MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN - Test Repository

  Manajemen

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd 2015

LEMBAGA PENDIDIKAN

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN

  © Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd; Temanggung, 2015 xii + 384 Halaman; 14,5 X 21 cm

  ISBN: 978-602-14834-0-4 Cetakan I: 2015 Penata Isi: lu_cy Desain Cover: Agung Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk

apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi,

rekaman dan lain-lain tanpa izin dari penerbit Penerbit: Aswaja Pressindo Anggota IKAPI No. 071/DIY/2011 Jl. Plosokuning V No. 73 Minomartani, Ngaglik, Sleman Yogyakarta Telp.: (0274) 4462377 e-mail: aswajapressindo@gmail.com aswajapressindo@yahoo.com Website: www.aswajapressindo.co.id

  

PENGANTAR

Prof. Dr. H. Mansur, MA

Assalamu’alaikum wr.wb.

  Rasa puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan beberapa nikmat sehingga dapat melaksanakan tugas hidup di dunia ini yakni beribadah kepada Allah antara lain dengan menjunjung tinggi pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam khususnya. Pendidikan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik harus dilengkapi dengan perencanaan yang baik, sampai dengan pengawasan yang baik, oleh karena itu dalam pendidikan diperlukan manajemen. Untuk mendukung hal itu maka diperlukan lit- erature atau buku yang mengupas tentang manajemen dalam lembaga pendidikan, maka sangat tepat penulis pada kesempatan ini menyuguhkan buku yang berkaitan dengan hal tersebut. Buku ini diharapkan dapat memungkinkan pembaca untuk melakukan peninjauan dan perumusan kembali manajemen kependidikan yang melandasi penye- lenggaraan pendidikan secara umum maupun pendidikan dalam nuansa Islam sekarang ini, agar penyelenggaraan pendidikan lebih dinamis, akan tetapi tetap bersandar pada nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  Salah satu cermin dan citra ilmiah yang paling solid dalam kehidupan dunia kampus atau suatu lingkungan lembaga ilmiah adalah sebuah buku. Sebab melalui buku orang dapat menambah pengalaman ilmiah seperti memperluas wawasan, memperluas cakrawala berpikir, orang menjadi kritis atau sekurang-kurangnya berpindah dari tidak mengetahui menjadi orang mengetahui. Dengan memanfaatkan buku sebagai sebuah informasi, orang bahkan dapat mengkaji dan menemukan dinamika tertentu dan kemudian terdorong untuk merancang sesuatu atau bertindak untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik dan berguna baik bagi dirinya, bangsa dan negaranya. Sebagai suatu kewajiban moral bagi setiap insan kampus untuk senantiasa memunculkan minat, motivasi, dan meningkatkan kemauan untuk selalu melekat- kan diri pada buku, untuk menghadirkan buku yang dibutuhkan masyarakat. Persembahan ini bukan hanya sebagai cermin sisi kreatif seorang ilmuan, tetapi juga sebagai pertanggungjawaban keberadaannya dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencarian hakekat pendidikan merupakan persoalan akademis yang tidak pernah mengenal titik akhir. Lebih-lebih dalam era perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini, pendidikan makin dirasakan tidak mampu berpacu dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Karena itu setiap upaya kearah pencarian sistem pendidikan yang mampu merespon tuntutan masyarakat perlu mendapatkan dukungan. Buku-buku tentang manajemen pendidikan tidaklah terlalu banyak diterbitkan. Padahal informasi baru tentang bidang ini juga sangat dibutuhkan khalayak, terutama bagi mereka yang bergelut terhadap dunia pendidikan. Untuk itulah kiranya penulis buku ini merasa terpanggil untuk mengantisipasi dan mengisi kekosongan atau kelowongan ini. Hal tersebut sebagai realisasi tanggung jawab untuk dapat memenuhi kebutuhan

  Pengantar

  buku tentang manajemen lembaga pendidikan yang memaparkan manajemen pendidikan pada umumnya maupun pendidikan khusus yang bernuansa Islam.

  Mudah-mudahan buku ini menjadi sebuah sumbangsih yang bermanfaat bagi para mahasiswa, guru, dan masyarakat pada umumnya yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa. Semoga kehadiran buku ini akan memberi manfaat ganda.

  

Pertama, akan diterima Allah SWT sebagai ilmu yang

  bermanfaat bagi penulis, akan tetap mendapatkan pahala walaupun sudah meninggal dunia. Kedua, diharapkan akan dapat diterima sebagai sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan . Dengan segala keterbatasan dan kekurangannya yang masih ditemui dalam buku ini, tidak akan mengurangi maksud dan tujuan awal dari penulis, dan sekali lagi semoga bermanfaat dan mendapatkan ridla Allah SWT. Amin.

  Wassalamu’alaikum wr.wb.

   Salatiga, Januri 2015 Prof.Dr.H. Mansur, M.A.

  Guru Besar IAIN Salatiga

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

PENGANTAR PENULIS

  yukur kehadirat Allah SWT yang telah memercikkan setetes dari keluasan lautan ilmu-Nya, sehingga

  S

  penulisan buku Manajemen Lembaga Pendidikan ini dapat diselesaikan.

  Buku ini merupakan salah satu sarana ikhtiar membantu para mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan yang disusun berdasarkan silabi yang ada dan pengembangannya yang disesuaikan dengan pendidikan kekinian.

