HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI (Penelitian Di Desa Mlirip Dsn Latsari Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET

PADA REMAJA PUTRI

(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto)

  

PUPUT ARI AYU R

13.321.0106

  

HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET

PADA REMAJA PUTRI

(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto)

  SKRIPSI Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

  Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

PUPUT ARI AYU R

13.321.0106

PERSETUJUAN SKRIPSI

  Judul : HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI (Studi Di Desa Mlirip Dsn

  Latsari Mojokerto)

  Nama Mahasiswa : Puput Ari Ayu R NIM : 13.321.0106

  TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL: .................................

H. Bambang Tutuko, SH, S.Kep.Ns.,MH Leo Yosdimyati, S.kep.Ns.,M.Kep

  Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Mengetahui,

  Ketua Stikes Ketua Program Studi

  

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh :

  Nama Mahasiswa : Puput Ari Ayu R NIM : 13.321.0106 Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan Judul : HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU

  DIET PADA REMAJA PUTRI (Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto)

  Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi S1 Ilmu Keperawatan.

  Komisi Dewan Penguji, Ketua Dewan Penguji : H. Imam Fatoni, S.KM.,MM. ( ) Penguji I : H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.Ns.,MH. ( ) Penguji II : Leo Yosdimyati, S.Kep.Ns.,M.Kep ( )

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 24 Februari 1995 dari Bapak Kasdi dan Ibu Darwati.

  Tahun 2007 penulis lulus dari SDN 1 Kramat Tumenggung, tahun 2010 penulis lulus dari SMP Tamansiswa Mojokerto, tahun 2013 penulis lulus dari SMK KESEHATAN BIM Mojokerto dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur tes PMDK.

  Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes “ICME” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, Mei 2017 Puput Ari Ayu Rahmadani

  13.321.0106

  

MOTTO

SEBUAH TANTANGAN AKAN SELALU MENJADI BEBAN, JIKA ITU HANYA DIPIKIRKAN.

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada : 1.

  Ibu dan ayah tercinta, yang selalu memberikan segala dukungan, cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga. Hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia.

  2. Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, kasihsayang dan motivasi tiada henti untuk menyelesaikan perkuliahan ini hingga tuntas.

  3. Orang tersayang kupersembahkan karya tulisan kecil yang berupa lembaran kertas ini untukmu.

  4. Bapak H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep,.Ns.,MH Dan Bapak Leo Yosdimyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang tiada bosan dan lelah dalam membimbing dan mengarahkan serta memberi ilmu dan pengalaman yang luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Pada Remaja Putri ” ini dengan sebaik-baiknya.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skirpsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.Ns.,MH., selaku ketua STIKes

  ICMe Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir program studi S1 Keperawatan, Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku kaprodi S1 Keperawatan, H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.Ns.,MH. selaku pembimbing utama yang memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, Leo Yosdimyati,S.kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing anggota yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis, Kepala STIKES ICME Jombang beserta Bapak Ibu dosen dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.

  Jombang, Mei 2017

  

ABSTRAK

HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET

PADA REMAJA PUTRI

(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto)

Oleh :

  

Puput Ari Ayu R

13.321.0106

  Perubahan fisik menjadi masalah bagi remaja putri karena harus menyesuaikan diri dengan fisiknya. Kepedulian terhadap berat badan dan bentuk tubuh ini mendorong remaja untuk melakukan perilaku diet. Tujuan penelitin ini adalah untuk menganalisi hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.

  Desain penelitian menggunakan Cross Sectional. Populasinya 40 remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto. Teknik sampling menggunakan non

  

probability sampling yaitu Purposive Sampling dengan sampelnya 37 remaja

  putri. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik menggunakan Rank

  Spearman .

  Hasil penelitian remaja putri yang memiliki citra tubuh yang kurang seluruhnya 37 (100%) responden, remaja putri yang melakukan perilaku diet yang tidak sehat hampir seluruhnya 30 (81,1%) responden, sedangkan sebagian kecil dari responden yang melakukan perilaku diet dengan diet ekstrim 7 (18,9%) responden. Uji Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi  = 0,012 < (0,05), sehingga H diterima.

  Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.

  Kata kunci : Remaja, Citra Tubuh, Perilaku Diet.

