SOSIALISASI PELESTARIAN HABITAT KOKOKAN DESA PETULU, GIANYAR MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

ARTIKEL ILMIAH
STRATA 1 (S1)

SOSIALISASI PELESTARIAN HABITAT KOKOKAN
DESA PETULU, GIANYAR MELALUI
MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

Oleh :
I WAYAN HARIAWAN
2011 06 070

Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali, Indonesia
Email : rifhohariawan@gmail.com

ABSTRAK
SOSIALISASI PELESTARIAN HABITAT KOKOKAN DESA PETULU, GIANYAR
MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL
Oleh: I Wayan Hariawan
Kepunahan dan kerusakan ekosistem satwa sebagian besar disebabkan oleh manusia

sendiri, kurangnya pengetahuan, kepedulian, dan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan
satwa menjadi penyebab utama terjadinya kepunahan satwa. Salah satu satwa yang patut untuk
dilestarikan keberadaannya adalah Kokokan yang habitatnya berada di Desa Petulu, tepatnya di
Br.Petulu Gunung, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Kokokan di Desa Petulu
juga disakralkan oleh warga setempat dan menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik. Desa
Petulu membentuk satu badan pengelola untuk mengelola bidang kepariwisataan dan menjaga
kelestarian Kokokan dan habitatnya. Walaupun sudah dibentuk badan pengelola masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui pentingnya untuk menjaga kelestarian Kokokan yang
berhabitat di desa Petulu, masih saja ada orang-orang yang menembak dan memburu kokokan.
Hal ini terjadi karena ketidaktahuan mereka dan kurangnya media-media sosialisasi yang
digunakan untuk mengajak masyarakat agar tetap menjaga dan melestarikan habitat Kokokan
Desa Petulu.
Agar kelestarian Kokokan yang berhabitat di Desa Petulu tetap terjaga perlu adanya
sosialisasi dengan dukungan media komunikasi visual sehingga dapat mengajak dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli dengan keberadaan Kokokan di Desa
Petulu.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan metode pengumpulan data
yang terdiri dari metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan metode analisis data deskritif kualitatif.
Untuk mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar, media

komunikasi visual salah satu solusi yang menarik, karena media komunikasi visual merupakan
suatu sarana berkomunikasi untuk menyampaikan pesan dan disampaikan melalui media dalam
bentuk sosial atau komersil. Di dalam mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu
akan menggunkan media komunikasi visual berupa maskot, billboard, iklan majalah, brosur,
sign laranagn, poster, x-banner, t-shirt, pin, stiker, serta katalog.
Kata Kunci : Kokokan, Desa Petulu, Pelestarian Habitat, Sosialisasi, Media Komunikasi
Visual

ABSTRACT
HABITAT CONSERVATION SOCIALIZATION OF KOKOKAN PETULU VILLAGE,
GIANYAR TROUGH VISUAL COMMUNICATION MEDIA
By: I Wayan Hariawan
Extinction and a damage ecosystem mostly caused by the human itself, less of education,
careless, and the people’s awareness to the animal conservation is far from the expectation
became the most serious problem. One of the animals that supposed to be kept and concerned is
Kokokan that their habitat in one of the village called Br.Petulu gunung, Ubud district, Gianyar
regency, Bali. Kokokan in Petulu village also has been purified by the people in there and
become the one of tourism destination in Ubud which is very interesting to visit. Petulu
community made a conservation organization to manage the place and to keep the kokokan from
the extinction. Although already built the organization, the communities outside of the village

still don’t really aware about keeping the kokokan stay exist. There are some of people who glad
to shoot the kokokan. This thing happened because they know nothing about animal conservation
there and less of media to inform that is not allowed to shoot the Kokokan.
To make the Kokokan in Petulu village stay exist, it needs a visual communication media
to invite and to grow the people awareness to keep the habitat of Kokokan in Petulu village so
the Kokokan could everlasting.
The method that is used in designing this project is collecting data method such as:
observation, interview, documentation. From the data will be analyzed using analysis method
and descriptive qualitative method.
To socialize the habitat conservation Kokokan Petulu village,Gianyar, visual
communication media is one of interesting solution because this media is one of media which
inform the messages and announced by media formed social not commercial. In socializing the
habitat conservation of Kokokan Petulu village, will use a visual communication media such as:
mascot, billboard, magazine, brochure, sign, poster, x-banner, t- shirt, pin, sticker and catalog.
Keywords: Kokokan, Petulu Village, Habitat Conservation, Socialization, Visual
Communication Media.

