PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun oleh:

MARGARETA BUDIWATI NIM: C0705018

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SURAKARTA

2012

commit to user

commit to user

commit to user

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul

“PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL CEGAH KANKER SERVIKS PADA

REMAJA MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”, ini beserta isinya dan seluruh karya desain yang penulis buat adalah benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak

melakikan penjiplakan baik seluruhnya maupun sebagian, dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada penulis, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya ini.

Surakarta, 20 Desember 2012 Penulis,

Margareta Budiwati

NIM. C0705018

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan tugas akhir saya kepada seluruh kaum perempuan di kota Solo dan Indonesia. Mari kita berjuang bersama-sama! God ’s be with us!

commit to user

HALAMAN MOTTO

 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga! (Pengkhotbah 9 : 10). Sebab, kalau sudah melakukan yang terbaik, gagal sekalipun tidak akan menyesal.  Tidak perlu takut akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum sebab Tuhan telah menyediakannya :’)  Be a people of integrity and humility!

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Semesta Alam, sebab hanya oleh karena pertolongan-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. M. Suharto, M.Sn; selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir dan Pembimbing Akademis atas segala tenaga, pikiran, arahan, dan bimbingan selama ini.

3. Hermansyah Muttaqin, M.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir atas arahan, bimbingan dan kesabarannya.

4. dr. Siti Wahyuningsih, S.Sos, selaku Kepala DKK Surakarta, atas kerjasama yang baik.

5. dr. Slamet Riyanto, Sp,AK, selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, atas informasi dan kesediaan untuk wawancara.

6. Purwanti, S.Sos, selaku Kepala Bidang Kesehatan dan Promosi, atas kesediaan untuk wawancara dan informasi yang diberikan.

7. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk ide, kesabaran, bantuan dan dukungan moral sehingga tugas akhir ini dapat selesai.

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Surakarta, 20 Desember 2012

Penulis

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Kasus Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim di Kota Solo Tahun 2009 .................................................................................

49 Tabel 2: Prediksi Biaya ....................................................................................

90

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Letak Serviks (Leher Rahim) ................................................

21 Gambar 2 : Perjalanan Penyakit Kanker Serviks ......................................

22 Gambar 3 : Human Papiloma Virus (HPV) .............................................

23 Gambar 4 : Tes Pap Smear ....................................................................

25 Gambar 5 : Brosur Edukasi Mengenai Kanker Serviks dari Departemen Kesehatan ..................................................

55 Gambar 6 : Seminar “Untukmu Perempuan Indonesia

Pameran Karya Seni oleh Seniman Perempuan Indonesia” bersama duta-duta Kanker Serviks ........................................

56

Gambar 7 : Iklan Koran Kampanye Help X-Out Cervical Cancer ............... 56 Gambar 8 : Leaflet yang disebar di klinik bersalin ....................................

56 Gambar 9 : Kegiatan dari kampanye Help X-Out Cervical Cancer ............. 56 Gambar 10: Brosur Avail yang memuat tentang

informasi Kanker Serviks .....................................................

58

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Visualisasi Karya dan Pengaplikasiannya Lampiran 2

Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing 1 Lampiran 3

Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing 2 Lampiran 4

Surat Ijin Penelitian dari DKK

commit to user

Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual

Margareta Budiwati 1

Arief Iman Santoso, S.Sn 2 dan Hermansyah Muttaqin, M.Sn. 3

ABSTRAK

2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang bentuk kampanye dan media Desain Komunikasi Visual yang tepat untuk mendukung kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! bagi kalangan remaja. Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum wanita. Kanker ini adalah kanker nomor dua yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia dan nomor satu di Indonesia. Di Solo jumlah kasus kanker serviks tergolong tinggi dan meningkat setiap tahun. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kanker serviks adalah penyakit yang tidak sama dengan penyakit kanker lainnya sebab jika terdeteksi lebih awal, dapat disembuhkan 100%. Salah satu penyebab tingginya kasus kanker serviks di Solo adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya jenis kanker yang satu ini. Hal ini disebabkan karena informasi mengenai kanker serviks belum banyak diketahui sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya kanker serviks masih rendah. Oleh karena kebutuhan yang tinggi akan informasi tentang kanker serviks, maka perlu strategi perancangan yang tepat untuk menyampaikannya. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap informasi kesehatan di kota Solo. Tahun 2012, DKK Solo mempunyai rencana kerja untuk melakukan penanganan khusus terhadap kanker serviks. Mereka akan lebih berkonsentrasi dengan melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah pencegahannya. Guna upaya pencegahan, target yang tepat untuk kampanye ini adalah kalangan remaja putri. Perancangan strategi kampanye dan pemilihan media yang tepat akan mengoptimalkan komunikasi, sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! ini termasuk dalam oriented campaigns yang akan disajikan dalam bentuk kegiatan atau event yang menarik bagi remaja putri, dan disertai pemilihan media yang efektif, meliputi media periklanan lini atas dan lini bawah. Dari pemilihan strategi kampanye dan media tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker serviks sehingga pada akhirnya akan mendorong remaja putri di kota Solo untuk menanggulangi kanker serviks dan berupaya mencegahnya sejak dini.