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF BODY IMAGE TO DIET BEHAVIOR

IN TEENAGE GIRL

  

(Studied in the village of Mlirip, hamlet of Latsari Mojokerto regency)

By :

PUPUT ARI AYU R

  

13.321.0106

The physical changes become a problem for young women because they

   Concern for weight and body shape the body, it encourages have to adjust the physical. teens to do behavior diet.

  The purpose of this research was to analyze the

relationship of body image to diet behavior in teenage girls in the village of

Mlirip, hamlet of Latsari, Mojokerto regency.

  Design of this research used Cross Sectional. The population 40 were all

young women in the village of Mlirip, hamlet of Latsari Mojokerto regency.

Sampling technique used non probability sampling that was Purposive Sampling

with samples 37 female teenagers. The research instrument used questionnaires

with data processing by editing, coding, scoring, tabulating and statistical test

used Rank Spearman.

  The results of research of young women who have a body image of less

than 37 (100%) of respondents, young women who did unhealthy dietary behavior

were almost all 30 (81.1%) of respondents, while a small percentage of

respondents who did diet behavior with extreme diet were 7 (18.9%) respondents.

   = 0.012< The Spearman Rank test showed that the significance value of (0.05), so H0 was accepted.

  This research could be concluded that there was relation of body image to

diet behavior in adolescent girl in the village of Mlirip, hamlet of Latsari

Mojokerto regency.

  Keywords: Teenagers, Body Image, Diet Behavior.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................. xvii

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

  1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 3

  1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 36

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 36

  4.3 Populasi, sampel dan sampling .................................................... 36

  4.4 Kerangka Kerja ............................................................................. 39

  4.5 Identifikasi Variabel ...................................................................... 40

  4.6 Definisi Operasional ...................................................................... 41

  4.7 Pengumpulan data dan instrumen ................................................ 42

  4.8 Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 44

  4.9 Etika penelitian ............................................................................. 48

  BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

  5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 50

  5.2 Pembahasan ................................................................................... 54

  BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan.................................................................................... 63

  6.2 Saran .............................................................................................. 63

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  1. Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh ................................................... 19

  2. Tabel 4.1 Definisi operasional ................................................................... 41

  3. Tabel 4.2 Skala Citra Tubuh Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ........ 43

  4. Tabel 4.3 Skala Perilaku Diet Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 43

  5. Tabel 5.1 Distribusi karakteristik Umur remaja putri Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ……………………………………..

  51

  6. Tabel 5.2 Distribusi karakteristik Pendidikan remaja putri Di Desa

  51 Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ……………………………...

  7. Tabel 5.3 Distribusi karakteristik Berat badan (BB) remaja putri Di

  51 Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ………………………..

  8. Tabel 5.4 Distribusi karakteristik Tinggi badan (TB) remaja putri Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto

  52 ……………………………………………………………….

  9. Tabel 5.5 Distribusi karakteristik IMT (Indeks Massa Tubuh) remaja putri Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ............................

  52

  11. Tabel 5.6 Distribusi citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto ....................................................

  53

  12. Tabel 5.7 Distribusi perilaku diet pada remaja putri Di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto .............................................

  53

  13. Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto ...................................................................................

  53

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

  1. Gambar 3.1 Kerangka konseptual ........................................................... 34

  2. Gambar 4.1 Kerangka kerja ..................................................................... 39

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden.

  Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Kuesioner Lampiran 4 Jadwal Penelitian Lampiran 5 Tabulasi Data Umum Lampiran 6 Tabulasi Data khusus Lampiran 7 Tabulasi Validitas Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliability Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Kuesioner Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan Lampiran 11 Lembar Surat Pre Survey Data, Surat Studi Pendahuluan dan Izin

  Penelitian Lampiran 12 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian Lampiran 13 Lembar Konsultasi Lampiran 14 Lembar Bebas Plagiat

DAFTAR LAMBANG 1.

  H1/Ha : Hipotesis alternatif 2. : Prosentase

  % 3. : Alfa (tingkat signifikansi)

   4. : Jumlah populasi

  N 5. : Jumlah sampel n 6. : Nilai yang di dapat

  P 7. : Lebih besar

  > 8. : Lebih kecil

  <

DAFTAR SINGKATAN 1.

  STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 2. : Insan Cendekia Medika

  ICMe 3. : Progam studi

  Prodi 4. : Republik Indonesia

  RI 5. : Sekolah Dasar

  SD 6. : Sekolah Menengah Pertama

  SMP 7. : Sekolah Menengah Atas

  SMA

  14. ICSH : Interstitial-Cell Stimulating Hormone

  15. FSH : Follicle-Stimulating Hormone

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perubahan fisik dapat mengakibatkan gangguan, yaitu ketika remaja harus menyesuaikan diri dengan fisiknya (Khaerunnisa, 2007). Menurut Al- Mighwar (2006) mengatakan bahwa para remaja biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisiknya dan ingin mengubah penampilannya, sebagian besar remaja putri mendambakan bentuk tubuh yang ideal seperti tubuh langsing yang sering menjadi idaman bagi para remaja putri dan hal tersebut menjadi penyebab masalah utamanya. Menurut Neumark-Sztainer, et al (2008) mengatakan bahwa banyak remaja putri yang melakukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang langsing dengan melakukan diet secara tidak sehat, yaitu dengan tidak makan secara teratur, menggunakan obat-obatan penurunan berat badan yang dapat membahayakan kesehatannya.

  Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (RisKesDas RI) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi kegemukkan secara nasional remaja umur 15-18 tahun berdasarkan

  5-12 tahun masih tinggi yakni 18,8% (gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas ) 8,8%), remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8% (8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk (obesitas)) dan pada remaja umur 16-18 tahun sebanyak 7,3% (5,7% gemuk dan 1,6% obesitas).

  Berdasarkan studi awal penelitian di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto pada tanggal 24 Februari 2017 didapatkan bahwa 9 remaja putri dari 6 remaja putri memiliki perilaku mengontrol berat badan yang tidak sehat atau dengan sengaja tidak makan dengan (sarapan, makan siang dan makan malam), 3 remaja putri berpuasa untuk mengurangi berat badan, 3 remaja putri membatasi atau menolak satu jenis makanan atau lebih untuk diet ketat, 3 remaja putri menggunakan pil-pil diet atau pil-pil pengurus badan, dan 2 remaja putri memuntahkan makanan dengan paksa.

  Citra tubuh lebih sering dikaitkan dengan wanita daripada pria karena wanita cenderung lebih memperhatikan penampilannya (Mappiere dalam Bestiana, 2012). Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mendorong remaja untuk terus berusaha memperbaiki penampilan fisiknya (Khaerunnisa, 2007).

  Perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh para remaja yang menghasilkan persepsi yang berubah-ubah mengenai citra tubuhnya, hampir sebagian remaja menganggap tubuhnya tidak menarik, malu, dan tidak percaya diri terhadap bentuk tubuhnya sendiri (Prihaningtyas, 2013).

  Menurut French, Perry, Leon & Fulkerson (2012) menyatakan bahwa usaha diet yang sehat bisa dilakukan dengan : mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, rutin berolahraga, cukup tidur, mengurangi makanan yang berlemak seperti gorengan, menghindari makanan cepat saji (fast food), juga mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi (Elga, 2007). Menurut Nyaronga & Wickrama, et al (2009) mengatakan bahwa tidak hanya melakukan berolahraga saja, para remaja putri bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak dan kolesterolnya yang rendah, karena tidak hanya berdampak langsung terhadap kesehatan. Perilaku sehat semacam ini juga dapat mencegah atau mengurangi resiko yang dapat membahayakan kesehatan diri sendiri. Maka para remaja putri tidak perlu melakukan diet ketat atau diet yang tidak sehat.

1.2 Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto?

1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Menganalisis citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.

  2. Menganalisis perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.

  3. Menganalisis hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.

1.4 Manfaat

  1.4.1 Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang psikologi perkembangan yaitu membuka wawasan mengenai hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri.

  1.4.2 Manfaat praktis 1.

  Bagi remaja putri Diharapkan agar tetap melakukan perilaku diet yang baik dan menghargai tubuh yang dimilikinya dengan segala kelebihan dan

  3. Bagi perawat Diharapkan agar dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan dalam mendidik, memberi dukungan, dan konseling kepada para remaja terkait dengan perkembangan remaja.