LATAR BELAKANG

SOSIALISASI PELESTARIAN HABITAT KOKOKAN DESA

PETULU, GIANYAR MELALUI MEDIA KOMUNIKASI
VISUAL
Kokokan atau burung bangau adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae, yaitu
jenis burung dengan badan berukuran besar, berkaki panjang, berleher panjang dan
mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal (https://id.wikipedia.org/wiki/Bangau - diakses
pada 30 September 2015/13.20 WITA). Di Bali terdapat satu tempat yang menjadi habitat koloni
Kokokan atau burung Bangau yaitu Desa Petulu, tepatnya di Br.Petulu Gunung, Desa Petulu,
Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Karena dihuni oleh koloni/kelompok dari Kokokan maka
Desa Petulu juga sering disebut sebagai Desa Kokokan dan menjadi tempat tujuan wisata yang
sangat menarik.
Pada tanggal 25 Oktober 1965 masyarakat Desa Petulu melaksanakan upacara besar, yaitu
upacara Pedanan dan Dhirgayusa Bumi di Pura Desa Petulu. Pada saat upacara tersebut banyak
dibutuhkan binatang yang akan digunakan sebagai sarana upacara (caru), salah satunya adalah
jenis burung. Pada saat masyarakat mempersiapkan upacara tersebut (ngayah), datanglah
segerombolan burung putih yang jumlahnya kurang lebih 10-20 ekor dan bertengger di atas
pohon Bunut yang terdapat di Desa Petulu. Setelah diamati ternyata burung tersebut memang
dibutuhkan dalam pelaksanaan upacara tersebut sebagai daging caru, kemudian salah satu burung
tersebut diambil untuk digunakan sebagai sarana upacara (caru).
Setelah upacara besar yang dilaksanakan di Desa Petulu tersebut selesai, Burung
Kokokan kembali datang lebih banyak dan tinggal di pohon-pohon yang ada di Desa Petulu.

Kedatangan Kokokan ini kemudian dipercaya oleh masyarakat Petulu adalah duwe dari Ida
Bhatara Desa dan diyakini sebagai anugrah/pica. Dari keyakinan tersebut akhirnya Kokokan
tersebut dijemput/dipendak oleh seluruh masyarakat dengan upacara khusus di Pura Desa, dan
Kokokan pun disakralkan dan disucikan. Sebagai simbol kesucian dan kesakralan dari burung
Kokokan tersebut maka oleh masyarakat setempat dibuatkan tugu/pelingggih khusus untuk
pemujaan burung Kokokan. Pelinggih tersebut tepatnya berada di Pura Desa, Desa Petulu.

Untuk tetap menjaga keharmonisan antara manusia dengan lingkungan khususnya hewan,
maka masyarakat Desa Petulu melaksanakan sebuah upacara otonan untuk burung Kokokan.
Otonan merupakan salah satu bentuk upacara yang bertujuan untuk menyucikan secara lahir dan
batin disamping sebagai bentuk peringatan akan perubahan umur yang bersangkutan
(http://arsawigunamade.blogspot.co.id/2014/04/otonan-dalam-kehidupan-umat-hindu-bali.htmldiakses pada 18 Oktober 2015/18.00 WITA). Upacara Otonan Kokokan ini dilaksanakan setiap
enam bulan sekali tepatnya pada Hari Raya Kuningan. Keberadaan Kokokan yang berhabitat di
Desa Petulu ini juga menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang menarik. Kokokan/burung
Bangau yang ada di Desa Petulu ini terdiri atas tiga jenis kelompok dan memiliki perbedaan dari
segi ukuran tubuh, warna bulu, kaki dan paruh. Kelompok yang pertama adalah Kokokan Putih,
kelompok yang kedua adalah Bango-Bango, sedangkan kelompok yang ketiga adalah Blekok.
Walaupun sudah dibentuk badan pengelola dan ada peraturan, namun masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui pentingnya untuk menjaga kelestarian Kokokan beserta habitatnya,
masih saja ada orang-orang yang menembak dan memburu kokokan, hal ini tentu saja terjadi

