Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015. - Test Repository

  

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BATUR WETAN DESA BATUR

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

NUROCHIM

NIM. 11111137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BATUR WETAN DESA BATUR

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

NUROCHIM

NIM. 11111137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

Website :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama : Nurochim NIM : 111 11 137 Fakultas : Tarbiyah Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BATUR WETAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 11 Maret 2016 Dosen Pembimbing Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I NIP.19631003 199203 2001

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website :

  

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BATUR WETAN DESA

BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2015

DISUSUN OLEH

  

NUROCHIM

11111137

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Maret 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil. Sekretaris Penguji : Drs. Abdul Syukur, M.Si. Penguji I : Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Penguji II : Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.

  Salatiga, 23 Maret 2016 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.NIP. 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NUROCHIM Nim : 11111137 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam sekripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 8 Maret 2016 Yang Menyatakan,

  NUROCHIM NIM.11111137

  

MOTTO

ََكبَِّٝإ َ

  َ ُِِٞعَت ۡسَََّكبَِّٝإََُٗذُب ۡعَّ ٥

  “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”(Al-Fatihah:5)

  

PERSEMBAHAN

  

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  

1. Kedua orang tuaku Ibu Sumtiyah dan Bapak Romdi (alm) tersayang yang telah

mengasuh, mendidik, dan membimbing serta membesarkanku dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta berdo‟a untukku.

  

2. Istriku Chayati S.Pd.I dan putraku Muhammad Hafidh Al-Khan yang senantiasa

menemani dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

  

3. Semua keluarga besar dari Mbah Sugito Ngatemin, keluarga dari Mertua dan

keluarga dari Mbah Tolkah (alm).

  

4. Bapak KH. Hamam Syaifulloh dan keluarga.

  

5. Bapak Ibu dosen dan Karyawan

KATA PENGANTAR

  َ َ َ ََِّللّٱ ٌَِِٞحَّشىٱ َِِ َََٰ ۡحَّشىٱ ٌَِ ۡسِب

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan hanya kepada-Mu ya Allah, yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya atas hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersujud dan bermohon pada-Mu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatntya, yang telah mengantarkan ummatnya dari keadaan jahiliyah kepada agama yang diridhai, dan yang selalu dinanti- nantikan syafa’atnya oleh semua orang yang beriman di hari kiamat nanti.

  Sungguh teramat sangat melegakan bagi penulis, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Namun, semua itu tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang terkait yang telah memberikan dorongan, motivasi dan bimbingannya kepada penulis. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan 4. waktunya dalam membantu, mengarahkan dengan sabar dan member motivasi sehingga penulisan sekripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mendidik, dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalamannya serta para karyawan yang telah melayani dengan baik 6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam amalan ibadah. Amin.

  Demikian ucapan terimakasih penulis haturkan. Tentunya dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.

  Amin.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 11 Maret 2016 Penulis Nurochi m

  

ABSTRAK

Nurochim. 2016. Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap

  Perilaku Sosial Remaja Di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Skripsi.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I Kata Kunci : Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Perilaku sosial remaja.

  Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu apakah

Pendidikan Agama Dalam Keluarga berpengruh terhadap Perilaku Sosial Remaja

di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

tahun 2015. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Pendidikan

Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja di Dusun Batur Wetan

Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tahun 2015.

  Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif dan rancangan penelitian studi korelasional dengan langkah

pengumpulan data dengan menggunakan metode angket, observasi dan

dokumentasi. Angket yang pertama yaitu tentang Pendidikan Agama Dalam

Keluarga dan yang kedua tentang Perilaku Sosial Remaja Hasil penelitian menunjukan bahwa Pendidikan Agama Dalam Keluarga

  t

  

berpengaruh terhadap Perilaku Sosial Remaja. Hal ini ditunjukkan dengan ingkat

pendidikan agama dalam keluarga pada kategori tinggi mencapai 65%, kategori

sedang mencapai 30%, dan kategori rendah mencapai 5%. Perilaku sosial remaja

pada kategori baik mencapai 95%, kategori sedang mencapai 0%, dan kategori

buruk mencapai 2,5%. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment

dari hasil sebesar 0,692 diatas product moment pada taraf

signifikan 1% = 0,634 dengan N = 40.