1 Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0705018

2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

commit to user

Social Campaign Design for Adolescent to Prevent Cervical Cancer using Visual Communication Media

Margareta Budiwati 4

Arief Iman Santoso, S. Sn 5 and Hermansyah Muttaqin, M. Sn 6

ABSTRACT

2012. This final project is entitled Social Campaign Design for Adolescent to Prevent Cervical Cancer using Visual Communication Media. This project studied how to design an appropriate campaign type and supporting visual communication media. Cervical cancer is a harmful disease for women. It is the second deadliest kind of cancer in the world and the deadliest one in Indonesia to cause women’s death. In Solo, cervical cancer case is high in number and is increasing each year. It is lamentable that actually cervical cancer is different from the others as if it is detected earlier, it can be 100% cured. One of the factors that cause the high rate of cervical cancer in Solo is the lack of knowledge and awareness of its danger among adolescent. The information about cervical cancer is slightly known by them. Because the information of cervical cancer is high required, a strategic design to communicate this information is urgently required. Department of Public Health in Solo is responsible to provide health information in Solo. In 2012, this department has a focused work plan to overcome cervical cancer. They are focusing in spreading information and prevention steps of cervical cancer. As a prevention steps, the target audience of this campaign are young women. The strategic campaign design and the correct media selection can optimize the the way of communication so that the information can be accepted by the audience. This social campaign Prevent Cervical Cancer! Is an oriented campaign. It will be organized as exciting events for young women and will make use of effective media, including advertizing media both in upper and lower sectors. By using this campaign strategy and media, it is hoped that the awareness on the threat of cervical cancer will increase and finally, young women in Solo will be motivated to overcome and prevent cervical cancer early on.

4 Student of Visual Communication Design, Letter and Fine Art, Sebelas Maret University, Student Number: C0705018

5 The First Lecturer 6 The Second Lecturer

MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Margareta Budiwati 1

Arief Iman Santoso, S.Sn 2 Hermansyah Muttaqin, M.Sn. 3

ABSTRAK

2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang bentuk kampanye dan media Desain Komunikasi Visual yang tepat untuk mendukung kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! bagi kalangan remaja. Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum wanita. Kanker ini adalah kanker nomor dua yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia dan nomor satu di Indonesia. Di Solo jumlah kasus kanker serviks tergolong tinggi dan meningkat setiap tahun. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kanker serviks adalah penyakit yang tidak sama dengan penyakit kanker lainnya sebab jika terdeteksi lebih awal, dapat disembuhkan 100%. Salah satu penyebab tingginya kasus kanker serviks di Solo adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya jenis kanker yang satu ini. Hal ini disebabkan karena informasi mengenai kanker serviks belum banyak diketahui sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya kanker serviks masih rendah. Oleh karena kebutuhan yang tinggi akan informasi tentang kanker serviks, maka perlu strategi perancangan yang tepat untuk menyampaikannya. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap informasi kesehatan di kota Solo. Tahun 2012, DKK Solo

1 Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0705018

2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah pencegahannya. Guna upaya pencegahan, target yang tepat untuk kampanye ini adalah kalangan remaja putri. Perancangan strategi kampanye dan pemilihan media yang tepat akan mengoptimalkan komunikasi, sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Kampanye sosial Cegah Kanker Serviks! ini termasuk dalam oriented campaigns yang akan disajikan dalam bentuk kegiatan atau event yang menarik bagi remaja putri, dan disertai pemilihan media yang efektif, meliputi media periklanan lini atas dan lini bawah. Dari pemilihan strategi kampanye dan media tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker serviks sehingga pada akhirnya akan mendorong remaja putri di kota Solo untuk menanggulangi kanker serviks dan berupaya mencegahnya sejak dini.

commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan nama kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum wanita. Kanker ini adalah kanker nomor dua yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia dan nomor satu di Indonesia. Menurut data Globocan 2011, sebanyak 37 wanita di Indonesia didiagnosa menderita kanker serviks setiap hari. Dan setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker ini. Sementara di Solo, hasil pemeriksaan tahun 2010 menunjukkan, dua dari 100 ibu rumah tangga di kota ini terjangkit kanker serviks (Harian Suara Merdeka dan Metronews.com, Maret 2010) dan di tahun 2011 lalu, tercatat 134 per 500 ribu penduduk Solo menderita penyakit tersebut (Kepala DKK Surakarta, Siti Wahyuningsih).