karena ketidaktahuan mereka dan tidak tahu tentang informasi mengenai pentingnya untuk
menjaga dan melestarikan Kokokan beserta habitat Kokokan tersebut.
Melihat permasalahan tersebut, salah satu strategi yang dapat membantu mensosialisasikan
untuk tetap menjaga dan melestarikan habitat Kokokan Desa Petulu adalah sosialisasi dengan
sarana media komunikasi visual. Maka dari itu dengan menerapkan ilmu Desain Komunikasi
Visual, penulis berharap dapat merancang media-media komunikasi visual yang fungsional,
efektif dan komunikatif yang dapat mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu,
Gianyar. Dengan dibuatnya media-media sosialisasi diharapkan masyarakat lebih mengetahui
tentang Kokokan yang berhabitat di desa Petulu, sehingga kelestariannya tetap terjaga.
Rumusan Masalah
1. Media komunikasi visual apa yang efektif dan komunikatif untuk sosialisasi

pelestarian

habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar?
2. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif sebagai sarana
sosialisasi pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar?
Batasan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan maka, dalam mendesain dan membuat media
komunikasi visual yang baik dan efektif untuk sosialisasi pelestarian habitat Kokokan Desa


Petulu, Gianyar, masalah dibatasi dengan menitikberatkan pada konsep desain, proses, sampai
perwujudannya.
Tujuan
Tujuan dari perancangan ini adalah dapat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul
sesuai dengan perumusan masalah yang akan dijawab dan diharapkan dapat memberikan
manfaat serta masukan yang berguna baik itu bagi penulis, pembaca, dan masyarakat yang
dijabarkan sebagai berikut. Untuk mengetahui media komunikasi visual yang efektif dan
komunikatif untuk

sosialisasi pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar. Untuk

mengetahui bagaimana merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif
sebagai sarana sosialisasi pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar. Untuk
menyampaikan informasi dan mengajak masyarakat agar lebih peduli dan ikut serta menjaga
kelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar.
Metode Perancangan
Jenis data yang dipakai dalam perancangan ini adalah data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara.
Metode pengumpulan data sekunder yang digunakan adalah metode kepustakaan, metode

dokumentasi.
Data Aktual
Adapun data-data mengenai teori-teori perancangan media komunikasi visual yang akan
diterapkan berhubungan dengan pengerjaan tugas akhir ini adalah data-data ilmiah yang bisa
dipertanggung jawabkan berasal dari sumber yang berkompeten.
Prinsip Desain Komunikasi Visual
Prinsip-prinsip desain ini nantinya digunakan sebagai patokan dalam memberikan
penilaian terhadap alternatif desain yang dibuat untuk menentukan desain yang terbaik. Adapun
prinsip-prinsip desain komunikasi visual yaitu, Prinsip Keseimbangan, Keserasian atau Harmoni,
Proporsi, Irama atau Ritme.
Aspek Teknis Perwujudan
Pada teknik perwujudan ini untuk menghasilkan media yang akan diwujudkan, harus
melalui tahap atau proses cetak. Dalam hal ini proses cetak pada
menggunakan teknik cetak digital printing dan cetak offset.

media yang dirancang

Teori Pendukung Kasus
Penulis memilih teori semiotika karena Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang
suatu tanda (sign), dan tanda juga merupakan sebuah interaksi makna yang bisa disampaikan

kepada orang lain/audience. Pierce membedakan tiga macam tanda menurut sifat penghubungan
tanda dan denotatum (objek) yaitu ikon, indeks, dan simbol (Tinarbuko,2009:14).
1. Ikon
Dalam media yang dirancang menggunakan ikon yang berupa maskot burung
Kokokan dan ilustrasi foto/gambar Burung Kokokan, sehingga audience mengetahui
bahwa desain yang dirancang adalah mengenai Burung Kokokan yang berhabitat di
Desa Petulu.
2. Indeks
Indeks yang ada pada media yang akan dirancang berupa keterangan/penjelasan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan habitat Kokokan Desa Petulu akan
digunakan untuk memberikan informasi yang singkat, padat dan jelas kepada audiens.
3. Simbol
Jadi yang termasuk simbol dalam desain yang akan dirancang adalah menampilkan
logo pengelola dari Objek Wisata Kokokan dan teks yang digunakan untuk
menerangkan/menjelaskan apa yang ingin disampaikan dalam media yang dirancang
untuk mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar.
Data Lapangan / Faktual
Data faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan
atau berdasarkan dilapangan yang sebenarnya. Data ini digunakan sebagai materi dan sample
untuk merancang.