DAFTAR ISI

  SAMPUL ………………………………………………………………. i LEMBAR BERLOGO ………………………………………………… ii

JUDUL ………………………………………………………………… iii

  PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………….. iv PENGESAHAN KELULUSAN

  ……………………………………… v PERNYATAAN KEASLIHAN ………………………………………. vi

MOTTO ………………………………………………………………... vii

  PERSEMBAHAN …………………………………………………….. viii KATA PENGANTAR ………………………………………………… ix ABSTRAK …………………………………………………………….. x DAFTAR ISI ………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah …………………………………….

  4 4. Hipotesis Penelitian …………………………………………

  5 5. Manfaat Penelitian ………………………………………….

  5 6. Definisi Operasional ………………………………………...

  6 7. Metode Penelitian ………………………………………...…

  4 3. Tujuan Penelitian ……………………………………………

  11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga ………………………..

  12 1. Pengertian Pendidikan Agama ……………………………..

  12 2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan

Agama Anak ………………………………………….…

  19 3. Pendidikan Agama Dalam Keluarga …………………….

  23 B. Perilaku Sosial Remaja ………………………………………

  30 1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja ……………………… 30

  2. Bentuk- Bentuk Perilaku Sosial ………………………….. 38

  1 2. Rumusan Masalah …………………………………………..

  7 8. Sistematika Penulisan ……………………………………….

  3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial ……

40 C.

  Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap

  43 Perilaku Sosial Remaja ……………………………………...

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.

Gambaran Umum Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan

  49 Getasan Kabupaten Semarang ……………………………… 1.

  49 Keadaan Geografis Dusun Batur Wetan Desa Batur …...

  2.

  50 Monografi Dusun Batur Wetan Desa Batur …………….

  B.

  54 Penyajian Data ……………………………………………… 1.

  54 Data Nama Responden ………………………………….

  2. Data Tentang Pendidikan Agama Dalam Keluarga dan Data Tentang Perilaku Sosial Remaja di Dusun Batur Wetan Desa

  55 Batur ……………………………………….

  3.

  61 Data Hasil Angket ……………………………………….

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.

  67 Analisi Deskriptif (Tiap-Tiap Variabel) …………………….

  1.

  68 Pendidikan Agama Dalam Keluarga …………………….

  2.

  73 Perilaku Sosia Remaja …………………………………..

  B.

  79 Pengujian Hipotesis ………………………………………… C.

  82 Pembahasan …………………………………………………

  BAB V PENUTUP 1.

  83 Kesimpulan ………………………………………………….

  2.

  83 Saran ………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA ………………………………..……………...… 85 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat atau wadah bersosialisasi yang pertama kali

  bagi seorang individu. Dalam keluarga seorang individu mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya. Keluarga juga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Seorang anak akan mengetahui banyak hal untuk pertama kalinya dari keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga menjadi sangat penting karena hal ini akan menentukan kehidupan dan perilaku seorang anak dimasa yang akan datang.

  Pendidikan dalam keluarga tidak hanya pada masalah akidah dan ibadah, namun juga pada masalah- masalah mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Dalam keluarga seorang anak disiapkan untuk hidup bermasyarakat dengan lingkunganya dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut Daradjat (1995:67) menyatakan:

  Perkembangan sikap sosial pada anak mulai terbentuk di dalam keluarga. Orang tua yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Ia terlihat ramah, gembira dan segera akrab dengan orang lain. Demikian pula jika sebaliknya, orang tua yang keras, kurang perhatian kepada anak dan kurang akrab, sering bertengkar antara satu dengan yang lain (ibu-bapak), maka si anak akan berkembang menjadi anak yang kurang pandai bergaul, menjauh dari teman-temannya, mengisolasi diri dan mudah terangsang berkelahi dan pribadi negatif, yang condong kepada curiga dan antipati terhadap lingkungan.

  Keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar akan menghasilkan anak yang baik, dan keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang salah dan tidak baik akan menghasilkan anak yang tidak baik pula. Jadi baik dan buruknya seorang anak tergantung pada bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Firman Allah dalam Al-

  Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6:

  َ َُطبَّْىٱ َ َ ََِِٝزَّىٱ بََُّٖٝأَََٰٰٓٝ

  َبَُٕدُ٘قََٗا ٗسبََّ ٌُۡنِٞيَٕۡأََٗ ٌُۡنَسُفَّأَْآَُٰ٘قَْاٍَُْ٘اَء َ ٌۡ َ َ َُةَسبَجِحۡىٱ

  َََّللّٱ ََٗ ََُٕشٍََأََٰٓبٍَ َ َُُ٘ص ۡعََٝ َّلََّ ٞداَذِشَٞظ َلَِغٌَتَنِئَََٰٰٓيٍََبََٖۡٞيَع

  َ ََ ٦ َ َُُٗشٍَ ۡؤَُٝبٍََ َُُ٘يَعۡفََٝٗ

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu

  dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Q.S.At-Tahrim : 6).

  Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan pendidikan agama di dalam keluarga. Dengan melakukan pendidikan agama, maka para orang tua setidaknya memberikan bekal hidup bagi anak-anak mereka. Dengan bekal yang baik, seorang anak diharapkan dapat bersikap dan berperilaku yang baik pula.

  Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak budaya asing yang masuk dalam budaya Islam. Budaya tersebut membawa dampak yang signifikan dalam dunia pendidikan Islam. Hal ini menyebabkan bergesernya nilai-nilai dan norma- norma agama. Banyak umat muslim, khususnya para remaja terpengaruh budaya tersebut. Remaja yang kondisinya sangat rentan terpengaruh hal-hal baru yang mereka temukan, akan kesulitan menyaring dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Remaja akan mudah meniru hal-hal baru meskipun itu tidak baik bagi mereka.

  Sekarang ini banyak terlihat para remaja yang berperilaku buruk tanpa lagi merasa malu akan apa yang dilakukannya. Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Remaja yang berperilaku buruk, orang tua yang kurang memperhatikan anak, ataukah budaya asing yang masuk dalam budaya Islam? Mungkinkah remaja yang berperilaku buruk atau tidak baik, tidak mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya? Ataukah remaja tersebut mendapatkan pendidikan agama namun tidak digunakan atau diamalakan?. Banyak faktor yang menyebabkan seorang remaja berperilaku buruk. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari diri sendiri dan juga dari lingkungan sekitarnya.

  Di Dusun Batur Wetan terdapat sebuah Madrasah Diniyah yang diasuh oleh seorang kiai. Santri yang belajar di Madin tersebut adalah para remaja dan anak-anak Dusun Batur Wetan. Meskipun demikian, akhir-akhir ini banyak terjadi fenomena-fenomena yang cukup membuat masyarakat menjadi sedikit terganggu. Fenomena tersebut bermacam-macam seperti adanya pencurian oleh remaja dan anak-anak, minum minuman keras, tawuran, kenakalan remaja dan sebagainya. Perilaku tersebut sangat bertentangan dengan norma yang ada.

  Peristiwa-peristiwa tersebut tentu saja mengejutkan. Dusun Batur Wetan yang terdapat Madin dan yang seluruh penduduknya memeluk agama Islam mengalami hal semacam ini. Pendidikan agamapun sudah dilakukan oleh masyarakat Dusun Batur Wetan sendiri. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan mengaji pada malam hari yang dilakukan di rumah-rumah warga. Kegiatan- kegiatan keagamaan juga dilaksanakan akan tetapi, fenomena memprihatinkan ini tetap terjadi. Siapa yang harus disalahkan? Setiap orang tua pasti sudah berusaha mendidik anak-anak mereka dengan baik. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi rusak dan tidak bermoral.

  Dari urain diatas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dengan mengambil judul

  “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN BATUR WETAN, DESA BATUR, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana perilaku sosial remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur,

  Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang? 3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

  Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  D. Hipotesis Penelitian

  Melihat tujuan penelitian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif atau terdapat pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  E. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian adalah menjelaskan tentang kegunaan hasil penelitian bagi beberapa pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti misalnya bagi penulis sendiri, bagi pihak lembaga pendidikan, bagi pembuat kebijakan dan sebagainya.

  Ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis a.

  Manfaat teoritis Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep pendidikan, khususnya pendidikan agama dalam keluarga terutama tetang akhlak atau perilaku.

  b.

  Manfaat praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pendidikan agam dalam keluarga. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan program pemecahan masalah perilaku sosial remaja.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kekaburan dan biasnya pengertian dalam memahami makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu memberikan penegasan istilah.

