STRATEGI PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM MELALUI MANAJEMEN PEMBIAYAAN (Studi Kasus pada MI Negeri Ambarawa Kab. Semarang) - Test Repository

  

STRATEGI PENINGKATAN MUTU LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM MELALUI MANAJEMEN

PEMBIAYAAN (Studi Kasus pada MI Negeri Ambarawa

Kab. Semarang)

  

Oleh:

LULUK ARYANI ISUSILANINGTYAS

NIM MI.13.010

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk

  

Gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

  

STRATEGI PENINGKATAN MUTU LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM MELALUI MANAJEMEN

PEMBIAYAAN (Studi Kasus pada MI Negeri Ambarawa

Kab. Semarang)

  

Oleh:

LULUK ARYANI ISUSILANINGTYAS

NIM MI.13.010

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

  

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Sebagai pelengkap persyaratan untuk

Gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 31 Agustus 2015

  

Dr. Anton Bawono, SE, M.Si.

  

NIP. 197403202003121001

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Luluk Aryani Isusilaningtyas

  NIM : MI.13.010 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Tanggal Ujian : 10 September 2015 Judul Tesis : Strategi Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam melalui Manajemen Pembiayaan (studi kasus pada MI Negeri Ambarawa. Kab Semarang)

Panitia Munaqosah Tesis

1.

   Ketua Penguji

: Dr. Zakiyuddin Baiddhawy, M.Ag.

  2. Sekretaris :Dr. Phil. Asfa Widiyanto,M.A 3. Penguji I : Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag 4. Penguji II :Dr. Winarno, M.Pd.

  5. Penguji III : Dr. Anton Bawono, M.Si.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  ”Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

  Salatiga, September 2015 Yang menyatakan, Luluk Aryani Isusilaningtyas

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, Maka tunggu saat kehancurannya ( HR Bukhari)

  PERSEMBAHAN Bapak dan ibuku tercinta, Bryan, Brenda, Fawwaz buah hatiku tersayang.

  Suamiku tercinta, MI Negeri Ambarawa

  

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

  Puji syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik hidayah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Tesis ini sebagai salah satu syarat akademik, untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.PdI) pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Proses penulisan tesis tidak lepas masukan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu per satu dalam bagian ini. Oleh karena itu secara khusus pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Zakiyuddin Badawy, selaku direktur PPs IAIN Salatiga

  3. Bapak Dr. Anton Bawono, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

  4. Semua dosen PPs. yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S2 ini;

  5. Bapak Drs. Amin Murtadlo, selaku Kepala MI Negeri Ambarawa yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.

  6. Bapak Ibu guru MI Negeri Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya. Rekan- rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya tesis ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat- Nya bagi semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini dan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.

  Salatiga, September 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Judul tesis : Strategi Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam melalui Manajemen Pembiayaan (studi kasus pada MI Negeri Ambarawa)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam melalui manajemen pembiayaan pada MI Negeri Ambarawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alamiah sebagai sumber datanya. Untuk mengumpulkan data disesuaikan dengan fokus dan pertanyaan serta tujaan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam dan kajian dokumen. Untuk mengungkapkan makna perilaku para informan penclitian telah mewawancarai kepala madrasah, wakil kepala madrasah, para guru, komite sekolah, dan siswa.

  Untuk analisis digunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman (1992) yang terdiri dari kegiatan reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian setelah dilakukan analisis dan triangulasi data, adalah sebagai berikut: Pertama: Stratcgi manajemen pembiayaan pendidikan dalam peningkatan mutu guru, yaitu menekankan pada profesionalisme dan disiplin, serta komitmen tugas untuk meningkatkan mutu sekolah. Kedua: Stratcgi manajemen pembiayaan pcndidikan dalam upaya pembinaan siswa dilakukan melalui pembinaan dibidang seni, oleh raga, keagamaan, pramuka, bahasa Inggris, dan kepribadian. Keempat: Stratcgi manajemen pembiayaan pendidikan dalam bidang sarana dan prasarana dilakukan dengan memperbanyak sumber pembiayaan, menjalankan program peningkatan mutu untuk mendukung sarana dan prasarana serta kesejahteraan guru.