  Pengembangan lembaga pendidikan memerlukan seni dan ilmu tersendiri. Sehingga objek kajian manajemen pendidikan sangat penting dipelajari secara sistematis dan mendalam untuk selanjutnya diimplementasikan dalam aktivitas dan proses pendidikan, baik dalam lembaga pendidikan secara umum maupun lembaga-lembaga pendidikan yang lainnya.

  Buku ini menawarkan berbagai pemikiran konseptual- teoritik dan aplikasi-praktik untuk memudahkan guru atau pendidik dalam menerapkannya di sekolah. Pada bagian

  

pertama memaparkan konsepsi dasar manajemen pendidikan;

  bagian kedua, mengungkapkan ruang lingkup manajemen pendidikan yang meliputi objek kajian manajemen lembaga

  Pengantar Penulis

  pendidikan dan bidang garapan manajemen pendidikan yang merupakan dapur intinya yang terdiri dari 8 (delapan) bidang garapan manajemen pendidikan di sekolah. Bagian ketiga membahas fungsi-fungsi manajemen dimana didalam pengelolaan lembaga pendidikan terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Pada bagian

  

keempat mengupas kewenangan lembaga pendidikan untuk

  mengembangkan aktivitas pendidikan yang lebih akuntabel melalui Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu suatu program pengembangan lembaga pendidikan dan peningkatan mutu sekolah dengan merumuskan sistem pendidikan yang berbasis pada kultur masyarakat dan muatan lokal diwilayah tertentu.

  Bagian kelima mengkaji peran dan pentingnya keberadaan pemimpin atau manajer dalam suatu lembaga pendidikan. Bagian keenam, memaparkan suatu terobosan untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui TQM, yaitu manajemen mutu terpadu, merupakan salah satu pilihan yang tepat dalam pengelolaan lembaga pendidikaan saat ini. Dalam teori ini menawarkan manajemen perbaikan terus-menerus meliputi produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

  Pada bagian ketujuh, delapan dan sembilan, memfokuskan pada kajian lembaga pendidikan bernuansa Islam meliputi pendidikan Islam diera globalisasi dan pengelolaan pendidikan di madrasah maupun pesantren.

  Sedangkan pada bagian kesepuluh dan sebelas, menguraikan pengelolaan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini bertujuan memberikan bekal kepada calon guru maupun guru agar terampil mengelola perpustakaan sekolah.

  Dalam penyusunan buku ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, terutama Prof.Dr.H.Mansur,MA yang telah memberikan pengantar buku ini dan kontribusi pemikiran tentang manajemen lembaga pendidikan Islam. Kemudian

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  Wiji Suwarno, S.PdI,MSi yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam manajemen pengelolaan perpustakaan dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, tidak lain penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya dan doa, semoga Allah SWT memberi berkah atas amal usahanya. Amin.

  Karya ini penulis persembahkan sepenuhnya untuk keluarga tercinta, khususnya Drs.H.Ibnu Maksum Jaiz,MPd (suami) sebagai mitra diskusi yang kritis dan tajam serta anak- anakku Ikhma Novia Ummi Hana dan M.Irfan N.Fajar Albana yang menjadi sumber inspirasi dan tumpuan harapan penulis.

  Akhirnya, ada secercah harapan yang senantiasa digantungkan, yaitu mudah-mudahan buku ini dapat memberikan sedikit sumbangan berharga bagi pengembangan pendidikan, terutama sebagai bekal mengelola pendidikan bagi calon guru maupun guru yang sudah bertugas. Apresiasi dalam bentuk kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan buku ini.

  Temanggung, Januari 2015 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

Pengantar Prof. Dr. H. Mansur, MA ........................... iii

Pengantar Penulis .........................................................vi

Daftar Isi ....................................................................... ix

  BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN....... 1 A. Pengertian Manajemen Pendidikan .......................... 1 B. Urgensi Manajemen Pendidikan .............................. 5 C. Model Manajemen Dalam Pendidikan ..................... 8 D. Prinsip-prinsip Manajemen .................................... 18 E. Perkembangan Teori Manajemen ........................... 22 F. Isu-isu Manajemen Pendidikan .............................. 30 BAB II RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN .. 34 A. Obyek Kajian Manajemen Lembaga Pendidikan .... 34 B. Bidang Garapan Manajemen Pendidikan ................ 36

  1. Manajemen Peserta Didik ............................... 37

  2. Manajemen Kurikulum ................................... 55

  3. Manajemen Personalia .................................... 71

  4. Manajemen Sarana dan Prasarana ................... 82

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  5. Manajemen Pembiayaan Pendidikan ............... 91

  6. Manajemen Tata Usaha (Tata Laksana) Pendidikan .................................................... 100

  7. Manajemen Humas ....................................... 107

  BAB III PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ........................ 119

A. Perencanaan ......................................................... 120 B. Struktur Organisasi dan Job Description ............. 125 C. Komunikasi dan Koordinasi ................................. 131 D. Pengawasan dan Pengendalian ............................. 132 E. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah 137 BAB IV MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) ........ 145 A. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ...... 145 B. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .. 149 C. Sasaran dan Strategi Peningkatan Kualitas Melalui MBS ......................................................... 153 D. Kendala-kendala Penerapan MBS ......................... 158 E. Indikator Keberhasilan Penerapan MBS ............... 160 BAB V KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ........................... 161 A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan ........... 161 B. Pendekatan Kepemimpinan.................................. 165 C. Fungsi Kepemimpinan ......................................... 169 D. Gaya Kepemimpinan ............................................ 177 E. Kepemimpinan Pendidikan .................................. 192