  1. Pendidikan Agama Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1993:103).

  Sedangkan pendidikan agama merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah kebersamaan dan ditekankan untuk lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam (Isna, 2001:63).

  2. Keluarga Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya (KBBI).

  3. Perilaku Sosial Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:859). Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat (Depdiknas, 2007:1085). Jadi, perilaku sosial adalah reaksi seorang (remaja) dalam perjalanan secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat (Chaplin, 1989:19). Indikator dari perilaku sosial tersebut diantaranya adalah menghormati orang lain, bersikap baik terhadap orang lain, sopan dalam bergaul, peduli terhadap orang lain, tolong- menolong, kasih sayang terhadap orang lain, mau memberi dan menerima saran.

4. Remaja

  Remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial (Dariyo, 2004:14).

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

  Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu pendidikan agama dalam keluarga sebagai variabel yang pertama dan perilaku sosial remaja sebagai variabel kedua.

  2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Batur Wetan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

  3. Populasi penelitian Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari individu yang menjadi objek penelitian (Komaruddin, 1982:203). Melihat jumlah populasi yang lebih dari 100 maka, dalam penelitian ini, peneliti mengambil 40 responden secara acak sebagai sampel yang mewakili dari populasi yang ada.

4. Pengumpulan data

  Langkah-langkah penulis yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung di tempat penelitian dan metode dokumentasi.

  a.

  Metode angket Merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden guna mendapatkan data yang baik. Metode ini digunakan untuk mengungkap dua data yaitu tentang data pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku sosial remaja.

  b.

  Metode observasi Merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi,

  1986:136). Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap pada penelitian ini.

  c.

  Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen rapat, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1987:188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data dan kondisi keadaan objek serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.

5. Instrumen penelitian

  Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu angket yang pertama angket tentang pendidikan agama dalam keluarga dan yang kedua angket tentang perilaku sosial.

  Variabel I : Pendidikan agama dalam keluarga Indikator : 1. Mengenalkan tentang adanya Allah

  2. Mengenalkan tentang rukun iman

  3. Mengenalkan tentang rukun islam

  4. Membimbing melaksanakan shalat

  5. Membimbing membaca Al- Qur’an

  6. Membimbing melaksanakan puasa

  7. Membimbing melaksanakan sedekah

  8. Membimbing untuk berakhlak baik

  9. Membimbing untuk membaca doa setiap melakukan Kegiatan

  Variabel II : Perilaku Sosial Indikator : 1. Menghormati orang lain

  2. Bersikap baik terhadap orang lain

  3. Sopan dalam bergaul

  4. Peduli terhadap orang lain

  5. Tolong-menolong

  6. Kasih sayang terhadap orang lain

  7. Mau memberi dan menerima saran

  6. Analisis data Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus statistik korelasi product moment.

  a.

  Untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menngunakan prosentase: Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden b. Untuk tujuan penelitian yang ketiga penulis menggunakan rumus statistik product moment, yaitu:

  ∑ (∑ )(∑ ) ) )

  √(∑ (∑ (∑ ) (∑ )

  Keterangan : : Koefisien korelasi antara X dan Y

  XY : Produk dari X dikali Y X : Variabel skor 1 Y : Variabel skor 2 N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian.

  Bab II Kajian pustaka, pendidikan agama dalam keluarga, pengertian pendidikan agama, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan agama anak, pendidikan agama dalam keluarga. Perilaku sosial, pengertian perilaku sosial, bentuk- bentuk perilaku sosial, factor-faktor yang memperngaruhi perilaku sosial. Pengaruh pendidikan agama dalam keluaraga terhadap perilaku sosial remaja.

  Bab III Laporan hasil penelitian, gambaran umum dusun Batur Weta Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, keadaan geografis dusun Batur Wetan Desa Batur, monografi dusun Batur Wetan Desa Batur. Penyajian data, data nama-nama responden, data angket tentang pendidikan agama dalam keluarga dan data angket tentang perilaku sosial remaja, data hasil angket.

  Bab IV Analisis dan pembahasan, analisis data, analisis deskriptif (tiap-tiap variabel), pendidikan agama dalam keluarga, perilaku sosial remaj, pengujian hipotesis dan pembahasan.