   Kata kunci: Strategi, mutu, pembiayaan

  

ABSTRACT

Title : The Strategic of Improved Education Islamic Institution of Learning

  Quality through Management of Budgeting of the MIN Ambarawa This research is aimed to describe The Strategic of Improved Education of Learning Quality through Management of Budgeting of the MIN Ambarawa.The researcher used the qualitative approach with natural setting as the data resources. In this research, the writer did an observation and depth-interview and documentation study to get the data with suitable with the focus and the question of the research purpose. To investigate the behavior meaning of the informan of this research include; vice headmaster, teacher, school committee, and student. used the data analysis Miles and Huberman (1992) model with insist of data reduction, data display and conclusion. This finding of this research were four: First, The strategic of improved education for the teacher quality development is emphasizing in the professionalism and discipline and task commitment for increasing the school quality. Second, The strategic of management education budgeting to the creativity of the student through creativity in art, sport, religius activities, language skill, and personality.Third, The strategic of management education budgeting in financial, facilities and infrastructure by raising the funding source from constribution of educational funding, operational budgeting, local government budgeting and funding quality management to drive the program of quality development in supporting facilities and infratructure and teachers prosperity.

  Key words : Strategic, Quality, Budgeting

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i

HALAMAN LOGO STAIN ......................................................................................ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .......................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................................v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................vi

HALAMAN ABSTRAK .........................................................................................viii

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... x

HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .................................................. xvii

  

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1 B. Identifikasi Masalah..............................................................................3 C. Pe mbatasan Masalah dan Rumusan Masalah…….................................3 D. Signifikansi Penelitian..........................................................................4

  E. Tinjauan Pustaka................................................................................ .. 5

  F. Sistematika Penulisan ........................................................................21

  

BAB II Landasan Teori…………………………................................................... 23

A. Strategi Peningkatan Mutu...................................................................23 B. Indikator Mutu Pemdidikan………………………………………….29 C. Standar Mutu Pendidikan…………………………………………….30 D. Manajemen Pembiayaan……………………………………………..37

  1.Jenis Pembiayaan……………………………………………...41

  2. Sumber Pembiayaan…………………………………………..42

  3.Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan……………………..43

  

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK

BAGAN

  BAGAN 3.1: Teknik Analisa Data

  70 TABEL TABEL 4.1: Sumbangan Komite

  82 TABEL 4.2: Nilai Akriditasi

  98 TABEL 4.3: Jadwal KBM 101

  TABEL 4.4: Jadwal Ekstrakulikuler 104 TABEL 4.5: Sarana Prasarana 116 GRAFIK GRAFIK 4.1: Kontribusi Dana

  87 GRAFIK 4.2: Alokasi Dana Bantuan

  91 GRAFIK 4.3: Jumlah Pendaftar dan yang diterima 100 GRAFIK 4.4: Nilai Siswa

  102 GRAFIK 4.5: Prestasi Non Akademik 105 GRAFIK 4.6: Pertumbuhan Pendidikan Guru 107

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

  1

  yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa. Pendidikan adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan setiap orang. Pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia, pemerintah bukanlah suatu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk

  2 meningkatkan mutu pendidikan.

  Pendidikan diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Konkretnya, pendidikan itu harus mampu menyiapkan tenaga yang terampil. Sementara itu, saat ini pendidikan nasional dihadapkan kepada masalah antara lain peningkatan kualitas, pemerataaan kesempatan, keterbatasan anggaran dan belum terpenuhi sumber daya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab

  3 bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. 1 2 Undang undang Sisdiknas No 20 tahun 2003

Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 3 2000, 77. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

  Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta terus berupaya mewujudkan amanat melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pembiayaan, pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

  Ada dua faktor yang menyebabkan mutu pendidikan selama ini kurang berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa input oriented. bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, maka secara otomatis lembaga pendidikan akan menghasilkan output yang bermutu. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production

  function tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan melainkan hanya

  4 terjadi dalam institusi ekonomi.

  Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented. 4 Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro dan tidak

Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, (Cet: I Malang, UMM Malang, 2005), 94-96. berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (madrasah), sehingga hal ini memberikan pemahaman bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school resources are

  

necessary but not sufficient condition to improve student achievement ).

