BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATENKOTA - DOCRPIJM a329879de1 BAB VIBAB 6

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN/KOTA

6.1 Kerangka Kelembagaan Kota Tomohon
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kota Tomohon
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Cipta Karya Kota Tomohon yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kota Tomohon sesuai
dengan kewenangan desentralisasi di daerah.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas
tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis. Susunan
organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta
Karya Kota Tomohon terdiri dari:

a. Kepala Dinas;
b. Bagian Sekretariat:
1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset;
3) Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum

c. Bidang Cipta Karya:
1) Seksi Perencanaan dan Pengaturan;
2) Seksi Pengelolaan dan Pembangunan;
3) Seksi Pengendalian dan Pembinaan.
d. Bidang Bina Marga:
1) Seksi Perencanaan dan Pengaturan;
2) Seksi Pengelolaan dan Pembangunan;
3) Seksi Pengendalian dan Pembinaan
4) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
e. Sumber Daya Air:
1) Seksi Perencanaan dan Pengaturan;
2) Seksi Pengelolaan dan Pembangunan;
3) Seksi Pengendalian dan Pembinaan
f. Bidang Kebersihan dan Pertamanan:
1) Seksi Kebersihan dan Persampahan;
2) Seksi Pertamanan dan Pemadam Kebakaran.

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas:

1) UPTD Wilayah I Manado – Bitung - Minut;

2) UPTD Wilayah II Tomohon – Minahasa – Minsel - Mitra;
3) UPTD Wilayah III Bolaang Mongondow;
4) UPTD Wilayah IV Sangihe;
5) UPTD Wilayah V Talaud;

KEPALA DINAS
IR. ENOS A. A. PONTORORING, MSi
NIP. 19630418 199603 1 001

SEKRETARIS
MARTHEN T. WENUR, ST
NIP. 19650306 199803 1 006

KEPALA BIDANG
CIPTA KARYA
DEBBY CH. KOJONGIAN, ST
NIP. 19711205 200212 2 005


KEPALA SEKSI

KEPALA SEKSI

KEPALA SEKSI

PERENCANAAN DAN
PENGATURAN

PENGELOLAAN DAN PEMBANGUNAN

PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN

IVONNE G. J. PALIT, ST

ALEX PONTOH, AMd
NIP. 19580907 198909 1 002

JHONNEDDY H. ERING,SST


NIP. 560 016 910

PELAKSANA

PELAKSANA

PELAKSANA

JERRY E. ITEM, ST
NIP. 19770328 200802 1 001

TARCISIUS N.I. TUJU, SST
NIP. 19680627 198909 1 002

ARGEMIRO S.L TULANDI, ST
NIP.19820614 201101 1 001

YOANE M. I. PITOY, ST
NIP. 19810129 201001 2 002


WULAN M. D. KALESARAN, ST
NIP. 19831206 201001 2 007

ALEX KALALO
NIP. 19620910 199403 1 005

Gambar 6.1 Struktur Organisasi Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum

Struktur Organisasi
Kepala Dinas

: JOICE C. L. TAROREH, ST, MSi/NIP. 19710926 199603 2 005

Sekretaris : Drs. G. E. M TANGKAWAROW/NIP. 19660527 199703 1 004
Kabid CK : YETTY M. R. SARUAN, ST/NIP. 19720907 200212 2 005

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Kasie Perencanaan dan Pengaturan : JOHNNEDDY H. ERING, SST/NIP. 19690128 198909
1 001

Pelaksana : 1. ARGEMIRO S. L. TULANDI, ST/NIP. 19820416 201102 1 001
Kasie Pengelolaan dan Pembangunan : MARIANA K. KOJONGIAN, ST/NIP. 19720914
201001 2 002
Pelaksana : YOANE M. I. PITOY, ST/NIP. 19810129 201001 2 002
Kasie Pengendalian dan Pembinaan : TARCISIUS N. I. TUJU, SST/NIP. 19680627 198909 1
002
Pelaksana : 1. WULAN M. D. KALESARAN, ST/NIP. 19831206 201001 2 007

2. ALEX KALALO/NIP. 19620910 199403 1 005

Tabel 6.1 Jumlah, Kualitas Karyawan dan Kebutuhan Pelatihan

Nama
Pegawai

Lembaga
(Bappelitbangda
dan Dinas PU)
BAPPEDA
BAPPEDA

BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA

Jabatan
Struktural

Golongan

Umur

Tingkat
Pendidikan

Ketua

S-2

Sekretaris


S-1

Kabid. Fispra

S-1

Kasie….

S-1

Kabid….

S-1

Kaur…

S-1

Kasie….


S-1

Kaur…

S-1

Kasie….

S-1

Kabid….

