BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I - PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DI KELAS V SD NEGERI CILUMPING - repository perpustakaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I

  a. Perencanaan Tindakan Hasil yang diperoleh dari perencanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

  1) Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dengan materi memainkan drama pendek 2) Lembar observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP dan lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

  3) Lembar observasi aktivitas peserta didik. 4) Menyusun intrumen-instrumen evaluasi pembelajaran seperti: soal evaluasi, dan lembar kerja siswa.

  b. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan menggunkan instrument yang telah dipersiapkan.

  Guru melaksakan kegiatan pembelajaran menggunkan RPP yang telah dipersiapkan. Peneliti sendiri bertugas sebagai guru sementara teman sejawat menjadi observer untuk menilai aktivitas guru dalam menyusun RPP dan observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi.

  1) Pertemuan pertama

  42 a) Kegiatan Awal Siklus I pertemuan I dilaksankan pada hari selasa, tanggal 3 Januari 2012 selama tiga jam pelajaran mulai pukul

  07.30 sampai dengan pukul 09.00 WIB. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan peserta didik diawali dengan ucapan salam dan berdoa, absensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, untuk memulai pembelajaran dilakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kegiatan sehari-hari siswa.

  Guru menjelaskan tahap yang akan dilakukan bahwa pelajaran dilaksanakan dengan metode sosiodrama. Siswa terlebih dahulu diberi tahu maksud metode sosiodrama agar tidak penasaran serta mengerti dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi dengan memberikan dongeng pendek dengan tujuan untuk membangkitkan semangat belajar siswa sebelum pelajaran dimulai, disisi lain juga menggali inpirasi yang menunjang dalam memerankan sebuah drama.

  b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai drama. Setelah guru menjelaskan materi, guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. Guru mebagikan sebuah teks drama kepada setiap kelompok yang sudah di tentukan kemudian siswa melakukan diskusi untuk menentukan perannya masing-masing, setelah itu siswa melakukan tanya jawab mengenai isi, karakter, dan manfaat cerita.

  Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan membacakan teks drama dari masing-masing kelompok secara bergantian di tempat duduk masing-sing kelompok,. setelah semua kelompok selesai membacakan teks drama lalu guru membetulkan cara membacakan teks drama yang benar dengan cara memberikan contoh cara membacakannya. Ketika semua siswa sudah paham lalu siswa diminta memerankan drama di depan kelas dengan membawa teks sesuai kelompok yang sudah ditentukan secara bergantian kelompok yang lain menilai kelompok yang maju memerankan drama. Pada akhir kegiatan inti, guru menentukan kelompok terbaik dalam membacakan dan memerankan drama untuk diberikan penghargaan.

  c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir siklus I pertemuan I guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan materi.

  Siswa dengan bimbingan guru mennyusun kesimpulan hasil pembelajan bahawa dalam memeran kan sebuah drama harus menguasai unsur-unsur sehingga hasil drama menjadi bagus dan indah, yang paling penting dapat disenangi oleh yang melihatnya.

  Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk menghafalkan teks drama untuk diperankan pada pertemuan selanjutnya. Pada pembelajaran akhir siklus guru menanyakan kembali materi yang belum dipahami, serta membuat rangkuman materi. Sebagai penutup pertemuan, guru mengucapkan salam penutup.

  2) Pertemuan Kedua

  a) Kegiatan Awal Siklus I Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2012 mualai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengkondisikan peserta didik dengan diawali dengan ucapan salam dan berdoa untuk mulai pembelajaran. Guru mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya.

  Guru membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik.

  Selanjutnya guru menyiapkan alat peraga yang akan dipergunakan siswa dalam melakukan pembelajaran pada saat pementasan drama.

  Guru melakukan apersepsi dengan dengan cara mengingatkan kembali unsur-unsur dalam drama seperti halnya pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu menanyakan kesulitan-kesulitan dalam menghafalkan teks drama dan membahasnya.

  b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru memberikan kesempatan kepada siswa berulang-ulang untuk menghafal. Selanjutnya setiap kelompok memerankan drama di depan kelas tanpa menggunakan teks secara bergantian, seperti biasanya kelompok yang tidak mementaskan drama menilai kelompok yang maju memerankan drama. Setelah semua kelompok selesai memerankan dramanya kemudian diadakan sesi tannya jawab mengenai hasil pementasan kelompok untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dan kekurangan dalam mementaskan drama. Diaakhir kegiatan inti, guru menentukan kelompok terbaik dalam memntaskan drama untuk diberikan penghargaan berupa tepuk tangan dan jabat tangan dari guru.

  c) Kegiatan Akhir Pada akhir siklus I pertemuan II guru memberikan pesan, saran, serta motivasi guru, selanjutnya membimbing peserta didik menyusun kesimpulan materi.

