PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

  

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP

AKHLAK REMAJA

  (Studi Kasus p a d a Rem aja D esa Glaw an Kecamatan P ab elan K abupaten Sem arang Tahun 2010)

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

S IT I QOMARIYAH

  

NIM: 11408303

JU R U SA N TARBIYAH

PR O G RA M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM

SE K O L A H T IN G G I AG AM A ISLA M N E G E R I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar No. 2 Tip 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721

  Website :http//www. salatim . ac. id. E-mail :akademika(a)jstainsalatiea. ac. id

P E N G E S A H A N K E L U L U SA N

  Skripsi Saudari : Siti Qomariyah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408303 yang berjudul : " PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA

  

TERHADAP AKHLAK REMAJA DESA BLAWAN KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”, Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a ri: Sabtu yang bertepatan dengan tanggal

  Salatiga, 28 Agustus 2010 Panitia Ujian

  Sejcretaris Sidang Ketua,

  A

Rahmat Harivadi. M.Pd

  'NlJ>. 19670112 199202 1 005 Penguji II

  jfrm /ik

Hammam, M.Pd

  NIP. 19730610 2000 03 1 001 NIP. 1

  

DnT Mabasirun, M .Ag

  NIP. 19590202 1999003 1 001

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN ) SALATIGA J1 P e la ja r 02 0298 >323706,323 433, £ « 3 2 3 4 5 3 50721

  

Tentara Telp. ( Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, M aka skripsi Saudara: Nama Siti Qomariyah NIM 11408303 Jurusan Tarbiyah

  

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Judul

  

AKHLAK ( STUDI KASUS PADA REMAJA DESA GLAWAN

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG ) TAHUN 2010 Telah kam i setujui untuk dimunaqosahkan Salatiga, 5 Agustus^OlO Pembinroing Drs. MftblasiruntM .Ag NIP.19590202199903101

KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA JL Tentara Pelajar 02 Telp.323706 Fax.323433 Kode Pos 50721 Salatiga http / www.salatiga.ac.id e-mail;akademik@stain salatiga.ac.id SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini

  Nama : Siti Qomariyah NIM : 11408303 Jurusan : Tarbiyah Progran Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

  Salatiga 5 Agustus 2010 Penulis

  Siti Qomariyah

  

MOTTO

  Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh.

  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

  (Q. S Luqman: 18)

  Janganlah kamu menjadi orang yang mudah menyerah atas masalah dan tantangan dalam hidupmu, tetapi hadapi dan selesaikanlah masalah serta tantangan, sehingga engkau termasuk orang-orang yang berhasil.

PERSEMBAHAN

  Hasil karya ini kupersembahkan untuk:

  1 Ibu tercinta yang telah memotivasi dalam belajar hingga lulus.

  2. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan dan semangat demi tercapainya cita- cita.

  3. Anak-anakku tersayang.

  4. Teman-teman senasib sepeijuangan.

  5. Almamater STAIN Salatiga.

ABSTRAK

  Siti Qomariyah. 2010. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak

  (Studi Kasus Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program

  Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Mubasirun, M.Ag

Kata kunci : Keharmonisan Keluarga dan Akhlak Remaja

  Penelitian ini berjudul Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja, (Studi kasus pada remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010). Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok, sedangkan metode observasi, interview, dan dokumentasi sebagai metode pendukung. Data yang diperoleh dari hasil angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data korelasi

  x y

product moment.Dm hasil penelitian, diperoleh nilai T untuk korelasi antara

  keharmonisan keluarga dengan akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010 sebesar 0,578 Setelah dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=26 sebesar 0,388 dan taraf signifikasi 1% = 0,496 ternyata hasil rXY lebih besar daripada harga r tabel Product moment. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan pada bab I yang mengatakan bahwa “Ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” diterima.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi yang berjudul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I.

  2. Drs. Djoko Sutopo, Ketua Program Studi Ekstensi yang telah memberiakan kesempatan melanjutkan Strata I.

  3. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., Pembantu Ketua I, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian.