  Daftar Isi

  BAB VI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

DALAM PENDIDIKAN ............................................ 208

A. Konsep Total Quality Management ...................... 208 B. Prinsip Total Quality Management ...................... 222 C. Penerapan TQM Dalam Pendidikan ..................... 226 D. Pemimpin Pendidikan Dalam Manajemen Mutu . 233 BAB VII PENDIDIKAN ISLAM DALAM ERA

GLOBALISASI ........................................................... 237

A. Arti Pentingnya Pendidikan Islam ........................ 237 B. Globalisasi dan Tantangan Pendidikan Islam ....... 241 C. Peran Pendidikan Islam di Era Globalisasi ........... 246 D. Pentingnya Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam .................................................. 249 E. Perlunya manajemen dalam Lembaga Pendidikan Islam .................................................................... 252 F. Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Era Globalisasi ....................................... 257 BAB VIII MANAJEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKAN

MADRASAH .............................................................. 261

A. Keberadaan Madrasah dari Berbagai Pandangan .. 261 B. Proses Manajemen dalam Pengelolaan Madrasah . 269 C. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

  di Madrasah ......................................................... 270

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  BAB IX MANAJEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKAN

PESANTREN ............................................................. 275

A. Makna Pesantren .................................................. 275 B. Perencanaan dalam Pendidikan Pesantren ........... 281 C. Pengorganisasian dalam Pendidikan Pesantren .... 303 D. Kepemimpinan dalam Pendidikan Pesantren ....... 305 E. Pengendalian dalam Pendidikan Pesantren .......... 306 F. Lembaga Pendidikan Pesantren Sub Sistem Pendidikan Islam .................................................. 307 BAB X MANAJEMEN PERPUSTAKAAN ........................... 322 A. Konsep Dasar Perpustakaan ................................. 322 B. Perpustakaan Sebagai Sumber Daya Informasi .... 324 C. Antara Perpustakaan, Lembaga Pendidikan dan Informasi .............................................................. 325 D. Pengertian Perpustakaan ...................................... 326 E. Fungsi Perpustakaan ............................................ 330 BAB XI PENGELOLAAN BAHAN PUSTAKA

JENIS BUKU .............................................................. 332

A. Pengadaan Bahan Pustaka .................................... 332 B. Pengolahan Bahan Pustaka ................................... 334

DAFTAR PUSTAKA .................................................. 377

TENTANG PENULIS ................................................ 383

BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN A. Pengertian Manajemen Pendidikan Istilah manajemen mempunyai konotasi dengan kata

  pengelolaan maupun administrasi. Kata pengelolaan merupakan terjemahan dari management dalam bahasa Inggris,tetapi secara substansif belum mewakili, sehingga kata management dibakukan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen. Sedangkan kata administrasi apabila ditinjau dari penggunaannya lebih condong pada konteks ketatalaksanaan pendidikan; istilah manajemen lebih sering digunakan dalam konteks pengelolaan pendidikan, seolah-olah menggantikan istilah administrasi setelah munculnya gerakan manajemen berbasis sekolah.

  Oteng Sutisna (1999) menyatakan bahwa administrasi lebih sesuai digunakan untuk lembaga-lembaga di bidang sosial seperti pendidikan,pemerintahan,rumah sakit dan sejenisnya, sehingga pemimpinnya disebut administrator. Sedangkan manajemen cenderung digunakan oleh lembaga- lembagaatau organisasi yang bersifat komersil,seperti misalnya di bidang industri atau perusahaan, sehingga pemimpinnya dinamakan manajer.Pendapat Mantja (2000) berbeda dengan argumen sebelumnya, bahwa dalam studi

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  kepustakaan secara umum ada kecenderungan manajemen merupakan bagian dari administrasi.Manajemen mengacu pada hal-hal yang bersifat tehnis, sehingga ada istilah manajerial tehnis.Keterampilan-keterampilan manajerial tehnis merupakan hal-hal mendasar yang memperkuat kegiatan administrasi yang dilakukan oleh administrator, meliputi perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengendalian.

  Pada kenyataannya penerapan kedua istilah tersebut tidak konsisten, buktinya lembaga pemerintah seperti BUMN dan BUMD menggunakan istilah manajer untuk pemimpinnya (Husaini, 2008). Sebenarnya para pakar pendidikan sekaligus penggagas manajemen pendidikan sudah menetapkan bahwa istilah manajemen pendidikan merupakan pengganti administrasi pendidikan karena dianggap mempunyai nilai komersial dan lebih bergengsi. Oleh karenanya istilah manajemen pendidikan lebih banyak digunakan dari pada istilah administrasi pendidikan.

  Adapun pengertian manajemen sebagaimana dikemu- kakan oleh beberapa ahli berikut ini, A.F.Stoner mengemu- kakan manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (1982: 8). Definisi tersebut senada dengan pendapat Terry dalam buku Principle of Management,bahwa “Management is distinct process consist-

  

ing of planning,organizing,actuating and controlling,performed to

determine and accomplish stated objective by the use of human being

and other recorces”. (1977: 4). Menurut Terry tersebut bahwa

  manajemen adalah proses yang terinci tentang perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  Robbins (1996: 8) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisien melalui orang lain. Sedangkan Jonshon dalam Made Pidarta (1998: 15) memberikan definisi manajemen hampir sama dengan pendapat Robbins,yaitu proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total mencapai tujuan.

  Dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen mempunyai makna sebagai suatu proses kegiatan yang melibatkan sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Dalam manajemen terkandung unsur (1) proses kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol, (2) sekelompok orang yang bekerja sama di dalam maupun di luar organisasi, (3) tujuan, bermaksud pencapaian sasaran yang ditargetkan, dan (4) efektif dan efisien mempunyai maksud bahwa efektif yaitu kuantitas pencapaian hasil yang diharapkan, sedangkan efisien memiliki arti sesuatu yang dikeluarkan dalam rangka pencapaian tujuan, bisa berupa biaya,barang maupun waktu,sehingga semakin sedikit biaya yang dikeluarkan berarti semakin efisien.

  Untuk sampai pada pemahaman manajemen pendidikan, perlu disinggung terlebih dahulu mengenai pengertian pendidikan. Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  Mengacu pada pesan Undang-undang Sisdiknas tentang pendidikan tersebut, maka dalam operasionalisasinya diperlukan manajemen yang solid dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu manajemen pendidikan.

  Tilaar (2004: 4) mengartikan manajemen pendidikan sebagai suatu kegiatan yang mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana pendidikan serta kegiatan implementasinya. Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. (Hartani, 2011: 8). Selanjutnya dikemukakan bahwa sumber daya pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk sumber daya manusia, sumber daya finansial maupun sumber daya material, termasuk didalamnya informasi dan teknologinya. Sedangkan Mulyasa (2003: 20) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Suryosubroto memberikan definisi hampir senada dengan pendapat sebelumnya bahwa manajemen pendidikan adalah sebagai proses untuk mencapai tujuan pendidikan dimana proses tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pemantauan dan penilaian. (2004: 16).

  Merujuk dari beberapa pendapat tentang manajemen pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa makna

  

manajemen pendidikanadalah suatu proses pengelolaan

  sumberdaya pendidikan baik personal maupun material secara sistematis dan kontinuitas sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan dengan cara efektif dan efisien.

  Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, perlu ditegaskan bahwa manajemen pendidikan berbeda dengan

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  pendidikan, karena tidak semua kegiatan pencapaian tujuan pendidikan adalah manajemen pendidikan.Manajemen pendidikan lebih menyangkut kemampuan mengendalikan kegiatan operasionalisasi pendidikan.Sedangkan pendidikan itu sendiri suatu program dalam lembaga pendidikan yang didalamnya terjadi proses mempengaruhi, memotivasi kreatifitas peserta didik dengan menggunakan alat-alat pendidikan, metode, media, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakannya. Sehingga manajemen pendidikan dapat dipahami sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap pendidikan, karena pada dasarnya manajemen pendidikan berhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraan pendidikan.

B. Urgensi Manajemen Pendidikan

  Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan proses kerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga keberadaannya menjadi sangat penting dalam mengelola program pendidikan. Dengan adanya kerja sama diantara personal lembaga pendidikan, maka akan memudahkan pelaksanaan kegiatannya. Demikian pula dalam menempatkan seseorang disesuaikan dengan profesi dan keahliannya (the right man in the right place). Sebagai contoh, pada jenjang pendidikan tinggi dosen mengampu mata kuliah yang bukan keahliannya. Hal itu berarti manajemen pendidikan pada lembaga pendidikan itu kinerjanya buruk, sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai dengan baik.

  Jadi pentingnya manajemen pendidikan adalah untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pendidikan juga menempatkan posisi personal sesuai dengan keahliannya,

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  sehingga tujuan pendidikan akan tercapai secara optimal. Dan tujuan pendidikan akan mudah diraih apabila diterapkan manajemen pendidikan yang baik, sehingga perlu dilaksanakan fungsi manajemen dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut: 1. Menempatkan personalia pendidikan sesuai keahliannya.

  2. Mempersiapkan biaya pendidikan yang memadai.

  3. Menerapkan metode pendidikan yang tepat.

  4. Menyediakan alat-alat pendidikan yang memadai.

  5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang efektif.

  6. Mengintegrasikan proses pendidikan antara teori dan praktek.

  7. Menerapkan desain pembelajaran sesuai dengan lingkungan obyek pendidikan.

  8. Sistem kontrol yang melekat terhadap tugas dan fungsi kelembagaan secara internal maupun eksternal.

  9. Mempersiapkan daya serap pasar yang baik bagi lulusan lembaga pendidikan. (Hikmat, 2009: 26).

  Mencermati perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sangat membutuhkan suatu manajemen atau pengelolaan yang semakin baik, H.A.R. Tilaar mengkritisi bahwa terjadinya krisis pendidikan berkisar pada krisis manajemen. Apabila manajemen pendidikan yang dirumuskan adalah sebagai mobilisasi semua sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, maka yang apayang dihadapi ialah berbagai hambatan yang menghadang pencapaian tujuan tersebut. Misalnya masalah pembiayaan pendidikan, masalah ketenagaan pendidikan,masalah pengangguran lulusan pendidikan tinggi dan menengah, masalah perguruan swasta, dan sebagai titik puncak dari keseluruhan masalah manajemen tersebut ialah masih

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  rendahnya kualitas pendidikan. Manajemen menyangkut efisiensi dalam pemanfaatan sumber yang ada, sehingga masih lemahnya manajemen pendidikan menunjukkan sistem pendidikan masih belum efisien. (2004: xii).