  c. Observasi Pelaksanaan tahap observasi pada penelitian siklus I meliputi observasi kemampuan guru dalam merancang RPP, kinerja guru dalam proses pembelajaran bermain drama, dan analisis hasil evaluasi untuk menentukan peningkatan kemampuan berbicara melalui metode sosiodrama. 1) Kemampuan Guru dalam Merancang RPP

  Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu teman sejawat yaitu guru kelas V SD Negeri Cilumping. Guru kelas sebagai observer bertugas untuk menilai kinerja guru dan menilai guru dalam membuat RPP dengan menggunkan lembar observasi yang telah peneliti susun dan peneliti persiapkan. Peneliti bertugas mengajar siswa serta melakukan penilaian pada tugas yang telah dikerjakan siswa. Dalam 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada suklus I, 20 peserta didik kelas V seluruhnya hadir pada saat pembelajaran.

  Berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang dilakukan oleh observer diperoleh data hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP yang peneliti uraikan berikut ini:

  Untuk butir penilaian yang pertama, yaitu kejelasan perumusan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar), guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dam memperoleh 4 pada pertemuan kedua.

  Untuk penilaian yang kedua yaitu pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan karakteristik peserta didik), guru memperoleh skor 3 pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama yaitu 3.

  Untuk butir penilai yang ketiga yaitu pengorganisasian materi ajar ketuntasan sitematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu, pada pertemuan pertama guru memperoleh 3 dan pertemuan kedua guru memperoleh skor 4.

  Untuk butir penilaian yang keempat yaitu pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik), guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor guru meningkat menjadi 4.

  Untuk butir penilaian yang kelima yaitu kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, penutup), guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua guru meningkatkan menjadi 4.

  Untuk butir penilaian yang keenam yaitu kerincian sekenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode yang digunakan dan alokasi waktu pada setiap tahap), guru hanya memperoleh skor 3 dan memperoleh skor 4 pada pertemuan kedua.

  Untuk butir penilaian yang ketujuh yaitu kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 5 pada pertemuan pertama dan memperoleh pada pertemuan kedua.

  Untuk butir penilaian yang kedelapan yaitu kelengkapan instrument (soal, pedoman penskoran), guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan memperoleh skor 4 pada pertemuan yang kedua.

  2) Kinerja Guru dalam Proses Pembelajara.

  Observasi kinerja guru dalam peroses pembelajaran dilakukan oleh Darsam, S.Pd.SD menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasil observasi terhadap kinerja dalam proses pembelajaran peneliti deskripsikan sebagai berikut:

  Pada tahap perencanaan yang meliputi mempersiapkan perencanaan, mempersiapkan materi pelajaran, dan menyediakan lembar penilaian masing-masing memperoleh skor 2, 3, dan 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru meningkat masing-masing menjadi 3, 3, dan 3.

  Pada tahap pelaksanaan, kegiatan guru terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal. Kegiatan inti dan kegiatan akhir.

  Aspek-aspek pada kegiatan awal meliputi: mengkondisikan siswa, guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama yaitu 2. Aspek menginformasikan materi pelajaran, guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 3. Aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 2. Pada aspek melakukan apersepsi sebagai pengantar menuju materi, guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 2.

  Untuk aspek-aspek pada kegiatan inti meliputi: pemilihan masalah, pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 2 kemudian pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 2. Pada aspek pemilihan peran, guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 2. Untuk aspek menyusun tahap-tahap pembelajaran, guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 2.

  Untuk aspek menyiapkan pengamat, guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru 3. Untuk aspek pemeranan guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tetap sama memperoleh 2. Untuk apek diskusi dan evaluasi pertemuan pertama guru memperoleh skor 3 dan pertemuan kedua tetap sama

  3. Untuk aspek pengambilan kesimpulan dari peran yang telah dilakukan guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua guru memperoleh skor 3.

  Untuk aspek-aspek kegiatan akhir meliputi: aspek melakukan refleksi atau membuat rangkuman, pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 3 dan dan skor yang diperoleh pada pertemuan kedua sama 3. Untuk aspek menindaklanjuti hasil penilaian dengan memberi arahan, atau tugas sebagai pengayaan pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 2 dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru 2. 3) Kemampuan Berbicara Siswa

  Setelah evaluasi pembelajaran berbicara yaitu melalui drama peneliti lakukan analisis, diperoleh jumlah siswa yang memenuhi KKM

  ≥ 66 pada pertemuan I sebanyak 11 siswa dari 20 siswa dengan ketuntasan belajar siswa baru mencapai 55% dan pada pertemua II yang memenuhi KKM

  ≥ 66 sebanyak 15 siswa dengan ketuntasan siswa mencapai 75% dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II belum tuntas.