  Disamping itu mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya mengupayakan peningkatan mutu pendidikan, agar mutu tetap terjaga dan proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut. Pemikiran ini mendorong munculnya pendekatan baru, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini, kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan.

  Konsep yang menawarkan kerjasama sekolah, masyarakat dan pemerintah berkembang didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan mutu pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Sekolah harus mampu menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kondisi lingkunganya dan memformulasikannya ke dalam kebijakan mikro dalam program prioritas dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya.

  Sekolah harus menentukan target mutu untuk tahun berikutnya.

  Realitas Pendidikan Islam saat ini bisa dibilang telah mengalami masa

  5 intellectual deadlock . Diantara indikasinya adalah minimnya upaya

  pembaharuan, dan kalau ada kalah cepat dengan perubahan sosial, politik dan kemajuan iptek. Kedua, praktek pendidikan Islam sejauh ini masih memelihara warisan lama dan tidak banyak melakukan pemikiran kreatif, inovatif dan kritis terhadap isu-isu aktual. Ketiga, model pembelajaran pendidikan Islam menekankan pendekatan intelektualisme-verbalistik dan menegasikan pentingnya interaksi edukatif dan komunikasi humanistik antara guru-murid. Keempat, orientasi pendidikan Islam menitikberatkan pada pembentukan hamba Allah dan tidak seimbang dengan pencapaian

  6 karakter manusia muslim sebagai khalifatu fi al-ardi.

  Lembaga pendidikan Islam memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan dan membentuk kepribadian bangsa yang berbudi luhur serta mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan dunia global. Untuk mencapainya dengan meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas 5 Abd. Rachman Assegaf, Membangun Format Pendidikan Islam di Era Globalisasi,

  

dalam Imam Machali dan Mustofa, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. 2, 2004, 1. 6 pendidikan bukanlah tugas ringan karena mencakup berbagai persoalan yang kompleks, yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan

  7 efektifitas penyelenggaraan sistem sekolah.

  Lembaga pendidikan Islam mengemban tugas penting, yakni bagaimana mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar umat Islam dapat berperan aktif dan tetap survive di era globalisasi. Dalam konteks ini Indonesia sering mendapat kritik, karena dianggap masih tertinggal dalam melakukan pengembangan kualitas manusianya. Padahal dari segi kuantitas Indonesia memiliki sumber daya manusia melimpah yang mayoritas beragama Islam. Mengapa pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting dan begitu urgen. Hal ini tak bisa dipungkiri mengingat abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan situasinya yang penuh dengan persaingan (hypercompetitive situation). John Naisbitt dan Patricia Aburdene sebagaimana dikutip A. Malik Fadjar, pernah mengatakan bahwa terobosan paling menggairahkan dari abad XXI bukan karena teknologi, melainkan karena konsep yang luas tentang apa artinya manusia itu. Pengembangan kualitas SDM bukan persoalan yang gampang dan sederhana, karena membutuhkan pemahaman yang mendalam dan luas pada tingkat pembentukan konsep dasar tentang manusia serta perhitungan yang matang

  8

  dalam penyiapan institusi dan pembiayaan. Paradigma pembangunan yang berorientasi pada keunggulan komparatif dengan lebih mengandalkan sumber 7 8 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, 20.

A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, 1999,

  daya alam dan tenaga kerja yang murah, saat ini mulai mengalami pergeseran menuju pembangunan yang lebih menekankan keunggulan kompetitif. Dalam paradigma baru ini, kualitas SDM, penguasaan teknologi tinggi dan

  .9

  peningkatan peran masyarakat memperoleh perhatian Upaya meningkatkan mutu pendidikan merupakan prioritas dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan nasional di samping prioritas yang lainnya, yaitu penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan peningkatan relevansi melalui kebijaksanaan keterkaitan dan kesepadanan.

  Untuk mencapai peningkatan mutu yang sesuai dengan keinginan berbagai pihak salah satu faktor utama sangat berkaitan erat dengan masalah pembiayaan. Jadi, pembahasan masalah sumberdaya pendidikan, sarana dan prasarana itu tidak lepas dari masalah pembiayaan. Dalam hubungan ini, semakin besar jumlah biaya pendidikan itu akan lebih dimungkinkan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, apabila kita ingin meningkatkan mutu maka dana pendidikan itu haruslah berlipat ganda. Singkatnya, faktor biaya pendidikan adalah penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah tugas ringan karena mencakup berbagai persoalan yang menyangkut tentang perencanaan, pendanaan, efisiensi dan efektifitas

  10 penyelenggaraan sistem sekolah.

