PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KALANGAN REMAJA

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KALANGAN REMAJA

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual

oleh: ARY KURNIAWAN C0707016

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

2011.Ary Kurniawan. C0707016.Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana Menciptakan perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai khususnya pada kalangan remaja dan memilih alternatif media desain komunikasi visual dan perancangan strategi komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung promosi dan dapat meningkatkan image Nakamura Seitai sebagai tepat refleksi dan relaksasi untuk segala lapisan usia. Salah satu cirikhas yang menjadi keunikan Nakamura Seitai ialah penerapan dasar ilmu Seitai dengan teknik chiropraktik yaitu terapi penyembuhan melalui pemijatan pada titik syaraf tulang belakang yang tidak terasa sakit seperti pada terapi pijat refleksi lainnya. Namun, keberadaan praktek pijat refleksi dan relaksasi Nakamura Seitai masih sangat kurang diketahui oleh kalangan remaja di Kota Surakarta, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Nakamura Seitai ini. Melalui perancangan strategi promosi dan pemilihan media promosi yang efektif, diharapkan dapat lebih memperkenalkan keberadaan Nakamura Seitai khususnya kepada kalangan remaja Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

2011. Ary Kurniawan. C0707016. Introduction to Final Project is titled Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. The issues studied is how to create effective visual communication design to introduce Nakamura Seitai especially among teenagers and selecting alternative media visual communication design and visual communication design appropriate strategies to support the promotion and could increase the image Nakamura Seitai as a proper reflection and relaxation for all age layer. One of the uniqueness of Nakamura Seitai is the application of Seitai with a chiropractic technique that is healing through massage therapy at the point of the spinal cord that did not ache as in other reflexology therapy. However, the existence of the practice of reflexology and relaxation Nakamura Seitai is still very poorly known by among teenagers in the city of Surakarta, so it needs to be done right promotions to deliver messages and information about the existence of these Nakamura Seitai. Through the design of promotional strategies and the selection of an effective media campaign, is expected to introduce more particularly to the existence of Nakamura Seitai to teenagers in the city of Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Teruntuk seluruh keluarga yang terkasih dan sahabat – sahabat yang selalu menyemangati …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“A creative man is motivated by the desire to achieve, not by the desire to beat others. ” Ayn Rand

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan campur tangan-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan baik.

Dalam penyelesaian Karya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Nama Drs. Riyadi Santosa,M.Ed, Ph.D,selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Drs. M.Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Jazuli Abdin munib, S.Sn. selaku pembimbing pertama

4. Ercilia Rini Octavia, S.Sn selaku pembimbing kedua

5. Arif Iman Santoso, S.Sn, Pembimbing Akademis.

6. Gus Minging D.S., selaku CEO Nakamura Seitai Solo.

7. Bambang Purwadi, S.IP selaku staf bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dalam memperkenalkan produk Nakamura Seitai kepada kalangan remaja Kota Surakarta.

Surakarta,Desember 2011

Ary Kurniawan NIM. C0707016

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KALANGAN REMAJA

Ary Kurniawan 1

Jazuli Abdin munib, S.Sn

Ercilia Rini Octavia, S.Sn

ABSTRACT

2011. Introduction to Final Project is titled Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. The issues studied is how to create effective visual communication design to introduce Nakamura Seitai especially among teenagers and selecting alternative media visual communication design and visual communication design appropriate strategies to support the promotion and could increase the image Nakamura Seitai as a proper reflection and relaxation for all age layer. One of the uniqueness of Nakamura Seitai is the application of Seitai with a chiropractic technique that is healing through massage therapy at the point of the spinal cord that did not ache as in other reflexology therapy. However, the existence of the practice of reflexology and relaxation Nakamura Seitai is still very poorly known by among teenagers in the city of Surakarta, so it needs to be done right promotions to deliver messages and information about the existence of these Nakamura Seitai. Through the design of promotional strategies and the selection of an

effective media campaign, is expected to introduce more particularly to the existence of Nakamura Seitai to teenagers in the city of Surakarta.

