BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 11468aca03 BAB VIIBAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRST CIPTA KARYA
BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Penjabaran kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan
program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman,
khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100, dikaitkan
dengan sasaran program dengan target yang harus dicapai. Terdapat
arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan
bidang Cipta Karya khususnya pada setiap sektor baik di tingkat Pusat
maupun di tingkat kabupaten/kota.7.1.1. Kondisi Eksisting Belum terdapatnya data detail mengenai kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100, dilengkapi dengan SK bupati/walikota. Dikarenakan adanya perubahan kelembagaan, program-program berkaitan dengan permukiman yang berada di bawah penanganan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan masih dalam tahap perencanaan. Dan juga belum terdapatnya data kondisi eksisting permukiman perdesaan secara lebih detail, permukiman nelayan, rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil.
Bidang Cipta Karya
Mengenai potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman, pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan di kabupaten/kota terkait dengan pembangunan
kawasan permukiman, baik di perkotaan maupun perdesaan
7.1.2. Sasaran Kebutuhan Program
Tabel 7.1 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan PermukimanSASARAN PROGRAM TOTAL NO URAIAN SASARAN PROGRAM LUAS TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN KAWASAN 2017 2018 2019 2020 2021 KET (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
1 Kawasan Kumuh Perkotaan 132,804 131,236 129,052 127,484 125,3 140 Ha
2 Kawasan Permukiman Perdesaan
3 Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana dsb)
7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan diarahkan pada kawasan strategis Pusat Pemerintahan dan Pusat Agropolitan Kota Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. Selain itu, untuk pemenuhan kebutuhan lahan
Bidang Cipta Karya bagi Peruntukan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kebutuhan taman kota diarahkan pada kawasan Muara Beliti.
Muara Beliti juga mengemban peran sebagai ibukota kabupaten dengan fungsi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, dan pusat kebudayaan.
Tabel 7.2 Rencana Sistem Pengembangan Bagian Wilayah Perkotaan Muara BelitiBlok Sub Blok No. Kelurahan/Desa Luas (Ha) Fungsi dan Peran Kawasan Peruntukan Peruntukan
1. BWP A BWP A 1 Beliti Baru 974,97 Pusat pelayanan utama perkotaan ibukota kabupaten, BWP A 2 1.349,04 pusat pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa, pendidikan dan jasa kesehatan, permukiman, prasarana dan sarana agropolitan center.
2. BWP B BWP B 1 Pasar Beliti 876,85 Pusat pelayanan kedua, pusat pemerintahan kecamatan, `BWP B 2 903,31 perumahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, industri perkebunan rakyat, sub pusat kegiatan agropolitan
3. BWP C BWP C 1 Pedang 148,88 Pusat Pelayanan ketiga, perumahan, perdagangan dan BWP C 2 153,60 jasa, pendidikan, industri, pemerintahan desa, perkebunan rakyat, sub pusat kegiatan agropolitan
4 BWP D BWP D 1 Air Satan dan 139,95 Pusat Pelayanan keempat, BWP D2 Tanah Priuk 951,85 pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan,perumahan, pemerintahan desa, sub pusat kegiatan agropolitan
Luas 5.678,45
Sumber : RTRW Kabupaten Musi Rawas 2011-2031
Bidang Cipta Karya7.2.2. Sasaran Kebutuhan Program
NO URAIAN SASARAN PROGRAM SASARAN PENANGANAN SASARAN PROGRAM KET
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2019 TAHUN 2020
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
IMB
Bangunan ber
6 Turbinwas BG …. %
127143 m²
5 Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.