9 A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam 15.

  10 ,….

  Penyelenggara pendidikan diharapkan mampu mengalokasikan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu upaya peningkatan mutu pendidikan perlu didukung kemampuan manajerial kepemimpinan. Hendaknya pengelola berupaya untuk mengatur sumber keuangan, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Dalam penyelenggaraan kegiatan Pendidikan, manajemen pembiayaan pendidikan merupakan potensi yang sangat urgen, merupakan

  11

  bagian tidak terpisahkan dalam kajian manajamen Pendidikan. Komponen pembiayaan pada sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan pendidikan dalam hal ini proses belajar mengajar. Setiap kegiatan pendidikan akan terlaksana jika manajemen pembiayaan pendidikan baik. Komponen pembiayaan akan menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pengucuran anggaran yang lancar dari pemerintah, akan berpengaruh terhadap kelancaran penyelanggaraan pendidikan. Pemerintah telah mengatur standar pembiayaan, agar pembiayaan berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini temaktub dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 , yang berisi bagaimana seharusnya sekolah melakukan manajemen terhadap anggaran pendidikan yang telah di anggarkan oleh pemerintah melalui APBN.

  Sementara itu pada pasal 49 menyatakan alokasi dana pendidikan minimal

  12

  20% dari APBN dan APBD. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaannya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang 11 12 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah …. ,25.

  Armida,” Model Pembiayaan di Indonesia”, Media Akademika, Volume 26, Nomor 1, lain. Adanya keberagaman ini dipengaruhi oleh status sekolah, sumber daya

  13 manusia, lokasi serta jumlah siswa .

  Dari beberapa deskripsi tersebut dapat ditarik suatu konklusi bahwa manajemen pembiayaan pendidikan berfungsi melancarkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan. Manajemen pembiayaan pendidikan yang memadai sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan dengan sedikit dana dapat berlangsung, tetapi pendidikan yang bermutu membutuhkan dana cukup besar. Oleh sebab itu ada beberapa alasan pentingnya manajemen pembiayaan pendidikan dalam mencapai kualitas layanan pendidikan antara lain: Manajemen pembiayaan pendidikan sangat membantu pengelolaan sumber keuangan organisasi pendidikan dalam menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat bagi pengambilan keputusan keuangan yang transparan, akuntabel, dan efektif.

  Pelaksanaan MBS yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan di hadapkan pada

  14

  keterbatasan dana. Biaya merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Penentuan biaya akan mempengaruhi

  15

  tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan didalam suatu organisasi. jika suatu kegiatan dilaksanakan dengan biaya yang relatif rendah tetapi dapat

  13 Thomas ,” Faktor faktor Penentu Kualitas Pendidikan Sekolah umum di Jakarta”, hlm 7 diunduh 3 Januari 2015 pukul 17.00 14 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, 15 …, 48. menghasilkan produk yang berkualitas tinggi maka hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif.

  Dari paparan di atas tampak jelas bahwa manajemen keuangan merupakan satu hal penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu peneliti ingin menggali informasi dan temuan hasil penelitian yang berkenaan dengan manajemen keuangan yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan di MI Negeri Ambarawa. Madrasah merupakan ujung tombak pendidikan dasar, Madrasah memegang kunci utama dalam pendidikan dasar.

  Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa adalah satu satunya Madrasah Ibtidaiyah negeri di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, yang menyelenggarakan pendidikan sejak tahun 1965 dengan NSM.111133220097, kepemilikan tanah hak milik , luas seluruh bangunan 1108 m2, waktu belajar, pagi hari, status gedung milik negara, sifat gedung permanen, luas tanah, 4349 m2 Alamat sekolah jalan Sugiopranata, Panjang, Ambarawa Telp. (0298) 594845 Ambarawa 50612, Adapun profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa adalah sebagai berikut :

  Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Anbarawa Kabupaten : Ambarawa Propinsi : Jawa Tengah

  a. Kepala Sekolah 1) Nama : Drs. Amin Murtadlo.