1 2 Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM. C0707016

Dosen pembimbing I 3

Dosen pembimbing II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terapi sentuhan telah dikenal dan berkembang selama ribuan tahun sejak awal peradaban manusia. Selama berabad-abad terapi sentuh semakin berkembang dan menurunkan banyak metode baru dan berbeda. Dalam sentuhan ada interaksi emosional sehingga dapat dijadikan upaya penyembuhan. Sentuhan penyembuhan yang paling populer adalah pijat. Pijat telah dikenal sejak zaman dahulu di Mesir, Yunani, dan Romawi. Bahkan di seluruh belahan dunia, pijat telah dipraktekkan dengan beragam teknik yang berbeda. Salah satunya ialah metode yang berkembang di Jepang pada masa Edo yang disebut dengan Seitai. Terjemahan langsung dari Seitai adalah penyelarasan (tai) tubuh (sei) atau dalam Bahasa Inggris The Body Adjustment Therapy. Seitai adalah terapi tradisional Jepang yang bertujuan untuk menyelaraskan tubuh secara alami sehingga tercapai kesehatan tubuh dan jiwa secara alami.

Gus Minging D.S., Psi., pendiri Nakamura Seitai, mulai mengenal seitai di Kota Kagoshima dimana murid dari Okajima Sensei, Hamada Mihoko Sensei mengajarkan terapi seitai secara kelompok. Sejak saat itu Gus Minging D.S., menyebarluaskan ajaran seitai di Indonesia dengan mendirikan Nakamura Seitai.

Didirikannya Nakamura Seitai merupakan sebuah inovasi baru dalam dunia pijat refleksi di Indonesia. Lain halnya dengan panti pijat refleksi yang telah ada di Indonesia, Nakamura Seitai hadir dengan konsep tempat pijat refleksi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user commit to user

Meskipun termasuk dalam jajaran pelopor pusat terapi refleksi di Indonesia, berdirinya Nakamura Seitai tidak lepas dari persaingan pasar. Hal ini merupakan ancaman tersendiri bagi Nakamura Seitai. Berbagai tempat terapi pijat dan refleksi yang telah ada serta munculnya banyak salon kecantikan yang menawarkan jasa refleksi dan relaksasi menjadi pesaing yang cukup dapat diperhitungkan.

Image yang terbangun dalam masyarakat terhadap Nakamura Seitai yang menganggap tempat refleksi hanya untuk orang sakit dan orang tua pun cukup mengganggu perluasan jangkauan target pasar. Oleh karena image tersebut, kalangan remaja dan kaum muda menjadi enggan untuk datang dan menggunakan jasa terapi refleksi maupun relaksasi dari Nakamura Seitai.

Oleh karena itu, untuk menciptakan komunikasi visual yang efektif dan untuk mempertahankan image Nakamura Seitai yang menjangkau segala usia diperlukan strategi komunikasi visual yang tepat. Disamping itu konsep nuansa Jepang sangat menarik untuk dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan trend yang sedang digemari dalam masyarakat, agar keberlangsungan Nakamura Seitai ini tetap terjaga dan semakin dikenal. Kegiatan promosi ini juga diharapkan akan dapat membentuk image perusahaan secara jelas tanpa terganggu oleh opini yang muncul di masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai kepada khalayak luas khususnya pada kalangan remaja?

2. Bagaimana media komunikasi visual dan strategi komunikasi visual yang dapat menunjang dan mampu meningkatkan image Nakamura Seitai sebagai tepat refleksi dan relaksasi untuk segala lapisan usia?

C. Tujuan Perancangan

1. Menciptakan perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai khususnya pada kalangan remaja.

2. Mengetahui dan memilih alternatif media komunikasi visual dan perancangan strategi komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung promosi dan dapat meningkatkan image Nakamura Seitai sebagai tepat refleksi dan relaksasi untuk segala lapisan usia.