  Di bawah ini peneliti sajikan hasil kemampuan berbicara siswa dengan tabel berikut ini:

  

Tabel 4.1.Hasil Kemampuan Berbicara Siswa

  Siklus I No Indikator

  P1 P2

  1. Siswa yang tuntas

  11

  15

  2. Siswa yang belum tuntas

  9

  5 Prosentase 3. 55% 75%

  4. KKM

  66 Dari tabel hasil evaluasi kemampuan berbicara siswa diatas menunjukkan bahwa pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tuntas karena masih di bawah kriteria minimal yang ditentukan yaitu 85%. Oleh karena itu, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal kurang baik. Berdasarkan analisis yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang masih di bawah kriteria minimal 85%. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP belum maksimal, kinerja guru dalam proses pembelajaran masih didominasi guru, minimnya alat peraga, rendahnya minat siswa dalam belajar, rendahnya kekompakan siswa dalam kelompok.

  d. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP, kinerja guru dalam proses pembelajaran dan hasil observasi tes yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: a) kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran pada siklus I; b) kelebihan dan kekurangan materi bermain peran ; c) aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung; d) kinerja yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

  Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti kemukakan di atas menunjukan bahwa siklus I kemampuan guru dalam menyusun RPP, kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama dan evaluasi kemampuan berbicara siswa belum tuntas/berhasil. Untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaiakan pada siklus berikutnya. Refleksi pada siklus I dilakukan untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menyusun RPP, memperbaiki kinerja guru dalam peroses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada siklus II.

  Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut antara lain: 1) Guru harus lebih memahami lagi mengenai prosedur dan langkah- langkah dalam pembelajaran menggunakan metode sosiodrama agar proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

  2) Memberi dorongan dan motivasi kepada siswa agar siswa berani bertanya dan mengemukakan ide atau gagasan. Selain itu upaya mewajibkan siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami pada siklus dan pertemuan selanjutnya. Hal ini sebagai upaya melatih keberanian siswa untuk bertanya. 3) Guru dan peneliti harus berupaya melatih siswa dalam kemampuanya sehingga proses dan hasil belajar dapat sesuai dengan yang diharapakan. 4) Waktu yang digunakan untuk berdiskusi dan bertanya jawab ditambah. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang yang lebih banyak kepada siswa untuk lebih aktif. a. Perencanaan Tindakan 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi drama pendek yang digunakan guru sebagai pedoman dalam pembelajaran berbicara. 2) Lembar observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP dan lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

  3) Lembar observasi aktifitas peserta didik 4) Menyusun instrumen-instrumen evaluasi pembelajaran seperti: soal evaluasi, dan lembar keraja siswa (LKS).

  5) Alat peraga beruapa teks drama.

  b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

  Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan RPP yang telah di persiapkan. Peneliti sendiri bertugas sebagai guru sementara teman sejawat bertugas sebagai observer untuk menilai kemampuan guru dalam menyusun RPP dan menilai kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama dengan menggunakan instrument observasi.

  1) Pertemuan Pertama

  a) Kegiatan Awal Siklus II Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 Januari 2012 selama tiga jam pelajaran mulai pukul

  07.30 sampai dengan pukul 09.00 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengkondisikan peserta didik diawali dengan ucapan salam dan berdoa, absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, untuk memulai pembelajaran dilakukan apersepsi dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa siap menerima pelajaran.

  Guru menjelaskan tahap yang akan dilakukan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode sosiodrama. Siswa terlebih dahulu diberitahu maksud metode sosiodrama agar merasa penasaran serta mengerti dengan kegiatan yang dilaksanakan.

  Guru membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi dengan bertanya jawab tentang pengalaman siswa sehari yang berkaiatan dengan drama, tujuannya untuk membangkitkan semangat belajar siswa sebelum pelajaran dimulai, disisi lain juga mengagali inspirasi yang dapat menunjang dalam memerankan sebuah drama.

  b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yaitu tentang bermain drama pendek.

  Setelah menjelaskan materi guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa. Guru melaksanakan kegiatan belajar dengan menerapkan metode sosiodrama melalui kegiatan pengamatan terhadap drama. Sebelum mengerjakan siswa diberi penjelasan cara mengerjakannya, sehingga nanti biasa mengerjakan dengan baik serta mengintegrasikan gaya belajar melui metode tanya jawab dan penjelasan materi.