  2) Pendidikan Terakhir : S1 ( sedang menempuh S2)

  3) Jurusan : PAI

  b. Tamatan Tamatan yang dihasilkan lulus 100%, siswa yang melanjutkan 100%, ke berbagai SMPN dan MTSN yang ada di seputar Ambarawa.

  c. Angka mengulang siswa Jumlah siswa mengulang pada MI Negeri Ambarawa tahun 2009 sebanyak 8 anak, tahun 2010 sebanyak 7 anak, tahun 2011 sebanyak 4 anak, tahun 2012 sebanyak 3 anak tahun 2013 sebanyak 1 anak tahun 2014 tidak ada yang mengulang.

  d. Kondisi siswa yang diterima pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan.

  e. Kondisi Guru, S2 7 orang , S1 13 orang

  f. Jumlah siswa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan pada tahun 2014/2015 sebanyak 464 anak.

  g. Jumlah ruang belajar siswa sebanyak 14 ruang.

  h. Pengurus Komite Sekolah Pengurus komite sebanyak 8 orang, terdiri dari unsur tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua murid, pengusaha, ulama dan unsur masyarakat.

  MI Negeri Ambarawa terletak sangat strategis di kota Ambarawa dan memiliki sarana prasarana yang memadai. MI Negeri ambarawa memiliki jumlah siswa terbanyak se Kab. Semarang. Sehingga MI Negeri Ambarawa ini mempunyai tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu siswa lulusannya dapat diterima di MTs Negeri. Pelaksanaan proses pendidikan di MI Negeri Ambarawa melibatkan 20 guru. Banyaknya guru yang berlatar belakang pendidikan S2 dan S1 ini dinilai oleh kepala sekolah sebagai kenyataan yang menggembirakan. Adapun upaya kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan diwujudkan dalam pembinaan profesionalisme guru dalam melaksanakan KBM melalui kemampuannnya dalam mengelola kelas, pembentukan kelompok diskusi, peningkatan pelayanan Musyawarah, pengadaan bahan-bahan kepustakaan untuk guru dan siswa.

B. Rumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang di atas maka penelitian ini di batasi untuk meneliti materi materi yang ada dalam bentuk rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah strategi perencanaan peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam melalui manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa?

  2. Bagaimanakah pelaksanaan pembiayaan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa tahun ?

  3. Bagaimanakah Implikasi peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam dengan manajemen pembiayaan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa ? C.

   Signifikasi Masalah

  Mengacu pada rumusan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui strategi perencanaan pembiayaan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa

  2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa

  3. Untuk mengetahui Implikasi peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam dengan manajemen pembiayaan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ambarawa Setelah melakukan penelitian yang sesuai prosedur penelitian, maka diharapkan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoretis

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk mendalami dan mengembangkan konsep atau teori tentang manajemen pembiayaan pendidikan dan bahan acuan bagi para peneliti berikutnya, terutama yang berminat meneliti tentang hal- hal yang berhubungan dengan penganggaran, pengalokasian, pengawasan, dan pembiayaan pendidikan. Memberikan kontribusi keilmuan bagi ilmu pendidikan terutama mengenai konsep implementasi manajemen keuangan di lembaga pendidikan Islam tingkat dasar.

  b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi madrasah khususnya yang berkaitan dengan manajemen pembiayaan pendidikan, pemanfaatan dana secara efisien dan mengalokasikannya secara tepat sesuai dengan skala prioritas sehingga mendukung kinerja yang efektif. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manajemen pembiayaan pendidikan bagi pengelola satuan pendidikan dan pembuat kebijakan, pengelola madrasah mengelola dana pendidikan secara efisien dan efektif dan pemerintah pusat dan daerah meningkatkan anggaran pendidikan untuk madrasah negeri maupun madrasah swasta guna peningkatan mutu pendidikan.

D. Kajian Pustaka

  Penelitian ini terinspirasi dari pemikiran penelitian sebelumnya yaitu penelitian Budi, melakukan penelitian dengan judul Manajemen

  Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar yang Efektif (Studi Multi

  Kasus Sekolah Dasar Panglima Sudirman, Sekolah Dasar Abdul Rahman, dan Sekolah Dasar Welirang di Kota Batu) menjelaskan tentang pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan melalui program BOS ,

  16 sekolah sangat terbantu.