D. Target Karya

1. Media Utama

a. Maskot

b. Name board

c. Baliho

d. Spanduk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user commit to user

f. Umbul-umbul

g. Poster

h. Branding Mobil

i. X-banner j. Brosur

2. Media Pendukung

a. Paper Bag

b. Hanging mobile

c. Flag Chains

d. Kaos promosi

e. Merchandise

f. Stationary

1) Kartu Nama

2) Kepala Surat

3) Amplop

4) Id card

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Target Market dan Target Audience

1. Target Market Dalam hal ini yang menjadi target market dari Nakamura Seitai adalah

masyarakat Surakarta yang menyukai pijat refleksi dan relaksasi. Dengan segmentasi sebagai berikut :

a. Segmentasi Geografis

Daerah yang menjadi sasaran pemasaran pusat Nakamura Seitai adalah daerah Kota Solo. Untuk franchise Nakamura Seitai, daerah pemasarannnya tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia.

b. Segmentasi Demografis:

1) Jenis kelamin

: Laki-laki dan perempuan

2) Usia

:3 – 70 tahun

3) Sosial ekonomi

: Menengah ke atas

4) Pendidikan

: Semua latar belakang pendidikan

c. Segmentasi Psikografis : Kalangan masyarakat yang menyukai pijat refleksi dan menginginkan kenyamanan serta kenikmatan refleksi secara eksklusif.

2. Target Audience

Dalam hal ini target audience Nakamura Seitai adalah kalangan remaja yang menyukai pijat refleksi dan relaksasi yang terbagi berdasarkan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user commit to user

Daerah yang menjadi sasaran pemasaran pusat Nakamura Seitai adalah daerah Kota Solo. Untuk franchise Nakamura Seitai, daerah pemasarannnya tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia.

b. Segmentasi Demografis:

1) Jenis kelamin

: Laki-laki dan perempuan

2) Usia

: 13 – 18 tahun

3) Sosial ekonomi

: Menengah ke atas

4) Pendidikan

: Semua latar belakang pendidikan

c. Segmentasi Psikografis : Kalangan remaja yang menyukai pijat refleksi dan menginginkan kenyamanan serta kenikmatan refleksi secara eksklusif. Serta, kalangan remaja yang menggemari hal-hal yang bertema Jepang.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun perancangan strategi komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung promosi Nakamura Seitai ini digunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara Wawancara menurut Ensiklopedi Umum adalah informasi yang diperoleh dari tanya jawab antara si penanya dengan yang ditanya tentang suatu hal (1977:471).

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang cara memperoleh informasinya melalui sumbernya secara langsung. Sehingga dalam hal ini penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user commit to user

2. Studi Pustaka Menurut Hermawan Wasito dalam buku Pengantar Metodologi Penelitian, yang terurai dalam buku laporan TA Stella N. Mengatakan bahwa studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data dari berbagai literatur, baik dari perpustakaan maupun dari sumber yang lain (2002:3).

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur yang ada, baik dari perpustakaan, buku pribadi atau tempat yang lain. Metode ini dapat membantu memperoleh data kepustakaan yang akan sangat menunjang nantinya.

3. Observasi Observasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengamatan: peninjauan sebelum diadakannya penelitian (Prof. Dr. J. S. Badudu dan Prof. Sutan M. Zain 1996:957).

Observasi ini dilakukan dengan peninjauan maupun pengamatan atas coorporate identity Nakamura Seitai sebelumnya. Observasi ini juga dilakukan kepada kompetitor Nakamura Seitai, sehingga dapat ditentukan mengenai metode analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) agar dapat diketahui kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang yang ada, serta ancaman yang akan atau harus dihadapi oleh Nakamura Seitai. Perbandingan ini dilakukan didasarkan dengan perbandingan di antara semua objek yang dikaji.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Dokumentasi Dokumentasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi dan bukti-bukti atau keterangan-keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan referensi yang lain ( Prof. Dr. J. S. Badudu dan Prof. Sutan M. Zain 1996:211).

Dokumentasi disini berguna sebagai bahan referensi penunjang dalam menyusun proses maupun perencanaan desain dan sebagai bukti konkret dan atau gambaran nyata yang ada, sehingga nantinya dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

5. Kuesioner Analisa data kuesioner ini disusun berdasarkan pengkajian hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yang merupakan kalangan remaja di Kota Solo. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi ( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Lawrence (1997) dalam bukunya mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel yang berasal dari teori probabilitas yakni pengambilan sampel secara yang dalam literatur Inggris disebut random sampling.