  4. Drs. Mubasirun, M. Ag., Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai rencana.

  6. Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang telah membantu penulis dalam pengisian skala keharmonisan keluarga dan akhlak remaja, dengan memberikan jawaban yang sebenamya,sehingga dapat memperlancar penelitian.

  7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Salatiga, 4 Agustus 2010. Penulis

  Siti Oomarivah NIM : 114 08 303

DAFTAR ISI

  Halaman

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

   F. Definisi Operasional

  8

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

  Halaman

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   Tabel 14 Skor Jawaban Responden tentang Akhlak Remaja.

  69

  

   Tabel 17 Prosentase Jawaban Responden tentang Keharmonisa

  

  

  

  1 B A B I

  

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

  Keluarga adalah lingkungan masyarakat terkecil yang merupakan lingkungan pendidikan primer yang bersifat fundamental, sehingga sangat berperan dalam pembentukan akhlak. Besar kecilnya persoalan, sumbernya kembali pada pendidikan dan pertumbuhan sejak dini dalam keluarga, di mana peijalanan anak manusia secara bertahap dimulai, sejak terbukanya mata terhadap kehidupan, sebagai mana Nabi bersabda: Semua bayi

  dilahirkan dalam keadaan suci. Ibu dan bapaknyalah yang memegang

peranan penting untuk membuatnya m enjadi seorang Yahudi, Nasrani,

atau Majusi.

  Dari situlah kunci permasalahan dan sumber keburukan yang bisa menimbulkan penyakit. Untuk itu kita dapat meramu obatnya: membina dari awal tumbuhnya masyarakat, yakni membenahi tatanan keluarga. Bila baik dan sejahtera sebuah rumah tangga, maka baik dan sejahtera pulalah masyarakatnya. Sebaliknya, jika sebuah rumah tangga tidak lagi ditemukan kedamaian, maka ini merupakan awal dari kehancuran generasi berikutnya.

  Keluarga yang hidupnya di kota dengan di desa tentu berbeda bila ditinjau dari kesibukannya. Umumnya ayah, ibu yang hidup di kota besar

  2

  sehingga orang tua dengan terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Selain itu perkembangan informasi dan tehnologi yang semakin pesat telah membawa budaya global sedikit banyak berpengaruh di dalam membina kehidupan rumah tangga.

  Pengejaran kebutuhan materi dan ekonomi di kota besar sebagai akibat dari segala macam tuntutan. Pada saat suami istri dengan kesibukan masing - masing tentunya kurang waktu untuk bertemu hati, bahkan bertemu muka dengan anak. Usaha mencari nafkah sehari-hari sering memperlihatkan tidak konsistennya pedoman hidup keluarga di tengah masyarakat yang sedang bergejolak dalam transisi mencari tata hidup yang mapan, sekaligus menampilkan aneka gaya dan corak hidup tertentu. Di samping berbagai pengaruh dari peningkatan sains dan tehnologi yang menyebabkan wawasan warga masyarakat berubah, yang membawa serta berbagai benturan nilai dan pola pikir maupun pola tindak yang baru sebagai pencerminan dari masyarakat pluralistik kultural.

  Berbagai masalah di atas dapat menimbulkan keterenggangan hubungan antar keluarga, terutama antar suami dan istri yang mau tidak mau mempengaruhi terhadap hubungan antara orang tua dan anak. Permasalahan yang dihadapi adalah kurang adanya kemantapan arah ( sense o f direction ) dalam berbagai kehidupan keluarga dalam mewujudkan keharmonisan dalam mencapai kesejahteraan keluarga

  3

  Keseimbangan di dalam kehidupan keluarga perlu dipupuk dan dijaga. Masing - masing anggota keluarga hendaknya mengetahui tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya. Orang tua memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Dengan tanggung jawabnya. Orang tua sangat berperanan dalam pembentukan akhlak, dan mengantarkan keberhasilan anak di dalam mengejar pendidikan.