  Andrian, Arkanudin, Gusti Suryansyah Judul penelitian Implementasi Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah di SMKN 1 Kab. Sintang.

  Hasil penelitiannya adalah Implementasi pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) melalui keterlibatan Komite Sekolah di SMKN 1 16 Budi. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar yang Efektif (Studi

  Multi Kasus Sekolah Dasar Panglima Sudirman, Sekolah Dasar Abdul Rahman, dan Sekolah Dasar Welirang di Kota Batu) . Disertasi, Program Studi Manajemen Pendidikan,

  Kabupaten Sintang belum terlaksana dengan maksimal. Kondisi ini terlihat dari belum sepenuhnya Komite Sekolah berperan aktif dalam upaya

  17 peningkatan mutu sekolah.

  Hasbi, judul penelitian,” Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah

  

Dalam Sistem Pendidikan Nasional di kota Palopo Tahun 2011-2012

  metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan pendekatan historis, sosiologis dan holistik- integratif, metode: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mutu pendidikan madrasah di Kota Palopo sudah memenuhi standar nasional pendidikan (2) implentasi peningkatan mutu pendidikan madrasah dan upaya mengatasi hambatannya MTsN dan MAN Palopo telah memenuhi Standar Nasional

18 Pendidikan

  Sabar Budi Raharjo judul penelitian,” Evaluasi Trend Kualitas

  

Pendidikan di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap

  satuan pendidikan memberi tanggapan yang positif dan layak untuk menerapkan standar nasional pendidikan. Kualitas lulusan dan persentase lulusan cenderung naik. Jumlah sekolah yang terakreditasi yang terbanyak adalah nilai B. Variabel standar isi, ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian, mempunyai hubungan yang positif 17 Andrian, Arkanudin, Gusti Suryansyah, ” Implementasi Pengembangan Manajemen

  Berbasis Sekolah di SMKN 1 Kab Sintang 18 ”, Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSIAN, 2013.

  Hasbi,” Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Dalam Sistem Pendidikan

Nasional di kota Palopo Tahun 2011-2012, Jurnal Diskursus Islam Volume 1 Nomor 3, Desember 2013. yang besarnya bervariasi terhadap variabel standar proses dan komptensi

  19

  lulusan. Kualitas pelayanan untuk SD mencapai 87,4%, SMP 82,6%, Marus Suti judul penelitian “Strategi peningkatan mutu diera otonomi

  pendidikan

  ” menyatakan bahwa upaya yang dilakukan dalam meningkatan kualitas pendidikan dengan meningkatan kapasitas kelembagaan, penerapan aspek efisiensi internal, penerapan aspek eksternal pendidikan merealisasikan dan memperhatikan pendekatan

  

20

dalam peningkatan mutu pendidikan.

  Sri Suratno Judul penelitian

  “Manajemen Pembiayaan Pendidikan

(Studi Kasus di SD Islam Unggulan Bazra Sragen Tahun Ajaran

2005/2006) Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen yang

  diterapkan di SD Islam Unggulan Bazra Sragen sudah sesuai dengan fungsi dan manajemen pembiayaan pendidikan dalam ruang lingkup

  .21

  administrasi pendidikan Ichsani Judul penelitian

  “Transparansi Manajemen Keuangan (Studi

di Pondok Pesantren Salaf dan Modern Masyithoh di Desa Bolo,

Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009)”, Hasil penelitian

  menunjukkan bahwa manajemen keuangan di pondok pesantren ini sudah transparan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang mengarah

  19 Sabar Budi Harjo” Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan di Indonesia , Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 16, Nomor 2, 2012. 20 Marus Suti,” Strategi peningkatan mutu diera otonomi pendidikan “, Jurnal Medtek, volume 3, Nomor 2, Oktober 2011. 21 Sri Suratno, ” Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Studi Kasus di SD Islam kepada perwujudan transparansi meliputi penyusunan anggaran,

  22 pembukuan keuangan, evaluasi keuangan dan pertanggungjawaban.