Melalui kuesioner, penulis berharap mendapat gambaran langsung mengenai ada atau tidaknya awareness dari kalangan remaja terhadap keberadaan Nakamura Seitai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perancangan

Perancangan bisa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam perkembangannya di Indonesia, kata „perancangan‟ digantikan dengan istilah „desain‟. Istilah ini melengkapi kata „rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan.

Dalam sebuah kalimat, kata „desain‟ bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja „desain‟ memiliki arti proses untuk membuat atau menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau bentuk nyata.

Dengan demikian proses perancangan adalah sebuah proses kreasi untuk mewujudkan obyek baru dengan tanpa menghilangkan fungsi serta elemen estetis dalam proses penciptaanya.

B. Desain Komunikasi Visual

Akar-akar istilah desain pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch, “Techne”, “Kunst”,

“Kagunan”, “Kabinangkitan”, “Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-bukti bahwa terdapat istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaannya belum menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek-aspek modernitas seperti yang dikenal sekarang (Agus Sachari, 2005:3).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara etimologis kata „desain‟ diduga berasal dari kata designo (bahasa Italia) yang artinya gambar (Jervis, 1984). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris di abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft (keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan antiindustri di Inggris pada abad ke-19, kata „desain‟ diberi bobot sebagai seni berketerampilan tinggi (art and craft). Pada awal abad ke-20,

„desain‟ mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula (Walter Gropius, 1919). Cenadi (1999:4) menjelaskan pengertian Desain komunikasi visual sebagai desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual.

Dalam perkembangannya di Indonesia, desain merupakan kata baru yang diadaptasi dari kata design (bahasa Inggris). Istilah ini melengkapi kata „rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan,

keluasan dan kewibawaan profesi (Agus Sachari, 2005:3). Hingga saat ini keilmuan seni rupa tetap secara konsisten dan formal mempergunakan istilah „desain‟.

Dari sejumlah definisi dan penjelasan yang dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan desain sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu karya yang khusus, bermakna, dan bermanfaat serta mudah diingat.

Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengaplikasikan kreativitas. Pengelompokan unsur-unsur dasar desain menurut Frank Jefkins (1997:245) adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan (unity) Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur-unsur desain akan terpecah berdiri sendiri- sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh

b. Keberagaman (variety) Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf, pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

c. Keseimbangan (balance) Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Ritme/irama (rhythm) Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

e. Keserasian (harmony) Suptandar (1995:19) mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya.

f. Proporsi (proportion) Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek atau komposisi (Kusmiati, 1999:19). Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin.

g. Skala (scale) Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya (Kusmiati, 1999:14). Skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam suatu desain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h. Penekanan (emphasis) Frank Jeffkin (1997:246) menyebut kan bahwa: “Dalam penekanan, all emphasis is no emphasis , bila semua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan. Adanya penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan. ”

Dari aspek keilmuan, desain komunikasi visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, penggunaan teknologi multimedia, dan teknik persuasi pada masyarakat. (Sachari, 2005:9)

Desainer komunikasi visual berusaha agar kebanyakan orang dalam target sasaran memberikan respon positif kepada pesan visual yang dirancang dan disampaikan. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus bersifat komunikatif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh sasaran perancangan tersebut. Berikut ini adalah hal-hal yang mejadi batasan dala perancangan desain komunikasi visual, antara lain:

1. Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual Ruang lingkup desain komunikasi visual, meliputi:

a. Desain Grafis Periklanan (Advertising)

b. Animasi

c. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)

d. Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics)

e. Desain Multimedia

f. Desain Grafis Industri (promosi)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain)

h. Cergam (komik), Karikatur, Poster

i. Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi

2. Fungsi Desain Komunikasi Visual Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.

a. Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh baik oleh produsennya maupun konsumennya.

b. Desain Visual Sebagai Sarana Informasi dan Instruksi Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang dijumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.

c. Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Presentasi dan Promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

3. Dasar Perancangan Desain Komunikasi Visual Pujiyanto (1998) dalam makalahnya berjudul Kreativitas dalam Merancang Desain Komunikasi Visual mengemukaan bahwa dalam penciptaan karya desain komunikasi visual terdapat berbagai masalah yang kompleks antara desainer dan klien, yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan fungsional. Untuk itu diperlukan beberapa pedoman mendasar, yaitu:

a. Pangsa Pasar Pangsa pasar merupakan kelompok yang dituju dalam menginformasikan sebuah pesan. Hal terpenting dalam hal ini adalah mengetahui latar belakang khalayak tersebut, baik dari segi usia, jenis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelamin, tingkat sosial, pendidikan, dan lainnya guna mendukung penetapan sebuah bentuk desain yang sesuai dan tepat bagi khalayak yang dituju sehingga dapat dimengerti dan dipahami.