  Bab V Penutup, kesimpulan, dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama

  Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103).

  Melihat pengertian pendidikan di atas maka pendidikan agama diartikan sebagai usaha yang lebih khusus dari orang dewasa kepada anak mengenai agama dengan maksud agar anak memahami dan menghayati ajaran agama sekaligus juga mengamalkan ajaran agama tersebut.

  Pendidikan agama di sini tidak hanya terfokus pada masalah-masalah akidah ataupun masalah ibadah, namun juga pada masalah mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak hanya wajib menjaga hubungan baik dengan Allah (hablun min Allah), tapi juga wajib menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (hablun min an-nas). Selama ini penididikan agama yang mengenai masalah-masalah keimanan dan ibadah lebih diutamakan. Sedangkan untuk masalah yang berhubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya kurang diperhatikan. Berkaitan dengan hal ini, Azizy (2003:63) menyatakan sebagai berikut:

  Ajaran mengenai mu‟amalah bayna al-nas ini sebenarnya sangat populer ditengah-tengah masyarakat, namun sangat kecil orientasi dalam praktek.

  Itulah sebabnya, etika sosial dalam masyarakat sangat kurang mendapatkan perhatian pada tatanan prakteknya. Bukankah masalah kemanusiaan yang begitu banyak ayat dan hadis menyebutkan, sebenarnya harus mendapat perhatian utama dan serius? Akibat kurangnya perhatian pada masalah ini, hubungan manusia dengan lingkungannya (alam dan sosial) kurang mendapat apresiasi yang sewajarnya.

  Pendidikan agama seharusnya diarahkan pada pembentukan sikap religius dan tidak diajarkan hanya dengan cara mendoktrinisasi, namun harus dengan pemahaman dan penghayatan yang mendalam serta pemberian contoh agar maksud dan tujuannya dapat tercapai.

  Ajaran yang terdapat dalam Al- Qur’an secara garis besar merupakan nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai moral atau nilai akhlak.

  Kedua nilai tersebut dapat menjadi penuntun manusia dalam menjalankan kehidupan secara baik. Seperti yang tertulis dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:

  َ َ َ َ َُشَٖۡش ََِٰٓٛزَّىٱ َُُاَء ۡشُقۡىٱ

  َ َُبَضٍََس َٖتَََِّْٰٞبََِٗطبَّْيِّىَٙ ٗذُٕ َِِٔٞفََهِضُّأ َ ٥٨٥ َ … َ َ َََٰٙذُٖۡىٱ ََٗ َ ٍَِِّ

  َ ُِبَق ۡشُفۡىٱ

  Artinya: “Bulan Ramadlan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-

  Qur‟an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…..”(Q.S. Al-Baqarah:185).

  Menghadapi dunia yang semakin maju, maka pengimplementasian nilai-nilai Al- Qur’an menjadi sangat penting. Tanpa menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam Al- Qur’an maka masyarakat muslim akan menghadapi kendala dan tantangan yang berat dalam mengupayakan pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri.

  Secara normatif, tujuan implementasi nilai-nilai Al- Qur’an ada tiga hal yaitu dalam dimensi spiritual, dalam dimensi budaya, dan dalam dimensi kecerdasan yang membawa pada kemajuan (Al Munawar, 2005:6).

  Dimensi spiritual meliputi iman, takwa dan akhlak mulia(ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak.

  Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat (Al Munawar, 2005:7). Pendidikan akhlak harus mengutamakan pada sikap, tabiat dan perilaku yang menggambarkan tentang nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

  Dimensi budaya yaitu kepribadian mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Al Munawar 2005:8). Dimensi ini diarahkan pada pembentukan pribadi muslim dengan peningkatan dan pengembangan faktor dasar atau bawaan dan faktor ajar atau lingkungan dengan berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Pengembangan faktor bawaan dapat dilakukan dengan bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma Islam. Sedangkan pengembangan faktor ajar dapat dilakukan dengan mempengaruhi individu melalui nasehat, teladan, pembiasaan, hukuman dan lainnya dalam proses dan upaya membentuk kondisi yang mencerminkan pola hidup yang sesuai dengan norma Islam.