  Berdasarkan pada pemikiran tersebut dapat ditarik benang merah bahwa sistem pendidikan tidak hanya membutuhkan konsep-konsep manajemen pendidikan yang mantap, tetapi juga memerlukan manajer-manajer pendidikan yang handal, mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas yang secara sistematis bisa dikembangkan dan diterapkan dalam situasi dan kondisi sosial ekonomi negara yang beraneka ragam. Oleh karenanya, studi tentang manajemen pendidikan menjadi sangat penting dengan alasan sebagai berikut:

  1. Manajemen lembaga pendidikan merupakan bagian dari usaha mencapai tujuan pendidikan.

  2. Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan merupakan upaya mengintegrasikan aktifitas pendidikan agar semua kegiatan dapat dikendalikan dengan baik.

  3. Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dari proses pengembangan sumberdaya manusia yang akan mendorong laju perkembangan dan pertumbuhan pendidikan yang lebih optimal dan efektif bagi seluruh aktivitas akademik.

  4. Kerjasama secara internal maupun eksternal merupakan proses mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.

  5. Fokus kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan strategi untuk meraih target pendidikan bagi semua peserta didik.

  6. Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikan gambaran tentang keberhasilan pendidikan, sehingga

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  dapat dirumuskan perencanaan yang lebih baik di masa depan (Hikmat, 2009: 25).

  7. Kebutuhan masyarakat sudah semakin tinggi taraf pendidikannya,maka sudah saatnya diperlukan pendidikan para manajer pendidikan dan pelatihan yang professional serta terbuka kemungkinan direkrutnya pimpinan lembaga pendidikan dari para manajer perusahaan. Karena pendidikan dalam dunia industry modern merupakan suatu industri tersendiri,sehingga perlu dikelola para manajer (perusahaan) yang professional yang tentu saja mempunyai kompetensi bidang pendidikan (Tilaar, 2004: 182).

C. Model Manajemen Dalam Pendidikan

  Dalam prakteknya, melakukan manajerial dapat menggunakan kemampuan atau keahlian dengan mengikuti alur atau prosedur keilmuan secara ilmiah danada pula karena berdasarkan pengalaman dengan lebih menonjolkan kekhasan dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Pada hakekatnya model-model manajemen dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi termasuk lembaga pendidikan; akan tetapi setiap lembaga atau organisasinya. Made Pidarta (2004: 26) mengemukakan kajian model manajemen berdasarkan perspektif tujuan dan tinjauannya, sebagai berikut:

  1. Management By Objective,manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan yang akan dicapai, ciri-cirinya adalah: a. Semua aktivitas manajerial diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan b. Fasilitas yang disediakan bersesuaian dengan tujuan organisasi c. Pengembangan sumber daya manusia sebagai upaya meningkatkan kualitas personal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga tujuan dapat dicapai dengan lebih baik dan optimal.

  d. Sasaran yang dituju telah disepakati oleh seluruh anggota organisasi e. Kerjasama diciptakan untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan agar tujuan tercapai dengan sebaik mungkin f. Hasil yang dicapai dievaluasi dengan ukuran utama tujuan yang telah ditentukan.

  g. Hasil evaluasi dijadikan sandaran perencanaan berikutnya.

  h. Mengutamakan kontinuitas kerja organisasi i. Dilakukan penjabaran terhadap tujuan agar memudah- kan pencapaiannya j. Fungsi-fungsi utama manajemen dianalisis secara rasionaldan kondisional guna tercapainya tujuan. k. Organisasi dikelola secara sinergis. l. Seluruh anggota meningkatkan profesionalitas kerja. m. Pelaksanaan kegiatan didasarkan pada jenis-jenis tujuan dan lama waktu yang dibutuhkan. n. Manajer bertindak sebagai pengarah dan pembina seluruh pelaksana kegiatan organisasi. o. Konsep tentang tujuan organisasi dirumuskan secara strategis dan berkesinambungan. p. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada jumlah yang akan dicapai, yaitu tujuan tunggal (single goals) dan tujuan yang banyak (multiple goals). Berdasarkan kejelasan tujuan, tujuan ada yang jelas dinyatakan (stated goals) dan tujuan yang actual atau nyata (real

  goals). Berdasarkan keluasan dan waktu pencapaian, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  tujuan terdiri atas: (1) tujuan strategis (strategic goals); (2) tujuan taktis (tactical goals) dan (3) tujuan operasional (operational goals). q. Seluruh manajemen secara terus – menerus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja yang diterapkannya. r. Diharapkan tidak ada kegiatan yang menyimpang dari sasaran . s. Memperbaiki sesegera mungkin terhadap pelaksanaan kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan. t. Dalam melaksanakan kegiatan bersifat fleksibel terhadap perubahan situasi dan kondisi agar sasaran tetap dapat dicapai dengan baik. u. Mementingkan adaptabilitas terhadap jenis-jenis tugas yang diemban serta mengutamakan pendekatan yang rasional, kondisional, dan akomodatif. v. Pembuatan jadwal yang teratur dan sistematis. w. Penganggaran biaya yang terukur dan memerhatikan kemampuan finansial organisasi. x. Kritis terhadap perkembangan situasi dan kondisi. y. Menyiasati keadaan yang kadangkala bersifat tidak menentu.