b. Konsep Desain Konsep desain disebut sebagai inti pesan yang berfungsi sebagai tema utama dalam sebuah desain. Konsep desain merupakan jabaran lengkap mengenai isi desain beserta gambarannya dan alasan-alasan yang kuat dalam pemilihan sebuah bentuk desain.

c. Pesan Desain Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju.

d. Media Desain Media desain merupakan alat atau sarana yang dapat dipakai untuk memuat pesan sebagai bentuk akhir perancangan yang meliputi berbagai media untuk menyampaikan suatu desain agar dapat didengar atau dilihat oleh khalayak yang kemudian direspon. Dalam menentukan pemilihan media desain dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya yang berkaitan dengan sasaran yang ingin dituju, waktu, lokasi penempatan, dan efektivitas serta efisiensinya, karena masing-masing media memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Teori Promosi

Promosi merupakan salah satu variable IMC yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk serta memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada pembeli atau calon pembeli.

1. Pengertian Promosi Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bidang penjualan promosi dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan omzet pejualan.

Menurut Kotler (1992), promosi mencakup semua alat-alat bauran peasaran (marketing mix) yang peran utama nya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

Menurut Stanton (1993), promosi adalah sinonim dala penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada konsumen, menghimbau dan mepengaruhi khalayak ramai. Proosi erupakan bauren pokok dalam pemasaran modern. Adapun menurut Saladin (2003), promosi adalah salah satu unsure dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Promosi juga dapat dikatakan sebagai bagian dari pemasaran yang bertujuan untuk mendorong pembelian akan suatu produk barang dan jasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertentu. Terdapat empat elemen dasar dalam promosi yang disebut The Promotions Mix , yang terdiri dari:

a. Personal Selling Suatu kegiatan promosi bellow the line, kegiatan ini dilakukan untuk

mendapatkan impuls langsung dari masyarakat terhadap produk baru yang telah diluncurkan. Bentuk promosi ini dilakukan secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

b. Advertising Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam

menyampaikan dan mengemas pesan dengan menyewa ruang dan waktu untuk ditujukan kepada sasaran tertentu.

c. Sales Promotions Merupakan suatu kegiatan menawarkan dan emperkenalkan suatu produk

secara langsung kepada kosumen dan melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Dilakukan untuk meingkatkan dan mendorong penjualan secara langsung dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini biasa dilakukan dalam pameran dengan melalui media sales counter.

d. Public Relations dan Publicity Merupakan suatu kegiatan promosi yang dilakukan untuk mengetahui

kepuasan konsumen akan suatu produk tertentu. Dalam hal ini kegiatan yang bias dilakukan adala menyelenggarakan acara dimana konsumen dapat memberikan masukan bagi produsen, baik berupa kritik maupun saran. Dapat dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan mebuka layana telepon bebas pulsa untuk konsumen atau membuat kotak kritik dan saran yang ditujukan secara langsung untuk konsumen.

2. Tujuan Promosi Dalam setiap kegiatan promosi pasti terdapat tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Customer promotions Yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pelanggan untuk membeli.

b. Trade promotions Merupakan promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.

c. Sales-force promotions Adalah kegiatan promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.

d. Business promotions Merupakan promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.

3. Manfaat Promosi Dalam pelaksanaannya kegiatan promosi memiliki beberapa manfaat. Manfaat dari kegiatan promosi antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Dengan adanya promosi, komsumen dapat mengetahui berbagai macam pilihan produk. Hal ini akan memunculkan berbagai pilihan atau alternatif bagi konsumen.

b. Promosi suatu produk khususnya dalam bentuk iklan akan memunculkan kepercayaan oleh konsumen kepada produsen. Tampilan iklan yang megah dan berbagai ilustrasi promosi yang menarik akan meningkatkan kesan terpercaya pada perusahaan.

c. Promosi akan membuat konsumen menjadi ingat akan produk yang ditawarkan. Promosi yang unik dan menarik juga sesuai dengan target market -nya akan selalu elekat pada pikiran konsumen. Suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat

memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, sehingga pada masa yang akan datang penerima informasi akan dapat menjadi konsumen yang potensial bagi perusahaan tersebut.