Belum banyak penyebaran informasi tentang kanker serviks yang dilakukan melalui kampanye sosial. Salah satu kampanye sosial mengenai kanker serviks yang pernah dilakukan di Indonesia diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang merupakan wadah yang menangani kanker. YKI bersama lima advokasi lainnya dari Asia Pasifik bergabung sebagai anggota koalisi Everything I Can. Koalisi ini terdiri dari National Cancer Institute of Thailand, National Cancer Society Malaysia, dan Taiwan Counter Contagious Disease Society. Namun, kampanye ini terasa kurang efektif sebab tujuan dari kampanye, yaitu meningkatkan kewaspadaan perempuan di seluruh Asia dan di Indonesia tentang bahaya dari infeksi virus Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker serviks, belum tercapai secara merata, khususnya di daerah.

commit to user

Kota (DKK), termasuk penyakit menular seperti kanker serviks. Tahun 2012, DKK Solo mempunyai rencana kerja untuk melakukan penanganan khusus terhadap kanker serviks. Mereka akan lebih berkonsentrasi dengan melakukan penguatan-penguatan sosialisasi dan langkah pencegahannya. Bersumber dari data kasus kanker serviks yang terus meningkat di Solo, usaha pencegahan memang sangat mendesak untuk dilakukan.

Kanker serviks adalah penyakit yang sulit dideteksi hingga penyakit telah memasuki stadium lanjut. Perkembangan penyakitnya memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi prakanker hingga positif menjadi kanker serviks. Oleh karena itu, untuk menekan korban kanker serviks, maka perlu digalakkan langkah pencegahan dini. Usia remaja merupakan usia yang tepat untuk memulainya. Sesuai dengan perkembangannya, remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan mengambil keputusan yang realistis. Mereka perlu dilibatkan dalam kegiatan dan berperan serta dalam pemecahan masalah terhadap pilihan-pilihan yang ada di dunia nyata, seperti seks, merokok, obat-obatan dan sebagainya (Mann dalam Santrock, 2003).

Maka dari itu dibuat perancangan yang berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Cegah Kanker Serviks pada Remaja melalui Media Desain Komunikasi Visual ”.

commit to user

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang diacukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang kampanye sosial bagi kalangan remaja untuk pencegahan kanker serviks?

2. Bagaimana merancang media kampanye sosial beserta media pendukung lainnya yang mampu menyampaikan tujuan dan maksud dari kampanye pencegahan kanker serviks ini?

C. Tujuan

Adapun tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang kampanye sosial bagi kalangan remaja untuk pencegahan kanker serviks.

2. Merancang media kampanye sosial beserta media pendukung lainnya yang mampu menyampaikan tujuan dan maksud dari kampanye pencegahan kanker serviks ini.

D. Metodologi Pengumpulan Data

Supaya perancangan media film dokumenter dan media pendukungnya dapat mencapai tujuan, beberapa proses pengumpulan data dilaksanakan dengan cara berbagai berikut untuk mencapai kebutuhan para audience. Berikut metode Pengumpulan Data perancangan ini:

commit to user

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara yang bersifat terbuka, santai serta dapat dilakukan setiap waktu. Wawancara jenis ini dilakukan dengan pertanyaan yang fokus dan relevan dengan permasalahan. serta dilakukan dengan cara yang tidak formal tapi terstruktur sehingga diharapkan akan lebih banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2. Studi Pustaka

a. Data Internal Data internal pada perancangan ini bersumber dari data Dinas Kesehatan berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.

b. Data Eksternal (1) Literatur

Pengumpulan data yang didapat dari buku-buku, artikel dari majalah maupun Koran, data dari internet dan lain-lain.

(2) Dokumentasi Data ini berupa foto, brosur, catatan dan lain-lain

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Menurut Rogers and Storey (1987), kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu.

Leslie B. Snyder (2002) mengungkapkan “a communications campaign is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular periode of time to achieve a particular goal.” Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. (Rosady Ruslan, 2008: 23).

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai arti kampanye, yakni:

a. Adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu,

b. Untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipasi,

c. Ingin menciptakan efek dan dampak tertentu seperti yang direncanakan,

d. Dilaksanakan dengan tema spesifik dan nara sumber yang jelas,

commit to user

terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak

f. Adanya penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggungjawab suatu produk kampanye (campaign makers), hal ini menolong khalayak dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

2. Jenis dan Bentuk Kampanye

Pada dasarnya kegiatan kampanye bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk untuk mencapai tujuan tertentu. Charles U. Larson membagi jenis-jenis kampanye dalam bukunya yang berjudul Persuasion, Reception, and Resposibility sebagai berikut:

a. Product - Oriented Campaigns Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Misalnya peluncuran provider seluler Flexi – Telkom, pergantian nama National ke Panasonic perubahan logo baru Global TV dan sebagainya.

b. Candidate - Oriented Campaigns Kegiatan kampanye yang berorientasi pada calon (kandidat) yang umumnya dimotivasi oleh kekuasaan politik. Maka kampanye ini biasanya disebut kampanye politik (political campaign). Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pumilihan umum.

commit to user

dana yang sangat besar, sementara audiensnya tersebar diseluruh wilayah tertentu dan nusantara. Kampanye Caleg, kampanye pemilu gubernur Tangerang, kampanye pemilihan Presiden-wakil Presiden merupakan contoh-contoh dari kampanye ini.

c. Ideological or Cause - Oriented Campaigns Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi pada perubahan sosial (social change campaigns). Contohnya adalah kampanye bidang kesehatan (misalnya AIDS, KB, menyusui dengan ASI). Kampanye lingkungan (misalmya tentang stop pembalakan liar, menggunakan air bersih), kampanye pendidikan (misalnya BOS), kampanye kemanusiaan (misalnya Dompet Peduli Merapi-Mentawai-Wasior, koin Cinta untuk Bilqis) dan lain sebagainya.

