responden adalah lulusan Perguruan Tinggi.

c. Deksripsi responden berdasarkan jenis dagangannya

Tabel 4.3 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis dagangannya.

Pendidikan Terakhir Persentase

SD 12,5%

SMP 46,2%

SMA 38,8%

PT 2,5%


(52)

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan

Jenis Dagangan Frekuensi Absolut Persentase

Sayur-mayur 13 16,2%

Buah-buahan 9 11,2%

Sembako 13 16,2%

Pakaian 6 7,5%

Tahu-tempe 10 12,5%

Daging 9 11,2%

Emas/perhiasan 2 2,5%

Toko elektronik 3 3,8%

Ikan 11 13,8%

Toko kosmetik 4 5,0%

Total 80 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 13 orang atau 16,25% merupakan pedagang sayur-mayur, dan sebanyak 13 orang juga atau 16,25% responden merupakan pedagang sembako, sebanyak 11 orang atau 13,8 % responden merupakan pedagang ikan, dan sebanyak 10 orang atau 12,5% responden merupakan pedagang tahu dan tempe, lalu sebanyak 9 orang atau 11,2 % responden merupakan pedagang daging dan sebanyak 9 orang atau 11,2% juga merupakan pedagang buah, sebanyak 6 orang atau 7,5% responden merupakan pedagang pakaian, sebanyak 4 orang atau 5,0% responden merupakan pedagang kosmetik, sebanyak 3 orang atau 3,8% responden merupakan pedaelektronik, dan sisanya 2 orang atau 2,5% responden merupakan pedagang emas/perhiasan.


(53)

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha, dan pelaksanaan etika bisnis Islam yang akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 (Kondisi Ekonomi) 80 1.00 4.000 2.74 0.694

X2 (Tingkat Pendidikan) 80 0.166 2.000 0.685 0.497

X3 (Persaingan Usaha 80 2.600 4.400 3.377 0.440

X4 (Pendidikan Agama) 80 0.000 2.000 0.80 0.366

Y (P. Etika Bisnis Islam) 80 0.000 5.000 4.404 0.424

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel tersebut menjelaskan bahwa pada variable X1 (Kondisi Ekonomi) jawaban minimum responden sebesar 1,00 dan maksimum sebesar 4,00, dengan rata-rata total jawaban 2,74 dan standar deviasi sebesar 0,694. Variable X2 (Tingkat Pendidikan) , jawaban minimum responden sebesar 0,166 dan maksimum sebesar 2,00, dengan rata-rata sebesar 0,497 dan standar deviasi 0,497. Variable X3 (Persaingan Usaha), jawaban minimum sebesar 2,600 dan maksimum 4,400 dengan rata-rata sebesar 3,377 dan standar deviasi sebesar 0,440. Variable X4 (Pendidikan Agama), jawaban minimum responden sebesar 0,000 dan maksimum sebesar 5,000 dengan rata-rata sebesar 4,404 dan standar deviasi 0,424. Variabel Y (Etika Bisnis), jawaban minimum sebesar 0,000


(54)

dan maksimum sebesar 5,000 dengan rata-rata total jawaban sebesar 4,404 dan standar deviasi sebesar 0,424.

Nilai standar deviasi untuk tiap variabel lebih kecil dari nilai mean mengartikan bahwa standar error dari penelitian ini rendah sehingga penentuan variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk diteliti lebih lanjut.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansiya dibawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu persaingan usaha dan pelaksanaan etika bisnis Islam, dengan sampel 30 responden.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Persaingan Usaha (X3) Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

E2 (Persaingan Usaha 2) 0,679** 0,000 Valid

E3 (Persaingan Usaha 3) 0,593** 0,000 Valid

E4 (Persaingan Usaha 4) 0,614** 0,000 Valid

E5 (Persaingan Usaha5) 0,580** 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel di atas menunjukkan variabel persaingan usaha mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.


(55)

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (Y)

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

F1 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 1) 0,711** 0,000 Valid

F2 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 2) 0,710** 0,000 Valid

F3 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 3) 0,790** 0,000 Valid

F4 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 4) 0,740** 0,000 Valid

F5 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 5) 0,830** 0,000 Valid

F6 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 6) 0,610** 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel di atas menunjukkan variabel pelaksanaan etika bisnis Islam mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel-tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel kondisi ekonomi (X1), variable tingkat pendidikan (X2), variable Persaingan usaha (X3) dan variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y).

Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Variable Kondisi Ekonomi (X1)

Variabel X1 Total korelasi Cronbach’s Alpha Keterangan

D1 (Kondisi Ekonomi 1) 0,526 0,469 Cukup Reliabel

D2 (Kondisi Ekonomi 2) 0,529 0,443 Cukup Reliabel

D3 (Kondisi Ekonomi 3) 0,349 0,744 Reliabel


(56)

Pada uji reabilitas variable kondisi ekonomi (X1), Cronbach’s Alpha pada butir pertanyaan D1 yaitu menunujukkan angka 0,469, itu berarti bahwa variable tersebut masuk kedalam kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable. butir pertanyaan D2 menunjukkan 0,443, memiliki tingkat reliabilitas yang sama dengan D1 yaitu cukup reliable. Pada butir D3 menunjukkan 0,744, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,60 s/d 0,80 dengan tingkat realibilitasnya yaitu reliable. Itu berarti bahwa variable kondisi ekonomi dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.

Tabel 4.8

Uji Reliabilitas Variable Tingkat Pendidikan (X2)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada uji reabilitas variable tingkat pendidikan (X2) dalam setiap butir pertanyaan menunjukkan nilai cronbach’s alpha berada di atas kelas 0,6 s/d 0,80. Pada butir pertanyaan B1 yaitu menunjukkan angka 0,658. Butir pertanyaan B2 menunjukkan angka 0,687. Butir pertanyaan B3 menunjukkan angka 0,745. Butir B4 menunjukkan angka 0,639. Butir pertanyaan B5 menunjukkan angka 0,620. Dengan demikian, itu berarti

Variabel

Total korelasi

Cronbach’s

Alpha Keterangan

B1 (Tingkat Pendidikan b.1) 0,430 0,658 Reliabel

B2 (Tingkat Pendidikan b.2) 0,752 0,687 Reliabel

B3 (Tingkat Pendidikan b.3) 0,548 0,745 Reliabel

B4 (Tingkat Pendidikan b.4) 0.532 0.639 Reliabel


(57)

bahwa variable tingkat pendidikan (X2) dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Variable Persaingan Usaha (X3)

S

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada uji reabilitas variable tingkat persaingan usaha (X3), Pada butir pertanyaan E2 menunjukkan angka 0,346, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,20 s/d 0,40 dengan tingkat realibilitasnya yaitu agak reliable. Butir pertanyaan E3, E4 dan E5, masing-masing menunjukkan angka di kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable.

Tabel 4.10

Uji Reliabilitas Variable Pendidikan Agama (X4)

S

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Variabel Total korelasi Cronbach’s Alpha Keterangan

E2 (Persaingan Usaha 2) 0,407 0,346 Agak Reliabel

E3 (Persaingan Usaha 3) 0,316 0,440 Cukup Reliabel

E4 (Persaingan Usaha 4) 0,241 0,508 Cukup Reliabel

E5 (Persaingan Usaha 5) 0,312 0,464 Cukup Reliabel

Variabel Total korelasi Cronbach’s Alpha Keterangan

C3 (Pendidikan agama 3) 0,729 0,205 Agak Reliabel

C4 (Pendidikan agama 4) 0,481 0,288 Agak Reliabel

C7 (Pendidikan agama 7) 0,286 0,444 Cukup Reliabel


(58)

Pada uji reabilitas variable Pendidikan Agama (X4), Pada butir pertanyaan C3 menunjukkan angka 0,205, variable tersebut masuk kedalam kelas 0,20 s/d 0,40 dengan tingkat reliabilitasnya yaitu agak reliable. Demikian pula dengan butir pertanyaan C4 menunjukkan angka 0,288, variable tersebut tingkat reliabilitasnya juga dikatakan agak reliable. Butir pertanyaan C7 dan C9, masing-masing menunjukkan angka di kelas 0,40 s/d 0,60 dengan tingkat realibilitasnya yaitu cukup reliable, masing-masing yaitu 0,444 dan 0,525.

Tabel 4.11

Uji Reliabilitas Variable Pelaksanaan Etika Bisnis Islam (X3)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada uji reabilitas variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) dalam setiap butir pertanyaan menunjukkan nilai cronbach’s alpha berada di atas 0,6. Pada butir pertanyaan F1 yaitu menunjukkan angka 0,795. Butir pertanyaan F2 menunjukkan angka 0,767. Butir pertanyaan F3 menunjukkan angka 0,776. Butir pertanyaan F4 menunjukkan angka 0,807. Butir pertanyaan F5 menunjukkan angka 0,769. Butir pertanyaan F6

Variabel

Total korelasi

Cronbach’s

Alpha Keterangan

F1 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 1) 0,591 0,795 Reliabel

F2 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 2) 0,585 0,796 Reliabel

F3 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 3) 0,691 0,776 Reliabel

F4 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 4) 0,562 0,807 Reliabel

F5 (Pelaksanaan Etika Bisnis Islam 5) 0,702 0,769 Reliabel


(59)

menunjukkan angka 0,817. Dengan demikian, itu berarti bahwa variable pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) dalam instrument penelitian ini dikatakan reliable.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolonieritas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.805 1.243

.824 1.213

.877 1.140

.887 1.128

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk kondisi ekonomi (X1), tingkat pendidikan (X2), persaingan usaha (X3), Pendidikan Agama (X4) dan pelaksanaan etika bisnis Islam (Y) berturut-turut sebesar 0,805, 0,824, 0,877 dan 0,887, serta VIF sebesar 1,243, 1,213, 1,140 dan 1,128. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model


(60)

persamaan regresi tidak terdapat problem multikol dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Data berdistribusi normal, jika sig (signifikansi) > 0,05

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas


(61)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa pada tabel histogram, sebaran data

mengikuti garis lengkung dan pada gambar Normal P-Plot, data menyebar mengikuti garis diagonal. Artinya, data menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.