D. Refleksiologi

Refleksologi adalah cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks atau zona atau mikrosistem di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya. Terapi itu dipercaya dapat memperkuat fungsi sistem limfatik yang mengusir racun dan zat berbahaya lain dari tubuh, sekaligus mengembalikan keseimbangan kimiawi tubuh dan meningkatkan imunitas. Refleksologi juga dapat memperbaiki keseimbangan potensi elektrikal dari berbagai bagian tubuh dengan memperbaiki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hanni Sofia, http://www.kapanlagi.com/h/0000139075.html ) Pengobatan refleksologi diyakini bekerja seperti halnya akupuntur, akupresur, dan shiatsu dalam mengembalikan keselarasan aliran energi vital sepanjang meridian. Refleksologi berfungsi merangsang timbulnya konteriritasi. Tubuh manusia secara alami mempercepat proses penyembuhan ketika menerima gangguan pada keseimbangannya, dan refleksologi mempercepat pemulihan tersebut.

Menurut teori refleksologi, titik-titik refleks di telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh, mulai dari kantung kencing, usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, sampai jantung. Bagian atau titik yang jumlahnya tak kurang dari 70 ini tersusun membentuk suatu peta tubuh di kaki. Kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, dan kaki kiri dengan tubuh bagian kiri. Dengan peta itu, pemijatan yang berhubungan dengan suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki. Bukan cuma gejalanya yang dihilangkan tapi juga penyebab gejala itu. Karena pemijatan melalui titik refleks di telapak kaki inilah, maka terapi pijat ini disebut pijat refleksi.

1. Pijat Refleksi Pijat refleksi telah dikenal sejak beberapa ratus tahun lalu dan dipraktikkan oleh orang-orang Cina dan Mesir. Pada tahun 1920-an William Fitzgerald, dokter THT di Connecticut, AS, menemukan pijat ini dan memperkenalkan kepada dunia kedokteran. Ilmu itu lalu dipopulerkan oleh dr. Starr White di Los Angeles. Sementara kita di tanah air mulai mengetahuinya berkat Hedi Masafret lewat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bukunya Good Health for The Future. Pijat refleksi pun semakin dikenal dan mendunia.

Penyebaran yang mendunia tersebut tentu tak lepas dari manfaat yang bisa diberikan pijat refleksi. Dengan pijat ini stres, nyeri, dan ketegangan bisa diusir. Kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Tidur bisa lebih berkualitas. Restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu. Cedera baru dan lama bisa disembuhkan. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Bahkan, rasa percaya diri dan harmoni bisa disegarkan.

Berikut fungsi dari pijat refleksi :

a. Pengusir Stres Penyebaran pijat refleksi telah mendunia, hal ini tak lepas dari manfaat pemijatan itu sendiri. Dengan pijat refleksi, menurut Rio Firdaus, ahli pijat refleksi, seseorang yang mengalami ketegangan, dan stres, ataupun nyeri badan, bisa diatasi. Tujuan pijat refleksi itu sebenarnya untuk membantu memperlancar peredaran darah, menghilangkan stres, rasa capek dan membuat tubuh segar dan sehat.

Dengan pijat refleksi, kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Sesmudah dipijat, tidur pun akan lebih lebih berkualitas. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Konon, rasa percaya diri dan harmoni bisa disegarkan. Bahkan bisa membantu restrukturisasi tulang, otot, dan organ. Termasuk menyembuhkan cedera baru dan lama.