  4. Peneliti Memberikan rekomendasi untuk peneliti lain atau berikutnya agar mengambil sampel yang lebih banyak dan tidak terbatas pada satu populasi remaja putri, karena dengan melibatkan populasi yang lebih banyak dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi. Penelitian terhadap hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri dengan latar belakang budaya maupun latar belakang pendidikan yang berbeda juga diperlukan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

  2.1.1 Definisi remaja Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “ tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut Mappiare (Mubin & Cahyadi, 2006) mengatakan bahwa masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun dengan mencapai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.

  Menurut Jersild mengatakan bahwa masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa (Mubin & Cahyadi, 2006).

  Piaget (Hurlock, 1980) mengemukakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dalam masyarakat dewasa. Hall (Dacey & Kenny, 2004) menyatakan bahwa masa remaja merupakan suatu tahap perkembangan yang dikarekteristikkan sebagai

  “strom and stress”, tahap dimana remaja sangat dipengaruhi oleh mood

  dan remaja tidak dapat dipercaya. Remaja berada diantara masa kanak-

  : usia 13 tahun sampai 15 tahun 2. Fase remaja pertengahan : usia 16 tahun sampai 18 tahun 3.

1. Fase remaja awal

  Fase remaja akhir : usia 19 tahun sampai 21 tahun

  Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai dari usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan usai 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria yang dibagi ke dalam 3 fase, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir dimana individu mengalami masa strom and stress serta belum mampu menguasai fungsi-fungsi fisik dan psikisnya secara maksimal.

  2.1.2 Perkembangan fisik remaja Perkembangan fisik remaja ditandai dengan adanya suatu periode disebut pubertas. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi 2 jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic

  hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : 1.

  Follicle-Stimulating Hormon (FSH) Hormon yang secara langsung dapat mempengaruhi kemungkinan seorang wanita dapat hamil atau mempertahankan kehamilannya. Pada hipofisis pada lobus anterior, distimulasi oleh hormon aktivin dan di hambat oleh hormon inhibin. Sel target dari FSH ialah : testis (Tubulus Semineferus) pada laki-laki dan ovarium pada wanita(Dacey & Travers, 2004).

2. Luteinizing Hormone (LH)

  Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang perkembangan dua jenis hormon kewanitaan, yaitu estrogen dan progesterone. Pada anak laki-laki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang perkembangan testosterone.

  Perkembangan secara cepat dari hormon-hormon tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sistem biologis seorang anak. Pada anak perempuan, peristiwa pertama yang terjadi adalah telarke, yaitu terbentuknya payudara, diikuti oleh puberke, yaitu tumbuhnya rambut pubis dan ketiak, lalu menarke, yaitu periode haid pertama (Ganong, 1997). Sedangkan pada anak laki-laki juga mengalami perubahan fisik, seperti suara yang semakin berat, pertumbuhan otot, dan pertumbuhan rambut tubuh. Perkembangan fisik remaja akan berlangsung sangat cepat tubuh cenderung terbentuk jika tidak memiliki bentuk tubuh ideal yang diharapkan. Sedangkan pada anak perempuan, sejak masa kanak-kanak, pola pikir individu sangat dipengaruhi oleh media. Hal ini terus terjadi hingga remaja sehingga individu melakukan identifikasi terhadap figure tubuh ideal yang selalu di tampilkan oleh media (Ferron, 1997).

  Pubertas, jenis kelamin dan usia mempengaruhi citra tubuh. Pada kenyataannya, remaja putra cenderung merasa lebih puas dengan perubahan tubuhnya dibandingkan dengan remaja putri. Berbeda dengan remaja putra, remaja putri mengasosiasikan perubahan tubuhnya dengan apakah terlihat lebih menarik atau tidak (Ferron, 1997). Remaja putri yang telah mengalami pubertas cenderung merasa tidak puas dengan ukuran dan bentuk tubuh. Ketidakpuasaan ini bisa menyebabkan munculnya perasaan tidak adekuat, kehilangan kendali diri, dan rendahnya self-esteem

  (O’Dea & Abraham, 2000).

  2.1.4 Dinamika Penyesuaian Diri Remaja Penyesuaian diri bukan merupakan sesuatu yang bersifat absolute atau mutlak. Tidak ada individu yang dapat melakukan penyesuaian dengan sempurna. Penyesuaian diri bersifat relatif artinya harus dinilai dan psikologis dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika penyesuaian diri remaja yaitu :

  1. Kebutuhan (Need) Yang dimaksud ialah kebutuhan yang bersifat internal. Dari faktor ini, penyesuaian diri ditafsirkan sebagai suatu jenis respon yang diarahkan untuk tuntutan yang harus diatasi oleh individu. Tuntutan- tuntutan untuk mengatasinya dalam sebuah prosesnya didorong secara dinamis oleh kebutuhan-kebutuhan internal yang disebut dengan need.