Nama Obyek
Dalam penyusunan Skripsi Karya Studio ini judul yang diangkat adalah “Sosialisasi
Pelestarian Habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar Melalui ,Media Komunikasi Visual”.
Kokokan atau burung bangau merupakan salah satu jenis burung yang hidupnya
berkoloni/berkelompok, yang berhabitat di Desa Petulu, tepatnya di Br.Petulu Gunung, Desa
Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Pengelola
Untuk bidang kepariwisataan dan pelestarian terhadap habitat Kokokan Desa Petulu
dikelola oleh badan pengelola Objek Wisata Kokokan, Br.Petulu Gunung, Ubud. Badan

pengelola ini didirikan pada tanggal 16 Juli 2011 dan berada di bawah naungan dari Br.Petulu
Gunung, Desa Petulu.
Potensi Kasus
Melihat keindahan dan keunikan yang ditampilkan oleh koloni Kokokan yang berhabitat
di Desa Petulu dan Kokokan ini juga disakralkan, maka Kokokan ini patut untuk dilestarikan
keberadaannya. Jika kelestarian Kokokan yang berhabitat di Desa Petulu tetap terjaga, maka
kepunahan satwa dan kerusakan siklus rantai makanan, begitu juga dengan kerusakan ekosistem
satwa dapat dicegah. Destinasi Desa Petulu sebagai tujuan wisata juga dapat dipertahankan
dengan tetap terjaganya kelestarian habitat Kokokan. Melihat potensi dan pentingnya untuk
melestarikan Kokokan beserta habitatnya, maka diperlukan media komunikasi visual yang

memadai untuk membantu mensosialisasikan dan mengimformasikan kepada masyarakat tentang
pentingnya untuk tetap menjaga kelestarian habitat Kokokan.
Sintesa
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori, dan dari data-data yang didapat,
maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana untuk
mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa petulu, Gianyar masih sangat kurang. Untuk
itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media yang lebih
efektif dan komunikatif sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik
kepada khalayak sasaraan. Selain merancang beberapa media untuk mensosialisasikan
pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar juga akan dibuat maskot sebagai
gambaran/ingatan dan menarik perhatian audience terhadap Kokokan yang berhabitat di desa
Petulu. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, maka pada tahap sintesa dapat diperoleh
media-media yang akan dibuat, serta warna, teks, ilustrasi, tipografi, dan teknik cetak yang akan
digunakan.
Konsep Desain
Konsep yang digunakan dalam perancangan media untuk mensosialisasikan pelestarian
habitat Kokokan desa Petulu adalah “Alam dan Tradisi”. Alam mencakup segala materi hidup
dan materi bukan hidup yang berada secara alami di bumi. Dalam pengertian yang paling murni,
alam adalah lingkungan yang tanpa kegiatan manusia. Dipilihnya alam karena alam menjadi
peran penting dalam kehidupan Kokokan. Tempat mencari makan dan tempat bersarangnya

Kokokan tidak lepas dari alam, Kokokan juga sangat berpengaruh didalam terbentuknya
keseimbangan alam. Sedangkan tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi

bagian

dari

kehidupan

suatu

kelompok masyarakat,

biasanya

dari

suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Digunakannya tradisi karena Kokokan
di desa Petulu disucikan/disakralkan dan dibuatkan upacara otonan, dimana upacara otonan
Kokokan ini sudah menjadi tradisi di desa Petulu, dan dilaksanakan setiap enam bulan sekali
yaitu tepat pada hari raya Kuningan. Di desa Petulu juga sebagian besar penduduknya berprofesi
sebagai tukang ukir, dan jenis ornamen yang sering dibuat untuk ukiran adalah ornamen Bali
(patra punggel), hal ini juga merupakan sebuah tradisi yang terdapat di desa Petulu.
Dalam konsep yang bergaya “Alam dan Tradisi” ini akan menampilkan gambar/foto-foto
keadaan Kokokan dengan aktifitas dan alam lingkungannya yang sebenarnya, sehingga audience
dapat mengetahui tentang Kokokan yang sebenarnya. Ilustrasi maskot Kokokan yang
menggunakan pakaian adat Bali dan ornamen Bali juga akan digunakan untuk menampilkan
kesan tradisi. Warna yang digunakan adalah dominan warna hijau, di mana warna hijau
melambangkan kealamian dan dapat menyampaikan kesan kesadaran pada lingkungan. Warna
kuning dan putih digunakan karena kuning merupakan warna keramat atau sakral dalam agama
Hindu (http://winpz.blogspot.co.id/2015/01/psikologi-warna.html - diakses pada 26 Januari
2015/10:14 WITA) dan putih melambangkan kesucian/kebersihan, hal ini sesuai dengan
Kokokan dimana Kokokan di desa Petulu disucikan/disakralkan dengan adanya pelinggih/tugu
Kokokan dan adanya upacara tradisi Otonan Kokokan. Begitu juga dengan teksnya akan berisi
hal-hal mengenai Kokokan sehingga audience dapat mengetahui tentang Kokokan yang
sebenarnya. Tipografinya akan menggunakan huruf dekoratif yang dibuat menyesuaikan dengan
karakter dari masing-masing jenis Kokokan yang ada di desa Petulu, dan pada kata Petulu dibuat
font yang berbentuk ornamen Bali (patra punggel), karena di desa Petulu sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai tukang ukir, dan jenis ornamen yang sering dibuat untuk ukiran
adalah

ornamen Bali (patra punggel). Dengan dibuatnya huruf dekoratif ini akan dapat

mencerminkan Kokokan di desa Petulu dan menambah kesan tradisi dengan adanya ornamen
pada tipografinya. Jenis huruf yang mudah dibaca seperti sans serif dan serif juga digunakan,
sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada audience.

Skema Proses Perancangan

Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa judul diambil dari permasalahan yang ada
mengenai sosialisasi pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar yaitu tentang kurangnya
media yang digunakan untuk mensosialisasikan pelestarian habitat Kokokan Desa Petulu,
Gianyar dan kemudian dijadikan latar belakang dalam perancangan media komunikasi visual,
dimana dari latar belakang tersebut diperoleh permasalahan untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Dimana sebelumnya diawali dengan pengumpulan data, kemudian melakukan analisis data dari
data yang telah dikumpulkan yaitu berupa data aktual dan data faktual untuk kemudian ditarik
sintesa data. Dari sintesa kemudian desainer melakukan suatu pemilihan media hingga
menghasilkan media terpilih, kemudian dilanjutkan dengan membuat pra desain dengan
menggunakan unsur-unsur visual sesuai dengan konsep desain yang diangkat dan kemudian
melakukan analisa terhadap masing-masing pra desain. Dari analisa tersebut diperoleh desain
terpilih yang mana dapat memenuhi kriteria desain. Selanjutnya dilakukan proses cetak sesuai
dengan alat, dan bahan serta teknik cetak yang telah direncanakan. Setelah melalui proses cetak
dan diperoleh wujud media dan selanjutnya akan didistribusikan.
Strategi Media
Berikut uraian dari strategi media yang terdiri dari khalayak sasaran dan panduan media :
-

Segmentasi Geografi

Daerah yang menjadi sasaran sosialisasi ini berada di Bali khususnya daerah Gianyar,
termasuk di daerah Desa Petulu dan sekitarnya.

-

Segmentasi Demografi

Jadi secara demografi, sasaran sosialisasi ini mulai dari usia anak-anak, remaja hingga usia
produktif (dewasa) dan tidak dibatasi dari status perkawinan, jenis kelamin, status
ekonomi, agama atau suku dari masyarakat/wisatawan yang berkunjung ke Bali khususnya
ke objek wisata Kokokan.
-

Segmentasi Psikografi

Masyarakat atau wisatawan yang menjadi sasaran sosialisasi ini berasal dari semua
golongan dengan berbagai gaya hidup yang ingin mengetahui tentang habitat Kokokan
Desa Petulu dan tradisinya.
-