Tentu, untuk mencapai semua itu, tak hanya sekali ikut pemijatan. Tak jauh berbeda dengan cara pengobatan lain atau pun terapi medis, untuk menjalani pijat refleksi perlu anjuran sang ahli.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Mendeteksi Penyakit Saat dipijat, ada orang yang tenang menikmati atau teriak-teriak karena kesakitan. Hal ini, menurut Rio, karena bagian yang dipijat berhubungan erat dengan bagian lain yang mengalami gangguan. Kaki merupakan tempat titik balik darah di dalam tubuh. Maka dengan pijat refleksi ini, gangguan penyakit pada organ tubuh pasien bisa terdeteksi. Misalnya, fungsi ginjal seseorang kurang baik, maka titik ginjal pada telapak kaki atau tangan akan terasa nyeri bila dipijat. Organ yang terganggu tersebut mungkin tidak merasakan pengaruhnya. Bahkan pijatan pelan saja dirasakan sakit oleh pasien. Ini menunjukkan ada gejala penyakit tertentu.

Sebenarnya, pijatan pada pijat refleksi biasa-biasa saja. Hanya pemijatan difokuskan pada titik tertentu pada kaki yang dipercaya berkaitan erat dengan organ dalam tubuh manusia. Jadi, pemijat akan merasakan semacam ada gumpalan seperti pasir pada titik sakit.

Pada kaki terdapat berbagai titik saraf, seperti titik saraf ginjal, paru-paru, jantung, liver, saluran kencing, kepala, lambung, mata, sinus dan telinga dan titik lain di bagian kaki. Setelah dipijat pasien biasanya kesakitan, disarankan untuk melakukan cek kesehatan ke dokter untuk mengetahui gangguan itu lebih pasti

c. Pelengkap Terapi Penyembuhan Pijat refleksi termasuk suatu terapi pelengkap atau alternatif berupa pemijatan daerah atau titik refleks pada telapak kaki atau tangan. Namun, umumnya pemijatan dilakukan pada telapak kaki. Alasannya, telapak kaki lebih peka dibandingkan dengan tangan, karena tangan lebih sering beraktivitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga kepekaannya berkurang. Di samping itu, telapak kaki lebih luas, dan karena itu jarak antartitik pemijatan lebih jauh.

Menurut teori refleksiologi, titik-titik refleks di telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh, mulai dari kantung kencing, usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, sampai jantung. Bagian atau titik yang jumlahnya tak kurang dari 70 ini tersusun membentuk suatu peta tubuh di kaki. Kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, dan kaki kiri dengan tubuh bagian kiri.

Dengan peta itu, pemijatan yang berhubungan dengan suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki. Bukan cuma gejalanya yang dihilangkan tapi juga penyebab gejala itu. Karena pemijatan melalui titik refleks di telapak kaki inilah, maka terapi pijat ini disebut pijat refleksi.

Untuk membuat badan sehat dan segar, para ahli refleksi tak hanya memijat kaki atau tangan tapi juga memijat bagian-bagian tubuh lainnya. Misalnya pijatan di tangan, pundak, punggung, pinggang, untuk menghilangkan kelelahan. Bisa juga pijatan itu untuk mengetahui keadaan saraf-saraf mata. Setelah menjalankan refleksi, tubuh terasa lebih ringan dan sedikit mengantuk.

Hal ini karena tubuh jadi lemas. Biasanya, pemijatan memakan waktu 75 menit hingga 1,5 jam. Disarankan, orang yang mengalami gangguan pada organ tubuh sebaiknya melakukan pemijatan secara rutin, misalnya sekali dalam seminggu. Selain itu, pola makan dan konsumsi makanan juga perlu diperhatikan. Pasien yang mengalami gangguan akan terbantu kesembuhannya jika rutin melakukan pijat, mengatur pola makan dan konsumsi makanan yang benar dan bergizi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Metode Pemijatan Ada dua metode yang biasa digunakan dalam pemijatan, dengan menggunakan jari tangan ataupun stik. Metode memijat daerah refleks memakai jari tangan berasal dari Taiwan. Caranya, dengan menekan buku jari telunjuk yang ditekuk pada zona refleksi. Sedangkan metode kedua diperkenalkan oleh Benjamin Gramm dengan menggunakan alat bantu berupa stik kecil untuk menekan zone refleksi.

Jika menggunakan stik, titik yang dipijat lebih mengena meski agak terasa sakit. Selain itu, dengan menggunakan alat bantu, pijatan yang dilakukan bisa lebih kuat, tepat sasaran, dan tidak melelahkan. Terlebih jika dalam sehari, cukup banyak orang yang akan dipijat.