S-1

Kaur…

S-1

Dinas PU
Dinas PU


Kepala

S-2

Sekretaris

S-1

Dinas PU

Kabid Cipta
Karya

S-1

Dinas PU

Kasie….


S-1

S-1

Dinas PU

Kabid….

Dinas Kebersihan

BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA

Dinas PU
Dinas PU

Kaur…

S-1

Kasie….

S-1

Kepala

S-2

PengalamanJa

batan yang
Lalu

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Nama
Pegawai

Lembaga
(Bappelitbangda
dan Dinas PU)
Dinas Kebersihan

Jabatan
Struktural

Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan

BPLH
BPLH
BPLH
BPLH

Golongan

Umur

Sekretaris

S-1

Kabid …

S-1

Kabid …

S-1

Kasie….

S-1

Kasie….

S-1

Kepala

S-2

Sekretaris

S-1

Kabid …

S-1

Kasie….

BPLH

Tingkat
Pendidikan

PengalamanJa

batan yang
Lalu

S-1

Dll

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Latar Belakang Manajemen yang Menduduki
Jabatan Struktural di BAPPEDA, Dinas PU, Dinas Kebersihan, BPLH & PDAM Kota Tomohon

Nama
Pegawai
Nama
Pegawai 1
Nama
Pegawai 2
Nama
Pegawai 3
Nama
Pegawai 4
Nama
Pegawai 5
Nama
Pegawai 6
Nama
Pegawai 7
Nama
Pegawai 8
Nama
Pegawai 9
Nama
Pegawai 10
Nama
Pegawai 11

Lembaga
(Bappeda
dan Dinas
PU)

Jabatan
Struktural

Umur

Tingkat
Pendidikan

Ketua

xx

S-2

Sekretaris

xx

S-1

Kabid….

xx

S-1

Kasie….

xx

S-1

Kaur…

xx

S-1

Kabid….

xx

S-1

Kasie….

xx

S-1

Kaur…

xx

S-1

Kabid….

xx

S-1

Kasie….

xx

S-1

Kaur…

xx

S-1

Golongan

Pengalaman
Jabatan yang
Lalu
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..
Seksi…..

Tabel 6.3 Peralatan Kantor dan Kendaraan Bermotor

Jenis Peralatan Kantor dan
Kendaraan Bermotor

Jumlah
(Unit)

Baik

Kondisi
Kurang

Pemanfaatan
Kurang
Cukup
Padat

Keterangan

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Peralatan Kantor
Komputer
Filling Kabinet
Meja
Kursi
Meja Gambar
Mesin Hitung
dll…
Kendaraan Bermotor
Sedan
Jeep
Pickup
Mini bus
Bus Pegawai
Truk
Mobil Tangki
Sepeda Motor
Tempat Kerja
Luas Bangunan (m2)
Luas Lantai Ruang Kantor (m2)

7.4.1 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan
SPM (Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Daerah, UPT, kelompok masyarakat) di
Kota Tomohon dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada
melalui:

pelatihan; peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas

terkait, memperkuat PDAM, membentuk UPT/ BLU, memberdayakan kelompok
masyarakat, dst.
Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan
(PDAM) di Kota Tomohon dilakukan melalui penyehatan PDAM, regionalisasi PDAM,
penyesuaian tarif, peningkatan SDM, dst.
Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan
dengan penyelenggaraan SPAM di Kota Tomohon dilakukan dengan cara penyusunan
PERDA/ mengimplementasikan Peraturan Menteri (Permen) yang ada menjadi PERDA
dan mengimplementasikan NSPM,dst.

Tabel 6.4 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah Terkait dengan RPIJM

No

1.
2.
3.

NAMA
LEMBAGA

MERUPAKAN
BADAN
HUKUM

LSM ”A” LSM
”B” LSM ”C”

Bukan
Ya
Ya

BENTUK
LEMBAGA
Non Profit
Non Profit
Non Profit

TUJUAN
ORGANISASI
Sosial
Sosial
Sosial

PERAN

Program
PLP Hidran
Umum

PROGRAM/
PROYEK YANG
TELAH/AKAN
DILAKSANAKAN
Persampahan

BIAYA
(Rp.)

SUMBER
DANA

......... ..........
..........

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Drainase

7.1 Masalah, Analisa dan Usulan Program
7.3.1 Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi dalam kelompok-kelompok lembaga antara lain:

➢ Belum optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi dari lembaga penyelenggara
RPIJM yang meliputi tugas dan wewenang dan tanggung jawab instansi. Selain
itu masih-masing instansi yang terlibat dalam penyelenggaraan RPIJM di Kota,
yaitu BAPPEDA, Dinas PU, Dinas Kebersihan, PDAM dan BPLH minim dalam
melakukan koordinasi;
➢ Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah Kota
Tomohon masih belum efektif dan kurang jelas;
➢ Sumber daya manusia yang penyelenggara RPIJM kualitasnya sudah baik
namun kurangnya kuantitas dalam hal pembinaan dan pelatihan;
➢ Sarana penunjang berupa prasarana kantor baik dari segi kualitas dan
kuantitas dirasa masih kurang dalam menunjang kegiatan.