  Keharmonisan keluarga merupakan sarana pembentuk akhlak, karakter, dan kepribadian anak. Oleh sebab itu keluarga yang memiliki latar belakang yang baik akan mampu membimbing dan mengarahkan menjadi orang yang berakhlakul karimah dan tercapainya cita -c ita yang mereka harapkan. Demikian pula sebaliknya keluarga yang tidak baik atau yang tidak harmonis akan sulit untuk membimbing anaknya menjadi yang terbaik bagi masa depan anaknya.

  Orang tua adalah pribadi yang utama dan pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup mereka merupakan unsur - unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh itu ( Zakiyah Darodjat, 1970 : 56 ).

  Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus dimulai dari komunikasi antar anggota keluarga untuk memberikan arahan dan bimbingan. Hubungan anak dan orang tua mempunyai pengaruh kuat dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dari akhlak anak. Dengan berbagai

  4

  dalam lingkup keluarga. Merasa bahwa ia disayangi, dilindungi serta mendapatkan perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tua dalam hal - hal yang positif.

  Pada era globalisasi dengan tersebarnya kebudayaan tertentu keseluruh dunia, sehingga kebudayaan tersebut menjadi kebudayaan global karena sebagian besar masyarakat dunia serba transparan. Globalisasi secara besar - besaran dengan berkembangya teknologi komunikasi memungkinkan teijadinya kontak budaya secara massal melalui media masa. Hal ini berarti banyak remaja dengan cepat terkena pengaruh budaya barat yang didukung oleh teknologi komunikasi modem. Mulai dari radio, televisi, mesin cetak, sampai pada internet yang semakin hari semakin canggih. Tragisnya budaya barat yang cepat merasuk kapada remaja masa kini dengan pesona tinggi dan gaya hidup yang mewah, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mengambil jalan pintas untuk memenuhinya.

  Maraknya peredaran narkoba, minuman keras, kaset - kaset VCD porno, pomoaksi yang setiap saat ditayangkan melalui televisi, tidak disadari hal ini akan menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja. Ironisnya banyak orang tua yang sibuk dengan urusan sendiri, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan anak - anaknya. Keharmonisan keluarga mempunyai hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan akhlak.

  5

  masyarakat beijiwa labil. Khususnya para remaja yang cenderung berfikir pragmatis dari pada harus memikirkan jauh masa depan. Sedangkan orang memiliki pola berfikir pendek itu bisa berbuat nekad.

  Atas ketidak berdayaan dari berbagai pihak yang berwenang untuk mengatasi masalah tersebut, menyebabkan timbulnya berbagai tindak kejahatan yang kadang - kadang sulit untuk mencari solusinya. Hal tersebut diatas terjadi di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Di desa tersebut banyak orang tua yang bekeija di luar negri sehingga banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, bahkan hal itu bisa mengakibatkan perceraian. Di desa tersebut juga banyak remaja mengkonsumsi minuman keras, narkoba, sambil menonton film porno. Hal ini bisa berpengaruh terhadap akhlak. Adapun akhlak remaja di Desa Glawan bisa dilihat dari kenakalan - kenakalan yang dilakukan oleh remaja.

  Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan’ Kabupaten Semarang.

  Dengan latar belakang yang telah diuraikan di depan maka penulis

  6

  2. Bagaimana aklhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010.

  3. Adakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun

  2010 .

C. TUJUAN PENELITIAN

  Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal - hal yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:

  1. Untuk menggambarkan tingkat keharmonisan keluarga remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

  2. Untuk mengetahui akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 1991 : 62 ). Sedang menurut Hadi ( 1983 : 63 ), Hipotesis adalah

  7

  Dengan demikian hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa “ Ada Pengaruh Antara Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang “

E. MANFAAT PENELITIAN

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  1. Bagi keluarga Diharapkan dapat memberikan bahan masukan terhadah sebuah keluarga untuk menciptakan keharmonisan sehingga akhlak remaja bisa terantisipasi dan dapat ditanamkan akhlaqul karimah bagi anak - anak, tanpa menimbulkan permasalahan - permasalahan.