  Andre menyatakan bahwa tidak semua lembaga pendidikan yang mahal memiliki fasilitas pendidikan serba bagus menjadi jaminan bahwa lembaga tersebut baik. Tetapi lembaga pendidikan yang baik mempunyai manajemen pembiayaan pendidikan yang baik dan fasilitas pendidikan juga baik. Akan menjadi sesuatu yang paradoksal ketika berbicara mutu tanpa didukung dana yang cukup. Mereka menyatakan bahwa kebutuhan program pendidikan dihitung berdasarkan teori ekonomi pendidikan yang rasional. Selama kondisi keuangan sekolah belum memadai sulit diharapkan terjadinya perubahan dalam mutu. Salah satu komponen dalam MBS adalah siswa dan staf harus dijamin kesejahteraan dan disediakan

  23 kegiatan untuk pengembangan diri.

  Ba’haqi, Nazir, Zahra. Manajemen Pembiayaan pendidikan pada . Hasil penelitian menunjukkan bahwa

  SMKN di Kab. Aceh Besar

  manajemen pembiayaan pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan proses pendidikan tidak

  24 dapat berjalan tanpa pembiayan.

  22 Ichsani, ” Transparansi Manajemen Keuangan, Studi di Pondok Pesantren Salaf

dan Modern Masyithoh di Desa Bolo, Wonosegoro, Boyolali ”, Tesis, STAIN Surakarta, 2008. 23 Adre ,” Analisis Kebijakan Berbasis Sekolah”, Jurnal Pendidikan jilid 14, Nomor 2, Juli 2005. 24 Ba’haqi, Nazir, Zahra, “Manajemen Pembiayaan pendidikan pada SMKN di

Kab. Aceh Besar”, Jurnal Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Syiah Kuala, Sri Haryati, Pengembangan Model Manajemen Pembiayaan Sekolah

  

Menengah Pertama (SMP) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

di Kota Magelang , Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMP RSBI di

  Kota Magelang telah melaksanakan manajemen pembiayaan pendidikan berbasis kinerja melalui empat tahap yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Penelitian ini juga menemukan pola manajemen pembiayaan di satuan pendidikan yang berupa SOP Manajemen Pembiayaan Pendidikan dan model penghitungan unit cost per siswa per tahun per satuan pendidikan. Kedua model tersebut

  

25

telah diujicoba dan terbukti efektif.

  Thomas Suyatno,” Faktor Faktor

  Penentu Kualitas Pendidikan SMU di Jakarta

  ”. Hasil penelitian Kualitas sekolah dapat ditingkatkan melalui perbaikan dan peningkatan manajemen pembiayaan pendidikan dan peningkatan integritas kepala sekolah dan lingkungan sekolah.

  Susilawaty, Cut Zahri, Khairuddin,” MBS dalam pengelolaan

  

pembiayaan sekolah di SDN 4 Kota Banda Aceh”. Hasil penelitiannya,

  Penerapan MBS merupakan salah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan secara efektif dan produktif. Pengelolaan manajemen pembiayaan pendidikan yang baik akan memperlancar proses pembelajaran sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan.

25 Sri Haryati,” Pengembangan Model Manajemen Pembiayaan Sekolah Menengah

  

Pertama (SMP) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Kota Magelang ”,

Journal of Economic Education 1, 2012.

  Penelitian Ida AES yang berjudul Analisis Biaya Pendidkan dan

  

Dampaknya Terhadap Kualitas Proses Pembelajaran dan Aspirasi

Pendidikan Siswa (Studi Tentang Persepsi Para Siswa SMA Dwijendra

Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012 berisi tentang (1) rata-rata biaya

  yang dikeluarkan siswa (2) terdapat korelasi yang signifikan antara manajemen pembiayaan pendidikan dengan kualitas proses pembelajaran (3) terdapat korelasi yang signifikan antara manajemen pembiayaan pendidikan terhadap aspirasi pendidikan (4) terdapat korelasi antara manajemen pembiayaan pendidikan secara simultan dengan kualitas proses pembelajaran dan aspirasi pendidikan siswa. Dapat disimpulkan bahwa, manajemen pembiayaan pendidikan memiliki korelasi yang

  26

  signifikan dengan mutu proses pembelajaran dan aspirasi pendidikan HM. Sukardi dkk. dalam penelitiannya tentang “ pola pembiayaan

  