  Tanggung jawab kemasyarakatan dilakukan dengan pembentukan hubungan sosial melalui upaya penerapan nilai akhlak dalam pergaulan sosial. Langkah pelaksanannya mencakup melatih diri untuk tidak melakukan parbuatan keji dan tercela, mempererat hubungan kerjasama, meningkatkan perbuatan terpuji dan bermanfaat, membina hubungan sesuai dengan aturan.

  Dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan mencakup cerdas, kreatif, disiplin, professional, dan produktif. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga proses yaitu analisis, kreatifitas dan praktis (Al Munawar, 2005:9). Dalam membentuk kecerdasan hal yang paling utama adalah pendidikan dalam keluarga. Setelah keluarga barulah sekolah memberikan tambahan.

  Dalam keluarga, pendidikan agama terbagi menjadi tiga hal pokok yaitu: a.

  Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akidah Pendidikan tentang akidah (keimanan) merupakan langkah awal dalam mengenalkan tentang adanya Dzat yang maha kuasa yang menciptakan dunia seisinya. Langkah ini dapat dimulai dengan: 1)

  Memperkenalkan tentang adanya Allah swt Pendidikan agama yang pertama kali dilakukan adalah dengan mengenalkan tentang adanya Allah. Memberikan pengertian kepada anak bahwa terdapat suatu Dzat yang berkuasa lebih dari segala-galanya di dunia ini. Memberikan pengertian kepada anak bahwa Allah lah yang telah menciptakan alam semesta. 2)

  Memperkenalkan tentang rukun Iman Memperkenalkan rukun iman dimulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Diawali denga iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul Allah, iman kepada qodho dan qodar, dan iman kepada hari akhir.

  3) Memperkenalkan tantang rukun Islam

  Memperkenalakan rukun Islam kepada anak harus dilakukan agar anak benar-benar memahami hal-hal penting tentang Islam dan agar anak mempunyai prinsip bahwa ia beragama Islam bukan karena mengikuti orang tuanya. Pengenalan rukun Islam diawali dengan syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Dengan pendidikan tentang akidah (keimanan) ini diharapkan seorang anak akan mampu meyakini atau mempercayai keesaan Allah dan akan dengan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang menjadi ketentuan beserta aturan-Nya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

  Pendidikan tentang keimanan ini juga bisa digunakan sebagai pengendali segala tingkah laku seseorang. Seseorang yang mempunyai keimanan akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan ketentuan yang telah diyakininya.

  b.

  Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah ibadah Pendidikan mengenai masalah ibadah merupakan kelanjutan dari pendidikan tentang akidah. Keyakinan dan keimanan tidak akan sempurna tanpa ada pembuktian dalam kehidupan nyata. Seseorang yang telah mendapatkan pendidikan akidah maka harus merealisasikan keyakinan dan kepercayaannya dalam bentuk yang konkret. Pelaksanaan ibadah sebagai pengatur hidup orang-orang yang melaksanakannya.

  Dimana bentuk-bentuk ibadah sudah terdapat ketentuan dan aturan pelaksanaannya. Seseorang akan melaksanakan ibadah berdasarkan aturan yang ada. Agar pelaksanaan ibadah dapat berjalan dengan baik, maka harus ada proses pengajaran secara terus-menerus. Pendidikan mengenai ibadah dapat dilakukan dengan: 1)

  Membimbing melaksanakan shalat Anak masih sering merasa berat untuk melaksanakan shalat, oleh karena itu para orang tua hendaknya membimbing dalam melaksanakan shalat. Dengan pembimbingan ini anak akan terbiasa melaksanakan shalat sekalipun tanpa bimbingan orang tua lagi nantinya. 2)

  Membimbing untuk membaca AL-Qur’an Kebiasaan membaca Al-

  Qur’an harus ditanamkan sejak dini, agar ketika dewasa anak sudah terbiasa melaksanakannya.

  Pembimbingan ini tidak cukup hanya fokus dalam membacanya, tapi juga pada pemahaman maksudnya.