  2. Bagi masyarakat Masyarakat mengetahui peran dan tugas betapa pentingnya penanaman akhlak bagi anak - anak remaja sebagai generasi penerus bangsa, sehingga dapat berperan sebagaimana mestinya.

  3. Bagi pemerintah Sebagai masukan untuk dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan - kebijakan, khususnya penanggulangan - penanggulangan terhadap maraknya peredaran narkoba, minuman keras, dan pornografi, serta mencari solusi dari dampak yang ditimbulakan.

  8

  4. Bagi anak - anak remaja Anak - anak remaja dapat memahami pentingnya akhlaqul karimah dalam menghadapi era globalisasi dan demi masa depan yang positif.

F. DEFINISI OPERASIONAL

  Untuk menghindari terjadinya kekaburan dan kesalah pahaman, maka perlu adanya ruang lingkup pembahasan dalam penelitian. Ini dikarenakan adanya pemahaman yang lain. Oleh karena itu penulis akan memberi batasan atau penegasan istilah sebagai b e rik u t:

  1. Pengaruh Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang kuat ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( Kamisa, 1997 : 165 ). Menurut Sulckan ( 2002 : 159 ), pengaruh adalah efek, dampak, atau akibat yang dihasilkan dari suatu perbuatan yang dipercaya mampu dapat menempatkan sesuatu pada posisi yang sebenarnya.

  Adapun dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dan membuktikan ada tidaknya pengaruh antara variabel keharmonisan keluarga terhadap variabel akhlak remaja

  2. Keharmonisan Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan, keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 : 350).

  9

  3. Keluarga Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah; bapak, ibu dalam hubungan perkawinan dan anak - anak hasil dari perkawinan; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 :1 7 0 ).

  Untuk mengukur keharmonisan keluarga menggunakan indikator

  • indikator sebagai berikut: a. Menjaga iteraksi kehidupan beragama dalam keluarga.

  b. Menciptakan kebersamaan dalam keluarga.

  c. Melaksanakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga.

  d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.

  e. Meminimalkan konflek dalam keluarga.

  f. Menciptakan hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

  4. Akhlak Akhlak adalah budi pekerti atau kesopanan ( Kamisa, 1997 : 21 ).

  Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiw a seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu. ( Mansur M. A, 2005 : 48 ).

  Untuk mengukur akhlak remaja menggunakan indikator - indikator sebagai berikut:

  10

  c. Menjaga kebersihan lingkungan.

  d. Bergaul secara baik dengan sesama teman.

  e. Mentaati peraturan pemerintah.

  f. Mentaati perintah agama.

  5. Remaja Remaja adalah berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa ( Sugeng, Sariyadi, 1993 : 6 ).

  (Andi, Mappiare, 1982, 11) beranggapan bahwa remaja adalah kelompok orang - orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja juga sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.

  6. Desa Glawan Desa Glawan adalah salah satu desa yang berada di wilayah

  Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kira - kira beijarak 25 km dari Ungaran Ibukota Kabupaten Semarang.

  Maksud dari penegasan istilah tersebut di atas adalah Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

G. METODE PENELITIAN

  Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai b erik u t:

  11

  Dilihat dari data yang dianalisa, jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dilihat dari bidangnya penelitian ini merupakan bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan ( fie ld

  reseach ), dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara

  langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut ( Azwar, 1999 : 8 ).

  Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih dimaksudkan untuk mengidentifikasi Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sehingga data yang diambil pun bersifat hasil atau produk ( Pohan, 2007 : 93 ).

  2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian.

  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya.

  b. Waktu penelitian.

  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2010 sampai 31 Juli

  12

  Persiapan ( pengurusan ijin, penyusunan desain opersional, dan - pembuatan instrumen pengumpulan d a ta ) selama 20 hari.