  Peserta didik mengamati sebuah teks drama pendek bersama kelompoknya. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menentukan peran dalam bermain drama. Siswa membacakan teks drama bersama kelompok di bangku kelompoknya masing-masing. Selanjutnya siswa memainkan drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh dengan kelompoknya dengan membawa teks, dilanjutkan dengan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Terakhir guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

  c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir siklus II pertemuan pertama guru membimbing siswa menyusun kesimpulan materi. Siswa dengan bimbingan guru menyusun kesimpulan hasil pembelajaran hasil belajaran bahwa dalam memerankan drama harus memperhatikan aspek-aspek berbicara sehingga menjadi sebuah karya yang bagus dan indah yang paling penting dapat disenangi oleh yang melihat dan mendengar.

  Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian tugas menghafal teks drama yang sudah diberikan untuk diperankan pada pertemuan selanjutnya. Sebagai penutup pertemuan, guru mengucapakan salam penutup.

  2) Pertemuan Kedua

  a. Kegiatan Awal Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 Januari 2012 selama 3 jam pelajaran mulai pukul

  07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengkondisikan kegiatan siswa diawali dengan ucapan salam dan berdoa untuk mulai pembelajaran. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi kepada peserta didik.

  Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan kembali cara memainkan drama dan unsur - unsur diperhatikan.

  b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi yang akan di pelajari pada pertemuan kedua yaitu tentang bermain drama pendek. Guru melakukan tanya jawab kesulitan-kesulitan dalam mempelajari teks drama pendek dan membahasnya bersama siswa kemudian

  • – menghafal berulang - ulang teks dengan kelompok masing masing dilanjutkan dengan memerankan drama di depan kelas tanpa menggunakan teks bersama kelompok masing
  • – masing kegiatan seperti biasa kelompok yang tidak tampil memperhatikan dan menilai kelompok yang lain. Kegiatan terakhir guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kelompok yang telah tampil di depan kelas kemudian guru memberi penguatan tentang materi yang telah dibahas dan sekaligus mengumumkan pemain terbaik dan di beri penghargaan berupa tepuk tangan dari peserta didik dan jabat tangan dari guru disertai ucapan selamat.

  c. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir siklus II pertemuan II guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan materi dilanjutkan membuat ringkasan materi. sebagai penutup pertemuan guru mengucapkan salam penutup.

  c. Observasi Pelaksanaan tahap observasi pada penelitian siklus II meliputi observasi kemampuan guru dalam merancang RPP, kinerja guru dalam proses pembelajaran bermain drama pendek, dan analisis hasil evaluasi untuk menentukan peningkatan kemampuan berbicara siswa.

  1) Kemampuan Guru dalam Merancang RPP Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu guru kelas V SD Negeri Cilumping. Guru kelas sebagai observer bertugas untuk menilai kinerja guru dan kemampuan guru dalam membuat RPP dengan menggunakan lembar observasi yang telah peneliti susun dan peneliti persiapkan. Peneliti bertugas mengajar siswa serta melakukan kegiatan penilaian pada tugas yang telah dikerjakan siswa. Dalam dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I, 20 peserta didik kelas V seluruhnya hadir pada saat pembelajaran.

  Berdasarkan hasil observasi pada siklus II yang dilakukan oleh observer diperoleh data hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP yang peneliti uaraikan sebgai berikut:

  Untuk kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar), guru memperoleh skor 5 pada pertemuan pertama dan memperoleh skor 5 pada pertemuan kedua.

  Untuk penilaian yang kedua yaitu pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan karakteristik peserta didik), guru memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru meningkat menjadi 5.

  Untuk butir penilaian yang ketiga yaitu pengorganisasian materi ajar (ketuntasan sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu), pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 4 dan pada pertemuan kedua guru memperoleh skor 5.

  Untuk butir penilaian yang keempat yaitu pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik), guru memperoleh skor 5 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor guru 5.

  Untuk butir penilaian yang kelima yaitu kejelasan sekenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, penutup), guru memperoleh skor 5 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 5.

  Untuk butir penilaian yang keenam yaitu kerincian sekenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode yang digunakan dan alokasi pada setiap tahap), guru hanya memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama dan memperoleh skor 4 pada pertemuan kedua.

  Untuk butir penilaian yang ketujuh yaitu kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, guru memperoleh skor 5 pada pertemuan pertama dan memperoleh skor 5 pada pertemuan kedua.

  Untuk butir penilaian yang kedelapan yaitu kelengkapan instrumen (soal, pedoman pensekoran), guru memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama dan memperoleh skor 4 pada pertemuan kedua.

  2) Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran dilakukan oleh Darsam, S.Pd.SD menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran peneliti deskripsikan sebagai berikut:

  Pada tahap perencanaan yang meliputi mempersiapkan perencanaan, mempersiapkan materi pembelajaran dan menyedikan lembar penilaian masing-masing memperoleh skor 4, 4, dan 3 pada pertemuan pertama danpada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru meningkat masing-masing menjadi 4, 4, dan 4.