6.3.2 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan yang dipergunakan dalam mengakji masalah kelembagaan
di Kabupaten Minahasa antara lain menyangkut:

➢ Analisis organisasi yang digunakan adalah analisis SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity, Threat);
➢ Analisis mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku;
➢ Analisis mengacu kepada kebutuhan penyelenggaraan RPIJM.

Tabel 6.5 Analisis SWOT

Strength (Kekuatan) (S)

Weakness (Kelemahan) (W)

12345

12345

Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

12345

12345

12345

Threats (T)
12345

Strategi ST
12345

Strategi WT
12345

STRATEGI

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
7.4.2 Usulan Program
Usulan program untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan ini antara lain
dengan:

➢ Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, dimana setiap instansi terkait
penyelenggaraan

RPIJM

sudah

dapat

menguraikan

tentang

rincian

kewenangan, tugas dan tanggung jawab instansi yang terkait dengan
penyelenggaraan pembangunan prasarana kota.
➢ Ketatalaksanan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah, menguraikan
kebutuhan

pembentukan

peraturan

daerah

baru

untuk

mendukung

penyelenggaraan program pembangunan prasarana kota di Kota Tomohon.
➢ Peningkatan Sumber Daya Manusia
Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas
(capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia
(SDM) dari aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan tersebut.Peningkatan
SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan
kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan
SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya.Untuk mendukung peningkatan SDM
ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan
profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM
dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Selain itu juga
menguraikan tentang usulan penambahan tenaga atau mengusulkan kebutuhan
training.

➢ Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja
Dimana program kegiatan peningkatan prasarana dan sarana kerja merupakan
usulan tentang penambahan kebutuhan akan prasarana dan peralatan yang
dibutuhkan di Kota Tomohon.

i.

Potensi dan persoalan terkait dengan organisasi dan tata laksana
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan ProgramReformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalahstruktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah
yang menangani bidang Cipta Karya.
Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya,
informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
1.

Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi

Pemerintah Kabupaten/Kota.
2.

Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.

3.

Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang

Cipta Karya saat ini.
4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya
dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk
peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu
dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat
daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan
dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan,
perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi
dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan
hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam
keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau
duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin
keselarasan program dankegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah
Kabupaten/kota, khususnyamenyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja,
perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan
kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan
tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan
tugasnya. Dengan mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi
SOP Bidang Cipta Karya di daerah.

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
ii.

Analisis kebutuhan SDM dibandingkan dengan kondisi eksisting
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem
manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari
segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di
keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya.
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui
permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat
dijawab adalah sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi
jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang
Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat
kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan
bidang cipta karya?

6.2 Kerangka Regulasi
Bagian ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan
regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta
kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan
dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2-JM pada pemerintahan
kabupaten/kota.
1.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya,
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi,
maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan
faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupantugas yang meliputi
sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah
kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang
bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana
penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah
bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang
wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban
untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta
Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi “(1) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusanpemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan
daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang
pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang
wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM
sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi

Daerah

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan,
Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang
diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan
paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 6.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan
kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan
dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan
standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai
instansi.Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi
pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme
kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas
kinerja.

5.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap
danberkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka
pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah
daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai
sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar
birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan
dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program,
yaitu :
1.

Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen

perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi
manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2.

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3.

Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan

fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana,
pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4.

Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan

fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5.

Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system rekrutmen

pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen
individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU);

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada
gambar 7.2 berikut ini

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon

Gambar 6.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6.

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua
instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan
untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai
menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu
diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan
prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang
menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang
ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari
beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya
untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung
jawab

dalam

penyelenggaraan

pelayanan

dasar

bidang

PU.Koordinasi

dan

penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang
baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat
daerah.Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah
Peraturan Daerah (Perda).Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan
dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9.

Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasaruntuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standarpelayanan
minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan
tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang
keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,
persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi
Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan
formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus
diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam
keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan
perkotaan.

Review RPIJM 2015 – 2019
Kota Tomohon
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan
peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya
untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan
pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya.
Dengan adanya suatukelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah
pada bidang/subbidang CiptaKarya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja
pelayanankelembagaan.