4 Pengembangan RTH 190175 m 2
…. Kawasan
3 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan
…. m 2
Bidang Cipta Karya Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Potensi utama terletak pada posisi kawasan yang strategis sebagai lokasi pengembangan khususnya di kawasan Muara Beliti, sesuai dengan fungsi kawasan sebagai ibukota kabupaten Musi Rawas. Jalur sirkulasi menghubungkan kawasan dengan pusat kota. Serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
TAHUN
2017
Tabel 7.3 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tantangan yang terjadi, penyelenggaraan Bangunan Gedung yang kurang tertib dan efisien, masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik, banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan keamanan dan kenyamanan;
1 Penyelenggaraan Bangunan Gedung 15426 m 2
7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
7.3.1. Kondisi Eksisting
NO KECAMATAN LOKASI TAHUN PEMBUATAN SUMBER AIR BAKU LAMA OPERASI KAPASITAS (JAM) (L/DETIK)
1
4 Sosial
3 Instansi Pemerintah / Kemhan/ TNI 131
76
2 Usaha / Niaga
1 Rumah Tangga 4.535
3
2
Tabel 7.5 Data Pelayanan BLUD-SPAM Kabupaten Musi RawasNo Pelanggan Jumlah
5 Industri
30 Sumber: BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas
3
14 MUARA LAKITAN DESA TRANS SUBUR 2015 S. MUSI
20
2
13 TIANG PUMPUNG KEPUNGUT DESA MUARA KATI BARU 2014 S. BELITI
32
20
6 HU/MCK/TA
96.000
2016
Sumber: BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas
184.588
3
2015
133.972
2
2014
1
2
3
2
1
No Panjang Pipa (m) Tahun
Tabel 7.6 Panjang Pipa BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas8 Total Pelanggan 4.774 Sumber: BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas
7 Lain-lain
10
Bidang Cipta Karya
Tabel 7.4 Daftar UPT BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas5
4 TUGUMULYO DESA E. WONO KERTO 2009 S. MEGANG
60
8
3 MUARA BELITI KEL. MUARA BELITI 2008 S. BELITI
10
6
2 MEGANG SAKTI KEL. TALANG UBI 1997 S. SENARO
8
20
1 JAYALOKA DESA GIRIYOSO 1997 SUMUR BOR
7
6
5
4
3
2
1
12
5 MUARA LAKITAN KEL. MUARA LAKITAN 2010 S. MUSI
20
9 SP. SEMAMBANG DESA SEMAMBANG 2012 S. KELINGI
2
11 SUMBER HARTA KEL. SUMBER HARTA 2013 DANAU AUR
20
4
10 SELANGIT DESA SELANGIT 2013 S. SELANGIT
20
3
20
5
4
8 TERAWAS DESA TERAWAS 2010 S. LAKITAN
5
7 JAYALOKA DESA SIDODADI 2010 SUMUR BOR
10
6
6 MUARA KELINGI KEL. MUARA KELINGI 2010 S. MUSI
20
12 BTS ULU CECAR 2014 S. LAKITAN
Investasi pengembangan SPAM masih bergantung dari alokasi dana APBD dan APBN. Belum mengoptimalkan sumber pendanaan dari potensi masyarakat dan dunia usaha/swasta. Tantangan dalam peningkatan cakupan SPAM adalah masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani SPAM. Selain itu program peningkatan kinerja operasi unit pengolahan air minum, optimalisasi kapasitas unit dan penambahan jaringan perpipaan distribusi belum optimal. Potensi pengembangan SPAM antara lain melalui pemanfaatan DAK Air Minum, Hibah Air minum dan peminatan untuk mengikuti proyek bantuan pengembangan SPAM terkait upaya pencapaian sasaran serta peningkatan kewirausahaan berbasis masyarakat.
7.3.2. Sasaran Kebutuhan Program
Tabel 7.7 Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAMKONDISI SASARAN PROGRAM URAIAN SASARAN NO
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Sistem Perpipaan
Kebocoran (%) 30% 28% 26% 24% 23% 22% Cakupan Pelayanan
53% 54% 53% 53% 53% 53% Penduduk (%) 295 Lt/Detik 325 Lt/Detik 355 Lt/Detik 385 Lt/Detik
Kapasitas Terpasang 250 Lt/Detik 255 Lt/Detik 142 Lt/Detik 174 Lt/Detik 194 Lt/Detik 214 Lt/Detik 234 Lt/Detik Idle Capacity 140 Lt/detik
2. Sistem Bukan Perpipaan
Cakupan Pelayanan … %
Penduduk (%) Kapasitas Terpasang
….. Lt/Detik
3. Kinerja PDAM
Aspek Keuangan (Skor Skor: …. penilaian BPPSPAM)
Aspek Pelayanan (Skor Skor: …. penilaian BPPSPAM)