  2. Motivasi (motivation) Penafsiran terhadap karakteristik dan tujuan respon individu dan hubungannya dengan penyesuaian tergantung konsep-konsep yang menerangkan hakekat motivasi, seperti melalui teori stimulasi-respon, teori fisiologis, teori intrinsik, teori motivasi tidak sadar dan teori hedonistik.

  3. Persepsi (perception) Setiap individu dalam menjalani hidupnya selalu mengalami apa yang tersebut persepsi sebagai hasil penghayatannya terhadap berbagai jenis perangsang (stimulus) yang berasal dari lingkungan. Atkinson dan

  1) Sebagai bagian pembentukkan pengembangan sikap terhadap suatu objek atau peristiwa yang berarti akan berpengaruh terhadap perilaku penyesuaian diri yang lebih terarah.

  2) Sebagai pengembangan fungsi kognitif, afektif, dan konatif sehingga berpengaruh terhadap penyesuaian yang lebih utuh dan proporsional sesuai dengan pertimbangan dan pengalaman- pengalaman yang relevan.

  3) Meningkatkan keaktifan, kedinamisan, dan kesadaran terhadap lingkungan sehingga dapat menggerakkan motivasi untuk penyesuaian dari secara lebih sadar.

  4) Meningkatkan pengamatan dan penilaian secara objektif terhadap lingkungan sehingga perilaku penyesuaian diri lebih rasional dan realistis.

  5) Mengembangakan kemampuan pengelolaan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan sehingga dapat mendorong ke arah proses sosialisasi yang semakin mantap.

4. Kemampuan (capacity)

  Perkembangan kemampuan remaja dalam aspek kognitif, afektif,

5. Kepribadian (personality)

  Remaja yang sedang berkembang yang pesat dari segala aspeknya kepribadiannya pun menjadi sangat dinamis. Kedinamisan kepribadian remaja itu akan sangat mewarnai dinamika penyesuaian dirinya.

2.2 Konsep Dasar Perilaku Makan Pada Remaja Putri

  2.2.1 Definisi perilaku makan Menurut Le (2013) Definisi perilaku makan adalah tanggapan atau reaksi individu yang terbukti digerakkan atau di aktivitaskan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukkan individu untuk bertahan hidup dimana aktivitas tersebut untuk menyediakan kebutuhan nutrisi terutama untuk energi dan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Penelitian Tan (dalam Fradjia, 2008) mengatakan bahwa perilaku makan adalah suatu istilah untuk menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan tata karma makan, frekuensi makan, pola makan, kesukaan makan, dan pemeliharaan makanan.

  Perilaku makan pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diduga sebagai suatu cara untuk mengkompensasi penurunan aktivasi area penghargaan yang dirangsang oleh dopamine Wang, et al (2001) dalam Stuart & Laraia (2005) mengatakan bahwa leptin adalah sebuah protein yang meningkatkan asupan makanan, dan gliserin, juga mempengaruhi perilaku makan seseorang (Jimerson, D, (2002); Tanaka et al, 2002 (dalam Stuart & Laraia 2005)).

  2. Faktor psikologis Perpisahan dini, konflik individu, perasaan ketidakbergunaan, ketidakberdayaan, kesulitan menginterpretasikan perasaan dan bertoleransi terhadap fase emosional dan ketakutan terhadap kedewasaan dapat mempengaruhi perilaku makan pada remaja Greeno, Wing dan Shiffman, 2000; Stien dan Core 2003 (dalam Stuart & Laraia, 2005).

  3. Faktor lingkungan Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku makan seseorang. Keluarga dengan penyalahgunaan obat, bunuh diri, pembolosan, dan masalah emosional lainnya, dapat mempengaruhi perilaku makan anggota keluarga tersebut. Orang tua yang menunjukkan penolakkan terhadap orang-orang dengan kelebihan berat badan dapat keperawatan yang dapat dilakukan termasuk mengedukasi orang tua dan anak-anak tentang perilaku makan yang sehat White, 2000 (dalam Stuart & Laraia, 2005).