Bagi para terapis yang memijat dengan jari tangan, saat memijat akan terasa ada semacam butiran-butiran pasir bila pada organ yang dipijat ada gangguan. Kalau „pasir‟ itu smudah tidak dirasakan lagi saat dipijat, berarti smudah agak membaik. Tentu saja, perbedaan rasa ini tidak dirasakan bila terapis menggunakan alat bantu dalam memijat.

Kedua metode tersebut, baik dilakukan dengan ujung jari atau stik, telah berkembang di Eropa dan Amerika. Keduanya sama-sama bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Dengan pijat ini, organ tubuh selalu dibuat siaga atau daya tahannya selalu dalam keadaan prima. Pasien harus rutin menjalani pijat refleksi agar organ dan daya tahannya bagus. Jadi, organ dirangsang dan dipacu terus jika sering dipijat. Tak perlu takut ketagihan dan terus menerus dipijat refleksi. Sebab pijat refleksi tidak ada efek sampingnya. Jika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ternyata pasien tidak ada keluhan atau rasa sakit, pemijatan diberikan untuk memberi efek penyegaran dan relaksasi.

Pemijatan yang baik harus melewati tahapan-tahapan tertentu agar hasilnya optimal, berikut ialah tahapan dalam pemijatan:

a. Sebelum dipijat, kaki terlebih dahulu direndam air hangat yang diberi minyak essensial sejenis garam tapi wangi. Gunanya untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di kaki.

b. Setelah itu, kaki dilap dan dilakukan pemanasan. Kaki digoyang-goyangkan, diputar ke kanan dan ke kiri, penekanan dan penarikan ke depan dan ke belakangan.

c. Kaki dioles dengan minyak tropikal yang memiliki efek relaxing.

2. Terapi Seitai Ilmu pengobatan China hadir di Jepang sekitar 1500 tahun yang lalu ketika para pendeta Buddha datang ke Jepang untuk menyebarkan agama. Mereka juga sekaligus membawa tradisi pengobatan dan naskah-naskah kuno yang menjadi dasar pengobatan tradisional Jepang. Salah satunya yang terkenal bernama Chi So, datang pada tahun 562 membawa 160 buku tentang pengobatan China. Sekitar tahun 701-702, institusi pendidikan kesehatan Jepang pertama kali didirikan. Pada masa itu, seorang akupunturis memerlukan waktu 7 tahun untuk memperoleh gelarnya, sedangkan terapi pijat memerlukan waktu 3 tahun.

Di era Kamakura - Muromachi (1185 – 1574), dukungan pemerintah terhadap pengobatan tradisional Jepang sangatlah kurang, tetapi rakyat tetap menjalankan praktek anma (pijat), akupuntur, dan moxabustion (terapi dengan panas).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ilmu pengobatan Jepang mulai berkembang pesat pada masa Edo (1602- 1868), dan banyak teknik baru berkembang termasuk Seitai. Pada waktu itu, penelitian Seitai dilakukan oleh para ahli pengobatan Jepang dengan membedah mayat dan mencari hubungan semua otot yang ada di dalam tubuh manusia. Mereka berhasil memetakan hubungan tulang belakang dengan organ-organ dalam manusia.

Sejak saat itu ilmu pengobatan seitai diwariskan secara turun menurun. Guru besar dari Seitai modern adalah Haruchika Noguchi (1911-1976). Beliaulah yang membuat Seitai menjadi sangat populer di Jepang maupun di manca negara. Salah satu muridnya adalah Okajima Sensei yang sangat terkenal di Jepang pada saat ini. Nakayama Sensei juga merupakan tokoh besar di dunia Seitai yang berjasa membuat Seitai menjadi terkenal di seluruh dunia terutama di Eropa. (Gus Minging D.S., www.nakamura-info.com )

E. Psikologi Remaja

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja.

Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting bahkan Erik Erikson (1998) menyatakan bahwa seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.

1. Karakteristik Masa Remaja Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Masa remaja adalah periode yang penting Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

minta yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap- sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.

c. Masa remaja adalah periode perubahan Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu,

1) Peningkatan emosionalitas

2) Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual

3) Perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru

4) Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.