Aspek Operasional(Skor Skor: …. penilaian BPPSPAM)
Aspek SDM (Skor Skor: …. penilaian BPPSPAM)
Bidang Cipta Karya
7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
7.4.1. Kondisi Eksisting
Bidang Cipta Karya
Sistem Air Limbah Permukiman 2% BABS WC Helikopter 2% BABS Kebun/ pekarangan 3% BABS Lubang Galian 20% BABS Sungai 3% BABS Selokan 2% Dan lain-lain
Pengumpulan dan penampungan/pengolahan awal Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK = 50.132 KK Kesimpulan : Penyaluran Akhir Tinja Rumah Tangga yang Aman = 89,8 % (67.192 KK) Penyaluran Akhir Tinja Rumah Tangga Tidak Aman = 10,2 % (7.632 KK) Pengangkutan/ Pengaliran Praktek Pengurasan tangki septik 0,9% atau 673 KK
Pengolahan Akhir Terpusat Belum ada IPLT dan IPAL Komunal Daur Ulang/ Pembuangan Akhir Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah Perencanaan Teknis dll Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi Aspek Pengembangan sarana dan prasarana
33% MCK/WC Umum, yaitu: 67% Jamban pribadi Kepemilikan jamban di kabupaten Musi rawas adalah 70% dengan rincian: Jumlah Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014: 374. 119 Jiwa atau 74.824 KK Keterangan: Kesimpulan:
Prosentase tangki septik aman: 89,8
% atau 67.192 KK 68% 2% 2% 3% 20% 3% 2% Jamban Pribadi WC Helikopter Kebun/pekarangan Lubang Galian Sungai Selokan Dan lain-lain Sistem PersampahanPelayanan sampah 7,5%/hari Penampungan Sementara (TPS) Pengumpulan Setempat Pengangkutan Masih kurangnya sarana pengangkut khusus Dump Truck
Proyek 3R 90% masih belum melakukan pemilahan, baru ada 1 kelompok proyek 3R
Daur Ulang/ Tempat Pemrosesan Akhir Perencanaan Belum tersedia dokumen perencanaan penunjang TPAPengelolaan TPA masih menggunakan sistem Open Dumping dan perlu adanya penambahan tpa baru Masih diperlukan unit gerobak sampah, untuk pelayanan perdesaan sempit, dan belum adanya skema strategi kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan Produksi sampah Kab Musi Rawas/hari =
1.3674 m 3 /hari 2,8% diangkut tukang sampah 97,2% tidak diangkut tukang sampah Baru ada 1 TPS Data Eksisting Persampahan Penduduk Musi Rawas pada tahun 2014 berjumlah 374.119 jiwa berarti produksi sampahnya perhari sekitar 511.698 kg atau 51.170 ton/hari Keterangan: Layanan Penanganan Sampah RT Kesimpulan: 97% 3% tidak diangkut tukang sampah diangkut tukang sampah
7.4.2. Sasaran Kebutuhan Program
URAIAN SASARAN PROGRAM KONDISI SASARAN PROGRAM EKSISTING TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2017 2018 2019 2020 2021
Bidang Cipta Karya Sistem Drainase Lingkungan
Pengelolaan Persampahan
2 Ha
4 Ha
6 Ha
8 Ha
10 Ha
12 Ha
Luas genangan di permukiman
2,8 ton/hari
136,774 m3 341,935 369,2898 396,6446 423,9994 451,3542 Jumlah sampah diolah di akhir (TPA)
7,5% /hari 30,00% 33,00% 36,00% 39,00% 42,00% Jumlah sampah diolah dari sumber (3R)
Cakupan Pelayanan Persampahan
Kapasitas IPLT 21 m 3 23,1 24,15 25,2 26,25 27,3 2.
Penampungan /pengolahan awal Data lain selain studi EHRA 2013 : Perencanaan
Setempat … %
… % Cakupan Pelayanan SPAL
Cakupan Pelayanan SPAL Terpusat
8 1. Sistem Pengolahan Air Limbah
7
6
5
4
3
2
1
Tabel 7.8 Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP NO.62,3% 12,9% 1,7% 23,1% air dapat mengalir air tidak dapat mengalir saluran air kering tidak ada saluran
Kesimpulan: 12,9 air tidak dapat mengalir 23,1% tidak ada saluran Ditemukan sekitar 30,3% rumah tangga memiliki rumah yang terdapat genangan air Grey Wat er masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan Belum tersedia dokumen Master Plan perencanaa Drainase dan detail pendukung Pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga Kondisi drainase lingkungan berdasarkan studi EHRA 2013: 62,3 air dapat mengalir 1,7% saluran air kering Data Eksisting Drainase Keterangan: Cakupan Layanan masih sebesar 33% Fungsi Drainase 65%