  Pada tahap pelaksanaan kegiatan guru dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

  Aspek pada kegiatan awal meliputi: mengkondisikan siswa, guru memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua 4. Aspek menginformasikan materi pelajaran guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru meningkat menjadi 4. Aspek menyampaikan tujuan pembelajaran guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 3. Pada aspek melakukan apersepsi sebagai pengantar menuju materi guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yng diperoleh guru tetap sama 3.

  Untuk aspek-aspek pada kegiatan inti meliputi pemilihan masalah, pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 3 kemudian pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 3. Pada aspek pemilihan peran, guru memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru tetap sama 4. Untuk aspek menyusun tahap-tahap pembelajaran, guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua guru memperoleh skor 4. Untuk aspek menyiapkan pengamat, guru memperoleh skor 4 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh guru 4. Untuk aspek pemeranan guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tetap sama memperoleh 3. Untuk apek diskusi dan evaluasi pertemuan pertama guru memperoleh skor 4 dan pertemuan kedua tetap sama 4. Untuk aspek pengambilan kesimpulan dari peran yang telah dilakukan guru memperoleh skor 3 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua guru memperoleh skor 4. Pada aspek-aspek kegiatan akhir meliputi aspek melakukan refleksi atau membuat rangkuman, pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 4 dan pada pertemuan kedua 4. Untuk aspek menindaklanjuti hasil penilaian dengan member arahan, atau tugas sebgai pengayaan pada pertemuan pertama guru memperoleh skor 4 dan dan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh 4.

  3) Kemampuan Berbicara Siswa Setelah hasil evaluasi pembelajaran kemapuan berbicra siswa melalui penerapan metode sosiodrama peneliti lakukan analisis, diperoleh jumlah siswa yang memenuhi KKM

  ≥ 66 pada siklus I pertemuan I sebanyak 17 siswa dari 20 siswa dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 85% dan pada pertemuan ke II yang memenuhi KKM

  ≥ 66 sebanyak 18 orang siswa dengan ketuntasan siswa 90%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara kalsikal pada siklus II pertemuan I dan II sudah tuntas.

  Di bawah ini peneliti sajikan hasil kemampuan berbicara siswa dengan tabel sebgai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Kemampuan Berbicara Siswa

  

No Indikator Siklus II

  P2

  P1

  1. Siswa yang tuntas

  16

  18

  2. Siswa yang tidak tuntas

  4

  2

  3. Prosentase 80% 90%

  4. KKM

  66 Dari tabel hasil evaluasi kemampuan berbicara di atas menunjukan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah tuntas karena telah memenuhi kriteria minimal yang ditentukan yaitu 85%. Oleh karena itu, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal tergolong dalam kriteria amat baik. Berdasarkan analisa yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar belajar siswa secara klasikal yang telah memenuhi kriteria minimal 85%. Faktor- faktor diantaranya adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP sudah baik, kinerja guru dalam proses pembelajaran sudah melibatkan siswa, terpenuhinya alat peraga dan meningkatnya keterlibatan siswa dalam kerja kelompok.

  d. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi dengan observer tentang hasil pengamatan atau observasi pada waktu pelajaran siklus II diperoleh hasil observasi kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam proses pembelajaran dan kemampuan berbicara telah tercapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.

  Kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam proses pembelajaran dan kemampuan berbicara dalam pembelajaran sudah meningkat dibanding siklus I dan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya peningkatan tersebut penelitian pada proses pembelajaran berhenti pada siklus II.

B. Pembahasan

  Hasil penelitian dari siklus Idan II peneliti uraikan sebagai berikut:

  1. Kemampuan Guru dalam Merancang RPP Jika dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru pada setiap siklus dari mulai siklus I sampai dengan siklus II selalu mengalami peningkatan dari kategori kurang baik sampai dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa guru selalu berupaya meningkatkan pembuatan RPP agar dalam proses pembelajaran selalu terstruktur dan dengan hasil yang baik.