  3) Membimbing melaksanakan puasa

  Puasa merupakan bentuk ibadah yang cukup berat bagi anak- anak yang belum terbiasa melaksanakannya. Maka bimbingan orang tua cukup penting dilakukan. Pertama kali dapat dilakukan dengan memberikan janji atau memberikan sesuatu (iming-iming), jika anak sudah mulai terbiasa hal itu tidak perlu dilakukan lagi. 4)

  Membimbing untuk melaksanakan sedekah

  Memberikan sedekah merupakan sarana atau alat membersihkan diri dan agar kita ikhlas memberikan sebagian milik kita yang menjadi hak mereka yang tidak mampu. Karena dengan melatih bersedekah secara otomatis melatih untuk bersosialisasi.

  c.

  Pendidikan agama yang berhubungan dengan akhlak Hasil dari keimanan dan pelaksanaan ibadah yang baik dapat terlihat dalam perilaku atau akhlak. Semakin kuat keimanan seseorang, maka akan semakin giat ia beribadah dan tentunya akan semakin baik akhlaknya (Musthofa, 2007:89). Akhlak merupakan pengendali psikis dan sosial. Akhlak juga yang membedakan manusia dangan makhluk Allah yang lain. Tanpa akhlak maka kedudukan manusia sama dengan kedudukan binatang ataupun tumbuhan. Pendidikan dalam Islam pertama-tama menekankan keikhlasan niat kepada Allah. Penekanan dimaksudkan agar akhlak benar-benar berakar, bukan artifisial yang bisa berubah mengikuti perubahan situasi dan kondisi serta lingkungan pergaulan (Aly & Munzier, 2003:91). Pembentukan akhlak yang baik juga harus dilakukan melalui proses pembiasaan secara terus-menerus. Maka, pendidikan tentang akhlak dapat dilaksanakan dengan:

  1) Membimbing untuk berakhlak baik

  Akhlak atau tingkah laku merupakan salah satu ukuran atau kriteria yang akan menentukan diterimanya seorang individu dalam suatu kelompok. Dengan ini akhlak merupakan hal penting bagi kehidupan individu.

  2) Memberi contoh akhlak terpuji

  Akhlak tidak akan terbentuk hanya dengan pembimbingan. Seorang anak akan lebih mudah bersikap baik ketika ia juga melihat orang lain bersikap baik pula. 3)

  Membimbing untuk selalu mensyukuri nikmat Allah Seseorang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya tidak akan mudah melakukan hal-hal buruk ketika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini akan menumbuhkan sikap qona’ah dan tidak berlebihan. Ketiga aspek pendidikan agama diatas merupakan bentuk kesatuan yang antara satu dengan yang lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus dilaksanakan dengan baik agar tujuan pendidikan Islam dalam membentuk dan menyiapkan individu yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dapat terealisasi. Dengan melaksanakan ketiga aspek tersebut maka, usaha untuk membentuk insan kamil dapat benar-benar terlaksana.

2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak

  Berbicara tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengenalkan dan menanamkan nilai atau ajaran agama pada anak. Seperti yang tertulis dalam Al-

  Qur’an dan Hadits di bawah ini:

  َ َ ََِِٝزَّىٱ َ ٌَِٖۡۡٞيَعَْاُ٘فبَخَبًف ََٰعِضَٗتَِّّٝسُرَ ٌِِٖۡفۡيَخَ ٍَِِْۡاُ٘مَشَتَ َۡ٘ى ََش ۡخَٞۡىَٗ ٩ َ

  َْاُ٘قَّتَٞۡيَف َاًذِٝذَسَ ٗلَّ َۡ٘قَْاُ٘ىُ٘قَٞۡىَٗ َََّللّٱ

  Artinya:

  „ ‟Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (Q.S. An-Nisa‟ : 9)

  Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Umar sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Dampak Kondisi Sosial Budaya Keluarga Terhadap Perilaku Remaja di Desa Tribungan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo

0 8 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sikap - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Sikap Petani dalam Budidaya Sayuran Secara Organik di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang = Analysis of Farmer’s Attit

0 0 9

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Sikap Petani dalam Budidaya Sayuran Secara Organik di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang = Analysis of Farmer’s

0 0 8

BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Sikap Petani dalam Budidaya Sayuran Secara Organik di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang = Analysis of Farmer’s Attitudes in Organic Vegetab

0 0 19

Gambaran Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Penduduk Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Penduduk Dusun Batur Kidul Kecamata

0 2 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 71

PENGARUH PERILAKU IHSAN TERHADAP PERILAKU BELAJAR Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2009 - Test Repository

0 0 83

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113