  Menurut George Odiorne, penulis buku Management by

  

Objective (1978: 2) bahwa manajemen sasaran harus

  memperhatikan kerjasama dan keterkaitan tugas serta fungsi para pengelola organisasi. Demikian pula Hikmat (2009: 18) menyatakan bahwa manajemen berdasarkan sasaran dalam mengelola organisasi sangat mementingkan kontinuitas kerja, maksudnya pelaksanaan kegiatan selalu berkelanjutan sesuai dengan target –target yang ditetapkan meurut urutan dan ukuran waktu dan biaya. Disamping itu, lembaga pendidikan

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  yang menerapkan manajemen sasaran juga harus selalu membuat persamaan program organisasi sesuai dengan struktur unit kerja yang ada.Program kerja perlu dirumuskan oleh bidang – bidang yang menangani urusan tertentu dengan skala prioritas.

  Selanjutnya tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam manajemen berdasarkan sasaran adalah sebagai berikut : a. Menentukan strategi pelaksanaan kegiatan secara target.

  b. Menentukan sasaran dengan pertimbangan prioritas yang bebeda-beda.

  c. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

  d. Menentukan rencana tindakan dalam bentuk kalender kegiatan yang sistematis.

  e. Menentukan standar operasional kerja yang efektif dan efisien didasarkan pada kemampuan dana organisasi.

  f. Menentukan standar evaluasi kinerja personalia sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

  g. Melaksanakan pembahasan dan diskusi tentang program kerja dan berbagai strategi pelaksanaan kegiatan.

  h. Menentukan penempatan para pegawai secara hierarkis sesuai dengan kedudukan, tugas dan kewajibannya, serta wewenannya masing-masing. i. Melakukan evaluasi terhadap seluruh strategi pelaksanaan kegiatan dan strategi pencapaian sasaran program. j. Melaksanakan review secara berkala guna meningkatkan relevansi antara strategi dengan tujuan yang hendak dicapai. k. Melakukan revisi kegiatan seara berkesinambungan untuk seluruh unit kerja.

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  l. Merencanakan sasaran lanjutan berdasarkan hasil evaluasi yang kemudian dibentuk program kerja berikutnya. m. Menentukan tahapan pelaksanaan lanjutan.

2. Manajemen Berdasarkan Struktur

  Struktur adalah organisasi, jadi strukturalisasi adalah mengorganisasikan personalia dalam kedudukan, wewenang, jabatan, pangkat, tanggung jawab, dan semua hal yang melekat pada personal yang duduk dalam struktur tertentu, sehingga ada perbedaan (misalnya insentif) antara struktur yang satu dengan lainnya.

  Jadi manajemen berdasarkan struktur menekankan pada pandangan bahwa organisasi adalah struktur personalia. Oleh karena itu, dalam lembaga pendidikan, pelaksanaan manajerialnya disesuaikan dengan struktur yang ada mulai dari struktur yang paling atas (pejabat) sampai pada bawahan- bawahannya. Sehingga tugas dan fungsi pejabat struktural sudah diatur secara organisatoris dan hierarkis. Dalam penempatan struktur secara hierarkis, mempunyai maksud bahwa setiap struktural memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari pangkat, jabatan yang akhirnya berpengaruh pada besar kecilnya wewenang dan tanggungjawab masing-masing jabatan struktural (Johnson et.al, 1973: 32). Penempatan struktur juga selalu berkaitan erat dengan keahlian, pengalaman, pendidikan, dan karier yang dicapai oleh para personalia organisasi.

  Adapun karakteristik model manajemen dengan pendekatan struktural adalah sebagai berikut: a. Tugas individu jelas

  b. Jabatan jelas

  c. Wewenang dan tanggungjawab yang jelas

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  d. Deskripsi tugas dan kegiatan yang jelas sesuai dengan spesifikasinya yang terperinci bagi masing – masing petugas.

  e. Hubungan antar unit dan antar tugas yang jelas (David Evans, 1981: 241)

  3. Manajemen Berdasarkan Teknik

  Model manajemen berdasarkan teknik yaitu mengelola organisasi atau lembaga yang mengacu pada teknik operasional. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam manajemen teknik kinerja organisasi ialah penguasaan teknik- teknik yang akan diterapkan dan semua fasilitas untuk menerapkan teknik juga telah disediakan. Tahap-tahap pelaksanaan manajemen berdasarkan teknik adalah sebagai berikut: a. Membahas semua rancangan kegiatan

  b. Menempatkan dan menugaskan personal yang akan melakukan kegiatan.

  c. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta alat-alat yang membantu pelaksanaan kegiatan.

  d. Melatih personal untuk meningkatkan keterampilan teknisnya.

  e. Mengembangkan kerjasama di seluruh pelaksana teknis kegiatan.

  4. Manajemen Berdasarkan Personal Organisasis

  Yaitu model manajemen yang mengelola organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya manusia sepenuhnya yang ada dalam organisasi. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa dalam praktiknya, pemimpin atau manajer suatu lembaga memberikan perhatian yang sangat

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  besar kepada bawahannya atau personalia yang ada. Hal ini beralasan bahwa setiap pemimpin berusaha agar mereka yang menjadi bawahannya mau bekerja dengan baik dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.Pada kenyataannya menunjukkan bahwa pemimpin itu mem- peroleh hasil-hasilnya melalui bawahan-bawahannya sehingga pemimpin semakin memberikan perhatian yang besar kepada bawahannya, bagaimana usaha agar para bawahan itu memberikan prestasi- prestasinya yang besar dalam merealisasi tujuan organisasi.