  Hasil perolehan nilai rata-rata merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II peneliti sajikan pada tabel di bawah ini:

  

Tabel 4.3.Skor Merancang RPP

Skor RPP Siklus I Siklus II No Butir penilaian P1 P2 P1 P2

  1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan

  3

  4

  5

  5 penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar)

  2. Pemilihan Materi Ajar (sesuai dengan

  3

  4

  4

  5 tujuan karakteristik peserta didik)

  3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan sistematika materi, dan

  3

  3

  4

  5 kesesuaian dengan alokasi waktu

  4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan

  3

  4

  5

  5 karakteristik peserta didik)

  5. Kejelasan skenario pembelajaran(

  • langkah langkah kegiatan

  3

  4

  5

  5 pembelajaran: awal, inti, penutup)

  6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode yang

  3

  4

  4

  4 digunakan dan alokasi waktu pada setiap tahap)

  7. Kesesuaian teknik dengan tujuan

  3

  4

  5

  5 pembelajaran

  8. Kelengkapan instrument (soal, pedoman

  3

  4

  4

  4 penskoran)

  Skor Total

  24

  31

  36

  38 60 77,5

  90

  95 Rata-rata (%) Untuk lebih jelasnya peneliti gambarkan peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan histogram berikut ini:

Gambar 4.1. Histogram Peningkatan Nilai Rata-Rata Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP

  Berdasarkan histogram di atas kemampuan guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I pertemuan I sampai dengan siklus II pertemuan II mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan I nilai rata-rata 60% dengan kriteria cukup baik, pada siklus I pertemuan II rata-rata 77,5% dengan kriteria baik, pada siklus II pertemuan I nilai rata-rata 90% dengan kriteria sangat baik, dan pada siklus II pertemuan II nilai rata-rata 95% dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut tentunya dipengaruhi banyak faktor yang antara lain adalah dalam kejelasan perumusan tujuan pembelajaran yang spesifik,kesesuaian materi ajar sudah sesuai dengan karakteristik siswa, kesesuaian alokasi waktu

  60% 90% 75% 95%

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

  100% siklus I siklus II pertemuan 1 pertemuan 2 dengan materi ajar sudah tepat, ketepatan dalam pemilihan sumber/media pembelajaran, kejelasan skenario dalam pembelajaran, kerincian skenario sudah sesuai dengan metode sosiodrama, kesesuain teknik dengan tujuan pembelajaran sudah tepat, dan kelengkapan instrument yang sesuai.

  Peningkatan tiap indikator peneliti uaraikan sebagai berikut: pada siklus I pertemuan I kemampuan guru dalam merancang RPP memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II meperoleh skor 4 karena pada siklus I pertemuan I dan II kejelasan perumusan pembelajaran yang guru susun masih menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar. Pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh dalam merancang RPP memperoleh skor 5, siklus II pertemuan II memperoleh skor 5 karena pada pada siklus II pertemuan I dan II karena dalam merumuskan tujuan pembelajaran materi berbicara sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

  Untuk butir penilaian pemilihan materi ajar, guru memperoleh skor 3 pada siklus I pertemuan I, siklus I pertemuan II memperoleh skor 4 sebab materi yang guru ajarkan belum sesuai dengan karakteristik siswa. Kemudian pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh guru dalam pemilihan materi memperoleh skor 4, siklus II pertemuan II skor yang diperoleh guru memperoleh skor 5 sebab materi yang diajarkan sudah sesuai dengan karakteristik siswa yang sudah bisa di bawa kedunia abstrak.

  Pada butir penilaian pengorganisasian materi ajar, pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II guru memperoleh skor 3 hal ini disebabkan guru kurang memperhatikan materi dengan alokasi waktu yang digunakan. Pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh guru dalam pengorganisasian materi ajar memperoleh skor 4, pada siklua II pertemuan II guru memperoleh skor 5 hal ini disebabkan guru sudah menuntaskan materi sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan.

  Butir penilaian pemilihan sumber/media pembelajaran, pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II guru memperoleh skor 4 karena sumber/media yang digunakan kurang sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Kemudian pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh guru dalam pemilihan sumber/media pembelajaran memperoleh skor 5, pada siklus II pertemuan II guru memperoleh skor 5 dikarenakan guru sudah menyesuaikan sumber/media pembelajaran dengan tujuan, materi karakteristik siswa.

  Butir penilaian kejelasan skenario pembelajaran, siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II guru memperoleh skor 4 karena pada langkah-langkah kegitan ini pembelajaran guru belum sepenuhnya menerapkan metode sosiodrama. Pada siklus II pertemuan I guru memperoleh skor 5, siklus II pertemuan II guru memperoleh skor 5 perolehan ini dikarenakan guru sudah menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan RPP metode sosiodrama.

  Butir penilaian kerincian skenario pembelajaran, pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, sikllus I pertemuan II guru memperoleh skor 4 perolehan ini dikarenakan disetiap langkah kurang tercermin strategi/metode yang digunakan dan alokasi waktu pada setiap tahap. Pada siklus II pertemuan I guru memperoleh skor 4, siklus II pertemuan II guru memperoleh skor 4 hal ini dikarenakan disetiap langkah sudah tercermin strategi/metode dan metode sosiodrama dan disetiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.