4. Faktor sosiokultural

  Pengaruh teman sebaya cukup besar di kalangan remaja. Menurut Newman dan Shichor (dalam Hurlock, 1994), remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya sebagai kelompok sehingga berpengaruh besar pada sikap, minat penampilan dan perilakunya, termasuk perilaku makan remaja.

  2.2.2 Gangguan perilaku makan Gangguan perilaku makan adalah suatu permasalahan yang serius, kadang sulit untuk disembuhkan dengan terapi, disertai banyak komplikasi medis dan angka mortalitas yang tinggi sejalan dengan tingkat komorbiditas psikiatri yang tinggi pula (Striegel-Moore, Wonderlich, Walsh & Mitchell, 2011). Gangguan perilaku makan diartikan suatu sindrom psiaktri yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan (Lisal, 2008). Thompson (dalam Sucita, 2008)

  2.2.3 Klasifikasi Gangguan Perilaku Makan Klasifikasi dari gangguan perilaku makan sebagai suatu gangguan mental dimulai dengan anorexia nervosa pada sekitar tahun 1970, diikuti dengan bulimia nervosa pada sekitar tahun 1980, dan klasifikasi untuk gangguan perilaku makan yang berbeda dari 2 klasifikasi tersebut (Levin & Becker, 2010). Berdasarkan panduan diagnostik dan statistik untuk gangguan mental edisi ke 4 (DSM-IV), gangguan perilaku makan dibagi menjadi 3 yaitu : AN, BN (Lemberg, 1991).

1. Anorexia Nervosa (AN)

  Anorexia Nervosa adalah gangguan makan disertai dengan keinginan untuk kurus yang dilakukan dengan cara menahan lapar.

  Anorexia Nervosa merupakan sebuah gangguan serius yang dapat menyebabkan kematian. Anorexia Nervosa mengandung tiga ciri utama, yaitu :

  1) Memiliki berat badan kurang dari 85% orang yang disebut normal, dilihat dari usia dan tinggi tubuh.

  2) Memiliki ketakutan yang intens terhadap penambahan berat badan. Ketakutan ini tidak hilang meskipun berat badan tubuh badan, sering kali menggunakan alat ukur tubuh, dan sering bercermin memandang tubuhnya sendiri dengan kritis (Seindenfeld, Sosin & Rickert, 2004). Anorexia nervosa biasanya dimulai diawal hingga pertengahan belasan tahun, sering kali diikuti dengan diet dan beberapa jenis stress

  (Lee et al, 2005). Anorexia nervosa 10 kali lebih banyak dialami oleh remaja putri dibandingkan remaja putra. Jika anorexia nervosa terjadi pada remaja laki-laki, maka biasanya gejala dan karakteristik lain (seperti distorsi gambaran tubuh dan konflik keluarga) yang biasanya dilaporkan, menyerupai dengan yang dilaporkan oleh perempuan yang mengalami gangguan ini (Araceli et al, 2005).

2. Bulimia Nervosa (BN)

  Bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana individu secara konsisten mengikuti pola makan berlebihan dan membersihkannya

  (binge and purge) . Para penderita bulimia ini makan terus-menerus,

  kemudian mengosongkan perut dengan cara membuat dirinya muntah- muntah atau menggunakan obat pencuci perut. Meskipun terdapat banyak orang yang melakukan hal ini dan kadangkala bereksperimen bahwa penderita bulimia berlebihan menilai berat dan bentuk tubuh dan penilaian yang berlebihan ini terkait dengan depresi yang lebih tinggi dan percaya diri yang rendah (Hrabosky et al, 2007). Tidak seperti penderita anorexia, orang yang makan terus-menerus biasanya memiliki rentang berat tubuh normal, yang membuat penderita bulimia sulit dideteksi.

  Bulimia nervosa biasanya dimulai di akhir masa remaja atau awal dewasa. Banyak wanita yang menderita bulimia nervosa pernah mengalami kelebihan berat tubuh sebelum gangguan ini muncul ; sering kali makan terus-menerus ini sering kali dimulai selama masa diet.

  Seperti anorexia nervosa, sekitar 70% individu yang menderita bulimia nervosa setelah beberapa waktu pulih dari gangguan (Agras et al, 2004).