  Pengumpulan data selama 30 hari. - Pengolahan data analisi data selama 20 hari. - Penyusunan laporan selama 15 hari. - Revisi dan penggandaan selama 7 hari. -

  3. Populasi dan sampel

  a. Populasi ( universe ) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut EfFendi ( 1989 : 152 )

  • populasi adalah jum lah keseluruhan unit analisa yang ciri - cirinya akan diduga. Dalam arti lain keseluruhan subyek penelitian yang dapat dimintai informasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang ada di Desa Glawan yang terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Wonogaten, Dusun Semare, dan Dusun Randusari. Di samping itu ada pengamatan lain yaitu perangkat desa, karang taruna, remaja masjid dan tokoh masyarakat sebanyak 20 orang

  b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki ( Arikunto, 1978 : 117 ). Sedangkan Hadi ( 1994 : 221 ) berpendapat

  13

  penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi yaitu 12% dari 277.

  Tehnik pengambilan sampel menurut Arikunto ( 1978 : 120 ) adalah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua.

  Sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jik a subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10 % sampai 15 % atau 20 % sampai 25 % atau lebih sesuai kemampuannya.

  4. Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu :

  a. Metode angket ( kuesioner ) adalah metode pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden ( Arikunto, 1993 : 124 ). Menurut Walgito Bimo ( 2000 : 60 ) angket adalah merupakan suatu daftar berisi pertanyaan - pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

  Adapun tujuan penulis menggunakan metode angket antara lain:

  14

  2. Dapat dilakukan secara serentak terhadap sejumlah remaja yang dimintai data dirinya.

  3. Menghemat tenaga dan biaya. Langkah - langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan tujuan penggunaan angket yaitu untuk mengungkapkan variabel keharmonisan keluarga dan variabel akhlak remaja.

  2. Membuat kisi - kisi angket yang meliputi: menentukan indikator, penyebaran jum lah item, persentase pernyataan positif serta jum lah pertanyaan tiap indikator. Alasan penulis menggunakan metode angket adalah:

  1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersamaan peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

  2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai, penuh rasa persahabatan dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh akan lebih pbyektif.

  3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

  b. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis ( Maman Rahman, 1993 : 77 ). Seperti arsip -

  15

  dan data - data kenakalan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya daftar remaja yang melakukan tindakan criminal, minum - minuman keras dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber tulisan ( paper ), tempat (

  ), dan orang ( p e o p le )

  p la c e

  Metode wawancara juga digunakan untuk mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan atau arsip. Metode ini penulis gunakan sebagai pendukung metode angket untuk mencata data remaja desa di mana penelitian ini dilaksanakan.

  c. Metode Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara ( Suharsimi Arikunto, 1999 :145 ). Metode wawancara ada 2 macam y a itu :

  • Wawancara formal adalah wawancara dimana serangkaian pertanyaan dan jawabannya ditulis dalam bentuk standart.
  • Wawancara informal adalah wawancara dimana petugas dapat mengubah urutan pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada 20 orang responden yang terdiri atas seorang Kepala Desa, empat

  16

  orang pengurus Karang Taruna dan delapan orang masyarakat umum.

  Metode wawancara penulis gunakan untuk membantu mengumpulkan data melalui informasi yang terperinci dari responden atau remaja secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada tokoh masyarakat, perangkat desa, tokoh agama dan sebagainya.

  Secara langsung artinya mengungkap informasi tentang remaja sendiri, sedangkan tidak langsung adalah jika data diperoleh melalui orang lain yang tahu tentang remaja tersebut misalnya orang tua, perangkat desa, atau tokoh masyarakat dan lain - lain.

  Keuntungan metode wawancara yaitu:

  1. Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersaman peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.

  2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh lebih obyektif.

  3. Peneliti akan dapat mengkait - kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.

  4. Metode observasi atau pengamatan adalah merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra ( mata ) terhadap

  17

  kejadian - kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu teijadi.

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai variasi atau untuk memperkuat tentang keadaan atau tingkatan keharmonisan keluarga dan variasi akhlak remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya melihat kejadian langsung keluarga yang sedang bertengkar, remaja yang sedang berkelahi dan lain sebagainya.