  Adanya perhatian yang besar yang dicurahkan pada bawahannya tersebut, membuktikan bahwa nyata-nyata masalah kepegawaian dalam setiap lembaga atau organisasi merupakan fungsi pemimpin yang tidak dapat dielakkan. Tay- lor sendiri, dikenal sebagai bapak “scientific management” berpendapat bahwa salah satu “duties of management” ialah memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu dan selanjutnya melatih dan mendidiknya (1961: 2-3).

  Dengan uraian tersebut, jelaslah bahwa masalah personalia merupakan fungsi setiap manajer atau pemimpin dalam setiap lembaga tanpa menjadi masalah tingkat pimpinannya. Ciri–ciri manajemen dengan pendekatan personalia adalah sebagai berikut :

  a. Membangun hubungan horizontal dengan seluruh personil organisasi.

  b. Merencanakan tenaga kerja

  c. Membangum komunikasi dan memotivasi kerja seluruh personal organisasi d. Memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan personal meskipun bukan bagian langsung dari wewenang personalia.

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  e. Menciptakan iklim kepegawaian yang dinamis dan kepemimpinan yang ideal.

  f. Mengurus pangkat dan peningkatan tunjangan, insentif, dan gaji pegawai.

  g. Menilai prestasi kinerja personal organisasi.

  h. Mengumumkan seluruh berita yang berhubungan dengan kepegawaian tepat waktu. i. Memberikan pengarahan, saran, dan petunjuk yang benar tentang tata cara pengurusan jabatan dan pangkat pegawai j. Menunjukkan sikap adil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang menyangkut masa depan para pegawai.

  (Hikmat, 2009: 37)

5. Manajemen Berdasarkan Informasi

  Informasi memberikan wacana yang baik bagi masa depan organisasi (Johnson,1993: 109). Demikian pula dikatakan oleh Shrode (1974 : 448) bahwa informasi merupakan agen yang menopang kehidupan organisasi.

  Dengan adanya informasi dapat memberikan nilai manfaat bagi lembaga atau organisasi, seperti dalam mempercepat pengambilan keputusan, mempermudah saluran kegiatan, dan pelaksanaan kegiatan yang tepat sasaran. Disamping itu, informasi yang diperoleh dapat dijadikan bahan perbincangan dalam rapat–rapat organisasi; seperti informasi perkembangan pasar global, informasi kompetisi pendidikan, informasi hasil penelitian, informasi yang berkaitan dengan perubahan-perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Jadi organisasi atau lembaga perlu mengembangkan manajemen berdasarkan informasi guna pengembangan usaha-usahanya. Apalagi dalam era globalisasi yang menghasilkan eksplosif informasi daya

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  didukung oleh kemajuan teknologi menjadikan lembaga (pendidikan) semakin tak terbatas. Informasi ilmu pengetahuan yang diperoleh peserta-peserta didik di sekolah menjadi tidak bermakna apabila tidak diiringi oleh kemampuan untuk menyerap dan menerapkan teknologi pendidikan.

6. Manajemen Berdasarkan Lingkungan

  Model manajemen dengan pendekatan lingkungan lebih mengedepankan human relation, yaitu hubungan secara inter- nal maupun eksternal.Hubungan internal organisasi adalah hubungan antar warga di dalam lembaga, seperti misalnya kepala sekolah dengan guru, guru dengan peserta didik, dan sebagainya. Demikian pula yang berkaitan dengan alat-alat atau instrument organisasi, strategi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan organisasi.Sedangkan hubungan eksternal organisasi adalah hubungan organisasi atau lembaga dengan lingkungan masyarakat di luar lembaga.Misalnya kerjasama antar lembaga, lingkungan lintas pimpinan lembaga, tokoh masyarakat, instansi terkait, dan sebagainya.

  Lembaga pendidikan sangat perlu mengembangkan lingkungan organisasi secara internal maupun eksternal karena menyangkut hubungan sinergis antar personal organisasi dan dengan kondisi lingkungan personalnya. Misalnya sekolah yang letaknya berdekatan dengan masyarakat desa, maka keberadaan sekolah harus memberikan nilai positif untuk kehidupan masyarakatnyadalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama.

  Ada model manajemen selain yang dipaparkan di muka yaitu 5 (lima) model manajemen yang dikemukakan oleh Tony Bush (2000: 40), yaitu:

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  1. Model Manajemen Formal, yaitu model manajemen yang dalam struktur organisasi menekankan pentingnya struktur hierarkis. Pengambilan keputusan diatur pemimpin, dan tertutup terhadap lingkungan luar. Sistem terbuka diterapkan hanya untuk kepentingan tertentu, misalnya untuk merespon kebutuhan komunitas, untuk menarik klien baru, sehingga menciptakan image yang positif.

  2. Model Manajemen Kebersamaan (Collegial), adalah model manajemen yang cenderung fokus pada hubungan lateral antar orang-orang profesional yang memiliki otoritas keahlian. Pengambilan keputusan ataupun penetapan tujuan ditentukan dalam sebuah kerangka kerja partisipa- toris berdasarkan kesepakatan.

  3. Model Manajemen Politis, yaitu model manajemen yang memandang bahwa struktur organisasi bisa dijadikan dasar untuk melawan dan modal bersaing dengan lawan politiknya. Pengambilan keputusan dengan cara konflik dan hubungan lingkungan tidak stabil.