SMK Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta” menemukan

  bahwa sumber pembiayaan terbesar untuk SMK Negeri berasal dari pemerintah (pusat dan daerah), sedangkan untuk SMK swasta berasal dari orang tua siswa. Sumbangan yang berasal dari masyarakat, dunia usaha dan industri serta pemanfaatan potensi melalui unit produksi baik untuk SMK Negeri maupun SMK Swasta secara umum belum menghasilkan sumbangan dana yang berarti. Di samping itu ditemukan juga bahwa

26 Ida AES,” Analisis Biaya Pendidkan dan Dampaknya Terhadap Kualitas Proses

  

Pembelajaran dan Aspirasi Pendidikan Siswa (Studi Tentang Persepsi Para Siswa SMA

Dwijendra Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012 ) Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja: 2012. semua SMK merasakan hambatan manajemen pembiayaan pendidikan

  27 berupa keterlambatan siswa orang tua dalam melunasi iurannya.

  Dari penelitian tersebut tampak bahwa belum ada perubahan yang berarti dalam orientasi manajemen pembiayaan pendidikan. SMK negeri pada umumnya masih mengandalkan dana dari pemerintah sedangkan SMK Swasta pada umumnya sangat bergantung pada orangtua siswa. penelitian tersebut juga menemukan dana yang berasal dari masyarakat, dunia usaha dan unit produksi masih rendah. Hal ini mengindikasikan belum mampunya SMK dalam menggali sumber dana alternative dari masyarakat, dunia usaha/industri serta pemanfaatan potensi yang dimiliki.

  Meskipun demikian terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa belum tentu manajemen pembiyaan pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan, Dedy Achmad Kurniady menyatakan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan tidak berdasarkan pada perencanaan yang dibuat karena keterbatasan dana yang dimiliki , pembiayaan berdasarkan pada hal hal yang urgen saja dan berdasarkan pada pengalaman pengalaman tahun lalu, sehingga hal ini berpengaruh pada penurunan mutu

  28 pendidikan.

  Wagiran, “Peluang dan tantangan pembiayaan pendidikan menengah

  

kejuruan dalam era otonomi daerah dan penerapan manajemen

27 Sukardi, dkk,” Pola Pembiayaan Siswa SMK Negeri dan Swasta di DIY “, Laporan Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, 2004. 28 Armida, “Sistem Anggaran Pendidikan (Studi Tentang Sistem Penganggaran

Pendidikan dan Efektivitas Penggunaan Biaya Pendidikan serta Dampaknya Terhadap

Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Jambi

  )”, Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 12, No 1, 1 April 2011.

  

peningkatan mutu berbasis sekolah “ Penerapan otonomi daerah serta

  manajemen berbasis sekolah, belum berpengaruh banyak pada orientasi manajemen pembiayaan pendidikan. Production Based Education serta optimalisasi pengelolaan unit produksi yang dapat dikembangkan sekolah merupakan salah satu upaya untuk mendukung manajemen pembiayaan

  29 pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  David Wijaya menemukan Sistem manajemen pembiayaan pendidikan merupakan bagian dari manajemen berbasis sekolah serta merupakan salah satu alat penentu terwujudnya mutu pendidikan. Pendidikan yang mahal bukan berarti secara otomatis dapat menunjukkan mutu pendidikan yang tinggi, karena tinggi rendahnya biaya pendidikan yang dikeluarkan ditentukan oleh manajemen pembiayaan pendidikan .

  

Oleh karena itu, setiap sekolah seharusnya menerapkan manajemen

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1)

5 38 34

STRATEGI MUTU PENDIDIKAN KATOLIK MELALUI TRANSFORMASI MANAJEMEN KEMITRAAN ANTAR LEMBAGA PENDIDIKAN KATOLIK

0 0 16

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT DAN SEKOLAH

0 0 12

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun 2005/2006) - Test Repository

0 0 95

PROBLEMATIKA PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK AUTIS DI LEMBAGA PENDIDIKAN TALENTA KIDS SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 86

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (studi Kasus pada Siswa Tuna Grahita SLB Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

0 0 69

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 0 77

SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 77

PERSEPSI ORANG TUA MURID TENTANG PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus SMP Negeri 1 Jambu, Kab. Semarang) - Test Repository

0 2 97

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang) - Test Repository

0 0 149