  5. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekeijaanya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Arikunto, 151 ). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen, y a itu :

  a. Angket, Instrument ini diberikan kepada remaja yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

  Penulis akan menyebar angket dengan jumlah 10 pertanyaan pilihan ganda yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban sebagai b erik u t:

  18

  C = 3 (tidak pernah).

  b. Dokumen, Instrumen ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, diantaranya peta wilayah, struktur organisasi pemerintahan, data penduduk, organisasi sosial masyarakat dan arsip - arsip yang menunjang kelengkapan data yang diperlukan observasi. Instrumen ini digunakan untuk melengkapi data - data tentang Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.

  c. Wawancara, Istrumen ini digunakan untuk mengetahui secara langsung Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, dengan cara dialog terhadap responden untuk mencari tahu tentang situasi yang teijadi di masyarakat dengan kisi - kisi antara lain tentang hubungan anggota keluarga dalam satu keluarga, anggota keluarga terhadap lingkungan, anggota keluarga terhadap sistem pemerintahan sempat, anggota keluarga terhadap norma - norma agama, budaya dan adat istiadat sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi, taraf pendidikan, jenjang usia dan jenis kelamin.

  19

  d. Pengamatan, Instrumen ini digunakan peneliti secara pengamatan langsung terhadap Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, misalnya pengamatan langsung terhadap keluarga harmonis dan keluarga kurang harmonis serta segala tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari - hari.

  6. Analisa data Analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan - penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti ( Marzuki, 2000 : 8 ).

  Proses analisa merupakan usaha menemukan jawaban atas pertanyaan atau hal - hal yang kita peroleh dalam proses penelitian.

  Analisa dalam penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif artinya peneliti melakuakn analisis dengan memberikan paparan tentang “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan Kecamtan Pabelan Kabupaten Semarang” Adapun langkah - langkahnya a d a la h : a. Tahap Pengumpulan Data.

  Tahap pengumpulan data adalah penulis mengumpulkan data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data - data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

  20

  b. Tahap Klasifikasi Data Tahap ini penulis mengklasifikasi data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data - data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, berdasarkan jenis dan tempat kejadian.

  c. Tahap Interprestasi Data Dalam hal ini penulis menafsirkan data yang diperoleh.

  d. Tahap Penarikan Kesimpulan Data Pada akhirnya penulis membuat kesimpulan berdasarkan data

  • data yang diperoleh, bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui prosentase dan analisis tiap - tiap item. Untuk menganalisa ini menggunakan rumus korelasi product moment.

  rXY = K eterangan: r X Y : Koefisien korelasi X dan Y.

  X Y : Perhatian antara X dan Y. X 2 : Variabel pengaruh.

  23

B A B U KEHARMONISAN KELUARGA DAN AKHLAK

  A. KEHARMONISAN KELUARGA 1. Pengertian Keharmonisan Keluarga.

  Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang artinya cocok atau serasi.

  Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan atau keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :3 5 0 ).

  Keluarga adalah orang - orang yang menjadi penghuni rumah yaitu bapak, ibu, dan anak. Atau juga bisa diartikan satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :170).

  Dalam hal ini keharmonisan keluarga bisa diartikan keserasian, kecocokan atau keselarasan antar anggota keluarga yang terdiri dari bapak ibu dan anak.

  Islam membangun fondasi rumah tangga yang harmonis, mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga menggapai awan dan bintang - bintang. Jika bintang - bintang adalah perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan, kebanggaan, pertumbuhan yang menyenagkan, dan orang - orang

  24

  sebaliknya, dari keluargalah juga penderitaan berkepanjangan yang tiada bertepi yang diujikan Alloh Swt kepadanya ( Abdul Hamid Kisyik, 2003 :2 0 ) .

  Tata aturan rumah tangga dalam Islam merupakan aturan yang amat kokoh karena didukung oleh tata aturan yang amat kokoh pilar - pilarnya, dan islam menaungi aturan tersebut dengan pagar pembatas yang dinamai takafu’ ( sederajat, serasi ). Artinya, antara suami istri harus sederajad, sesuai, paling tidak mendekati dari segi usia, tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Ketika beberapa aspek tersebut dapat disejajarkan, maka diharapkan akan mampu mendukung kekalnya hubungan dan keharmonisan rumah tangga.