Kampanye cegah kanker serviks sejak dini ini juga kampanye yang termasuk dalam ideological or cause - oriented campaigns dengan jenis kampanye sosial.

3. Strategi Kampanye

Pada umumnya strategi kampanye menggunakan pendekatan persuasif. Menurut Michael Pfau & Roxanne Parrot (1993), campaigns are inherently persuasive communication activities, artinya persuasif selalu melekat pada setiap kegiatan kampanye.

Persuasi secara umum, menurut Pace, Peterson & Burnett (1979) adalah tindakan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan khalayak mengadopsi pandangan komunikator tentang sesuatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu. Sementara Johnston (1994) mengungkapkan definisi persuasi secara khusus, yaitu

commit to user

merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang pada akhirnya menciptakan perubahan kepercayaan, pandangan, sikap, atau perilaku secara sukarela. (Rosady Ruslan, 2008: 26-27)

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye dengan pendekatan persuasif terdapat empat hal yang menandai yaitu terdapat dua pihak (komunikan dan komunikator) yang terkait, adanya tindakan mempengaruhi secara sengaja, adanya pesan persuasif yang disampaikan, dan respon sukarela dari penerima pesan. Sementara tujuannya adalah untuk mengubah atau ingin memperteguh sikap, pandangan, kepercayaan, dan perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya.

4. Tujuan Kampanye

Secara umum kampanye bertujuan untuk memberikan kesadaran, pengertian pemahaman, memotivasi, membujuk/ mendidik, mencari dukungan dan mendorong khalayak bertindak sesuai dengan program rencana kampanye dan diharapkan dapat mengubah secara:

a. Kognisi : Dari tidak tahu menjadi tahu

b. Afeksi : dari tidak senang menjadi senang

c. Behavior : perilaku negatif berubah menjadi positif. (Rosady Ruslan 2008 : 123)

commit to user

B. Tinjauan Media

1. Pengertian Media

Media merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan sehingga dapat ditangkap oleh panca indera konsumennya dalam bentuk cetak maupun audio visual (Philip Kotler, 1992 : 56).

Media merupakan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. (Onong Effendy, 2003: 18) Menurut John Fiske (1982) media dibagi dalam tiga kelompok utama, yaitu:

a. Presentational media – adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan nonverbal dalam komunikasi tatap muka.

b. Representational media – adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, pertamanan, dan lain-lain. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun praktik.

c. Mechanical media – adalah radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan untuk memperkuat dua fungsi media di atas. (Liliweri, 2007 : 147)

2. Jenis Media Periklanan

Dalam dunia periklanan media berkaitan dengan cara penyajian dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Media Lini Atas (Above The Line Media) Media yang dalam penyampaian pesannya berhubungan langsung dengan masyarakat dan bersifat komersil. Media yang dipakai antara lain: media cetak

commit to user

reklame). (Frank Jefkins 1997: 82)

b. Media Lini Bawah (Below The Line) Media yang secara tidak langsung bersifat komersil, dan tidak menggunakan sistem pembayaran komisi. Media ini bersifat sebagai penunjang, seperti leflet, brosur, kalender agenda, souvenir dan lain-lain. (Frank Jefkins 1997:135)

c. Media riset

Media riset adalah media khusus (ambient media) yang diciptakan melalui pengadaan riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan sesuatu yang baru (kurang lazim) dan tidak terduga (unexpected), dengan tujuan untuk lebih menarik minat / menjangkau audiens yang lebih banyak lagi. Contoh: pemasangan gambar baju pada nampan untuk iklan sabun cuci dan pemasangan iklan pada lantai dan pintu.

C. Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain

Desain merupakan aturan dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi yang menyeluruh. Pada umumnya desain diartikan merancang, menciptakan bentuk yang mengandung kaidah, rasa, nilai artistik dari wujud termaksud. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut: desain adalah rancangan, pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusup, memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi. (M. Suyanto, 2004:27)

a. Struktur Desain Struktur desain (kerangka desain) biasanya memenuhi syarat sebagai berikut:

commit to user

b. Sederhana

c. Memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya

d. Sesuai dengan material yang digunakan

b. Elemen-elemen Desain

Desain atau rancangan pada dasarnya mempunyai arti sebagai sebuah elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklan atau pengemasan. Dapat juga diartikan sebagai usaha deskripsi gagasan bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur- unsurnya yang membentuk wajah suatu benda.