  4. Model manajemen subjektif, adalah model manajemen yang lebih menekankan aspek kualitas personal individu daripada posisinya dalam struktur organisasi. Penentuan tujuan ditetapkan secara subjektif, sehingga sering timbul permasalahan dari pimpinan, karena disebabkan oleh pemaknaan oleh individu tersebut.

  5. Model Manajemen Ambigu, ialah model manajemen dengan tujuan tidak jelas, status struktur organisasi bermasalah dan hubungan dengan lingkungan juga kabur, sehingga selalu terjadi pergolakan dalam organisasi.

  Lembaga pendidikan sebagai bentuk institusi yang memadukan semua kepentingan melalui penetapan konsensus tentang tujuan utama organisasi maka selayaknya

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  seorang pimpinan menerapkan tipe-tipe atau gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi kondisi ; demikian pula dalam mengaplikasikan model manajemennya. Namun tentunya lebih mengutamakan sistem manajerial yang bersifat manusiawi.Karena dalam lembaga pendidikan, manusia adalah objek kajian utama.Eksistensi manusia bukan hanya ikut serta membangun sistem pendidikan yang baik, tetapi lebih dari itu, manusia menciptakan dan menentukan sistem pendidikan yang terpadu.

D. Prinsip – prinsip Manajemen

  Prinsip – prinsip pengelolaan dalam manajemen menurut Hikmat (2009:41) ada 5 (lima) yaitu:

  1. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas

  Efisiensi merupakan teknik atau cara membuat sesuatu dengan benar (doing things right) yang menekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output. Jadi kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang minimal.Sumber daya yang dimaksud berkaitan dengan tenaga, biaya dan waktu.

  Sedangkanefektifitas berkaitan dengan keberhasilan tujuan organisasi, dimana kenyataan hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diharapkan. Kajian efektifitas meliputi: (1) masukan yang merata; (2) kuantitas dan kualitas keluaran yang tinggi; (3) ilmu dan keluaran yang relevan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun (4) pendapatan tamatan yang memadai (Engkoswara, 2011: 90)

  2. Prinsip Pengelolaan

  Prinsip pengelolaan tidak lain adalah fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengasahan

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  dan kontrol. Apabila seorang manajer melakukan tahap-tahap tersebut dalam kegiatannya, maka akan mudah meraih tujuan dengan baik.

  Tahap perencanaan mengacu pada visi dan misi organisasi, kemudian disusun program yang sistematis, berdasarkan pada skala prioritas untuk program jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Pelaksanaan program tersebut sering berkaitan dan menunjang dalam mencapai tujuan. Dengan demikian program jangka pendek dilakukan sebagai bagian awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksanaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menujuprogram jangka panjang.

  Tahap pengorganisasian merupakan bagian tugas manajer, dimana program kerja yang ada diorganisir sesuai dengan perencanaan, sehingga akan nampak hubungan antar program tersebut. Dengan demikian, pada tahap-tahap pelaksanaan, efisiensi dan efektifitas dapat diterapkan dan diarahkan pada tujuan yang diterapkan. Selanjutnya pada tahap pengawasan dan evaluasinya akan mudah terlaksana, sehingga dapat meminimalisir faktor resiko kegagalan pelaksanaan program.

3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

  Pengutamaan tugas pengelolaan merupakan tanggung- jawab manajer secara internal maupun eksternal. Kedua beban tanggungjawab didalam maupun keluar organisasi secara sinergis harus diarahkan pada tujuan yang ditargetkan. Seperti misalnya bagian produksi bekerja sama dengan bagian promosi, dan bagian promosi berhubungan dengan masyarakat. Dengan demikian baik tujuan pengelolaan ke dalam maupun keluar merupakan satu kesatuan pengutamaan pengelolaan yang saling mempengaruhi dan menunjangdalam mencapai target.

  Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  4. Prinsip Kepemimpinan Efektif

  Seorang pemimpin harus bisa mengembangkan hubungan yang baik dengan semua anggotanya dan pandai merealisasikanhuman relationship.Sehingga kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang dipegang oleh seorang pemimpin yang memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, tegas, lugas, hemat waktu dan berkualitas.

  Dengan demikian, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengingatkan dan menyarankan, bukan menyalahkan anggota ; dan anggota yang baik tidak pernah protes dan gusar kepada pimpinan, tetapi meluruskan dan menyadarkan dalam konteks profesionalitas dan hubungan fungsional yang terkait dalam upaya mencapai tujuan.

  5. Prinsip Kerjasama

  Prinsip Kerjasama merupakan pemberian struktur dalam penyusunan atau penempatan personal, kegiatan-kegiatan, materiil dan ide-ide di dalam struktur organisasi tersebut. Dalam operasionalisasinya ada pemberian tugas, wewenang dan tanggungjawab berdasarkan profesionalitas, sehingga kerjasama di antara karyawan berjalan sinergis dan mempermudah tugas organisasi.

  Selanjutnya, ditegaskan bahwa secara umum organisasi memiliki prinsip-prinsip dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Memiliki tujuan yang jelas.

  b. Tiap anggota bisa memahami dan menerima tujuan.

  c. Adanya kesatuan arah, termasuk kesatuan tindakan dan pikiran.

  d. Adanya kesatuan perintah.

  e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung- jawab antar anggota.

  Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

  f. Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga kerjasama menjadi harmonis dan kooperatif.

  g. Pola organisasi relatif permanen dan struktur organisasi sederhana sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian.

  h. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja. i. Gaji atau insentif sesuai dengan jasa atau pekerjaannya. j. Garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar dalam struktur organisasi.