  Butir penilaian kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II guru memperoleh skor 4 hal ini dikarenakan guru belum menyesuaikan antara teknik dengan tujuan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan I guru memperoleh skor 5, siklus II pertemuan II guru memperoleh skor I hal ini dikarenakan antara teknik dengan tujuan pembelajaran telah sesuai.

  Butir penilaian kelengkapan instrumen, pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor 3, siklus I pertemuan II guru memperoleh skor 4 hal ini karena guru dalam mencantumkan pedoman penskoran pada RPP kurang lengkap. Kemudian pada siklus II pertemuan I guru memperoleh skor 4, siklus II pertemuan II guru memperoleh skor 4 hal ini karena guru sudah dilengkapi instrument-instrumen dengan mencantumkan pedoman pensekoran, soal, dan LKS.

  2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Jika dilihata kinerja guru selama pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II skor kinerja guru selalu meningkat mulai dari kategori kurang baik sampai dengan kategori baik.

  Hal ini menunjukan bahwa guru selalu berupaya dan meningkatkan kinerja perubahan demi keberhasilan anak didiknya. Hasil perolehan nilai rata-rata kinerja guru peneliti sajikanpada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4. Tabel rata-rata kinerja guru dalam proses pembelajaran Skor RPP No Butir Penilaian Siklus I Siklus II P1 P2 P1 P2 Tahap perencanaan

  Mempersiapkan 1.

  2

  3

  4

  4 perencanaan Mempersiapkan materi 2.

  3

  3

  3

  4 pembelajaran Menyedakan lembar 3.

  3

  3

  3

  3 penilaian

  Tahap pelaksanaan Kegiatan Awal

  1. Mengkondisikan siswa

  2

  2

  4

  4 Menginformasikan materi 2.

  3

  3

  3

  4 pembelajaran Menyampaikan tujuan 3.

  3

  3

  3

  3 pembalajaran Melakukan apersepsi

  4. sebagai pengantar menuju

  2

  2

  3

  3 materi

  Kegiatan Inti

  1. Pemilihan masalah

  2

  2

  3

  3

  2. Pemilihan peran

  2

  2

  4

  4 Menyusun tahap-tahap 3.

  2

  2

  3

  4 bermain peran

  4. Menyiapkan pengamat

  3

  3

  4

  4

  5. Pemeranan

  2

  2

  3

  3

  6. Diskusi dan evaluasi

  3

  3

  3

  4 Pengambilan kesimpulan 7. dari peran yang telah

  3

  3

  3

  4 dilakukan

  Kegiatan Akhir

  1. Melakukan refleksi

  3

  3

  4

  4 Menindak lanjuti hasil 2. penilaian dengan memberi

  2

  2

  4

  4 arahan, atau tugas sebagai pengayaan Skor total

  40

  41

  54

  56 Rata-rata 2,5 2,56 3,38

  3.5 Prosentase kinerja guru 62,5% 64,06% 84,4% 87,5% Untuk lebih jelasnya peneliti gambarkan pada histogram di bawah ini:

Gambar 4.2. Histogram Rata-Rata Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran

  Berdasarkan histogram di atas, kinerja guru dalam proses pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II yaitu mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 62,5% siklus I pertemuan I, 64,06% siklus I pertemuan II dengan keriteria cukup baik meningkat menjadi nilai rata-rata 84,4% pada siklus II pertemuan I, 87,5% dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut tentunya dipengaruhi banyak faktor yang antara lain adalah kemampuan guru dalam mempersiapkan dan menyusun materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan karakter siswa kelas V SD Negeri Cilumping, kemampuan guru dalam mengkondisikan siswa,

  62,50% 84,40% 64,06% 87,50%

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

  100% Siklus I Siklus II pertemuan I pertemuan II kejelasan menyampaikan materi secara rinci dan tujuan pembelajaran secara spesifik, dan menerapkan metode sosiodrama dalam pembelajaran.

  Skor yang diperoleh guru dari siklus I sampai siklus II peneliti uraikan sebagai berikut: pada tahap pelaksanaan yang terdiri dari aktivitas mempersiapkan perencanaan, mempersiapkan materi pelajaran, dan menyediakan lembar penilaian, guru memperoleh skor masing-masing 2,3,3, pada siklus I pertemuan I skor masing-masing 3,3,3 pada siklus I pertemuan II skor ini peneliti berikan kepada guru karena guru kurang mempersiapkan perencanaan, materi dan lembar penilaian sehingga aktivitas pembelajaran dan penelitian sedikit terganggu. Sedangkan pada siklus ke II pertemuan I skor yang diperoleh guru meningkat masing- masing menjadi 4,3,3, pada siklus II pertemuan II skor yang diperoleh 4,4,4. Pada siklus II terlihat adanya peningkatan yang dikarenakan instrument-instrumen penelitian dan pembelajaran sudah guru persiapkan terlebih dahulu sehingga penelitian dan pembelajaran berlangsung lancar.