Tata letak atau proses pembuatan layout, adalah merangkai unsur-unsur penunjang menjadi susunan yang menyenangkan dan mencapai suatu tujuan. Layout juga dapat disebut sebagai bagian seni atau teknik untuk memperindah.

Kaitan layout dengan proses pembuatan iklan sangat erat, karena di dalam layout terdapat elemen-elemen penting yang harus ada sebagai faktor pendukung bagi iklan yang akan dibuat. Elemen-elemen penting tersebut adalah sebagai berikut:

1) Judul Judul merupakan suatu kata atau gambaran yang dicetak tebal dan besar. Kemudian diletakkan di atas teks (naskah) atau bagian lain dalam sebuah iklan.

2) Ilustrasi Dalam berbagai bentuk iklan yang realis, dekoratif, atau foto (hitam putih dan warna) akan selalu menonjolkan sebuah deskripsi yang terkadang eksplisit juga, agar penikmat iklan mempu berimajinasi dengan khayalannya masing-masing.

commit to user

Pada bagian ini biasanya menggunakan huruf yang kecil, dan ditempatkan di atas atau di bawah tulisan ataupun ilustrasi yang semuanya berfungsi untuk menerangkan gambar dengan jelas.

4) Naskah (teks) Materi ini berupa pesan utama yang disampaikan kepada penikmat iklan untuk dapat menarik perhatian masyarakat, yang nantinya diharapkan ingin membeli produk yang ditawarkan tersebut.

5) Logo Pada hal ini logo mempunyai fungsi yang cukup penting karena mewakili dan sebagai simbol perusahaan yang harus ditonjolkan dalam penyampaian pesan. Karena bila logo tersebut sudah sangat dikenal masyarakat, mereka akan dengan sendirinya memakai produk itu tanpa ada penawaran lebih lanjut.

c. Aspek-aspek dalam Desain

Dalam proses desain terdapat beberapa dasar pokok yang perlu diperhatikan, sebagai pendukung baik tidaknya yang akan dibuat, antara lain:

1) Proporsi Sesuai dengan arti dari KBBI, proporsi merupakan bagian atau ukuran, yang mana pada bagian atau ukuran tersebut mampu mewakili unsur-unsur garis, warna, pola, bentuk, dan sebagainya.

Pembentukan proporsi pada desain yaitu menyelaraskan hubungan yang harmonis antara elemen-elemen penyusun tata letak desain, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik untuk dapat meningkatkan

nilai jual.

commit to user

1) Keseimbangan Dalam desain, keseimbangan berarti penataan elemen desain dengan pertimbangan keserasian dan juga padanan. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, kecerahan, atau kegelapan warna.

2) Kontras Kontras adalah perlawanan. Kekontrasan merupakan pertimbangan untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikan sebagai unsur yang lebih menonjol. Unsur yang lebih menonjol tersebut diharapkan dapat menarik perhatian secara khusus, untuk mengutamakan unsur terpenting dari apa yang ingin disampaikan.

3) Kesatuan Unsur yang digunakan dalam desain harus memiliki hubungan satu sama lain dalam suatu rancangan, sehingga memberi kesan kesatuan. Kesan tersebut diperoleh dengan pengelompokan unsur-unsur yang memiliki hubungan.

4) Harmoni Harmoni dalam pembuatan desain dibentuk dengan adanya pembuatan layout yang memiliki kesatuan, dan secara keseluruhan harus memerhatikan efek kesatuan.

2. Komposisi dalam Desain

a. Garis Garis adalah tanda yang dibuat oleh alat untuk menggambar melewati permukaan. Alatnya antara lain pensil, ballpoint, pointed brush, keyboard, mouse, dan sebagainya. Garis dapat juga merupakan potongan di permukaan yang keras, yang biasa disebut grafir. Garis juga didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak. Selain itu, garis juga disebut sebagai jalur terbuka.

commit to user

b. Bentuk Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau sesuatu (jalur) yang tertutup. Banyak cara melukiskan bentuk pada permukaan dua dimensi. Salah satu caranya adalah dengan garis. Garis dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk yang datar, seperti lingkaran (bola), elips, silinder, piramid, atau kubus. Bentuk dapat menggambarkan sesuatu yang ingin disampaikan. Misalnya bentuk lingkaran yang menunjukkan kesatuan, segi empat yang menggambarkan kestabilan, piramid terbalik menunjukkan hal yang labil, dll. Bentuk dapat diisi dengan warna, nada, atau tekstur. Bagaimana bentuk tersebut digambarkan akan menampilkan kualitasnya.

c. Warna Warna merupakan elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif. Empat warna bukan hitam putih: CMYK (cyan, magenta, yellow, black) akan meningkatkan efektivitas dan biaya iklan. Dengan demikian, desain yang dirancang sesuai dengan warna yang disukai pasar akan memberikan keunggulan bersaing dalam periklanan. Warna sulit dikendalikan ketika menampilkan pada layar multimedia, baik di televisi maupun di web.