  2. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Harmonis

  a. Faktor intern Faktor intern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari diri sendiri.

  Perilaku ini m isalnya: - Menumbuhkan rasa percaya antar sesama anggota keluarga.

  • Menghilangkan sifat egois.
  • Peduli terhadap lingkungan keluarga.
  • Bersikap tau diri dan proporsional.
  • Pemaaf, saling mengingatkan.
  • S o p an , ramah, saling menyayangi, dll.

  25

  b. Faktor ekstern Faktor ekstern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

  • Lingkungan keluarga adalah lingkungan dalam suatu keluarga.

  Perilaku ini antara lain menerima saran, nasihat, menghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma dalam keluarga.

  • Lingkungan masyarakat adalah suatu lingkungan yang terdiri dari sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan berbudaya. Perilaku ini antara lain adalah mentaati segala peraturan, adat istiadat dalam masyarakat yang ditempati, memperluas pergaulan, peduli terhadap lingkungan dengan semangat kebersamaan, dan hidup saling bergotong royong.

  1. Faktor - faktor Penyebab Keluarga Kurang Harmonis,

  a. Faktor intern

  • Kecurigaan yang berlebihan tidak adanya rasa saling percaya antar sesama anggota keluarga.
  • Adanya rasa egois antar sesama anggota keluarga.
  • Terlalu banyak mementingkan diri sendiri tidak adanya rasa kepedulian antar sesama anggota keluarga.

  26

  • Merasa dirinya yang palingbenar tidak adanya sikap pem aaf dan saling mengingatkan.
  • Mengabaikan tata krama tidak adanya sikap sopan, ramah, dan saling menyayangi.

  b. Faktor ekstern

  • Faktor keluarga adalah tidak mau menerima saran, nasihat, memghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma - norma keluarga.
  • Faktor masyarakat yaitu tidak mau mentaati peraturan, adat istiadat masyarakat setempat, berpandangan sempit, kurang peduli terhadap lingkungan setempat dengan semangat kebersamaan, tidak supel dalam pergaulan bermasyarakat.

  4. Aspek - aspek Keharmonisan Keluarga. Keharmonisan keluarga berkaitan erat dengan suasana hubungan perkawinan yang bahagia dan serasi serta harmonis.

  Keharmonisan keluarga sendiri mempunyai beberapa aspek. Dikutip dari internet 26 Januari 2009, Hawari ( dalam Mumi 2004 ) mengemukakan enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah: - Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

  • Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya

  27

  dalam kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemikan bahwa keluarga yang tidak religius yaqng penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung teijadi pertentangan konflik dan percecokan dalam keluarga. Dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanyya. Mempunyai waktu bersama keluarga. Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarga, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah atau keluhan - keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dibutuhkan dan diperhatikan orang tuanya sehingga anak akan betah tinggal di rumah.

  Mempunyai interaksi yang baik antar anggota keluarga.

  Interaksi dalam keluarga merupakan dasar bagi terciptanyya keharmonisan dalam keleuarga. Dikutip dari internet tanggal

  26 Januari, Meichati ( dalam Mumi, 2004 ) mengatakan bahwa remaja akan merasa aman apabila orang tuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak. Interaksi yang baik dalam keluarga

  28

  selain berperan sebagai orang tua, ibu dan ayah juga harus berteman sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan permasalahannya.

  • Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.
  • Furhan ( dalam mumi, 2004 jmengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan temoat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang teijadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkia pada anak dim lingkungan yang lebih luas.
  • Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.
  • Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering teijadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.
  • Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.
  • Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga. Apabila dalam suatu keluarga juga menentikan harmonisnya sebuah

  29

  hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.

  Hhubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai.

  • Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya enam aspek di atas. Untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis.