  Pada tahap pelaksanaan dibagi mejadi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada siklus I pertemuan I kegiatan awal, guru dalam mengkondisikan siswa, menginformasikan materi pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi memperoleh skor masing-masing 2, 3, 3, dan 2.pada siklus I pertemuan II skor yng diperoleh masing-masing 2,3,2 dan 2. Hal ini dikarenakan guru dalam mengkondisikan siswa masih kurang kondusif sehingga suasana kelas terkesan gaduh dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan materi pelajaran guru kuarang jelas sehingga kuarang dapat di pahami oleh siswa. Sementara apersepsi yang dilakukan guru kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh siswa meningkat masing-masing menjadi 4,3,3, dan 3. Pada siklus II pertemuan II skor yang diperoleh masing-masing 4,4,3 dan 3. Peningkatan ini dikarenakan guru dalam mengkondisikan siswa sudah kondusif sehingga suasana kelas terkesan gaduh, dalam penyampaian tujuan pembelajaran dan menginformasikan materi sudah jelas dan rinci sehingga siswa dapat memahami materi tujuan pembelajaran yang jelas pula. Apersepsi yang dilakukan guru telah mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran.

  Pada kegitan inti, guru dalam menyajikan materi, membagi siswa kedalam kelompok, melibatkan siswa secara aktif dan malakukan komunikasi selama pembelajaran guru memperoleh skor masing-masing 2,3,3 dan 3 pada siklus I pertemuan I. Pada siklu I pertemuan II masing- masing memperoleh skor 2,3,3 dan 3. Hal ini dikarenakan ketika guru menyampaikan materi isi materi kurang sesuai dengan tujuan karakteristik siswa, ketika guru membagi siswa dalam kelompok suasana kelas kurang kondusif sehingga menimbulkan suasana gaduh., guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga ketika guru meminta siswa untuk menyipkan peralatan dan mengarjkan LKS masih banyak yang bingung. Pada siklus II pertemuan I skor yang diperoleh guru mengalami peningkatan masing-masing memperoleh 3,4,4 dan4. Pada siklus II pertemuan II skor yng diperoleh masing-masing 3,4,4 dan 4. Peningkatan dikarenakan materi yang disajikan guru sudah sesuai dengan tujuan karakteristik siswa, dalam pembagian kelompok sudah kondusif karena sudah dikelompokan sebelumnya, guru sudah melibatkan siswa secara aktif dan adanya komunikasi yang guru lakukan selama pembelajaran sehingga siswa tidak bingung ketika guru meminta siswa untuk mempersiapkan peralatan dan memberikan permsalahan.

  Pada kegiatan akhir, guru dalam melakukan refleksi atau membuat rangkuman dan menindak lanjuti hasil penilaian dengan memberikan arahan tugas sebagai pengayaan pada siklus I pertemuan I guru memperoleh skor masing-masing 3 dan 2 pada siklus I pertemuan dua masing-masing memperoleh 3 dan 2. Hal ini dikarenakan pada saat berdiskusi diberikan waktu yang lama, sehingga alokasi waktu untuk kegiatan akhir sangat minim,selain itu juga pada kegiatan akhir ada kegiatan guru yang belum dilaksanakan. Pada siklus II pertemuan I skor yang diperolehan meningkat menjadi 4 dan 4. Pada siklus II pertemua II memperoleh skor 4 dan 4. Peningkatan dikarenakan guru memberikan refleksi secara gelobal dan guru juga menindak lanjuti hasil penilaian dengan memberi penghargaan bagi siswa yang hasil karyanya memenuhi kriteria penilaian.

  3. Kemapuan Berbicara Siswa Kemampuan berbiacara siswa diperoleh melalui pelaksanaan pada setiap akhir siklus. Rekapitulasi nilai kemampuan berbicara siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  75

   Dari dari tabel kemampuan berbicara siswa , dapat dilihata bahwa

  Tuntas Tuntas

  Belum Tuntas

  Belum Tuntas

  Baik 6. Tuntas/Belum Tuntas

  Baik Sangat

  5. Kriteria Cukup Baik Sangat

  4. Rata-rata nilai 64,8 70,2 80,5 83,95

  90

  80

  55

Tabel 4.5. Tabel Prestasi Kemampuan Berbicara Siswa No . Pencapaian Kemampuan Siklus

  2 3. Prosentase ketuntasan (%)

  4

  5

  9

  18 2. Siswa yang tidak tuntas

  16

  15

  11

  1. Siswa yang tuntas