d. Kontras nilai Nilai digunakan untuk menggambarkan rentang kecerahan dan kegelapan sebuah elemen visual. Hubungan antar satu elemen dengan elemen lain yang berkaitan dengan kecerahan dan kegelapan disebut kontras nilai. Kontras nilai memberikan citra dan persepsi secara rinci. Kita membutuhkan kontras nilai untuk membaca kata atau tulisan pada suatu layar multimedia. Tulisan pada layar yang mempunyai nilai hampir sama membuat kita kesulitan bahkan tidak bisa

commit to user

berwarna hitam. Perbedaan kontras nilai akan memberikan efek yang berbeda baik visual maupun emosional. Jika rentang kontras sempit maka disebut kontras rendah, jika nilai tinggi disebut kontras tinggi.

e. Tekstur Tekstur merupakan kualitas permukaan atau papan atau kertas atau halaman elektronik. Di dalam seni, tekstur dikategorikan menjadi dua, yaitu tekstur tactile dan tekstur visual. Tekstur tactile adalah nyata. Kita dapat merasakan permukaannya dengan jari kita. Sedangkan tekstur visual adalah ilusi. Tekstur tersebut memberikan impresi yang sederhana dari tekstur yang nyata.

f. Sinar Sinar merupakan unsur yang lebih banyak digunakan untuk mengolah foto. Untuk foto yang kurang jelas sinarnya, perlu adanya penambahan komposisi sinar agar sesuai dengan foto yang diharapkan. Penerapan komposisi sinar sangat beraneka ragam, tergantung dari kebutuhan desainer.

g. Tata letak Komposisi tata letak merupakan pengaturan elemen desain dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedikit penataan ulang atas elemen-elemen mekanis dalam multimedia dapat meningkatkan kemampuannya menarik perhatian. Misalnya dalam membuat desain brosur, foto-foto akan lebih tepat bila diletakkan di sebelah kiri.

3. Unsur-unsur Pembentuk Desain

a. Huruf (tipografi) Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis,

khususnya di bidang desain cetak. Frank Jefkins dalam buku “Periklanan”

commit to user

atau desain jenis huruf yang tersedia; menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah untuk typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.”

Ada yang berpendapat bahwa: “Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok

dan efektif”. Ada juga pendapat bahwa: “Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur

bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan citra tanpa kesan secara verbal. Huruf m emiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik”.

Huruf diberi nama dengan nama penemunya. Gromendel membagi huruf- huruf menjadi 5 kelompok:

a) Roman Sifatnya serius, kaitnya melengkung. Contoh: Times New Roman.

b) Bodoni Sifatnya semi serius, agak kaku. Kaitnya tegak lurus. Contoh: Bodoni MT

c) Egyptyan Kesannya misterius, keras, tegas. Kaitnya tebal. Contoh: Rockwell

commit to user

d) Sans Serif Kesannya ringan, santai. Tanpa kait.

Contoh: Arial

e) Dekoratif Kesannya feminin, lembut, luwes. Banyak variasinya Contoh: Mischtab Oblivion

b. Ilustrasi Pengertian ilustrasi adalah gambaran atau wujud lain yang menyertai teks. Ilustrasi dan teks merupakan satu kesatuan dengan tujuan untuk menjelaskan teks. Ilustrasi bisa merupakan hal utama atau tambahan di dalam desain. Ilustrasi juga berfungsi sebagai penerang, penjelas, serta penghias dalam buku sehingga menimbulkan rangsangan dan daya tarik bagi pembaca.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilustrasi dapat mendukung sebuah makna desain, karena iliustrasi dapat menyampaikan kalimat yang panjang

sebagai suatu gambar nyata dan punya daya tarik. Sehingga, besar kemungkinan masyarakat akan tertarik untuk memperhatikan iklan, dan akan dapat mengevaluasi iklan tersebut sesuai dengan pengamatannya sendiri.

Ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar bermakna, ilustrasi hubungan tanda, dan ilustrasi simbol. Ilustrasi hubungan tanda adalah ilustrasi yang menggunakan

tanda lebih spesifik daripada ilustrasi gambar bermakna. Suatu obyek merupakan tanda dari sesuatu. Penggunaan ilustrasi harus sesuai dan letak yang proporsional dengan elemen desain lainnya.

c. Warna

commit to user

daya tarik visual. Kekontrasan warna yang khusus adalah panas dan dingin, cemerlang dan suram, cerah dan redup, saling melengkapi dan saling bertentangan. Setiap pribadi bereaksi secara individual terhadap warna, efek dari suatu warna atau kombinasi yang selalu berlainan.

Warna harus dipakai dalam jumlah yang benar. Satu atau dua warna sudah cukup menonjolkan sesuatu. Pemakaian warna yang terlalu banyak atau terlalu banyak cetakan dalam warna, dapat merusak wajah barang cetakan tersebut.

2. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris commnucation berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna. (Onong Effendy, 2003 : 9)

Menurut Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Ia juga menjelaskan istilah komunikasi dengan pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Yang artinya, suatu proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa. Sementara menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the proses to modify the behavior of other individuals). (Onong Effendy, 2003 : 10)

Menurut Liliweri (2007), komunikasi adalah setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan. Proses ini meliputi informasiyang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu disekitar kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya.

commit to user

komunikasi terdapat unsur-unsur yang terlibat di dalam prosesnya, yakni:

a. Sumber komunikasi,

b. Pesan komunikasi yang berbentuk verbal maupun nonverbal,

c. Media,

d. Penerima atau sasaran yang menerima pesan,

e. Efek atau tujuan dan maksud komunikasi.

3. Pengertian Visual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata visual berarti dapat dilihat dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan, bentuk menjadi sebuah pengajaran bahasa (bahasa visual). Dengan arti lain memvisualisasikan adalah menjadikan suatu konsep dapat dilihat dengan indra penglihat.

Ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam proses visual, yaitu:

a. Unsur- unsur (elements) Unsur-unsurnya meliputi elemen visual (realistic, analogic, dan organisasi), elemen verbal (jenis teks/ huruf, ketebalan, ukuran, warna dan sebagainya), dan elemen daya tarik (kejutan, teksture dan interaksi)

b. Pola (Pattern) Beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhinya antara lain keselarasan dari unsur-unsur, bentuk, keseimbangan, gaya, warna, skema, dan warna menarik .

c. Pengaturan (Arrangement)

Sehubungan dengan penataan layout seperti kedekatan (proximity), petunjuk (directional), gambar warna (colored elements), gambar dan kontras latar (figure-ground contrast), dan konsistensi (consistency).

commit to user

D. Tinjauan Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

a. Kanker Kanker atau tumor ganas adalah istilah untuk menjelaskan suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang normal berubah menjadi abnormal. Sel-sel abnormal tersebut bermultiplikasi tanpa kontrol, serta dapat menginvansi jaringan sekitarnya; organ yang dekat maupun yang jauh. (Dra. Hartati Nurwijaya, 2010: 5)

Ada tiga faktor penyebab utama kanker, yaitu; genetic predisposition (faktor keturunan), genetic environment, dan interaksi agen-agen infeksi (Palengaris, 2007). Sel kanker juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limpa.

b. Serviks Serviks berasal dari bahasa Latin yang artinya leher. Serviks adalah suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). (Makalah Dr. dr. Dwiana Ocviany, SpOG(K), Berbagai Teknik Deteksi Dini kanker Serviks dan Payudara).

Panjang serviks atau leher rahim diperkirakan 2 inci, berbentuk silinder atau kerucut dan menonjol keatas. Fungsinya adalah untuk memungkinkan aliran darah menstruasi dari rahim ke dalam vagina, tempat jalan keluarnya bayi saat dilahirkan, dan mengarahkan sperma ke dalam rahim selama hubungan seksual.

commit to user

Kanker leher rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk massa jaringan yang disebut tumor. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor pada leher rahim menjadi ganas, maka disebut sebagai kanker leher rahim.

2. Perjalanan Penyakit Kanker Serviks

Ilmu kedokteran menggunakan beberapa istilah untuk menggambarkan perubahan pra-kanker, yaitu Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN), dan displasia atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Berikut gambar dari perkembangan kanker serviks:

Gambar 1 : Letak Serviks (Leher Rahim)

commit to user

Adapaun tingkatannya adalah sebagai berikut:

a. Tingkat 0 (CIN III): Kanker hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ.

b. Tingkat I: Kanker telah menyerang leher rahim dibawah lapisan atas dari sel-sel. Itu ditemukan hanya di leher rahim.

c. Tingkat II: Kanker meluas melewati leher rahim kedalam jaringan-jaringan berdekatan, Meluas ke bagian atas dari vagina. Kanker tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvic (lapisan dari bagian tubuh antara pinggul).

d. Tingkat III: Kanker meluas ke bagian bawah dari vagina. mungkin telah menyebar ke dinding pelvic dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan.

Gambar 2 : Perjalanan Penyakit Kanker Serviks

commit to user

Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh.

3. Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan infeksi virus yang disebut HPV (Human Papiloma Virus). Virus ini bersifat onkogenik (berpotensi menimbulkan kanker) pada saluran reproduksi wanita. Telah diidentifikasi sebanyak 20 tipe yang menjadi penyebab kanker serviks, tetapi paling banyak (70 %) kanker serviks disebabkan tipe 16 dan 18.