  DSM-IV membagi BN kepada 2 bentuk yaitu purging dan

  

nonpurging. Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali

  makanan secara sengaja atau menyalahgunaan obat pencahar, diuretic atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa secara berlebihan.

  Mirip dengan AN, orang yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti depresi, ansietas, maupun permasalahan penyalahgunaan zat, akibat fisik dari BN antara lain, ketidakseimbangan elektrolit, masalah gastrointestinal, dan masalah yang berkaitan dengan rongga mulut dan gigi (APA, 2005).

  2.2.4 Pengukuran perilaku makan Identifikasi kecenderungan terjadinya gangguan perilaku makan pada umumnya menggunakan intrumen Eating Attitudes Test (EAT-26), EAT-

  26 tidak digunakan untuk mendiagnosis gangguan makan, namun untuk mengidentifikasi individu-individu yang memiliki kecenderungan gangguan dalam perilaku makan dan membutuhkan penanganan lebih lanjut (Anderson, 2004). EAT-26 telah digunakan sebagai alat skrining untuk menilai risiko gangguan perilaku makan di sekolah, kampus, hingga sampel berisiko seperti atlet dan sebagainya yang mencakup tiga aspek yaitu : 1.

  Dieting (perilaku diet) Komponen ini terdiri dari aspek menghindari makanan berlemak dan keinginan kuat untuk memiliki tubuh kurus.

3. Oral control (kontrol oral)

  Komponen ini terdiri dari aspek control diri dalam perilaku makan serta aspek tekanan yang diterima oleh orang lain atas kelebihan berat badan.

2.3 Indeks Massa Tubuh (IMT)

2.3.1 Pengertian indeks massa tubuh (IMT)

  Penilaian kategori berat badan seseorang apakah sudah ideal apa belum dengan cara yang dapat dilakukan secara antropometri. indeks massa tubuh (IMT) yang diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan

  ( )

  2

  . Penilaian IMT menggunakan 2 parameter yaitu, berat badan yang merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah zat gizi seperti protein, lemak, air dan mineral dan tinggi badan yang menjadi ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan skeletal (DepKes, 2003).

  IMT = Berat badan (kg)

  Tinggi Badan

  ( )

  2 Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh

2.4 Perilaku Diet

2.4.1 Pengertian perilaku diet

  Diet berasal dari bahasa yunani yang artinya cara hidup. Menurut Arthur (2010) mengatakan bahwa diet adalah program penghilang asupan makanan apapun dengan tujuan mengurangi berat badan.

  Menurut Hartanto (2006) mengatakan bahwa adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam hal makanan dan minuman yang dimakan oleh seseorang dari hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk mencapai tujuan dengan memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan.

  Menurut medis mengatakan bahwa perilaku diet merupakan perilaku pengaturan asupan (intake) makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan tujuan yang beraneka macam, salah satunya untuk menurunkan berat badan (Sutrianadewi, 2003).

  Diet merupakan suatu perencanaan atau pengaturan pola makan dan minum yang bertujuan untuk menurunkan berat badan atau menjaga kesehatan (Dariyo, 2004). Pendapat Dariyo sejalan dengan pendapat dari Papalia (dalam Dariyo, 2004) yang mengatakan diet adalah cara membentuk atau mencapai proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan.

2.4.2 Jenis-jenis diet

  Heinberg (2002) menyebutkan bahwa terdapat 2 jenis perilaku diet yang sering terjadi, yaitu :

  1. Diet Sehat Diet sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan jalan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah lemak, menambah aktifitas fisik secara wajar.

  Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan kalori ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang dianjurkan oleh pedoman gizi seimbang Anwar (dalam Elga, 2007).

  Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senatiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah:

  1) Berbagai macam variasi dari buah-buahan dan sayur-sayuran sebaiknya dikonsumsi paling sedikit 5 porsi sehari.

  3) Daging, ikan, dan sejenisnya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak.

  4) Susu dan produk-produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak yang rendah.

  5) Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik kentang, permen, dan minuman yang mengandung gula sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang.

  2. Diet tidak sehat Diet tidak sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan melakukan perilaku-perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti berpuasa atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat-obat penurunan berat badan, menahan nafsu makan atau laxative serta muntah dengan sengaja.