Segmentasi Perilaku

Desain media-media komunikasi visual tersebut diharapkan dapat menarik perhatian sesuai
dengan sasaran dan efektif dalam penyampaian pesan maupun informasinya, serta
memiliki ciri khas desain agar mudah dikenali.
Panduan Media
1. Maskot
Maskot adalah bentuk atau benda yang dapat berbentuk seseorang, binatang, atau
objek lainnya yang dianggap dapat membawa keberuntungan dan untuk
menyemarakkan suasana acara yang diadakan (https://id.wikipedia.org/wiki/Maskot\
- diakses pada 9 November 2015/10:30 WITA).
2. Billboard
Billboard merupakan media komunikasi grafis yang terbuat dari plat ezer dengan
format relatif besar dengan menggunakan kontruksi besi (permanen) untuk
menginformasikan produk atau jasa dengan waktu tayang relatif lama. (Pujiriyanto,
2005:24).
3. Iklan Majalah
Iklan Majalah merupakan media komunikasi grafis yang dipasang pada majalah
dan dibuat sesuai dengan kolom yang ada pada majalah tersebut. Lama
penayangannya relatif lama. (Pujiriyanto, 2005:21).
4. Sign Larangan
Sign larangan berfungsi untuk menginformasikan pesan yang bersifat peringatan,
larangan maupun himbauan guna mengingatkan pengguna mengenai suatu sistem
keamanan

5. Poster
Poster merupakan bentuk publikasi dua dimensional dan satu muka, digunakan
untuk menyajikan informasi, data, jadwal, dan untuk mempromosikan orang, acara,
tempat, produk, perusahaan, jasa atau organisasi. (Supriyono, 2010: 158).
6. X- Banner
X-Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi,
berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa
berdiri sendiri. (http://sniperdigital.blogspot.com/2012/02/x-banner.html - di akses
pada 28 Oktober 2015/15:20 WITA).
7. T – Shirt
T-Shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak di atas kain katun atau TC.
Cara mencetaknya adalah menggunakan teknik cetak saring atau sablon. (Pujiriyanto,
2005 : 28).
8. Stiker
Stiker merupakan media komunikasi grafis tentang produk, jasa, atau identitas
yang dapat ditempel pada berbagai tempat. (Pujiriyanto, 2005 : 17).
9. Brosur
Adalah cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid, atau
juga bisa di artikan selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi lengkap
tentang perusahaan atau organisasi (Hasan, 2002:16).
10.

Pin
Pin merupakan suatu benda atau hiasan yang pada umumnya berbentuk lingkaran

yang mempunyai diameter bervariasi, pin biasa dipasang di baju bagian dada samping,
dipasang di tas, topi, dan tempat-tempat lainnya. Pada bagian belakang pin terdapat
jarum atau peniti sebagi pengaitnya. (http://pin-ki.blogspot.co.id/2014/09/pengertianpin.html - di akses pada 28 Oktober 2015/14:10 WITA).
11. Katalog Karya
Katalog merupakan media komunikasi grafis berbentuk buku yang di dalamnya
berisi

aneka

jenis

(Pujiriyanto,2005:20).

produk,

harga,

formulasi,

cara

penggunaanya,

VISUALISASI DESAIN

1. Maskot

2. Brosur

5. Billboard

6. Poster

9. Iklan Majalah

10. Sign Larangan

7. T-Shirt
3. X-Banner

11.