Virus papilloma relatif kecil menyerupai bola golf ketika diperbesar dengan mikoroskop elektron. Virus ini dapat menginfeksi seseorang melalui kontak seksual. Bila sudah terinfeksi, seseorang sangat mungkin akan terinfeksi seumur hidupnya sebab tidak ada pengobatan untuk infeksi ini. Meskipun infeksi aktif dikendalikan oleh kekebalan tubuh sehingga bisa tidak aktif selama beberapa waktu, tapi tidak mungkin diprediksi virus tersebut kapan atau apakah akan aktif kembali. (Makalah dr. Slamet Riyanto, Sp,AK, 2010)

Gambar 3: Human Papiloma Virus (HPV)

Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks antara lain:

a. Infeksi HPV

commit to user

c. Banyak mitra seks

d. Merokok

e. Gangguan sistem kekebalan tubuh

f. Coitus awal di usia muda ( < 16 th )

g. Pemakaian pil KB

h. Multi paritas ( >3 )

4. Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks memang penyakit yang sangat berpotensi menyerang kaum wanita, tetapi hanya wanita yang telah melakukan hubungan seksual yang dapat menderita penyakit tersebut. Ditambah lagi, gejala yang muncul merupakan keluhan yang bersifat biasa dan tidak khusus sehingga sering terabaikan.

Gejala awal kanker serviks pada stadium lanjut, antara lain:

a. Keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan pada umumnya

b. Nyeri pada perut bawah

c. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim

d. Pendarahan sesudah mati haid (menopause)

e. Seringkali tanpa gejala, dideteksi dengan skrining

5. Pencegahan Kanker Serviks

a. Pencegahan primer Pencegahan primer adalah pencegahan faktor penyebab kanker serviks yaitu mencegah terjadinya infeksi HPV baik dengan cara menghindari faktor- faktor yang menyebabkan infeksi HPV dan melakukan vaksin HPV.

Vaksin diberikan pada wanita yang belum pernah berhubungan intim dan kepada wanita yang sudah menikah tetapi tidak terdeteksi terjangkit virus HPV.

commit to user

sekarang, bulan depan dan bulan ke-enam. Suntikan vaksin dilakukan di lengan atau di paha.

b. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder adalah menemukan kelainan lesi prakanker dan mengobati lesi prakanker yang ditemukan sehingga kelainan tidak berlanjut menjadi kanker serviks.

Cara yang dilakukan dalam pencegahan sekunder adalah dengan skrining. Adapun jenis skrining untuk mendeteksi kanker serviks adalah:

1) Pap Smear Tes pap merupakan pemeriksaan mikroskopis terhadap sel-sel yang diperoleh dari hapusan pada mulut leher rahim. ACS (American Cancer Society) menganjurkan pemeriksaan pap smear 3 tahun setelah hubungan seksual. Bila pada 2-3 kali pemeriksaan pap smear hasilnya normal, maka pemeriksaan pap smear selanjutnya dianjurkan setiap 2 tahun setelah usia > 30 tahun.

Gambar 4 : Tes Pap Smear

commit to user

Tes IVA jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka). Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Kanker leher rahim dapat dideteksi dini dengan pap smear atau IVA secara teratur dengan biaya sekitar Rp. 50.000,00 hingga Rp 20.000,00.

E. Tinjauan Remaja

1. Pengertian Remaja

a. Menurut Jean-Jacques Rousseau

Berikut perkembangan remaja menurut Rousseau:

1) Usia 4-5 tahun pertama : masa balita C Tahap ini didominasi oleh perasaan senang (pleasure) dan rasa sakit (pain) serta kebutuhan fisik yang kuat. Pada masa ini anak serupa dengan binatang.

2) Usia 5-12 tahun : masa primitif (savage). Pada masa ini perkembangan sensoris sangat penting untuk melatih ketajaman indra dan ketrampilan anggota-anggota tubuh. Pada masa ini nalar belum berkembang.

3) Usia 12-15 tahun : bangkitnya akal (ratio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self conciousness). Pada masa ini anak memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar terhadap segala sesuatu dan cenderung ingin bereksplorasi.

4) Usia 15-20 tahun : masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan puncak perkembangan emosi. Individu mulai menjadi matang secara emosional. Sifat mementingkan diri sendiri diganti dengan minat pada orang lain. Nilai dan moral juga tampil pada masa ini.

commit to user

Indonesia memiliki masyarakat dengan perbedaan suku, adat, dan tingkatan sosial – ekonomi maupun pendidikan. Maka cukup sulit menyimpulkan profil remaja yang seragam secara nasional. Tapi Dr. Sarlito Wirawan membuat pedoman batasan usia remaja di Indonesia yakni, 11 sampai 24 tahun, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik)

2) Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)

3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun moral (menurut Kohlberg)

4) Batas usia 24 tahun merupakan bakat maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa memberikan pendapat sendiri dan sebagainya. Dengan kata lain, orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis, masih digolongkan remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama dari kalangan kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan

commit to user

kedewasaan.

5) Belum menikah. Seorang yang sudah menikah, usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.

2. Karakteristik Masa Remaja

a. Masa Remaja Sebagai Periode Penting Usia remaja merupakan periode yang penting sebab pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis yang cepat. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal- awal masa kuliah. Perubahan ini berdampak langsung dan jangka panjang, maka dari itu perlu penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.