  Menurut Neumark-Stainzher (2002) dan Krowchuk et al (1998) menyebutkan bahwa macam-macam praktek diet terbagi menjadi 3 kategori :

  1) Diet sehat

  2) Diet tidak sehat

  Praktik diet tidak sehat misalnya melewatkan waktu makan (waktu sarapan, makan siang atau makan malam) dan berpuasa.

  3) Diet ekstrim

  Diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena pada umumnya menggunakan produk untuk mempercepat penurunan berat badan, seperti penggunaan pil pelangsing, pil diet, pil nafsu makan dengan perilaku kesehatan buruk misalnya dengan memuntahkan dengan sengaja, oalahraga yang berlebihan.

  2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet Menurut Denny Santoso (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet :

  1. Jenis kelamin Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan gizi pada laki-laki biasanya memerlukan kalori lebih banyak karena mempunyai otot yang lebih besar daripada perempuan.

  2. Usia Faktor kedua adalah usia. Kebutuhan gizi remaja berada pada

  3. Aktifitas Semakin banyak aktifitas yang dilakukan maka angka gizi yang diperlukan semakin banyak. Tentu saja angka kebutuhan gizi para remaja berbeda dengan angka kebutuhan gizi tukang bangunan.

  2.4.4 Dampak perilaku diet Menurut Hawks (2008) mengatakan bahwa perilaku diet dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu :

  1. Dampak biologis Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level systemic

  cortisol . Cortosol merupakan pertanda dari timbulnya stress, yang

  merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang rapuh.

  2. Dampak psikologis Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya penyesuaian diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intrapersonal.

  3. Dampak kognitif

  2.4.5 Pengukuran perilaku diet Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai perilaku diet pada umumnya mengacu pada alat ukur yang disusun oleh

  French, Perry, Leon dan Fulkerson (dalam Elga, 2007). Alat ukur ini terdiri dari dua metode penurunan berat badan, antara lain :

  1. Metode penurunan berat badan yang sehat Yang mencerminkan pola makan sehat dan olahraga. Metode ini terdiri dari : pengurangan kalori, memperbanyak olahraga, memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi cemilan, mengurangi asupan lemak, mengurangi permen atau makanan manis, mengurangi porsi makan yang dikonsumsi, mengubah tipe makanan, mengurangi konsumsi daging, mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi dan mengkonsumsi makanan-makanan rendah kalori.

2. Metode penurunan berat badan yang tidak sehat

  Yang mencerminkan usaha mengontrol berat badan yang tidak sehat. Metode ini terdiri dari : puasa (diluar ibadah), sengaja melewatkan waktu makan (sarapan, makan siang, makan malam), memperbanyak merokok, penggunaan laxative (obat pelancar buang air besar),

  2.4.6 Aspek perilaku diet Perilaku diet merupakan bagian dari pola makan. Aspek teoritis perilaku makan pertama kali dikemukakan oleh Schachter dan Radin dalam teori internal-eksternal obesitas. Aspek diet menurut Ruderman (1998) terdiri dari : 1.

  Aspek ekstrenal Aspek eksternal mencakup situasi yang berkaitan dengan cara makan dan faktor makanan itu sendiri, baik dari segi rasa, bau, dan penampilan makanan. Bagi yang melakukan diet aspek eksternal ini akan lebih bernilai apabila makanan yang tersedia adalah makanan yang lezat ( Wood et al, dalam Hartantri, 1998).

2. Aspek emosional

  Aspek emosional menunjukkan emosi yang lebih berperan dalam perilaku makan adalah emosi negatif, seperti kecewa, cemas, depresi dan sebagainya. Rasa cemas, rasa takut dan rasa khawatir yang timbul akan melahirkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengatasi keadaan stress dengan tidur, melakukan berbagai akitivitas fisik seperti olahraga, jalan-jalan, meminum-minuman keras, tinggi. Kondisi ini bisa menjadi kebiasaan makan yang salah karena dapat menaikkan berat badan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA PUTRI

1 2 15

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI (Di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

3 12 127

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 106

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAPPENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI (Studi Di Desa Plandi Dsn Parimono Kec.Jelakombo Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 98

PENETAPAN KADAR KLORIN (Cl2) PADA BERAS NONSUBSIDI (Studi Di Pasar Tanjung Mojokerto) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 60

APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP REMAJA PEROKOK (Studi Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 113

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 94

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

3 33 120

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 117