8. Katalog Karya

4. Stiker

Pin

Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada studi kasus Sosialisasi Pelestarian
Habitat Kokokan Desa Petulu, Gianyar Melalui Media Komunikasi Visual, maka berdasarkan
uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif yang sesuai untuk mensosialisasikan
pelestarian habitat Kokokan desa Petulu, Gianyar kepada masyarakat dan wisatawan adalah
Maskot, Billboard, Iklan Majalah, Poster, Brosur, Sign Larangan, X-Banner, T-Shirt, Pin,
Stiker, serta Katalog.
2. Dalam mendesain media komunikasi visual untuk mensosialisasikan pelestarian habitat
Kokokan desa Petulu, Gianyar, proses awal yang dilakukan adalah observasi, menganalisa
data, membuat konsep, menentukan media yang akan dibuat dan pembuatan desain. Proses
observasi dilakukan untuk mencari data yang diperlukan, setelah data didapatkan, data
tersebutlah yang akan dianalisis dan ditelusuri untuk mendapatkan konsep dan media
komunikasi yang akan dibuat. Konsep yang digunakan dalam pembuatan media komunikasi
visual ini adalah “Alam Dan Tradisi”. Pemilihan konsep ini karena Kokokan dan
kehidupannya tidak terlepas dari alam, dan Kokokan di Desa Petulu juga tidak terlepas dari
tradisi dengan adanya tradisi Otonan Kokokan. Dalam melakukan suatu sosialisasi tentunya
harus melihat target sasaran yang ingin dituju dan menginformasikan tentang pentingnya
melestarikan habitat Kokokan Desa Petulu. Maka dari itu informasi yang ditampilkan dalam
sebuah media harus menarik, mudah untuk dipahami/dimengerti oleh kalangan masyarakat
dan wisatawan.
Saran
Saran-saran penulis sebagai bahan pertimbangan setelah mengetahui dan melakukuan
studi penelitian ini, antara lain :
1. Dalam mendesain media sosialisasi, sebaiknya desainer dapat bekerjasama dengan baik
dengan pihak komunikator maupun komunikan sehingga hasil yang diinginkan dan
diharapkan dapat terwujud serta dapat diterima secara baik oleh masyarakat.
2. Bagi para penulis selanjutnya agar lebih baik dalam merumuskan konsep kreatif serta
menentukan media yang efektif dan komunikatif serta menerapkan teori desain, prinsip
desain pada setiap desain yang akan dibuat agar efektif, efisien dan mampu membentuk
sebuah ciri khas.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia.
Hendratman, Hendi. 2009. Graphics Desain. Bandung: Informatika.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Moriarty, S.E. 1991. Creative Advertising:Theory and Practice. Engelwood Cliffs, New Jersy:
Prentice-Hall Inc.
Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V. ANDI
OFFSET.
Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar – dasar Tata Rupa & Desain( Nirmana). Yogyakarta: Arti
Bumi Intaran.
Sarwono, Jonathan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: ANDI
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyono, Rakhmat, 2010. Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Andi
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta : Jalasutra
Tim Penyusun, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

SUMBER INTERNET

https://id.wikipedia.org/wiki/Bangau - diakses pada 30 September 2015/13.20 WITA
http://arsawigunamade.blogspot.co.id/2014/04/otonan-dalam-kehidupan-umat-hindu-bali.htmldiakses pada 18 Oktober 2015/18.00 WITA
http://www.artikata.com/arti-370597-melestarikan.html - diakses pada 01 Oktober 2015/15.00
WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangau - diakses pada 30 September 2015/11.00 WITA

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual - diakses pada 18 Oktober 2015/16.45 WITA
http://www.slideshare.net/Saddam_svc/studi-kepustakaan-19891180-diakses pada 01 Oktober
2015/17.00 WITA
http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/- diakses pada 08 Oktober
2015/23.00 WITA
http://kamusbahasaindonesia.org/komunikatif/mirip-diakses pada 18 Oktober 2015/18.55 WITA
http://megabagus.com/artikel/artikel-dunia-kerja/56-pengertian-ergonomi.html - diakses pada 12
Oktober 2015/23.15 WITA
http://johctdesign.blogspot.co.id/2010/05/simplicity-in-design-is-so-powerful.html - diakses pada
12 Oktober 2015/23.00 WITA
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian&profile=default&search=pen
gertian+surprise&fulltext=Search - diakses pada 18 Oktober 2015/19.15 WITA
https://id.wikipedia.org/w/index.php?search=pengertian+etis&title=Istimewa%3APencarian&go
=Lanjut - diakses pada 18 Oktober 2015/19.30 WITA
http://komvis08.blogspot.co.id/2010/09/media-periklanan-iklan-lini-atas-dan.html - diakses pada
12 November 2015/19:25 WITA
https://www.google.co.id/search?q=poster+sosialisasi+pelestarian+burung&es_sm=122&source
=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIo9zaxcfMyAIVERmOCh2GJgcD&bi
w=1366&bih=705#imgrc=9a08yYWs-f20NM%3A - diakses pada 18 Oktober 2015/23:20 WITA
http://bootypepsi.blogspot.com/2013/03/gambar-ilustrasi.html/ - diakses pada 14 Pebruari
2015/16:31
https://sites.google.com/site/pustak4/warna/teori-warna/lingkaran-warna-dasar - diakses pada 13
mei 2015/15.30 WITA
http://nheya-nia.blogspot.co.id/2012/03/lay-out.htm l- diakses pada 25 Oktober 2015/19:50
WITA
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html - diakses
pada 15 November 2015/17:45WITA
http://youtocom.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-alam-apa-itu-alamfungsi.html#.VkhkWdIrK00 – diakses pada 15 September 2015/19:20 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tradis - diakses pada 9 November 2015/ 10:30 WITA