  2. Dampak Keluarga Tidak Harmonis Keluarga tidak harmonis kebanyakan berujung pada perceraian. Perceraian sering dianggap suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi peristiwa ini sudah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat. Tetapi yang menjadi masalah yang perlu direnungkan, bagaimana dampak dan pengaruhnya terhadap diri anak?

  Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa membawa dampak yang mendalam. Kasus ini menimbulkan stres, tekanan, dan menimbulkan perubahan fisik, dan mental ( Save M. Dagun, 2002 :

  30

  Perceraian dalam keluarga biasanya berawal dari konflik antar anggota keluarga.

  Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya pertikaian dalam keluarga yang berakhir pada perceraian antara lain, persoalan ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak, dan persoalan prinsip hidup yang berbeda.

  Faktor lain berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik anak, juga pengaruh dukungan sosial dari pihak lingkungan, tetengga, anak saudara, sahabat, dan situasi masyarakat yang terkondisi. Semua faktor ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga,

  a. Dampak negatif - Mempengaruhi terhadap perkembangan anak.

  1) Kelompok anak yang belum berusia sekolah pada saat kasus ini teijadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri bila ia menghadapi masalah dalam hidupnya. 2) Kelompok anak yang sudah menginjak usia besar pada saat kasus ini teijadi, tidak lagi menyalahkan diri sendiri, tetapi memiliki sedikit perasaan takut karena perubahan situasi keluarga dan merasa cemas karena ditinggalkan salah satu orang tuanya.

  31

  3) Ketika anak menginjak usia remaja, anak sudah memahami seluk beluk perceraian. Mereka memahami, apa akibat yang bakal teijadi dari peristiwa itu. Bila anak di bawah asuhan ibu.

  Dalam kasus perceraian ini kaum ibu lebih mengalami kesulitan konkrit dalam menangani anak-anak. Cara ayah dan ibu dalam mengasuh anaknya berbeda. Misalnya dalam soal memberikan perhatian, keramahan dan kebebasan kepada anak-anak. Sejauh mana peran ayah terhadap anak asuhan ibu.

  Meski dalam kasus perceraian kaum ibu cenderung mengambil alih mengasuh anak, peranan ayah tetap penting. Ayah dapat mempengaruhi anak dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menciptakan hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain. Dalam kasus perceraian, hal yang paling penting adalah menjaga keintiman hubungan anak dengan kedua orang tua.

  Bila anak di bawah asuhan ayah.

  Bila anak laki-laki diasuh ibu maka sering ibu mengalami kesulitan dalam mendidik dan mengasuh anak, ketimbang bila diasuh oleh ayah, begitupun sebaliknya. Anak laki-laki yang diasuh ayahnya menunjukkan adanya sikap yang

  32

  b. Dampak positif.

  Perceraian akan berdampak positif bila jalan itu satu-satunya pilihan terbaik dan paling tepat bagi sebuah keluarga yang senantiasa mengalami konflik yang berkepanjangan. Anak yang diasuh satu orang tua akan lebih baik daripada anak yang diasuh keluarga utuh yang selalu diselimuti perasaan tertekan.

  B. KONSEP AKHLAK

  1. Pemahaman Tentang Akhlak

  a. Pengertian akhlak

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM CARA BERPACARAN (Study Kasus pada Remaja Di Kelurahan Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung).

0 4 4

PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM CARA BERPACARAN (Study Kasus pada Remaja Di Kelurahan Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung).

0 9 4

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGATERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 - Test Repository

0 0 97

PENGARUH PERILAKU IHSAN TERHADAP PERILAKU BELAJAR Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2009 - Test Repository

0 0 83

PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUATERHADAP PRESTASIBELAJAR ANAK (Studi pada siswa SMP Negeri 2 Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009) - Test Repository

0 0 110

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN SHALAT FARDHU TERHADAP AKHLAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Kecandran 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 72

HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 72

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Studi Kasus Siswa MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2008 - Test Repository

0 0 74

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA SDN KAUMAN KIDUL KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

1 2 51

MODEL PENDIDIKAN AKHLAK ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Masyarakat Alas Roban Desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun 2009)

0 0 174