(62)

Gambar 4.2

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan gambar di atas, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pelaksanaan etika bisnis Islam berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama.


(63)

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini RSquare yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R R Square Adjusted R Square

.584a .341 .305

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel 4.15 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,305. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama bisa menjelaskan sebesar 30,5% variasi variabel pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang. Sedangkan sisanya, yaitu 69,5% dijelaskan oleh sebab-sebab


(64)

lain di luar variabel kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha.dan pendidikan agama.

b. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai

probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini

adalah tabel yang menunjukkan hasil uji statistik F.

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.858 4 1.214 9.682 .000a

Residual 9.407 75 .125

Total 14.265 79

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik F antara seluruh variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut: Pengaruh kondisi ekonomi,


(1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.633 .327 8.039 .000

X1 .009 .064 .015 .147 .883 .805 1.243

X2 .118 .088 .138 1.334 .186 .824 1.213

X3 .446 .096 .463 4.621 .000 .877 1.140

X4 .199 .116 .172 1.726 .088 .887 1.128

a. Dependent Variable: Y

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.805 1.243

.824 1.213

.877 1.140

.887 1.128

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) X1 X2 X3 X4

1 1 4.560 1.000 .00 .00 .01 .00 .01

2 .285 4.001 .00 .00 .77 .00 .09

3 .112 6.394 .02 .03 .12 .01 .88

4 .036 11.204 .04 .94 .06 .07 .00

5 .008 24.164 .94 .03 .04 .92 .03


(2)

Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X4, X2, X3, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .584a .341 .305 .3541647

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.858 4 1.214 9.682 .000a

Residual 9.407 75 .125

Total 14.265 79

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.633 .327 8.039 .000

X1 .009 .064 .015 .147 .883

X2 .118 .088 .138 1.334 .186

X3 .446 .096 .463 4.621 .000

X4 .199 .116 .172 1.726 .088


(3)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value

3.893542 5.017611 4.404167E

0 .2479749 80

Residual

-1.0140350E 0

.7103534

-1.2048305 E-15

.3450820 80

Std. Predicted Value -2.059 2.474 .000 1.000 80

Std. Residual -2.863 2.006 .000 .974 80

a. Dependent Variable: Y

Nonparametric Correlations

Correlations

Unstandardize

d Residual X1 X2 X3 X4

Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 -.004 .003 .062 .008

Sig. (2-tailed) . .969 .978 .588 .946

N 80 80 80 80 80

X1 Correlation Coefficient -.004 1.000 .360** .253* .233*

Sig. (2-tailed) .969 . .001 .024 .037

N 80 80 80 80 80

X2 Correlation Coefficient .003 .360** 1.000 .265* .069

Sig. (2-tailed) .978 .001 . .018 .542

N 80 80 80 80 80

X3 Correlation Coefficient .062 .253* .265* 1.000 .258*

Sig. (2-tailed) .588 .024 .018 . .021

N 80 80 80 80 80

X4 Correlation Coefficient .008 .233* .069 .258* 1.000

Sig. (2-tailed) .946 .037 .542 .021 .

N 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X4, X2, X3, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y

Uji determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .584a .341 .305 .3541647

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y


(5)

UJI F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.858 4 1.214 9.682 .000a

Residual 9.407 75 .125

Total 14.265 79

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 b. Dependent Variable: Y

UJI T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.633 .327 8.039 .000

X1 .009 .064 .015 .147 .883

X2 .118 .088 .138 1.334 .086

X3 .446 .096 .463 4.621 .000

X4 .199 .116 .172 1.726 .088

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value

3.893542 5.017611 4.404167E

0 .2479749 80

Std. Predicted Value -2.059 2.474 .000 1.000 80

Standard Error of Predicted

Value .048 .138 .086 .021 80

Adjusted Predicted Value

3.916403 5.019938 4.406083E

0 .2479007 80

Residual

-1.0140350E 0

.7103534

-1.2048305 E-15

.3450820 80

Std. Residual -2.863 2.006 .000 .974 80


(6)

Deleted Residual -1.0678366E 0

.7418343

-1.9161924 E-3

.3673278 80

Stud. Deleted Residual -3.103 2.096 -.004 1.018 80

Mahal. Distance .438 11.058 3.950 2.422 80

Cook's Distance .000 .092 .013 .017 80

Centered Leverage Value .006 .140 .050 .031 80